Oleh :
DONNY SUHERMAN
PURNAMA AJI
JESIKA BANGKARA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Page 1
PEMBAHASAN
Skema klasifikasi unsur dalam tabel berkala yang kita kenal sekarang ini ditemukan
secara simultan dan bertahap oleh beberapa ahli yang hasil pertemuannya saling berkaitan
satu sma lain dan saling mendukung dalam terciptanya sistem periodik unsur unsur yang
tersusun dalam suatu tabel berkala. Pandangan beberapa ahli diuraikan secara berturut turut
sampai terbentuknya tabel periodik modern sekarang adalah sebagai berikut :
Triade Dobereiner
Pada awal ke-19, massa atom relatif merupakan sifat yang digunakan untuk
membedakan satu unsur dengan unsur lainnya. Kemudian pada tahun 1817, John W.
Dobereiner menemukan beberapa kelompok tiga unsur yang mempunyai kemiripan
sifat yang ada hubungannya dengan massa atom relatif, seperti :
Litium Kalsium Klor
Natrium Stronsium Brom
Kalium Barium Iodin
Kelompok tiga unsur ini disebut triade. Donreiner mengamati bahwa massa
atom relatif (Ar) brom adalah 80 yang kira-kira sama dengan setengah dari jumlah
massa atom relatif klor (35) dan iodin (127). Ar Brom = (35+127) = 81.
Page 2
mirip dengan S. Tetapi Newlands telah membuktikan usahanya secara tepat dalam
menyusun suatu daftar unsur.
Daftar Mendeleev
Tiga tahun setelah Newlands mengumumkan Hukum Oktaf, Lothar Meyer
dan Dimitri Ivanovich Mendeleev menemukan hubungan yang lebih terperinci antara
massa atom relatif dengan sifat unsur. Mereka menemukan keperiodikan unsur jika
unsur-unsur tersebut diatur menurut kenaikan massa atom relatif.
Selama mempelajari keperiodikan unsur, Meyer lebih menekankan sifat-sifat
fisika unsur tersebut. Ia menggunakan grafik untuk mengalurkan volume atom unsur
terhadap massa atom relatif. Menurut pengamatannya, garifk menujukkan unsur-unsur
yang sifatnya terletak di titik-titik tertentu dalam setiap bagian grafik yang mirip
bentuknya. Seperti unsur alkali (Na, K, Rb) yang terdapat di puncak garfik. Hal
tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan antara sifat unsur dengan massa atom
relatif.
Pada tahun 1869, Mendeleev berhasil menyusun daftar yang terdiri atas 65
unsur yang telah dikenal saat itu. Selain sifat fisika, ia juga menggunakan sifat-sifat
kimia untuk menyusun daftar unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif.
Adapun hukum periodik yang dikemukakan Mendeleev berbunyi :sifat unsur-unsur
merupakan fungsi berkala massa atom relatif.
Page 3
Keuntungan dari daftar Mendeleev untuk memahami sifat-sifat unsur adalah sebagai
berikut :
1. Sifat kimia dan fisika suatu unsur dalam satu golongan berubah secara
teratur.
2. Valensi tertinggi unsur-unsur dalam golongan sama dengan nomor
golongan unsur.
3. Perubahan sifat kimia unsur halogen ke unsur alkali menunjukkan adanya
sekelompok unsur yang tidak bersifat elektronegatif maupun elektropositif.
4. Adanya peramalan sifat unsur yang belum ditemukan untuk mengisi
kekosongan dalam daftar Mendeleev.
Berdasarkan sistem periodik modern, ada berbagai macam orbital yang dikenal dengan
bentuk berbeda yaitu :
Istilah orbital inilah yang disebut dengan sub kulit, yang biasa dipakai dalam
pengelompokan unsur menjadi empat blok berdasarkan struktur elektron atau
konfigurasi elektron terluar, yaitu :
Unsur unsur blok s dan p biasanya disebut unsur unsur golongan utama. Unsur
unsur transisi dalam menyangkut 4f disebut lantanida dan yang menyangkut 5f disebut
aktinida.
Page 5
Muatan inti efektif
Muatan inti efektif (Zoff) dinyatakan sebagai selisih antara muatan inti (Z)
dengan konstanta perlindungan atau shielding constant atau screening constant ()
yang nilainya bergantung pada elektron pada kulit dalam dan elektron pada kulit yang
sama. Secara sederhana di rumuskan sebagai berikut:
Zoff = Z -
Sebagai contoh atom litium dan berlium dengan konfingurasi masing-masing adalah:
Page 6
terdapat tarikan inti Mg > Na, sehingga energi ionisasi pertama Mg menjadi Mg- <
energi ionisasi Na menjadi Na- .
Energi Ionisasi
Energi ionisasi merupakan energi yang dibutuhkan oleh suatu atom untuk
melepaskan elektron terluar dalam keadaan berbentuk gas.
Ada 3 faktor yang menentukan besarnya harga ionisasi, yaitu:
1. Muatan inti efektif.
2. Jarak muatan elektron dan inti.
3. Sekatan yang diberikan orbital berenergi rendah.
Pola yang muncul jika energi ionisasi yang disalurkan terhadap nomor atom adalah
sebagai berikut :
Dari kiri ke kanan dalam satu periode, energi ionisasi bertambah. Gas mulia
memiliki energi ionisasi yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan unsur
lainnya.
Afinitas Elektron
Contoh :
Semakin besar afinitas elektron suatu unsur maka energi yang dilepaskan
semakin besar (nilai (-) E , sedangkan unsur-unsur gas yang memiliki E (+) berarti
membutuhkan energi berupa ion negatif. Afinitas elektron ditentukan oleh tiga faktor,
yaitu muatan inti, jari-jari atom, dan konfigurasi elektron.
Semakin besar muatan inti atom, makin besar pula afinitas elektron. Berbeda dengan
muatan inti atom, semakin besar jari-jari atom, afinitas elektron makin mengecil.
Jari-jari Atom
Dalam satu periode, jari-jari atom dari kiri ke kanan makin kecil. Sedangkan
dalam satu golongan, jari-jari atom dari atas ke bawah makin besar karena ukuran
orbital meningkat dengan meningkatnya bilangan kuantum.
Page 8
Kelektronegatifan dan Kepolaran
Dalam satu periode, harga keelektronegatifan dari kiri ke kanan makin besar.
Sedangkan dalam satu golongan dari atas ke bawah makin kecil.
(EN)2 x 96 = IRE
Ket:
1. (EN) = Selisih keelektronegatifan unsur
2. IRE = Energi resonansi ionik atau selisih energi ikat terhitung rata-rata
dengan energi ikat terukur
3. 96 = Konstanta Linus Pauling
Unsur-unsur dapat dibagi tiga yakni : logam, metaloida dan non logam. Logam
adalah suatu zat yang dapat menhantarkan listrik dan panas. Mempunyai sifat kilap dan
sifat mekanik tertentu seperti kekuatan regang, mudah ditempa dan liat. Unsur logam
terdapat disebelah kiri sistem periodik dan semua unsur transisi oadalah pada umumnya
adalah Iogam kecuali yang bersifat radioaktif. Ciri utama dari logam aktif golongan IA
dan IIA adalah kecenderungan melepaskan elektron kulit terluarnya sehingga
menghasilkan ion positif, dengan konfigurasi elektron menyerupai gas mulia.
Unsur non logam terletak di sebelah kanan sistem periodik. Unsur ini tidak
bersifat logam dan umumnya berbentuk serbuk atau gas pada keadaan normal. Unsur-
unsur nou-logam adalah atom-atom yang dapat mencapai konfigurasi elektron gas mulia
deugan cara menerima elektron. Unsur metaloida memiliki sifat di antara sifat logam dan
nin-Iogam. Batas antara Iogam dan non-logam tidak tajam, pada batas ini terletak
Page 9
metaloida. Masih belum ada kesepakatan tentang unsur-unsur metaloida. Pada umunya B,
Si, Ge, As, Sb, dan Te adalah unsur metaloida. Umumnya kelompok unsur metaloida
dapat digunakan sebagai acuan pengelompokan uunsr logam dan non-logam. Unsur
Iogam berada di sebelah kiri kelompok unsur metaloida dan unsur-unsur non logam
terletak di sebelah kanan kelompok unsur metaloida dalam tabel periodik.
Unsur Hiidrogen
Page 10
Posisi yang tepat untuk hidrogen sulit ditemukan letaknya dimana dalam tabel
periodik oleh karena sifat fisika dan kimianya yang sangat beragam namun karena
unsur dalam tabel periodik disepakati disusun secara berkala berdasarkan kenaikan
nomor atom, maka unsur hidrogen diletakkan dalam golongan IA. Hidrogen mirip
dengan logam alkali karena memiliki satu elektron terluar pada kulit s, dengan
konfigurasi 1s1.
Unsur-Unsur Golongan IA
Pada bagian ini dikhususkan pada logam alkali (Li,Na,K,Rb dan Ca) dengan
konfigurasi electron terluar (1 . 2). Logam alkali mempunyai energy resonisasi
rendah dan kecenderungan nya kuat melepaskan electron valensi tunggalnya, cukup
reaktif sehingga jarang ditemukan secara lebar di dalam. Logam alkali dapat bereaksi
dengan air membentuk hidroksida logam alkali dengan melepaskan gas hydrogen,
dapat membentuk oksida, perioksida bahkan superioksida yang ketiganya
menghilangkan bentuk kilapan logamnya.
Page 11
Logam-logam alakali tanah adalah : Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba, logam ini juga
cukup reaktif namun tidak sereaktif jika dibandingkan dengan logam alkali.
Konfigurasi electron terluarnya adalah ( 2 , 2), memiliki kecenderungan
melepaskan kedua electron terluarnya membentuk ion M2+ dengan bentuk
konfigurasinya menyerupai konfigurasi gas mulia yang stabil dan karakter ini
meningkat dari Berilium ke Barium. Energy ionisasi pertama dan kedua dari logam
ini menurun dari Barilium sampai ke Barium dan khusus untuk berilium di alam lebih
cenderung berbentuk molecular dibanding berbentuk ionic terutama oksidasinya
berbentuk oksida amfoter bukan oksida logam yang bersifat basa.
Reaktifitas logam alkali tanah dengan air sangat berbeda-beda yaitu Berilium
tidak bereaksi dengan air, Magnesium bereaksi lambat dengan air mendidih dan
kalsium. Stronsium dan barium cukup reaktif dengan air dingin. Berilium dan
magnesium dapat membentuk oksida di atas suhu kamar dan kalsium, stronsium, serta
barium dapat membentuk peroksida ionic. Logam alkali tanah juga dapat beraksi
dengan asam membentuk garam dan gas hydrogen. Beberapa contoh reaksi yang
berhubungan dengan logam alkali tanah adalah sebagai berikut:
Kelompok dari golongan ini adalah B, Al, Ga, In, dan Tl dengan konfigurasi
elekton terluar adalah ( 2 1 . 2). Boron sebagai unsure pertama bersifat
metalloid dan unsur lainnya adalah logam, Boron juga tidak membentuk senyawa
ionic biner dan juga tidak reaktif dengan gas oksidgen serta dengan air namun
cenderung berbentuk molekuler. Unsure berikutnya adalah aluminium dapat dengan
mudah membentuk oksida aluminium dengan udara.
Page 12
Kelompok unsure golonga IIIA memiliki kecenderungan melepaskan electron
terluarnya membentuk struktur M3+ suatu ion tripositif, namun kecenderungan ini
menurun dari atas ke bawah dalam golongannya. Boron dan Aluminium hanya
berbentuk ion tripositif M3+, namun unsure lain yakni Galium, Indium, dan Talium
dapat berbentuk ion unipositif M3- dan tripositif M3+ . Talium lebih stabil membentuk
Tl- daripada Tl3+ hal ini karena adanya efek pasangan stabil oleh karena semakin
bertambahnya kulit dan orbital sebagai konsekuensi bertambahnya nomor atom unsure
sehingga hanya satu electron yang mungkin untuk dilepaskan Ti+. Contoh reaksi yang
berkaitan dengan unsure golongan IIIA adalah sebagai berikut:
Unsur-Unsur Golongan IV A
Anggota unsur golongan IV A adalah : C, Si, Ge, Sn, dan Pb, memiliki
konfigurasi elektron terluar yaitu ns2 np2, n > 2. Karbon merupakan unsur non-logam,
silikon dan Germanium adalah unsur metaloid serta stannum dan Plumbum (Timah
dan Timbal) adalah unsur logam, dimana Sn dan Pb ini tidak bereaksi dengan air akan
tetapi bereaksi dengan asam membentuk garam dan melepaskan gas hydrogen. Di
antara beberapa jenis asam adalah asam-asam halide seperti HCl, HBr, dan lain-lain,
asam nitrat, asam asetat, asam sulfat, dan sebagainya.
Page 13
Pb4+ (contoh senyawa timbal yang kurang stabil pada suhu kamar adalah PbO2.
Berikut adalah contoh-contoh reaksi yang berkaitan dengan unsur golongan IVA:
Nitrogen dapat bereaksi dengan oksigen membentuk banyak jenis oksida yaitu
NO, NO2, N2O, N2O4, N2O5, dimana semua jenis oksida tersebut berbentuk gas keuali
N2O5 yang berbentuk padat. Nitrogen juga dapat bereaksi dengan logam membentuk
senyawa nitride (N3-) yang isoelektronik denga gas mulia Neon, di antara senyawa
nitride yang dikenal adalah Li3N, Na3N, Mg3N2, dan lain-lain. Nitrogen dan fosfor
dapat berbentuk molekuler karena unsur tersebut adalah non-logam yaitu N2 dan P4.
Fosfor dapat membentuk dua macam oksida yang berbentuk padat yaitu: P 4O6 dan
P4O10.
Unsur-Unsur Golongan VI A
Kelompok unsur golongan VI A adalah: O, S, Se, Te, dan Po, yang memiliki
konfigurasi elektron terluar adalah (ns2 np4 , n 2). Oksigen, sulfur, dan selenium
adalah unsur-unsur non-logam yang berbentuk molekular seperti O2, O3, S8, Se8,
Telurium dan Polonium adalah metaloid, namun polonium bersifat radioaktif.
Dalam mencapai struktur yang stabil unsur-unsur golongan VIA cenderung menerima
dua elektron. Oksigen dapat dengan mudah menerima dua elektron membentuk O2-
namun oksigen dapat juga bereaksi dengan unsur lain dalam bentuk peroksida (O-) dan
Page 14
juga dalam bentuk superoksida (O2-) dan semua senyawa oksida, peroksida, dan
superoksida yang dihasilkan berbentuk ionik.
Semua unsur golongan halogen yaitu : F, Cl, Br, I, dan At adalah non logam
dan dalam struktur berbentuk molekular serta memiliki konfigurasi elektron terluar
adalah (ns2 np5 , n 2) namun unsur terakhir yaitu Astatin adalah unsur yang bersifat
radioaktif. Gas Fluor cukup reaktif dan dapat bereaksi dengan air membentuk asam
dan melepaskan gas oksigen.
Halogen memiliki energi ionisasi dan afinitas elektron negatif yang cukup
besar, sehingga sangat besar kemungkinannya untuk menerima elektron membentuk
anion (X-) yang memiliki kesamaan dengan konfigurasi gas mulia yang stabil. Jadi
golongan halogen yang membentuk anion adalah isoelektronik dengan Ne. Cl dengan
Ar, dan lain-lain. Golongan VIIA dapat dengan mudah membentuk garam dengan
unsur golongan IA dan IIA, dengan gas hidrogen membentuk asam hidrogen halide,
dan reaktifitasnya dengan hidrogen semakin berkurang dari atas ke bawah dalam
golongan VIIA. Asam Fluorida dengan gas hidrogen sangat eksplosif namun menjadi
berkurang jika asamnya adalah asam iodida.
Kelompok unsur golongan ini adalah : He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn yang
disebut juga kelompok unsur gas mulia, dengan memiliki konfigurasi elektron terluar
yaitu (ns2 np5 , n 2). Helium adalah gas mulia yang paling tinggi ionisasinya
dibanding unsur gas mulia yang lain, sebab elektron terluarnya langsung berinteraksi
dengan inti. Kelompok unsur ini disebut juga unsur-unsur lembam yang sangat stabil
namun sejak tahun 1962 sudah ada beberapa unsur gas mulia yang sudah dapat
disintesis senyawanya, diantaranya adalah: XeF2, XeF4 , XeF6 , Cs2XeF8, XeOF4,
XeO3, XeO4, RbXeO7, dan lain-lain.
Page 15
Salah satu cara lain untuk membandingkan sifat-sifat unsur adalah
membandingkannya dalam satu perioda. Perbandingan yang dilakukan dengan
meninjau sederetan sifat-sifat senyawa yang mirip. Perioda yang dipilih adalah perioda
tiga dengan melihat beberapa karakter sifat asam basa senyawa oksidannya, jenis
kelogamannya, dan cara-cara sederhana membedakannya satu sama lain. Unsur
periode tiga adalah: Na, Mg, Al, Si, P, S , Cl, dan Ar yang jika membentuk oksida
maka akan menghasilkan senyawa: Na2O, MgO, Al2O3, SiO2, P2O5, SO3, dan Cl2O7,
Argon tidak dapat membentuk senyawa oksida sampai saat ini. Oksida berikut : Na2O,
MgO, dan Al2O3 bersifat senyawa ionik dan kelompok oksida SiO2, P2O5, SO3 dan
Cl2O7 adalah berbentuk molekuler yang ikatannya adalah ikatan kovalen. Oksida
Natrium dan Magnesium merupakan oksida basa namun kebasaan oksida Magnesium
sangat lemah sehingga lebih mudah bereaksi dengan air akan tetapi dapat bereaksi
dengan basa.
Oksida basa dengan mudah dikenali jika direaksikan dengan air umumnya
akan membentuk senyawa basa, oksida amfoter tidak dapat bereaksi dengan air namun
dapat bereaksi dengan asam kuat ataupun basa kuat dan oksida asam umumnya dapat
bereaksi dengan air membentuk senyawa yang besifat asam. Cara tersebut dapat
dilakukan terhadap senyawa oksida lain sebab secara umum senyawa oksida dapat
diklasifikasikan, apakah merupakan oksida asam, oksida basa, atau oksida amfoter,
apabila oksida tersebut direaksikan dengan air, asam kuat dan basa kuat.
Beberapa reaksi yang berkaitan dengan senyawa oksida pada perioda tiga
adalah sebagai berikut:
Page 16
Perbandingan kelompok unsur golongan IA khususnya logam alkali dengan
kelompok unsur golongan IB yaitu: Cu, Ag, dan Au (Tembaga, Perak, Emas). Jadi
kesimpulannya bahwa meskipun kedua kelompok unsur tersebut memounyai
konfigurasi elektron terluar yang sama (sama-sama pada sub kulit ns1), namun
memiliki sifat kimia yang berbeda. Berdasarkan data energi ionisasi misalnya
diperoleh bahwa energi ionisasi unsur-unsur golongan IB (Cu, Ag, dan Au) masing-
masing adalah 754 kj/mol, 731 kj/mol, dan 890 kj/mol, yang jauh lebih besar daripada
energi ionisasi kelompok unsur logam alkali. Dari data tersebut memberikan gambaran
bahwa unsur golongan IB jauh kurang reaktif jika dibandingkan dengan kelompok
unsur golongan alkali. Kondisi ini disebabkan karena kelompok unsur pada golongan
IB memiliki orbital d yang terletak di bagian dalam orbital s yang belum terisi penuh,
akibatnya elektron terluar orbital s tertarik lebih kuat ke dalam inti.
Page 17
DAFTAR PUSTAKA
Page 18