Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Dalam sistem periodik unsur-unsur disusun berdasarkan urutan kenaikan

nomor atomnya. Unsur-unsur yang terletak dalam satu baris disebut periode,

sedang unsur-unsur yang terletak dalam satu lajur dinamakan satu golongan.

Unsur-unsur yang terletak dalam satu golongan mempunyai sifat-sifat fisik dan

sifat kimia yang hampir sama. Unsur merupakan zat tunggal yang sederhana.

Unsur dapat ditemukan dalam keadaan bebas maupun di dalam tanah. Wujud dari

unsur pun berbeda antara satu dengan lainnya. Ada yang berwujud padat ada pula

yang berwujud cair. Selain memiliki wujud yang berbeda, setiap unsur juga

memiliki perbandingan berat dan jumlah atom yang beraneka ragam. Ada yang

besar, sedang maupun kecil . Kita telah mengetahui bahwa unsur alkali terdapat

pada golongan I A (kecuali hidrogen) sedangkan unsur alkali tanah terdapat

pada golongan II A (Petrucci, dkk. 2016).

Seperti halnya logam alkali, unsur-unsur logam alkali tanah merupakan

logam reaktif. Kereaktifannya semakin bertambah dari Be ke Ba. Be merupakan

unsur alkali tanah yang kurang reaktif, bahkan tidak bereaksi dengan air. Ada

beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat unsur

logam alkali dan alkali tanah yaitu Phenolptalein, asam sulfat dan natrium

hidroksida. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan percobaan untuk

mengetahui warna yang dihasilkan oleh logam alkali dan alkali tanah serta

kelarutan dari logam alkali tanah dalam pereaksi yang berbeda-beda setiap unsur
juga memiliki perbandingan berat dan jumlahatom yang beraneka ragam

(Petrucci, dkk. 2016).

1.2 Maksud dan Tujuan.

1.2.1 Maksud.

Mempelajari beberapa sifat unsur golongan alkali (IA) dan unsur golongan

alkali tanah (IIA).

1.2.2 Tujuan.

Tujuan dari percobaan yaitu :

1. Mempelajari reaktifitas unsur golongan alkali dan alkali tanah.

2. Mempelajari kelarutan golongan alkali dan alkali tanah dalam asam sulfat.

3. Mempelajari kelarutan golongan alkali dan alkali tanah dalam natrium

hidoksida.

1.3 Prinsip Percobaan.

Prinsip dari percobaan ini adalah dengan cara mereaksikan logam alkali

dan alkali tanah dengan beberapa perlakuan seperti dipanaskan dan penambahan

indikator phenolptalein. Selain itu mereaksikan MgCl2, CaCl2, SrCl2 dan BaCl2

dengan H2SO4 dan NaOH kemudian mengamati larutan yang terjadi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Periodik.

Sistem periodik unsur merupakan kumpulan unsur-unsur atom yang

disusun secara teratur dalam suatu sistem, yaitu tabel periodik. Sistem periodik

klasik yang terkenal adalah Triade Dobereiner yang mengungkapkan bahwa

apabila ada tiga unsur dengan sifat relatif sama maka massa dari unsur di tengah

adalah rata-rata dari massa unsur kiri dan kanannnya. Masing-masing unsur

memiliki nomor atom unik yang menunjukkan jumlah proton dalam intinya.

Sebagian besar unsur memiliki jumlah neutron yang berbeda untuk atom yang

berbeda. Hal semacam ini dikenal sebagai isotop. Sebagai contoh, karbon

memiliki tiga isotop alami: semua atom tersebut memiliki enam proton dan

sebagian besarnya memiliki enam neutron juga, tetapi sekitar satu persen

mempunyai tujuh neutron, dan sebagian renik mempunyai delapan netron. Isotop

tidak disajikan terpisah dalam tabel periodik. Mereka selalu dikelompokkan

bersama sebagai unsur tunggal. Massa atom unsur yang tidak memiliki isotop

stabil diambil dari isotop yang paling stabil, dituliskan di dalam kurung (Petrucci,

dkk. 2016).

Dalam tabel periodik standar, unsur disusun menurut kenaikan nomor

atom (jumlah proton dalam inti atom). Baris (periode) baru dimulai saat kulit

elektron baru mempunyai elektron pertamanya. Kolom (golongan) ditentukan

berdasarkan konfigurasi elektron; unsur-unsur yang memiliki kesamaan jumlah

elektron dalam subkulit tertentu berada dalam kolom yang sama


(contoh: oksigen dan selenium berada di kolom yang sama karena keduanya

mempunyai empat elektron pada subkulit-p terluarnya). Unsur-unsur dengan

kesamaan sifat kimia biasanya jatuh ke dalam golongan yang sama pada tabel

periodik, meskipun dalam blok-f, dan beberapa ditemukan di blok-d, unsur-unsur

dalam periode yang sama cenderung memiliki kesamaan sifat kimia. Oleh karena

itu, relatif mudah untuk memperkirakan sifat kimia suatu unsur jika diketahui sifat

unsur-unsur di sekelilingnya. Hingga tahun 2016, terdapat 118 unsur yang telah

dikonfirmasi pada tabel periodik, meliputi unsur 1 (hidrogen) hingga 118

(oganesson), dengan penambahan terbaru (nihonium, moscovium, tennessine,

dan oganesson) yang dikonfirmasi oleh International Union of Pure and Applied

Chemistry (IUPAC) pada tanggal 30 Desember 2015 dan secara resmi diberi

nama pada tanggal 28 November 2016: mereka menyelesaikan tujuh baris

pertama Tabel periodik Sebanyak 94 unsur terdapat secara alami; sisanya 20 unsur

dari amerisium hingga kopernisium dan flerovium serta livermorium, hanya ada

jika disintesis di laboratorium. Dari 94 unsur alami, 84 adalah primordial (unsur

purba) (Petrucci,dkk. 2016).

Sepuluh lainnya muncul jika ada peluruhan dari unsur primordial.Tidak

ada unsur yang lebih berat daripada einsteinium (unsur 99) yang ditemui dalam

jumlah besar dan bentuknya murni. Bahkan astatin (unsur 85); fransium (unsur

87) hanya terdeteksi dalam bentuk emisi cahaya dari jumlah mikroskopis

(300.000 atom). Tampilan tabel periodik yang paling umum, tabel utama terdiri

dari 18 kolom dan lantanida serta aktinida ditampilkan sebagai dua baris
tambahan di bawah tabel utama, dengan dua ruang kosong ditampilkan dalam

tabel utama, yaitu di antara barium dan hafnium, dan radium dan rutherfordium.

Ruang kosong ini dapat berpenanda asterik, atau deskripsi kecil unsur (57–71).

Konvensi ini murni semata mata format praktis. Struktur tabel yang sama dapat

disajikan dalam format 32 kolom, dengan lantanida dan aktinida di dalam baris 6

dan 7 tabel utama. Tabel periodik modern yang sampai sekarang digunakan

adalah tabel periodik Mendeleev yang disusun oleh Dimitri Mendeleev pada

permulaan 1869 (Petrucci, dkk. 2016).

2.2 Perkembangan Sistem Periodik Unsur.

Usaha pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kesamaan sifat dilakukan

agar unsur-unsur tersebut mudah dipelajari :

a. Triade Dobereiner.

Dalam sejarah tabel periodik, triade dobereiner adalah upaya paling

pertama dalam hal pengelompokan unsur-unsur kimia dengan sifat fisik tertentu.

Pada tahun 1829, kimiawan asal Jerman Johann Wolfgang Döbereiner mencatat

bahwa ada triad unsur yang menunjukkan sifat kimia yang mirip. Dia

memasukkan unsur tersebut ke dalam tiga kelompok unsur (triad) yang memiliki

sifat sama. Jika dilihat massa atom pada triad kedua mendekati rata-rata dari masa

atom pada triad pertama dan ketiga dimana sifat unsur triad pertama dan ketiga

tersebut juga mirip dengan triad kedua (Raymond.,2004).

b. Teori Oktaf Newland.

Teori Hukum Oktaf Newlands, Sistem Periodik, Kelemahan, Kelebihan,

Bunyi, pengertian-usaha selanjutnya dilakukan oleh seorang ahli kimia asal


Inggris bernama A. R. Newlands, yang pada tahun 1864 mengumumkan

penemuannya yang disebut hukum oktaf. Newlands menyusun unsur berdasarkan

kenaikan massa atom relatifnya. Unsur-unsur kimia diurutkan dari kiri ke kanan.

Ternyata unsur yang berselisih 1 oktaf (unsur ke-1 dan ke-8, unsur ke-2 dan unsur

ke-9), pada

dasarnyaakan tetap samamenunjukkan kemiripan sifat atau kelompok unsur-unsur

yang mirip terulang setiap 8 unsur. Jika hitungan diawali dari Li, unsur kedelapan

adalah unsur Na dan unsur keenambelas adalah K. Unsur Li, Na, dan K memiliki

sifat yang mirip. Pengelompokan unsur yang dilakukan Newlands pada 1864

tersebut dikenal dengan nama Hukum Oktaf (Raymond. 2004).

c. Sistem Periodik Mendeleev.

Diantara para ahli yang dianggap paling berhasil dalam mengelompokkan

unsur-unsur dan berani menduga adanya unsur-unsur yang pada saat itu belum

ditemukan adalah Dimitry Mendeleev. Mendeleev mengelompokkan unsur

berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Cara pengelompokkan dilakukan

dengan menggunakan kartu. Dalam kartu tersebut ditulis lambang atom, massa

atom relatifnya dan sifat-sifatnya. Unsur-unsur juga disusun berdasarkan kenaikan

massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu lajur yang disebut periode.

(Raymond.2004).

2.3 Kelarutan Logam Alkali.

Kelarutan garam alkali dalam air sangat besar sehingga sangat bermanfaat

sebagai pereaksi dalam laboratorium. Namun demikian kelarutan ini sangat


bervariasi sebagaimana ditunjukkan oleh seri natrium halide. Kelarutan suatu

senyawa bergantung pada besaran-besaran entalpi yaitu energi kisi, entalpi hidrasi

kation dan anion bersama-sama dengan perubahan entropi yang bersangkutan.

Tambahan pula terdapat hubungan yang bermakna antara kelarutan garam alkali

dengan jari-jari kation untuk anion yang sama, namun hubungan ini dapat

menghasilkan kurva kontinu dengan kemiringan (slope) positif maupun negatif.

Dalam banyak hal, ternyata proses penambahan solut tidak dapat berlangsung

secara tidak terbatas pada ruang gerak suatu unsur (Garrel B.2011).

2.4 Kelarutan Logam Alkali Tanah.

Sifat kelarutan garam sulfat dari logam alkali tanah berkebalikan dengan

sifat kelarutan basanya. Di dalam air garam sulfat magnesium bersifat mudah

larut, kalsium sulfat sedikit larut, sedangkan stronsium sulfat dan Barium

sulfat sukar larut. Garam-garam lainnya dari logam alkali tanah memiliki

kelatrutan dalam air yang bervariasi. Garam Magnesium karbonat sedikit larut

sedangkan kalsium karbonat, stronsium karbonat, dan barium karbonat sukar

larut. Di dalam air, garam kromat magnesium bersifat mudah larut. Kalsium

kromat dan stronsium kromat sedikit larut. Sedangkan barium kromat sukar larut.

Ada juga garam garam golongan alkali tanah yang menunjukkan sifat yang saling

bertolak belakang dalam kelarutannya dalam air. Jika membentuk garam alkali

tanah sulfat maka kelarutannya akan berubah dari larut menjadi sukar larut seriing

dengan pertambahan nomor atom (dari atas ke bawah). Sementara jika

membentuk alakali tanah hidroksida, maka dari atas kebawah dalam satu
golongan kelarutannya akan semakin meningkat. Salah satu faktor yang

mempengaruhi kelarutan garam alkali tanah dalam air adalah faktor

termodinamika yang terdiri dari eltalpi dan entropi yang dihasilkan pada proses

pelarutan (Garrel B. 2011).


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan Percobaan

3.1.1 Alat Percobaan

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum, adalah berupa tabung

reaksi, cawan penguap, pipet tetes, gelas piala dan pemanas.

3.1.2 Bahan Percobaan

Adapun bahan yang digunakan adalah logam litium, natrium, magnesium,

dan kalsium; larutan magnesium klorida, kalsium klorida, stronsium klorida,

barium klorida yang masing-masing konsetrasinya 0,5 M; asam sulfat, natrium

hidroksida dan indikator PP.

3.2 Prosedur Percobaan.

3.2.1 Percobaan Kereaktifan Unsur.

3.2.1.1 Logam Li, Mg, dan Ca yang ditetesi PP.

Siapkan 3 buah tabung reaksi yang berisi 2 ml. Tabung reaksi (1) diisi

dengan logam Li, tabung (2) dengan logam Mg dan tabung (3) dengan logam Ca.

Selanjutnya, amati dan perhatikan reaksi yang terjadi. Jika tidak bereaksi,

panaskan tabung hingga terjadi reaksi. Terakhir, teteskan indikator PP masing-

masing tabung dan catat perubahannya.

3.2.1.2 Logam Na yang ditetesi PP.

Apungkan secarik kertas saring diatas permukaan air dalam cawan

petridish menggunakan pinset. Kemudian, letakkan sepotong logam Na diatas

kertas tersebut. Biarkan hingga terjadi ledakan kecil-kecil (jangan terlalu dekat).

Selanjutnya teteskan indikator PP dan catat perubahan warnanya.


3.2.2 Percobaan Kelarutan dalam Garam Sulfat dan Garam Hidroksida.

3.2.2.1 Kelarutan Garam Sulfat.

Siapkan 4 tabung reaksi. Isilah setiap tabung reaksi tersebut dengan

MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2 masing-masing 1 ml dengan konsentrasi 0,5 M.

Kemudian, tambahkan 1 ml H2SO4 0,5 M ke masing-masing tabung reaksi tadi.

Perhatikan endapan yang terbentuk dari setiap tabung.

3.2.2.2 Kelarutan Garam Hidroksida.

Siapkan 4 tabung reaksi. Isilah setiap tabung reaksi tersebut dengan

MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2 masing-masing 1 ml dengan konsentrasi 0,5 M.

Kemudian, tambahkan 1 ml NaOH 0,5 M ke masing-masing tabung reaksi tadi.

Perhatikan endapan yang terbentuk dari setiap tabung.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil.

4.1.1 Tabel Data.

4.1.1.1 Reaktivitas Unsur.

Unsur Ditambah air dingin Ditambah air Ditambah PP


panas
Li Tidak bereaksi Bergelembung Ungu bening
Na Timbul ledakan kecil Tidak bereaksi Ungu
Mg Tidak bereaksi Bergelembung Ungu bening
Ca Bergelembung Tidak bereaksi Ungu

4.1.1.2 Pengendapan Garam Sulfat.

Larutan Ditambahkan H2SO4 Keterangan


0,5 M
MgCl2 0,5 M Tidak ada endapan -
CaCl2 0,5 M Tidak ada endapan -
SrCl2 0,5 M Ada endapan putih ungu ++++
BaCl2 0,5 M Ada endapan putih ungu +++++

4.1.1.3 Pengendapan Garam Hidroksida.

Larutan Ditambahkan NaOH Keterangan


0,5 M
MgCl2 0,5 M Ada endapan putih ++
CaCl2 0,5 M Ada endapan putih +++
SrCl2 0,5 M Tidak ada endapan -
BaCl2 0,5 M Ada endapan putih +++++

4.2 Reaksi

4.2.1 Reaksi Li, Na, Mg, dan Ca dengan Air.

2Li + 2H2O 2LiOH + H2

2Na + 2H2O 2NaOH + H2


Mg + 2H2O Mg(OH)2 + H2

Ca + 2H2O Ca(OH)2 + H2

4.2.2 Reaksi MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2 dengan Garam Sulfat.

MgCl2 + H2SO4 MgSO4 + 2HCl

CaCl2 + H2SO4 CaSO4 + 2HCl

SrCl2 + H2SO4 SrSO4 + 2HCl

BaCl2 + H2SO4 BaSO4 + 2HCl

4.2.3 Reaksi MgCl2,CaCl2,SrCl2,dan BaCl2 dengan Garam Hidroksida.

MgCl2 + 2NaOH MgSO4 + 2NaCl

CaCl2 + 2NaOH CaSO4 + 2NaCl

SrCl2 + 2NaOH SrSO4 + 2NaCl

BaCl2 + 2NaOH BaSO4 + 2NaCl

4.3 Pembahasan.

4.3.1 Pembahasan Reaktivitas Unsur.

Pada percobaan reaktivitas unsur logam yang digunakan adalah Litium,

Natrium, Magnesium, dan Calsium. Semua logam tersebut diberi perlakuan

dengan cara ditambah air dingin, dipanaskan dan ditambah indikator

Phenolptalein pada saat logam Litium didinginkan terlihat tidak ada reaksi

sedangkan pada saat dipanaskan terlihat ada gelembung. Selanjutnya dengan

penambahan indikator PP terlihat perubahan warna menjadi ungu bening. Pada

logam Natrium, ketika didinginkan maka akan timbul ledakan kecil namun ketika

dipanaskan maka tidak akan terjadi reakssi sama sekali, saat ditambah indikator

PP maka warna darilarutan tersebut akan menjadi ungu. Selanjutnya dengan


logam Magnesium, pada saat didinginkan maka tidak akan terjadi perubahan

sedangkan saat dipanaskan maka didapati gelembung,selanjutnya saat di beri

indikator PP maka akan didapati warna ungu bening. Terakhir Logam Ca ketika

didinginkan maka akan terjadi gelembung sedangkan saat dipanaskan tidak

mengalami reaksi selanjutnya penambahan indikator PP membuat perubahan

warna menjadi ungu.Ini terjadi karena logam alkali lebih reaktif dibandingkan

dengan logam alakali tanah karena logam alakali tanah memiliki energi ionisasi

yang lebih kecil dibandingkan alkali tanah. Jadi kereaktifannya meningkat dari

Mg<Ca<Li<Na. Pada saat percobaan pada awalnya berjalan dengan baik namun

ketika memulai untuk mengambil sampel larutan terlihat beberapa praktikan mulai

kesulitan bahkan tabung reaksi kami tersenggol dan membuat semua sampel tadi

terjatuh, namun tidak ada peralatan yang dipecahkan, memasuki akhir kami

melakukan rekaman video untuk diberikan pada kakak sebagai evaluasi dari

pembelajaran praktikum.

4.3.2 Pembahasan Pengendapan Garam Sulfat.

Pada percobaan pengendapan Garam sulfat sampel yang digunakan yaitu

MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2 yang memiliki volume 1 ml dengan konsentrasi

0,5 M kesemua larutan mengalami pengendapan. Hanya Magnesium klorida yang

tidak mengendap.

4.3.3 Pembahasan Pengendapan Garam Hidroksida.

Pada percobaan pengendapan Garam Hidroksida sampel yang digunakan

yaitu Magnesium Klorida, kalsium klorida, strosium klorida, dan barium klorida
yang memiliki volume 1 ml dengan konsentrasi 0,5 M kesemua larutan

mengalami pengendapan. Hanya stronsium klorida yang tidak mengendap.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.

1. Logam Li dan Na adalah logam yang sangat reaktif sedangkan logam Mg

dan Ca adalah logam yang reaktif namun tidak melebihi kereaktifan logam

Li dan Na.

2. Dalam reaksi alkali tanah-klorida dengan asam sulfat,hanya reaksi pada

kalium klorida yang tidak mengalami pengendapa.

3. Dalam reaksi antara senyawa alakali tanah-klorida dengan natrium

hidroksida hanya reaksi stronsium klorida yang tidak mengendap.

5.2 Saran.

5.2.1 Saran untuk Laboratorium.

Sebaiknya alat-alat laboratorium semakin diperlengkap.

5.2.2 Saran untuk Asisten.

Sebaiknya Asisten lebih mengawasi praktikannya agar dapat lebih mudah

melakukan praktikum.

5.2.3 Saran untuk Percobaan.

Sebaiknya saat melakukan percobaan diiringi dengan pengarahan terlebih

dahulu terhadap prosedur yang baik dan benar.


DAFTAR PUSTAKA

Chang dan Raymond, 2004. Kimia Dasar Konsep Konsep Inti. Jakarta : Erlangga

Moore dan Jhon T. 2003. Kimia For Dummies. Jakarta : Pakar Raya Pustaka.

Petrucci, Harwood, Herring, Madura.. 2014. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan


Aplikasi Modern. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai