Anda di halaman 1dari 9

PENELITIAN ILMIAH REMAJA

PEMANFAATAN DAUN TURI SEBAGAI BAHAN DASAR


PEMBUATAN DETERGEN RAMAH LINGKUNGAN

Disusun Oleh:

1. Fadhila Markha Al-Akhya (VIII G)


2. Novia Noor Rachmawati (VIII G)

SMP NEGERI 1 KLATEN


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Detergen merupakan campuran berbagai bahan yang digunakan untuk membantu


pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan
sabun detergen memiliki keunggulan diantaranya, mempunyai daya cuci yang lebih baik
dan tidak berpengaruh pada kesadahan air.

Detergen terbuat dari berbagai bahan kimia yaitu Surfaktan, Builder, Filler,
Additives. Surfaktan yang merupakan bahan utama detergen memiliki fungsi
menghilangkan kotoran pada pakaian. Builder memiliki fungsi meningkatkan efisiensi
pencuci dari surfaktan dengan menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air. Filler
berfungsi untuk menambah kuantitas, sementara additives memiliki fungsi untuk
membuat produk lebih menarik.

Detergen semakin banyak digunakan oleh masyarakat. Komponen komponen


pada detergen juga akan berpengaruh pada lingkungan. Beberapa dari komponen tersebut
berbahaya bagi lingkungan.Dampak negative Detergen kimia bagi lingkungan yaitu
dapat mencemari air, ekosistem air menjadi terganggu dan air bersih semakin berkurang,
dan mencemari tanah.

Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam hayati, salah satunya
Daun Turi atau (Sesbania grandiflora). Turi merupakan pohon yang berkayu lunak dan berumur
pendek. Tingginya dapat mencapai 5-12 m. Akarnya berbintil-bintil dan berguna untuk
menyuburkan tanah. Bunganya besar dan keluar dari rantingnya Warna bunganya ada yang merah
dan ada juga yang putih. Memiliki daun penumpu sepanjang 1/2-1 cm. Anak daunnya bentuknya
jorong memanjang, rata, dan menyirip genap. Panjang tangkai daun 20-30 cm. Tangkainya
pendek, dan setiap tangkai berisi 20-40 pasang anak daun.

Daun Turi dapat digunakan menjadi lalapan, pepaganganya digunakan menjadi


obat tradisional dan penyamak warna, selain itu daun turi dapat digunakan menjadi pakan
ternak. Penggunaan Daun Turi sebagai penghilang kotoran dan pengganti detergen kimia
belum digunakan oleh masyarakat luas. Selain manfaat daun Turi yang telah diuraikan di
atas, Daun Turi mengandung saponim yang dapat menghilangkan noda atau kotoran.

Dalam Penelitian ini kami akan menggunakan Daun Turi sebagai bahan dasar
pembuatan Detergen Ramah Lingkungan. Untuk mengurangi penggunan bahan kimia
dalam kegiatan rumah tangga dan mengurangi pencemaran tanah dari bahan kimia. Juga
menyebarluaskan manfaat daun Turi ke masyarakat sebagai detergen ramah lingkungan.
B.Rumusan Masalah

1.Apakah Daun Turi dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan detergen ramah
lingkungan?

2.Bagaimanakah keefektifitas daun turi dalam menghilangkan noda?

C.Tujuan Penelitian

1.Untuk mengurangi penggunaan bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari

2.Untuk mengurangi pencemaran tanah dan air karena pengaruh detergen

3.Untuk memgurangi penggunaan air dalam detergen ramah lingkungan

4.Untuk mengalihfungsikan air detergen ramah lingkungan menjadi air untuk menyiram

tanaman.

D.Manfaat Penelitian

1.Membuat Daun Turi menjadi detergen ramah lingkungan

2.Membantu memanfaatkan limbah air cucian dari detergen ramah lingkungan yang berguna
untuk menyiram tanaman

3.Membantu mengurangi pencemaran air dan tanah akibat detergen berbahan kimia
BAB II

Kajian Pustaka

A. Daun Turi

1. Habitat

Daun Turi tersebar di Spesies ini tersebar di India Timur sampai Australia. Di Indonesia,
tumbuhan ini ditanam sebagai tumbuhan hias di halaman-halaman rumah dan di sawah-sawah sebagai
tanaman pelindung. Ia dapat pula hidup pada tanah asam dan kadang juga tumbuh subur di tanah berair.
Akan tetapi, turi tidak baik ditanam pada ketinggian lebih dari 1.500 mdpl. Turi biasanya digunakan
sebagai tanaman pelidung pohon rambatan bagi tanaman lada atau vanila.Perbanyakan turi dilakukan
dengan biji atau stek batang. Biji-biji tersebut disemai terlebih dahulu. Biji yang ditabur tanpa naungan
dapat berkecambah hingga 80%, namun perkembangbiakan dengan stek batang dilakukan kadang-kadang
saja.

2. Morfologi

Turi merupakan pohon yang berkayu lunak dan berumur pendek. Tingginya dapat
mencapai 5-12m. Akarnya berbintil-bintil dan berguna untuk
menyuburkan tanah. Bunganya besar dan keluar dari rantingnya. Warna bunganya ada yang
merah, putih dan gabungan kedua-duanya. Letaknya menggantung dengan 2-4 bunga dan
bertangkai, kuncupnya berbentuk sabit. Rantingnya menggantung, kulit luar berwarna kelabu
hingga kecoklatan. Kulit luarnya ini tidak rata dengan alur membujur dan melintang tidak
beraturan dengan lapisan gabus yang mudah terkelupas. Pada bagian dalam, batangnya berlendir
dan berair yang berwarna merah, dan rasanya pahit. Percabangan baru keluar apabila panjangnya
sudah mencapai 5 meter. Daunnya majemuk dan tersebar.

Turi memiliki daun penumpu sepanjang 1/2-1 cm. Anak daunnya bentuknya jorong
memanjang, rata, dan menyirip genap. Panjang tangkai daun 20–30 cm. Tangkainya pendek, dan
setiap tangkai berisi 20-40 pasang anak daun. Warna bunganya ada yang merah dan ada juga
yang putih. Buahnya berbentuk polong, meggantung, bersekat, dengan panjang 20-55 cm,
sewaktu muda berwarna hijau, dan sudah tua berwarna kuning keputih-putihan.
Sedangkan bijinya berbentuk bulat panjang, dan berwarna coklat muda.
3. Klasifikasi

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Fabales

Famili: Fabaceae

Upafamili: Faboideae

Bangsa: Robinieae

Genus: Sesbania

Spesies: S. grandiflora

https://id.wikipedia.org/wiki/Turi

B. Detergen

1. Pengertian

Detergen adalah campuran berbagai bahan yang digunakan untuk membantu


pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Detergen memiliki keunggulan
yaitu mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak berpengaruh oleh kesadahan air.

2. Kandungan Detergen

Di dalam detergen mengandung:

 Surfaktan (surface active agent) merupakan bahan utama deterjen


Zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hydrophile (suka air) dan
hydrophobe (suka lemak).
Pada deterjen ini, jenis muatan yang dibawa surfaktan adalah anionik dan surfaktan
kationik sebagai bakterisida (pembunuh bakteri). Fungsi surfaktan anionik adalah sebagai zat
pembasah yang akan menyusup ke dalam ikatan antara kotoran dan serat kain.
Hal ini akan membuat kotoran menggulung, lama kelamaan menjadi besar, kemudian lepas ke
dalam air cucian dalam bentuk butiran. Agar butiran ini tidak pecah kembali dan menempel di
kain, perlu ditambahkan jenis surfaktan lain yang akan membungkus butiran tersebut dan
membuatnya tolak menolak dengan air, sehingga posisinya mengambang. Ini untuk
memudahkannya terbuang bersama air cucian. Pada umumnya kotoran yang dapat dihilangkan
surfaktan adalah yang berasal dari debu atau tanah. Bila kotoran lebih berat seperti noda
makanan dan noda darah, perlu ditambahkan enzim tertentu seperti enzim pengurai protein atau
lemak. Namun, jika nodanya sudah lama, akan sukar sekali dihilangkan karena antara noda dan
serat kain dapat terjadi reaksi polimerisasi yang menyatukan noda dengan kain.

Terdapat empat kategori surfaktan yaitu:


a. Anionik :
- Alkyl Benzene Sulfonate
- Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)
- Alpha Olein Sulfonate (AOS)
b. Kationik : Garam Ammonium
c. Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle
d. Amphoterik : Acyl Ethylenediamines

 Builder (Permbentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara
menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air:
a. Phosphates : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)
b. Acetates :
- Nitril Tri Acetate (NTA)
- Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)
c. Silicates : Zeolith
d. Citrates : Citrate acid

 Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan
meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas.
Contoh : Sodium sulfate

 Additives adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya
pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci
deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk.
Contoh : Enzyme, Borax, Sodium chloride, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
3.) Manfaat Detergen

a. Pembersih serbaguna.
b. Pembasmi jamur
c. Menyerap tumpahan minyak
d. Pengharum karpet
e. Melancarkan saluran air
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Instrumen ( Alat dan Bahan) penelitian

1. Alat

 Pengaduk
 Saringan
 Kaki Tiga
 Bunsen
 Baskom
 Gelas Beaker
 Corong gelas

2. Bahan

 Daun Turi
 Air
 Boraks
 Ekstrak Lemon

B. Cara Pembuatan

a. Uji coba 1
 Sediakan Daun Turi sebanyak 30 tangkai,lalu pisahkan dari tangkainya
 Cuci daun turi dalam baskom, lalu tiriskan
 Remas-remas daun turi hingga mengeluarkan lendir dan busa
 Tambahkan sedikit air dalam baskom
 Remas-remas kembali hingga mengeluarkan busa dan lender lebih banyak
 Saring air remasan daun turi supa terpisah dengan daun nya
 Tambahkan ekstrak lemon dan olive oil
 Detergen dari daun turi siap digunakan
b. Uji coba 2
 Sediakan Daun Turi sebanyak 30-40 tangkai, lalu pisahkan dari tangkainya
 Cuci Daun Turi dalam baskom lalu tiriskan
 Siapkan Bunsen, Kaki tiga dan Gelas Beaker, lalu isi Gelas Beaker dengan air
 Panaskan air dan masukkan Daun Turi ke dalam Gelas Beaker, rebus daun turi
hingga menghasilkan busa
 Jika telah mengeluarkan busa, angkat daun turi lalu saring menggunakan saringan
 Detergen dari daun turi siap dipakai

C. Variabel Pelitian

a) Variabel Bebas : Banyak sedikitnya Daun Turi


b) Variabel Terikat : Efektifitas Daun Turi dalam membersihkan noda pada pakaian
c) Variabel Kontrol : Daun Turi
d) Variabel Pengganggu : Kesadahan Air

D. Jadwal Penelitian

Anda mungkin juga menyukai