PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Sistem Periodik Unsur
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Sistem Periodik Unsur
3. Untuk mengetahui klasifikasi unsur-unsur dalam Sistem Periodik Unsur
4. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat periodisitas unsur
BAB II
PEMBAHASAN
Stronsium 88 Newlands
John Newlands menemukan hubungan antara sifat unsur dengan massa atom relatifnya.
Jadi unsur ke delapan mempunyai sifat yang sama dengan unsur pertama atau dengan kata
lain sifat unsur yang pertama akan terulang secara periodik pada urutan ke delapan.
Penemuan John Newlands dikenal dengan hukum oktaf.
Hukum Oktaf Newlands ternyata hanya berlaku untuk unsure-unsur ringan,kira-kira
sampai dengan kalsium (Ar=40).Jika diteruskan,ternyata kemiripan selalu dipaksakan
misalnya,Ti mempunyai sifat yang cukup berbeda dengan C maupun Si.
Selain itu, sistem ini hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan yang memiliki massa
taom relatif (Ar) rendah. Namun demikian, hukum oktaf John Newlands telah menuju usaha
yang tepat untuk menyusun diagram unsur.
· Periode
Periode ditempatkan pada lajur horizontal dalam sistem periodik modern. Periode suatu
unsur menunjukan suatu nomor kulit yang sudah terisi elektron (n terbesar) berdasarkan
konfigurasi elektron. Konfigurasi elektron adalah persebaran elektron dalam kulit-kulit
atomnya.
Dalam sistem periodik modern terdapat 7 periode, yaitu :
1. Periode 1 (periode sanngat pendek) berisi 2 unsur;
2. Periode 2 (periode pendek) berisi 8 unsur;
3. Periode 3 (periode pendek) berisi 8 unsur;
4. Periode 4 (periode panjang) berisi 18 unsur;
5. Periode 5 (periode panjang) berisi 18 unsur;
6. Periode 6 (periode sangat panjang)berisi 32 unsur yaitu, 18 unsur seperti pada periode 4
atau ke-5, dan 14 unsur lagi merupakan deret lantanida;
7. Periode 7 (periode sangat panjang) berisi 28 unsur, belum lengkap karena maksimum 32
unsur. Pada periode ini terdapat deret aktinida.
· Golongan
Golongan adalah lajur tegak pada tabel periodik unsur. Unsur-unsur yang ada dalam
satu lajur tegak adalah unsur-unsur segolongan, terdapat delapan golongan utama dan delapan
golongan transisi.
Golongan utama tersebut adalah :
1. Golongan I A disebut golongan alkali (kecuali H) terdiri dari unsur-unsur H, Li, Na, K, Rb,
Cs, Fr
2. Golongan II A disebut golongan alkali tanah yang terdiri dari unsur-unsur Be, Mg, Ca, Sr,
Ba, Ra
3. Golongan III A disebut golongan baron aluminium yang terdiri dari unsur-unsur B, Al, Ga,
In, Ti, Uut
4. Golongan IV A disebut golongan karbon-silicon yang terdiri dari unsur-unsur C, Si, Ge, Sn,
Pb, Uuq
5. Golongan V A disebut golongan nitrogen-fosforus yang terdiri dari unsur-unsur N, P, As,
Sb, Bi, Uup
6. Golongan VI A disebut golongan oksigen-belerang yang terdiri dari unsur-unsur O, S, Se,
Te, Po, Uuh
7. Golongan VII A disebut golongan halogen yang terdiri dari unsur-unsur F, Cl, Br, I, At
8. Golongan VIII A disebut golongan gas mulia yang terdiri dari unsur-unsur He, Ne, Ar, Kr,
Xe, Rn
Golongan transisi tersebut adalah :
1. Golongan I B terdiri dari unsur-unsur Cu, Ag, Au, Rg
2. Golongan II B terdiri dari unsur-unsur Zn, Cd, Hg, Uub
3. Golongan III B terdiri dari unsur-unsur Se,Y, La, Ac
4. Golongan IV B terdiri dari unsur-unsur Ti, Zr, Hf, Rf
5. Golongan V B terdiri dari unsur-unsur V, Nb, Ta, Db
6. Golongan VI B terdiri dari unsur-unsur Cr, Mo, W, Sg
7. Golongan VI B terdiri dari unsur-unsurMn, Te, Re,Bh
8. Golongan VIII B terdiri dari unsur-unsur Fe, Ru, Os, Hs, Co, Rh, Ir, Mt, Ni, Pd, Pt, Ds
Elektron valensi adalah elektron terluar yang tidak terikat kuat yang mempunyai
peranan dalam pembentukan ikatan kimia. Berdasarkan konfigurasi elektron, unsur-unsur
dalam sistem periodik dibagi menjadi 4 blok, yaitu :
1. Unsur-unsur blok s, konfigurasi elektronnya = ns1-2
2. Unsur-unsur blok p, konfigurasi elektronnya = np1-6
3. Unsur-unsur blok d, konfigurasi elektronnya = (n-1)s2 (n-1)p2 (n-1)d1-10ns2
4. Unsur-unsur blok f konfigurasi elektronnya = (n-2)f 1-14 (n-1)s2 (n-1)p2 (n-1)d1-10ns2
Oleh karena unsur-unsur golongan gas mulia dahulu diduga tidak dapat bereaksi maka
unsur-unsur ini biasanya disebut golongan 0(nol). SPU dibagi atas 8 golongan. Setiap
golongan dibagi atas golongan utama(A) dan golongan transisi (B). Penomoran golongan
dilakukan berdasarkan elektron valensi yang dimiliki oleh suatu unsur.
1. Jika konfigurasi elektron berakhir di blok s dan p maka pasti menempati golangan A.
2. Jika konfigurasi elektron berakhir di blok d maka menempati golongan B
3. Jika konfigurasi elektron berakhir di blok f maka pasti menemp ati golongan B (Lantanida
n=6 dan Aktinida n=7(golongan radio aktif))
Contoh 11Na = 1s2 2s2 2p6 3s1
Dapat diketahui bahwa elektron terakhir pada n=3 memiliki elektron valensi 1, berarti
golongan 1 serta berakhir di subkulit s berarti golongan A. Sehingga letak unsur tersebut
dalam TPU adalah golongan 1A periode 3.
2.4.4. Keelektronegatifan
Suatu unsur dalam senyawa dapat mempunyai sepasang elektron yang dipakai bersama
yang membentuk ikatan kovalen, misalnya senyawa HCl. HCl (sepasang elektron yang
dipakai bersama).
Pasangan elektron itu ditarik oleh atom H dan atom Cl, akibatnya berada diantara
keduanya. Akan tetapi daya tarik Cl lebih kuat dari pada H sehingga kedua elektron itu lebih
dekat ke atom Cl. Kekuatan daya tarik itu disebut Keelektronegatifan unsur.
Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom
lain. Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalahgaya tarik dari inti terhadap
elektron dan jari-jari atom.
Unsur-unsur yang segolongan: keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil,
karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem periodik
cenderung melepaskan elektron.
Unsur-unsur yang seperiode: keelektronegatifan makin kekanan makin
besar.keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsur-
unsur halogen). Harga kelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0, dan harga
terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.
Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi (biloks) unsur
dalam sutu senyawa. Jika harga kelektronegatifan besar, berati unsur yang bersangkutan
cenderung menerim elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif. Jika harga
keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan elektron dan membentuk bilangan
oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat bergantung pada elektron valensinya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem periodik unsur adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan semua
unsur yang sudah dikenal ada dalam daftar tersebut. Sistem periodik unsur juga merupakan
sistem pengelompokkan unsur berdasarkan hukum periodik, mencakup periode dan golongan
yang keduanya saling berhubungan dan menentukan keperiodikkan sifat unsur, disajikan ke
dalam bentuk tabel yang disebut Tabel Periodik Unsur.
Sejarah perkembangan sistem periodik banyak sekali mendapatkan teori dari para ahli
kimia. Sistem periodik unsur merupakan sebuah tabel yang memuat semua unsur kimia yang
dikenal oleh IUPAC (International Union of Pure and Appied Chemistry) di dalam table itu
unsur kimia dikelompokkan berdasarkan kenaikan nomor atom kesamaan sifatnya. Sejarah
perkembangan Sistem Periodik Unsur dan penyusunan Sistem Periodik Unsur telah
mengalami banyak penyempurnaan, dan sekarang kita mengenal sistem periodik modern.
Klasifikasi unsur-unsur dalam sistem periodik dibagi berdasarkan logam nonlogam
semilogam, menurut Lavoiser, menurut Triad Dobereiner, menurut oktaf Newlands, menurut
Mendeleev, pembagian unsur-unsur utama, transisi, dan unsur-unsur inert atau gas mulia.
Sifat periodisitas yaitu sifat atom yang mempunyai suatu keteraturan periodisitas.
Keteraturan ini dapat diprediksi menggunakan tabel periodik unsur dan dapat dijelaskan
dengan menganalisis konfigurasi elektron dari setiap unsur. Setiap unsur mempunyai
kecenderungan mengambil atau melepaskan elektron valensi untuk mencapai pembentukan
oktet. Sifat-sifat periodisitas antaralain jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan
keelektronegatifan.
3.2 Kritik
Ilmu kimia merupakan pengembangan ilmu baru, tapi ilmu ini berakar pada alkimia
yang telah dipraktikkan selama berabad-abad di seluruh dunia. Tidk ada salahnya jika kita
sebagai mahasiswa yang berjurusan kimia memahami akan pembelajarannya terutama yang
membahas sistme periodik unsur.
3.3 Saran
Adanya pembahasan mengenai sistem periodik unsuru ini diharapkan dapat menjadi
alternatif dalam menjawab segala persoalan mengenai pembelajaran dalam dunia perkulihan
yang membahas sistem periodik unsur.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Budiaman. 2005. Kimia Untuk SMA/MA. Bandung: Yrama Widya.
Brady, James. Kimia Universitas Asas & Struktur Jilid 1. Jakarta: Binarupa Akasa.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Gem, Collins. 2008. Kamus Saku Kimia. Jakarta : Erlangga.
Ham, Mulyono. 2007. Kamus Kimia. Jakarta : Bumi Aksara.
Heraldy, Eddy dkk. 2011. Synthesis of Mg/Al hydrotalcite-like from brine water and its application
for methyl orange removal: a preliminary study. Makara, Sains, Vol. 15, No. 1. Departement
of Chemistry, faculty of mathematics and natural sciences, Sebelas Maret University.
Hendriayana, Ari. 2013. Pengembangan Software Pembelajaran Mandiri (Spm) Materi Sistem
Periodik Unsur Dan Struktur Atom. Vol.2 No.1. Universitas Negeri Semarang.
Juari Santoso, Sri. 2005. Kimia Untuk Kelas X. Klaten : Intan Pariwara.
Keenan, Charles dkk. 1978. Kimia Untuk UniversitasJilid 2. Jakarta: Erlangga.
Luhbandjono, Gatot. 2004. Kimia Dasar I. Semarang: UPT UNNES.
Made, Sukarna I. 2003. Kimia Dasar I. Yogyakarta : JICA.
Moor, John T. 2007. Kimia For Dummies. Bandung: Pakar Raya.
Nahadi. 2012. Intisari Kimia SMA: Ringkasan Materi. Bandung: Ganesha Operation.
Purba, Michael. 2006. Kimia IA. Jakarta: Erlangga.
Polling, Ir. C. 1986. Ilmu Kimia Jilid II B. Jakarta: Erlangga.
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar I. Bandung: ITB.
Shahira, Naila. 2013. Rangkuman Materi dan Soal Latihan Kimia SMA/MA. Jakarta : Gramedia.
Sugiyarto, Kristian H. 2012. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Transisi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sutresna, Nana. 2010. Chemistry 1A. Bandung: Grafindo.