Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron yang terikat
paling lemah oleh suatu atom atau ion dalam wujud gas. Energi ionisasi juga merupakan
energi yang diperlukan untuk melawan gaya tarik inti terhadap elektron, sehingga
elektron dapat terlepas dari atomnya. Sebelum itu akan dijelaskan mengenai inti atom
dimana inti atom mengandung proton (muatan positif) yang lebih banyak sehingga
muatan positif tersebut dapat menarik elektron dengan lebih kuat dan menyebabkan
ukuran atom semakin mengecil.
Energi ionisasi suatu unsur dalam suatu periode dari kiri ke kanan semakin besar .
ini dikarenakan unsur yang berada di kanan lebih cendrung menarik elektron bukan
melepas elektron, Seperti :
Li Be B C N O F
3 Li = 2, 1
9 F = 2, 7
Karena unsur tersebut lebih cendrung menarik elektron maka kulit terluar akan semakin
sukar untuk dilepas. Sehingga harus membutuhkan energi yang lebih besar untuk
melawan gaya tarik inti terhadap elektron. Jika energi yang dimiliki kecil maka elektron
tidak akan dapat terlepas dari atomnya dan akan lebih dekat dengan inti atom.oleh
Karena jumlah kulit unsur dalam suatu periode sama banyak maka yang berpengaruh
hanya muatan inti atom saja. Muatan inti atom tergantung pada banyaknya inti atom.
Oleh karena itu untuk unsur yang berada dikanan harus memilki energi ionisasi yang
lebih besar agar elektron terluarnya tidak ditarik oleh inti. Seperti yang telah dijelaskan
di atas bahwa energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk dapat melepaskan
elektron.
Energi ionisasi suatu unsur dalam suatu golongan dari atas ke bawah semakin kecil .
Ini dikarenakan semakin kebawah unsur memilki jumlah kulit yang lebih banyak, seperti :
Li
Na
Rb
Cs
1H=1
Karena memiliki jumlah kulit yang lebih banyak maka unsur yang berada dibawah
memilki elektron terluar yang jaraknya jauh dari inti sehingga gaya tarik inti terhadap
elektron akan semakin kecil dan elektron tersebut dapat dengan mudah lepas. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa energi yang dibutuhkan untuk melawan gaya tarik inti
terhadap elektron semakin kecil begitu juga dengan energi yang diperlukan untuk
melepaskan elektron terluarnya semakin kecil.
Hubunganya dengan jari-jari atom adalah Semakin panjang jari-jari atom atau ion maka
semakin kecil energi ionisasinya.
Ionisasi adalah proses fisik mengubah atom atau molekul menjadi ion dengan
menambahkan atau mengurangi partikel bermuatan seperti elektron atau lainnya.
Proses ionisasi ke muatan positif atau negatif sedikit berbeda. Ion bermuatan
positif didapat ketika elektron yang terikat pada atom atau molekul
menyerap energi cukup agar dapat lepas dari potensial listrik yang mengikatnya.
Energi yang dibutuhkan tersebut disebut potensial ionisasi. Ion bermuatan negatif
didapat ketika elektron bebas bertabrakan dengan atom dan terperangkap dalam
kulit atom dengan potensial listrik tertentu. Ionisasi terdiri dari dua tipe: Ionisasi
sekuensial dan ionisasi non-sekuensial. Pada fisika klasik, hanya ionisasi
sekuensial yang dapat terjadi sehingga disebut ionisasi klasik. Ionisasi non-
sekuensial melawan beberapa hukum fisika klasik dan akan dijelaskan di
bagian ionisasi kuantum.
Ionisasi klasik
Mengacu pada fisika klasik dan model atom Bohr, membuat ionisasi atomik dan
Dari Ke
Plasm
- - Rekombinasi/Deionisasi N/A
a
molekuler amat ditentukan. Menurut fisika klasik, energi elektron yang melebihi
energi potensial listrik kulit di mana elektron tersebut berada, elektron tersebut
akan berpindah. Hal ini bisa diumpamakan dengan orang yang tidak akan bisa
melompati pagar satu meter jika ia tidak bisa melompat setinggi satu meter.
Elektron tidak akan bisa melewati kulit berpotensial listrik 13,6 eV jika tidak
memiliki setidaknya 13,6 eV energi. Menurut prinsip ini, elektron bebas harus
memiliki energi yang lebih besar dari kulit potensialnya. Jika elektron tersebut
memiliki energi cukup untuk melakukan itu, maka elektron itu akan menuju ke
tingkatan energi yang terendah, dan sisa energi akan diradiasikan. Ionisasi
sekuensial pada dasarnya mendeskripsikan bahwa bilangan muatan ion hanya
didapatkan dari bilangan muatan terdekatnya saja sebanyak satu bilangan.
Seperti contoh, ion bermuatan +2 hanya bisa didapatkan dari ion bermuatan +1
atau +3 saja.
Halaman ini menjelaskan apa yang dimaksud dengan energi ionisasi pertama,
dan kemudian mengamati kecenderungannya pada tabel periodik – dalam satu
periode dan golongan. Anda dianggap telah memahami tentang orbital atom
sederhana, dan dapat menuliskan struktur elektron untuk atom yang sederhana.
Muatan inti
Makin banyak proton dalam inti, makin positif muatan inti, dan makin kuat
tarikannya terhadap elektron.
ika elektron terluar mengarah ke inti, tidak akan terlihat oleh inti dengan jelas.
Antara elektron terluar dan inti ada dua lapis elektron pada tingkat pertama dan
kedua. Pengaruh 11 proton pada inti natrium berkurang oleh adanya 10 elektron
yang lebih dalam. Oleh karena itu elektron terluar hanya merasakan tarikan
bersih kira-kira 1+ dari pusat. Pengurangan tarikan inti terhadap elektron yang
lebih dalam disebut dengan penyaringan (screening) atau perlindunga
(shielding).
Apakah elektron berdiri sendiri dalam suatu orbital atau berpasangan
dengan elektron lain
Dua elektron pada orbital yang sama mengalami sedikit tolakan satu sama lain.
Hal ini mengurangi tarikan inti, sehingga el ektron yang berpasangan dapat
dilepaskan dengan lebih mudah dari yang anda perkirakan.
Menjelaskan pola pada sebagian unsur-unsur pertama
Hidrogen memiliki struktur elektron 1s1. Merupakan atom yang sangat kecil, dan
elektron tunggalnya dekat dengan inti sehingga dapat tertarik dengan kuat. Tidak
ada elektron yang menyaring tarikan dari inti sehingga energi ionisasinya tinggi
(1310 kJ mol-1).
Helium memiliki struktur 1s2. Elektron dilepaskan dari orbital yang sama seperti
pada contoh hidrogen. Elektronnya dekat dengan inti dan tidak tersaring. Energi
ionisasinya (2370 kJ mol-1) lebih besar dari hidrogen, karena elektronnya ditarik
oleh dua proton pada inti, bukan satu seperti pada hidrogen.
Litium memiliki struktur 1s22s1. Elektron terluarnya berada pada tingkat energi
kedua, lebih jauh dari inti. Anda mungkin berpendapat akan lebih dekat dengan
adanya tambahan proton pada inti, tetapi elektron tidak mengalami tarikan yang
penuh dari inti – tersaring oleh elektron 1s2.
Anda dapat membayangkan elektron seperti merasakan tarikan bersih +1 dari
pusat (3 proton dikurangi oleh dua elektron 1s2 electrons).
Jika anda membandingkan litium dengan hidrogen (bukan dengan helium),
elektron hidrogen juga mengalami tarikan 1+ dari inti, tetapi pada litium jaraknya
lebih jauh. Energi ionisasi pertama litium turun menjadi 519 kJ mol-1 sedangkan
hidrogen 1310 kJ mol-1.
Pola pada periode 2 dan 3
Membahas 17 atom pada saat bersamaan akan memakan waktu. Kita dapat
melakukannya dengan lebih terarah dengan menjelaskan kecenderungan utama
pada dua periode ini, dan kemudian menjelaskan pengecualian yang ada.
Secara umum pola pada kedua periode sama – perbedaannya energi ionisasi
periode ketiga lebih rendah daripada periode kedua.
Menjelaskan kecenderungan umum pada periode 2 dan 3
Kecenderungan yang umum adalah energi ionisasi meningkat dalam satu
periode dari kiri ke kanan.
Pada semua unsur periode 2, elektron terluar berada pada orbital tingkat 2 – 2s
atau 2p. Semuanya memiliki jarak yang sama dari inti, dan tersaring oleh elektron
1s2.
Perbedaan pentingnya adalah terjadi kenaikan jumlah proton pada inti dari litium
sampai neon. Hal itu menyebabkan makin kuatnya tarikan inti terhadap elektron
sehingga menaikkan energi ionisasi. Pada kenyataannya kenaikan muatan inti
menyebabkan elektron terluar lebih dekat ke inti. Kenaikan energi ionisasi itu
berada dalam satu periode.
Orbital 2p tidak hanya disaring oleh elektron 1s2 tetapi, sedikit, juga oleh
elektron 2s2. Hal itu juga mengurangi tarikan dari inti sehingga energi
ionisasinya lebih rendah.
Penjelasan terhadap turunnya energi ionisasi antara magnesium dan aluminium
sama, hanya saja terjadi pada tingkat ke-3 bukan tingkat ke-2.
Pada atom natrium terdapat 11 proton, tetapi pada atom litium hanya 3. Jadi
muatan inti natrium lebih besar. Anda mungkin memperkirakan energi ionisasi
natrium lebih besar, tetapi kenaikan muatan inti tidak dapat mengimbangi jarak
elektron dari inti yang makin jauh dan lebih tersaring.
Bahaya dari pendekatan ini adalah pembentukan ion positif terjadi hanya satu
tahap dalam beberapa langkah proses.
Sebagai contoh, anda tidak mungkin memulai dengan atom gas; tidak juga
mengakhirinya dengan gas ion positif – anda akan mengakhiri dengan ion dalam
padatan atau larutan. Perubahan energi pada proses ini juga bervariasi dari satu
unsur ke unsur lainnya. Secara ideal anda perlu mempertimbangkan semua hal
dan tidak hanya mengambil sebagian saja.
Namun demikian, energi ionisasi unsur merupakan faktor utama yang berperan
dalam energi aktivasi suatu reaksi. Ingat bahwa energi aktivasi merupakan energi
minimum yang diperlukan sebelum reaksi berlangsung. Dengan energi aktivasi
yang lebih rendah, reaksi akan lebih cepat – tanpa mengabaikan seluruh energi
yang berubah pada reaksi tersebut.
Penurunan energi ionisasi dari atas ke bawah dalam satu golongan akan
menyebabkan energi aktivasi lebih rendah dan reaksi menjadi lebih cepat.
Nilai energi ionisasi bergantung pada jarak elektron valensi terhadap inti atom.
Makin jauh jarak elektron valensi terhadap inti atom, makin lemah tarikan inti
terhadap elektron sehingga energi ionisasi makin kecil. Nilai energi ionisasi
unsur-unsur utama ditunjukkan pada Gambar 2.7 yang digambarkan secara
grafik.
Pada periode yang sama, dari kiri ke kanan jari-jari atom relatif tetap, tetapi
muatan inti bertambah. Hal ini menyebabkan tarikan inti terhadap elektron
valensi makin besar. Bagaimanakah kecenderungan energi ionisasi jika
diurutkan dari kiri ke kanan pada periode yang sama?
Selain muatan inti atom, energi ionisasi juga dipengaruhi oleh konfigurasi
elektron, terutama konfigurasi elektron dengan jumlah elektron valensi
sebanyak 8 (golongan VIIIA, gas mulia). Perhatikan grafik pada Gambar 2.7,
pada setiap periode, energi ionisasi terbesar dimiliki oleh unsur-unsur gas
mulia (He, Ne, Ar, Kr, dan Xe). Unsur-unsur gas mulia adalah contoh unsur-
unsur paling stabil. Kestabilan ini disebabkan atom-atom gas mulia memiliki
elektron valensi paling banyak (8 elektron). Oleh karena itu, untuk
mengeluarkan elektron valensi dari atom gas mulia memerlukan energi
ionisasi yang sangat besar.
Pada periode yang sama, dari kiri ke kanan energi ionisasi bertambah akibat
bertambahnya muatan inti. Jadi, energi ionisasi Mg lebih besar dari Na.
Demikian pula energi ionisasi Ca lebih besar dari K. Dalam golongan yang
sama, dari atas ke bawah energi ionisasi berkurang akibat orbit elektron
makin jauh dari inti. Jadi, energi ionisasi Na lebih besar dari K dan energi
ionisasi Mg lebih besar dari Ca. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
urutan energi ionisasi adalah K < Na < Ca < Mg.
Unsur-unsur yang seperiode memiliki jumlah kulit yang sama. Akan tetapi, tidaklah
berarti mereka memiliki jari-jari atom yang sama pula. Semakin ke kanan letak
unsur, proton dan elektron yang dimiliki makin banyak, sehingga tarik-menarik inti
dengan elektron makin kuat. Akibatnya, elektron-elektron terluar tertarik lebih dekat
ke arah inti. Jadi, bagi unsur-unsur yang seperiode, jari-jari atom makin ke kanan
makin kecil.