(PA-0306-76)
(AASHTO-T51-74)
(ASTM-D13-64)
2. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan nilai daktilitas suatu
bahan aspal. Cara uji ini dilakukan menentukan persen elastisitas aspal setelah
ditarik dengan alat daktilitas dengan kecepatan 5 cm/menit ± 5% dan pada
temperature (25 ± 0,5) °C sampai panjang yang ditentukan.
3. TEORI
Pengujian daktilitas aspal yaitu untuk menentukan keplastisan suatu aspal,
apabila digunakan nantinya aspal tidak retak. Percobaan ini dilakukan dengan
cara menarik benda uji berupa aspal dengan kecepatan 50 mm/menit pada
suhu 25˚C dengan dengaa toleransi ± 5 %.
Sifat reologis daktilitas digunakan untuk mengetahui ketahanan aspal
terhadap retak dalam penggunaannya sebagai lapis perkerasan. Aspal dengan
daktilitas yang rendah akan mengalami retak-retak dalam penggunaannya
karena lapisan perkerasan mengalami perubahan suhu yang agak tinggi. Oleh
karena itu aspal perlu memiliki daktilitas yang cukup tinggi.
Sifat daktilitas dipengaruhi oleh sifat kimia aspal, yaitu susunan senyawa
hidrokarbon yang dikandung oleh aspal tersebut. Standar regangan yang
dipakai adalah 100 – 200 cm.
Pada pengujian daktilitas disyaratkan jarak terpanjang yang dapat ditarik
antara cetakan yang berisi bitumen minimum 100 cm.
4. PERALATAN
a. Cetakan (mould) terbuat dari kuningan
b. Pelat dasar harus dibuat dari bahan yang tidak menyerap benda uji dengan
ketebalan yang cukup untuk mencegah terjadinya deformasi dan dengan
ukuran yang cukup untuk meletakkam satu sampai tiga cetakan.
c. Bak perendam ( Waterbath )
d. Mesin penguji untuk menarik benda uji yang sedemikian rupa sehingga
dapat menjaga benda uji terendam dalam air sesuai ketentuan dan menarik
benda uji tersebut dengan kecepatan tetap serta tidak menimbulkan getaran
selama pengujian berlangsung.
e. Thermometer.
f. Kompor gas.
g. Vaseline.
5. BENDA UJI
Melakukan persiapan benda uji dengan cara sebagai berikut:
a. Memasang cetakan dan meletakkan pada pelat dasar yang mendatar dan
permukaannya rata sehingga permukaan pelat dasar agar dapat
bersentuhan (rapat) dengan seluruh bagian bawah cetakan.
6. PROSEDUR PENGUJIAN
a. Mempersiapkan peralatan dan bahan.
b. Memasang benda uji pada mesin penguji dengan cara mengaitkan masing-
masing lubang di kedua ujung benda uji pada masing-masing pengait di
mesin penguji.
c. Mengatur kedudukan benda uji sedemikian rupa sehingga jarum penunjuk
jarak berada pada posisi 0 (nol) cm.
d. Selama pengujian, benda uji harus berada dalam cairan sedikitnya 2,5 cm
dibawah permukaan cairan dan 2,5 cm di atas bak peredam.
e. Selama pengujian temperature cairan harus selalu pada temperature (25 ±
0,5) °C atau pada temperatur pengujian yang di inginkan.
f. Menarik benda uji dengan kecepatan yang konstan 5 cm/menit hingga
benda uji tersebut putus.
g. Mematikan mesin penguji dan ukur perpanjangan benda uji.
MULAI SELESAI
ITEM SUHU
PUKUL
Aspal dipanaskan 11.00 11.15 Suhu Oven 80-100⁰C
Didiamkan pada suhu ruang 11.15 12.15 Suhu Ruang 27⁰C
Direndam pada 25⁰C 12.15 13.15 Suhu Waterbath 25⁰C
Pemeriksaan daktilitas pada suhu 25⁰C 13.15 14.00 Suhu Alat 25⁰C
PEMERIKSAAN
No. Waktu (detik) Jarak (mm)
1 60 50
2 120 100
3 180 150
4 240 200
5 300 250
6 360 300
7 420 350
8 480 400
9 540 450
10 600 500
11 660 550
12 720 600
13 780 650
14 840 700
15 900 750
16 960 800
17 1020 850
18 1080 900
19 1140 950
20 1200 1000
21 1260 1050
22 1320 1100
23 1380 1150
1440 1200
Mesin Daktalitas
Thermometer
Fungsinya : untuk
mengetahui nilai keplastisan Fungsinya : untuk mengukur
aspal suhu
Kompor
Vaseline
Fungsinya : untuk memanaskan
dan mencairkan benda uji Fungsinya : agar aspal yang
dicetak tidak lengket pada Mold
10. KESIMPULAN
a. Dari hasil percobaan diperoleh daktilitas dari aspal yang diuji adalah 1200
mm
b. Hasil daktilitas adalah 1200 mm ( 100cm) berarti aspal yang diuji
memiliki mutu yang baik atau memiliki daya ikat yang baik untuk
perkerasan konstruksi jalan.
c. Dalam daktilitas suatu suhu sangat penting, yaitu:
- pada saat pemanasan : suhu 80°C-100°C
- pada saat pendinginan : suhu 27°C
- pada saat perendaman : suhu 25°C
11. SARAN
a. Menyediakan dan melengkapi alat – alat prektikum Jalan Raya di UMSU
agar praktikan tidak lagi melakukan praktikum di USU (tempat lain).
b. Memperbanyak peralatan praktikum agar pada saat praktikum,
mahasiswa/praktikan tidak berebut alat praktikum yang akan digunakan
c. Menambahkan pendingin ruangan di laboraturium Teknik Sipil UMSU
agar praktikan nyaman pada saat berada dan melakukan praktikum di
laboratorium.