Anda di halaman 1dari 48

INSPEKSI

ULTRASONIK

Department of Metallurgy and Materials Engineering


University of Indonesia

NDT Lab
Pendahuluan:
 Ultrasonik merupakan suatu teknik pengujian tak merusak yang
handal. Banyak digunakan untuk menguji produk logam dan
nonlogam seperti lasan, tempa, cor, lembaran, tabung, plastik dan
keramik.
 Ultrasonik memiliki kelebihan dalam mendeteksi cacat subsurface
discontinuities dengan akses dari satu sisi spesimen saja.
 Prinsip inspeksi ultrasonik adalah berdasarkan fakta bahwa
material padatan adalah penghantar gelombang suara yang baik.
 Suara merambat dengan vibrasi atom dan molekul, dimana
kecepatan perambatannya tergantung dari perilaku mekanis
medium.
 Ketidaksempurnaan dan inklusi pada padatan menyebabkan
gelombang suara menjadi terurai (scattered), dan akhirnya
mengakibatkan gema, kebisingan (noise) dan peredaman
gelombang suara.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

1
NDT Lab

Tujuan Inspeksi Ultrasonik:

 Mendapatkan informasi yang berkaitan


dengan cacat (discontinuities).
 Mengungkap kondisi cacat tanpa menganggu
kegunaan dari produk (part).
 Memisahkan material yang dapat diterima
(acceptable) dan yang ditolak (unacceptable)
berdasarkan standar yang telah ditentukan.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Sejarah:
Tahun Pengembangan
1912 (Richardson) Deteksi gema untuk obyek kelautan.
1914 (Fessenden) Transduser berfrekuensi tinggi untuk signal kapal selam.
1918 (Lavenging) Efek piezoelektrik dari kristal quartz.
1921 (Behun) Mengukur kedalaman dasar laut dengan resonansi ultrasonik.
1927 (Boyle) Eksperimen menggunakan quartz piezoelectric transducers
1928 (Pierce) Divais magnetostriction sebagai ultrasonic oscillator
1929 and 1935 Penggunaan gelombang ultrasonik untuk mendeteksi cacat pada
(Sokolov) objek logam.
1931 (Mulhaser) Paten pertama penggunaan gelombang ultrasonik untuk
mendeteksi cacat dalam padatan dengan mode trasnmisi.
1940 (Schraiber) Pengembangan metode gelombang ultrasonik kontinyu.
1940 (Firestone) Ultrasonik pulsa dengan prinsip gema.
1945 (Simmons)
1945 (Erwin) Pengukuran ketebalan dengan metode ultrasonik.
Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

2
NDT Lab
Sertifikasi:
Sertifikasi personil NDT personnel adalah tanggung jawab
pihak pemakai (employer) dan umumnya dibagai dalam tiga
tahap :
 Level I : melaksanakan kalibrasi spesifik, pengujian dan
evaluasi khusus berdasarkan instruksi tertulis.
 Level II : men-set up dan kalibarasi peralatan serta
menginterpretasi dan mengevaluasi hasil atas dasar kode,
standar dan spesifikasi yang ditentukan; harus mampu
menyiapkan instruksi dan laporan tertulis dari hasil pengujian.
 Level III : bertanggung jawab untuk menyiapkan teknik-teknik
terkait, menginterpretasi kode-kode, dan menentukan metode
uji bersesuaian dan teknik yang harus dipakai; harus memiliki
latarbelakang praktis dalam teknologi dan familiar dengan
teknik-teknik NDT lainnya.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab
Prinsip pengujian:
 Dalam pengujian ultrasonik, kita menggunakan
“getaran atau vibrasi ultrasonik.”
 Dua fakta mengenai getaran atau vibrasi:
 Vibrasi adalah pergerakan bolak-balik.

 Vibrasi adalah energi yang bergerak.

 Suatu penekanan
pada sebuah
permukaan dari
posisi normalnya
disebut dengan
suatu
perpindahan
(displacement). Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

3
Prinsip pengujian: NDT Lab

 Getaran bergerak melewati sebuah material padatan


sebagai suatu rangkaian dari perpindahan partikel,
sebagaimana ilustrasi berikut:

 Struktur suatu material tersusun atas begitu banyak


partikel-partikel kecil atau kelompok atom-atom.
 Partikel-partikel tersebut memiliki posisi normal/istirahat,
dan dapat digerakkan dari posisi ini bila mendapatkan
gaya dari luar. Ketika gaya itu dihilangkan, maka
partikel-partikel tersebut akan cenderung kembali ke
posisi awal mereka.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

Prinsip pengujian: NDT Lab

 Energi ditransmisikan dalam suatu padatan melalui serangkaian


perpindahan material.
 Transmisi getaran ultrasonik dalam material berkaitan dengan perilaku
elastis (elastic properties) dari material tersebut.

 Jika kita memukul sebuah permukaan logam, maka permukaan tersebut


akan bergerak ke dalam menghasilkan sebuah perpindahan
(displacement).
 Karena logam elastis maka permukaan tersebut akan memantul kembali
ke posisi semula. Dengan adanya energi berlebih, maka permukaan
tersebut akan bergerak ke suatu posisi maksimum dalam arah sebaliknya.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

4
Prinsip pengujian: NDT Lab

 Sebuah urut-urutan pergerakan yang sempurna dinamakan


sebagai sebuah siklus.
 Waktu yang dibutuhkan oleh sebuah benda untuk bergerak
dalam satu siklus penuh dinamakan satu periode. Contoh:
bila bola yang dipukul bergerak sepanjang jalur ‘a-b-c-d-e’
dalam satu detik maka periode siklus yang dibuat adalah satu
detik.
 Jumlah siklus dalam satu periode waktu dinamakan frekuensi.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

Prinsip pengujian: NDT Lab

 Satuan frekuensi yang umum digunakan untuk menandai satu


siklus per detik adalah Hertz (disingkat Hz). Satu siklus
perdetik (cycle per second /cps) setara dengan satu Hertz
(Hz); 2 cps = 2 Hz, dsb.
 Suara dapat merambat dalam logam dan udara serta memiliki
rentang frekuensi.
 Manusia hanya dapat mendengar gelombang suara dengan
frekuensi maks. 20,000 Hz. Sedangkan, gelombang yang
digunakan dalam pengujian ultrasonik adalah jauh di atas itu
yaitu sekitar 5,000,000 Hz.
 Dua istilah, suara dan vibrasi, akan digunakan dalam konteks
ini dan berarti sama.
 Dengan demikian suara dapat didefinisikan sebagai vibrasi
yang mentransmisikan energi melalui serangkaian
perpindahan partikel-partikel di dalam suatu medium (padatan,
cairan atau gas).
Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

5
Prinsip pengujian: NDT Lab

 Pengujian ultrasonik merupakan suatu proses pemberian gelombang


suara ultrasonik pada suatu benda uji/produk dan penentuan nilai
suara (soundness), ketebalan dan beberapa sifat fisik lainnya.
 Energi suara dihasilkan oleh sebuah divais yang dinamakan dengan
“transduser” yang mampu menghasilkan pergerakan partikel-partikel
di dalam benda uji/produk..
 Sebuah transduser adalah sebuah divais yang dapat mengubah
energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya(listrik  mekanis ataupun
mekanis  listrik). Contoh speaker dalam pesawat radio.
 Di bawah ini adalah ilustrasi sebuah efek piezoelectris dimana
energi listrik yang diberikan melalui dua kawat yang terhubung
dengan kristal akan menyebabkan kristal tersebut bergetar.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

Prinsip pengujian: NDT Lab

 Energi listrik menyebabkan kristal piezoelectrik


mengembang dan mengecil, menghasilkan vibrasi
mekanis.
 Selanjutnya, sebuah transduser piezoelectrik juga
dapat mengkonversi energi mekanik menjadi energi
listrik. Oleh sebab itu, sebuah transduser memiliki
kemampuan untuk mengirim dan menerima energi.
 Energi yang ditrasnmisikan oleh transduser dapat
berupa pulsa (denyutan) atau kontinyu.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

6
Prinsip pengujian: NDT Lab

 Baja, air dan minyak dapat mentransmisikan dengan baik gelombang


ultrasonik, tetapi udara menghadirkan masalah.
 Udara adalah penghantar ultrasonik yang buruk karena kepadatan
partikelnya sangat rendah sehingga sulit mentransmisikan energi
suara dari satu partikel ke partikel lainnya. Oleh sebab itu pada
prakteknya, kita harus memberikan minyak atau gemuk (grease)
antara transduser dan benda uji.
 Kepadatan partikel suatu material menentukan kecepatan suara.
Kecepatan suara akan berubah ketika berpindah dari satu media ke
media lainnya. Dalam hal ini tingkat elastisitas material merupakan
salah satu faktor.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

Prinsip pengujian: NDT Lab

 Sebuah panjang gelombang adalah jarak berurutan


antara dua perpindahan.
 Panjang gelombang juga dapat didefinisikan sebagai
jarak yang ditempuh oleh gelombang untuk
menyelesaikan satu siklus penuh.
 Simbol λ digunakan untuk menyatakan panjang
gelombang dan disebut “Lambda”.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

7
Prinsip pengujian: NDT Lab

 Ilustrasi di bawah ini memperlihatkan bagaimana sebuah trasnduser


bervibraasi pada sebuah frekuensi yang tetap (f) dan mentrasmisikan
gelombang suara ke dalam benda uji..

 Selanjutnya, gelombang suara ini bergerak dengan kecepatan yang tetap (v)
di dalam benda uji.
 Panjang gelombang ini dapat berubah jika frekuensi vibrasi transduser juga
berubah.

v velocity
 wavelenght 
f frequency

example: you can shorten the wavelength by increasing the frequency


Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

Prinsip pengujian: NDT Lab

 Panjang gelombang adalah rasio dari kecepatan (velocity) dibagi dengan


frekuensi.
 Pada prakteknya, diskontinyuitas terkecil yang dapat dideteksi dalam
pengujian ultrasonik adalah sekitar 1/2 lambda. Karenanya, jika anda ingin
mendetek cacat dengan ukuran yang lebih kecil maka perlu mendapatkan
transduser dengan frekuensi lebih tinggi.
 Contoh: berapa ukuran cacat terkecil yang bisa anda dapatkan dalam
benda uji baja (kecepatan material 6 km/detik) menggunakan sebuah
transduser berfrekuensi 3 megahertz (MHz).

6 x 105 cm/sec

3 MHz

 Jadi, cacat terkecil yang dapat dideteteksi adalah 1/2 lambda, jadi
jawabannya adalah 1 millimeter atau 0.040 inch.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

8
NDT Lab

Jenis transmisi
 Mode Through Transmission

 Mode Reflected (pulse-echo) Transmission

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Tipe Scan
 A-Scan (single pulse - ice pick)
 Amplitudo pulsa yang diterima diwakili sebagai suatu perpindahan
sepanjang sebuah sumbu dan waktu perambatan pulsa ultrasonik
dinyatakan sebagai perpindahan di sumbu lainnya.
 Display A-scan displays terhitung rumit sebab semua jenis
pantulan ditampilkan, jadi sinyal-sinyal seperti back wall atau
waterpath memerlukan interpretasi yang seksama.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

9
NDT Lab

Tipe Scan
 B-scan (cross section)
 Merupakan tampilan grafik dua dimensi dalam koordinat-
koordinat rectangular, dimana waktu tempuh pulsa
ultrasonik diwakili sebagai perpindahan pada satu sumbu,
dan pergerakan transduser ditampilkan sebagai
perpindahan pada sumbu lainnya.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Tipe Scan
 C-scan (defect location map)
 Tampilan grafik dua dimensi, dimana gema-gema dari cacat
ditampilkan dari atas (top view) pada permukaan uji.
 Metode ini dilakukan dengan teknik pulse-echo dan through
transmission.
 Biasanya tidak ada keterangan mengenai kedalaman cacat,
kecuali suatu scan yang lengkap mewakili waktu evaluasi, yaitu
dengan teknik modfikasi yang dikembangkan (D-scan).

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

10
NDT Lab

Tipe Scan
 D-scan (defect depth map)
 Merupakan tampilan grafik dua-dimensi, dimana waktu evaluasi di
two-dimensional graphical presentation, in which the time-of-flight
values are displayed in a top view on the test surface. This is a
modified C-scan in which are amplitudes displayed.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Peralatan ultrasonik
 Instrumen ultrasonik pulse echo
menghasilkan pulsa-pulsa
berfrekuensi tinggi dalam durasi
yang singkat. Kemudian pulsa-
pulsa tersebut diberikan ke
transduser yang merubahnya
menjadi vibrasi mekanis yang
selanjutnya diteruskan ke benda
uji yang sedang diteliti.
 Gelombang ultrasonik untuk
keperluan NDT:
 Panjang gel : 1 - 10 mm

 Frekuensi : 0.1 - 15 MHz,


paling sering 10 MHz.
 Kec. suara : 1 - 10 km/detik

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

11
NDT Lab

Peralatan ultrasonik

 Sebagian besar gelombang suara dipantulkan oleh


permukaan depan (front surface) benda uji kembali ke
transduser. Sisanya dipantulkan oleh permukaan
belakang (back surface) benda uji dan/atau cacat.
 Suara yang dipantulkan kembali ke transduser
selanjutnya dirubah kembali menjadi pulsa-pulsa listrik,
yang kemudian diperkuat dan ditampilkan pada cathode
ray tube (CRT) sebagai pulsa-pulsa vertikal.
 Tampilan A-scan memberikan indikasi kedalaman dan
amplitudo pantulan suara sound dari sebuah
discontinyuitas.
 Amplitudo merupakah ukuran relatif dari energi suara
yang dipantulkan.
Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Peralatan ultrasonik

Tipe A-Scan

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

12
NDT Lab

Peralatan ultrasonik

Tipe C-Scan
Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Panjang gelombang
Material Kec. Longitudinal, , mm , mm
km/detik (1 MHz) (10 MHz)
Udara 0.33 0.33 0.033
Air (20oC) 1.49 1.49 0.149
Minyak 1.38 1.38 0.138
(Transformer)
Aluminum 6.35 6.35 0.635
Tembaga 4.66 4.66 0.466
Magnesium 5.79 5.79 0.579
Baja lunak 5.85 5.85 0.585
Lucite, plexiglass, 2.67 2.67 0.267
acrylic

Polietilena (PE) 1.95 – 2.40 1.95 – 2.40 0.195 – 0.240

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

13
NDT Lab

Frekuensi

Rentang frekuensi Aplikasi


200 kHz - 1 MHz Coran butir kasar, besi tuang kelabu dan nodular,
tembaga, baja tahan karat
400 kHz - 5 MHz Coran butir halus, baja, alumunium, kuningan,
200 kHz - 2.25 MHz Plastik dan material semacamnya
1 - 5 MHz Produk roll, lembaran logam, pelat, batang, billet
2.25 - 10MHz Produk drawing dan ekstrusi, batangan, pipa,
profil
1 - 10MHz Hasil tempa
2.25 - 10 MHz Gelas dan keramik
1 - 2.25 MHz Lasan
1 - 10 MHz Retak fatik

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Sistem-sistem pengujian
a) Pulse echo techniques (PE) (pulse
transit time).
b) Transmission method, pulsed
through-transmission testing,
membutuhkan dia transduser dengan
yang dapat menjangkau dua sisi benda
uji.
c) Reflection method; membutuhkan dua
transduser (pitch-catch) tapi dengan
akses cukup dari satu sisi saja.
d) Alternative transmission-reflection
crack tip diffraction technique;
membandingkan waktu yang
dibutuhkan oleh gelombang permukaan
dan waktu yang dibutuhkan oleh
gelombang difraksi dari retak di dalam
benda uji.

T : transmitter transducer;
R : receiver transducer;
T/R : transmitter-receiver transducer.
Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

14
NDT Lab

Sistem-sistem pengujian
 Pulse-Echo adalah teknik yang paling banyak digunakan.
 Pulsa-pulsa berdurasi pendek ditransmisikan ke dalam benda uji.

 Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan dari diskontinyuitas sepanjang


jalur perambatannya, atau oleh setiap batas (boundary) yang
ditumbuk.
 Pantulan yang diterima kemduian ditampilkan pada cathode ray
tube (CRT).
 Transduser yang sama dapat digunakan baik untuk
memancarkan maupun menerima.
 Through Transmission membutuhkan dua transduser, satu untuk
mengirim dan satunya untuk menerima.
 Baik pulsa-pulsa pendek atau gelombang kontinyu
ditransmisikan ke dalam material.
 Kualitas benda uji diukur dalam konteks kehilangan energy oleh
berkas suara ketika melewati material.
Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Metode pengujian
 Ada dua metode yang biasanya digunakan dalam
pengujian ultrasonik:
a. “Contact Testing” dimana transduser ditempelkan (coupled)
ke benda uji melalui lapisan tipis couplant.
b. “Immersion Testing” dimana baik benda uji dan transduser
direndam dalam tangki berisi couplant (biasanya air).

Contact Testing
Immersion Testing
Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

15
NDT Lab

Interpretasi tampilan oscilloscope.

a. Discontinyuitas paralel dan perpendicular


b. b. Cacat yang tidak paralel terhadap permukaan

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Interpretasi tampilan oscilloscope

c. Benda uji melengkung


d. Benda uji dengan permukaan belakang melengkung

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

16
NDT Lab

Interpretasi tampilan oscilloscope

e. Cacat multipel

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Perambatan Gelombang Ultrasonik


 Kecepatan dapat didefinisikan sebagai sebuah jarak sebuah
gelombang akan merambat melalui suatu media dalam satu unit
waktu, biasanya dalam detik.
 Laju gelombang tetap konstan melalui satu media.

 Gelombang ultrasonic dipantulkan ketika menemui suatu media lain


dengan sifat impedansi akustik yang berbeda. Permukaan dimana
pantulan ini terjadi dinamakan “antar muka” (interface).
 Sebuah interface adalah batas yang umum terdapat antara dua
jenis material atau fase, seperti alumunium-baja, atau air-baja.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

17
NDT Lab

Sifat-sifat akustik logam

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Perambatan Gelombang Ultrasonik


 Sebuah berkas energi yang mengenai suatu
dinyatakan sebagai “gelombang datang” (incident
wave).

 Sudut dimana gelombang menumbuk interface


disebut “sudut datang” (incident angle).

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

18
NDT Lab

Perambatan Gelombang Ultrasonik


 Sebagian dari energi gelombang yang menumbuk suatu interface
akan ditransmisikan melalui interface, dan sebagian lainnya akan
dipantulkan pada satu sudut datang tertentu.
 Jumlah pantulan tergantung pada rasio impedansi acoustic antara
dua media yang terlibat.
 Sudut pantul pada suatu interface atau boundary selalu equal
dengan sudut datang.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Perambatan Gelombang Ultrasonik


 Vibrasi ultrasonik merambat dalam berbagai mode,
dan yang paling umum adalah:
a. Longitudinal (compression)
b. Shear (transverse)
c. Surface (rayleigh)
d. Plate (lamb)

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

19
NDT Lab

Perambatan Gelombang Ultrasonik

 Gelombang longitudinal (compressional) memiliki


vibrasi partikel yang bergerak maju mundur (back
and forth) searah dengan arah perambatan
gelombang.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Perambatan Gelombang Ultrasonik


Gelombang shear (transverse) memiliki vibrasi partikel-partikel yang
bergerak tegak lurus dengan arah perambatan gelombang. Beberapa
ciri khas gelombang tansverse ini:
 Gelombang shear waves tidak mampu merambat melalui cairan atau
gas.
 Pada beberapa, kecepatan gelombang shear sekitar 1/2 dari
gelombang longitudinal. Oleh sebab itu dengan panjang gelombang
lebih pendek, memungkinkan pendeteksian cacat yang lebih kecil
ukurannya.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

20
NDT Lab

Karakteristik gelombang
ultrasonik

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Perambatan Gelombang Ultrasonik


 Perubahan mode gelombang terjadi ketika sebuah berkas
suaramenumbuk suatu interface antara dua media yang berbeda
pada sudut yang lebih besar dari 90o.
 Perubahan mode dalam kasus di bawah ini menghasilkan dua
berkas pantulan:
 Satu berkas gelombang longitudinal.

 Satu berkas gelombang shear.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

21
NDT Lab

Perambatan Gelombang Ultrasonik


 Gelombang shear yang terbias berguna untuk berbagai inspeksi.
 “Sudut bias” adalah sudut yang dibentuk antara berkas bias ketika
memasuki medium kedua dan garis yang dibentuk tegak lurus
terhadap interface.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Perambatan Gelombang Ultrasonik


 Hukum Snell dapat digunakan untuk menentukan
hubungan angular:
sin 1 vL1 sin 1 vS 1
 
sin 2 vL 2 sin  2 vS 2

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

22
NDT Lab

Perambatan Gelombang Ultrasonik


 Contoh :Hitunglah sudut bias α2 sebuah gelombang
longitudinal yang melewati interface air-baja:
Sudut datang (α1) = 10o degrees
Kecepatan longitudinal dalam air (v1) = 1.49
km/detik
Kecepatan longitudinal dalam baja (v2) = 5.85
km/sec
v2 sin 1 1.012 sin 2  0.6791
sin 2  sin 2 
v1 1.49

2  42046'
Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Perambatan Gelombang Ultrasonik

 Sebuah aplikasi penggunaan hukum Snell adalah


pembuatan probe sudut (angle probes).
 Probe secara komersial tersedia dari yang memiliki
sudut 35 o hingga 80 o.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

23
NDT Lab

Perambatan Gelombang Ultrasonik

 Ketika sudut datang meningkat, sudut bias juga


meningkat.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Perambatan Gelombang Ultrasonik


 Ketika sudut bias dari gelombang longitudinal mencapai 90o,
gelombang keluar dari medium kedua dan merambat secara paralel
terhadap interface atau permukaan. Ini yang disebut dengan “sudut
kritis” (critical angle) pertama atau rendah, sekitar 58 degrees
dengan interface plastik-baja, dimana hanya gelombang shear saja
yang dihasilkan dalam benda uji.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

24
NDT Lab

Perambatan Gelombang Ultrasonik


 Ketika berkas datang mencapai sudut kritis
keduanya, sebuah gelombang tipe ke-3 dihasilkan
yaitu gelombang rayleigh atau gelombang
permukaan (surface wave). Sebagaimana
ditunjukkan di bawah ini, gelombang merambat
dengan pergerakan partikel secara eliptikal.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Perambatan Gelombang Ultrasonik

 Gelombang permukaan sangat berguna untuk


mendeteksi cacat-cacat permukaan, tapi hanya
penetrasi sekitar satu panjang gelombang.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

25
NDT Lab

Perambatan Gelombang Ultrasonik


 Gelombang pelat atau gelombang lamb memiliki kemampuan untuk
merambat melalui pelat-pelat yang tipis dalam variasi mode-mode
gelombang tergantung ketebalan pelat, frekuensi transduser dan
sudut datang.
 Gelombang-gelombang pelat berasal dari gelombang longitudinal
yang mengembang secara simetris atau asimetris, seperti
ditunjukkan di bawah ini:

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Couplants
 Kegunaan utama dari sebuah couplant adalah untuk
memberikan jalur suara yang memadai antara transduse dan
benda uji.
 Sebuah couplant harus secara efektif mampu “membasahi
(wetting) atau menghubungkan secara total kedua permukaan
dari transduser dan benda uji.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

26
NDT Lab

Couplants
 Persyaratan-persyaratan couplant:
1. Couplant harus mampu mengeluarkan semua udara dari celah
antara permukaan, karena udara adalah penghantar gelombang
ultrasonik yang buruk.
2. Couplant harus mampu mengisi dan melicinkan
ketidakseragaman pada permukaan benda uji.
3. Couplant harus mampu membantu dalam pergerakan transduser
sepanjang permukaan dalam inspeksi dengan teknik contact
testing.
4. Couplant harus mudah diberikan dan mudah dihilangkan serta
tidak berbahaya.
5. Couplant juga harus tidak berbahaya (harmless) baik terhadap
benda uji maupun operator uji.

 Minyak atau air dicampur glycerine (2 bagian air: 1 bagian


glycerine) umum digunakan sebagai couplant. Bahkan lem tembok
untuk beberapa kasus dapat digunakan sebagai couplant.
 Couplant berat, seperti gemuk atau minyak kental dapat digunakan
pada permukaan kasar atau permukaan vertikal.
Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Couplants
 Permukaan dari spesimen dapat mempengaruhi sekali
perambatan gelombang ultrasonik.
 Permukaan yang kasar dapat mengakibatkan efek yang tidak
diinginkan seperti pengurangan amplitudo dari diskontinyuitas
dan permukaan belakang karena distorsi arah gelombang.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

27
NDT Lab

Transduser ultrasonik
 Transduser adalah jantung dari sistem pengujian ultrasonik.
 Material kristal dalam transduser ultrasonik adalah dibuat dari
material piezoelectric seperti quartz, lithium sulfate dan polarized
ceramics.
1. Quartz adalah jenis material yang pertama kali digunakan;
memiliki frekuensi yang sangat stabil. Namun, quartz adalah
penghasil energi akustik yang buruk dan saat ini telah banyak
digantikan oleh material baru yang lebih efisien.
2. Lithium sulfate adalah penerima energi akustik yang paling
efisien efficient receiver, namun sayangnya sangat rapuh, larut
di dalam air dan dibatasi oleh temperatur di bawah 165°F.
3. Polarized ceramics dapat menghasilkan energi akustik yang
paling efisien, namun memiliki kecenderungan mudah aus.
Termasuk di dalam kategori ini adalah barium titanate, lead
metaniobate, dan lead zirconate/titanate.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Transduser

Transduser berkas lurus (normal) Transduser berkas sudut

 Kemampuan sebuah transduser ditentukan oleh tiga hal:


1. Sensitivitas: kemampuan untuk mendeteksi diskontinyuitas kecil.
2. Resolution : kemampuan untuk memisahkan pantulan suara ari
dua diskontinyuitas yang saling berdekatan baik dalam
kedalaman atau waktu..
3. Efisiensi : kemampuan dalam mengkonversi energi listrik-suara
dan sebaliknya.
Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

28
NDT Lab

Transduser
 Material transduser biasanya difabrikasi dalam dua
cara:
1. Kristal dipotong tegak lurus terhadap sumbu x 
menghasilkan gelombang longitudinal.
2. Kristal dipotong tegak lurus terhadap sumbu y 
menghasilkan gelombang shear.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Transduser
 Ukuran merupakan faktor pendukung terhadap kinerja
(performance) sebuah tranduser.

1. Semakin besar diameter transduser, semakin sedikit berkas


suara yang menyebar pada frekuensi tertentu.
2. Transduser yang kecil tapi berfrekuensi tinggi lebih baik untuk
mendeteksi diskontinyuitas yang sangat kecil.
3. Semakin besar transduser, semakin besar pula energi suara
yang dapat ditransmisikan ke dalam benda uji. Transduser yang
besar berfrekuensi rendah sering digunakan untuk memperoleh
penetrasi yang lebih intens.
4. Transduser kristal tunggal yang besar umumnya dibatasi untuk
frekuensi-frekuensi rendah. Kristal frekuensi tinggi umumnya
lemah terhadap kerusakan mekanik karena mereka sangat tipis.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

29
NDT Lab

Transduser
 Faktor lain yang tidak kalah penting dalam menentukan performa dari
transduser adalah frekuensi.
1. Semakin tinggi frekuensi transduser, semakin sedikit berkas suara
yang akan menyebar dan semakin tinggi sensitivitas dan resolusi.
2. Semakin rendah frekuensi, semakin dalam penetrasi suara dan
semakin sedikit penghamburan. Semakin besar sebaran membantu
dalam mendeteksi diskontinyuitas yang tidak tegak lurus terhadap
sumbu berkas suara.
3. Ketebalan kristal juga berkaitan dengan frekuensi transduser.
Semakin tinggi frekuensi yang diinginkan, semakin tipis kristal harus
dibuat.
 Sebagian besar pengujian ultrasonik dilakukan pada rentang frekuensi
antara 0.2-25 MHz dan potongan kristal untuk penggunaan di atas 10
MHz terlalu tipis dan rapuh digunakan dalam contact testing.
Karenanya, transduser dengan kondisi operasi frekuensi seperti itu
digunakan dengan teknik rendaman (immersion testing).
Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Transduser
 Transduser untuk contact testing dan immersion testing pada
dasarnya sama tetapi mereka tidak bisa ditukar satu sama
lain.
 Sebagian besar transduser untuk contact testing memiliki
pelat aus (wear plates) di muka elemen piezoelectric untuk
melindungi. Perkecualian adalah tranduser quartz.
 Transduser untuk contact testing bisa berupa “straight beam”
atau “angle beam.”
 Transdusers straight beam (normal probe) biasanya
memiliki pelat aus terbuat dari Lucite, ceramic, atau quartz
di muka kristal piezoelectric.
 Transduser angle beam (angle probe) memiliki pelat aus
berbentuk baji (wedge-shaped) untuk menghasilkan sudut
bias (refracted angle) yang diinginkan.
 Sebagian besar pengujian berkas sudut dilakukan dengan
gelombang shear.
Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

30
NDT Lab

Transduser
Normal probe Angle probe

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Transduser
 Pada transduser dual atau pitch-catch, tidak ada
sinyal transmisi atau sinyal interface mencapai
transduser penerima sehingga hanya pantulan dari
dalam spesimen yang ditampilkan.
 Umumnya digunakan permukaan terkorosi atau
kasar.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

31
NDT Lab

Transduser
 Transdusers Transmitter/Receiver (T/R)
 Menggunakan elemen dua kristal yang secara
akustik dan listrik dipisahkan satu sama lainnya
dalam housing yang sama.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Transduser
 Lensa-lensa spherical dan cylindrical umum ditambahkan untuk
membantu kinerja transduser tipe rendam (immersion) dengan
tujuan:
1. Meningkatkan sensitivitas dan resolusi.
2. Mengkompensasi adanya perbedaan kontur pada benda uji.
3. Menilai kedalaman benda uji secara lebih teliti.

Spherical ground

Cylindrically ground

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

32
NDT Lab

Transduser

Spherical Cylindrical

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Kalibrasi
 Kalibrasi bertujuan untuk memastikan bahwa tampilan liner pada
layar CRT peralatan ultrasonik, dari titik nol pada skala, adalah
mewakili suatu rentang tertentu dalam obyek yang diuji.
 Ketika mengkalibrasi peralatan, informasi mengenai jenis material
adalah sangat penting karena jarak yang ditampilkan dari jalur gema
s selalu dideduksi dari waktu tempuh t dari pulsa dan kecepatan
suara berdasarkan hubungan di bawah ini: :

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

33
NDT Lab

Kalibrasi
 Kepingan referensi yang digunakan untuk tujuan kalibrasi
dinamakan Calibration Block, atau Standard Calibration Block
 Dalam pengujian ultrasonik, diskontinyuitas biasanya
dibandingkan dengan reference standard.
 Sebagian besar reference blocks umumnya memiliki hal-hal :
1. Terbuat dari material pilihan.
2. Memiliki atenuasi, besar butir, proses perlakuan panas dan
bebas dari diskontinuitas.
3. Semua dimensi harus dimesin secara presisi.
4. Semua lubang dibuat dengan dasar rata dan memiliki
diameter spesifik sebagai suatu reflector yang ideal.
5. Diameter lubang yang dibor samping harus dikontrol
secara seksama.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Kalibrasi
 Terdapat tiga jenis set standard reference blocks yang umum
dipakai :

1. Area amplitude blocks


2. Distance amplitude blocks
3. ASTM basic set of area and distance amplitude blocks.

 Area amplitude blocks memberikan standar bagi diskontinyuitas


dengan perbedaan ukuran pada kedalaman yang sama.
 Distance amplitude blocks memberikan standar bagi
diskontinyuitas dengan ukuran yang sama pada kedalaman yang
berbeda.
 Standar mungkin saja satu dari banyak reference blocks atau set
dari blocks yang dikhususkan untuk uji tertentu.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

34
NDT Lab

Kalibrasi

IIW Type US-1

IIW Type US-2


Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Kalibrasi
IIW Type Mini

The Miniature Angle-Beam or


ROMPAS Calibration Block

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

35
NDT Lab

Kalibrasi

AWS Shear wave Distance/


Sensitivity Calibration (DSC) Block

AWS Shear wave Distance


Calibration (DC) Block

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Kalibrasi
AWS Resolution
Calibration (RC) Block

30 FBH Resolution
Reference Block

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

36
NDT Lab

Kalibrasi

Miniature Resolution Block

Step and Tapered


Calibration Wedges

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Kalibrasi

Distance/Sensitivity (DS) Block

Distance/Area-Amplitude Blocks

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

37
NDT Lab

Kalibrasi
IIW Type US-1

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Kalibrasi

 IIW Type US-1 memberikan fungsi kalibrasi sebagai


berikut:

 Memverifikasi beam exit point


 Memverifikasi sudut transduser
 Memverifikasi hubungan antara jarak dan sudut
 Men-cek resolusi transduser

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

38
NDT Lab

Kalibrasi
Memverifikasi beam exit point

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Kalibrasi
Memverifikasi transducer angle

Prosedur:

 Dari posisi di atas, transduser digerakan maju mundur hingga pantulan


dari lubang berdiameter 2 inci menunjukkan amplitudo maksimum pada
layar CRT.
 Sudut berkas suara kemudian dapat dibaca dari mana the exit point
pada transduser “matches” sudut yang distempel pada sisi reference
block.
 Catatan penting: beam exit point dari transduser harus selalu dicek
pertama kali. Jika marking beam exit point marking tidak betul, maka
pemeriksaan sudut menjadi tidak akurat.
Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

39
NDT Lab

Kalibrasi
Memverifikasi jarak yang diketahui dan resolusi transduser

 Far field resolving power dari instrument UT dapat diperkirakan


dengan menempatkan sebuah transduser berkas lurus (normal) pada
IIW block seperti ditunjukkan di atas.
 Resolusi yang bagus akan diindikasikan bila instrumen dapat
memisahkan “pips” dari ketiga reflektor seluruhnya.
Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Persiapan pengujian
 Sebelum melakukan pengujian ultrasonik, pastikan
bahwa instrumen berfungsi dengan baik,
 Periksa instrumen dengan standar sesuai dengan
manual pemakaian.
 Sebelum melaksanakan uji, sebaiknya anda sudah
memiliki bayangan jenis, orientasi dan kuantitas
diskontinyuitas yang akan dideteksi.
 Pemilihan transduser yang tepat adalah sangat
penting untuk memperoleh hasil uji ultrasonik yang
baik.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

40
NDT Lab

Persiapan pengujian
 Panjang pulsa yang digunakan mempengaruhi
kemampuan instrumen untuk menentukan lokasi
diskontinyuitas dekat permukaan sebagaimana
ditunjukkan oleh gambar berikut:

 Pulsa yang panjang bisa memblock penerima


(receiver) selama periode transmisi dan
menghalangi pantulan dari diskontinyuitas.
Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Contact Testing : Through transmission

 Through transmission memiliki beberapa kelebihan:


1. Mampu mendeteksi cacat dengan lokasi dekat permukaan
(near surface defects) yang lebih baik.
2. Memiliki kemampuan menguji beda uji yang tebal dengan
sedikit atenuasi.
 Namun, teknik through transmission tidak bisa melihat
diskontinyuitas. Teknik ini hanya menunjukkan besarnya energi
suara yang hilang. “

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

41
NDT Lab
Contact Testing
 Hal-hal penting:
1. Frekuensi yang lebih tinggi akan memberikan sensitivitas yang
lebih baik untuk mendeteksi cacat-cacat yang kecil.
2. Frekuensi yang lebih rendah akan memberikan power yang
lebih besar untuk penetrasi lebih dalam.
3. Transduser dengan diameter lebih besar mungkin dibutuhkan
ketika menguji material yang tebal.
4. Pada setiap frekuensi, semakin besar kristal, semakin lurus
berkas suara yang dihasilkan.
5. Untuk setiap transduser dengan diameter tertentu, akan sedikit
sebaran/hamburan berkas pada frekunesi yang lebih tinggi.
 Bila anda harus menginspeksi batang panjang (8 feet), transduser
mana yang anda pilih?

The 1” - 2.25 MHZ would be the best choice

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Contact Testing
 Frekuensi rendah umumnya digunakan untuk uji
hasil coran (casting) karena produk tersebut
biasanya memiliki struktur berbutir kasar.
 Sebagian besar hasil tempa (forging) juga
merupakan objek yang bagus untuk pengujian
ultrasonik.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

42
NDT Lab

Contact Testing
 Diskontinyuitas pada hasil tempa sangat mungkin
dideteksi jika pengujian dilakukan pada sudut yang tepat
pada arah dimana benda tersebut dibentuk.. Proses
pengerjaan akan mengarahkan diskontinyuitas tersebut
pada arah yang sama ketika butir logam diarahkan.
 Lembaran atau pelat hasil proses rolling bisa diuji, baik
dengan straight beam atau angle beam, tergantung pada
persyaratan spesifikasi.
 Pengujian straight beam memiliki kelebihan dalam hal
kemudahan untuk menenetukan lokasi laminasi dengan
mudah.
 Namun, pengujian straight beam memakan waktu lama
dan mungkin tidak bsia melihat diskontinyuitas dekat
dengan permukaan, kecuali dengan teknik khusus.
Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Contact Testing
 Dalam angle beam contact testing, transduser ditempatkan di
belakang sebuah baji (wedge), biasanya Lucite, sehingga
suara akan diberikan ke dalam benda uji pada suatu sudut.
 Seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini, sudut datang
dari berkas suara pada permukaan benda uji ditentukan oleh
sudut tetap yang dimiliki oleh wedge.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

43
NDT Lab

Immersion Testing
 Dalam contact testing, sudut tercetak pada Lucite wedge yang
digunakan pada pengujian angle beam mengindikasikan sudut bias
gelombang ultrasonik dalam material.
 Namun, dalam pengujian rendam (immersion testing), sudut yang
ditunjukkan oleh indikator sudut pada manipulator adalah sudut
datang.
 Oleh sebab itu, perlu menggunakan hukum Snell dan menghitung
kembali sudut bias dalam benda uji.

sin 1 v1

sin 2 v2
 Bila indikator sudut menunjukkan sudut bias pada benda uji, maka
perlu untuk merubah indikator setiap saat material yang berbeda
diuji.
Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Immersion Testing

 Frekuensi pengujian – karena transduser tidak bersentuhan dengan


benda uji maka sangat mungkin menggunakan kristal ppiezoelectric
yang lebih tipis untuk menghasilkan gelombang ultrasonik dengan
frekuensi yang jauh lebih tinggi.
 Memungkinkan penggunaan frekuensi hingga 25 MHz. Rentang
yang biasa dipakai antara 2.25 - 25 MHz.
 Lebih tingginya frekuensi yang diperoleh memungkinkan resolusi
yang jauh lebih baik untuk mendeteksi diskontinyuitas berukuran
sangat kecil. Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

44
NDT Lab

Immersion Testing
 Untuk immersion testing dimana berkas suara yang lebih tajam
dibandingkan penggunaan normal dibutuhkan, maka sebaiknya digunakan
transduser terfokus.
 Jalur air yang sesuai untuk transduser terfokus dapat ditentukan sebagai
berikut:
 Dengan menggunakan transduser dengan panjang fokus 5 inci
dalam air untuk memfokuskan berkas suara ke suatu titik sedalam
0.25 inci di bawah permukaan dari benda uji baja, maka jarak jalur
air berikut:
a. Bagi kecepatan suara di dalam baja dengan kecepatan di dalam air:

6.0  105 km /s ec
 4
1.5 km /s ec

b. Kalikan dengan kedalaman fokus yang diinginkan


4 X .25” = 1”
c. Kurangi hasil tersebut dari panjang fokus dalam air:
5” - 1”= 4”
d. Jadi, jarak jalur air di dalam air harus 4 inci untuk memfokuskan berkas
suara pada ke dalaman 0.25 inci di bawah permukaan.
Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Immersion Testing

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

45
NDT Lab

Immersion Testing
 Gambar berikut memperlihatkan tipikal suatu pengujian straight
beam immersion dengan tampilan dalam CRT yang mungkin
diterima.

 Jalur air dari transduser ke muka depan dari benda uji biasanya
diset lebih lama dalam waktu dibandingkan waktu tempuh
gelombang suara di dalam benda uji dari muka depan hingga ke
muka belakang.
Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Immersion Testing
 Jika tranduser terlalu dekat ke muka depan dari benda uji maka pantulan
kedua akan muncul pada layar CRT dengan lokasi antara pantulan muka
depan dan muka belakang. Pantulan ini akan muncul seolah-olah sebagai
sebuah diskontinyuitas.

 Kecepatan suara di dalam air adalah 114 kali di dalam alumunium atau baja.
Satu inci air akan nampak di layar CRT pada rentang waktu yang sama
dengan sweep dari 4 inci baja. Oleh sebab itu, sering dipakai patokan,
gunakan paling tidak satu inci jalur air untuk setiap 4 inci jalur benda uji
logam ditambah ¼ inci.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

46
NDT Lab

Indikasi non-relevan
 Indikasi non-relevan dapat diidentifikasi sebagai
akibat dari :
1. Intereferensi listrik.

2. Intereferensi dari transduser (search unit).

3. Intereferensi dari permukaan benda uji.

4. Intereferensi karena perubahan mode gelombang


suara.
5. Intereferensi karena struktur material.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Indikasi non-relevan
 Interferensi listrik dapat disebabkan oleh hubungan listrik yang tidak
sesuai, noise atau kesalahan instrumen.
 Intereferensi transduser umum terjadi dan sering disebabkan oleh
pantulan gelombang suara antara interface wedge dan benda uji.
 Pada pengujian immersion, gelembung-gelembung udara baik pada
transduser maupun benda uji dapat mengurangi amplitudo sinyal
dari muka depan ataupun belakang benda uji.
 Sebuah indikasi non-relevan bisa muncul ketika transduser dengan
sebaran berkas yang besar. Indikasi ini dapat diidentifikasi dengan
mudah karena selalu terletak di belakang pantulan pertama dari
benda uji dan akan kontinyu sepanjang permukaan benda uji.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

47
NDT Lab

Indikasi nonrelevan
 Logam dengan butir besar bisa menimbulkan “noise”
atau “hash” pada layar CRT.
 Noise yang terlalu abnormal akan menyebabkan
hilangnya pantulan dari permukaan belakang benda uji..
 Penggunaan probe dengan frekuensi yang lebih rendah
dapat menolong mengatasi masalah ini.

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

NDT Lab

Indikasi nonrelevan
 Selama inspeksi hasil lasan, indikasi nonrelevan mungkin terjadi
sebagai akibat pantulan dari mahkota (crown) maupun akar (root)
serta daerah terpengaruh panas heat affected zone (HAZ) dari lasan.
 Pantulan dari akar dan mahkota lasan bisa timbul untuk seluruh
panjang lasan. Jika sinyal nonrelevan datang dari mahkota lasan, ini
sering bisa diidentifikasi dengan menempatkan jari anda yang telah
dibatasi dengan couplant sepanjang area yang dicurigai. Jika berkas
suara menumbuk mahkota, ini akan diredam oleh jari

Dept. Metalurgi dan Material – Universitas Indonesia

48

Anda mungkin juga menyukai