Anda di halaman 1dari 16

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB I
REBAR LOCATOR

I.1. DASAR TEORI


Evaluasi kekuatan dan kelayakan struktur bangunan atau biasa disebut dengan
assessment adalah sebuah metode yang biasa dilakukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya perubahan kualitas struktur akibat kebakaran, gempa, serta
mengetahui indikasi apakah suatu gedung tersebut sudah dikerjakan atau dilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah direncanakan. Dalam pengujian kekuatan
dan kelayakan struktur terdapat 2 jenis pengujian, yaitu pengujian non destruktif yang
besifat tidak merusak elemen struktur eksisting (Non Destructive Test, NDT) dan
pengujian destruktif yang bersifat merusak elemen struktur eksisting (Destructive Test).
Jenis – jenis Non Destructive Test (NDT) adalah Ultrasonic Pulse Velocity, Half Cell
Potential, Resistivity, Rebar Locator (Covermeter), dll.

Pengujian covermeter atau rebar locator test adalah pengujian yang bertujuan untuk
mengetahui tebal selimut beton, serta mengetahui letak tulangan yang terpasang pada
elemen struktur yang ditinjau sehingga dapat diketahui sketsa penulangan serta jarak
antar tulangan yang terpasang. Pengujian rebar locator adalah dengan menggunakan
alat Profometer 5 + Rebar locator.

I.2. TUJUAN PRAKTIKUM


Adapuntujuandaripraktikuminiadalah

- Mengetahuitebalselimutbeton pada elemenbeton.


- Mengetahuiletaktulangan yang terpasang pada elemenbeton.

Praktikum Gedung | 1
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

I.3. STANDART UJI PRAKTIKUM


Standarpengujian pada uji bar locator menggunakanProfometer 5 + Rebar locator
adalahdenganmengacu pada BS 1181 – part 204 (British Standard for testing concrete,
recommendations for the use of electromagnetic covermeter).

I.4. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakanpraktikuminiadalah

I.5. LANGKAH KERJA


Langkah-langkahcarakerjapraktikum rebar locator sebagaiberikut :

1. Menyiapkanalat dan bahanyaituProfometer 5+ dariProceq dan Plat Betonberukuran


1m x 0,6m x 0,15m sertaspidol.

2. Membersihkan Plat Betondaridebu, kotoran dan benda – benda lain yang


menggangguselama proses pengujian agar akurasialatdalammembacatulangan dan
tebalselimuttidakterganggu.

Praktikum Gedung | 2
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

3. Melakukanpembacaan pada Plat BetondenganmenggunakanProfometer 5+


dariProceq, ketikaprofometermendeteksitulanganmakaalatakanberbunyi.
Tebalselimutdaribeton yang diujidapatdibaca pada layer yang terdapat pada
Profometer 5+ dariProceq.

4. Menandaitulangan yang terbaca oleh alatdenganmenggunakanspidol/crayon warna.


Lakukanpembacaan pada arah x dan arah y dari plat beton yang ditinjau.

5. Ulangipembacaan pada plat betonbeberapa kali dan sketsaulangtulangan – tulangan


yang tidakterbaca pada pembacaansebelumnyasertacatatjarakantartulangan dan
tebalselimutnya.

Praktikum Gedung | 3
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

I.6. ANALISA DAN PEMBAHASAN


Dari pengujian bar locator denganmenggunakanProfometer 5+ dariProceqdidapatkan
data sebagaiberikut :

Rebar Detector TebalSelimut


Gambar dx dy x y
No. No.
mm mm mm mm
1 0 0 1 52 58
2 70 240 2 59 57
3 100 180 3 57 59
4 195 90 4 60 42
5 300 5 59
6 130 6 58
7 80 7 57
Rata-Rata 146 170 57 54

Berdasarkanhasilpraktikumdiperolehjarakantartulangan rata-rata adalah dx = 145,83


mm = 146 mm dan dy = 170mm. Selainitu juga
diperolehtebalselimutbetonyaituuntukarah x = 57,43 mm = 57 mm dan untukarah y =
54mm.

I.7. KESIMPULAN
Bar locator bertujuanuntukmengetahuijarakantartulangansertatebalselimutbeton. Dari
hasilpraktikumdapatdisimpulkanbahwajarakantartulangan dan
selimutbetonsebagaiberikut :

- Tulanganarah x : tebalselimut = 54 mm & dx = 170mm


- Tulanganarah y : tebalselimut = 57 mm &dy = 146mm

I.8. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


1. Sebelummelaksanakan bar locator, harusmembaca as built drawing terlebihdahulu,
agar tahuapabilatidakterbaca, makaselimutbetonterlalutebal.
2. Kemampuanalat yang digunakantidakdapatmembacatulanganrangkap.
3. Kemampuanalat juga tidakdapatmembacaapabilajarakantartulanganterlaludekat.
4. Kemampuanalattidakdapatmendeteksi diameter tulangan yang digunakan.

Praktikum Gedung | 4
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB II
HAMMER TEST
I.9. DASAR TEORI
Hammer test yaitusuatualatpemeriksaanmutubetontanpamerusakbeton.
Metodepengujianinidilakukandenganmemberikanbeban intact (tumbukan) pada
permukaanbetondenganmenggunakansuatumassa yang
diaktifkandenganmenggunakanenergi yang besarnyatertentu. Jarakpantulan yang
timbuldarimassatersebut pada saatterjaditumbukandenganpermukaanbetonbenda uji
dapatmemberikanindikasikekerasan juga setelahdikalibrasi.
Alatinisangatbergunauntukmengetahuikeseragaman material beton pada struktur.
Berikutiniadalahbagian-bagianalatdaripengujian hammer:

Besarnyapantulandari masa bajatersebutsangatdipengaruhi oleh


sudutpenekananterhadappermukaanbeton yang diuji. Hal inidikarenakanenergipukulan
yang terjadiakantidaksama/berubah, sehingggapembacaanpantulan yang
terjadiharusdikoreksi. Berikutinibeberapasudutpenekanan yang terdapat pada alattes
hammer:

Alur yang terjadi pada saatpengujianinidilakukanadalahsebagaiberikut (ACI Committee


Report) :

1. Plunger ataubatangbesipengontroldiposisikansecarategaklurus pada


permukaanbeton.
2. Ketika badan alatditekankebeton, pegas yang menghubungkanantara hammer
(sistemmassa) dengan badan alatmenjadimemanjang.
3. Dan ketikapenekananterjadisecarasempurna, latch (palangpenahan) terlepas, dan
pegastersebutmenariksistemmassamenujubeton.

Praktikum Gedung | 5
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

4. Sistemmassatersebutmenumbuk bahu plunger dan kemudianmemantul.


5. Sistemmassa yang memantulmenggerakkansebuahindikatorgeser, yang mana
indikatortersebutmencatatnilai rebound.

Pada pengujian hammer, nilai rebound hanyadipengaruhibeton yang berada di dekat


plunger. Plunger yang diletakkan di ataspartikelaggregatkerasakanmenghasilkannilai
rebound yang tinggi, sedangkanjika plunger diletakkan di atasaggregatlunak dan
mempunyaironggaudara yang besarakanmenghasilkannilai rebound yang rendah.
Dalammengatasihalini, makadisyaratkanmengambil 10 nilai rebound denganjarak 5 cm
untuktiaptembakan pada tiaptes area. Kelebihan hammer test :

- Murah.
- Pengukuranbisadilakukandengancepat.
- Praktis (mudahdigunakan).
- Tidakmerusak.

Kekurangan hammer test :

- Hasil pengujiandipengaruhi oleh kerataanpermukaan, kelembabanbeton, sifat dan


jenisagregatkasar, derajatkarbonisasi dan umurbeton. Oleh
karenaituperludiingatbahwabeton yang akandiujiharuslahdarijenis dan kondisi yang
sama.
- Hanyamemberikaninformasimengenaikarakteristikbeton pada permukaan.

I.10. TUJUAN PRAKTIKUM


Pengujian hammer bertujuanuntukmemeriksakepadatan pada beton.

I.11. STANDART UJI


Standart uji yang digunakan :

Praktikum Gedung | 6
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

- ASTM C805-85 “Standard test method for rebound number of hardened concrete,
Annual Book of ASTM”
- SNI 03-4430-1997 “ Metodepengujianelemenstrukturbetondenganalatpalubetontipe
N dan NR”

I.12. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


Alat dan bahan yang digunakansaatpraktikumadalahsebagaiberikut :

1. Silver Schmidt Proceq

2. Plat BetonBertulang

3. Rol Meter

4. Crayon warna

Praktikum Gedung | 7
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

I.13. LANGKAH KERJA PRAKTIKUM


Adapunlangkah – langkah yang dilakukandalampraktikum Uji Hammer adalah :

1. Plat uji dibagimenjadi 5 daerah.

5 4

2 1

2. Sentuhkanujungpeluncur pada permukaantitik uji denganposisitegaklurusbidang


uji.
3. Secaraperlahantekankanpalubetondenganarahtegaklurusbidang uji
sampaiterjadipukulan pada titik uji.

Praktikum Gedung | 8
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

4. Lakukan 10 kali pukulan pada satulokasibidang uji denganjarakterdekatantaratitik -


titikpukulan 5 cm.
5. Catatsemuanilaipembacaan yang ditunjukkan oleh skala pada alat.
6. Hitungnilai rata-rata pembacaan.
7. Nilai pembacaan yang berselisihlebihdari 6 satuanterhadapnilai rata-rata
tidakbolehdiperhitungkan, kemudianhitungnilai rata-rata sisanya.
8. Semuanilaipembacaanharusdiabaikanapabilaterdapatduaataulebihnilaipembacaan
yang berselisih 5 satuanterhadapnilai rata-ratanya.
9. Koreksinilaiakhir rata-rata sesuaiinkilinasipukulanbilaarahpukulantidakhorisontal.
10. Hitungperkiraannilaikuattekankubusatausilinderbetondenganmenggunakantabelata
ukurvakorelasi yang terdapat pada petunjukpenggunaanpalubeton yang
bersangkutan.
11. Iisiskansemuanilailenting dan perkiraankuattekandalamformulirsepertilampiran di
bawah.

I.14. ANALISA DAN PEMBAHASAN


Data hasilpraktikum

N Rebound
Lokasi Sudut
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A B C D
20. 19. 18.
1 Plat 2-1 90 19.5 21.0 19.0 22.5 22.5 19.5 19.0
5 0 5
19. 20. 19.
2 Plat 2-2 90 19.0 19.0 22.5 17.5 24.5 20.0 21.0
0 5 5
22. 27. 23.
3 Plat 2-3 90 20.5 21.0 19.0 18.0 18.5 19.0 17.5
0 5 0
21. 20. 20.
4 Plat 2-4 90 18.5 19.0 20.5 21.5 18.0 21.0 19.0
5 5 0
16. 22. 18.
5 Plat 2-5 90 21.5 18.0 30.0 17.0 15.5 23.5 22.0
5 0 0

Praktikum Gedung | 9
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Perhitungan dan analisadata :

1. Menentukan rata-rata daritiapsatulokasipengujian


Contohlokasipertama:
20.5+21+22+19+27.5+ 18+18.5+23+19+17.5
Rata – rata=
10
Rata – rata=20.6
2. Menentukannilaitegangan
Menentukannilaiteganganmenggunakannilai rebound dengan rebound curve,
Berdasarkankurvatersebut, didapatkanbeberapa parameter sebagaiberikut:

Berdasarkankurvatersebut, didapatkanbeberapa parameter sebagaiberikut:


a. Garis yang dipilihadalah “garis B”warnakuningsesuaisudut hammer 900
b. Skala vertical = (204 – 201) / 5 = 20.4
c. Rata – rata rebound = 20.60
d. Rebound = 20 → 102 + (2 x 20.6) = 143.2
e. Rebound = 21 → 102 + (2.5 x 20.6) = 153.5
f. Interpolasi linier untukmendapatkan Rebound 20.60
Rebound 20.60 = 153.5 - ((153.5 – 143.2) x (21 – 20.6) / (21 – 20))
= 149.38
3. RekapitulasiTegangan

Praktikum Gedung | 10
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Rata -
Rebound Tegangan σ
No Lokasi Sudut Rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 kg/cm2
A B C D E F
1 Plat 2-1 90 19.5 21.0 20.5 19.0 19.0 22.5 22.5 18.5 19.5 19.0 20.1 112.2
2 Plat 2-2 90 19.0 19.0 19.0 22.5 20.5 17.5 24.5 19.5 20.0 21.0 20.3 127.5
3 Plat 2-3 90 20.5 21.0 22.0 19.0 27.5 18.0 18.5 23.0 19.0 17.5 20.6 163.2
4 Plat 2-4 90 18.5 19.0 21.5 20.5 20.5 21.5 18.0 20.0 21.0 19.0 20.0 96.9
5 Plat 2-5 90 21.5 18.0 16.5 30.0 22.0 17.0 15.5 18.0 23.5 22.0 20.4 142.8

4. Dokumentasi Hasil Pengujian

I.15. KESIMPULAN
Pengujian Hammer bertujuanuntukmengetahuikepadatanbeton. Dari
hasilpraktikumpengujian plat betonbertulangdilakukan pada 5 titikdengan rata –
ratanyaadalah 128,52 kg/cm2.

I.16. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Hal – hal yang perludiperhatikandalampraktikum Uji Hammer adalah

1. Berdasarkanpenelitian yang telahdilakukan, pernyataanbahwa hammer test


bukanmerupakanalternatifmetodepengujiankuattekanbeton,
tapisebagaiindikatoruntukmenilaimutubeton (SNI 03-4430-1997). Pada
kenyataandilapangan, hammer test digunakanuntukmenentukanapakahbenda uji
memilikimutu yang seragamataupresisi.
2. Untukmenentukanarahsudutpengetesanbeserta (+/-)
ditinjaudarifungsielementersebut,
bukanditinjausaatpelaksanaanpengujiandilakukan.

Praktikum Gedung | 11
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB III
RESISTIVITY

I.17. DASAR TEORI


Resistivitas adalah salah satu faktor pengontrol utama setelah korosi dimulai.
Korosi membutuhkan aliran ion antara situs anodik dan katodik pada penguatan beton.
Resistivitas mengontrol laju aliran ion tersebut, dan juga secara langsung
mengendalikan laju korosi beton. Yang berarti bahwa dengan mengukur resistivitas
beton. Maka, kita dapat menentukan apakah suatu struktur sedang mengalami laju
korosi cepat atau lambat yang berakibat pada penurunan kualitas beton. Jika ternyata
laju korosi lambat. Maka, gejala ini dapat lebih dulu diketahui dan sesegera mungkin
dilakukan penanganan. Tes ini akan lebih informatif lagi jika dalam analisa hasil dapat
dikombinasikan dengan pengukuran potensi Half-Cell untuk menemukan titik panas
untuk kemungkinan korosi. Menggunakan metode Wenner’s four probe, Resipod
dirancang sebagai resistivitas meter untuk mengukur resistivitas listrik beton atau batu.
Arus diterapkan ke dua probe luar, dan perbedaan potensial diukur antara dua probe
dalam. Arus dibawa oleh ion dalam cairan pori. Resistivitas yang dihitung tergantung
pada jarak dari probe.

Resistivitas ρ = 2πaV / l [kΩcm]

Saat melakukan pengukuran, unit secara otomatis mengubah metode pengukuran


agar sesuai dengan subjek. Biasanya alat akan mencoba untuk menggerakkan arus
200uA melalui beton, jika hal tersebut terhambat karena resistensi yang tinggi. Maka,
akan mendorong 50 uA dan jika masih saja terhambat karena resistensi yang sangat
tinggi. Maka, perangkat akan menggerakkan tegangan melintasi probe luar dan
mengukur arus induksi untuk mendapatkan perkiraan resistivitas. Ini memungkinkan
Resipod untuk mengukur resistivitas yang jauh lebih tinggi daripada metode Wenner
Probe yang biasa.

Cara kerja alat resistivitas.

Praktikum Gedung | 12
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

I.18. TUJUAN PRAKTIKUM


Tujuandaripraktikum uji resistivity
adalahuntukmengetahuiketahananbetonterhadapkorosi.

I.19. STANDART UJI PRAKTIKUM


Standart uji yang digunakanadalah AASTHO T 358-17 “Standard Method of Test
for Surface Resistivity Indication of Concrete's Ability to Resist Chloride Ion
Penetration”

I.20. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakanpraktikuminiadalah

N ALAT DAN BAHAN GAMBAR


O
1. Profometer 5+ Rebar Locator

2. Plat beton bertulang

3. Ember berisi air

I.21. LANGKAH KERJA


Langkah-langkahcarakerjapraktikumresistivitassebagaiberikut :

6. Menyiapkanalat dan bahanyaituProfometer 5+ dariProceq dan Plat Betonberukuran


1m x 0,65m x 0,15m sertaspidol.
7. Membersihkanplatbetondaridebu, kotoran dan benda – benda lain yang
menggangguselama proses pengujian agar akurasialatdalammembacatulangan dan
tebalselimuttidakterganggu.
8. Menandai plat beton di lima titik yang berbeda menggunakan spidol.

Praktikum Gedung | 13
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

9. Membasahi tiap-tiap ujung penekan pada rebar locator serta permukaan plat beton
di titik yang akan ditinjau secukupnya menggunakan alat penyemprot air.

10. Melakukanpengujian pada titik uji denganalatResipod – Resistivity meter


dengancaramenekanalattersebut.

11. Memindahkan alat uji ke titik uji lainnya yang telah ditentukan.
12. Mengulangi langkah no. 5 hingga semua titik uji telah selesai diuji.

I.22. ANALISA DAN PEMBAHASAN


Dari pengujianresistivitasdenganmenggunakanProfometer 5+
dariProceqdidapatkan data sebagaiberikut :

No Lokasi Bacaan Resistivitas (kΩcm) Rata-Rata


. 1 2 3 4 5 6 kΩcm
1. Sudut 1 3.5 3.1 3.4 3.6 3.1 3.5 3.37
2. Sudut 2 4.3 4.0 3.9 3.1 3.3 3.2 3.63
3. Sudut 3 3.8 3.7 3.3 3.1 3.2 3.7 3.47
4. Sudut 4 3.9 3.1 3.0 3.2 3.4 3.1 3.28

Praktikum Gedung | 14
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Menurut buku panduan penggunaan alat Resipod – Resistivity meter (Langford and
Broomfield, 1987) telah ditetapkan ketentuan angka hasil pengujian resistivity (untuk
semen Portland biasa pada suhu 20°C) sebagai berikut:

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan diperoleh laju korosi sebesar 3,37 k
Ωcm; 3,63 k Ωcm; 3,47k Ωcm dan 3.28 k Ωcm, sehingga elemen beton yang diuji
tersebut dikategorikan memiliki resiko korosi yang sangat tinggi.

I.23. KESIMPULAN
Uji resistivitasbertujuanuntukmengetahui tingkat korosi beton. Dari
hasilpraktikumdapatdisimpulkanbahwaplat beton yang diuji memiliki rata-rata laju
korosi sebesar 3,37 k Ωcm; 3,63 k Ωcm; 3,47k Ωcm dan 3.28 k Ωcm, sehingga
termasuk kedalam rentang resistivitas dibawah 5 k Ωcm yang berarti plat beton
memiliki resiko korosi yang sangat tinggi. Sehingga dapat dikatakan pula bahwa plat
beton yang diuji keropos.

I.24. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


5. Selimutbetonbenda yang akandiujitidakbolehterlalutebal, karenakemampuanalat
yang terbatas.
6. Uji resistivity samadengan uji permeability, perbedaanterdapat pada
metodepelaksanaan, apabila uji permeability benda uji
harusdivakumterlebihdahulusebelumdiuji.
7. Apabilahasilpengujianmenunjukkankategori high/very high, artinyabenda uji
terebutkeropos.
8. Pada pengujianresistivy yang dicariadalahmembacapori pada beton.

Praktikum Gedung | 15
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB II
HALF CELL

II.1. DASAR TEORI


Metode pengukuran half-cell potential merupakan salah satu metode yang bisa
digunakan untuk mengindikasikan tingkat korosi dari tulangan yang berada di dalam
beton. Pengukuran yang dilakukan didasarkan pada beda potensial tulangan yang
berada di dalam beton relatif terhadap referensi half-cell yang ditempatkan pada
permukaan beton.
Pengukuranyangdilakukanumumnyadidasarkanpadabedapotensialtulanganyang
berada di dalam beton relatif terhadap referensi half-cell yang ditempatkan pada
permukaanbeton.
Half-cell yang digunakan biasanya tembaga/ tembaga sulfat atau perak/ sel
chloride perak tetapi ada juga yang menggunakan kombinasi bahan lainnya.
Sementara beton
berfungsisebagaielektrolitdankemungkinankorosipadatulanganpadalokasiujisecara
empiris terkait dengan perbedaan potensial yang terukur.
Hasil pembacaan berupa beda potensial (mV), semakin tinggi beda potensial
maka semakin tinggi indikasi korosi tulangan di dalam beton.

II.2. TUJUAN PRAKTIKUM


Tujuandaripengujianhalfcellpotentialadalahuntukmengetahuitingkatkorosi dari
tulangan yang berada di dalambeton.

II.3. STANDART UJI PRAKTIKUM


PengukurandidasarkanpadaASTMC876–91TestMethodforHalf-CellPotentials
ofUncoatedReinforcingSteelinConcrete(CaraujiuntukHalf-CellPotentialspadaBaja
Tulangan yang tidak dicoating dalamBeton).

4.4 ALAT DAN BAHAN


1. Indicate Device

Praktikum Gedung | 16

Anda mungkin juga menyukai