Anda di halaman 1dari 25

KLASIFIKASI MATERI DAN SIFATNYA

A. INDIKATOR PEMBELAJARAN
Setelah proses pembelajaran ini selesai diharapkan siswa mampu:
1. Menjelaskan materi ilmu kimia dan klasifikasinya dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Menjelaskan perbedaan unsur, senyawa, dan campuran.
3. Menyebutkan unsur-unsur golongan utama.
4. Menjelaskan sifat-sifat periodik unsur.
5. Menggolongkan unsur-unsur berdasarkan sifatnya.
6. Membandingkan sifat senyawa ion dan senyawa kovalen.
7. Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan senyawa organik.
8. Menjelaskan perbedaan campuran homogen dan campuran heterogen.

B. PENGERTIAN MATERI

Logam Metaloid
Unsur
Nonlogam
Materi Senyawa
Ionik Kovalen
Campuran
Heterogen Homogen

Dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat menjumpai berbagai jenis benda.


Benda-benda di sekitar dapat berupa wujud cair, padat, dan gas. Benda-benda
tersebut kita klasifikasikan berdasarkan karakteristik yang dapat diamati berupa
suatu zat yang memiliki massa dan menempati ruang. Menurut Chang (2010),
segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa adalah materi. Materi
mencakup hal-hal yang dapat kita lihat dan sentuh (seperti air, tanah, dan pohon),
serta hal-hal yang tidak dapat kita sentuh (seperti udara). Dengan demikian, segala
sesuatu di alam semesta memiliki kaitannya dengan "kimia".

1
Secara umum, materi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu unsur, senyawa,
dan campuran. Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat dipisahkan dengan reaksi
kimia biasa. Contohnya adalah unsur hidrogen (H) dan unsur oksigen (O). Senyawa
adalah gabungan dari dua atau lebih unsur dengan perbandingan tertentu dan tetap.
Contohnya adalah air dengan rumus kimia H2O yang tersusun dari dua unsur
hidrogen dan satu unsur oksigen. Campuran adalah gabungan dari dua atau lebih
senyawa yang dapat dipisahkan. Contohnya adalah campuran air (H2O) dan garam
(NaCl) menjadi larutan garam (Soejono, 2016).
Mempelajari klasifikasi materi dan sifat-sifatnya akan menemukan berbagai
fakta unik tentang zat dan perubahannya dalam kehidupan sehari-hari. Kekaguman
Anda juga akan bertambah besar kepada Sang Maha Pencipta, dengan mengetahui
bahwa bahan alam dapat diubah menjadi produk yang lebih bermanfaat bagi
kehidupan.

C. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN


1. UNSUR
Unsur tersusun atas atom-atom yang
sejenis. Ada unsur-unsur yang mempunyai
kesamaan sifat dan ada yang mempunyai
perbedaan sifat. Hal itu dipengaruhi oleh sifat
struktur atomnya. Struktur atom terdiri dari
pertikel-partikel penyusun atom, yaitu proton,
neutron dan elektron. Jumlah elektron sama
dengan jumlah proton yang menyatakan nomor
atom unsur (Z). Nomor massa (A) dari sebuah
unsur sama dengan jumlah proton dan neutron
yang terdapat di dalam inti atom (nukleus) unsur
Gambar 1.1 Struktur Atom
tersebut (Chang, 2008). (sumber: id.pinterest.com)

Sebanyak 118 unsur telah diidentifikasi, yang 94 diantaranya terjadi secara


alami di bumi, sedangkan 24 sisanya merupakan unsur sintetis. Terdapat 80 unsur
yang memiliki sekurang-kurangnya satu isotop stabil dan 38 unsur yang merupakan

2
radionuklida yang, seiring berjalannya waktu, meluruh menjadi unsur lain. Besi
adalah unsur penyusun bumi paling melimpah (berdasarkan massa), sementara
oksigen adalah yang paling melimpah di kerak bumi (Alamos, 2019).

1.1. Isotop dan Notasi Unsur


Atom-atom suatu unsur dapat mempunyai nomor massa yang berbeda
karena jumlah neutron dalam atom tersebut berbeda. Sebagai contoh, hidrogen
mempunyai tiga jenis atom, yaitu atom hidrogen yang hanya mempunyai
sebuah proton di dalam inti tanpa ada neutronnya, atom hidrogen yang
mempunyai sebuah neutron, dan atom hidrogen dengan dua buah neutron.
Sehingga atom hidrogen mempunyai tiga nomor massa yang berbeda-beda.
Atom-atom dari unsur yang sama tetapi mempunyai nomor massa yang
berbeda disebut isotop (Chang, 2010).
Untuk membedakan isotop yang satu dengan isotop yang lainnya,
digunakan notasi unsur lengkap, yang menunjukkan jumlah proton dan neutron
atau nomor atom dan nomor massa. Notasi unsur lengkap ditulis sebagai
berikut:
dengan, X : lambang unsur
𝐴
𝑍𝑋 A : nomor massa (jumlah proton + jumlah neutron)
Z : nomor atom (jumlah proton = jumlah elektron)
Atom-atom unsur yang berbeda dapat dipastikan mempunyai jumlah
proton yang berbeda, tetapi dapat mempunyai nomor massa yang sama.
40
Perirtiwa ini disebut dengan isobar, contohnya 19𝐾 dan 40
20𝐴𝑟 .
24 23
Atom 12𝑀𝑔 dan 11𝑁𝑎 mempunyai jumlah proton yang berbeda tetapi
jumlah neutronnya sama, yaitu 12. Peristiwa di mana dua atom yang berbeda
mempunyai jumlah neutron yang sama disebut dengan isoton (Sudarmo, 2016).
Contoh:
 23
11𝑁𝑎 , mempunyai arti isotop Na dengan nomor atom 11 dan nomor
massa 23.
Jumlah proton dalam isotop Na = 11
Jumlah elektron dalam isotop Na = 11
Jumlah neutron dalam isotop Na = 23 – 11 = 12

3
 24
11𝑁𝑎 , mempunyai arti isotope Na dengan nomor atom 11 dan nomor
massa 24.
Jumlah proton dalam isotop Na = 11
Jumlah elektron dalam isotop Na = 11
Jumlah neutron dalam isotop Na = 24 – 11 = 13

1.2. Sistem Periodik Unsur


Unsur terus ditemukan dua sampai tiga unsur setiap tahun sehingga
sampai saat ini sudah dikenal adanya 118 macam unsur. Pada 28 November
2016, para ilmuan di IUPAC (International Union Pure and Applied
Chemistry) secara resmi mengakui nama-nama untuk empat unsur kimia
terbaru, dengan nomor atom 113, 115, 117, dan 118 (St. Fleur, 2016).
Selanjutnya Staff (2016) menambahkan bahwa unsur 113, 115, 117, dan 118
sekarang secara resmi dinamai nihonium (Nh), moskovium (Mc), tenesin (Ts),
dan oganeson (Og).
Untuk mempelajari unsur-unsur yang begitu banyak diperlukan suatu
cara agar mudah untuk mengenali sifat-sifatnya. Sistem periodik unsur-unsur
merupakan suatu sistem yang sangat baik untuk mempelajari kecenderungan
sifat unsur dan beberapa sifat yang lainnya. Bahkan, dapat digunakan untuk
meramalkan sifat-sifat unsur yang belum ditemukan tetapi diyakini ada.
Gambar 1.2 menunjukkan tabel periodik modern, di mana unsur-unsur
diatur oleh nomor atom (ditunjukkan di atas simbol unsur) dalam baris
horizontal yang disebut periode dan dalam kolom vertikal yang dikenal
sebagai golongan atau kelompok, sesuai dengan kesamaan dalam sifat
kimianya. Unsur-unsur dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu logam,
nonlogam, dan metaloid. Logam adalah konduktor panas dan listrik yang baik,
sedangkan yang nonlogam biasanya merupakan konduktor panas dan listrik
yang buruk. Sebuah metaloid memiliki sifat antara logam dan bukan logam
(Chang, 2008).
Dari kiri ke kanan melintasi periode apa pun, sifat fisik dan kimia unsur
berubah secara bertahap dari logam menjadi nonlogam. Tabel periodik adalah

4
alat praktis yang mengkorelasikan sifat-sifat unsur secara sistematis dan
membantu kita membuat prediksi tentang perilaku kimia (Chang, 2008).

Gambar 1.2 Tabel Periodik Modern (sumber: id.pinterest.com)

Unsur sering disebut secara kolektif dengan nomor unsur tabel periodik
mereka (golongan 1A, golongan 2A, dan sebagainya). Namun untuk
kenyamanan, beberapa golongan unsur memiliki nama khusus seperti pada
Gambar 1.3. Unsur-unsur golongan 1A (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) disebut
logam alkali, dan unsur-unsur golongan 2A (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra)
disebut logam alkali tanah. Unsur-unsur golongan 7A (F, Cl, Br, I, dan At)
dikenal sebagai halogen, dan yang ada di golongan 8A (He, Ne, Ar, Kr, Xe,
dan Rn) disebut gas mulia (atau gas langka) (Chang, 2008).

5
Gambar 1.3. Nama Khusus pada Tabel Periodik Unsur (sumber:
ulfakawaroe.blogspot.com)

1.2.1. Unsur Logam


Hampir 70% dari unsur yang Anda kenal adalah unsur-unsur logam.
Gambar 1.3 menunjukkan bahwa sebagian besar unsur yang diketahui adalah
logam seperti golongan IA (kecuali unsur H), IIA, golongan transisi, dan
sebagian pada golongan IIIA serta IVA. Hanya tujuh belas unsur yang bukan
logam, dan delapan unsur adalah metaloid (Chang, 2008).
Purba (2017) menyatakan bahwa secara kimia, sifat logam dikaitkan
dengan keelektropositifan, yaitu kecenderungan atom melepas elektron
membentuk ion positif. Jadi, sifat logam akan bergantung pada energi ionisasi.
Dalam sistem periodik unsur, sifat-sifat logam makin ke bawah makin
bertambah serta makin ke kanan makin berkurang.
No. Nama Unsur Lambang Unsur
1. Aluminium Al
2. Emas Au
3. Perak Ag
4. Kalsium Ca

6
5. Tembaga Cu
6. Besi Fe
7. Natrium Na
8. Timbal Pb
9. Timah Sn
Tabel 1.1. Bebarapa nama unsur logam dan lambangnya.

1.2.2. Unsur Nonlogam


Kebalikan dari sifat logam, sifat nonlogam dikaitkan dengan
keelektronegatifan, yaitu kecenderungan atom menarik elektron. Dalam sistem
periodik, unsur-unsur logam terletak di sebelah kiri dan unsur-unsur nonlogam
terletak di sebelah kanan. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, sifat
kelogamannya berkurang. Sedangkan dalam satu golongan dari atas ke bawah,
sifat kelogamannya makin besar.
No. Nama Unsur Lambang Unsur
1. Hidrogen H
2. Oksigen O
3. Karbon C
4. Belerang S
5. Fosfor P
6. Nitrogen N
7. Iodin I
Tabel 1.2. Beberapa nama unsur nonlogam dan lambangnya.

Logam Nonlogam
Pada suhu kamar umumnya berwujud Pada suhu kamar ada yang berwujud
padat. Sedangkan raksa, cesium, padat, cair; tetapi umumnya berupa
fransium, dan galium berwujud cair. gas.
Titik leleh dan titik didih dalam satu Titik leleh dan titik didih dalam satu
golongan makin ke bawah makin golongan makin ke bawah makin
rendah tinggi
Reaktif Sebagian reaktif

7
Mengilap Tidak mengilap
Dapat ditempa Tidak dapat ditempa
Konduktor Isolator
Tabel 1.3. Perbedaan sifat unsur logam dan nonlogam

1.2.3. Unsur Metaloid


Unsur metaloid adalah unsur peralihan dari logam ke nonlogam, yang
berada pada perbatasan unsur logam dan nonlogam (garis tangga pada Gambar
1.2), sehingga sifatnya semilogam dan sering berperilaku sebagai
semikonduktor. Beberapa unsur metaloid, antara lain boron, silikon,
germanium, astatin, telurium, dan polonium.

1.3. Sifat-sifat Keperiodikan Unsur


Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan
kenaikan nomor atom, yaitu dari kiri ke kanan dalam satu periode, atau dari
atas ke bawah dalam satu golongan. Sifat-sifat periodik yang akan dibahas
meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan
keelektronegatifan.
1.3.1. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak antara titik pusat inti dengan kulit elektron
terluar dari suatu atom. Panjang pendeknya jari-jari atom tergantung pada
jumlah kulit elektron dan muatan inti atom. Makin banyak jumlah kulit
elektron maka jari-jari atom semakin panjang. Jika jumlah kulit atom sama
banyak, maka yang berpengaruh terhadap panjangnya jari-jari atom adalah
muatan inti dan jumlah elektron pada kulit. Semakin banyak muatan inti atom,
makin besar gaya tarik inti atom terhadap elektronnya, sehingga elektron lebih
dekat ke inti. Jadi, makin banyak muatan inti, makin pendek jari-jari atomnya
(Purnawan & Romatyah, 2017).
Jari-jari atom suatu unsur dalam satu golongan dari atas ke bawah
makin besar. Sedangkan dalam satu periode dari kiri ke kanan, nomor atom
makin besar dengan jumlah kulit atom tetap, sehingga menyebabkan jari-jari
atom makin kecil (Purnawan & Romatyah, 2017).

8
Contoh:
11Na : 2 8 1 dan 17Cl : 2 8 7
Kedua atom ini mempunyai jumlah kulit yang sama banyak, yaitu 3 kulit,
tetapi jumlah elektron di kulit ketiga atom Cl lebih banyak, sehingga gaya
tarik inti atom Cl lebih kuat daripada Na. Akibatnya, jari-jari atom Cl
lebih pendek daripada Na.

1.3.2. Energi Ionisasi


Energi ionisasi adalah energi minimum (dalam kJ / mol) yang
diperlukan untuk melepaskan elektron yang terikat paling lemah oleh suatu
atom-atom atau ion dalam wujud gas. Secara umum, energi ionisasi merupakan
gambaran sukar tidaknya atom melepas elektron untuk membentuk ion positif
dalam wujud gas (Chang, 2010).
Energi ionisasi dalam satu periode dari kiri ke kanan makin besar
karena jari-jari atomnya makin kecil. Sedangkan dalam satu golongan dari atas
ke bawah makin kecil karena jari-jari atomnya makin besar (Chang, 2010).

1.3.3. Afinitas Elektron


Sifat lain yang sangat memengaruhi sifat kimia atom adalah
kemampuannya untuk menerima satu atau lebih elektron. Hal ini disebut
afinitas elektron, yang merupakan negatif dari perubahan energi yang terjadi
ketika sebuah elektron diterima oleh suatu atom dalam bentuk gas untuk
membentuk anion (ion negatif). Kecenderungan afinitas elektron menunjukan
pola yang sama dengan pola kecenderungan energi ionisasi (Chang, 2010).

1.3.4. Keelektronegatifan
Sama halnya dengan energi ionisasi dan afinitas elektron,
eelektronegatifan juga berkaitan dengan kecenderungan unsur menarik
elektron. Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom dalam menarik
elektron ke pihaknya untuk digunakan bersama dalam membentuk suatu ikatan
kimia.

9
Semakin besar harga keelektronegatifan suatu atom, semakin mudah
bagi atom tersebut untuk menarik pasangan elektron ikatan, atau gaya tarik
elektron dari atom semakin kuat. Dengan demikian, pola kecenderungannya
akan sama dengan afinitas elektron.

Gambar 1.4. Sifat keperiodikan unsur (sumber: bisakimia.com)

2. SENYAWA
Sebagian besar materi terdiri dari molekul atau ion yang dibentuk oleh atom.
Molekul adalah gabungan setidaknya dua atom dalam pengaturan pasti yang
disatukan oleh kekuatan kimia (juga disebut ikatan kimia). Suatu molekul dapat
mengandung atom-atom dari unsur yang sama atau atom-atom dari dua unsur atau
lebih yang bergabung dalam rasio tetap. Dengan demikian, sebuah molekul tidak
harus merupakan senyawa. Senyawa hanya terbentuk dari dua atau lebih unsur-
unsur yang berbeda. Gas hidrogen (H2) adalah unsur murni, tetapi terdiri dari
molekul unsur yang masing-masing terdiri dari dua atom H. Air (H2O) adalah
senyawa molekul yang mengandung hidrogen dan oksigen dalam perbandingan dua
atom H dan satu atom O (Chang, 2010). Menurut pemaparan Ngili (2017) pada
bukunya, air merupakan komponen utama sel dan ada dalam persentase yang tinggi
(berat) dari oksigen (O2).
Kita akan melihat bahwa sifat-sifat senyawa tergantung pada jenis ikatan
kimia di dalamnya. Semua materi yang ada di alam cenderung untuk mencapai
keadaan stabil. Kestabilan suatu atom berkaitan dengan elektron valensi (elektron
pada kulit terluar) atom tersebut. Unsur-unsur gas mulia di alam selalu dalam
keadaan stabil (sukar bereaksi dengan unsur lain). Berdasarkan konfigurasi elektron

10
gas mulia, G.N. Lewis dan Walter Kossel mengumukakan gagasan mengenai ikatan
kimia, yaitu “jika suatu atom berikatan dengan atom lain dan membentuk senyawa,
atom-atom tersebut menyalami perubahan sedemikian rupa sehingga mempunyai
konfigurasi elektron seperti unsur gas mulia” (Purnawan dan Rohmatyah, 2017).

2.1. Senyawa Ion


Ion adalah atom atau sekelompok atom yang bermuatan listrik.
Beberapa senyawa tertentu tidak tersusun atas molekul unsur tetapi tersusun
atas ion-ion, dan disebut dengan senyawa ion. Senyawa NaCl (garam dapur)
tersusun atas ion-ion natrium yang bermuatan positif dan ion-ion klorida yang
bermuatan negatif (Sudarmo, 2016). Ion-ion yang berlawanan muatan tersebut
menyebabkan timbulnya gaya tarik-menarik atau gaya elektrostatis yang kuat
sehingga terjadi ikatan ion dan membentuk suatu senyawa yang memiliki ion
yang disebut senyawa ion (Chang, 2008).

2.1.1. Ikatan Ion


Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari
satu atom ke atom yang lain. Ikatan ion terjadi antara atom yang melepaskan
elektron (logam) dengan atom yang menerima elektron (nonlogam) agar
memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia terdekat. Atom logam akan
menjadi ion positif (kation) karena melepaskan elektron, sedangkan atom
nonlogam yang menerima elektron akan menjadi ion negatif (anion) (Chang,
2010).
Contoh:
Ikatan yang terjadi antara 11Na dan 17Cl
Konfigurasi elektron:
11Na = 2 8 1 melepaskan 1 elektron
17Cl = 2 8 7 menerima 1 elektron
Reaksi : Na → Na+ + e
Cl + e → Cl-
______________________________________ +
Na + Cl → Na+ + Cl- → NaCl

11
Pembentukan ikatan ion dalam senyawa NaCl dapat digambarkan
dalam lambang Lewis sebagai berikut.

Gambar 2.1. Ikatan ion (sumber: kimlemoet.wordpress.com)

2.1.2. Sifat Senyawa Ion


Beberapa sifat senyawa ion antara lain:
a. Kristalnya keras tetapi rapuh.
b. Mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi.
c. Mudah larut dalam air.
d. Dapat menghantarkan arus listrik (Chang, 2010).

2.2. Senyawa Kovalen


Senyawa kovalen adalah senyawa yang memiliki ikatan kovalen.
Umumnya terjadi antara sesama unsur nonlogam. Senyawa kovalen sering
Anda jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari Anda perlu makan dan
minum untuk melangsungkan hidup. Air (H2O) dan nasi yang mengandung
karbohidrat (C6H12O6) memiliki ikatan kovalen. Ngili (2017) berpendapat
bahwa, hanya enam unsur nonlogam ada dalam lebih dari 97% berat
kebanyakan organisme, yakni oksigen, karbon, hidrogen, nitrogen, fosfor, dan
sulfur. Semua unsur ini bisa membentuk ikatan kovalen stabil.

2.2.1. Ikatan Kovalen


Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena penggunaan elektron
secara bersama-sama oleh dua atom nonlogam. Untuk menggambarkan
bagaimana ikatan kovalen terjadi, digunakan rumus titik elektron (struktur

12
lewis). Rumus ini menggambarkan bagaimana peranan elektron valensi dalam
membentuk ikatan. Gabungan atom-atom melalui ikatan kovalen akan
membentuk senyawa. Senyawa HCl yang terdiri dari atom hidrogen dan
klorida masing-masing menyumbangkan sebuah elektron untuk digunakan
bersama.

Gambar 2.2. Ikatan kovalen (sumber: kimlemoet.wordpress.com)

2.2.2. Sifat Senyawa Kovalen


Beberapa sifat fisika senyawa kovalen, yaitu:
a. Dalam keadaan padat, cair, dan gas senyawa kovalen tidak dapat
menghantarkan listrik. Akan tetapi, beberapa senyawa kovalen polar
seperti HCl dapat menghantarkan listrik bila dilarutkan dalam air.
b. Pada umumnya tidak larut dalam air tetapi dapat larut dalam pelarut
nonpolar. Senyawa kovalen polar dapat larut dalam air.
c. Pada umumnya mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah (Chang,
2010).

2.3. Tata Nama Senyawa


Di alam ini dapat dijumpai banyak sekali senyawa. Agar tidak
menimbulkan kebingungan, maka pemberian nama senyawa harus spesifik.
Pemberian nama suatu senyawa telah diatur oleh badan internasional IUPAC
(International Union Pure and Applied Chemistry).
2.3.1. Tata Nama Senyawa Anorganik
a. Tata Nama Senyawa Ion
Nama senyawa ion merupakan gabungan dari nama ion positif
(disebut terlebih dahulu) baru diikuti dengan nama ion negatifnya
(Chang, 2010).

13
Contoh:
MgCl2 : magnesium klorida
NaCl : natrium klorida
AlBr3 : aluminium bromide
FeCl2 : besi(II) klorida

Kation Anion
Na+ Natrium OH- Hidroksida
K+ Kalium O2- Oksida
Mg2+ Magnesium F- Fluorida
Ca2+ Kalsium Cl- Klorida
Ba2+ Barium Br- Bromida
Al3+ Aluminium I- Iodida
Zn2+ Seng CN- Sianida
Ni2+ Nikel S2- Sulfida
Ag+ Perak CH3COO- Asetat
Sn2+ Timah(II) CO32- Karbonat
Sn4+ Timah(IV) NO2- Nitrit
Cu+ Tembaga(I) NO3- Nitrat
Cu2+ Tembaga(II) SO32- Sulfit
Fe2+ Besi(II) SO42- Sulfat
Fe3+ Besi(III) PO33- Fosfit
Pb2+ Timbal(II) PO43- Fosfat
Pb4+ Timbal(IV) CrO42- Kromat
NH4+ Amonium Cr2O72- Dikromat
Tabel 2.1. Beberapa jenis anion dan kation

b. Tata Nama Senyawa Kovalen Biner


Kovalen biner adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis
unsur nonlogam, misalnya air (H2O), ammonia (NH3), dan karbon
dioksida (CO2). Nama senyawa kovalen biner adalah rangkaian nama

14
kedua jenis unsur dengan akhiran –ida pada nama unsur yang kedua.
Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut ditulis di depan:
B – Si – C – Sb – As – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari sejenis
senyawa, maka senyawa-senyawa itu dibedakan dengan menyebutkan
angka indeksnya tiap unsurnya dalam bahasa yunani (kecuali pada
unsur awalan satu).
Contoh: 1 : mono 6 : heksa
2 : di 7 : hepta
CO = karbon monoksida
3 : tri 8 : okta
CO2 = karbon dioksida 4 : tetra 9 : nona
5 : penta 10 : deka
N2O = dinitrogen monoksida
NO = nitrogen monoksida
N2O3 = dinitrogen trioksida

c. Tata Nama Asam


Asam adalah zat yang menghasilkan ion H+ dalam air dan
mempunyai rasa masam. rumus molekul dan nama dari beberapa asam
yang lazim ditemukan misalnya:
HCl : asam klorida (dalam getah lambung)
H2SO4 : asam sulfat (dalam aki)
CH3COOH : asam asetat (asam cuka)

d. Tata Nama Basa


Basa adalah senyawa ion dari suatu logam dengan ion hidroksida
(OH-). Larutan basa bersifat kaustik, jika terkena kulit terasa licin
seperti sabun.
NaOH : natrium hidroksida (soda kaustik)
Ca(OH)2 : kalsium hidroksida (kapur sirih)
Al(OH)3 : aluminium hidroksida (dalam obat maag)
Fe(OH)2 : besi(II) hidroksida

15
2.3.2. Tata Nama Senyawa Organik
Senyawa organik adalah senyawa-senyawa karbon dengan sifat-sifat
tertentu. Senyawa organik mempunyai tata nama khusus. Berikut ini adalah
beberapa nama lazim dari beberapa senyawa organic tersebut.
1. CH4 : metana (gas rawa, gas alam, atau gas tambang)
2. CO(NH2)2 : urea
3. CH3COOH : asam cuka (asam asetat)
4. C6H12O6 : glukosa (gula darah, gula anggur)
5. C12H22O11 : sukrosa (gula tebu)
6. HCHO : formaldehida (bahan formalin)
7. CHCl3 : kloroform (suatu bahan bius)
8. CHI3 : iodoform (suatu antiseptik)
9. CH3CH2OH : etanol (alkohol)
10. CH3COCH3 : aseton (pembersih kuteks)

2.3.3. Tata Nama Senyawa Hidrat


Hidrat merupakan senyawa yang mengandung sejumlah tertentu
molekul air. Molekul-molekul air terikat pada senyawa tersebut dinamakan air
Kristal. Tata nama hidrat seperti tata nama senyawa umumnya, diikuti kata
hidrat dan awalan yang menunjukkan jumlah air kristalnya.
Contoh:
CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
FeCl3.6H2O : besi(III) klorida heksahidrat
BaCl2.2H2O : barium klorida dihidrat

3. CAMPURAN
Saat kamu membuat minuman teh, zat apa sajakah yang dicampur? Saat
kamu melarutkan garam atau gula pasir ke dalam gelas yang berisi air, apa yang
dapat kamu amati? Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai campuran,
misalnya air sungai, tanah, udara, makanan, minuman, larutan garam, larutan
gula, dan sebagainya. Sifat asli zat pembentuk campuran ada yang masih dapat
dibedakan satu sama lain, ada pula yang tidak dapat dibedakan. Di dalam

16
udara tercampur beberapa unsur yang berupa gas, seperti nitrogen, oksigen, dan
karbon dioksida. Udara segar yang kita hirup mengandung oksigen yang lebih
banyak daripada udara yang tercemar. Dalam udara juga tersusun dari beberapa
senyawa, seperti asap dan debu.
Campuran adalah suatu materi yang terdiri dari dua zat atau lebih dan
masih mempunyai sifat asalnya. Campuran dibedakan menjadi dua, yaitu campuran
homogen dan campuran heterogen. Campuran homogen adalah campuran dengan
komposisi dan sifat yang seragam diseluruh sampel, sedangkan campuran dengan
komposisi dan sifat fisisnya beragam dari satu bagian campuran dengan bagian
lainnya disebut campuran heterogen (Petrucci, 2011).
No. Campuran Senyawa
1. Terbentuk tanpa melalui reaksi kimia Terbentuk melalui reaksi kimia
2. Perbandingan massa unsur dan Perbandingan massa unsur tetap
senyawa tidak tetap
3. Tersusun dari beberapa unsur atau Tersusun dari beberapa unsur saja
beberapa senyawa
4. Sifat komponen penyusun campuran Sifat komponen penyusun
sesuai dengan sifat masing-masing senyawa berbeda dengan aslinya
5. Dapat dipisahkan melalui proses Dapat dipisahkan melalui proses
fisika kimia
7. Contoh: larutan gula, air sungai Contoh: NaCl, air (H2O)
Tabel 3.1. Perbedaan campuran dan senyawa

3.1. Campuran Homogen


Campuran homogen banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Larutan gula, larutan garam, dan sirup merupakan contoh campuran homogen
dimana Anda tidak dapat membedakan zat-zat penyusunnya. Larutan garam
terdiri dari dua senyawa, yaitu air (H2O) sebagai pelarut dan garam (NaCl)
sebagai zat terlarut. Menurut Petrucci (2011) bahwa dalam larutan, ukuran
partikel zat terlarut sangat kecil dengan diameter kurang dari 2 nm sehingga
partikel zat terlarut tidak dapat dilihat walaupun menggunakan mikroskop
ultra. Oleh karena itu, larutan terlihat homogen (serba sama).

17
3.2. Campuran Heterogen
Ketika mencampurkan pasir dengan air apakah Anda masih dapat
melihat masing-masing komponennya? Berbeda dengan larutan gula, pada
campuran pasir dan air, tentu Anda dapat membedakan antara pasir dan air.
Campuran pasir dan air merupakan salah satu contoh campuran heterogen.
Campuran heterogen terjadi karena zat yang tidak dapat bercampur satu dengan
yang lain secara sempurna sehingga dapat dikenali zat penyusunnya. Dengan
demikian, seluruh bagian pada campuran heterogen tidak memiliki komposisi
yang sama.

3.3. Pemisahan Campuran


Campuran dapat disusun oleh dua zat atau lebih. Untuk memperoleh zat
murni, campuran tersebut harus dipisahkan. Zat-zat dalam campuran tersebut
dapat dipisahkan secara fisika. Prinsip pemisahan campuran didasarkan pada
perbedaan sifat-sifat fisis zat penyusunnya, seperti wujud zat, ukuran partikel,
titik leleh, titik didih, sifat magnetik, kelarutan, dan lain sebagainya. Metode
pemisahan campuran banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti
penjernihan air, pemisahan garam, analisis logam berat, dan sebagainya.
Beberapa yang sering digunakan antara lain penyaringan (filtrasi), sentrifugasi,
sublimasi, kromatografi, dan destilasi (Riswahyuningsih, 2017).
1) Filtrasi, merupakan suatu proses pemisahan padatan dari cairan yang
mensuspensinya berdasarkan perbedaan ukuran partikel (Petrucci, 2011).

Gambar 3.1. Pemisahan campuran dengan cara filtrasi (sumber: Dok.


Kemdikbud).

18
2) Destilasi, memiliki prinsip kerja yang didasarkan pada perbedaan titik
didih dan zat cair dari campurannya. Contoh dari destilasi adalah
penyulingan minyak tanah dan pembuatan air putih (Petrucci, 2011).

Gambar 3.2. Pemisahan campuran dengan cara destilasi (sumber: Dok.


Kemdikbud).

3) Sentrifugasi adalah metode pemisaha campuran yang digunakan untuk


memisahkan padatan yang sangat halus dengan jumlah campuran sedikit.
Contoh dari sentrifugasi adalah memisahkan sel-sel darah dari plasma
darah (Petrucci, 2011).
4) Kromatografi, didasarkan pada perbedaan distribusi molekul-molekul
komponen di antara dua fasa (fasa gerak dan fasa diam) yang
kepolarannya berbeda (Petrucci, 2011).

19
RANGKUMAN

1. Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa.
Materi dapat berupa wujud gas, padat, dan cair. Berdasarkan komposisi dan
sifatnya, materi materi dibedakan menjadi unsur, senyawa, dan campuran.
2. Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat dipisahkan dengan reaksi kimia
biasa. Contohnya adalah unsur hidrogen (H) dan unsur oksigen (O).
3. Senyawa adalah gabungan dari dua atau lebih unsur dengan perbandingan
tertentu dan tetap. Contohnya adalah air dengan rumus kimia H2O yang tersusun
dari dua unsur hidrogen dan satu unsur oksigen.
4. Campuran adalah gabungan dari dua atau lebih senyawa yang dapat dipisahkan.
Contohnya adalah campuran air (H2O) dan garam (NaCl) menjadi larutan
garam.
5. Unsur terbagi menjadi tiga kategori, yaitu logam, nonlogam, dan metaloid.
6. Unsur disusun dalam tabel periodik unsur berdasarkan kenaikan nomor atom
dan kesamaan sifat.
7. Periode adalah lajur-lajur horizontal. Unsur-unsur dalam satu periode disusun
berdasarkan kenaikan nomor atom.
8. Golongan adalah lajur-lajur vertikal. Sistem periodik modern terdiri atas 8
golongan utama (golongan A) dan 8 golongan transisi (golongan B).
9. Sifat periodik adalah sifat-sifat unsur yang berubah secara beraturan seiring
pertambahan nomor atomnya.
10. Jari-jari atom berkurang dari kiri ke kanan, dan bertambah dari atas ke bawah.
11. Energi ionisasi, afinitas electron, dan keelektronegatifan cenderung bertambah
dari kiri ke kanan, dan cenderung berkurang dari atas ke bawah.
12. Berdasarkan ikatannya, senyawa dibagi menjadi senyawa ion dan kovalen.
13. Senyawa ion adalah senyawa yang memiliki ikatan ion.
14. Ikatan ion terjadi antara atom yang melepaskan elektron (ion positif) dengan
atom yang menerima elektron (ion negatif).
15. Senyawa kovalen adalah senyawa yang memiliki ikatan kovalen.
16. Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena penggunaan elektron secara
bersama-sama oleh dua atom nonlogam.

20
17. Campuran homogen adalah campuran dengan komposisi dan sifat yang seragam
diseluruh sampel, contohnya larutan gula.
18. Campuran heterogen adalah campuran dengan komposisi dan sifat fisisnya
beragam dari satu bagian campuran dengan bagian lainnya, contohnya
campuran air dan pasir.
19. Pemisahan campuran dapat dilakukan dengan metode filtrasi, destilasi,
kromatografi, dan sentrifugasi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Alamos, L. 2011. Periodic Table of Elements: Oxygen. New Mexico: Los Alamos
National Security, LLC. https://periodic.lanl.gov/8.shtml. Diakses
tanggal 22 september 19.

Chang, R. 2008. General Chemistry the Essensial Concepts Fifth Edition. New
York: The McGraw-Hill Companies.

Chang, R. 2010. Chemistry 10th Edition. New York: The McGraw-Hill Companies.

Ngili,Y. 2017. Biokimia Konsep-konsep dan Latihan Soal. Bandung: Rekayasa


Sains.

Petrucci, R. dkk. 2011. Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern Edisi
Kesembilan. Jakarta: Erlangga.

Purba, M. 2016. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Purnawan dan Rohmatyah. 2016. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Sidoarjo :


Masmedia.

Riswahyuningsih, T. 2017. Pengembangan Bahan Ajar Klasifikasi Materi dan


Perubahannya Bermuatan Science-Technology-Society-Environment.
Genetika (Jurnal Tadris Biologi). 1(1): 117.

Soedjono. 2016. Mandiri Kimia Jilid 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Staff. 2016. https://iupac.org/iupac-announces-the-names-of-the-elements-113-


115-117-and-118/. IUPAC. Diakses tanggal 16 september 2019.

St. Fleur, N. 2016. https://www.nytimes.com/2016/12/01/science/periodic-table-


new-elements.html. The New York Times. Diakses tanggal 16 september
2019.

Sudarmo, U. 2016. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

22
Uji Kompetensi

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.


1. Di antara unsur-unsur 11Na, 12Mg, 13Al, 19K, dan 20Ca, yang sifat logamnya
paling kuat adalah . . . .
A. Na D. K
B. Mg E. Ca
C. Al

2. Diketahui beberapa atom unsur dengan data sebagai berikut:


A : nomor massa 32 dan jumlah neutron 16
B : momor massa 39 dan jumlah neutron 20
C : nomor massa 23 dan jumlah neutron 12
Pernyataan yang benar tentang ketiga unsur tersebut adalah . . . .
A. Unsur C mempunyai energi ionisasi yang paling rendah.
B. Unsur B mempunyai sifat yang mirip dengan unsur A.
C. Jari-jari atom A lebih panjang dari pada jari-jari atom C.
D. Unsur A mampunyai keelektronegatifan paling besar.
E. Afinitas elektron unsur B lebih besar daripada unsur C.

3. Terjadi reaksi antara tembaga(II) oksida dan tembaga(II) sulfida. Nama


senyawa yang dihasilkan dalam reaksi tersebut adalah . . . .
A. Tembaga(II) sulfida dan gas oksigen
B. Tembaga oksida dan belerang(II) oksida
C. Tembaga(I) oksida dan belerang(II) oksida
D. Tembaga(I) oksida dan belerang dioksida
E. Tembaga(II) oksida dan belerang dioksida

4. Unsur X dan Y membentuk senyawa dengan rumus kimia XY 3.


Kemungkinan nomor atom X dan Y berturut-turut adalah . . . .
A. 3 dan 5
B. 3 dan 9

23
C. 5 dan 7
D. 7 dan 9
E. 7 dan 13

5. Ion kalsium yang bergabung dengan ion fosfat akan membentuk senyawa
dengan rumus kimia . . . .
A. CaPO3 D. Ca2(PO4)3
B. CaPO4 E. Ca2(PO3)2
C. Ca3(PO4)2

6. Suatu materi yang telah terbentuk tidak dapat menghasilkan zat yang baru,
karena setiap komponen penyusunnya mempertahankan sifat-sifat aslinya.
Pernyataan tersebut merupakan pengertian dari . . . .
A. Senyawa D. Molekul
B. Campuran E. Atom
C. Unsur

7. Diantara atom-atom unsur berikut, yang paling mudah membentuk ion


negatif adalah . . . .
A. 6C D. 10Ne
B. 7N E. 19K
C. 9F

8. Beberapa senyawa berikut:


(1) H2SO4 (4) H2C2O4
(2) KNO3 (5) CH3Cl
(3) NH4Cl
Yang mempunyai ikatan ion dan ikatan kovalen dalam senyawa tersebut
adalah . . . .(1H, 16S, 8O, 19K, 7N, 17Cl, 6C)
A. 1 dan 2 D. 4 dan 5
B. 2 dan 3 E. 1 dan 5
C. 3 dan 4

24
9. Diketahui unsur-unsur P, Q, R, S, dan T dengan nomor atom berturut-turut
9, 12, 16, 17, dan 18. Pasangan unsur yang membentuk senyawa ion adalah
....
A. P dan R D. R dan T
B. Q dan S E. S dan T
C. P dan S

10. Setiap kendaraan bermesin memerlukan minyak bumi untuk bergerak.


Minyak bumi dapat berupa bensin, solar, dan sebagainya. Bensin
merupakan zat yang termasuk kategori . . . .
A. Senyawa D. Molekul
B. Campuran E. Unsur
C. Atom

Jawaban:
1. D 6. B
2. E 7. C
3. D 8. B
4. D 9. B
5. C 10. B

25

Anda mungkin juga menyukai