Jari-Jari Atom
Jari-jari unsur logam didefinisikan sebagai setengah jarak
terpendek antara dua inti dalam padatan. Untuk atom non-logam jari-jari
kovalen didefinisikan sebagai panjang ikatan kovalen tunggal antara dua
inti atom yang identik . Dalam suatu periode, jari-jari atom dari kiri ke
kanan semakin kecil. Hal ini sesuai dengan bertambahnya muatan inti
sehingga tarikan terhadap elektron makin kuat. Dalam suatu golongan,
jari-jari dari atas ke bawah makin bertambah besar oleh karena ukuran
orbital meningkat dengan meningkatnya bilangan kuantum. Meskipun
muatan inti bertambah namun muatan inti efektif oleh pengaruh elektro
hampir tidak berubah karena sekatan kulit terdalam yang terisi penuh. Jika
pengisian kulit dilanjutkan, maka elektron terluar makin jauh dari inti.
Na Mg Al Si
Unsur-Unsur Golongan IV A
Anggota unsur golongan IV A adalah: C, Si, Ge, Sn dan Pb, memiliki
konfigurasi elektron terluar yaitu ns2 np2 , n >2. Karbon merupakan unsur
non-logam , silikon dan Germanium adalah unsur metalloid serta
stannum dan Plumbum (Timah dan Timbal) adalah unsur logam, dimana
Sn dan Pb ini tidak bereaksi dengan air akan tetapi bereaksi dengan asam
membentuk garam dan melepaskan gas hydrogen. Di anatar beberapa
jenis asam adalah asam-asam halide seperti HCl, HBr, dan lain-lain, asam
nitrat, asam asetat, asam sulpat, dan sebagainya.
Unsur-unsur golongan IVA ini jika membentuk senyawa dapat
menggunakan bilangan oksidasi +2 atau +4 tergantung kestabilan
bilangan oksidasinya. Unsur karbon dan silikon lebih stabil dengan
menggunakan bilangan oksidasi +4, contohnya CO2 (bilangan oksidasi C
= +4) lebih stabil daripada CO (bilangan oksidasi C = +2), dan SiO 2
(bilangan oksidasi Si = +4) lebih stabil dari SiO (bilangan oksidasi S = +2)
pada suhu kamar. Kestabilan bilangan oksidasi +4 dari atas ke bawah
semakin kecil sebaliknya kestabilan bilangan oksidasi +2 dari atas ke
bawah semakin besar, sehingga Pb (timbal) lebih stabil berbentuk Pb2+
(contoh senyawa PbO) dari pada Pb4+ (contoh senyawa timbale yang
kurang stabil pada suhu kamar adalah PbO2). Beberapa contoh reaksi
yang berkaitan dengan unsur golongan IVA adalah sebagai berikut:
Reaksi pembentukan oksida non-logam: C(p) + O2(g) → CO2(g)
1. Reksi pembentukan Oksida Metaloid: Si(p) + O2(g) → SiO2
2. Reaksi pembentukan oksida logam: 2Pb(p) + O2(g) → 2PbO(g)
3. Reaksi logam golongan IVA dengan asam:
M(p) + 2HX(aq) → MX2(aq) + H2(g)
Unsur- Unsur Golongan VA
Golongan VA memiliki kelompok unsur yaitu: N, P, As, Sb dan Bi
dengan konfigurasi elektron terluar adalah (ns2 np3, n >2). Dua unsur
pertama yakni Nitrogen dan posfor adalah non-logam, Arsen dan Antimon
adalah metalloid serta Bismut adalah logam yang kurang reaktif jika
dibandingkan dengan logam-logam golongan IA sampai golongan IVA.
Unsur golongan VA memiliki kecenderungan menerima tiga elektron untuk
mencapai konfigurasi gas mulia yang stabil.
Nitrogen dapat bereaksi dengan oksigen membentuk banyak jenis
oksida yaitu NO, NO2, N2O, N2O4, dan N2O5, dimana semua jenis oksida
tersebut berbentuk gas kecuali N2O5 yang berbentuk padat. Nitrogen juga
dapat bereaksi dengan logam membentuk senyawa nitride (N 3-) yang
isoelektronik dengan gas mulia Neon, di antara senyawa nitride yang
dikenal adalah Li3N, Na3N, Mg3N2, dan lain-lain. Nitrogen dan Posfor
dapat berbentuk molekuler karena unsur tersebut adalah non-logam yaitu
N2 dan P4. Posfor dapat membentuk dua macam oksida yang berbentuk
padat yaitu: P4O6 dan P4O10.
Unsur –Unsur Golongan VI A
Kelompok unsur golongan VI A adalah: O, S, Se, Te dan Po, yang
memiliki konfigurasi elektron terluar adalah (ns2 np4 , n >2). Oksigen,
sulfur dan selenium adalah unsur-unsur non logam yang berbentuk
molekular seperti O2, O3, S8 dan Se8, Telurium dan Polonium adalah
metaloid, namun polonium bersifat radioaktif.
Dalam mencapai struktur yang stabil unsur-unsur golongan VIA
cenderung menerima dua elektron. Oksigen dapat dengan mudah
menerima dua elektron membentuk O2- namun oksigen dapat juga
bereaksi dengan unsur lain dalam bentuk peroksida (O-) dan juga dalam
bentuk superoksida (O2-) dan semua senyawa oksida, peroksida, dan
superoksida yang dihasilkan berbentuk ionik.
Unsur-Unsur Golongan VII A
Semua unsur golongan halogen yaitu: F, Cl, Br, I dan At adalah non
logam dan dalam struktur berbentuk mlekular serta memiliki konfigurasi
elektron terluar adalah (ns2 np5 , n >2) namun unsur terakhir yaitu
Astatin adalah unsur yang bersifat radioaktif. Gas Fluor cukup reaktif dan
dapat bereaksi dengan air membentuk asam dan melepaskan gas
oksigen.
Halogen memiliki energi ionisasi dan afinitas elektron negative yang
cukup besar, sehingga sangat besar kemungkinannya untuk menerima
elektron membentuk anion (X-) yang memiliki kesamaan dengan
konfigurasi gas mulia yang stabil. Jadi golongan halogen yang membentuk
anion adalah isoelektronik dengan golongan gas mulia tetangganya pada
perioda yang sama seperti F- isoelektronik dengan Ne, Cl- dengan Ar, dan
lain-lain. Golongan VIIA dapat dengan mudah membentuk garam dengan
unsur golongan IA dan IIA, dengan gas hydrogen membentuk asam
hydrogen halide, dan reaktifitasnya dengan hydrogen semakin berkurang
dari atas ke bawah dalam golongan VIIA. Asam Fluorida dengan gas
hydrogen sangat eksplosif namun menjadi berkurang jika asamnya adalah
asam iodida.