Anda di halaman 1dari 8

Laporan Awal

Praktikum Pengujian Material

MODUL VII

Ultrasonic Testing

Yonda Lavembelno

1806202014

Kelompok 14

Laboratorium Metalurgi Fisik

Departemen Metalurgi dan Material

Fakultas Teknik Universitas Indonesia

2020
MODUL VII

ULTRASONIC TESTING
A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Memahami sifat gelombang yang dapat diaplikasikan dalam dunia


pengujian material.
2. Mengetahui metode pengujian tidak merusak ultrasonic testing.
3. Menginterpretasikan indikasi yang muncul pada ultrasonic testing.
B. DASAR TEORI
Utrasonic testing (UT) adalah NDT yang menggunakan gelombang
ultrasonik (1-25 MHz) untuk melakukan inspeksi terhadap diskontinuitas.
Pengujian ultrasonik dapat digunakan untuk deteksi / evaluasi cacat dan
pengukuran dimensi. Pengujian UT menggunakan standar ISO/TC 135/SC 3
dan ASME section VII.

Gambar 1. Skema pengujian ultrasonik


1. Prinsip Pengujian
Semua material terdiri dari kelompok atom-atom penyusunnya. Atom-
atom ini memiliki posisi normal dan dapat berpindah posisi oleh suatu gaya.
Hal tersebut yang menyebabkan sifat mekanik dari material menentukan
kecepatan rambat gelombang pada material tersebut. Hal ini dimanfaatkan
pada UT yang menggunakan prinsip gelombang. Gelombang suara bergerak
dalam kecepatan tetap pada material dengan rumus sebagai berikut:
v=λ f Dimana: v = kecepatan rambat gelombang pada media tertentu
λ = panjang gelombang
f = frekuensi
Diskontinuitas terkecil yang dapat terdeteksi oleh UT sekitar ½ λ.
Frekuensi dapat mempengaruhi beberapa hal seperti:
 Sensitivitas = kemampuan UT untuk mendeteksi diskontinuitas terkecil.
 Resolusi = kemampuan UT untuk memisahkan dua indikasi yang
berdekatan.
 Penetrasi = Kemampuan gelombang ultrasonik untuk merambat kedalam
material/ kedalaman maksimum deteksi.
 Beam spread = Penyebaran gelombang ultarsonik dari pusat gelombang
Gelombang ultrasonik dapat merambat sebagai gelombang longitudinal,
gelombang transversal, gelombang permukaan, dan gelombang pelat.
2. Metode pengujian UT

Gambar 2. (a) Teknik pulsa pulsa gema (b) Teknik transmisi langsung
UT
 Teknik transmisi langsung, Adanya cacat di dalam material dapat
diketahui dari adanya penurunan intensitas geombang ultrasonik yang
diterima oleh probe
 Teknik pulsa gema, tebal bahan, lokasi dan besarnya cacat dapat
diketahui dari waktu rambat dan amplitudo ge lombang yang diterima
oleh probe.
Tampilan data pada teknik ini berupa:
o A- scan, yaitu memperlihatkan grafik antara amplitudo vs waktu.
Dapat memberikan informasi mengenai ukuran indikasi dan
letak/posisi indikasi.
o B – scan, yaitu menampilkan tampak samping dari material yang
diperiksa
o C – scan, yaitu memperlihatkan bentuk dan lokasi indikasi tetapi tidak
dapat memperlihatkan kedalamannya dengan sinar x.
Tipe UT ada 4, yaitu:
a. Ultrasonic Thickness Measurement: mendeteksi cacat dengan
melihat perbedaan ketebalan pada bagian tertentu dari material.
b. Time-of-Flight Diffraction (ToFD): mendeteksi difraksi gelombang
suara yang berasal dari ujung cacat. Inspeksi ToFD menyediakan
informasi akurat tentang panjang dan lebar cacat.
c. Phased Array Ultrasonic Testing (PA): digunakan untuk geometri
kompleks.
d. Ultrasonic flaw detector: untuk mendeteksi cacat dengan tampilan
pulsa gema dan dapat dikombinasikan dengan metode UT lainnya
seperti ToFD/PA.
UT memiliki kelebihan dan kekurangan seperti:
Kelebihan dan Kekurangan Ultrasonic Testing
Kelebihan Kekurangan
1. Sensitif terhadaf cacat 1. Permukaan harus bisa mengirim
2. Mendeteksi dan pengukuran gelombang ultrasonic
lebih unggul dari NDT lain 2. Harus memiliki keterampilan khusus
3. Sangan akurat menentukan 3. Memiliki kendala dengan material
posisi, ukuran, dan bentuk kasar, tidak beraturan, kecil, tipis, dan
cacat tidak homogeny
4. Persiapan yang minimal 4. Cacat linear paralel berkemungkinan
5. Hasil yang instan tidak terdeteksi
6. Berfungsi lain sebagai 5. Standar rujukan diperlukan untuk
pengukur ketebalan kalibrasi peralatan dan sifat cacat
3. Instrumen UT
a. Couplant, berfungsi untuk memudahkan perpindahan energi ultrasonik
dari transducer kepada spesimen uji. Couplant memiliki prinsip kerja
sebagai pemisah antara transducer dengan benda uji sehingga tidak
terdapat udara pada daerah antarmuka transducer dan benda uji. Couplant
memiliki syarat, yaitu:
 Harus mengeluarkan semua udara permukaan
 Dapat meratakan permukaan kasar
 Memudahkan pergerakan transducer diatas permukaan
 Mudah diaplikasikan dan dibersihkan hingga tidak merusak material
 Efektif dapat membasahi permukaan benda uji dan transducer.
b. Transducer, berfungsi untuk mengkonveksi pulsa listrik menjadi getaran
mekanis dan sebaliknya yang dapat terjadi dengan material terpolarisasi
dengan elektroda yang melekat pada dua sisi yang berlawanan.
Transducer terdapat dua tipe,yaitu:
 Contact transducer, berfungsi untuk inspeksi kontak langsung dan
pengoperasian manual. Transducer ini memliki wear plates untuk
memperpanjang umur pakai.
 Immersion transducer, tidak kontak langsung dan beroperasi di
lingkungan air sebagai bagian system squirter atau bubbler dalam
pemindaian.

Gambar 3. Metode UT Contact transducer(kiri) dan Immersion


transducer(kanan)
Terdapat dua metode UT:
 Contact testing method: Transducer/probe dan benda uji melakukan
kontak langsung dan couplant diaplikasikan diantara dua permukaan
 Immersion testing method: Benda uji dan transducer direndam di dalam
couplant (umumnya air) sehingga metode coupling-nya lebih konsisten
dan memudahkan untuk menggerakan transducer

C. ALAT DAN BAHAN

1. Sampel uji
2. Standard Reference Block
3. Probe
4. Mesin Ultrasonic Testing
5. Couplant

D. SKEMA PRAKTIKUM
Menghubungkan probe kepada Menyalakan ultrasonic testing
ultrasonic testing machine machine

Membersihkan permukaan benda


Mengaplikasikan couplant pada
uji dari pengotor (air, minyak,
benda uji secara merata
debu, dll

Menempelkan probe di
permukaan benda uji dan Melakukan pengamatan pada
menggeser probe hingga hasil uji yang ada pada layar
keseluruh bidang permukaan ultrasonic testing machine
benda uji

Mencatat hasil pengujian pada


lembar yang telah diberikan.

Anda mungkin juga menyukai