Jumlah air didalam tanaman berkisar antara 80-90 persen dari berat kering tanaman.
Persentase ini akan menjadi lebih besar lagi pada bagian-bagian tanaman yang sedang
aktif tumbuh. Air sangat dibutuhkan pada tanaman karena merupakan bahan penyusun
utama dari pada protoplasma sel. Di samping itu, air adalah komponen utama dalam
proses fotosintesis, pengangkutan assimilasi hasil proses ini kebagian- bagian tanaman
hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam tanaman. Dengan peranan tersebut di
atas, jumlah pemakaian air oleh tanaman akan berkorelasi posistif dengan produksi
biomase tanaman, hanya sebagian kecil dari air yang diserap akan menguap melalui
stomata atau melalui proses transpirasi
Pada tanaman, air diserap oleh akar. Penyerapan air (water absorbtion) oleh akar ini
sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yaitu air yang tersedia dalam tanah,
temperatur tanah, aerasi tanah dan konsentrasi larutan tanah. Air yang bisa diserap
oleh akar disebut juga sebagai air kapiler yaitu air terdapat di pori mikro tanah, melapisi
butiran tanah, diikat longgar oleh partikel tanah dan dapat dilepaskan oleh perakaran.
Sedangkan jenis air lainya yaitu air gravitasi dan air higroskopis tidak dapat diserap
oleh sistem perakaran.
Tumbuhan dapat memanfaatkan air disebabkan oleh adanya sifat sifat air yang
mendukung untuk kehidupanya. Diantara sifat-sifat air tersebut adalah:
1) Gaya Kohesi
KAI = ET + KA + KK……………………………………………………………….(1)
dimana,
KAI = Kebutuhan Air Irigasi
ET = Evapotranspirasi
KA = Kehilangan air
KK = Kebutuhan Khusus
dimana,
PAI = Pemberian air irigasi
KAI = Kebutuhan air
HE = Hujan efektif
KAT = Kontribusi air tanah
Sebagai contoh misalnya kebutuhan air pada suatu periode telah dihitung sebesar
10 mm per hari, sumbangan hujan efektif pada periode tersebut juga telah dihitung
sebesar 3 mm per hari dan kontribusi air tanah adalah 1 mm per hari, maka air yang
perlu diberikan adalah :
PAI = 10 – 3 -1
Pertumbuhan tanaman sangat dibatasi oleh jumlah air yang tersedia dalam tanah,
karena air mempunyai peranan penting dalam proses kehidupan tanaman.
Kekurangan air akan mengganggu aktivitas fisiologis maupun morfologis, sehingga
mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Devisiensi air yang terus-menerus akan
menyebabkan berbagai perubahan irreversible (tidak dapat balik) dan pada
gilirannya tanaman akan mati.
Setelah melewati titik optimum, proses tersebut mulai dihambat: baik secara fisik
maupun kimia, menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi).
Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman akan menyebabkan cepat hilangnya
Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim mikro di sekitar tajuk tanaman
akan mempercepat kehilangan lengas tanah terutama pada musim kemarau. Pada
musim kemarau, peningkatan suhu iklim mikro tanaman berpengaruh negatif
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada daerah yang
lengas tanahnya terbatas.
Meningkatnya konsentrasi CO2 diatmosfer sebenarnya berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman, tetapi pengaruh positif CO2 dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang cenderung berdampak negatif terhadap proses fisiologis
tersebut.
b. Faktor Kelembaban
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan
tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan
dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan
berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.
Kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun karena transpirasi
akan terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut. Bila kondisi
lembap dapat dipertahankan maka banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih
sedikit yang diuapkan. Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga
sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuh bertambah besar. Pada
kondisi ini, faktor kehilangan air sangat kecil karena transpirasi yang kurang. Adapun
untuk mengatasi kelebihan air, tumbuhan beradaptasi dengan memiliki permukaan
c. Faktor Angin
Angin merupakan unsur penting bagi tanaman, karena angin dapat mengatur
penguapan atau temperatur, membantu penyerbukan (lebih-lebih penyerbukan
silang), membawa uap air sehingga udara panas menjadi sejuk, dan membawa gas-
gas yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Hal-hal tersebut ditinjau dari
keuntungannya, tetapi dari segi kerugiannya adalah tanaman bisa terbakar karena
angin, penyerbukan karena angin bijinya tidak bisa menjadi murni sehingga tanaman
perlu diisolasi, dapat menyebarluaskan gulma, membawa serangga tertentu kemana
mana, dan angin yang kencang dapat merebahkan tanaman.
Salah satu jalan untuk mengatasi pengaruh buruk angin, ialah dengan jalan
menanam pohon penahan angin yang dapat menjamin perlindungan sejauh 15-20
kali tinggi pohon perlindung. Misalnya tinggi pohon 10 meter, tanaman sejauh 150-
200 meter dapat dilindungi sehingga memperlambat kecepatan angin. Angin dengan
kecepatan 4-5 sampai 6-7 m/sec sudah tidak mampu untuk merobohkan tanaman.
Angin mempengaruhi transpirasi dengan bergeraknya uap air disekitar tanaman,
sehingga memberikan kesempatan terjadinya penguapan lebih lanjut. Situasi ini
merupakan tekanan yang kuat bagi keseimbangan air, meskipun jumlah air dalam
tanah cukup banyak. Pertumbuhan vertikal akan terbatas sesuai dengan
kemampuan mengisap dan mentransformasikan air ke atas untuk mengimbangi
transpirasi yang cepat, hasilnya mungkin akan membentuk tanaman yang kerdil.
d. Faktor Cahaya Matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis
(khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari,
maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan
(etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses
pertumbuhan.
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber energi utama bagi
3) Intensitas cahaya
Intensitas cahaya atau kandungan energi merupakan aspek cahaya yang ter-penting
sebagai faktor lingkungan, karena berperan sebagai tenaga pengendali utama dari
ekosistem. Intensitas cahaya ini sangat bervariasi baik dalam ruang/ spasial maupun dalam
waktu/temporal. Intensitas cahaya yang tersebar terjadi didaerah tropika, terutama daerah
kering (zona arid), sedikit cahaya direfleksikan oleh awan. Di daerah garis lintang rendah
cahaya matahari menembus atmosfer dan membentuk sudut yang besar dengan
permukaan bumi, sehingga lapisan atmosfer yang tertembus berada dalam ketebalan
minimum.
Perbedaan musim juga mempengaruhi intensitas cahaya didaerah dengan latituda tinggi ini,
intensitas pada musim panas jauh berbeda dengan intensitas pada musim dingin. Variansi
intensitas cahaya dalam skala besar akan dimodifiksikan lagi oleh faktor topografi. Sudut dan
arah kemiringgan akan sangat berpengaruh terhadap jumlah cahaya yang sampai di
permukaan bumi atau ekosistem, hal ini akan lebih terasa untuk daerah-daerah di garis
lintang tinggi, sehinga dapat menghasilkan perbedaan struktur ekosistem.
4) Lamanya penyinaran
Lamanya penyinaran relatif antara siang dan malam 24 jam akan mempengaruhi fungsi dari
tumbuhan secara luas. Jawaban dari organisme hidup tehadap lamanya siang hari dikenal
dengan fotoperiodisma. Dalam pertumbuhan jawaban/respon ini meliputi perbungaan,
jatuhnya daun dalam dormansi. Di daerah sepanjang khatulistiwa lamanya siang hari atau
fotoperioda akan konstan sepanjang tahun, sekitar 12 jam pada musim panas, tetapi akan
kurang dari 12 jam pada musim panas, tetapi akan kurang dari 12 jam pada musim dingin.
Perbedaan yang terpanjang antara siang dan malam akan ter-jadi di daerah dengan garis
lintang tinggi. Berdasarkan respon ini, tumbuhan berbunga dapat dikelompokan dalam tiga
kelompok besar, yaitu:
a) Tumbuhan berkala panjang, yaitu tumbuhan yang memerlukan lamanya siang lebih
dari 12 jam untuk terjadinya proses perbungaan. Berbagai tumbuhan tem-perate
termasuk kelompok ini, seperti macam-macam gandum (Wheat dan Barley) dan
bayam.
e. Faktor air
Air bermanfaat bagi makhluk hidup, sebagai pelarut bahan-bahan yang diserap dan
sebagai pengantar dalam siklus yang ada dalam tubuh tanaman . Dan , air juga
bermanfaat untuk penetral suhu atau menyeimbangkan penguapan.Di dalam tanah
keberadaan air sangat diperlukan oleh tanaman yang harus tersedia untuk
mencukupi kebutuhan untuk evapotranspirasi dan sebagai pelarut, bersama-sama
dengan hara terlarut membentuk larutan tanah yang akan diserap oleh akar
tanaman.
Keberadaan air berdasarkan klasifikasi biologi air di dalam tanah ada tiga bentuk
yaitu : air kelebihan, air tersedia dan air tidak tersedia. Pada umumnya kelebihan air
yang terikat pada kapasitas lapangan tidak menguntungkan tanaman tingkat tinggi.
Bila terlalu banyak air, keadaannya merugikan pertumbuhan dan menjadi lebih buruk
ketika mencapai titik jenuh. Pengaruh buruk yang lain dari kelebihan air adalah
terlindinya unsur hara bersama gerakan air tersebut ke bawah. Pada tanah yang
bertekstur halus, hal ini mungkin hanya perpindahan unsur hara ke lapisan yang
lebih bawah dan tidak terlalu dalam sehingga masih dapat diserap oleh akar
tanaman.Air merupakan pembatas pertumbuhan tanaman karena jika jumlahnya
terlalu banyak menimbulkan genangan dan menyebabkan cekaman aerasi
sedangkan jika jumlahnya sedikit sering menimbulkan cekaman kekeringan.
f. Faktor Tanah
Terdapat 3 fungsi tanah yang primer terhadap tanaman, yaitu :
1) Memberikan unsure-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium
pertukaran maupun sebagai tempet persediaan.
2) Meberikan air dan melayaninya sebagai reservoir
Tanah merupakan sumber utama zat hara untuk tanaman dan tempat sejumlah
perubahan penting dalam sikls pangan.susunan anorganik dalam tanah yang
dibentuk dari pelapukan padas dan pengkristalan mineral-mineral. Dapat
digolongkan pada liat,debu, pasir dan kerikil.komponen tambahan yang sangat
penting adalah bahan organic yang disebut humus. Kaitan hubungan tekstur dan
struktur tanah terhadap pertumbuhan tanaman sangat erat. Ada hubungan timbal
balik antara komponen satu dengan komponen yang lainnya. Pertumbuhan tanaman
dapat dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah.
Dalam keadaan tanah yang memiliki tekstur yang dominan pasir, maka daya ikat
tanah terhadap air serta bahan organik lainnya kecil. Tanah dengan tekstur dominan
pasir ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Dalam keadaan tanah seperti ini, pertumbuhan akar tanaman akan berkembang
dengan baik. Akar mudah untuk melakukan penetrasi ke dalam tanah. Drainase dan
aerasi pada tekstur tanah dominan berpasir ini cukup baik, namun tekstur tanah ini
cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Tanaman
akan sulit mendapatkan unsur hara, dan pertumbuhan tanaman akan terganggu.
Dalam keadaan tanah yang dominan liat, akar pada tanaman akan sulit untuk
melakukan penetrasi karena keadaan lingkungan tanah yang lengket pada saat
basah dan mengeras pada saat kering. Drainase dan aerasi buruk, sehingga
pertukaran udara maupun masuknya unsur hara pada akar tanaman akan
terganggu.
Pada keadaan basah, tanaman sulit mengikat gas-gas yang berguna bagi proses
fisiologi karena pori-pori tanah yang kecil tergenang oleh air (kecuali tanaman padi
yang mampu beradaptasi di lingkungan yang tergenang air). Air pada tanah dominan
liat ini tidak mudah hilang. Tanaman dapat mengalami kematian, karena kurangnya
unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses-proses fisiologis
yang semestinya. Untuk pertumbuhan tanaman yang baik, tanah dengan aerasi,
drainase, serta kemampuan menyimpan air maupun unsur hara yang baik harus
memiliki komponen pasir, debu, dan liat yang seimbang. Sehingga tanaman mampu
tumbuh dalam keadaan yang optimal. Selain tekstur tanah, faktor lain yang memiliki
g. Faktor Biotik
Faktor biotic yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu makhluk hidup,
seperti serangga di mana serangga ada yang bersifat merugikan seperti hama,
bakteri, penyakit, gulma, annelida seperti cacing tanah.
1) Serangga
Serangga adalah organisme yang mendominasi rantai dan jejaring makanan
dihampir semua jenis ekosistem. Serangga merupakan salah satu komponen
yang terdapat di dalam ekosistem yang mempunyai peran yang tidak dapat
dianggap kecil, sebab kehadirannya mempunyai arti banyak bagi komponen
lainnya, terutama bagi tumbuhan dan organisme lainnya. Kelimpahan serangga
dimuka bumi mencapai 80 persen dari total kelimpahan organisme lain. Sampai
saat ini, lebih dari 1 juta spesies serangga baik serangga darat maupun serangga
yang hidup di air telah berhasil diidentifikasi, dan para ahli yakin bahwa masih
banyak spesies serangga yang belum diidentifikasi. Melihat hal-hal tersebut, kita
dapat menduga bahwa serangga mempunyai peran ekologis dan ekonomis yang
amat penting. Secara ekologis, serangga berperan sebagai komponen rantai
makanan sebagai herbivora, karnivora, pengurai dan penyerbuk. Sementara itu,
serangga dapat menjadi hama, musuh alami, atau vektor penyakit tanaman,
binatang, dan manusia. Sebagian besar serangga adalah pemakan tumbuhan,
dan menjadi serangga yang merugikan atau biasa disebut hama. Banyak jenis
ulat (larva kupu-kupu dan ngengat) menjadi hama penting pada tanaman,
2) Bakteri
Bakteri berperan dalam siklus nitrogen, seperti bakteri nitrifikasi. Bakteri nitrifikasi
adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun senyawa nitrat dari senyawa
amonia yang pada umumnya berlangsung secara aerob di dalam tanah.
Kelompok bakteri ini bersifat kemolitotrof. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu
nitritasi (oksidasi amonia (NH4) menjadi nitrit (NO2-) dan nitratasi (oksidasi
senyawa nitrit menjadi nitrat (NO3)). Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat
menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman
yaitu nitrat. Setelah reaksi nitrifikasi selesai, akan terjadi proses dinitrifikasi yang
dilakukan oleh bakteri denitrifikasi.
3) Gulma
Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan
pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.
Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait dengan proses
produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma menurunkan hasil karena
mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Plastis, karena
batasan ini tidak mengikat suatu spesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu,
tanaman berguna dapat menjadi gulma. Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya
dianggap gulma dapat pula dianggap tidak mengganggu. Contoh, kedelai yang
tumbuh di sela-sela pertanaman monokultur jagung dapat dianggap sebagai
Golongan teki-tekian kebanykan berasal dari famili Cyperaceae. Golongan ini dari
penampakanya hampir mirip dengan golongan rerumputan, bedanya terletak
pada bentuk batangnya. Batang dari golongan teki-tekian berbentuk segitiga.
Selain itu golongan teki-tekian tidak memiliki umbi atau akar ramping di dalam
tanah. Contoh golongan teki-tekian: Cyprus rotundus, Cyprus compresus.
Golongan gulma berdaun lebar antara lain: Mikania spp, Ageratum conyzoides,
Euparotum odorotum. Berdaarkan habita tunbuhanya, dikenal gulma darat, dan
gulma air. Gulma darat merupakan gulma yang hidup didarat, dapat merupakan
gulma yang hidup setahun, dua tahun, atau tahunan (tidak terbatas).
Penyebaranya dapat melalui biji atau dengan cara vegetatif. Contoh gulma darat
diantaranya Agerathum conyzoides, Digitaria spp, Imperata cylindrica,
Amaranthus spinosus. Gulma air merupakan gulma yang hidupnya berada di air.
Jenis gulma air dibedakan menjadi tiga, yaitu gulma air yang hidupnya terapung
dipermukaan air (Eichhorinacrassipes, Silvinia) spp, gulma air yang tenggelam di
dalam air (Ceratophylium demersum), dan gulma air yang timbul ke permukaan
tumbuh dari dasar (Nymphae sp, Sagitaria spp).
I. PEMBELAJARAN
a. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini anda harapkan mampu :
1. Menentukan waktu pemberian air berdasar ciri fisik tanaman, tanah
dan kondisi iklim
2. Menentukan waktu pemberian air bagi tanaman dengan tepat.
3. Menentukan teknik pemberian air berdasarkan kondisi tanah dan
tanaman.
b. Uraian Materi
Waktu pemberian air ditentukan berdasarkan ciri fisik tanaman, tanah
dan kondisi iklim
Menerapkan Metode Pengairan 20
Karena merupakan salah satu bahan pokok bagi tanaman
Karena 50 – 90% sel tanaman teridiri dari air. Dedngan demikian peranan
air sangat penting dan menentukan terhadap pertumbuhan tanaman dan
pada akhirnya sangat menentukan terhadap keberhasilan produksi
pertanian.
Mengingat pentingnya peranan air bagi tanaman maka masalah air harus
menjadikan prioritas utama jika akan dilakukan budidaya suatu tanaman,
karena tidak dikethui bahwa kelebihan dan kekurangan air bagi tanaman
akan berakibat buruk pada pertumbuhan dan produksi tanaman tersebut.
Jumlah air dan waktu pemberian air untuk tanaman ditentukan baik faktor
intern yaitu tanaman itu sendiri maupun faktor ekstern yaitu lingkungan.
Faktor intern ini adalah bagaimana ciri-ciri fisik tanaman terhadap
kelebihan dan kekurangan air sedang faktor ekstern bagaimana kondisi
lingkungannya dalam menunjang kelangsungan hidup tanaman tersebut.
Faktor ekstern ini meliputi kandungan air dalam tanah dan kondisi iklim
yang menentukan jumlah dan keberadaan air yang diperlukan oleh
tanaman.
Berdasarkan ciri-ciri fisik tanaman
Tanaman yang mengalami kelebihan air didaerah perakarannya, maka
pada umumnya tanaman-tanaman tersebut akan mengalami kendala
pada pertumbuhan dan produksinya. Hal ini dikarenakanpada tanah yang
jenuh air bahkan tergenang pada daerah perakarannya, maka akar
tanaman tidak dapat bernafas karena tidak tersedianya udara didalam
tanah. Dengan demikian tanaman akan terganggu kelangsungan
hidupnya. Disamping itu kelebihan air akan menyebabkan
mikroorganisme dalam tanah yang menguntungkan terganggu
aktifitasnya sahingga akan merugikan terhadap pertumbuhan tan aman
tersebut, sehingga produksinya menurun.
Pada tanaman yang mengalami kekurangan air, mula-mula ditandai
dengan terjadinya layu sementara dimana pada kondisi tersebut tanaman
terlihat layu pada siang hari namun pada sore dan pagi harinya tampak
Menerapkan Metode Pengairan 21
segar kembali. Selanjutnya bila tanaman tidak diberi air baik dari air
hujan maupun irigasi tanaman akan mengalami layu permanen dimana
tanaman akan tetap layu baik siang maupun pagi harinya. Kondisi layu
permanen ini tidak dapat lagi ditasi meskipun tanaman diberi air. Akibat
selanjutnya tanaman akan mengering dimulai dari pucuk dan tepi daun
kemudian daun akan mengering seluruhnya dan pada akhirnya tanaman
mati.
Alat tensiometer
Kemudian dicari pada table temperatur basah angka 15°C atau pada
perbedaan temperatur basah kering pada angka 3° dicari titik
pertemuannya. Disini ternyata pada angka 68. ini berarti kelembaban
udara pada saat itu 68%.
c. Curah Hujan
Untuk daerah yang memiliki dua musim tahunnya yaitu musim hujan
dan musim kemarau, maka yang perlu diperhatikan suatu budidaya
Salah satu faktor penentu keberhasilan pembibitan sangat tergantung dari sistem
pengairan terutama pada pembibitan dalam jumlah yang banyak. Kebutuhan air di
pembibitan main nursery (kelapa sawit) sangat tinggi dimana dibutuhkan lebih dari
2,5 liter/polibag/hari. Jadi harus di pastikan bahwa ketersediaan air tersedia di
pembibitan. Mengingat masalah air sangat vital bagi pembibitan maka harus
dipastikan bahwa areal pembibitan dekat dengan sumber air sebagai salah satu
syarat wajib pembibitan.
Untuk pembibitan dalam jumlah yang kecil maka pengairan dapat dilakukan secara
manual dengan menggunakan gembor atau dengan menggunakan selang air yang
dapat di tarik. Untuk pembibitan dalam skala besar maka diperlukan sistem
penyiraman yang baik.
• Berapa luas pembibitan yang akan dibangun dan berapa lama atau berapa tahun
akan digunakan. Jika penggunaannya cukup lama atau akan digunakan lebih dari
5 tahun mungkin pemakaian sprinkler akan lebih menguntungkan karena akan
memperkecil biaya penyusutan dari instalasinya. Demikian pula dengan luasnya,
luas hendaknya sesuai dengan kapasitas pompa yang akan digunakan.
• Bagaimana dengan keadaan areal pembibitan tersebut apakah rata atau
bergelombang. Rata dengan sprinkler lebih baik, bergelombang dengan semi
mekanis akan lebih murah dimana dapat memanfaatkan tenaga gravitasi. Cara ini
dilakukan dengan membangun bak penampung ditempat yang tertinggi dan baru
dialirkan ke tempat yang lebih rendah
• Berapa jauh sumber air (sungai atau kolam air) dari pembibitan. Jika cukup dekat
penggunaan sprinkler mungkin cukup baik. Jika terlalu jauh maka perlu
pertimbangan lain apakah pompa yang digunakan mampu.
Sumber: Google.com
Sistem Manual
Metode pertama adalah sistem penyiraman secara manual. Prinsip kerjanya yaitu air
dihisap dari sumber menggunakan mesin khusus lalu dialirkan melalui pipa menuju
kebun pembibitan. Nantinya ada pekerja yang akan menyiramkan selang air ini ke
bibit tanaman secara menyeluruh.
Sistem Otomatis
Pada dasarnya, sistem penyiraman otomatis mirip sekali dengan sistem kedua.
Perbedaannya hanya terletak pada campur tangan manusia, di mana sistem otomatis
berjalan sesuai rekayasa penyiraman air yang sudah dirancang sebelumnya. Walaupun
biaya instalasinya cukup mahal, tetapi sistem ini akan mempermudah pekerja dalam
merawat bibit tanaman. Sehingga para pekerja bisa lebih berfokus untuk mengerjakan
bentuk perawatan pembibitan yang lain.
- Secara Siraman
Pemberian air secara siraman yaitu dengan memberikan air melalui
siraman (pancaran air) pada areal tanaman.
- Secara Tetesan
Pemberian air cara ini yaitu dengan memberikan titisan air langsung
pada tanaman.
Cara mana yang akan dipakai tergantung pada kondisi daerah, sumber
air dan teknologi yang masing-masing mempunyai keuntungan, dan
kerugian. Pemberian air secara gravitasi dan bawah permukaan akan
menguntungkan apabila jumlah air yang tersedia cukup banyak
sehingga air bukan lagi sebagai faktor pembatas. Akan tetapi apabila
jumlah air terbatas, maka pemberian air dengan cara siraman dan
tetesan akan lebih menguntungkan, hanya saja sistem ini memerlukan
teknologi dan peralatan yang lebih modern.
c. Rangkuman