EQIPMENT
Pesawat Ultrasonic
Prinsip pesawat ultrasonic yang dilakukan berdasarkan pada pengukuran waktu dan
tegangan. Pengukuran waktu yang dilakukan melalui skala horizontal dapar diterjemahkan
menjadi pengukuran jarak sedangkan penguuran tegangan yang dipersentasikan pada skala
vertical adalah untuk mengetahui besarnya cacat.
Probe
Gelombang ultrasonic dapat ditimbulkan oleh perubahan energy listrik ke energy mekanik
dari suatu transducer yang disebut probe. Probe juga berfungsi sebagai sumber dan alat
penerima gelombang ultrasonic.
Frequensi yang sering digunakan untuk uji tanpa rusak umumnya antara 250 kHz s/d 15 MHz,
sedangkan pada pemeriksaan las digunakan frequensi 2 MHz s/d 6 MHz.
Blok Kalibrasi
Ultarsonik referensi blok standar, sering disebut blok kalibrasi, digunakan dalam pengujian
ultrasonik untuk standarisasi peralatan ultrasonik dan untuk mengevaluasi indikasi
diskontinuitas yang diterima dari bagian uji
Blok kalibrasi dibuat secara hati-hati dengan pemeriksaan ultrasonic dan memenuhi standar
yang telah ditentukan seperti sound attenuation, grain size (ukuran butir) dan heat treat
(perlakuan panas).
Couplant
Couplant digunakan diantara permukaan probe dan benda uji. Fungsi couplant yaitu untuk
mentransmisikan energy dari probe ke benda uji
PROSEDUR PEMERIKSAAN
- Calibration
Langkah pertama dalam setiap Ultrasonik Test adalah memastikan bahwa alat uji telah
dikalibrasi. Kalibrasi alat menjamin kinerja yang tepat dari benda uji dan linearitas respon
pesawat UT untuk diskontinuitas dari berbagai ukuran dan kedalaman. Response alat harus
proporsional dengan ukuran dan kedalaman daerah diskontinuitas.
- Standardization
Langkah berikutnya dalam prosedur pemeriksaan adalah standardisasi sistem pengujian yang
akan digunakan. Standardisasi sistem pengujian adalah penyesuaian peralatan sehingga
operator yakin bahwa pesawat UT akan mendeteksi discontinuities yang dicari. Standardisasi
sistem pemeriksaan terdiri dari pengaturan pesawat UT persis seperti yang akan dilakukan
dalam pemeriksaan benda uji dan menyesuaikan dengan kontrol respon yang memadai
untuk ukuran diskontinuitas dalam standar referensi.
- Testing/Pengujian
Setelah sistem pengujian standar, pengujian yang sebenarnya dapat dimulai.
Teknik pengujian ultrasonik dilakukan dengan salah satu dari dua metode dasar; pengujian
kontak langsung atau immersion (rendam).
- Interpretation
Setelah pengujian ultrasonik dilakukan, hasilnya harus di interpretated. Dalam menafsirkan
hasil uji ultrasonik banyak faktor harus dipertimbangkan.
Teknik Ultrasonik
Ultrasonic Test adalah metoda pengujian yang bias dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda.
Teknik ultrasonik test biasanya dibagi menjadi tiga klasifikasi utama.
Teknik Ultrasonik di bagi menjadi tiga :
- Pulse-echo and Through Transmission
(Berkaitan dengan apakah dipantulkan atau ditransmisikan energi digunakan)
Pulse-echo
Dalam pengujian pulse-echo, transducer mengirimkan sebuah energi dan transduser kedua
menerima energi yang dipantulkan (gema).
Refleksi terjadi karena adanya diskontinuitas dan permukaan dari benda uji.
Through Transmission
KALIBRASI
Kalibrasi dilakukan setiap kali alat akan dipergunakan misalnya dengan menggunakan blok kalibrasi
V1, V2, step wedge dan sebagainya. Adapun untuk pesawat UT harus diperiksa linearitasnya baik
linearitas horizontal, vertical maupun tombol gain.
PEMERIKSAAN BUTT WELD JOINT DENGAN METODA ASME WITH DAC
CURVE
1. Ukur dan gambar benda uji
2. Ukur Transfer of Losses (TOL), merupakan perbedaan kekasaran antara benda uji
dengan blok kalibrasi
3. Check laminasi pada base metal
4. Buat DAC Curve
a. Siapkan Basic Calibration Block (BCB) tebal 19 mm.
c. Pilih CFG2/EVAMOD/DAC
d. Pilih DAC/DACMODE/DAC
e. Arahkan probe pada 1/4T side drill hole (SDH) BCB hingga pulsa max, pulsa
dilayar akan berada di skala 1 dan atur amplitude pada 80%FSH.
f. Tekan untuk merecord pulsa reference echo pertama.
g. Arahkan probe pada 2/4T dst seperti pada 1/4T dan seterusnya
Kurva DAC adalah salah satu cara dari standard ASME untuk menentukan
dimensi cacat relative terhadap suatu referensi cacat tertentu (menggunakan
Basic Calibration Block / BCB).
Untuk itu terlebih dahulu harus di buat kurva DAC dari cacat referensi berupa
lubang bor sisi atau berupa takikan pada block BCB
Setelah kurva DAC diperoleh amplitudo dari indikasi cacat dibandingkan
dengan kurva DAC dan dapat dihitung persentase perbandingan antara
amplitude kurva DAC untuk jarak yang sama dan ukuran cacat referensi yang
sama.
Kegunaan blok V1 :
1. Ketebalan 25 mm untuk kalibrasi probe normal dengan range kelipatan 25 mm.
2. Lucite (23 mm) untuk pengecekan hasil kalibrasi probe normal ekivalent tebal baja 50 mm.
3. Lebar 100 mm untuk kalibrasi probe normal untuk range kelipatan 100 mm dan untuk
pengecekan hasil kalibrasi.
4. Lebar 200 mm untuk kalibrasi probe normal dengan range kelipatan 200 mm dan untuk
pengecekan hasil kalibrasi.
5. Lengkungan radius 100 mm untuk kalibrasi titik index probe sudut dan range probe sudut
kelipatan 100 mm.
6. Lubang bor sisi (side drill hole diameter 1,5 mm untuk cacat referensi probe normal maupun
probe sudut.
7. Celah 4 mm untuk retakan referensi untuk probe sudut.
8. Jarak 85 mm, 91 mm dan 100 mm untuk p emeriksaan resolusi pesawat dan probe.
9. Skala sudut untuk pemeriksaan sudut dari probe.
10. Celah 30 mm untuk refleksi ulang pada kalibrasi probe sudut dan pemeriksaan titik index.
Kegunaan blok V2 :
1. Ketebalan 12,5 mm untuk kalibasri probe normal dengan range kelipatan 12,5 mm.
2. Lengkungan radius 25 mm dan sudut 50 mm untuk kalibrasi probe sudut.
3. Lubang 5 mm untuk cacat referensi.
4. Celah 4 mm untuk retakan referensi untuk probe sudut..