Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PENGUJIAN BETON UJUNG PANDANG

JOB IX
MODULUS ELASTISITAS BETON

9.1 TUJUAN
1. Untuk menentukan kuat tekan dan modulus elastisitas beton.
2. Memeriksa pengaruh bahan tambah pada mix design dan kuat tekan beton.

9.2 DASAR TEORI


Modulus elastisitas dapat didefenisikan sebagai perbandingan beban persatuan
luas (tegangan) dengan perubahan elastis persatuan panjang (regangan). Modulus
elastisitas beton berubah-ubah menurut kekuatan. Modulus elastisitas juga tergantung
pada umur beton, sifat-sifat dari agregat dan semen, kecepatan pembebanan, jenis dan
ukuran dan benda uji. Modulus elastisitas berdasarkan kombinasi antara modulus
secant dan modulus tangent. Sudut tangent ditarik antara dua titik (titik bawah untuk
meniadakan pengaruh retak awal pada regangan 0,00005 dan titik atas pada saat
tegangan mencapai 40% dari regangan batas).
Modulus elastisitas sangat penting untuk menentukan kekuatan dan lentutan beton.
Dengan menggunakan gambar 1 yang menyajikan suatau kurva tengangan-tegangan
untuk beton, modulus tangen (tangent modulud), dan modulus sekan (second
modulus).
fc

f’c 0.15 f’c

0.5 f’c

0.002  cu u
Gambar 9.1 Hubungan Tegangan dan Regangan

KELOMPOK 3 3A GEDUNG 1
LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PENGUJIAN BETON UJUNG PANDANG

Kemiringan awal yang beragam tergantung pada nilai kuat tekan beton,
dengan demikian nilai modulus elastisitas beton akan beragam pula. Sesuai dengan
teori elastisitas, secara umum kemiringan kurva pada tahap awal menggambarkan
nilai modulus elastisitas bahan. Karena krva pada beton berbentuk lengkung maka
nilai regangan tidak berbanding dengan nilai tegangannya berarti beton tidak
sepenuhnya bersifat elastic, sedangkan nilai modulus elastisitas berubah-ubah sesuai
dengan kekuatan dan tidak dapat ditetapkan melalui kemiringan kurva.
Pengujian ini menggunakan alat “Concrete Compression Testing Machine”
yang dilengkapi dengan dial pengukur regangan vertikal. Metode pengujian sesuai
standar ASTM C469-87. Nilai modulus elastisitas beton bervariasi tergantung dari
mutu atau kekuatan beton, umur pengujian beton, sifat-sifat (kekuatan) agregat halus,
kasar dan semen, kecepatan pembebanan, jenis dan dimensi benda uji yang dipakai.
Modulus elastisitas sangat penting untuk menetukan kekuatan dan lendutan beton.
Besarnya modulus elastisitas dihitung berdasarkan persamaan:
S2 − S1
E =
ε2 − 0,00005

Dimana :
E =Modulus Elastisitas (MPa)
S1 = Tegangan untuk regangan 0,00005
S2 = Tegangan 40% dari tegangan hancur ultimate.
ε2 = Regangan yang menghasilkan S2
Menurut ACI, untuk beton berbobot normal rumus pendekatan Modulus
Elastisitas (Ec) adalah sebagai berikut :

Ec = 4700 √f′c

KELOMPOK 3 3A GEDUNG 1
LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PENGUJIAN BETON UJUNG PANDANG

9.3 ALAT DAN BAHAN


1. ALAT
a. Timbangan ketelitian0,001 gr

Gambar 9.1 Timbangan

b. Mistar

Gambar 9.2 Mistar

c. Mesin kuat tekan (Concrete Compression Testing Machine)

Gambar 9.3 Mesin KuatTekan

KELOMPOK 3 3A GEDUNG 1
LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PENGUJIAN BETON UJUNG PANDANG

d. Alat Compressometer-Extensometer

Gambar 9.4 Alat Compressometer-Extensometer

2. BAHAN
a. Beton silinder Ø15 cm x 30 cm

Gambar 9.5 Beton Silinder

KELOMPOK 3 3A GEDUNG 1
LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PENGUJIAN BETON UJUNG PANDANG

9.4 LANGKAH KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menyiapkan benda uji silinder yang telah di capping dan telah diambil data
diameter, tinggi , dan beratnya.

Gambar 9.6 Menyiapkan Benda Uji


3. Mengatur alat Compressometer-Extensometer pada benda uji silinder.

Gambar 9.7 Mengatur Alat Pada Benda Uji


4. Melakukan setting alat Compressometer-Extensometer pada benda uji silinder.

Gambar 9.8 Menyiapkan Benda Uji

KELOMPOK 3 3A GEDUNG 1
LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PENGUJIAN BETON UJUNG PANDANG

5. Menempatkan benda uji silinder yang telah dipasangi alat Compressometer-


Extensometer pada mesin uji tekan. Dial Compressometer dan Extensometer
diatur ke angka nol.

Gambar 9.9 Menempatkan Benda Uji Pada Mesin Tekan


6. Melepas pengunci yang terdapat pada alat Compressometer-Extensometer

Gambar 9.10 Melepaskan Pengunci


7. Mulai menekan benda uji perlahan-lahan, selanjutnya beban, displacemant
longitudinal dicatat setiap penambahan 50 KN.

Gambar 9.11 Mulai Menjalankan Mesin Kuat Tekan

KELOMPOK 3 3A GEDUNG 1
LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PENGUJIAN BETON UJUNG PANDANG

8. Mencatat hasil pembacaan beban dan pembacaan dial Compressometer-


Extensometer, sampai benda uji hancur.

Gambar 9.12 Proses Pengujian


9. Membersihkan alat yang telah digunakan dan lokasi kerja.
10. Melapor kepada pembimbing bahwa pekerjaan telah selesai.

KELOMPOK 3 3A GEDUNG 1
LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PENGUJIAN BETON UJUNG PANDANG

9.5 DATA DAN PERHITUNGAN


1. DATA
Lokasi : Laboratorium Pengujian Beton
Tanggal Cor : Selasa, 05 September 2017
Tanggal Uji : Selasa, 05 Desember 2017
Dikerjakan Oleh : Kelompok 3 dan 4
Tabel 9.1. Data Hasil Pengukuran Specimen
Tinggi Diameter Berat Luas Volume
Kode Berat Isi
No Sampel Sampel silinder Silinder Silinder
Sampel (kg/m3)
(mm) (mm) (kg) (mm2) (m3)
1 BN2 – 3 300 150 12,11 17662,5 0,00530 2284,91
2 BN2 – 5 297 151 12,29 17898,8 0,00532 2310,15
3 BN2 - 6 300 149 12,09 17427,8 0,00523 2311,66
4 BN2 - 8 300 149 12,44 17427,8 0,00523 2378,59
5 BN2 - 9 300 150 12,52 17662,5 0,00530 2362,26

Berat
Berat isi =
Volume
12,11 kg
Berat isi = = 2284,91 ⁄m3
0,00530

KELOMPOK 3 3A GEDUNG 1
LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PENGUJIAN BETON UJUNG PANDANG

2. PERHITUNGAN
P 100
Tegangan = = = 5,74 MPa
A 17427,8
ΔL 0,002
Regangan = = = 0,00001
t 300

Tabel 9.2 Data Hasil Perhitungan Sampel BN2-8

ukuran (mm) Luas


Kode Beban ΔL Tegangan Regangan
No silinder
Sampel (KN) (mm) (σ) (ɛ)
t d (mm2)

0 0 0,0 0

50 0 2,9 0

100 0,002 5,7 0,00001

140 0,015 8,02 0,00005

150 0,018 8,6 0,00006


180,8 0,023 10,36 0,00014
1 BN2-8 300 149 17427,8
200 0,056 11,4 0,0002
250 0,095 14,3 0,0003

300 0,154 17,2 0,0005

350 0,223 20,1 0,0007


400 0,410 23 0,0014

452 0,455 25,9 0,0015

S1 = 8,02

S2 = 10,36

ɛ2 = 0,00014
S2-S1 10,36 - 8,02
E = ε2-0,00005= 0,00014 - 0,00005 = 26.000 Mpa

KELOMPOK 3 3A GEDUNG 1
LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PENGUJIAN BETON UJUNG PANDANG

Tabel 9.3 Data Hasil Perhitungan Sampel BN2-9

ukuran (mm) Luas


Kode Beban ΔL Tegangan Regangan
No silinder
Sampel (KN) (mm) (σ) (ɛ)
t d (mm2)

0 0 0 0

50 0 2,8 0

100 0,004 5,7 0,00001

150 0,011 8,5 0,00004

155 0,0136 8,77 0,00005

1 BN2-9 300 150 17662,5 160 0,0162 9,04 0,00006

200 0,037 11,3 0,00012

250 0,057 14,2 0,00019

300 0,228 17 0,00076

350 0,309 19,8 0,00103

400 0,43 22,6 0,00143

S1 = 8,77

S2 = 9,04

ɛ2 = 0,00006
S2-S1 9,04 - 8,77
E = ε2-0,00005= 0,00014 - 0,00005 = 27.000 Mpa

KELOMPOK 3 3A GEDUNG 1
LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PENGUJIAN TANAH UJUNG PANDANG

Tabel 9.4 Hasil Uji Modulus Elastisitas Beton


Tinggi Luas P P Max Tegangan Regangan Modulus
Δ 40%
No Umur Kode Sampel Silinder Max 40% (MPa) (MPa) Elastisitas

(mm) (mm²) (KN) (KN) (mm) S2 S1 ε2 ε1 (MPa)

1 28 Hari N2-8 300 17427,8 452 180,8 0,023 10,36 8,02 0,00014 0,00005 26000

2 28 Hari N2-9 300 17662,5 160 160 0,0162 9,04 8,77 0,00006 0,00005 27000

Rata - rata 26500

9.6 KESIMPULAN
Dari hasil pengujian modulus elastisitas beton yang telah dilakukan, maka
diperoleh nilai rata-rata modulus elastisitas 26500 MPa dan mendekati rumus
pendekatan modulus lastisitas (Ec) = 4700 √30 = 25742,96 MPa.

KELOMPOK 3 3A GEDUNG 1

Anda mungkin juga menyukai