SISTEM PERIODIK
Pada permulaan abad ke-19 setelah teori atom Dalton disebarluaskan, massa atom relatif merupakan sifat
yang digunakan untuk membedakan suatu unsur dari unsur yang lain.
Johann W. Dobereiner adalah orang pertama yang menemukan adanya hubungan antara sifat unsur dan
massa atom relatif. Pada tahun 1817, ia menemukan beberapa kelompok tiga unsur yang mempunyai
kemiripan sifat yang ada hubungannya dengan massa atom relatif, seperti :
Meskipun triade ini masih jauh dari sempurna namun penemuannya ini mendorong orang untuk menyusun
daftar unsur-unsur yang sesuai dengan sifatnya.
Pada tahun 1865, John Newlands menemukan hubungan lain antara sifat unsur dan massa atom relatif,
sesuai dengan hukum yang disebutnya Hukum Oktaf. Ia menyusun unsur dalam kelompok tujuh unsur, dan
setiap unsur kedelapan mempunyai sifat mirip dengan unsur pertama dari kelompok sebelumnya (sama
halnya dengan Oktaf dalam nada musik).
Li Be B C N O F
Na Mg Al Si P S Cl
K Ca Cr Ti Mn Fe
Meskipun ada hal yang tidak dapat diterima, misalnya Cr tidak mirip dengan Al, Mn tidak mirip dengan P,
Fe tidak mirip dengan S, tetapi usahanya telah menuju ke usaha yang tepat untuk menyusun suatu daftar
unsur.
Dalam waktu tiga tahun setelah Newlands mengumumkan ”Hukum Oktaf”, Lothar Meyer dan Dimitri
Ivanovich Mendeleev yang bekerja di tempat terpisah menemukan hubungan yang lebih terperinci antara
massa atom relatif dengan sifat unsur. Kedua sarjana ini menemukan keperiodikan unsur-unsur jika unsur-
unsur tersebut diatur menurut kenaikan massa atom relatif. Dalam mempelajari kepriodikan unsur-unsur,
Meyer lebih menekankan perhatiannya pada sifat-sifat fisika. Ia membuat grafik dengan mengalurkan
volume atom unsur terhadap massa atom relatif. Volume atom unsur diperoleh dengan cara membagi massa
atom relatif terhadap kerapatan unsur. Grafik menunjukkan unsur-unsur yang sifatnya mirip, terletak di titik-
titik atau di tempat tertentu dalam setiap bagian grafik yang mirip bentuknya. Misalnya unsur-unsur alkali
(Na, K, Rb) terdapat di puncak grafik; ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara sifat unsur dengan
massa atom relatif.
Pada tahun 1869, Mendeleev berhasil menyusun suatu daftar terdiri atas 65 unsur yang telah dikenal pada
waktu itu. Selain dari sifat fisika, ia menggunakan sifat-sifat kimia untuk menyusun daftar unsur-unsur
berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Mendeleev mengungkapkan suatu hukum yang dikenal sebagai
hukum periodik yang berbunyi : sifat unsur-unsur merupakan fungsi berkala massa atom relatif. Beberapa
perbaikan yang dilakukan Mendeleev adalah sebagai berikut:
Jalur khusus disediakan untuk unsur-unsur yang dikenal sebagai unsur transisi.
Beberapa tempat dikosongkan untuk unsur-unsur yang belum ditemukan pada waktu itu yang mempunyai
massa atom 44, 68, 72 dan 100.
Harga massa atom relatif yang dianggap tidak tepat dikoreksi, misalnya massa atom relatif Cr bukan 43,3
tetapi 52,0.
Sifat unsur-unsur yang belum dikenal, misalnya sifat-sifat ekasilikon (Ge) diramalkan.
Sifat fisika dan kimia unsur berubah secara teratur dalam satu golongan.
Valensi tertinggi yang dapat dicapai oleh unsur-unsur dalam golongan sama dengan nomor golongan unsur.
1.Perubahan sifat yang mendadak dari unsur halogen yang sangat elektronegatif ke unsur alkali yang sangat
elektropositif menunjukkan adanya sekelompok unsur yang tidak bersifat elektronegatif maupun
elektropositif.
2. Mendeleev meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan, yang akan mengisi tempat yang kosong
dalam daftar.
Daftar unsur disusun berdasarkan konfigurasi elektron dari atom unsur-unsur. Unsur-unsur dengan
konfigurasi elektron yang mirip mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip. Jadi sifat unsur ada
hubungannya dengan konfigurasi elektron. Hubungan ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
b. Elektron bagian terluar dari atom yang paling menentukan sifat kimia. Elektron ini yang disebut
elektron valensi. Reaksi kimia menyangkut elektron terluar.
c. Unsur dalam suatu jalur vertikal mempunyai struktur elektron terluar yang sama, oleh karena ini
mempunyai sifat kimia yang mirip. Jalur ini disebut golongan.
d. Pada umumnya dalam satu golongan sifat unsur berubah secara teratur.
e. Perubahan teratur sifat kimia dalam satu jalur horisontal dalam sistem periodik disebut periode.
Golongan Unsur
Berdasarkan struktur elektron, unsur-unsur dalam susunan berkala dibagi dalam empat blok :
Unsur-unsur blok s dan p biasanya disebut unsur-unsur golongan utama. Unsur-unsur transisi
dalam yang menyangkut 4f disebut lantanida dan yang menyangkut 5f disebut aktinida. Tabel
Periodik Panjang : klik disini
Energi Ionisasi
Pemahaman tentang kepriodikan unsur-unsur dapat diperoleh dengan mempelajari energi ionisasinya.
Kemampuan pembentukan ikatan kimia yang menentukan juga sifat kimia unsur erat kaitannya dengan
mudah atau tidaknya atom melepaskan elektron.
Ada 3 faktor yang menentukan besarnya harga ionisasi:
Pengaruh sekatan ini timbul karena tolak menolak antara elektron dalam orbital terisi penuh
(atau setengah) dan elektron yang harus dilepaskan dari orbital terluar.
Pola yang muncul jika energi ionisasi dialurkan terhadap nomor atom:
Sepanjang periode, energi ionisasi bertambah. Dibandingkan dengan Li, Be mempunyai tambahan satu
elektron dan satu proton. Kenaikan energi ionisasi di sini disebabkan oleh muatan yang bertambah. Pada
periode kedua terdapat dua patahan dalam grafik (Be B dan N O). Hal ini dapat dijelaskan dengan
efek sekatan. Energi ionisasi Boron lebih kecil dari energi ionisasi berilium. Pada boron, orbital 2s terisi
penuh (2s2) dan sekatan orbital 2s menjadi kuat sehingga memperkecil energi ionisasi.
Afinitas Elektron
Afinitas elektron suatu unsur didefinisikan sebagai energi yang dilepaskan atau dibutuhkan apabila suatu
atom netral dalam keadaan gas menerima sebuah elektron dari luar.
Semakin besar afinitas elektron suatu unsur maka energi yang dilepaskan semakin besar (nilai negatif E
bertambah) sedangkan unsur-unsur gas yang memiliki E positif berarti bahwa unsur-unsur tersebut
membutuhkan energi untuk membutuhkan ion negatif. Afinitas elektron suatu unsur ditentukan oleh tiga
faktor yaitu muatan inti, jari-jari atom dan konfigurasi elektron. Bila muatan inti atom makin besar maka
afinitas elektron makin besar sedangkan semakin besar jari-jari atom atau semakin besar ukuran atom,
semakin kecil afinitas elektron.
Jari-jari unsur-unsur logam didefinisikan sebagai setengah jarak terpendek antara dua inti dalam padatan.
Untuk non-logam jari-jari kovalen didefiniskan sebagai panjang ikatan kovalen tunggal antara dua inti atom
yang identik.
Dalam suatu periode, jari-jari atom dari kiri ke kanan semakin kecil. Hal ini sesuai dengan bertambahnya
muatan inti sehingga tarikan terhadap elektron makin kuat.
Dalam satu golongan, jari-jari dari atas ke bawah makin bertambah besar, meskipun muatan inti bertambah
muatan inti efektif oleh pengaruh elektron hampir tidak berubah karena sekatan kulit terdalam yang terisi
penuh. Jika pengisian kulit dilanjutkan, maka elektron terluar makin jauh dari inti.
Dalam satu periode, harga keelektronegatifan dari kiri ke kanan makin besar. Dalam satu golongan, harga
keelektronegatifan dari atas ke bawah makin kecil.
Kepolaran suatu ikatan kimia dapat ditunjukkan oleh perbedaan keelektronegatifan dari dua atom. Misalnya
dapat diramalkan bahwa ikatan F-Cl, lebih polar dari ikatan Cl-Br, perbedaan keelektronegatifan antara dua
atom dalam senyawa F-Cl dan Cl-Br berturut-turut adalah 4,0 – 3,0 = 1,0 dan 3,0 – 2,8 = 0,2. Hasil
eksperimen menunjukkan bahwa ramalan ini benar. Perbedaan keelektronegatifan juga ada hubungannya
dengan kekuatan ikatan. Kekuatan ikatan bertambah jika perbedaan keelektronegatifan kedua atom
bertambah.
Unsur-unsur dapat dibagi tiga, yakni : logam, metaloida dan non-logam. Logam adalah suatu zat yang dapat
menghantarkan listrik dan panas, mempunyai sifat kilap dan sifat mekanik tertentu seperti kekuatan regang,
mudah ditempa dan liat.Unsur logam terdapat di sebelah kiri sistem periodik.
Unsur non-logam terletak di sebelah kanan sistem periodik. Unsur ini tidak bersifat logam dan umumnya
berbentuk serbuk atau gas pada keadaan normal.
Unsur metaloida memiliki sifat di antara sifat logam dan sifat non-logam. Batas antara logam dan non-
logam tidak tajam; pada batas ini terletak metaloida. Masih belum ada kesepakatan tentang unsur-unsur
metaloida. Pada umumnya B, Si, Ge, As, Sb dan Te adalah unsur metal