Anda di halaman 1dari 5

Pemanfaatan Radioisotop pada Bidang Industri

Oleh: Nur Ramadhani, Wa Ode Nur Rahmah A, Mardhatillah Jasman, Greivan Hugger Ratuan,
Fajriah Chairunnisa, Fitra Angrayuni, Nur Mukhlisa, Nur Islamiah, Nur Fadhilla, Putri Ramadani.

1. Radioisotop

Radioisotop adalah isotop suatu unsur radioaktif yang memancarkan sinar radioaktif
(Munawwaroh, 2017). Radioisotop dapat terjadi secara alamiah atau sengaja (sintesis) dibuat
oleh manusia dalam reaktor penelitian. Radioisotop yang sering digunakan dalam berbagai
bidang kebutuhan manusia seperti bidang kesehatan, pertanian, hidrologi dan industri, pada
umumnya tidak terdapat di alam, karena kebanyakan umur paronya relatif pendek. Oleh
karena dibuat radioisotop sintesis.

Produksi radioisotop dengan proses aktivasi (sintesis) dilakukan dengan cara


menembaki isotop stabil dengan neutron di dalam teras reaktor. Proses ini lazim disebut
irradiasi neutron, sedangkan bahan yang disinari disebut target atau sasaran. Proses tersebut
dibuat di dalam suatu reaktor nuklir yang mempunyai kerapatan (fluks) neutron tinggi dengan
mereaksikan antara inti atom tertentu dengan neutron. Neutron yang ditembakkan akan
masuk ke dalam inti atom target sehingga jumlah neutron dalam inti target tersebut
bertambah. Peristiwa ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan inti atom sehingga berubah
sifat menjadi radioaktif. Selain itu, radioisotop dapat juga diproduksi menggunakan
akselerator melalui proses reaksi antara inti atom tertentu dengan suatu partikel, misalnya
alpha, neutron, proton atau partikel lainnya (Mubarok, 2018).

2. Pemanfaatannya pada Bidang Industri


a. Mendeteksi kebocoran pipa
Pada umumnya letak jaringan pipa penyalur di industri tersimpan di dalam
tanah untuk keselamatan pipa maupun keindahan dan keserasian lingkungan. Namun
masalah yang sering timbul yaitu adanya kebocoran dari dalam pipa yang sangat
merugikan bahkan dapat terjadi pencemaran lingkungan apabila zat yang dialirkan
dalam pipa tersebut merupakan zat yang berbahaya. Untuk mengetahui asal-usul dari
kebocoran secara konvensional umumnya memerlukan waktu yang cukup lama
bahkan kadang-kadang tidak mungkin dilakukan.
Seiring berkembangnya aplikasi teknik nuklir dengan menggunakan
radioisotop, maka beberapa masalah kebocoran secara tepat dapat diketahui.
Pekerjaan yang membutuhkan tenaga besar itu dapat disederhanakan. Pemeriksaan
kebocoran pipa di bawah tanah dengan perunut radioisotop dapat langsung dilakukan
dari permukaan tanah tanpa perlu penggalian. Caranya, mula-mula perunut
radioisotop diinjeksikan ke aliran pipa di bagian hulu. Pergerakan radioisotop
kemudian diikuti dari atas tanah dengan menggunakan alat deteksi radiasi. Tempat di
mana alat menunjukkan hasil cacahan radiasi yang tinggi mengindikasikan di situ
terjadi kebocoran (Chandra, 2016). Dalam hal ini digunakan pencacah atau detektor
Geiger Muller prinsip kerja detektor jenis ini berdasakan ionisasi dari atom atom gas
isian sebagai medium aktifnya karena berinteraksi dengan partikel radiasi yang datang
(Sayono, 2009).
b. Mengetahui adanya cacat pada material
Untuk mengetahui kecacatan yang terjadi pada material tersebut, maka metode
yang sering digunakan adalah NDT (Non Distructive Test). Non Destructive Testing
(NDT) dapat diartikan sebagai pemeriksaan yang ditujukan untuk mengidentifikasi
adanya cacat atau kelemahan pada bahan material tanpa merubah ataupun
menghancurkan benda atau spesimen. Pada dasarnya, pengujian ini dilakukan
agar menjamin bahwa material yang kita gunakan masih aman atau belum
melewati damage tolerance (toleransi kerusakan) yang di akibatkan oleh cacat-cacat
logam (Sumardani, 2020).
Menurut Irwansyah (2019), berikut ini adalah deskripsi singkat tentang
metode yang paling umum digunakan dalam industri adalah:
1) Visual Inspection
Inspeksi Visual berarti inspeksi peralatan dan struktur menggunakan
kombinasi indera manusia seperti penglihatan, pendengaran, sentuhan dan
penciuman. Inspeksi Visual kadang-kadang dilakukan bersamaan dengan
perangkat seperti kaca pembesar berdaya rendah, boroskop, serat optik, boreskop
video digital, sistem kamera dan sistem crawler robot. Inspeksi Visual adalah
yang paling mendasar dari berbagai metode kontrol pengujian non-destruktif,
tetapi tidak kalah pentingnya. Dari saat komponen (katup, pompa, pipa, kapal,
dll) dipasang, kontrol dengan inspeksi visual dilaksanakan sebagai elemen awal
penilaian untuk penerimaan bagian individu atau sistem keseluruhan sebelum
masuknya ke dalam layanan, atau sebagai kontrol awal untuk kinerja pengujian
selanjutnya yang memverifikasi operabilitasnya.
2) Liquid Penetrant Test
Metode Liquid Penetrant Test merupakan metode NDT yang paling
sederhana. Metode ini digunakan untuk menemukan cacat di permukaan terbuka
dari komponen solid, baik logam maupun non logam, seperti keramik dan plastik
fiber. Melalui metode ini, cacat pada material akan terlihat lebih jelas. Caranya
adalah dengan memberikan cairan berwarna terang pada permukaan material
yang diuji. Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik dan viskositas
yang rendah agar dapat masuk pada cacat dipermukaan material. Selanjutnya,
penetrant yang tersisa di permukaan material disingkirkan. Cacat akan nampak
jelas jika perbedaan warna penetrant dengan latar belakang cukup kontras.
Seusai inspeksi penetrant yang tertinggal dibersihkan dengan penerapan
developer.
3) Magnetic Particle Inspection
Dengan menggunakan metode ini, cacat permukaan (surface) dan bawah
permukaan (subsurface) suatu komponen dari bahan ferromagnetik dapat
diketahui. Prinsipnya adalah dengan memagnetisasi bahan yang akan diuji.
Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan
kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan
adanya cacat pada material. Cara yang digunakan untuk memdeteksi adanya
kebocoran medan magnet adalah dengan menaburkan partikel magnetik
dipermukaan. Partikel-partikel tersebuat akan berkumpul pada daerah kebocoran
medan magnet.
4) Eddy Current Test
Metode ini pada prisipnya hampir sama dengan metode Magnetic Particles,
akan tetapi medan listrik yang dipancarkan dari arus listrik bolak-balik, ketika
ada crack maka medan listrik akan berubah dan perubahannya itu akan terbaca
pada alat pengukur impadance. Prinsip ini erat kaitannya dengan impedansi,
maka hasilnya sangat dipengruhi oleh jarak antara benda uji dengan alat
ukurnya.
5) Ultrasonic Inspection
Pengujian Ultrasonik merupakan pengujian NDT yang memanfaatkan
gelombang suara frekuensi tinggi untuk mendeteksi cacat atau perubahan dari
sifat material. Pengujian ini juga dapat digunakan untuk mengukur ketebalan
dari berbagai jenis material logam maupun non logam dimana cukup memeriksa
dari satu sisi.
6) Radiographic Inspection
Pemeriksaan radiografi didasarkan pada paparan oleh mesin sinar-X atau
sumber radioaktif (Ir-192, Co-60, atau dalam kasus yang jarang, Cs-137) dapat
digunakan sebagai sumber foton. Karena jumlah radiasi yang muncul dari sisi
yang berlawanan dari bahan dapat dideteksi dan diukur, variasi dalam jumlah
(atau intensitas) radiasi ini digunakan untuk menentukan ketebalan atau
komposisi bahan. Radiasi penetrasi adalah mereka yang terbatas pada bagian
dari spektrum elektromagnetik dengan panjang gelombang kurang dari 10
nanometer. Prinsip Pengujian Radiografi Industri adalah Penyerapan Diferensial.
Ini berarti bahwa bahan yang berbeda menyerap jumlah radiasi yang berbeda
berdasarkan perbedaan ketebalan, kepadatan, dan adanya cacat.
Umumnya untuk media pendeteksian adalah film yang terdiri dari emulsi-
gelatin yang mengandung kristal perak halida peka radiasi, seperti perak bromida
atau perak klorida, dan dasar yang fleksibel, transparan, berwarna biru. Ketika
sinar-x, sinar gamma, atau cahaya menyerang butir-butir perak halida peka
dalam emulsi, beberapa ion dibebaskan dan ditangkap oleh ion Ag +. Perubahan
ini bersifat kecil sehingga tidak dapat dideteksi dengan metode fisik biasa dan
disebut "laten (tersembunyi) gambar". Namun, butiran yang terekspos sekarang
lebih sensitif terhadap proses reduksi ketika terkena solusi kimia (pengembang),
dan hasil reaksi dalam pembentukan hitam, perak logam. Perak ini, tersuspensi
dalam gelatin di kedua sisi dasar, yang menciptakan gambar. IRC memiliki
sumber Radiografi Gamma dan X-Ray.
7) Acoustic Emission Testing
Di saat suatu material solid diberi tegangan akan menambah parah kondisi
cacat jika semua material memancarkan ledakan singkat dari suatu energi akustik
(acoustic energy) yang disebut “emissi”. Pada pengujian ultrasonic, emissi ini
dapat dideteksi dengan receiver khusus. Sumber emissi dapat dievaluasi melalui
penelitian dari intesitasnya. Perkembangan cacat dapat dicari lokasinya
menggunakan teknik segitiga (hampir sama seperti mencari lokasi episentrum
dari gempa).
c. Pengawetan bahan
d. Pemeriksaan tanpa merusak
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau
sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat bahwa
semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin
berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-
bagian yang berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam
(Arma, 2004).
e. Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng
logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas
radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor
radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka
intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan mekanisme alat akan
mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan.
f. Menentukan kehausan atau keroposan yang terjadi pada bagian pengelasan atau
logam
g. Digunakan dalam pengujian kualitas las pada waktu pemasangan pipa minyak/gas
serta instalasi kilang minyak
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, D. 2016. Penggunaan Radioisotop dalam Bidang Hidrologi. Prosiding SEMNAS


Geografi. ISBN : 978-602-17178-2-0

Irwansyah. 2019. Deteksi Cacat pada Material Dengan Teknik Pengujian Tidak Merusak.
LENSA. 2(48). ISSN: 0854-7904.

Mubarok, 2018. Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Co-60 Terhadap Pertumbuhan Cabai Rawit.
Alchemy. ISSN 2460-6871

Munawwaroh, D. A. (2017). Aplikasi Kendali LQR Diskrit untuk Sistem Pergudangan


Barang Susut dengan Peninjauan Berkala pada Radioisotop Fosfor-32. Indonesian
Journal of Mathematics and Natural Sciences, 40(1), 56-62.

Sayono, 2009. Pembuatan Detektor Geiger-Mueller Tipe Jendela Samping Dengan Gas Isian
Argon-Et Anol Dan Argon-Brom. Jurnal IPTEK Nuklir. ISSN: 2087-8079

Sumardani, Nur Ichsan, Ngainun Ibnu Setiawan, Bebeh Wahid Nuryadin, dan Dadan
Sumardani. 2020. Defect Analysis of Carbonsteel Pipe Welding Connections Using
Non-Destructive Testing with the Penetrant Test Method. Jurnal Sains, Teknologi,
Sosial, Pendidikan, dan Bahasa. 5(1). ISSN: 2502-5643.

Anda mungkin juga menyukai