FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB I
REBAR LOCATOR
Pengujian covermeter atau rebar locator test adalah pengujian yang bertujuan untuk
mengetahui tebal selimut beton, serta mengetahui letak tulangan yang terpasang pada
elemen struktur yang ditinjau sehingga dapat diketahui sketsa penulangan serta jarak
antar tulangan yang terpasang. Pengujian rebar locator adalah dengan menggunakan
alat Profometer 5 + Rebar locator.
Praktikum Gedung | 1
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
1. Menyiapkan alat dan bahan yaitu Profometer 5+ dari Proceq dan Plat Beton
berukuran 1m x 0,6m x 0,15m serta spidol.
2. Membersihkan Plat Beton dari debu, kotoran dan benda – benda lain yang
mengganggu selama proses pengujian agar akurasi alat dalam membaca tulangan
dan tebal selimut tidak terganggu.
Praktikum Gedung | 2
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
5. Ulangi pembacaan pada plat beton beberapa kali dan sketsa ulang tulangan –
tulangan yang tidak terbaca pada pembacaan sebelumnya serta catat jarak antar
tulangan dan tebal selimutnya.
Praktikum Gedung | 3
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh jarak antar tulangan rata-rata adalah dx = 145,83
mm = 146 mm dan dy = 170 mm. Selain itu juga diperoleh tebal selimut beton yaitu
untuk arah x = 57,43 mm = 57 mm dan untuk arah y = 54 mm.
I.7. KESIMPULAN
Bar locator bertujuan untuk mengetahui jarak antar tulangan serta tebal selimut beton.
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa jarak antar tulangan dan selimut beton
sebagai berikut :
Praktikum Gedung | 4
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB II
HAMMER TEST
I.9. DASAR TEORI
Hammer test yaitu suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak beton. Metode
pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban intact (tumbukan) pada permukaan
beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energi
yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi
tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan
juga setelah dikalibrasi. Alat ini sangat berguna untuk mengetahui keseragaman
material beton pada struktur. Berikut ini adalah bagian-bagian alat dari pengujian
hammer:
Besarnya pantulan dari masa baja tersebut sangat dipengaruhi oleh sudut penekanan
terhadap permukaan beton yang diuji. Hal ini dikarenakan energi pukulan yang terjadi
akan tidak sama/berubah, sehinggga pembacaan pantulan yang terjadi harus dikoreksi.
Berikut ini beberapa sudut penekanan yang terdapat pada alat tes hammer:
Alur yang terjadi pada saat pengujian ini dilakukan adalah sebagai berikut (ACI
Committee Report) :
1. Plunger atau batang besi pengontrol diposisikan secara tegak lurus pada permukaan
beton.
2. Ketika badan alat ditekan ke beton, pegas yang menghubungkan antara hammer
(sistem massa) dengan badan alat menjadi memanjang.
3. Dan ketika penekanan terjadi secara sempurna, latch (palang penahan) terlepas, dan
pegas tersebut menarik sistem massa menuju beton.
4. Sistem massa tersebut menumbuk bahu plunger dan kemudian memantul.
Praktikum Gedung | 5
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
5. Sistem massa yang memantul menggerakkan sebuah indikator geser, yang mana
indikator tersebut mencatat nilai rebound.
Pada pengujian hammer, nilai rebound hanya dipengaruhi beton yang berada di dekat
plunger. Plunger yang diletakkan di atas partikel aggregat keras akan menghasilkan
nilai rebound yang tinggi, sedangkan jika plunger diletakkan di atas aggregat lunak dan
mempunyai rongga udara yang besar akan menghasilkan nilai rebound yang rendah.
Dalam mengatasi hal ini, maka disyaratkan mengambil 10 nilai rebound dengan jarak 5
cm untuk tiap tembakan pada tiap tes area. Kelebihan hammer test :
- Murah.
- Pengukuran bisa dilakukan dengan cepat.
- Praktis (mudah digunakan).
- Tidak merusak.
- Hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan, kelembaban beton, sifat dan
jenis agregat kasar, derajat karbonisasi dan umur beton. Oleh karena itu perlu
diingat bahwa beton yang akan diuji haruslah dari jenis dan kondisi yang sama.
- Hanya memberikan informasi mengenai karakteristik beton pada permukaan.
Praktikum Gedung | 6
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
- ASTM C805-85 “Standard test method for rebound number of hardened concrete,
Annual Book of ASTM”
- SNI 03-4430-1997 “ Metode pengujian elemen struktur beton dengan alat palu
beton tipe N dan NR”
3. Rol Meter
4. Crayon warna
Praktikum Gedung | 7
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
5 4
2 1
2. Sentuhkan ujung peluncur pada permukaan titik uji dengan posisi tegak lurus
bidang uji.
3. Secara perlahan tekankan palu beton dengan arah tegak lurus bidang uji sampai
terjadi pukulan pada titik uji.
Praktikum Gedung | 8
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
4. Lakukan 10 kali pukulan pada satu lokasi bidang uji dengan jarak terdekat antara
titik - titik pukulan 5 cm.
5. Catat semua nilai pembacaan yang ditunjukkan oleh skala pada alat.
6. Hitung nilai rata-rata pembacaan.
7. Nilai pembacaan yang berselisih lebih dari 6 satuan terhadap nilai rata-rata tidak
boleh diperhitungkan, kemudian hitung nilai rata-rata sisanya.
8. Semua nilai pembacaan harus diabaikan apabila terdapat dua atau lebih nilai
pembacaan yang berselisih 5 satuan terhadap nilai rata-ratanya.
9. Koreksi nilai akhir rata-rata sesuai inkilinasi pukulan bila arah pukulan tidak
horisontal.
10. Hitung perkiraan nilai kuat tekan kubus atau silinder beton dengan menggunakan
tabel atau kurva korelasi yang terdapat pada petunjuk penggunaan palu beton yang
bersangkutan.
11. Iisiskan semua nilai lenting dan perkiraan kuat tekan dalam formulir seperti
lampiran di bawah.
N Rebound
Lokasi Sudut
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A B C D
20. 19. 18.
1 Plat 2-1 90 19.5 21.0 19.0 22.5 22.5 19.5 19.0
5 0 5
19. 20. 19.
2 Plat 2-2 90 19.0 19.0 22.5 17.5 24.5 20.0 21.0
0 5 5
22. 27. 23.
3 Plat 2-3 90 20.5 21.0 19.0 18.0 18.5 19.0 17.5
0 5 0
21. 20. 20.
4 Plat 2-4 90 18.5 19.0 20.5 21.5 18.0 21.0 19.0
5 5 0
5 Plat 2-5 90 21.5 18.0 16. 30.0 22. 17.0 15.5 18. 23.5 22.0
Praktikum Gedung | 9
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
5 0 0
Praktikum Gedung | 10
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Rata -
Rebound Tegangan σ
No Lokasi Sudut Rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 kg/cm2
A B C D E F
1 Plat 2-1 90 19.5 21.0 20.5 19.0 19.0 22.5 22.5 18.5 19.5 19.0 20.1 112.2
2 Plat 2-2 90 19.0 19.0 19.0 22.5 20.5 17.5 24.5 19.5 20.0 21.0 20.3 127.5
3 Plat 2-3 90 20.5 21.0 22.0 19.0 27.5 18.0 18.5 23.0 19.0 17.5 20.6 163.2
4 Plat 2-4 90 18.5 19.0 21.5 20.5 20.5 21.5 18.0 20.0 21.0 19.0 20.0 96.9
5 Plat 2-5 90 21.5 18.0 16.5 30.0 22.0 17.0 15.5 18.0 23.5 22.0 20.4 142.8
I.15. KESIMPULAN
Pengujian Hammer bertujuan untuk mengetahui kepadatan beton. Dari hasil praktikum
pengujian plat beton bertulang dilakukan pada 5 titik dengan rata – ratanya adalah
128,52 kg/cm2.
1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pernyataan bahwa hammer test bukan
merupakan alternatif metode pengujian kuat tekan beton, tapi sebagai indikator
untuk menilai mutu beton (SNI 03-4430-1997). Pada kenyataan dilapangan,
Praktikum Gedung | 11
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
hammer test digunakan untuk menentukan apakah benda uji memiliki mutu yang
seragam atau presisi.
2. Untuk menentukan arah sudut pengetesan beserta (+/-) ditinjau dari fungsi elemen
tersebut, bukan ditinjau saat pelaksanaan pengujian dilakukan.
Praktikum Gedung | 12
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB III
RESISTIVITY
Praktikum Gedung | 13
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
6. Menyiapkan alat dan bahan yaitu Profometer 5+ dari Proceq dan Plat Beton
berukuran 1m x 0,65m x 0,15m serta spidol.
7. Membersihkan plat beton dari debu, kotoran dan benda – benda lain yang
mengganggu selama proses pengujian agar akurasi alat dalam membaca tulangan
dan tebal selimut tidak terganggu.
8. Menandai plat beton di lima titik yang berbeda menggunakan spidol.
Praktikum Gedung | 14
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
9. Membasahi tiap-tiap ujung penekan pada rebar locator serta permukaan plat beton
di titik yang akan ditinjau secukupnya menggunakan alat penyemprot air.
10. Melakukan pengujian pada titik uji dengan alat Resipod – Resistivity meter dengan
cara menekan alat tersebut.
11. Memindahkan alat uji ke titik uji lainnya yang telah ditentukan.
12. Mengulangi langkah no. 5 hingga semua titik uji telah selesai diuji.
Praktikum Gedung | 15
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Menurut buku panduan penggunaan alat Resipod – Resistivity meter (Langford and
Broomfield, 1987) telah ditetapkan ketentuan angka hasil pengujian resistivity (untuk
semen Portland biasa pada suhu 20°C) sebagai berikut:
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan diperoleh laju korosi sebesar 3,37 k
Ωcm; 3,63 k Ωcm; 3,47k Ωcm dan 3.28 k Ωcm, sehingga elemen beton yang diuji
tersebut dikategorikan memiliki resiko korosi yang sangat tinggi.
I.23. KESIMPULAN
Uji resistivitas bertujuan untuk mengetahui tingkat korosi beton. Dari hasil
praktikum dapat disimpulkan bahwa plat beton yang diuji memiliki rata-rata laju korosi
sebesar 3,37 k Ωcm; 3,63 k Ωcm; 3,47k Ωcm dan 3.28 k Ωcm, sehingga termasuk
kedalam rentang resistivitas dibawah 5 k Ωcm yang berarti plat beton memiliki resiko
korosi yang sangat tinggi. Sehingga dapat dikatakan pula bahwa plat beton yang diuji
keropos.
Praktikum Gedung | 16
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB II
HALF CELL
Praktikum Gedung | 17