Anda di halaman 1dari 7

LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PENGUJIAN BETON UJUNG PANDANG

JOB XI
PENGUJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

11.1TUJUAN
1. Dapat melakukan percobaan pengujian keat lentur struktur balok beton.
2. Dapat mengoperasikan alat uji lentur untuk struktur balok.
3. Memperoleh nilai kuat lentur beton untuk keperluan perencanaan struktur.

11.2DASAR TEORI
Berdasarkan ASTM C78-01 keruntuhan pada balok beton ada dua jenis yaitu
keruntuhan geser dan keruntuhan lentur. Keruntuhan geser diakibatkan oleh gaya
lintang sedang keruntuhan lentur diakibatkan oleh momen lentur. Gaya geser balok
menyebabkan terjadinya keretakan geser dimana geser yang lebih besar terjadi lekat
dengan tumpuan balok. Kondisi ini menjalar ke arah vertikal-horisontal menuju
tengah bentang balok. Keretakan ini semakin lama semakin besar, sehingga kedua
bagian balok akan patah. Berdasarkan kejadian ini, bagian tulangan geser pada arah
vertikal adalah tulangan yang berhubungan langsung dengan keretakan geser
tersebut. Tulangan ini mencegah patahnya balok akibat adanya keretakan geser,
karena berfungsi untuk mengikat antara bagian balok dibawah retak geser dan bagian
balok diatas retak geser.
Balok memiliki dua jenis tulangan yaitu, tulangan tarik dan tulangan tekan.
Tulangan tekan tidak hanya berfungsi sebagai tulangan tekan tetapi juga berfungsi
untuk mengurangi lendutan jangka panjang akibat beban tetap, meningkatkan
daktilitas serta mengubah keruntuhan tekan menjadi keruntuhan tarik.
Kuat lentur beton bertulang dengan pembebanan satu titik (ditengah bentang)
dihitung dengan persamaan berikut :

3Pa
( fr = bh²
)

KELOMPOK 3 3A GEDUNG 1
LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PENGUJIAN BETON UJUNG PANDANG

Dimana :
Fr = Kuat lentur (MPa)
P = Beban pada waktu lentur (kN)
a = Jarak dari perletakan ke gaya (mm)
b = Lebar specimen (mm)
h = Tinggi specimen (mm)

11.3ALAT DAN BAHAN


1. ALAT
a. Mesin uji lentur

Gambar 11.1 Mesin Uji Lentur


b. Mesin uji kuat tekan

Gambar 11.2 Mesin Uji Kuat Tekan


c. Penanda
d. Kuas

KELOMPOK 3 3A GEDUNG 1
LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PENGUJIAN BETON UJUNG PANDANG

e. Mistar ukur

Gambar 11.3 Mistar Ukur

2. BAHAN
a. Balok beton bertulang 11,4 x 20 x 75 cm

Gambar 11.4 Benda Uji Balok


b. Cat ( Bahan pendukung )

Gambar 11.5 Cat

KELOMPOK 3 3A GEDUNG 1
LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PENGUJIAN BETON UJUNG PANDANG

11.4LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat, bahan, dan lokasi kerja.
2. Mengecat permukaan benda uji ( langkah ini guna untuk mempermudah pada saat
membuat grid ).

Gambar 11.6 Mengecat Benda Uji


3. Membuat grid dengan ukuran 3 x 3 cm dengan jarak 5 cm dari masing-masing
tepi balok sehingga bentang tengah tersisa 50 cm, sebagai acuan dalam mengatur
letak balok saat diletakkan diatas kedua tumpuan mesin uji lentur.

Gambar 11.7 Membuat Grid


4. Meletakkan balok secara simetris diatas kedua tumpuan dan mengatur jarak
kedua tumpuan pada mesin uji lentur.

KELOMPOK 3 3A GEDUNG 1
LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PENGUJIAN BETON UJUNG PANDANG

Gambar 11.8 Meletakkan Benda Uji Pada Mesin Kuat Lentur


5. Blok beban diletakkan tepat ditengah-tengah antara kedua blok tumpuan pada
posisi sejajar.
6. Menjalankan mesin kuat lentur sampai blok beban perlahan sampai menempel
pada bidang atas balok, dan memberikan beban sebesar 3% sampai 6% beban
maksimum yang diperkirakan dapat dicapai.
7. Setelah mencapai beban maksimum atau telah terjadi retak, segera matikan mesin
uji kuat lentur.

Gambar 11.9 Hasil Pengujian


8. Membersihkan alat yang telah digunakan dan lokasi kerja.

KELOMPOK 3 3A GEDUNG 1
LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PENGUJIAN BETON UJUNG PANDANG

9. Perbandingan sebelum dan setelah diuji.

Gambar 11.10 Hasil Perbandingan

11.5DATA DAN PERHITUNGAN


1. DATA
Lokasi : Laboratorium Pengujian Beton
Tanggal Cor : Selasa, 03 Oktober 2017
Tanggal Uji : Selasa, 05 Desember 2017
Dikerjakan Oleh : Kelompok 3 dan 4
Tabel 11.1 Data Hasil Pengujian Kuat Lentur

Kode Ukuran (mm) P.Max


No
sampel b h a (KN)
1 BN – 1 114 200 200 42,26
2 BN – 2 114 200 200 71,60

2. PERHITUNGAN
a. Kuat Lentur ( modulus of repture ) BN – 1 :
3Pa
fr =
b h2
3 x 42,26 x 200
=
114 x 200²
= 0,0055 KN/mm2
= 5,56 N/mm2

KELOMPOK 3 3A GEDUNG 1
LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PENGUJIAN BETON UJUNG PANDANG

b. Kuat Lentur ( modulus of repture ) BN – 2 :


3Pa
fr =
b h2
3 x 71,60 x 200
=
114 x 200²
= 0,0094 KN/mm2
= 9,42 N/mm2

Tabel 11.1 Data Hasil Perhitungan Pengujian Kuat Lentur


Ukuran (mm) Fr
Kode P.Max Fr
No rata-rata
sampel b h a (KN) (MPa)
(MPa)
1 BN – 1 114 200 200 42,26 5,56
7,49
2 BN – 2 114 200 200 71,60 9,42

11.6KESIMPULAN
Dari hasil pengujian kuat lentur beton dengan menggunakan 2 buah benda uji
berbentuk balok dengan ukuran 114 x 200 x 750 mm didapatkan hasil rata-rata kuat
lentur (modulus of repture) yaitu sebesar 7,49 MPa, yang dimana patahnya benda uji
ada diluar pusat (diluar daerah 1/3 jarak titik perletakan) dibagian tarik beton, dan
jarak antara titik pusat dan titik patah kurang dari 5% dari panjang titik perletakan.

KELOMPOK 3 3A GEDUNG 1

Anda mungkin juga menyukai