Anda di halaman 1dari 31

Ketika sebuah atom kehilangan elektronnya, tarikan inti terhadap elektron terluar dari atom akan

semakin besar, sehingga akan terjadi suatu penciutan terhadap kulit dan menyebabkan jari-jari
terlihat mengecil. Begitu juga sebaliknya, ketika sebuah atom mendapatkan sebuah elektron,
tarikan inti terhadap elektron terluarnya semakin kecil, sehingga jari-jari atom tersebut terlihat
lebih besar.
Keteraturan:
Dalam suatu periode, dari kiri ke kanan akan terjadi pengecilan jari-jari atom. Hal ini terjadi
karena jumlah valensi terus bertambah namun tidak diikuti dengan penambahan kulit.
Secara vertikal (golongan), penambahan suatu jari-jari atom pada unsur menemukan keteraturan
dari atas ke bawah. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah kulit atom dari golongan unsur.

Energi ionisasi (EI)


Ionisasi erat kaitannya dengan ion, aktivitas ion pada keadaan tertentu adalah pelepasan dan
penarikan elektron, ionisasi dikatakan sebagai pelepasan satu elektron dari suatu atom netral.
Sehingga, energi ionisasi dijabarkan sebagai sejumlah energi yang dibutuhkan untuk melepas
satu elektron dari atom netralnya.
Dalam ilmu yang berkembang, dikenal adanya energi ionisasi pertama(I1), energi ionisasi kedua
(I2), energi ionisasi ketiga, energi ionisasi keempat, energi ionisasi suksesif (berturut-turut), dan
seterusnya. Angka 1 dan 2 pada energi ionisasi menunjukkan di orbital manakah elektron
tersebut telah hilang.
Pada tabel periodik unsur dikenal beberapa keteraturan terhadap arah golongan dan periode.
Namun, keteraturan ini tidak absolute.
Keteraturan berdasarkan periode
Dalam periode, EI suatu unsur ditemukan semakin bertambah dari arah kiri dan kanan. Hal ini
disebabkna karena adanya penambahan muatan atom namun dalam jumlah kulit yang tetap.
Keteraturan berdasarkan golongan
Secara vertikal, penambahan jumlah EI ditemukan dari bawah ke atas pada suatu golongan. Hal
ini dapat dikaitkan dengan ukuran dari atom suatu unsur dimana semakin kecil ukuran atom
berarti semakin dekat jarak elektron valensi terhadap inti atom sehingga gaya tarik inti semakin
besar dan untuk melakukan pelepasan elektron tersebut diperlukan energi yang sangat besar.
Namun secara garis besar, keteraturan ini tidak pernah absolute.
Faktor yang mempengaruhi energi ionisasi adalah sebagai berikut.
1. Muatan pada inti.

2. Jarak dari elektron pada inti.


Namun, pada suatu periode terdapat beberapa unsur yang tidak mengikuti keteraturan tersebut
seperti Be dan Mg, serta N dan P.

Li (520)
Na (496)

Be (900)
Mg (738)

Ketidakteraturan Energi Ionisasi


B (800)
C (1086)
N (1402)
Al (577)
Si (786)
P (1012)

O (1314)
S (999)

Hal ini terjadi karena adanya energi pasangan (coupling energy), yakni energi yang dimiliki oleh
orbital penuh dan energi tambahan yang dimiliki oleh orbital setengah penuh.

Afinitas Elektron
Berseberangan dengan energi ionisasi, afinitas elektron dapat dikatakan sebagai sejumlah energi
yang dilepaskan suatu atom saat atom tersebut menambahkan suatu elektronnya menjadi suatu
anionnya.
Terjadi pula pengecualian pada unsur dengan orbital s yang terisi penuh dan p setengah penuh,
seperti pada unsur Be dan Mg, serta N dan P.

Li (-60)
Na (-53)

Be (+100)
Mg (+33)

Ketidakteraturan Afinitas Elektron


B (-27)
C (-122)
N (+9)
Al (-44)
Si (-134)
P (+72)

O (-141)
S (-200)

Pada orbital unsur yang mengalami pengecualian memiliki daya tarik tambahan terhadap
elektronnya sehingga muatan efektif pada elektron yang masuk lebih kecil. Hal ini
mengakibatkan untuk menambahkan satu elektron membutuhkan energi dari luar.

Elektronegatifitas
Elektronegatifitas dapat dijabarkan sebagai kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari
atom lain. Elektronegatifitas ini dapat dipangaruhi oleh jari-jari atom dan gaya tarik inti terhadap
elektron terluar dari suatu atom.
Keteraturan:
1. Secara vertikal dalam golongan, keelektronegatifan suatu atom akan semakin kecil. Hal
ini karena kekuatan gaya tarik inti semakin melemah dan cenderung melepaskan elektron.
2. Secara horizontal, keelektronegatifan semakin ke kanan semakin besar. Hal ini karena
semakin banyak elektron pada kulit terluar dan kemungkinan untuk menarik elektron lain
semakin besar.

Sifat KelogamanSifat kimia dari unsur-unsur logam dianggap dapat muncul dari kemampuan
unsur untuk melepas elektron untuk membentuk lautan elektron yang mengikat kation bersamasama dan membentuk ikatan logam[2] Dalam tabel periodik, sifat kelogaman unsur-unsur semakin
berkurang dalam satu periode dan semakin bertambah dari atas ke bawah dalam satu golongan.
Unsur yang bersifat logam memiliki ciri khas yakni mudah melepaskan elektron sehingga dapat
dihubungkan dengan energi ionisasi, yakni sejumlah energi yang dibutuhkan untuk melepas satu
elektron dari atom netralnya.
2.6.1 Energi ionisasi dan afinitas elektron
Energi yang diperlukan untuk membuat n+1 keadaan valensi ionik dengan mengeluarkan sebuah
elektron dari keadaan valensi ionik ndari sebuah bahan disebut sebgai energi ionisasi ke n+1. Definisi
ini dapat digunakan pada n = 0. Dalam kasus n = 0, energi yang diperlukan untuk mengeluarkan
sebuah elektron dari bahan yang netral disebut sebagai energi ionisasi pertama. Biasanya energi
ionisasi tercatat sebagai energi ionisasi pertama. Gambar 2.8 dan Tabel 2.5 menunjukkan periodisitas
dari energi ionisasi pertama dari atom-atom dan gambaran atas sifat utamanya adalah sebagai
berikut.

Gambar 2.8 Periodisitas dari energi ionisasi


Gambaran (1) Berkaitan dengan meningkatnya bilangan atom dan nilai-nilai maksimum ditemukan
pada atom-atom gas mulia.

Gambaran (2) Berkaitan dengan meningkatnya bilangan atom, nilai minimum dengan penurunan yang
tiba-tiba dari atom-atom gas mulia ditemukan pada atom-atom logam alkali.
Gambaran (3) Dalam baris yang sama dalam tabel periodik, kecenderungan meningkat diketahui
terjadi pada keseluruhan baris berangkat dari atom logam alkali hingga atom gas mulia.
Gambaran (4) Gambaran detail sepanjang baris yang sama pada tabel periodik menunjukkan nilai
maksimum yang kecil pada grup kedua atau grup kelima dengan nilai minimum pada grup berikutnya.
Gambaran (5) Dalam grup yang sama, kecenderungan penurunan ditemukan jika kita bergerak ke
bawah dalam tabel periodik.
Tabel 2.5 Energi ionisasi untuk beberapa atom (eV)

Energi yang dilepaskan pada saat sebuah elektron diserap oleh sebuah material yang secara elektrik
netral disebut sebagai afinitas elektron, dan ekivalen dengan energi yang diperlukan untuk
mengeluarkan sebuah elektron dari sebuah ion negatif monovalen. Afinitas elektron untuk atom-atom
juga menunjukkan variasi periodik sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2.6. Meskipun
kecenderungannya untuk variasi sepanjang urutan vertikal dan horizontal dalam tabel periodik secara
umum sama dengan energi ionisasi, posisi tempat nilai maksimum yang besar bergeser dari atomatom gas mulia ke atom-atom halogen dan nilai minimumnya bergeser ke atom-atom gas mulia.
Tabel 2.6 Afinitas elektron untuk beberapa atom (eV)

Berbagai metoda diusahakan untuk menentukan energi W yang diperlukan untuk memindahkan
sebuah elektron. Sebagai contoh, berdasarkan sebuah metoda yang mirip dengan metoda yang

digunakan untuk mempelajari efek fotolistrik, energi kinetik elektron mv2 yang dilepaskan dari suatu
bahan melalui proses radiasi dengan sebuah foton h dapat ditentukan dan kemudian W dapat
diperoleh dengan rumus sebagai berikut.

(2.66)
Metoda ini sering digunakan untuk menentukan energi ionisasi dan afinitas elektron.

2.6.2 Muatan inti efektif dan aturan untuk menghitung konstanta perisai
Dalam memperhitungkan periodisitas dalam konfigurasi elektron, muatan efektif dari inti atom secara
dekat berkaitan dengan periodisitas dalam energi ionisasi dan afinitas elektron. Marilah ki ta
mempelajari bagaimana muatan inti efektif bergantung pada efek perisai sebagaimana yang
dijelaskan pada bagian 2.3.
Dalam usaha untuk mendapatkan muatan inti efektif

, konstanta perisai s harus ditentukan

disamping bilangan atom Z. Konstanta perisai s dapat dengan mudah diperkirakan dengan
menggunakan aturan-aturan sebagai berikut.

[Aturan-aturan untuk menghitung konstanta perisai]


1.

Karena efek perisai disebabkan oleh gaya tolak-menolak oleh elektron yang lain terhadap
elektron yang menjadi perhatian, konstanta perisai dapat diperkirakan sebagai penjumlahan
atas kontribusi seluruh elektron-elektron secara individual.

2.

Karena efek perisai sangat bergantung pada lokasi elektron lokasi elektron-elektron, baik itu di sebelah dalam atau luar
dari elektron yang menjadi perhatian, sebagaimana disebutkan dalam bagian 2.3, posisi-posisi relatif dari orbital
elektron diklasifikasikan dalam kelompok-kelompok berikut dan dipisahkan dengan garis miring.

Dari kiri ke kanan, orbital berkembang dari yang terdalam hingga yang terluar. ns dan np berada
pada kelompok yang sama dengan memperhatikan kesamaan lokasi dari orbital-orbital ini.
3.

Kontribusi yang diberikan oleh elektron dalam kelompok terluar adalah sama dengan 0,
karena mereka tidak menyebabkan efek perisai.

4.

Kontribusi oleh elektron dalam kelompok yang sama dapat dinyatakan sebesar 1/3, dikarenakan efek perisai yang tidak
lengkap dan berkaitan juga dengan probabilitas relatif dari elektron-elektron tersebut berada pada daerah yang lebih
dalam.

5.

Kontribusi dari elektron dari kelompok dalam adalah sama dengan 1, karena elektron dalam
akan memberikan efek perisai yang lengkap.

Aturan-aturan di atas merupakan versi yang lebih sederhana dari aturan Slater pada tahun 1930, yang
mana bagian utama saja yang digunakan. Aturan (1)-(3) adalah sama. Dan untuk aturan (4), Slater
memperkenalkan sedikit perbedaan untuk 1s dan orbital yang lain, 0.3 untuk 1s dan 0.35 untuk yang
lainnya. Aturan (5) adalah sama kecuali untuk elektron pada ns dan np, di mana Slater meninjau
elektron dalam (n-1)s atau (n-1)p memiliki kontribusi sebesar 0.85 untuk perisai terhadap elektron
yang berada pada kulit ke-n, disebabkan oleh efek perisai yang tidak lengkap dan dikarenakan oleh
kulit elektron yang saling tumpang tindih. Aturan Slater telah digunakan untuk membangun fungsi
orbital atomik dengan perlakuan yang sederhana untuk berbagai atom dan mereka memainkan
peranan yang sangat penting terutama pada saat-saat awal perkembangan kimia kuantum. Fungsi
orbital atomik dengan bentuk yang diusulkan oleh J. C. Slater disebut sebagai orbital tipe Slater
(Slater Type Orbital/STO) dan digunakan dalam paket program terakhir untuk kimia kuantum.

2.6.3 Muatan efektif inti dan energi ionisasi


Elektron yang tidak terikat secara erat dalam kulit elektron terluar adalah elektron yang penting yang
harus ditinjau untuk menentukan energi ionisasi atom. Marilah kita memperkirakan muatan efektif inti
untuk sebuah elektron di kulit elektron terluar dengan menggunakan aturan konstanta perisai yang
sebutkan sebelumnya. Sebagai contoh, kita akan memperhatikan efek perisai pada sebuah elektron
2p pada sebuah atom Flor, F(Z = 9). Konfigurasi elektron untuk sebuah atom F adalah sebagai
berikut:

Pada sisi sebelah dalam dari elektron 2p yang ditinjau, terdapat dua elektron 1s yang akan
memberikan kontribusi sebesar 1 x 2 berdasarkan aturan (5). Dalam daerah yang sama dengan 2p,
terdapat enam elektron secara bersama-sama, yaitu dua elektron 2s dan empat elektron (5-1 = 4)
dalam 2p dan akan memberikan kontribusi sebesar 1/3 x 6 berdasarkan aturan (4). Dengan demikian,
s = 12 + 1/6 = 4, dan ini akan menghasilkan muatan inti efektif

sebesar

= Z s= 9 4 = 5

Tabel 2.7 menunjukkan muatan efektif inti untuk sebuah elektron dalam kulit terluar pada atom dari
hidrogen H hingga argon Ar, yang diperkirakan dengan menggunakan aturan di atas untuk konstanta
perisai. Gambaran (1)-(5) memberikan bahwa periodisitas dalam energi ionisasi sekarang dapat
dibahas dengan menggunakan muatan inti efektif sebagaimana terdapat dalam tabel. Karena energi
ionisasi meningkat, ini berkaitan dengan meningkatnya gaya tarik-menarik oleh inti dan harus
memberikan dua kecenderungan berikut.
(Kecenderungan 1): Energi ionisasi meningkat dengan meningkatnya muatan inti efektif dan
disebabkan oleh kebergantungan gaya Coulomb pada muatan listrik.

(Kecenderungan 2): Energi ionisasi akan menurun jika kulit elektron semakin berada di luar dan ini
disebabkan oleh kebergantungan gaya Coulomb atas jarak.
Dalam baris di dalam tabel periodik, elektron valensi akan berada pada kulit elektron yang sama dan
muatan inti efektif akan meningkat jika bergerak dari kiri ke kanan. Hal ini mengikuti kecenderungan
1 dan menjelaskan gambaran 3 bahwa sepanjang baris yang sama energi ionisasi akan meningkat dari
kiri ke kanan. Jika kita bergerak dari sisi ujung sebelah kanan menuju puncak dari baris berikutnya,
kulit elektron akan bergerak menuju daerah lebih luar (kecenderungan 2) yang berkaitan dengan
penurunan tiba-tiba dari muatan inti efektif (kecenderungan 1) dan karenanya kecenderungankecenderungan ini menjelaskan nilai maksimum pada sisi ujung di sebelah kanan (gambaran 1) dan
minimum pada ujung sebelah kiri (gambaran 2). Pada grup yang sama muatan inti efektif adalah
sama kecuali untuk perubahan antara He dan Ne dalam atom-atom gas mulia dan kulit elektron
terluar memberikan kontribusi pada unsur yang lebih rendah. Ini akan memberikan situasi di mana
baris yang lebih rendah akan memberikan energi ionisasi yang lebih rendah (gambaran 5). Pada
perubahan pada He dan Ne, sangat sulit untuk menebak susunan relatif dikarenakan kecenderungan 1
dan kecenderungan 2 bekerja secara berlawanan. Nilai hasil eksperimen menunjukkan penurunan
yang berbeda dari He ke Ne dan ini menunjukkan akan kecenderungan 2, efek dari jarak dari kulit K
hingga L, lebih penting pada besaran energi ionisasi. Efek ini dapat juga dipahami dari penurunan
yang besar pada energi ionisasi dari 13.6 eV (H) menjadi 5.4 eV (Li) meskipun terdapat kesamaan
muatan efektif inti.
Gambaran 4 untuk nilai eksperimental dari energi ionisasi mengandung perubahan lebih lanjut dan ini
tidak dapat dijelaskan dengan kecenderungan 1 dan kecenderungan 2. Perubahan dari grup 2 hingga
ke grup 13 adalah disebabkan oleh perubahan pada subkulit elektron dari ns hingga np. Sebuah
elektron dalam sebuah orbital s memiliki probabilitas yang tinggi untuk mendekati inti dibandingkan
dengan elektron dalam sebuah orbital p. Karena energi potensial dari interaksi Coulomb adalah
berbanding dengan kebalikan dari jaraknya, kelakuan di sekitar ini adalah yang paling efektif. Dengan
demikian maka efek perisai dari elektron s jauh lebih kecil dibandingkan dengan elektron p. Ini akan
mengakibatkan bahwa muatan inti efektif untuk elektron s menjadi lebih besar dibandingkan dengan
untuk elektron p. Efek ini menjelaskan perbedaan dari energi ionisasi jika kita bergerak dari grup 2
hingga grup 13. Perubahan dari grup 15 menuju grup 16 dapat dipahami dengan jelas ketika
konfigurasi elektron dari atom N dan O dibandingkan secara lebih detil. N memiliki konfigurasi [He]
(2s)2(2px)2(2py)1(2pz)1, sementara O memiliki sebuah konfigurasi [He](2s)2(2px)1(2py)1(2pz)1. Dalam
sebuah atom O, sebuah elektron ditambahkan dalam orbital 2p yang sama, yang mengakibatkan
tolakan e lektron yang lebih besar untuk meningkatkan energi elektron dalam kulit elektron terluar
dan karenanya ionisasi energi akan menurun.

Tabel 2.7 Muatan inti efektif untuk sebuah elektron dalam kulit elektron terluar.

2.6.4 Muatan inti efektif dan afinitas elektron


Sekarang marilah kita mempelajari periodisitas afinitas elektron dalam atom dengan didasarkan pada
muatan inti efektif. Karena afinitas elektron sama dengan energi untuk mengambil sebuah elektron
tambahan, kita mempertimbangkan muatan inti efektif untuk sebuah elektron pada kulit elektron
terluar dalam ion mononegatif. Untuk sebuah elektron 2p dari ion F (Z = 9) sebagai contoh,
konfigurasi elektron untuk ion F diberikan oleh

Terdapat dua elektron 1s di sisi dalam dari elektron 2p yang dipilih dan dengan demikian efek
perisainya akan bernilai 1 x 2 berdasarkan aturan (5). Elektron dalam grup yang sama dengan
elektron 2p yang dipilih seluruhnya berjumlah tujuh, dua elektron 2s dan 6 ????1 = 5 elektron 2p
yang akan memberikan kontribusi sebesar ⅓7 secara keseluruhan berdasarkan aturan (4). Ini
akan memberikan konstanta perisai menjadi s = 1 x 2 + ⅓ x 7 = 13/3 = 4.33. Dengan
demikian muatan inti efektif

dapat diperkirakan dan diperoleh

= Z s = 9 13/3 = 14/3 =

4,67. Jika sebuah ion negatif dibentuk untuk sebuah atom Ne dengan sebuah bilangan atom Z = 10 ,
elektron terluar dari Ne adalah berada dalam sebuah orbital 3s. Konstanta perisai untuk elektron 3s
ini menjadi s = 10 , karena bilangan dari elektron terdalamnya adalah 10. Karenanya, muatan ini
efektif menjadi

= 10 10 = 0.

Tabel 2.8 memberikan muatan inti efektif untuk sebuah elektron yang berada pada kulit terluar dari
sebuah ion mononegatif dari atom hidrogen H hingga argon Ar.

Tabel 2.8 Muatan inti efektif untuk sebuah elektron dalam kulit elektron terluar dalam ion m

ononegatif

Meskipun periodisitas dari muatan inti efektif untuk ion mononegatif sama dengan untuk atom netral,
posisi dari nilai maksimum dan nilai minimum bergeser ke bilangan atom yang lebih rendah masingmasing sebanyak satu. Ini akan mengakibatkan bahwa afinitas elektron akan memberikan nilai
maksimumnya pada atom halogen dan minimumnya pada atom gas mulia. Nilai maksimum dan
minimum yang kecil sebagaimana pada gambaran 4 dalam energi ionisasi juga ditemukan pada posisi
yang bergeser ke kiri sebanyak satu; pada grup 2 dan 15, nilainya akan menjadi lebih kecil terhadap
atom yang berada di sebelah kirinya.

Sifat Sifat Periodik Unsur


Beberapa sifat periodik yang akan dibicarakan di sini adalah jari-jari
atom, energi ionisasi, keelektronegatifan, afinitas elektron, sifat logam, dan
titik leleh serta titik didih (Martin S. Silberberg, 2000).
a. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar. Bagi unsur-unsur yang segolongan,
jari-jari atom makin ke bawah makin besar sebab jumlah kulit yang dimiliki atom makin banyak,
sehingga kulit terluar makin jauh dari inti atom.

Unsur-unsur yang seperiode memiliki jumlah kulit yang sama. Akan tetapi, tidaklah berarti
mereka memiliki jari-jari atom yang sama pula. Semakin ke kanan letak unsur, proton dan
elektron yang dimiliki makin banyak, sehingga tarik-menarik inti dengan elektron makin kuat.

Akibatnya, elektron-elektron terluar tertarik lebih dekat ke arah inti. Jadi, bagi unsur-unsur yang
seperiode, jari-jari atom makin ke kanan makin kecil.

Dalam satu golongan, konfigurasi unsur-unsur satu golongan mempunyai jumlah elektron valensi
sama dan jumlah kulit bertambah. Akibatnya, jarak elektron valensi dengan inti semakin jauh,
sehingga jari-jari atom dalam satu golongan makin ke bawah makin besar.
Jadi dapat disimpulkan:
1) Dalam satu golongan, jari-jari atom bertambah besar dari atas kebawah.
2) Dalam satu periode, jari-jari atom makin kecil dari kiri ke kanan.
b. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar suatu atom.
Energi ionisasi ini dinyatakan dalam satuan kJ mol1. Unsur-unsur yang segolongan, energi
ionisasinya makin ke bawah semakin kecil karena elektron terluar makin jauh dari inti (gaya
tarik inti makin lemah), sehingga elektron terluar makin mudah dilepaskan. Sedangkan unsurunsur yang seperiode, gaya tarik inti makin ke kanan makin kuat, sehingga energi ionisasi pada
umumnya makin ke kanan makin besar. Ada beberapa perkecualian yang perlu diperhatikan.
Golongan IIA, VA, dan VIIIA ternyata mempunyai energi ionisasi yang sangat besar, bahkan
lebih besar daripada energi ionisasi unsur di sebelah kanannya, yaitu IIIA dan VIA. Hal ini
terjadi karena unsur-unsur golongan IIA, VA, dan VIIIA mempunyai konfigurasi elektron yang
relatif stabil, sehingga elektron sukar dilepaskan.

SISTEM PERIODIK
A.

PERKEMBANGAN DASAR PENGELOMPOKKAN UNSUR-UNSUR

Upaya pengelompokkan unsur-unsur sudah dilakukan sejak lama, yaitu sejak jumlah unsur yang
dikenal sudah cukup banyak. Pengelompokkan yang baik akan membantu kita dalam
mempelajari sifat-sifat unsur tersebut.
Sistem periodik yang kita gunakan sekarang merupakan puncak dari berbagai upaya yang
dilakukan para ahli.
1.

Penggolongan berdasarkan sifat Logam dan Non Logam

Pengelompokkan unsur yang pertama dilakukan oleh Lavoisier yang mengelompokkan unsur
kedalam golongan logam dan non logam. Pada waktu itu baru sekitar 20 jenis unsur yang sudah
dikenal. Oleh karena pengetahuan tentang sifat-sifat unsur masih sederhana, unsur-unsur tersebut
kelihatannya berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, artinya belum terlihat adanya
kemiripan antara unsur yang satu dengan yang lainnya. Tentu saja pengelompokkan atas logam
dan non logam masih sangat sederhana, sebab antara sesama logam masih terdapat banyak
perbedaan.

2.

Triade Dobereiner

Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner, seorang profesor kimia di Jerman,
mengemukakan bahwa massa atom relatif stransium sangat dekat dengan massa rata-rata dari
dua unsur lain yang mirip dengan unsur stransium, yaitu kalsium dan barium.
Dobereiner mengambil kesimpulan bahwa unsur-unsur dapat dikelompokkan kedalam
kelompok-kelompok tiga unsur yang disebutnya triade. Namun sayang, dobereiner tidak berhasil
menunjukkan cukup banyak triada sehingga aturan tersebut bermanfaat.

Triade

Ar

Rata-Rata Ar Unsur
Pertama Dan Ketiga

Kalsium
40
Stransium
88
barium
137

3.)

Beberapa triade yang


pernah diusulkan
dobereiner:
1.)

Li, Na, K

2.)

Ca, Sr, Ba

Cl, Br, I

B.

SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR

Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom,
yaitu dari kiri ke kanan dalam suatu periode, atau dari atas ke bawah dalam suatu golongan.
Sifat-sifat periodik yang akan dibahas meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron,
keelektronegatifan.
1.

Jari-jari Atom

Jari-jari atom adalah jarak dari inti hingga kulit elektron keluar.
Kecendrungan jari-jari aton adalah sistem periodik :

Dari atas ke bawah dalam satu golongan jari-jari atom semakin besar

Dari kiri ke kanan dalam satu periode, jari-jari atom semakin kecil

Besar kecilnya jari-jari atom ditentukan oleh dua faktor yaitu jumlah kulit dan muatan inti.

Untuk unsur-unsur segolongan, semakin banyak kulit atom, semakin besar jari-jarinya.

Untuk unsur-unsur seperiode semakin besar muatan inti, semakin kuat gaya tarik inti
terhadap elektron, semakin kecil jari-jarinya.

Perhatikanlah jari-jari atom litium, berlium, natirium dan magnesium dalam gambar berikut :

1e-

2e-

Li

4Be

2.

1e-

2e-

Na

11

Mg

12

Jari-jari Ion

Ion (tunggal) dapat terbentuk dari atom netralnya karena pelepasan atau penyerapan elektron. Ion
positif (kation) terbentuk karena pelepasan elektron, sedangkan ion negatif (anion) terbentuk
karena penyerapan elektron.

Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata jika dibandingkan dengan jari-jari atom
netralnya.

Ion positif mempunyai jari-jari yang lebih kecil.

Ion negatif mempunyai jari-jari yang lebih besar.

Energi Ionisasi

suatu atom dapat kehilangan (melepas) elektron, sehingga menjadi ion positif. Pelepasan
elektron memerlukan energi untuk mengatasi gaya tarik intinya. Besarnya energi yang
diperlukan untuk melepas satu elektron dari suatu atom netral dalam wujud gas sehingga
terbentuk ion berwujud gas dengan muatan +1 disebut energi ionisasi.
1

Afinitas Elektron

Selain dapat kehilangan elektron, suatu atom dapat pula menyerap (menerima tambahan)
elektron sehingga membentuk ion negatif.
Energi yang menyertai penambahan 1 elektron pada satu atom netral dalam wujud gas
membentuk ion bermuatan -1 disebut afinitas elektron.
Beberapa hal untuk memahami afinitas elektron :
1

penyerapan elektron ada yang disertai pelepasan energi, ada pula yang disertai
penyerapan energi.

Jika peneyerapan elektron disertai pelepasan energi, maka afinitas elektronnya


dinyatakan dengan tanda negatif.

Jika penyerapan elektron disertai penyerapan energi afinitas elektronnya dinyatakan


dengan tanda positif.

Usur mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai daya tarik atau afinitas
elektron yang lebih besar dari pada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif.

Unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda negatif berarti ion negatif yang
dibentuknya lebih stabil dari pada atom netralnya dan sebaliknya.

Dalam satu golongan dari atas ke bawah afinitas elektron cenderung berkurang.

Dalam satu periode dari kiri ke kanan afinitas elektron cenderung bertambah.

Keelektronegatifan

Keelektronegatifan berkaitan dengan kecenderungan unsur menarik elektron, tetapi tidak


dikaitkan dengan pembentukkan ion positif atau ion negatif. Keelektronegatifan adalah suatu
bilangan yang menggambarkan kecenderungan relatif suatu unsur menarik elektron ke pihaknya
dalam suatu ikatan kimia.Contoh :Misalkan hidrogen dengan fluorin mempunyai elektron yang
ditarik bersama seperti digambarkan berikut ini. Atom manakah yang menarik elektron lebih
kuat, hidrogen atau fluorin ?
H

Elektron Ditarik Bersama


Dari data keelektronegatifan dapat diketahui bahwa keelektronegatifan hidrogen adalah 2,1
sedangkan fluorin 4,0. hal itu berarti bahwa fluorin menarik elektron lebih kuat dari pada
hidrogen dengan perbandingan 4 : 2,1, namun demikian elektron tetap dimiliki bersama oleh
kedua atom ini.
Kecenderungan kelektronegatifan unsur dalam sistem periodik :

Dari atas ke bawah dalam satu golongan, kelektronegatifan semakin berkurang.

Dari kiri ke kanan dalam satu periode kelektronegatifan semakin bertambah.

beberapa Sifat Periodik Unsur


Sifat periodik unsur-unsur adalah sifat dari unsur-unsur yang berubah secara periodik
dengan bertambahnya nomor atom unsur. Telah diketahuhi bahwa sifat unsur terutama sifat
kimianya berhubungan langsung dengan konfigurasi elektron.
Pada umumnya sifat unsur-unsur dalam satu perioda dari kiri ke kanan baik sifat fiisika
maupun kimianya berubah secara teratur karena terjadi perubahan struktur atom yang teratur.
Baik perubahan struktur inti atom maupun konfigurasi elektronnya (terutama perubahan
konfigurasi elektron yang terjadi pada kulit terluarnya).
Untuk pembahasan sifat unsur-unsur terutama untuk unsur golongan utama atau blok s dan blok
p, satu hal yang perlu diperhatikan bahwa yang dimaksud adalah tidak termasuk unsur H dan
unsur gas mulia, karena atom H adalah atom yang paling sederhana yang mempunyai beberapa
sifat yang menyimpang dari lainnya (anomali) sedang gas mulia adalah unsur yang stabil, atau
unsur yang tidak reaktif.
Meskipun sifat periodik unsur menunjukkan suatu keteraturan perubahan sifat dalam tiap
perioda, ternyata tetap tidak dapat dihindarkan adanya perkecualian (aonali) untuk unsur tertentu.

Secara umum unsur pertama dalam setiap blok s dan blok p (unsur-unsur yang terletak paling
atas di setiap golongan) biasanya mempunyai sifat-sifat fisik maupun kimia yangmenyimpang
dari sifat umum unsur digolongkan itu. Kekhususan sifat unsur pertama dalam tiap golongan
tersebut antara lain karena ukuran atomnya yang paling sederhana di antara unsur-unsur
segolongan.
Sifat periodik unsur-unsur tersebut antara lain :
1. Volume atom
2. Jari-jari atom/ion
3. Energi ionisasi
4. Elektronegativitas
5. Sifat asam dan basa
6. Titik leleh dan titik didih
Sifat periodik unsur dalam tiap periode digambarkan dalam bentuk grafik akan
menghasilkan bentuk yang mirip. Berikut ini akan diuraikan sifat periodik unsur-unsur. Baik
secara kwalitatif maupun dalam bentuk grafik.
1. Volume Atom
Yang dimaksud dengan volume atom adalah massa atom relatif dari suatu atom dibagi
massa jenis (karapatan) unsur tersebut dalam bentuk padatan. Untuk unsur yang berupa cairan
dan gas kerapatannya di tentukan pada keadaan mendidih. Biasanya satuan volume atom dalam
mL/mol.
Volume atom untuk unsur unsur golongan alkali (IA) dan unsur-unsur periode ke-2 :
Daftar volume atom unsur golongan IA
Unsur
Li

Volume atom (mL/mol)


13,1

Na

23,7

45,3

Rb

53,9

Cs

70,0

Daftar volume atom unsur perioda ke-2


Unsur

Volume atom (ml/mol)

Li

13,1

5,0

Be

4,3

5,3

17,3

14,0

17,1

Ne

16,8

Jika dibuat grafik antara volume atom dan nomor atomnya ternyata menunjukkan keperiodikan
sifat unsur seperti yang terlihat pada grafik berikut ini :
1) Grafik yang mendaki (naik) selalu terdiri da ri unsur-unsur non-logam (elektronegatif).
2) Bagian grafik yang menunj selalu terdiri dari unsur-unsur logam (elektropositif).
3) Titik puncak grafik selalu unsur logam alkali.
2. Jari-jari Atom dan Ion
Telah diketahui bahwa atom adalah suatu partikel yang sangat kecil. Hingga belum ada
manusia yang dapat melihatnya meskipun dengan alay yang paling modern sekalipun.
Tetapi berdasar anggapan bahwa suatu molekul doatomik terbentuk dari dua atom yang
bersinggungan, maka dengan bantuan spektrum dan sinar-X akhirnya jari-jari atom unsur dapat
ditentukan.
Panjang jari-jari atom untuk molekul unsur diatomik dianggap sama dengan setengah dari
panjangnya ikatan dari kedua atom unsur tersebut. Dengan telah diketahui jari-jari atom unsur
tersebut

maka jari-jari itu digunakan uuntuk menentukan jari-jari atom unsur yang dapat

membentuk senyawa / molekull dengan unsur tersebut.


Secara teoretis dapat pula ditentukan jari-jari atom unsur dalam satu periode maupun
dalam satu golongan dengan cara membendingkan dengan jari-jari atom unsur lain.

Jari-jari Atom Unsur


1) Jari-jari Atom Unsur Segolongan

Unsur-unsur yang terletak dalam satu perioda dari kiri ke kanan jari-jari atomnya akan
makin pendek disebabkan oleh karena muatan inti makin besar. Sehingga makin besar gaya tarik
inti terhadap elektron kulilt terluarnya. Jari-jari atom unsur gas mulia adalah yang terpanjang
dalam setiap perioda.
Jika hendakk membandingkan jari-jari atom unsur yang tidak terletak segolongan
maupun seperioda, maka cara tinggal melihat jumlah kulit atau nomor perioda di mana unsur
berada. Unsur yang bernomor periodanya atau jumlah kulitnya banyak berarti jari-jari atomnya
lebih panjang.
Berikut ini contoh beberapa unsur untuk membandingkan jari-jari atomnya :
Yaitu atom Na ; K ; dan As.

beberapa Sifat Periodik Unsur


Sifat periodik unsur-unsur adalah sifat dari unsur-unsur yang
berubah secara periodik dengan bertambahnya nomor atom unsur. Telah
diketahuhi bahwa sifat unsur terutama sifat kimianya berhubungan
langsung dengan konfigurasi elektron.
Pada umumnya sifat unsur-unsur dalam satu perioda dari kiri ke
kanan baik sifat fiisika maupun kimianya berubah secara teratur karena
terjadi perubahan struktur atom yang teratur. Baik perubahan struktur
inti atom maupun konfigurasi elektronnya (terutama perubahan
konfigurasi elektron yang terjadi pada kulit terluarnya).
Untuk pembahasan sifat unsur-unsur terutama untuk unsur golongan
utama atau blok s dan blok p, satu hal yang perlu diperhatikan bahwa
yang dimaksud adalah tidak termasuk unsur H dan unsur gas mulia,
karena atom H adalah atom yang paling sederhana yang mempunyai
beberapa sifat yang menyimpang dari lainnya (anomali) sedang gas
mulia adalah unsur yang stabil, atau unsur yang tidak reaktif.
Meskipun sifat periodik unsur menunjukkan suatu keteraturan
perubahan sifat dalam tiap perioda, ternyata tetap tidak dapat

Dari gambar tersebut kiranya mudah dimengerti jika :


1

Jari-jati atom Na < K (unsur segolongan).

Jari-jari aotm K > As (unsur seperioda).

Data jari-jari atom beberapa unsur segolongan maupun seperioda.


JARI-JARI ATOM UNSUR PERIODA
KEDUA DAN KETIGA
Perioda kedua

Perioda ketiga

NA
3

Unsur
Li

r(nm)
0,123

NA
11

Unsur
Na

r (nm)
0,157

Be

0,089

12

Mg

0,136

0,080

13

Al

0,125

0,077

14

Si

0,177

0,075

15

0,110

0,073

16

0,103

0,072

17

Cl

0,099

10

Ne

0,160

18

Ar

0,193

JARI-JARI ATOM UNSUR SEGOLONGAN


Golongan IA

Golongan IIA

NA
1

Unsur
H

r(nm)
0,037

NA

Unsur

r (nm)

Li

0,123

Bc

0,089

11

Na

0,157

12

Mg

0,136

19

0,235

20

Ca

0,197

37

Rb

0,248

38

Sr

0,215

Golongan VIIA

Golongan O

NA

Unsur

r(nm)

NA
2

Unsur
He

r (nm)
0,093

0,072

10

Ne

0,160

17

Cl

0,099

18

Ar

0,193

35

Br

0,114

36

Kr

0,216

53

0,133

54

Xe

0,228

Jari-jari Ion
1) Jari-jari ion positif
Ion positif terbentuk jika suatu atom unsur melepas elektron. Elektron yang dilepas selalu
elekttron dikulit terluarnya. Elektron dilepaskan berarti gaya tari inti dengan elektron dikulit
terluarnya makin besar, sehingg jari-jari ion positif akan lebih pendek dari jari-jarii atomnya.
Contoh yang lebih mudah jika ion positif yang terbentuk oleh atom yang semua elektron
valensinya dilepasnya maka jumlah kulitnya akan berkurang sehingga jari-jari ion positif akan
lebih pendek daripada jari-jari atom netralnya.

Sedang jari-jaro ion positif dari unsur-unsur yang segolongan dari atas ke bawah akan
tetapi makin panjang, dan yang sepertoda dari kiri ke kanan akan tetap makin pendek.
Contoh berikut ini menunjukkan bahwa :
1) jari-jari ion Na+ < jari-jari atom Na.
2) Jari-jari Na+ < jari-jari ion K+.
3) Jari-jari ion Na+ > jari-jari ion Mg2+
Karena massa dan muatan inti Mg lebih besar dari Na.
2) Jari-jari ion negatif
Ion negatif terbentuk jika atom mengikat elektron dari luar, berarti banyaknya elektron di
kulit terluar bertambah, dan akan menyebabkan gaya tarik total inti terhadap elektron di kulit
terluarnya menjadi lebih kecil sehingga jari-jari ion negatif menjadi lebih panjang jika
dibandingkan dengan jari-jari atomnya.
Untuk jari-jari ion negatif segolongan maupun seperioda, seperti halnya jari-jari atom,
yaitu untuk segolongan dari atas ke bawah jari-jari ion negatif makin panjang dan untuk
seperiodenya dari kiri ke kana jari-jari ion negatif makin pendek.
Dalam contoh berikut ini :
1) Jari-jari ion Cl- > jari-jari atom Cl.
2) Jari-jari ion Cl- > jari-jari ion Br-.
3) Jari-jari ion S2- > jari-jari ion Cl-.
DATA JARI-JARI BEBERAPA ION
NA
3

Ion (+)
Li+

r(nm)
0,060

NA
7

Ion (-)
N3-

r (nm)
0,171

Be2+

0,031

O2-

0,140

B3+

0,020

F-

0,136

11

Na+

0,095

15

P3-

0,212

12

Mg2+

0,065

16

S2-

0,184

13

Al3+

0,060

17

Cl-

0,181

Dari data di atas dapat dibandingkan dengan atom-atom maupun ion-ion lain baik yang
segolongan maupun seperioda.

Energi Ionisasi
Energi ionisasi atau iosinasi adalah energi yang diperlukan utuk melepas satu elektron

dari suatu partikel. Partikel tersebut dapat berupa atom yang berdiri sendiri; molekul atau ion dan
partikel-partikel tersebut harus dalam bentuk gas.
Energi ionisasi untuk melepas elektron yang pertama kali dari suatu ataom sidebut energi
ionisasi pertama, sedang energi ionisasi kedua adalah energi ionisasi untnuk melepaskan satu
elektron dari ion yang bermuatan 1 +, demikian seterusnya untuk energi ionisasi ketiga.
Contoh :
Energi ionisasi (disingkat EI) untuk atom Ca :
1. Ca (g)

Ca+ (g) + le EI1.

2. Ca+ (g)

Ca2+ (g) + le EI2.

Energi ionisasi pertama adalah energi yang terkecil jika dibandingkan energi ionisasi kedua;
ketiga dan seterusnya. Mengapa demikian?
Data Energi Ionisasi
Dalam Kilo Joule / Mol atau (kJ/Mol)
NA
1

Unsur
H

Pertama
1312

Kedua

Ketiga

He

2371

5247

Li

520

7297

11810

Be

900

1757

14840

800

2430

3659

1086

2852

4619

1402

2857

4577

1314

2391

5301

1681

3375

6045

Energi Ionisasi Pertama Unsur-unsur Golongan Utama


(kJ/Mol), di bawah simbol atomnya )
H
1312

He
2371

Li
520
Na
495,8
K
418,8
Rb
493,2

B
900
Mg
737,6
Ca
589,5
Sr
55o,2

Be
800
Al
5774
Ga
579,6
In
559

C
1086
Si
786,2
Ge
785,4
Sn
709,8

N
1402
P
1012
As
1015
Sb
835,8

O
1314
S
999,6
Se
945
Te
873,6

F
1681
Cl
1255
Br
1147
I
1012

Ne
2080
Ar
1520
Kr
1352
Xe
1172

Dari data tersebut berarti energi ionisasi unsur-unsur :


1. Dalam satu golongan dari ata ke bawah makin berkurang, dikarenakan jari-jari atomnya makin
panjang sehingga gaya tarik inti elektron terluarnya makin kecil.
2. Dalam satu perioda dari kiri ke kanan umumnya makin besar, hal ini karena jari-jari atomnya
makin pendek.
Keperiodikan energi ionisasi unsur-unsur dapat pula digambarkan dalam grafik berikut ini :
Keterangan dari grafik.
1. Titik puncak grafik
Energi ionisasi yang terbesar untuk setiap periode adalah gas mulia yang menempati titik puncak
utama.
Dalam gambar grafik terlihat bahwa satu perioda, energi ionisasi dari kiri ke kanan makin
bertambah tetapi tidak teratur, misalnya unsur golongan IIA lebih besar dari I A dan III A
kemudian unsur golongan VA juga lebih besar dari IV A dan VI A.
2. Titik terendah (minimum)
Unsur-unsur logam alkali (IA) adalah unsur-unsur yang energi ionisasinya terkecil (dalam tiap
perioda).
Berdasarkan harga ionisasi tersebut maka unsur-unsur yang mudah membentuk ion
positif atau mudah melepaskan elektron adalah unsur yang energi ionisasinya kecil, yaitu
terutama unsur-unsur golongan IA dan IIA
Unsur-unsur yaang mudah membentuik ion positif disebut elektropositif.
Jadi, unsur elektropositif terletak di sebelah kiri dalam SPU, unsur yang paling mudah
membentuk ion positif adalah unsur di sebelah paling bawah kiri dalam SPU yaitu Rb (Rf adalah
radioaktif sehingga sangat jarang digunakan).

4. Elektronegativitas
Sebelum sampai pada elektronegativitas perlu kiranya diketahui dahulu pengertian
afinitas elektron suatu unsur. Afinitas elektron bersifat kuantitatif sedang eleltrogenetivitas
(keelektronegatifan) hanya merupakan suatu perbandingan saja.
Afinitas elektron
Adalah besar energi yang dilepas oleh suatu atom dalam bentuk gas pada saat mengikat
elektron atau membentuk ion negatif.
Ada beberapa atom yang memerlukan energi pada saat mengikat elektron. Afinitas elektron
negatif jika energi dilepaskan, dan posotif jika dierlukan energi. Harga afinitas sukar ditentukan
lagi pula kurang menunjukkan sifat afinitas elektron berikut :
Afinitas elektron unsur
Perioda kedua dan ketiga (kJ/Mol)
IA
H

IIA

IIIA

IVA

VA

VIA

VIIA

Li

Be

-60

+100

-27

-122

+9

-141

-328

Na

Mg

Al

Si

Cl

-53

+30

-44

-134

-72

-200

-348

-37

Afinitas elektron unsur


Golongan VA ; VUA ; dan VII A (kJ/Mol)
VA
N

AE
+9

VIA
O

AE
-141

VIIA
F

AE
-328

-72

-200

Cl

-348

As

-77

Se

-195

Br

-325

Sb

-101

Te

-190

-295

Bi

-110

Po

-183

At

-270

Tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa unsur yang harga afinitas elektronya besar
berarti unsur itu mudah membentuk ion negatif dan kemudian disebut unsur-unsur
elektromagnetif.
Meskipun Cl adalah unsur yang paling besar afinitas elektronnya tetapi unsur yang paling
alaktronegatif adalah unsur flur (F). Hal ini dikarenakan molekul F2 lebih mudah terurai menjadi
atom F bila dibandingkan dengan Cl2.
Jadi, unsur-unsur elektronegatif adalah unsur-unsur yang terletak di sebelah atas dalam
SPU. Karena afinitas elektron unsur kurang menunjukkan sifat keperiodikan maka orang beralih
menggunakan elektronegatifvitas atau keelektronegatifan.

Elektronegativitas
Jika afinitas menunjukkan kuantitas energo sedang elektronegativitas meryoakan
kuantitatif, artinya elektronegativitas suatu skala dengan menggunakan suatu atom standard
sebagai pembanding. Atom flur (F) yang elektronegativutasnya tersbesar, oleh Paulling diberi
harga 4, sedangkanharga elektronegativitas unsur lain di tentukan dengan membandingkannya
dengan fluor tersebut.

Sifat Asam Basa, Oksida dan Hidrida


Kekuatan dan perubahan kekuatan asam dan basa dari unsur dalam golongan yang sama
dapat dipelajari dari jari-jari dan keelektronegatifan atom sentral yang mengikuti proton. Oleh
karena jari-jari dan keelektronegatifan merupakan sifat periodik, dapat diharapkan bahwa
kekuatan asam dan basa menunjukkan perubahan periodik. Dalam satu golongan jari-jari ion
bertambah besar dari atas ke bawah, sedangkan keelektronegatifan bertambah kecil. Kedua
perubahan ini menyebabkan ikatan yang makin lemah dari atas ke bawah untuk unsur-unsur
golongan oksigen dan halogen dengan hidrogen. Dengan demikian akan diperoleh kekuatan asa
yang semakin besar.
H2O < H2S < H2Se < H2Te

H2Te lebih banyak mengalami disosiasi


Perlu diperhatikan bahwa HCl, HBr dan HI semuanya 100% terurai dalam air. Air memberikan
efek peralatan dalam keasaman HCl, HBr dan HI.
Untuk asam oksi dengan rumus umu H-O-Z, kekuatan asam bertambah jika ke-elektronegatifan
Z bertambah.
HIO < HbrO < HCIO
Untuk asam yang jumlah oksigen tervariasi, maka kekuatan asam bertambah jika jumlah oksigen
bertambah.
HClO < HclO2 < HclO3 < HclO4
Selain dari pada itu penggunaan atum yang lebih besar ke-elektronegatifannya akan
menghasilkan asam yang lebih kuat.
CH3COOH < CH2BrCOOH < CH2ClCOOH < CH2FCOOH
CH3COOH < CH2FCOOH < CHF2COOH < CF2COOH
Kecenderungan dalam sifat asam-basa
Blok-s

Dalam larutan oksida dan hidridanya bersifat basa ; kloridanya bersifat mineral.
Na2O (S) + H2O(l) 2 Na+ (aq) + 2 OH- (aq)
K H (s) + H2O(l) K+ (aq) + OH- (aq) + H2(g)

pH ~14
pH~14

H2O
MgCl2(s) Mg2+ (aq) + 2 Cl- (aq)
Blok-d

pH~7

Oksida dan hidroksidanya tidak melarut dan bersifat basa cenderung bersifat amfoter kloridanya
mengalami hidrolisis menghasilkan larutan asam.
ZnO(s) + 2H+ (aq) Zn2+ (aq) + H2O(l) oksida basa
Zn2+ (s) + 2OH- (aq) Zn(OH)2(s) hidroksida melarut

Zn(OH)2(s) + 2H+ (aq) Zn2+ (aq) + 2H2O(l)

Amfoter
Hidro lisis

Zn(OH)2(s) + 2H- (aq) [Zn (OH)4 ]2-(aq)

FeCl3(s) + 6 H2O(l) [Fe(H2O)6]3+ (aq) + 2Cl- (aq)


Fe(H2O)6]3+ (aq) + H2O(l) [Fe(H2O)5]2+ (aq) + H3O (aq)
Blok-p

Oksida, klorida dan hampir semua hididra bersifat asam dengan beberapa perkecualian
mmisalnya NH3 dan Ch4.
SO3(s) + 2 H20 (l) HSO-4 (aq) H3O (aq)

pH~1

SiCl4(l) + 8 H2O (l) Si (OH)4(s) + 4Cl- (aq) + 4H3O+ (aq) pH~1


HCl(g) + H2O (l) H3O+ (aq) + Cl- (aq)

pH~1

Keperiodeikan okdida
Li2O

BeO

B2O3
Basa
Ion

Na2O

MgO

CO2
Amfoter

Al2O3
Basa
kuat
Ion

Basa

Asam lemah
Kovalen
SiO2

Amfoter

N2O5

P4O10

Asam lemah
Jaringan
kovalen

O2
Asam

SO2
Asam

F2O7
Asam kuat

Cl2O7
Asam kuat
Kovalen

Keperiodikan hidrida
LiH

BeH2

BH3

CH4

Basa
Ion

NaH

Netral
Kovalen

MgH2

SiH4

Basa

PH3

Netral
Kovalen

OH2

FH

Basa
Netral
lemah
kovalen polar

Molekul
kovalen

AlH3

Ion

NH3

Molekul
kovalen

SH2
Basa
sangat
lemah
kovalen

Asam

ClH
Asam
lemah

Asam

Kovalen

Titik leleh dan Titik Didih


Atom-atom unsur alkali terikat dalam struktur terjejal oleh ikatan logam yang lemah,

karena setiap atom hanya mempunyai satu elektron ikatan dan bertambah lemah jika jari-jari
bertambah besar. Oleh sebab itu unsur harlogen dalam keadaan padat berupa kristal molekul
terikat oleh gaya van Waals yang lemah. Gaya ini bertambah jika jari-jari bertambah besar. Oleh
karena itu titik leleh bertambah besar dari atas ke bawah dalam satu golongan. Titik leleh
bergantung kepada kekuatan relatif dari ikatan. Kekuatan ikatan logam tergantung pada jumlah
elektron valensi oleh karena itu kekuatan ini bertambah, dari kiri ke kanan dalam satu perioda,
misalnya dari Na Mg al. Hal ini mengakibatkan titik leleh bertambah. Dalam satu
golongan unsur transisi dari atas ke bawah kekuatan ikaktan bertambah, jadi titik leleh
bertambah. Unsur C dan Si yang mempunyai struktur kovalen yang sangat besar, mempunyai
titik leleh tinggi. Ke-periodikan titik didih mirip dengan ke-periodikan titik leleh.
Titik leleh dan titik didih dinyatakan dalam K dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel : Titik leleh dan titik didih
14
H
21
235
Li

1551
Be

2573
B

3823
C

63
N

55
O

53
F

1
He
4
24
Ne

1590
271
Na
1156
337
K
1047

3243
922
Mg
1263
1113
Ca
1757

2823
933
Al
2740

5100
1683
Si
2628

77
317
P
553

90
385
S
718

85
172
Cl
238

Aluran titik leleh terhadap nomor atom menunjnukkan sifat penting.

27
84
ar
87

Anda mungkin juga menyukai