PENGERTIAN GAMBUT Gambut adalah bahan berwarna hitam kecoklatan yang terbentuk dalam kondisi asam, dan kondisi anaerobik lahan basah. Gambut terdiri dari bahan organik yang sebagian terurai secara bebas dengan komposisi lebih dari 50% karbon. Gambut terdiri dari lumut Sphagnum, batang, dan akar rumput-rumputan sisa-sisa hewan, sisa-sisa tanaman, buah, dan serbuk sari. Tidak seperti ekosistem lainnya, tanaman/hewan yang mati di lahan gambut tetap berada dalam lahan gambut tanpa mengalami pembusukan sampai ratusan bahkan ribuan tahun. SEJARAH PEMBENTUKAN GAMBUT DI INDONESIA Tjahyono (2006) menyatakan, bahwa sejarah pembentukan gambut di Indonesia dimulai ketika pada zaman es yaitu terjadi proses penurunan permukaan air laut (regresi) yang menyebabkan erosi kuat di hulu-hulu sungai.Akibatnya endapan batuan kasar seperti gravel dan kerikil yang disebut old alluvium, yang diendapkan di atas sedimen tersier yang menjadi dasar cekungan gambut. Proses deposisi bahan organik sebagai bahan pembentuk gambut dimulai setelah akhir periode Pleistosen sampai awal periode Holosen (10.000 – 5.000 tahun yang lalu), sejalan dengan meningkatnya permukaan air laut (transgresi) secara perlahan sampai sekarang. KAREKTERISTIK GAMBUT Karakteristik gambut berdasarkan proses awal pembentukannya sangat ditentukan oleh unsur dan faktor berikut: – Jenis tumbuhan (evolusi pertumbuhan flora), seperti lumut (moss), rumput (herbaceous) dan kayu (wood) – Proses humifikasi (suhu/iklim) – Lingkungan pengendapan (paleogeografi) SIFAT TANAH GAMBUT Sifat tanah gambut ada tiga yaitu sebagai berikut: –Sifat fisik –Sifat kimia –Sifat biologi TINJAUAN MENGENAI MIKROORGANISME PADA TANAH GAMBUT Menurut Noor (2001), mikroorganisme yang ada pada tanah gambut dapat di kelompokkan sebagai berikut: • Mikroorganisme yang terlibat dalam tahap perombak awal dari keadaan asli. • Mikroorganisme yang terlibat dalam perkembangan (penebalan gambut) yang hampir sepanjang tahun terendam. • Mikroorganisme yang terlibat setelah gambut mengalami pengatusan atau terbuka. FISIOGRAFI LAHAN GAMBUT Lahan gambut di Indonesia terdapat di dataran rendah dan dataran tinggi. Pada umumnya, lahan rawa gambut di dataran rendah terdapat di kawasan rawa pasang surut dan rawa pelembahan, terletak di antara dua sungai besar pada fisiografi / landformrawa belakang sungai(backswamp) ,rawa belakangpantai (swalle), dataran pelembahan (closed basin), dan dataran pantai (coastal plain). BAHAN INDUK, TINGKAT KEMATANGAN, KESUBURAN TANAH GAMBUT
Secara garis besar, terdapat beberapa jenis
batuan atau bahan induk tanah dominan, sebagai bahan dasar pembentuk tanah di Indonesia, diantaranya bahan organik,aluvium,batugamping, batuan sedimen, batuan metamorfik, batuan plutonik, batuan volkanik, dan tufa. Tanahgambut terbentuk dari bahan organik yaitu sisa-sisa jaringan tumbuhan/vegetasi alami, pada berbagai tingkat pelapukan/dekomposisi (Subagyo et al., 2000). SEBARAN TANAH GAMBUT Sebaran tanah gambut dipengaruhi oleh letak dan cara pembentukannyaPembentukan tanah gambut dipengaruhi oleh iklim (basah), topografi (datar-cekung), organisme(vegetasi), bahan induk (termasuk bahan mineral sebagai substratum),danwaktupembentukannya.Tana hgambut terbentuk pada kondisi anaerob sehingga air mutlak harus selalu ada. SEBARAN LAHAN GAMBUT TERDEGRADASI
• Data terakhir menunjukkan luas lahan gambut
di Indonesia sekitar 14,905 juta ha yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Papua (Ritung et al., 2011). Sebaran terluas terdapat di Provinsi Riau, Papua, Kalteng, Kalbar, dan Sumsel. Tingginya pemanfaatan lahan gambut untuk berbagai kebutuhan yang tidak sesuai dengan peruntukannya menyebabkan lahan tersebut terdegradasi. GAMBARAN UMUM TANAH GAMBUT TERDEGADASI
Lahan gambut terdegradasi dicirikan oleh
beberapa parameter: (i) sudah didrainase yang ditandai oleh adanya saluran/parit, (ii) sudah ada penebangan pohon; (iii) ada jalan logging; (iii) adanya bekas-bekas kebakaran; (iv) kering/tidak tergenang dan (v) adanya bekas penambangan. KESESUAIAN LAHAN GAMBUT UNTUK PERTANIAN Sebelum dilakukan pelaksanaan pembukaan lahan, diawali dengan survei dan pemetaan tanah termasuk didalamnya adalah penilaian kesesuaian lahan untuk pertanian. Tujuan utama dari kesesuaian lahan adalah untuk menentukan pola tataguna tanah dihubungkan dengan kemampuannya agar dapat diusahakan tindakan konservasi tanah yang lebih baik.