Anda di halaman 1dari 7

ASPHALT DUCTILITY TEST

(PA-0306-76)
(AASHTO-T51-74)
(ASTM-D13-64)

1. TANGGAL DAN TEMPAT PRAKTIKUM


HARI / TANGGAL : RABU / 21 MEI 2014
TEMPAT : DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan nilai daktilitas suatu
bahan aspal. Cara uji ini dilakukan menentukan persen elastisitas aspal setelah
ditarik dengan alat daktilitas dengan kecepatan 5 cm/menit ± 5% dan pada
temperature (25 ± 0,5) °C sampai panjang yang ditentukan.

3. TEORI
Pengujian daktilitas aspal yaitu untuk menentukan keplastisan suatu aspal,
apabila digunakan nantinya aspal tidak retak. Percobaan ini dilakukan dengan
cara menarik benda uji berupa aspal dengan kecepatan 50 mm/menit pada
suhu 25˚C dengan dengaa toleransi ± 5 %.
Sifat reologis daktilitas digunakan untuk mengetahui ketahanan aspal
terhadap retak dalam penggunaannya sebagai lapis perkerasan. Aspal dengan
daktilitas yang rendah akan mengalami retak-retak dalam penggunaannya
karena lapisan perkerasan mengalami perubahan suhu yang agak tinggi. Oleh
karena itu aspal perlu memiliki daktilitas yang cukup tinggi.
Sifat daktilitas dipengaruhi oleh sifat kimia aspal, yaitu susunan senyawa
hidrokarbon yang dikandung oleh aspal tersebut. Standar regangan yang
dipakai adalah 100 – 200 cm.
Pada pengujian daktilitas disyaratkan jarak terpanjang yang dapat ditarik
antara cetakan yang berisi bitumen minimum 100 cm.

Kelompok : IX MARSHALL TEST Hal:


Adapun tingkat kekenyalan dari aspal adalah :
· < 100 cm = getas
· 100 - 200 cm = plastis
· > 200 cm = sangat plastis liat
sifat daklitas ini sangat dipengaruhi oleh kimia aspal yaitu akibat susunan
senyawa karbon yang dikandungnya. Bila aspal banyak mengandung senyawa
prakin dengfan senyawa panjang, maka daktalitas rendah. Demikian aspal
didapatkan dari blowing, dimana gugusan aspal hidrokarbon tak jenuh yang
mudah menyusut sedangkan yang banyak mengandung parakin karena
susunan rantai hidrokarbonya dan kekuatan strukturnya kurang plastis.

4. PERALATAN
a. Cetakan (mould) terbuat dari kuningan
b. Pelat dasar harus dibuat dari bahan yang tidak menyerap benda uji dengan
ketebalan yang cukup untuk mencegah terjadinya deformasi dan dengan
ukuran yang cukup untuk meletakkam satu sampai tiga cetakan.
c. Bak perendam ( Waterbath )
d. Mesin penguji untuk menarik benda uji yang sedemikian rupa sehingga
dapat menjaga benda uji terendam dalam air sesuai ketentuan dan menarik
benda uji tersebut dengan kecepatan tetap serta tidak menimbulkan getaran
selama pengujian berlangsung.
e. Thermometer.
f. Kompor gas.
g. Vaseline.

5. BENDA UJI
Melakukan persiapan benda uji dengan cara sebagai berikut:
a. Memasang cetakan dan meletakkan pada pelat dasar yang mendatar dan
permukaannya rata sehingga permukaan pelat dasar agar dapat
bersentuhan (rapat) dengan seluruh bagian bawah cetakan.

Kelompok : IX MARSHALL TEST Hal:


b. Melapisi permukaan pelat dasar dan bagian dalam cetakan dengan vaseline
untuk mencegah melekatnya pada benda uji.
c. Memanaskan contoh uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemanasan
setempat yang berlebih.
d. Setelah mengaduk rata, menuangkan contoh uji kedalam cetakan secara
hati-hati agar tidak merusak posisi cetakan. Mengisi Cetakan dari ujung ke
unjug sampai penuh dan sedikit berlebih.
e. Membiarkan cetakan yang terisi benda uji pada temperatur ruang sampai
dingin atau selama 30-40 menit. Kemudian merendam pelat dasar dan
cetakan yang berisi benda uji ke dalam bak perendam dengan temperatur
(25 ± 0,5) °C atau sesuai temperatur pengujian yang diinginkan selama 85-
95 menit.
f. Memotong bagian permukaan benda uji yang berlebih dengan pisau atau
spatula panas hingga permukaan uji rata dengan cetakan
g. Melepaskan cetakan dan benda uji dari pelat dasar, kemudian segera
lakukan pengujian.

6. PROSEDUR PENGUJIAN
a. Mempersiapkan peralatan dan bahan.
b. Memasang benda uji pada mesin penguji dengan cara mengaitkan masing-
masing lubang di kedua ujung benda uji pada masing-masing pengait di
mesin penguji.
c. Mengatur kedudukan benda uji sedemikian rupa sehingga jarum penunjuk
jarak berada pada posisi 0 (nol) cm.
d. Selama pengujian, benda uji harus berada dalam cairan sedikitnya 2,5 cm
dibawah permukaan cairan dan 2,5 cm di atas bak peredam.
e. Selama pengujian temperature cairan harus selalu pada temperature (25 ±
0,5) °C atau pada temperatur pengujian yang di inginkan.
f. Menarik benda uji dengan kecepatan yang konstan 5 cm/menit hingga
benda uji tersebut putus.
g. Mematikan mesin penguji dan ukur perpanjangan benda uji.

Kelompok : IX MARSHALL TEST Hal:


h. Benda uji dapat dikatakan memenuhi syarat pemeriksaan apabila mencapai
100 cm.
i. Setelah selesai, membersihkan dan merapikan peralatan yang telah
digunakan.

Kelompok : IX MARSHALL TEST Hal:


7. HASIL PENGAMATAN
Dari hasil pengamatan sample dan pembacaan alat eksperimen yang dilakukan
diperoleh pembacaan alat 1000 mm – 1050 mm (belum putus).

MULAI SELESAI
ITEM SUHU
PUKUL
Aspal dipanaskan 11.00 11.15 Suhu Oven 80-100⁰C
Didiamkan pada suhu ruang 11.15 12.15 Suhu Ruang 27⁰C
Direndam pada 25⁰C 12.15 13.15 Suhu Waterbath 25⁰C
Pemeriksaan daktilitas pada suhu 25⁰C 13.15 14.00 Suhu Alat 25⁰C

PEMERIKSAAN
No. Waktu (detik) Jarak (mm)
1 60 50
2 120 100
3 180 150
4 240 200
5 300 250
6 360 300
7 420 350
8 480 400
9 540 450
10 600 500
11 660 550
12 720 600
13 780 650
14 840 700
15 900 750
16 960 800
17 1020 850
18 1080 900
19 1140 950
20 1200 1000
21 1260 1050
22 1320 1100
23 1380 1150
1440 1200

Kelompok : IX MARSHALL TEST Hal:


8. GAMBAR ALAT

Mold (Cetakan) Bak Perendam (Water Bath)


Fungsinya : sebagai tempat Fungsinya : Sebagai tempat
cetakan untuk merendam benda uji

Mesin Daktalitas
Thermometer
Fungsinya : untuk
mengetahui nilai keplastisan Fungsinya : untuk mengukur
aspal suhu

Kompor
Vaseline
Fungsinya : untuk memanaskan
dan mencairkan benda uji Fungsinya : agar aspal yang
dicetak tidak lengket pada Mold

Kelompok : IX MARSHALL TEST Hal:


9. APLIKASI LAPANGAN
 Sebagai pengetesan untuk menetukan nilai daktilitas suatu bahan aspal
dengan menentukan persen elastisitas aspal setelah ditarik dengan alat
daktilitas.
 Sebagai pengetesan mengetahui elastisitas bahan aspal yang ditunjukkan
oleh benang aspal yang ditarik hingga putus

10. KESIMPULAN
a. Dari hasil percobaan diperoleh daktilitas dari aspal yang diuji adalah 1200
mm
b. Hasil daktilitas adalah 1200 mm ( 100cm) berarti aspal yang diuji
memiliki mutu yang baik atau memiliki daya ikat yang baik untuk
perkerasan konstruksi jalan.
c. Dalam daktilitas suatu suhu sangat penting, yaitu:
- pada saat pemanasan : suhu 80°C-100°C
- pada saat pendinginan : suhu 27°C
- pada saat perendaman : suhu 25°C

11. SARAN
a. Menyediakan dan melengkapi alat – alat prektikum Jalan Raya di UMSU
agar praktikan tidak lagi melakukan praktikum di USU (tempat lain).
b. Memperbanyak peralatan praktikum agar pada saat praktikum,
mahasiswa/praktikan tidak berebut alat praktikum yang akan digunakan
c. Menambahkan pendingin ruangan di laboraturium Teknik Sipil UMSU
agar praktikan nyaman pada saat berada dan melakukan praktikum di
laboratorium.

Kelompok : IX MARSHALL TEST Hal:

Anda mungkin juga menyukai