Anda di halaman 1dari 8

DESAIN PROYEK

SISTEM PERIODIK UNSUR

OLEH :

1. Alya Ramadhani (22036118)


2. Anastasya Tri Yolanda (22036056)
3. Kharisa Aliya Putri (22036078)
4. Viona Oktafiani (22036104)

Dosen Pengampu :
1. Dra. Syamsi Aini, M.Si
2. Romy Dwipa Yamesa Away, S.Si., M.Eng., Ph.D.

PROGRAM STUDI KIMIA


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Unsur adalah suatu zat murni yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat yang
lebih sederhana dengan menggunakan reaksi kimia biasa. Berdasarkan penemuan
dari para ahli kimia, ada lebih dari 100 macam unsur yang ada di muka bumi.
Berdasarkan sifatnya, unsur dapat dibagi menjadi dua macam yaitu unsur logam
dan unsur non logam. Unsur logam adalah unsur yang mempunyai ciri-ciri khusus,
yaitu berwujud padat, dapat menghantarkan arus listrik, mempunyai titik didih/
leleh yang tinggi, dan dapat ditempah. Unsur non logam adalah unsur memiliki ciri-
ciri khusus, yaitu berwujud padat/ cair/ gas, tidak dapat menghantarkan arus listrik,
titik didih dan lelehnya rendah, tidak dapat ditempah atau dibentuk.

Tahun 2017 sudah ada terdapat 118 unsur yang telah teridentifikasi dengan 98
diantaranya terjadi secara alami di bumi. 20 elemen lainnya secara artifisial dibuat
dalam reaktor nuklir atau eksperimen akselerator partikel. Sebagian besar
merupakan unsur yang ditemukan di alam dan berjumlah 92, sedangkan unsur
lainnya merupakan unsur buatan. Untuk mempelajari tiap-tiap unsur,
pembahasannya sangat kompleks karena sifat-sifat unsur bervariasi antara satu
dengan yang lainnya dan jika kita mempelajari satu demi satu alangkah sulitnya.

Pengelompokan unsur pun mengalami perkembangan dari pengelompokan


unsur yang dilakukan oleh para ahli Arab dan Persia, Lavoisier, Dalton, Dobereiner,
Newlands, Mendeleyev, Lothar Meyer, Moseley hingga sistem periodik modern
yang kita pakai hingga sekarang. Puncak dari usaha tersebut adalah terciptanya
suatu tabel unsur yang disebut sistem periodik unsur. Sistem periodik adalah suatu
tabel berisi deretan unsur-unsur beserta identitasnya yang disusun berdasarkan
kemiripan sifat-sifatnya dalam bentuk periode dan golongan. Tabel ini disusun
secara vertikal dan horizontal berdasarkan konfigurasi elektron. Susunan
konfigurasi elektron unsur-unsur menjadi dasar dalam susunan sistem periodi unsur,
karena sifat unsur-unsur banyak ditentukan oleh konfigurasi elektron pada kulit
valensinya. Dalam table sistem periodik unsur, atom-atom terbagi menjadi 2 (dua)
golongan utama dan transisi serta terbagi menjadi 7 (tujuh) periode dengan disertai
deret lantaida dan aktinida. Dalam sistem periodik unsur menjelaskan tentang
perbedaan golongan unsur yang satu dengan yang lain.

B. TUJUAN

1. Mengamati kecenderungan sifat kimia dalam golongan dan unsur berbagai


periode
2. Mempelajari kepriodikan sifat logam alkali dan alkali tanah
3. Mengenal unsur halogen dan ion halida
4. Mempelajari kekuatan oksidasi relatif unsur-unsur halogen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tabel periodik adalah tabel data unsur yang sangat berguna. Tabel ini
dirancang sedemikian rupa sehingga setiap kolom vertikal mengandung unsur yang
serupa secara kimia. Unsur-unsur dalam kolom disebut golongan atau famili. Unsur
dalam beberapa golongan dapat mirip satu sama lain. Unsur dalam golongan lain
kurang serupa. Misalnya unsur-unsur dari golongan pertama mirip dengan satu
sama lain melebihi unsur-unsur dari golongan empat dari ujung, diawali oleh N.
Setiap baris pada tabel disebut periode. Terdapat tiga bagian berbeda pada tabel
periodik yaitu unsur golongan utama, unsur golongan transisi, dan unsur golongan
transisi dalam. Periode dan golongan diidentifikasi secara berbeda. Periode diberi
label dari 1 sampai 7. Beberapa acuan menggunakan nomor periode. Golongan
umumnya diacu berdasarkan nomornya. Golongan dapat diberi label dengan tiga
cara berbeda:

1. Klasik: golongan utama diberi label IA sampai VIIIA plus 0. Golongan


transisi diberi label IB sampai VIIIB (meskipun tidak berurutan).
2. Perubahan: golongan utama dan golongan transisi diberi label IA sampai
VIIIA dan kemudian IB sampai VIIIB plus 0.
3. Modern: golongan diberi label dengan angka arab dari 1 sampai 18.

Beberapa golongan penting diberi nama. Golongan IA (1) (tidak termasuk


hidrogen) disebut logam alkali. Unsur-unsur golongan IIA (2) dikenal sebagai
logam alkali tanah. Unsur-unsur golongan VIIA (7) dinamakan halogen. Logam-
logam golongan IB (11) dikenal sebagai logam koin (coinage metals). Unsur-unsur
golongan 0 (18) dikenal dengan gas mulia (noble gases) (Goldberg, 2008).

Pada tahun 1817, kimiawan Jerman, Dobereiner mengamati adanya keteraturan


sifat-sifat unsur. Ia mencatat bahwa terdapat kemiripan sifat di antara berbagai
kelompok unsur yang beranggotakan tiga, misalnya: Li-Na- K. Ca-Sr-Ba, F-CH-
Br, dan lain-lain. Hal tersebut ia namai sebagai aturan triads. Dengan semakin
banyaknya unsur-unsur baru yang diketemukan, aturan triads tidak lagi relevan
karena ternyata terdapat unsur-unsur la in yang juga memiliki kemiripan sifat
dengan masing-masing kelompok tersebut sehingga anggotanya lebih dari tiga,
misalnya: Li-Na-K-Rb-Cs-Fr, Mg-Ca-Sr-Ba-Ra, F-CH-Br-I-At, dan lain-lain.

Sekitar 50 tahun kemudian, John Newlands (berkebangsaan Inggris)


menyatakan bahwa jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan bobot atomnya,
maka sifat-sifat kimianya akan terulang pada unsur ke-8 (catatan: ketika itu gas-gas
mulia belum diketemukan). Pola sifat tersebut menyerupai tangga nada dalam mus
ik dan oleh Newlands dinamai sebagai Hukum Oktaf. Akan tetapi faktanya
"hukum" tersebut tidak cocok untuk unsur-unsur setelah kalsium.

Sekitar 5 tahun kemudian, Dmitri Mendeleev (kimiawan Rusia) menyusun


suatu tabel unsur-unsur, yang kemudian dikenal sebagai Tabel Periodik Mendeleev
(Gambar 1.3). Dalam waktu yang hampir bersamaan, Lothar Meyer (kimiawan
Jerman) juga mengusulkan tabel serupa; namun Tabel Periodik Mende leev lebih
populer karena lebih lengkap. Dalam tabel periodik ini, unsur-unsur ditata
berdasarkan kenaikan bobot atom dalam suatu tabel yang terdiri dari 12 baris
mendatar yang disebut sebagai periode dan 8 kolom tegak yang disebut sebagai
golongan. Kedelapan golongan tersebut masing-masing dibagi menjadi dua sub
golongan, yaitu sub golongan A dan sub golongan B.

Mendeleev menyatakan bahwa unsur-unsur yang berada dalam sub golongan


yang sama mempunyai kemiripan sifat-sifat fisika dan kimia, yang berubah secara
bertahap dari atas ke bawah. Misalnya, logam alkali yang termasuk dalam golongan
IA mempunyai titik didih yang semakin berkurang dari atas ke bawah dengan
urutan:

Li (174°C) > Na (97.8°C) > K (63.7°C) > Rb (38,9°C) > Cs (28,5°C)

(Suryanta, 2019)

Ada dua golongan perting dalam Sistem Periodik Unsur, yaitu golongan utama
(A) dan golongan (B), yang masing-masing terdiri dari IA sampai dengan VIllA
dan IB sampai dengan VIlB ditambah golongan VIIIB.Golongan adalah lajur
vertikal, sedangkan periode adalah lajur horizontal. Penempatan unsur dalam' satu
golongan didasarkan atas kemiripan sifat, yang terutama disebabkan karena
persamaan jumlah elektron valensinya. Unsur-unsur transisi (unsur golongan B)
semuanya mempunyai elektron valensi 2, sehingga penempatan unsur dalam satu
golongan disamping memperhatikan elektron valensinya, juga harus
memperhatikan elektron terakhir yang mengisi suatu subkulit(orbital),yaitu
elektron yang menempati tingkat energi tertinggi menurut aturan aufbau. Aturan
aufbau mengatakan bahwa elektron akan menempati orbital-orbital yang tingkat
energinya lebih rendah dahulu sebelum menempati orbital yang energinya lebih
tinggi. (Pratomo, 2008)

Berdasarkan sifat atom yang berhubungan langsung dengan struktur atom.


Sifat periodik mencakup jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan
keelektronegatifan. Sifat fisis mencakup kerapatan, titik didih, titik leleh, dan daya
hantar listrik. Sifat-sifat periodik unsur dibagi menjadi empat macam antara lain:

a. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom suatu logam merupakan setengah jarak antara dua inti pada
atom-atom yang berdekatan. Jari-jari atom untuk unsur yang berupa
molekul diatomic adalah setengah jarak antara initi dua atom dalam molekul
tertentu. Jari-jari atom bertambah dari atas ke bawah untuk satu golongan,
sedangkan dalam satu periode jari-jari atom berkurang dari kiri ke kanan.
Jari-jari atom ditentukan oleh bagaimana kuatnya elektron kulit bagian luar
ditahan oleh inti. Semakin besar muatan inti efektif, semakin kuat elektron
akan ditahan dan semakin kecil jari-jari atomnya.

b. Energi Ionisasi

Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan


suatu elektron dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya. Besarnya
energi ionisasi merupakan ukuran usaha yang diperlukan untuk memaksa
satu atom untuk melepaskan elektronnya. Semakin besar energi ionisasi,
semakin sulit untuk melepaskan elektronnya. Peningkatan energi ionisasi
pertama dari kiri ke kanan dalam satu periode dan dari bawah ke atas dalam
satu golongan.

c. Afinitas Elektron

Afinitas elektron merupakan negatif dari perubahan energi yang terjadi


ketika satu elektron diterima oleh suatu unsur dalam keadaan gas. Afinitas
elektron sulit diukur karena anion-anion berbagai unsur bersifat tidak stabil.
Nilai afinitas elektron menjadi semakin positif dari kiri ke kanan dalam satu
periode. Nilai afinitas elektron sedikit bervariasi dalam golongan tertentu.

d. Keelektronegatifan

Keelektronegatifan merupakan kemampuan suatu atom untuk menarik


elektron dalam ikatan kimia. Unsur dengan keelektronegatifan tinggi
memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk menarik elektron dari pada
unsur dengan keleektronegatifan lebih rendah. Keleektronegatifan
meningkat dari kiri ke kanan dalam satu periode. Keelektronegatifan
berkurang dari atas ke bawah dalam satu golongan (Chang, 2004).

Penyebab perbedaan sifat periodik unsur diantaranya yaitu perbedaan nomor


atom, perbedaan konfigurasi elektron, perbedaan muatan inti efektif suatu unsur,
jarak antara elektron terluar ke inti, dan perbedaan jumlah kulit (Sugiyarto, 2010)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

A. ALAT DAN BAHAN


a) Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Cawan penguap
4. Gelas kimia 250 ml
5. Gelas ukur 10 ml
6. Pipet tetes
7. Gegep
8. Spiritus
9. Kawat kasa+ kaki tiga
10. Kawat nikrom

b) Bahan
1. NaCl 5%
2. Minyak mineral
3. HCl 6 M
4. HCl 3 M
5. NaOH 6 M
6. Logam Na, Mg
7. Kertas saring
8. Indikator PP
9. Larutan Iod
10. Larutan Kanji
11. Larutan NaCl, MgCl2 dan BaCl2
12. Larutan Ca(NO3)2, 0,1 M Ba(NO3)2 0,1 M, (NH4)2C2O2 0,1 M,
K2CrO4

B. PROSEDUR KERJA

1. Pengenalan golongan alkali dan alkali tanah


 Reaksi dengan air
Secarik kertas saring diapungkan diatas permukaan air dalam
pinggan penguapan. Lalu sepotong kecil logam Natrium dijepit dan diletakkan
di ataskertas itu. Harus diperhatikan bahwa logam Natrium tidak dipegang
dengan tangan dan tidak dekat dengan tempat reaksi. Setelah reaksi selesai, air
didalam pinggan tersebut diperiksa dengan satu tetes fenolftalein dan dicatat pe
rubahannya yang terjadi. Sepotong logam Magnesium dibersihkan dengan
amplas. Kemudian logam Magnesium tersenut dimasukkan ke dalam air. Lalu
ditunggu beebrapa menit dan airnya diperiksa dengan fenolftalein. Lalu
dicatat perubahan yang terjadi.

2. Reaksi nyala
Kawat nikrom dibersihkan dengan cara mencelupkannya ke dalam
larutan HCl pekat, kemudia kawat nikrom tersebut dipanaskan dalam nyla api.
Pekerjaan tersebut diulangi sampai tampak warna lain dalam nyla (kawat yang
bersih tidak mengubah warna nyala). Kemudian kawat nikrom dicelupkan
kedalamlarutan NaCl pekat dan warnanya diperiksa dalam nyala. Dengan cara
yang sama warnanyala MgCl2, dan BaCl2, diperiksa.

3. Kelarutan senyawa logam alkali tanah


Ke dalam tabung reaksi berturut-turut dimasukkan 1 mL larutan Ca(NO3)2 0,1M
dan 1 mL larutan Ba(NO3)2 0,1 M. ke dalam masing-masing tabung reaksi
tersebut ditetesi larutan (NH4)2C2O2 sampai terbentuk endapan. Jumlah tetes
endapan dicatat sampai terbentuk endapan.Seperti pada langkah di atas,
dilakukan pekerjaan tetapi larutan(NH4)2C2O2 dengan larutan K2CrO4 0,1 M

4. Pengenalan Halogen
Di tambahkan beberapa tetes larutan kanji ke dalam larutan iod, dicatat warna
yang terjadi.

5. Penampakan Unsur Klor


Diletakkan 10 tetes NaCl 5% kedalam tabung reaksi dan 2 tetes minyak mineral,
tambahkan 10 tetes HCl 6 M lalu aduk campuran hingga HCl bercampur dengan
NaCl. Catat warna klorin dalam lapisan minyak.
REFERENSI

Chang, R. (2004). Kimia Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.


Goldberg, E. D. (2008). Kimia Untuk Pemula. Jakarta: Erlangga.
Pratomo, H. (2008). Penempatan La (dan Ac) serta Lu (dan Lr) dalam Sistem
Periodik Unsur. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 14(2).
Sugiyarto. (2010). Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suryanta. (2019). Kimia Unsur. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai