(RPP)
Nama Sekolah :
Kelas : X (Sepuluh)
Semester : Gasal
Program Keahlian : -
Mata Pelajaran : Kimia
Jumlah Pertemuan : 5 x pertemuan (10 x 45 menit)
1. Standar Kompetensi : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.
2. Kompetensi Dasar : Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom
relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya,
melalui pemahaman konfigurasi elektron.
3. Indikator : - Membandingkan perkembangan tabel periodik unsur untuk mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangannya.
- Menjelaskan dasar pengelompokan unsur-unsur.
- Menentukan partikel dasar (proton, elektron, dan neutron).
- Menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi.
- Menentukan hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik.
- Menentukan massa atom relatif berdasarkan tabel periodik.
- Mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar, dan isoton.
- Mengklasifikasikan unsur ke dalam logam, non logam, dan metaloid.
- Menganalisis tabel, grafik, untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi
ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan.
- Menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan
masing-masing teori atom berdasarkan data percobaan.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-1
Siswa mampu membandingkan perkembangan tabel periodik unsur untuk mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangannya.
Menjelaskan dasar pengelompokan unsur-unsur.
b. Pertemuan ke-2
Siswa mampu menentukan partikel dasar (proton, elektron, dan neutron).
Siswa mampu menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi.
Siswa mampu menentukan hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik.
Siswa mampu menentukan massa atom relatif berdasarkan tabel periodik.
c. Pertemuan ke-3
Siswa mampu mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar, dan isoton.
Siswa mampu mengklasifikasikan unsur ke dalam logam, non logam, dan metaloid.
d. Pertemuan ke-4
Siswa mampu menganalisis tabel, grafik, untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas
elektron dan keelektronegatifan.
e. Pertemuan ke-5
Siswa mampu menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan masing-
masing teori atom berdasarkan data percobaan.
Neutron 1
0n 1 0 James Chadwick
Elektron 0
1e 0 -1 J.J. Thomson
_____________________ _____________________
NIP. NIP.
Nama Sekolah :
Kelas : X (Sepuluh)
Semester : Gasal
Program Keahlian : -
Mata Pelajaran : Kimia
Jumlah Pertemuan : 3 x pertemuan (6 x 45 menit)
1. Standar Kompetensi : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.
2. Kompetensi Dasar : Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen
koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisik senyawa yang
terbentuk.
3. Indikator : - Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.
- Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan
elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis).
- Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.
- Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan tiga.
- Menjelaskan sifat-sifat senyawa ion dan sifat-sifat senyawa kovalen.
- Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa.
- Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya dengan
keelektronegatifan melalui percobaan.
- Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat
fisik logam.
- Menghubungkan sifat fisik materi dengan jenis ikatannya.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-6
Siswa mampu menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.
b. Pertemuan ke-7
Siswa mampu menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron valensi
bukan gas mulia (struktur Lewis).
Siswa mampu menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.
Siswa mampu menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan tiga.
Siswa mampu menjelaskan sifat-sifat senyawa ion dan sifat-sifat senyawa kovalen.
c. Pertemuan ke-8
Siswa mampu menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa.
Siswa mampu menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya dengan keelektronegatifan melalui
percobaan.
Siswa mampu mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat fisik logam.
Siswa mampu menghubungkan sifat fisik materi dengan jenis ikatannya.
5. Materi Pembelajaran :
a. Ikatan kimia.
Kestabilan unsur didasarkan pada konsep ikatan kimia:
1) Kenyataan bahwa gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar membentuk senyawa (sekarang telah dapat
dibuat senyawa dari gas mulia Kr, Xe, dan Rn), merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memiliki susunan
elektron yang stabil.
6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Alokasi Waktu : 3 x pertemuan (6 x 45 menit)
8. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-6:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.
2) Elaborasi
Siswa menentukan unsur yang dapat melepaskan elektron atau menerima elektron untuk mencapai
kestabilan dalam diskusi kelompok.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-7:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
1 11
Na 2, 8, 1 1e - 2, 8 Na+
2 17 C l 2, 8, 7 - 1e 2, 8 Cl–
3 19 K 2, 8, 8, 1 … … … …
4 16
S 2, 8, 6 … … … …
5 20
Ca 2, 8, 8, 2 … … 2, 8, 8 …
2. Senyawa merupakan penggabungan dari 2 atau lebih unsur-unsur. Apa yang dilakukan suatu unsur untuk
bergabung dengan unsur lain membentuk senyawa?
senyawa berikut: H2SO4, HNO3, NH4+, SO2, jika diketahui nomor atom masing-masing unsur adalah: S = 16,
O = 8, N = 7, H = 1?
Kunci jawaban :
1. Konfigurasi Perubahan Elektron Ion yang
No. Atom Konfigurasi Stabil
Elektron Melepas Menerima T erbentuk
1 11 Na 2, 8, 1 1e- - 2, 8 Na+
2 17 C l 2, 8, 7 - 1e- 2, 8, 8 Cl–
3 19 K 2, 8, 8, 1 1e- - 2, 8, 8 K+
4 16 S 2, 8, 6 - 2e- 2, 8, 8 S2-
5 20 Ca 2, 8, 8, 2 2e -
- 2, 8, 8 Ca2+
O
xx oo xx
3. a. o o o o
H x O x S x O x H H O S O H
xx oo xx
x O xx
x O
xx
oo O
o O o
o o
oo xx oo
b. x x x o
H o O o N x o O H O N O
oo oo
H H + H
o
xo x
+
c. H o x N oo + H H o x N oo H H N H
xo x
H o
terdap at 1 P E B N
xx x oo o x xx
d. O x S o xO O S=O
xx oo xx
_____________________ _____________________
NIP. NIP.
Nama Sekolah :
Kelas : X (Sepuluh)
Semester : Gasal
Program Keahlian : -
Mata Pelajaran : Kimia
Jumlah Pertemuan : 3 x pertemuan (6 x 45 menit)
1. Standar Kompetensi : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.
2. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan
reaksinya.
3. Indikator : - Menuliskan nama senyawa biner.
- Menuliskan nama senyawa poliatomik.
- Menuliskan nama senyawa organik sederhana.
- Menyetarakan reaksi sederhana dengan diberikan nama-nama zat yang terlibat
dalam reaksi atau sebaliknya.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-9
Siswa mampu menuliskan nama senyawa biner.
b. Pertemuan ke-10
Siswa mampu menuliskan nama senyawa poliatomik.
Siswa mampu menuliskan nama senyawa organik sederhana.
c. Pertemuan ke-11
Siswa mampu menyetarakan reaksi sederhana dengan diberikan nama-nama zat yang terlibat dalam reaksi atau
sebaliknya.
5. Materi Pembelajaran :
a. Tata nama senyawa
1) Tata Nama Senyawa Ion
Tata nama senyawa ion dibagi menjadi tata nama senyawa ion biner dan tata nama senyawa hidrat.
a) Tata nama senyawa ion biner
Senyawa ion terdiri atas suatu kation dan anion. Kation umumnya adalah suatu ion logam, sedangkan
anion dapat berupa anion tunggal atau suatu anion poliatom. Aturan dalam penamaan senyawa ion:
- Merupakan perbandingan muatan kation dan anionnya. Kation dan anion diberi indeks sedemikian
rupa sehingga senyawa bersifat netral (jumlah muatan positif = jumlah muatan negatif).
- Kation disebutkan di depan diikuti anionnya, angka indeks tidak disebut.
- Jika unsur logam mempunyai lebih dari satu macam biloks, maka biloksnya disertakan.
- Senyawa dari unsur logam yang mempunyai 2 jenis muatan dibedakan dengan memberi akhiran o
untuk senyawa dengan muatan kation lebih rendah dan akhiran i untuk senyawa dengan muatan
kation lebih tinggi.
b) Tata nama senyawa hidrat
Penamaan senyawa hidrat mengikuti aturan penamaan senyawa ion biner hanya saja di belakang
penyebutan anion ditambahkan koefisien H2O diikuti dengan akhiran hidrat.
b. HCHO
c. CHI3
a. l
A 2S 3
b. Ba(OH)2
c. Ag2SO4
5. Isilah tabel berikut dengan rumus kimia senyawa yang terbentuk dari anion dan kation yang telah ditentukan:
Norma penilaian
Aspek Penilaian Nilai Maksimal
Teoretis 75
Praktik 25
Jumlah 100
Kunci jawaban :
1. a. Glukosa
b. Formalin
c. Iodoform
2. a. C6H12O6
b. CaCl2
c. Al2(SO4)3
4. a. aluminium sulfida
b. barium hidroksida
c. perak sulfat
5. Anion F- S 2- SiO 3 2- MnO 4 - SO 4 3-
Kation
K+ KF K2 S K2 SiO 3 KMnO 4 K3 SO 4
Mg2+ MgF2 MgS MgSiO 3 Mg(MnO 4 ) 2 Mg 3 (SO 4 ) 2
Hg+ HgF Hg 2 S Hg 2 SiO 3 HgMnO 4 Hg 3 SO 4
Cr2+ CrF2 CrS CrSiO 3 Cr(MnO 4 ) 2 Cr3 (SO 4 )2
Ni2+ NiF2 NiS NiSiO 3 Ni(MnO 4 )2 Ni 2 (SO 4 ) 2
Au3+ AuF3 Au 2 S 3 Au 2 (SiO 3 ) 3 Au(MnO 4 ) 3 AuSO 4
_____________________ _____________________
NIP. NIP.
Nama Sekolah :
Kelas : X (Sepuluh)
Semester : Gasal
Program Keahlian : -
Mata Pelajaran : Kimia
Jumlah Pertemuan : 6 x pertemuan (12 x 45 menit)
1. Standar Kompetensi : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.
2. Kompetensi Dasar : Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui
percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia.
3. Indikator : - Membuktikan hukum Lavoisier melalui percobaan.
- Membuktikan hukum Proust melalui percobaan.
- Menganalisis data percobaan pada senyawa untuk membuktikan berlakunya hukum
kelipatan perbandingan (hukum Dalton).
- Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan volum
(hukum Gay Lussac).
- Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum hukum Avogadro.
- Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum zat.
- Menentukan rumus empiris dan rumus molekul.
- Menentukan rumus air kristal.
- Menentukan kadar zat dalam suatu senyawa.
- Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.
- Menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-12
Siswa mampu membuktikan hukum Lavoisier melalui percobaan.
Siswa mampu membuktikan hukum Proust melalui percobaan.
b. Pertemuan ke-13
Menganalisis data percobaan pada senyawa untuk membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan
(hukum Dalton).
c. Pertemuan ke-14
Siswa mampu menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan volum (hukum Gay
Lussac).
d. Pertemuan ke-15
Siswa mampu menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum hukum Avogadro.
e. Pertemuan ke-16
Siswa mampu mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum zat.
f. Pertemuan ke-17
Siswa mampu menentukan rumus empiris dan rumus molekul.
Siswa mampu menentukan rumus air kristal.
Siswa mampu menentukan kadar zat dalam suatu senyawa.
Siswa mampu menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.
Siswa mampu menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi.
banyaknya atom A Ar A
% massa unsur A = 100%
Mr senyawa
6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
4. Belerang dan oksigen bereaksi membentuk 2 macam senyawa, yaitu X dan Y. Massa senyawa X dan Y
adalah 48 gram dan 80 gram. Massa unsur oksigen pada senyawa X dan Y berturut-turut adalah 16 gram
dan 48 gram. Apakah kedua senyawa itu memenuhi hukum perbandingan berganda? Jelaskan dengan
perhitungan!
5. Senyawa kalsium oksida diperoleh dengan mereaksikan kalsium dan oksigen dalam perbandingan 5 : 2.
Hitunglah massa kalsium oksida yang terbentuk jika direaksikan kalsium dan oksigen dengan massa
masing-masing sebesar 10 gram dan 12 gram!
Norma penilaian
Aspek Penilaian Nilai Maksimal
Teoretis 75
Praktik 25
Jumlah 100
Kunci jawaban :
1. Pada peristiwa pembakaran kertas tersebut nampak bahwa massa abu lebih kecil dari massa kertas semula.
Sebenarnya dari pembakaran tersebut diperoleh pula gas-gas yang tidak dapat teramati secara langsung
karena sistem dalam keadaan terbuka. Oleh karena itu disebutkan bahwa hukum kekekalan massa hanya
berlaku pada sistem tertutup.
2. a. Massa oksigen berdasarkan tabel tersebut adalah:
No. Massa kalsium Massa oksigen Massa kalsium oksida
1 0,25 gram 0,10 gram 0,35 gram
2 0,50 gram 0,2 gram 0,70 gram
3 0,75 gram 0,3 gram 1,05 gram
4 1 gram 0,4 gram 1,40 gram
5 1,25 gram 0,5 gram 1,75 gram
massa S1 : O1 = 32 : 16 = 2 : 1
massa S2 : O2 = 32 : 48 = 2 : 3 = 1 : 1,5
massa O1 : O2 = 1 : 1,5 = 2 : 3
Berdasarkan perhitungan tersebut nampak bahwa kedua senyawa memenuhi hukum perbandingan
berganda.
5. Massa kalsium Massa oksigen Massa CaO
Mula-mula : 10 gram 12 gram
Perbandingan : * =2 =6
Bereaksi : 2 x 5 = 10 2x2=4 10 + 4 = 14
Sisa : 0 12 - 4 = 8 14
* Pereaksi pembatas pada reaksi ini berdasarkan perbandingan adalah kalsium.
Jadi dari reaksi tersebut dihasilkan 14 gram CaO.
10. Alat/Media/Sumber Belajar
a. Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
b. Atkins, PN. 1989. General Chemistry Scientific American Books. New York.
c. Broudu, JE. 1990. General Chemistry Principle and Structure. John Wiley and Sons. New York: Inc.
d. Depdikbud. 1994. Kurikulum Sekolah Menengah Umum Garis-garis Besar Pengajaran Sekolah Menengah Umum
Mata Pelajaran Kimia. Jakarta.
e. Glinka, N. 1996. General Chemistry. Moskow: Inc Peoce Publisher.
f. Muis, Abdul. 2002. Perang Siasat Kimia Praktis Kelas 1, 2, dan 3 SMU serta Persiapan SPMB. Yogyakarta: Kreasi
Wacana.
g. Pujaatmaka, A. Hadyana. 1990. Kimia Universitas Azaz dan Struktur. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
h. Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
i. Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
j. Soekardjo. 1984. Kimia Anorganik. Yogyakarta: Bina Aksara.