Anda di halaman 1dari 8

A.

Identitas Job Sheet

IDENTITAS JOB SHEET


Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Bengkalis Pertemuan ke : 5,6 & 7
Jurusan/Program Studi : Teknik Perkapalan Job ke : 3 dan 4
Kode Mata Kuliah : TP 218 Jumlah Halaman : 21-28
Nama Mata Kuliah : Praktek NDT Mulai Berlaku : 2016
B. Komponen Job Sheet
Judul Job
JOB III
ULTRASONIC TEST (UT)
Tujuan:
1. Mahasiswa dapat menggunakan peralatan ultrasonic test (UT) dengan benar
2. Mahasiwa dapat melakukan kalibrasi peralatan ultrasonic test (UT)
3. Mahasiwa dapat mendeteksi dan mengevaluasi cacat dibawah permukaan
dengan menggunakan metode ultrasonic test (UT)

Dasar Teori
Uji ultrasonic adalah pengujian baik pengukuran tebal maupun
pendeteksian cacat internal (flaw detection) dengan menggunakan getaran ultra,
yakni gelombang mekanis yang berfrequensi diatas 20 KHz. Gelombang
ultrasonic dihasilkan oleh suatu transducer yang biasanya bekerja berdasarkakan
konversi energi listrik (piezo electric) menjadi energi mekanik. Gelombang
ultrasonic akan terdifraksi (tersimpangkan) sedemikian besardidalam udara
sehingga untuk mendapatkan perambatan yang konsisten dari ransducer kebenda
uji, kedua permukaan benda yang berhimpitan (interface) harus diberi zat
perantara yang dapat menghantarkan gelombang ultrasonic yang berupa cairan
(air , gemuk, minyak pelumas, dan lain-lain) yang disebut couplant.
Perambatan gelombang ultrasonic ini dapat dimanipulasikan untuk
maksud pengukuran ketebalan bahan, bentuk dan besaran serta lokasi ketidak
sesuaian/cacat internal, dan homoginitas bahan yang dilewatinya. Seperti telah
disebutkan pada halaman sebelumnya, bahwa metoda ultrasonic digunakan untuk

21
mengidentifikasi adanya cacat di bawah permukaan komponen yang diuji, yang
tidak tampak dari bagian luar permukaan. Adanya cacat di bawah permukaan
suatu bidang/komponen dapat diindikasikan melalui penurunan angka ketebalan
dari pada bagian yang sedang diuji, terhadap nilai normal rata-rata pada bagian
disekitarnya, atau terhadap tebal sesuai data spesifikasinya. Teknik pengujian ini,
didasarkan pada teori perambatan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang yang
memiliki frekuensi di atas 20 kHz. Secara ringkas prinsip kerjanya dijelaskan
sebagai berikut (Gambar 2.1):

Gambar 21. Perambatan Gelombang Ultrasonik pada Bidang Datar

Gambar. 22. Diagram rangkaian pada sistem peralatan ultrasonik.

Peralatan UT terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi dan


perannya maing-masing seperti pulser/receiver, tranducer, dan display.

22
Pulser/receiver adalah peralatan elektronik yang dapat memproduksi pulsa
elektrik bertegangan tinggi. Dikendalikan oleh pulser, tranduser memproduksi
energi ultrasonic berfrekuensi tinggi. Energi ultrasonic tersebut dikeluarkan dan
disebarkan melintasi material uji dalam bentuk gelombang. Jika terdapat
discontinuity (seperti crack) pada lintasan gelombang, sebagian energi akan
direfleksikan kembali dari permukaan discontinuity tersebut. Gelombang sinyal
yang direfleksikan tersebut dirubah menjadi sinyal elektrik oleh tranduser dan
ditampilkan pada display. Pada ilustrasi dibawah, kekuatan sinyal yang
direfleksikan ditampilkan pada pada grafik display signal strength versus selisih
waktu antara sinyal dipancarkan dan diterima kembali oleh tranduser. Selisih
waktu tersebut juga dapat merepresentasikan jarak perjalanan sinyal melewati
material uji. Dari sinyal tersebut kita dapat mengetahui lokasi dari discontinuity,
ukuran, orientasi, dan lainya.
Ultrasonic Inspection adalah salah satu metode NDT yang bermanfaat dan
serbaguna. Beberapa keunggulan dari UT diantaranya:
1. Sensitif terhadap discontinuity yang ada pada surface maupun subsurface
dari benda uji.
2. Kedalaman jangkauan pendeteksian discontinuity menggunakan UT lebih
baik daripada metode NDT lainya.
3. Hanya butuh akses dari satu sisi benda uji saja (metode UT pulse-echo)
4. Tingkat keakuratan yang tinggi dalam menentukan posisi discontiouity, serta
estimasi bentuk dan ukurannya.
5. Peralatan yang sederhana.
6. Peralatan elektronik yang digunakan pada UT memberikan hasil pengujian
secara instan.
7. Gambaran terperinci dari hasil pengujian dapat diperoleh dengan automated
system.
8. Dapat digunakan untuk penggunaan lainya, seperti pengukuran ketebalan.

Seperti metode NDT lainya, UT juga punya beberapa batasan dan kelemahan
diantaranya:

23
1. Karena memerlukan keterampilan khusus maka operator ultrasonis harus
mengikuti pelatihan khusus uji ultrasonic yang dilengkapi sertifikat.
2. Permukaan benda uji harus dapat diakses untuk mentransmisikan gelombang
ultrasonic
3. Skill dan training yang dibutuhkan untuk menjadi UT-Man handal lebih luas
dibanding metode NDT lainnya
4. Membutuhkan media perantara untuk mentransfer energi suara pada material
uji
5. Material yang permukaanya kasar, bentuknya itrguler, terlalu kecil, terlalu
tipis, atau tidak homogen, agak susah kalau menggunakan UT
6. Besi tempa dan material yang memiliki butiran kasar sangat sulit diispeksi
karena transmisi suara akan rendah dan banyak terjadi noise
7. Kalau ada defect yang orientasinya parallel dengan arah rambatan gelombang
ultrasoniknya, biasanya sulit terdeteksi
8. Butuh reference standard untuk kalibrasi alat dan analisis karakteristik dari
sinyal yang ditangkap tranducer
Referensi
Budi Prasojo, ST (2002), Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan, Jurusan Teknik
Permesinan Kapal, PPNS-ITS.
Sukardi. 2015 , Defectologi dan 5 Metode tidak Merusak, Arcmart Indonesia,
Bandung.

Alat dan Bahan

24
1. Las busur listrik dan elektroda
2. Plat baja (mild steel)
3. Stop watch pengukur waktu
4. Jangka sorong untuk mengukur panjang/lebar.

Keselamatan Kerja
Adapun alat-alat keselamatan kerja yang digunakan saat pratikum yaitu:
1. Baju Praktek
2. Sepatu saftey
3. Sarung Tangan

Prosedur Kerja
Sebelum praktikum
Sebelum pratikum dimulai pratikan perlu memeriksa kelengkapan alat
ultrasonic yang terdiri dari:
a. CRT
b. Adaptor2
c. Bok kelengkapan probe, blok gauge sesuai dengan daftar alat sebelum
praktikum yang di gunakan

Saat praktikum
Saat pratikum pratikan melakukan langkah-langkah pemasangan alat UT
yang terdiri dari:
1. Memasang power supply dan memperhatikan keadaan battery indicator.
2. Memilih probe apakah single probe (SP) atau probe sudut atau double probe
(DP)
3. Untuk DP, menghubungkan dengan socket TX dan RX.
4. Melakukan kalibrasi CRT.
Kalibrasi
Sebelum melakukan pengujian pratikan perlu melakukan kalibrasi alat UT adapun
langkah-langkah kalibrasi yaitu:
1. Mengunakan block kalibrasi DIN 54 122 ( 1965 ).
2. Menggunakan single probe (SP) atau double probe (DP) dan sesuai Hz, pada
CRT bagian kiri.
25
3. Obyektive mengukur ketebalan (12.5) dan setting time base 50 mm
4. Memosisikan probe tegak lurus terhadap block kalibrasi tanpa jarak dan
membaca ketebalannya melalui layar. Jika sesuai maka alat telah selesai di
kalibrasi.
Mendeteksi cacat
Adalapun langkah-langkah yang dilakukan saat pengujian untuk
mendeteksi cacat mengunakan alat UT yaitu:
1. Melumuri minyak grese pada specimen
2. Memposisikan probe tegak lurus terhadap specimen uji tanpa jarak.
3. Mencari hingga terdapat tanda-tanda adanya perbedaan ketinggian pada layar
CRT.
4. Menandai tempat yang di perkirakan terdapat cacat.
5. Mengukur dimensi cacat tersebut.

Gambar Kerja
Adapun gambar kerja yang dilaksanakan saat proses pengujian UT dapat
dilihat pada gambar 23 yang mengabarkan proses mendeteksi cacat pada sebuah
pelat.

Gambar 23. Gambar kerja UT


Data Pengujian
Posisi Yang Mengalami Cacat Seperti Pada Gambar Di Bawah Ini:

26
Gambar 24. Posisi cacat pada benda uji

Gambar 25. Pulse hasil pengujian benda uji

Gambar 26. Pengujian mencari difec pada benda uji

Gambar 27. Hasil pulse Pengujian difec pada benda uji


27
Analisa dan Pembahasan
Pada pengujian ini, didapatkanlah cacat-cacat yang ada pada specimen uji.
Dimana sebelumnya alat dikalibrasi terlebih dahulu untuk mengurangi kesalahan
alat. Banyak hal yang perlu di perhatikan dalam mendapatkan hasil tersebut. Yang
pertama adalah posisi tangan dalam meletakkan probe di specimen uji. Yang
kedua adalah ketelitian dalam pembacaan layar CRT. Yang ketiga adalah
kehalusan pemindahan probe dan kesabaran dalam mencari cacat yang ada. Yang
keempat yaitu ketelitian dalam mengukur dimensi. Dan tentu saja kepresisian dari
alat yang digunakan.
Kesimpulan
Dalam menentukan cacat yang ada di dalam benda dapat digunakan Non-
Destructive Test (NDT) melalui metode Ultrasonic Test. Metode yang
menggunakan gelombang ultrasonic ini terbukti cukup efektif dalam menentukan
posisi cacat yang ada beserta dimensinya. Kriteria apakah suatu cacat las bisa di
terima (acceptance criteria).

Tabel 1. Creteria jenis cacat yang bisa diterima

No Jenis Cacat Ukuran Cacat Diterima/Ditolak

1 Lack Of Side 4 mm Ditolak


Wall fusion + slag

2 Slag Inclusion 3,5 mm Ditolak

3 Lack of Side di Kedalaman Ditolak


Wall fusion 5,8 mm
4 Cap Undercut 0,6 mm Diterima

Sesuai ASME sec.V Art.7 dan ASME sec.VIII div.1 dan AWS D1.1 DIN – ISO

Evaluasi
1. Laporan pratikum
2. Post test

28

Anda mungkin juga menyukai