Anda di halaman 1dari 4

BAB II

UJI RESISTIVITY

2.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum uji resistivity adalah untuk mengetahui ketahanan beton
terhadap korosi pada baja tulangan.
2.2 Standar Pengujian
1. Resipod Family Operating Instruction
2.3 Dasar Teori
Resistivitas adalah salah satu faktor utama yang berpengaruh pada terjadinya
korosi pada sebuah baja. Korosi terjadi karena adanya aliran ion antara anoda dengan
katoda pada tulangan beton. Resistivitas mengontrol laju aliran ion tersebut dan
karenanya resistivitas berdampak langsung pada peristiwa korosi. Dengan mengukur
resistivitas beton, kita dapat menentukan cepat lambatnya suatu struktur mengalami
korosi yang akan mengakibatkan penurunan kualitas beton. Korosi yang lambat bisa
menjadi indikasi gejala dini agar segera dilakukan penanganan. Analisa data dari
pengujian ini bisa lebih informatif jika dikombinasikan dengan pengujian Half-Cell
potential untuk menemukan titik panas pasti kemungkinan korosi.
Dengan metode Wenner’s four probe, Resipod dirancang sebagai resistivitas meter
untuk mengukur resistivas listrik beton atau batu. Resistivitas yang dihitung tergantung
pada jarak dari probe.
𝟐.𝛑.𝐚.𝐕
ρ (resistivitas) = 𝑰

Rumus tersebut adalah rumus untuk menentukan nilai resistivitas dari beton dengan
menggunakan alat resistivitas. Apabila arus yang terjadi besar maka laju aliran ion – ion
juga akan semakin tinggi, sehingga akan membuat tulangan beton sangat berpotensi untuk
terkena korosi. Ada 2 hal penting yang perlu diperhatikan pada rumus resistivitas tersebut,
yaitu ρ (resistivitas) dan I (arus yang terjadi). Pada rumus, dapat dikatakan bahwa
hubungan antara nilai ρ dengan I saling berbanding terbalik. Semakin besar resistivitas
maka nilai arusnya semakin kecil, sehingga laju aliran ion – ion pada baja tidak terlalu
berdampak korosi. Namun sebaliknya, apabila nlai resistivitas rendah maka arus yang
terjadi akan besar, sehingga akan berdampak pada resiko terjadi korosi pada baja tulangan
semakin tinggi karena baja dialiri ion – ion semakin tinggi.

2.4 Alat dan Bahan


1) Resipod Profometer

2) Alat Tulis

3) Pelat beton ukuran 4 m x 4,5 m x 0,1 m

2.5 Langkah Praktikum


1. Siapkan peralatan, dan area beton yang akan diuji.
2. Tandai titik-titik pelat beton yang akan diuji.
3. Basahi permukaan yang akan diuji
4. Lakukan pengujian pada titik dengan alat Resipod-Resistivity meter
5. Pindahkan alat uji drai titik ke titik sebanyak 5 cm
6. Kemudian catat hasil pembacaan pada instrument alat.
7. Lakukan pembacaan arah X dan arah Y
8. Hitung nilai rata-rata data yang telah dihasilkan.
Gambar 2.1 Praktikum resistivity test

2.6 Hasil Praktikum


Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagaimana dalam
tabel berikut :
Tabel 2.1 Hasil Praktikum Resistivity
No Lokasi Bacaan Resistivity Rata2
Kondisi
1 2 3 4 5 6 kΩcm
1 A 85,9 85,9 80,9 116,3 72,6 56,6 83,03 LOW RISK
2 B 54,6 80,5 90,3 67,4 44,7 31,2 61,45 LOW RISK
3 C 22,6 70,1 71,1 64,6 44,1 65,4 56,32 LOW RISK
4 D 41,1 59,3 57,1 60 48,6 65,7 55,30 LOW RISK
5 E 31,5 41 48,9 45,3 57,3 35,3 43,22 MODERATE
RISK
6 F 27,5 55,3 33 53,6 96,3 75,7 56,90 LOW RISK

2.7 Kesimpulan
Dari 6 titik pengujian resistivity, didapatkan hasil seperti di atas. Menurut manual
alat Resipod telah ditetapkan angka hasil pengujian resistivity (semen Portland biasa
dengan suhu 20°C) sebagai berikut:

Gambar 2.1 Estimasi potensial korosi (Resistivity)


(Resipod Manual Instruction)
Gambar 2.2 Indikasi tingkat korosi (Langford and Broomfield, 1987)
(Resipod Manual Instruction)

Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa dari rata-rata resistivity 6 titik
pengujian berpeluang rendah terjadinya korosi, karena nilai rata-rata resistivitynya
sama dengan 50 kΩ cm sampai 100 kΩ cm. Sementara, indikasi tingkat korosi
rendah karena nilai resistivity lebih dari 20 kΩ cm.

Anda mungkin juga menyukai