Anda di halaman 1dari 23

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah :
Kelas : X (Sepuluh)
Semester : Gasal
Program Keahlian : -
Mata Pelajaran : Kimia
Jumlah Pertemuan : 5 x pertemuan (10 x 45 menit)

1. Standar Kompetensi : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.
2. Kompetensi Dasar : Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom
relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya,
melalui pemahaman konfigurasi elektron.
3. Indikator : - Membandingkan perkembangan tabel periodik unsur untuk mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangannya.
- Menjelaskan dasar pengelompokan unsur-unsur.
- Menentukan partikel dasar (proton, elektron, dan neutron).
- Menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi.
- Menentukan hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik.
- Menentukan massa atom relatif berdasarkan tabel periodik.
- Mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar, dan isoton.
- Mengklasifikasikan unsur ke dalam logam, non logam, dan metaloid.
- Menganalisis tabel, grafik, untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi
ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan.
- Menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan
masing-masing teori atom berdasarkan data percobaan.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-1
Siswa mampu membandingkan perkembangan tabel periodik unsur untuk mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangannya.
Menjelaskan dasar pengelompokan unsur-unsur.
b. Pertemuan ke-2
Siswa mampu menentukan partikel dasar (proton, elektron, dan neutron).
Siswa mampu menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi.
Siswa mampu menentukan hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik.
Siswa mampu menentukan massa atom relatif berdasarkan tabel periodik.
c. Pertemuan ke-3
Siswa mampu mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar, dan isoton.
Siswa mampu mengklasifikasikan unsur ke dalam logam, non logam, dan metaloid.
d. Pertemuan ke-4
Siswa mampu menganalisis tabel, grafik, untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas
elektron dan keelektronegatifan.
e. Pertemuan ke-5
Siswa mampu menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan masing-
masing teori atom berdasarkan data percobaan.

RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1 9


5. Materi Pembelajaran :
a. Perkembangan tabel periodik unsur.
1) Pengelompokan Atas Logam dan Nonlogam
Penggolongan unsur yang pertama dilakukan oleh Lavoisier yang mengelompokkan unsur ke dalam logam
dan nonlogam. Pada waktu itu baru sekitar 20 jenis unsur yang sudah dikenal. Tentu saja pengelompokan
atas logam dan nonlogam masih sangat sederhana, sebab antara sesama logam pun masih terdapat banyak
perbedaan.
2) Hukum Triade (Dobereiner, 1829)
Sistem ini kurang efisien karena ternyata ada beberapa unsur lain yang tidak termasuk dalam satu triade
tetapi mempunyai sifat-sifat mirip dengan triade tersebut.
3) Hukum Oktaf (Newland, 1865)
Hukum ini hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika diteruskan kemiripan sifat terlalu dipaksakan.
4) Sistem Periodik Unsur Bentuk Pendek (Mendeleyev dan Lothar Meyer, 1869)
Sistem ini memiliki beberapa kelemahan antara lain:
a) Panjang periode tidak sama dan sebabnya tidak dijelaskan.
b) Beberapa unsur tidak disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya.
c) Selisih massa unsur yang berurutan tidak selalu 2, tetapi berkisar antara 1 dan 4 sehingga sukar
meramalkan massa unsur yang belum diketahui secara tepat.
d) Valensi unsur yang lebih dari satu sulit diramalkan dari golongannya.
e) Anomali (penyimpangan) unsur hidrogen dari unsur yang lain tidak dijelaskan.
5) Sistem Periodik Unsur Bentuk Panjang atau Modern (Moseley, 1914)
Merupakan sistem periodik yang kita kenal, penyempurnaan dari sistem periodik Mendeleyev. Unsur-unsur
disusun menurut kenaikan nomor atom berdasarkan konfigurasi elektron. Dalam sistem periodik ini terdapat
lajur mendatar yang disebut periode dan lajur tegak yang disebut golongan.
b. Struktur atom
Struktur atom menggambarkan partikel-partikel dasar penyusun atom yang terdiri dari proton, neutron, dan
elektron. Secara singkat lambang dan muatan partikel-partikel penyusun atom dapat dilihat pada tabel berikut:
Partikel Lambang Massa (sma) Muatan Penemu
Proton 0
1p
1 1 Goldstein

Neutron 1
0n 1 0 James Chadwick

Elektron 0
 1e 0 -1 J.J. Thomson

c. Sifat keperiodikan unsur.


Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom, yaitu dari kiri ke
kanan dalam 1 periode, atau dari atas ke bawah dalam 1 golongan. Sifat-sifat periodik meliputi jari-jari atom,
energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, titik cair, serta titik didih. Selain keempat sifat utama tersebut,
unsur-unsur dalam sistem periodik juga memiliki kecenderungan lain misalnya saja sifat logam, kereaktifan, serta
titik leleh dan titik didihnya.
d. Perkembangan teori atom mulai dari Dalton sampai dengan teori atom Modern.
1) Teori Atom Dalton (1803)
a) Atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi.
b) Atom suatu unsur sama segala sifatnya, sedangkan atom dari unsur yang berbeda memiliki massa dan
sifat yang berbeda pula.
c) Senyawa terbentuk bila atom bergabung satu sama lain.
d) Reaksi kimia hanya melibatkan penata-ulangan atom-atom sehingga tidak ada atom yang berubah akibat
reaksi kimia.
e) Atom-atom dari unsur-unsur yang berlainan melakukan ikatan dengan perbandingan angka sederhana.

10 RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1


2) Teori Atom J.J. Thomson (1897)
a) Atom merupakan bola padat bermuatan positif dengan elektron tersebar di permukaannya sehingga teori
ini juga banyak dikenal sebagai teori roti kismis.
b) Secara keseluruhan atom bersifat netral.
3) Penemuan Inti Atom dan Teori Atom Rutherford (1910)
a) atom tersusun dari inti atom yang bermuatan positif (sebagai pusat massa) dan elektron-elektron
bermuatan negatif yang beredar mengelilingi inti.
b) inti atom bermuatan positif karena mengandung proton. Atom bersifat netral karena jumlah proton dalam
inti sama dengan jumlah elektron yang mengelilingi inti.
c) Sebagian besar volume atom merupakan ruang kosong. Hampir semua massa atom positif berpusat pada
inti atom yang sangat kecil.
4) Teori Atom Niels Bohr (1913)
1) Elektron beredar mengelilingi inti pada lintasan stasioner dengan tingkat energi tertentu tanpa disertai
pemancaran atau penyerapan energi.
2) Elektron dapat berpindah dari lintasan berenergi rendah (lintasan lebih dalam) ke lintasan berenergi lebih
tinggi (lintasan lebih luas) dengan menyerap energi dari lingkungannya.
5) Model Atom Mekanika Gelombang (Model Atom Modern) (1926)
a) Berdasarkan hipotesis Louis de Broglie (prinsip dualisme gelombang), Heisenberg mengemukakan prinsip
ketidakpastiannya bahwa kedudukan elektron di sekeliling inti adalah kebolehjadian menemukan elektron
pada jarak tertentu dari inti atom.
b) Daerah di sekitar inti atom dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital.
c) Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger
6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Alokasi Waktu : 5 x pertemuan (10 x 45 menit)
8. Kegiatan Pembelajaran (langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-1:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai perkembangan tabel periodik unsur dan dasar pengelompokan unsur-
unsur beserta kelebihan dan kekurangannya.
2) Elaborasi
Siswa mengkaji literatur tentang perkembangan tabel periodik unsur dalam kerja kelompok kemudian
melakukan presentasi hasil kajian untuk menyimpulkan dasar pengelompokkan unsur-unsur..
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-2:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi

RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1 11


Guru menampilkan teori mengenai partikel dasar (proton, elektron, dan neutron), konfigurasi elektron dan
elektron valensi, hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik, serta menghitung
massa atom relatif berdasarkan tabel periodik.
2) Elaborasi
Siswa mengkaji tabel periodik unsur untuk menentukan partikel dasar, konfigurasi elektron, periode, dan
golongan, massa atom relatif.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-3:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai klasifikasi unsur ke dalam isotop, isobar, dan isoton serta mengenai
klasifikasi unsur ke dalam logam, non logam, dan metaloid.
2) Elaborasi
Siswa mengelompokkan unsur ke dalam isotop, isobar, dan isoton melalui kerja kelompok kemudian
dilanjutkan mengamati beberapa unsur untuk membedakan sifat logam, non logam, dan metaloid.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-4:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai bagaimana menganalisa tabel dan grafik untuk menentukan keteraturan
jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan.
2) Elaborasi
Siswa mengkaji keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan unsur-unsur
seperiode dan segolongan berdasarkan data atau grafik dan nomor atom melalui diskusi kelompok kemudian
menghubungkan keteraturan sifat jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-5:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai perkembangan teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan
masing-masing teori atom berdasarkan data percobaan.

12 RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1


2) Elaborasi
Siswa mengkaji literatur tentang perkembangan teori atom (di rumah setelah ditugaskan pada pertemuan
sebelumnya) kemudian mempresentasikan dan diskusi hasil kajian serta menyimpulkan hasil pembelajaran.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
9. Penilaian :
a. Teknik : Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis :
1. Bagaimanakah J.J Thomson menggambarkan atom dan dikenal dengan nama apakah teori Thomson
tersebut?
2. Jelaskan mengenai penemuan Ernest Rutherford bersama Hans Geiger dan Ernest Marsden pada tahun
1910 yang kemudian meruntuhkan teori atom Thomson!
3. Teori atom Niels Bohr merupakan pembaharuan dari model atom Rutherford, namun dalam teori atom inipun
masih ditemukan kelemahan. Jelaskan mengenai kelemahan teori atom Niels Bohr!
4. Diketahui suatu unsur memiliki nomor atom 20 dan memiliki nomor massa 40. Tentukan jumlah proton,
elektron dan proton dari unsur tersebut!
12 14 12 13 10
5. Diketahui beberapa atom A60, B60, C58, D60, E56. Tentukan pasangan atom yang merupakan

isotop, isoton, dan isobar!


Norma penilaian
Aspek Penilaian Nilai Maksimal
Teoretis 75
Praktik 25
Jumlah 100
Kunci jawaban :
1. Thomson menggambarkan atom sebagai bola padat bermuatan positif dengan elektron tersebar di
permukaannya, namun secara keseluruhan atom bermuatan netral. Teori ini lebih dikenal dengan teori roti
kismis karena menggambarkan atom bagaikan roti dengan elektron tersebar merata sebagai kismisnya.
2. Pada tahun 1910, Ernest Rutherford bersama dua orang asistennya, yaitu Hans Geiger dan Ernest
Marsden, melakukan serangkaian percobaan untuk mengetahui lebih banyak tentang susunan atom.
Mereka menembaki lempeng emas yang sangat tipis dengan partikel alfa berenergi tinggi. Sinar alfa adalah
salah satu jenis radiasi yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Partikel sinar alfa bermuatan +2 dan bermassa 4
sma. Mereka menemukan bahwa sebagian besar partikel alfa dapat menembus lempeng emas tanpa
pembelokan yang berarti, seolah-olah lempeng emas itu tidak ada. Akan tetapi, kemudian mereka
menemukan bahwa sebagian kecil dari partikel alfa mengalami pembelokan yang cukup besar, bahkan
beberapa di antaranya dipantulkan. Adanya partikel alfa yang terpantul pada penembakan lempeng emas
tipis dengan sinar alfa mengejutkan Rutherford. Partikel alfa yang terpantul itu pastilah telah menabrak
sesuatu yang sangat padat dalam atom. Fakta ini tidak sesuai dengan model yang dikemukakan oleh J.J.
Thomson di mana atom digambarkan bersifat homogen pada seluruh bagiannya (tidak mengindikasikan
adanya bagian yang lebih padat). Berdasarkan penemuan inilah kemudian Rutherford merumuskan model
atomnya yang sekaligus meruntuhkan teori atom Thompson
3. Teori atom Niels Bohr hanya berhasil menjelaskan spektrum gas hidrogen dan spesi lain berelektron tunggal
seperti He+ dan Li+, sedangkan ion berelektron banyak tidak dapat dijelaskan dengan model atom ini.
4. Jumlah proton = jumlah elektron = nomor atom = 20
Jumlah neutron = nomor massa - jumlah proton = 40 - 20 = 20

RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1 13


5. Isotop 12A60 dan 12C58 (nomor atom sama)

Isoton  12C58 dan 10E56 (jumlah neutron sama : 46)

Isobar  12A60, 14B60 dan 13D60 (nomor massa sama)

10. Alat/Media/Sumber Belajar


a. Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
b. Atkins, PN. 1989. General Chemistry Scientific American Books. New York.
c. Broudu, JE. 1990. General Chemistry Principle and Structure. John Wiley and Sons. New York: Inc.
d. Depdikbud. 1994. Kurikulum Sekolah Menengah Umum Garis-garis Besar Pengajaran Sekolah Menengah Umum
Mata Pelajaran Kimia. Jakarta.
e. Glinka, N. 1996. General Chemistry. Moskow: Inc Peoce Publisher.
f. Muis, Abdul. 2002. Perang Siasat Kimia Praktis Kelas 1, 2, dan 3 SMU serta Persiapan SPMB. Yogyakarta: Kreasi
Wacana.
g. Pujaatmaka, A. Hadyana. 1990. Kimia Universitas Azaz dan Struktur. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
h. Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
i. Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
j. Soekardjo. 1984. Kimia Anorganik. Yogyakarta: Bina Aksara.

Mengetahui .........................., 201.......


Kepala SMU Guru Mata Pelajaran

_____________________ _____________________
NIP. NIP.

14 RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah :
Kelas : X (Sepuluh)
Semester : Gasal
Program Keahlian : -
Mata Pelajaran : Kimia
Jumlah Pertemuan : 3 x pertemuan (6 x 45 menit)

1. Standar Kompetensi : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.
2. Kompetensi Dasar : Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen
koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisik senyawa yang
terbentuk.
3. Indikator : - Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.
- Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan
elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis).
- Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.
- Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan tiga.
- Menjelaskan sifat-sifat senyawa ion dan sifat-sifat senyawa kovalen.
- Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa.
- Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya dengan
keelektronegatifan melalui percobaan.
- Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat
fisik logam.
- Menghubungkan sifat fisik materi dengan jenis ikatannya.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-6
Siswa mampu menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.
b. Pertemuan ke-7
Siswa mampu menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron valensi
bukan gas mulia (struktur Lewis).
Siswa mampu menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.
Siswa mampu menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan tiga.
Siswa mampu menjelaskan sifat-sifat senyawa ion dan sifat-sifat senyawa kovalen.
c. Pertemuan ke-8
Siswa mampu menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa.
Siswa mampu menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya dengan keelektronegatifan melalui
percobaan.
Siswa mampu mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat fisik logam.
Siswa mampu menghubungkan sifat fisik materi dengan jenis ikatannya.
5. Materi Pembelajaran :
a. Ikatan kimia.
Kestabilan unsur didasarkan pada konsep ikatan kimia:
1) Kenyataan bahwa gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar membentuk senyawa (sekarang telah dapat
dibuat senyawa dari gas mulia Kr, Xe, dan Rn), merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memiliki susunan
elektron yang stabil.

RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1 15


2) Setiap atom memiliki kecenderungan untuk mempunyai susunan elektron yang stabil seperti gas mulia,
dengan cara melepaskan elektron, menerima elektron, atau menggunakan pasangan elektron secara
bersama-sama.
Untuk mencapai kestabilan (seperti konfigurasi pada gas mulia) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Melepaskan elektron.
Dilakukan oleh unsur-unsur logam agar dapat membentuk ion positif (elektro positif).
2) Menarik elektron.
Dilakukan oleh unsur-unsur non logam, sehingga akan bermuatan negatif (elektronegatif).
3) Menggunakan pasangan elektron bersama.
Atom-atom yang mempunyai energi ionisasi tinggi sukar melepas elektronnya, sehingga untuk mencapai
kestabilan akan sukar membentuk ion positif. Demikian juga atom-atom mempunyai afinitas elektron kecil
dalam mencapai kestabilan tidak membentuk ion negatif, sehingga keduanya akan cenderung membentuk
pasangan elektron untuk dipakai bersama. Ada 2 macam pasangan elektron yang digunakan bersama
(menurut Lewis):
a) Pasangan elektron hanya berasal dari salah satu atom saja.
b) Masing-masing atom yang berkaitan menyumbangkan elektron.
b. Struktur Lewis.
Lambang Lewis adalah lambang atom disertai elektron valensinya. Lambang Lewis unsur gas mulia menunjukkan
8 elektron valensi yang terbagi dalam 4 pasangan. Lambang Lewis unsur dari golongan lain menunjukkan adanya
elektron tunggal (elektron yang belum berpasangan).
c. Ikatan kovalen koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi terjadi karena pasangan elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom,
sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama. Istilah lain untuk ikatan
kovalen koordinasi adalah ikatan dativ atau ikatan semipolar. Dalam menggambarkan struktur molekul, ikatan
kovalen koordinat dinyatakan dengan garis berpanah dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron.
Sifat senyawa kovalen:
1) pada umumnya memiliki titik didih dan titik lebur rendah;
2) tidak dapat menghantarkan listrik;
3) umumnya sukar larut dalam air, sebaliknya mudah larut dalam pelarut organik.

6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Alokasi Waktu : 3 x pertemuan (6 x 45 menit)
8. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-6:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.
2) Elaborasi
Siswa menentukan unsur yang dapat melepaskan elektron atau menerima elektron untuk mencapai
kestabilan dalam diskusi kelompok.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-7:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.

16 RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1


b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron
valensi bukan gas mulia (struktur Lewis), proses terbentuknya ikatan ion, proses terbentuknya ikatan kovalen
tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga serta sifat-sifat senyawa ion dan sifat-sifat senyawa kovalen.
2) Elaborasi
Siswa menggambarkan susunan elektron valensi Lewis melalui diskusi kelas kemudian membandingkan
proses pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen dalam diskusi kelas dan dilanjutkan dengan
membandingkan sifat-sifat senyawa ion dengan sifat-sifat senyawa kovalen dalam diskusi kelas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-8:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa,
bagaimana menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya dengan keelektronegatifan melalui
percobaan, proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat fisik logam serta sifat fisik
materi dengan jenis ikatannya.
2) Elaborasi
Siswa mendiskusikan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dari beberapa contoh senyawa
sederhana, kemudian merancang dan melakukan percobaan untuk menyelidiki kepolaran senyawa di
laboratorium dan dilanjutkan dengan mengidentifikasi sifat fisik logam dan menghubungkannya dengan
proses pembentukan ikatan logam dalam diskusi kelompok di laboratorium.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
9. Penilaian :
a. Teknik : Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis :
1. Lengkapilah tabel di bawah ini!
Konfigurasi Pe rubahan Ele ktron Ion yang
No. Atom Konfigurasi Stabil
Ele ktron Me le pas Me ne rima Te rbe ntuk

1 11
Na 2, 8, 1 1e - 2, 8 Na+

2 17 C l 2, 8, 7 - 1e 2, 8 Cl–

3 19 K 2, 8, 8, 1 … … … …

4 16
S 2, 8, 6 … … … …

5 20
Ca 2, 8, 8, 2 … … 2, 8, 8 …

2. Senyawa merupakan penggabungan dari 2 atau lebih unsur-unsur. Apa yang dilakukan suatu unsur untuk
bergabung dengan unsur lain membentuk senyawa?

RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1 17


3. Ikatan dalam senyawa digambarkan dengan struktur Lewis. Bagaimanakah struktur Lewis dari senyawa-

senyawa berikut: H2SO4, HNO3, NH4+, SO2, jika diketahui nomor atom masing-masing unsur adalah: S = 16,

O = 8, N = 7, H = 1?

4. Dalam senyawa kloroform (CCl4), tentukan:

a. Jenis ikatan yang terbentuk antar unsur-unsur dalam senyawa tersebut.


b. Struktur Lewis.
c. Jumlah PEB dan PEI di sekitar atom pusatnya.
5. Tentukan senyawa ion yang terbentuk antara senyawa X dan Y jika diketahui nomor atom masing-masing
adalah 13 dan 17!
Norma penilaian
Aspek Penilaian Nilai Maksimal
Teoretis 75
Praktik 25
Jumlah 100

Kunci jawaban :
1. Konfigurasi Perubahan Elektron Ion yang
No. Atom Konfigurasi Stabil
Elektron Melepas Menerima T erbentuk
1 11 Na 2, 8, 1 1e- - 2, 8 Na+

2 17 C l 2, 8, 7 - 1e- 2, 8, 8 Cl–

3 19 K 2, 8, 8, 1 1e- - 2, 8, 8 K+

4 16 S 2, 8, 6 - 2e- 2, 8, 8 S2-

5 20 Ca 2, 8, 8, 2 2e -
- 2, 8, 8 Ca2+

2. Kecenderungan suatu unsur jika akan bergabung membentuk senyawa:


a. melepas elektron
b. menerima elektron
c. menggunakan pasangan elektron bersama

O
xx oo xx
3. a. o o o o
H x O x S x O x H H O S O H
xx oo xx
x O xx
x O
xx

oo O
o O o
o o
oo xx oo
b. x x x o
H o O o N x o O H O N O
oo oo

H H + H
o
xo x
+
c. H o x N oo + H H o x N oo H H N H
xo x
H o
terdap at 1 P E B N

xx x oo o x xx
d. O x S o xO O  S=O
xx oo xx

18 RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1


4. a. Ikatan kovalen
Cl
xo
b. Struktur Lewis : C l ox C ox C l
xo
Cl

c. Jumlah PEB dan PEI: PEB = 0, PEI = 4


5. Konfigurasi elektron X = 2, 8, 3, golongan IIIA periode 3, unsur X dapat membentuk ion X 3+.
Konfigurasi elektron Y = 2, 8, 7, golongan VIIA periode 3, unsur Y dapat membentuk ion Y -.
Senyawa yang terbentuk dari ion X3+ dan ion Y- adalah XY3.

10. Alat/Media/Sumber Belajar


a. Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
b. Atkins, PN. 1989. General Chemistry Scientific American Books. New York.
c. Broudu, JE. 1990. General Chemistry Principle and Structure. John Wiley and Sons. New York: Inc.
d. Depdikbud. 1994. Kurikulum Sekolah Menengah Umum Garis-garis Besar Pengajaran Sekolah Menengah Umum
Mata Pelajaran Kimia. Jakarta.
e. Glinka, N. 1996. General Chemistry. Moskow: Inc Peoce Publisher.
f. Muis, Abdul. 2002. Perang Siasat Kimia Praktis Kelas 1, 2, dan 3 SMU serta Persiapan SPMB. Yogyakarta: Kreasi
Wacana.
g. Pujaatmaka, A. Hadyana. 1990. Kimia Universitas Azaz dan Struktur. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
h. Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
i. Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
j. Soekardjo. 1984. Kimia Anorganik. Yogyakarta: Bina Aksara.

Mengetahui .........................., 201.......


Kepala SMU Guru Mata Pelajaran

_____________________ _____________________
NIP. NIP.

RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1 19


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah :
Kelas : X (Sepuluh)
Semester : Gasal
Program Keahlian : -
Mata Pelajaran : Kimia
Jumlah Pertemuan : 3 x pertemuan (6 x 45 menit)

1. Standar Kompetensi : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.
2. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan
reaksinya.
3. Indikator : - Menuliskan nama senyawa biner.
- Menuliskan nama senyawa poliatomik.
- Menuliskan nama senyawa organik sederhana.
- Menyetarakan reaksi sederhana dengan diberikan nama-nama zat yang terlibat
dalam reaksi atau sebaliknya.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-9
Siswa mampu menuliskan nama senyawa biner.
b. Pertemuan ke-10
Siswa mampu menuliskan nama senyawa poliatomik.
Siswa mampu menuliskan nama senyawa organik sederhana.
c. Pertemuan ke-11
Siswa mampu menyetarakan reaksi sederhana dengan diberikan nama-nama zat yang terlibat dalam reaksi atau
sebaliknya.
5. Materi Pembelajaran :
a. Tata nama senyawa
1) Tata Nama Senyawa Ion
Tata nama senyawa ion dibagi menjadi tata nama senyawa ion biner dan tata nama senyawa hidrat.
a) Tata nama senyawa ion biner
Senyawa ion terdiri atas suatu kation dan anion. Kation umumnya adalah suatu ion logam, sedangkan
anion dapat berupa anion tunggal atau suatu anion poliatom. Aturan dalam penamaan senyawa ion:
- Merupakan perbandingan muatan kation dan anionnya. Kation dan anion diberi indeks sedemikian
rupa sehingga senyawa bersifat netral (jumlah muatan positif = jumlah muatan negatif).
- Kation disebutkan di depan diikuti anionnya, angka indeks tidak disebut.
- Jika unsur logam mempunyai lebih dari satu macam biloks, maka biloksnya disertakan.
- Senyawa dari unsur logam yang mempunyai 2 jenis muatan dibedakan dengan memberi akhiran o
untuk senyawa dengan muatan kation lebih rendah dan akhiran i untuk senyawa dengan muatan
kation lebih tinggi.
b) Tata nama senyawa hidrat
Penamaan senyawa hidrat mengikuti aturan penamaan senyawa ion biner hanya saja di belakang
penyebutan anion ditambahkan koefisien H2O diikuti dengan akhiran hidrat.

2) Tata Nama Senyawa Asam, Basa, dan Garam


a) Senyawa asam
Pemberian nama dengan menyebutkan asam diikuti nama unsur berikutnya diakhiri it atau at.

20 RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1


b) Senyawa basa
Pemberian nama dengan cara menyebutkan nama unsur diikuti hidroksida.
c) Senyawa garam
Garam adalah senyawa ion yang terdiri atas kation basa dan anion sisa asam. Rumus garam diperoleh
dengan memberi angka indeks pada kation dan anionnya, sehingga jumlah muatan positif sama dengan
jumlah muatan negatif. Nama garam adalah rangkaian nama kation yang diikuti oleh nama anion.
3) Tata nama Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen adalah senyawa antar unsur non logam. Pemberian nama diawali dengan menuliskan unsur
pertama kemudian unsur berikutnya dan diakhiri ida. Unsur yang terdapat lebih dulu dalam urutan berikut,
ditulis di depan:
B - Si - C - Sb - As - P - N - H - S - I - Br - Cl - O - F
Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari sejenis senyawa, maka dibedakan dengan
menyebutkan angka indeks.
4) Tatanama Senyawa Organik
Senyawa organik adalah senyawa-senyawa karbon dengan sifat-sifat tertentu. Senyawa organik mempunyai
tata nama khusus.
b. Persamaan reaksi sederhana
Persamaan reaksi adalah persamaan yang menunjukkan zat-zat yang bereaksi dan zat-zat hasil reaksi disertai
koefisien masing-masing. Zat-zat yang bereaksi disebut pereaksi (reaktan), sedangkan zat-zat hasil reaksi disebut
produk.
1) Menuliskan persamaan reaksi.
Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dalam 3 langkah sebagai berikut:
a) Menuliskan persamaan kata-kata yang terdiri dari nama dan keadaan zat (zat-zat) pereaksi serta nama
dan keadaan zat (zat-zat) hasil reaksi.
b) Menuliskan persamaan rumus yang terdiri dari rumus kimia zat (zat-zat) pereaksi dan zat (zat-zat) hasil
reaksi, lengkap dengan keterangan tentang wujud atau keadaannya.
c) Menyetarakan, yaitu memberi koefisien yang sesuai sehingga jumlah atom setiap unsur sama pada kedua
ruas.
2) Menyetarakan persamaan reaksi.
Penyetaraan persamaan reaksi dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Tetapkan koefisien salah satu zat, biasanya zat yang rumusnya paling kompleks, sama dengan 1,
sedangkan zat lain diberikan koefisien sementara dengan huruf.
b) Setarakan terlebih dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang diberi koefisien 1 itu.
c) Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling akhir.
6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Alokasi Waktu : 3 x pertemuan (6 x 45 menit)
8. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-9:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai tata nama senyawa biner.
2) Elaborasi
Siswa menentukan senyawa biner (senyawa ion) yang terbentuk dari tabel kation (golongan utama) dan
anion serta memberi namanya dalam diskusi kelompok serta menentukan nama senyawa biner yang
terbentuk melalui ikatan kovalen.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.

RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1 21


Pertemuan ke-10:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai tata nama senyawa poliatomik dan senyawa organik sederhana.
2) Elaborasi
Siswa menentukan nama senyawa poliatomik yang terbentuk dari tabel kation (golongan utama dan NH 4+)
dan anion poliatomik serta memberi namanya dalam diskusi kelompok kemudian menyimpulkan aturan
pemberian nama senyawa biner dan poliatomik dan dilanjutkan dengan menginformasikan nama beberapa
senyawa organik sederhana.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-11:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai penyetaraan reaksi sederhana dengan memberikan nama-nama zat yang
terlibat dalam reaksi atau sebaliknya.
2) Elaborasi
Siswa mendiskusikan cara menyetarakan reaksi kemudian berlatih menyetarakan persamaan reaksi.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
9. Penilaian :
a. Teknik : Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis :
1. Sebutkan nama senyawa organik berikut.
a. C6H12O6

b. HCHO
c. CHI3

2. Tuliskan rumus kimia dari senyawa-senyawa berikut:


a. glukosa
b. kalsium klorida
c. aluminium sulfat
3. Tuliskan rumus kimia asam atau basa berikut.
a. Asam hipoklorit
b. Asam fosfit
c. Asam klorida

22 RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1


4. Sebutkan nama senyawa-senyawa berikut:

a. l
A 2S 3

b. Ba(OH)2

c. Ag2SO4

5. Isilah tabel berikut dengan rumus kimia senyawa yang terbentuk dari anion dan kation yang telah ditentukan:

Anion F- S 2- SiO 3 2- MnO 4 - SO 4 3-


Kation
K+ ............ ............ ............ ............ ............
Mg2+ ............ ............ ............ ............ ............
Hg+ ............ ............ ............ ............ ............
Cr 2+ ............ ............ ............ ............ ............
Ni2+ ............ ............ ............ ............ ............
Au3+ ............ ............ ............ ............ ............

Norma penilaian
Aspek Penilaian Nilai Maksimal
Teoretis 75
Praktik 25
Jumlah 100

Kunci jawaban :
1. a. Glukosa
b. Formalin
c. Iodoform
2. a. C6H12O6

b. CaCl2

c. Al2(SO4)3

3. a. Asam hipoklorit = HClO

b. Asam fosfit = H3PO3

c. Asam klorida = HCl

4. a. aluminium sulfida
b. barium hidroksida
c. perak sulfat
5. Anion F- S 2- SiO 3 2- MnO 4 - SO 4 3-
Kation
K+ KF K2 S K2 SiO 3 KMnO 4 K3 SO 4
Mg2+ MgF2 MgS MgSiO 3 Mg(MnO 4 ) 2 Mg 3 (SO 4 ) 2
Hg+ HgF Hg 2 S Hg 2 SiO 3 HgMnO 4 Hg 3 SO 4
Cr2+ CrF2 CrS CrSiO 3 Cr(MnO 4 ) 2 Cr3 (SO 4 )2
Ni2+ NiF2 NiS NiSiO 3 Ni(MnO 4 )2 Ni 2 (SO 4 ) 2
Au3+ AuF3 Au 2 S 3 Au 2 (SiO 3 ) 3 Au(MnO 4 ) 3 AuSO 4

10. Alat/Media/Sumber Belajar


a. Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
b. Atkins, PN. 1989. General Chemistry Scientific American Books. New York.
c. Broudu, JE. 1990. General Chemistry Principle and Structure. John Wiley and Sons. New York: Inc.
d. Depdikbud. 1994. Kurikulum Sekolah Menengah Umum Garis-garis Besar Pengajaran Sekolah Menengah Umum
Mata Pelajaran Kimia. Jakarta.

RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1 23


e. Glinka, N. 1996. General Chemistry. Moskow: Inc Peoce Publisher.
f. Muis, Abdul. 2002. Perang Siasat Kimia Praktis Kelas 1, 2, dan 3 SMU serta Persiapan SPMB. Yogyakarta: Kreasi
Wacana.
g. Pujaatmaka, A. Hadyana. 1990. Kimia Universitas Azaz dan Struktur. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
h. Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
i. Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
j. Soekardjo. 1984. Kimia Anorganik. Yogyakarta: Bina Aksara.

Mengetahui .........................., 201.......


Kepala SMU Guru Mata Pelajaran

_____________________ _____________________
NIP. NIP.

24 RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah :
Kelas : X (Sepuluh)
Semester : Gasal
Program Keahlian : -
Mata Pelajaran : Kimia
Jumlah Pertemuan : 6 x pertemuan (12 x 45 menit)

1. Standar Kompetensi : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.
2. Kompetensi Dasar : Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui
percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia.
3. Indikator : - Membuktikan hukum Lavoisier melalui percobaan.
- Membuktikan hukum Proust melalui percobaan.
- Menganalisis data percobaan pada senyawa untuk membuktikan berlakunya hukum
kelipatan perbandingan (hukum Dalton).
- Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan volum
(hukum Gay Lussac).
- Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum hukum Avogadro.
- Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum zat.
- Menentukan rumus empiris dan rumus molekul.
- Menentukan rumus air kristal.
- Menentukan kadar zat dalam suatu senyawa.
- Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.
- Menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-12
Siswa mampu membuktikan hukum Lavoisier melalui percobaan.
Siswa mampu membuktikan hukum Proust melalui percobaan.
b. Pertemuan ke-13
Menganalisis data percobaan pada senyawa untuk membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan
(hukum Dalton).
c. Pertemuan ke-14
Siswa mampu menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan volum (hukum Gay
Lussac).
d. Pertemuan ke-15
Siswa mampu menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum hukum Avogadro.
e. Pertemuan ke-16
Siswa mampu mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum zat.
f. Pertemuan ke-17
Siswa mampu menentukan rumus empiris dan rumus molekul.
Siswa mampu menentukan rumus air kristal.
Siswa mampu menentukan kadar zat dalam suatu senyawa.
Siswa mampu menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.
Siswa mampu menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi.

RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1 25


5. Materi Pembelajaran :
a. Hukum dasar kimia
1) Hukum Laviosier
Lavoisier menyimpulkan hasil percobaannya dalam suatu hukum yang disebut Hukum Kekekalan Massa:
“Dalam sistem tertutup massa sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”.
2) Hukum Proust
Joseph Louis Proust (1799) menemukan Hukum Perbandingan Tetap:
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu dan tetap.”
3) Hukum Dalton
John Dalton mengemukakan Hukum Perbandingan Berganda :
“Jika dua jenis unsur dapat membentuk beberapa senyawa, maka perbandingan massa unsur pertama yang
bersenyawa dengan unsur kedua dengan massa sama merupakan bilangan bulat dan sederhana.”
4) Hukum Gay Lussac
Joseph Louis Gay Lussac (1778 – 1850), seorang ahli kimia dari Prancis, melakukan percobaan terhadap
berbagai reaksi gas dan menyimpulkan hasilnya sebagai Hukum Perbandingan Volume: “Pada suhu dan
tekanan yang sama, volume gas-gas yang bereaksi dan gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat
dan sederhana”.
5) Hukum Avogadro
Amadeo Avogadro (1776 – 1856) dari Italia menjelaskan Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac)
dengan mengajukan hipotesis yang disebut Hipotesis Avogadro yang berbunyi:
“Pada suhu dan tekanan sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah molekul yang sama”
b. Perhitungan kimia
Hubungan antara mol, jumlah molekul, massa dan volume gas secara ringkas digambarkan pada bagan berikut:

Volum e Gas (V)


V
m ol = V = m ol x 22,4
22, 4

Jum lah X = m ol x 6,02 . 10 2 3 m ol = mol x M r


M OL M assa (m )
Partikel (X)
m
X m ol =
m ol = Mr
6,02 10 2 3

Hitungan kimia sederhana dapat diselesaikan menurut 4 langkah sebagai berikut,


1) menuliskan reaksi setara,
2) menyatakan jumlah mol zat yang diketahui,
3) menentukan jumlah mol zat yang ditanya berdasarkan perbandingan koefisien reaksi,
4) menyesuaikan jawaban dengan pernyataan.
Jumlah kristal air dalam suatu kristal dapat kita tentukan dengan beberapa cara, diantaranya:
1) Dengan cara memanaskan suatu kristal hingga air kristalnya terlepas, sebelum dipanaskan, kristal, tersebut
ditimbang terlebih dahulu kemudian dihitung selisih beratnya dengan kristal yang sudah mengalami
pemanasan. Dari selisih berat tersebut kita dapat menentukan jumlah air kristal.
2) Dengan cara menganalisis melalui reaksi kimia
Kadar unsur dalam senyawa dapat ditentukan dengan rumus berikut:

banyaknya atom A  Ar A
% massa unsur A =  100%
Mr senyawa

6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.

26 RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1


7. Alokasi Waktu : 6 x pertemuan (12 x 45 menit)
8. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-12:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai bagaimana membuktikan hukum Lavoisier dan hukum Proust melalui
percobaan.
2) Elaborasi
Siswa merancang dan melakukan percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier dan hukum Proust di
laboratorium kemudian menarik kesimpulan dari data hasil percobaan.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-13:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai bagaimana menganalisis data percobaan pada senyawa untuk
membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (hukum Dalton).
2) Elaborasi
Siswa mendiskusikan data percobaan untuk membuktikan hukum Dalton, hukum Gay Lussac, dan hukum
Avogadro dalam diskusi kelompok di kelas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-14:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai bagaimana menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum
perbandingan volume (hukum Gay Lussac).
2) Elaborasi
Siswa menghitung volume gas pereaksi atau hasil reaksi berdasarkan hukum Gay Lussac.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-15:
a. Kegiatan awal

RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1 27


Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai bagaimana menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum-
hukum Avogadro.
2) Elaborasi
Siswa menemukan hubungan antara volume gas dengan jumlah molekulnya yang diukur pada suhu dan
tekanan yang sama (hukum Avogadro).
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-16:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai bagaimana mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa,
dan volume zat.
2) Elaborasi
Siswa melakukan diskusi informasi mengenai konsep mol.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-17:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai bagaimana menentukan rumus empiris dan rumus molekul, menentukan
rumus air kristal, menentukan kadar zat dalam suatu senyawa, menentukan pereaksi pembatas serta
menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi.
2) Elaborasi
Siswa menghitung jumlah mol, jumlah partikel, massa dan volume gas, menentukan rumus empiris, rumus
molekul, air kristal, kadar zat dalam senyawa, dan pereaksi pembatas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
9. Penilaian :
a. Teknik : Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis :

28 RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1


1. Pada peristiwa pembakaran 10 gram kertas dihasilkan 9 gram abu hasil pembakaran kertas. Bagaimana
Anda menjelaskan hal ini berdasarkan hukum kekekalan massa?
2. Pada sebuah percobaan dilakukan reaksi antara kalsium dengan oksigen menghasilkan kalsium oksida. Dari
percobaan tersebut diperoleh data seperti di bawah ini. Berdasarkan data pada tabel tersebut tentukan
massa oksigen pada tabel!
No. Massa kalsium Massa oksigen Massa kalsium oksida
1 0,25 g 0,10 g 0,35 g
2 0,50 g .... 0,70 g
3 0,75 g .... 1,05 g
4 1g .... 1,40 g
5 1,25 g .... 1,75 g
3. Pelajari data berikut, kemudian lengkapilah tabel dengan benar!
Pe rbandingan Massa Unsur-unsur Pe rbandingan Massa
Se nyawa yang Be re aksi Unsur Ke dua pada
Massa Be rbe da Massa Sama Se nyawa I : II
I. Cu2 S 16 gram S 63,5 gram Cu
SI : SII = ..... : ......
II. CuS 32 gram S 63,5 gram Cu
I. SO2 64 gram O 64 gram S
OI : OII = ..... : ......
II. SO3 96 gram O 64 gram S

4. Belerang dan oksigen bereaksi membentuk 2 macam senyawa, yaitu X dan Y. Massa senyawa X dan Y
adalah 48 gram dan 80 gram. Massa unsur oksigen pada senyawa X dan Y berturut-turut adalah 16 gram
dan 48 gram. Apakah kedua senyawa itu memenuhi hukum perbandingan berganda? Jelaskan dengan
perhitungan!
5. Senyawa kalsium oksida diperoleh dengan mereaksikan kalsium dan oksigen dalam perbandingan 5 : 2.
Hitunglah massa kalsium oksida yang terbentuk jika direaksikan kalsium dan oksigen dengan massa
masing-masing sebesar 10 gram dan 12 gram!
Norma penilaian
Aspek Penilaian Nilai Maksimal
Teoretis 75
Praktik 25
Jumlah 100

Kunci jawaban :
1. Pada peristiwa pembakaran kertas tersebut nampak bahwa massa abu lebih kecil dari massa kertas semula.
Sebenarnya dari pembakaran tersebut diperoleh pula gas-gas yang tidak dapat teramati secara langsung
karena sistem dalam keadaan terbuka. Oleh karena itu disebutkan bahwa hukum kekekalan massa hanya
berlaku pada sistem tertutup.
2. a. Massa oksigen berdasarkan tabel tersebut adalah:
No. Massa kalsium Massa oksigen Massa kalsium oksida
1 0,25 gram 0,10 gram 0,35 gram
2 0,50 gram 0,2 gram 0,70 gram
3 0,75 gram 0,3 gram 1,05 gram
4 1 gram 0,4 gram 1,40 gram
5 1,25 gram 0,5 gram 1,75 gram

3. Perbandingan Massa Unsur-unsur yang


Perbandingan Massa Unsur
Senyawa Bereaksi
Kedua pada Senyawa I : II
Massa Berbeda Massa Sama
I. Cu2 S 16 gram S 63,5 gram Cu SI : SII = 16 : 32
II. CuS 32 gram S 63,5 gram Cu =1:2
I. SO2 64 gram O 64 gram S OI : OII = 64 : 96
II. SO3 96 gram O 64 gram S =2:3

RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1 29


4. S1 + O 1  x massa O1 = 16, massa x = 48 massa S1 = 48 - 16 = 32

S2 + O 2  y massa O2 = 48, massa y = 80 massa S2 = 80 - 48 = 32

massa S1 : O1 = 32 : 16 = 2 : 1

massa S2 : O2 = 32 : 48 = 2 : 3 = 1 : 1,5

massa O1 : O2 = 1 : 1,5 = 2 : 3

Berdasarkan perhitungan tersebut nampak bahwa kedua senyawa memenuhi hukum perbandingan
berganda.
5. Massa kalsium Massa oksigen Massa CaO
Mula-mula : 10 gram 12 gram
Perbandingan : * =2 =6
Bereaksi : 2 x 5 = 10 2x2=4 10 + 4 = 14
Sisa : 0 12 - 4 = 8 14
* Pereaksi pembatas pada reaksi ini berdasarkan perbandingan adalah kalsium.
Jadi dari reaksi tersebut dihasilkan 14 gram CaO.
10. Alat/Media/Sumber Belajar
a. Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
b. Atkins, PN. 1989. General Chemistry Scientific American Books. New York.
c. Broudu, JE. 1990. General Chemistry Principle and Structure. John Wiley and Sons. New York: Inc.
d. Depdikbud. 1994. Kurikulum Sekolah Menengah Umum Garis-garis Besar Pengajaran Sekolah Menengah Umum
Mata Pelajaran Kimia. Jakarta.
e. Glinka, N. 1996. General Chemistry. Moskow: Inc Peoce Publisher.
f. Muis, Abdul. 2002. Perang Siasat Kimia Praktis Kelas 1, 2, dan 3 SMU serta Persiapan SPMB. Yogyakarta: Kreasi
Wacana.
g. Pujaatmaka, A. Hadyana. 1990. Kimia Universitas Azaz dan Struktur. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
h. Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
i. Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
j. Soekardjo. 1984. Kimia Anorganik. Yogyakarta: Bina Aksara.

Mengetahui .........................., 201.......


Kepala SMU Guru Mata Pelajaran

30 RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1


_____________________ _____________________
NIP. NIP.

RPP Kimia SMA Kelas X - Smt. 1 31

Anda mungkin juga menyukai