METODOLOGI PENGUJIAN
Pengujian ini dilaksanakan di Laboraturium Inspeksi Teknik & Non Destructive Tes Departemen
Inspeksi Teknik PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang pada tanggal 5 Juli 2017 sampai dengan 5
Agustus 2017.
1. Kain Bersih
2. Cleaner
4. Kertas Lakban
5. ATK
• Pensil
• Penghapus
• Pengaris
• Adaptor
7. Cuoplant: Glyserine
1. Spesimen uji
2. Kertas amplas
3. Sikat kawat
6. Masker
7. Sarung tangan
8. Kamera
1. Persiapan Pengujian
Sebelum melakukan pengujian dengan mengunakan metode Ultrasonic Testing ada beberapa
hal yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu yaitu melakukan kalibrasi pada alat Ultrasonic
Testing dengan menggunakan blok kalibrasi V1 (K1=IIW Blok), V2 (K2), Step wedge dan
sebagainya. Apabila alat Ultrasonic Testing sudah terkalibrasi maka alat Ultrasonic Testing
siap digunakan.
3. EQUIPMENT:
Angle : MWB 60
4. Couplant : Glyserine
5. Calibration Block : V1 , V2
6. SENSIVITY : Angle : 60
0
8. PROSEDUR :
lebar )
o
2. Memilih probe sudut ( β : 60 )
R>
Thickness ( T ) : 19 mm
R>
R > 38
Gambar 5.8 Kalibrasi dengan mengunakan blok V2 pada pulsa jarak 2,5 dan 10
Rumus :
P1: 10
25
P1: 100 10
P1 : 2,5
P2: 10
Leg 1 < 19 x 10
60 100
Leg 2 < x
Leg 2 < x
2 19 10
60 100
Leg 2 <
7.6
8. Pengukuran panjang cacat dengan teknik 6 db drop dan untuk mencari tinngi
a) Cleaning
Kondisi permukaan material benda kerja harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran
yang menempel dipermukaan sehingga tidak menggangu proses inspeksi pada material
cleaner.
Pada daerah lasan perlu ditempeli dengan kertas lakban tujuannya adalah agar mudah
c) Apply couplant
Setelah permukaan Material (Benda Kerja) dipastikan bersih dari kotoran dan sudah
ditempelkan kertas lakban maka dilakukan pengolesan couplant secara merata pada
bagian pinggir daerah lasan yang ingin di inspeksi menggunakan alat Ultrasonic Testing.
Hal ini dilakukan untuk memudahkan merambatnya gelombang ultrasonik dari probe ke
Probe yang telah dikalibrasi ditempelkan pada benda kerja lalu digerakkan sedikit demi
sedikit secara perlahan dan merata ke seluruh permukaan benda kerja sehingga di
e) Record
pada benda kerja sehingga dapat terlihat pada plan view scan A. Dan memberi tanda letak
Post Cleaning maksudnya ialah untuk membersihkan benda kerja dari sisa-sisa pemberian
couplant pada spesimen material benda kerja yang kita gunakan pada permukaan benda
• Kabel koaksial beserta probe dihubungkan ke alat krautkramer UT, pilihlah salah satu
sambungan probe yang ingin di gunakan antara lain Probe Normal dan Sudut, jika probe sudut
kita harus memilih salah satu Probe sudut dengan ketentuan probe sudut ialah 45°, 60°, & 70°
• Switch on/off untuk menghidupkan Alat UT, tunggu selama 1,5 Menit dan akan muncul pada
layar UT pulsa berwarna hijau dengan posisi Horizontal, maka alat tersebut siap digunakan.
Couplant”
• Kemudian kita letakkan probe ke bagian spesimen yang telah di olesi couplant.
a) 6 dB Drop
b) Ekuivalen
a. 10 – 50 mm
b. 50 – 250 mm
c. 250 – 1m
Kemudian gerakan probe pada spesimen yang di uji. Cara mengunakan probe saat pengujian UT
tersebut ialah:
Sebelum melakukan pengujian langkah awal yang dilakukaan adalah menggunakan alat
penunjang antara lain sarung tangan, digunakan untuk melindungi tangan dari kotoran
sekitar maupun dari cairan yang digunakan untuk pengujian. Masker digunakan untuk
melindungi pernapasan dari hasil semprotan cairan terutama developer karena berbahaya
bagi tubuh.
Langkah awal yang dilakukan adalah permukaan las yang akan diuji diamplas dengan
menggunakan kain majun yang sudah disiapkan. Tujuan penggunaan cairan cleaner agar
3. Penyemprotan penetrant
uji dengan jarak 10 cm. Kemudian diamkan permukaan las selama 10 menit, hal ini
bertujuan agar penetrant mempunyai waktu untuk masuk ke dalam cacat pada permukaan
Hilangkan penetrant pada permukaan las menggunakan kain majun yang tidak disemprotkan
dengan cleaner hingga terlihat bersih. Kemudian bersihkan lagi permukaan menggunakan
kain majun yang berbeda yang telah disemprotkan dengan cleaner. Dua langkah ini
dilakukan agar penggunaan cairan cleaner lebih efisien. Tidak diperbolehkan langsung
menyemprotkan cleaner ke permukaan yang diolesi penetrant, hal ini dilakukan guna
menghindari larutnya penetrant yang telah masuk kedalam cacat pada permukaan las.
5. Penyemprotan Developer
Langkah terakhir adalah penyemprotan cairan developer pada permukaan las yang telah
dibersihkan. Developer disemprotkan langsung dengan jarak 25-30 cm, hal ini dilakukan
agar cairan developer yang menempel tidak terlalu tebal sehingga penetrant yang masuk
ke dalam cacat akan lebih mudah dan cepat tertarik ke permukaan. Cairan penetrant bisa
Pengamatan bisa dilakukan untuk mencari ada tidaknya cacat pada permukaan hasil
lasan. Jika terdapat bintik-bintik atau bercak merah warna cairan penetrant pada
permukaan maka disitu terjadi cacat lasan, sehingga langkah yang diambil adalah
menandai daerah cacat tersebut dengan spidol marker yang telah disiapkan.
Mulai
Kalibrasi Alat UT
Selesai
Persiapan Spesimen
Pembersihan
Permukaan Las
Penyemprotan Cairan
Penetrant
Pembersihan Penetrant
menggunakan Cleaner
Penyemprotan Cairan
Developer
Hasil
Pengujian
Selesai
1. 2. 3.
4. 5. 6.
7. 8. 9.
5. Couplant
1. 2. 3.
7. 8. 9
Keterangan :