Anda di halaman 1dari 35

KD 3.

1 MENGANALISIS PENGAIRAN TANAMAN PERKEBUNAN


A. Uraian Materi
1. Mengairi tanaman perkebunan sesuai prosedur yang ditetapkan

Jumlah air didalam tanaman berkisar antara 80-90 persen dari berat kering tanaman.
Persentase ini akan menjadi lebih besar lagi pada bagian-bagian tanaman yang sedang
aktif tumbuh. Air sangat dibutuhkan pada tanaman karena merupakan  bahan penyusun
utama dari pada protoplasma sel. Di samping itu, air adalah komponen utama dalam
proses fotosintesis, pengangkutan assimilasi hasil proses ini kebagian- bagian tanaman
hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam tanaman. Dengan peranan tersebut di
atas, jumlah pemakaian air oleh tanaman akan berkorelasi posistif dengan produksi
biomase tanaman, hanya sebagian kecil dari air yang diserap akan menguap melalui
stomata atau melalui proses transpirasi

Pada  tanaman, air diserap oleh akar. Penyerapan air (water absorbtion) oleh akar ini
sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yaitu air yang tersedia dalam tanah,
temperatur tanah, aerasi tanah dan konsentrasi larutan tanah. Air yang bisa diserap
oleh akar disebut juga sebagai air kapiler yaitu air terdapat di pori mikro tanah, melapisi
butiran tanah, diikat longgar oleh partikel tanah dan dapat dilepaskan oleh perakaran.
Sedangkan jenis air lainya yaitu air gravitasi dan air higroskopis tidak dapat diserap
oleh sistem perakaran.

a. Sifat Sifat Air Yang Bermamfaat Untuk Tanaman


Kebutuhan air pada tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh
tanaman pada suatu periode untuk dapat tumbuh dan produksi secara normal.
Kebutuhan setiap tumbuhan terhadap air berbeda beda tergantung pada bentuk,
jenis, umur, media tanam, kondisi lingkungan sekitar tanaman dan musim sehingga
setiap tumbuhan memiliki batas kadar air tertentu untuk
pertumbuhanya.  Apabila kadar air dalam tumbuhan  terlalu banyak (menimbulkan
genangan) sering menimbulkan cekaman aerasi dan jika jumlahnya terlalu sedikit,
sering menimbulkan cekaman kekeringan.

Tumbuhan dapat memanfaatkan air disebabkan oleh adanya sifat sifat air yang
mendukung untuk kehidupanya. Diantara sifat-sifat air tersebut adalah:
1) Gaya Kohesi

Menerapkan Metode Pengairan 1


Gaya Kohesi yang dimiliki oleh air berguna untuk penyerapan air secara vertikal
dalam tumbuhan dapat dijelaskan dengan tiga elemen atau konsep kohesi
yaitu adanya perbedaan potensi air antara tanah dan atmosfer sebagai tenaga
pendorong, adanya tenaga hidrasi dinding pembuluh xilem yang mampu
mempertahankan molekul air terhadap gravitasi dan adanya gaya kohesi antara
molekul air yang menjaga keutuhan kolom air dalam pembuluh xilem.
2) Gaya adhesi
Gaya adhesi terjadi antara air dengan dinding xilem pada tumbuhan. Akibat dari
adanya gaya ini terbentuknya kapilaritas. Kapilaritas menyebabkan naiknya
cairan ke dalam tabung yang sempit, yang terjadi karena zat cair tersebut
membasahi dinding tabung (dengan daya adhesi) lalu tertarik ke atas. Pembuluh
xilem dapat dipandang sebagai pembuluh kapiler sehingga air naik di dalamnya
sebagai akibat dari adhesi antar dinding xilem dan molekul air.
3) Sifat polaritas air
Sifat Polaritas air  memungkinkan air untuk mengubah bentuknya menjadi
tetesan setelah melewati xilem pada tumbuhan

4) Menguap pada panas yang tinggi


Sifat air yang menguap pada suhu yang tinggi menyebabkan tumbuhan
melakukan transpirasi yang berfungsi untuk mengatur suhu pada tumbuhan.
5) Air sebagai Pelarut
Air adalah pelarut yang sangat baik untuk tiga kelompok bahan (solute) biologis
yang penting yaitu : bahan organik, ionion bermuatan (K+, Ca2+, NO3- dan
molekul kecil. Bahan organik dan air dapat membentuk ikatan ion hidrogen
termasuk asam amino, karbohidrat serta protein yang berat molekulnya rendah,
mengandung hidroksil, amine atau gugus fungsional asam karbiksolat. Air juga
membentuk dispersi koloida dengan karbohidrat dan protein dengan berat
molekul tinggi.

b. Peranan Air Secara Umum Terhadap Tumbuhan


1)  Air merupakan bahan penyusun utama dari pada protoplasma. Kandungan air
yang tinggi aktivitas fisiologis tinggi sedang kandungan air rendah aktivitas
fisiologisnya rendah.
2)  Air merupakan reagen dalam tubuh tanaman, yaitu pada proses fotosintesis.

Menerapkan Metode Pengairan 2


3) Air merupakan pelarut substansi (bahan-bahan) pada berbagai hal dalam
reaksi-reaksi kimia, air adalah pelarut yang sangat baik  untuk tiga kelompok
bahan (solute) biologis yang penting yaitu : bahan organik, ion-ion bermuatan
(K+, Ca2+, NO3-) dan molekul kecil. Bahan organik dan air dapat membentuk
ikatan ion hidrogen termasuk asam amino, karbohidrat serta protein yang berat
molekulnya rendah, mengandung hidroksil, amine atau gugus fungsional asam
karbiksolat. Air juga membentuk dispersi koloida dengan karbohidrat dan protein
dengan berat molekul tinggi.
4) Air digunakan untuk memelihara tekanan turgor. Turgor adalah penentu utama
pertumbuhan yaituperluasan daun. Turgor adalah penentu utama pertumbuhan,
perluasan daun dan berbagai aspek metabolisme tanaman. Penutupan dan
pembukaan stomata banyak dikendalikan oleh tersedianya air. Tanaman yang
cukup air, stomata dapat dipertahankan selalu membuka untuk menjamin
kelancaran pertukaran gas-gas di daun termasuk CO2 yang berguna dalam
aktivitas fotosisntesis, aktivitas yang tinggi menjamin pula tingginya kecepatan
pertumbuhan tanaman.
5) Sebagai pendorong proses respirasi, sehingga penyediaan tenaga meningkat
dan tenaga ini digunakan untuk pertumbuhan.
6) Secara tidak langsung dapat memelihara suhu tanaman.
7) Berperan perpanjangan sel.

c. Peranan Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman


1) Air yang diserap oleh biji berguna untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan
pengembangan embrio dan endosperm. Hal ini mengakibatkan pecah atau
robeknya kulit biji
2) Air memberikan fasilitas untuk masuknya oksigen kedalam biji. Dinding sel yang
kering hamper tidak permeable untuk gas, tetapi apabila dinding sel diimbibisi
oleh air, maka gas akan masuk kedalam sel secara difusi. Apabila dinding sel
kulit biji dan embrio menyerap air maka supply oksigen meningkat kepada sel-
sel hidup sehingga memungkinkan lebih aktifnya pernafasan. Sebaliknya juiga
CO2 yang dihasilkan oleh pernapasan tersebut lebih mudah mendifusi keluar. 
3) Air berguna untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan
bermacam-macam fungsinya. Sebagian air didalam protoplasma sel-sel embrio
dan bagian hidup lainnya pada biji, hilang sewaktu biji tersebut telah mencapai

Menerapkan Metode Pengairan 3


masak sempurna dan lepas dari induknya (seed are shed) Semenjak saat ini
aktifitas protoplasma hamper seluruhnya berhenti sampai perkecambahan
dimulai. Sel-sel hidup tidak bias aktif melaksanakan proses-proses yang normal
separti pencernaan(digestion) , pernapasan (respiration), asimilasi
(assimilation), dan tumbuh (growth), apabila protoplasma tidak mengandung
sejumlah air yang cukup
4) Air berguna sebagai alat transport larutan makanan dan endosperm atau
cotyledon kepada titik tumbuh pada embryonic axis, didaerah mana diperlukan
untuk membentuk protoplasma baru.
5) Air merupakan faktor yang penting bagi tanaman, karena berfungsi sebagai
pelarut hara, berperan dalam translokasi hara dan fotosintesis. Translokasi
melalui xylem berupa unsur hara yang dimulai dari akar terus ke organ-organ,
seperti daun untuk diproses dengan kegiatan fotosintesis. Stress air
memperlihatkan pengaruhnya melalui terhambatnya proses translokasi.
Pengaruhnya tidak langsung terhadap produksi adalah berkurangnya
penyerapan hara dari tanah. Berkurangnya penyerapan unsur hara akan
menghasilkan laju sintesis bahan kering, antara lain protein yang rendah pula.

d. Analisis Kebutuhan Air Irigasi


Analisis kebutuhan air irigasi merupakan salah satu tahap penting yang diperlukan
dalam perencanaan dan pengelolaan sistern irigasi. Kebutuhan air tanaman
didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman pada suatu periode
untuk dapat tumbuh dan produksi secara normal. Kebutuhan air nyata untuk areal
usaha pertanian meliputi evapotranspirasi (ET), sejumlah air yang dibutuhkan untuk
pengoperasian secara khusus seperti penyiapan lahan dan penggantian air, serta
kehilangan selama pemakaian. Kebutuhan air dapat dirumuskan sebagai berikut:

KAI = ET + KA + KK……………………………………………………………….(1)

dimana,
KAI = Kebutuhan Air Irigasi
ET = Evapotranspirasi
KA = Kehilangan air
KK = Kebutuhan Khusus

Menerapkan Metode Pengairan 4


Misalnya evapotranspirasi suatu tanaman pada suatu lahan tertentu pada suatu
periode adalah 5 mm per hari, kehilangan air ke bawah (perkolasi) adalah 2 mm per
hari dan kebutuhan khusus untuk penggantian lapis air adalah 3 mm per hari maka.
kebutuhan air pada periode tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
KAI = 5 + 2 + 3
KAI = 10 mm perhari
Untuk memenuhi kebutuhan air ingasi terdapat dua sumber utama. yaitu pernberian
air irigasi (PAI) dan hujan efektif (HE). Disamping itu terdapat sumber lain yang
dapat dimanfaatkan adalah kelengasan yang ada di daerah perakaran serta
kontribusi air bawah permukaan. Pemberian Air Irigasi dapat dipandang sebagai
kebutuhan air dikurangi hujan efektif dan sumbangan air tanah.

PAI = KAI – HE – KAT……………………………………………………………..(2)

dimana,
PAI = Pemberian air irigasi
KAI = Kebutuhan air
HE = Hujan efektif
KAT = Kontribusi air tanah

Sebagai contoh misalnya kebutuhan air pada suatu periode telah dihitung sebesar
10 mm per hari, sumbangan hujan efektif pada periode tersebut juga telah dihitung
sebesar 3 mm per hari dan kontribusi air tanah adalah 1 mm per hari, maka air yang
perlu diberikan adalah :

PAI = 10 – 3 -1

PAI = 6 mm per hari

e. Kebutuhan Air Tanaman Perkebunan


Analisis kebutuhan air untuk tanaman perkebunan dipengaruhi oleh beberapa faktor
berikut ini:
1) pengolahan lahan

Menerapkan Metode Pengairan 5


2) penggunaan konsumtif
3) perkolasi
4) penggantian lapisan air
5) sumbangan hujan efektif.
Kebutuhan air total di perkebun merupakan jumlah faktor 1 sampai dengan 5.
Kebutuhan air di perkebunan dapat dinyatakan dalam satuan mm/hari ataupun lt/dt.

f. Akibat Kekurangan Air Pada Tumbuhan


Air yang di butuhkan oleh tanaman adalah air yang berada di dalam tanah yang di
tahan oleh butir-butir tanah. Air ini berasal dari cadangan dalam tanah yang telah
ada sebelum tanaman di tanam dan curah hujan yang turun senbelumnya. Peranan
air bagi tumbuhan guna menjamin kelangsungan proses fisiologis dan biologi
pertumbuhannya yaitu:
 Merupakan 90 – 95% penyusun tubuh tanaman
 Aktivator enzim
 Pereaksi dalam reaksi hidrolisis
 Sumber H dalam fotosintesis
 Penghasil O2 dalam fotosintesis
 Pelarut dan pembawa berbagai senyawa
 Menjaga Ψp sel yang penting untuk pembelahan, pembesaran, pemanjangan
sel,
 mengatur bukaan stomata, gerakan daun dan bunga (misal epinasti)
 Pemacu respirasi
 Mengatur keluar masuknya zat terlarut ke dan dari sel
 Mendukung tegaknya tanaman, terutama pada tanaman herbaceus
 Agensia penyebaran benih tanaman
 Mempertahankan suhu tanaman tetap konstan pada saat cahaya penuh.

Pertumbuhan tanaman sangat dibatasi oleh jumlah air yang tersedia dalam tanah,
karena air mempunyai peranan penting dalam proses kehidupan tanaman.
Kekurangan air akan mengganggu aktivitas fisiologis maupun morfologis, sehingga
mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Devisiensi air yang terus-menerus akan
menyebabkan berbagai perubahan irreversible (tidak dapat balik) dan pada
gilirannya tanaman akan mati.

Menerapkan Metode Pengairan 6


Kebutuhan air tanaman, dinyatakan sebagai jumlah satuan air yang disapper satuan
berat kering yang dibentuk, atau banyaknya air yang diperlukan untuk menghasilkan
satu satuan berat kering tanaman. Selama pertumbuhan tanaman terus-menerus
mengisap air dari tanah dan mengeluarkannya pada saat transpirasi. Kehilangan air
pada tanaman dapat terjadi melalui transpirasi dan akibat sampingan, fiksasi karbon
dioksida.

Kekurangan air akan mengganggu aktivitas fisiologis maupun morfologis, sehingga


mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terus menerus akan
menyebabkan perubahan irreversible (tidak dapat balik) dan pada gilirannya
tanaman akan mati. Kebutuhan air bagi tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain jenis tanaman dalam hubungannya dengan tipe dan perkembangannya,
kadar air tanah, dan kondisi cuaca.

2. Memantau faktor-faktor lingkungan


Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan
tumbuh-tumbuhan, tanaman, pohon, dll. Apabila faktor tersebut kebutuhannya tidak
terpenuhi maka tanaman tersebut bisa mengalami dormansi / dorman yaitu berhenti
melakukan aktifitas hidup. Faktor pengaruh tersebut yakni :
a. Faktor Suhu / Temperatur Lingkungan
Suhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan antara lain  bukaan stomata, laju
transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi. Suhu yang
terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses pertumbuhan.
Fotosintesis pada tumbuhan biasanya terjadi di daun, batang, atau bagian lain
tanaman. Suhu optimum (15°C hingga 30°C) merupakan suhu yang paling baik
untuk pertumbuhan. Suhu minimum (± 10°C) merupakan suhu terendah di mana
tumbuhan masih dapat tumbuh. Suhu maksimum (30°C hingga 38°C) merupakan
suhu tertinggi dimana tumbuhan masih dapat tumbuh.  Peningkatan suhu sampai
titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses di atas.

Setelah melewati titik optimum, proses tersebut mulai dihambat: baik secara fisik
maupun kimia, menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi).
Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman akan menyebabkan cepat hilangnya

Menerapkan Metode Pengairan 7


kandungan lengas tanah.
Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan lengas tanah melewati mekanisme
transpirasi dan evaporasi.

Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim mikro di sekitar tajuk tanaman
akan mempercepat kehilangan lengas tanah terutama pada musim kemarau. Pada
musim kemarau, peningkatan suhu iklim mikro tanaman berpengaruh negatif
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada daerah yang
lengas tanahnya terbatas.
Meningkatnya konsentrasi CO2 diatmosfer sebenarnya berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman, tetapi pengaruh positif CO2 dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang cenderung berdampak negatif terhadap proses fisiologis
tersebut.

Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer : merangsang proses fotosintesis,


meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produktivitas pertanian tanpa diikuti oleh
peningkatan kebutuhan air (transpirasi).
Pengaruh negatif peningkatan CO2: meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari peningkatan CO2.

b. Faktor Kelembaban
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan
tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan
dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan
berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.

Kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun karena transpirasi
akan terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut. Bila kondisi
lembap dapat dipertahankan maka banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih
sedikit yang diuapkan. Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga
sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuh bertambah besar. Pada
kondisi ini, faktor kehilangan air sangat kecil karena transpirasi yang kurang. Adapun
untuk mengatasi kelebihan air, tumbuhan beradaptasi dengan memiliki permukaan

Menerapkan Metode Pengairan 8


helaian daun yang lebar. Untuk pemecahan senyawa bermolekul besar (saat
respirasi) agar menghasilkan energi yang diperlukan pada proses pertumbuhan dan
perkembangannya.

c. Faktor Angin
Angin merupakan unsur penting bagi tanaman, karena angin dapat mengatur
penguapan atau temperatur, membantu penyerbukan (lebih-lebih penyerbukan
silang), membawa uap air sehingga udara panas menjadi sejuk, dan membawa gas-
gas yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Hal-hal tersebut ditinjau dari
keuntungannya, tetapi dari segi kerugiannya adalah tanaman bisa terbakar karena
angin, penyerbukan karena angin bijinya tidak bisa menjadi murni sehingga tanaman
perlu diisolasi, dapat menyebarluaskan gulma, membawa serangga tertentu kemana
mana, dan angin yang kencang dapat merebahkan tanaman.

Salah satu jalan untuk mengatasi pengaruh buruk angin, ialah dengan jalan
menanam pohon penahan angin yang dapat menjamin perlindungan sejauh 15-20
kali tinggi pohon perlindung. Misalnya tinggi pohon 10 meter, tanaman sejauh 150-
200 meter dapat dilindungi sehingga memperlambat kecepatan angin. Angin dengan
kecepatan 4-5 sampai 6-7 m/sec sudah tidak mampu untuk merobohkan tanaman.
Angin mempengaruhi transpirasi dengan bergeraknya uap air disekitar tanaman,
sehingga memberikan kesempatan terjadinya penguapan lebih lanjut. Situasi ini
merupakan tekanan yang kuat bagi keseimbangan air, meskipun jumlah air dalam
tanah cukup banyak. Pertumbuhan vertikal akan terbatas sesuai dengan
kemampuan mengisap dan mentransformasikan air ke atas untuk mengimbangi
transpirasi yang cepat, hasilnya mungkin akan membentuk tanaman yang kerdil.
 
d. Faktor Cahaya Matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis
(khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari,
maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan
(etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses
pertumbuhan.

Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber energi utama bagi

Menerapkan Metode Pengairan 9


ekosistem, struktur dan fungsi dari ekosistem utamanya sangat ditentukan oleh radiasi matahari
yang sampai di sistem ekologi tersebut, tetapi radiasi yang berlebihan dapat pula menjadi faktor
pembatas, menghancurkan sistem jaringan tertentu. Ada tiga aspek penting yang perlu dibahas
dari faktor cahaya ini, yang erat kaitannya dengan sistem ekologi, yaitu :
1) Kualitas Cahaya
Umumnya tumbuhan teradaptasi untuk mengelola cahaya dengan pan-jang gelombang 0,39
- 7,60 mikron. Ultraviolet dan infrared tidak dimanfaat-kan dalam pro-ses fotosintesis. Klorofil
yang berwarna hijau mengabsorbsi cahaya merah dan biru, dengan demikian panjang
gelombang itulah yang merupakan bagian dari spektrum cahaya yang bermanfaat bagi
fotosintesis. Di ekosistem daratan kualitas cahaya tidak mempunyai variasi yang berarti untuk
mempengaruhi fotosintesis, kecuali bila kanopi vegetasi menyerap sejumlah cahaya, maka
cahaya yang sampai di dasar akan jauh ber-beda dengan cahaya yang sampai di kanopi,
sehingga terjadi pengurangan cahaya merah dan biru. Dengan demikian tumbuhan yang
hidup di bawah naungan kanopi harus teradaptasi dengan kondisi cahaya yang rendah
energinya. Dalam ekosistem perairan cahaya merah dan biru di serap fitoplankton yang
hidup di permukaan, sehingga cahaya hijau akan di penetrasikan ke lapisan lebih bawah dan
sulit untuk di serap oleh fitoplankton. Ganggang merah de-ngan pigmen
tambahan phycoerythrin atau pigmen merah coklat mampu mengabsorbsi cahaya hijau ini
untuk fotosintesisnya, dengan demikian gang-gang merah ini mampu hidup pada kedalaman
laut.

2) Cahaya optimal bagi tumbuhan


Proses pertumbuhan dari tumbuhan hasil fotosintesis yang melebihi kebutuhan respirasi. Jadi
kebutuhan minimum cahaya untuk proses pertumbuhan ini baru terpenuhi ini baru terpenuhi
apabila cahaya melebihi titik kompensasinya. Umumnya tumbuhan intesitas cahaya optimum
untuk fotosin-tesis haruslah lebih kecil dari intesitas cahaya matahari penuh apabila ditinjau
dari sudut kebutuhan daun secara individual. Meskipun demikian bila suatu tumbuhan besar
hidup pada cahaya yang penuh sebagian besar dari dedaunannya tidak dapat menerima
cukup cahaya matahari untuk fotosintesis secara maksimal akibat tertutup dedaunan
dipermukaan kanopinya. Cahaya matahari penuh akan menguntungkan bagi daun di bawah
kanopi untuk mencapai efektifitas fotosintesis secara total bagi tumbuhan untuk mengim-
bangi kekurangan dari daun-daun yang berada dalam cahaya supraoptimal. Intensitas
cahaya optimum bagi tumbuhan yang hidup dihabitat alami janganlah diartikan betul-betul
cahaya optimal untuk fotosintesis. Pada umumnya cahaya matahari itu terlalu kuat atau

Menerapkan Metode Pengairan 10


terlalu lemah bagi organ-organ fotositesis unuk difotosintesis. Optimum haruslah diartikan
bahwa kombinasi dari faktor-faktor lingkungan lainnya (konsep holosinotik), akan
memberikan pengaruh bersih dari kondisi cahaya dalam suatu periode tertentu lebih baik
untuk proses fotosintesis di bandingkan dengan keadaan lainnya.

3) Intensitas cahaya
Intensitas cahaya atau kandungan energi merupakan aspek cahaya yang ter-penting
sebagai faktor lingkungan, karena berperan sebagai tenaga pengendali utama dari
ekosistem. Intensitas cahaya ini sangat bervariasi baik dalam ruang/ spasial maupun dalam
waktu/temporal. Intensitas cahaya yang tersebar terjadi didaerah tropika, terutama daerah
kering (zona arid), sedikit cahaya direfleksikan oleh awan. Di daerah garis lintang rendah
cahaya matahari menembus atmosfer dan membentuk sudut yang besar dengan
permukaan bumi, sehingga lapisan atmosfer yang tertembus berada dalam ketebalan
minimum.
Perbedaan musim juga mempengaruhi intensitas cahaya didaerah dengan latituda tinggi ini,
intensitas pada musim panas jauh berbeda dengan intensitas pada musim dingin. Variansi
intensitas cahaya dalam skala besar akan dimodifiksikan lagi oleh faktor topografi. Sudut dan
arah kemiringgan akan sangat berpengaruh terhadap jumlah cahaya yang sampai di
permukaan bumi atau ekosistem, hal ini akan lebih terasa untuk daerah-daerah di garis
lintang tinggi, sehinga dapat menghasilkan perbedaan struktur ekosistem.
4) Lamanya penyinaran
Lamanya penyinaran relatif antara siang dan malam 24 jam akan mempengaruhi fungsi dari
tumbuhan secara luas. Jawaban dari organisme hidup tehadap lamanya siang hari dikenal
dengan fotoperiodisma. Dalam pertumbuhan jawaban/respon ini meliputi perbungaan,
jatuhnya daun dalam dormansi. Di daerah sepanjang khatulistiwa lamanya siang hari atau
fotoperioda akan konstan sepanjang tahun, sekitar 12 jam pada musim panas, tetapi akan
kurang dari 12 jam pada musim panas, tetapi akan kurang dari 12 jam pada musim dingin.
Perbedaan yang terpanjang antara siang dan malam akan ter-jadi di daerah dengan garis
lintang tinggi. Berdasarkan respon ini, tumbuhan berbunga dapat dikelompokan dalam tiga
kelompok besar, yaitu:
a) Tumbuhan berkala panjang, yaitu tumbuhan yang memerlukan lamanya siang lebih
dari 12 jam untuk terjadinya proses perbungaan. Berbagai tumbuhan tem-perate
termasuk kelompok ini, seperti macam-macam gandum (Wheat dan Barley) dan
bayam.

Menerapkan Metode Pengairan 11


b) Tumbuhan berkala pendek, kelompok tumbuhan yang memerlukan lamanya siang
lebih pendek dari 12 jam untuk terjadinya proses perbungaan, dalam ke-lompok ini
termasuk tembakau dan bunga krisan.
c) Tumbuhan berhari netral, yaitu tumbuhan yang tidak memerlukan perioda panjang
hari tertentu untuk proses perbungaan, misal tomat dan dandelion.

e. Faktor air
Air bermanfaat bagi makhluk hidup, sebagai pelarut bahan-bahan yang diserap dan
sebagai pengantar dalam siklus yang ada dalam tubuh tanaman . Dan , air juga
bermanfaat untuk penetral suhu atau menyeimbangkan penguapan.Di dalam tanah
keberadaan air sangat diperlukan oleh tanaman yang harus tersedia untuk
mencukupi kebutuhan untuk evapotranspirasi dan sebagai pelarut, bersama-sama
dengan hara terlarut membentuk larutan tanah yang akan diserap oleh akar
tanaman.

Keberadaan air berdasarkan klasifikasi biologi air di dalam tanah ada tiga bentuk
yaitu : air kelebihan, air tersedia dan air tidak tersedia. Pada umumnya kelebihan air
yang terikat pada kapasitas lapangan tidak menguntungkan tanaman tingkat tinggi.
Bila terlalu banyak air, keadaannya merugikan pertumbuhan dan menjadi lebih buruk
ketika mencapai titik jenuh. Pengaruh buruk yang lain dari kelebihan air adalah
terlindinya unsur hara bersama gerakan air tersebut ke bawah. Pada tanah yang
bertekstur halus, hal ini mungkin hanya perpindahan unsur hara ke lapisan yang
lebih bawah dan tidak terlalu dalam sehingga masih dapat diserap oleh akar
tanaman.Air merupakan pembatas pertumbuhan tanaman karena jika jumlahnya
terlalu banyak menimbulkan genangan dan menyebabkan cekaman aerasi
sedangkan jika jumlahnya sedikit sering menimbulkan cekaman kekeringan.

f. Faktor Tanah
Terdapat 3 fungsi tanah yang primer terhadap tanaman, yaitu :
1) Memberikan unsure-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium
pertukaran maupun sebagai tempet persediaan.
2) Meberikan air dan melayaninya sebagai reservoir

Menerapkan Metode Pengairan 12


3) Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak.

Tanah merupakan sumber utama zat hara untuk tanaman dan tempat sejumlah
perubahan penting dalam sikls pangan.susunan anorganik dalam tanah yang
dibentuk dari pelapukan padas dan pengkristalan mineral-mineral. Dapat
digolongkan pada liat,debu, pasir dan kerikil.komponen tambahan yang sangat
penting adalah bahan organic yang disebut humus. Kaitan hubungan tekstur dan
struktur tanah terhadap pertumbuhan tanaman sangat erat. Ada hubungan timbal
balik antara komponen satu dengan komponen yang lainnya. Pertumbuhan tanaman
dapat dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah.

Dalam keadaan tanah yang memiliki tekstur yang dominan pasir, maka daya ikat
tanah terhadap air serta bahan organik lainnya kecil. Tanah dengan tekstur dominan
pasir ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Dalam keadaan tanah seperti ini, pertumbuhan akar tanaman akan berkembang
dengan baik. Akar mudah untuk melakukan penetrasi ke dalam tanah. Drainase dan
aerasi pada tekstur tanah dominan berpasir ini cukup baik, namun tekstur tanah ini
cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Tanaman
akan sulit mendapatkan unsur hara, dan pertumbuhan tanaman akan terganggu.
Dalam keadaan tanah yang dominan liat, akar pada tanaman akan sulit untuk
melakukan penetrasi karena keadaan lingkungan tanah yang lengket pada saat
basah dan mengeras pada saat kering. Drainase dan aerasi buruk, sehingga
pertukaran udara maupun masuknya unsur hara pada akar tanaman akan
terganggu.

Pada keadaan basah, tanaman sulit mengikat gas-gas yang berguna bagi proses
fisiologi karena pori-pori tanah yang kecil tergenang oleh air (kecuali tanaman padi
yang mampu beradaptasi di lingkungan yang tergenang air). Air pada tanah dominan
liat ini tidak mudah hilang. Tanaman dapat mengalami kematian, karena kurangnya
unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses-proses fisiologis
yang semestinya. Untuk pertumbuhan tanaman yang baik, tanah  dengan aerasi,
drainase, serta kemampuan menyimpan air maupun unsur hara yang baik harus
memiliki komponen pasir, debu, dan liat yang seimbang. Sehingga tanaman mampu
tumbuh dalam keadaan yang optimal. Selain tekstur tanah, faktor lain yang memiliki

Menerapkan Metode Pengairan 13


kaitan yang erat dengan pertumbuhan tanaman adalah struktur tanah. Pada struktur
tanah, terdapat berbagai macam komponen yang dapat mempengaruhi tumbuhnya
suatu tanaman.

Tanah mengandung berbagai macam unsur-unsur makro maupun mikro yang


berguna bagi tanaman. Dengan struktur tanah yang mantap (terdapat bahan organik
yang cukup, mikroorganisme yang menguntungkan satu sama lain, dan pori-pori
tanah cukup baik), maka aerasi (pertukaran O2, CO2, maupun gas-gas lainnya di
dalam tanah) akan mampu mencukupi kebutuhan tanaman terhadap unsur-unsur
tersebut. Sehingga, tanaman mampu melakukan proses metabolisme dengan baik.
Pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh agregat tanah (daya ikat antara
partikel-partikel dalam tanah).

g. Faktor Biotik
Faktor biotic yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu makhluk hidup,
seperti serangga di mana serangga ada yang bersifat merugikan seperti hama,
bakteri, penyakit, gulma, annelida seperti cacing tanah.
1) Serangga
Serangga adalah organisme yang mendominasi rantai dan jejaring makanan
dihampir semua jenis ekosistem. Serangga merupakan salah satu komponen
yang terdapat di dalam ekosistem yang mempunyai peran yang tidak dapat
dianggap kecil, sebab kehadirannya mempunyai arti banyak bagi komponen
lainnya, terutama bagi tumbuhan dan organisme lainnya. Kelimpahan serangga
dimuka bumi mencapai 80 persen dari total kelimpahan organisme lain. Sampai
saat ini, lebih dari 1 juta spesies serangga baik serangga darat maupun serangga
yang hidup di air telah berhasil diidentifikasi, dan para ahli yakin bahwa masih
banyak spesies serangga yang belum diidentifikasi. Melihat hal-hal tersebut, kita
dapat menduga bahwa serangga mempunyai peran ekologis dan ekonomis yang
amat penting. Secara ekologis, serangga berperan sebagai komponen rantai
makanan sebagai herbivora, karnivora, pengurai dan penyerbuk. Sementara itu,
serangga dapat menjadi hama, musuh alami, atau vektor penyakit tanaman,
binatang, dan manusia. Sebagian besar serangga adalah pemakan tumbuhan,
dan menjadi serangga yang merugikan atau biasa disebut hama. Banyak jenis
ulat (larva kupu-kupu dan ngengat) menjadi hama penting pada tanaman,

Menerapkan Metode Pengairan 14


misalnya belalang Locusta migratoria adalah pemangsa rakus hampir segala jenis
tumbuhan yang mereka temui disepanjang jalan yang mereka lalui, Sexava sp.
dan Aspidiotus destructor yang menyerang tanaman perkebunan kelapa, dan
banyak jenis yang lain.

Secara ekologis, serangga herbivora dapat berperan sebagai pengontrol


kelimpahan tumbuhan. Pada beberapa kasus, serangga herbivora dimanfaatkan
untuk mengendalikan pertumbuhan tumbuhan pengganggu (gulma). Lalat gall
Procecidochares connexa misalnya, digunakan untuk mengendalikan gulma siam.
Serangga juga berperan sebagai pemakan daging (karnivora), ada yang bersifat
menguntungkan yang sering kita kenal dengan musuh alami yaitu serangga yang
berperan sebagai predator dan parasitoid. Misalnya semut rangrang adalah
pemangsa banyak jenis ulat dan larva dari berbagai penggerek. Chilocorus yang
merupakan kumbang kubah (Coleoptera : Coccinellidae) yang memangsa
Aspidiotus destructor pada tanaman  perkebunan kelapa. Musuh alami tersebut
akan mengontrol kelimpahan serangga inang atau mangsanya, sehingga selalu
berkisar pada ambang yang normal.

Banyaknya pemangsaan dan parasitisme yang dilakukan serangga terhadap


hama dalam lingkungannya cenderung untuk membatasi berlimpahnya spesies
tertentu, sehingga mempersulit banyak spesies untuk menambah kerapatannya
Serangga pengurai mempunyai peran penting di alam. Misalnya, rayap dapat
menghancurkan dan menguraikan kayu dan bahan-bahan dari tumbuhan dengan
bantuan protozoa dan bakteri pemecah selulosa di dalam usus belakangnya,
sehingga membantu mengubah sampah tumbuhan menjadi bahan-bahan yang
dapat digunakan kembali, baik oleh rayap sendiri maupun oleh tanah sebagai
bahan penyubur. Beberapa contoh bakteri simbion pemecah selulosa pada rayap
adalah bakteri fakultatif Serratia marcescens, Enterobacter aerogens,
Enterobacter cloacae, dan Citrobacter farmeri yang menghuni usus belakang
rayap spesies Coptotermes formosanus (famili Rhinotermitidae) dan berperan
memecah selulosa, hemiselulosa dan menambat nitrogen. Sementara itu,
protozoa simbion yang hidup pada usus rayap C. formosanus, misalnya
Pseudotrichonympha grassi, Holomastigotoides hartmanni, dan Spirotricho.
Sementara itu, bakteri Bacillus cereus ditemukan pada usus kecoa Blaberus

Menerapkan Metode Pengairan 15


giganteus pemakan kayu. Aktivitas rayap membuat sarang di dalam tanah juga
membantu menggemburkan tanah, sehingga pertukaran udara di dalam tanah
menjadi lebih baik. Proses penyerbukan pada tumbuhan oleh serangga disebut
entomofili. Hubungan antara serangga penyerbuk dengan tumbuhan yang
diserbukinya kadang-kadang sangat erat (bersifat obligat). Bersifat obligat
maksudnya imago serangga berperan sebagai penyerbuk namun stadia larva
serangga berperan sebagai herbivora pada tanaman yang diserbukinya. Selain itu
ada juga serangga penyerbuk yang bersifat fakultatif, yaitu serangga yang tidak
mempunyai hubungan yang khas, maksudnya serangga imago hanya sebagai
penyerbuk, sedangkan stadia lain dari serangga tersebut tidak sebagai herbivora
pada tanaman yang diserbukinya. Contoh dari serangga penyerbuk yang bersifat
fakultatif adalah lebah atau tawon. Perhatikan pada saat lebah madu
mengunjungi bunga. Lebah madu sangat berperan aktif dalam proses
penyerbukan bunga sambil mencari cairan madu (nektar), mereka juga
mengumpulkan serbuk sari disekujur tubuhnya. Serbuk sari inilah yang secara
tidak sengaja akan menempel pada putik bunga lain yang dikunjunginya,
sehingga terjadilah penyerbukan, sehingga jika disuatu areal tanaman budidaya
ditemukan serangga ini maka memungkinkan sekali untuk membantu
penyerbukan tanaman budidaya.

2) Bakteri
Bakteri berperan dalam siklus nitrogen, seperti bakteri nitrifikasi. Bakteri nitrifikasi
adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun senyawa nitrat dari senyawa
amonia yang pada umumnya berlangsung secara aerob di dalam tanah.
Kelompok bakteri ini bersifat kemolitotrof. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu
nitritasi (oksidasi amonia (NH4) menjadi nitrit (NO2-) dan nitratasi (oksidasi
senyawa nitrit menjadi nitrat (NO3)).  Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat
menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman
yaitu nitrat. Setelah reaksi nitrifikasi selesai, akan terjadi proses dinitrifikasi yang
dilakukan oleh bakteri denitrifikasi.

Denitrifikasi merupakan reduksi anaerobik senyawa nitrat menjadi nitrogen bebas


(N2) yang lebih mudah diserap dan dimetabolisme oleh berbagai makhluk hidup.
Contoh bakteri yang mampu melakukan metabolisme ini adalah Pseudomonas

Menerapkan Metode Pengairan 16


stutzeri, Pseudomonas aeruginosa, danParacoccusdenitrificans. Di samping itu,
reaksi ini juga menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain, seperti dinitrogen oksida
(N2O).  Senyawa tersebut tidak hanya dapat berperan penting bagi hidup
berbagai organisme, tetapi juga dapat berperan dalam fenomena hujan asam dan
rusaknya ozon. Senyawa N2O akan dioksidasi menjadi senyawa NO dan
selanjutnya bereaksi dengan ozon (O3) membentuk NO2- yang akan kembali ke
bumi dalam bentuk hujan asam (HNO2).

Di bidang pertanian dikenal adanya suatu kelompok bakteri yang mampu


bersimbiosis dengan akar tanaman atau hidup bebas di tanah untuk membantu
penyuburan tanah.  Kelompok bakteri ini dikenal dengan istilah bakteri pengikat
nitrogen atau singkatnya bakteri nitrogen. Bakteri nitrogen adalah kelompok
bakteri yang mampu mengikat nitrogen (terutaman N 2) bebas di udara dan
mereduksinya menjadi senyawa amonia (NH4) dan ion nitrat (NO 3-) oleh bantuan
enzim nitrogenase. Kelompok bakteri ini biasanya bersimbiosis dengan tanaman
kacang-kacangan dan polong untuk membentuk suatu simbiosis mutualisme
berupa nodul atau bintil akar untuk mengikat nitrogen bebas di udara yang pada
umumnya tidak dapat digunakan secara langsung oleh kebanyakan organisme. 
Secara umum, kelompok bakteri ini dikenal dengan istilah rhizobia, termasuk di
dalamnya genus bakteri Rhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium,
Photorhizobium, dan Sinorhizobium. Contoh bakteri nitrogen yang hidup
bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum,
yang hidup di akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar.

3) Gulma
Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan
pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.
Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait dengan proses
produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma menurunkan hasil karena
mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Plastis, karena
batasan ini tidak mengikat suatu spesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu,
tanaman berguna dapat menjadi gulma. Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya
dianggap gulma dapat pula dianggap tidak mengganggu. Contoh, kedelai yang
tumbuh di sela-sela pertanaman monokultur jagung dapat dianggap sebagai

Menerapkan Metode Pengairan 17


gulma, namun pada sistem tumpang sari keduanya merupakan tanaman utama.
Meskipun demikian, beberapa jenis tumbuhan dikenal sebagai gulma utama,
seperti teki dan alang-alang. Gulma secara langsung maupun tidak langsung
merugikan tanaman budidaya. Pengenalan suatu jenis gulma dapat dilakukan
dengan melihat keadaan morfologinya, habitatnya, dan bentuk pertumbuhanya.
Berdasarkan keadaan morfologinya, dikenal gulma rerumputan (grasses), teki-
tekian (sedges), dan berdaun lebar (board leaf). Golongan gulma rerumputan
kebanyakan berasal dari famili gramineae (poaceae). Ukuran gulma golongan
rerumputan bervariasi, ada yang tegak, menjalar, hidup semusim, atau tahunan.
Batangnya disebut culms, terbagi menjadi ruas dengan buku-buku yang terdapat
antara ruas. Batang tumbuh bergantian pada dua buku pada setiap antara ruas
daun terdiri dari dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun, contoh gulama
rerumputan Panicium repens, Eleusine indica, Axonopus compressus dan masih
banyak lagi.

Golongan teki-tekian kebanykan berasal dari famili Cyperaceae. Golongan ini dari
penampakanya hampir mirip dengan golongan rerumputan, bedanya terletak
pada bentuk batangnya. Batang dari golongan teki-tekian berbentuk segitiga.
Selain itu golongan teki-tekian tidak memiliki umbi atau akar ramping di dalam
tanah. Contoh golongan teki-tekian: Cyprus rotundus, Cyprus compresus.
Golongan gulma berdaun lebar antara lain: Mikania spp, Ageratum conyzoides,
Euparotum odorotum. Berdaarkan habita tunbuhanya, dikenal gulma darat, dan
gulma air. Gulma darat merupakan gulma yang hidup didarat, dapat merupakan
gulma yang hidup setahun, dua tahun, atau tahunan (tidak terbatas).
Penyebaranya dapat melalui biji atau dengan cara vegetatif. Contoh gulma darat
diantaranya Agerathum conyzoides, Digitaria spp, Imperata cylindrica,
Amaranthus spinosus. Gulma air merupakan gulma yang hidupnya berada di air.
Jenis gulma air dibedakan menjadi tiga, yaitu gulma air yang hidupnya terapung
dipermukaan air (Eichhorinacrassipes, Silvinia) spp, gulma air yang tenggelam di
dalam air (Ceratophylium demersum), dan gulma air yang timbul ke permukaan
tumbuh dari dasar (Nymphae sp, Sagitaria spp).

3. Mengamati kondisi tanaman


Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanama perkebunan tertentu

Menerapkan Metode Pengairan 18


pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai; mengolah,
dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan
kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.Tanaman yang ditanam
bukanlah tanaman yang menjadi makanan pokok maupun sayuran untuk
membedakannya dengan usaha ladang dan hortikultura sayur mayur dan bunga, meski
usaha penanaman pohon buah masih disebut usaha perkebunan. Tanaman yang
ditanam umumnya berukuran besar dengan waktu penanaman yang relatif lama, antara
kurang dari setahun hingga tahunan.

Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume dan jumlah sel yang


mengakibatkan bertambah besarnya organisme. Pertambahan jumlah sel terjadi karena
adanya pembelahan mitosis, dan bersifat irreversiabel artinya organisme yang tumbuh
tidak akan kembali ke bentuk semula. Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya
pembelahan mitosis Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara
faktor-faktor yang terdapat dalam tubuh organisme, seperti sifat genetika yang ada
dalam gen dan hormon yang merangsang pertumbuhan.

Pertumbuhan pada tumbuhan memerlukan syarat-syarat sebagai berikut:


a. CO2 dan air, keduanya merupakan bahan baku untuk pembentukan makanan
melalui peristiwa fotosintesis. Makanan yang terbentuk merupakan sumber energi
untuk berbagai aktivitas kehidupan.
b. Cahaya Untuk terjadinya peristiwa fotosintesis, selain CO2 dan air, cahaya (sinar
matahari) merupakan syarat mutlak supaya fotosintesis bisa berlangsung.
Ketersediaan makanan akan mempengaruhi pembelahan sel yang selanjutnya
berpengaruh terhadap pertumbuhan.
c. Suhu tumbuhan tidak dapat mengadakan pertumbuhan bila suhu terlalu rendah
atau terlalu tinggi.
d. Suhu sangat berpengaruh terhadap aktivitas kehidupan, seperti transpirasi
(penguapan), fotosintesis serta respirasi. Suhu yang ideal untuk pertumbuhan
adalah 10-38 derajat celsius.
e. Mineral untuk mendukung proses pertumbuhan, tumbuhan memerlukan unsur-
unsur mineral yang diambil dari lingkungan, seperti nitrogen, phosphor, dan kalium.

Menerapkan Metode Pengairan 19


f. Habitat (tempat hidup) tempat hidup yang ideal bagi tumbuhan adalah tempat hidup
yang mampu menyediakan segala kebutuhan dasar untuk hidup seperti CO 2, air,
suhu, mineral serta cahaya matahari sehingga memberikan kesempatan bagi
tumbuhan untuk tumbuh secara maksimal.

Mengamati pertumbuhan tanaman merupakan kegiatan memantau dan mencatat


kondisi riil tanaman secara fisik yang ada di kebun serta terpenuhinya syarat-syarat
yang diperlukan bagi pertumbuhannya.

I. PEMBELAJARAN

1. Menentukan Metode Pemberian Air

a. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini anda harapkan mampu :
1. Menentukan waktu pemberian air berdasar ciri fisik tanaman, tanah
dan kondisi iklim
2. Menentukan waktu pemberian air bagi tanaman dengan tepat.
3. Menentukan teknik pemberian air berdasarkan kondisi tanah dan
tanaman.

b. Uraian Materi
Waktu pemberian air ditentukan berdasarkan ciri fisik tanaman, tanah
dan kondisi iklim
Menerapkan Metode Pengairan 20
Karena merupakan salah satu bahan pokok bagi tanaman
Karena 50 – 90% sel tanaman teridiri dari air. Dedngan demikian peranan
air sangat penting dan menentukan terhadap pertumbuhan tanaman dan
pada akhirnya sangat menentukan terhadap keberhasilan produksi
pertanian.
Mengingat pentingnya peranan air bagi tanaman maka masalah air harus
menjadikan prioritas utama jika akan dilakukan budidaya suatu tanaman,
karena tidak dikethui bahwa kelebihan dan kekurangan air bagi tanaman
akan berakibat buruk pada pertumbuhan dan produksi tanaman tersebut.
Jumlah air dan waktu pemberian air untuk tanaman ditentukan baik faktor
intern yaitu tanaman itu sendiri maupun faktor ekstern yaitu lingkungan.
Faktor intern ini adalah bagaimana ciri-ciri fisik tanaman terhadap
kelebihan dan kekurangan air sedang faktor ekstern bagaimana kondisi
lingkungannya dalam menunjang kelangsungan hidup tanaman tersebut.

Faktor ekstern ini meliputi kandungan air dalam tanah dan kondisi iklim
yang menentukan jumlah dan keberadaan air yang diperlukan oleh
tanaman.
Berdasarkan ciri-ciri fisik tanaman
Tanaman yang mengalami kelebihan air didaerah perakarannya, maka
pada umumnya tanaman-tanaman tersebut akan mengalami kendala
pada pertumbuhan dan produksinya. Hal ini dikarenakanpada tanah yang
jenuh air bahkan tergenang pada daerah perakarannya, maka akar
tanaman tidak dapat bernafas karena tidak tersedianya udara didalam
tanah. Dengan demikian tanaman akan terganggu kelangsungan
hidupnya. Disamping itu kelebihan air akan menyebabkan
mikroorganisme dalam tanah yang menguntungkan terganggu
aktifitasnya sahingga akan merugikan terhadap pertumbuhan tan aman
tersebut, sehingga produksinya menurun.
Pada tanaman yang mengalami kekurangan air, mula-mula ditandai
dengan terjadinya layu sementara dimana pada kondisi tersebut tanaman
terlihat layu pada siang hari namun pada sore dan pagi harinya tampak
Menerapkan Metode Pengairan 21
segar kembali. Selanjutnya bila tanaman tidak diberi air baik dari air
hujan maupun irigasi tanaman akan mengalami layu permanen dimana
tanaman akan tetap layu baik siang maupun pagi harinya. Kondisi layu
permanen ini tidak dapat lagi ditasi meskipun tanaman diberi air. Akibat
selanjutnya tanaman akan mengering dimulai dari pucuk dan tepi daun
kemudian daun akan mengering seluruhnya dan pada akhirnya tanaman
mati.

Berdasarkan Fisik Tanah


Air yang ada didalam tanah baik yang berasal dari irigasi maupun air
hujan berada dalam kondisi :
Air Gravitasi
Air gravitasi menempati sebagian besar dari pori-pori tanah, namun
akan bergerak kebawah karena pengaruh gaya gravitasi. Air gravitasi
mencapai maksimum terjadi pada saat tanah jenuh air.
Kapasitas Lapang
Kondisi dimana kemampuan tanah untuk menahan air setelah tidak lagi
dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
Air Kapiler.

Air kapiler terbentuk karena adanya tegangan permukaan di dalam pori-


pori tanah. Air kapiler maskimum terjadi ketika air gravitasi hilang. Air
kapiler ini merupakan sumber air yang dapat digunakan oleh tanaman.
Kadar Air Layu Permanen
Kondisi air dalam tanah pada saat tanaman menjadi layu permanen
karena tanaman tidak mampu lagu menarik air dari tanah.
Air Higroskapis
Air higroskapis adalah air yang merupakan lapisan tipis mengelilingi
partikel/butir tanah. Air ini melihat sangat luas sehingga tidak tersedia
bagi tanaman. Diperkirakan jenis air ini hanya akan lepas dalam kasus
kemarau panjang.
Air yang tersedia bagi tanaman berada antara kapasitas lapang dengan
Menerapkan Metode Pengairan 22
kadar air titik layu tetap/permanent atau berada pada air kapiler.
Untuk mendeteksi kelembaban air dalam tanah dapat dilakukan dengan
cara vusial maupun dengan menggunakan alat. Secara visual dengan
cara mengamati tanah dengan mata, apakah tanah jenuh air. Lembab
atau kering akan tetapi untuk menentukan kondisi air secara akurat
apakah tanah itu berada pada kondisi kapasitas lapang, titik layu
permanent dan sebagainya tidak dapat dilakukan secara visual. Oleh
karena itu perlu dibantu dengan menggunakan alat dan salah satu alat
untuk mendeteksi kondisi air dalam tanah adalah tensiometer.
Tensiometer adalah alat sederhana yang digunakan untuk mengukur
tegangan air dalam tanah.
Alat ini terdiri dari 3 (tiga) bagian utama yaitu :
a. Keramik berpori pada ujung tensiometer
b. Pengukur tegangan/tekanan ( vacuum gauge)
c. Tabung yang berisi air yang dihubungkan bagian a dan b.

Alat tensiometer

sketsa alat tensiometer dan perlengkapannya.


Menerapkan Metode Pengairan 23
Cara penggunaan alat tensiometer adalah dengan mamasukan ujung
keramik ke dalam tanah pada kedalaman yang ingin diukur tegangan
air tanahnya. Pada saat tanah mengalami kekeringan air dalam
tabung akan turun melalui keramik berpori. Karena air dalam tabung
keluar, maka terdapat ruang hampa pada tabung keluar, maka
terdapat ruang hampa pada tabung dan terbaca pada pengukur
tegangan/tekanan.
Jika dua atau tiga tensiometer dipasang pada kedalaman yang
berbeda pada areal tanah yang sama, ini dapat digunakan untuk
memperoleh gambaran kadar air tanah pada berbagai keadaan. Hal
ini sangat bermanfaat untuk menentukan langkah selanjutnya
tindakan apakah yang perlu dilakukan setelah mengetahui gambaran
kadar air secara keseluruhan. Idealnya tensiometer dipasang pada
areal pertamanan selama budidaya tanaman berlangsung agar dapat
memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan air irigasi dan
tindakan drainase.
Pembacaan skala pada pengukur tegangan/tekanan air yang terdapat
pada alat tersebut menunjukkan kondisi air tanah yang diukur. Satuan
skala yang terkira pada alat adalah centibar, dan asli pembacaan
skala tersebut menunjukkan kadar air dalam kondisi sebagai berikut :

0 – 10 Centibar, tanah jenuh air, tidak cukup udara dan


perkembangan akar tergganggu.
10 – 25 Centibar, kondisi ideal untuk tanaman
25 – 35 Centibar, harus diperhatikan terutama pada tanah pasir
dan mulai diairi
35 – 40 Centibar, harus diperhatikan untuk mengairi (tanah
berat)
> 40 Centibar, tanaman akan layu

Menerapkan Metode Pengairan 24


Berdasarkan kondisi Iklim
Kondisi iklim yang berpengaruh terhadap keberadaan air tanah meliputi ;
a. Suhu udara
Pengaruh suhu udara terhadap keberadaan air dalam tanah karena
terjadinya evaporasi, transpirasi dan evapo transpirasi. Evaporasi
adalah penguapan air dari permukaan bumi, transpirasi adalah
pengiuapan yang berasal dari tanaman sedangkan evapotranspirasi
dimana terjadinya penguapan baik Penguapan baik melalui suatu
permukaan tanah/kolam, danau, sungai dan lain-lain maupun yang
berasal dari tanaman secara bersamaan.

Menerapkan Metode Pengairan 25


Dengan semakin meningkat suhu udara maka evapotranspirasi
semakin besar sehingga kehilangan air dari dalam tanah semakin
besar pula. Demikian pula bila suhu udara turun mencapai titik beku
air, maka air yang ada dibumi tidak lagi tersedia bagi tanaman. Oleh
karena ini dalam pemberian air untuk tanaman aspek suhu udara
harus dipertimbangkan dengan seksama/ cermat.
b. Kelembaban Udara
Kelembaban udara berpengaruh langsung terhadap evaporasi maupun
evapotranspirasi semakin kering udara maka semakin besar
evaporai/evapotranspirasi karena uap air dari dalam tanah akan
mengisi udara diatas tanah sehingga akan terjadi kehilangan air dalam
tanah. Hal ini terjadi pada daerah-daerah yang beriklim kering dengan
ditandai bahwa pda daerah tersebut banyak ditumbuhi sarana/rumput
yang mencirikan bahwa daerah tersebut kekurangan air. Oleh karena
itu pada daerah ini, maka air merupakan factor pembatas dalam
melakukan budidaya tanaman akan tetapi daerah tersebut sangat
potensial untuk peternakan dimana rumput merupakan sumber
makanan bagi ternak.
Alat untuk mengukur kelembaban udara dapat digunakan hygrometer
atau thermometer basah kering (Dry wet bulb thermometer). Apabila
digunakan hygrometer pada pengukuran kelembaban udara, maka
tinggal melihat jarum penunjuk yang menyatakan berapa besar
kelembaban saat itu didaerah/lokasi dimana hygrometer ditempatkan.
Akan tetapi bila pengukuran dilakukan dengan menggunakan
thermometer basah kering harus dilakukan perhitungan-perhitungan
untuk mendapatkan hasilnya.
Cara pengukuran kelembaban udara dengan alat thermometer basah
kering adalah bahwa alat tersebut terdiri atas thermometer kering,
thermometer basah dan sebuah table. Cara memper-gunakannya
sebagai berikut :
a. Pada thermometer dapat dibaca berapa derajat thermometer

Menerapkan Metode Pengairan 26


basah dan berapa kering dan perbedaannya.
b. Table berisi temperatur basah dan perbedaan temperature bash
dan kering dari 1° – 10°
c. Misal : Temperatur kering 18°C
Temperatur basah 15°C _
Selisih = 3°C

Kemudian dicari pada table temperatur basah angka 15°C atau pada
perbedaan temperatur basah kering pada angka 3° dicari titik
pertemuannya. Disini ternyata pada angka 68. ini berarti kelembaban
udara pada saat itu 68%.

Sketsa thermometer basah kering (dry wet bulb thermometer).

Table 1: Penentuan Kelembab an Udara

c. Curah Hujan
Untuk daerah yang memiliki dua musim tahunnya yaitu musim hujan
dan musim kemarau, maka yang perlu diperhatikan suatu budidaya

Menerapkan Metode Pengairan 27


tanaman adalah musim kemarau karena pada musim ini air menjadi
terbatas ketersediannya bagi tanaman. Oleh karena itu jumlah dan
waktu pemberian air bagi tanaman pada musim ini harus
diperhitungkan dengan tepat sehingga tanaman dapat berproduksi
secara optimal.
Pengaruh curah hujan yang berperan dalam waktu dan jumlah
pemberian air bagi tanaman adalah intensitas curah
hujan/banyaknya curah hujan dan distribusinya /sebarannya
sepanjang tahun.
Dengan mengetahui intensitas curah hujan dan distribusi curah
hujan, maka perlu dipertimbangkan apakah air didaerah tersebut
mencukupi atau kurang untuk dilakukan suatu produksi tanaman
sehingga diperoleh produksi yang optimal.

Teknik Pemberian Air Berdasarkan Kondisi lahan dan tanaman.


Pengertian Pemberian Air
Memberikan air pada tanaman adalah untuk memenuhi kebutuhannya
dan membuang air yang berlebihan. Jadi dengan system ini, pemberian
air dan pembuangan air dapat dikendalikan baik jumlahnya maupun
waktunya.

Tujuan pemberian air bagi tanaman ad alah untuk menyakinkan bahwa


tanaman mendapatkan jumlah air yang cukup memadai pada zone
perakarannya sehingga dapat memberikan produksi yang optimal.
Pemberian air dapat memberikan efek tambahan baik yang positif
maupun yang negative.
Efek tambahan positif dari pemberian air adalah :
- Air yang bersama nutrisi dapat menyuburkan tanaman.
- Air dapat mengatur suhu
- Memperbesar penyediaan air
- Mencuci garam-garam

Menerapkan Metode Pengairan 28


Efek tambahan yang bersifat mehatif dari pemberian air adalah :
- Jika terlalu banyak ada kemungkinan menutup rongga-rongga tanah
sehingga udara tanah tidak ada.
- Bila tanah digenangi dapat memungkinkan mengangkat garam-garam
yang merugikan tanaman ke daerah perakaran

a. Penyiapan Sistem Irigasi

Salah satu faktor penentu keberhasilan pembibitan sangat tergantung dari sistem
pengairan terutama pada pembibitan dalam jumlah yang banyak. Kebutuhan air di
pembibitan main nursery (kelapa sawit) sangat tinggi dimana dibutuhkan lebih dari
2,5 liter/polibag/hari. Jadi harus di pastikan bahwa ketersediaan air tersedia di
pembibitan. Mengingat masalah air sangat vital bagi pembibitan maka harus
dipastikan bahwa areal pembibitan dekat dengan sumber air sebagai salah satu
syarat wajib pembibitan.

Untuk pembibitan dalam jumlah yang kecil maka pengairan dapat dilakukan secara
manual dengan menggunakan gembor atau dengan menggunakan selang air yang
dapat di tarik. Untuk pembibitan dalam skala besar maka diperlukan sistem
penyiraman yang baik.

Sistem penyiraman yang harus digunakan perlu dipertimbangkan :

• Berapa luas pembibitan yang akan dibangun dan berapa lama atau berapa tahun
akan digunakan. Jika penggunaannya cukup lama atau akan digunakan lebih dari
5 tahun mungkin pemakaian sprinkler akan lebih menguntungkan karena akan
memperkecil biaya penyusutan dari instalasinya. Demikian pula dengan luasnya,
luas hendaknya sesuai dengan kapasitas pompa yang akan digunakan.
• Bagaimana dengan keadaan areal pembibitan tersebut apakah rata atau
bergelombang. Rata dengan sprinkler lebih baik, bergelombang dengan semi
mekanis akan lebih murah dimana dapat memanfaatkan tenaga gravitasi. Cara ini
dilakukan dengan membangun bak penampung ditempat yang tertinggi dan baru
dialirkan ke tempat yang lebih rendah
• Berapa jauh sumber air (sungai atau kolam air) dari pembibitan. Jika cukup dekat
penggunaan sprinkler mungkin cukup baik. Jika terlalu jauh maka perlu
pertimbangan lain apakah pompa yang digunakan mampu.

Menerapkan Metode Pengairan 29


• Bagaimana dengan persediaan tenaga yang ada. Penggunaan sprinkler
memerlukan tenaga kerja yang lebih sedikit 4.000 bibit/hk sedangkan secara
manual 2.500 bibit/hk
• Berapakah debit air yang ada terutama pada musim kemarau. Untuk 1 ha
dibutuhkan lebih dari 77 m3/hari (bibit saja 2,5 liter/hari, sisanya untuk peresapan
dan pengaliran di permukaan).

Sumber: Google.com

Gambar 1. Lay Out pembibitan dengan sistem


penyiraman

Terdapat tiga macam sistem penyiraman yang biasa digunakan di perkebunan,


antara lain :

 Sistem Manual

Metode pertama adalah sistem penyiraman secara manual. Prinsip kerjanya yaitu air
dihisap dari sumber menggunakan mesin khusus lalu dialirkan melalui pipa menuju
kebun pembibitan. Nantinya ada pekerja yang akan menyiramkan selang air ini ke
bibit tanaman secara menyeluruh.

Menerapkan Metode Pengairan 30


 Sistem Sprinkler

Sesuai sebutannya, sistem sprinkler menggunakan alat penyiram khusus yang


dinamakan sprinkler. Jadi air akan dihisap dari sumber air dan dialirkan melalui
pipa induk. Dari pipa induk, air diteruskan ke beberapa pipa utama kemudian
dialirkan lagi ke pipa distribusi yang ada di antara barisan bibit tanaman. Berikutnya
air akan diteruskan ke atas melalui pipa-pipa yang dipasang secara tegak setiap 2-
3 meter. Dari pipa tegak inilah air bakal memancar keluar dan menyirami
sekitarnya.

 Sistem Otomatis

Pada dasarnya, sistem penyiraman otomatis mirip sekali dengan sistem kedua.
Perbedaannya hanya terletak pada campur tangan manusia, di mana sistem otomatis
berjalan sesuai rekayasa penyiraman air yang sudah dirancang sebelumnya. Walaupun
biaya instalasinya cukup mahal, tetapi sistem ini akan mempermudah pekerja dalam
merawat bibit tanaman. Sehingga para pekerja bisa lebih berfokus untuk mengerjakan
bentuk perawatan pembibitan yang lain.

Teknik pemberian Air


berdasarkan jumlah air, kondisi lahan, kebutuhan bagi tanaman serta
teknologi, maka cara pemberian air dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a. Secara gravitasi
b. Secara bawah permukaan
c. Secara siraman
d. Secara tetesan
- Secara Gravitasi
Yaitu merupakan cara pemberian air yang menggunakan gaya
gravitasi untuk mengalirkan air dari sumber ketempat yang
membutuhkannya.

Menerapkan Metode Pengairan 31


Cara pemberian air secara gravitasi

- Secara Bawah permukaan


Pemberian air bawah permukaan adalah pemberian air yang diberikan
langsung ke daerah peralatan tanaman

Cara pemberian air secara bawah permukaan

- Secara Siraman
Pemberian air secara siraman yaitu dengan memberikan air melalui
siraman (pancaran air) pada areal tanaman.

Menerapkan Metode Pengairan 32


Cara pemberian air dengan pancaran air

- Secara Tetesan
Pemberian air cara ini yaitu dengan memberikan titisan air langsung
pada tanaman.

Cara pemberian air system tetesan.

Cara mana yang akan dipakai tergantung pada kondisi daerah, sumber
air dan teknologi yang masing-masing mempunyai keuntungan, dan
kerugian. Pemberian air secara gravitasi dan bawah permukaan akan
menguntungkan apabila jumlah air yang tersedia cukup banyak
sehingga air bukan lagi sebagai faktor pembatas. Akan tetapi apabila
jumlah air terbatas, maka pemberian air dengan cara siraman dan
tetesan akan lebih menguntungkan, hanya saja sistem ini memerlukan
teknologi dan peralatan yang lebih modern.

c. Rangkuman

Untuk menentukan metode pemberian air, maka harus diperhatikan hal-hal


sebagaiberikut :
a. Waktu pemberian air didasarkan pada :
Ciri-ciri fisik tanaman
Ciri-ciri fisik tanah
kondisi iklim

Menerapkan Metode Pengairan 33


- suhu
- kelembaban
- curah hujan
b. Jumlah air yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman :
c. Teknik pemberian air
Secara gravitasi
Secara bawah permukaan
Secara siraman
Secara tetesan

Menerapkan Metode Pengairan 34


Menerapkan Metode Pengairan 35

Anda mungkin juga menyukai