untuk
Sekolah Menengah Kejuruan
Teknik
Pembibitan
VGMPKM"RGODKDKVCP"VCPCOCP"FCP"RTQFWMUK"DGPKJ"
Tanaman dan
Produksi Benih
Paristiyanti Nurwardani
wpvwm"UOM"
Fktgmvqtcv"Rgodkpccp"Ugmqncj"Ogpgpicj"Mglwtwcp
Fktgmvqtcv"Lgpfgtcn"Ocpclgogp"Rgpfkfkmcp"Fcuct"fcp"Ogpgpicj
Fgrctvgogp"Rgpfkfkmcp"Pcukqpcn
Paristiyanti Nurwadani
TEKNIK
PEMBENIHAN
TANAMAN
Untuk SMK
i
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang
TEKNIK
PEMBENIHAN
TANAMAN
Untuk SMK
Ukuran Buku :
410
NUR NURWADANI, Paristiyanti
t Teknik Pembenihan Tanaman: Untuk SMK/oleh Paristiyanti Nurwadani.
---- Jakarta:Direktorat Pembinaan SMK, Departemen Pendidikan Nasional,
2008.
ii
DAFTAR ISI
Hal
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Potensi Pembenihan Tanaman 1
1.2. Peran Pembenihan Tanaman 5
iii
b. Penyakit Tanaman
1). Penyakit Non Infeksius 201
2). Penyakit infeksius 202
c. Gulma Tanaman 226
d. Teknik Pengendalian OPT 227
e. Implementasi pengendalian hama dan penyakit tanaman 236
f. Implementasi Pengendalian Gulma 240
Ringkasan, soal dan tugas
BAB 6. TEKNIK PRODUKSI BENIH PADI 245
6.1. Perlakuan Pra-Panen 245
6.2. Perlakuan Pascapanen 254
6.3. Pra-panen Produksi Benih Padi Hibrida 255
6.4. Perlakuan Pascapanen 274
Ringkasan, Soal dan Tugas
BAB 7. TEKNIK PRODUKSI BENIH KEDELAI
7.1. Perlakuan Pra-Panen 281
7.2. Persyaratan Lahan 282
7.3. Benih Sumber 282
7.4. Waktu Tanam 283
7.5. Penyiapan Lahan 284
7.6. Penanaman dan Perlakuan Benih 285
7.7. Pemeliharaan 286
7.8. Pemanenan dan Perlakuan PAscapanen 289
Ringkasan, Soal dan Tugas 290
iv
BAB 10. KEWIRAUSAHAAN
10.1. Pengertian Kewirausahaan 368
10.2. Ciri dan Karakteristik Wirausahawan
10.3. Penjualan 370
a. Jiwa marketing dan motivasi tim 371
b. Perlunya rasa kekeluargaan 372
c. Strategi, visi dan misi 372
d. Pentingnya informasi 373
e. Pelanggan aset yang berharga 373
v
BAB 1. PENDAHULUAN
SOAL:
1. Jelaskan dengan singkat dan jelas minimal 2 potensi dan peran pembenihan
tanaman untuk ekspor.
2. Bagaimana peran benih padi VUTW pada tahun 1987 dibandingkan dengan peran
VUTW pada tahun 2007.
TUGAS:
1. Wawancarai minimal satu orang petani / pengusaha penangkar benih tentang
perbandingan pendapatan mereka saat menangani usaha pembenihan tanaman
dibandingkan dengan usaha sebelumnya.
2. Lakukan observasi terhadap aktivitas petani penangkar benih.
Gambar 2.6 Irisan melintang batang tanaman dengan struktur jaringan pengangkut air dan hasil fotosistesis.
Gambar 2.7 . Daun segar membutuhkan cahaya untuk melangsungkan proses fotosintesis
(kiri) dan daun tua telah kehilangan klorofil karena proses penuaan (kanan)
Gambar 2.12
Tahapan perkecambahan benih tembakau (Nicotiana tabacum). A. Enam jam pertama; mikropilar kulit biji terluar
akan merekah sehingga memudahkan endosperm menembus kulit biji. B. Pada saat enam jam kedua,
mikropilar endosperm menyelimuti ujung radikula (calon akar). C. Pada saat enam jam ke tiga, radikula mulai
keluar dari biji. D. Pada penambahan hormon ABA, mikropilar endosperm akan menyelimuti radikula pada saat
60 jam setelah perkecambahan (ABA menghambat mikropilar menyelimuti radikula). ((Muller et.al.,2004).
SOAL:
1. Jelaskan dengan ringkas tentang perbedaan dan persamaan sel tumbuhan dan
hewan
2. Gambarkan bagian-bagian biji tumbuhan
TUGAS:
1. Amati proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman tanaman padi
2. Lakukan observasi di lingkungan sekolah terhadap 20 jenis tumbuhan.
Kelompokkan tumbuhan atau tanaman yang mana yang termasuk dikotil dan
mookotil.
2) Lokasi pembibitan
d. Pemeliharaan bibit
Gambar 3.4 .
Bak plastik untuk penyemaian benih tanaman
A B C
D E F
A B
C
D
E F
Gambar 3.8.
Persiapan penanaman stek: A. Menyiapkan alat, B. Menyiapkan bahan, C. Menyiapkan sungkup, D.,
Menyiapkan media, E. Menyiapkan bahan stek , F. Memangkas daun
A B
D
C
E
Gambar 3.9.
Penamanan stek pada media tanah: A. Menyiapkan batang stek B. Menyiapkan hormon, C.
Menanam bahan stek dari cabang mawar, D. Menanam bahan stek dari tangkai daun, E. Menanam
bahan stek bunga soka F. Menempatkan hasil stek.
G H
B
A
D
C
Gambar 3. 10 .
Proses pencangkokan secara konvensional. A. Pengupasan kulit batang, B. Pengikatan lembaran plastik di
bawah kupasan kulit daun, C. Pengisian media ke dalam lembaran plastik D. Teknik pencangkokan
konvensional telah selesai.
A B
Gambar 3.11.
Prosesn Pencangkokan konvensional yang dimodifikasi. A. Pengupasan kulit batang, B.
Pembukaan kantong plastik berisi media, C. Cabang yang sudah dikupas kulitnya dimasukan ke dalam
kantong media Teknik pencangkokan yang efektif dan efisien telah selesai
A B
C D
G H
I J
Gambar 3.13 .(lanjutan).
G. Memelihara cangkokan, disiram/disemprot dengan air, H. Menyiapkan media pembibitan, I.
Memotong hasil cangkok, J. Memelihara bibit dari hasik pencang-kokan melalui kegiatan penyiram-
an.pengendalian OPT dn pemberian pupup untuk nutrisi bibit baru hasil cangkok
3) Syarat batang atas untuk sambungan 4) Tipe sambungan jika ditinjau dari
bagian batang bawah yang
Batang atas atau entres yang akan disambung
disambungkan pada batang bawah
diambil dari pohon induk yang sehat dan Ada dua tipe sambungan, yaitu
tidak terserang penyakit. Pengambilan sambungan pucuk, dan sambungan
entres ini dilakukan dengan samping. Sambung pucuk (top grafting)
menggunakan gunting stek atau silet yang merupakan cara penyambungan batang
tajam (agar diperoleh potongan yang atas pada bagian atas atau pucuk dari
halus dan tidak mengalami kerusakan) batang bawah. Caranya sebagai berikut.
dan bersih (agar entres tidak Memilih batang bawah yang diameter
terkontaminasi oleh penyakit). batangnya disesuaikan dengan besarnya
Entres yang akan diambil sebaiknya ba-tang atas. Umur batang bawah pada
dalam keadaan dorman (istirahat) keadaan siap sambung ini bervariasi
pucuknya serta tidak terlalu tua dan juga antara 1-24 bulan, tergantung jenis
tidak terlalu muda (setengah berkayu). tanamannya. Se-bagai contoh, untuk
Panjangnya kurang lebih 10 cm dari ujung durian umur 3-4 bulan, mangga dan
pucuk, dengan diameter sedikit lebih kecil alpukat umur 3-6 bulan. Manggis pada
atau sama besar dengan diameter batang umur 24 bulan baru bisa disambung
bawahnya. karena sifat pertumbuhannya lambat.
Entres dalam keadaan dorman ini Batang bawah dipotong setinggi 20-
bila dipijat dengan dua jari tangan akan 25 cm di atas permukaan tanah. Gunakan
terasa padat, tetapi dengan mudah bisa silet, pisau okulasi atau gunting stek yang
dipotong dengan pisau silet. Selain itu bila tajam agar bentuk irisan menjadi rapi.
dilengkungkan keadaannya tidak lentur Batang bawah kemudian dibelah
tetapi sudah cukup tegar. Entres membujur sedalam 2-2,5 cm. Batang
sebaiknya dipilih dari bagian cabang yang atas yang sudah disiapkan dipotong,
terkena sinar matahari penuh (tidak sehingga panjangnya antara 7,5-10 cm.
ternaungi) sehingga memungkinkan bagian pangkal disayat pada kedua
cabang memiliki mata tunas yang tumbuh sisinya sepanjang 2-2,5 cm, sehingga
sehat dan subur. Bila pada waktunya bentuk irisannya seperti mata kampak.
pengambilan entres, keadaan pucuknya
D E
F
G H I
Gambar 3.15.
Proses pembibibitan tanaman dengan teknik sambungan, A. Pemotongan batang bawah, B.
Pembelahan batang bawah, C. Melancipkan 2 sisi pangkal batang atas, D. Batang atas siap
disambungka, E dan F, Pengikatan dengan tali plastik, G Sambungan telah diikat, H. Sambungan
diselubungi dengan kantong plastik, I. Sambungan telah jadi dan bertaut ditandai keluarnya
kuncup daun
D
A C
B
F G
H
I
J
K
Gambar 3.16.
Proses pembuatan bibit dengan cara okulasi. A. Okulasi dengan menggunakan bibit berdiameter 3-5
mm, berumur 3-4 bulan., B. Pembuatan sayatan di batang bawah, C. Pengambilan mata entres dari
batang atas, D. Mata entres terpisah dengan batang atas, E. Mata entres terlepas dengan kayunya,
F. Mata entres terlepas tanpa kayunya dan siap ditempel, G. Menempelkan mata entres ke sayatan
batang Bawah., H. Pengikatan dengan tali plastik, I. Arah ikatan dari bawah ke atas, J. Setelah 2-3
minggu okulasi sudah dapat dibuka, K Mata tunas tumbuh hasil okulasi
A B
Gambar 3.17.
Proses Pembibitan duria dengan teknik sambung, A. Menyiapkan alat dan bahan, B. Menyediakan biji
durian untuk batang bawah C. Mencampur media semai, D. Mengisi polybag
untuk menyemai biji durian
E
F
G H
K
L
M N
R
Q
S T
Gambar 3.18.
Proses Pembibitan dengan teknik penyusuan, A. Pengupasan batang atas dan batang bawah, B.
Penyatuan batang atas dan batang bawah, C. Pengikatan batang atas dan batang bawah, D.
Pengikatan telah selesai dan perlu diberi satu ikatan lagi untuk menguatkan, E. Hasil teknik
penyusuan duduk
Alpukat + + + 0 +
Belimbing + + + - 0
Cempedak + + + - 0
Duku 0 + + - 0
Durian + + + - 0
Jambu air + - + + +
Jambu biji + + + + +
Jambu bol - + + 0 +
Jeruk + + + + +
Kapulasan + - + _ +
Mangga + + + 0 +
Manggis
Melinjo
Nangka - -
Rambutan +
Sirsak
Sukun + + + + +
Keterangan : (+) baik (o) kurang baik (-) gagal
Tabel 3. 2. Persentase keberhasilan cara perbanyakan okulasi, enten dan penyusuan pada
beberapa tanaman
Jenis tanaman Okulasi Enten Penyusuan
Alpukat 40-70 50-80 70-100
Belimbing 40-60 60-90 60-100
Duku 0-10 40-60 40-80
Durian 60-80 20-60 60-100
Jeruk 60-70 70-85 60-90
Kapulasan 10-40 0 40-80
Mangga 40-70 60-90 60-100
Manggis 0 50-80 50-80
Melinjo 70-80 80-90 70-100
Rambutan 30-70 0 60-100
Sawo 0 70-80 60-90
Induk yang baik berasal dari varietas 2) Pengemasan dan pengakutan benih.
unggul, sehat dan telah cukup umur (lebih
baik kalau pohon induk sudah Untuk bibit yang dikirim dalam bentuk
berproduksi). Untuk memastikan bahwa stump (cabutan), pengirimannya tidak ada
bibit tersebut berasal dari induk yang baik, masalah karena beberapa bibit bisa saja
cara yang paling baik adalah dengan dibungkus dengan batang pisang atau
mengetahui sendiri secara langsung bahan lain yang bersifat lembab,
tanaman induk bibit tersebut. Hal ini tidak sehingga akarnya tidak kering, semisal
sulit dilakukan jika penjualnya telah dikenal bibit jeruk dan jati.
baik oleh pembeli. Pada kondisi seperti ini Pengemasan bibit yang peka, seperti
biasanya pembeli tahu betul kondisi "dapur bibit durian, dapat dilakukan dengan cara
produksi" produsen bibit tersebut. Jika mengeluarkan setengah tanahnya,
tidak memungkinkan untuk mengetahui kemudian ditambahkan serbuk kelapa
secara langsung kondisi tanaman (cocopeat). Untuk menghilangkan stres,
induknya, upaya yang dapat dilakukan sebelum diangkut bibit diletakkan dahulu
adalah meminta informasi sebanyak di bawah naungan dan disiram untuk
mungkin kepada penangkar tentang induk adaptasi. Setelah satu minggu biasanya
tanaman tersebut. Untuk mengetahui bibit sudah segar kembali dan dapat dipak
varietas bibit tersebut, dapat dilakukan dalam peti berventilasi untuk dikirim.
dengan pengidentifikasian ciri-ciri spesifik Dengan cara pengepakan seperti ini,
varietas tersebut. Bibit sehat dan maka bibit dalam polybag yang semula
berpenampilan baik beratnya 4-7 kg/bibit menjadi0,5-1
Dalam memilih bibit tanaman, yang kg/bibit.
perlu diperhatikan pertama kali ialah Mengeluarkan setengah tanahnya
pertumbuhan batang, cabang dan dan ditambah dengan gel (Agrosoft),
daunnya. Selanjutnya dapat diperhatikan kemudian polybag diikat. Keadaan ini
juga penampakan luarnya, apakah ada membuat bibit mampu bertahan sampai
gejala serangan hama dan penyakit atau 4-7 hari tanpa penyiraman · Pengepakan
tidak. tanpa mengurangi media tanam, biasanya
Bentuk batang dan cabang dipilih untuk angkutan darat.
yang baik, kelihatan mulus dan kokoh, Pengangkutan benih vegetatif harus
tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek direncanakan dengan baik. Pada
sesuai dengan umurnya. Tanaman yang umumnya apabila benih akan diangkut
kerdil biasanya kelihatan pendek dari yang dengan pesawat, tidak terlalu khawatir
seharusnya. Ada pula bibit yang terhadap kerusakan karena kekurangan
pertumbuhan tingginya terlalu pesat, air (kekeringan).
sedangkan batangnya kelihatan kecil dan Yang harus diperhatikan adalah
terkesan kurang kokoh. apabila benih vegetatif akan diangkut oleh
Perlu diperhatikan bahwa bibit yang angkutan darat atau laut yang
baik biasanya memiliki batang utama yang membutihkan waktu relatif lama (lebih dari
lurus dan tumbuh tegak, tidak melengkung. 4-7 hari) maka harus dilakukan
SOAL:
1. Terangkan minimal 3 proses produksi benih secara vegetatif.
2. Bagaimana metode untuk mendaftarkan benih varietas baru.
3. Mengapa sebagai tanah pada perakaran bibit tanaman harus tetap dipertahankan
pada saat pengepakan dan pengiriman.
TUGAS:
1. Lakukan identifikasi benih di pasar pertanian, berapa persen benih yang telah
bersertifikat.
2. Lakukan kegiatan bermain peran dengan tema trik memilih benih vegetatif yang siap
tanam.
78
yang dinamakan dengan bakal buah kelompok tumbuhan dan digunakan
(ovarium). Bagian ini dihubungkan ke sebagai faktor dalam kunci identifikasi
kepala putik oleh tangkai putik dan klasifikasi.
(stylus). Di dalam bakal buanh Walaupun umumnya bunga
terdapat bakal biji. Putik sendiri memiliki struktur yang sama,
dibentuk oleh satuan danun buah keragaman bunga ditunjukkan dengan
(carpellum) yang secara kolektif adanya odifikasi bagianbagian bunga.
dinamakan gynaecium). Beberapa modifikasi ini
Di atas petal terdapat benang sari memungkinkan adanya keragaman
yang terdiri dari tangkai sari dalam penyerbukan. Selain itu
(filamentum) yang bentuknya ramping modifikasi juga merupakan indikasi
dengan kepala sari (enthra) yang proses evolusi, sehingga digunakan
berisi serbuk sari (pollen). Seluruh sebagai alat untuk mengetahui
kumpulan benang sari dinamakan kekerabatan berbagai tumbuhan.
androecium. Bagian-bagian bunga umumnya
Ada dua macam putik, yaitu putik disusun dalam lingkaran. Jumlah
sederhana dan putik majemuk. Putik lingkaran biasanya empat atau lima.
manjemuk terdiri dari dua daun buah Lingkaran luar menunjukkan sepalum,
atau lebih, sedangkan puitik dan seterusnya petalum, satu atau
sederhana hanya tersusun dari satu dua lingkaran stamen, satu lingkaran
kapel saja. Bakal biji terbentuk pada karpel yang bersatu menjadil pistil
permukaan sebelah dalam dekat majemuk. Jumlah bagian pada setiap
dengan tepi daun buah. Tempat lingkaran bervariasi sesuai species,
melekat bakal biji atau biji dinamakan tetapi biasanya tetap.
tembun atau plasenta. Pada tanaman Pada kelas Angiospermae,
ercis dan kacang-kacangan ter-dapat pengelompokan monokotil dan dikotil
sebaris bakal biji yang melekat pada dibedakan dari jumlah bagian bunga
tepi karpel yang melebur. Sedangkan pada setiap lingkaran. Pada
pada bunga cempaka (Magnolia) kelompok dikotil, jumlah bagian
terdapat beberapa putik sederhana. tersebut empat atau lima atau
Biasanya bila terdapat be-berapa kelipatannya, misalnya lima sepalum,
putik, maka akan melebur membentuk lima petalum, 10 stamen, dan lima
pistil majemuk dan hanya satu putik karpel. Pada tanaman tulip terdapat
saja yang terbentuk dalam bunga. enam bagian perianth, enam stamen,
Peleburan daun buah dapat dan tiga karpel. Pada beberapa
terjadi dengan dua cara. Pertama, tumbuhan stamen dan karpel yang
peleburan karpel dekat tepi atau jumlahnya banyak melekat pada
sepanjang tepi hingga membentuk receptacle secara terpilin dan bukan
satu kantung besar yang di dalamnya lingkaran. Kombinasi antar susunan
berkembang bakal biji. Kedua, karpel dalam spiral dan besarnya jumlah
melebar ke tengah dan peleburan stamen dan karpel dianggap sebagai
terjadi sepanjang tepinya, sehingga suatu petunjuk tingkatan yang ebih
bakal biji terkumpul di pusat. Hal ini primitif dalam perkembangan
merupakan ciri khas pada berbagai evolusioner dibandingkan dengan
79
susunan dalam lingkaran dengan
bagian-bagiannya dalam jumlah kecil. 4.2 Buah, Biji dan Perkembangan
Peleburan bagian-bagian bunga Biji
dapat terjadi dengan berbagai cara,
yaitu petal membentuk tabung, karpel Setelah pembuahan, maka bakal
menjadi pistil majemuk, dan dinding buah bersama bijinya berkembang
bakal buah melebur. Adanya menjadi buah. Dinding bakal buah
peleburan bagian-bagian bunga matang yang disebut perikarp
menunjukkan adanya perkembangan menutupi biji tumbuhan bunga, oleh
evousioner. Pengelompokan bunga karena itu istilah ”angiospermae”
dapat berdasarkan kelengkapan digunakan untuk menamai tanaman
bagian-bagian bunga, yaitu bunga yang memiliki biji terttutup. Beberapa
sempurna dan bunga tidak sempurna. jenis buah menjadi kerig apabila
Bunga sempurna mempunyai empat sudah matang; jenis lainnya
organ bunga yang dapat dibedakan, berdaging. Buah kering tersebut
yaitu sepal, petal, stamen dan pistil. kemudian merekah, dan ada yang
Bunga tidak sempurna bilamana tidak merekah pada waktu matang.
salah satu organnya tidak ada, Macam buah yang tidak merekah
kalaupun ada bentuknya rudimenter umumnya berbiji tunggal dan
dan hanya dapat dikenali dengan berukuran kecil, sebagai contohnya
pemeriksaan cermat. Pada banyak adalah bunga matahari dan jagung
tanaman, misalnya petal telah hilang, dimana buannya sering dinamakan
dan sepalnya hanya berbentuk sisik, biji.
gigi, atau takik. Tumbuhan yang Proses pembuahan akan
bagian perianthnya menjadi amat kecil mempengaruhi biji secara langsung.
atau tidak menyolok. Contohnya Selain itu proses tersebut juga akan
Gramineae, beberapa Acer, Quercus, mempengaruhi perkembangan
dan Ulmus. seluruh jaringan buah secara tidak
Reduksi dalam jumlah dapat pula langsung. Jika stigma tidak dibuahi
didapati pada stamen dan pistil. dan pembuahan tidak terjadi,
Bunga yang mempunyai keduanya setidaknya pada beberapa bakal biji,
dan berfungsi disebut biseksual. Jika maka bunga biasanya menjadi layu
salah satu tidak ada atau tidak dan gugur tanpa perkembangan lebih
berfungsi, maka bunga tersebut lanjut. Reaksi-reaksi ini tampaknya
disnamakan bunga uniseksual. Jika beruhungan dengan hormon tumbuh
hanya ada stamen, maka dinamakan atau auksin yang merupakan
staminat atau bunga jantan; senyawa yang terkandung dalam
sebaliknya disebut pistilat atau bunga buah. Auksin biasanya dihasilkan
betina jika hanya memiliki pistil tanpa oleh jaringan buah yang sedang
stamen. Kedua macam bunga tumbuh dan rupanya bertanggung-
uniseksual dapat dijumpai pada jawab baik terhadap pertumbuhan
tanaman yang sama, seperti jagung, selanjutnya maupun terhadap
kebanyakan begonia, waluh jepang, kemampuan untuk bersaing dengan
mentimun dan lain-lain. bagian-bagian lainnya dalam tubuh
80
tumbuhan dalam memperoleh gunus atau famili berjalan secara
makanan. Pertumbuhan berhenti konstan sehingga dapat dijadikan cara
pada bunga matang dan untuk untuk mengidentifikasi tumbuh-
memulain perkembangan baru tumbuhan. Contoh pembungaan
diperlukan beberapa perangsang. infloresensi terjadi pada broikoli,
Rang-sangan ini menjadi tersedia nenas, murbei nangka dan lain-lain.
dengan adanya penyerbukan dan Suatu proses pembungaan
pembuahan. Butir-butir serbuk sari merupakan hasil evolusi. Beberapa
mengandung auksin, pertumbuhan teori telah dikemukakan untuk
tabung sari melalui tangkai kepala menerangkan asal usul bunga dari
putik mungkin menghasilkan lebih evolusinya. Menurut suatu teori,
banyak auksin dan pembuah itu bunga adalah sumbu yang
merangsang sel untuk membelah diri termodifikais dan menyangga bagian-
dan menghasilkan auksin pada biji bagian hiasan bunga, stamen dan
muda. Auksin yang dihasilkan karpel. Ruas-ruasnya tertekan pada
tersebut pada gilirannya akan sepal terbawah sehingga buku-buku
merangsang pembelahan sel secara sangat berdekatan. Apabila bung
terus menerus. Konsentrasi auksin mempunyai sepal dan petal
bertemabah beberapa kali setelah menyerupai daun, maka kemung-
terjadi penyerbukan dan pembuahan, kinan besar bunga tersebut akan
sehingga buah tumbuh dengan aktif steril. Pada angiospermae petal
dan meningkat hingga maksimal. kemungkinan berasal dari perubahan
Bunga dan buah yang amat muda stamen yang menjadi petal karena
pada tanaman apel, jagung dan hilanya jaringan reproduktif dan
beberapa jenis tanaman lain kurang membentuk seperti sepal. Stamen
bersaing untuk memperoleh makanan, dan karpel kadang-kadang mirip
dan akan melanjutkan pertumbuhan dengan daun. Pada kondisi ini
jika bahan-bahan makanan tersedia keduanya dianggap homolog dengan
bebas dan mudah diperoleh. daun dan merupakan transformasi
Sebaliknya buah pada tanaman yang daun selama evolusi. Dengan
sama akan bersaing dengan ketat demikian karpel dan pistil sederhana
dalam pengadaan makanan dari jarak ditafsirkan sebagai organ ber-bentuk
beberapa puluh sentimeter. Maka daun yang berubah dan terdapat
dianggap bahwa kemampuan sepanjang tulang daun tengah.
bersaing ini didasarkan atas Bagian ujung karpel berubah
pembentukan auksin oleh biji-biji menjadi stigma dan siap menerima
yang sedang berkembang dan bagian- serbuk sari. Beberapa bunga
bagian lain pada buah. mempunyai ciri khusus karena adanya
Bunga kadang-kadang modifikasi organ-organ bunga. Biji
mempunyai satu tangkai sumbu merupakan struktur myang kompleks
seperti pada tulip. Pada bunga yang terdiri dari embrio atau lembaga,
kelompok ini pembungaan disebut kulit biji dan persediaan makan
dengan infloresensi. Macam-macam cadangan. Dalam biji tumbuhan
infloresensi pada suatu species,
81
makanan disimpan dalam lembaga langsung terlibat dalam proses
atau pada jaringan di sekelilingnya. pembentukan biji
Bagian bunga yang esensial adalah
pistil dan stamen yang secara
Gambar 4.3 .
Beberapa jenis serbuk sari
Bila suatu kepala sari yang muda melintang melalui anther kuncup
diperhatikan dengan cermat maka bunga yang muda memperlihatkan
akan tampak empat cuping yang adanya sekumpulan sel besar dalam
terdiri dari mikrosporangium. Cuping setiap mikrosporangium atau sel induk
merupakan ruang tanpa dinding yang mikrospora. Sel induk mikrospora
dibatasi oleh jaringan steril kepala mengandung banyak sitoplasma dan
sari. Dua mikrosporangioum terletak nukleus besar. Sel tersebut meluas
pada dua sisi jaringan penopang yang dalam masa perpanjangan kepala
dilalui satu berkas pembuluh. Irisan sari. Ketika pertama kali dibentuk sel
82
induk mikrospora sangat padat tetapi telur. Bakal biji adalah bentuk
kemudian harus memisahkan diri permulaan dari biji di daerah plasenta
menjadi berbentuk bola pada dinding bakal buah.
Semasa pertumbuhan anther Perkembang-biakan ini terdiri dari
nukleus setiap induk mikrospora suatu lapisan yang tebalnya sampai
membelah diri kemudian nukleus anak beberapa sel dan dinamakan nucelus.
akan membelah lagi. Peristiwa ini Penebalan khusus ini menutupi satu
merupakan proses meiosis. Setelah sel induk magaspora. Pada tumbuhan
dinding sel terbentuk maka terjadi berbiji yang tumbuhan tingkat rendah
empat sel yang disebut dengan yang mempunyai dua jenis spora akan
mikrospora. Kumpulan mikrospora menyimpan sel induk megaspora di
disebut tetrad. Mikrospora akan dalam megasporangium. Proses ini
berkembang menjadi butir serbuk sari. hanya terdapat pada tumbuhan
Perubahan mikrospora menjadi angiospermae. Pada tumbuhan biji
butir serbuk sari disebabkan oleh tertutup pada umumnya nucelus
pembelahan inti mikrospora. Anak dianggap sebagai dinding
inti berpisah dan bersama dengan megasporangium.
sitoplasma membentuk dua sel yang Sebagai akibat pertumbuhan
berdekatan, atau terkadang nucelus dan basal akan segera
dipisahkan oleh membran yang tipis. diangkap pada integumen, kemudian
Salah satu sel ini adalah sel tabung akan tumbuh dan mengelilingi mikrofil.
yang merupakan sel. Sedangkan sel Bakan biji dapat lurus tetapi pada
lainnya yang berukuran lebih besar kebanyakan tumbuhan bunga bakal
disebut sel generatif. Pada beberapa biji itu menjadi terbalik degan lubang
species sel generatif terbelah mikrofilnya mengarah ke bagian
membentuk sel gamet jantan sebelum plasenta dan tangkainya melebur ke
seruk sari ditumpahkan. Dengan integumen. Sel induk megaspora
demikian ada dua macam serbuk sari akan membelah dua dan membentuk
dalam tumbuhan berbunga. Serbuk emepat megaspora. Hanya satu
sari pertama hanya berisi tabung dan diantara empat megaspora dan
nukleus generatif yang bersamaan biasanya megaspora yang paling jauh
dengan kesiapan serbuk sari yang dari mikrofil akan paling dekat dengan
ditumpahkan. Serbuk sari yang suplai makanan.
kedua berisi nukleus tabung dan dua Kantung embrio adalah satu
nukleus jantan. Dinding mikrospora megaspora yag besar dan hidup
menjadi dinding serbuk sari dan secara terus menerus. Selama
berubah menjadi tebal dengan perkembangan kantung embrio, inti
permukaan luar ditutupi duri atau ciri megaspora terbagi menjadi tiga
khas lainnya. proses mitosis sehingga menjadi
Peristiwa yang terjadi di dalam delapan inti yang secara genetis
bakal biji bersamaan dengan identik. Makanan dan minuman
pembentukan sperma. Langkah- diserap melalui tangkai bakal biji dan
langkah ini mengarah kepada kantungnya membesar bersamaan
pembentukan gamet betina atau sel dengan nucelus dan integumen.
83
Empat diantara kedelapan inti tersebut sebelum perkecambahan butir sebruk
berada di ujung mikrofil kantung sari maupun pada pertumbuhan awal
embrio. Sedangkan empat lainnya di tabung serbuk sari, oleh sebab itu
ujung yang berlawanan. Satu nukeus, diduga bahwa inti tabung serbuk sari
inti kutub akan berpindah dari adalah struktur sisa yang tidak
kelomppok megaspora ke arah berperan dalam pertumbuhan tabung
tengah kemudian dikelilingi membran serbuk sari.
tipis, sehingga selama proses ini akan
menyebabkan inti tertinggal. Ketiga
sel di ujung mikrofil adalah sel telur.
Sedangkan dua sel yang berdekatan
akan mengelilingi sel telur dan disebut
sebagai sinergit.
a. Pembuahan
84
Gambar 4.5.
Proses perkembangan organ reprodukstif dan fertilisasi.
A. Fase haploid: Pembentukan sel telur, penyerbukan dan pembuahan.
B. Fase diploid: Perkecambahan dan perkembangan benih.
85
yang kedua, atau ketiga nukleus itu berkecambah pada stigma setiap
dapat berhimpun secara simultan. bakal biji dan akan berkembang
Nukleus yang berasal dari peleburan menjadi biji. Sebagai contoh pada
ketiganya dinamakan nukleus buah semangka yang mempunyai
endosperma primer atau nukleus banyak biji berarti ratusan butir sebuk
peleburan ganda tiga. sari sangat diperlukan untuk
Peleburan nukleus telur dengan menyerbuk satu bunga.
sperma bersama-sama dengan
perpaduan antara nukleus sperma b. Waktu antar perkecambahan
kedua dengan nukleus kutub disebut
pembuahan ganda. Pembuahan Waktu antara perkecambahan serbuk
ganda hampir umum ditemukan oleh sari dan pembuahannya berjalan
ahli botani. Pembuahan ganda harus dengan singkat. Atau kadang-kadang
terjadi di dalam setiap bakal biji dan berjalan berhari-hari sampai dengan
diikuti oleh pembentukan biji. Setidak- berbulan-bulan
tidaknya butir serbuk sari harus
Gambar 4.6.
Proses pembuahan di dalam kantung embrio.
Gambar 4.7.
Perkembangan embrio
86
Pada tanaman jelasi pada beberapa tanaman sepertikubis
perkecambahan serbuk sari kurang planula hanya terdiri dari sekelompok
dari satu jam, pada tanaman jagung, kecil jaringan meristimatik.
perkecambahan serbuk sari sekitar 24 Sedangkan pada tanaman lain seperti
jam. Pada tanaman tomat dekitar 50 buncis mempunyai pucuk le,mbaga
jam dan pada tanaman kubis lebih atau plumula yang tersusun dari suatu
kurang lima hari. meristem apikal mbersama-sama
Pada tanaman tertentu tabung dengan beberapa daun embrionik.
serbuk sari berkecambah setelah Pada perkecambahan, plumula
tujuh bulan. Pada waktu pembuahan membentuk bagian pucuk di atas
atau pada saat sesudahnya nukleus kotiledon. Ujung meruncing dari
menjadi tidak teratur tetapi setelah embrio dibagian pangkal dinamakan
pembuahan selesai sel sinergit dan sebagai akar lembaga (radicula),
antipodal akan luluh. Sel telur yang kemudian terus berkembang menjadi
dibuah tumbuh menjadi embrio. akar primer apabila biji tersebut
Tingkatan dalam perkembangan berkecambah. Daerah antara radicula
embrio merupakan ciri khas bagi dan kotiledon adalah batang
banyak petumbuhan tanaman dikotil. embrionik atau hipokotil.
Zigot akan membelah diri beberapa Umumnya perkembangan embrio
kali dan menghasilkan sekumpulan tumbuhan yang monokotil banyak
sel, pro embrio yang menunjang jalan persamaannya dengan pola
masuk ke dalam kantung embrio. Sel perkembangan tanaman seperti kubis.
teratas dari semuanya dan paling jauh Meskipun demikian pada
dari mikrofil akan membelah diri monokotiledon yang sudah maju
karena adanya pembentukann dinding (contohnya rumput-rumputan)
melintang dan membujur untuk mempunyai kotiledon yang telah
membentuk sekelompok delapan sel mengalami perubahan evolusioner.
menjadui dua baris yang terdiri dari Kotiledom terdiri dari dua bagian
empa sel. Kelompok sel ini menyusun pokok. Pertama perisai atau
sebahagian besar embrionya. Sel-sel skutelum, sebagai organ penyerap
yang tersisa di bawahnya akan makanan dan kedua adalah koleoptil
membentuk suspensor. serta tudung pelindung di bagian atas
Perkembangan suspensor akan plumula.
mendorong embrio yang tumbuh ke Setelah pembuahan nukleus
bagian dalam endosperma yang endosperma primer segera mulai
berfungsi sebgai penyedia makanan membelah diri dan menghasilkan
yang berlimpah. jaringan multiseluler atau endo-
Embrio yang sudah matang terdiri sperma. Sel telur yang dibuahi
dari suatu poros yang menyangga dua berkembang menjadi embrio tetapi
kotiledon dan atau daun biji. Pada pertumbuhannya berlangsung lambat
ujung poros di atas buku kotiledon dibandingkan dengan pertumbuhan
terdapat plumula. Plumula yang endosperma karena setelah
merupakan aspek pucuk embrionik pembuahan zigot memasuki masa
87
istirahat. Endosperma berkembang seperti pada kacang merah dan
berkat suplai makanan oleh tumbuhan kacang tanah yang berwarna coklat
induk. Kemudian memberi makanan dan tipis seperti kertas mengelilingi
kepada embrio. Dalam berbagai embrio. Kulit tersebut dapat menebal
species pada tingkat dini, dan ekras seperti batu. Hal ini terjadi
pembentukan endosperma akan pada kenari dan kemiri. Epidermis
membebaskan banyak nukleus. kujlit biji pada tanaman tertentu
Dinding inti akan berkembang menghasilkan serat kapas seperti
mengeilingi inti. Pada sepcies yang yang terjadi pada tanaman kapas.
lain pembelahan nuklir segera harus Pada beberapa biji mikrofil tetap
diikuti oleh pembentukan dinding sel. nampak sebagai lubang kecil yang
Endosperma berkembang lebih cepat dihubungkan dengan parutan yang
dibandinmgkan dengan embrio dan disebut hilum yang menandakan letak
biji muda. Pada beberapa biji, embrio tangkai yang melekatkan biji dengan
tetap berukuran kecil dan dikelilingi plasenta. Sewaktu biji itu matang dan
oleh endosperma. Endosperma tetap secara bertahap embrio memasuki
hidup membesar dan menjadi jaringan masa dorman sampai biji
istimewa biji, kaya akan makanan perkecambah.
yang tertimbun dalam bentuk minyak
atau pati atau protein. Makanan yang
tersimpan di dalam endosperma digun
akan oleh embrio pada waktu biji
berkecambah. Biji dengan embrio
yang terbenam di dalam endosperma
merupakan salah satu contoh dari biji
jarak, jagung, padi-padian dan kelapa.
Pada biji yang lain sebagian
besar embrio melanjutkan
perkembangannya sampai dengan
semua endosperma diserap.
Beberapa saat kemudian embrio akan
menjadi kian besar dan sel-selnya
terisi dengan bahan makanan
cadangan. Sebahagian besar dari
makanan yang tertimbun di dalam
daun lebaga (kotiledon) yang menjadi
sangat besar. Contoh biji yang
kekurangan endosperma adalah
lobak, kubis, bunga matahari, labu
siam dan polong-polongan seperti
kacang merah.
Gambar 4.8.
Biji dikelilingi oleh kulit biji yang Proses perkecambahan benih dari biji dikotil.
telah berkembang dari integumen
bakal biji. Kulit biji biasanya tipis
88
Biji angiospermae merupakan seperangkat kromosom kepada sel
suatu struktur yang kompleks dan telur yang dibuahi. Jadi dalam setiap
jaringannya bermacam-macam. Biji gamet akan terdapat dua kali jumlah
angisperma tersusun dari kulit biji, kromosom. Inti sel telur yang dibuahi
endoperma dan embrio. Hal ini terjadi mengalami proses mitosis sehingga
pada tanaman jagung, gandum, padi setiap anak sel berisi setengah jumlah
atau dari kulit biji dengan embrio saja. kromosom yang berasal dari sperma
dan stengah jumlah kromosom yang
berasal dari sel telur. Semua sel dari
tumbuhan berasal dari pembelahan
ulang sel telur yang dibuahi yang
mengandung jumlah kromosom ganda
(2n). Satu gamet dinyatakan sebagai
n. Maka penggandaan jumlah
kromosom dari sel telur yang dibuahi
selalu disertai dengan reduksi dari
jumlah kromosom pada tahap siklus
Gambar 4.8b. hidupnya. Gamet mengandung
Perkecmbahan pada tanaman monokotil jumlah kromosom yang sama dengan
(barley) sel tubuh, yaitu 2n. Oleh sebab itu sel
telur yang dibuahi dan sel-sel pada
tumbuhan akan mengandung 4n
c. Pergiliran Generasi kromosom. Generasi berikutnya akan
terdiri dari 8n kromosom.
Pergiliran generasi merupakan Pada tumbuhan berbunga terjadi
kejadian dalam dua fase, atau pengurangan jumlah kromosom.
generasi, dalam daur hidup organisme Proses ini disebut meiosis, yaitu
yang berkembang biak secara pembelahan secara kolektif. Sebagai
seksual. Salah satu dari generasi ini akibat dari meiosis adalah
menghasilkan spora dan disebut terbentuknya tetrad spora dengan
dengan sporofit. Yang lain setengah dari jumlah kromosom. Sel
menghasilkan gamet dan disebut induk spora memiliki kromosom 2n;
generasi gametofit. Kata generasi mikrospora dan megaspora memiliki
dipakai dalam hal ini untuk kromosom sebanyak n. Semua
membedakan dari yang biasa dipakai, struktur yang terjadi secara langsung
yang mengacu kepada selang waktu pada mikrospora dan megaspora juga
di antara kelahiran tetuanya dan memiliki jumlah kromosom n. Batas
kelahiran keturunannya. Pergiliran antara kedua generasi, sporofit dan
generasi ini bersesuaian dengan gametofit, ditentukan dengan
pergantian jumlah kromosom dalam terjadinya peristiwa meiosis dan
kedua fase daur hidup tumbuhan. pembuahan. Generasi sporofit
Bila dua gamet berpadu memiliki kromosom 2n, gametofitnya n
membentuk zigot maka stiap gamet kromosom. Pergiliran generasi tidak
akan memberikan sum-bangan hanya dijumpai pada tumbuhan
89
berbunga, tetapi umum dijumpai pada penyerbukan kepala putik oleh serbuk
seluruh dunia tumbuhan. Generasi sari yang berasal dari bunga itu
sporofit yang menghasilkan spora sendiri atau dari bunga lain pada
maupun gametofit yang menghasilkan tumbuhan yang sama. Penyerbukan
gamet yang dicirikan dengan adanya silang ialah proses perpindahan
pembuahan dan meiosis, pada serbuk sari dari anther bunga
tumbuhan berumah dua, sel tubuh 2n tumbuhan ke stigma bunga tumbuhan
mengandung kromosom yang telibat lain yang sama atau species yang
dalam penentuan alat reproduksi berkerabat. Penyerbukan dapat
seksual. dibantu oleh angin dan serangga,
burung, keong, dan binatang kecil lain.
4.3. Penyerbukan (polinasi) Contoh tanaman yang menyerbuk
sendiri adalah gandum, jelai, padi,
Pembuahan sel telur dan kedelai dan lain-lain. Penyerbukan
perkembangannya hanya akan terjadi silang lebih umum terjadi dibanding
jika butir serbuk sari sampai kepada dengan penyerbukan sendiri.
stigma. Penyerbukan ialah pindahnya Penyerbukan silang
serbuk sari dari kepalam sari kepada menghasilkan kombinasi satuan
stigma. Penyerbukan berbeda keturunan yang lebih beragam dari
dengan pembuahan, penyerbukan keduanya. Pengaruh langsung dari
adalah peleburan gamet jantan dan penyerbukan silang adalah banyaknya
gamet betina. Penyerbukan ada dua species dari produksi biji yang
macam, yaitu penyerbukan sendiri dihasilkan dan bersifat lebih kuat dari
dan penyerbukan silang. turunannya.
Penyerbukan sendiri adalah proses
Gambar 4.9.
Pergantian generasi tanaman
90
a. Penyerbukan oleh serangga yang berbeda. Hal ini
menguntungkan penyerbukan silang
Sebahagian besar tumbuhan (dikogam). Dikogami terhjadi melalui
berbung diserbuki oleh insekta seperti dua cara. Yang pertama adalah
lebah, kupu-kupu, tawon, kumbang anther akan matang sebelum stigma
dan lain-lain. Pada kasus tertentu pada kasus lain stigma lebih dulu
penyerbukan dapat dilakukan oleh matang daripada anther. Bunga
burung dan mamalia. Bunga yang dengan pistil dan stamen yang
diserbuki oleh serangga biasanya matang pada waktu yang berbeda
berwarna cerah dan atau berbau sangat umum dijumpai pada dunia
harum. Serbuk sari yang dihasilkan tumbuhan.
sangat berat sehingga cepat lengket Pada beberapa bunga terdapat
dan sukar diterbangkan oleh angin. hubungan antara tabung korola dan
Bunga seperti ini mengandung tempat ukuran panjangnya. Nektar yang
air madu atau nektar. Banyak sekali terletak pada pangkal tabung korola
percobaan-percobaan untuk akan menempel pada anggota badan
mengetahui ketertarikan serangga kupu-kupu atau ngengat yang memiliki
terhadap bunga yang berwarna dan bagian mulut berbentuk panjang
berbau wangi. Lebah dan serangga sehingga dapat mencapai nektar.
akan mendatangi bunga dan Sebagai contoh adalah Saponaria,
mengumpulkan serbuk sari atau berbagai jenis tembakau, Datura
nektar sebagai bahan makanan buat memiliki tabung korola sepanjang 8cm
mereka atau keturunannya. sehingga sulit untuk diserbuk oleh
Penyerbukan terjadi secara kebetulan serangga.
pada waktu serangga tersebut Penyerbukan sendiri tidak
mendatangi bunga. Serbuk sari terhalangi oleh heterostyli karena
melekat pada bagian mulut, kepala, pada saat serangga mencabut
kaki dan rambut pada tubuh lebah mulutnya dari korola bunga maka dia
sesudah lebeah tersebut mendatangi akan memindahkan serbuk sari dari
bunga. Jika lebih mendatangi bunga anther ke stigma dari bunga yang
yang lain, sebagian serbuk sari akan sama. Penyerbukan sendiri lebih
menyentuh stigma dan mudah terjadi pada siklus pendek
mengakibatkan penyerbukan silang. akan tetapu proses penyerbukan
Penyerbukan oleh serangga sendiri dalam pembentukan biji sangat
merupakan cara yang terpenting untuk bervariasi.
proses perkebang-biakan.
c. Ketidak serasian
b. Adaptasi bunga yang
menguntungkan penyerbukan Pada banyak tumbuhan dengan
silang bunga sempurna pembuahan dan
pembentukan buah serta biji terjadi
Pada tumbuhan yang memiliki setelah penyerbukan sendiri
bunga sempurna mempunyai stamen (keserasian sendiri). Pada tumbuhan
dan pistil yang matang pada waktu lain kadang-kadang tidak terjadi
91
pembuahan walaupun stigma sudah Prinsip genetik adalah pengendalian
diserbuk oleh serbuk sari dari bunga mutu benih internal yang dilaksanakan
yang sama (ketidak serasian fisiologis produsen benih agar kemunduran
atau ketidak-serasisan sendiri). genetik tidak terjadi dan benih yang
Dalam banyak hal ketidak serasian dihasilkan memiliki mutu genetik
disebabkan oleh rendahnya laju (kemurnian) yang tinggi. Adapun
pertumbuhan tabung serbuk sari. prinsip agronomik adalah tindakan
budi daya produksi agar benih yasng
d. Penyerbukan angin dihasilkan dapat maksimum, basik
dalam kuantitas (jumlah) maupun
Penyerbukan dengan angin kualitas (terutama mutu fisik dan mutu
merupakan proses yang paling fisiologis benih).
mudah. Bunga tumbuhan diserbuk Pada dasarnya, usaha produksi
oleh angin kecil dan kurang menarik, atau penangkaran benih bertujuan
penyerbukann angin dijumpai pada untuk menghasilkan benih sebanyak-
tumbuhan kayu dan herbal, seperti banyaknya dengan mutu yang
Conifer, Cuercus dan lain-lain. Pada memenuhi syarat sertifikasi benih.
banyak tumbuhan erkayu bunga Benih bersertifikat merupakan benih
jantan dan terkadang betina dari suatu varietas yang telah
berkelompok dalam untaian. diketahui (telah dilepas) dan
diproduksi dengan sistem
e. Musim penyerbukan pengawasan serta standar sertifikasi
benih, baik standar lapangan maupun
Di daerah empat musim terdapat laboratorium yang ketat dalam
tiga kali waktu penyerbukan, yaitu mempertahankan kemurnian varietas
awal musim semi, akhir musim semi tersebut. Untuk menghasilkan benih
dan awal musim panas, serta akhir ber-sertifikat, perlu memperhatikan
musim panas dan musim gugur. prinsip-prinsip berikut ini.
Banyaknya seruk sari di udara dapat
dihitung dengan cara meletakkan di a. Persyaratan lahan produksi
udara slide mikroskop yang ditutupi benih
oleh agar tipis atau vaselin. Serbuk
sari yang melekat harus diwarnai dan Untuk menghasilkan benih
dapat dipelajari di bawah mikroskop bermutu, tanaman harus diusahakan
dan kemudian diidentifikasi melalui secara intensif pada lahan yang
ciri-ciri permukaan butir sari tersebut. memenuhi persyaratan dan dikelola
sesuai dengan keadaan agroklimat
4.4. Teknik Produksi Benih setempat. Dua persyaratan lahan
Tanaman yang utama bila akan memproduksi
benih bersertifikat yaitu sebagai
Untuk menghasilkan benih berikut:
bermutu (bersertifikat) minimum (a). Lahan subur dan tersedia air:
melibatkan dua aspek penting, yakni Air dapat disediakan secara teknis
prinsip genetik dan prinsip agronomik. melalui irigasi atau secara alami
92
sebagai lahan tadah hujan. Air sangat generation flow atau poly generation
dibutuhkan terutama pada saat flow. Untuk itu perlu diperhatikan
tanaman memasuki masa pengisian ketentuan pelaksanaan sertifikasi
biji (grain filling). Perlu diperhatikan sebagai berikut: (a). Benih penjenis
pula bahwa memproduksi benih (BS) dapat diperbanyak kembali
umumnya dilakukan di luar musim sampai 5 kali (sampai dengan BS4).
tanam (off-season) karena untuk Pengawasan dan jaminan mutu
memenuhi kebutuhan benih pada dilakukan oleh pemulia tanaman
musim berikutnya. (b). Lahan bersih (breader) yang bersangkutan. (b).
dan bebas dari varietas lain. Untuk Benih dasar (BD) dapat diperbanyak
menghindari percampuran varietas, kembali sampai 5 kali (sampai dengan
sejarah lahan, yakni catatan urutan BD4). (c). Benih pokok (BP) dapat
jenis dan varietas tanaman yang diperbanyak kembali sampai 5 kali
pernah ditanam, perlu diperhatikan. (sampai dengan BP4). (d). Benih
Secara umum, dalam satu lokasi sebar (BR) dapat diperbanyak kembali
lahan produksi benih tidak dapat sampai 5 kali (sampai dengan BR4)
ditanami dua varietas berbeda dari Selain aspek benih sumber,
jenis tanaman yang sama secara produksi benihpun perlu
berturut karena akan menimbulkan memperhatikan aspek sumber benih,
penyerbukan silang. Adanya tanaman yakni lembaga atau institusi yang
voluntir juga merupakan kontaminan. menghasilkan benih sumber. Hal ini
Selain dari dalam lahan, percampuran penting karena dalam skema sistem
pun dapat terjadi dari pertanaman perbenihan di Indonesia, telah
sejenis yang berbeda varietas yang ditentukan lembaga-lembaga yang
ada di sekitar lahan produksi. Cara berkompeten untuk memproduksi
menghindarinya dengan melakukan setiap jenjang kelas benih
isolasi waktu atau isolasi jarak. bersertifikat.
Untuk kesuksesan produksi
b. Benih Sumber benih dalam hal kemurnian benih,
pada umumnya proses produksi
Benih sumber atau benih yang terisolasi. Isolasi uang umum
akan digunakan untuk memproduksi digunakan adalah isolasi waktu dan
benih haruslah bermutu tinggi dan jarak.
jelas asal-usulnya. Syarat mutu bagi Isolasi waktu ataupun isolasi jarak
benih bersertifikat antara lain murni merupakan tindakan perlindungan
(sesuai dengan sifat-sifat induknya), terhadap pertanaman benih dari
sehat (bebas dari hama maupun penyerbukan silang oleh varietas lain,
penyakit), bersih (bebas dari kotoran baik dari dalam maupun sekitar lahan
maupun campuran varietas lain), dan produksi. Isolasi diterapkan apabila
memiliki daya tumbuh yang tinggi. pada satu areal pertanaman terdapat
Benih sumber yang digunakan dalam kemungkinan terjadinya penyerbukan
produksi benih harus berasal dari silang. Jika kemungkinan
kelas yang lebih tinggi seperti dalam penyerbukan silang tidak terjadi maka
sistem alur perbanyakan mono isolasi tidak perlu dilakukan.
93
Dalam isolasi waktu, waktu tanam Dalam pelaksanaannya, isolasi
produksi benih dibuat berbeda dengan sering sulit dilaksanakan karena sulit
waktu tanam produksi benih dan atau mencari lahan produksi benih yang
non benih suatu varietas lain dari jenis betul-betul ideal dan mengatur
tanaman yang sama, di suatu lahan keserempakan pola dan waktu tanam
produksi yang berdekatan agar masa petani. Oleh karenanya, isolasi yang
berbunga antara kedua varietas tidak sering dilakukan yaitu menanam
dalam waktu yang bersamaan. tanaman barier sehingga dapat
Lasmanya ditentukan oleh masa menghemat waktu (tidak perlu isolasi
pembungaan varietas yang waktu) dan dapat memanfaatkan
bersangkutan. Secara umum, lama ruang antara pertanaman. Adapun
isolasi waktu untuk tanaman pangan upaya untuk menghindari
sekitar 1 bulan. Dalam melakukan percampuran varietas dari dalam
isolasi waktu, dapat terjadi lahan produksi, dilakukan roguing
penanaman di luar musim tanam. Jika (pencabutan tanaman voluntir).
ini terjadi maka harus ditunjang
dengan sarana atau prasarana yang c. Dasar-dasar budidaya untuk
mampu menekan risiko kegagalan, produksi benih
misalnya irigasi yang baik. Isolasi
jarak memberi jarak antara satu Teknik produksi benih sedikit
hamparan pertanaman dan hamparan berbeda dengan teknik produksi non-
pertanaman lain dari varietas yang benih, yakni pada prinsip genetisnya,
berbeda sehingga tidak dimungkinkan dimana aspek kemurnian genetik
terjadi penyerbukan silang. Isolasi menentukan kelulusan dalam
jarak dapat berupa lahan kosong, sertifikasi. Teknik budi daya ini secara
pertanaman dari tanaman jenis lain internal dilaksanakan oleh penangkar
atau tanaman sejenis yang dijadikan benih dalam bentuk roguing dan
tanaman penghalang (barier) dan secara eksternal dilaksanakan oleh
tidak ikut dipanen sebagai benih. BPSB dalam bentuk pengawasan di
Jarak isolasi tersebut ditentukan oleh lapang. Adapun teknik budi daya
tipe (jenis) dan cara penyerbukan dari mulai dari pengolahan tanah hingga
tanaman yang bersangkutan. Isolasi panen antara teknik budi daya
jarak untuk tanaman dengan produksi benih dan non benih secara
penyerbukan silang (misalnya jagung, relatif sama.
isolasi jarak 200 m) askan lebih jauh Produksi benih biasanya diawali
dibandingkan tanaman dengan dengan perkecambahan benih,
penyerbukan sendiri (misalnya padi, pesemaian, pembibitan, penanaman,
isolasi jarak 3 m). Demikian pula, pemeliharaan, panen dan
isolasi jarak untuk tanaman dengan pascapanen, pengolahan benih,
penyerbukan yang dibantu oleh angin pengeringan, pengujian benih,
(misalnya jagung) lebih jauh dibanding sertifikasi dan pengepakan benih.
tanaman yang penyerbukannya
dibantu oleh serangga.
94
1) Pengolahan tanah, menentukan kebutuhan unsur hara yang
komposisi media tanam, dipersyaratkan.
mencampur media dan Media tanah dan kompos yang
mengisi media ke dalam tealh sisiapkan harus dicampur
polybag. dengan merata agar kondisi media
tanam seragam baik secara fisik,
Pengolahan tanah pada dasarnya kimia dan biologis. Sara encampu
bertujuan untuk menggemburkan, media tanam dapat dilakukan secara
memperbaiki struktur tanah, manual dan mekanik. Pencampuran
meningkatkan aktivitas organisme secara manual dapat dilakuan dengan
tanah, serta menciptakan aerasi yang bantuan alat sekop dan cangkul. Para
baik. Selain itu, pengolahan tanah petani pengangkar biasanya
dapat juga bermanfaat dalam melakukan pencampuran sebagai
mengendalikan gulma dan berikut: karung tanah dicampur satu
membebaskan lahan dari sisa-sisa karung kompos lalu diaduk sampai
tanaman atau benih tanaman yang rata, kegiatan ini dilakukan berulang-
ada. Untuk itu, hendaknya cukup ulang sampai volume media tanam
tersedia waktu antara saat diperkirakan mencukup untuk mengisi
pengolahan tanah dan waktu tanam polybag.
sehingga benih gulma dan tanaman Pencampuran media tanam dapat
dari pertanaman sebelumnya tumbuh dilakukan dengan mesin pengaduk
dan dapat dicabut. media atau mixer. Dengan alat ini
Untuk memproduksi benih-benih petani tinggal memasukkan tanah
kecil (10 gram benih ≥ 1.000 benih, setengah dari volume mixer dan
biasanya diawali dengan kompos setengah dari volume mixer.
perkecambahan benih, pesemaian, Tutup kap penutup sampai rata.
pembibitan, penanaman, Sambungkan kabel mixer ke arus
pemeliharaan, panen dan listrik dan media tanam akan
pascapanen, pengolahan benih, tecampur dengan sempurna dan ada
pengeringan, pengujian benih, kemungkinan lebih homogen dari
sertifikasi dan pengepakan benih. pada pencampuran dengan cara
Proses penyiapan polybag untuk manual.
pembibitan dimulai dengan
menentukan komposisi media Media yang sudah siap untuk
pembibitan. Pada umumnya digunakan diangkut dengan gerobak
komposisi media yang diharapkan (jika lokasi antar lokasi media dan
adalah mempunyai kandungan hara tempat pembibitan berdekatan).
makro dan mikrto, mangandung Apabila penyiapan media berjauhan
bahan organik, aerasi baik dan dapat dengan tempat pembibitan, maka
menyimpan air dengan afisien. Untuk disarankan untuk mengangkut media
media pembibitan para petani dengan kendaraan roda empat. Hal
penangkar benih biasanya menyiapka ini dilakukan untuk memudahkan
komposisi media tanah: kompos (1: 1) pekerja dalam mengisi polybag.
dan biasanya telah memenuhi standar
95
Media tanam akan diisikan ke Setelah jarak tanam ditentukan,
polybag. Para petani biasanya kebutuhan benih setiap hektar dapat
menyiapkan kotak kayu untuk ditentukan. Kebutuhan benih
memberdirikan polybag atau kaleng dipengaruhi oleh: (1). Jarak tanam
atau botol plastik. Polybah dibuka atau populasi tanaman per hektar.
mulutnya dan diletakkan pada (2). Ukuran atau bobot benih per
peralatan yang disebutkan. Setelah 1.000 butir. (3). Daya tumbuh
polybag berdiri pada tempatnya, maka (kecambah) benih.
media pembibitan disiramkan ke atas Jatak tanam antar tanaman pada
polybag terbuka sampai penuh, umunya dapat ditentukan berdasarkan
kemudian masing=masing polybah kanopi dari varietas tanaman yang
dirapikan dan disiram dengan air. dibudidayakan. Ukuran atau bobot
benih per 1000 gram, biasanya tertera
pada kemasan (label) benih.
Keterangan ini terdapat pada
kemasan apabila benih varietas
tanaman mempunyai perfomansi biji
berukur kecil seperti benih kubis,
sawi, wortel, tomat, cabai, bunga
krisan dan lain-lain. Keterangan
Posisi wadah dengan polybag pembibitan tentang daya tumbuh (daya
pada saat mengisi polybag kecambah) tertera pada label
kemasan. Ketiga keterangan di atas
2) Penanaman selalu terdapat pada label benih-benih
tanaman yang bersertifikat.
Penanaman dilakukan secara Penghitungan kebutuhan benih
beraturan untuk memudahkan sangat penting dilakukan agar
pemeliharaan (pemupukan, penangkar dapat menyediakan benih
pengendalian hama dan penyakit), secara tepat jumlah sehingga tidak
pembersihan tanaman (pengendalian ada kelebihan pembelian benih dan
gulma), dan pelaksanaan roguing. input produski benih menjadi efektif
Jarak tanam yang digunakan dapat dan efisien. Kekurangan penyediaan
disesuaikan dengan jenis atau benih akan menyebabkan
varietas tanamannya, tingkat ketidakseragaman penanaman
kesuburan lahan, serta ketersediaan sedangkan kelebihan penyediaan
air dan sinar matahari. Jarak tanam benih merupakan pemborosan.
yang rapat dilakukan jika kesuburan Perkiraan kebutuhan benih per hektar
tanah mendukung dan kompetisi antar dapat dihitung dengan rumus :
tanaman tidak sampai pada taraf yang
merugikan. Jarak tanam rapat
dilakukan untuk memaksimalkan
sumber daya yang tersedia dalam
rangka mendapatkan hasil (produksi)
yang maksimal.
96
B = 10.000 X 100/p x100/q X 100/r X s/1000 X t X 1 g
Keterangan :
B = Benih yang diperlukan per hektar (gram)
p = Jarak antar barisan (cm)
q = Jarak rumpun tanaman dalam barisan (cm)
r = Daya kecambah benih (%)
s = Bobot 1.000 butir benih (gram)
t = Jumlah tanaman per rumpun
97
c) Pengendalian hama dan penyakit pembentukan dan perkembangan
benih dini, air diperlukan dalam jumlah
Hama dan penyakit di lapang banyak dan pada tahap pemasakan
selalu ada sehingga perlu benih, air tidak diperlukan lagi.
dikendalikan agar pertanian dapat Penyediaan air bagi tanaman
mencapai produksi yang tinggi. dapat dilakukan secara teknis melalui
Namun, pengendalian tersebut irigasi atau secara alami dari hujan.
hendaknya dilakukan sedini mungkin Pada musim kemarau atau bila tidak
dengan senantiasa memperhatikan hujan, pengairan dilakukan dengan
batas ambang ekonomisnya, yakni penyiraman. Penyiraman sebaiknya
tingkat populasi dan intensitas dilakukan pada pagi atau sore hari,
serangan yang membahayakan jangan dilakukan pada siang hari
proses pertumbuhan dan karena berpengaruh buruk terhadap
perkembangan tanaman. tanaman, yakni terjadi peningkatan
Pengendalian hama dan penyakit laju transpirasi secara mendadak.
dapat dilakukan secara preventif dan Sebelum melakukan kegiatan
kuratif. Cara preventif (pencegahan) produksi benih. Harus dilakukan
dengan membuat pertumbuhan terlebih sahulu pengecekan sumber
tanaman sesehat mungkin, misalnya air dan jaringan irigasi. Apabila lahan
memberi pupuk yang seimbang dan produksi berada pada lahan sawah
melakukan sanitasi lingkungan. Cara dengan pengairan teknis, maka
kuratif adalah cara pemberantasan kondisi sumber air dan jaringan irigasi
terhadap hama dan penyakit, seperti diprediksi tidak akan ada masalah.
penggunaan pestisida, gropyokan Apabila fasilitas tersebut tidak ada,
untuk pemberantasan tikus, dan maka sumber air biasanya ditampung
eradikasi (pencabutan dan pada drum atau bak penampungan
pembuangan) tanaman yang yang dilapisi plastik yang disiapkan di
terserang. Karena penggunaan bahan sekitar lokasi budidaya.
kimia cukup mengandung risiko maka Apabila produksi benih dilakukan
dian-jurkan pestisida yang digunakan pada skala luas, biasanya jaringan
berbahan organik. irigasi secara teknik harus disiapkan
pada saat pembuatan bedengan
d) Pengairan, pengecekan sumber sakaligus dengan pebuatan saluran.
dan pengelolaan air. Pada sistem ini saluran dapat dialiri air
sehingga dapat dilakukan penyiraman
Kegiatan ini bertujuan untuk dengan sistem lep. Hal yang harus
menyediakan air bagi tanaman dalam diperhatikan adalah kemiringan
jumlah yang tepat, sesuai dengan fase jaringan irigasi harus diperhitungkan
pertumbuhan dan perkembangannya. agar air dapat mengalir dengan baik
Pada tahap pertumbuhan vegetatif pada semua lahan budidaya.
sampai inisiasi bunga, air diperlukan
dalam jumlah banyak. Pada tahap
pembungaan, air diperlukan dalam
jumlah sedang. Pada tahap
98
diamati. Roguing hendaknya
dilakukan sepagi mungkin dan arah
berjalan sebaiknya tidak menghadap
matahari, karena silau akan
menyulitkan pengamatan. Tanaman
rogue, tanaman yang terserang hama
dan penyakit, gulma-gulma berbahaya
dicabut dan dimusnahkan. Melakukan
e) Roguing roguing di lahan yang luas cukup
menyulitkan. Oleh karenanya,
Roguing bertujuan untuk menjaga dibutuhkan metode yang cukup
kemurnian benih. Cara representatif melalui pengacakan
pelaksanaannya dengan mencabut sampel di lapang. Ada beberapa
tanaman yang tidak dikehendaki, macam pola pelaksanaan roguing
seperti tanaman yang berpotensi (lihat gambar Usulan Jalur perjalanan
untuk terjadinya penyerbukan silang dalam melakukan roguing). Pola A
dengan varietas tanaman yang dapat menjamah lahan pertanaman
diusahakan atau tanaman yang sekitar 75%, pola B mampu
berpotensi menghasilkan benih menjamah lahan seluas 60-70%, pola
campuran varietas lain. Roguing C (cara acak) dan pola D (searah
biasanya dilakukan sebelum lahan jarum jam) memungkinkan seluruh
diperiksa oleh tim sertifikasi dari (100%) pertanaman terjamah, pola E
BPSB. Pelaksanaan roguing mampu menjamah lahan sebesar
mengikuti waktu dan frekuensi 85%, dan pola F hanya mampu
pemeriksaan lapangan oleh petugas menjamah pertanaman sebesar 60%
pengawas sertifikasi benih, yaitu saat dari luas lahan keseluruhan.
tanaman umur 4 minggu setelah Pemanenan
tanam, pada fase berbunga, dan Penanganan pascapanen dapat
menjelang panen. Jika dilakukan dengan baik, tidak merusak
memungkinkan, roguing dapat benih yang masih berkadar air tinggi,
dilakukan setiap saat tidak hanya maka panen pada saat benih masak
pada saat menjelang pemeriksaan fisiologis adalah pilihan yang tepat.
oleh BPSB. Roguing dilaksanakan Beberapa keuntungan panen yang
dengan mencocokkan deskripsi dilakukan pada saat benih mencapai
tanaman di lahan dengan deskripsi masak fisiologis antara lain: (a).
varietas tanaman yang diusahakan. Benih belum mengalami deteriorasi
Tanaman yang tidak sesuai dengan (kemunduran). (b). Mempercepat
deskripsi tanaman yang diusahakan program pemuliaan tanaman karena
harus dicabut dan dimusnahkan. segera diperoleh data viabilitas dan
Roguing dilakukan dengan vigor maksimum dari varietas yang
berjalan secara sistemik sehingga dikembangkannya.
setiap tanaman dapat terlihat dan
99
* * *
* *
* * *
* * *
* *
* * *
* *
*
*
* * * *
* *
* * * * * *
*
* * *
* * *
* * * *
* * *
* * * *
* * * * *
* * *
*
Gambar 4.9 .
Beberapa alternatif jalur perjalanan untuk melakukan kegiatan roguing.
(c) Menghemat waktu dan mengurangi antara masak fisiologis dan panen
kehilangan benih di lahan, serta. (d). sangat berpengaruh terhadap
Perkecambahan benih di lapang dapat viabilitas benih, daya kecambah,
dihindari. vigor, maupun daya simpan benih.
Oleh karena kadar air benih pada Cuaca pada areal produksi yang tidak
saat masak fisiologis masih cukup menguntungkan dapat menurunkan
tinggi (50-60%) sehingga rentan mutu benih yang dihasilkan.
terhadap kerusakan mekanik, maka
panen dapat dilakukan beberapa hari f) Pengolahan Benih
setelah masak fisiologis. Waktu panen
ini pun jugam mempunyai risiko. Pengolahan benih merupakan
Kondisi iklim pada selang waktu tahap transisi antara produksi dan
100
penyimpanan atau pemasaran benih. benih, misalnya benih jagung masih
Tahap ini cukup menentukan karena dalam tongkol, benih kedelai dan
benih dapat tidak bermanfaat jika kacang hijau masih dalam polong.
salah dalam pengolahannya. Selain dalam bentuk calon benih,
Prinsip umum pengolahan benih kadar airnya juga masih sangat tinggi.
adalah memproses calon benih Oleh karenanya, pengolahan benih
menjadi benih dengan tetap yang dilakukan sebagai berikut.
mempertahankan mutu yang telah
dicapai. Pengolahan benih tidak dapat 1) Pembenihan dan prapembersihan
meningkatkan mutu benih secara
individual, tetapi secara populatif. Kegiatan pembenihan meliputi
Secara populatif, mutu benih dapat pengeringan (drying) dan perontokan
ditingkatkan melalui dua cara yaitu : (threshing) pada kacang-kacangan
(a). Separation, yakni memisahkan dan padi atau pemipilan (shelling)
benih dari sumber kontaminan seperti pada jagung. Setelah pengolahan
benih gulma, benih tanaman lain, dan tersebut, dilakukan pemisahan benih
kotoran benih. (b). Upgrading, yakni dari kotoran sisa polong, tongkol, atau
memilah benih dari benih yang kurang jerami (disebut pre-cleaning). Selama
bermutu, misalnya berukuran kecil proses pembenihan dan pra-
atau tidak seragam. pembersihan, benih disimpan
Dengan pemisahan dan sementara secara curah dan
pemilahan benih, akan diperoleh tumpukan (bulk storage).
benih yang murni dan hidup (pure life
seed) dengan total jumlah yang lebih 2) Pembersihan
rendah dari jumlah benih hasil panen.
Perbandingan jumlah benih hasil Proses pembersihan (cleaning)
pengolahan dengan jumlah calon benih diawali dengan pemisahan
benih hasil panen dinamakan benih dari kotoran (sampah).
rendemen. Nilai rendemen sangat Pembersihan ini dapat menggunakan
ditentukan oleh jenis benih dan ayakan (saringan) atau alat pembersih
efektivitas pengolahan. Semakin benih dengan sistem pengayakan dan
efektif pengolahan yang dilakukan, hembusan udara, seperti air screen
semakin tinggi nilai rendemen yang cleaner. Setelah bersih dari kotoran,
berarti semakin kecil nilai kehilangan benih memasuki proses sortasi dan
pascapanennya (post harvest losses). upgrading, yaitu benih dipisahkan dari
Adapun efektivitas pengolahan benih varietas lain, benih gulma, serta
ditentukan oleh alur (jalur) pengolahan benih yang berviabilitas rendah (kecil,
dan penggunaan alat-alat pengolahan pecah, dan tidak seragam).
benih yang tepat.
3) Perlakuan benih dan
d. Alur umum pengolahan benih pengemasan
101
rangka melindungi benih dari hama pembersih, serta alat perlakuan dan
dan penyakit, baik yang terbawa pengemasan. Alat-alat tersebut dapat
benih, serangan yang mungkin terjadi berupa mesin pengolah benih yang
di penyimpangan maupun serangan di dijalankan secara mekanik atau alat
lapang produksi. Hal penting yang sederhana yang dijalankan secara
diperhatikan di dalam memberikan manual. Pemilihan jenis alat pengolah
perlakuan benih adalah jenis dan benih tersebut sangat ditentukan oleh
dosis pestisida yang digunakan agar kemampuan penangkar, jenis dan nilai
tidak meracuni benih. komoditas, tingkat mutu dan efisiensi
Pengemasan bertujuan untuk yang diinginkan, pertimbangan
melindungi benih dari pengaruh keuntungan usaha, dan ada atau
kelembaban udara dan pencampuran tidaknya sumber listrik atau mesin
antar lot (kelompok) benih. Jenis diesel.
kemasan benih dapat dikelompokkan
menjadi 3, yakni kemasan porus,
resisten dan kedap. Kemasan porus
adalah kemasan yang tembus air 1) Alat pengering benih (seed drier)
sehingga tidak mampu melindungi
benih dari pengaruh kelembapan Pengeringan benih dapat
udara luar. Contohnya, kertas dan dilakukan secara alami dengan panas
kain blacu. Kemasan resisten adalah matahari atau secara buatan dengan
kemasan yang tahan terhadap bantuan alat pengering (seed drier).
tembusan air, tetapi dalam jangka Pengeringan secara alami mempunyai
panjang kemasan menjadi porus. kendala seperti turun hujan, suhu
Contoh kemasan seperti ini yaitu yang tidak dapat dikontrol, diperlukan
kantong plastik. Adapun kemasan pembalikan benih, dan kapasitas
kedap adalah kemasan yang tidak lantai jemur yang terbatas. Kendala
tembus air. Contohnya botol (gelas) tersebut tidak dijumpai bila
dan kaleng (drum). Jenis kemasan ini pengeringan dilakukan dengan alat
mampu mempertahankan kadar air pengering. Secara prinsip, sistem
benih dalam jangka waktu yang lama. pengeringan buatan menggunakan
Bila menggunakan kemasan kedap, kompor api atau heater sebagai
kadar air benih harus rendah untuk sumber panas dan kipas (fan) sebagai
menghindari pengaruh buruk dari tenaga penggerak aliran udara.
akumulasi produk respirasi benih di Kapasitas alat dan lama pengeringan
dalam kemasan. perlu diketahui agar tidak terjadi
overload atau penundaan
e. Alat dan mesin pengolahan pengeringan yang dapat menurunkan
benih mutu benih.
Meski penggunaan drier memiliki
Secara umum, alat dan mesin berbagai keunggulan dibandingkan
pengolahan yang paling dibutuhkan pengeringan alami, tetapi benih hasil
yaitu alat pembenihan (conditioning pengeringan dengan matahari
dan pre-cleaning), alat pengering, alat memiliki mutu fisik yang lebih baik,
102
terutama warna dan baunya. Benih putaran silinder dan semakin banyak
yang dikeringkan secara alami paku yang dipasang, semakin cepat
memiliki warna yang lebih cerah dan pula proses perontokan atau
tidak berbau, sedangkan benih hasil pemipilan benih, tetapi potensi
pengeringan buatan memiliki warna kerusakan mekanik yang
yang sedikit kusam dan berbau ditimbulkannya juga semakin besar.
(terutama bila menggunakan alat Alat pembenihan yang paling
berbahan bakar minyak tanah). sederhana adalah tangan, seperti
Terdapat berbagai tipe drier memipil jagung dan mengupas benih
seperti tunnel drier, batch drier, bin kacang tanah. Cara ini adalah cara
drier, column seed drier dan continous yang paling kecil kerusakan
flow tower drier. Penggunaan masing- mekaniknya, tetapi membutuhkan
masing tipe antara lain tergantung waktu lama dan khusus untuk benih
pada jumlah lot benih, serta alat jagung, kadar air benih harus cukup
penanganan dan transportasi yang rendah (kering pipil).
digunakan. Benih tanaman pangan,
seperti kedelai dan jagung, 3) Alat pembersih benih
dikeringkan dengan batch drier.
Adapun benih yang diproduksi dalam Alat pembersih merupakan alat
jumlah banyak dikeringkan dengan bin untuk membersihkan benih dari
drier atau continous flow drier. sumber-sumber kontaminan dan benih
yang tidak bermutu melalui
2) Alat pembenihan pengayakan (penyaringan, screening)
dan peniupan benda-benda yang tidak
Alat pembenihan adalah alat yang diperlukan dengan blower. Alat
digunakan untuk memisahkan benih pembersih benih tradisional berupa
dari struktur buah. Jenis dan tipe alat nyiru atau tampah. Cara
yang digunakan berbeda untuk menggunakannya dengan
setiasp jenis benih. Namun, secara menggerakkan ke atas dan ke bawah,
umum alat pembenihan terdiri dari lalu memutarnya sambil ditiup.
silinder yang memiliki gigi (paku) yang Hasilnya diperoleh benih yang bersih.
dapat diputar sehingga mampu Kekurangan dari penggunaan alat ini
merontok atau memipil benih. Tenaga adalah dibutuhkan waktu yang lama
yang digunakan untuk memutar dan tenaga kerja yang banyak.
silinder perontok dapat berasal dari Meskipun demikian risiko kerusakan
tenaga mekanik atau tenaga listrik. benih sangat kecil.
Ada pula mesin yang dilengkapi Alat pembersih benih modern
dengan blower sehingga benih yang (berbasis mesin) ada banyak tipe dan
dihasilkan lebih bersih. Faktor penting jenisnya. Alat pembersih yang paling
yang perlu diperhatikan dalam meng- banyak digunakan sebagai pembersih
gunakan alat perontok dan pemipil dasar (utama) adalah air scree
adalah kecepatan putar silinder dan cleaner. Alat tipe ini menggunakan
jumlah paku yang berpotensi merusak kombinasi dari aliran udara dan
benih secara mekanik. Semakin cepat saringan untuk memisahkan benih
103
berdasarkan ukuran, berat jenis dan a) Faktor Benih
resistensi terhadap aliran udara. Air
screen cleaner tipe kecil terdiri dari 2 Kondisi benih merupakan faktor
saringan dengan 3-4 aspirator. Cara yang sangat berpengaruh terhadap
kerja alat ini terdiri dari tiga tahap, daya simpannya. Tiap jenis atau
yakni (1) saringan atas (scalping varietas benih memiliki daya simpan
screen) menahan benih dan benda tersendiri, sebagai contoh benih padi
yang berukuran besar, (2) aliran udara memiliki umur simpan yang lebih lama
(aspirating air) memisahkan benih dari dibandingkan benih kedelai walaupun
benda-benda yang ringan, (3) faktor lainnya sama. Kondisi benih
saringan bawah (graded screen) tersebut dipengaruhi oleh:
memilah dan menahan benih yang faktor genetik,
bersih. Alat pembersih benih lain yaitu faktor perlakuan sebelum benih
spesific gravity separator untuk disimpan, seperti kondisi
memilah benih berdasarkan berat lapangan selama pertanaman
jenisnya, diseparasi untuk memilah (kesuburan lahan, tingkat hama
benih berdasarkan ukurannya, dan dan penyakit, iklim); kondisi
spiral separator untuk memilah benih lingkungan selama benih dalam
berdasarkan bentuknya. pemasakan, pemanenan; dan
perlakuan pengolahan benih dari
f. Penyimpanan Benih calon benih menjadi benih
(perontokan, pengeringan), (3)
Tujuan penyimpanan benih komposisi kimia benih,
adalah mempertahankan daya hidup struktur fisik benih,
(daya simpan) benih selama mungkin. dormansi dan benih keras,
Dalam penyimpangan, faktor-faktor tingkat kemasakan benih,
yang berpengaruh terhadap daya tingkat kerusakan benih, dan (8)
simpan benih dioptimalkan agar kadar air benih.
prosers kemun-duran dapat ditekan
seminimum mungkin. b) Faktor lingkungan fisik ruang
penyimpanan
1) Faktor yang mempengaruhi daya
simpan benih Faktor lingkungan fisik yang
mempengaruhi daya simpan benih di
Faktor yang mempengaruhi daya dalam penyimpanan yaitu
simpan benih, secara umum kelembapan, temperatur, dan
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, komposisi gas di ruang simpan.
yaitu faktor benih, lingkungan fisik Kelembaban ruang simpan akan
penyimpanan, dan faktor organisme berpengaruh terhadap kadar air benih
hidup yang ada di dalam ruang dan meningkatkan aktivitas
simpan. Ketiga faktor tersebut saling mikroorganisme. Karena bersifat
berinteraksi baik secara langsung higroskopis, benih mudah menyerap
maupun tidak langsung. atau melepaskan uap air tergantung
104
kelembapan ruangan. Melindungi benih bawang merah. Nitrogen dapat
benih dari pengaruh kelembapan mempercepat kemunduran benih
dengan cara menggunakan kemasan bawang merah dan sawi.
yang resisten atau kedap,
menggunakan bahan penyerap c) Jasad hidup di ruang
kelembapan (desikan), dan penyimpanan
mengendalikan ruangan supaya tetap
kering dengan alat dehumidifier Jasad hidup yang terdapat di
(penurun kelembapan). Suhu ruang penyimpanan benih umumnya
berpengaruh terhadap laju respirasi terdiri dari cendawan, bakteri, virus,
benih dan tingkat kadar air serangga, tungau, tikus, dan burung.
kesetimbangan benih. Semakin tinggi Kerusakan yang diakibat-kan oleh
termperatur, semakin tinggi laju jasad hidup ini umumnya secara fisik,
respirasi dan semakin tinggi kadar air misalnya benih berlubang atau rusak.
kesetimbangan sehingga Selain itu, adanya jasad hidup juga
mempercepat kemunduran benih. akan menyebabkan kondisi
Rumusan tentang pengaruh lingkungan kurang baik, seperti
temperatur dan kadar air benih lingkungan menjadi lebih lembap dan
terhadap daya simpan benih yaitu kurang bersih yang pada akhirnya
sebagai berikut : (1). Jumlah angka juga mempercepat kemunduran benih.
kelembapan dalam % dan temperatur Pengendalian jasad hidup tersebut
dalam OF tidak boleh melampaui dapat dilakukan dengan sanitasi atau
angka 100 untuk penyimpanan benih fumigasi, yakni menutup seluruh benih
selama 3-10 tahun. Untuk dengan terpal lalu memberinya bahan
penyimpanan benih <3 tahun, angka fumigan seperti fostoxin.
tersebut boleh sampai 120 dengan
catatan tingkat kelembapan udara d) Cara penyimpanan benih
tidak melebihi 60Of. (2). Daya hidup
benih menjadi setengahnya jika Secara umum, penyimpanan
temperatur dinaikkan 5Oc. Hal ini benih dilakukan dengan dua sistem,
berlaku bila tempat penyimpanan yakni penyimpanan terbuka dan
dengan kelembapan 20-70% dan penyimpanan terkendali. Sistem
temperatur 0-50OC. (3). Daya hidup penyimpanan terbuka berarti tidak ada
benih menjadi setengahnya jika kadar perlakuan terhadap kondisi lingkungan
air benih ditingkatkan 1% untuk ruang penyimpanan. Daya simpan
kisaran benih berkadar air 5-14%. benih tergantung padak ondisi daerah
Gas yang berpengaruh terhadap penyimpanan. Di daerah dengan iklim
daya simpan benih di penyimpanan yang lembap dan temperatur tinggi,
antara lain oksigen (O2), karbon daya simpan benih akan cepat
dioksida (CO2), dan nitrogen (N2). menurun. Di daerah dengan iklim
Semakin tinggi kadar O2 di ruang kering dan dingin, benih bisa tahan
penyimpanan, daya hidup benih akan lama disimpan. Pada sistem
semakin turun. Meningkatnya kadar penyimpanan ini, biasanya benih
CO2 dapat meningkatkan daya simpan dikemas dengan wadah yang tidak
105
kedap, seperti kain blacu, karung goni, temperatur ruang simpan di kontrol
kertas semen, dan bahan porus lain. dengan alat atau dengan cara
Ssitem penyimpanan ini hanya cocok pengemasan seperti pada kedua
untuk benih yang disimpan dalam penyimpanan di atas. Ruang simpan
jangka pendek (<3 bulan). diberi AC, dehumidifier, dan benih
Pada sistem penyimpanan benih dikemas dengan kemasan yang
terkendali, lingkungan ruang kedap. Sistem penyimpanan kering
penyimpanan dikontrol atau dan dingin merupakan sistem
dikendalikan sedemikian rupa penyimpanan terbaik yang mampu
sehingga daya hidup benih dapat memperta-hankan daya simpan benih
dipertahankan sesuai dengan hingga 10 tahun.
keinginan (lama yang diinginkan). Pada penyimpanan beku,
Ada empat cara penyimpanan temperatur dibuat sangat rendah
benih dengan suhu dan kelembaban antara -20oC hingga 5oC, kelembapan
terkendali, yaitu penyimpanan secara ruang <30%, dan digunakan kemasan
dingin, penyimpanan secara kering, benih yang rapat (kedap).
penyimpanan kering dan dingin, serta Penyimpanan ini mampu
penyimpanan beku. mempertahankan benih bertahun-
Pada penyimpanan dingin, tahun, bahkan sampai 100 tahun.
temperatur ruangan diatur agar tetap Sistem penyimpanan ini biasanya
dingin dengan menggunakan AC (Air digunakan untuk penyimpanan koleksi
condition). Dalam sistem ini, benih benih penting yang dijadikan sebagai
diekmas dengan wadah yang relatif bahan pemuliaan tanaman (plasma
rapat, seperti kantong plastik, dan nutfah).
benih dapat diperta-hankan sampai
beberapa tahun, tergantung pada 4.5 Mutu Benih
tingkat kadar airnya.
Pada penyimpanan kering, Program perbenihan
kelembapan ruang simpan menitikberatkan pada penggunaan
dipertahankan rendah dengan benih yang tepat muitu yang
menggunakan alat pengering ruangan ditunjukkan pada labelnya. Agar tidak
dehumidifier. Benih bisa disimpan tertipu oleh label benih, para
dalam wadah sarang lalu ditempatkan pengguna benih (terutama petani)
di ruang ini. Selama perubahan hendaknya memahami tentang mutu
temperatur ruang simpan tidak benih dan komponen-komponennya
terlampau tinggi, benih bisa disimpan yang dicantumkan di dalam label
sampai beberapa tahun. benih.
Penyimpanan kering dapat juga Secara umum, komponen mutu
dilakukan dengan penggunaan bahan benis dibedakan menjadi tiga, yaitu
pengemas yang rapat, seperti kantong komponen mutu fisik, fisiologis, dan
plastik, botol atau kaleng yang tertutup genetik. Sekarang pasar sudah
rapat. mendesak dimasukkannya komponen
Kombinasi penyimpanan kering mutu pathologis. Komponen mutu fisik
dan dingin, kelembapan maupun adalah kondisi fisik benih yang
106
menyangkut warna, bentuk, ukuran, Secara fisik, benih bermutu
bobot, tekstur permukaan, tingkat menampakkan ciri-ciri berikut: (a).
kerusakan fisik, kebersihan, dan Benih bersih dan terbebas dari
keseragaman. Komponen mutu kotoran, seperti potongan tangkai, biji-
fisiologis adalah hal yang berkait-an bijian lain, debu dan kerikil. (b).
dengan daya hidup benih jika Benih murni, tidak tercampur dengan
ditumbuhkan (dikecambahkan), baik varietas lain. (c). Warna benih terang
pada kondisi yang menguntungkan dan tidak kusam. (d). Benih mulus,
(optimum) maupun kurang mengun- tidak berbercak, kulit tidak terkelupas.
tungkan (suboptimum). Komponen (e). Sehat, bernas, tidak keriput,
mutu genetik adalah hal yang ukurannya normal dan seragam.
berkaitan dengan kebenaran dari Selain itu, benih dianggap
varietas benih, baik secara fenotip bermutu tinggi jika memiliki daya
(fisik) maupun genetiknya. Adapun tumbuh (daya berkecambah) lebih dari
mutu pathologis berkaitan dengan ada 80% (tergantung jenis dan kelas
tidaknya serangan penyakit pada benih) dan nilai kadar air di bawah
benih serta tingkat serangan yang 13% (tergantung jenis benihnya; benih
terjadi. kedelai mesti lebih rendah lagi).
Pada label benih, unsur-unsur
mutu benih yang dicantumkannya b. Kelas benih
meliputi kadar air, komponen benih
murni, campuran varietas lain, kotoran Benih merupakan hasil akhir dari
dan daya tumbuh. Hal yang berkaitan proses panjang yang dilakukan oleh
dengan ada atau tidaknya dan seorang pemulia tanaman dalam
besarnya serangan penyakit yang merakit sebuah varietas baru. Jika
terjadi, di Indonesia, belum proses penyebaran varietas baru dari
dicantumkan dalam label sertifikat pemulia kepada petani dilakukan
benih. secara langsung maka jumlah benih
yang tersedia tidak mencukupi
a. Kriteria benih bermutu kebutuhans seluruh petani.
Untuk mengatasi keterbatasan
Penggunaan benih bermutu jumlah benih hasil pemuliaan ini,
dalam budi daya akan meningkatkan dibutuhkan kegiatan perbanyakan
efektivitas dan efisiensi karena benih atau produksi benih. Sistem
populasi tanaman yang akan tumbuh perbanyakan benih dilakukan secara
dapat diperkirakan sebelumnya, yaitu berjenjang dengan selalu
dari data (label) daya berkecambah mempertahankan identitas genetis
dan nilai kemurniannya. Dengan dan kualitas benih dari varietas yang
demikian, dapat diperkirakan jumlah dihasilkan pemulia tanaman.
benih yang akan ditanam dan benih Benih hasil produksi ini kemudian
sulaman, diperkirakan jumlah benih dikelompokkan kedalam kelas-kelas
yang akan ditanam dan benih sesuai dengan tahapan generasi
sulaman. perbanyakan dan tingkat standar
mutunya, melalui suatu prosedur yang
107
diatur dalam aturan sertifikasi benih. pihak swasta yang terdaftar dan diberi
Dari sistem dibagi menjadi empat. label sertifikasi berwarna ungu.
108
seperti padi dan jagung. Adapun benih sistem alur perbanyakan benih alur
yang memiliki indeks penangkaran tunggal, tiap kelas benih diperbanyak
rendah dapat menggunakan untuk menghasilkan kelas benih di
perbanyakan pola alur perbanyakan bawahnya sehingga F3 dari benih
ganda seperti pada kedelai. Pada penjenis adalah kelas benih sebar.
Petani
Gambar 4.11.
Alur perbanyakan benih sistem polygeneration flow
109
Gambar 4.12.
Alur perbanyakan benih sistem monogeneration flow – transisi
110
benih (kondisi fisik dan fisiologis sejarah lahan dan kondisi pertanaman
benih). sekitar lahan.
Jika lahan produksi harus
ditanami jenis komoditas yang sama
1) Faktor genetik dengan pertanaman sebelumnya
maka varietas yang ditanam
Genetik merupakan faktor hendaknya. Hal ini untuk menghindari
bawaan yang berkaitan dengan adanya tanaman voluntir hasil
komposisi genetika benih. Setiap jenis penyerbukan silang antara tanaman
atau varietas memiliki identitas genetik sebelumnya (yang berbeda varietas)
yang berbeda. Sebagai contoh, mutu dengan pertanaman yang ada.
daya simpan benih kedelai lebih Adanya tanaman voluntir dapat
rendah dibanginkan dengan mutu mengakibatkan mutu (genetis) benih
daya simpan benih jagung, kekuatan menjadi rendah. Jika penanaman
daya tumbuh (vigor) dan produksi yang berbeda varietas tidak bisa
benih jagung hibrida lebih tinggi dari dihindari, lahan masing-masing
benih jagung biasa (komposit). varietas harus diisolasi.
Demikian pula padi var. Peta memiliki Isolasi yang dilakukan meliputi
mutu daya simpan yang lebih baik dari isolasi jarak maupun isolasi waktu.
benih padi var. Chainan. Semua Jarak antarblok pertanaman produksi
perbedaan tersebut diakibatkan benih diatur agar tidak terjadi
perbedaan gen yang ada di dalam penyerbukan silang, begitu juga waktu
benih. tanamnya.
Berkaitan dengan waktu tanam,
2) Faktor lingkungan hal terpenting adalah memperkirakan
bahwa saat panen benih tidak
Faktor lingkuingan yang dilakukan pada musim hujan.
berpengaruh terhadap mutu benih Sebaliknya, selama fase pertumbuhan
berkaitan dengan kondisi dan (fase vegetatif) curah hujan
perlakuan selama prapanen, hendaknya cukup memadai.
pancapanen, maupun saat pemasaran Kesalahan dalam menentukan waktu
benih. Faktor-faktor tersebut adalah tanam bisa mengakibatkan proses
sebagai berikut : pembentukan dan perkembangan
benih kurang sempurna (terutama
a) Lokasi produksi dan waktu tanam fase pengisian biji/grain filling)
sehingga kuantitas maupun kualitas
Lokasi produksi benih dipilih benih menjadi rendah.
lahan yang subur, tidak merupakan
sumber investasi hama dan penyakit, b) Teknik budidaya
serta sumber kontaminan terhadap
varietas tanaman yang akan Semua tindakan dalam teknik
diproduksi. Dalam memilih lokasi budi daya produksi benih akan
produksi, senantiasa memperhatikan berpengaruh langsung terhadap mutu
benih. Dari mulai tingkat kesuburan
111
lahan dan teknik pemupukan, jarak merupakan cara panen terbaik karena
tanam, status serangan hama dan tidak menimbulkan kerusakan fisik
penyakit serta pengendaliannya, yang berarti, meski cara ini kurang
kondisi gulma, pengelolaan air, efisien.
sampai perlindungan tanaman dari
penyerbukan silang. Untuk
mendapatkan benih bermutu tinggi, d) Penimbunan dan penanganan
teknik budi daya produksi benih perlu hasil
berpedoman pada kaidah-kaidah
sertifikasi benih. Ketika dipanen, kadar air benih
masih relatif tinggi dan masih dalam
c) Waktu dan cara panen bentuk calon benih (masih dalam
malai, di dalam polong kelobot, atau
Dalam pembentukannya, benih struktur pembungkus benih lainnya).
mengalami beberapa stadia, yaitu Keadaan tersebut membawa
stadia pembentukan, stadia matang konsekuensi pada tingginya proses
morfologis, stadia perkembangan metabolisme yang terjadi di dalam
benih, dan stadia masak fisiologis. benih, tingginya tingkat kepekaan
Pada stadia masak fisiologis, bobot benih terhadap benturan dengan alat-
kering benih mencapai maksimum dan alat (mesin) pengolahan pada
benih telah lepas dari tanaman pascapanen, serta tingginya potensi
induknya. Pada saat itu kadar air serangan hama dan penyakit. Oleh
benih cukup tinggi sehingga tidak karenanya, sistem penimbunan dan
cukup aman terhadap kerusakan penanganan hasil sangat berpengaruh
mekanik pada saat panen maupun pada kualitas benih yang akan
pascapanen. Oleh krenanya, saat dihasilkan.
panen yang sering dilakukan yaitu Penimbunan hasil yang baik
beberapa hari setelah masak ditujukan untuk menghindari terjadinya
fisiologis, sampai kadar air benih proses metabolisme anaerobik pada
cukup aman untuk panen dan benih. Tempat penimbunan hasil
penanganan pasca panen. Bahkan hendaknya cukup luas dan
utnuk beberapa kasus, jika kondisi mempunyai sirkulasi udara yang baik.
lingkungan memungkinkan (tidak ada Jika tempat penimbunan berupa ruang
hujan, gangguan hama dan penyakit terbuka, perlu digunakan alas dan
serta benih rontok), benih tidak penutup timbunan benih yang kedap
dipanen. Tindakan ini merupakan air, seperti terpal plastik, untuk
tindakan pengeringan dan menghindari pengembunan pada
penyimpanan benih di lapangan. malam hari.
Agar benih tidak rusak pada saat Berkaitan dengan penanganan
panen, hendaknya digunakan alat hasil, benih hendaknya sesegera
panen yang tidak menimbulkan mungkin diproses untuk menghindari
kerusakan mekanik (fisik) benih. dampak buruk. Semakin cepat proses
Panen secara manual atau penanganan benih, semakin baik
menggunakan alat panen sederhana mutu benih yang dihasilkan karena
112
memperkecil energi yang terbuang penanganan dan pengolahan,
akibat proses metabolisme benih penyimpanan, serta pendistribusian
selama di dalam penimbunan. benih secara baik. Pengemasan dan
penyimpanan benih hendaknya
mampu menjaga tingkat kadar air
3) Faktor fisik dan fisiologis benih dan mutu benih dari pengaruh-
pengaruh lingkungan luar
Faktor ini berkaitan dengan (kelembaban udara, suhu ruangan,
performa benih seperti tingkat dan hama serta penyakit). Kadar air
kemasakan, tingkat kerusakan benih sangat penting untuk
mekanis, tingkat keusangan dipertahankan karena peningkatan 1%
(hubungan antara vigor awal dan nilai kadar air akan mampu
lamanya disimpan), tingkat kesehatan, menurunkan daya simpan benih
ukuran dan berat jenis, komposisi menjadi setengahnya. Kadar air dapat
kimia, struktur, tingkat kadar air, dan dipertahankan dengan kemasan yang
dormansi benih. kedap udara luar, seperti plastik
polietilin, atau benih disimpan dalam
a) Tingkat kemasakan benih ruangan yang kering, misalnya di atas
para-para dapur. Pendistribusian
Panen yang dilakukan sebelum benih tidak sampai merusak kemasan
masak fisiologis akan menghasil-kan benih. Apabila kemasannya rusak,
benih yang kurang bermutu. Oleh kadar air benih akan berubah dan
karenanya, pemanenan benih pada memungkinkan tercampurnya antara
tingkat kemasakan yang tepat satu kelompok benih (dari satu
sangatlah penting dalam kemasan) dengan kelompok benih lain
mendapatkan tingkat mutu benih (dari kemasan aslinnya).
(awal) yang tinggi dan mutu daya
simpan benih yang panjang. d) Tingkat kesehatan benih
113
pembawa penyakit. Adapun f) Komposisi kimia benih
kerusakan yang ditimbulkan penyakit,
selain menimbulkan lingkungan Berdasarkan komposisi kimia ini,
penyimpanan yang tidak optimum, benih dibedakan menjadi benih
cendawan umumnya menghasilkan berpati (starchi seed), benih berlemak
produk beracun seperti aflatoksin (oily seed) dan benih berprotein
yang akan meracuni benih sehingga (protein seed). Benih dikatan
akan menurunkan aktivitas enzim berlemak jika memiliki kandungan
tatkala benih dikembahkan. lemak antara 18-50%, dikatakan
berprotein jika kandungan proteinnya
e) Ukuran dan berat jenis benih 18-50% dan kandungan lemak <18%,
sedangkan dikatakan berpati jika kan-
Ukuran dan berat jenis benih dungan patinya >50% dengan
sangat berkaitan dengan posisi bnenih kandungan lemak dan protein <18%.
di dalam buah dan posisi buah pada Komposisi kimia benih
tanaman. Butiran benih padi yang berhubungan dengan mutu daya
terletak di ujung malai memiliki ukuran simpannya. Di tempat terbuka, benih
dan berat jenis yang lebih besar berpati dan berprotein mempunyai
dibandingkan butiran benih pada daya simpan lebih lama dibandingkan
pangkal malai. Hal ini disebabkan benih berlemak. Hasil penguraian
benih-benih di ujung malai lebih lemak tak jenuh di dalam benih akan
dahulu terbentuk dan berkembangl. menghasilkan asam lemak bebas, lalu
Sebaliknya benih-benih yang berada terurai menjadi radikal bebas yang
di pangkal dan tengan tongkol jagung akan merusak fungsi enzim di dalam
memiliki ukuran dan berat jenis yang proses meta-bolisme benih. Pada
lebih tinggi dibandingkan dengan akhirnya benih cepat mengalami
benih di ujung tongkol. Hal ini pun kemunduran.
disebabkan benih pada pangkal dan
tengah tongkol lebih dahulu terbentuk g) Struktur benih
dan berkembang. Fenomena yang
sama pun terjadi pada benih kedelai, Struktur benih sangat berkaitan
benih yang berasal dari polong di dengan sistem penyebaran benih
pangkal batang memiliki ukuran dan (seed dispersal, misalnya dilengkapi
berat jenis yang relatif lebih besar sayap sehingga mudah menyebar)
dibanding benih-benih yang berasal dan mempunya fungsi sebagai
dari polong di ujung batang. Benih- pelindung (protecting structure) dari
benih dengan ukuran dan berat jenis kerusakan fisik dan mekanik. Sistem
lebih besar, pada varietas yang sama pelindung ini bisa terkait dengan
dan tingkat kadar air yang sama, struktur fisik benih (bentuk dan
diduga memiliki mutu fisiologis yang ukuran), tetapi juga bisa terkait
lebih tinggi karena benih tersebut dengan berat benih.
memiliki jumlah cadangan makanan Atas dasar ini, benih
yang lebih banyak. dikategorikan dalam lima kelompok
yaitu :
114
weight protected seed (benih Kadar air benih merupakan faktor
yang dilindungi oleh beratnya yang sangat berpengaruh terhadap
yang ringan). mutu benih. Kadar air benih sangat
structure protected seed (benih berkait erat dengan mutu fisik,
dilindungi oleh struktur fisiknya). fisiologis, dan patologis. Proses panen
loose filled seed (benih dilindungi dan perontokan yang dilakukan pada
oleh ruangan yang cukup longgar benih berkadar air tinggi akan
antara benih dan kulit buah). mengakibatkan benih memar.
naked fruit (buah terbuka), serta Sebaliknya, jika terlalu kering, proses
naked seed (benih terbuka). perontokan dapat mengakibatkan
benih retak. Demikian pula dalam
Berdasarkan kategori tersebut, proses pengeringan, benih berkadar
padi tergolong structure protected air tinggi yang dikeringkan dengan
seed, jagung tergolong naked fruit, suhu tinggi (kecepatan pengeringan
kacang tanah tergolong loose filled tinggi) dapat terjadi pengerasan pada
seed, sedangkan kacang hijau dan kulit benih. Dalam kondisi ini, benih
kedelai tergolong naked seed. belum kering, tetapi tampak seolah-
Struktur benih berkaitan dengan olah telah kering karena air di dalm
mutu benih, yaitu semakin terbukanya benih tidak dapat diuapkan akibat kulit
struktur benih maka semakin tinggi yang keras. Demikian juga, dengan
nilai indeks kerusakannya. Hal ini pemberian bahan kimia pada
berarti indeks kerusakan benih beberapa jenis benih (seperti
(damage susceptibility index; DSI) pemberian Ridomil pada benih
kedelai lebih tinggi dari benih jagung, jagung). Jika masih berkadar air
DSI benih jagung lebih tinggi dari tinggi, bahan kimia yang akan
benih padi. Selain itu kombinasi terabsorbsi benih melebihi batas
antara komposisi kimia dan struktur aman sehingga dapat meracuni benih.
benih dapat menduga tingkat Kadar air benih sangat berpengaruh
kerusakan dan kemunduran benih pada penyimpanan. Pengaruh
seperti yang tertera pada tabel 1. tersebut bisa bersifat langsung, yaitu
berlangsungnya metabolisme benih,
h) Tingkat kadar air benih maupun tidak langsung, yakni
memberikan kondisi yang optimum
Tabel 4.1 Indeks kerusakan dan kemunduran benih berkaitan dengan komposisi
kimia dan struktur benih
Komposisi Kimia Benih
Benih
Benih Benih Berprotein Benih Berpadu
Berlemak (DSI
(DSI = 3) (DSI = 2)
= 6)
1. Padi (structure protected seed, 4
DSI = 2)
2. Kacang tanah belum dikupas 18
115
(loose filled seed, DSI=3)
3. Kacang tanah kupas (naked 30
seed, DSI=5)
4. Jagung (naked fruit, DSI=4) 8
5. Kedelai (naked seed, DSI=5) 30
Sumber: Potts, 1972
116
aktivasi enzim dan respirasi) sekunder) dapat pula disebabkan oleh
terhambat dan akhirnya gagal faktor lingkungan dan atau faktor
berkecambah. pengelolaan dalam proses produksi,
Tipe dormansi ini terjadi pada pengolahan, dan penyimpanan benih.
benih-benih yang mengalami after Kondisi iklim yang kering dan panas
ripening (embrio masak setelah sangat kondusif untuk menghasilkan
panen), sperti padi, dan benih-benih benih yang berkulit keras (hardseed).
yang mengandung zat penghambat
tumbuh (growth inhibitor), seperti Hubungan antara dormansi
tomat. Mematahkan tipe dormansi ini benih dan mutu benih terkair dengan
dengan pemberian zat perangsang mutu daya simpan benih. Benih
tumbuh atau dengan pencucian agar dorman akibat kekerasan kulit benih
zat penghambat tumbuh dapat secara umum diyakini memiliki daya
dibersihkan dair benih. simpan yang lebih panjang
Dormansi sekunder adalah dibandingkan benih yang tidak
dormansi yang disebabkan oleh tidak memiliki sifat kulit benih keras. Namun
tersedianya salah satu faktor yang demikian nilai positif dormansi benih
berpengaruh bagi perkecambahan ini menuntut penanganan yang tepat
tertentu. Meski sifat dormansi sangat saat benih harus dikecambahkan
berkaitan dengan sifat genetik, tetapi karena dibutuhkan teknik pematahan
dormansi benih (terutama dormansi dormansi yang tepat pula.
Tabel 4.2. Hubungan kadar air dengan kondisi fisik dan fisiologi benih
117
air benih 33-66%
118
pada benih atau tercampur pada c. Metode Pencucian Benih
benih.
Sebagai tambahan metode ini Metode pencucian benih terutama
berguna untuk mengetahui adanya dilakukan untuk mendeteksi
serangan/infestasi serangga benih cendawan yang membentuk struktur
atau kerusakan benih atau melihat di permukaan benih. Pengujian dapat
adanya perlakuan benih dengan dilakukan secara cepat dan mudah,
pestisida. Metode ini berkaitan namun pengujian dengan cara ini
langsung dengan kegiatan analisis memiliki keterbatasan karena
kemurnian benih (purity), yaitu apakah cendawan yang berada di dalam
benih tercampur dengan benda-benda jaringan benih tidak dapat diketahui
dan benih lainnya dalam proses atau terdeteksi. Hasil pengujian
pemberian sertifikasi benih. tersebut tidak dapat menggambarkan
Berdasarkan peraturan tingkat infeksi dan infestasi patogen
Internasional Seed Testing pada benih.
Association (ISTA) benda-benda Sebagaimana pengamatan
tercampur benih antara lain butiran secara visual terhadap benih kering,
tanah, pasir, batu, sisa tanaman, puru dalam metode pencucian benih tidak
nematoda, maupun tubuh buah ada standar dalam jumlah benih yang
cendawan seperti sklerotia, smut/ bunt diuji. Prosedur yang biasa digunakan
(yaitu butiran benih yang telah terisi di berbagai laboratorium adalah
struktur cendawan). Unsur-unsur yang sebagai berikut :
tercampur dengan benih tersebut Prosedur pencucian benih adalah
sangat potensial dalam sebagai berikut: Sebanyak 50 gr
perkembangan dan penyebaran suatu benih (dari 1 kg benih contoh)
patogen, karena berbagai cendawan dimasukan ke dalam gelas
mampu bertahan pada sisa-sisa Erlenmeyer kemudian ditambahkan
tanaman atau butiran-butiran tanah. 100 ml air steril. Untuk memudahkan
Benih yang mengalami diskolorasi peluruhan struktur cendawan dari
maupun yang mengandung patogen permukaan benih sering ditambahkan
infeksi tidak dicantumkan dalam 1 tetes Twin 20. Benih tersebut
analisis kemurnian benih, oleh karena dikocok selama 5 menit (dengan
itu perlu ada kerjasama dari petugas shaker) selanjutnya disaring dengan
yang menangani kemurnian benih kain kasa. Air hasil pencucian
dengan petugas yang menangani dimasukan dalam tabung sentri-fugasi
kesehatan benih sebelum dan kemudian disentrifugasi pada
menerbitkan sertifikat benih. kecepatan 1500–2000 rpm selama 3
menit. Sedimen yang terbentuk
Prosedur : dipisahkan dengan air dengan cara
Metode ini bersifat kualitatif, sehingga membuang air tersebut menggunakan
tidak ada standar dalam jumlah pipet.
contoh benih tertentu yang digunakan Selajutnya dilakukan pengamatan
dalam pengujian. mikroskopis; sebanyak 1 ml lactofenol
ditambahkan pada sedimen dalam
119
tabung dan dicampur hingga merata. pembesaran 50–60 kali untuk melihat
Dengan menggunakan pipet, pertumbuhan cendawan.
campuran sedimen diteteskan pada Cendawan yang tumbuh diamati
gelas objek dan ditutup dengan gelas dan didekteksi berdasarkan
penutup dan selanjutnya dilakukan karakteristik keberadaan tumbuhnya
pengamatan di bawah mikroskop seperti tubuh buah, konidia yang
dengan pembesaran 100–400 kali muncul dari konidiofor (tangkai
untuk melihat struktur cendawan. Bila konidia), spora dengan massa
pendekatan kuantitatif diperlukan, sporanya, sporodokium dan
maka pengamatan dapat aservulus, piknidiospora da-lam
menggunakan haemacytometer untuk piknidia, dan askospora dalam
mengetahui kepadatan inokulum peritesia.
(cendawan) per satuan berat benih.
1) Metode inkubasi dengan media
d. Metode Inkubasi kertas saring
120
mikroskop compoun dan kunci berdasarkan karakteristik koloni pada
identifikasi. Jika suatu cendawan telah media agar yang berkembang dari
teridentifikasi, dituliskan kode benih. Secara umum prinsipnya sama
cendawan pada kertas blotter didekat dengan prinsip dari pengujian dengan
cendawan yang bersangkutan. media kertas. Dalam beberapa hal
Jumlah benih yang terinfeksi suatu metode ini memiliki kelebihan, yaitu
cendawan dihitung sebagai tingkat memberikan informasi relatif lebih
infeksi cendawan pada contoh benih cepat dan cukup menggambarkan
yang diuji. status kesehatan benih dibandingkan
dengan metode media kertas, karena
2) Metode inkubasi dengan media ketersediaan nutrisi pada media agar
kertas dengan pendinginan memungkinkan cendawan atau bakteri
tumbuh dan berkembang secara lebih
Sebanyak 400 benih diletakkan baik dan lebih cepat sehingga
dalam cawan petri yang telah dialasi memudahkan dalam pengamatan.
kertas saring seperti pada metode Biasanya cendawan atau bakteri akan
inkubasi dengan kertas standar. membentuk koloni yang khas pada
Benih diinkubasi selama 24 jam pada media agar.
suhu ruang dengan penyinaran lampu Dalam pelaksanaan pengujian
ultra violet 12 jam terang dan 12 jam dengan media agar memerlukan
gelap. Pada hari ke-2 benih disimpan persiapan yang lebih lama, relatif
pada suhu –20o C selama 24 jam. rumit dan mahal, terutama bila
Tujuan perlakuan pendinginan menggunakan media spesifik. Sering
tersebut adalah untuk menghambat terjadi kesulitan dalam pengamatan
atau menekan perkecambahan benih. karena pertumbuhan koloni cendawan
Hal ini disebabkan sering atau bakteri men-jadi berbeda atau
perkecambahan benih menyulitkan berubah bila menggunakan media
secara teknis dalam pengamatan tumbuh yang berbeda dengan waktu
sehingga informasi menjadi bias. yang berbeda pula. Kesulitan lain
Setelah diberi perlakuan dingin pada waktu pengamatan adalah
kemudian benih diinkubasi selama 5 pertumbuhan cendawan bukan
hari pada suhu ruang dengan sasaran (cendawan saprofit) tumbuh
penyinaran lampu ultra violet 12 jam lebih ekstensif sehingga menekan
terang dan 12 jam gelap secara pertumbuhan cendawan patogen yang
bergantian. menjadi sasaran pengamat-an. Untuk
Pada hari ke-8 benih diamati keperluan pengujian dengan media
seperti prosedur pengamatan metode agar digunakan berbagai jenis media
inkubasi dengan media kertas tumbuh seperti PDA dan media semi
standar. selektif atau selektif seperti Czapek,
Media BSC, Media Komada, dan lain-
3) Metode inkubasi pada media agar lain.
Prosedur metode inkubasi pada
Dalam metode media agar media agar adalah sebagai berikut:
inokulum terbawa benih, dideteksi Media agar steril disiapkan dalam
121
cawan petri steril. Sebanyak 400 batang, daun atau seluruh bagian
benih dari satu contoh benih diberi kecambah atau bibit tanaman. Pada
perlakuan sterilisasi permukaan berbagai kejadian inokulum cendawan
dengan NaOCL 1 % selama 3 menit. terbawa benih menyebabkan
Kemudian benih ditiriskan pada kertas kematian pada tanaman atau
saring steril. Dalam banyak kasus, kecambah.
perlakuan sterilisasi pada permukaan Beberapa kelompok cendawan
benih tidak dilakukan. terbawa benih yang sering
Benih diletakkan pada media agar menyebabkan penyakit pada
dalam cawan petri. Tiap cawan kecambah atau bibit antara lain
ditanami 10 butir benih. Pekerjaan Alternaria, Ascochyta, Colletotrichum,
penanaman benih tersebut dilakukan Drechslera, Fusarium, Macrophomina.
secara aseptik, yaitu membersihkan Sedangkan kelompok bakteri yang
tempat dan alat kerja dengan bahan sering menunjukkan gejala pada
aseptik seperti alkohol 70 %. Benih kecambah antara lain Pseudomonas
diinkubasi pada suhu kamar selama 7 spp. Media tumbuh yang digunakan
hari dengan penyinaran lampu ultra untuk pengujian gejala pada bibit/
violet 12 jam terang dan 12 jam gelap kecambah adalah media pasir, bata
secara bergantian. merah, campuran pasir dan tanah
Pengamatan dilakukan pada hari serta media buatan seperti agar air.
ke-8 tetapi sering pula dilakukan mulai Pengujian kesehatan benih dengan
hari ke-4, karena koloni cendawan gejala bibit/ kecambah mempunyai
sudah mulai tampak. Hal yang diamati beberapa kelebihan dibandingkan
adalah karak-teristik koloni dan metode yang lain.
struktur cendawan. Untuk bakteri Pengujian dengan cara ini dapat
bahkan peng-amatan sudah dapat mengamati penularan (transmisi)
dilakukan pada hari ke-2 atau ke-3. patogen dari benih ke tanaman dari
satu fase ke fase pertumbuhan
e. Uji Gejala pada Bibit/Kecambah tanaman. Beberapa patogen tidak
mudah dideteksi dengan metode lain
Patogen dapat menghasilkan karena serangan patogen tersebut
gejala pada bibit/kecambah baik pada yang bersifat laten. Sehingga
akar, kotiledon, atau hipokotil. Benih diperlukan fase tertentu pertumbuhan
yang terinfeksi pada kondisi yang tanaman agar gejala dan
menguntungkan dapat menghasilkan perkembangan patogen dapat
gejala pada bibit sama dengan gejala dideteksi. Metode ini sangat
di lapangan, sehingga metode ini bermanfaat untuk pengujian contoh
dapat digunakan untuk mendapatkan benih yang jumlahnya terbatas seperti
informasi yang mewakili penampakan benih hasil pemuliaan pada tahap
di lapangan. Sejumlah cendawan, tertentu dan juga bermanfaat untuk
bakteri dan virus terbawa benih sering tujuan karantina. Pengujian gejala
menghasilkan gejala infeksi atau bibit/kecambah dapat digunakan untuk
serangan pada kecambah atau bibit evaluasi efektivitas perlakuan benih,
tanaman. Gejala terjadi pada akar,
122
baik dengan kimia maupun secara akurat, dan dapat digunakan untuk
fisik. menguji sampel dalam jumlah besar.
Prosedur pengujian dengan Metode tersebut berdasarkan pada
metode media agar cair adalah konjugasi antara virus– antibodi dan
sebagai berkiut: Dengan media agar enzim, dengan menambahkan
air (water agar) dilakukan dengan cara substrat pewarna maka adanya
sebagai berikut. Tuangkan 10 ml agar konjugasi tersebut dapat diperlihatkan.
air ke dalam tabung reaksi ukuran Dalam uji ELISA ada beberapa
160x16 mm kemudia tutup dengan cara yang digunakan yaitu indirect
kapas dan selanjutnya disterilisasi ELISA, double antibody sandwich
pada temperatur 121o C selama 15 ELISA (DAS ELISA), DAS ELISA
menit. Sebutir benih ditanam pada protocol, F (ab’) 2 indirect ELISA dan
media agar air steril. Sebelum dan F (ab’)2 ELISA protocol, tetapi yang
sesudah penanaman, tabung tetap banyak digunakan adalah metode
tertutup dengan kapas. Penanaman indirect ELISA dan double antibody
dikerjakan secara aseptik. Tabung sandwich ELISA (DAS ELISA). Dalam
reaksi yang berisi media agar air dan indirect ELISA uji didasarkan pada
benih kemudian diletakkan pada rak adanya ikatan enzim dengan molekul
tabung reaksi dan diinkubasikan antibody yang dapat dideteksi oleh
sampai 14 hari pada temperatur ruang antiviral immunoglobulin. Sedangkan
dengan penyinaran lampu ultra violet. pada DAS ELISA, virus diikat oleh
Setelah masa inkubasi diamati gejala antibody spesifik yang kemudian
yang timbul, koloni cendawan dan bereaksi lagi dengan antibody spesifik
struktur cendawan. Pengamatan yang telah diikat oleh enzim.
sebenarnya bisa dilakukan selama Dari segi praktikal indirect ELISA
masa inkubasi. lebih sederhana dan lebih cepat
karena dalam indirect ELISA tidak
f. Uji Serologi melalui prosedur pemurnian virus,
mempersiapkan stock gamma–
Uji ELISA (Enzyme-Linked globulin (lgG), dan mela-kukan
Immuno-sorbent Assays) adalah konjugasi enzim–immuno-globulin.
pengujian serologi terutama Prosedur uji serologi adalah
digunakan untuk mendeteksi bakteri sebagai berikut: Antigen (ekstrak
dan virus terbawa benih. Prinsip tanaman yang diuji) harus
pengujian tersebut adalah reaksi in dipersiapkan terlebih dahulu
vitro antara antigen dan antibodi. (Persiapan kontrol) yaitu ekstrak
Dalam pengujian cara ini sangat tanaman sehat dan suspensi tanaman
tergantung kepada ketersediaan yang positif terinfeksi virus dalam
sejumlah antibodi yang spesifik untuk antigen buffer dengan pengenceran
patogen sasaran. Uji ELISA sebagai 1/50. Buat ekstrak antigen dengan
salah satu metode serologi untuk cara menggerus jaringan tanaman
mendeteksi virus sering digunakan yang akan diuji kemudian diencerkan
karena metode tersebut sederhana, dengan antigen buffer dengan
mudah dilakukan, cepat, sensitif, pengenceran 1/9. Masukan antigen
123
tersebu sebanyak 100 µl pada setiap Substrat dibuat setelah antiserum
lubang plate ELISA. siap untuk digunakan. Metoda
Tutup plate ELISA dengan plastik pembuatan substrat adalah sebagai
tipis dan diinkubasikan selama 1 jam berikut: Kosongkan plate ELISA dan
pada suhu tumbuh 37o C atau cuci sebagaimana di atas. Buat
semalaman pada suhu kamar. larutan substrat dari 1 tablet p–
Primary (specific antiserum) harus nitrophenyl (PNPP), (tersedia se-cara
disiapkan terlebih dahulu. Selama komersial) dalam 10–15 ml
inkubasi (atau sebelum uji dimulai) diethanolamine buffer (DIEAB).
dapat dilakukan cross–adsorbtion Masukan substrat tersebut 100 µl per
antiserum dengan jaringan sehat lubang. Inkubasikan selama 30 menit
dengan cara sebagai berikut. pada suhu kamar. Reaksi positif yaitu
Jaringan sehat dihancurkan dalam apabila terjadi perubahan warna
serum buffer dengan pengeceran menjadi kuning.
1/20. Suspensi disaring dengan Baca nilai absorban ultra violet
menggunakan kain kasa. Encerkan dengan menggunakan alat spektro-
anti-serum sesuai anjuran dalam fotometer. Untuk menghentikan reaksi
suspensi tersebut. Aduk sampai rata dapat dilakukan dengan menambah
dan inkubasi selama 45 menit pada setetes 3 N NaOH pada tiap lubang.
suhu 37o C.
Pencucian dilakukan dengan Cara Pembuatan Buffer untuk Inderect
langkah-langkah sebagai berikut. ELISA :
Kosongkan plate ELISA. Cuci plate PBS (Phosphate Buffered Saline) :
ELISA dengan PBS Tween, rendam a. 0,05 M KH2 PO4 / Na2 HPO4 +
selama 3 menit dengan PBS Tween, 8,5 g Na Cl /l
ulangi sampai 4 kali cucian. Keringkan b. pH 7,2
dengan kertas tissue. Masukan
primary antiserum 100 µl setiap Antigen buffer:
lubang plate ELISA. Inkubasikan plate i. PBS + 0,01 M NaDIECA.
tersebut selama 1 jam pada suhu
37oC. PBS Tween (untuk mencuci)
Secondary antiserum (conjugate) 1 liter PBS Tween
harus disiapkan setelah primery 0,2 g KCl.
antiserum yaitu dengan cara: 0,5 ml Tween 20
Kosongkan plate ELISA dan cuci
dengan cara seperti di atas. Masukan Serum buffer :
konjugasi antibody– Alkaline 1 liter PBS Tween
phosphatase (tersedia secara 20 g Polyvinylpyrrolidone (2 %)
komersial sebagai SWAREC = Swine (MW = 25.000)
antirabbit enzyme conju-gate) pada 2 g Ovalbumin (0,2 %)
pengenceran 1/1000–1/2000 dalam
serum buffer. Inkubasikan selama 1 Substrate – Buffer : DIEAB :
jam pada suhu 37oC. Diethanolamine Buffer.
124
100 ml diethanolamine memproduksi benih bermutu dan cara
(C4H11NO2). menyimpan benih. Hal berikutnya
200 ml deinonized H2O adalah penguasaan pengolahan
24 ml 5 N Hcl benih, tanah, dan gudang
buat suspensi dalam deionized penyimpanan, serta sikap jujur dan
H2O sampai mencapai volume bersedia selalu mematuhi peraturan/
1000 ml. ketentuan perbenihan yang berlaku.
Prosedur untuk mendapatkan
g. Uji Tanaman Indikator sertifikat dimulai dari permohonan
sertifikasi, pengajuan pemeriksaan
Pengujian dengan tanaman pendahuluan, pemeriksaan lapang,
indikator digunakan terutama untuk pemeriksaan alat-alat panen dan
mendeteksi virus dan bakteri terbawa pengolahan, pengambilan sampel
benih. Prinsip pengujiannya adalah benih, dan pengajuan pemasangan
reaksi dari tanaman indikator terhadap label sertifikat.
ekstrak/sap dari biji yang
diinokulasikan pada tanaman indikator a. Permohonan sertifikasi
tersebut. Reaksi yang terjadi adalah
berupa gejala lokal pada daun Untuk menghasilkan benih ber-
tanaman indikator. sertifikat, dimulai dari pengajuan
permohonan sertifikasi kepada BPSB
Uji dengan Teknologi setempat yang dilakukan paling
Biomolekuler lambat satu bulan sebelum tebar
Teknik biomolekuler sudah mulai (tanam) dengan mengisi formulir.
digunakan dalam pengujian kesehatan Formulir isian mencakup tentang
benih. Teknik biomolekuler yang nama dan alamat pemohon
diaplikasikan dalam pengujian (penangkar), letak areal, asal benih
kesehatan benih adalah Polymerase sumber, rencana penanaman, sejarah
chain reaction (PCR). Teknik PCR lapangan, dan isolasi (jarak/waktu)
mempunyai tingkat ketelitian yang yang dilakukan. Setelah diisi, formulir
sangat tinggi dan dapat dilakukan diserahkan dengan dilampirkan label
dalam waktu yang relatif singkat. benih (kelas dan benih sumber) yang
Tetapi penggunaan teknik PCR untuk akan digunakan dan denah situasi
pengujian rutin kesehatan benih masih lapangan.
terlalu mahal dalam hal bahan,
peralatan dan tenaga pelaksana. b. Permohonan pemeriksaan
lapang pendahuluan
4.7 Prosedur Memproduksi Benih
Bersertifikat Penangkar menyampaikan
pemberitahuan siap untuk diperiksa
Seorang penangkar benih lapang pendahuluan kepada BPSB
bersertifikat perlu memiliki setempat paling lambat 10 hari
pengetahuan yang cukup tentang cara sebelum tanam atau seminggu
sebelum pemeriksaan lapang. Dalam
125
pemeriksaan ini, pengawas BPSB dipertanggung-jawabkan, dan hanya
akan menguji kebenaran data diperbolehkan untuk produksi non-
lapangan yang diajukan penangkar benih.
seperti dalam surat permohonan
sertifikasi. Jika data lapangan
menunjukkan kesesuaian maka lahan
penangkaran tersebut telah syah d. Permohonan pemeriksaan
dinyatakan sebagai lahan produksi lapangan fase generatif
benih bersertifikat.
Pemeriksaan lapangan fase
c. Permohonan pemeriksaan fase generatif hanya dilakukan bila telah
vegetatif lulus pada tahapan pemeriksaan
sebelumnya. Pengajuan permohonan
Pemeriksaan lapangan pertama pemeriksaan lapangan fase generatif
dilakukan saat tanaman dalam fase (saat berbunga) dilakukan satu
pertumbuhan vegetatif atau sekitar 30 minggu sebelum pemeriksaan
hari setelah tanam. Pengajuan dilakukan. Dalam pemeriksaan ini juga
permohonan pemeriksaan diajukan diamati keberadaan dari CVL dengan
kepada BPSB paling lambat 7 hari pengamatan pada organ reproduktif,
sebelum pemeriksaan, pemeriksaan seperti warna dan bentuk bunga, serta
akan dilakukan terhadap keberadaan saat pembungaan. Seperti pada
campuran varietas lain (CVL). Nilai pengawasan lapangan fase vegetatif,
standar CVL berbeda untuk setiap penangkar benih diberi kesempatan
jenis tanaman dan kelas benih yang untuk melakukan pengawasan ulang
diproduksi. Semakin tinggi kelas jika hasil pemeriksaan dinyatakan
benih, semakin ketat standarnya. tidak lulus. Pemeriksaan ulang pun
Sebelum pengawas BPSB hanya diberikan satu kali.
memeriksa, penangkar benih
sebaiknya melakukan roguing agar e. Permohonan pemeriksaan fase
standar lapang benih bersertifikat menjelang panen
terpenuhi. Jika hasil pemeriksaan oleh
pengawas BPSB menyatakan lulus, Pemeriksaan fase menjelang
lahan tersebut dapat diteruskan untuk panen dilakukan bila telah lulus
proses sertifikasi selanjutnya. Jika pemeriksaan lapang sebelumnya.
lahan dinyatakan tidak lulus maka Pemeriksaan dilakukan satu pekan
penangkar diwajibkan melakukan sebelum panen (menjelang masak
roguing ulang, dan selanjutnya fisiologis). Permohonan pemeriksaan
mengajukan pemeriksaan ulangan. diajukan satu minggu sebelum
Pemeriksaan ulang hanya dapat pemeriksaan dilakukan. Hal-hal yang
dilakukan satu kali. Jika haisl diperiksa pada pemeriksaan ini
pemeriksaan ulang lahan dinyatakan meliputi komponen buah dan benih,
tidak lulus, maka lahan tersebut gagal seperti warna dan bentuk benih. Tidak
untuk dijadikan areal produksi benih seperti pada pemeriksaan
karena kemurniannya tidak dapat sebelumnya, pada pemeriksaan ini
126
tidak dilakukan pemeriksaan ulang. kecurangan yang dilakukan
Artinya, jika lahan dinyatakan tidak penangkar, misalnya mencampurkan
lulus maka secara langsung benih benih yang lulus lapangan dengan
yang dihasilkan di lahan tersebut tidak benih kedaluwarsa atau benih tidak
dapat dijadikan sebagai benih lulus lapangan. Jika didapatkan
bersertifikat. penangkar yang melakukan
kecurangan maka proses sertifikasi
f. Permohonan pemeriksaan alat- dapat dihentikan.
alat panen dan pengolahan
benih h. Permohonan pengambilan
contoh benih
Selain benih, alat-alat panen dan
pengolashan benih pun dilakukan Prosedur selanjutnya adalah
pemeriksaan. Tujuan pemeriksaan ini permohonan pengambilan contoh
adalah untuk memastikan bahwa benih guna pengujian di laboratorium
peralatan yang digunakan dalam analisis mutu benih BPSB.
panen dan pengolahan benih tidak Pengambilan contoh benih oleh
membawa sumber kontaminan, pengawas BPSB dilakukan setelah
seperti varietas lain. Pengajuan pengolahan benih. Permohonan oleh
pemeriksaan alat-alat panen dan penangkar dilakukan 1 minggu
pengolahan benih dilakukan paling sebelum pengawasan dilakukan.
lambat satu minggu sebelum panen Sebelum dilakukan pengambilan
atau bersamaan dengan pemeriksaan contoh benih, penangkar diwajibkan
lapangan fase menjelang panen. Hal telah menempatkan dan mengemas
yang dilakukan pengawas BPSB benih secara tepat. Benih telah
dalam pemeriksaan ini adalah dikemas dengan kemasan curah
menjalankan (menghidupkan) semua (belum dikemas dengan kemasan
alat pengolahan benih sehingga sisa- pemasaran) dan dikelompokkan
sisa kotoran dan benih dari proses berdasarkan lot yang tepat, misalnya
pengolahan benih sebelumnya dapat berdasarkan tanggal panen yang
keluar dan alat dapat dibersihkan. sama dari varietas yang sama. Lot
benih ditempatkan sedemikian rupa
g. Pengawasan pengolahan benih sehingga setiap wadah benih
berpeluang sama untuk diambil
Pengawasan pengolahan benih contoh benihnya. Pengawas dapat
tidak diajukan oleh penangkar benih, membatalkan pengambilan contoh
tetapi merupakan peng-awasan benih jika diindikasikan adanya
langsung oleh petugas BPSB secara kelompok benih yang mencurigakan
periodik selama masa pengolahan atau susunan penempatan benih tidak
benih dengan waktu yang tidak memungkinkan semua wadah diambil
diberitahukan kepada penangkar. contoh benihnya.
Tujuan dari pengawasan ini adalah
memastikan bahwa selama dalam i. Permohonan pengawasan
pengolahan tidak terjadi kecurangan- pemasangan label sertifikat
127
pemasangan label sebelumnya.
Prosedur akhir dari proses Pengajuan pelabelan ulang dilakukan
pembuatan benih bersertifikat adalah satu bulan sebelum masa edar benih
pengawasan pemasangan label bersertifikat berakhir. Pada kemasan
sertifikasi. Jika dalam pengujian benih, dicantumkan data analisis mutu
laboratorium, benih penangkaran benih terbaru dan dicantumkan pula
dinyatakan lulus maka selanjutnya kode LU yang berarti Label Ulang.
penangkar mengajukan pengawasan Dormansi sekunder adalah
pemasangan label sertifikat pada dormansi yang disebabkan oleh tidak
benih-benih yang akan dikemas tersedianya salah satu faktor yang
dengan ukuran tertentu (sesuai berpengaruh bagi perkecambahan
kebutuhan pasar). tertentu. Meski sifat dormansi sangat
Dalam pengajuan ini, berkaitan dengan sifat genetik, tetapi
penangkar memohon nomor seri label dormansi benih (terutama dormansi
sertifikasi dengan mencantumkan sekunder) dapat pula disebabkan oleh
jumlah segel (seal) dan label faktor lingkungan dan atau faktor
sertifikasi yang diperlukan, nomor pengelolaan dalam proses produksi,
pengujian, nomor kelompok benih pengolahan, dan penyimpanan benih.
yang bersangkutan, jenis, varietas, Kondisi iklim yang kering dan panas
jumlah wadah, berat bersih tiap sangat kondusif untuk menghasilkan
wadah, nama dan alamat produsen. benih yang berkulit keras (hardseed).
Adapun isi label akan meliputi hasil- Hubungan antara dormansi benih
hasil pengujian laboratorium yang dan mutu benih terkair dengan mutu
terdiri dari nilai kadar air benih, daya simpan benih. Benih dorman
kemurnian, daya tumbuh benih, sertak akibat kekerasan kulit benih secara
andungan kotoran dan campuran umum diyakini memiliki daya simpan
varietas lain, selain identitas lain yang lebih panjang dibandingkan
sesuai yang diajukan penangkar benih yang tidak memiliki sifat kulit
benih. benih keras. Namun demikian nilai
positif dormansi benih ini menuntut
j. Permohonan pelabelan ulang penanganan yang tepat saat benih
harus dikecambahkan karena
Benih bersertifikat telah dibutuhkan teknik pematahan
mendekati atau habis masa edarnya dormansi yang tepat pula.
dan akan diedarkan kembali harus
dilakukan pengujian dan pelabelan 4.8 Pengujian Kesehatan Benih
ulang. Produsen benih bersertifikat
wajib mengajukan pengambilan Berbagai jenis cendawan, bakteri,
contoh benih, mengujikannya dan nematoda dan virus dapat terbawa
kemudian me-masang label ulangan benih tanaman. Dari hasil-hasil
pada kemasan benihnya. Prosedur penelitian yang telah dilakukan
dan pe-laksanaan dari pelabelan diketahui kelompok cendawan
ulang sama seperti pada prosedur merupakan mikro-organisme yang
pengambilan contoh dan pengawasan paling dominan berasosiasi dengan
128
benih. Sebagian patogen terbawa digunakan lebih dari satu metode
benih dapat menimbulkan gangguan pengujian kesehatan benih. Berbagai
tidak saja di pertanaman, tetapi juga di macam cara pengujian kesehatan
tempat penyimpanan. Cendawan benih untuk mendeteksi mikro-
merupakan mikro-organisme utama organisme atau patogen terbawa
yang sering menimbulkan gangguan benih dapat dikelompokan menjadi :
di tempat penyimpanan. Kebanyakan
patogen terbawa benih menjadi aktif a. Pengamatan Secara Visual
segera setelah benih disebar atau terhadap Benih Kering
disemai, tetapi sebagian patogen baru
menunjukkan aktivitasnya yang Pengujian kesehatan benih
ditunjukkan gejala tertentu setelah dengan metode pengamatan benih
tanaman dewasa dan berproduksi. kering dapat dilakukan secara cepat
Patogen (lebih tepat disebut inokulum untuk mendapatkan informasi awal
patogen) dapat terbawa benih tentang penampakan atau status
tanaman dalam 3 cara. Pertaman kesehatan benih. Tetapi metode ini
patogen terbawa secara internal dan hanya men-deteksi cendawan yang
berada di dalam jaringan struktur per- ada di permukaan benih atau
banyakan tanaman seperti biji, dalam tercampur bersama benih serta
hal ini patogen bias berada di embrio, kondisi fisik benih saja. Metode ini
endosperm atau kulit biji. Kedua, dapat digunakan untuk mendeteksi
patogen menempel pada permukaan patogen yang menyebabkan gejala
benih. Dan ketiga, patogen secara khas pada benih misalnya disklorisasi
terpisah terbawa biji, dalam hal ini atau perubahan warna pada kulit
patogen bisa berada dalam sisa benih, perubahan ukuran, dan bentuk
tanaman, butiran tanah atau dalam benih. Metode ini juga dapat
bentuk struktur tertentu. digunakan untuk mendeteksi patogen
Sebagai upaya untuk mencegah yang meng-hasilkan struktur tubuh
atau mengurangi risiko akibat buah yang dapat dilihat secara visual
gangguan penyakit atau patogen pada benih atau tercampur pada
terbawa benih, maka perlu dilakukan benih.
pemeriksaan atau pengujian Sebagai tambahan metode ini
kesehatan benih sebelum benih berguna untuk mengetahui adanya
disimpan ataupun sebelum ditanam. serangan/infestasi serangga benih
Metode pengujian kesehatan benih atau kerusakan benih atau melihat
yang digunakan sangat tergantung adanya perlakuan benih dengan
pada jenis benih dan jenis patogen pestisida. Metode ini berkaitan
yang mungkin terbawa benih. langsung dengan kegiatan analisis
Penentuan metode tersebut kemurnian benih (purity), yaitu apakah
dimaksudkan agar deteksi dan benih tercampur dengan benda-benda
identifikasi patogen terbawa benih dan benih lainnya dalam proses
dapat dilakukan dengan mudah dan pemberian sertifikasi benih.
akurat. Hal tersebut berarti untuk Berdasarkan peraturan
pengujian suatu contoh benih dapat Internasional Seed Testing
129
Association (ISTA) benda-benda Sebagaimana pengamatan
tercampur benih antara lain butiran secara visual terhadap benih kering,
tanah, pasir, batu, sisa tanaman, puru dalam metode pencucian benih tidak
nematoda, maupun tubuh buah ada standar dalam jumlah benih yang
cendawan seperti sklerotia, smut/ bunt diuji. Prosedur yang biasa digunakan
(yaitu butiran benih yang telah terisi di berbagai laboratorium adalah
struktur cendawan). Unsur-unsur yang sebagai berikut :
tercampur dengan benih tersebut Prosedur pencucian benih adalah
sangat potensial dalam sebagai berikut: Sebanyak 50 gr
perkembangan dan penyebaran suatu benih (dari 1 kg benih contoh)
patogen, karena berbagai cendawan dimasukan ke dalam gelas
mampu bertahan pada sisa-sisa Erlenmeyer kemudian ditambahkan
tanaman atau butiran-butiran tanah. 100 ml air steril. Untuk memudahkan
Benih yang mengalami diskolorasi peluruhan struktur cendawan dari
maupun yang mengandung patogen permukaan benih sering ditambahkan
infeksi tidak dicantumkan dalam 1 tetes Twin 20. Benih tersebut
analisis kemurnian benih, oleh karena dikocok selama 5 menit (dengan
itu perlu ada kerjasama dari petugas shaker) selanjutnya disaring dengan
yang menangani kemurnian benih kain kasa. Air hasil pencucian
dengan petugas yang menangani dimasukan dalam tabung sentrifugasi
kesehatan benih sebelum dan kemudian disentrifugasi pada
menerbitkan sertifikat benih. kecepatan 1500–2000 rpm selama 3
menit. Sedimen yang terbentuk
Prosedur : dipisahkan dengan air dengan cara
Metode ini bersifat kualitatif, sehingga membuang air tersebut menggunakan
tidak ada standar dalam jumlah pipet.
contoh benih tertentu yang digunakan Selajutnya dilakukan pengamatan
dalam pengujian. mikroskopis; sebanyak 1 ml lactofenol
ditambahkan pada sedimen dalam
b. Metode Pencucian Benih tabung dan dicampur hingga merata.
Dengan menggunakan pipet,
Metode pencucian benih terutama campuran sedimen diteteskan pada
dilakukan untuk mendeteksi gelas objek dan ditutup dengan gelas
cendawan yang membentuk struktur penutup dan selanjutnya dilakukan
di permukaan benih. Pengujian dapat pengamatan di bawah mikroskop
dilakukan secara cepat dan mudah, dengan pembesaran 100–400 kali
namun pengujian dengan cara ini untuk melihat struktur cendawan. Bila
memiliki keterbatasan karena pendekatan kuantitatif diperlukan,
cendawan yang berada di dalam maka pengamatan dapat dilakukan
jaringan benih tidak dapat diketahui dengan menggunakan haemo-
atau terdeteksi. Hasil pengujian cytometer untuk mengetahui
tersebut tidak dapat menggambarkan kepadatan inokulum (cendawan) per
tingkat infeksi dan infestasi patogen satuan berat benih.
pada benih.
130
c. Metode Inkubasi
Sebanyak 400 benih diletakkan
Prinsip pengujian benih dengan dalam cawan petri berdiameter 9 cm.
metode inkubasi adalah memberikan Jumlah benih per cawan petri 10 atau
kondisi tumbuh yang optimal bagi 25 tergantung dari ukuran benih. Tiap
mikroorganisme terbawa benih, baik cawan petri diberi label nomor benih
yang ada di permukaan ataupun yang dan tanggal pengujian. Sebelum benih
ada di dalam jaringan benih. Dengan diletakkan, cawan dialasi dengan 2
cara tersebut maka mikroorganisme lapis kertas saring yang telah
/patogen terbawa benih, terutama dicelupkan ke dalam air bersih.
cendawan dan bakteri dapat Usahakan jangan terlalu banyak air
terdeteksi dengan mengamati (tidak tergenang). Letakan benih satu
karakteristik pertumbuhan dan struktur per satu dengan menggunakan pinset
cendawan. Pengujian kesehatan seperti Gambar 2.
benih dengan metode inkubasi yang Selanjutnya benih diinkubasi pada
sering dilakukan adalah pengujian suhu kamar dengan penyinaran lampu
dengan media kertas (Blotter-test), ultra violet 12 jam terang dan 12 jam
dan pengujian pada media agar. gelap secara bergantian selama 7
Metode Inkubasi dengan Media hari. Pada hari ke-8 dilakukan
Kertas (Blotter-Test) Metode Blotter pengamatan dengan menggunakan
adalah salah satu dari metode mikroskop stereo. Pada tiap benih
inkubasi, yaitu benih ditumbuhkan diamati karakteristik pertumbuhan
pada kertas saring basah, berbagai cendawan yang tumbuh.
diinkubasikan selama 7 hari dengan Kadang-kadang sangat sulit
penyinaran lampu ultra violet selama mengidentifikasi cendawan melalui
12 jam terang dan selama 12 jam pengamatan karakteristik
kondisi gelap secara bergantian. pertumbuhan cendawan, oleh karena
Benih yang diinkubasi tersebut diamati itu dibuat preparat dari cendawan
di bawah mikroskop dengan tersebut dan diamati dengan bantuan
pembesaran 50–60 kali untuk melihat mikroskop compoun dan kunci
pertumbuhan cendawan. identifikasi. Jika suatu cendawan telah
Cendawan yang tumbuh diamati teridentifikasi, dituliskan kode
dan didekteksi berdasarkan cendawan pada kertas blotter didekat
karakteristik keberadaan tum-buhnya cendawan yang bersangkutan.
seperti tubuh buah, konidia yang Jumlah benih yang terinfeksi suatu
muncul dari konidiofor (tangkai cendawan dihitung sebagai tingkat
konidia), spora dengan massa infeksi cendawan pada contoh benih
sporanya, sporodokium dan yang diuji.
aservulus, piknidiospora da-lam
piknidia, dan askospora dalam 2) Metode inkubasi dengan media
peritesia. kertas dengan pendinginan
131
kertas saring seperti pada metode memudahkan dalam pengamatan.
inkubasi dengan kertas standar. Biasanya cendawan atau bakteri akan
Benih diinkubasi selama 24 jam pada membentuk koloni yang khas pada
suhu ruang dengan penyinaran lampu media agar.
ultra violet 12 jam terang dan 12 jam Dalam pelaksanaan pengujian
gelap. Pada hari ke-2 benih disimpan dengan media agar memerlukan
pada suhu –20o C selama 24 jam. persiapan yang lebih lama, relatif
Tujuan perlakuan pendinginan ter- rumit dan mahal, terutama bila
sebut adalah untuk menghambat atau menggunakan media spesifik. Sering
menekan perkecambahan benih. Hal terjadi kesulitan dalam pengamatan
ini disebabkan sering perkecambahan karena pertumbuhan koloni cendawan
benih menyulitkan secara teknis atau bakteri men-jadi berbeda atau
dalam pengamatan sehingga berubah bila menggunakan media
informasi menjadi bias. tumbuh yang berbeda dengan waktu
Setelah diberi perlakuan dingin yang berbeda pula. Kesulitan lain
kemudian benih diinkubasi selama 5 pada waktu pengamatan adalah
hari pada suhu ruang dengan pertumbuhan cendawan bukan
penyinaran lampu ultra violet 12 jam sasaran (cendawan saprofit) tumbuh
terang dan 12 jam gelap secara lebih ekstensif sehingga menekan
bergantian. pertumbuhan cendawan patogen yang
Pada hari ke-8 benih diamati menjadi sasaran pengamat-an. Untuk
seperti prosedur pengamatan metode keperluan pengujian dengan media
inkubasi dengan media kertas agar digunakan berbagai jenis media
standar. tumbuh seperti PDA dan media semi
selektif atau selektif seperti Czapek,
3) Metode inkubasi pada media agar Media BSC, Media Komada, dan lain-
lain.
Dalam metode media agar Prosedur metode inkubasi pada
inokulum terbawa benih, dideteksi media agar adalah sebagai berikut:
berdasarkan karakteristik koloni pada Media agar steril disiapkan dalam
media agar yang berkembang dari cawan petri steril. Sebanyak 400
benih. Secara umum prinsipnya sama benih dari satu contoh benih diberi
dengan prinsip dari pengujian dengan perlakuan sterilisasi permukaan
media kertas. Dalam beberapa hal dengan NaOCL 1 % selama 3 menit.
metode ini memiliki kelebihan, yaitu Kemudian benih ditiriskan pada kertas
memberikan informasi lebih relatif saring steril. Dalam banyak kasus,
lebih cepat dan cukup perlakuan sterilisasi pada permukaan
menggambarkan status kesehatan benih tidak dilakukan.
benih dibandingkan dengan metode Benih diletakkan pada media agar
media kertas, karena ketersediaan dalam cawan petri. Tiap cawan
nutrisi pada media agar ditanami 10 butir benih. Pekerjaan
memungkinkan cendawan atau bakteri penanaman benih tersebut dilakukan
tumbuh dan berkembang secara lebih secara aseptik, yaitu membersihkan
baik dan lebih cepat sehingga tempat dan alat kerja dengan bahan
132
aseptik seperti alkohol 70 %. Benih kecambah antara lain Pseudomonas
diinkubasi pada suhu kamar selama 7 spp. Media tumbuh yang digunakan
hari dengan penyinaran lampu ultra untuk pengujian gejala pada bibit/
violet 12 jam terang dan 12 jam gelap kecambah adalah media pasir, bata
secara bergantian. merah, campuran pasir dan tanah
Pengamatan dilakukan pada hari serta media buatan seperti agar air.
ke-8 tetapi sering pula dilakukan mulai Pengujian kesehatan benih dengan
hari ke-4, karena koloni cendawan gejala bibit/ kecambah mempunyai
sudah mulai tampak. Hal yang diamati beberapa kelebihan dibandingkan
adalah karak-teristik koloni dan metode yang lain.
struktur cendawan. Untuk bakteri Pengujian dengan cara ini dapat
bahkan peng-amatan sudah dapat mengamati penularan (transmisi)
dilakukan pada hari ke-2 atau ke-3. patogen dari benih ke tanaman dari
satu fase ke fase pertumbuhan
4) Uji Gejala pada Bibit/ Kecambah tanaman. Beberapa patogen tidak
mudah dideteksi dengan metode lain
Patogen dapat menghasilkan karena serangan patogen tersebut
gejala pada bibit/kecambah baik pada yang bersifat laten. Sehingga
akar, kotiledon, atau hipokotil. Benih diperlukan fase tertentu pertumbuhan
yang terinfeksi pada kondisi yang tanaman agar gejala dan
menguntungkan dapat menghasilkan perkembangan patogen dapat
gejala pada bibit sama dengan gejala dideteksi. Metode ini sangat
di lapangan, sehingga metode ini bermanfaat untuk pengujian contoh
dapat digunakan untuk mendapatkan benih yang jumlahnya terbatas seperti
informasi yang mewakili penampakan benih hasil pemuliaan pada tahap
di lapangan. Sejumlah cendawan, tertentu dan juga bermanfaat untuk
bakteri dan virus terbawa benih sering tujuan karantina. Pengujian gejala
menghasilkan gejala infeksi atau bibit/kecambah dapat digunakan untuk
serangan pada kecambah atau bibit evaluasi efektivitas perlakuan benih,
tanaman. Gejala terjadi pada akar, baik dengan kimia maupun secara
batang, daun atau seluruh bagian fisik.
kecambah atau bibit tanaman. Pada Prosedur pengujian dengan
berbagai kejadian inokulum cendawan metode media agar cair adalah
terbawa benih menyebabkan sebagai berkiut: Dengan media agar
kematian pada tanaman atau air (water agar) dilakukan dengan cara
kecambah. sebagai berikut. Tuangkan 10 ml agar
Beberapa kelompok cendawan air ke dalam tabung reaksi ukuran
terbawa benih yang sering 160x16 mm kemudia tutup dengan
menyebabkan penyakit pada kapas dan selanjutnya disterilisasi
kecambah atau bibit antara lain pada temperatur 121o C selama 15
Alternaria, Ascochyta, Colletotrichum, menit. Sebutir benih ditanam pada
Drechslera, Fusarium, Macrophomina. media agar air steril. Sebelum dan
Sedangkan kelompok bakteri yang sesudah penanaman, tabung tetap
sering menunjukkan gejala pada tertutup dengan kapas. Penanaman
133
dikerjakan secara aseptik. Tabung sandwich ELISA (DAS ELISA). Dalam
reaksi yang berisi media agar air dan indirect ELISA uji didasarkan pada
benih kemudian diletakkan pada rak adanya ikatan enzim dengan molekul
tabung reaksi dan diinkubasikan antibody yang dapat dideteksi oleh
sampai 14 hari pada temperatur ruang antiviral immunoglobulin. Sedangkan
dengan penyinaran lampu ultra violet. pada DAS ELISA, virus diikat oleh
Setelah masa inkubasi diamati gejala antibody spesifik yang kemudian
yang timbul, koloni cendawan dan bereaksi lagi dengan antibody spesifik
struktur cendawan. Pengamatan yang telah diikat oleh enzim.
sebenarnya bisa dilakukan selama Dari segi praktikal indirect ELISA
masa inkubasi. lebih sederhana dan lebih cepat
karena dalam indirect ELISA tidak
5) Uji Serologi melalui prosedur pemurnian virus,
mempersiapkan stock gamma–
Uji ELISA (Enzyme-Linked globulin (lgG), dan mela-kukan
Immuno-sorbent Assays) adalah konjugasi enzim–immuno-globulin.
pengujian serologi terutama Prosedur uji serologi adalah
digunakan untuk mendeteksi bakteri sebagai berikut: Antigen (ekstrak
dan virus terbawa benih. Prinsip tanaman yang diuji) harus
pengujian tersebut adalah reaksi in dipersiapkan terlebih dahulu
vitro antara antigen dan antibodi. (Persiapan kontrol) yaitu ekstrak
Dalam pengujian cara ini sangat tanaman sehat dan suspensi tanaman
tergantung kepada ketersediaan yang positif terinfeksi virus dalam
sejumlah antibodi yang spesifik untuk antigen buffer dengan pengenceran
patogen sasaran. Uji ELISA sebagai 1/50. Buat ekstrak antigen dengan
salah satu metode serologi untuk cara menggerus jaringan tanaman
mendeteksi virus sering digunakan yang akan diuji kemudian diencerkan
karena metode tersebut sederhana, dengan antigen buffer dengan
mudah dilakukan, cepat, sensitif, pengenceran 1/9. Masukan antigen
akurat, dan dapat digunakan untuk tersebu sebanyak 100 µl pada setiap
menguji sampel dalam jumlah besar. lubang plate ELISA.
Metode tersebut berdasarkan pada Tutup plate ELISA dengan plastik
konjugasi antara virus– antibodi dan tipis dan diinkubasikan selama 1 jam
enzim, dengan menambahkan pada suhu tumbuh 37o C atau
substrat pewarna maka adanya semalaman pada suhu kamar.
konjugasi tersebut dapat diperlihatkan. Primary (specific antiserum) harus
Dalam uji ELISA ada beberapa disiapkan terlebih dahulu. Selama
cara yang digunakan yaitu indirect inkubasi (atau sebelum uji dimulai)
ELISA, double antibody sandwich dapat dilakukan cross–adsorbtion
ELISA (DAS ELISA), DAS ELISA antiserum dengan jaringan sehat
protocol, F (ab’)2 indirect ELISA dan F dengan cara sebagai berikut.
(ab’)2 ELISA protocol, tetapi yang Jaringan sehat dihancurkan dalam
banyak digunakan adalah metode serum buffer dengan pengeceran
indirect ELISA dan double antibody 1/20. Suspensi disaring dengan
134
menggunakan kain kasa. Encerkan fotometer. Untuk menghentikan reaksi
anti-serum sesuai anjuran dalam dapat dilakukan dengan menambah
suspensi tersebut. Aduk sampai rata setetes 3 N NaOH pada tiap lubang.
dan inkubasi selama 45 menit pada
suhu 37o C. Cara Pembuatan Buffer untuk Inderect
Pencucian dilakukan dengan ELISA :
langkah-langkah sebagai berikut. PBS (Phosphate Buffered Saline) :
Kosongkan plate ELISA. Cuci plate 6) 0,05 M KH2 PO4 /
ELISA dengan PBS Tween, rendam Na2 HPO4 + 8,5 g Na Cl /l
selama 3 menit dengan PBS Tween, 7) pH 7,2
ulangi sampai 4 kali cucian. Keringkan Antigen buffer:
dengan kertas tissue. Masukan a. PBS + 0,01
primary antiserum 100 µl setiap M NaDIECA.
lubang plate ELISA. Inkubasikan plate PBS Tween (untuk mencuci)
tersebut selama 1 jam pada suhu 1 liter PBS Tween
37oC. 0,2 g KCl.
Secondary antiserum (conjugate) 0,5 ml Tween 20
harus disiapkan setelah primery Serum buffer :
antiserum yaitu dengan cara: 1 liter PBS Tween
Kosongkan plate ELISA dan cuci 20 g Polyvinylpyrrolidone (2 %)
dengan cara seperti di atas. Masukan (MW = 25.000)
konjugasi antibody– Alkaline 2 g Ovalbumin (0,2 %)
phosphatase (tersedia secara
komersial sebagai SWAREC = Swine Substrate – Buffer : DIEAB :
antirabbit enzyme conju-gate) pada Diethanolamine Buffer.
pengenceran 1/1000–1/2000 dalam 100 ml diethanolamine
serum buffer. Inkubasikan selama 1 (C4H11NO2).
jam pada suhu 37oC.
200 ml deinonized H2O
Substrat dibuat setelah antiserum
24 ml 5 N Hcl
siap untuk digunakan. Metoda
pembuatan substrat adalah sebagai buat suspensi dalam deionized
berikut: Kosongkan plate ELISA dan H2O sampai mencapai volume
cuci sebagaimana di atas. Buat 1000 ml.
larutan substrat dari 1 tablet p–
nitrophenyl (PNPP), (tersedia se-cara 6) Uji Tanaman Indikator
komersial) dalam 10–15 ml
diethanolamine buffer (DIEAB). Pengujian dengan tanaman
Masukan substrat tersebut 100 µl per indikator digunakan terutama untuk
lubang. Inkubasikan selama 30 menit mendeteksi virus dan bakteri terbawa
pada suhu kamar. Reaksi positif yaitu benih. Prinsip pengujiannya adalah
apabila terjadi perubahan warna reaksi dari tanaman indikator terhadap
menjadi kuning. ekstrak/sap dari biji yang
Baca nilai absorban ultra violet diinokulasikan pada tanaman indikator
dengan menggunakan alat spektro- tersebut. Reaksi yang terjadi adalah
135
berupa gejala lokal pada daun
tanaman indikator. a. Permohonan sertifikasi
136
pertumbuhan vegetatif atau sekitar 30 diamati keberadaan dari CVL dengan
hari setelah tanam. Pengajuan pengamatan pada organ reproduktif,
permohonan pemeriksaan diajukan seperti warna dan bentuk bunga, serta
kepada BPSB paling lambat 7 hari saat pembungaan. Seperti pada
sebelum pemeriksaan, pemeriksaan pengawasan lapangan fase vegetatif,
akan dilakukan terhadap keberadaan penangkar benih diberi kesempatan
campuran varietas lain (CVL). Nilai untuk melakukan pengawasan ulang
standar CVL berbeda untuk setiap jika hasil pemeriksaan dinyatakan
jenis tanaman dan kelas benih yang tidak lulus. Pemeriksaan ulang pun
diproduksi. Semakin tinggi kelas hanya diberikan satu kali.
benih, semakin ketat standarnya.
Sebelum pengawas BPSB 4) Permohonan pemeriksaan fase
memeriksa, penangkar benih menjelang panen
sebaiknya melakukan roguing agar
standar lapang benih bersertifikat Pemeriksaan fase menjelang
terpenuhi. Jika hasil pemeriksaan oleh panen dilakukan bila telah lulus
pengawas BPSB menyatakan lulus, pemeriksaan lapang sebelumnya.
lahan tersebut dapat diteruskan untuk Pemeriksaan dilakukan satu pekan
proses sertifikasi selanjutnya. Jika sebelum panen (menjelang masak
lahan dinyatakan tidak lulus maka fisiologis). Permohonan pemeriksaan
penangkar diwajibkan melakukan diajukan satu minggu sebelum
roguing ulang, dan selanjutnya pemeriksaan dilakukan. Hal-hal yang
mengajukan pemeriksaan ulangan. diperiksa pada pemeriksaan ini
Pemeriksaan ulang hanya dapat meliputi komponen buah dan benih,
dilakukan satu kali. Jika haisl seperti warna dan bentuk benih. Tidak
pemeriksaan ulang lahan dinyatakan seperti pada pemeriksaan
tidak lulus, maka lahan tersebut gagal sebelumnya, pada pemeriksaan ini
untuk dijadikan areal produksi benih tidak dilakukan pemeriksaan ulang.
karena kemurniannya tidak dapat Artinya, jika lahan dinyatakan tidak
dipertanggung-jawabkan, dan hanya lulus maka secara langsung benih
diperbolehkan untuk produksi non yang dihasilkan di lahan tersebut tidak
benih. dapat dijadikan sebagai benih
bersertifikat.
3) Permohonan pemeriksaan
lapangan fase generatif 5) ermohonan pemeriksaan alat-alat
panen dan pengolahan benih
Pemeriksaan lapangan fase
generatif hanya dilakukan bila telah Selain benih, alat-alat panen dan
lulus pada tahapan pemeriksaan pengolashan benih pun dilakukan
sebelumnya. Pengajuan permohonan pemeriksaan. Tujuan pemeriksaan ini
pemeriksaan lapangan fase generatif adalah untuk memastikan bahwa
(saat berbunga) dilakukan satu peralatan yang digunakan dalam
minggu sebelum pemeriksaan panen dan pengolahan benih tidak
dilakukan. Dalam pemeriksaan ini juga membawa sumber kontaminan,
137
seperti varietas lain. Pengajuan pengolahan benih. Permohonan oleh
pemeriksaan alat-alat panen dan penangkar dilakukan 1 minggu
pengolahan benih dilakukan paling sebelum pengawasan dilakukan.
lambat satu minggu sebelum panen Sebelum dilakukan pengambilan
atau bersamaan dengan pemeriksaan contoh benih, penangkar diwajibkan
lapangan fase menjelang panen. Hal telah menempatkan dan mengemas
yang dilakukan pengawas BPSB benih secara tepat. Benih telah
dalam pemeriksaan ini adalah dikemas dengan kemasan curah
menjalankan (menghidupkan) semua (belum dikemas dengan kemasan
alat pengolahan benih sehingga sisa- pemasaran) dan dikelompokkan
sisa kotoran dan benih dari proses berdasarkan lot yang tepat, misalnya
pengolahan benih sebelumnya dapat berdasarkan tanggal panen yang
keluar dan alat dapat dibersihkan. sama dari varietas yang sama. Lot
benih ditempatkan sedemikian rupa
b. Pengawasan pengolahan benih sehingga setiap wadah benih
berpeluang sama untuk diambil
Pengawasan pengolahan benih contoh benihnya. Pengawas dapat
tidak diajukan oleh penangkar benih, membatalkan pengambilan contoh
tetapi merupakan pengawasan benih jika diindikasikan adanya
langsung oleh petugas BPSB secara kelompok benih yang mencurigakan
periodik selama masa pengolahan atau susunan penempatan benih tidak
benih dengan waktu yang tidak memungkinkan semua wadah diambil
diberitahukan kepada penangkar. contoh benihnya.
Tujuan dari pengawasan ini adalah
memastikan bahwa selama dalam d. Permohonan pengawasan
pengolahan tidak terjadi kecurangan- pemasangan label sertifikat
kecurangan yang dilakukan
penangkar, misalnya mencampurkan Prosedur akhir dari proses
benih yang lulus lapangan dengan pembuatan benih bersertifikat adalah
benih kedaluwarsa atau benih tidak pengawasan pemasangan label
lulus lapangan. Jika didapatkan sertifikasi. Jika dalam pengujian
penangkar yang melakukan laboratorium, benih penangkaran
kecurangan maka proses sertifikasi dinyatakan lulus maka selanjutnya
dapat dihentikan. penangkar mengajukan pengawasan
pemasangan label sertifikat pada
c. Permohonan pengambilan benih-benih yang akan dikemas
contoh benih dengan ukuran tertentu (sesuai
kebutuhan pasar). Dalam pengajuan
Prosedur selanjutnyas adalah ini, penangkar memohon nomor seri
permohonan pengambilan contoh label sertifikasi dengan
benih guna pengujian di labora-torium mencantumkan jumlah segel (seal)
analisis mutu benih BPSB. dan label sertifikasi yang diperlukan,
Pengambilan contoh benih oleh nomor pengujian, nomor kelompok
pengawas BPSB dilakukan setelah benih yang bersangkutan, jenis,
138
varietas, jumlah wadah, berat bersih ulang. Produsen benih bersertifikat
tiap wadah, nama dan alamat wajib mengajukan pengambilan
produsen. Adapun isi label akan contoh benih, mengujikannya dan
meliputi hasil-hasil pengujian kemudian memasang label ulangan
laboratorium yang terdiri dari nilai pada kemasan benihnya. Prosedur
kadar air benih, kemurnian, daya dan pe-laksanaan dari pelabelan
tumbuh benih, sertak andungan ulang sama seperti pada prosedur
kotoran dan campuran varietas lain, pengambilan contoh dan pengawasan
selain identitas lain sesuai yang pemasangan label sebelumnya.
diajukan penangkar benih. Pengajuan pelabelan ulang dilakukan
satu bulan sebelum masa edar benih
e. Permohonan pelabelan ulang bersertifikat berakhir. Pada kemasan
benih, dicantumkan data analisis mutu
Benih bersertifikat telah benih terbaru dan dicantumkan pula
mendekati atau habis masa edarnya kode LU yang berarti Label Ulang.
dan akan diedarkan kembali harus
dilakukan pengujian dan pelabelan
139
Direktorat Jenderal Litbang Dinas Pertanian
Perbenihan Pemerintah dan Tingkat I
Swasta
BUMN
Pelepasan Swasta
BPSB
Varietas Baru
(Breeder Seed) Diperta
Tk.II
BUMN
BBU
Swasta
Benih Pokok
(Stock Seed)
BBP BUMN
Benih Sebar Swasta
(Extention Seed)
Keterangan:
: Komando
Pemasaran : Pengawasan
Pemasaran
: Pembinaan dan
Koordinasi
: Alur benih
: Sertifikasi
PETANI
Gambar 4.13.
Skema alur pelepasan benih, produksi dan pengawasan mutu benih di Indonesia.
(Ditjentan Pangan dan Horti, 1999)
140
Ringkasan
141
SOAL:
1. Jelaskan proses pembentukan biji pada tumbuhan dengan bantuan angina
dan serangga
2. Bagaiman proses sertifikasi benih di Indonesia
TUGAS:
1. Lakukan kegiatan bermain peran dengan tema mendaftarkan benih vegetatif
dan benih generatif.
2. Lakukan observasi minimal pada 2 (dua) orang penangkar benih dan
lakukan wawancara terhadap teknik produksi yang biasa dilakukan.
142
BAB 5. TEKNIK PEMELIHARAAN TANAMAN HASIL PEMBENIHAN
143
berpartikel halus). Konsep ini meliputi Agrogeologi, Fisika, Kimia dan
dikembangkan oleh para Geologis pada Biologi Tanah, Morfologi dan Klasifikasi
akhir abad XIX. Hal-hal yang dipelajari Tanah, Survei dan Pemetaan Tanah,
adalah (1). Perbedaan-perbedaan Analisis Bentang Lahan, Ilmu Ukur
berbagai jenis tanah dan dijumpainya Tanah, Perencanaan dan
suatu jenis tanah yang sama jika Pengembangan Wilayah.
kondisinya relatif sama. (2). Masing- Pemahaman tanah sebagai media
masing jenis tanah mempunyai tumbuh tanaman pertama kali
morfologi yang khas sebagai dikemukakan oleh Dr. H.L. Jones dari
konsekuensi keterpaduan pengaruh Cornell University Inggris, yang mengkaji
spesifik dari iklim, jasad hidup (tanaman hubungan tanah pada tanaman tingkat
dan ternak), bahan induk, topografi dan tinggi untuk mendapatkan produksi
umur tanah; dan (3). Tanah merupakan pertanian yang seekonomis mungkin.
hasil evolusi alam yang bersifat dinamis Kajian tanah dari aspek ini disebut
sepanjang masa. edaphologi (edaphos = bahan tanah
Dinamika dan evolusi alam ini subur), namun pada realitasnya kedua
terhimpun dalam definisi bahwa tanah definisi selalu terintegrasi. Kajian
adalah "bahan mineral yang tidak padat Edaphologi ini antara lain meliputi
(unconsolidated) terletak di permukaan Kesuburan Tanah, Konservasi Tanah
bumi, yang telah dan akan tetap dan Air, Agrohidrologi, Pupuk dan
mengalami perlakuan dan dipengaruhi Pemupukan, Ekologi Tanah dan
oleh faktor-faktor genetik dan lingkungan Bioteknologi Tanah, sedangkan yang
yang meliputi bahan induk, iklim merangkum kajian Pedologi dan
(termasuk kelembaban dan suhu), Edaphologi sekaligus antara lain meliputi
organisme (makro dan mikro) dan Pengelolaan Tanah dan Air, Evaluasi
topografi pada suatu periode waktu Kesesuaian Lahan dan Tata Guna
tertentu". Satu penciri-beda utama Lahan, Pengelolaan Tanah Rawa,
adalah tanah ini secara fisik, kimiawi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
biologis, serta ciri-ciri lainnya umumnya Lingkungan.
berbeda dibanding bahan induknya, Tanah pada masa kini sebagai
yang variasinya tergantung pada faktor- media tumbuh tanaman didefinisikan
faktor pembentuk tanah tersebut. sebagai: "Lapisan permukaan bumi yang
Pengertian ini disebut sebagai secara fisik berfungsi sebagai tempat
definisi pedologis (pedo = gumpal tumbuh dan berkembang sistem
tanah). Dalam definisi yang lain ilmu perakaran penopang tegak-tumbuhnya
tanah adalah ilmu pengetahuan alam tanaman dan penyuplai kebutuhan air
murni dalam hal: (1) asal mula dan dan udara; secara kimiawi berfungsi
pembentukan tanah yang tercakup sebagai gudang dan penyuplai hara atau
dalam bidang kajian genesis tanah, dan nutrisi (senyawa organik dan anorganik
(2) nama-nama, sistematik, sifat sederhana dan unsur-unsur esensial
kemampuan dan penyebaran berbagai seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe,
jenis tanah yang tercakup dalam bidang Mn, B, Cl, dan lain-lain); dan secara
kajian Klasifikasi dan Pemetaan Tanah. biologis berfungsi sebagai habitat biota
Hasil kajian tanah secara pedologis ini (organisme) yang berpartisipasiaktif
dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyediaan hara tersebut dan
dasar dalam pemanfaatan masing- zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi)
masing jenis tanah secara efisien dan bagi tanaman", yang ketiganya secara
rasional. Kajian Pedologi antara lain integral mampu menunjang produktivitas
144
tanah untuk menghasilkan biomasa, baik memahami, (2) fungsi tanah sebagai
tanaman pangan, obat-obatan, industri pelindung tanaman dari serangan hama
perkebunan, maupun kehutanan". dan penyakit dan dampak negatif
Atas dasar definisi ini maka tanah pestisida limbah industri berbahaya
sebagai media tumbuh mempunyai tersebut. Oleh karena itu, dalam buku ini
empat fungsi utama, yaitu sebagai (1). dituturkan dalam kerangka pengertian
Tempat tumbuh dan berkembangnya fenomena ini.
perakaran yang mempunyai dua peran
utama. (2). Penyokong tegak- b. Profil Tanah
tumbuhnya trubus (bagian atas) Secara vertikal tanah
tetanaman. (3). sebagai penyerap zat- berdifferensiasi membentuk horizon-
zat yang dibutuhkan tanaman. (4). horizon (lapisan-lapisan) yang berbeda-
Penyedia kebutuhan primer tanaman beda baik dalam morfologis seperti
untuk melaksanakan aktivitas ketebalan dan warnanya, maupun
metabolismenya, baik selama karakteristik fisik, kimiawi, dan biologis
pertumbuhan maupun untuk masing-masingnya sebagai konsekuensi
berproduksi, meliputi air, udara dan bekerjanya faktor-faktor lingkungan
unsur-unsur hara. (5). Penyedia terhadap: (1) bahan induk asalnya
kebutuhan sekunder tanaman yang maupun (2) bahan-bahan eksternal,
berfungsi dalam menunjang aktivitasnya berupa bahan organik sisa-sisa biota
supaya berlangsung optimum, meliputi yang hidup di atasnya dan mineral non
zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota bahan induk yang berasal dari letusan
terutama mikroflora tanah seperti (a). gunung api, atau yang terbawa oleh
zat-zat pemacu tumbuh (hormon, vitamin aliran air. Susunan horizon-horizon
dan asam-asam organik khas). (b). tanah dalam lapisan permukaan bumi
antibiotik dan toksin yang berfungsi setebal 100-120 cm disebut sebagai
sebagai anti hamapenyakit tanaman di profil tanah.
dalam tanah. (c). senyawa-senyawa Profil Tanah merupakan irisan
atau enzim yang berfungsi dalam vertikal tanah dari lapisan paling atas
penyediaan kebutuhan primer tersebut hingga ke bebatuan induk tanah
atau transformasi zat-zat toksik eksternal (regolit), yang biasanya terdiri dari
seperti pestisida dan limbah industri horizon-horizon O-A-E-B-C- R. Empat
berbahaya; serta. (d). Habitat biota lapisan teratas, yang masih dipengaruhi
tanah, baik yang berdampak positif cuaca disebut Solum Tanah, horizon O-
karena terlibat langsung atau tak A disebut lapisan tanah atas dan horizon
langsung dalam penyediaan kebutuhan E-B disebut lapisan tanah bawah
primer dan sekunder tanaman tersebut, Meskipun tanah terdiri dari
maupun yang berdampak negatif karena beberapa horizon, namun bagi
merupakan hama dan penyakit tanaman. tetanaman yang sangat penting adalah
Fungsi-fungsi tanah yang horizon O - A (lapisan atas) yang
sedemikian vitalnya dalam penyediaan biasanya mempunyai ketebalan di
bahan pangan, papan dan sandang bagi bawah 30 cm, bahkan bagi tanaman
manusia (juga bagi hewan) ini berakar dangkal seperti padi, palawija
membawa konsekuensi bahwa seorang dan sesayuran yang paling berperan
ahli tanah tidak saja dituntut untuk adalah kedalaman di bawah 20 cm. Oleh
berpengetahuan tentang: (1) tanah karena itu, istilah kesuburan tanah
sebagai tempat tumbuh dan penyedia biasanya mengacu kepada ketersediaan
kebutuhan tanaman, tetapi juga harus hara pada lapisan setebal ini, yang
145
biasanya disebut sebagai lapisan olah. mengandung bahan; organik tanah atau
Namun bagi tetanaman perkebunan dan belum mengalami pelindian (leaching)
kehutanan (pepohonan) untuk jangka hara secara intensif, sehingga relatif
panjang lapisan tanah bawah juga akan subur, sedangkan tanah yang berwarna
menjadi sumber hara dan air. terang atau pucat berarti berBOT (bahan
Kegunaan langsung dari organik tanah) rendah atau telah
pengamatan profil tanah ini antara lain mengalami pelindian hara intensif,
adalah untuk mengetahui (1). sehingga relatif miskin. Tanah yang
Kedalaman lapisan olah atau solum berwarna homogen bersih menunjukkan
tanah yang merupakan indikator potensi sirkulasi udara (aerasi) dan airnya
kedalaman akar tanaman untuk (drainase) baik, berarti kadar oksigennya
berpenetrasi, makin dangkal berarti cukup, sehingga proses oksidasi
makin tipis sistem perakarannya, berjalan baik, sedangkan tanah yang
sehingga jika makin besar bobot atau berwarna tak bersih atau bebercak
tinggi tanaman akan makin mudah menunjukkan aerasi dan drainasenya
tanaman untuk tumbang. Informasi ini tidak baik, sehingga proses oksidasi dan
dapat menuntun kita dalam memilih jenis reduksinya terjadi secara bergantian.
tanaman dan teknik penanamannya. Proses reduksi yang lama pada tanah
(2). Kelengkapan atau differensiasi kering berkadar besi tinggi akan
horizon pada profil tanah merupakan menimbulkan bercak-bercak senyawa
indikator umur tanah atau proses-proses ferro yang berwarna kekuningan,
pembentukan (genesis) yang telah sedangkan proses oksidasi yang lama
dilaluinya, makin lengkap atau makin pada tanah rawa akan menghasilkan
berdiferensiasi horizon-horizon tanah senyawa ferri yang berwarna kecoklat-
berarti makin tua umur tanah, namun merahan.
kelengkapan atau diferensiasi horizon ini
akan makin berkurang atau makin baur c. Komponen Tanah
apabila tanah mengalami erosi. Pada Tanah mineral yang dapat berfungsi
tanah-tanah muda seperti Regosol, yang sebagai media tumbuh ideal secara
banyak terdapat di sekitar Indralaya, 0I material tersusun oleh 4 komponen,
Sumatera Selatan, profilnya dapat tanpa yaitu bahan padatan (mineral dan bahan
horizon. Pada tanah dewasa seperti organik), air dan udara. Berdasarkan
andosol, yang banyak terdapat di volumenya, maka tanah secara rerata
Kabupaten Muara Enim dan Lahat, terdiri dari: (1) 50% padatan, berupa
Sumatera Selatan, profilnya lengkap 45% bahan mineral dan 5% bahan
seperti sketsa pada Gambar 1.1. di atas, organik, dan (2) 50% ruang pori, berisi
sedangkan pada tanah-tanah tua seperti 25% air dan 25% udara.
Podsolik di sekitar Palembang dan Khusus untuk tanah gambut yang
Prabumulih serta tanah latosol di banyak tersebar di kawasan rawa
Kabupaten Muara Enim Sumatera Sumatera Selatan, Jambi, Riau,
Selatan, yang telah tererosi berat atau Kalimantan dan Papua, komposisi ini
telah mengalami pencucian intensif relatif berlainan, karena bagian
mempunyai profil yang umumnya tanpa padatannya 100% dapat berupa bahan
atau sedikit lapisan olah (horizon 0 dan organik, sedangkan ruang porinya 100%
A). dapat terisi air, sehingga ketiadaan
Warna tanah merupakan indikator bahan mineral dan udara pada tanah ini
sifat kimiawi tanah. Tanah yang merupakan masalah utama dalam
berwarna gelap berarti banyak
146
pemanfaatannya menjadi lahan yang melepaskan CO2 dan untuk
pertanian produktif. oksidasi enzimatik oleh mikrobia
Secara alamiah proporsi komponen- autotrofik (mampu menggunakan
komponen tanah sangat tergantung senyawa anorganik sebagai sumber
pada (1). Ukuran partikel penyusun energinya). (2). CO2 bagi mikrobia
tanah, makin halus berarti makin padat fotosintetik, dan (3). N2 bagi mikrobia
tanah, sehingga ruang porinya juga akan pengikat N.
menyempit, sebaliknya jika makin kasar. Beberapa gas seperti CO2 dan N2
(2). Sumber bahan organik tanah, tanah ini serta NH3, H2 dan gas-gas lainnya
bervegetasi akan mempunyai proporsi baik yang berasal dari proses
BOT tinggi, sebaliknya pada tanah dekomposisi bahan organik maupun
gundul (tanpa vegetasi). (3). Iklim berasal dari sisa-sisa pestisida atau
terutama curah hujan dan temperatur, limbah industri, apabila berkadar relatif
saat hujan dan evaporasi (penguapan) tinggi dapat menjadi racun baik bagi
rendah proporsi air meningkat (dan akar maupun bagi mikrobia tanah.
proporsi udara menurun), sebaliknya Adanya sirkulasi udara (aerasi) yang
pada saat tidak hujan dan evaporasi baik akan memungkinkan pertukaran
tinggi, dan (4). Sumber air, tanah yang gas-gas ini dengan 02 dari atmosfer,
berdekatan dengan sungai akan lebih sehingga aktivitas mikrobia autotrofik
banyak mengandung air ketimbang yang yang berperan vital dalam penyediaan
jauh dari sungai. unsur-unsur hara menjadi terjamin dan
toksisitas gas-gas tersebut ternetralisir.
d. Fungsi Utama Tanah sebagai Air tanah berfungsi sebagai
Media Tumbuh komponen utama tubuh tetanaman dan
Masing-masing komponen tanah biota tanah. Sebagian besar
tersebut berperan penting dalam ketersediaan dan penyerapan hara oleh
menunjang fungsi tanah sebagai media tanaman dimediasi oleh air, malah
tumbuh, sehingga variabilitas keempat unsur-unsur mobil seperti N, K dan Ca
komponen tanah ini akan berdampak dominan diserap tanaman melalui
terhadap variabilitas fungsi tanah bantuan mekanisme aliran massa air,
sebagai media tumbuh. baik ke permukaan akar maupun
transportasi ke daun. Oleh karena itu,
tanaman yang mengalami kekurangan
air tidak saja akan layu tetapi juga akan
mengalami defisiensi hara. Untuk
menghasilkan 1 g biomass kering,
tanaman membutuhkan sekitar 500 g
air, yang 1 %nya mengisi setiap unit sel-
sel tanaman.
Bahan organik dan mineral tanah
terutama berfungsi sebagai gudang dan
penyuplai hara bagi tetanaman dan biota
Gambar 5.1.
Sketsa proporsi komponen-komponen
tanah. Bahan mineral melalui bentuk
tanah mineral partikel-partikelnya merupakan
Udara tanah misalnya berfungsi penyusun ruang pori tanah yang tidak
sebagai gudang dan sumber gas (1). O2 saja berfungsi sebagai gudang udara
yang dibutuhkan oleh sel-sel perakaran dan air, tetapi juga sebagai ruang untuk
tanaman untuk melaksanakan respirasi, akar berpenetrasi, makin sedikit ruang
147
pori ini akan makin tidak berkembang untuk bersirkulasi dengan udara
sistem perakaran tanaman. Bahan (drainase dan aerasi). Sifat fisik lain
organik merupakan sumber energi, yang penting adalah warna dan suhu
karbon dan hara bagi biota heterotrofik tanah. Warna mencerminkan jenis
(pengguna senyawa organik), sehingga mineral penyusun tanah, reaksi kimiawi,
keberadaan BOT (bahan organik tanah) intensitas pelindian dan akumulasi
akan sangat menentukan populasi dan bahan-bahan yang terjadi, sedangkan
aktivitasnya dalam melepaskan hara-- suhu merupakan indikator energi
hara tersedia yang dikandung BOT matahari yang dapat diserap oleh
tersebut. bahan-bahan penyusunan tanah.
Dalam berpenetrasi ini, pada Tanah yang gembur akan
kondisi ideal perakaran tanaman dapat memberikan kelonggaran bagi per-
tumbuh dan berpenetrasi baik secara kembangan akar serta memper-
lateral maupun vertikal sejauh beberapa lancarkan persediaan oksigen dan
cm per hari, sehingga tanaman jagung drainase yang baik. Ketersediaan
dewasa yang ditanam berjarak 100 cm oksigen juga diperlukan untuk proses
dapat mempunyai sistem perakaran dan aktivitas jasad renik tanah yang
yang saling bersentuhan dengan menguraikan bahan organik menjadi
kedalaman lebih dari 2 meter. Bahkan unsur hara yang selanjutnya dapat
tanaman alfalfa diketahui dapat diserap oleh tanaman. Contohnya
mencapai kedalaman sampai 7 m, adalah bakteri Rhizobum sp. Pada
dengan rerata 2-3 m. Tanaman kedelai leguminoceae akan membantu proses
dapat berpenetrasi hingga 35 cm lateral penangkapan N2 dari udara dan akan
dan 1 m horizontal. Makna terpenting dikonversi menjadi Nitrat, sedangkan
dari makin berkembangnya sistem bakteri Nitratasi akan merubah NO2
perakaran ini adalah makin banyaknya menjadi NO3.
hara dan air yang dapat diserap Drainase tanah yang baik akan
tanaman, sehingga makin terjamin mencegah penggenangan air, mengatur
kebutuhannya selama proses suhu dan kelembaban tanah sesuai
pertumbuhan dan produksinya, dan dengan yang dibutuhkan oleh tanaman.
akhirnya makin produktif suatu areal Selain itu, dengan drainase yang baik
lahan. akan terhindar perkembangan berbagai
patogen seperti cendawan yang
5.2. Sifat Fisik Tanah merugikan.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Secara keseluruham sifat-sifat fisik
fungsi pertama tanah sebagai media tanah ditentukan oleh (1). Ukuran dan
tumbuh adalah sebagai tempat akar komposisi partikel-partikel hasil
mencari ruang untuk berpenetrasi pelapukan bahan penyusunan tanah.
(menelusup), baik secara lateral atau (2). Jenis dan proporsi komponen-
horizontal maupun secara vertikal. komponen penyusunan pertikel-pertikel
Kemudahan tanah untuk dipenetrasi ini ini. (3). Keseimbangan antara suplai
tergantung pada ruang pori-pori yang air, energi dan bahan dengan
berbentuk di antara partikel-partikel kehilangannya; dan (4). Intensitas
tanah (tekstur dan struktur), sedangkan reaksi kimiawi dan biologis yang telah
stabilitas ukuran ruang ini tergantung atau sedang berlangsung.
pada konsistensi tanah terhadap
pengaruh tekanan. Kerapatan porosotas
tersebut menentukan kemudahan air
148
5.2.1 Tekstur (drainase dan aerasi baik: air dan udara
Tekstur tanah menunjukkan banyak tersedia bagi tanaman), tetapi
komposisi partikel penyusun tanah makin mudah pula air untuk hilang dari
(separat) yang dinyatakan sebagai tanah, dan sebaliknya. (2). Makin tidak
perbandingan proporsi (%) relatif antara poreus tanah akan makin sulit akar
fraksi pasir (sand) (berdiameter 2,00- untuk berpenetrasi, serta makin sulit air
0,20 mm atau 2000-200 µm, debu (silt) dan udara untuk bersirkulasi (drainase
(berdiameter 0,20-0,002 mm atau 200-2 dan aerasi buruk: air dan udara sedikit
µm) dan liat (clay) (<2 µm). Partikel tersedia), tetapi air yang ada tidak
berukuran di atas 2 mm seperti kerikil mudah hilang dari tanah. (3). Oleh
dan bebatuan kecil tidak tergolong karena itu, maka tanah yang baik
sebagai fraksi tanah, tetapi harus dicerminkan oleh komposisi ideal dari
diperhitungkan dalam evaluasi tekstur kedua kondisi ini, sehingga tanah ber-
tanah. Klasifikasi ukuran, jumlah dan tekstur debu dan lempung akan
Was permukaan fraksi-fraksi tanah mempunyai ketersediaan yang optimum
menurut sistem USDA dan Sistem bagi tanaman, namun dari segi nutrisi
Internasional tertera pada Tabel 5.1. tanah lempung lebih baik ketimbang
berikut: tanah bertekstur debu.
Tabel 5.1. memperlihatkan bahwa makin Fraksi pasir umumnya didominasi
kecil ukuran separat berarti makin oleh mineral kuarsa (SiO2) yang sangat
banyak jumlah dan makin luas tahan terhadap pelapukan, sedangkan
permukaannya per satuan bobot tanah, fraksi debu sanya berasal dari mineral
yang menunjukkan makin padatnya feldspar dan mika yang cepat lapuk,
partikel-partikel per satuan volume pada saat pelapukannya akan
tanah. Hal ini berarti makin banyak membebaskan sejumlah hara, sehingga
ukuran pori mikro yang terbentuk, tanah bertekstur debu umumnya lebih
sebaliknya jika ukuran separat makin subur ketimbang tanah tekstur pasir.
besar. Uraian ini menunjukkan bahwa
Tanah yang didominasi pasir akan fraksi pasir dan debu lebih berperan
banyak mempunyai pori-pori makro secara fisik, sedangkan karena sebagian
(besar) (disebut lebih poreus), tanah fraksi liat yang rukuran <1 µm
yang didominasi debu akan banyak merupakan koloid atau partikel
mempunyai pori-pori meso (sedang) bermuatan listrik yang aktif sebagai situs
(agak poreus), sedangkan yang pertukaran anion atau kation, maka
didominasi liat akan banyak mempunyai fraksi liat lebih berperan secara kimiawi
pori-pori mikro (kecil) atau tidak poreus. ketimbang secara fisik.
Hal ini berbanding terbalik dengan luas Perbedaan jumlah dan luas
permukaan yang terbentuk, luas permukaan partikel-partikel per satuan
permukaan mencerminkan luas situs volume tanah, maka di lapangan jika
yang dapat bersentuhan dengan air, tanah yang telah dibasahi dirasakan
energi atau bahan lain, sehingga makin dengan kulit jari-jari tangan, maka fraksi
dominan fraksi pasir akan makin kecil pasir akan terasa kasar dan tidak lekat,
daya menahan tanah terhadap ketiga fraksi debu akan terasa agak halus dan
material ini, dan sebaliknya jika liat yang agak lekat, tetapi tidak licin, sedangkan
dominan. Sebagai hasilnya, maka (1). fraksi liat akan terasa halus, lekat, dan
Makin poreus tanah akan makin mudah licin.
akar untuk berpenetrasi, serta makin Tekstur tanah dibagi menjadi 12
mudah air dan udara untuk bersirkulasi kelas seperti tertera pada Tabel 5.2.
149
menunjukkan bahwa suatu tanah mendekati kebenaran atau makin identik
disebut bertekstur pasir apabila dengan basil penetapan di laboratorium.
mengandung minimal 85% pasir, Cara ini disebut metode rasa, dilakukan
bertekstur debu apabila berkadar dengan mengambil sebongkah tanah
minimal 80% debu dan bertekstur liat seberat kira-kira 10 g, pecahkan
apabila berkadar minimal 40% liat. perlahan, basahi dengan air
Tanah yang berkomposisi ideal yaitu secukupnya, lalu pijit di antara jari
22,5- 52,5% pasir, 30-50% debu dan jempol dan telunjuk, geser-geserkan jari
10–30% liat disebut bertekstur telunjuk sambil merasai derajat
Lempung. kekasaran, kelicinan, dan kelengketan
Berdasarkan kelas teksturnya maka partikel-partikel tanah. Melalui
tanah digolongkan menjadi (1). Tanah perbandingan rasa ketiganya maka
bertekstur kasar atau tanah berpasir secara kasar tekstur tanah dapat
berarti tanah yang mengandung minimal diperkirakan, misalnya indra kulit
70% pasir atau bertekstur pasir atau merasakan partikel-partikel (1). Terasa
pasir berlempung (tiga macam). (2). kasar, tanpa rasa licin dan tanpa rasa
Tanah bertekstur halus atau tanah lengket, serta tidak bisa membentuk
berliat berarti tanah yang mengandung gulungan atau lempengan kontinu, maka
minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, berarti tanah bertekstur pasir. (2).
liat berdebu atau liat berpasir (3 Sebaliknya jika partikel tanah terasa
macam). (3). Tanah bertekstur sedang halus, lengket dan dapat dibuat
atau tanah berlempung, terdiri dari (a). gulungan atau lempengan kontinu, maka
Tanah bertekstur sedang tetapi agak berarti tanah bertekstur liat. (3). Tanah
kasar meliputi tanah yang bertekstur bertekstur debu akan mempunyai
lempung berpasir (Sandy Loam) atau partikel-partikel yang terasa agak halus
lempung berpasir halus (dua macam). dan licin tetapi tidak lengket, serta
(b). Tanah bertekstur sedang meliputi gulungan atau lempengan yang
yang bertekstur lempung berpasir terbentuk rapuh atau mudah hancur.
sangat halus, lempung (Loam), lempung (4). Tanah bertekstur lempung akan
berdebu (Silty Loam) atau debu (silt) (4 mempunyai partikel-partikel yang
macam), dan (c). Tanah bertekstur mempunyai rasa ketiganya secara
sedang tetapi agak halus mencakup proporsional, apabila yang terasa lebih
lempung liat (Clay loam), lempung liat dominan adalah sifat pasir, maka berarti
berpasir (Sandy clay Loam) atau tanah bertekstur lempung berpasir, dan
lempung liat berdebu (Sandy-silt Loam) seterusnya.
(3 macam). Hasil penetapan menurut metode
Melalui pengetahuan tentang sifat- rasa ini akan makin baik apabila untuk
sifat fraksi pasir, debu dan liat setiap titik pengamatan dilakukan
sebagaimana dijelaskan sebelumnya, beberapa kali, paling tidak tiga kali (tiga
apabila kelas tekstur tanah diketahui, ulangan).
maka gambaran umum tentang sifat fisik Di Laboratorium, tekstur tanah
tanah dapat diperkirakan. umumnya ditetapkan melalui dua
Di lapangan tekstur tanah dapat metode, yaitu metode pipet (kurang teliti)
ditetapkan berdasarkan kepekaan indra atau metode hidrometer "Bouyoucos"
perasa (kulit jari jempol dan telunjuk) (lebih teliti), yang keduanya didasarkan
yang membutuhkan pengalaman dan pada perbedaan kecepatan jatuhnya
kemahiran, makin peka indra perasa ini, partikel-partikel tanah di dalam air
hasil penetapannya akan makin dengan asumsi bahwa kecepatan
150
jatuhnya partikel yang berkerapatan bertekstur lempung berpasir ketimbang
(density) sama dalam suatu larutan akan yang bertekstur liat dan pasir
meningkat secara. linear apabila radius berlempung. Namun keduanya tumbuh
partikel bertambah secara secara ideal pada tanah bertekstur pasir apabila
kuadratik: disertai dengan irigasi. Pada kondisi
tanpa irigasi, tanah lempung
memberikan sifat-sifat fisik yang baik
sebagaimana diuraikan sebelumnya,
sehingga sistem perakarannya leluasa
2 gr 2 dp d untuk berkembang.
V Tanah yang lebih baik adalah tanah
9n bertesktur lempung berpasir ketimbang
tekstur lempung terkait dengan
di mana : kebutuhan tanaman kentang terhadap
V = kecepatan jatuhnya partikel ruang untuk perpanjangan dan
(cm detik-1) pembesaran umbinya. Pinus resinosa
g = percepatan karena gravitasi (cm ideal pada tanah bertekstur lempung
detik-1) berpasir meskipun jika dibanding
dp = kerapatan partikel (g cm-3) dengan tanah bertekstur pasir yang
d = kerapatan larutan (g cm-3) diberi air irigasi.
r = radius partikel (cm) Pada tanah-tanah di daerah tropika,
n = viskositas absolut larutan (dyne nisbah debu : Liat merupakan kriteria
detik cm-3). penting dalam mengevaluasi fenomena
seperti: (1) migrasi liat, (2) taraf
Melalui metode hidrometer tersebut pelapukan fisik, dan (3) umur bahan
(1). fraksi pasir merupakan partikel- induk tanah; serta (4) klasifikasi tanah
partikel yang turun ke dasar suspensi (Lal, 1979).
selama kurang dari 40 detik. (2). fraksi
debu turun antara 40 detik hingga 5.2.2 Struktur
hampir dua jam, sedangkan. (3). Apabila tekstur mencerminkan
sisanya yang masih tersuspensi ukuran partikel dari fraksi-fraksi tanah,
merupakan fraksi liat. maka struktur merupakan kenampakan
Proporsi hasil penetapan masing- bentuk atau susunan partikel-partikel
masing fraksi tanah ini kemudian primer tanah (pasir, debu dan liat indi-
dicocokkan dengan proporsi pada vidual) hingga partikel-partikel sekunder
segitiga tekstur (Gambar 3.1), misalnya (gabungan partikel-partikel primer yang
contoh tanah o berkadar pasir 25%, disebut ped (gumpalan) yang
debu 25% dan liat 50%, maka berarti membentuk agregat (bongkah). Tanah
tanah bertekstur liat. yang partikel-partikelnya belum
Peran tekstur tanah sebagaimana bergabung, terutama yang bertekstur
diuraikan di atas akan memengaruhi pasir, disebut tanpa struktur atau
pertumbuhan dan produksi tanaman, berstruktur lepas, sedangkan tanah
hasil penelitian pengaruh tekstur tanah bertekstur liat, yang terlihat massif (padu
terhadap produksi jagung dan kentang tanpa ruang pori, yang lembek jika
tertera pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 ini basah dan keras jika kering) atau
menunjukkan bahwa jagung ideal apabila dilumat dengan air membentuk
tumbuh pada tanah bertekstur lempung, pasta disebut juga tanpa struktur.
sedangkan kentang ideal pada tanah
151
Tabel 5.1. Klasifikasi ukuran, jumlah dan luas permukaan fraksi-fraksi tanah menurut
Sistem USDA dan Sistem Internasional
Separat tanah Diameter (mm) Jumlah partikel Was permukaan
USDA Internasional (g-1) (cm2 g-1)
Pasir sangat kasar 2,00-1,00 - 90 11
Pasir kasar 1,00-0,50 - 720 23
Pasir sedang 0,50-0.25 - 5.700 45
Pasir - 2,00-0,20 4,088 29
Pasirhalus 0,25-0,10 - 46.000 91
Pasir sangat halus 0,10-0,05 - 722.000 227
Debu 0,05-0,002 - 5.776.000 454
Debu - 0,02-0,002 2.334.796 271
Liat*) <0,002 <0,002 90.250.853.000 8.000.000
152
terbentuk tetapi terlihat, (c) sedang, jika Secara umum terdapat tiga
ped dapat terbentuk dengan baik, tahan kelompok bahan koloidal (partikel
lama dan jelas, tetapi tak jelas pada berdiameter <1 µm) yang bertindak
tanah utuh, dan (d) kuat, jika ped kuat, sebagai agen perekat (cementing agent)
pada tanah utuh jelas terlihat dan antar partikel-partikel dalam proses
ped terikat lemah namun tahan jika pembentukan agregat (agregasi) tanah,
dipindahkan dan hanya terpisah apabila yaitu (1) Mineral-mineral Liat koloidal.
tanah terganggu. (2) Oksida-oksida besi dan mangan
koloidal, dan (3) Bahan organik koloidal,
Mekanisme pembentukan struktur termasuk hasil aktivitas dan perombakan
dimulai dari butiran tunggal atau dari sel-sel mikrobia.
bentuk masif. Apabila berasal dari butir- Oleh karena koloid-koloid ini
butir tunggal, maka perkembangannya bermuatan negatif, maka molekul-
dimulai dari pengikatan partikel-partikel molekul air yang dapat bertindak secara
tanah membentuk cluster (gerombol) dipolar (bermuatan + dan -) terjerap
yang kemudian menjadi ped. (adsorpsi) ke permukaan koloid liat
Lima mekanisme utama yang tersebut. Pada saat air menguap, maka
menyatukan partikel-partikel ini meliputi: lempeng-lempeng liat akan berdekatan
(1) aktivitas penetrasi akar pada saat dan dibantu oleh agen perekat, maka
berkembang, (2) pergerakan air yang terjadilah agregasi.
mengikuti arah perkembangan akar Pada tanah horizon A di Wisconsin
menyebabkan terjadinya pengikisan dan USA urutan kepentingan agen-agen
pemecahan tanah yang kemudian pengikat pembentuk ped berdiameter >
memicu pembentukan ped; dan (3) 0,5 mm adalah sebagai berikut (1).
aktivitas keluar masuknya fauna tanah, Secara umum lendir mikrobial>Fe-
(4). Pembasahan dan pengeringan oksida>C-organik> liat. (2). Lempung
yang merenggang-ciutkan partikel- berdebu Parr: lendir mikrobial>liat>Fe--
partikel dan (5). Pencairan dan oksida> C-organik. (3). Lempung berliat
pembekuan yang juga merenggang- Almena : lendir mikrobial>Fe-oksida.
ciutkan partikel-partikel. (4). lempung berliat Miami : lendir
Stabilitas ped yang terbentuk (juga mikrobial>Fe-oksida>C-organik, dan
agregat) ter-gantung pada dua kondisi, (5). lempung berliat Kewaunee : Fe-
yaitu (1). Keutuhan tanah permukaan oksida>liat>lendir mikrobial.
ped pada saat rehidrasi, dan (2). Pentingnya peran lendir (gum)
Kekuatan ikatan antar koloid-partikel di mikrobial sebagai agen pengikat adalah
dalam ped pada saat basah. menjamin kelangsungan aktivitas
Stabilitas ped ini dapat ditentukan mikrobia dalam proses pembentukan
melalui metode penyaringan basah. ped (dan agregasi) tersebut. Polimer-
Dalam metode ini, tanah kering polimer organik yang merupakan
diletakkan dalam saringan kemudian polisakarida berbobot-molekul besar
dicelupkan ke dalam air, air segera dapat berasal dari lendir ekstraseluler
meresap dan mendesak udara yang atau dinding-dinding sel-sel mikrobia,
terperangkap di ruang-ruang pori tanah, membentuk jaringan seperti jala yang
ped yang tidak kuat terhadap tekanan ini efektif dalam menyatukan partikel-
akan pecah dan rusak, turun lewat partikel tanah. Hidroksi polimer-polimer
lobang-lobang saringan. Ped-ped yang ini dan atom-atom oksigen permukaan
tertinggal merupakan ped yang stabil liat membentuk ikatan-ikatan hidrogen
terhadap air. sebagai jembatan pengikat, sedangkan
153
terhadap partikel nonkoloidal, polimer- agen pengikat yang terpenting adalah
polimer ini bertindak sebagai lem Fe-oksida karena tingginya kadar Fe-
perekat. Miselia jamur dan aktinomisetes oksida pada tanah ini.
juga efektif sebagai agen pengikat ini.
Pada tanah Latosol di daerah tropis,
Tabel 5.3. Pengaruh kelas tekstur dominan lapisan atas tanah terhadap
produksi jagung dan kentang
Produksi (per hektar)
Kelas tekstur dominan
Jagung (ton) Kentang (Ton)
Liat 5,030 -
Lempung 6,287 28,00
Lempung berpasir 5,030 33,60
Pasir berlempung 3,772 28,00
Pasir (+ irigasi) 7,544 33,60
154
Hal ini terutama terkait dengan difusi oksigen di udara tanah, sehingga
proses respirasi akar tanaman yang peningkatan kadar air tanah akan
menyerap O2 dari udara tanah dan menghambat penetrasi oksigen ini yang
melepaskan CO2 sehingga jika aerasi kemudian menyebabkan tertekannya
buruk akan terjadi akumulasi CO2 dan respirasi akar. Hasil penelitian
defisit O2 konsrkuensinya respirasi akar menunjukkan bahwa akar kebanyakan
dan aktivitas mikrobia aerobik (mutlak tanaman ideal pada laju difusi oksigen
butuh oksigen) yang terlibat dalam minimal 30 x 10 cm menit, tidak mampu
penyediaan hara akan terganggu, maka berpenetrasi ke dalam tanah apabila laju
penyerapan hara melalui mekanisme difusi kurang dari 20 x 10 cm menit, dan
aktif yang membutuhkan energi kimiawi pada kondisi jenuh air terjadi defisit
(ATP) hasil proses respirasi juga akan oksigen yang menyebabkan matinya
terhambat. Kemungkinan secara tanaman. Pada kacang kapri dan tomat,
keseluruhan akan menghambat derisiensi oksigen selama 24 jam saja
perkembangan dan pertumbuhan telah menghambat pertumbuhannya.
tanaman. Pada tomat terlihat setelah 10-15 hari
Pada kondisi aerasi baik kadar CO2 kemudian dengan penurunan bobot
udara tanah lebih tinggi 6-7 kali (jika terjadi pada 45-50 hari kemudian
aerasi buruk dapat hingga 10-100 kali), dengan penurunan bobot hingga 25%
kadar O2 lebih rendah dan kadar N2, yang baru pulih setelah 70 hari.
lebih tinggi daripada kandungan CO2, Kepekaan tanaman terhadap aerasi
O2 dan N2 atmosfer. Hal ini di samping tanah yang buruk atau defisiensi oksigen
disebabkan oleh (1). Adanya respirasi adalah sebagai berikut (1). Peka: tomat,
akar (juga mikroflora fotosintetik dan kentang, biet gula, kacang pea dan
fauna tanah) seperti dijelaskan diatas, barlei. (2). Sedang: jagung, gandum,
dan (2). Aktivitas mikrobia dalam oat, dan kedelai. (3). Agak tahan:
dekomposisi bahan organik yang sorgum (dapat terendam beberapa hari),
melepaskan gas CO2 dan N2 rumput sudan dan reed canary, dan (4).
(denitrifikasi), serta fiksasi N2 (seperti Toleran: willow, padi, cattail, dan
bakteri rhizobium), CO2 (mikrobia beberapa sedge yang dapat menyerap
heterotrofik) dan O2 (mikrobia aerobik), udara ke dalam perakarannya yang
terutama terkait dengan (3). tenggelam. Pada padi mekanisme ini
Kecenderungan udara yang mengalir terjadi karena adanya interkoneksi
dari temperatur tinggi (tanah) ke pembuluh udara dalam korteks, yang
temperatur udara (atmosfer) terutama di dapat menyuplai oksigen asalkan
malam hari dan sebaliknya di siang hari, trubusnya menyembul ke udara.
dan (4). Adanya gas-gas yang berdifusi Kadar CO2 pada udara tanah
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi bervariasi antara 0,1-5,0% dan jika
rendah (N2 dan CO2 dari tanah ke udara aerasi buruk dapat mencapai hampir
dan O2 dari udara ke tanah). 20%. Pada kondisi tergenang (reduksi)
Umumnya tanaman tumbuh normal udara tanah juga banyak mengandung
pada saat pori tanah terisi udara >10% gas methan, hidrogen sulfida dan
oksigen, idealnya sekitar 21%. Di amoniak. Faktor-faktor yang
bawah kadar 10% pertumbuhan akan mempengaruhi kadar CO2 –O2 udara
terhambat dan akan berhenti sama tanah tertera pada Tabel 3.8 yang
sekali apabila kadarnya kurang dari 2%. secara umum merupakan
Laju difusi oksigen di dalam air adalah konsekuensinya terhambat aktivitas akar
10 ribu kali lebih kecil ketimbang laju dan mikrobia, serta difusi yang
156
menyebabkan naiknya kadar CO2 dan oleh Anders Celcius (ahli Astronomi
turunnya kadar O2. Swedia), yang kemudian paling umum
digunakan di dunia. Satu sentigrade =
5.2.4 Temperatur Tanah 1/100 dari total perbedaan anatar
Temperatur (suhu) adalah temperatur air pada titik didih di bawah
suatu sifat tanah yang sangat penting tekanan atmosfer baku {700 mm Hg
secara langsung mempengaruhi (merkuri)}. (b). Interval temperatur ini
pertumbuhan tanaman dan juga juga digunakan untuk menyatakan
terhadap kelembaban, aerasi, struktur, temperatur absolut (derajat Kelvin),
aktivitas mikrobial, dan enzimatik, namun skalanya dimulai pada -273,18
dekomposisi serasah/sisa tanaman dan oC sebagai titik nol, dan (c). Pada tahun
157
konduksi dari interior anah (sangat dan (b) insulasi oleh udara, uap air,
sedikit). Faktor-faktor eksternal awan, debu, kabut, salju, tetanaman,
(lingkungan) yang ber-peran dan mulsa. (2). Didaerah Temperate,
menyebabkan terjadinya perubahan radiasi yang diterima permukaan bumi
temperatur tanah meliputi: adalah 100 – 800 langleys per hari, yang
secara rata-rata setara dengan
oK= oC + 273 kebutuhan energi untuk
oC= (oF – 32) x 0,556 mengevaporasikan lapisan air setebal 1
oK – 273 = oC = 0,556 oF – 17,8 cm diperlukan 560 langleys. Namun
demikian hanya sebagian dari total
Jumlah panas yang ada dalam radiasi ini yang tersedia untuk menyuplai
suatu bodi disebut sebagai kapasitas energi yang dibutuhkan untuk evaporasi
thermal atau kapasitas panas. Kapasitas dan transpirasi tersebut. Sisa energi ini
thermal suatu substansi dapat jika tidak terpakai untuk menaikan
didefinisikan sebagai jumlah panas yang temperatur tanah dan fotosintesis,
dibutuhkan untuk mengubah temperatur direradiasikan kembali ke langit.
per satuan bobot massa substansi Radiasi solar terjadi sebagai radiasi
tersebut. Satuan kapasitas tanah adalah gelombang pendek dengan panjang
gram per kalori (g cal-1 ), yaitu jumlah gelombang antara 0,3 – 5,0 um.(1).
panas yang dibutuhkan untuk mengubah Radiasi dari langit, yang berkontribusi
temperatur 1 gram air dari 15 menjadi 16 relatif besar dalam menyuplai panas
oC. Panas spesifik adalah kapasitas pada tanah di areal yang sinar
panas suatu substansi yang mataharinya dapat menembus atmosfer
dihubungkan dengan sifat air ini, yang bumi. (2). Konduksi panas dari
berpanas – spesifik air = 1 cal g-1 , atmosfer. Oleh karena konduksi panas
sedangkan kebanyakan mineral-mineral yang menerobos udara adalah sedikit,
penyusun tanah berpanas-spesifik maka efeknya terhadap temperatur
hampir 0,2 cal g -1 . secara umum semua tanah hanya penting apabila terjadi
substansi berkapasitas – panas lebih kontak dengan tanah. (3). Kondensasi,
kecil dari air (Kohnke, 1980). merupakan proses eksothermik. Apabila
Temperatur tanah ditentukan oleh uap air dari atmosfer atau dari
interaksi sejumlah faktor, dengan dua kedalaman tanah yang berbeda
sumber panas, yaitu radiasi sinar berkondensasi di dalam tanah maka
matahari dan langit (dominan), serta akan terjadi peningkatan temperatur
konduksi dari interior tanah (sangat tanah, hingga 5 oC atau lebih. (4).
sedikit). Faktor-faktor eksternal Evaporsi, merupakan proses
(lingkungan) yang berperan endothermik yang berefek kebalikan .
menyebabkan ter-jadinya perubahan (5). Curah hujan berperan menurunkan
temperatur tanah meliputi : (1). Radiasi temperatur tanah. (6). Insulasi, dapat
solar. Jumlah panas matahari yang berupa tanaman penutup tanah, mulsa,
mencapai permukaan bumi adalah 2 cal salju, awan dan asap yang menghalangi
g-1 cm-2 menit-1 atau 2 langleys menit -1 , sampainya radiasi matahari ke
namun yang benar-benar diterima oleh permukaan tanah, dan (7). Vegetasi,
permukaan tanah jauh berkurang, melalui pengaruhnya terhadap
tergantung pada : (a) sudut temu antar transpirasi, repleksi radiasi dan energi
matahari –muka tanah yang dipengaruhi yang digunakannya untuk fotosintesis
oleh latitudo, musim, waktu, kecuraman akan menurunkan temperatur iklim mikro
dan arah lereng, serta altitudo lokasinya,
158
dan secara tidak langsung juga Ativitas biologi menghasilkan panas,
temperatur tanah. sehingga makin besar aktivitas ini kan
Faktor-faktor internal (tanah) yang makin banyak pans yang dibebaskan ke
berperan meliputi : tanah. Tanah yang berkadar BOT , hara
, dan udara tinggi, serta berapa derajat
(1) Kapasitas thermal. lebih tinggi ketimbang tanah yang
Tanah mineral kering mempunyai biologisnya tidak aktif.
panas spesifik hampir 0,2 cal g-1 , yang
berarti setiap 1 cm3 (biasanya disingkat (4) Radiasi
cc) tanah kering yang tersusun oleh 50 Radiasi dari tanah ke atmosfer yang
% padatan dan 50 % ruang pori akan terjadi secara kontinu, makin tinggi
mempunyai panas spesifik sebesar 0,5 x temperatur tanah akan makin besar
2,65 x 0,2 = 0,265 cal cm3 (atau rerata radiasinya.
0,25 cal cm3 ) oleh karena panas spesifik
udara sangat kecil sehingga dapat (5) Struktur, Tekstur dan
diabaikan. Kelembaban Tanah.
Tanah yang ruang – porinya terisi Tanah padat mempunyai
air akan berpanas-spesifik = 0,265 + konduktivitas thermal lebih besar
(0,5 x 1,0) = 0,675 cal cm3 , yang ketimbang tanah yang gembur, akibat
nilainya akan menurun tergantung udara yang mengisi tanah gembur ini
proporsi kadar air tanahnya. Panas mempunyai konduktivitas thermal yang
spesifik es hanya 0,5 cal cm3 . panas jauh lebih rendah ketimbang air, apalagi
spesifik gambut secara gravimetris ketimbang partikel-partikel tanah.
(bobot) akan jauh lebih besar ketimbang
tanah mineral, tetapi secara volumetris (6) Garam-garam terlarut
tidak banyak berbeda. Tanah organik Garam terlarut mempengaruhi
biasanya mempunyai banyak ruang pori, evaporsi, kesuburan tanah dan aktivitas
sehingga dalam keadaan jenuh akan biologis tanah, sehingga secara tidak
berpanas-spesifik besar, yaitu sekitar langsung berpengaruh terhadap
0,9 cal cm3. temperatur tanah. Kadar garam yang
tinggi akan menenkan aktivitas biologis
(2) Konduktivitas dan difusivitas ini.
thermal.
Konduktivitas bahan-bahan 5.2.5 Warna Tanah
pembentuk tanah dan sebagian besar Warna merupakan salah satu sifat
partikel-partikel tanah adalah sekitar fisik tanah yang lebih banyak digunakan
0,005 cal detik -1 cm -1 oC-1. udara untuk pendeskripsian karakter tanah,
berkonduktivitas 100 kali lebih kecil karena tidak mempunyai efek langsung
sedangkan air hanya sekitar seperlima terhadap tetanaman tetapi secara tidak
ketimbang mineral pembentuk tanah langsung berpengaruh lewat dampaknya
tersebut. Oleh karena itu, tanah-tanah terhadap temperatur dan kelembaban
berstruktur lepas lagi kering akan tanah.
mempunyai konduktivitas thermal yang Warna tanah meliputi putih, merah,
sangat rendah (0,0003-0,0005 cal detik - coklat, kelabu, kuning, dan hitam,
1 cm -1 oC-1). kadangkala dapat pula kebiruan atau
kehijauan. Kebanyakan tanah
(3) Aktivitas biologis. mempunyai warna yang tak murni tetapi
campuran kelabu, coklat, dan bercak
159
(rust), kerapkali 2-3 warna terjadi dalam sebentar (intermitten) akibat adanya
bentuk spot-spot, disebut karatan kelebihan air dan buruknya aerasi yang
(mottling). terjadi secara temporer.
Warna tanah merupakan komposit Tanah basah atau lembab terlihat
(campuran) dari warna-warna lebih gelap ketimbang tanah kering,
komponen-komponen penyusunnya. karena terkait dengan perbedaan nyata
Efek komponen-komponen terhadap dari sifat refraktif (aksi pembiasan
warna komposit ini secara langsung cahaya) komponen padatan tanah dan
proporsional terhadap total permukaan udara, sehingga warna pada tanah
tanah yang setara dengan luas kering akan banyak direfleksikan.
permukaan spesifik dikali proporsi Warna merupakan indikator kondisi
volumetrik masing-masingnya terhadap iklim tempat tanah berkembang atau
tanah, yang bermakna materi koloidal asal bahan induknya, tetapi pada kondisi
mempunyai dampak terbesar terhadap tertentu warna sering pula digunakan
warna tanah, misalnya humus dan besi- sebagai indikator kesuburan atau
hidroksida yang secara jelas kapasitas produktivitas lahan, secara
menentukan warna tanah. Besi-oksida umum dikatakan bahwa
berwarna merah, coklat-karatan atau Makin gelap tanah berarti makin
kuning tergantung derajat hidrasinya, tinggi produktivitasnya. Dengan
besi-tereduksi berwarna biru-hijau, berbagai pengecualian mempunyai
kuarsa umumnya berwarna putih. urutan : putih. Kuning, kelabu,merah,
Batukapur berwarna putih, kelabu, atau coklat-kekelabuan, coklat-kekaratan
kadangkala olive-hijau, dan feldspar Coklat dan hitam. Yang merupakan
mempunyai banyak warna tetapi resultante dari hal-hal berikut: (1).
dominan merah, tergantung tipe dan kadar bahan organik yang berwarna
proporsi mantel-besinya. belap, makin tinggi makin gelap. (2).
Karatan merupakan warna hasil intensitas pelindian unsur-unsur hara
pelarutan dan pergerakan beberapa pada tanah tersebut, makin intensif
komponen tanah, khusunya besi (Fe) makin terang, atau (3). warna terang
dan mangan (Mn), selama musim hujan, mencerminkan dominannya kuarsa,
yang kemudian mengalami presipitasi yaitu mineral yang tanpa nilai nutrisional
(pengendapan) dan deposisi (perubahan sama sekali, sehingga makin dominan
posisi) ketika tanah mengalami makin terang, dan
pengeringan. Hal ini terutama dipicu Pada tanah muda, warna
oleh terjadinya : (a) reduksi besi dan merupakan indikator jenis bahan
mangan ke bentuk larutan, dan (b) induknya, sedangkan tanah-tanah tua,
oksidasi yang menyebabkan terjadinya merupakan indikator iklim tempat
pada tanah yang rendah kadar besi atau perkembangannya, baik iklim makro
mangannya, sedangkan karatan maupun iklim tanah. Iklim hangat akan
berwarna gelap terbentuk apabila besi menghasilkan tanah-tanah berwarna
dan mangan tersebut mengalami merah, khususnya jika tanah
presipitasi. Karatan-karatan yang berdrainase baik. Warna terang
terbentuk ini tidak segera berubah kerapkali merupakan hasil intesifnya
meskipun telah dilakukan perbaikan pelindian besi dari tanah, yang
drainase. umumnya bersamaan dengan hilangnya
Warna bercak pada tanah juga berbagai unsur hara, sehingga tanah
merupakan indkator terjadinya proses berwarna terang sering dikaitkan dengan
reduksi-oksidasi secara sebentar- rendahnya produktivitas.
160
Warna juga memengaruhi kondisi menjadi kisaran hue : 0 – 2,5 2,5 – 5,0
tanah lainnya melalui efeknya terhadap 5,0 – 7,5 dan 7,5 – 10, yang pada kartu
energi radiant. Benda berwarna hitam warna hanya tertulis 2,5 5,0 7,5 dan 10.
dan gelap cenderung lebih banyak Value atau briliance
menyerap energi matahari ketimbang (kecemerlangan) yang mengekspresikan
benda berwarna terang atau putih, variasi berkas sinar yang terjadi jika
sehingga pada saat matahari bersinar, dibandingkan warna putih absolut. Value
tanah-tanah hitam dan gelap cenderung ini merujuk pada gradasi warna dari
lebih hangat ketimbang tanah-tanah putih (skala 10) ke hitam (skala 0), dan
terang atau putih. Lebih banyaknya Chroma didefinisikan sebagai gradasi
energi panas yang tersedia dalam tanah kemurnian dari warna, atau derajat
akan lebih mendorong laju evaporasi, pembeda adanya perubahan warna dari
namun adanya mulsa atau vegetasi kelbu atau putih netral (skala 0) ke
penutup tanah atau mengeliminasi warna lainnya (skala 19).
perbedaan ini. Dilapangan, ambil tanah
secukupnya (kira-kira 5 g) cocokan
5.2.6 Klasifikasi Warna dengan warna yang ada di buku
Gelombang elektromagnetik yang Munsell, misalnya warna tanah terletak
dikenal sebagai sinar visibel (dapat pada kartu Hue 2,5 YR, value 3 dan
dilihat mata) mempunyai panjang chroma 4, ditulis 2,5 YR ¾ berarti
gelombang sekitar 0,38 – 0,75 m. warnanya dark reddish brown (coklat
Efek sinar dari berbagai panjang kemerahan gelap).
gelombang yang memengaruhi mata
(impresi) sangat bervariasi. Perbedaan 5.3 Sifat Kimia Tanah
imperasi inilah yang disebut sebagai Sifat kimia tanah yang penting bagi
“warna”. budidaya tanaman adalah derajat
Dalam pengklasifikasian warna keasaman atau pH tanah. Pada
tanah, metode yang telah dikenal luas umumnya tanaman membutuhkan
oleh banyak Soil Specialist adalah kondisi lahan yang netral dengan pH
“Sistem Munsell”, yang membedakan sekitar 7,0. derajat keasaman tanah ini
warna tanah secara langsung dengan akan lebih banyak berpengaruh pada
bantuan kolom-kolom warna standar. fase pertumbuhan tanaman dan
Warna ini dibedakan berdasarkan tiga perkembangan selanjutnya. Hal ini
faktor basal (basic) berupa komponen karena pH tanah berkaitan dengan
warna, yaitu hue, value dan chroma, kemampuan tukar ion yang terjadi di
yang mendasari penyusunan variasi dalam tanah yang pada akhirnya akan
warna pada kartu-kartu Munsell : menentukan ketersediaan unsur hara
Hue merujuk pada spektral atau kualitas yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
warna yang dominan, yang merupakan Derajat kemasaman tanah yang tidak
pembeda antara merah dari kuning, dan sesuai dengan syarat perkembangan
lainnya. Dalam hue ini warna dipilah tanaman menakibatkan pertumbuhan
menjadi 10 warna, yaitu : Y (yellow = tanaman terganggu dan akhirnya akan
kuning), YR (yellow – red) , R (red = memberikan hasil yang tidak
merah), RP (red – purple), P (Purple = memuaskan. Derajat kemasaman tanah,
ungu), PB (purple – brown), B (brown = akan berpengaruh juga terhadap
coklat), BG (brown – gray), G (gray = kehidupan jasad renik atau mikro-
kelabu), dan GY (gray – yellow), organisme tanah yang berperan dalam
kemudian setiap warna ini dibagi
161
perombakan bahan organik menjadi sangat dibutuhkan oleh tanaman,
unsur hara. membantu melarutkan unsur hara yang
Seperti yang telah disebutkan di tidak dapat larut dalam air melalui
atas, aktivitas jasad renik dalam proses biologis. Jasad renik juga dapat
perombakan bahan organik menjadi membantu proses nitrifikasi, yaitu fiksasi
unsur hara sangat penting bagi nitrogen dari udara menjadi senyawa
tanaman. Ini merupakan salah satu sifat nitrit dan kemudian menjadi senyawa
biologis tanah yang perlu diperhatikan nitrat yang dapat dimanfaatkan oleh
dalam memilih tanah untuk keperluan akan tanaman. Dengan demikian akan
budidaya. Sifat biologis tanah akan menyuburkan tanah.
membantu tersedianya unsur hara yang
Gambar 5.2 .
Perkembangan kesuburan tanah (Encarta, 2006)
162
mungkin sehingga tanaman bisa tumbuh menjadi gembur dan subur, agar
dengan subur dan hasilnya memuaskan. tanaman bisa tumbuh dengan subur dan
Sebelum melakukan pengolahan memberikan banyak hasil. Pengolahan
tanah hendaknya lahan dibersihkan (penggemburan) tanah ini bisa dilakukan
terlebih dahulu dari sisa-sisa tanaman dengan cangkul atau dengan bajak
yang ada, misalnya rerumputan dan sedalam 20-30 cm.
semak yang tumbuh pada lahan Setelah kegiatan pengolah tanah,
tersebut. Hal ini bertujuan untuk tahap berikutnya yang harus dikerjakan
memudahkan pengolahan tanah. adalah pembuatan bedengan. Fungsi
Pembersihan lahan ini dapat dilakukan bedengan adalah memudahkan
dengan pembabatan, dan pencabutan. perawatan tanaman, pengaturan air,
Semua bahan organik yang terkumpul penanaman benih atau bibit tanaman.
diupayakan untuk diproses menjadi Dengan adanya bedengan maka akan
kompos dengan menggunakan terbentuk saluran-saluran pembuangan air
dekomposer (bio-fertilizer) dan antagonis yang sekaligus bisa digunakan sebagai
patogen tular tanah, sehingga diperoleh jalan untuk mengamati atau merawat
kompos siap pakai yang mengandung tanaman. Bedengan biasanya dibuat
mikroflora tanah yang berfungsi untuk dengan ukuran lebar 1-1,2 meter,
meningkatkan kesuburan tanah dan panjang 10-15 meter (tergantung luas
berdampak positif untuk tanaman yang lahan), tinggi 15-20cm, dan jarak antara
dibudidayakan. bedengan 30-40 cm.
Pada tanah basah seperti tanah Pembuatan lubang tanam dan
sawah, pembersihan lahan dilakukan pemberian pupuk dasar. Pembuat-an
dengan membabat atau membenamkan lubang tanam dilakukan dengan membuat
sisa tanaman ke dalam tanah yang lubang dan menggemburkan tanah
terendam air. Untuk mempercepat disekitar tanah tersebut. Lubang tanam
proses pengomposan pada tanah sawah ini dibuat dengan ukuran lebar 15-20 cm,
dapat ditambahkan bio-fertilizer dan dalam 20-25 cm dan jarak antar lubang
dekomposer yang bersifat anaerob. 60 x 70 cm atau 60 x 60 cm.
Pengolahan tanah merupakan
kegiatan yang dilakukan agar tanah
Gambar 5.3.
Pengolahan tanah. A. Pengolahan tanah di lahan kering dengan menggunakan traktor. B. Pengolahan tanah
di lahan sawah dengan menggunakan hand tractor.
163
Setelah pembuatan lubang menyiapkan koki (bio-fertlizer) dan
tanam sesegera mungkin diberi dokter tanaman (bo-pestisida).
pupuk dasar. Pemberian pupuk dasar
diupayakan berupa pupuk organik 5.5 Teknik Penanaman
(kompos/pupuk kandang) yang Penanaman merupakan aktivitas
mengandung bio-fertilizer dan utama yang akan menentukan tingkat
antagonis. Penambahan kedua bahan keberhasilan suatu usahatani. Aktivitas
tersebut dimaksudkan untuk melakukan yang dilaku-kan adalah menanam bibit
kegiatan preventif (pencegahan) agar pada kondisi yang optimal bagi
tanaman terhindar dari serangan pertumbuhan dan perkembangan
patogen (penyebab penyakit) dan tanman sehingga tidak ada yang mati
menyiapkan beberapa unsur hara yang dan mampu menghasilkan produksi
tersedia bagi tanaman. Pada kalangan seperti yang direncanakan.
petani sering disebut sebagai Pola tanam dapat dilakukan berupa
menyiapkan koki (bio-fertlizer) dan sistem tunggal atau inter-cropping.
dokter tanaman (bo-pestisida). Pada umumnya pola tanam diterapkan
menyesuaikan dengan pola tenam
sebelumnya. Untuk mendapatkan areal
penanaman yang sebaik-baiknya
dianjurkan untuk menetapkan pola
tanam terlebih dahulu. Pola tanam erat
kaitannya dengan keoptimuman jumlah
pohon per hektar. Ada empat pola
tanam yang dianjurkan, diantaaranya
adalah pola tanam segi empat, pola
tanam segitiga, dan pola tanam
campuran.
Gambar 5.4.
Pembuatan bedengan dengan menggunakan
X x x x x x
traktor x
X x x x x x
x
Setelah pembuatan lubang X x x x x x
tanam sesegera mungkin diberi x x x
x
X x x x x
pupuk dasar. Pemberian pupuk dasar X
x
x x x
X x x x
diupayakan berupa pupuk organik x x x x x
(kompos/pupuk kandang) yang X x x x
163
Jumlah Benih Cabe = 1,5 x (jumlah bibit/1200) x 10 gram
= 1,5 x 2400/1200 x 10 gram
= 30 gram atau + 3 pack atau
3 bungkus@ 10 gram.
Catatan:
Jumlah benih cabe per 10 gram sekitar 1.200 biji
Jumlah benih tomat per 10 gram sekitar 1.500 biji
165
Bila jarak tanam dan pola tanam ditanam di lapangan peka terhadap sinar
telah ditetapkan, serta bibit sudah siap matahari. Bila tersedia tenaga dan
tanam, maka penanaman dapat bahan yang cukup, bibit dapat diberi
dilakukan. Rencana penanaman naungan sementara dengan
sebaiknya diiringi dengan rencana menancapkan pelindung bibit.
pemeliharaan tanaman sehingga bibit
yang ditanam dapat tumbuh dan 5.6 Pemupukan
berkembang dengan baik untuk jangka Pupuk merupakan bahan yang dapat
waktu yang cukup lama. Dua minggu menyediakan unsur hara pada tanaman.
sebelum penenaman terlebih dahulu Pupuk dapat berbentuk pupuk organik
harus disiapkan lubang tanam yang (pupuk alam) ataupun pupuk
berukuran seuai dengan ukuran bibit. anorganik (buatan) Pupuk sangat
Lubang tanam bervariasi mulai dari dibutuhkan oleh tanaman, karena
10x10x10 sampai dengan 60x60x60 cm. ketersediaan unsur hara di tanah tidak
Lubang tanam kemudian ditaburi selamanya cukup untuk memenuhi
dengan pupuk kandang dan pupuk kebutuhan tanaman. Unsur-unsur hara
dasar. Pem-berian pupuk dimaksudkan yang dibutuhkan oleh tanaman dalam
untuk menyediakan hara untuk bibit jumlah besar adalah karbon (C),
yang akan ditanam beberapa minggu hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N),
kemudian. phosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca),
Bibit yang hendak ditanam magnesium (Mg) dan belerang (S).
sebaiknya tidak terlalu sering Unsur-unsur C, H dan O dapat dipenuhi
dipindahkan dari satu tempat ke tempat dari udaara dan air. Unsur-unsur N, P
yang lain. Untuk itu diperlukan tempat dan K merupakan hara primer, unsur-
pengumpulan bibit, misalnya untuk unsur Ca, Mg dan S merupakan unsur
setiap 50 lubang tanam selalu hara sekunder. Selain itu tanaman
disediakan satu tempat pengumpulan membutuhkan unsur-unsur hara micro,
bibit. Bibit diangkat dengan cara yaitu unsur-unsur penting lainnya yang
memegang batang bibit sehingga dibutuhknn dalam jumlah sedikit, tetapi
kondisi bibit tidak akan rusak. menentukan perkembangan tanaman,
Penyanggaan polybag bibit ke lubang yakni boron (B), khlor (Cl), tembaga
tanam akan menjamin bibit lebih aman. (Cu), besi (Fe), mangan (Mn).
Tehnik penanaman dilakukan molybdenum (Mo) dan seng (Zn).
dengan cara memasukkan poly-bag Pupuk adalah senyawa yang
terlebih dahulu ke lobang tanam. mengandung unsur hara yang akan
Setelah itu dengan menggunakan pisau diberikan pada tanaman kemudian
tajam, polybag disayat dari bagian digunakan oleh tanaman untuk
bawah ke arah atas. Polybag yang melakukan proses metbolisma sehingga
terkoyak dapat mudah ditarik dan lubang tanaman dapat tumbuh dan
tanam ditutup kembali dengan tanah top berkembang.
soil. Pemadatan media tanam dapat Pupuk untuk tanaman dapat
dilakukan dengan bantauan tangan atau digolongkan kepada pupuk organik an
kaki yang ditekankan pada permukaan anorganik. Pupuk anorgani adalah
tanah. Hal ini dimaksudkan untuk pupuk buatan yang diproduksi oleh
meningkatkan kekompakan media pabrik, sedangkan pupuk organik adalah
tanam, mencegah penggenangan air di pupuk yang merupakan hasil penguraian
sekitar batang yang dapat menyebabkan mikroba dekomposer sehingga
pembusukan bibit. Bibit yang baru membentuk senyawa-seyawa
166
sederhana yang siap diserap oleh
tanaman. 5.6.1. Pupuk organik
Pupuk buatan, pupuk kandang, sisa Yang termasuk golongan pupuk
tanaman) mempunyai kandungan hara organik adalah pupuk kandang, pupuk
yang berbeda. Karena itu diperlukan hijau dan kompos. Pupuk kandang
pengetahuan tentang cara menghitung merupakan pupuk yang berasal dari
kebutuhan pupuk supaya pemberian kotoran hewan yang dapat digunakan
pupuk sesuai dengan kebutuhan apabila telah dikeringkan dan proses
tanaman. Jenis pupuk yang digunakan pelapukannya (dekomposisi) telah
untuk budi daya tanaman adalah pupuk sempurna.
organik (pupuk alam) dan pupuk
anorganik (pupuk buatan).
A B C
D E F
Gambar 5.7.
Beberapa jenis pupuk anorganik. A. Pupuk Nitrogen. B. Pupuk fosfor. C. Pupuk majemuk NPK serta unsur
hara mikro. D. Pupuk majemuk cair. E. Pupuk majemuk NPK padat. F. Pupuk majemuk
untuk tanaman hias.
167
sehingga keseimbangan ekosistem pada dilakukan dengan beberapa cara antara
lahan pertanian akan terkendali. lain: memanfaatkan mikroba pengurai
Pupuk organik (kompos) merupakan secara alami, menambahkan starter
pupuk alami hasil proses penguraian mikroba ke dalam bahan kompos dan
bahan organik oleh mikroba pengurai dengan bantuan biota pengurai cacing
secara aerob (butuh udara). Proses tanah.
penguraian bahan organik dapat
UNSUR KEGUNAAN
168
K. Jadi dengan menambahkan 4 ton/ha disekitarnya. Banyaknya pupuk dasar yang
pupuk kandang sapi, maka petani tersebut diberikan adalah 0,5 -1 kg pupuk organik.
dapat mengurangi penggunaan pupuk
buatan sebanyak: 3). Membuat pupuk organik
Urea= 100/46 x 20 kg/ha
= 43 kg/ha Untuk membuat pupuk organik
dibutuhkan sumberdaya manusia yang
SP36= 100/16 x 8 kg/ha terampil, bahan baku, metode pembuatan
= 50 kg/ha pupuk organik, semangat untuk
memanfaatkan limbah organik pertanian,
KCl = 100/52 x 20 kg/ha dan pengelolaan pupuk organik selama
= 38 kg/ha proses pembuatan maupun penyimpanan.
Bahan baku pupuk organik adalah
Dengan demikian, kalau seha-rusnya bahan organik yaitu limbah yang berasal
pupuk buatan diberikan sebanyak: Urea= dari pertanian, peternakan dan perikanan.
150 kg/ha SP36= 75 kg/ha dan KCl = 30 Dengan demikian bagian-bagian tanaman
kg/ha. Maka dengan pemberian 4 t/ha yang tidak dipergunakan sebelum maupun
pupuk kandang (kotoran sapi), pemberian setelah proses, kotoran hewan, sisa-sisa
pupuk buatan dapat dikurangi menjadi: ikan termasuk ke dalam bahan organik.
Urea= (150-43) kg/ha = 107 kg/ha Bahan-bahan organik, biasanya
SP36= (75-50) kg/ha = 25 kg/ha mengandung berbagai macam
KCl = (30-38) kg/ha = 0 (tidak perlu mikroorganisme yang mampu mengubah
pemberian KCl). bahan organik menjadi humus. Unsur
oksigen dari udara dan air, merupakan
2). Sisa tanaman unsur utama yang dibutuhkan
Pemberian pupuk dasar bertujuan mikroorganisme dalam kehidupan dan
untuk menyuburkan tanah, agar kebutuhan perkembangbiakannya.
makanan bagi tanaman pada awal Disamping dibutuhkan sumber
pertumbuhan dapat terpenuhi. Pupuk makanan lain yang mengandung unsur
dasar ini diberikan pada lubang tanam Karbon (C), Nitrogen (N), Fosfor (P) dan
yang telah dibuat, kemudian diaduk Kalium (K). Unsur-unsur tersebut
sambil menggemburkan tanah umumnya disediakan oleh bahan organik .
Kambing 8 7 15 8
Domba 10 7 15 17
Babi 9 3 6 12
Ayam 15 5 6 23
169
merupakan cara yang biasa digunakan metabolisme karbohidrat dari tanaman
untuk menghasilkan pupuk organik yang dan pada saat yang sama untuk
kualitasnya lebih baik dibanding bahan mendorong akumulasi gula terlarut,
organiknya. sehingga meningkatkan tekanan osmotik
tanaman. Dalam kondisi kelembaban
Pengaruh pupuk organik yang rendah, hal tersebut akan
terhadap sifat fisik tanah mendorong resistensi yang besar
Pengaruh utama dari penambahan terhadap kelayuan. (4). Kombinasi
bahan organik adalah menurunnya senyawa-senyawa organik seperti dapat
bobot isi tanah dan meningkatkan meningkatkan pertumbuhan akar.
kapasitas tanah pengikat air, sehingga
meningkatkan jumlah air yang tersedia Proses pengomposan bahan
untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik
organik mempengaruhi isi tanah melalui Pengomposan adalah suatu proses
kegiatannya menurunkan densitas pengelolaan limbah padat, dengan cara
agregat tanah dan meningkatkan ukuran bertahap komponen bahan padat
agregat. Selama proses oksidasi bahan diuraikan secara biologis dibawah
organik ini, unsur-unsur seperti N, P, S keadaan terkendali sehingga menjadi
dan sejumlah unsur-unsur lainnya di bentuk yang dapat ditangani, disimpan
lepaskan dan menempati bagian di atau digunakan untuk lahan pertanian
dalam profil tanah. Sisa bahan organik tanpa pengaruh yang merugikan.
yang terdekomposisi dapat mencegah Pengomposan bahan-bahan
partikel tanah dari proses organik, terutama pada sisa-sisa
penggumpalan, sehingga dapat tanaman dan kotoran hewan bertujuan
memelihara struktur tanah. untuk menambah tingkat kesuburan
Mikroorganisme dari pupuk organik tanah. Dekomposisi bahan organik
mempunyai peranan penting dalam menjadi kompos bergantung pada
pembentukan dan stabilitas bahan kandungan air dan nitrogen yang cukup
organik, sehingga memberikan pada bahan serta temperatur yang
pengaruh yang baik pada produksi sesuai. Kandungan air dan nitrogen dari
tanaman. protein merupakan sumber nutrisi yang
baik bagi pertumbuhan mikroorganisme
Pengaruh bahan organik pengurai. Untuk penguraian bahan yang
terhadap fisiologi tumbuhan optimal, sangat diperlukan pengendalian
Bahan organik memberi pengaruh suhu agar aktivitas dan per-tumbuhan
langsung atau tidak langsung terhadap mikroorganisme dapat berlangsung
pertumbuhan tanaman. Pengaruh dengan baik.
langsung berupa pengambilan senyawa- Aktivitas biologi merupakan faktor
senyawa organik oleh tanaman melalui penting dalam pengomposan. Berbagai
akar. Pengaruh yang menguntungkan mikrorganisme terlibat dalam proses
dari pupuk organik terhadap fisiologi dekomposisi bahan organik, antara lain
tumbuhan adalah: (1). Senyawa humus bakteri, fungi, aktinomycetes, ragi,
dapat berperan sebagai zat tumbuh mikro-fauna protozoa, Jumlah bakteri
seperti auxin, sehingga dapat lebih banyak dibandingkan dengan
meningkatkan kapasitas kecambah. (2). mikroorganisme lain.
Meningkatkan permeabilitas membran Proses pengomposan dapat
tanaman sehingga meningkatkan berlangsung secara aerobik maupun
pengambilan hara. (3). Dapat mengubah anaerobik. Pada proses dekomposisi
170
secara aerobik, mikroorganisme penghasil asam, heterotrof fakultatif
menggunakan oksigen untuk mendegradasi bahan organik menjadi
menguraikan bahan organik dan asam-asam lemah, aldehid dan
mengasimilasi Karbon, Nitrogen, Fosfor, seterusnya. Kelompok bakteri yang lain,
Sulfur dan unsur-unsur lainnya untuk merubah produk antara menjadi metana,
sintesis protoplasma. Reaksi yang ammonia, karbon dioksida dan
terjadi adalah sebagai berikut. Pada hidrogen. Reaksi kimia yang terjadi
proses dekomposisi secara anaerobik, selama dekomposisi bahan organik
reaksi biokimia berlangsung melalui secara anaerobik adalah sebagai
proses reduksi. Tahap awal berikut.
pengomposan, kelom-pok bakteri
aktivitas
Bahan organik CO2 + H2O + Hara + Humus +E
mikroorganisme
Bakteri penghasil asam
(CH2O)x X CH3COOH
Metanomonas
CH3COOH CH4 + CO2
N-organik NH3
171
Kecepatan penguraian bahan organik Pada rasio C/N rendah tidak ada
menjadi kompos bergantung pada persaingan antara akar tumbuhan
beberapa faktor yaitu: ukuran partikel, dengan mikroorganisme dalam
unsur hara, kandungan air, aerasi, menggunakan unsur nitrogen dalam
keasaman (pH) dan suhu. (1). Ukuran tanah. (3). Kandungan Air:
Partikel: Ukuran partikel berpengaruh Kandungan air pada bahan organik
pada keberhasilan proses pe- sebaiknya antara 30– 40%, hal ini
ngomposan. Ukuran yang baik antara 10 ditandai dengan tidak menetesnya air
sampai 50 mm, apabila terlalu kecil apabila bahan di-genggam dan akan
ruang-ruang antara partikel menjadi mekar apabila genggaman dilepaskan.
sempit sehingga dapat menghambat Kandungan air bahan terlalu tinggi,
gerakan udara ke dalam tumpukan dan ruang antar partikel dari bahan menjadi
sirkulasi gas karbon dioksida keluar sempit karena terisi air, sehingga
tumpukan. Apabila ukuran partikel sirkulasi udara dalam tumpukan akan
sangat besar, luas permukaan kurang terhambat. Kondisi tersebut berakibat
sehingga reaksi pengomposan akan pada tumpukan bahan akan didominasi
berjalan lambat. (2). Unsur Hara: oleh mikroorganisme anaerob yang
Aktivitas mikroorganisme dalam proses menghasilkan bau busuk tidak sedap.
pengomposan memer-lukan sumber (4). Aerasi: Dalam proses
energi dari unsur karbon dan nitrogen. pengomposan, mikroorganisme dalam
Unsur-unsur tersebut biasanya telah bahan organik sangat memerlukan
tersedia cukup dalam bahan organik, jumlah udara yang cukup, karena pro-
bahkan kebanyakan unsur hara lainnya sesnya ber-langsung secara aerob.
akan tersedia pula dalam jumlah yang Aerasi dapat diperoleh melalui gerakan
cukup. udara dari alam masuk ke dalam
Untuk mempercepat proses tumpukan dengan membulak-balik
pengomposan, dibutuhkan bahan bahan secara berkala, baik
organik yang memiliki rasio C/N relatif menggunakan mesin maupun dengan
rendah yaitu berkisar antara 25 sampai tangan/cangkul. (5). Keasaman
35/liter dalam campuran pertama. (pH): Pada tahap awal pengomposan,
Apabila rasio C/N lebih besar, proses akan terjadi perubahan pH yaitu bahan
pengom-posan akan memakan waktu agak asam, karena terbentuk asam
lebih lama,hingga pembentukan karbon organik sederhana, selanjutnya pH
dioksida dari oksidasi unsur karbon berangsur naik, karena terlepasnya
berkurang. Sebaliknya apabila rasio C/N ammonia (bersifat basa) dari hasil
lebih kecil, nitrogen dalam bahan penguraian protein. Keadaan basa yang
organik akan dibebaskan sebagai terlalu tinggi, menyebabkan selama
amoniak. Cara paling sederhana untuk proses pengomposan kehilangan
menyesuaikan rasio C/N ialah dengan nitrogen secara berlebihan. (6). Suhu:
mencampur berbagai bahan organik Dalam proses pengomposan, sebagian
yang mempunyai rasio C/N tinggi energi dibebaskan se-bagai panas.
dengan bahan yang mempunyai rasio Pada tahap awal suhu tumpukan bahan
C/N rendah. Hal ini dapat dilakukan sekitar 400C, mikro-organisme yang
misalnya bahan berjerami dicampur terlibat adalah bakteri dan fungi
dengan tinja, kotoran hewan yang mesofilik. Selanjutnya suhu bahan naik
mempunyai rasio C/N lebih rendah. hingga di atas 400C, mikroorganisme
Makin tinggi tingkat dekom-posisi dari yang berperan adalah mikroorganisme
bahan organik, makin kecil rasio C/N. termofilik, actinomycetes dan fungi
172
termofilik. Setelah suhu berangsur turun, standar ISO cukup jelas, bahwa
maka mikroorganisme mesofilik muncul kandungan utama pupuk organik adalah
kembali, selanjutnya, gula dan pati karbon dalam bentuk senyawa organik,
mengalami perombakan, diikuti oleh mikrorganisme memanfaatkan sebagai
perombakan hemi-selulosa, selulosa sumber energi kemudian bahan
dan akhirnya lignin. Suhu ideal dalam ternisbah C/N yang tinggi pada produk
pengomposan antara 300C sampai akhir menunjukan mikroorganisme akan
450C. aktif memanfaatkan nitrogen untuk
membentuk protein. Apabila produk
Standar Pupuk Organik pupuk organik dengan nisbah C/N tinggi
Berdasarkan atas berbagai fakta diaplikasikan kedalam tanah maka
yang dikemukakan oleh para pakar dan mikrorganisme akan tumbuh dengan
sumber informasi yang lain yang memanfaatkan N– tersedia tanah,
berkaitan dengan kelembagaan atau sehingga tanah terjadi imobilisasi N.
organisasi maka dari asfek administrasi Apabila nisbah C/N rendah pada awal
yang perlu mendapatkan perhatian proses pengomposan maka nitrogen
adalah spesifikasi produk akhir pupuk akan hilang melalui proses penguapan
organik. Petani sebagai konsumen akan amonium.
memperhatikan kandungan hara dan air. Keasaman (pH) harus masuk dalam
Spesifikasi produk sangat tergantung kriteria kualitas pupuk organik, berkisar
pada masing-masing negara sebagai netral, pH 6.5 – 7.5. dalam kondisi
contoh nilai minuman untuk NPK paling normal tidak akan menimbulkan
tidak 1.5%-3.0% dan 1.0%-1.5%; masalah, sejauh proses pengomposan
beberapa negara seperti Filipina, hanya yang dilakukan dapat mempertahankan
membuat spesfikasi untuk kombinasi pH pada kisaran netral.
NPK secara total 4%-5% dan 5%-6% Apabila produk pupuk organik
tanpa memisahkan secara spesifik untuk mengandung satu atau lebih unsur
masing-masing hara. Kandungan lengas mikro, maka hal ini harus dijelaskan dan
tidak boleh melampaui 15%-25% jika dimasukan dalam label. Spesifikasi lain
terlalu kering tidak baik karena akan yang perlu diperhatikan pada pupuk
terjadi inaktivasi gugus aktif yang salah organik adalah warna, tekstur, bebas
satunya menyebabkan pupuk menjadi dari patogen, logam berat, atau unsur
hidropobik. lain, partikel yang tidak dikehendaki.
Kandungan total bahan organik Tidak ada konsumen atau pemakai
paling tidak 20% tetapi dapat lebih tinggi pupuk organik yang menghendaki
apabila produk organik tersebut tidak terluka karena serpihan gelas atau
dijual sebagai bahan pupuk organik logam, atau tidak ingin dalam karung
tetapi sebagai bahan pembenah tanah, pupuk organik penuh dengan batu atau
dan pemakai secara intensif kerikil. Patogen dan logam berat
menggunakan pupuk organik untuk biasanya berasal dari limbah cair dan
meningkatkan kandungan bahan organik sampah kota.
tanah. Kriteria kualitas bahan organik Mungkin perlu juga diinformasikan
yang berkaitanb dengan kandungan dalam stendar baku, penggunaan bahan
bahan organik adalah nisbah C/N. inokulan atau bahan lain yang bertujuan
Bahan organik yang mengalami proses untuk mempercepat pengomposan.
pengomposan baik dan menjadi pupuk Pada umumnya yang banyak digunakan
organik yang stabil mempunyai nisbah adalah mikrorganisme seperti
C/N anatara 10/1 seperti dalam definisi Trichorderma spp.
173
berlangsung baik atau tidak, yaitu
Karakteristik Umum Pupuk dengan adanya kenaikan suhu dan
Organik perubahan warna selama proses.
Karakteristik pupuk organik adalah Tumpukan bahan diaduk setiap tiga hari
sebagai berikut: (a). Hara pupuk sekali secara merata dan ditutup
organik pada umumnya rendah tetapi kembali. Kegiatan ini untuk menghindari
bervariasi tergantung pada jenis bahan kelebihan suhu dan diharapkan proses
dasarnya. (b). Hara yang berasal dari penguraian dapat berlangsung pada
bahan organik diperlukan untuk kegiatan seluruh permukaan bahan.
mikrobia tanah merubah bahan-bahan Akhiri proses pengomposan apabila
yang kompleks dan tidak dapat telah memenuhi kreteria: suhu telah
dimanfaatkan oleh tanaman menjadi turun dan stabil, warna coklat
bentuk senyawa organik dan anorganik kehitaman, sebagian besar bahan telah
sederhana yang dapat diserap oleh lapuk, bau khas kompos. Kompos yang
tanaman. (c). Penyediaan hara yang dihasilkan perlu diuraikan lebih lanjut
berasal dari pupuk organik biasanya dengan menambah waktu pengomposan
terbatas dan tidak cukup dalam secara alami atau menggunakan cacing
menyediakan hara yang diper-lukan tanah selama 2–3 minggu.
tanaman.
Untuk membuat kompos organik 2) Pengomposan Bahan Organik
dapat dilakukan melalui beberapa cara: Dengan Menggu-nakan Starter
Mikroba Pengurai (Bio-Komplek).
1) Pengomposan Bahan Organik
Secara Konven-sional Pada tahap pertama, siapkan
sediaan starter mikroba dengan cara
Bahan yang akan digunakan melarutkan biakan mikroba (bio-
dipotong-potong menjadi sekitar 3-5 cm, komplek) ke dalam air 4-5 gram/liter,
sehingga diperoleh ukuran bahan yang selanjutnya inkubasi pada suhu kamar
seragam. Selanjutnya, timbang semua sekitar 24 jam (sehari sebelum proses
bahan dengan berat masing-masing 1 pengomposan).
bagian kecuali kotoran ternak 3 bagian. Starter adalah komponen biologis
Campurkan semua bahan dengan jenis mikroorganisme yang efektif jika
diaduk-aduk sampai homogen/merata bersimbiosis dengan satu jenis tanaman,
sambil disiram air sehingga pada saat maka cara penggunaannya pun harus
campuran dikepal mengeluarkan tetesan bersamaan dengan tanaman inangnya.
air. Komposkan campuran bahan Starter bakteri Rhizobium akan
dengan cara menumpukan pada efektif jika digunakan dengan tumbuhan
tanah/lantai setinggi kira-kira 1 m, inang jenis legum. Oleh sebab itu
selanjutnya ditutup karung goni/plastik Rhisobium lebih cocok digunakan dalam
pada seluruh permukaannya. Proses program penyuburan tanah, dengan
pengom-posan dapat berlangsung 2 menggunakan tanaman legum sebagi
sampai 3 minggu, tergantung dari jenis pupuk hijau. Keuntungan yang diperoleh
bahan dari residu legum tergantung dari jumlah
Lakukan pengamatan dan catat residu dan mineralisasinya. Akumulasi
setiap hari kenaikan suhu dan nitrogen akan terjadi pada biji legum,
perubahan warna tumpukan bahan. oleh sebab itu dalam program
Kegiatan ini untuk mengetahui apakah penyuburan tanah, tanaman legum
proses pengomposan dapat harus dipanen dan dibenamkan ke
174
dalam tanah sebelum terjadi hayati akan dirasakan manfaatnya pada
pembentukan biji. Dengan cara tersebut jangka panjang, namun penggunaan
maka akumulasi nitrogen yang terdapat pupuk hayati tidak akan menimbulkan
pada bintil akar akan menjadi cadangan efek samping yang merugikan bagi
bagi tanaman berikutnya. Beberapa tanaman, lahan pertanian serta
jenis tanaman legum seperti kacang lingkungan.
tanah, kacang babi dan kacang tunggak Langkah selanjutnya kecilkan
mempunyai efek residu nitrogen sebesar ukuran bahan yang masih panjang
20-50 kg N per ha. Jenis-jenis tanamn dengan dipotong-potong menjadi sekitar
legum tersebut sangat cocok dipakai 3-5 cm, sehingga diperoleh ukuran
sebagai tanaman inang bagi Rhizobium. bahan yang seragam!
Starter Gliocladium mudah Lakukan penimbangan untuk
diperbanyak dalam media serbuk kayu semua bahan dengan berat masing-
dan sekam dan dapat efektif tanpa masing 1 bagian kecuali kotoran ternak
tanamn inang. Jenis pupuk hayati 3 bagian! Kemudian campurkan semua
Gliocladium yang juga merupakan bahan dengan diaduk-aduk sampai
biokontrol, cara penggunaannya sama homogen/ merata sambil disiram air
dengan pupuk organic kompos, starter pada no 1 sebanyak 1 liter pada
sehingga sering disebut Gliokompos. setiap 50 kg campuran bahan organik.
Efek dari penggunaan pupuk hayati Tambahkan air pada saat mencampur,
terhadap tanaman tidak dapat dilihat sehingga pada saat campuran dikepal
secara langsung seperti penggunaan mengeluarkan tetesan air.
pupuk kimia. Efek penggunaan pupuk
Tabel 5.9. Sifat Kimia dan Kandungan Unsur Hara Pupuk Organik Kompos
1 pH. 6
2 C-Organik 25,04 %
3 N-Total 1,19 %
4 P tersedia -
5 P- total -
6 Ca 10,75 (me/100gr)
7 Mg 3,13 (me/100gr)
8 K 7,26 (me/100gr)
9 Na 5,30 (me/100gr)
10 Kapasitas Tukar Kation 35,50 (me/100gr)
(KTK)
11 Kejenuhan basa (KB) 74,48 %
175
Gambar 5.8.
Alur proses pembuatan kompos
176
(mengandung unsur dan P), Nitroposka dalam bentuk ion amonium (NH4+) dan
(mengandung unsur N, P dan K). sebahagian lagi dalam bentuk nitrat
Berdasarkan jenis hara utama yang (NO3-). Di dalam tanah nitrat dapat
dikandung, pupuk anorganik dibagi diambil oleh akar tanaman melalui air
dalam beberapa golongan, yakni : pupuk tanah yang diubah oleh jasad residu
nitrogen, pupuk fosfor dan pupuk kalium. tanah. Pada keadaan basah dan panas,
Pupuk Nitrogen, contohnya Urea nitrogen dapat hilang ke udara.
(Co(NH2)2) : mengandung 46% nitrogen. Amonium sulfat ((NH4)2SO4)), petani
Urea sangat mudah larut, sebahagian menyebutnya pupuk ZA: mengandung
kecil terikat dalam fiat pada bahan 20% nitrogen. Amonium terdapat pada
organik dan sisanya bebas bergerak tanah fiat dan bahan organik. Pupuk
mengikuti kelembaban tanah. amonium sulfat berpengaruh terhadap
Pemberian urea di permukaan tanah menurunkan pH (keasaman) tanah,
dengan dosis tinggi (>150kg/ha) dapat sehingga sangat baik bagi tanah-tanah
menyebabkan kehilangan - N lebih yang terlalu basa (nilai pH tinggi).
banyak akibat proses penguapan.
Amonium nitrat (NH4NO3): mengandung
33,5% nitrogen. Sebahagian nitrogen
Penyiapan Penyiapan
starter carrier Kompos
Mikroba
Serbuk
dari Pemilihan
Isolasi kayu
habitat
alami bahan Gambut
dll
Perbanyakan Pencampuran
Pengujian Sterilisasi
Pencampuran
Biofertilizer Pemeletan
Pengujian Pengeringan
177
Pupuk posfat; contohnya TSP memerlukan pupuk lebih sedikit daripada
(triple super fosfat) mengandung 36-46% tanaman hibrida. Tanaman yang masih
senyawa P205, berupa butiran berwarna muda memerlukan pupuk lebih rendah
abu-abu, dengan sifat netral. dibandingkan dengan tanaman yang
Pupuk Kalium, contohnya Kalium sudah tua dan populasi tanaman yang
khlorida (KC1) mengandung 49-50% K20 rendah memerlukan dosis pemupukan
(KCl 80) atau 55% K20 (KC1 90). yang rendah pula dibandingkan dengan
Mengingat tingginya kadar Cl-nya maka populasi tanaman yang tinggi.
sebaiknya tidak digunakan untuk tanaman Pemupukan susulan untuk tanaman
yang peka terhadap unsur khlor (Cl). cabe dan tomat hanya bersifat
Kalium nitrat (KNO3) me-ngandung menunjang, diberikan jika dianggap perlu,
13,8% nitrogen dan 46,6% K20. Pupuk karena sebahagian besar pupuk sudah
ini digunakan sebagai sumber unsur K diberikan pada waktu penanaman. Pupuk
pada tanaman yang tidak dapat susulan berupa pupuk buatan seperti
menggunakan Cl. pupuk daun, pupuk buah, urea,
Pupuk NPK. Selain ketiga macam ammonium sufat (ZA), TSP, KCI dan NPK
pupuk yang telah disebutkan di atas, cair. Semua jenis pupuk buatan dapat
masih ada pupuk daun dan bunga yang Anda peroleh di toko pertanian. Jadwal
merupakan pupuk majemuk. Kedua pemberian pupuk dapat dilihat pada Tabel
pupuk ini mengandung unsur hara makro berikut.
dan mikro. Pupuk daun dan bunga Pemberian pupuk daun disesuaikan
berbentuk cairan dan butiran yang dengan pertumbuhan tanaman. Pemberian
dikemas 0,25-1 kg per pak. Pada yang sering menyebabkan tanaman tumbuh
umumnya digunakan untuk pupuk daun terlalu subur sehingga menjadi peka terha-
dan bunga. dap gangguan kerusakan. Pada minggu
ke-6 dan ke-11 tanaman dapat
1). Dosis Pemupukan ditambahkan pupuk campur-an berupa
Dosis pupuk yang digunakan harus urea, ZA, KCl dan TSP. Tngkat kebutuhan-
sesuai dengan kebutuhan tanaman. nya hanya 5-10 gram per tanaman,
Kekurangan atau kelebihan pupuk tergantung pada varitas tanaman. Cara
menimbulkan dampak negatif, baik pada pemberiannya dengan menaburkan pupuk
tanah maupun pada tanaman. Tingginya di sekitar batang utama kira-kira 5 cm.
dosis pemupukan ditentukan oleh tingkat Agar pupuk cepat larut, dapat
kesuburan tanah, jenis atau varitas ditambahkan air sekaligus untuk meng-airi
tanaman, umur atau tingkat tanaman. Pada saat tanaman mulai
perkembangan tanaman dan tingkat berbuah, setiap interval 2 minggu diberi
kerapatan penanaman. Tanah yang pupuk bush dan NPK cair. Konsentrasi
subur, memerlukan jumlah pupuk lebih NPK adalah 15-20 gram dilarutkan dalam 1
rendah dibandingkan dengan pada tanah liter air. Masingmasing tanaman diberi
yang kurus. Varitas tanaman lokal 300-400 ml.
178
Tabel 5.10. Jadwal pemberian pupuk susulan untuk tanaman cabe dan
tomat (lokal/hibrida)
JENIS WAKTU PEMBERIAN
PUPUK 1-5 6 11 15 17 19 21
MST MST MST MST MST MST MST
' - - - - -
Daun * S
Buah ** - - S S . S - -
Urea 3 3g 3g - - - -
- - - -
ZA 3-10 3g-10 3g-10
TSP - 5-10g 5-10g - - -
Jadi jika Anda menanam 100 pohon pupuk berdasarkan cadangan hara di
tomat, maka harus dipersiapkan : dalam tanah memerlukan analisis tanah di
laboratorium.
P = 100 x 15 x (1000 m1/300 ml) = Penentuan kebutuhan pupuk
5000 ml larutan pupuk; berdasarkan tanda kekurangan hara yang
(dalam hal ini 75 gram NPK dilarutkan diperlihatkan tanaman, memerlukan
dalam 5 liter air). keahlian dan pengalaman khusus.
Kadang-kadang gejala kekurangan antara
Atau menggunakan rumus: unsur yang satu dengan lainnya sulit
dibedakan dan gejala tersebut tidak
P = JT x K x (1000 m1/300 ml) menggambarkan berapa jumlah pupuk
yang harus diberikan. penentuan
dimana : kebutuhan pupuk berdasarkan perkiraan
P = Kebutuhan pupuk jumlah hara yang terangkut bersama
JT = jumlah tanaman penen merupakan cara yang paling
K = konsentrasi larutan pupuk (15-20 sederhana dan mudah, oleh karena itu
g/liter) cara tersebut dibahas di dalam tulisan ini.
setiap jenis tanaman mengandung unsur
2). Dasar Penentuan Kebutuhan Pupuk hara yang berbeda. Jika pemupukan
Kebutuhan pupuk didasarkan atas: menggunakan pupuk buatan seperti Urea,
jumlah hara yang terangkut bersama SP36 dan KCl, maka jumlah pupuk yang
panen. cadangan hara yang ada di dalam diperlukan untuk menggantikan 48 kg N;
tanah. tanda kekurangan unsur hara 8,4 kg P dan 12 kg K yang terangkut
pada tanaman. Penentuan kebutuhan bersama 3 t/ha panen jagung adalah:
179
Urea= 100/46 X 48 Kg/Ha pada waktu tanam). Kebutuhan P dan K
= 104 Kg/Ha kacang-kacangan ditentukan dengan cara
yang sama seperti pada penentuan
SP36= 100/16 X 8,4 Kg/Ha kebutuhan pupuk tanaman lainnya.
= 53 Kg/Ha Pupuk kandang mempunyai kandungan
unsur hara yang sangat bervariasi
KCl = 100/52 X 12 Kg/Ha tergantung pada waktu dan cara
= 23 Kg/Ha penyimpanannya, jenis hewan, dan
kesehatan hewan.
Akan tetapi zat hara di dalam tanah Masalah utama yang perlu mendapat
tidak semuanya dapat di-gunakan oleh perhatian para pengguna pupuk adalah
tanaman. Sebagian akan hilang karena reaksi kimia, yaitu apakah pupuk tersebut
penguapan (N), pencucian ke lapisan mempunyai sifat mengasamkan atau
tanah yang lebih dalam seingga tidak tidak. Pada umumnya pupuk nitrogen
terjangka oleh akar (N, K), terikat oleh yang mengandung amonium atau sisa
mineral liat tanah (P, K), atau hanyut asam seperti sulfat bersifat
karena tererosi (N,P,K). Oleh karena itu mengasamkan tanah.
pemberian pupuk sebaiknya 1,5 sampai 2 Pupuk nitrogen yang mengandung
kali jumlah hara yang hilang bersama gugus amonia sebelum tersedia pada
panen. Jadi urea, SP36 dan KCL yang tanaman terlebih dahulu mengalami
diperlukan untuk penanaman jagung proses amonifikasi dan nitrifikasi.
dengan perkiraan hasil 3 t/ha kurang lebih Senyawa amonium yang terbentuk dari
adalah urea= 150 Sampai 200 Kg/Ha proses amonifikasi dapat berupa:
sedangkan SP36= 75 Sampai 100 Kg/Ha konversi dari nitrit ke nitrat, dambil
Unsur N, P, dan K (Kg) di dalam satu langsung oleh tanaman, dimanfaatkan
ton hasil panen berbagai tanaman. langsung oleh bakteri dalam melanjutkan
Apabila hasil panen jagung dalam 1 ha proses dekomposisi, dan difksasi oleh
adalah 3 ton, ma-ka hasil panen tersebut mineral liat tertentu.
mengan-dung 48 kg N; 8,4 kg P dan 12 Perubahan dari amonium menjadi
kg K. Unsur hara yang terbawa panen ini nitrat disebut dengan nitrifikasi. Proses
perlu dikembalikan ke dalam tanah oksidasi biologi ini dibedakan dalam dua
melalui pemupukan supaya kesuburan tahap, yaitu perubahan amonium menjadi
tanah tetap terjaga dan produksi tanaman nirit (nitritasi) dan perubahan nitrit menjadi
dapat dipertahankan. nitrat (nitratasi). Perubahan dari amonium
Penentuan kebutuhan pupuk untuk menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri
tanaman kacang-kacangan Tanaman obligat ototrof yaitu Nitrosomonas.
legum (kacang-kacangan) seperti kacang Perubahan nitrit menjadi nitrat dilakukan
tanah dan hijauan kacang-kacangan oleh bakteri Nitrobacter yang termasuk ke
seperti lamtoro dan benguk, mengandung dalam golongan bakteri obligat ototrof.
N yang sangat tinggi sehingga N yang Kedua bakteri ini disebut dengan
terbawa panen juga tinggi. Tetapi Nitrobakteri.
tanaman kacang-kacangan (kacang Ada tiga hal penting yang dapat
tanah, kedelai, lamtoro), melalui diambil dari persamaan-persamaan dalam
kerjasama (symbiose) dengan bakteri proses nitrifikasi, yaitu, reaksi
Rhyzobium sanggup mengikat N dari membutuhkan oksigen, oleh sebab itu
udara. Dengan demikian pemupukan N proses ini berlangsung di dalam tanah
untuk tanaman kacang-kacangan sangat dengan aerasi yang baik. Reaksi
rendah (hanya sekitar 30 kg urea/ ha nitrifikasi membebaskan H+ yang
180
merupakan penyebab keasaman tanah kecil yang dimanfaatkan untuk
bila dipupuk dengan pupuk NH4 atau pertumbuhan awal menjelang
pupuk anorganik sepertu urea. Dalam terbentuknya bintil akar yang dapat
proses nitrifikasi, bakteri memegang mengikat nitrogen bebas dari udara.
peranandalam proses. Oleh sebab itu, Kelebihan pupuk nitrogen adalah
kecepatan perubahannya sangat merupakan pupuk yang sangat potensial
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. bagi tanaman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Manfaat nitrogen fiksasi bagi tanman
proses nitrifikasi adalah jumlah NH4+ lain yang ditanam secara tumpangsari
yang ada di dalam tanah, populasi bakteri adalah berupa perembasan nitrogen dari
nitrifikasi, reaksi tanah, aerasi, bintil akar. Sedangkan bagi tanaman
kelembaban tanah dan suhu tanah. yang ditanam tidak bersamaan hanya
Pupuk urea yang diberikan pada tanah akan menghasilkan perombakan bahan
akan berubah menjadi ion amonia atau organik. Fiksasi itrogen secara biologi
amonium. Bila amonium dioksida-si maka dapat menghemat kebutuhan nitrogen
akan menimbulkan keasaman sampai 2/3 dari kebutuhan nitrogen bagi
tanah.menymbangkan empat ion H+ bila tanaman.
oksigen cukup tersedia pada sat
pelepasan tersebut. Nitrogen
Satu molekul pupuk urea dapat Nitrogen adalah hara utama
menyumbang empat ion H+ bila oksigen tanaman, merupakan komponen dari
cukup tersedia pada waktu pelepasan ion, asam amino, asam nukleid, nudeotides,
ini berarti meningkatkan kemasaman klorofil, enzim, dan hormon. N mendorong
tanah. Pemberian pupuk urea, amonium pertumbuhan tanaman yang cepat dan
sulfat, klor dan nitrat perlu mendapat memperbaiki tingkat. Hasil dan kualitas
perhatian serius agar tidak menambah produk melalui, pengem-bangan luas
kemasaman tanah. Mikroba tanah pada daun, pembentukan bunga, pengisian
umumnya lebih menyukai senyawa dalam buah, dan sintesis protein. N sangat mobil
bentuk ion amonium daripada ion nitrat. (mudah menghilang / menguap) di dalam
Pada tanah-tanah yang mempunyai tanaman dan tanah.
aerasi baik, akan terlihat bahwa proses Nitrogen merupakan elemen
immobilisasi terjadi amat besar. pembatas pada hampir semua jenis
Sedangkan pada tanah yang ter-genang tanah. Oleh karenanya, pemberian pupuk
dan dalam kondisi anaerob sempurna Nitrogen yang tepat sangat penting untuk
proses immobilisasi akan sangat rendah. meningkatkan pertumbuhan dan hasil
Pada tanah sawah, proses immobilisasi tanaman, khususnya dalam sistem
adalah rendah. Nitrogen ditambahkan ke pertanian intensif. Kekurangan atau
tanah berinteraksi dengan pH tanah dan pengelolaan Nitrogen yang tidak sesuai
mempengaruhi proses nitrogen. akan berakibat buruk pada tanaman dan
Ekskresi nitrogen oleh suatu lingkungan. Strategi pengelolaan Nitrogen
tanaman legum akan dapat dimanfaatkan yang optimal ditujukan pada keserasian
oleh tanaman lain dlaam pola tanam pemberian pupuk Nitrogen dengan
tumpangsari, misalnya tumpangsari kebutuhan aktual tanaman, sehingga
antara jagung dan kedelai. Proses seperti serapan tanaman terhadap Nitrogen
ini akan meningkatkan efisiensi pupuk maksimal dan mengurangi kehilangan
nitrogen, karena sebagian besar nitrogen Nitrogen ke udara.
yang berasal dari pupuk tidak diabsorpsi Tanaman yang kekurangan nitrogen
oleh tanaman legum dan hanya sebagian akan tumbuh kerdil, daun menguning dan
181
jumlah anakan sedikit; hasil rendah kandungan bahan organik rendah; tanah
karena jumlah malai per unit area dan kalkareous/salin/ alkalin; degradasi tanah
jumlah gabah per malai lebih sedikit. sawah; tanah abu vulkan atau tanah
Hampir semua jenis tanah kekurangan N; kering masam dengan kapasitas fiksasi P
tanah masam dengan tekstur kasar tinggi; tanah gambut; dan tanah sulfat
(coarse) dan kandungan bahan organik masam dengan kandungan besi dan
rendah (kurang dari 0,5 % organik C); aluminium tinggi.
tanah masam, salin, drainase buruk, dan Pada waktu aplikasi pupuk fosfat,
tanah kahat P dengan kapasitas benamkan dan aduk semua pupuk P ke
mineralisasi N dan fiksasi biologis N dalam tanah sebelum pelumpuran terakhir
rendah; kalkareous dan tanah salin dan tanam pindah atau sebar seluruh P
dengan kadar bahan organik rendah serta pada 10-15 hari setelah benih disebar
berpotensi tinggi untuk terjadinya langsung. Tanaman kahat P kerdil dan
penguapan amonia. daunnya tegak lurus dibandingkan
Pupuk anorganik merupakan sumber dengan tanaman normal. Anakan
yang biasa digunakan mensuplai N, dan berkurang pada tanaman kahat P.
lebih menguntungkan petani Perubahan warna pada daun umum
dibandingkan menggunakan pupuk N terjadi pada tanaman kahat P.
organik. Sumber pupuk organik N tersedia
di lahan pertanian seperti pupuk kandang Kalium
dan kompos bisa efektif dan menarik Kalium adalah hara tanaman utama
secara finansial guna memenuhi yang dibutuhkan untuk meningkatkan
kebutuhan padi akan N. Berikan pupuk N perkembangan akar dan vigor tanaman,
anorganik 40-50 kg/ha untuk setiap ketahanan terhadap kerebahan dan
kenaikan satu ton hasil dari tanpa hama/ penyakit. K mobil dalam tanaman
pemberian N. Warna daun dan dan sangat mobil di dalam tanah.
penampilan tanaman menunjukkan status Kalium seringkali merupakan unsur
N dan membantu menentukan kebutuhan pembatas. untuk memperoleh hasil padi
akan pemupukan N. Unsur nitrogen yang tinggi setelah nitrogen (N). Pupuk K
dapat diperoleh dari beberapa sumber perlu diberikan dalam jumlah mencukupi
diantaranya adalah amonium sulfat (21 % pada hampir semua lahan sawah irigasi.
N, 24 % S), urea (46 % N) dan Hara lainnya perlu diberikan dalam jumlah
diamonium fosfat atau DAP (18 % N; 44- seimbang untuk menjamin respon yang
46 % P2O5). baik dari tanaman terhadap aplikasi K dan
pencapaian pertumbuhan tanaman yang
Fosfat sehat dan produktif.
Posfor adalah hara utama tanaman Tanaman yang mengalami
yang penting untuk perkembangan akar, kekurangan kalium akan tampak
anakan, berbunga awal, dan pematangan. berwarna hijau gelap dan kerdil dengan
P mobil dalam tanaman, tetapi tidak mobil margin daun cokelat kekuningan dan/atau
dalam tanah. Tanaman yang mengalami dengan margin dan ujung daun tua
kekurangan unsur fosfor akan tampak nekrotik, gejala kahat K pada daun dapat
hijau gelap dan kerdil dengan daun tegak menyerupai gejala penyakit tungro,
dan anakan kurang; batang kurus dan namun tungro biasanya terjadi pada spot-
kecil; matang lambat (tidak terjadi spot yang tersebar (tidak menyeluruh)
pembungaan pada kahat P yang parah); dan lebih nyata warna daun kuning dan
gabah hampa tinggi. Unsus P seringkali oranye dan tanaman kerdil; gejala pada
kurang pada tanah berpasir dengan daun nampak pada fase pertumbuhan
182
lanjut; akar tidak sehat dan menghitam; lebih kurang mobil dibandingkan dengan
kerebahan dan kehampaan gabah tinggi; N), namun hanya sebagian mobil dalam
bobot gabah lebih ringan. tanah.
Kekurangan (kahat) K terjadi di Gejala kahat unsur S ditunjukkan
daerah pertanaman yang intensif yang dengan warna tanaman hijau pucat; daun
mendapat pemupukan N dan P tinggi. K muda menguning pucat (kontras dengan
seringkali kurang pada tanah berpasir daun tua yang menguning cepat dan mati
atau bertekstur kasar; tanah kering pada tanaman kahat N). Analisis tanah
masam; lahan sawah terdegradasi; tanah dan/tanaman diperlukan untuk konfirmasi
sulfat masam; dan tanah organik. gejala kahat S. Kahat S sesungguhnya
Catatan: penambahan unsur K dari air jarang dijumpai. S mungkin diperlukan
irigasi cukup nyata pada daerah tertentu. pada tanah berpasir yang mudah tercuci;
Pada hara tanaman optimum, tanah dengan kandungan bahan organik
tanaman rata-rata mengambil sekitar 19 rendah; dan tanah dengan pelapukan
kg K2O (16 K) untuk setiap ton hasil (2,2 tinggi kaya akan besi oksida. Aplikasi
kg K2O pada buah dan 16,8 kg K2O pada unsur belerang dilakukan dengan
serasah orgainik). Rekomendasi pemberian sebanyak 10 kg S/ha pada
pemupukan K berdasarkan target hasil kahat S yang parah. Tanaman
dan status K tanah. memerlukan sekitar 2 kg S/ha
Bila dosis yang digunakan rendah, (jerami+gabah) untuk setiap ton hasil
benam dan aduk pupuk K ke dalam tanah gabah. Bila dibutuhkan, berikan semua
terakhir sebelum tanam pindah atau sebar jenis pupuk S sesaat sebelum
seluruh pupuk K pada 10-15 hari setelah pelumpuran bersama dengan pupuk P
benih disebar langsung. Pada dosis >30 dan K. Pengaruh pemberian S bertahan
K2O/ha, berikan 50% sebagai pupuk sampai 2 musim tanam. Sumber S yang
dasar dan 50% pada awal pembentukan biasa digunakan adalah amonium sulfat
bunga. Pemberian K paling tidak dua kali (24% S), single super fosfat (12% S), dan
pada tanah berpasir dengan derajat gypsum (17% S).
pencucian tinggi. Pemberi-an K pada fase
pembungaan meningkatkan ketahanan Zinc
tanaman terhadap penyakit dan Seng atau Zinc (Zn) adalah hara
kerebahan dengan kanopi rapat dan utama penting yang dibutuhkan tanaman
target hasil tinggi, namun belum tentu untuk beberapa proses biokimia dalam
meningkatkan hasil. Sumber kalium yang tanaman padi, termasuk produksi klorofil
banyak dikenal adalah kalium klorida dan integritas membran. Oleh karenanya
(MOP-muriate of potash) yang kahat Zn mempengaruhi warna dan turgor
mengandung 50% K atau 60% K2O tanaman. Zn hanya sedikit mobil dalam
dalam bentuk KCl (30 kg K2O setara tanaman dan sangat mobil di dalam
dengan 50 kg MOP atau KCl). tanah. Seng membatasi pertumbuhan
tanaman, suplai Zn tanah rendah atau
Belerang kondisi tanah buruk (misalnya, selalu
Belerang atau Sulfur (S) adalah hara kebanjiran) menghalangi serapan Zn oleh
utama penting yang diperlukan untuk tanaman. Pada kasus tertentu, Zn perlu
produksi khlorofil. S diperlukan untuk diberikan sesuai kebutuhan. Hara lainnya
memproduksi asam amino (cystein, perlu diberikan dalam jumlah seimbang
methionin, dan cystin) dalam tanaman untuk menjamin respon tanaman yang
yang berkaitan dengan nutrisi manusia. S baik terhadap pupuk Zn dan pencapaian
sangat mobil dalam tanaman (walaupun
183
pertumbuhan tanaman yang sehat dan tanah alkalin, Zn perlu diberikan pada
produktif. setiap musim tanam.
Tanaman kerdil dan bercak coklat Sumber Zn yang biasa digunakan
berdebu pada bagian atas daun adalah zinc sulfate terlarut (23-36% Zn),
merupakan gajala kekurangan Zn. zinc klorida terlarut (48-50% Zn), dan zinc
Selain itu terdapat spotspot tanaman yang oksida tidak larut (60-80% Zn).
tumbuh jelek; gejala terlihat 2-4 minggu
setelah tanam pindah; kehampaan gabah Besi
tinggi; pematangan terlambat dan hasil Unsur Fe adalah hara esensial
rendah; gejala kahat Zn menyerupai kahat yang dibutuhkan tanaman untuk
S dan Fe pada tanah alkalin dan mendukung transportasi elektron dalam
keracunan Fe tanah organik berdrainase proses fotosintesis. Fe merupakan
buruk. akseptor elektron penting dalam reaksi
Kahat Zn tidak sering dijumpai, redoks dan aktivator untuk beberapa
namun dapat terjadi pada tanah enzim. Kekurangan Fe akan menghambat
kalkareous dan netral; pertanaman absorpsi K. Unsur Fe tidak mobil, baik
intensif; tanah sawah yang selalu dalam tanaman maupun tanah. Setelah
kebanjiran atau berdrainase buruk; tanah kahat unsur utama N, P, K, S, dan Zn,
salin dan sodik; tanah gambut, tanah kahat Fe merupakan urutan penting
dengan P dan silikat (Si) tersedia tinggi; berikutnya yang membatasi hasil tanaman
tanah berpasir; tanah dengan pelapukan padi. Aplikasinya harus berimbang agar
tinggi, asam, dan bertekstur kasar; tanah terjamin pertumbuhan tanaman yang
yang terbentuk dari serpentin dan laterik; sehat dan produktif. Gejala kahat Fe
dan tercuci, tanah sulfat masam tua ditunjukkan adanya gajala antartulang
dengan konsentarsi K, Mg, dan Ca daun menguning, daun yang muncul
rendah. mengalami klorosis. Seluruh daun dan
Bila kahat Zn nampak di lapang, bagian tanaman menguning (khlorotik).
berikan 10-25 kg ZnSO4.H2O atau 20-40 Produksi bahan kering dan hasil menurun.
kg ZnSO4.7H2O per ha pada permukaan Kahat Fe tidak dijumpai pada sawah
tanah, atau celupkan akar bibit padi tergenang yang sedikit asam, namun
dalam 2-4% larutan ZnO sebelum banyak dijumpai pada sawah dengan
transplanting (20-40 g ZnO/lt air). tekstur tanah berpasir, kalkareous dan
Tanaman dapat pulih dari kahat Zn bila bereaksi alkalin. Kahat Fe sering dijumpai
sawah didrainasi– kondisi kering pada lahan kering dengan tanah bereaksi
meningkatkan ketersediaan Zn. Tanaman netral, kalkareous dan alkalin (basa).
hanya memerlukan sekitar 0,05 kg Zn/ha Kahat Fe sangat sulit diatasi dan mahal
(jerami+gabah) per ton hasil gabah, untuk dikoreksi. Pemberian pada tanah
namun lebih banyak pupuk Zn harus memerlukan 100-300 kg/ha fero sulfat
diberikan karena begitu diberikan Zn tidak (sulfat besi). Pemberian melalui daun, 2-3
selalu tersedia bagi tanaman. % larutan fero sulfat atau 100 l/ha Fe
Berikan pupuk Zn pada permukaan chelate 2-3 dalam selang waktu 2 minggu
tanah setelah pelumpuran terakhir dan dimulai pada fase anakan. Tanaman
perataan lahan atau berikan Zn pada memerlukan sekitar 0,5 kg/ha Fe (jerami
bedeng persemaian 7-8 hari sebelum bibit dan biji/gabah) untuk setiap ton hasil
dicabut. Pengaruh pemberian Zn berlaku gabah, namun setelah aplikasi Fe tidak
sampai 2-5 musim tanam pada semua tersedia bebas bagi tanaman.
jenis tanah kecuali tanah alkalin. Pada Pada waktu aplikasi, berikan solid
fero sulfat (FeSO4) di sebelah barisan
184
tanaman padi dengan dosis 100 kg/ha. adalah untuk menutupi kekurangan air
Dua sampai tiga aplikasi 2-3 % larutan tanah yang telah ada pada saat yang
FeSO4 melalui daun atau chelate besi diperlukan dan dalam jumlah yang cukup.
pada selang waktu 2 minggu pada fase Oleh karena itu untuk merancang irigasi
anakan. Pupuk Fe yang biasa digunakan diperlukan data hidrologi, meteorologi,
adalah larutan fero sulfat (20-30% Fe), dan pengelolaan air yang mantap.
fero amonium sulfat (14% Fe), dan Keguanaan air irigasi adalah untuk
chelate besi (5-14%). mempermudah pengolahan tanah,
Kahat Fe memiliki gejala tulang daun mengatur suhu tanah dan iklim mikro,
menguning. Keracunan Fe ditunjukkan membersihkan tanah dari kotoran, kadar
adanya bercak coklat kecil pada daun. unsur-unsur racun, dan garam serta asam
yang berlebihan, menekan pertumbuhan
5.6 Pengairan gulma, hama dan penyakit tanaman.
Air merupakan bahan yang sangat
vital bagi kebidupan tanaman. 5..7.2. Fungsi Air bagi tanaman
Kekurangan air menga-kibatkan Fungsi air bagai tanaman adalah : (a)
terganggunya perkem-bangan morfologi bagian dari protoplasma, bisanya air
dan proses fisiologi tanaman. Masalah membentuk 85% sampai 90% dai berat
kekurangan air timbul akibat siklus keseluruhan dari bagiaan hijau tanaman
hidrologi di alam yang tidak merata. (jaringan yang sedang tumbuh), (b)
Sebagai tindak lanjut-nya, lahirlah reagen yang penting dalam proses
pemikiran untuk memenuhi kekurangan fotosintesa dan dalam proses hidrolitik
air yang sering terjadi. Salah satu ilmu seperti perubahan pati menjadi gula; (c)
yang mengkaji dan membahas masalah pelarut garam, gas dan berbagai material
air bagi pertanian adalah ilmu irigasi. yang bergerak ke dalam tanaman melalui
Irigasi berarti berarti memberi air dinding sel, dan jaringan xilem ke dalam
padata tanaman untuk memenuhi tanaman, melalui dinding sel dan jaringan
kebutuhan air bagi pertumbuhannya. xilem serta menjamin kesinam-
Kebutuhan air tanaman sama dengan bungannya; (d) sesuatu yang esensial
kehilangan air per satuan luas yang untukmenjamin adanya turgiditas
diakibatkan oleh kanopi tanaman pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun,
ditambah dengan hilangnya air melalui proses membuka dan menutupnya mulut
penguapan permukaan tanah pada daun, kelangsungan gerak, struktur
luasan tertentu. Dengan demikian tanaman.
kebuhtuhan air tanaman ditentukan
dengan menghitung besarnya penguapan 5.7.3. Kebutuhan air bagi tanaman
(evaporasi) permukaan tanah dan Kebutuhan air tanaman dinyatakan
penguapan kebutuhan air secara tepat. sebagai jumlah satuan air yang diserap
Banyak faktor yang perlu mendapat per satuan berat kering yang dibentuk
perhatian, terutama faktor meteorologi atau banyaknya air yang diperlukan untuk
dan faktor hidrologi yang berhubungan menghasilkan satu satuan berat kering
langsung dengan jumlah dan efisiensi tnaman. Selama pertumbuhan tanaman
irigasi. terus menerus mengisap air dari tanah
Kegiatan-kegiatan irigasi meliputi dan mengelarkannhya pada sat
penampungan air, penyaluran air ke transpirasi. Kehilangan air pada tanaman
lahan, dan pembuangan kelebihan air dapat terjadi melalui (a) transpirasi, (b)
serta menjaga kontinyuitas air. Pada akibat sampingan fiksasi karbon dioksida
prinsipnya air irigasi yang ditambahkan dalam pemecahan karbon dan oksifgen.
185
Dalam tanah air berada di antara rongga- pembuluh kapiler tanah makin tinggi pula
rongga tanah dan terikat oleh butir tanah gerakan air ke atas.
dengan kekuatan yang ditentukan oleh Efisiensi penggunaan air
banyaknya air yang dikandung oleh tanah meningkat dengan kesuburan tanah.
tersebut atau besarnya gaya untuk Akibat semakin subur tanah, semakin
memisahkan air dari partikel tanah. banyak air yang diperlukan, karena
Tanah yang terlalu banyak absorpsi hara berjalan dengan kecepatan
mengandung air menyebabkan tinggi.
berkurangnya udara dalam tanah.
Keadaan air dalam tanah yang terbaik 5.7 Air Tanah
adalah pada saat kapasitas lapang. Titik 5.7.2 Peran Utama
batas yang paling kritis terhadap air
disebut titik layu permanen, yaitu pada Air merupakan komponen utama
saat kondisi air dalam tanah tidak lagi tubuh tanaman, bahkan hampir 90% sel-
tersedia bagi tanaman dan tanaman mulai sel tanaman dan mikrobia terdiri dari air.
layu secara permanen. Air yang diserap tanaman di samping
Kehilangan air pada tanah berfungsi sebagai komponen sel-selnya,
dipengaruhi oleh: bentuk tajuk tanaman juga berfungsi sebagai media reaksi pada
(kanopi), Fase pertumbuhan, kelembaban hampir seluruh proses metabolismenya
tanah, dan jenis tanaman yang apabila telah terpakai diuapkan
Kemampuan tanah untuk melalui mekanisme transpirasi, yang
mempertahankan air tergantung pada bersama-sama dengan penguapan dari
teksttur tanah. Tanah pasir mempunyai tanah sekitarnya (evaporasi) disebut
kemampuan mempertahankan air yang evapo-transpirasi. Dalam memproduksi
lebih lemah daripada tanah liat. biomass sangat banyak dibutuhkan air,
Kemampuan tanah pasir untuk tergantung pada jenis tanaman, biasanya
memegang air dapat ditambah dengan untuk setiap kg bobot kering biomass
bahan organik. Air yang tertinggal dalam yang diproduksi akan ditranspirasikan air
tanah yang tidak tersedia bagi tanaman sebanyak 500 kg (nisbah transpirasi 500).
dikenal sebagai air higroskopis dan air Oleh karena itu, apabila dalam sehektar
yang terikat secara kimia (Gambar hal tanam tanaman memproduksi biomas
19). Air higroskopis dipegang erat oleh sebanyak 10 ton (4 ton gabah + 6 ton
partikel-partikel tanah sehingga sulit jerami), maka selama juta ton air atau 5
diserap tanaman. juta m3 , apabila umur tanaman ini adalah
Gerakan air dalam tanah dipengaruhi 100 hari berarti setiap hari akan
oleh gradien hidrolik, gravitasi, struktur ditranspirasikan sebanyak 50 ton/ha
tanah, tekstur tanah, jumlah air. Air (setara dengan 10 mobil tanki
kapiler bergerak melawan gravitasi bumi berkapsitas-angkut 5 ton).
karena gaya kapileritasnya lebih besar Air merupakan komponen penting
dari gravitasi bumi. Hal tersebut dalam tanah yang dapat menguntungkan
disebabkan karena jumlah air yang dan kadangkala merugikan. Secara garis-
berbeda dalam romgga antar partikel besar peran air tanah yang
belum melampaui batas kemampuan menguntungkan meliputi : (1). Sebagai
partikel tanah tersebut untuk memegang pelarut dan pembawa ion-ion hara dari
air. Ketinggian air dapat dicapai oleh air rhizosfer ke dalam akar kemudian ke
yang berbanding terbalik dengan diameter daun. (2). Sebagai sarana transportasi
pembuluh kapiler. Jadi semakin halus dan pendistribusian nutrisi jadi dari daun
keseluruh bagian tanaman. (3). Sebagai
186
komponen kunci dalam proses 1984).secara keseluruhan dari total air
fotosintesis, asimilasi, sintesis maupun dunia hanya 2,792% air tawar dan
respirasi tanaman. (4). Sebagai agen 0,005% diantaranya adalah air tanah.
pemicu pelapukan bahan induk, Kadar air tanah (water storage)
perkembangan tanah dan diferensial merupakan selisih masuka air (water
horizon. (5). Sebagai pelarut dan pemicu gain) dari presipitasi (meliputi hujan, salju,
reaksi kimiawi penyediaan unsur hara kabut) yang menginfiltrasi tanah ditambah
tidak tersedia menjadi tersedia bagi hasil kondensasi (oleh tanaman dan
tanaman. (6). Sebagai penopang tanah) dan adsorpsi (oleh tanah)
aktivitas mikrobia dalam merombak unsur dikurangi air yang hilang (water loss)
hara tak tersedia menjadi tersedia bagi lewat evapo-transpirasi, aliran
tanaman. (7). Sebagai pembawa permukaan, perkolasi dan rembesan
oksigen terlarut ke dalam tanah. (8). lateral, yang secara umum disebut
Sebagai stabilisator temperatur tanah, sebagai persamaan air – tanah:
dan (9). Mempermudah pengolahan
tanah. (10). Dipersawahan, genangan air KAT=masukan air – kehilangan air
akan menghambat pertumbuhan gulma
dan sebagai sarana pemupukan lewat air KAT adalah Kadar Air Tanah
irigasi ( pugasi), dan (11). Sebagai
pelarut pupuk dan pestisida Oleh karena itu fluktuasi kadar air
Peran yang merugikan antara lain tanah periodikal, tergantung pada
adalah (1). Sebagai pemicu rusaknya keseimbangan masukan dan kehilangan
tanah, misalnya melalui erosi’ (2). air tersebut.
Sebagai pemicu perubahan horizon Siklus air tanah merupakan proses
melalui pelindian komponen- mekanika perubahan air, baik berupa (1).
komponennya. (3). Sebagai pemicu Perubahan fase yaitu, dari fase cair ke
kemiskinan tanah melalui pelindian hara, fase padat atau fase gas, maupun. (2).
dan (4). Tanah yang jenuh dengan air Perubahan situs (lokasi), yaitu dari air
dapat menyebabkan terhambatnya aliran tanah menjadi air tanah menjadi air
udara ke dalam tanah, sehingga tanaman atau air hujan (atmosfer), air
mengganggu respirasi dan serapan hara aliran (sungai) dan kembali ke situs air
oleh akar, serta aktivitas mikrobia yang tanah, dan (3). Perubahan status, yaitu
menguntungkan. dari bentuk tidak tersedia (terikat kuat
Oleh karena itu, manfaat air tanah oleh tanah) menjadi tersedia bagi
bagi tetanaman tergantung pada tanaman atau sebaliknya. Ketiga
kemampuan kita dalam meningkatkan perubahan ini terjadi dalam sistem tanah-
peran yang menguntungkan dan air-tetanaman-atmosfer yang melibatkan
menekan peran yang merugikan tersebut. tiga mekanisme utama, yaitu : (a).
Retensi dan pergerakan air di dalam
5.8.3. Proporsi dan Siklus Air Tanah tanah. (b). Penyerapan (uptake) dan
Air di dunia 97,2 % berupa lautan dan translokasi air didalam tubuh tanaman,
2,8% terdiri dari lembaran es dan gletser dan (c). Penguapan air
(2,15%), air artesis ( 0,62%) dan air (evapotranspirasi) ke atmosfer.
lainnya (0,03%). Air lainnya ini meliputi
danau tawar (0,009%),danau air asin
(0,008%), air tanah (0,005%), air atmosfer
*hujan dan kabut) (0,001%) dan air sungai
(0,0001%) (Strahler dan Strahler cit.Foth,
187
5.8.4. Koefisien dan ketersediaan Air
Tanah Koefisien Air tanah merupakan
koefesien yang menunjukan potensi
Air ditahan di dalam sel akar oleh ketersediaan air tanah untuk mensuplai
adanya gaya-jerap dan gaya-osmotik. Sel kebutuhan tanaman (Tabel 3.12), terdiri
tanaman terdiri dari : (1). Dinding sel dari :
yang tegar dan tetapi dapat mengembang (1) Jenuh atau retensi maksimum, yaitu
secara elastis. (2). Protoplasma yang kondisi di mana seluruh ruang pori
berupa selaput semipermeabel sehingga tanah terisi. Pada kondisi ini
dapat dilewati air secara bebas, tetapi tegangan pada permuakaan lapisan
tidak bebas dilewati aliran bahan-bahan air hampir 0 - <1/3 atm. Sehinngga
larut dan koloidal, dan (3). Vakuola yang air ini terutama yang mengisi pori-
berisi cairan sel kaya bahan larut dan pori makro segera turun ke bawah
koloidal. tertarik oleh gaya gravitasi. Air
Adanya bahan-bahan larut dan kondisi jenuh ini disebut air bebas
koloidal dalam vakuola ini mengurangi atau air Gravitasi atau air drainase
aktivitas air di dalam sel, yang atau air berlebihan (lihat gambar
pengaruhnya makin besar selaras dengan 3.7), mudah hilang dan bergerak
pertambahan kadarnya, gaya yang timbul relatif cepat sehingga dapat melindi
ini disebut potensial bahan larut (PI). (leaching) unsur-unsur hara yang
Gaya yang menyebabkan air diluar dilaluinya. Pada kondisi tanah
selaput protoplasma akan mengalir berdrainase buruk atau suplai
kedalam sel lebih cepat ketimbang difusi berlebihan (banjir atau tergenang
bahan larut ke luar protoplasma. pada periode lama akan berdampak
Kemudian apabila yang menyerap air buruk terhadap aerasi tanah
adalah bahan kolodial dalam sel atau sehingga respirasi akar, dan
koloid proplasma, maka gaya ini disebut aktivitas mikrobia aerobik seperti
potensial matrix (Pm), gabungan bakteri amonifikasi dan nitrifikasi
keduanya disebut potensial osmotik (Po). akan terhenti sama sekali.
Tekanan yang menyertai penyerapan air (2) Kapsitas lapangan (field capacity)
oleh sel disebut turgor atau potensial adalah kondisi di mana tebal
tekanan (Pt). Potensial inilah yang lapisan air dalam pori-pori tanah
mendorong air ke luar sel sebagai akibat mulai menipis, sehingga tegangan
terjadi penggelembungan sel. Apabila air antarair-udara meningkat hingga
masuk kedalam sel, volume sel lebih lebih besar dari gaya gravitasi,
bertambah dan protoplasma terdesak air gravitasi (pori-pori makro) habis
kedinding sel, yang karena elastis jadi dan air tersedia (pada pori-pori
mengembang. Makin besar meso dan mikro) bagi tanaman
penggelembungan makin besar pula dalam keadaan optimum. Kondisi ini
tekanan yang bekerja terhadap air sel terjadi pada tegangan permukaan
dan, tekanan turgor juga meningkat lapisan air sekitar 1/3 atm atau pF
selaras dengan kenaikan tekanan in, 2,54.
sehingga aliran air ke dalam sel menurun (3) Koefisien layu (titik kayu permanen
berbanding terbalik dengan kenaikan atau titik kelembaban kritis) adalah
tekanan turgor, dan akan berhenti sama kondisi kadar air tanah yang
sekali apabila : ketersediaannya sudah lebih
rendah ketimbang kebutuhan
Pa = Pt + Pl + Pm + = Pt + Po = 0 tanaman untuk aktifitas dan
188
mempertahankan turgornya,
sehingga tanaman mrnjadi layu 5.8.5. Faktor-faktor Ketersediaan
secara permanen atau tak dapat Air tanah. Kadar dan ketersediaan air
pulih lagi. Hal ini merupakan akibat tanah sebenarnya pada setiap koefesien
terbatasnya suplai air/hujan pada ini umumnya bervariasi terutama
absorpsi (penyerapan) air oleh tergantung pada :
tanaman dan avaporasi terus (1) Tekstur tanah. Kadar air tanah
terjadi. Pada kondisi ini air yang bertekstur liat > lempung > pasir,
tersisa hanya air adhesi dan terikat misalnya pada tegangan 1/3 atm
kuat oleh gaya matrik tanah, yaitu (kapasitas lapangan), kadar air tanah
pada tegangan sekitar 15 atm. pada masing-masingnya adalah
(4) Koefisien Higroskopis adalah sekitar 55%, 40% dan 15%. Hal ini
kondisi dimana air tanah terikat terkait dengan pengaruh tekstur
sangat kuat Oleh gaya matrik tanah, terhadap proporsi bahan kolodial,
yaitu pada tegangan minimal 3 atm. ruang pori dan luas permukaan
Air yang tersisanya adalah air adsortif, yang makin halus teksturnya
adhesi, yaitu air yang langsung akan makin banyak sehingga makin
terjerap ke bahan padat tanah, besar kapasitas-simpan airnya. Hasil-
berbentuk kristal dan tidak tersedia hasilnya berupa peningkatan kadar
bagi tanaman. dan ketersediaan air tanah. Kadar air
Air tanah yang mempunyai tersedia berdasarkan tekstur tanah
tegangan antara 1/3 atm – 31 atm tertera pada gambar 3.9
(antara kapasitas lapangan hingga (2) Kadar bahan organik tanah (BOT).
koefisien higroskopis) disebut air BOT mempunyai pori-pori mikro yang
kapiller, terdiri atas air kohesi pada jauh lebih baik ketimbang partikel
pori-pori meso dan mikro serta mineral tanah, yang berarti luas
sedikit pada pori makro. permukaan penyerap (kapasitas
Pergerakannya lambat dan terjadi simpan) air juga lebih banyak,
melalui penyesuaian terhadap sehingga makin tinggi kadar BOT
keketebalan lapisan air, berfungsi akan makin kadar dan ketersediaan
sebagai larutan tanah dan air tanah.
sebagiannya. (3) Senyawa kimiawi. Garam-garam
Air tersedia (air yang dapat diserap senyawa-pupuk/amelioran
langsung tanaman) adalah air yang (pembenah tanah) baik alamiah
ditahan tanah pada kondisi kapasitas maupun nonalamiah mampunyai
lapangan hingga koefisien layu, namun gaya osmotik yang dapat menarik
makin mendekati koefisien layu tingkat dan menghidrolis air, sehingga
ketersediaannya makin rendah. Oleh koefesien layu meningkat.
karena itu untuk menjamin tercukupinya Konsekuensinya, makin banyak
kebutuhan tanaman, suplai air harus senyawa kimiawi dan ketersediaan
diberikan apabila 50 – 85% air tersedia ini air tanah menurun;
telah habis terpakai. Air yang ditahan (4) Kedalaman solum/lapisan tanah
diatas koefisien layu merupakan air tak menentukan volume simpan air Tanah.,
tersedia, terdiri dari sebagian air kapiler makin dalam makin besar, sehingga
(air adhesi dan sedikit air kohesi) dan kadar dan ketersediaan air juga makin
seluruh air hidroskopis (air kristal). banyak. Kedalaman solum/lapisan ini
sangat penting bagi tetanaman berakar
tunggang dan dalam.
189
Disamping faktor tanah ini, faktor tumpukan rumput-rumput untuk
iklim dan tanaman juga menentukan menghindari kebocoroan air ke bawah.
kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor Dalam sistem leb harus cukup waktu
iklim yang berpengaruh meliputi curah untuk membiarkan air menutupi seluruh
hujan, temperatur dan kecepatan angin, permukaan dan cukup waktu bagi air
yang prinsipnya terkait dengan suplai air untuk masuk ke dalam tanah, agar lama
dan evotranspirasi. Faktor tanaman yang tinggal di atas parit sehingga dapat
berpengaruh meliputi bentuk dan mensuplai air untuk akar tanaman.
kedalaman perakaran, toleransi terhadap Dalam hal ini harus dibuat parit
kekeringan, serta tingkat dan stadia pembuangan air, untuk mengalir-kan
pertumbuhan, yang pada prinsipnya kelebihan air sesudah kapasitas lapang
terkait dengan kebutuhan air tanaman lahan tersebut tercapai. Irigasi
permukaan biasa diberikan kepada
5.8.6. Teknik pengairan tanaman yang menutup rata tanah seperti
Dalam hubungannya dengan padi dan padang rumput.
produksi tanaman, air harus dikelola Untuk tanaman berbaris digunakan
secara baik dan ekonomis. Pengelolaan sistem leb-furrow irrigation, sedangkan
air meliputi (1) irigasi, (2) drainase, (3) untuk tanaman yang rata menutup tanah
konservasi. Irigasi adalah penambahan digunakan sistem leb-flood irrigation dan
suplemen air. Penggunaan irigasi telah contour irrigation.
dilakukan sejak jaman kuno. Jenis irigasi Irigasi siraman telah dikenal di
meliputi (1) irigasi permukaan, di mana air negara-negara maju. Tehnik ini telah
didistribusikan melalui permukaan tanah; banyak dilakukan dengan menggunakan
(2) irigasi penyiraman, yaitu pemberian air pipa-pia otomatis. Di Indonesia, belum
melalui pipa bertekanan; (3) irigasi eniter banyak dilakukan kecuali untuk padang
berupa sprinkler, spitter dn dripper, yaitu rumput golf. Tetapi tehnik irigasi siraman
mendistribusikan air ke bawah permukaan sederhana yang dilakukan oleh para
tanah untuk memberi kelembaban kepada petani adalah dengan menggunakan
tanaman lewat gaya kapiler ke atas. gayung atau gembor atau ujung pipa
Masing-masing sistem sesuai dengan plastik. Keuntungan tehnik irigasi siraman
sistem budidaya tertentu. adalah lebih seragam dan tepat untuk
Untuk tujuan pertanian, air diukur setiap jenis tanah dan tanaman. Masalah
dengan istilah volume dan kecepatan yang ditimbulkan dari tehnik ini relatif
mengalir. Volume diberikan dalam satuan kecil, tidak ada erosi, air dapat lebih
galon, kaki kubik, hektar-cm, dan lain-lain. ekonomis dibanding sistem leb. Pupuk
Satu hektar-cm dari air adalah jumlah air dapat diberikan bersama air siraman.
yang akan menutupi satu hektar tanah Kerugian sistem siram adalah mahalnya
sedalam cm dan kira-kira sebanyak 100 peralatan pada investasi awal dan air
m3 atau 100.000 liter. Kecepatan air harus selalu bersih. Tehnik irigasi
mengalir dinyatakan dalam liter/detik, siraman dengan tangan akan
liter/menit, hektar-cm/hari dan mengakibatkan biaya tenaga yang sangat
sebagainya. tinggi.
Irigasi permukaan adalah cara yang Tehnik pengairan drainase adalah
paling umum dikenal di Indonesia, yaitu menyiapkan bedengan, guludan, pada
sistem leb dari sawah. Air dibawa lewat saat persiapan lahan. Hal ini dilakukan
parit-parit agak datar dengan kecepatan sebagai upaya untuk membuang
rendah untuk menghindari erosi. Parit kelebihan air. Kaang-kadang pada
dapat diaspal, disemen, diberi plastik atau
190
daerah lembab perlu pipa drainase yang akibat pemangkasan yang tidak tepat.
dibenamkan dalam tanah. Jika cabang permanen perlu diperpendek,
maka potonglah cabang atau tunas
5.9. Pemangkasan (prunning) lateral. Pemotongan dilakukan pada
5.9.1. Pemangkasan tanaman muda internodal atau pemotongan dibuat di
Pemangkasan penting dalam antara tunas atau cabang dapat
rangkan mengembangkan tanaman menyebabkan batang membusuk,
dengan struktur yang kokok dan bentuk gangguan produksi dan pertumbuhan
yang diinginkan. Ada beberapa prinsip yang menyimpang.
sederhana yang harus dimengerti dalam
melakukan pemangkasan tanaman muda. Perlengkapan
Pertama, setikap potongan memiliki Pemangkasan
potensi mengubah pertumbuhan Untuk tananam berukuran kecil,
tanaman. Kedua, karena tehnik sebahagian besar pemotongan dapat
pemangkasan yang tepat adalah penting, dilakukan dengan gunting atau pisau.
maka pemangkasan yang buruk dapat Untuk pemotongan batang lebih dari 0.5
menyebabkan kerusakan tanaman inci harus menggunakan gunting
bahkan dapat menyebabkan bertangkai atau gergaji pangkas.
kematiannya. Ketiga, proses
penyembuhan pada tanaman tidak seperti Memperoleh strutur percabangan
halnya pada manusia. Ketika tanaman yang kokok
mengalami luka (atau dilukai) tanaman Struktur cabang primer yang baik
tersebut harus tetap tumbuh dan luka dapat dibentuk selagi tnaman masih
tersebut akan tetap ada. Keempat, muda. Percabangan yang berjenjang
adanya suatu aturan bahwa potongan memberikan bentuk tanaman yang sudah
yang kecil menghasilkan kerusakan yang dewasa dan memberikan perlakuan
kecil pula. Hal ini yang menyebabkan pemangkasan yang tepat terhadap
mengapa pemangkasan yang tepat pada tanaman yang masih muda dapat
tanaman muda menjadi kritis dan mengembangkan struktur yang kokoh.
penting. Dengan demikian, jika
pemangkasan pada waktu tanaman Perkembangan batang
sudah matang diperlukan pemotongan Pada sebahagian besar tanaman
yang lebih banyak dan akan menjadi lebih muda, pertahankan batang tunggal yang
sulit dilakukan. dominan. Jangan lakukan pemangkasan
pucuk yang dapat menyebabkan
Membuat potongan munculnya dua batang utama yang
Jika pemotongan dapat disebut dengan cabang codominant
mengganggu respon tanaman terhadap stems. Hal ini akan mengakibatkan
pertumbuhan dan proses penutupan luka kelemahan struktur batang, oleh karena
potongan, maka pemangkasan harus itu sebaiknya dibuang saja selagi
dibuat di luar lingkar cabang (branch tanaman masih muda. Cabang-cabang
collar). Hal ini karena pada bagian lateral akan menyebabkan
tersebut terdapat jaringan batang atau perkembangan struktur tanaman yang
induk cabang dan tanaman akan rusak tegap, dan meruncing. Perlu
potongan dilakukan di tempat tersebut. dipertahankan beberapa cabang lateral
Dalam beberapa kasus, jika potongan walaupun akan dipangkas kemudian.
cukup besar, maka tanaman dapat Cabang-cabang seperti ini dinamakan
mengalami kerusakan internal permanen cabang sementara yang berpera ndalam
191
melindungi batang dari kerusakan akibat Pemangkasan terhadap tanman yang
sinar matahari atak kerusakan mekanis. baru ditanam harus dibatasi. Buang
Cabang sementara ini dipertahankan cabang yang mati atau patah, tunda
cukup pendek agara tidak menghalangi pemangkasan untuk tahun berikutnya.
atau menjadi pesaing bagi cabang lateral Pohon yang tidak dipangkas pada awal
yang dipilih untuk dipertahankan. penanamannya akan menghasilkan akan
yang lebih kuat dibandingkan tanaman
Pemilihan cabang permanen yang dipangkas pada waktu
Tingginya cabang permanen yang penanamannya.
paling rendah ditentukan oleh fungsi yang
diharapkan serta lokasi tanaman pada Membalut luka
lanskapnya. Pohon yang digunakan Membalut luka akibat pemotongan
untuk menyaring pandangan yang tidak diperkirakan akan mempercepat
diinginkan atau untuk penghadang angin penutupan luka, melindungi luka tersebut
dapat dibiarkan bercabang serendah dari serangga dan penyakit serta
mungkin. Jarak antar cabang baik vertikal mengurangi pembusukan. Walaupun
maupun horizontal sangatlah penting. demikian, penelitian menunjukkann
Cabang yang dipilih sebagai cabang bahwa pembalutan tidak mengurangi
permanen harus memiliki ruang yang pembusukan atau kecebatan penutupan
cukup terhadap batangnya. Pertahankan luka dan jarang sekali dapat melindungi
keseimbangan radial dengan cabang- luka terhadap serangan serangga atau
cabang yang tumbuh keluar untuk segala infeksi penyakit. Sebahagian besar ahli
arah. menyarankan pembalutan luka tidak
Beberapa pohon memiliki dilakukan. Jika harus dilakukan atau
kecenderungan perkembangan cabang untuk tujuan keindahan, maka gunakan
dengan sudut percabangan yang kecil. kain yang tipis dari bahan yang tidak
Ketika tanaman tersebut tumbuh, maka mengandung racun terhadap tanaman.
akan terdapat lipatan-lipatan kulit yang
nantinya akan menggangu percabangan 5.9.2. Pemangkasan tanaman yang
pada batang utama. Pemangkasan harus sudah tua
dilakukan terhadap cabang-cabang yang Pemangkasan paling umum
memiliki penempelan yang lemah selagi dilakukan untuk tujuan mempertahankan
cabang tersebut masih muda. bentuk tanaman. Walaupun banyak
Hindari adanya pengelompokan daun pepohonan hutan tumbung dengan
pada percabangan di dalam. Karena sangat baik, akan tetapi tnaman
daun pada setiap cabang/ranting perlu pekarangan memerlukan kehati-hatian
menghasilkan makanan yang cukup untuk yang lebih tinggi. Pemangkasan harus
kehidupan dan pertumbuhan pohon maka dilakukan dengan pemahaman
setiap cabang harus memberikan bagaimana repon tanaman terhadap
sumbangan makanan kepada batang dan pemotongan bagian tubuhnya.
akar. Jika terlalu banyak daun yang Pemangkasan yang tidak tepat dapat
dibuang makan pohon akan mengalami menyebabkan kersukanan yang akanb
“kelaparan”, penurunan pertumbuhan dan mengantarkan kepada kematian pohon.
menjadi tidak sehat.
Alasan melakukan pemangkasan
Pemangkasan pohon yang baru Karena setiap pemotongan akan
ditanam berpotensi mengubah pertumbuhan
pohon, maka seharunya jangan ada
192
cabnag yang dibuang tanpa malasan Membuang cabang-cabang yang rendah
yang kuat. Alasan yang umum bagai dengan tujuan untuk memberikan kesan
pemangkasan adallah membuang cabang bersih
yang mati, membuang dahan yang terlalu
banyak dan menghilangkan resiko Mengurangi tajuk
bahaya. Pohon dapat dipangkas untuk Mengurangi ukuran ranaman dengan cara
tujuan meningkatkan penetrasi cahaya mengurangi ketinggian dan lebar tajuk.
dan udara ke bagian dalam dari tajuknya,
atau ke bagian bawah lanskap. Dalam 5.10. Organisma Pengganggu
banyak kasus, tanman yang sudah tua Tumbuhan (Opt)
dipangkas sebagai tindakan korektif atau
tindakan preventif. Menurut PP Nomor 6 tahun 2005 tentang
Penipisan percabangan secara rutin Perlindungan Tanaman, terdapat
tidak cukup memperbaiki kesehatan beberapa diskripsi diantaranya adalah
pohon. Pohon akan menghasilkan tajuk perlindungan tanaman dilaksanakan pada
yang padat dengan daun untuk masa pra tanam, masa pertumbuhan
menghasilkan gula yang digunakan tanaman, dan atau masa pasca panen.
sebagai enerji untuk pertumbuhan dan Perlindungan tanaman pada masa pra
perkembangnnya. Pembuangan daun tanam dilaksanakan sejak penyiapan
melalui pemangkasan dapat mengurangi lahan atau media tumbuh lainnya sampai
pertumbuhan dan simpanan enerji. dengan penanaman. Perlindungan
Pemangkasan secara besar-besaran tanaman pada masa pertumbuhan
akan mengakibatkan pohon menjadi tanaman dilaksanakan sejak penanaman
stress sampai dengan panen. Perlindungan
tanaman pada masa pasca panen
Waktu pemangkasan dilaksanakan sejak sesudah panen
Sebahagian besar pemangkasan sampai dengan hasilnya siap dipasarkan.
rutin adalah membuang dahan yang
lemah atau mati, dimana pemangkasan Perlindungan tanaman dilaksanakan
dapat dilakukan setiap saat selama tidak melalui sistem pengendalian hama
berakibat buruk terhadap pohon. terpadu yaitu dengan cara:
Pencegahan masuknya
Tehnik pemangkasan dan organisme pengganggu
pembersihan tajuk tumbuhan kedalam dan
Tehnik ini adalah membuang cabang tersebarnya dari suatu area ke
yang mati, cabang yang berpenyakit, area lain di dalam wilayah
membuang cabang lemah dan cabang negara Republik Indonesia;
yang memiliki kemampuan tumbuh Pengendalian organisme
rendah. pengganggu tumbuhan;
Eradikasi organisme
Penipisan tajuk pengganggu tumbuhan;
Tindakan selektif membuang cabang
untuk meningkatkan penetrasi cahaya Perlindungan tanaman dilaksakan dengan
dan pergerakan udara di daerah tajuk menggunakan sarana dan cara yang tidak
mengganggu kesehatan dan atau
Peningkatan tajuk mengancam keselamatan manusia,
menimbulkan gangguan dan kerusakan
193
sumber daya alam dan atau lingkungan dikelompokkan dalam beberapa istilah
hidup. yang lebih luas, yaitu patogen, sebagai
Pencegahan masuknya ke dalam penyebab penyakit tanaman, hama,
atau tersebarnya organisme pengganggu organisme yang merusak tanaman dan
umbuhan dari suatu area ke area lain di gula, adalah tumbuhan yang merusak
dalam wilayah negara Replublik Indonesia tanaman budidaya. Kerusakan yang
dilaksanakan dengan cara mengenakan disebabkan oleh OPT mencapai 33%.
tindakan karantina pada setiap media Anda pasti pernah melihat daun
pembawa organisme pengganggu tanaman bolong, buah cabe dan tomat
tumbuhan karantina yang dimasukkan ke yang busuk di pohonnya atau tanaman
dalam atau dikirim dari suatu area ke area layu. Semua kerusakan tersebut
lain di dalam wilayah negara Republik disebabkan oleh serangan hama dan
Indnesia. Pemasukan media pembawa penyakit. Hama adalah kelompok hewan
organisme pengganggu tumbuhan yang menyebabkan kerusakan pada
karantina baik berupa tumbuhan maupun tumbuhan dan mengakibatkan kerugaian.
bagian-bagian tumbuhan ke dalam Gambar di bawah ini menunjukkan
wilayah Negara Republik Indonesia wajib: beberapa jenis hama yang biasa
dilengkapi sertifikat kesehatan menyerang tanaman.
dari negara asal dan negara
transit;
dilakukan melalui tempat-tempat
pemasukan yang telah
ditetapkan;
dilaporkan dan diserahkan
kepada petugas karantina di
tempat tempat pemasukan untuk
keperluan tindakan karantina.
194
mengurangi mutu atau kualitas Faktor internal (biotik) adalah segala
hasil tanaman, proses kehidupan dari tubuh serangga
mempercepat terjadinya infeksi untuk memacu kehidupannya.
penyakit pada tanaman; Sedangkan faktor eksternal adalah faktor
menambah biaya produksi lingkungan yang langsung berpengaruh
karena diperlukan adanya biaya ter-hadap kehidupannya, seperti suhu,
untuk pengendalian hama. cahaya, kelembaban udara, faktor iklim
yang lain, faktor biologis dan gangguan
Serangga merusak tanaman dengan manusia. Berikut ini adalah beberapa
cara memakan bagian tanaman, menisap contoh hama tanaman (Gambar 2).
cairan dalam jaringan tanaman, Beberapa contoh hama yang sering
memamah dan menusuk serta menyerang tanaman adalah tungau, Ulat
menumpang bertelur pada tanaman. Lepidoptera, Lalat diptera, Kepik
Bentuk kerusakan tanaman tergantung Hemiptera, Kutu Hompotera, Kumbang
pada tipe mulut serangga. Kehidupan Coleoptera dan mamalia (tikus, gajah,
serangga dikendalikan oleh dua faktor, dan babi hutan).
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Gambar 5.11.
Beberapa contoh hama-hama tananaman yang sering merugikan petani dinataranya adalah ulat lepidoptera,
tikus, kumbang Coleoptera, dan gajah.
195
Gambar 5.14.
Gambar 5.12. Imago tungau merah.
Gejala serangan tungau merah pada tanaman
jeruk.
Gambar 5.15.
Siklus hidup tungau merah
196
Gambar 5. 17
Siklus hidup Sylepta sp.
Gambar 5. 20.
Larva Crocidolomia sp
Gambar 5.18
Imago Plutela sp
Gambar 5.24.
Larva Agrotis sp.
Gambar 5. 22.
Larva Spodotera sp. Gambar 5. 25.
Imago Agrotis sp.
Gambar 5.26.
Gejala serangan lalat diptera.
Gambar 5.23
Siklus hidup Spodoptera sp
4) Kepik Hemiptera
Kepik hemiptera adalah perusak polong.
e). Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
Serangga merusak tanaman dengan cara
Ulat berwarna hitam. Gejala kerusakan
mengisap cairan tanaman dengan jarum
yang ditimbulkan ialah terpotongnya
stilet (alat pengisap yang dipunyai
tanaman kubis yang masih kecil.
serangga). Serangga penggerek polong
Pengendalian dapat dilakukan dengan
adalah Etiella zinchenella. Serangga
membongkar tanah secara berhati-hati
pengisap polong adalah Riptortus linearis,
disekitar tanaman yang terpotong.
dan kepik hijau Nezara viridulla.
3) Lalat Diptera
Lalat bibit adalah salah satu hama yang
dapat merusak bibit tanaman. Tanaman
yang umumnya diserang oleh lalat bibit
adalah leguminoceae. Beberapa lalat
bibit yang sering merugikan adalah lalat
kacang (Agromyza phaseoli), penggerek
pucuk kedelai (Agromyza dolichostigma),
penggerek batang kedelai
Gambar 5. 27.
(Melanagromyza sojae). Imago kepik Nezara viridula
198
Gambar 5.28.
Siklus hidup N.viridula
199
tinggi maka tanaman akan menunjukkan
6) Mamalia gejala kerusakan. Gejala ini dapat berupa
Hama yang termasuk mamalia (binatang perubahan laju pertumbuhan, ukuran
menyusui) adalah babi hutan dan kera. tanaman, warna daun, ketebalan daun,
Hama ini sangat merusak tanaman kelapa warna batang, warna buah atau bunga,
sawit. Di beberapa daerah tertentu di bentuk buah atau bunga dan lain-lain.
Sumatera, gajah sering menyebabkan Tanaman sakit adalah suatu kondisi
kerusakan yang serius pada tanaman tanaman yang tidak wajar, sehingga
kelapa sawit muda. Selain itu juga tikus proses kehidupan (metabolisme) tanaman
(rodentia) merupakan hama yang terganggu, yang pada akhirnya
merusak (memakan) buah kelapa sawit menimbulkan keruganian bagi petani.
yang sudah tua. Penye-bab penyakit dapat disebarkan dari
tanaman yang sakit atau dari bagian
tanaman yang sakit tersebut ke tanaman
sehat. Penyakit yang sering menginfeksi
tanaman dapat berupa jamur, bakteri,
virus dan fitoplasma. Penyebab penyakit
atau patogen tersebut menyebabkan
adanya gejala kerusakan pada bagian-
bagian tanaman seperti pada akar,
batang, daun, buah, bunga dan biji.
Gejala serangan patogen tersebut
dinamakan penyakit.
Gejala penyakit pada tanaman
dikelompokkan sebagai berikut : Kerdil
(pertumbuhan tanaman yang lamban
secara menyeluruh); klorosis (perubahan
jaringan tanaman dari hijau menjadi
kekuningan); nekrosis (kematian jaringan
tanaman/bercak daun); layu
(terganggunya aliran air di dalam
pembuluh tanaman); kanker
(pertumbuhan bagian tanaman yang tidak
wajar).
Gambar 5.30. Patogen tanaman dapat berupa
Siklus hidup kumbang hama kepala Oryctes
rhinoceros jamur yaitu organisme yang umumnya
berbentuk benang, dapat menghasilkan
b. Penyakit tumbuhan spora. Intinya jelas dan dapat dilihat di
Penyakit tanaman dikelompokkan bawah mikroskop dengan pembesaran
menjadi dua. Yang pertama adalah lensa 100-400 kali. Sedangkan bakteri
penyakit non infeksius dan yang ke dua adalah mikro-organisme yang lebih kecil
adalah penyakit infeksius. Sejak benih dari jamur, mempunyai sel tunggal atau
ditanam, fase vegetatif dan fase generatif berkoloni, berbentuk seperti batang, koma
tanaman, semua kebutuhan hara atau rantai.
tanaman harus dicukupi. Jika tanaman Patogen yang lain adalah bakteri
mengalami kekurangan hara atau yaitu mikroba yang dapat dilihat dengan
kelebihan salah satu unsur hara atau pH pembesaran 100-1600 kali dan harus
media tumbuh terlalu rendah atau terlalu menggunakan minyak emersi.
200
Media tumbuh tanam yang tiba-tiba
Virus adalah mikroba yang hanya mendapatkan suply air, aku-mulasi garam
mempunyai suatu selubung protein pada daerah per-akaran merupakan
dengan asam nukleat yang dapat mempe- gejala-gejala yang umum. Usaha
ngaruhi kerja DNA sehingga proses menghidar dari hal tersebut di atas akan
kehidupan tanaman terganggu. menimbulkan busuk buah.
MLO adalah patogen yang
merupakan peralihan dari virus ke bakteri.
Bentuk virus dan MLO hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikro-skop
elektron (pembesaran > 1 juta kali).
Patogen-patogen tersebut dapat
menyerang tanaman pada fase vegetatif
dan fase generatif.
201
dimulai dari adanya ventilasi mencegah kebersihan ling-kungannya, dan
terjadinya kejadian ini. mengadopsi praktek-praktek budidaya
yang tepat seperti keseimbangan hara
dapat mempertahankan tanaman tetap
sehat. Kerusakan akibat hama dan
penyakit akan berkurang. Selain itu
dianjurkan agar memulai penanaman
dengan menggunakan bibit yang sehat.
Dengan strategi adopsi pengelolaan
hama terpadu (PHT) untuk tanaman
sangat di-anjurkan di sini. Jika perlu
guna-kan bahan kimia yang direkomen-
dasi untuk mengendalikan serangga
Gambar 5.33. hama atau beberapa penyakit dan selalu
Gejala penyakit nekrosa buah mengikuti aplikasinya secara ketat
sebelum proses panennya.
(d). Penyakit Keriting Buah
Keriting buah merupakan keru-sakan (e). Kerusakan tanaman akibat ketidak
fisiologis yang sangat meru-gikan seuaian hara
mentimun. Buah muda menjadi seperti Semua hara penting diberikan. Jika
kurva dan dimulai pada saat larutan tanaman mengalami kekurangan
perkembangan bunga stadia awal dan hara atau kelebihan salah satu komponen
mungkin dise-babkan oleh perubahan haranya atau pH dan daya hantar
suhu yang mendadak, kelembaban media listriknya melebihi daya toleransi
pertumbuhan yang kurang cocok, tanaman. Maka tanaman akan
kekurangan nutrisi, kebanyakan jumlah menampak-kan gejala kerusakan. Gejala
buah dan diserang hama. Bakal buah ini meliputi perubahan pada laju
yang tidak produktif sebaiknya dipangkas. pertumbuhan, ukuran tanaman, bentuk
daun dan warna daun, ketebalan daun,
warna batang, jarang antar cabang,
karakteristik akar dan lain-lain.
Selanjutnya, karakteristik buah akan
berubah juga. Walaupun gejala luar ini
akan beragam berdasarkan tanaman
dan varietasnya, beberapa gejala umum
dapat digambarkan dalam tabel gambar
berikut ini.
202
kemajuan ilmu pertanian yang terhadap penyakit banyak ditemui dan
dikembangkan oleh manusia. Penanaman telah berjalan sejak manusia mulai
satu kultivar dalam areal yang luas, mengenal bercocok tanam. Orang
penanaman yang terus menerus karena akan cenderung menanam varietas
ditunjang irigasi, penanaman kultivar yang yang enak untuk dikonsumsi walaupun
berproduksi tinggi tetapi rentan terhadap
banyak hama dan penyakitnya,
penyakit, pemasukan tanaman baru dari
daerah atau negara lain adalah contoh- dibandingkan memilih tanaman yang
contoh penyebab meningkatnya penyakit tidak begitu enak tetapi tidak
tumbuhan. berpenyakitan. Tetapi teknologi
Penanaman satu kultivar dalam areal pengendalian menggunakan fungisida
yang luas, merupakan salah satu tetap lebih mudah diaplikasikan dalam
penyebab meningkatnya penyakit jangka pendek. Dengan pola yang
tumbuhan. Penanaman satu macam demikian itu tanpa disadari telah
kultivar dalam areal yang luas meyebabkan banyaknya plasma
menyebabkan tersedianya makanan nutfah yang hilang, sehingga akan
dengan tingkat kerentanan yang sama menyebabkan sulitnya mencari sumber
dalam jumlah berlimpah bagi patogen, hal gen katahanan untuk tujuan pemuliaan.
demikian tersebut tidak mungkin Akibat dalam jangka panjang adalah
ditemukan pada hutan alami yang belum sulitnya pengendalian penyakit bila telah
disentuh teknologi. Adanya satu macam timbul resistensi patogen terhadap
kultivar tanaman menyebabkan patogen pestisida.
tidak punya pilihan lain selain harus Pemasukan tanaman baru dari
memamfaatkannya sebagai makan. daerah atau negara lain dengan tidak
Bahkan apabila kultivar tersebut sengaja akan menyebabkan
merupakan tanaman tahan terhadap meningkatnya penyakit tumbuhan karena
penyakit tertentu, maka patogen dua alasan. Alasan pertama yaitu ada
kemungkinan besar akan menyesuaikan kemungkinan penyakit akan terikut
diri dengan jalan adaptasi atau sedangkan musuh alaminya tertinggal.
mekanisme lainnya agar dapat bertahan Hal ini akan menyebabkan penyakit
hidup. Sekali patogen dapat dapat berkembang pesat tanpa dihambat oleh
menyesuaikan diri, maka keturunannya musuh alami seperti ditempat asalnya.
akan dapat berkembang dengan pesat Alasan yang kedua yaitu bahwa ada
pada kultivar tersebut. kemungkinan di tempat baru-nya,
Penanaman yang terus-menerus tanaman ternyata rentan terhadap
karena meningkatnya irigasi, juga patogen yang telah ada lebih dahulu
merupakan penyebab meningkatnya sehingga akan memicu peningkatan
penyakit tumbuhan. Adanya penanaman populasi patogen tersebut. Peningkatan
terus menerus, maka sepanjang musim populasi patogen pada giliran berikutnya
akan selalu tersedia makanan bagi akan menyebabkan gampang patahnya
patogen, sehingga patogen akan ketahanan tanaman varietas lain yang
berkembang dengan pesat. Hal yang saebelumnya tahan.
sama juga terjadi bila dalam suatu Patogen akan menyebabkan
hamparan tertentu dilakukan penanaman timbulnya penyakit dengan cara sebagai
satu jenis tanaman dengan tidak berikut. Patogen menyebabkan penyakit
serentak. pada tumbuhan dengan cara :
Penanaman kultivar yang Mengkonsumsi kandungan sel inang
berproduksi tinggi tetapi rentan atau mengabsorbsi makanan dari
203
tanaman inang secara terus menerus satu juta lainnya mengungsi ke Amerika
sehingga melemahkan tanaman pada tahun 1845-1846. Penyakit ini
inang. berjangkit pada tanaman kentang di Jawa
Membunuh sel atau merusak pada tahun 1935. Sampai saat ini pun
aktivitas metabolisme sel inang penyakit ini merupakan penyebab
karena sekresi patogen berupa kerugian yang terpenting pada tanaman
enzim, toksin dan zat tumbuh; dan kentang di dunia, termasuk di Indonesia.
Mengganggu transportasi makanan, Penyebab penyakit ini adalah jamur
nutrisi mineral dan air pada jaringan Phytophtrhora infestans. Patogen ini
pembuluh inang menyerang daun, batang, akar dan umbi
menyebabkan gejala hawar.
Beberapa penyakit penting yang
disebabkan oleh virus adalah penyakit (2). Karat daun kopi
keriting pada cabai merah, paprika, cabai Penyakit ini merupakan penyakit
rawit. Penyakit mozaik pada tembakau paling penting pada tanaman kopi Arabika
(TMV: Tobaco Mozaic Virus) dan CMV di dunia. Di Sri Langka hanya dalam
(cucumber Mozaic Virus). Virus adalah waktu 14 tahun saja (1870-1884) penyakit
organisme parasit obligat (organisme ini memusnahkan perkebunan-
yang selalu menggantungkan hidupnya perkebunan kopi sehingga sejak saat itu
pada tanaman yang diserang). Sri Langka beralih dari negara penghasil
Tanaman budidaya sering diserang kopi menjadi penghasil teh sampai
oleh fungi. Fungi adalah organisme sekarang. Peralihan ini menyebabkan
prokariotik (organisme yang tidak beralihnya pula kebiasaan orang Eropa
mempunyai inti sel sejati). Fungi dapat dari peminum kopi menjadi peminum teh
menyerang semua organ tanaman mulai karena Sri Langka saat itu merupakan
dari akar, daun, batang, bunga dan buah. pemasok kopi terbesar ke Eropa. Sampai
Beberapa fungi yang dapat menyebabkab saat ini, karat merupakan ancaman
penyakit dan sangat merugikan tanaman terbesar bagi produksi kopi Amerika
adalah fungi penyebab penyakit layu, Selatan. Di Indonesia, penyakit ini pada
fungi penyebab penyakit busuk buah, tahun 1876 telah menyebabkan
fungi penyebab busuk daun dan fungi musnahnya kopi yang dibudidayakan saat
penyebab kanker tanaman. itu, yaitu kopi Arabika, sehingga kopi ini
Contoh fungi yang menyerang akar sekarang hanya tinggal di daratan tinggi
diantaranya adalah Fusarium sp. dan saja.
Phytoptora sp. Fungi yang menerang
daun adalah Cercospora sp dan
Helmintosporium sp. Fungi yang
menyerang bunga dan buah adalah
Colletotrichum sp. Berikut ini beberapa
contoh gejala serangan patogen pada
tanaman.
204
desa ke kota dalam upaya mencari kerja
untuk membeli beras yang harganya
sangat tinggi dan telah menyebabkan
sekitar dua juta orang meninggal dunia.
Sampai beberapa tahun yang lalu bercak
coklat masih tergolong penyakit penting
pada tanaman padi di Indonesia.
Penyebab penyakit ini adalah jamur
Helminthosporium oryzae yang
menyerang daun, batang dan bulir padi.
Gambar 5. 36.
sketsa Fusarium sp. (patogen penyakit layu) (4). Hawar Daun Jagung
Penyakit hawar daun jagung
(Southern Corn Leaf Blight) yang
disebabkan oleh jamur Bipolaris maydis
(Helminthosporium maydis) sampai saat
ini terdapat di berbagai tempat di seluruh
dunia terutama di daerah-daerah hangat
dan lembab, termasuk Indonesia. Ras 0
merupakan ras yang umum dari patogen
ini, sedangkan ras T diketahui pernah
menyebabkan kerugian sekitar satu milyar
Gambar 5. 37. USD di Amerika Serikat pada tahun 1970.
Foto mikroskopis Fusarium sp. Ras T biasanya hanya diketahui ada pada
tanaman jagung hibrida dengan
Di daerah yang ketinggian kurang sitoplasma jantan mandul jagung Texas.
dari 1000 m ditanam kopi Robusta yang Ras T ini dapat menyerang semua bagian
tahan terhadap penyakit karat daun. tanaman jagung.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur
Hemileia vastatrix yang menyerang daun- (5). Penyakit rebah kecambah
daun kopi. Antara tahun 1896 sampai Penyakit rebah kecambah disebabkan
1900 produksi kopi Indonesia merosot oleh sekumpulan fungi atau satu jenis
menjadi 25% dari semula. fungi yang menyerang bibit tanaman
Perhatian pemerintah terhadap secara mandiri atau pun bersama-sama.
penyakit karat pada kopi meningkat sejak Patogen penyakit rebah kecambah
tahun 1980-an dengan berusaha untuk diantaranya adalah Pythium, Rhizoctonia,
meningkatkan produksi kopi Arabika. Fusarium, and Phomopsis. Gejala
Karena sampai tahun tersebut, kopi penyakit yang muncul pada bibit tanaman
arabika hanya 5% dan ditanam di atau tanaman muda relatif sama.
pegunungan, antar lain Dataran Tinggi Penyakit ini sering muncul sejak benih
Ijen, Jawa Timur, sedangkan selebihnya tumbuh di lapangan, karena ada
hampir seluruhnya adalah kopi Robusta. kemungkinan patogen terbawa melalui
benih atau bertahan pada bahan organik
yang digunakan sebagai pupuk. Patogen
(3). Bercak Daun Helminthosporium pada dapat menyerang sejak benih mulai
Tanaman Padi berkecambah, pada saat masih
Di India pada tahun 1942, penyakit ini berkecambah, atau pada waktu umur bibit
menyebabkan migrasi besar-besaran dari masih sangat muda, tergantung jenis
205
patogen yang menyerang. Pada tingkat
serangan yang menengah, penyakit ini
akan menurunkan produksi. Penggunaan
unsur hara untuk mengembalikan vigor
tanaman ataupun untuk membantu
ketahanan tanaman terhadap penyakit
tidak akan berfungsi dengan baik dan
penyakit ini pun tidak dapat dikendalikan
dengan pestisida.
Gambar 5. 40
Gejala serangan pada bagian akar.
Gambar 5. 41.
Gejala penyakit bercah basah (blight) pada tanaman
padi.
Gambar 5. 38
Gejala penyakit rebah kecambah yang disebabkan (7). Penyakit bercak coklat cercospora
Phytophthora pada kecambah Penyakit bercak coklat disebabkan oleh
Cercospora janseana. Dari tahun ke
tahun penyakit berkembang terus
sehingga menjadi penyakit penting pada
tanaman padi. Patogen pada umumnya
menyerang tanaman pada saat tanaman
menjelang dewasa dan mengakibatkan
206
kematangan biji padi lebih cepat b). Penyakit tanaman yang disebabkan
dibandingkan dengan kondisi normal. oleh bakteri
Bercak pada daun berukuran 0.2 sampai Kurang lebih terdapat 200 species dari
1.5 cm. Pada tingkat serangan yang bakteri penyebab penyakit tanaman yang
tinggi, dapat mengakibatkan daun padi telah dideskripsikan. Kebanyakan
mati. Varietas padi yang genjah dapat tanaman yang diserang merupakan
terhindar dari serangan patogen. tanaman yang tidak penting (minor).
Bakteri parasit tersebut berbentuk batang,
sebagian besar bisa bergerak (motile)
dengan bulu getar (flagella) yang ada di
ujung-ujung sel (polar) maupun yang ada
di sisi dan di ujung sel (Peritrichous), dan
bersifat tidak membentuk spora. Sel
bakteri berukuran 1,5 sampai 3 mikron
(panjang) dan tampak kecil meskipun di
bawah mikroskop dengan perbesaran
1.000 X dalam minyak imersi. Mereka
Gambar 5. 42.
tumbuh dengan segera dalam medium
Gejala penyakit bercak crcospora pada daun padi. PDA (Potato Dextrose Agar) dengan
membentuk koloni bulat berwarna putih,
(8). Penyakit bercak Pyricularia kuning kecoklatan, atau kuning.
Penyakit ini sering menyerang tanaman
padi. Patogen penyebab penyakit ini
adalah Pyricularia grisea. Pada varietas
tertentu penyakit ini dapat menggagalkan
panen. Patogen menyerang daun,
panikel dan daun bendera. Bagian
tengah bercak biasanya berwarna abu-
abu sedangkan sekeliling bercak
berwarna coklat atao coklat kemerahan.
Ukuran bercak sangat bervariasi.
Gambar 5. 44.
Foto mikroskopis satu sel bakteri yang mempunyai
flagella.
208
jaringan bagian luar dari benjolan yang Busuk-melingkar pada kentang (Bakteril
masih muda dan sedang tumbuh. Biakan ring-rot of potato). Sangat merugikan di
murni bakteri tersebut lalu diuji sifat lapangan dan di tempat penyimpanan.
patogenesitasnya dengan menularkannya Gejala-gejala baru muncul pada saat
kepada tanaman tomat (batangnya) atau kentang menjelang masak, yaitu terlihat
bagian yang sukulen (tanaman yang cabang/batang tanaman menjadi layu
mengandung banyak air). Kedua macam atau tumbuhnya seolah-olah
tanaman ini akan cepat menumbuhkan terhambat/kerdil (stunted). Pangkal
benjolan bila diserang oleh bakterium ini. batang menunjukkan gejala busuk basah.
Contoh-contoh benjolan bakteri yang lain Suatu ciri khas dari penyakit ini adalah :
adalah penyakit benjolan bakteri pada bila batang dipotong, lalu dipijit, maka
tanaman “Olive”, Oleander, “Ash”, dan keluarlah cairan (exudates) yang
pohon-pohon hutan. berwarna kuning-kecoklatan (cream).
Infeksi pada umbi mula-mula tidak
(2). Layu Bakteri tampak, tetapi kemudian di dalam gudang
Tanaman menjadi layu oleh karena penyimpanan gejala-gejala khas penyakit
serangan Bakteri pada jaringan ini mulai kelihatan. Seakan-akan bagaikan
pembuluh. Jenis-jenis bakteri ini sebuah cincin yang melingkar di dalam
mempunyai pengkhususan (specialisasi) jaringan umbi yang berwarna kuning
dalam kelompok-kelompok tanaman kecoklatan, lalu berubah menjadi coklat
inang yang diserangnya, misalnya jenis muda. Selanjutnya lingkaran tersebut
bakterium yang menyerang golongan makin jelas berubah menjadi busuk
tanaman semangka dan sebangsanya, (seperti “keju”) tanpa bau. Kemudian
tomat, kentang, buncis, jagung, dan lain- setelah adanya serangan mikro-
lain. Ada pula jenis-jenis bakteri yang organisme sekunder barulah timbul bau
mula-mula menyerang jaringan pembuluh yang kurang sedap, yang terutama
tanaman, tetapi kemudian menyebabkan disebabkan oleh E. Carotovora
busuk-jaringan pada jaringan
disekelilingnya. Corynebakterium flaccumfaciens :
Layu bakteri dari Kacang buncis.
Bakteri ada juga yang menyebabkan Menyebabkan tanaman menjadi layu
penyakit dengan gejala perlendiran- pada segala tahapan umur. Biasanya
Bakteri atau Kebasahan pada kayu bakteri sudah ada pada (atau di dalam)
(Bakteril Slime-Flux or Wetwood) pada biji. Seringkali tanaman juga menjadi
pohon Elm dan pohon-pohon lain. kerdil.
Penyebab penyakit adalah Erwinia nimi-
pressuralis yang menimbulkan Corynebakterium michiganense :
terbentuknya cairan di jaringan kayu Layu bakteri pada Tomat. Bibit tanaman
(heart-wood) dengan tekanan, sehingga tomat menjadi kerdil. Daun-daun bawah
cairan tersebut meleleh keluar ke bagian tepinya menjadi layu dan mengering.
bawah dari batang. Cairan yang menjadi Bintik-bintik kecil bagaikan “mata-burung”
seperti lendir (flux) ini kemudian diuraikan terdapat pada buah.
oleh Bakteri lain dan Ragi sehingga
menimbulkan bau yang tidak Pseudomonas caryophylli :
sedap/merangsang. Layu bakteri pada Bunga Anyelir.
Menyerang tanaman-tanaman Anyelir
Corynebacterium sepedonicum : dalam Rumah-Kaca. Tanaman menjadi
layu dan mengering, serta akarnya
209
membusuk. Mula-mula daun-daun Menyebabkan tanaman mati atau daun-
menjadi hijau-keabu-abuan, lalu menjadi daunnya gugur
kuning dan mati. Terdapat garis-garis
kuning pada jaringan pembuluh dari Xanthomonas incanae :
batang. Bercak-bercak bakteri pada tanaman
“Stock” (Tanaman hias Matthiola). Pada
Ralstonia solanacearum: tanaman muda/bibit menyebabkan layu
Penyebab penyakit layu pada banyak serentak, boleh jadi terus mati. Pada
jenis sayur-mayur dan tanaman hias. tanaman dewasa terjadi bercak-bercak
Gejala utama : Kerdil atau layu serentak, hitam pada batang, seluruh jaringan
jaringan-jaringan pembuluh berwarna pembuluh berubah warnanya.
coklat dan tampak garis-garis coklat pada
irisan batang membujur. Kadang-kadang Xanthomonas stewartii :
terjadi busuk-lunak berwarna coklat pada Layu bakteri pada tanaman Jagung.
batang dari tanaman tomat dan kentang, Tanaman menjadi kerdil, buku-buku
juga umbi kentang menjadi busuk menjadi coklat, pada daun-daun terjadi
berwarna coklat melingkar. baris-baris (streaks) berwarna hijau-pucat
yang panjang. Terdapat lendir berwarna
Corynebakterium insidiosum : kuning pada jaringan pembuluh.
Layu bakteri pada Alfalfa. Menyebabkan
kerdil dan penguningan warna bagian
atas tanaman ; jika kulit akar tunggang
dikelupas, maka akan tampak garis-garis
coklat tingkat awal pada jaringan kayu,
yang selanjutnya meningkat menjadi
bercak-bercak meluas berwarna kuning-
coklat pada seluruh jaringan kayu.
Erwinia tracheiphilla :
Layu bakteri pada golongan
Cucurbitaceae. Penyakit pada jaringan
pembuluh (melalui luka) yang disebarkan
oleh bangsa kumbang dari golongan
Cucurbit ini. Menyebabkan layu serentak
dan kematian pada batnag/cabang Gambar 5.45.
Foto mikroskopis bakteri penyebab penyakit layu
penjalar (Tidak terjadi pada semangka).
Xanthomonas campestris :
Busuk-hitam dari golongan Cruciferae.
Bakteri memasuki jaringan tanaman
melalui pori-pori air atau luka, kemudian
menyebar melalui jaringan pembuluh.
Irisan melintan akan menunjukkan
lingkaran hitam pada pembuluh. Irisan
melintang dari petiole (tangkai daun)
menunjukkan jaringan Xylem yang seperti
Gambar 5. 46.
tersumbat serta berwarna hitam. Pseudomonas sp. Pada media agar, hasil isolasi dari
tanaman yang sakit
210
maupun terus-menerus. Bakteri
menimbulkan tekanan (gas) pada cairan
yang beredar dalam tanaman. Bau- busuk
timbul pada lendir setelah diuraikan oleh
micro-organisme sekunder.
212
Pada umbi-lapis bercak-bercak pada disebabkan oleh serangan bakterium
tingkat awal bersifat seperti bekas Erwinia amylovora.
terendam air dan berwarna kuning-pucat.
Selanjutnya bila umbi tersebut menjadi Terjadinya bercak-bercak berukuran
tua dan penyakitnya berkembang : besar pada bunga-bunga, tunas buah,
bercak-bercak menjadi berwarna coklat dan ranting-ranting baru adalah pada
tua, cekung dengan pinggirannya agak musim bunga dan periode sesudahnya di
terangkat. mana terjadi pertumbuhan yang pesat di
musim semi. Jaringan yang terinfeksi
Xanthomonas hyacinthi : menjadi mati dan warnanya berubah
Penyakit kuning pada hyacinth (Hyacinth menjadi coklat-muda sampai tua
Yellow). Umbi-umbi Hyacinth yang tergantung jenis tanaman inang. Pada
terkena infeksi berat tidak akan pertengahan musim panas infeksi
menghasilkan bunga dan daun-daunnya terhenti, dan tampak garis pembatas yang
mempunyai gejala baris-baris (streaks) sangat jelas/tajam antara jaringan yang
kuning sampai coklat. Irisan melintang mati dan yang hidup.
pada umbi akan menimbulkan lendir
kuning. Fire blight merupakan penyakit yang
sangat dikenal menyerang tanaman Pear
Xanthomonas citri : dan Apel, tetapi bisa juga menyerang
Canker Pada Citrus (Citrus canker). jenis-jenis tanaman dari golongan famili
Menimbulkan bercak-bercak berwarna Rosaceae termasuk “stone” fruits dan
kecoklatan dan bergabus pada daun dan tanaman hias seperti loquat, cotoneaster,
buah. Penyakit yang serius ini telah pyracantha, dan Photinia. Serangan Fire
dimusnahkan dari daerah Florida dan Blight sangat merusak bila telah
sepanjang Teluk Mexico. Di negeri mencapai daerah Cambium dari batang
Amerika Serikat ini tidak akan dijumpai atau dahan pohon. Masuknya sang
lagi. bakteri melalui ranting-ranting, tunas
buah, atau tunas-tunas air yang kena
Xanthomonas vesicatoria : infeksi. Cambium menjadi berwarna
Bercak-bercak bakteri pada Tomat dan coklat muda, sel-selnya mati, lalu disusul
Cabai. (Bakteril Spots of Tomato&Papper- dengan mati dan mengkerutnya jaringan
Bakteril Pustuler). Menimbulkan bercak- kulit yang seterusnya menyebabkan
bercak sangat kecil, bersudut-sudut, dan terjadinya celah-celah. Jika kerusakan
berbentuk meruncing ke atas pada daun. Cambium terjadi secara melingkar, maka
Seringkali bercak-bercak ini mempunyai gejala mengkerut dan matinya kulit
lingkaran kuning di sekelilingnya (yellow tampak jelas sekali pada bagian-bagian
halo) dan menyebabkan daun rontok. dahan yang terserang. Bagian tanaman
Bercak-bercak serupa bisa juga timbul yang terletak di atas “lingkaran kematian”
pada buah. itu lalu mati pula. Bakteri dapat bertahan
hidup di jaringan Cambium yang
(6). Gejala utama : hawar (blights) dan diserangnya itu selama musim dingin
kanker (over-winter), lalu di musim semi
Gejala-gejala dari penyakit “FIRE berikutnya menghasilkan cairan/lendir
BLIGHT” pada tanaman Apel yang yang selanjutnya menulari bagian-bagian
terkenal itu merupakan TYPE gejala pohon yagn lain seperti bunga, ranting,
umum golongan penyakit ini. Fire blight dan sebagainya. Penularan terjadi melalui
vektor serangga atau uap air. Bercak-
213
bercak yang terjadi pada daun-daun, terendam air terdapat banyak sekali pada
ranting, atau buah dari tanaman tidak daun-daun, lalu bercak-bercak membesar
berkayu seringkali mengeluarkan tetesan- dan menyebabkan daun menjadi salah
tetesan lendir (exudate). Jika terkena bentuk. Bercak-bercak menjadi coklat
butiran air maka lendir lalu menyebar dan hitam dengan tepi kuning. Dahan yang
membentuk lapisan bakteri yang sangat muda menjadi bergaris-garis hitam
tipis. dengan mengeluarkan lendir. Akibatnya
pohon menjadi kerdil.
Erwinia amylovora :
Penyakit fire blight. Menyerang Xanthomonas pruni :
bermacam-macam tanaman golongan Bercak-bercak bakteri dan canker pada
“pome” dan “stone”fruits dan berbagai “Stone”fruits. Bercak-bercak kecil
tanaman hias. Penyaki canker yang bisa berwarna kemerah-merahan lalu menjadi
melewati musim dingin pada medium coklat, terdapat banyak sekali pada daun-
dahan-dahan yang besar itu di musim daun, menyebabkan daun-daun
semi berikutnya mengeluarkan lendir berlubang karena bercak-bercak itu
yang kemudian ditularkan oleh serangga menjadi lepas (shotholes). Daun-daun lalu
dan percikan-percikan air (uap air) ke rontok. Bercak-bercak pada ranting
bagian tanaman lain : bunga-bunga dan berwarna gelap dan cekung ke dalam.
ranting-ranting baru. Akibatnya bunga- Pada buah terjadi bercak-bercak yang
bunga dan ranting-ranting menjadi mati bersifat kering, cekung, mengandung
(necrosis) dan berbercak-bercak dengan gum, dan mengeluarkan cairan (exudate)
ukuran besar. Cambium menjadi hitam berwarna kuning.
dan mati, disusul jaringan kulit menjadi
mati pula. (7). Bercak banteri pada tanaman yang
tidak berkayu
Pseudomonas syringae :
Canker bakteri pada “tone”Fruits. Hampir Pseudomonas syringae pv. Glycinea
serupa dengan Fire Blight dengan 2 Bercak-bercak bakteri dari Kedelai.
perbedaan : (1) Infeksi terjadi selama Bercak-bercak kecil, bersudut-sudut, dan
musim dingin dan awal musim semi, lalu translucent pada daun kedelai. Mula-mula
menjadi terhenti pada musim panas ;(2) berwarna coklat-kemerahan, lalu menjadi
Biasanya disertai dengan terjadinya gum hitam pada tingkat lanjut. Seringkali
yang mengalir keluar pada darah-darah terdapat lapisan bakteri tipis (exudate)
yang kena canker. pada permukaan bawah dari daun yang
berwarna keputih-putihan. Ada juga
Xanthomonas junglandis : bercak-bercak pada batang dan petiole
Bercak-bercak bear bakteri pada pohon yang berwarna hitam. Polong yang kena
Walnut. Bercak-bercak hitam dengan sel- infeksi berbercak-bercak seperti bekas
selnya yang mati pada taji ranting (catkin), terendam air, lalu menjadi hitam dan
buah-buah yang muda dan masak, mengeluarkan cairan (exudate). Kalau
ranting-ranting, dan cabang-cabang yang sudah begini maka biji-bijinya seringkali
aktif. Tanaman lain yang diserang : Black kena infeksi juga. Penyakit ini merupakan
Walnut dan butternut. penyakit yang umumnya terdapat pada
keledai.
Pseudomonas mori :
Bercak-bercak bakteri pada tanaman Pseudomonas syringae pv. Phaseolicola
Mulberry. Bercak-bercak seperti bekas
214
Bercak-bercak dengan “halo” pada membesar dan menghitam. Bercak-
kacang buncis/polong (Halo blight of bercak pada buah mula-mula hijau dan
Bean). Bercak-bercak seperti penyakit seperti bekas terendam air, kemudian
bercak-bercak lainnya, hanya saja menjadi berwarna gelap
terdapat lingkaran (halo) lebar hijau atau
hijau-kuning di sekitar bercak-bercak yang Pseudomonas pisi
seperti bekas terendam air itu. Kemudian Bercak-bercak bakteri dari Kapri (bakteril
bercak-bercak menjadi coklat dan kering. Blight of Pea). Mula-mula bercak-bercak
Bercak-bercak pada polong berwarna daun berwarna hijau-tua dan seperti
kemerahan sampai coklat dengan lapisan bekas terendam air, lalu membesar dan
tipis berwarna perak yang berasal dari mengering serta menjadi coklat
lendir baceria. Semua jenis kacang buncis kemerahan. Bercak-bercak serupa pada
peka (rentan) terhadap penyakit ini, tetapi batang/cabang. Juga pada bunga-bunga
banyak jenis kacang polong (dry beans) dan polong-polong muda. Jika tulang
resisten. daun kena infeksi pada usia muda
biasanya tanaman lalu mati.
Xanthomonasi campestris pv. Phaseoli
Bercak-bercak bakteri biasa paca kacang Xanthomonas carotae
buncis/polong. Mula-mula bercak-bercak Bercak-bercak bakteri pada Wortel.
kecil pada daun, bersudut-sudut, bersifat (Bakteril Blight of Carrots). Bercak-bercak
seperti bekas terendam air, dan berwarna yang tak teratur bentuknya pada daun
hijau-muda. Kemudian menjadi besar dan dan petiole. Bunga-bunga yang dibiarkan
mengering, berwarna kuning-coklat untuk memproduksi biji bisa menjadi
dengan tepinya berwarna kuning. Bercak- rusak/mati oleh serangan penyakit ini.
bercak pada batang/cabang
menyebabkan mudah patah bila tertiup (8). Gejala utama : bercak-bercak daun
angin. Bercak-bercak pada polong Penyakit bercak-bercak daun yang
merupakan noda seperti bekas terendam disebabkan oleh bakteri juga mempunyai
air, hijau-tua, lalu mengering, cekung, gejala-gejala karakteristik yang umum.
kemerah-merahan, dan mengadung kerak Mula-mula translucent (agak tembus
dari lendir bakteri yang kering. Kalau cahaya), kemudian bercak-bercak itu
sudah begini maka biji-bijnyapun kena berubah menjadi berwarna gelap dan
infeksi : berbercak-bercak dengan warna tidak tembus cahaya (opaque). Bila cuaca
kuning-coklat sampai kelabu. lembab, maka bercak-bercak itu akan
mengeluarkan tetesan lendir bakteri yang
Xanthomonas malvacearum : bila mengering menjadi setitik kecil karak
Bercak-bercak daun bersudut-sudut pada lendir. Bila kena tetesan air maka lendir
kapas (Angular leaf spots of Cotton-Black menyebar menjadi suatu lapisan bakteri
arm). Mula-mula bercak-bercak daun yang tipis. Acapkali bercak-bercak daun
seperti bekas terendam air, jika dilihat mempunyai tepi yang bersudut-sudut
dengan latar belakang yang mempunyai sebab dibatasi oleh tulang-tulang daun.
pancaran cahaya akan tampak hijau- Pada cabang atau buah bercak-
muda; kemudian menjadi hijau-tua dan bercaknya bisa berukuran kecil (spots)
berwarna gelap. Bercak-bercak tersebar sampai besar (blights), mula-mula
sepanjang tulang daun utama, dan translucent, lalu menjadi gelap warnanya,
dibatasi oleh tulang-tulang daun kecil bentuknya bulat atau lonjong (oval), dan
hingga tepinya seperti bersudut-sudut. tidak bersudut-sudut.
Bercak-bercak pada batang/cabang
215
Suatu variasi yang menarik dari golongan seperti bekas terendam air, dan
penyakit ini ialah adanya bintik-bintik mengeluarkan cairan (exudate) yang
bakteri (bakteril pustules) yang timbul di seterusnya menjadi lapisan tipis bakteri
sisi bawah permukaan daun. Bintik-bintik keputih-putihan. Bercak-bercak pada
ini berukuran sangat kecil (1 sampai 2 tingkat lanjut berwarna kelabu, mudah
mm), tampak seolah-olah meruncing patah, dan kadang-kadang menimbulkan
keluar dari permukaan bawah daun dan lubang karena bercak-bercak itu terlepas.
bergabus. Terdapat menyerang pada Pada buah bercak-bercak berwarna
tomat, cabai, kedelai, dan lain-lain. Daun- keputih-putihan, bulat dan kecil-kecil.
daun yang kena infeksi berat menguning
dan gugur. Selain daun, bintik-bintik juga Pseudomonas tabaci :
terdapat pada buah. Penyakit “ Terbakar” pada Tembakau
(Tobacco Wildfire). Bercak-bercak daun
Pseudomonas andropogonis : berwarna kuning-coklat sampai coklat
Penyakit bakteri-bergaris pada Sorghum pada pusatnya, serta mempunyai
dan Jagung (Bakteril Stripe of Sorghum lingkaran “halo” berwarna kuning. Selain
and Corn). Garis-garis dan noda-noda tembakau, penyakit ini menyerang
merah pada daun-daun dan pelepah. anggota-anggota Solanaceae lainnya,
Terdapat kerak merah bakteri, mudah kedelai dan kacang polong (cowpeas).
tersebar/ tercuci oleh butir air hujan.
Pseudomonas washingtoniae :
Xanthomonas holcicola : Bercak-bercak daun dari Palem (Bakteril
Penyakit bakteri bergaris-garis tak teratur leaf-spot of Palm). Gejala berupa bercak-
pada Sorghum dan Jagung (Bakteril bercak kecil berjumlah sangat banyak
Streak of Sorghum and Corn). Hampir pada daun, dan dengan pancaran sinar
serupa dengan di atas. tampak berwarna hijau-muda. Pada
tingkat lanjut bercak-bercak menjadi tak
Pseudomonas apii : tembus cahaya.
Bercak-bercak bakteri pada Selderi
(Bakteril Blights of Celery). Bercak-bercak Xanthomonas begoniae :
kecil tak teratur pada daun, berwarna Bercak-bercak daun dan batang/dahan
seperti karat, dapat menyebabkan daun dari Begonia (bakteril leaf and stem blight
rontok. Tapi bercak-bercak biasanya of Begonia). Bercak-bercak seperti
berwarna lebih gelap/tua. melepuh, berwarna coklat dengan tepi
berwarna kuning-translucent, dan
Pseudomonas delphinii : terdapat pada daun. Menyebabkan daun
Bercak-bercak hitam pada Delphinium gugur secara prematur. Bila menyerang
(Delphinium Black Spot). Bercak-bercak batang/dahan, Begonia akan mati.
hitam-tak teratur pada seluruh bagian
tanaman Delphinium. Bercak-bercak Xanthomonas axonopodis pv.glycines:
seringkali bergabung hingga menjadi lebih Pustul bakteri pada tanaman kedelai
besar. (bakteril pustules of Soybean). Terutama
menyerang daun. Bercak-bercak kecil
Pseudomonas syringae pv. Lachrymans berwarna hijau-kekuningan dengan
Bercak- bercak daun yang pusatnya yang coklat-kemerahan. Pada
bersudut-sudut dari Cucurbit (Angular permukaan bawah daun timbul bintik-
leaf-spots of Cucurbits). Bercak-bercak bintik (pustule).
daun bersudut-sudut, tak teratur, bersifat
216
(9). Gejala utama : kurap atau luka Dalam menyatakan gejala-gejala penyakit
terbuka (scab or pits) ordo tanaman yang disebabkan oleh bakteri,
Actinomycetales – family sudah tentu diperlukan istilah-istilah yang
Streptomycetaceae tepat dan singkat serta dimengerti oleh
semua fihak. Hal ini untuk menghindarkan
Streptomyces (Actinomyces) : pertelaan gejala yang panjang-lebar serta
Suatu genus yang mempunyai mycelium, untuk mencegah salah pengertian.
tetapi dalam Manual Bergey digolongkan Dibawah ini akan dikemukakan beberapa
Bakteri dalam Ordo terpisah. istilah yang sering dipakai untuk gejala
Myceliumnya sangat halus (2/3 mikron) penyakit bakteri yang banyak dijumpai.
dan mempunyai benang-benang spiral
yang membentuk segmen-segmen ke (10). Gejala penyakit bakteri berupa
dalam sporanya yang berbentuk cylinder. busuk-Keras (Firm Rot).
Spora ini mempunyai ukuran seperti
bakteri, yaitu 1 sampai 2 mikron Penyakit ini menyebabkan kematian
panjangnya. Bila dibuat seksi (irisan), sebagian jaringan (necrosis) dari daun,
maka sukar untuk melihat myceliumnya, dahan, buah, umbi lapis, umbi batang,
sehingga sukar pula untuk dan lain-lain sehingga menimbulkan
mengisolasinya. gejala bercak-bercak (lesions), lalu
seluruh bagian mengering dan mengeras.
S. scabies : Buah-buahan menjadi busuk dan keras.
Penyakit Kurap Yang Umum (Common Seperti gejala serangan bakteri pada
Scab) pada kentang, gula-bit, dan umumnya, maka bercak-bercak pada
tanaman ubi-ubian yang lain. tingkat awal menunjukkan sifat seperti
Menyebabkan timbulnya bercak-bercak bekas terendam air (watersoaked), lalu
bergabus pada ubi,stolon, maupun akar. mengering dan mati.
Bercak-bercak itu bisa dangkal atau
dalam, pada umbi menimbulkan luka Ada pula serangan penyakit bakteri
terbuka. Dengan melihat gejalanya saja yang mengakibatkan mati-jaringan
sudah cukup untuk memberikan dengan bercak-bercak berukuran besar-
diagnosis. Tetapi janganlah anda besar (Bakteril Blighting) pada bunga,
terkacau dengan penyakit kurap yang tunas buah, dan ranting-ranting muda
lain, yaitu kurap-berbubuk (powdery scab) yang biasanya terjadi pada musim bunga
yang disebabkan oleh Spongospora. dan periode pertumbuhan yang cepat di
musim semi. Jaringan yang terinfeksi mati
S. Ipomoea : dan warnanya menjadi coklat muda
Menyebabkan Busuk dalam Tanah (Soil sampai tua tergantung pada tanaman
Rot or Pox) pada ubi-jalar. Daun-daun inang. Serangan penyakit ini biasanya
tanaman ubi-jalar yang terkena infeksi terhenti di pertengahan musim panas, dan
berukuran kecil, pucat, dan cabangnya tampak garis pembatas yang sangat jelas
kerdil. Akar-akar rabut berkurang antara jaringan yang mati dengan yagn
jumlahnya dan mengalami salah bentuk. hidup. Yang paling banayk dikenal adalah
Akibatnya ubi-jalar menjadi berkurap, Fire Blight” pada tanaman Apel, yang bisa
kadang-kadang dengan celah terbuka pula menyerang tanaman dari golongan
(luka yang dalam) sampai sepanjang 2,5 Mawar termasuk golongan “Stone”Fruits
cm pada ubinya. Diagnosis cukup dengan dan tanaman hias seperti “loquat”,
melihat gejalanya. “Cotoneaster”, “Pyracantha”, dan
“Photinia”.
217
atau lonjong, dan tidak pernah bersudut-
Serangan “Fire Blight” dapat menjadi sudut.
lebih parah bila mencapai tingkatan Pustul bakteri (Bakteril Pustules)
serangan bakterium pada daerah berupa bintik-bintik kecil ( 1 sampai 2 mm)
Cambium dari dahan dan batang. yang menonjol pada bagian bawah daun
Bakterium masuk lewat ranting-ranting, dan pada buah-buahan seperti buah
tunas buah, dan tunas/cabang air, menuju tomat, cabai, kedelai, dan lain-lain. Bintik-
daerah Cambium dan menyebabkan bintik ini seperti bergabus dan bentuknya
kematian jaringan dengan warna coklat meruncing. Kalau infeksi bertambah
muda. Bagian yang Cambiumnya mati, berat, maka daun menguning dan gugur
kulitnya mengkerut, kering dan mati pula, sebelum waktunya.
serta sering-sering menimbulkan celah-
celah. Bila kematian jaringan Cambium
terjadi secara melingkar (girdling), maka
akan tampak jelas lingkaran kulit pohon
yang mengkerut dan mati. Selanjutnya
bagian atas pohon menyusul mati. Bakteri
dapat bertahan hidup selama musim
dingin di jaringan Cambium yang telah
diserangnya (over-wintering). Pada
musim semi berikutnya bangkit kembali,
Gambar 5.48.
mengeluarkan cairan (exudates), dan Gejala pustul bakteri pada daun kedelai.
cairan ini lalu menulari bagian-bagian
bunga, dan lain-lain, melalui serangga (c). Penyakit-penyakit nematoda
dan uap air. Penyakit atau gangguan pada tanaman
yang disebabkan oleh parasit nematoda
Bercak-bercak daun yang telah lama diketahui, terutama yang
disebabkan bakteri (Bakteril Leaf spots) mengakibatkan terbentuknya benjolan-
merupakan gejala yang khas mula-mula benjolan pada akar (root-knot
translucent (dapat melewatkan sebagian nematodes). Jenis-jenis nematoda lainnya
cahaya), lalu menjadi berwarna lebih juga menimbulkan kerugian dengan
gelap serta tidak tembus cahaya menjadi parasit pada tanaman, walaupun
(opaque). Jika kelembaban udara tinggi, tanpa menimbulkan benjolan-benjolan
si-bakterium akan mengeluarkan setetes- (galls) dan tanpa gejala yang jelas bagian
dua-tetes lendir. Jika tak terganggu, maka tanaman di atas tanah. Gejala umum
lendir tadi akan menjadi kering sehingga yang dapat ditimbulkan adalah
yang tertinggal adalah setitik kecil lendir pertumbuhan yang terhambat dan hasil
kering. Jika terkena air, maka lendir akan yang menurun. Besar dan luasnya
menyebar-melebar rata, sehingga setelah kerugian yang diakibatkan oleh kira-kira
kering akan tampak sebagai lapisan yang 24 jenis (genra) parasit nematoda (tidak
sangat tipis berwarna keputih-putihan. termasuk penyebab benjolan akar) baru
Bercak-bercak daun seringkali bersudut- disadari sejak tahun 1950. Di bawah ini
sudut, sebab perusakan jaringan dibatasi dicantumkan gejala-gejala utama dari
oleh tulang-tulang daun. Serangan bakteri serangan parasit nematoda bukan-
pada cabang atau buah bisa pembentuk benjolan (non-gall formers).
mengakibatkan bercak-bercak kecil dan Bercak-bercak akar (root lesions), mula-
besar, mula-mula translucent, lalu mula sangat kecil, kemudian bisa
berwarna gelap, biasanya berbentuk bulat menjalar ke seluruh akar
218
akar-akar tanaman, rhizome, umbi (yang
Busuk akar, disebabkan oleh akan ditanam); maupun tanahnya sendiri.
organisme sekunder setelah terjadinya
pelukaan oleh nematoda. Percabangan
akar berlebihan, terjadi pembentukan akar
lateral yang sangat banyak setelah
nematoda melukai dan menyerang akar.
Ujung akar terluka (Injured Root-tips),
menyebabkan akar menjadi kerdil dan
bengkak (seperti “stubby roots”).
Kerusakan pada daun, batang dan bunga;
nematoda yang menyerang bagian
tanaman di atas tanah menimbulkan
salah bentuk pada daun-daun dan
batang/cabang. Beberapa jenis nematoda Gambar 5.50.
yang menyerang golongan tanaman butir- Nematoda di dalam sel tanaman
butiran (gandum misalnya) dan rumput-
rumputan menyebabkan terbentuknya
benjolan (galls) dalam jaringan biji.
Akibat-akibat lain yang umum
terdapat : tanaman merana, kerdil, layu
secara abnormal, menguning, dan/atau
menghasilkan panen yang rendah
kwalitasnya (misalnya sayuran). Acapkali
akibat-akibat ini sulit untuk dievaluasi dan
dibedakan dari akibat-akibat yang
ditimbulkan oleh faktor-faktor lain yang
mungkin bisa juga menyebabkan
pertumbuhan yang jelek.
Gambar 5.51.
.Gejala puru akar yang disebabkan oleh nematoda
219
sifatnya), benjolan-benjolan ini sering
Type 1 : Berukuran besar (relatif), diabaikan karena tidak mudah terlihat
berbentuk bulat – Tanaman sukulen yang “Nematoda-nematoda betina kadang-
tumbuhnya cepat seperti tomat, bangsa kadang berada di luar akar tanpa
labu-ketimun, pare, kacang buncis, dan pembentukan benjolan”).
dahlia seringkali membentuk benjolan
yang kurang-lebih bulat (spherical) dan Type 4 : Benjolan pada ujung akar-
bisa mencapai diameter 1,2 cm atau Beberapa tanaman tertentu misalnya
lebih. Jika benjolan-benjolan sebesar ini Palem, membentuk benjolan hanya
banyak terdapat pada akar tunggang sebagai pembengkakan dari ujung akar-
(utama), maka akar tunggang itu akan akar rambut yang masih lunak. Benjolan-
tampak membengkak besar sekali dan benjolan ini cepat membusuk dan
salah bentuknya; serta benjolan-benjolan biasanya tidak akan ikut terambil bila
kecil lainnya terdapat pada akar lateral. dilakukan pengambilan contoh (samples)
Benjolan-benjolan akar bersifat sukulen untuk pemeriksaan. Ujung akar yang
dan akan cepat membusuk. Dalam membusuk itu selanjutnya akan
jaringan benjolan terdapat nematoda- memperlihatkan benang-benang halus
betina yang berukuran kecil dan tampak yang putih warnanya (ikatan pembuluh
seperti mutiara. Anda bisa melihatnya primer).
(dengan merobek jaringan benjolan)
dengan mata langsung, atau dengan Type 5 : Bercak-bercak kecil, menonjol,
lensa-tangan akan terlihat lebih jelas. dan kulitnya tebal (warty) : Tanaman
Type benjolan ini adalah yang paling kentang membentuk benjolan-benjolan
umum terdapat. kecil dan berkulit tebal pada umbinya.
Benjolan-benjolan ini mempunyai celah-
Type 2 : Benjolan yang keras, berwarna celah di mana terdapat nematodanya.
gelap, berkayu, dan pada beberapa Juga rhizome (akar-tinggal) dari tanaman
tanaman inang berukuran besar – Iris mempunyai celah-celah serupa, tetapi
Tanaman-tanaman yang sangat peka tanpa benjolan-benjolan berkulit tebal
misalnya pohon “fig”, “peach”, dan (waret) itu.
beberapa tanaman hias (misalnya
“pepper tree”) membentuk benjolan- Kriteria khusus yang digunakan untuk
benjolan yang besar dan bentuknya melakukan diagnosis pemeriksaan
bermacam-macam. Benjolan-benjolan (distinguishing features) : Harus dicari :
akar ini dapat terkacau dengan gejala Benjolan-benjolan kecil berbentuk kelos
penyakit Crown Gall (bakteri), bedanya yang berjumlah banyak sampai pada
ialah : benjolan-benjolan ini terdapat benjolan yang lebh besar dengan bentuk
sepanjang akar dan tidak berbentuk bulat pada akar-akar dari segala macam
bulan, serta disertai dengan benjolan- ukuran. Meskipun tanaman terserang
benjolan kecil lain yang berjumlah dengan tidak terlampau berat, namun
banyak. benjolan-benjolan bisa berjumlah banyak.
Type 3 : Benjolan-benjolan sangat kecil, Jika anda membuat seksi (irisan) pada
berbentuk seperti kelas penggulung benjolan dengan pisau silet yang tajam,
benang (Very small spindle-shaped galls) maka biasanya terdapat celah-celah kecil
– Terdapat pada beberapa jenis tanaman berwarna coklat dimana berada sang
seperti arbel dan “ash” (dan beberapa nematoda (telur, larva, atau dewasa) yang
jenis tanaman lain yang agak peka bisa terlihat dengan bantuan lensa-
220
tangan. Adalah lebih baik bila diperiksa besar terhadap hasil-hasil pertanian.
dengan mikroskop (stereo)binocular atau Beberapa jenis virus mampu menyerang
dengan mikroskop compound banyak macam tanaman inang,
berperbesaran rendah. Crown Gall tidak sedangkan ada pula yang mempunyai
mempunyai celah-celah seperti ini. hanya satu tanaman inang spesifik.
Adanya Nematoda puru-akar (root-knot Gejala penyakit virus juga bervariasi : ada
nematodes) dapat ditetapkan dengan virus yang latent tanpa gejala, ada pula
memeriksa irisan akar rambut yang yang menimbulkan gejala-gejala pada
mengandung telur Nematoda di bawah tanaman inang : dari yang tidak begitu
mikroskop compound. Telur-telur itu berat sampai yang sangat berat, bahkan
sangat kecil ukurannya serta berbentuk menimbulkan kematian. Pada umumnya
seperti cylinder dan transparant. Hal ini penyakit-penyakit virus
lebih mudah dilakukan daripada disebarkan/ditularkan oleh serangga
memeriksa larvae atau Nematoda dewasa golongan Aphid dan Belalang-daun (Leaf-
yang bisa menimbulkan kekeliruan hoppers), atau oleh pembuatn okulasi
dengan Nema dari species lain. atau penyambungan (enten), atau oleh
adanya kontak/sentuhan dari tanaman
Tanda-tanda serangan nematoda di yang sakit kepada yang sehat. Beberapa
lapangan : jenis penyakit virus bisa pula ditularkan
Walaupun ada beberapa macam gejala oleh serangga golongan Thrips, Tungau,
pada bagian tanaman yang terdapat di dan sejenis Lalat putih (Whiteflies).
atas tanah yang agak jelas, namun untuk
memastikan adanya serangan Nematoda
kita harus memeriksa akar tanaman.
Gejala layu di sore hari dalam keadaan
kadar air tanah yang cukup adalah gejala
pertama. Tanaman muda di pembibitan
banyak mengalami kematian karena
infeksi Rhixoctonia dan lain-lain, setelah
Nematoda melukai jaringan akar. Selain
itu, tanaman-tanaman muda yang kena
serangan Nematoda seringkali lalu
menjadi kerdil dan tidak produktif. Gejala
lainnya :Tanaman semusim yang sukulen Gambar 5.52.
Struktur virus
dan peka (sayuran dan bunga-bungaan)
seringkali bila diserang Nematoda
Gejala penyakit virus tampak paling
menunjukkan gejala daun-daun “terbakar”
menyolok dan nyata pada bagian
dan bisa mati di tengah-tengah musim.
pertumbuhan baru dari tanaman,
Kalau tanaman berkayu tampak merana,
sedangkan bagian-bagian yang tua,
harap diperiksa akar-akarnya.
misalnya daun-daun bawah tampak
sehat-sehat saja. Sebagian besar
(d). Penyakit tanaman yang disebabkan
penyakit virus bersifat systemic, oleh
oleh virus
karenanya virus-virus terdapat pada
Penyakit-penyakit tanaman yang
seluruh bagian tanaman dan ini dapat
disebabkan oleh serangan virus telah
dinyatakan dari cairan-tanaman (sap)
dipelajari secara ekstensif selama 20
yang berasal dari bagian manapun.
tahun terakhir ini, oleh karena Virus telah
menimbulkan kerugian ekonomis yang
221
Nama-nama virus yang akan dicantumkan Ahli-ahli Penyakit Tanaman yang telah
di bawah ini adalah nama-nama umum, dilatih dengan Teknik-Virus dapat
oleh karena nama dengan system menyelamatkan virus yang ada di dalam
binomial jauh lebih ruwet dan belum bibit-bibit tanaman dengan perlakuan
seragam serta belum diterima oleh semua pemanasan atau kultur jaringan.
ahli virus. Selanjutnya bibit-bibit tanaman dijaga
agar tetap bebas dari virus dengan cara
Diagnosis penyakit-penyakit virus seleksi.
Partikel-partikel virus berukuran sangat Deskripsi gejala penyakit virus
kecil dan hanya bisa dilihat dengan
mikroskop elektron. Oleh karena itu Gejala mosaic :
pengamatan jasad virus tidak merupakan (1). Tulang-tulang daun menguning-pucat
suatu cara diagnosis yang praktis untuk (vein clearing)
pekerjaan identifikasi yang rutin. Untuk Sebelum tampak gejala mosaic atau
membuktikan adanya virus di dalam perubahan warna secara tak teratur dan
tanaman haruslah dideteksi dengan meluas, maka terlebih dulu terjadi
gejala-gejala pada tanaman yang perubahan warna tulang-tulang daun atau
ditimbulkan. Kadang-kadang untuk di daerah di dekatnya menjadi lebih
melakukan hal ini haruslah dibantu “terang” :kuning-pucat. Atau terjadi
dengan suatu pengujian penularan yang Chlorosis.
sederhana (Transmission test).
(2). Tulang daun menjadi “baris-baris”
Seperti yang telah dikemukakan, gejala- (Vein banding)
gejala penyakit virus sangat bervariasi Tulang-tulang daun dan daerah
dan biasanya terdapat tiga sampai enam sekitarnya menjadi baris-baris chlorosis,
macam gejala yang berassosiasi dengan atau Chlorosis/necrosis terjadi pada
tiap-tiap penyakit. Serangan penyakit jaringan parenchyma di antara tulang-
yang telah mencapai tingkat lanjut dapat tulang daun sehingga tulang-tulang daun
dengan mudah dinyatakan sebagai menjadi baris-baris hijau. Kedua macam
serangan Virus. Meskipun demikian, jika gejala di atas bisa merupakan gejala
ditinjau dari segi anjuran yang merupakan transisi ke arah mosaic yang lebih luas
proSedure bagi pemilik tanaman atau bisa juga tetap seperti itu sebagai
penanam), maka jawabannya selalu sama gejala utamanya).
: “ Tanaman yang telah kena infeksi Virus
tidak dapat dipulihkan/disembuhkan lagi (3). Jala-Kuning (Yellow-net) :
oleh sipemilik tanaman, dan malahan Tampak seperti jala berwarna kuning
lebih baik dimusnahkan guna mencegah pada daun yang sesungguhnya adalah
penularan lebih lanjut kepada tanaman seluruh tulang daun telah menguning. Ini
yang masih sehat”. Di tempat-tempat adalah tahap lanjut dari gejala No. 1.
dengan areal pertanaman yang luas cara
ini seringkali tidak praktis dan pengobatan (4). Bercak-bercak Bulat (Ring spots)
yang effektif belum ada. Beberapa varitas Terdapat bercak-bercak bulat Chlorosis
tanaman telah dimulyakan sehingga (sel-selnya Chlorosis) dan bercak-bercak
resisten/toleran inilah yang di kelak bulat necrosis (sel-selnya necrosis/mati
kemudan hari akan merupakan secara berselang-seling dengan sel-sel
carautama guna mengontrol penyakit- hijau-normal). Pusat dari kedua macam
penyakit virus. bercak-bercak menjadi necrosis pada
tahap lanjut.
222
pada Kobis, Mosaic pada Peach.
(5). Mosaic
Variasi dalam warna daun dengan pola Salah bentuk (malformations):
beraneka. Daun bertekstur kasar (Rough-textured
Leaves): Gejala penyakit Mosaic Rugose
(6). Mottle pada Kentang.
Beberapa pola tertentu dari variasi warna (1). Reduksi pada lamina-daun (Leaf
blades reduced)
Gejala nekrosis: Gejala penyakit “ Daun Paku-pakuan”
(1). Necrosis Pucuk (Top Necrosis) (Fern leaf) dari tomat, Mosaic pada Fig.
Terjadi kematian pucuk (terminal)
ranting/cabang dan daun-daun. Gejala (2). Warna Terputus dari Petal (Color
dari penyakit “Layu berbercak-bercak” Break in Petals)
(Spotted Wilt) dari tanaman tomat. Gejala perubahan warna dari mahkota-
bunga (petals) pada tanaman Kapri,
(2). Garis-garis tak teratur (Streaks) Petunia, Stock, dan Tulip.
Terjadi necrosis yang berupa bercak-
bercak memanjang seperti garis-garis tak (3). Pertumbuhan Terhambat
teratur (terputus-putus) pada batang. Gejala dengan ujung-ujung/pucuk-pucuk
meruncing pada tanaman ketimun, umbi
(3). Necrosis pada Phloem berlekuk-lekuk (spindle-tuber) pada
Kematian jaringan Phloem yagn tampak kentang.
pada irisan melintang batang/cabang.
Gejala dari penyakit Phloem Necrosis dari (4). Endapan Gum dalam jaringan Xylem
pohon Elm, penyakit Pucuk-Keriting dari kayu (Gum depostis inXylem of
(Curly Top)d ari gula-bit, dan lain-lain. wood)
Gejala penyakit “Kulit Bersisik” (Scaly
(4). Necrosis Lokal Bark) dari Citrus.
Bercak-bercak kecil-bulat yang berupa
jaringan mati pada daun. (5). Daun menggulung ke atas
Penyakit Pucuk- Keriting (Curly Top) dari
Gejala kerdil dan mati. tanaman Gula-bit dan Tomat.
(1). Kerdil (6). Daun-daun menggulung ke bawah
Seluruh bagian tanaman menjadi kerdil, Penyakit Pucuk Keriting ari Buncis
termasuk akar-akar. Gejala penyakit
Kerdil pada Dahlia, Kerdil pada Alfalfa. Gejala pertumbuhan berlebihan
(2). Pengerdilan pada Pertumbuhan Baru (overgrowth).
(Stunting of Current Growth): Gejala (1). Enations: Tumbuh tonjolan-tonjolan
“Rosettes” pada penyakit Mosaic dari lunak di atas permukaan daun atau
tanaman Peach, dan gejala “meranting” batang. Gejala Pucuk-Keriting (Curly
(Spnidly twigs) pada penyakit Yellows dari Top).
pohon Peach.
(3). Kerdil dan Mati dari Tanaman (2). Kuncup-kuncup tumbuh berlebihan
Berkayu (Stunting and Death of Woody (Proliferation of buds): Gejala penyakit
Palnts): Tristeza dari Citrus. Aster Yelows ; “Sapu setan” (Witches
(4). Daun Gugur Prematur (Premature broom) pada kentang. (3). Pertumbuhan
Leaf Shedding) : Gejala penyakit Mosaic berlebihan dari akar-akar sekunder
(Proliferation of secondary roots): Gejala
223
penyakit Pucuk-keriting (Curly Top), dan
juga gejala penyakit “Aster Yellows”
Gambar 5.55.
Gambar 5.53. Gejala serangan virus pada polong kacang
Gejala serangan virus pada daun tembakan buncis
224
kulit-pohon. Virus gabus bagian-dalam organisme ini disebut mycoplasma
(internal cork virus) dari tanaman ubi jalar- (berarti :”bentuk cendawan”), tidak
vector aphids. Virus “Peach Yellow”- mempunyai dinding sel yang kaku, dan
vector aphids. Virus “Sour Cherry oleh karenanya dapat berubah bentuknya
Yellows”-vector tak diketahui. sesuai dengan sifat membran selnya yang
lentur tapi mudah rusak/luka iut.dengan
mikroskop elektron, mereka akan tampak
sebagai benang-benang yang bercabang-
cabang dan memanjang yang kemudian
akan terputus-putus menjadi sel-sel yang
berbentuk bulat. Di Dalam beberapa jenis
mycoplasma ditularkan oleh belalang-
daun (leafhoppers).
Penyakit-penyakit “yellows”
(mycoplasma):
“American Aster Yellows” : Pada tanaman
Aster, Chrysanthemum, Petunia, dan lain-
lain. Kerdil-jagung (Corn stunt) : Jagung.
Gambar 5.57. Kerdil pada Mulberry (Mulberry dwarf):
Penyakit bunchy Top yang disebabkan oleh Pada Mulberry. Stolbur, Parastolbur :
virus pada tanaman pisang.
Pada tanaman Periwinkle, kentang,
tomat, dan cabai
5). Penyakit-penyakit mycoplasma
Belum lama berselang (1967) telah Kerdil Clover (Clover dwarf) : Pada
didemonstasikan, bahwa sejumlah Clover. Penyakit-X pada Peach (Peach
penyakit “yellow diseases” yang dulunya X-disease). Kerdil-kuning pada padi (Rice
dikira disebabkan oleh serangan virus, Yellow-dwarf). Kemunduran pada
ternyata tidak demikian. Penyebabnya Pertanaman Pech (Peach decline).
adalah suatu golongan organisme yang
sangat kecil dengan ukuran terletak di Gejala-gejala : Penyakit “Aster Yellows”
antara virus dan bakteri. Organisme- menyerang lebih dari 150 genera
225
tanaman, termasuk banyak jenis gulma. seperti rumput kremah, rumput bermuda,
Akan tetapi kerugian ekonomis diderita dan alang-alang.
terutama oleh golongan tanaman hias dari
family Compositae seperti Aster, Beberapa gulma yang sering mengganggu
golongan tanaman sayuran dari family pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Umberlliferae seperti wortel, selderi dan budidaya adakah: gulma berdaun lebar,
parsley. Gejala-gejalanya mencakup gulma teki dan gulma rumput.
terjadinya penguningan (warna kuning
yang bersifat umum) dan effek ini
seringkali terjadi secara “unilateral”. Di
samping itu mungkin terdapat pula gejala-
gejala : Pertumbuhan berlebihan dari
akar-akar kecil, dorongan tumbuh pada
kuncup-kuncup yang dormant, dan “sapu
setan”. Bagian-bagian berubah bentuk
dan warnanya seperti daun, dan bunga-
bunganya secara keseluruhan akan
mengalami salah-bentuk atau steril.
Gejala “Pucuk-Ungu” (Purple Top) adalah
serangan penyakit “Aster Yellows” pada
tanaman kentang di mana terjadi pula Gambar 5.58.
gejala timbulnya umbi-umbi pada buku- Gulma tanaman daun lebar
buku cabang/batang. Penyakit “Aster
Yellows” biasanya dapat didiagnosis
berdasar gejala-gejala pada tanaman
inang, walaupun tidak gampang.
c. Gulma Tumbuhan
226
Pengendalian secara sanitasi adalah
menghilangkan inang alternatif
barupatumbuhan yang tidak
d. Teknik pengendalian opt dibudidayakan yang biasanya digunakan
untuk tempat hidup alternatif bagi hama
Pemberantasan hama serangga tanaman. Pada umumnya pengendalian
dilakukan dengan cara: hama secara sanitasi dilakukan dengan
penggunaan varitas tahan atau membersihkan tumbuhan liar yang
resisten, mungkin menjadi tempat hidup dan
tehnik budidaya, bertelur ataupun tempat makan hama
sanitasi, yang sangat diperlukan untuk
penggunaan insek-tisida, kehidupannya. Kegiatan sanitasi
secara biologi, dilakukan dalam upaya untuk mengurangi
pengendalian hama secara populasi serangga. Memusnahkan sisa
terpadu. tanaman yang berada di lahan pertanian
juga termasuk dalam usaha sanitasi untuk
Pengendalian hama dengan varietas memberantas hama karena sisa tanaman
tahan merupakan upaya pemberantasan budidaya akan memungkinkan hama
hama yang paling mudah, midalnya dapat bertahan hidup sampai masa tanam
penanaman padi tahan weereng, seperti berikutnya.
PB26, PB28, dan PB30. Sifat-sifat kimia/
fisik serta morfologi tanman yang tahan Pengendalian hama dengan
tidak disukai oleh hama, sehingga hama menggunakan pestisida selalu dilakukan
akan kekurangan makanan sekali gus pada saat populasi hama telah
akan berpengaruh terhadap penurunan melampaui bata ambang ekonomi (tingkat
populasi hama. membahayakan). Penggunaan pestisida
dapat dianjurkan pada kondisi seperti
Pengendalian secara tehnik budidaya tersebut di atas. Pestisida digunakan
adalah mengatur masa tanam, rotasi apabila tehnik pengen-dalian dengan
tanaman dan pergiliran tanaman yang varietas resisten, tehnik budidaya dan
merupakan salah satu cara memberantas sanitasi tidak menunjukkan hasil dalam
hama dengan tehnik budidaya. menu-runkan populasi hama. Penyem-
Pengendlian secara tehnis budidaya protan pestisida hendaknya dilakukan
bertujuan untuk memutuskn dan secara berulang-ulang dengan
memperpendek masa tersedianya konsentrasi yang rendah dan sesuai
makanan bagi hama. Kebanyakan hama dengan dosis rekomendasi.
sangat tergantung pada jenis makanan
tertentu. Dengan terputus dan Penyemprotan pestisida sebaiknya
bergantinya tanaman yang dibudidayakan ditujukan pada stadium hama yang paling
maka kesempatan hama untuk lemah, misalanya stadiaum nimfa atau
mendapatkan makanan yang paling imago. Penyemprotan pestisida dapat
disenangi akan terputus. Sehingga diulamngi apabila penyemprotan yang
perkembangan dan pertumbuhan pertama tidak menunjukkan hasil dalam
populasi hama akan turun sampai batas menu-runkan populasi hama dan ssangat
yang tidak membahayakan tanaman memungkinkan apabila diperlukan
budidaya. konsentrasi pestisida dapat ditingkatkan.
Pemilihan pestisida yang efektif amat
mutlak diperlukan. Hal ini terkait dengn
227
bahaya residu pestisida terhadap Pengendalian hama terpad (integrated
tanaman manusia, dan lingku-ngan. pest control) adalah perpaduan beberpa
Akibat pengunaan pestisida yang kurang metode dan tehnik pengendalian hama
tepat menimbulkan ketahanan serangga dalam suatu program untuk mengelola
terhadap pestisida. populais hama sehingga kerusakan
tanaman yang disebabkan oleh OPT tidak
Akibat negatif dari pestisida adalah termasuk ke dalam kerusakan ekonomis.
resurgensi hama dan letusan hama kedua Ciri-ciri pengendalian hama terpadu
yang lebih dahsyat dibanding dengan adalah sebagai berikut:
serangan hama yang pertama. Pada tujuan utama bukanlah memusnahkan
kondisi ini diduga musuh alami banyak hama, mebasmi ataupun memberantas,
terbunuh pada saat melakukan aplikasi tetapi hanya mengenalikan populasi hama
penyemprotan pestisida yang pertama. agar tetap berada di bawah suatu
tingkatan atau aras yang dapat
Cara pengendalian hama secara biologi mengakibatkan kerugian ekonomis.
adalah dengan memanfaatkan musuh Strategi pemberantasan hama terpadu
alami dari hama yang menyerang bukanlah eradikasi hama, tetapi berupa
tanaman budidaya. Pengendalian hama pembatasan populasi hama.
secara biologi diarahkan supaya hama Pengendalian hama mengakui adanya
secara alami dapat berkompetisi dengan jenjang toleransi manusia terhadap
organisme se-kitar lingkungannya. populasi hama atau terhadap kerusakan
Musuh alami hama dapat berupa predator yang diakibatkan oleh hama. Pandangan
dan parasit, misalnya parasit wereng yang menyatakan dan harus dilakukan
adalah tabuhan dari famili Tricogamatidae pemberantasan tidak sesuai dengan
yang merupakan parasit telur dan kaidah pengendalian hama terpadu.
predatornya adlah kumbang Coxinella Dalam kondis tertentu ada kemungkinan
arcuata. Hama Flutella pada kubis bahwa adanya individu serangga atau
diparasit oleh Angitaria. bina-tang malahan lebih berguna bagi
manusia di masa yang akan datang.
Untuk mengintroduksi predator atau
parasit membutuhkan modal yang besar. Dalam melaksanakan pengendalian hama
Apabila parasit yang ditetapkan bekerja digunakan semua metode atau tehnik
secara efisien, maka dapat bertahan lebih pengendalian yang sudah umum
lama. Dan cara biologi ini tidak dilakukan. Pengendalian hama terpadu
mencemarkan lingkungan seperti ada tidak tergantung pada suatu cara
aplikasi pestisida. Penerapan cara pengenalian tertentu seperti pengunaan
pemberantasan biologi harus pestisida, atau penanaman varietas tahan
mengusahakan pendistribusian parasit hama, tetapi memadukan semua tehnik
seefisien mungkin agar tercipta pengendalian dalam satu kesatuan
kesinambungan biologi antara parasit sistem pengelolaan. Pengendalian hama
dengan hama. Keseimbangan yang yang hanya bertumpu hanya pada satu
diharapkan adalah kemungkinan bahwa tehnik pengendalian sering disebut
parasit dapat mengurangi populasi dengan pengendalian seca unilateral.
serangga sampai tidak membahayakan, Sedangkan pengendalian hama terpadu
tetapi bukan untuk memusnahkan seluruh merupakan kegiatan pengendalian secara
hama yang menjadii OPT. multilateral.
228
Dalam mencapai sasaran pengendalian Beberapa taktik dasar pengendalian
hama terpadu, yaitu mempertahankan hama terpadu antar lain pemanfaatan
populasi hama di bawah kerusakan pengendali hayati yang asli dari tempat
ekonomi. Sehingga produktivitas tersebut, pengelolaan lingkungan dengan
pertanian dapat diusahakan pada tingkat cara bercocok tanam menggunakan
yang tinggi, maka perlu diperhatikan pestisida secara selektif termasuk
bebe-rapa kendalanya, yaitu kendala pestisida fisiologis, ekologis, dan
sosial dan ekonomi, yang berarti bahwa selektivitas melalui perbaikan tehnik
pelaksanaan pengendalian hama terpadu aplikasi dan pengetahuan terhadap sifat
harus dapat didukung oleh kelayanan dan perilaku hama.
sosial ekonomi masyarakat setempat.
Kendala ekologi yang berarti bahwa 1) Pengendalian organisme penganggu
dalam penerapan pengendalian hama dengan pola bercocok tanam
terpadu harus secara biologis dapat Pada dasarnya pengendalian organisme
dipertanggung-jawabkan dan tidak pengganggu secara kultur tehnis adalah
menimbulkan kegoncangan atau mengelola lingkungan tempat budi daya
kerusakan linkungan yang akan tanaman agar kondisinya tidak
merugikan binatang berguna,marga mendukung perkembangan dan
satwa, manusia, dan lingkungannya. pertumbuhan organisme pengganggu.
229
keriting yang tahan terhadap penyakit
3) Pengendalian organisme pengganggu layu.
secara fisik
Pengendalian secara fisik merupakan 6) Pengendalian organisme secara
pengendalian yang menggunakan faktor- kimiawi
faktor fisik atau mengubah lingkungan Pengendalian organisme peng-gangu
fisik agar organisme pengganggu menjadi secara kimiawi adalah penggunaan zat-
mati atau berkurang jumlahnya. Kematian zat kimia untuk mematikan organisme
organisme pengganggu dapat disebabkan pengganggu, sehingga populasinya
oleh pemanasan, pembakaran, menurun. Pestisida dapat dikelompokkan
pembasahan, pengeringan, penghalang menjadi insetisida, fungisida, bakterisida,
dan lain-lain. nematisida, rodentisida, akarisida dan
herbisida. Insektisida adalah bahan kmia
4) Pengendalian organisme secara hayati yang dapat membunuh serangga
Pengendalian hayati adalah pemanfaatan (insekta). Fungisida dalah bahan kimia
dan penggunaan musuh alami untuk yang dapat membunuh jamur (fungi).
menumnkan/mematikan populasi Bakterisida adalah bahan kimia yang
organisme pengganggu tanaman. dapat membunuh bakteri. Nematisida
Pengendalian hayati dengan musuh alami adalah bahan kimia yang dapat
yaitu menggunakan organisme an dapat membunuh nematoda. Rodentisida
menyerang hama atau patogen (bibit adalah bahan kimia yang dapat
penyakit) atau gulma. Akan tetapi membunuh tikus. Acarisida adalah bahan
organisme musuh alami tersebut tidak kimia yang dapat membunuh tungau
merugikan tanaman yang diusahakan. (ordo Acarina). Dan herbisida adalah
tanaman yang dapat membunguh
5) Pengendalian organisme pengganggu rerumput-an gulma. Ada tiga cara
dengan varitas/klon tanaman tahan hama/ penamaan pestisida, yaitu nama umum,
penyakit nama dagang dan nama kimiawi. Contoh
Pengendalian organisme peng-ganggu penamaan pestisida dalam kegiatan
dengan varitas atau klon tanaman yang sehari-hari adalah nama dagang, yaitu
tahan terhadap organisme tersebut sebagai berikut :
bertujuan untuk meminimumkan Nama umum : Karbofuran
(menurunkan) serangan organisme Nama Umum : Furadan,
penggganggu karena adanya daya tahan Curater dan lain-lain
yang tinggi dari varitas atau klon tanaman Nama Kimia : 2,3-dihidro
yang diusahakan. Pengendalian dengan 2,2-dimetil-7-benzonil-dimetilkarbonat
cara ini merupakan cara yang paling
mudah, murah dan ramah lingkungan. Dari cara masuknya pes-tisida ke dalam
Dengan cara ini petani tidak perlu belajar organisme pengganggu tanaman, dapat
secara khusus, dan petani dapat secara digolongkan menjadi racun perut, racun
langsung menggunakannya seperti kontak, racun sistemik dan fumigan.
halnya membudidayakan tanaman pada Racun perut adalah bahan kimia yang
umumnya, hanya benih/bibit yang mematikan hama setelah memasuki
ditanam diambil dari kelompok varitas/ tubuh hama melalui saluran pencernaan
klon yang tahan terhadap suatu makanan. Racun kontak adalah bahan
organisme pengganggu. Contohnya kimia yang mematikan hama setelah
adalah tanaman tomat Ratna dan cabe memasuki tubuh hama apabila bahan
kimia tersebut bersentuhan atau
230
menempel pada tubuh hama. Racun menjadi gas dan membunuh organisme
sistemik adalah bahan kimia yang pengganggu melalui proses pernafasan.
mematikan hama yang masuk ke dalam Pada umumnya pestisida dibuat dalam
tubuh hama melalui bagian tumbuhan bentuk formulasi tertentu, sehingga efektif
yang terlebih dahulu telah mengandug dan efisien penggunaannya. Beberapa
bahan kimia tersebut, kemudian termakan bentuk formula pestisida disajikan dalam
organisme penggangu atau nama. tabel berikut ini.
Fumigan adalah bahan kimia yang mudah
Tabel 5.12. Daftar hama dan penyakit tanaman serta jenis pestisida
231
Trithion 4 E 25-40 ml/liter air
Omite 57 EC 1-2 cc/liter air
232
mortalitas tetap bagi spesies hama yang ekonomik dalam jangka waktu yang
dikendalikan. Permu-laan bagi patogen panjang
diperlukan kepadatan populasi inang yang
cukup. b). Aman bagi lingkungan
Pengendalian hayati tidak memiliki efek
3). Aplikasi patogen hama sebagai samping terhadap lingkungan terutama
insektisida mikrobial. Aplikasi patogen terhadap serangga atau orga-nisme yang
perlu dilakukan beberapa kali sama bukan sasaran
prinsipnya dengan penggunaan Relatif ekonomik karena begitu usaha
insektisida sintetik organik. Saat ini tersebut berhasil kita tidak memerlukan
beberapa jenis patogen seperti Bacillus lagi tambahan biaya khusus untuk
thuringiensis telah dipasarkan dengan pengen-dalian hama yang kita upayakan
nama dagang tertentu. Berbeda dengan dan tidak merugikan per-kembangan
insektisida sintetik organik maka musuh alami.
insektisida mikrobia mempunyai
keuntungan yaitu berspektrum sempit Kerugian pengendalian hayati adalah:
atau khas inang dan aman bagi a). Modal investasi yang besar
lingkungan hidup serta tidak membunuh Modal untuk pengendalian hayati relatif
binatang bukan sasaran. Kecuali itu besar karena harus dikeluarkan untuk
apabila keadaan lingkungan kegiatan eksplorasi, penelitian, pengujian,
memungkinkan patogen hama yang dan evaluasi terutama yang menyangkut
diaplikasikan pada ekosistem mungkin berbagai aspek dasar baik untuk hama,
dapat menjadi pengendali alami hama musuh alami maupun tanaman.
yang permanen di ekosistem tersebut.
Teknik penggunaan pengendali hama Aspek dasar yang meliputi taksonomi,
jenis mikroba biasanya diigunakan pada ekologi, biologi, siklus hidup, dinamika
tanaman setelah melalui pengenceran populasi, genetika, fisiologi, dll.
untuk mendapatkan konsentrasi yang Identifikasi yang tepat jenis hama maupun
tepat, kemudian disemprotkan ke seluruh musuh alaminya merupakan langkah
tanaman atau langsung ke dalam tanah di permulan yang sangat penting, supaya
sekitar perakaran, sedangkan untuk tidak memperoleh kesulitan dalam
microbial agen yang telah dikeringkan dan mempelajari sifat-sifat kehidupan musuh
dicampur dengan media lain dapat alami dan langkah kegiatan selanjutnya
langsung dibenamkan kedalam tanah
atau ditebarkan ke tanah disekitar Diperlukan Fasilitas yang lengkap dan
tanaman. para peneliti yang berkualitas,
Dibandingkan dengan teknik-teknik berpendidikan khusus dan, berdedikasi
pengendalian yang lain terutama tinggi untuk pengembangan teknologi
pestisida, pengendalian OPT dengan pengendalian hayati. Keberhasilan dari
musuh alami memiliki keuntungan penggunaan pengendali hayati relatif
diantaranya: lebih lama.
233
Yang dimaksud dengan tanaman sehat (b). Pengendalian hayati (musuh-musuh
ialah tanaman yang terlihat segar, tumbuh alam)
normal menurut kriteria pertumbuhan Dalam pengertian ekologi definisi
yang telah diketahui. Dimulai dengan pengendalian hayati ialah pengaturan
menilai kesehatan benih. Tanda-tanda populasi kepadatan organisme oleh
benih sehat ialah benih harus bersih, musuh-musuh alamnya, hingga tingkat
terlihat bernas, tidak berkeriput, tidak ada kepadatan rata-rata organisme tersebut
gejala-gejala berpenyakit, persentase lebih rendah dibandingkan dengan yang
tumbuhnya (kecambah) hampir 100%. tidak teratur oleh musuh alamnya
Demikian juga kecepatan pertumbuhan (DeBach, 1979). Dari segi kepentingan
benih tersebut harus memenuhi kriteria manusia musuh-musuh alam tersebut
yang telah ditentukan. Benih yang sehat dimanfaatkan sebagai pengendali hama
akan menghasilkan tanaman yang sehat agar fluktuasi kepadatan rata-rata
pula. Di lapangan dapat dibedakan antara populasi hama tanaman selalu rendah.
pertumbuhan tanaman sehat dengan Dengan demikian hama tersebut tidak
yang bukan. Misalnya varietas unggul mendatangkan kerugian. Musuh-musuh
Cisadane. Bentuk tanamannya tegak, alam tersebut dapat digolongkan sebagai
tinggi antara 105-120 cm, anakan berikut (van den Bosch et al. 1985;
produktif 15-20 batang, warna kaki, Pimentel, et al. 1986)
batang, dan daun hijau, muka daun kasar, Predator
posisi daun tegak, bentuk dan warna Parasitoid
gabah gemuk dan kuning bersih, umur Patogen serangga ( jamur,
antara 135-145 hari. bakteri, virus, nematoda)
Vertebrata (mamalia, burung,
Mengapa harus mengusahakan amphibia, ikan).
pertumbuhan tanaman sehat. Apakah
hubungan antara pertumbuhan tanaman (c). Varietas tahan
sehat dengan masalah hama. Jelas ada Yang dimaksud dengan varietas tahan
hubunganya, malah sangat erat. ialah varietas-varietas yang memang
Tanaman yang sehat akan lebih mampu tahan terhadap serangan hama-hama
menahan serangan berbagai spesies tertentu. Daya tahannya itu diwariskan
hamanya. Jadi pertumbuhan tanaman kepad keturunan-keturunannya, jadi daya
sehat pada umumnya menjadi lebih tahan tahan yang diwariskan secara genetik.
terhadap serangan hama. Bagaimana Mekanisme ketahanan varietas dapat
caranya mengusahakan pertumbuhan digolongkan sebagai berikut (Pinter,
tanaman sehat. Usaha ini mencakup 1951) :
berbagai aspek kultur teknik yaitu : Non-preferensi
Pola-pola tanam Antibiosis
Pergiliran tanaman Toleransi tanaman
Sanitasi
Pemangkasan (d). Mekanik
Waktu tanam Pengendalian secara mekanik ialah
Pemupukan menggunakan berbagai alat/bahan untuk
Pengelolaan tanah dan membinasakan hama, termasuk
pengairan menggunakan tangan kita untuk
Tanaman perangkap mengambil/menangkap hama sebagai
Penggunaan mulsa berikut :
234
Membinasakan dengan tangan, secara genetik yang dibicarakan di sini
alat ialah :
Memagari tanaman dengan
pagar Teknik jantan mandul dengan
Menangkap dengan alat radiasi
penghisap Zat kimia pemandul
Menggunakan alat perangkap
(h). Pestisida
(e). Fisik Yang dimaksud dengan pestisida ialah
Yang dimaksud dengan pengendalian zat-zat kimia untuk membunuh hama.
secara fisik ialah memanfaatkan faktor- Jadi pestisida adalah racun. Namun
faktor fisik untuk membinasakan atau masih terjadi perdebatan apakah berbagai
menekan perkembangan populasi hama, produk kimia yang non-letal seperti
antara lain dengan : pengatur tumbuh, feromon dan
Suhu panas, dingin sebagainya, juga termasuk pestisida.
Suara
Kelembapan Yang dibicarakan di sini antara lain
Energi, perangkap cahaya, penggolongan pestisida menurut
pengaturan cahaya golongan hama yang diberantasnya,
efeknya terhadap hama, formulasi,
(f). Senyawa-senyawa kimia semio toksisitas, penyimpanan, transpor, dan
(“semiochemicals”) teknik memusnahkan serta alat-alat dan
Selama dua dekade terakhir ini banyak teknik aplikasi dan pengelolaan pestisida.
kemajuan telah tercapai dalam Insektisida
mengidentifikasi dan menetapkan fungsi Fungisida
berbagai senyawa kimia yang dikeluarkan Bakterisida
oleh serangga yang mutlak penting dalam Molusida
kehidupannya. Beberapa diantara Akarisida
senyawa kimia ini telah dapat Herbisida
dimanfaatkan sebagai salah satu taktik Sesuai dengan definisi PHT untuk
dalam PHT. menanggulangi sesuatu spesies/
sekelompok spesies hama penting dipilih
Yang termasuk ke dalam senyawa- mana dari taktik-taktik pengendalian
senyawa kimia semio ini adalah feromon- tersebut di atas yang paling cocok untuk
feromon dan senyawa-senyawa kimia digabungkan menjadi satu kesatuan
alelo (“allelochemicals”). Mekanisme program pengendalian. Namun tidak
kerjanya ialah mengubah perilaku mutlak demikian. Apabila dengan
serangga, tetapi tidak mematikannya. menggunakan satu taktik pengendalian
Sepanjang diektahui efek racunnya sudah berhasil baik sesuai dengan
terhadap kehidupan hewan dan tanaman falsafah dan tujuan PHT, yang lainnya
sangat sedikit atau tidak ada sama sekali. tidak diperlukan.
235
pertumbuhan tanaman. Untuk ini dari fungsinya musuh alami dapat kita
diperlukan pengetahuan tentang kelompokkan menjadi parasitoid,
agorekosistem tanaman tersebut dan eko- predator, dan patogen.
biologi hama-hamanya. Misalnya 1). Parasitoid
tanaman kedelai. Hama kedelai yang Parasitoid adalah serangga yang
terpenting selama fase pertumbuhan merugikan serangga atau binatang
pertama yaitu sejak berumur 4-10 hari arthropoda lainnya. Parasitoid bersifat
setelah tanam ialah lalat kacang, parasitik pada fase pra dewasanya
Ophiomya phaseoli, kumbang daun sedangkan pada fase dewasa mereka
kedelai, Phaedonia inclusa dan kutu hidup bebas tidak terikat pada inangnya.
kebul, Bemisia tabaci. Spesies-spesies Umumnya parasitoid dapat membunuh
hama lain mungkin juga ada. Tabel III.3 inangnya meskipun ada inang yang
memuat daftar hama-hama kedelai yang mampu melengkapi siklus hidupnya
dapat hadir pada fase-fase pertumbuhan sebelum mati. Parasitoid dapat
tanaman kedelai (Wedanimbi dan menyerang setiap fase instar serangga
Soehardjan, 1993). maupun fase dewasa. Oleh induk
parasitoid telur dapat diletakkan pada
e. Implementasi Pengendalian permu-kaan kulit inang atau dengan
tusukan ovipositornya telur langsung
Pengendalian hama dan patogen dimasukkan ke dalam tubuh inang. Larva
tanaman dapat dilakukan dengan yang keluar dari telur menghisap cairan
berbagai cara. Pengendalian yang sudah inangnya dan menyelesaikan
umum dilakukan oleh petani Indonesia perkembangannya di luar tubuh inang
adalah pengendalian secara kultur teknis, (sebagai ekto-parasitoid) dan sebagian
pengendalian secara mekanis, besar di dalam tubuh inang (sebagai
penegndalian secara fisik, pengendalian endoparasitoid). Fase inang yang
secara hayati, pengendalian secara diserang pada umumnya adalah telur dan
kimiawi, pengendalian dengan varietas larva.
yang tahan terhadap OPT dan
penendalian secara terpadu (PHT: Ada spesies parasitoid yang hanya
Pengendalian hama, patogen dan gulma digunakan oleh satu para-sitoid untuk
secara terpadu). Untuk mengendalian dapat melengkapi per-kembangannya
hama dan penyakit tanaman dapat sampai fase dewasa pada satu inang.
dilakukan sevara bilogis. Untuk Parasitoid semacam ini disebut parasitoid
keberhasilan suatu pengendalian secara soliter. Sedangkan parasitoid gregarius
biologis harus mengenal terlebih dahulu adalah jenis parasitoid yang lebih dari
musuh-musuh alami hama dan penyakit satu individu dapat hidup bersama-sama
tanaman. Berikut ini adalah beberapa dalam tubuh satu inang. Banyak lebah
musuh alami hama dan penyakit Ichneumonid merupakan parasito-id
tanaman. soliter, dan banyak lebah Braconid dan
Chalcidoid yang bersifat gregarius.
Hampir semua kelompok organisme Terdapat 6 ordo dan 86 famili serangga
dapat berperan sebagai musuh alami yang termasuk parasitoid yaitu
serangga hama termasuk binatang Coleoptera, Diptera, Hymenoptera,
vertebrata, nematoda, mikroorganisme, Lepidoptera, Neuro-ptera, dan
invertebrata selain serangga. Kelompok Strepsiptera. Dalam ordo Hymenoptera
musuh alami yang paling penting adalah yang terbanyak parasitoid adalah famili
dari go-longan serangga sendiri. Dilihat
236
Ichneumonidae, Braconidae, dan
Chalcidoidea. Gejala serangan :
Bacillus thuringiensis sporulasi dalam
tubuh serangga membentuk kristal yang
2). Predator mengandung protein beracun. Bila spora
Predator merupakan orga-nisme yang dan kristal bakteri dimakan oleh serangga
hidup bebas de-ngan memakan atau yang peka maka terjadi gejala paralisis
memangsa binatang lainnya. Beberapa yang mengakibatkan kematian inang.
perbedaan antara predator dan parasitoid: Kristal bakteri akan melarut dalam saluran
Parasitoid umumnya monofag atau pencernaan. Dalam jaringan tersebut
oligofag bakteri mengeluarkan toksin yang dapat
mematikan serangga
Dalam perkembangannya parasitoid
memerlukan satu inang, sedangkan Cendawan (fungi). Kelompok jenis jamur
predator memerlukan banyak mangsa. yang menginfeksi serangga kita namakan
Yang mencari inang pada parasitoid jamur entomofatogenik, jenis yang
adalah serangga dewasa betina, tetapi terkenal adalah Nomuraea rileyi,
pada predator serangga jantan dan Metharizium anisopliae, dan Beauveria
betina. basiana
237
konidia tersebut muncul keluar dari
kutikula serangga. Jenis-jenis agen pengendali hayati yang
Saat ini di Indonesia jamur Metarhizium dapat dipergunakan untuk mengendalikan
anisopliae telah digunakan secara luas penyakit tumbuhan adalah bakteri, virus,
untuk pengendalian hama Oryctes sp. protozoa, nematoda, tungau dan jamur.
yang menyerang kelapa. Jamur Jamur pengendali hayati adalah
Beauveria telah dicoba untuk Trichoderma spp., Gliocladium spp. dan
pengendalian hama wereng padi coklat Metharizium sp. (baker and Cook, 1982).
dan hama penggerek buah kopi.
Berikut beberapa contoh pembuat-an
Jamur antagonis. Beberapa spesies pestisida hayati dari mikro-organisme,
Gliocladium sp. bersifat antagonis yang yaitu Jamur B. bassiana merupakan
menyebabkan kematian dan entomopatogen yang dapat mematikan
menghancurkan hifa inangnya dengan serangga dewasa dan pra dewasa (telur,
sekresi satu atau lebih antibiotik, dengan larva, pupa) hama penggerek bonggol
sifat hiperparasit dan persaingan hara pisang, C. sordidus. Bila pupa yang
maupun ruang. Antibiotik yang dihasilkan terinfeksi B. bassiana dapat hidup,
Gliocladium sp. adalah gliotoksin. namun serangga imagonya akan cacat
Gliocladium dan Trichoderma berpotensi dimana perkembangan sayapnya tidak
sebagai agen pengendali hayati untuk sempurna. Jamur B. bassiana terlihat
penyakit layu fusarium. Trichoderma spp. keluar dari tubuh serangga terinfeksi
Membebaskan gas-gas yang mudah mula-mula dari bagian alat tambahan
menguap dan berfungsi sebagai anti (apendages) seperti antara segmen-
jamur. Anti jamur yang dihasilkan segmen antena, antara segmen kepala
berpengaruh terhadap pertumbuhan dengan toraks, antara segmen toraks
Fomes annosus dan Lentinus lepideus dengan abdomen dan antara segmen
abdomen dengan cauda (ekor). Setelah
Menurut Baker and Cook (1982), beberapa hari kemudian seluruh
pengendalian hayati adalah tindakan permukaan tubuh serangga yang
penekanan kepadatan inokulum atau terinfeksi akan ditutupi oleh massa jamur
aktifitas patogen yang berada dalam yang berwarna putih. Penetrasi jamur
keadaan aktif atau dorman oleh satu atau entomopato-gen sering terjadi pada
lebih organisme. Pengendalian hayati membran antara kapsul kepala (head
dapat berjalan dengan alami melalui capsule) dengan toraks atau diantara
manipulasi lingkungan inang (tumbuhan), segmen-segmen apendages demikian
agen pengendali hayati atau dengan pula miselium jamur keluar pertama kali
introduksi masal satu atau lebih agen pada bagian-bagian tersebut.
pengendali hayati.
238
Gambar 48.
Gejala pada serangga dewasa C. sordidus yang terinfeksi oleh jamur B.bassiana
Gambar
Morfologi Gliocladium sp. (kiri) dan Hiperparasitisme Gliocladium sp.
Pada patogen tanaman (kanan)
239
kamar selama 2 hari. Pada hari ke-3 dapat ditranslokasikan ke seluruh bagian
pindahkan jamur antagonis ke dalam tumbuhan. Herbisda sterilisasi tanah
cawan petri yang mengandung PDA steril, adalah herbisida yang selama berada di
lalu diinkubasikan sela-ma 4 hari. Pilih dalam tanah dapat mencegah tumbuhnya
satu cawan petri yang mengandung koloni gulma. Pemberian herbisida untuk
Gliocladium sp. murni. Setelah dipotong- memberantas gulma dilakukan dengan
potong dengan alat Cork Boorer, setiap cara sebar, larikan dan langsung.
satu potongan dipindahkan ke cawan
petri, lalu diinkubasikan selama tujuh Cara sebar dilakukan untuk menyemprot
hari. Dengan demikian diperoleh koloni atau menebar herbisida ke seluruh area
murni Gliocladium sp. pertanaman. Cara larikan adalah
pemberian herbisida yang disebarkan di
f. Implementasi pengendalian gulma. antara barisan tanaman. Sedangkan cara
Untuk mengendalikan gulma tanaman langsung dilakukan apabila herbisida
terdapat lima tehnik pengendalian, yaitu disemprotkan secara langsung pada
(1) cara mekanis, melakukan gulma atau dengan cara melukai gulma
pembabatan, pencabutan, pengolahan dan mengoleskan herbisida pada bagian
tanah, pengenangan, pembakaran dan yang luka.
penutupan lahan dengan mulsa plastik Translokasi herbisida ke bagian-bagian
hitam-perak atau mulsa organik; gulma dibagi atas tiga cara, yaitu
(2) tehnik kompetisi,yaitu mengatur waktu translokasi melalui jaringan kulit kayu atau
tanam yang tepat sehingga tanaman tidak floem, trnaslokasi melalui jaringan pem-
tersaingi dalam kebutuhan air, unsur hara buluh kayu (xilem) dan translokais melalui
dan oksigen; ruang inertseluler.
(3) pergiliran tanaman, yaitu melakukan
pergantian tanaman budidaya pada setiap Penyemprotan herbisida melalui daun
musim tanam; akan diterukan ke bagian bawah,
(4) cara biologi, dengan menggunakan termasuk akar. Penyemprotan sebaiknya
predator gulma dan penyakit tanaman dilaku-kan pada sel-sel yang masih muda,
berupa fungi atau bakteri atau virus. karena proses translokasi bahan-bahan
Contohnya memberantas Lantana camara dari daun ke bagian tanaman berjalan
dengan hama penggerek batang secara aktif. Herbisida yang toksik akan
Plagiohanus spini atau pengerek daun mema-tikan sel-sel atau jaringan yang
seperti Octotoma scrabripennis; dilewatinya. Selama sel-sel floem masih
(5) secara kimia, yaitu mengendalikan berfungsi maka gulma masih tetap dapat
gulma dengan menggunakan ba-han bertahan hidup. Oleh karena itu untuk
kimia atau herbisida. Dalam membunuh gulma dengan menggunakan
penerapannya, herbisida digolongkan herbisida harus selalu mematikan fungsi
dalam tiga kelompok, yaitu herbisida floem sehingga fungsi akar akan terhenti.
kontak, sistemik dan sterilisasi tanah.
Pemberian herbisida melalui tanah akan
Herbisida kontak yaitu herbisida yang diangkut oleh jaringan pembuluh xilem
dapat membunuh bagian gulma yang ke bagian atas gulma termasuk daun.
terkena herbisida kemudian mengalir Xilem merupakan sel-sel yang tidak hidup
melalui sel-sel xilem. Herbisida sistemik sehingga herbisida sulit untuk merusak
adalah herbisida yang dapat membunuh sel xilem. Translokais dari bagian akar ke
seluruh bagain tumbuhan, diabsorpsi oleh bagian di atas permukaan tanah akan
akan atau bagian tanaman lainnya dan
240
selalu mengikuti translokasi air dan interaksi sifat herbisida, gulma dan
larutan hara tanama lingkungan.
Translokasi bahan aktif dari herbisida Sifat herbisida menyangkut daya kerja,
melalui ruang interseluler karena adanya mekanisme kerja, formulasi dan pH.
sifat bahan pelarut yang nonpolar dan Tehnik penggunaan herbisida mencakup
mempunyai tekanan permukaan yang cara penyemprotan, penempatan dan
rendah. Dengan demikian herbisida hubungannya dengan alat serta waktu
dapat menyebar ke seluruh bagian penggunaannya. Sifat gulma yang
tanaman, dari bagian atas ke bawah, atau mempengaruhi efektivitas dan selektivitas
sebaliknya. Begitupun dengan proses herbisida adalah sifat morfologis, fisiologis
secara radian ataupun tangensial. dan genetis, Keadaan seperti tanah,
Faktor-faktor yang mempengaruhi sinar, suhu, kelembaban udara, air dan
efetivitas dan selektivitas herbsida adalah: faktor biologi akan mempengaruhi pula
sifat herbisida, cara pemberian atau efektivitas dan selektivitas herbisida.
pemakaian, sifat gulma, lingkungan, dan
241
Ringkasan
SOAL:
1. Jelaskan tentang unsur hara makro dan mikro bagi tanaman.
2. Jelaskan minimal 10 OPT dan teknik pengendaliannya.
3. Mengapa pengendalian OPT yang terbaik adalah secara terpadu.
242
TUGAS:
1. Lakukan observasi terhadap unsur hara yang digunkan petani di sekitar sekolahmu.
2. Amati hama. Penyakit dan gulma yang menyerang tanaman yang dibudidayakan di
sekolahmu dan diskusikan dengan teman satu kelompok bagaimana cara
mengendalikan OPT tersebut.
243
BAB 6. TEKNIK PRODUKSI BENIH PADI
a. Persyaratan Lahan
245
d. Penyemaian Benlate F-20 dengan dosis 125 g
Ukuran bedeng pesemaian per 25 kg benih. Selanjutnya, benih
umumnya 5% dari luas lahan diperam dalam air selama 24 jam
penanaman. Misalnya, lahan untuk memacu perkecam-bahan.
penanaman direncanakan seluas Lokasi tempat memeram sebaiknya
satu hektar maka bedengan dipilih tempat yang teduh.
persemaian yang diperlukan sekitar
500m2.
Sebelum diolah, lahan
persemaian diairi lebih dahulu agar
tanah menjadi gembur. Keesokan
harinya, lahan dicangkul dan dibuat
bedengan dengan ukuran lebar 120-
150 cm, panjang 8-10 m atau
tergantung bentuk petakan, dan
ketinggian 15-20 cm. jarak antar
bedengan dibuat selebar 30 cm.
Gambar 6.6
Bagian-bagian benih padai (a) dan
perkembangan dan pertumbuhan
Gambar 6.5 Benih padi siap disemai di benih padi menjadi bibit lalu
lahan sawah menjadi tanaman (b)
247
(pupuk kandang, kompos atau
bokhasi) per hektar tergantung
pada kondisi lahan.
Gambar 6.7
Bibit padi siap tanam
249
cokelat, penyakit tungro, dan Contoh rodentisida yaitu Racumin
penyakit hawar daun (kresek). (dosis 1:19 dari berat umpan) dan
Klerat. Secara biologis,
4) Pengendalian Organisma pengendalian hama tikus dapat
Pengganggu Tanaman dilakukan dengan memanfaatkan
musuh alaminya, seperti ular,
a) Pengendalian hama tikus burung hantu, musang dan anjing.
251
bibit padi, dimana bakteri masuk ke rumpun yang memiliki warna dan
dalam daun melalui permukaan yang bentuk batang serta daun yang
telah dipotong atau luka sewaktu berbeda.
pemindahan tanaman. Roguing II dilakukan pada fase
Serangan bakteri hawar daun berbunga (±umur 50 HST) antara
kerap terjadi di dataran rendah, lain untuk membedakan umur
musim kemarau, serta jika suhu dan tanaman, bentuk dan warna
kelembaban tinggi. Pengendalian bunga, serta keseragaman saat
yang dapat dilakukan adalah melalui berbunga. Pelaksanaan roguing
penanaman varietas yang tahan II dengan membuang rumpun
serta pemupukan yang berimbang. yang memiliki posisi dan warna
bunga yang berbeda.
Roguing III dilakukan pada saat
f) Roguing menjelang panen atau saat 80%
malai telah menguning (± umur
Roguing biasanya dilakukan 100 HST) antara lain untuk
sebelum tanaman diperiksa oleh membedakan umur tanaman,
BPSB. Roguing minimal dilakukan 3 tinggi tanaman, bentuk dan letak
kali, yaitu pada fase vegetatif, fase daun bendera, bentuk gabah,
berbunga, dan pada saat menjelang serta warna gabah. Pelaksanaan
panen atau ± 80% malai telah roguing III dengan membuang
menguning. rumpun yang memiliki bentuk dan
posisi daun bendera, serta
bentuk dari warna gabah yang
berbeda.
b. Pengeringan dan
pengolahan benih
Pengeringan padi dilakukan
sesegera mungkin setelah benih
dirontokkan. Apabila kondisi tidak
memungkinkan maka calon benih
ini harus dihamparkan dan diangin-
Gambar 6.12
anginkan untuk mencegah
Panen padi kenaikan suhu dan perkecambahan
benih di dalam karung.
6.2 Perlakuan PascaPanen Pengeringan secara alami
dilakukan dengan menjemur calon
Padi yang telah dipanen masih benih di lantai. Dalam kondisi
ada beberapa tahap perlakukan agar cerah, pengeringan secara alami
siap digunakan sebagai benih. mampu menurunkan kadar air dari
Perlakuan tersebut antara lain 23% menjadi 11% dalam waktu 2
perontokan, pengeringan, hari.
pengolahan, serta penyimpanan. Benih yang telah kering (kadar
air 11-12% dibersihkan dari kotoran
a. Perontokan campuran varietas lain, dan biji-biji
gulma. Pembersihan dapat
Perontokan malai padi biasanya dilakukan dengan nyiru atau mesin
dilakukan langsung di sawah. Malai pembersih, seperti air screen
253
cleaner. Pada proses pembersihan, c. Penyimpanan
benih dapat saja dipilah untuk
peningkatan mutu fisik dan fisiologis Benih yang telah kering dan
berdasarkan panjang dan atau bersih dikemas dalam karung atau
berdasarkan ketebalan sehingga kemasan siap salur dan kemudian
diperoleh benih yang bermutu tinggi disimpan di dalam ruang
dan seragam. penyimpanan. Ruang penyimpan
benih diusahakan mempunyai
ventilasi yang baik agar kualitas
benih dapat terjaga. Benih dalam
karung dapat ditumpuk dan antara
tumpukan karung diberi jarak untuk
memudahkan pemeriksaan atau
pengontrolan dalam pengendalian
Gambar 6.13. mutu benih oleh penangkar. Bagian
Benih padi yang seragam menghasilkan
benih yang bermutu tinggi. bawah tumpukan karung diberi alas
berupa potongan kayu (balok)
Proses pengolahan benih sehingga karung tidak berhubungan
merupakan proses yang cukup kritis. langsung dengan tanah atau lantai
Jika saat di lahan, orientasi produksi yang memung-kinkan naiknya
maksimal merupakan tujuan utama, kelembaban.
maka pada proses pengolahan Pemberian jarak di antara
benih, orientasi mutu maksimal tumpukan karung maupun dengan
merupakan prioritasnya. Jika alas lantai berguna untuk
produksi di lapang harus lulus memperlancar sirkulasi udara. Lama
standar lapang maka proses penyimpangan benih hendaknya
pengolahan benih pun harus lulus memperhatikan masa berlakunya
standar laboratorium. label benih. Masa berlakunya label
benih padi 6 bulan sejak selesainya
pengujian dan paling lama 9 bulan
setelah tanggal panen. Sebelum
disimpan, pada umumnya benih diberi
berbagai perlakuan pelapisan benih
(seed coating),kemudian benih-benih
tersebut akan diuji dengan berbagai
Gambar 6.14 peralatan modern.
Perkembangan biji padi pada bagian luar dan
bagian dalam, mulai dari biji muda sampai
siap panen (kiri) dan Benih padi (kanan)
Gambar 6.18
Germination Test yang digunakan untuk
menguji daya kecambah benih
Gambar 6.17.
Dust Off Test yang digunakan untuk mengukur
konsentrasi debu pada benih tanaman.
255
dipertahankan kemurnian
genetiknya hingga lebih dari 98%
agar dicapai hasil yang
memuaskan.
Sebagai contoh kasus produksi
benih hibrida akan disampaikan
berdasarkan hasil penelitian IRRI
(International Rice Research
Institute) yang berlokasi di Filipina
yaitu varietas Magat (PSB Rc26H,
lama penanaman 110 hari dengan
rata-rata produksi 5.6 ton/ha),
Gambar 6.19 Metsizo (PSB Rc72H dengan waktu
Treatment Analysis yang digunakan adalah GC
(Gas Chromatography) dan HPLC (Hight
penanaman 123 hari dan rata-rata
Performance Liquid Chromatography). Kedua hasil 5.4 t/ha) dan Panay (PSB
alat ini digunakan untuk menganalisis berbagai Rc76H dengan waktu penanaman
bahan yang digunakan untuk perlakuan benih. selama 106 hari dan hasil produksi
rata-rata 4.8 t/ha).
Teknik produksi padi lokal dan Benih padi hibrida dihasilkan
hasil introduksi masih belum cukup ketika sel telur dari induk betina
untuk mengatasi hal tersebut, oleh dibuahi oleh serbuksari dari anther
sebab itu dibutuhkan alternatif baru varietas yang berbeda atau galur
yaitu produksi benih padi hibrida. yang digunakan sebagai induk
Pada prinsip rangkian proses jantan. Hasil persilangan kedua
produksi benih padi hibrida sama induk tersebut disebut sebagai First
dengan produksi benih padi Generation atau turunan generasi
bersetifikat. Perbedaan terdapat pertama atau first filial generation
pada tahapan penyiapan galur induk dan dikenal dengan istilah (F1)
jantan dan betina yang beasal dari yang merupakan hasil penyilangan
jenis yang berbeda sifat genetiknya. antara dua varietas padi yang
Sebagai contoh adalah jantan berbeda secara genetik. Padi
mempunyai sifat genetik produksinya hibrida pada umumnya memberi
tinggi (diatas 5 ton per hektar) peluang hasil produksi yang lebih
sedangkan induk betina mempunyai tinggi. Meurut IRRI (2006) Benih
sifat genetik enak rasanya. Pada padi hibrida F1 menghasilkan
umumnya persilangan kedua galur keuntungannya sekitar 10-15%
jantan dan betina ini sudah diuji dibandingkan dengan varietas yang
berulang kali melalui penelitian yang dihasilkan melalui persilangan
panjang. Teknologi produksi benih sendiri. Menghadapi kondisi lahan
hibrida sangat berbeda dari varietas budidaya padi yang semakin
non hibrida. Benih hibrida harus menyempit, maka penggunaan
diproduksi setiap musim tanam, dan
257
x Menghasilkan bibit yang sawah dengan ukuran lebar 1
lebih sehat dengan vigor meter dan panjang sesuai
yang lebih baik . dengan kebutuhan benih.
x Kebutuhan benih lebih x Berikan pemupukan dengan
sedikit. pupuk organik dengan dosis 1.25
Kg/m2
x Sumber benih padi jantan
disebarkan pada bedengan kecil
yang telah disediakan (bedengan
pendek ± 250-300 m2 /ha
produksi benih) dan benih betina
disebarkan pada bedengan yang
terpisah dari benih jantan
(bedengan panjang ± 700-750 m2
Gambar 6.20 /hektar produksi benih).
Dua tempat pembibitan yang disiapkan untuk Untuk memproduksi benih padi
sumber bibit jantan dan betina. Pembuatan
bedengan pada umumnya berukuran lebar
hibrida seluas satu hektar harus
meter, tinggi 5-10 cm dan panjang disesuaikan disiapkan 1000m2 bedengan
dengan kebutuhan bibit padi yang akan pembibitan (1000 m2 bibit/1 hektar)
ditanam
259
Gambar 6.22.
Bibit padi pada bedengan pembibitan
e. Pemeliharaan Bedengan
f. Persyaratan Lahan Produksi
Pemeliharaan bedengan dapat
dilakukan dengan langkah-langkah Lahan produksi padi hibrida
sebagai berikut : Air di lahan diharapkan dapat memenuhi kriteria
produksi diupayakan selalu jernih sebagai berikut:
sampai dengan bibit padi mempunyai
4 helai daun atau bibit padi berumur x Lahan produksi cukup cahaya
10 hari setelah tanam (HST) dan x Tanah mempunyai predikat subur
sesekali harus dilakukan pengurasan x Iklim lingkungan sesuai dengan
air sehingga dihasilkan bibit padi syarat tumbuh padi
dengan kualitas vigor yang baik. x Drainase dan irigasi berkualitas
Tingkatkan ketinggian air (2-3 cm) baik.
secra bertahap, hal ini berfungsi x Tingkat serangga hama dan
untuk mengendalikan gulma. Gulma- penyakit rendah.
gulma yang tumbuh dibedengan
x Lahan terisolasi dari lahan sawah
harus dikendalikan secara manual
lain.
(dengan tangan). Pada saat 10 HSS
(hari setelah semai), sebarkan 5-10
Dalam produksi benih padi
gram pupuk majemuk 14-14-14 atau
hibrida, lahan produksi diharapkan
16-20-0 atau yang setara dengan
terisolasi dari sawah lain.
dosis tersebut.
Persyaratan ini berfungsi untuk
Tabel 6.2 Waktu semai dan tingkat pembibitan tiga jenis induk padi
Musim Kemarau (MK)
Waktu semai Induk Tingkat pembibitan (kg/ha)
Hari ke-1 34686 R1 5.0
Hari ke-7 IR 34686 R2 5.0
Hari ke-10 IR 58025 A 20 – 25
Gambar 6.23.
Isolasi jarak pada produksi benih padi hibrida, sekurang-kurangnya 50-100 cm
261
Gambar 6.24
Isolasi waktu penanaman benih. Sekurang-kurangnya dipisahkan dengan jarak 5 m, untuk perbedaan
pembungaan lebih dari 3 minggu
Gambar 6.25.
Isolasi dengan penghalang berupa tanaman lain.
Gambar 6.26
Penanaman bibit padi di lahan produksi, dan pengaturan posisi penanaman bibit secara konvensional
263
Gambar 6.27.
Jarak tanam yang dianjurkan adalah 15 x 20 cm (a). Modifikasi jarak tanam adalah 15 x 15 cm atau
20 x 20 cm (b).
Gambar 6.27a.
Posisi dan rasio penanaman bibit induk betina dan jantan
Gambar 6.28.
Posisi penanaman benih induk betina dan induk jantan.
265
metoda dicabut langsung dengan Pemupukan untuk musim hujan
tangan, secara mekanik adalah sebanyak 60-90 Kg
(mengunakan caplak bambu) atau Nitrogen, 40 Kg pupuk Fosfat dan
secara kimia (menggunakan 45 kg pupuk Kalium per hektar.
herbisida) atau dengan pengendalian Untuk musim kemarau pemupukan
gulma secara terpadu. direkomendasikan sebagai berikut:
120 Kg Nitrogen, 50 Kg Fosfat dan
60 kg Kalium per hektar.
2) Pemupukan
Padi hibrida sama dengan padi 3) Pengairan
non hibrida yakni membutuhkan hara
untuk menunjang pertumbuhan dan Selama proses produksi benih
perkembangan. Untuk padi hibrida pengelolaan air harus
mengoptimalkan suplai hara maka mendapat perhatian terutama pada
pemupukan dilakukan harus sesuai masa-masa kritis seperti saat
dengan rekomendasi terutama pupuk menjelang pembungaan, saat
P dan K serta pupuk organik aplikasi ZPT dan saat menjelang
(diaplikasikan sebelum pembajakan panen. Selama masa budidaya air
yang terakhir). Pupuk Nitrogen sawah harus selalu diamati dan
diaplikasikan dalam 3 waktu: upayakan agar permukaan air
x 1/3 5-7 hari setelah tanam. selalu setinggi 2-3 cm.
x 1/3 20-25 hari setelah tanam.
x 1/3 at 5-7 hari sebelum inisiasi
bunga (panikel).
267
Gambar 6.31.
Tiga waktu pemupukan yang dianjurkan,
yaitu 5-7 hari setelah tanam, 20-25 hari
setelah pemupukan pertama, dan menjelang Gambar 6.32
pembungaan. Pengamatan inisiasi panicle
Gambar 6.34
Proses perkembangan bunga padi (a). Sepuluh tahap perkembangan panikel padi (b).
269
5) Penyesuaian waktu menghalangi proses penyerbukan
pembungaan harus dibuang. Oleh sebab itu
Pada kondisi yang pangkas semua barier sehingga
sesungguhnya di lapangan, mendorong penyerbukan silang.
pembungaan bunga jantan dan Daun bendera harus dipotong 1/3
betina seringkali muncul tidak sesuai sampai ½-nya. Potongan daun
dengan perkiraan. Jika induk padi jangan dibuang ke lahan produksi.
hibrida berbunga terlalu awal, maka Sisa potongan daun yang terserang
masa pembungaan dapat diundurkan hama dan penyakit dapat menjadi
dengan mengurangi aplikasi pupuk sumber penyakit dan menularkan
Nitogen sebanyak 2% dari dosis patogen ke tanaman induk
rekomendasi. Kemudian air sawah sehingga akan mengganggu
dikurangi dan daun dipangkas. Jika kesehatan tanaman dan dapat
masa pembungaan harus dipercepat, menyebabkan penurunan produksi
maka proses tersebut dapat benih (produksi lebih rendah dari
diupayakan dengan menyemprot 1% harapan) Pemotongan daun
pupuk P (fosfat) atau KH2PO4. bendera sebaiknya dilakukan pada
Selain itu pertahankan agar air selalu saat cuaca cerah atau lebih baik
tersedia di sawah dan lakukan pada musim kemarau. Kondisi ini
penyemprotan GA3. akan mendorong serbuk sari dapat
menyebar secara luas sehingga
6) Pemangkasan daun akan menghasilkan banyak calon
Pada masa pembungaan dan benih.
menjelang masa penyerbukan padi
hibrida, semua organ tanaman yang
Gambar 6.35
Sinkronisasi Pembungaan
271
produksi padi hibrida, proses sari. Perlakuan bantuan polinasi
penyerbukan harus dibantu dengan diharapkan dapat membantu
cara menggoyangkan tangkai malai menyebarkan serbuk sari dari induk
induk jantan pada saat stadium jantan agar menempel dengan baik
pembungaan yakni bersamaan pada putik induk betina.
dengan periode pematangan serbuk
60 ppm 30 ppm
100% 90% 100% 90%
1000 50 3.0 3.3 1.5 1.7
2000 100 6.0 6.7 3.0 3.3
4000 200 12.0 13.3 6.0 6.7
6000 300 18.0 20.0 9.0 10.0
8000 400 24.0 26.7 12.0 13.3
10000 500 30.0 33.3 15.0 16.7
Gambar 6.38.
Bantuan penyerbukan dengan menggunakan Gambar 6.38.
potongan bambu. Waktu pembungaan bunga betina
diupayakan harus bersamaan dengan
bunga jantan (a). Fertilisasi pada bunga
9) Roguing betina padi (b).
Pada proses produksi benih padi Waktu yang paling tepat untuk
hibrida, proses roguing mutlak melakukan kegiatan roguing adalah
dilakukan. Roguing berfungsi untuk pada saat tanaman mulai tumbuh di
membuang tumbuhan yang tidak lahan. Roguing sangat penting
dikendaki (dari spesies ataupun dilakukan pada stadium tanaman
varietas yang berbeda). jumlah anakan yang maksimum,
Pembuangan varietas lain harus saat pembungaan dan sebelum
dilakukan karena dapat panen.
menyebabkan penyerbukan silang Roguing dilakukan pada semua
dengan baris-A sehingga akan tumbuhan yang terdapat pada jarak
menyebabkan menurunnya antar baris. Semua tanaman yang
kemurnian benih hibrida yang tumbuh lebih pendek atau lebih
diinginkan. tinggi dari benih tanaman atau
induk jantan harus dibuang
(dicabut). Semua organ tanaman
yang terlihat terserang hama atau
penyakit harus dibuang dari lahan
produksi. Selain itu buang tipe
tanaman yang mempunyai bentuk
dan ukuran daun bendera berbeda
atau mempunyai seludang daun
yang berbeda warnanya.
Roguing dilakukan juga pada saat
pembungaan yaitu semua
tumbuhan yang tidak diinginkan
harus dibuangdari baris–A. Selian
itu semua tunbuhan yang
273
mempunyai periode pembungaan pemanenen baris A dapat dilakukan
lebih cepat atau lebih lambat harus secara manual ataupun secara
dibuang. Pada saat menjelang mekanik. Baris-A yang dipanen
panen semua tumbuhan yang bukan disebut F-1 atau benih hibrida.
induk padi hibrida harua dibunag dari Baris-R jangan digunakan sebagai
pada baris-A, begitu pula dengan benih. Hasil panen dari baris R dan
tumbuhan yang mempunyai bentuk , baris–A harus benar-benar terpisah
ukuran dan warna biji yang berbeda selama masa panen, perontokan,
harus dibuang. Hal ini dilakukan pengeringan ataupin pengepakan.
agar benih padi hibrida tidak
tercampur (terkontaminasi) oleh
benih padi lainnya.
Gambar 6.41.
Waktu roguing yang dianjurkan
Gambar 6.42
Gambar 6.40. Kegiatan roguing di lahan produksi benih
Induk betina (atas) dan induk jantan (bawah) padi hibrida.
yang siap untuk diserbuki dan menyerbuki
Gambar 6.44
Proses kematangan buah padi.
b. Pengeringan dan
pembersihan
Pengeringan dan pembersihan
benih padi harus dilakukan.
Kegiatan ini berfungsi untuk
mempertahankan kualitas benih agar
selalu dapat kondisi yang baik.
Benih dikeringkan sesegera mungkin
setelah proses perontokan sampai
dengan kadar air benih kurang dari
Gambar 6.43. 14% (standar benih berkualitas
Contoh tumbuhan yang tidak dikehendaki bagus). Benih dapat dikeringkan
dan harus dibuang pada proses roguing. secara mekanik atau menggunakan
pengering dengan solar sel.
a. Perontokan Upayakan untuk tidak menjemur
benih secara langsung di atas lantai
Sebelum proses perontokan, jemur. Selama pengeringan balikkan
semua peralatan perontokan padi benih secara berkala agar
275
kekeringan merata. Benih yang sudah benih. benih yang kering dan bersih
kering harus dibersihkan dari ketidak dimasukkan dalam kantong yang
murnian seperti harus terbebas dari baru lalu diberi label yang memuat
biji gulma, biji yang belum matang, informasi sesuai dengan keperluan
dan gabah. Benih dapat dibersihkan (varietas, tanggal panen dan nomor
secara manual dengan cara ditampi, lot benih)
atau menggunakan mesin pembersih
277
Ringkasan
SOAL:
1. Deskripsikan persamaan dan perrbedaan produksi benih padi local
dengan padi hibrida.
2. Bagaimana teknik pemelihraan alat dan mesin yang digunakan dalam
proses produksi benih tanaman .
279
BAB 7. TEKNIK PRODUKSI BENIH KEDELAI
281
Tabel 7.1 Standar Kondisi Lapangan Untuk Menghasilkan Benih Kedelai
Bersertifikat
Kelas Benih Isolasi Jarak Varietas Lain dan Tipe
(m) Simpang Maksimum (%)
Benih dasar 8 0,1
Benih Pokok 8 0,2
Benih sebar
Berlabel biru 8 0,5
Berlabel hijau (ES1 s/d ES4) 8 0,7
B. Umur Sedang
1. Wlis 1983 1,5 – 2,5 10 88
2. Kerinci 1985 1,5 – 2,5 9 87
3. Raung 1986 1,5 – 2,5 13 85
4. Rinjani 1989 1,5 – 2,5 10 88
5. Tambora 1989 1,5 – 2,0 14 85
6. Lampobatang 1989 1,5 – 2,5 10 86
7. Jayawijaya 1991 1,2 – 2,0 9 87
8. Krakatau 1992 1,6 – 2,7 8 85
9. Tampomas 1992 1,5 – 2,5 11 84
10. Cikuray 1992 1,4 – 2,2 12 85
11. Singgalang 1992 1,5 – 2,0 10 85
12. Pangrango 1995 1,7 – 2,2 10 88
13. Argomulyo 1998 1,5 – 2,0 20 82
14. Bromo 1998 1,5 – 2,5 16 85
15. Burangrang 1999 1,5 – 2,5 21 81
C. Umur Dalam
1. Dempo 1984 1,5 – 2,5 13 90
2. Merbabu 1986 1,5 – 2,5 10 90
3. Kipas Putih 1992 1,7 – 2,1 12 90
283
pertumbuh-annya dan kondisi lahan
telah kering saat menjelang panen. 7.5 Penyiapan lahan
285
pertumbuhan gulma dan serangan dengan mnggunakan herbisida.
lalat bibit. Jumlah mulsa yang Penyiangan dilakukan dua kali yaitu
dibutuhkan sekitar 2-5 ton/ha, pada saat tanaman berumur 3
tergantung musim tanamnya. Pada minggu dan 6 minggu setelah
musim hujan, jumlah mulsa dapat tanam. Penyiangan pertama
dikurangi. Mulsa ini dapat dilakukan bersamaan dengan
dihamparkan di atas tanah secara pembubunan dan pemupukan
merata segera setelah tanam. kedua. Pada saat berbunga,
penyiangan tidak dianjurkan untuk
7.7 Pemeliharaan menghindari “goncangan” pada
tanaman yang dapat merontokkan
Tanaman akan tumbuh dengan bunga.
baik bila dipelihara dengan baik
pula. Oleh karena itu kegiatan c. Pengairan
pemeliharaan penting untuk
diperhatikan. Pertanaman kedelai tidak bo-
leh kekurangan air, terutama pada
a. Penyulaman saat-saat kritis. Saat kritis yang
Penyulaman dilakukan dimaksudkan adalah pada fase
terhadap benih yang tidak perkecambahan, fase awal
berkecambah atau tumbuh dengan pertumbuhan (20–25 HST),
kondisi kurang baik. Waktu menjelang berbunga (35 – 45 HST),
penyulaman dilakukan hingga satu fase pembentukan polong, dan fase
minggu setelah tanam agar pengisian biji (50-60 HST). Pada
keseragaman pertanaman tetap masa-masa tersebut, air harus
terpelihara. cukup tersedia atau yang
diperkirakan 0,5–0,6 l/det/ha (BPTB
b. Penyiangan dan Karangploso, 2000). Meski-pun
pembumbunan demikian, kebutuhan air untuk
tanaman kedelai tergantung pada
Gulma merupakan pesaing varietas, karena semakin panjang
tanaman yang sangat merugikan. umur suatu varietas, semakin
Selain pesaing dalam perolehan banyak air yang dibutuhkan.
ruang tumbuh, hara, air, dan
cahaya matahari, gulma kerap kali d. Pemupukan
menjadi inang hama atau penyakit
tertentu. Penurunan hasil dapat Pemupukan tanaman kedelai
mencapai 10–60% jika gulma tidak secara umum diberikan bersamaan
dikendalikan dengan baik. dengan saat tanam atau 7–10 hari
Pengendalian gulma dapat setelah tanam. Pupuk di-berikan
dilakukan secara manual dengan secara larikan di samping tanaman
penyiangan atau secara kimiawi dengan jarak sekitar 5–7 cm.
287
dapat dicegah dengan penggunaan saan dilakukan terhadap
benih yang sehat, pergiliran keseragaman warna hipokotil.
tanaman, sanitasi lahan, dan Roguing II pada awal
eradikasi tanaman sakit. berbunga, pemeriksaan
dilakukan terhadap warna
f. Roguing bunga, warna batang, bentuk
percabangan, bulu pada
Roguing pada pertanaman batang, dan waktu berbunga.
kedelai dilakukan tiga kali, yaitu Roguing III pada saat
sebagai berikut : menjelang panen,
Roguing I pada saat tanaman pemeriksaan dilakukan
berumur 2 minggu, pemerik- terhadap warna dan bentuk
polong.
289
mempunyai kualitas yang semakin
baik.
Waktu pemanenan
hendaknya tidak dilakukan pada
saat hari hujan atau pagi hari saat
masih ada ada embun. Panen
hendaknya dilakukan setelah
embun pagi mengering (sekitar Gambar 7.5
pukul 08:00) agar kadar air benih Benih kedelai
tidak mengalami peningkatan akibat
air embun.
SOAL:
1. Jelaskan langkah-langkah kerja pada produksi benih kedelai sampai
dengan pengemasan.
2. OPT apakah yang harus dikendalikan dari tanaman kedelai dan
mengapa demikian.
291
TUGAS:
1. Bagaimana teknik perlakuan pra tanam pada benih kedelai yang
ditanam oleh petani atau tim produksi di sekolahmu.
2. Lakukan observasi pada kegiatan panen suatu benih tanaman di sekitar
sekolahmu atau sekolahmu.
294
dan waktu proses, sehingga sangat lain. Sebagai contoh, para ilmuwan
ekonomis. telah mengembangkan tanaman
tembakau yang lebih toleran
8.1. Bioteknologi Tanaman terhadap kadar garam tinggi,
tanaman yang tahan terhadap
Bioteknologi modern telah herbisida, tahan terhadap hama
berkembang sangat pesat dan dan penyakit tertentu, dan
meluas sehingga mencakup berbagai sebagainya.
bidang dalam kehidupan manusia. Bioteknologi modern
Saat ini, aplikasi bioteknologi menghasilkan berbagai macam
moderen untuk pemenuhan bahan industri. Berbagai macam
kebutuhan manusia masih terkait enzim dan protein, baik untuk
erat dengan penggunaan bioteknologi keperluan industri maupun untuk
konvensional yang telah berkembang konsumsi dan terapeutik
sebelumnya. Dalam penyediaan (pengobatan) telah dihasilkan
pangan, selain menggunakan dengan menerapkan bioteknologi
pendekatan bioteknologi modern, modern yang berlandaskan atas
beberapa peneliti masih meng- teknologi DNA rekombiman.
andalkan teknologi konvensional Pengembangan Bioteknologi
untuk menghasilkan benih tanaman moderen juga mempunyai
berkualitas. Sebagai contoh, pengaruh balik yang penting
tanaman padi yang dibudidayakan terhadap perkembangan ilmu-ilmu
sekarang ini sebagian besar masih dasar. Banyak konsep dasar
berasal dari hasil persilangan dalam sistem fisiologi jasad hidup
konvensional, meskipun sudah ada yang menjadi lebih jelas dan
galur-galur baru yang dikembangkan mudah dipahami dengan adanya
dengan teknologi DNA rekombinan, perkembangan-perkembangan
misalnya galur padi Golden Rice. baru dalam teknik-teknik molekular.
Galur Golden Rice adalah galur padi Oleh karena itu ilmu-IImu dasar
yang membawa gen-gen asing dari dan Bio-teknologi modem akhimya
bakteri sehingga beras yang dihasilkan saling mendukung dalam
oleh galur padi ini mempunyai perkembangannya masing-masing.
kandungan provitamin A yang tinggi.
Galur semacam ini tidak pernah 8.2. Struktur Dan Organisasi
diketemukan sebelumnya di alam Bahan Genetik Tanaman
maupun berdasarkan hasil persilangan
konvensional. Studi mengenai eksistensi
Dalam bidang budidaya tanaman asam nukleat pertama kali
pangan dan tanaman industri, selain dilakukan oleh Friedrich Miescher
menggunakan teknik-teknik dari Jerman yang mengisolasi inti
konvensional, sudah berkembang dari sel darah putih pada tahun
galur-galur tanaman transgenik baru 1869. Miescher menemukan
yang mempunyai sifat toleran terhadap bahwa di dalam inti sel tersebut
keadaan lingkungan dengan terdapat senyawa yang
menyisipkan gen-gen asing dari jasad mengandung fosfat yang kemudian
296
mereka melakukan pengujian leblh tahun 1952 dengan eksperimen
lanjut terhadap senyawa yang yang dikenal sebagai Waring
menyebabkan transformasi S. blender experiment.
pneumoniae. Mereka melakukan
ekstraksi terhadap sel virulen dan
kemudian menghilangkan proteinnya.
Hasil ekstraksi tersebut kemudian
diperlakukan dengan bermacam-
macam enzim yang mendegradasi
protein (tripsin dan kemotripsin)
maupun enzim yang menghancurkan
RNA (RNA-ase).
Pengujian selanjutnya Gambar 8.1
menunjukkan bahwa ekstrak sel Hipotesa Griffith tentang agen transformasi
tersebut ternyata masih dapat
menyebabkan proses transformasi.
Hasil eksperimen membuktikan bahwa
senyawa yang menyebabkan proses
trasnformasi bukanlah RNA.
Sebaliknya, ketika ekstrak sel
tersebut diperlakukan dengan enzim
deoksiribonukle-ase yang
Gambar 8.2
menghancurkan DNA, ternyata Percobaan Avery tentang transformasi
kemampuan untuk menyebabkan
proses transformasi menjadi hilang. Dalam eksperimen tersebut
Hasil ini memberikan indikasi bahwa digunakan bakteriofag T2 yang
senyawa yang menyebabkan diketahui hanya terdiri atas protein
transformasi adalah molekul DNA. dan DNA. Untuk membuktikan
Bukti lebih lanjut yang apakah senyawa yang
memperkuat asumsi bahwa senyawa bertanggung jawab terhadap
yang menyebabkan proses perubahan sifat suatu sel berupa
transforinasi adalah DNA ditunjukkan protein atau DNA maka Hershey
oleh eksperimen yang dilakukan oleh dan Chase melakukan pelabelan
A.D. Hershey dan Martha Chase pada terhadap protein bakteriofag T2
tahun 1952 dengan eksperimen yang dengan 35S. Selain itu, pada bagian
dikenal sebagai Waring blender eks-perimen yang lain, mereka
experiment. Dalam eksperimen juga melabel DNA bakteriofag
tersebut digunakan bakteriofag T2 dengan 32P. Bakteriofag yang telah
yang diketahui hanya terdiri atas. dilabel tersebut kemudian
Bukti lebih lanjut yang digunakan untuk menginfeksi
memperkuat asumsi bahwa senyawa bakteri Escherichia Selubung
yang menyebabkan proses partikel bakteriofag yang sudah
transforinasi adalah DNA ditunjukkan mengi-njeksikan DNA ke dalam sel
oleh eksperimen yang dilakukan oleh kemudian diambil dan dianalisis.
A.D. Hershey dan Martha Chase pada
Gambar 8.4
Siklus produksi virus di dalam sel inang
a. Asam nukleat dalam penyimpanan serta
pemindahan informasi genetik.
Asam nukleat adalah suatu Asam nukleat ctapat dibedakan
polimer nukleotida yang berperanan di menjadi dua struktur dasar yaitu
298
DNA dan RNA. Satu nukleotida terdiri
atas tiga bagian (Gambar 3. I.) yaitu:
Gambar 8.7
RNA sebagai materi genetik virus TMV
300
berupa dua ikatan hidrogen, DNA. Perlu dlingat bah-wa pada
sedangkan antara G C berupa tiga masing-masing rantai DNA
ikatan hidrogen sehingga ikatan G -C terdapat ujung 5’-fosfat (5’-P) dan
lebih kuat. Spesifisitas pa-sangan ujung 3’-OH. Molekul DNA yang
basa semacam ini disebut sebagai tersusun oleh dua rantai
komplementaritas (com-plementarity). polinukleotida (double stranded)
Proporsi basa A dan T, serta G dan C biasanya hanya ditulis salah satu
selalu sama sehingga komposisi DNA rantainya, misalnya ATGCAATT-
dapat dinyatakan dengan kandungan CCGG. Dalam penulisan
G+C (G+C content) yang berkisar dari semacam ini ujung sebelah kiri (A)
26% sampai 74%. Hal ini dikenal adalah ujung 5'-P, sedangkan
sebagal hukum Chargaff. Erwin ujung sebelah kanan (G) adalah
Chargaff pada tahun 1950 ujung 3’-OH. Oleh karena itu
mempublikasikan hasil penelitiannya molekul DNA tersebut dapat ditulis
mengenai komposisi basa DNA pada sebagai P-5’-ATGCAATTCCGG-3'-
berbagai jasad hidup. OH, atau kadang-kadang ditulis
dengan pApTpGpCpApApTpTp-
5). Ikatan Hidrogen Antar nukleotida. CpCpGpG.
Untuk menyingkat biasanya DNA
Ikatan antara adenine (A) dengan hanya ditulis urutan basa DNA-nya
thymine (T) dilakukan meialui dua saja.
ikatan hidrogen, sedangkan pada
ikatan antara guanine (G) dan cytosine b. Ukuran Molekul DNA Pada
(C) ada tiga ikatan hidrogen sehingga Beberapa Jasad Hidup
ikatan G-C lebih kuat kuat
dibandingkan dengan ikatan A-T. Ukuran molekul DNA bervariasi
Kerangka gula deoksi-ribosa dan fosfat antara jasad yang satu dengan.
penyusun DNA terletak luar molekul, Pada jasad prokaryot variasinya
sedangkan basa purine dan pyrimidine tidak sebesar pada virus dan ofag.
terletak di dalam untaian (helix). Basa- Bahan genetik pada prokaryot dan
basa purine dan pyrimidine terletak virus pada umum-nya satu molekul
pada bidang datar yang sama dan tunggal DNA (kecuali virus tertentu
tegak lurus terhadap aksis untaian yang bahannya RNA). Sebaliknya,
DNA. Diameter untaian DNA adalah bahan genetik pada eukaryot
20 dan bersifat konstan karena basa berupa molekul kromo-som yang
purine akan selalu basa pyrimidine. masing-masing berupa molekul
Pasang-an-pasangan basa yang berukuran besar. Ukuran DNA
berurutan berjarak 3,4 A satu sama pada jasad eukaryot tingkat tinggi,
lain dan berotasi sebesar 360. belum diketahui secara pasti
Karena kedua rantai DNA karena kompleknya.
tersusun secara antiparalel maka ada
konvensi dalam penulisan orieritasi
Gambar 8.8
Model DNA untaian ganda yang berpilin
302
Ukuran molekul DNA pada C value). Sebagai contoh,
beberapa bakteriofag, misalnya kandungan DNA pada khamir
bakteriofag , telah diketahui secara Saccharomyces cerevisiae lima kali
pasti bahkan urutan basa DNA pun lebih besar dibanding dengan
telah dike-tahui secara akurat. kandungan DNA bakteri Escherichia
Ukuran DNA pada gamet (haploid) coli karena secara struktural bakteri
10-6 mm (1 pg (pico gram) = 10-12 g; ini lebih sederhana.
kbp = kilo base pairs = 1000 Meskipun demikian studi
pasangan h jumlah kromosom pada menunjukkan bahwa banyaknya
keadaan haploid). kandungan DNA suatu jasad tidak
selalu berkorelasi positif dengan
kompleksitas jasad tersebut. Sebagai
contoh, kandungan DNA pada per sel
katak adalah 7 kali lebih banyak
dibanding dengan kandungan DNA
pada sel manusia, sedangkan
kandungan DNA pada sel bunga lily
100 kali lebih banyak dibanding pada
sel manusia. Fenomena semacam ini
disebut sebagai C value, paradox.
Paradok semacam ini tidak hanya
antar kelompok jasad yang berbeda,
tetapi juga diketahui teradi pada
kelompok jasad yang sama. Sebagai
Gambar 8.9. contoh, beberapa species amfibi
Struktur sekunder RNA, t-RNA pada ragi yang mempunyai kandungan DNA 100 kali
membawa alanin lebih banyak dibanding dengan
species amfibi yang lain.
c. Kandungan DNA Dan Kapasitas Jasad yang mempunyai nilai-C
Genetik yang lebih besar tidak selalu
mempunyai lebih banyak gen
Seperti telah diungkapkan dibanding dengan jasad yang nilainya
sebelumnya, ukuran dan kandungan kecil. C value paradox dapat terjadi
molekul DNA yang dimiliki oleh suatu karena beberapa jasad mempunyai
jasad sangat bervariasi sesuai banyak urutan basa DNA yang tidak
dengan kompleksitas jasadnya. berkode asam amino (non-coding
Secara logika sederhana, semestinya DNA). Urutan basa DNA sendiri
ada suatu korelasi positif antara banyak terdapat pada bagian intron
kandungan DNA dengan dan urutan berulang DNA).
kompleksitas jasad, yaitu bahwa
semakin komplek suatu jasad maka
semakin besar pula kandungan DNA-
nya per sel haploid (dikenal sebagal
304
dahulu perbedaan pengertian Sebagai contoh, Pseudomonas
antara gen dengan genom. Gen mempunyal plasmid metabolik
adalah unit molekul DNA atau RNA (plasmid CAM) yang 230 kb (1 kb: 1
dengan panjang minimum tertentu kilo base pairs, seribu pasangan
yang mem-bawa informasi basa). Oleh sifat genetisnya yang
mengenai asam amino yang vital maka plasmid raksasa semacam
lengkap suatu protein, atau yang itu merupakan baglan genom jasad
menentukan struktur lengkap suatu tersebut.
molekul r-RNA (RNA ribosom) atau
t-RNA (tranfer RNA). Sedajhgkan
genom adalah satu kesatuan gen
yang secara alami dimiliki oleh satu
sel atau virus, atau satu kesatuan
kromosom jasad eukaryotik dalam
fase haploid.
Dengan batasan semacam ini
maka dapat dimengerti bahwa
sepotong molekul DNA yang tidak
membawa informasi genetik yang
lengkap tidak dapat disebut sebagai Gambar 8.11
Untaian DNA membentuk kromsom
genom hanya sebagai fragmen DNA.
Pada beberapa jasad, terutama
Pada jasad eukaryot, selain
pada kelompok prokaryot, dijumpai
bahan genetik utama yang terdapat
bahan genetik tambahan selain
inti sel, yang disebut sebagai
bahan genetik. Bahan genetik
kromosom, juga dijumpai ada genetik
tambahan/ekstra semacam ini secara
lain yang terletak di dalam organel
umum sebagai plasmid. Batasan
yang lain, misalnya bd DNA pada
genom pada prokaryot hanya meliputi
mitokondria dan kloroplas (pada
bahan genetik utamanya, kecuali
tumbuhan hijau).
kalau genetik tambahan tersebut
merupakan bagian yang secara tak
f. Organisasi Genom Pada
terpisahkan dari sel tersebut.
Prokaryot
Sebagai contoh, yang dinamakan
genom bakteri Escherichia coli
Bahan genetik utama
adalah semua gen yang ada satu unit
(kromosom) jasad prokaryot pada
bahan genetik utamanya (kromosom)
umumnya terdiri atas satu unit
yang tersusun 4,2 x 10' bp (base
molekul DNA untai ganda (double-
pairs/pasangan basa) DNA.
stranded) dengan struktur lingkar
Sebaliknya, beberapa prokaryot,
(circular). Oleh karena itu jasad
misalnya Pseudomonas sp., dan
prokaryot bersifat monoploid karena
Rhizobium tahui ada unit bahan
hanya ada satu bahan genetik utama.
genetik yang seringkali dianggap
Pada bakteri Escherichia coli, bahan
sebagai raksasa (giant plasmid) yang
genetik utama-nya terdiri atas sekitar
secara genetis merupakan bahan
4600 kb (4,6 x 106 bp). Bahan
yang vital untuk jasad tersebut.
306
teknologi tersebut untuk pengadaan memenuhi beberapa kriteria sebagai
bibit pada awalnya berdasarkan hasil berikut:
percobaan Morel tahun 1960 pada (1) tidak merubah sifat genetik
anggrek Cymbidium. pohon induk
Dalam waktu yang singkat dari (2) seleksi kuat pada bahan
bahan tanaman yang sangat terbatas tanaman yang akan digunakan
dapat dihasilkan bibit dalam jumlah sebagai eksplan agar bebas
yang banyak. Keberhasilan tersebut penyakit,
mendorong dimanfaatkannya in vitro (3) teknik perbanyakan yang tidak
sebagai teknologi perbanyakan yang terlalu rumit,
banyak memberikan keunggulan (4) kemampuan regenerasi yang
daripada teknologi konvensional. tetap tinggi, dan
Walaupun demikian, terdapat (5) ekonomis.
beberapa kendala yang sering Pada tanaman semusim
dihadapi dalam aplikasinya yaitu: (berdinding lunak), masalah
(1) Keberhasilan teknik ini pada regenerasi umumnya tidak menjadi
tanaman tahunan berkayu masalah. Faktor pertunasan yang
masih rendah sehingga tinggi dapat tercapai dengan
aplikasinya masih terbatas penggunaan formulasi media tertentu.
pada jenis tanaman tertentu Berbeda dengan tanaman tahunan
saja. berkayu, banyak faktor yang
(2) Kapasitas regenerasi menurun menghambat proses regenerasi,
bila sering dilakukan antara lain:
pembaharuan. 1) daya meristematis tanaman yang
(3) Penurunan integritas genetik rendah
pada bibit yang dihasilkan. 2) tingkat oksidasi fenol yang tinggi,
(4) Persentase keberhasilan 3) jaringan sklerenkhima,
aklimatisasi (terutama pada 4) kandungan inhibitor organik yang
tanaman tahunan berkayu) tinggi,
relatif masih rendah. 5) kurangnya faktor perakaran,
(5) Adanya patogen internal 6) kandungan lignin yang tinggi,
(khususnya pada tanaman dan
tahunan berkayu) yang sulit 7) gugurnya tunas dan daun yang
dihilangkan. lebih dini.
(6) Diperlukan tenaga kerja yang Penggunaan komponen organik
intensif, terdidik, serta tertentu dan jaringan yang bersifat
mempunyai keterampilan juvenil dapat memacu daya
khusus. regenerasi jaringan, menghambat
(7) Diperlukan modal awal yang aktivitas etilen dan mengurangi
cukup tinggi. terbentuknya kinon karena oksidasi
fenol. Multiplikasi tunas merupakan
Pierik (1987) menyatakan bahwa salah satu faktor penting yang
perbanyakan melalui kultur in vitro menentukan keberhasilan
dapat dikatakan berhasil bila perbanyakan melalui kultur in vitro.
Semakin banyak tunas yang dapat
308
perbanyakan tersebtit disebut sebagal jaringan melainkan juga dalam bentuk
kalus (callus). sel sehingga juga dikenal teknik kultur
Selanjutnya, pada tahun 1950, sel. Oleh karena itu teknik ini secara
Georges Morel yang bekeja sama umum disebut sebagai teknik kultur in-
dengan Gautheret berhasil melakukan vitro.
perbanyakan jaringan tumbuhan
monokotil dengan menggunakan a. Teknik Dasar Kultur In-Vitro
meristem. Bahkan pada tahun 1952 Tanaman
Morel dan Martin berhasil Kultur in-vitro tanaman
mengembang-kan teknik kultur memerlukan beberapa komponen
meristem Dahlia dan memperoleh tunas utama, yaitu: (1) bahan awal (starting
yang bebas virus dan pada tahun 1955 materials), (2) media yang sesuai, (3)
mereka dapat mengembangkan kultur tempat kultivasi. Bahan awal yang
tanaman kentang yang bebas virus. dapat diguna kultur in-vitro tanaman
Penelitian-penelitian selanjutnya bermacam-macam, antara lain:
membuka kemungkinan penerapan batang, tunas apikal dan axilari (apical
teknik kultur sel atau jaringan untuk and axillary buds), petiole, pollen,
berbagai macam tanaman yang petal, ovule, akar dan lain-lain.
akhimya memberikan pengaruh besar Bagian tanaman digunakan sebagai
dalam pengembangan bioteknologi bahan awal kultur in-vitro disebut
tanaman. sebagai eksplan (explant).
Pada tahun 1901 Morgan
mengemukakan bahwa setiap sel
mempunyai kemampuan untuk
berkembang menjadi suatu jasad hidup
yang lengkap melalui proses
regenerasi. Kemampuan ini oleh
Morgan disebut sebagai totipotensi
(totipotency). Konsep totipotensi
tersebut mempunyal makna sa-ngat
penting dalam bidang kultur jaringan.
Istilah kultur jaringan mengacu pada Gambar 8.13
teknik untuk menumbuhkan jasad Proses kultur in-vitro pada tanaman
multiselular dalam medium padat
maupun cair menggunakan jaringan Untuk mengembangkan tanaman
yang diambil dari jasad tersebut. secara in vitro sampai menjadi plantlet
Teknik kultur jaringan tersebut dan akhirnya menjadi tanaman
dilakukan sebagal altematif lengkap yang siap dipindah ke
perbanyakan tanaman bukan dengan medium tanah, maka terdapat
menggunakan media tanah, melainkan beberapa tahapan utama yang harus
dalam medium buatan di dalam tabung. dilakukan, yaitu: (1) pemilihan sumber
Tehnik ini sekarang sudah berkembang tanaman yang akan digunakan
luas sehingga bagian tanaman yang sebagai bahan awal Jaringan
digunakan sebagai bahan awal meristem, eksplan, dan lain-lain), (2)
perbanyakan tidak hanya berupa penanaman pada medium yang
310
Senyawa anorganik terdiri atas (NAA) dan sito-kinin (kinetin,
unsur-unsur makro dan mlkro. Pada benzyl adenosine, 2-isopentyl
umumnya medium mengandung enosine, zeatin),
nitrat dan potasium pada konsentrasi untuk indole acetic acid (IAA),
masing-masing 25 mM. Ammonium indole butyric acid (IBA) dalam
merupakan senyawa esensial untuk konsentrasi rendah dan sitokinin
hampir semua kultur tetapi dalam konsentrasi tinggi, tetapi
konsentrasi yang diperlukan lebih bukan dalam bentuk 2,4-D.
rendah dibandingkan dengan nitrat.
Konsentrasi kalsium, magnesium dan Senyawa 2,4-D diketahui
sulfat yang diperlukan sekitar 0-3 menginduksi perbanyakan sel teta-pi
mM. Unsur-unsur mikro yang menekan diferensiasi pada tanaman
diperlukan antara lain iodine (I), dikotil, tetapi 2,4-D dan 2,4,5-T (2,4,5
boron (B), mangan (Mn), zinc (Zn), trichloro-phenoxy-acetic acid)
molybdenum (Mo), tembaga (Cu), diketahui bersifat efektif untuk meng-
kobalt (Co) dan besi (Fe). induksi embrio-genesis somatik pada
Sumber karbon yang diguna- tanarnan serealia (monokotil).
kan dapat berupa glukosa, fruk-tosa, Medium yang digunakan untuk
maltosa atau sulcrosa dengan kultur in-vitro sekarang dapat dibeli
konsentrasi sekitar 2-4%, tetapi dalam bentuk jadi meskipun harganya
sukrosa merupakan sumber karbon lebih mahal dibanding kalau dibuat
yang banyak digunakan dalam sendiri di laboratorium. Komposis-1
banyak sistem kultur. medium untuk kultur in-vitro dapat
Vitamin yang banyak digunakan dilihat pada buku-buku manual kultur
antara lain adalah thia-min, in-vitro.
pyridoxine dan asam nikotinat.
Suplemen senyawa organik yang d. Tempat Kultivasi
digunakan adalah asam amino
(biasanya digunakan glycine), ekstrak Kultur in-vitro tanaman dapat
khamir, peptone, ekstrak malt. dilakukan dengan menggunakan dua
Meskipun demikian, biasanya macam medium yaitu medium padat
medium sintetik yang jelas komposisi atau medium cair. Kultivasi sel atau
kimiawinya lebih banyak digunakan jaringan secara in vitro secara prinsip
sedangkan suplemen organik yang dapat dilakukan dengan
tidak jelas komposisi kimiawinya menggunakan berbagai macam
hanya digunakan jika dianggap wadah, mulai dari tabung reaksi,
esensial. Zat pengatur tumbuh juga tabung erlenmeyer, bahkan botol
diperlukan dalam kultur in vitro untuk gelas sederhana. Hal yang paling
mendukung pertumbuhan. penong dalam pemilihan wadah untuk
Kombinasi zat pengatur tumbuh yang kultur in vitro adalah kemudahan
digunakan meliputi: untuk menjaga sterilitasnya selama
untuk perbanyakan (proliferation) perbanyakan sel atau jaringan. Jika
sel digunat kan 2,4 dichlo- menggunakan kultivasi pada medium
rophenoxy acetic acid (2,4-D) cair dan perlu penggojokan maka
atau l-naphtalene acetic acid sebaiknya digunakan wadah yang
312
somaklonal, (4) trans-formasi genelik Tidak seheterogen kultur kalus
menggunakan teknik biolistik, (5) dan diferenslasi sel tidak terlal
produksi metabolit sekunder dan besar
asinya. Dapat dikulturkan dalam volume
besar sampal 1500 liter
f. Kultur sel Lebih mudah diatur kondisi
lingkungannya
Kultur sel tanaman dapat Dapat dimanipulasi untuk
ditumbuhkan dengan menggunakan produksi metabolit alami dengan
medium cair dalam erlenmeyer. cara menambahkan precursor
Sebagal inokulum digunakan
sebagian kalus yang kemudian Kultur sel dapat dikembangkan
ditumbuhkan dalam medium cair dan lebih lanjut menjadi kultur tunggal
digojok sehingga sel dapat terpisah. karena sistem kultur suspensi sel
Selain membuat sel menjadi terpisah blasanya terdiri atas campuran sel-sel
(tidak mengelompok), penggojokan tunggal dan kelompokan kecil sel-sel.
juga berfungsi memberikan aerasi Kultur sel dapat dimanfaatkan untuk
pada kultur. Banyaknya inokulum mengisolasi protoplas dan
yang digunakan seringkali pengembangan galur sel dengan sifar
mempengaruhi laju pertumbuhan sel, fisiologis spesifik, misalnya toleran
karena itu dikenal suatu konsep yang terhadap garam.
disebut kerapatan sel awal kritis
(critical initial cell density) yaitu g. Kultur Protoplas
jumlah inokulum terendah per volume
medium yang memungkinkan kultur Protoplas adalah sel yang tidak
sel dapat tumbuh. mempunyal dinding sel. Protoplas
Laju pembelahan sel pada dapat diperoleh dengan perlakuan
sistem kultur suspensi sel lebih tinggi enzimatik atau mekanis. Enzim yang
dibanding pada kultur kalus tetapi digunakan untuk membuat protoplas
maslh lebih rendah dibanding laju tanaman berupa campuran beberapa
pertumbuhan sel bakteri dan enzim antara lain selulase, pektinase,
biasanya berkisar antara 24-72 jam. protease. Protoplas dapat
Oleh karena itu penumbuhan ulang diregenerasi sehingga membentuk
(sub-kultur) kultur suspensi sel perlu dinding sel kemudian mengalami
dilakukan dalam periode yang lebih pembelahan dan akhimya dapat
singkat dibanding dengan periode membentuk kalus. Selanjutnya kalus
penumbuhan ulang kultur kalus, dapat disubkultur. Jika kalus ditanam
sekitar 7-21 hari. Kultur sel pada medium yang tidak
mempunyai beberapa keunggulan mengandung manitol dan auxin,
dibanding dengan kultur kalus, yaitu: maka dapat terjadi embriogenesis.
Suspensi sel dapat dipipet Embrio yang diperoleh selanjutnya
sehingga mempermudah proses dapat berkembang menjadi
sub kultur. kecambah yang akhirnya
berkembang menjadi tanaman
dewasa.
314
secara langsung dari eksplan yang Meristem, apex dan nodus dapat
ditanam pada medium dikulturkan menjadi tunas. Tunas
White dan Nobecourt, yang yang dihasilkan selanjutnya dapat
bekerja secara independen, untuk digunakan sebagai sumber untuk
pertama kalinya melaporkan pada menghasilkan banyak tunas baru
tahun 1939 mengenai keberhasilan dengan menggunakan percabangan
mereka dalam menginduksi axilari. Tunas-tunas tersebut
pembentukan tunas (shoot) pada kemudian dapat dikembangkan le-bih
tembakau (White) dan pembentukan lanjut sehingga terbentuk perakaran
akar pada kalus wortel (Nobeco dan akhirnya menjadi plantlet. Di sisi
Penelitian selanjutnya oleh Skoog lain, bermacam-macam eksplan
dan Miller pada tahun 1957 dapat juga dikembangkan sehingga
menunjukkan bahwa kombinasi yang terbentuk tunas adventif, atau embrio
tepat antara auxin dan sitokinin, somatik secara langsung. Eksplan
menginduksi pembentukan akar dan juga dapat ditumbuhkan sebagai
tunas tembakau dari kultur ka Pada kalus yang selanjutnya diinduksi
tahun ber-ikutnya yaitu 1958, Reinert sehingga terbentuk tunas adventif.
dan Steward berhasil melakukan Selain itu, kalus juga dapat digunakan
embriogenesis somatik secara in vitro sebagal sumber sel untuk membuat
pada wortel. Eisomatik dapat kultur suspensi sel yang selanjutnya
terbentuk pada kalus, kultur sel dapat dikembangkan untuk
maupun protoplas bahkan terbentuk menghasilkan embrio somatik secara
secara langsung dari sel-sel struktur tidak langsung. Eksplan mau-pun
yang terorganisasi, misalnya batang kalus yang membentuk tunas adventif
atau embrio zigot. Sementara itu, selanjutnya dapat dlinduksi sehingga
tum-buhan lengkap yang terbentuk membentuk akar dan akhirnya
dari hasil kultur in vitro (disebut seba- menjadi plantlet. Embrio somatik,
gai plantlet) yang pertama kali baik yang dihasilkan secara langsung
dilaporkan adalah Tropaeolum dan maupun tidak langsung dapat di
Lupinus yang dilakukan oleh Emest induksi sehingga ber-kecambah dan
Ball pada tahun 1946. akhirnya juga menjadi plantlet.
Sekarang ini tanaman hasil Proses-proses ini secara umum dapat
kultur in vitro telah berhasil dilakukan dikelompokkan menjadi empat
pada banyak jenis tanaman, misalnya macam, yaitu:
tanaman hias, tanaman pangan, Embriogenesis somatik yang
sayuran, tanaman bumbu, tanaman mengarah ke pembentukan struktur
buah dan biji, tanaman obat dan bipolar yang mengandung axis
tanaman hutan tunas dan akar dengan sistem
Secara umum terdapat empat vaskular tertutup. Embriogenesis
sumber yang digunakan dalam somatik dapat dihasilkan secara
perbanyakan mikro langsung, atau secara tidak
(micropropagation) untuk langsung melalui pembentukan
menghasilkan plantlet, yaitu (1) kalus dari eksplan.
meristem, (2) apex, (3) nodus (node),
dan (4) bermacam-macam eksplan.
316
persiapan untuk dipindahkan dan medium bukan artifisial, misalnya
ditanam di tanah atau lapangan. medium tanah.
Secara sederhana, tahapan Plantlet yang sudah terbentuk
yang dilalui dalam proses kultivasi selanjutnya dipindah ke medium
tanaman secara in vitro dapat tanah untuk proses aklimatisasi.
disaiikan sebagai berikut:
Pengambilan eksplan, misalnya j. Induksi Pembentukan Organ
daun yang masih muda. Daun (Organogenesis) Pada Kultur In
yang muda dipotong sesuai Vitro
dengan ukuran yang akan
digunakan, selanjutnya dilakukan Pembentukan organ (orga-
sterilisasi. nogenesis) pada kultur in vitro
Eksplan yang diperoleh kemudian tanaman dipengaruhi oleh
ditanam pada medium (padat) ketersediaan senyawa-senyawa
yang sesuai yang sudah tertentu dalam medium.
disterilisasi. Medium yang Pembentukan tunas dan akar
digunakan dimasukkan dalam ditentukan oleh konsentrasi auksin
wadah yang akan digunakan dan sitokinin yang digunakan.
untuk kultivasi, misalnya tabung Senyawa IBA dan NAA adalah
erlenmeyer, sampai terbentuk senyawa yang paling sering
struktur kalus. digunakan untuk menginduksi
Sebagian kalus yang terbentuk pembentukan akar. Pada umumnya
diambil untuk disub-kultur pada sitokinin konsentrasi tinggi
medium segar pada tabung yang merangsang pembentukan tunas,
lain. kecuali pada kalus alfalfa yang
Sebaglan kalus yang terbentuk memerlukan auxin (2,4-D)
dari hasil subkultur kemudian berkonsentrasi tinggi dan sitokinin
dipindahkan pada medium lain (kinetin) berkonsentrasi rendah untuk
yang khusus digunakan untuk membentuk tunas. Banyak spesies
induksi pembentukan organ, yang memerlukan kinetin dengan
misalnya tunas (shoot). konsentrasi 0,05 M untuk membentuk
Jika induksi organogenesis tunas.
berhasil maka pada langkah ke-4
di atas akan terbentuk tunas k. Induksi Pembentukan Embrio
adventif. (Embriogenesis) Pada Kultur In
Sebagian tunas yang terbentuk Vitro
kemudian dipotong dan
dipindahkan ke medium lain yang Selain menginduksi pembentukan
digunakan untuk menginduksi organ, kultur in vitro tanaman juga
pembentukan akar. dapat diarahkan uhtuk membentuk
Jika induksi pembentukan akar embrio. Hal tersebut dapat dilakukan
berhasil maka sudah didapatkan dengan memindahkan sebagian kalus
plantlet yang slap dipindahkan ke yang terbentuk dan hasil sub-kultur
(langkah ke-3) ke medium cair.
Perbanyakan dalam medium cair
318
tanaman yang diperbanyak secara in sumber karbon yang biasanya diberikan
vivo. Sebagai contoh, tanaman yang dalam medium in vitro harus disediakan
diperbanyak secara in vitro biasanya oleh tanaman itu sendiri melalui
tidak memiliki lapisan lilin (cuticular) fotosintesis setelah tanaman in vitro
yang sempurna sehingga hal ini dapat dipindahkan ke kondisi in vivo.
memperbesar evaporasi air dari dalam Untuk membantu proses
sel tanaman. Daun tanaman in vitro aklimatisasi di luar lingkungan
biasanya tipis dan lembut dan secara laboratorium biasanya dilakukan terlebih
fotosintesis tidak terlalu aktif schingga dahulu aklirnatisasi in vitro, misalnya
tidak dapat beradaptasi dengan dengan menurunkan kelembaban relatif.
lingkungan klimatologis in vivo. Selain Beberapa tanaman yang tumbuh
itu stomata biasanya juga tidak dapat dalam kondisi alami mempunyai
berfungsi sempuma karena stomata asosiasi dengan mikrobia tertentu,
yang terbuka pada tanaman in vitro misalnya tanaman legum membentuk
menyebabkan cekaman air yang hubungan simblotik dengan bakteri
dialami pada beberapa jam pertama Rhizobium. Oleh karena itu pada saat
proses aklimatisasi. tanaman legum hasil kultur in vitro
Pada tanaman in vitro hubungan dipindahkan ke tanah maka perlu
vaskular antara bagian tunas dengan dilakukan inokulasi dengan bakteri
akar umumnya tidak baik sehingga Rhizobium yang berasosiasi dengan
menurunkan konduksi air. Faktor lain tanaman ini.
yang perlu dipahami adalah bahwa
kondisi in vitro menyebabkan tanaman
tumbuh secara heterotrofik padahal
dalam kondisi in vivo tanaman harus
tumbuh secara autotrofik. Artinya,
Gambar 8.19
Aklimatisasi planlet pada media tanah (di dalam rumah kaca)
320
Tanaman haplold dapat dari kultur dan embriogenesis somatik
dikembangkan dengan menggunakan tidak langsung, terjadi variasi fenotipik
kultur in vitro anther dan pollen. Anther dan ketidakstabilan kromosom. Larkin
diperoleh dari tunas bunga dan dapat dan Scowcroft pada tahuri 1981
dikulturkan pada medium padat atau menamakan variasi yang muncul dalam
cair sehingga teradi embriogenesis. populasi tanaman hasil regenerasi in
Selain itu pollen juga dapat diambil vitro tersebut se-bagai varlasi
secara aseptik dan di-kulturkan pada somaklonal.
medium cair. Sebaliknya, pada tanaman yang
Proses perbanyakan tanaman berasal dari kultur meristem tidak terjadi
haploid dengan menggunakan gametofit variasi semacam itu sehingga sistem
jantan semacam ini disebut sebagai kultur meristem banyak digunakan untuk
androgenesis. Ada dua macam propagasi klonal. Variasi somaklonal
androgenesis yaitu androgenesis disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
langsung dan androgenesis tidak (1) organisasi sel yang digunakan
langsung. Androgenesis langsung sebagai sumber eksplan, (2) variasi
adalah proses pembentukan plantlet pada jaringan sebagai sumber eksplan,
haploid dengan melalui embriogenesis (3) abnormalitas pembelahan sel secara
menggunakan kultur anther, sedangkan in vitro.
pada androgenesis tidak langsung Organisasi sel mempunyai peranan
plantlet terbentuk melalui pembentukan penting dalam hal pemunculan variasi
kalus yang kemudian mengalami somaklonal. Telah diketahui bahwa
regenerasi menjail plantlet. Dari sisi hanya meristem yang dapat
pemuliaan tanaman, proses menghasilkan plantlet yang stabil
androgenesis langsung lebih disukai secara genetis, sedangkan
sebab androgenesis melalui perbanyakan meialui kalus
pembentukan kalus dapat meningkatkan kemungkinan tejadinya
menyebabkan terjadinya variasi. variasi somaklonal. Variasi yang
Beberapa tanaman penting yang terdapat pada sumber eksplan juga
berhasil dikembangkan menjadi mempengaruhi, kemunculan, variasi
tanaman haploid dengan menggunakan somaklonal. Eksplan yang berasal dari
tekmk kultur anther atau pollen. sumber yang berbeda mempunyai
variasi inheren sehingga dapat muncul
o. Variasi Somaklonal sebagal variasi somaklonal.
Dalam kultur in vitro terjadi
Perbanyakan tanaman secara in pembelahan sel berulang-ulang yang
vitro secara teoritis akan menghasilkan dipengaruhi oleh zat pengatur
tanaman-tanaman yang secara genetis pertumbuhan. Kombinasi yang tidak
seragam karena tanaman in vitro tepat dalam penggunaan zat pengatur
berkembang hanya melalui pembelahan pertumbuhan dapat menyebabkan
sel secara mitotik. Meski-pun demikian terjadinya abnormalitas dalam
banyak bukti menunjukkan bahwa pembelahan sel yang dapat muncul
dalam populasi tanaman yang dalam bentuk perubahan jumlah dan
dihasilkan secara in vitro, yaitu melalui struktur kromosom. Selain faktor
kultur kalus, kultur sel, embriogenesis
322
generatif) berbagai spesies tanaman, (1997) masalah tersebut umum
antara lain tanaman tahunan. dijumpai pada tanaman tahunan
Penelitian pada tanaman tahunan berkayu.
berkayu memerlukan waktu yang Dengan penambahan asam
relatif lebih lama dan pada spesies amino tertentu masalah tersebut
tanaman tertentu memerlukan dapat ditekan. Penambahan
formulasi media yang kompleks, phloroglucinol ke dalam media yang
tetapi ada pula yang lebih sederhana sudah mengandung BA dan
dengan kandungan total ion rendah. tidiazuron dapat meningkatkan
Di samping faktor pertunasan yang persentase eksplan yang bertunas
rendah, perakaran sering menjadi dan jumlah tunas yang terbentuk dari
masalah utama yang sulit dipecahkan setiap eksplan (Mariska et al., 1998).
(Mariska, 1996). Untuk itu, sistem Tunas in vitro yang berasal dari
regenerasi melalui jalur pertunasan kemudian dicoba
embriogenesis somatik lebih di-sukai diakarkan. Lebih dari 200 formulasi
karena meristem tunas dan akar media (kombinasi MS dengan
sudah terbentuk pada struktur berbagai jenis auksin, senyawa fenol
embriosomatik. Di masa mendatang dan asam amino) telah dicoba, tetapi
produksi benih sintetik tidak dapat memacu pembentukan
(embriosomatik) lebih mendapat akar. Kemudian dicoba media
perhatian. Namun metode embrio- "Woody Plant Medium" (WPM) dan
genesis somatik lebih sulit daripada Jordan yang dilengkapi NAA. Akar
regenerasi melalui jalur organo- dapat terbentuk dari media dasar
genesis. Jordan + NAA 7 mg/l. Dengan
formulasi tersebut, akar lebih cepat
1) Jambu Mete (Anacardium terbentuk, jumlahnya lebih banyak
occidentale L.) dan pertumbuhannya lebih cepat. Bila
dalam media dasar tersebut,
Jambu mete merupakan tana- konsentrasi NAA berbeda, akar tidak
man industri yang diprioritaskan dapat terbentuk. disebabkan
untuk dikembangkan di daerah sempitnya selang konsentrasi optimal
Kawasan Timur Indonesia (KTI). dari NAA.
Dalam program pengembangan
diperlukan bahan tanaman bermutu 2) Pulai (Alstonia scholaris L.)
dalam jumlah memadai dari pohon
induk yang sangat terbatas. Bibit Pulai termasuk salah satu
yang berasal dari biji menghasilkan tumbuhan obat langka dengan
tanaman yang beragam. Untuk itu, kategori jarang. Populasi tanaman ini
telah dicoba perbanyakan vegetatif termasuk besar, namun tersebar
secara in vitro dengan eksplan yang secara lokal atau daerah,
berasal dari pohon induk yang penyebarannya tidak banyak dijumpai
unggul. Hasil penelitian awal serta mengalami erosi berat.
menunjukkan adanya masalah Tanaman pulai merupakan tanaman
penguningan daun yang terjadi berkayu dan tingginya dapat
sangat cepat. Menurut Mariska et al. mencapai 25 m.
324
kemerahan, wangi, dan manis. langka. Untuk menyelamatkannya
Perbanyakan melalui biji hanya telah dilakukan antara lain melalui
menghasilkan buah yang baik kurang kultur in vitro. Pelestarian secara in
dari 2%. Perbanyakan vegetatif vitro potensial bila dilakukan pada
dilakukan melalui kultur jaringan tanaman yang selalu diperbanyak
untuk mempertahankan kualitas buah secara vegetatif atau tanaman yang
yang baik. Secara konvensional, viabilitas benihnya sangat singkat.
perbanyakan vegetatif sulit dilakukan Sebelum dilakukan pelestarian
terutama bila diarahkan untuk secara in vitro maka perlu dikuasai
mempercepat pengembangan terlebih da-hulu sistem
varietas unggul baru dalam skala regenerasinya.
luas. Hasil penelitian awal, dari mata Bila metode regenerasi sudah
tunas terminal yang ditumbuhkan dikuasai maka tanaman dalam botol
pada berbagai formulasi media (lebih dapat cepat diperbanyak apabila
dari 150 formulasi), umumnya tunas dibutuhkan. Dari penelitian Gati dan
tumbuh rosette (menggerombol) dan Mariska (1992) menunjukkan bahwa
daun pendek-pendek, mengkalus perlakuan kombinasi BA 3 mg/l
pada pangkal tunasnya, tunas tidak dengan NAA 0,10 mg/l memberikan
dapat memanjang serta daunnya hasil yang lebih baik dibandingkan
cepat menguning kemudian gugur dengan perlakuan tunggal. Antara
dengan cepat. Gejala tersebut terjadi kedua zat pengatur tumbuh tersebut
secara cepat (2−3 minggu setelah terjadi aktivitas sinergisme dalam
tanam) terutama pada biakan yang mema-cu pertumbuhan jaringan. Zat
dikulturkan pada media Anderson pengatur tumbuh BA lebih efektif
dan WPM. Pada media MS gejala dibandingkan kinetin. Namun
penguningan daun dan tunas terjadi demikian pada media dengan kinetin
lebih lama yaitu 6−8 minggu setelah 1 mg/ l + NAA 0,10 mg/l dapat
tanam. Kalus lebih banyak terbentuk terbentuk akar. Persentase
terutama pada media DKW yang perakaran paling banyak berasal dari
diberi 2-IP kemudian BA. Setelah media MS + kinetin 1 mg/l + NAA 0
dicoba formulasi media baru yang mg/l. Berbeda dengan tanaman
mengandung selain zat pengatur jambu mete (Mariska et al., 1998) dan
tumbuh konsentrasi rendah diberikan cengkeh (Mariska et al., 1991), pada
pula asam amino, komponen organik tanaman pulasari, daya
lainnya dan modifikasi garam mineral regenerasinya lebih mudah baik pada
tertentu, maka tunas dapat tumbuh tahap pertunasan maupun perakaran.
memanjang dan daun tetap hijau.
Untuk perakaran, tunas in vitro yang 6) Rami (Boehmeria nivea Gaud.)
panjangnya mencapai 3−5 cm dapat
diakarkan secara in vivo di rumah Pada saat ini banyak kalangan
kaca. swasta yang akan mengembangkan
usaha di bidang pertanian dalam
5) Pulasari (Alyxia stellata) skala luas, antara lain tanaman serat
Pulasari termasuk salah satu rami. Untuk memenuhi kebutuhan
tanaman obat yang dikategorikan bibit rami dalam jumlah yang sangat
326
harus selalu di subkultur untuk perakaran dapat dilakukan secara in
memacu jaringan bersifat juvenil. vivo di rumah kaca dengan
Pada beberapa tanaman tahunan mempertahankan kelembaban yang
berkayu, media dasar WPM atau relatif tinggi atau dengan pemberian
Jordan memberikan hasil yang lebih intermittent mist system.
baik dibandingkan MS. Untuk
1. Bioteknologi tanaman
2. Struktur dan organisasi bahan genetic tanaman
3. Teknik kultur in-vitro
4. Rekayasa genetika pada tanaman tingkat tinggi
SOAL:
1. Jelaskan tentang materi genetic yang kamu ketahui.
2. Mengapa bidang bioteknologi penting untuk dikembangkan pada sector
pertanian.
TUGAS:
1. Lakukan identifikasi pada bahan pangan yang sering saudara temui yang
berasal dari hasil bioteknologi.
2. Lakukan diskusi kelompok, apakah sekolah saudara memunkinkan untuk
mengembangkan bidang bioteknologi, mengapa demikian.
328
BAB 9. KULTUR JARINGAN
330
akar serta untuk melihat adanya dengan cara yang sama dengan
kontaminasi oleh bakteri ataupun pemeliharaan bibit generatif.
jamur. Eksplan yang terkontaminasi Keunggulan inilah yang
akan menunjukkan gejala seperti menarik bagi produsen bibit untuk
berwarna putih atau biru mulai mengembangkan usaha
(disebabkan jamur) atau busuk kultur jaringan ini. Saat ini sudah
(disebabkan bakteri). terdapat beberapa tanaman
Aklimatisasi adalah kegiatan kehutanan yang dikembang-
memindahkan eksplan keluar dari biakkan dengan teknik kultur
ruangan aseptic ke bedeng. jaringan, antara lain adalah: jati,
Pemindahan dilakukan secara hati- sengon, akasia, dll.
hati dan bertahap, yaitu dengan Bibit hasil kultur jaringan yang
memberikan sungkup. Sungkup ditanam di beberapa areal
digunakan untuk melindungi bibit menunjukkan pertumbuhan yang
dari udara luar dan serangan hama baik, bahkan jati hasil kultur
penyakit karena bibit hasil kultur jaringan yang sering disebut
jaringan sangat rentan terhadap dengan jati emas dapat dipanen
serangan hama penyakit dan udara dalam jangka waktu yang relatif
luar. Setelah bibit mampu lebih pendek dibandingkan dengan
beradaptasi dengan lingkungan tanaman jati yang berasal dari
barunya maka secara bertahap benih generatif, terlepas dari
sungkup dilepaskan dan kualitas kayunya yang belum teruji
pemeliharaan bibit dilakukan di Indonesia.
Biji Anggrek
Plantlet
Tanaman
Dewasa
Bibit dalam
Botol
Bibit Siap
Tanam
Bibit Aklimatisasi
Gambar 9.1.
Proses produksi benih dan tanaman anggrek dengan cara kultur jaringan
332
spesies langka yang telah terinfeksi jumlah banyak dan seragam,
oleh hama penyakit, termasuk virus. khususnya untuk jenis anggrek bunga
Kultur anther, bisa menghasilkan potong. Sebagian penganggrek telah
anggrek dengan genetik haploid (1n), mampu melakukan tekhnik ini.
sehingga bentuknya lebih kecil jika Mutasi, secara alami mutasi sangat
dibandingkan dengan anggrek diploid sulit terjadi. Beberapa literatur
(2n). Dengan demikian sangat peluangnya 1:100 000 000. Dengan
dimungkinkan untuk menghasilkan memberikan induksi tertentu melalui
tanaman anggrek mini, selain itu kultur jaringan hal tersebut lebih
dengan kultur anther berpeluang mudah untuk diatur. Tanaman yang
memunculkan sifat resesif unggul mengalami mutasi permanen
yang pada kondisi normal tidak akan biasanya memiliki nilai ekonomis yang
muncul karena tertutup oleh yang sangat tinggi
dominan Bank plasma, dengan meminimalkan
Dengan tekhnik poliploid pertumbuhan secara ‘in-vitro’ kita bisa
dimungkinkan untuk mendapatkan mengoleksi tanaman anggrek langka
tanaman anggrek ‘giant’ atau besar. tanpa harus memiliki lahan yang luas
Tekhnik ini salah satunya dengan dan perawatan intensif. Baik untuk
memberikan induksi bahan kimia spesies langka Indonesia maupun
yang bersifat menghambat dari luar negeri untuk menjaga
(cholchicine) keaslian genetis yang sangat penting
Kloning, tekhnik ini memungkinkan dalam proses pemuliaan anggrek.
untuk dihasilkan anggrek dengan
Gambar 9.2
Contoh skema laboratorium kultur jaringan
9.1 Fasilitas Laboratorium Kultur perlu disediakan adalah: laminar air flow,
Jaringan pinset, pisau, rak kultur, AC, hot plate +
stirer, pH meter, oven, dan kulkas.
a. Persyaratan Lokasi Pada gambar 9.4. terlihat adanya air
Laboratorium kultur jaringan flow cabinet yang berfungsi sebagai
hendaknya jauh dari sumber polusi, dekat tempat inokulasi ekspan pada media
dengan sumber tenaga listrik dan air. tanam. Langkah kerja penggunaan air
Untuk menghemat tenaga listrik, ada flow cabinet adalah sebagai berikut:
baiknya bila laboratorium kultur jaringan Satu malam sebelum lat
ditempatkan di daerah tinggi, agar suhu digunakan, nyalakan lampu
ruangan tetap rendah. UV untuk menstrerilkan
bagian dalam air flow
b. Kapasitas Labotarium cabinet , dan menimalkan
Ukuran laboratorium tergantung pada kontaminasi yang
jumlah bibit yang akan diproduksi. Untuk disebabkan olek mikroba.
ukuran laboratorium sekitar 250 m2, bibit Pagi hari, lampu UV
yang dapat diproduksi tiap tahun sekitar dimatikan (jangan lupa
400–500.000 planlet/bibit, yang dapat mematikan lampu UV ,
memenuhi pertanaman seluas 500–800 apabila lampu UV menyala
ha. Dalam suatu laboratorium minimal pada saat bekerja maka
terdapat 5 ruangan terpisah, yaitu gudang operator dalam kondisi
(ruang) untuk penyimpanan bahan, ruang berbahaya karena dapat
pembuatan media, ruang tanam, ruang terkontaminasi radiasi UV
inkubasi (untuk pertunasan dan yang dapat mengakibatkan
pembentukan plantlet/bibit tanaman) dan iritasi kulit dan selaput mata
rumah kaca. serta gangguan reproduksi.
Setelah lampu UV dimatikan,
9.2 Peralatan dan Bahan Kimia bagian dalam laminar
didesinfeksi dengan alkohol
a. Peralatan, bahan serta 70% dan laminar siap
pemeliharaan alat. digunakan.
334
garam hara makrodan mikro, vitamin, zat harus dilakukan secar melekat sehingga
pengatur tumbuh, asam amino, alkohol, semua operator alat mempunyai instruksi
clorox. kerja alat yang bersangkutan dan
umumnya sudah ada pada setiap
pembelian alat. Monitoring pemeliharaan
umumnya dilakukan secar peiodik
misalnya setiap bulan. Tindak lanjut dari
pemeliharaan selalu dilakukan apabila
terdapat alat dan mesin pembenihan yang
rusak dan harus diperbaiki. Untuk
melaksanakan proses pemeliharaan alat
da mesin pembenihan biasanya
diupayakan budget pemeliharaan 5-10%
Gambar 9.4
Berbagai peralatan kultur jaringan: Air flow cabinet.
dari aset perusahaan.
saringan, autoclave, Dissecting set dan nutrisi
tanaman dan Mikroskop (searah jarum jam) b. Sumber eksplan.
336
pada tahun 1946, telah menbawa
perbaikan media untuk kultur jaringan
tumor tembakau dan bunga matahari.
Media Hildebrant dikembangkan dari
media White.
Terjadi pertumbuhan akar Tanaman sempurna hasil
Dalam kultur jaringan tumor bunga dan batang secara ekstensif proses transgenik baru telah
338
Pengendapan ini tidak terlihat dalam Media Schenk & Hildebrant
media padat, tetapi terlihat jelas pada merupakan media ylng juga cukup
media cair. Kebanyakan dari terkenal, diintroduksi untuk kultur kalus
persenyawaan yang mengendap adalah tanaman monokotil dan dikotil.
fosfat dan besi, kemudian dalam jumlah Konsentrasi ion-ion dalam komposisi
yang lebih sedikit adalah Ca, K, N, Zn dan media SH sangat mirip dengan komposisi
Mn. Yang paling sedikit adalah C, Mg, K, yang dibuat oleh Gamborg et al, dengan
Si, H, S, Ca dan Co. Setelah tujuh hari perbedaan kecil yaitu level Ca+2, Mg+2,
dibiarkan, maka kira-kira 50 % dari Fe dan dan PO4-3 yang lebih tinggi. Schenk &
13% dari PO4+ mengendap (Dalton et al, Hildebrant mempelajari pertumbuhan
1983). Pengendapan unsur-unsur tersebut jaringan dari 37 jenis tanaman dalam
mungkin tidak penting, karena unsur-unsur media mereka dan mendapatkan bahwa:
tersebut masih tersedia bagi jaringan 32% dari species yang dicobakan, tumbuh
tanaman dan pengaruh pengendapannya dengan sangat baik, 19% baik, 30%
belum diketahui. Untuk mengatasi sedang, 14% kurang baik, dan 5% buruk
pengendapan Fe, Dalton dan grupnya pertumbuhannya. Tetapi karena zat
menganjurkan supaya konsentrasi Fe tumbuh yang diberikan pada. tiap jenis
dikurangi sampai 1/3 dengan EDTA yang tanaman tersebut berbeda, maka hasil
tetap. yang dipublikasi pada tahun 1972 ini
sebenarnya sukar dipahami. Namun
b) Media B5 demikian, media SH ini; cukdp luas
Media B5 dikembangkan oleh penggunaannya, terutama untuk legume.
Gamborg dan grupnya pada tahun 1968
untuk kultur suspensi kedelai. Pada masa 3. Media WPM
ini media B5 juga digunakan untuk kultur- Media ini yang mempunyai
kultur lain. Media ini dikembangkan dari kepanjangan Woody Plant Medium
komposisi PRL-4, yang juga dikembangkan oleh Lloyd & Mc Cown
dikembangkan pada tahun 1968. Media ini pada tahun 1981, merupakan media
menggunakan konsentrasi HH4+ yang dengan konsentrasi ion yang rendah
rendah, karena konsentrasi yang lebih dari pada jaman sesudah penemuan media
2mM menghambat pertumbuhan sel MS. Media ini konsisten dengan media
kedelai. Fosfat yang berikan adalah 1 untuk tanaman berkayu yang
mM, Ca+2 antara 1-4 mM, sedangkan dikembangkan oleh akhli lain, tetapi sulfat
Mg+2 antara 0.5–3. yang digunakan lebih tinggi dari sulfat
pada media tanaman berkayu lain. Saat
ini WPM banyak digunakan untuk
perbanyakan tanaman hias berbentuk
perdu dan pohon-pohon.
340
Myoinositol yang kadang-kadang juga Asam amino merupakan sumber N
disebut mesoinositol atau inositol, organik. Sumber N yang berbeda ini
bukanlah vitamin dalam kebutuhan memberikan pengaruh yang berbeda juga.
fisiologis hewan. Penambahan myoinositol Pada kultur sel sycamore, ditemukan
kedalam media, memperbaiki bahwa sel-sel menjadi panjang-panjang,
pertumbuhan dan morfogenesis. Oleh tetapi sel yang ditumbuhkan dalam media
karena itu sering dipandang sebagai dengan nitrat, tidak menunjukkan gejala
golongan vitamin untuk tanaman. Henurut yang demikian. Menurut Gamborg, dalam
George dan Sherrington, kemungkinan, media dengan komposisi garam
peranannya melalui keikutsertaannya anorganik yang tepat, penambahan
dalam lintasan biosintesa asam- campuran asam amino seperti yang
D-galakturonat yang menghasilkan vitamin terdapat dalam casein hidrolisat tidak
C dan pektin. Dan juga ada memberikan pengaruh yang nyata.
kemungkinan inkorporasinya dalam Dalam media B5 yang dikembangkan
fosfoinositida dan fosfatidil inositol yang oleh Gamborg dan grdpnya untuk
berperanan dalam pembelahan sel. pertumbuhan sel akar kedelai; tidak
Keuntungan penambahan myoinositol diperlukan penambahan bahan organik
pertama kali ditunjukkan oleh Jacoulot lain. Beberapa asam amino memang
dalam kultur kambium tanaman elm, bila dibuktikan mempunyai pengaruh positif
konsentrasi yang digunakan antara 20- terhadap pertumbuhan dan perkembang-
1000 mg/ml. Myoinositol kemudian an kultur. L-cysteine misalnya, mempunyai
dipergunakan dalam komposisi Wood & pengaruh mengurangi browning pada
Braun dan Hurashige & Skoog. Banyak kultur jaringan tebu, seperti yang
peneliti menemukan bahwa myoinositol dilaporkan.
mempengaruhi morfogenesis kultur, L-asparagine digunakan oleh Green
misainya dalam kultur Haworthia sp. dan Phillips (1974) untuk merangsang
Pembentukan pucuk dalam Haworthia sp. regenerasi dalam kultur jaringan jagung.
tergantung dari myo-inositol. Myoinositol Penambahan asparagin dan alanin
ditemukan dalam air kelapa, dan dalam merangsang pembentukan pucuk dalam
jumlah kecil didalam agar pasta. kultur Torenia.
Pantothenic acid juga ditemukan Glycine merupakan asam amino yang
mempunyai peranan penting dalam ditambahkan sejak tahun 1939, setelah
pertumbuhan beberapa jaringan tertentu, White menunjukkan bahwa dalama kultur
seperti Salix sp. Tetapi pantothenic acid tomat, penambahan Glycine lebih baik
tidak berdampak terhadap pertambahan daripada ekstrak ragi. Glycine merupakan
jaringan wortel yang mungkin sudah komposisi tetap dalam banyak formulasi
disintesa dalam jumlah yang cukup dalam media dan diberikan dengan konsentrasi 2
jaringannya. Vitamin E (tocopherol) .mg/1., Tapi Linsmaier dan Skoog pada
merupakan anti-oksidan dalam jaringan tahun 1965 menemukan bahwa glycine
manusia yang dapat merangsang sifat tidak memperbaiki pertumbuhan kalus
juvenil dalam fibroplast paru-paru. tembakau.
Penambahan dalam kultur jaringan Lysine dan threonine merupakan
tanaman pada konsentrasi 0.95 mM, asam amino yang harus digunakan secara
merangsang pembentukan kalus friable hati-hati, karena dapat menghambat
dalam kultur embrio jagung. Dalam kultur pertumbuhan walaupun pada konsentrasi
suspensi sel clover dan kedelai, yang rendah. Kedua asam amino tersebut
merangsang dispersi sel mempunyai efek cooperasi dalam
penghambatan. Sebaiknya tidak
c. Asam amino menambahkan keduanya bersamasama.
Ada beberapa asam amino saling
Jenis Nomor
Nama Produk Produk Fungsi dalam Kultur Jaringan
Hormon
Indole-3 -Acetic Acid Number
Auxins I 885 Pembentukan akar (konsentrasi tinggi)
Pembentukan batang (konsntrasi
Indole-3-Butyric Acid I538
rendah)
Indole-3-Butyric Acid, Potassium I530 Induksi somatik embrio
Salt N600 Pembelahan sel
α-Naphthaleneacetic Acid D299 Pembentukan dan pertumbuhan kalus
Menghambat tunas tambahan
2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid C213
(axillary)
p-Chlorophenoxyacetic acid P717 Menghambat perpanjangan akar
Picloram D159
Dicamba
Cytokinins 6-Benzylaminopurine B800 Meningkatkan pembentukan batang
6-γ,γ-Dimethylallylaminopurine D525 Menghambat pemebntukan akar
(2iP) K750 Memacu pembelahan sel
Kinetin T888 Memicu dan pertumbuhan inisiasi
Merangsang pertumbuhan dan
Thidiazuron (TDZ) C279
pemecahan tunas tambahan
N-(2-chloro-4-pyridyl)- Z125 Menghambat perpanjangan batang
N’Phenylurea Z899 Menghambat penuaan daun
Zeatin
342
Zeatin Riboside
Gibberellins Gibberellic Acid G500 Merangsang perpanjangan batang
Memecah dormansi,
perkembangan benih, embrio
dan tunas apikal
Menghambat kecepatan
pembentukan akar
Paclobutrazol dan ancymidol
menghambat sintesis gibberellin,
dengan demikian dihasilkan
batang yang pendek.
Abscisic Abscisic Acid A102 Merangsang pembentkan tuber
Acid Merangsang pematangan embrio
Memicu awal dormansi
Polyamines Putrescine P733 Memicu kecepatan pemebtukan akar
Spermidine S837 Memicu somatic embryogenesis
Memicu pemebntukan batang (shoot)
344
Zeatin (Zwar & Bruce, 1970 dalam
George & Sherrington, 1984). Bahan-bahan ini pada umumnya
N-N-Diphenyl urea (Shantz & merupakan sumber gula, vitamin, zat
Steward, 1955 dalam George & pengatur tumbuh, dan asam amino. Juice
Sherrington. 1984). tomat dan ekstrak pisang, banyak
(4) 2(3-methylbutyl-2-ethylamino) digunakan untuk kultur embrio anggrek.
(Letham; 1982 dalam George & Dalam perkembangan komposisi media,
Sherrington, 1984). penambahan bahan-bahan yang
undefined ini dihindarkan, karena bahan-
1) Casein hydrolysat bahan organik ini dapat berbeda bila
varietas tanaman berbeda. Lingkungan
Dalam media yang tidak mengandung tumbuh, nutrisi tanaman, dan sebagainya,
ion amonium, Penambahan asap amino mempengaruhi kandungan pesenyawaan
dapat memperbaiki pertumbuhan can tersebut. Hasil yang diperoleh di suatu
morfogenesis. Sumber asap amino saat; kadang-kadang tidak dapat diulangi
campuran yang relatif murah adalah lagi. Ekstrak kentang digunakan dalam
casein hydrolysat dan ekstrak ragi. Dalam kultur anther padi. Penambahan ekstrak
kultur jagung, penambahan ekstrak ragi kentang kedalam media, dengan nyata
800 mg/1 atau casein hydrolysat 200 mg/1 meningkatkan pertumbuhan kalus dan
memperbaiki pertumbuhan kalus, regenerasi anther beberapa jenis padi.
walaupun dalam media sudah ada ion Ekstrak kentang biasanya digunakan
amonium seperti media Linsmaier & antara 10-30% dengan hasil terbaik 20%.
Skoog. Penambahan casein-hydrolysat Tetapi tidak dijelaskan tentang jenis
dalam media regenerasi padi, kentang yang dipergunakan.
meningkatkan jumlah pucuk yang
terbentuk-dalam kalus padi. Dalam hal ini, f. Sumber Energi : Karbohidrat
penambahan asap amino yang sama
dengan asap amino dalam casein Didalam kultur jaringan, bahan
hydrolysat tidak menghasilkan pengaruh tanaman yang digunakan merupakan
yang sama. Oleh karena itu mereka bagian kecil dari tanaman dan
berpendapat bahwa ada persenyawaan tidakmerupakan suatu sistim yang
lain yang penting dalam casein hydrolysat. lengkap. Dengan demikian, banyak
Casein hydrolisat diberikan dalam bahanbahan organik harus ditambahkan
konsentrasi 200-500 mg/l. kedalam media untuk mendukung
pertumbuhan yang optimal. Karbohidrat
2) Ekstrak ragi terutama gpla, merupakan komponen
yang selalu ada dalam media tumbuh,
Penggunaan bahan ini pada aural kecuali dalam media untuk tujuan yang
sejarah kultur jaringan dalam percobaan- sangat spesifik. Gula putih yang biasa
percobaan pionir seperti yang dilakukan digunakan untuk keperluan seharihari
oleh Robbins dan White, telah cukup memenuhl syarat untuk mendukung
memperbaiki pertumbuhan akar. Ekstrak pertumbuhan kultur. Perkembangan
ragi juga menyumbangkan asam amino, pemilihan jenis karbohidrat dimulai tahun
peptida, vitamin, untuk pertumbuhan 1945 oleh Gautheret, ia membandingkan
kultur. Konsentrasi yang digunakan dalam pengaruh berbagai jenis gula pada kultur
kultur berkisar antara 0.5 gram/1 sampai 2 jaringan wortel. Gautheret mendapatkan
gram/1. bahwa sukrosa adalah yang paling baik,
lalu glukosa, maltosaa dan rafinosa.
3) Juice tomat, ekstrak pisang, dan Fruktosa dan galaktosa kurang efektif,
ekstrak kentang. sedangkan manosa dan laktosa
346
Namun kekerasan gel dari gelrite Arang aktif ditambahkan dengan
sangat dipengaruhi oleh kehadiran konsentrasi yang variasi dari 0.5–0.6 X,
garam seperti NaCl, KCl, MgCl2.6H2O tergantung dari tujuan. Dalam media yang
dan CaCl2. Garam NaCl dan KCl ditambahkan arang aktif, harus
menurunkan kekerasan tetapi MgCl2 diusahakan agar arang aktif terbagi rata
dan CaCl2 meningkatkan kekerasan dalam media. Sesudah sterilisasi dalam
gel. autoclave, botol media harus sering
dikocok agar mulai membeku.
Arang aktif adalah arang yang sudah
dipanaskan beberapa jam dengan i. Derajat keasaman media
menggunakan uap atau udara panas.
Bahan ini mempunyai adsorpsi yang Faktor penting lain yang juga perlu
sangat kuat. Arang aktif dapat mendapat perhatian, adalah pH yang
ditambahkan kedalam media pada harus diatur sedemikian rupa sehinga
berbagai tahap perkembangan Bahan ini tidak mengganggu fungsi membran sel
dapat ditambahkan pada media inisiasi, dan pH dari sitoplasma. Pengaturan pH
media regenerasi, atau media perakaran. selain memperhatikan kepentingan
Penambahan arang aktif dapat fisiologi sel, juga harus
membantu pertumbuhan dan mempertimbangkan faktor-faktor:
perkembangan kultur, tergantung dari Kelarutan dari garamHgaram
jenis kulturnya. Secara umum, pengaruh penyusun media
arang aktif adalah sebagai berikut: Pengambilan (uptake) dari zat
pengatur tumbuh dan garam-garam
1) Menyerap senyawa toxin yang terdapat lain
dalam media yang dapat menghambat Efisiensi pembekuan agar.
pertumbuhan kultur terutama:
Senyawa fenolik dari jaringan Sel-sel tanaman membutuhkan pH
yang terluka waktu inisiasi. yang sedikit asam berkisar antara 5.5-5.8.
Persenyawaan 5-hidroksimetil Tanaman Ericaceae seperti
furfural yang diduga terbentuk dari Rhododendron ditemukan tumbuh lebih
gula yang berada dalam larutan baik dalam media 4.5. Pengaturan pH,
asam lemah dan mengalami biasa dilakukan dengan menggunakan
pemanasan dengan tekanan NaOH (atau kadang-kadang KOH) atau
tinggi (Kitsch et al, 1968). HCl pada waktu semua komponen sudah
Menyerap zat pengatur-tumbuh dicampur, beberapa saat sebelum
sehingga: disterilkan dengan autoclave. Sekalipun
Mencegah pertumbuhan kalus media sudah ditepatkan, seringkali setelah
yang tidak diinginkan, seperti sterilisasi pH-nya berubah. Pada
dalam androgenesis dan pucuk umumnya terdapat penurunan pH setelah
yang ingin diakarkan. disterilkan dalam autoclave.
Membantu embrio-genesis kultur Untuk mencapai pH sekitar 5.7 -5.9,
dalam media regenerasi, tanpa Mann dan grupnya (dalam George dan
auksin, mungkin dengan betindak Sherrington, 1984) membuat pH 7.0 dalam
sebagai sink yang menarik auksin media yang belum disterilkan. Untuk
dari dalam sel sehingga menghindarkan perubahan pH yang cukup
enbriogenesis dapat terjadi besar, Murashige dan Skoog
Merangsang perakaran dengan menyarankan agar dilakukan pemanasan
mengurangi tingkat cahaya untuk melarutkan agar-agar dan
memanaskan media didalam autoclave
selama beberapa menit, baru diadakan
348
ditambahkan aquadest hingga volume' Hal yang perlu diperhatikan dalam
larutan tepat pada 1 liter. Larutan telah pembuatan larutan stok adalah
jadi, lalu dipindahkan ke dalam penyimpanan (daya simpan) larutan.
erlenmeyer/botol reagent ukuran 1 liter Larutan yang sudah mengalami
yang bersih, diberi label A dan ditutup pengendapan, tidak dapat digunakan lagi.
rapat. Larutan stok A dapat disimpan pada Pengendapan larutan stok umumnya
suhu kamar. Untuk membuat 1 liter terjadi bila kepekatan larutan terlalu tinggi.
media, dibutuhkan 20 ml larutan stok A. Oleh karena itu pengendapan larutan
dapat dihindari dengan membuat larutan
a. Pembuatan Media yang tidak terlalu pekat atau tidak
menggunakan larutan campuran, yaitu
Dewasa ini beberapa media kultur jaringan dengan menbuat satu larutan stok hanya
dapat dibeli dalam bentuk bubuk yang untuk satu jenis bahan (terutama untuk
telah dipersiapkan. Tergantung dari unsur hara makro).
jenisnya, ada yang hanya mengandung Kondisi simpan juga perlu
garam makro dan mikro serta vitamin, ada diperhatikan, karena ada beberapa bahar
juga yang lengkap sampai hormon dan yang tidak tahan dalam suhu tinggi atau
gula. Formula ini memang cahaya. Larutan stok kadang-kadang
memudahkan pekerjaan, tapi untuk suatu ditumbuhi mikroba. Larutan stok yang
penelitian yang memerlukan perubahan terkontaminasi mikroorganisme ini, juga
komposisi dalam satu atau beberapa tidak dapat digunakan lagi. Oleh karena
komponen, maka pemisahan komponen- itu kondisi simpan harus dijaga kebersihan
komponen penyusun media perlu dan tempat (wadah) larutan harus
dilakukan. diusahakan. serapat mungkin.
Dalam pembuatan media, langkah
pertama adalah membuat stok dari media b. Stok hara makro
terpilih. Penggunaan larutan stok
menghemat pekerjaan menimbang bahan Senyawa-senyawa sumber unsur
yang berulang-ulang setiap kali membuat hara makro diperlukan dalam jumlah yang
media. Selain itu, juga kadang-kadang tim- cukup besar. Oleh karena itu sebaiknya
bangan yang dibutuhkan untuk dibuat dalam larutan stok tunggal. Jenis
menimbang jumlah kecil tidak tersedia anion senyawa sumber unsur hara makro
dalam laboratorium. Setiap larutan stok tidak sama, kemungkinan hal tersebut
dapat dipergunakan untuk kira-kira 50 akan mempercepat pengendapan larutan.
liter-media, bahkan larutan stok mikro Larutan Stok B, 1 liter. Timbang
dapat dipergunakan sampai 200 liter persenyawaan KNO3 sebanyak 95 gram,
media. Larutan stok,, bila dapat disimpan kemudian, dilarutkan dalam gelas piala 1
ditempat yang bertemperatur rendah dan liter yang telah berisi 700 ml aquadest.
gelap. Larutan diaduk hingga larut merata.
Pembuatan larutan stok berdasarkan Larutan dituang ke dalam labu takar 1 liter
pengelompokan dalam stok makro, stok seperti pada proses pembuatan larutan
mikro, stok Fe, stok vitamin dan stok stok A. Setelah volume larutan diterakan
hormon terutama bila larutan stok tidak 1 liter, larutan dipindahkan ke dalam gelas
disimpan ter-lalu lama (segera digunakan erlenmeyer 1 liter, diberi label "B", ditutup
habis). Stok hormon dapat disimpan rapat dan disimpan dalam kondisi suhu
antara 2-4 minggu, sedangkan stok hara kamar. Untuk membuat 1 liter media
dapat disimpan 4-8 minggu. Dengan diperlukan 20 ml larutan stok B.
adanya larutan stok, pembuatan media Stok C, 1 liter (100 kali konsentrasi):
selanjutnya hanya dengan teknik Timbang persenyawaan CaCl2.H2O
pengenceran dan pencanpuran saja. sebanyak 44 gram, kemudian dilarutkan
350
tidak usah banyak-banyak agar cepat piala 100 ml yang berisi 70 ml aquadest,
habis terpakai. Sambil diaduk-aduk teteskan sedikit
larutan NaOH 1 N dengan hati-hati hingga
d. Larutan stok vitamin. bahan larut benar-benar. Setelah larut
merata, kemudian dipindahkan ke dalam
Bila vitamin bukan merupakan labu takar 100 ml, dan volume ditepatkan
vitamin yang sama, maka larutan stok 100 ml dengan menambahkan akuades.
vitamin dapat dibuat' sebagai stok Larutan yang telah ditepatkan volumenya
campuran. Sebagai contoh akan dibuat itu dipindahkan ke dalam erlenmeyer 100
media dasar yang memerlukan thiamine ml, ditutup rapat dan diberi label untuk
HCl 0.1 mg, nicotinic acid U.5 mg, seterusnya disimpan dalam lemari es.
pyridoxine HCl 0.5 mg dan glycine 2.0 mg Untuk membuat 1 liter media, kebutuhan
per liter media. Untuk membuat larutan larutan stok zat pengatur tumbuh
stok, umumnya dibuat 1000 kali bergantung kepada konsentrasi yang
konsentrasi akhir, sebanyak 100 ml. digunakan (perlakuan zat pengatur
Usahakan volume tidak melebihi 50 ml, tumbuh). Bila perlakuan zat pengatur
hati-hati dalam membilas bahan yang tumbuh (auksin) yang digunakan 1 ppm
dimasukkan ke labu. Labu takar maka dibutuhkan 1 ml, bila 2 ppm
kemudian dikocok hingga semua bahan diperlukan 2 dan seterusnya. Sebagai
larut merata. Setelah larut merata, pengganti larutan NaOH, dapat digunakan
kemudian volume labu ditepatkan sampai bahan pelarut alkohol 40%, atau dengan
100 ml dengan menambahkan aquadest. pemanasan larutan awal (larutan sebelum
Larutan yang telah jadi, kemudian diterakan dalam labu takar) selama
dipindahkan ke botol 100 ml, ditutup rapat, beberapa menit hingga bahan benar-
diberi label, lalu disimpan dalam lemari es. benar larut (menjadi jernih).
Satu liter media yang dibuat, hanya
membutuhkan 1 mllarutan stok vitamin. 2) Larutan stok sitokinin
Khusus myo-inositol, dibuat larutan stok
tunggal dengan kepekatan 100 kali Seperti auksin, sitokinin sebaiknya
konsentrasi akhir media. dibuat stok. dalam jumlah sedikit (100 ml).
Umumnya kepekatan yang digunakan
e. Larutan stok zat pengatur tumbuh hampir sama dengan auksin, yaitu 1-10
mg/ml. Berikut ini diuraikan pembuatan
Zat pengatur tumbuh, umumnya larutan stok kinetin 1 mg/ml sebanyak 100
hanya dibutuhkan dalam jumlah yang ml.
sedikit. Proses penimbangan zat pengatur Timbang kinetin 100 mg dan tuang ke
tumbuh untuk larutan stok, sulit dalam galas piala 100 ml yang berisi 70 ml
digeneralisasikan, karena biasanya zat aquadest. Sambil diaduk-aduk, ditetesi
pengatur tum- buh merupakan perlakuan dengan larutan HCl 1 N dan dipanaskan
dalam media kultur jaringan. B iasanya sebentar hingga bahan benar-benar larut
larutan stok zat pengatur tumbuh dibuat (menjadi jernih). Setelah larut dan dingin,
dengan kepekatan 1-10 mg/ml. Sebagai larutan dipindahkan ke dalam labu takar
contoh, berikut ini diuraikan pembuatan 100 ml untuk ditepatkan volumenya pada
larutan stok zat pengatur tumbuh dengan 100 ml, dengan menambahkan aquadest.
kepekatan 1 mg/ml sebanyak 100 ml. Larutan yang telah jadi dipindahkan ke
dalam botol simpan 100 ml, ditutup rapat,
1) Larutan stok auksin diberi label dan disimpan dalam lemari es.
Bila 1 ml larutan stok ini ditambahkan
Timbang bahan sebanyak 100 dalaa pembuatan 1 liter media akan
mg,kemudian dituangkan ke dalam gelas memberi perlakuan kinetin 1 ppm.
352
Mempersiapkan media dan lingkungan
kultur, gunakan media MS yang diberi
tambahan 2,4-D 1 mg/l; sukrosa 30
gr/1, agar 8 gr/l. Setelah dipanaskan
untuk melarutkan agar, media dimasukkan
ke dalam botol 75 ml masing-masing 15
ml, lalu ditutup dengan aluminium foil.
Setelah diautoclave, media disimpan dulu
selama 3 hari dalam keadaan gelap.
Untuk media yang tidak terkontaminasi
dipergunakan untuk inisiasi kultur. Gambar 9.10
Tiga eksplan ditanam dalam satu botol Pengamatan pertumbuhan kalus
media. Ketiga eksplan ini dianggap
sebagai satu unit percobaan. Kultur diberi Tetapi bila regenerasi terjadi melalui
label yang berisi keterangan tentang pembentukan tunas terlebih dahulu, maka
jenis tanaman, bagian yang diambil, kode kemungkinan induksi akar lebih mudah.
media, dan tanggal tanam. Sedangkan dalam embryogenesis,
Kultur diletakkan pada rak terbuka di pembentukan pucuk dan akar sudah
dalam ruang kultur dengan temperatur terintegrasi dalam satu sumber, dan
rata-rata 250C dalam diffuse light. Periksa merupakan suatu sistem tertutup (closed
kultur setelah satu minggu, untuk melihat system) yang tidak berhubungan dengari
perkembangan kultur. jaringan asalnya. Kultur suspensi sel
Setelah 4 minggu, kalus yang friable merupakan suatu sistem yang sesuai
dapat disubkultur pada media baru. Untuk untuk mempelajari metabolisme sel,
melihat sel, dapat dipergunakan pengaruh berbagai persenyawaan pada
mikroskop cahaya dengan pembesaran sel, serta diferensiasi sel.
1000 kali, setelah sel itu diberi larutan Sedangkan dalam segi praktisnya,
toluidine blue (0.05% w/v). Lakukan kultur suspensi sel dipergunakan sebagai
pengamatan pertumbuhan kalus. Untuk itu sumber:
parameter pertumbuhan yang digunakan Sel-sel untuk protoplasma
untuk pengaruh media, eksplan, dan Sel-sel yang akan diberi perlakuan
faktor-faktor lain, adalah berat basah mutagen kimia
kalus, berat kering kalus, dan diameter Sel untuk studi hubungan host-
kalus patogen adalah fitopatologi
Massa untuk produksi bahan-bahan
9.6 Kultur Suspensi Sel sekunder
Sel-sel untuk media seleksi.
Kalus yang diperoleh dari kultur
kalus, dapat dipindahkan ke media cair Inisiasi kultur dari kalus, merupakan cara
untuk inisiasi kultur suspensi sel, atau yang paling sederhana dan banyak
dipindahkan ke media lain untuk dilakukan. Kalus yang segar kira-
diregenerasi menjadi tanaman. kira 200 - 250 mg dapat dipindahkan ke
Regenerasi tanaman dapat melalui 40 ml media cair dalam botol erlenneyer
organogenesis atau embriogenesis. 125 ml. Kultur kemudian diletakkan pada
Dalam organogenesis, kalus dapat shaker dan dikocok dengan kecepatan
membentuk akar atau tunas, atau kedua- 90-100 rpm secara terus menerus.
duanya. Dalam kultur kalus yang hanya Penanbahan auksin dalam suspensi
membentuk akar, seringkali dijumpai menghasilkan kultur sel yang terpisah
kesulitan untuk memperoleh pucuk dari (dispersed). Kultur suspensi dikocok
akar tersebut. supaya:
354
nematoda. Kalus juga dapat terbentuk Jaringan tanaman yang
sebagai akibat stress. membutuhkan hanya auksin selain
Dalam hal kalus sebagai akibat gula dan garam-garam mineral untuk
serangan bakteri Agrobacterium dapat membentuk kalus seperti: umbi
tumefaciens, sering disebut sebagai artichoke.
tumor. Kultur kalus bertujuan untuk Jaringan yang memeriukan auksin
memperoleh kalus dari eksplan yang dan sitokinin selain gula dan garam-
diisolasi dan ditumbuhkan dalam garam mineral seperti: empulur
lingkungan terkendali. tembakau.
Jaringan yang tidak perlu auksin dan
sitokinin, hanya gula dan garam-
garam mineral seperti: jaringan
kambium.
Jaringan yang memerlukan hanya
sitokinin, gula, dan garam-garam
mineral seperti parenkhima xylem dari
akar turnip.
356
tumbuh dan terus membelah, disebut Dapat dilakukan di rumah kaca,
habituation. rumah kasa atau persemaian, yang
Kalus yang ditumbuhkan pada suatu kondisinya (terutama kelembaban) dapat
media, perlu dipindahkan secara teratur dikendalikan. planlet ditanam dalam
dalam jangka waktu tertentu. Masa kultur polibag diameter +10 cm yang berisi
yang panjang dalam media yang tetap, media (tanah+pupuk kandang) yang telah
akan menyebabkan terjadinya kehabisan disterilkan. Planlet (dalam polibag)
hara dan air. Kehabisan air dapat terjadi dipelihara di rumah kaca atau rumah kasa.
karena selain terhisap untuk Kedua, bibit ditaruh di atas bedengan
pertumbuhan, juga karena media yang dinaungi dengan plastik. Lebar
menguapkan air dari masa ke masa. pesemaian 1-1,2 m, panjangnya
Selain kehabisan hara, dalam kalus, juga tergantung keadaan tempat. Dua sampai
mengeluarkan senyawa hasil metabolisme tiga minggu sebelum tanam, bedengan
yang menghambat pertumbuhan kalus itu dipupuk dengan pupuk kandang (+4
sendiri. Oleh karena itu, untuk menjaga kg/m2) dan disterilkan dengan formalin
kehidupan dan perbanyakan yang 4%. Planlet ditanam dengan jarak 20 cm
sinambung kalus yang dihasilkan perlu x 20 cm. Aklimatisasi berlangsung selama
disubkultur. 2-3 bulan. Aklimatisasi cara pertama
Pada subkultur, massa sel yang dapat dilakukan bila lokasi pertanaman
dipindahkan harus cukup banyak, letaknya jauh dari pesemaian dan cara
agar ada pertumbuhan yang cepat kedua dilakukan bila pesemaian berada di
dalam media baru menggunakan sekitar areal pertanaman.
inokulum yang mempunyai diameter 5-10
mm atau sekitar 20-100 mg. Subkultur
sebaiknya dilakukan 28 hari sekali.
Namun waktu yang tepat untuk
memindahkan kultur, tergantung dari
kecepatan pertumbuhan kalus.
Untuk perakaran digunakan media
MS+NAA. Proses perakaran pada
mumnya berlangsung selama 1 bulan.
Planlet (tunas yang telah berakar)
diaklimatisasikan sampai bibit cukup kuat
untuk ditanam di lapang.
Gambar 9.14.
Aklimatisasi tanaman di dalan screen house dan,
tanaman hasil aklimatisasi
358
botol. Tambahkan agar ke setiap kamar. Beberapa species menyukai
boto sebelum disterilisasi. Lakukan inkubasi gelap sedangkan beberap
streilisasi sesuai petunjuk. jenis lainnhya dapat diinkubasi dalam
kondisi bercahaya.
(e) Tunggu beberapa minggu sampai
beberapa bulan agar bibit dapat
berkecambah.
(f) Lakukan subkultur pada media baru,
360
Gambar 9.17
Rangkaian proses produksi bibit anggrek dengan
media agar
362
menghasilkan tanaman kopi yang mampu Bibit yang dihasilkan lebih seragam,
berbuah di kebun. Bahkan per buhan dan baik umur, tinggi maupun kondisi fisik
perkembangannya lebih pesat dan waktu lainnya.
berbuahnya lebih cepat dibanding Proses pembuatannya berlangsung
tanaman dari benih maupun cangkok. cepat, karena tidak menunggu
tanaman induk sampai besar/dewasa.
Dapat dihasilkan dalam jumlah besar
sesuai pesanan dalam waktu relatif
singkat (Imron Riyadi, 2007).
Gambar 9. 22.
Bibit kopi yang sudah dijarangkan dalam botol dan
Gambar 9.21 bibit kopi yang sudah siap ditanam di kebun
Potongan daun kopi yang ditanam pada media,
gumpalan kalus dan embrio yang tumbuh dari
potongan daun kopi, dan bibit tanaman kopi dalam
botol yang berasal dari perkembangan embrio. 3. Kultur jaringan pada tanaman hias
Keunggulan Tanaman Kopi Asal Kultur
Anthurium merupakan tanaman hias
Jaringan Dibanding tanaman kopi asal
tropik dari famili Araceae. Dalam dunia
benih maupun cangkok, tanaman kopi
florikultura, anthurium terbagi menjadi dua
asal kultur jaringan mempunyai beberapa
kelompok, yaitu anthurium daun dan
keunggulan, yaitu:
anthurium bunga (Wahyuni 1999).
Proses pembuatannya lebih praktis,
Anthurium daun memiliki bentuk daun
karena hanya dilakukan dalam
yang indah, tetapi bunganya kurang
ruangan yang relatif kecil.
364
berdiameter 10 cm. Tanaman dalam pot untuk diamati.
kemudian dipindahkan ke rumah kaca
Beberapa komposisi media Inokulasi dan Inisiasi tunas Kultur suspensi sel
Pembuatan media Langkah kerja Fungsi kultur suspensi sel
Stok hara makro inokulasi adalah untuk sel
Stok hara mikro inisiasi protoplasma, sel mutagen,
Larutan stok fitopatologi, memproduksi
vitamin senyawa metabolit
Larutan stok ZPT sekunder dan media
seleksi sel.
Multiplikasi Kultur jaringan pada
aklimatisai berbagai tanaman
Untuk memperoleh bibit Mengadaptasikan planlet Kultur jaringan
tanaman sesuai dengan dari botol kultur ke media anggrek
jumlah yang diinginkan tumbuh yang umum Kultur jaringan
digunakan di lapangan. kopi
Kultur jaringan
kopi.
SOAL:
1. Terangkan secara ringkas dan jelas proses kultur jaringan yang saudara ketahui.
2. tanaman apa yang memungkinkan dapat diperbantak secara kultur jaringan.
TUGAS:
1. Identifikasi alat-alat yang dibutuhkan untuik laboratorium kultur jaringan.
2. gambarkan skema laboratorium kultur jaringan
3. kunjungilah satu perusahaan yang bergerak di bidang kultur jaringan.
11
Memiliki tanggungjawab Adanya kepentingan bersama.
moral
Salah satu hal yang penting dalam Pelanggan yang puas akan
memulai usaha adalah mengenali menyampaikan produk dan layanan anda
kompetitor yang sudah lebih dulu kepada temannya yang lain. Pelanggan
bermain dan yang akan ikut bermain di yang tidak puas akan meyampaikan
pasaran, dengan produk yang sama ketidak puasan terhadap produk dan
serta memperkirakan cakupan area layanan anda kepada semua orang. Ini
pemasaran yang telah dicapai oleh mungkin akan sering terjadi dalam
kompetitor. Dengan mengamati dan kegiatan penjualan. Menyampaikan
mewaspadai arah pemasaran yang informasi secara berantai dari mulut ke
dilakukan kompetitor akan mempermudah mulut akan sering terjadi. Informasi
tim penjualan untuk dapat melakukan kepuasan yang disampaikan pelanggan
penetrasi produk kedalam pasar. Hal ini kepada orang lain mengenai produk dan
dapat mencegah terjadinya perang harga layanan yang telah anda berikan, akan
berlebihan di pasaran serta akan dapat mengangkat image atau
memudahkan tim penjualan untuk menghancurkan image dan merek dari
melakukan inovasi dan pengembangan produk layanan anda.
layanan penjualan terhadap para
pelanggan. Membangun image dan nama baik itu
sangat sulit, informasi pelanggan kepada
d. Pentingnya informasi orang sekitar dapat mengangkat image
produk dan layanan, dan dapat juga
Suatu kegiatan usaha membutuhkan menghancurkannya. Dalam suatu
tujuan dan standarisasi kegiatan yang kegiatan usaha, pelanggan merupakan
jelas. Selain itu diperlukan pula pemikiran aset yang sangat penting yang harus
jangka panjang dari para pengambil dijaga. Menjaga kepuasan pelanggan,
keputusan dan pemikiran ini dirumuskan sangat penting dalam usaha. Kepuasan
menjadi arah kegiatan usaha serta pelanggan dan kepercayaan pelanggan
strategi untuk usaha. Setiap strategi tidak dapat dibeli dengan uang. Komplain
tersebut perlu dirinci lebih detail untuk atas ketidak kepuasan pelanggan jangan
memudahkan dalam pelaksanaan dibalas dengan layanan yang buruk.
kegiatan di lapangan. Layani setiap ketidak puasan pelanggan
dengan baik. Kritikan dari pelanggan
Untuk memperkirakan kompetitor adalah bahan koreksi untuk bahan
yang sudah dan akan ikut bermain dalam perbaikan terhadap cara layanan, selama
bisnis yang sama diperlukan informasi dalam batas-batas yang wajar.
pasar yang lengkap. Tim penjualan dapat Bandingkan jika suatu perusahaan harus
menjadi pencari informasi pasar dan membayar biaya konsultan dengan biaya
memberikan informasi yang lengkap yang mahal untuk dapat memperbaiki
kepada para pengambil keputusan. cara layanan terhadap pelanggan.
Informasi ini dapat berupa harga, Kritikan dari pelanggan adalah konsultasi
layanan produk, system penjualan, yang murah dan gratis untuk dapat
cakupan area penjualan, produk memperbaiki sistim penjualan, baik untuk
Setelah mempelajari BAB 10. siswa telah mampu menguasai kompetensi memasarkan
benih tanaman.
Orang yang berani melakukan suatu Percaya diri, berorientasi pada tugas,
usaha untuk menciptakan suatu hasil yang pengambilan resiko, kepemimpinan,
bermanfaan bagi orang lain dan bagi keorisinilan. Berorientasi ke masa
dirinya sendiri dengan cara mencari depan, professional,mempunyai naluri
peluang untuk berinovasi dalam usaha dan intuisi yang tajam, disiplin,
meningkatkan penghasilan. mempunyai kemampuan menjual dan
memiliki tanggung jawab moral.
Penjulan Dasar-dasar strategi pemasaran
SOAL:
1. Siapa pengusaha idola anda. Deskripsikan alas an anda memilih orang tersebut.
2. Bagaima teknik penjualan benih tanaman pangan dan hias agar omset penjualan
anda minimal Rp.10.000.000,- per bulan.
TUGAS:
1. Lakukan identifikasi jiwa kewirausahaan pada minimal 2 teman anda. Ada berapa
persen ciri dan karakter wirausaha yang teman anda miliki.
2. Lakukan permainan peran dengan tema penjulan benih kelapa sawit ke Negara
Malaysia.
Untuk mengetahui suatu usaha layak pengelolaan yang wajar kepada pelaku
untuk dilaksanakan atau tidak layak usaha tani tersebut.
dilaksanakan maka perlu dilakukan Tinggi rendahnya biaya suatu usaha
analisis usaha tani. Untuk itu, usaha tani tani ditentukan oleh besarnya skala usaha
pembenihan kelapa sawit dan durian yang dan efisiensi penggunaan modal, tenaga
dibahas dalam tulisan ini dapat disusun kerja, alat-alat serta sarana produksi.
analisis usaha taninya yang meliputi Biaya usaha tani meliputi semua ongkos-
analisis biaya produksi, analisis modal ongkos yang merupakan pengorbanan
usaha tani, analisis keuntungan, analisis dalam pengadaan input produksi. Secara
titik impas (break even point), dan lain- umum biaya dikelompokkan kepada biaya
lain. Semua perhitungan di dalam tetap dan biaya variabel. Unsur biaya
analisis ini berdasarkan satuan unit tetap terdiri dari sewa lahan, pajak dan
usaha dan masa pembenihan satu lain-lain. Sedangkan unsur-unsur dalam
periode (siklus pembenihan). Asumsi biaya variabel meliputi sarana produksi,
lain yang digunakan adalah usaha tani tenaga kerja dan lain-lain. Biaya variabel
dilakukan dengan sistem monokultur dan ini berhubungan langsung dengan jumlah
kegiatan usaha berorientasi pada pasar produk yang dihasilkan atau yang akan
komersial. dihasilkan. Besar kecilnya produk yang
Sifat analisis ini adalah tidak tetap, dihasilkan akan sangat bergantung dari
artinya semua harga yang ditentukan di biaya variabel yang dikeluarkan. Sebagai
dalam analisis ini akan sangat contoh, jika produk yang dihasilkan
dipengaruhi oleh waktu dan kondisi pasar, adalah jumlah polibag yang diisi dan
perbedaan iklim dan hal-hal yang dengan media tanam dan benih, maka
menyangkut kondisi lahan. Oleh karena semakin banyak tenaga kerja dikerahkan
itu analisis usaha tani ini merupakan untuk mengisi polibag maka hasilnyapun
suatu contoh perhitungan . akan semakin tinggi. Dalam pengolahan
Sebelum memutuskan untuk memulai tanah biaya variabel adalah jumlah
suatu kegiatan bisnis usaha tani ongkos yang dikeluarkan untuk mengolah
pembenihan kelapa sawit dan durian, sejumlah luasan lahan, baik
maka perhitungan untung (atau rugi) dan menggunakan tenaga kerja maupun
kemungkinan terjadinya kegagalan dengan traktor. Dengan demikian biaya
merupakan faktor utama yang selalu variabel mengandung makna bahwa
menjadi bahan pertimbangan. Secara jumlah biaya akan bervariasi tergantung
umum, suatu kegiatan usaha tani dapat dari sekala usaha yang dijalankan. Jika
dikatakan berhasil dalam segi finansial usaha dihentikan, praktis biaya ini
apabila dapat menunjukkan hal-hal menjadi nol.
sebagai berikut : (a) usaha tani tersebut Dalam analisis ini biaya variabel
menghasilkan penerimaan yang dapat terdiri dari biji siap tanam, polibag, tenaga
menutup semua biaya atau kerja, pupuk dan obat-obatan.
pengeluarannya; (b) usaha tani tersebut Komponen biaya tetap terdiri dari biaya
menghasilkan penerimaan tambahan yang dikeluarkan untuk mendapatkan
untuk membayar bunga modal yang lahan (sewa lahan). Pengertian biaya
dipakai, baik modal sendiri maupun modal tetapi ini adalah bahwa biaya tersebut
yang dipinjam dari pihak lain; dan (c) tetap saja dikeluarkan walaupun proses
usaha tani tersebut memberikan jasa produksi tidak dijalankan. Sewa lahan
Pemupukan dilakukan pada umur bibit yang diserang adalah akar. Gejala
4 – 5 minggu larutan urea 0,2%, 3 – 4 yang ditimbulkan adalah : pusat
liter larutan/100 bibit dalam satu mahkota mengerdil, daun baru
minggu rotasi. Umur bibit 6 – 7 tergulung dan tegak, daun berubah
larutan urea 0,2%, dosis 4 – 5 liter warna menjadi kuning dan mengering,
larutan/100 bibit dalam satu minggu tandan buah menjadi busuk.
rotasi. Umur bibit 8 – 16 minggu ; Pengendalian : dengan meracuni
rustica 15.15.6.4 dosis 1 gram/bibit pohon dengan natrium arsenit dan
dalam 2 minggu rotasi. Umur bibit 17 setelah mati dibongkar dan dibakar.
– 20 minggu, rustica 12.12.17.2 dosis
5 gram/bibit dalam 2 minggu rotasi. 2) Tunggau
Umur bibit 21 – 28 minggu, rustica Penyebab : Tunggau Merah
12.12.17.2 dosis 8 gram/bibit dalam 2 (Oliganycus). Bagian yang diserang
minggu rotasi. Umur bibit 29 – 40 adalah daun. Gejala : daun menjadi
minggu, rustica 12.12.17.2 dosis 15 mengkilap dan daun berwarna bronz.
gram/bibit dalam 2 minggu rotasi. Pengendalian menggunakan aktrisida
Umur bibit 41 – 48 minggu, rustica tetradifon 0,1 – 0,2%.
12.12.17.2 dosis 17 gram/bibit dalam
2 minggu rotasi. 3) Ulat Setora
Penyebab setora nitens. Bagian yang
g. Hama dan Penyakit diserang adalah daun. Gejala : daun
1) Nematoda. dimakan sehingga yang tersisa hanya
Penyebabnya adalah nematoda lidinya saja. Pengendalian
rhadinaphelenchus cocophilus. Bagian menggunakan insektisida Hosation 25
Tehnik Pembenihan Tanaman 388
UI.V, sevin 85 ES, Dursban 20 EC dan mati. Selain itu terlihat adanya
pada konsentrasi 0,2 – 0,3%. pembusukan akar. Pengendalian :
pembuatan persemai yang baik,
4) Oil Palm Bunch Moth. pemberian air irigasi di musim kemarau,
Penyebab Tiorathaba mudella. Bagian pengendalian bibit lebih dari 11 bulan.
yang diserang adalah buah muda dan
2) Garis Kuning.
kadang-kadang tandan buah. Gejala : Penyebab fusarium oxysporum. Bagian
buah muda berlubang, tandan buah yang diserang adalah daun. Gejala :
busuk. Pengendalian menggunakan bulatan oval berwarna kuning pucat
insektisida dipteres/thiodam (0,55 mengelilingi warna coklat pada daun,
kg/370 liter air). Selain itu dilakukan daun mengering. Pengendalian inokulasi
pemberantasan biologi dengan parasit penyakit pada bibit dan tanaman muda.
tabuhan dan lalat parasit.
3) Dry Basal Rot.
5) Kumbang Oryctes. Penyebab ceratocytis paradoxa. Bagian
Penyebab oryctes rhynoceros. Bagian yang diserang adalah batang. Gejala :
pelepah mudah patah, daun membusuk
yang diserang adalah titik tumbuh,
dan kering, daun muda mati dan kering.
bakal daun. Gejala daun seperti Pengendalian adalah dengan menanam
terpotong gunting; pada serangan bibit yang telah di inokulasi.
berat serangga akan mati.
Pengendalian peningkatan sanitasi Asumsi yang digunakan dalam
dan pemberantasan biologi dengan penghitungan analisis usaha kelapa sawit
parasit jamur. adalah sebagai berikut:
Kebutuhan
N Satua Harga Satuan
Kegiatan Tenaga Kerja Jumlah (Rp)
o n (Rp)
/ Sarana
Sewa Lahan 10 Hektar 2,000,000.00 20,000,000.00
Persiapan lahan pembenihan 10 unit 500,000.00 5,000,000.00
Tabel 11.2. Analisis Usaha Pembenihan Durian Okulasi Sebanyak 10.000 Tanaman
Setelah mempelajari BAB 11. siswa telah mampu menguasai kompetensi menganalisis
usaha pembenihan tanaman.
B/C rasio adalah perbandingan antara laba BEP adalah titik inpas dimana usaha tidak
dengan biaya total yang dikelurkan. mangalami kerugian maupun keuntungan.
Satuan BEP dapat digunakan dalam
bentuk analisis keuangan atau jumlah unit
minimal yang harus diproduksi agar usaha
tidak merugi.
Contoh perhitungan B/C, R/C, dan BEP pembeniha kelapa sawit dan durian
SOAL:
1. Jelaskan tentang biaya produksi dari unit produksi pembenihan di sekolah
2. Hitung B/C. R/C dan BEP unit produksi pembenihan salah seorang penangkar benih
yang saudara kenal.
3. jelaskan keuntungan dari masing-masing teknik analisis usaha B/C dan BEP
TUGAS:
1. Lakukan observasi harga terkini dari analisis usaha kelapa sawit dan durian.
2. Lakukan analisis terhadap biaya produksi kelapa sawit dan durian sesuai dengan
karakteristik usaha yang terdapat di lingkungan sekolah.
393
Agromedia Pusaka, Jakarta. Disertasi. Universitas
50 hal. Brawijaya Malang. 138 hal.
Hartus, T. 2007. Berkebun Nurwardani, P. 1999. Budidaya
Hidroponik Secara Murah. Tanaman Hortikultura.
Penerbit Penebar Swadaya, Modul. Direktorat
Jakarta. 96 hal. Pembinaan Perguruan
Huffaker, C.B., dan P.S. Agama Islam, Ditjen
Messenger. Ed., Teori dan Pembinaan Kelembagaan
Praktek Pengendalian Agama Islam, Departemen
Biologis. Penerbit Agama Republik Indonesia.
Universitas Indonesia. Nurwardani, P. 2007.
Jakarta. 352 hal. Memproduksi Bio-
Jamaran, I. 1998. Penerapan Insektisida. Modul.
Bioteknologi dalam Departemen Pendidikan
Menghasilkan Produk Nasional. Ditjen PMPTK,
Agribisnis yang Berdaya PPPPTK Pertnian Cianjur.
Saing Tinggi. Prosiding Nurwardani, P. 2007. Musuh
Seminar Kebangkitan Alami Organisme
Agribisnis Indonesia, Pengganggu Tanaman.
Jakarta. 107 hal Modul. Departemen
Jumin, H.B. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan Nasional. Ditjen
Agronomi, Edisi Revisi. PMPTK, PPPPTK Pertanian
Penerbit Rjagrafindo Cianjur.
Persada. Jakarta. 250 hal. Oka, I.N., 2005. Pengendalian
Justice, O.L., dan L.N. Bass. Hama Terpadu dan
2002. Prinsip dan Praktek Implementasinya di
Penyimpanan Benih. Indonesia. Penerbit Gajah
Cetakan ketiga. Mada University Press.
Rajagrafindo Persada. Yogyakarta. 255 hal.
Jakarta. 446 hal. Pahan, I. 2002. Kelapa Sawit,
Novizan. 2002. Petunjuk Panduan Lengkap
Pemakaian Pestisida. Manajemen Agribisnis dari
Agromedia Pustaka, Jakarta. Hulu hingga Hilir. Penerbit
124 hal. Penebar Swadaya, Jakarta.
Novizan, 2005. Petunjuk 411 hal.
Pemupukn yang efektif. Rasminah, S., 1990. Penyakit
Agromedia Pustaka. Benih (Seed Pathology).
Jakarta. 130 hal. Penerbit Universitas
Nurwardani, P. 2002. Usahatani Brawijaya, Malang. 71 hal.
Tomat. Dep. Agama RI dan Santoso, I. 1980. Diagnosis
PPPG Pertanian Cianjur. 77 Penyakit Tanaman.
hal. Terjemahan dari R.B.
Nurwardani, P. 2006. Khitosan Streets. University of
Sebagai Bahan Pengendali Arizona Press.
Colletotrichum capsici Semangun, H. 2004. Penyakit-
(Sydow) Butler & Bisby. penyakit Tanaman
Hortikultura di Indonesia.
394
Penerbit Gajah Mada Univ. Tjitrosomo, S.S. 1983. Botani
Press. 850 hal. Umum 1. Penerbit Angkasa,
Siregar, T.H.S., S. Riyadi dan L. Bandung. 255.hal.
Nuraeni. 1989. Budidaya, Aluyo, L. 2005. Mikrobiologi
Pengelolaan dan Pemasaran Umum. Univ.
Cokelat. Penerbit Swadaya. Muhammadiyah Malang.
Jakarta. 170 hal. 349 hal.
Subowo. Biologi Sel. 1987. Wetter, L.R., dan F. Constabel.
Penerbit Angkasa. Bndung. 1991. Metode Kultur
286 hal. Jaringan Tanaman. Edisi
Sugandi, Y., dan Susilowati, 1999. Kedua. Penerbit ITB
Produksi Bibit Tanaman Bandung. 191 hal.
Buah-Buahan dengan Cara Wirawan, B., Sri Wahyuni. 2004.
Mencangkok. Modul. Memproduksi Benih
Direktorat Pendidikan Bersertifikat. Penerbit
Menengah Kejuruan, Penebar Swadaya. 120 hal.
Departemen Pendidikan dan Wisnuwati, 1999. Produksi
Kebudayaan. Kompos dengan Tehnologi
Sukamto, 1999. Produksi Bibit Effective Microorganism
Tanaman Buah-buahan (EM). Modul. Direktorat
Dengan Cara Okulasi. Pendidikan Menengah
Modul. Direktorat Kejuruan, Departemen
Pendidikan Menengah Pendidikan dan
Kejuruan, Departemen Kebudayaan.
Pendidikan dan Kebudayaan Wudianto, R. 1992. Petunjuk
Sutanto, R. 2002. Pertanian Penggunaan Pestisida.
Organik, Menuju Pertanian Penerbit Swadaya. Jakarta.
Alternatif dan Berkelanjutan. 201 hal.
Penerbit Kanisius. Yahya, S. dan C. Sitanggang.
Yogyakarta. 218 hal. 2002. Glosarium Pertanian.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Yayasan Obor Indonesia.
Dasar. Penerbit Papas 154 hal.
Sinar Sinanti. Jakarta. 172 Yatim, W. 1983. Geneika.
hal. Penerbit Tarsito Bandung.
Sutiyoso, Y.2002. Hidroponik 397 hal.
Rakit Apung. Penerbit Yuwono, T. 2006. Bioteknologi
Penebar Swadaya Seri Pertanian. Penerbit Gajah
Agritekno, Jakarta. 79 hal Mada University Press.
Tjitrosoepomo, G. 2000. Yogyakarta. 284 hal.
Taksonomi Tumbuhan
(Spermatophyta). Penerbit
Gajah Mada University
Press. Yogyakarta. 476 hal.
Tjitrosoepomo, G. 2007.
Morfologi Tumbuhan.
Gajahmada University
Press. Yogyakarta. 268 hal.
395
DAFTAR ISTILAH Buah. Ovari pada tumbuhan
yang telah berkembang menjadi
Absorpsi. Penyerapan oleh sel masak bersama-sama dengan
atau jaringan hidup yang berada bagian bunga lain yang
di dalam benih. berdekatan dengannya.
396
Hibrida. Hasil persilangan dari Perontokan. Pemisahan polong
induk jantan yang varietas, atau malai atau butiran benih dari
spesies atau genusnya berbeda tanamannya.
dengan varietas, spesies atau
genus induk betinanya. Plumula. Tunas muda dari
embrio pada benih atau pada
Kecambah. Tanaman muda yang kecambah dan akan berkembang
berasal dari benih. menjadi bagian tanaman yang
berada di atas permukaan tanah.
Kotiledon. Daun embrio benih
yang berukuran tebal dan Radikel. Calon akar pada benih
befungsi sebagai tempat atau ujung bagian bawah hipokotil
cadangan makanan, namun dapat embrio.
pula berfungsi sebagai daun
dalam arti yang sebnarnya yaitu Uji viabilitas. Pengujian untuk
melakukan fotosintesa. menentukan kemampuan hidup.
397
KUDP"ZZZ/ZZZ/ZZZ/Z
Dwmw"kpk"vgncj"fkpknck"qngj"Dcfcp"Uvcpfct"Pcukqpcn"Rgpfkfkmcp"*DUPR+"fcp"vgncj"
fkp{cvcmcp" nc{cm" ugdcick" dwmw" vgmu" rgnclctcp" dgtfcuctmcp" Rgtcvwtcp" Ogpvgtk"
Rgpfkfkmcp"Pcukqpcn"Pqoqt"68"Vcjwp"4229"vcpiicn"7"Fgugodgt"4229"vgpvcpi"
Rgpgvcrcp"Dwmw"Vgmu"Rgnclctcp"{cpi"Ogogpwjk"U{ctcv"Mgnc{cmcp"wpvwm"Fkiw/
pcmcp"fcnco"Rtqugu"Rgodgnclctcp0
JGV"*Jctic"Gegtcp"Vgtvkpiik+"Tr0"90:::.22