Salman Ahmad/4211419072
MuthiahAfifah/4211419075
Jurusan Fisika
Pembahasan/isi
Atom Na akan kehilangan elektron dan kelebihan satu muatan positif, atau
dengan kata lain atom Na berubah menjadi ion Na+. Peristiwa yang terjadi pada
atom ini diperlukan energi, karena terjadinya perubahan kedudukan elektron.
Karena semua atom kecuali hidrogen mempunyai lebih dari satu elektron, maka
atom-atom ini juga mempunyai lebih dari satu energi ionisasi. Bila pelepasan
melibatkan elektron pertama, disebut EI pertama, dan jika elektron kedua yang
terlibat disebut EI kedua, dan seterusnya.
Energi ionisasi pertama maupun kedua di atas dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, di antaranya jari-jari atom, kestabilan unsur, dan keelektronegatifan unsur.
2. Energi ionisasi pertama dan kedua
1 H Hidrogen 1312.0
10 Ne Neon 2080.7 3952.3 6122 9371 12177 15238 19999.0 23069.5 131432
Tabel di atas merupakan sebagian tabel energi ionisasi molar unsur yang
diukur dalam satuan kJ/mol. Ini merupakan energi per mol yang dibutuhkan untuk
memindahkan elektron dari atom atau ion dalam bentuk gas. Energi ionisasi molar
pertama diterapkan pada atom netral. Energi ionisasi molar yang kedua, ketiga
dan seterusnya diterapkan untuk pemindahan lebih lanjut suatu elektron dari ion
yang bermuatan tunggal, ganda dan seterusnya. Semua data mulai
dari rutherfordium dan selanjutnya merupakan ramalan.
1. Energi ionisasi (EI) pertama selalu lebih rendah dari EI kedua. Hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin sulit melepaskan elektron berikutnya. Keadaan ini
dikarenakan semakin dekatnya elektron dengan inti atom sehingga semakin
kuatnya gaya tarik-menarik inti terhadap elektron.
2. Dalam satu periode, umumnya energi ionisasi (EI) meningkat dari kiri ke kanan,
searah dengan meningkatnya nomor atom. Hal ini dikarenakan kulit valensinya
tetap sementara muatan inti bertambah positif sehingga volume inti atom
meningkat dan nilai jari-jari atom berkurang. Keadaan ini menyebabkan gaya
tarik-menarik inti terhadap elektron terluar semakin kuat. Akibatnya, EI semakin
besar.
3. Dalam satu golongan, energi ionisasi (EI) menurun dari atas ke bawah searah
meningkatnya nomor atom. Hal ini dikarenakan muatan inti bertambah positif
sehingga kulit atom bertambah (volume bertambah) dan nilai jari-jari atom
meningkat. Keadaan ini menyebabkan gaya tarik-menarik inti terhadap elektron
terluar semakin lemah. Akibatnya, EI semakin berkurang.
4. Energi ionisasi (EI) pertama unsur golongan VIIIA paling tinggi di antara
golongan unsur yang lain. Hal itu terjadi karena konfigurasinya yang penuh pada
kulit terluar yang membuatnya stabil. Kestabilan ini disebabkan atom-atom gas
mulia memiliki elektron valensi paling banyak (8 elektron). Oleh karena itu, untuk
mengeluarkan elektron valensi dari atom gas mulia memerlukan EI yang sangat
besar.
Besarnya energi ionisasi dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu muatan positif inti,
jumlah elektron dalam, dan jari-jari atom. Dalam suatu golongan, makin ke bawah
muatan inti bertambah, jumlah elektron dalam juga bertambah, namun kulit
bertambah sehingga jari-jari bertambah, maka elektron terluar makin mudah
dilepaskan. Oleh sebab itu energi ionisasi jelas menurun, karena makin mudah
elektron lepas, makin kecil energi yang diperlukan.
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral
dalam wujud gas pada waktu menerima satu elektron sehingga terbentuk ion
negatif. Afinitas elektron dapat dikatakan suatu ukuran kecenderungan untuk
menarik elektron dalam fase gas. Afinitas elektron merupakan fungsi periodik
tidak beraturan dari nomor atom. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan afinitas
elektron semakin meningkat. Energi ionisasi selalu ditekankan pada pembentukan
ion positif. Afinitas elektron ditekankan pada ion negatif, dan keduanya banyak
dipakai untuk unsur-unsur pada golongan VI dan VII pada tabel periodik unsur.
X + e– → X– + Energi
Hal ini juga sama atau setara dengan pelepasan elektron dari ion negatif menjadi
atom yang bermuatan netral.
X– → X + e–
Dalam satu golongan (kolom pada tabel periodik) nilai afinitas elektron
akan semakin besar dari atas ke bawah golongan unsur.Dalam satu periode (baris
pada tabel periodik) nilai afinitas elektron akan semakin besar dari kiri ke kanan
periode unsur. Namun terdapat pengecualian pada gas mulia pada kolom terakhir
tabel periodik dimana masing masing unsur pada gas mulia memiliki kulit
elektron valensi yang terisi penuh sehingga sudah cukup stabil dan afinitas
elektronnya mendekati nol atau sangat kecil .Unsur non-logam juga biasanya
cenderung memiliki nilai afinitas elektron yang lebih tinggi daripada unsur logam.
Salah satu unsur yang sangat besar energinya dalam menarik elektron yaitu klorin
(Cl).
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas mengenai energi ionisasi molar unsur dan energi
afinitas unsur dapat disimpulkan bahwa :
a. Dalam satu golongan, energi ionisasi (EI) menurun dari atas ke bawah
searah meningkatnya nomor atom. Dalam satu golongan, nilai afinitas
elektron akan semakin besar dari atas ke bawah golongan unsur.
b. Dalam satu periode, umumnya energi ionisasi (EI) meningkat dari kiri ke
kanan, searah dengan meningkatnya nomor atom. Dalam satu periode,
nilai afinitas elektron pada unsur akan semakin besar dari kiri ke kanan
periode unsur. Namun terdapat pengecualian pada gas mulia pada kolom
terakhir tabel periodik dimana masing masing unsur pada gas mulia
memiliki kulit elektron valensi yang terisi penuh sehingga sudah cukup
stabil dan afinitas elektronnya mendekati nol atau sangat kecil.
c. Faktor yang mempengaruhi besarnya nilai energi ionisasi molar unsur dan
energi afinitas unsur adalah muatan inti, jarak elektron dari inti atom atau
jumlah kulit elektron, jari-jari atom, dan gaya tarik inti.
d. Energi ionisasi molar unsur dapat digunakan untuk mempelajari perubahan
karakter suatu unsur dan dapat menghasilkan air alkali yang baik untuk
kesehatan. Energi afinitas unsur dapat digunakan untuk mengukur
kekerasan kimia, seperti ukuran seberapa asam dan basa lewis yang
terpolarisasi. Afinitas elektron juga digunakan untuk memprediksi nilai
potensial kimia elektronik dalam elektrokimia. Penggunaan lain dari
afinitas elektron yang biasa dilakukan adalah untuk menentukan apakah
suatu atom atau molekul akan bertindak sebagai akseptor elektron atau
donor elektron dalam suatu reaksi dan untuk memprediksi apakah dua
reaktan akan saling bereaksi dalam reaksi redoks.
Daftar Pustaka
Erlangga.
Erlangga.