Anda di halaman 1dari 112

MODUL

GURU PEMBELAJAR

MATA PELAJARAN TEKNIK BUDIDAYA


TANAMAN PANGAN DAN PALAWIJA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
KELOMPOK KOMPETENSI 3

PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMANAN PANGAN DAN


HORTIKULTURA

Penulis: Ir. Iwan Suwarman

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA


KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2016
i
Penulis:
1. Ir. Iwan Suwarman

Penelaah:
1. Dr. Untung Susanto

Ilustration
-----------------

Copyright @2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Pertanian, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan

ii
KATA SAMBUTAN

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru professional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen
yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP)


merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan
hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi
Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogic dan professional pada akhir tahun
2015. Hasil UKG menunjukkan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru
dalam penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan
menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG
diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru pasca UKG melalui program Guru
Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen
perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru
Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, online, dan campuran
(blended) tatap muka dan online.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK
KPTK), dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah
(LP2KS) merupakan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Direktorat Jendral
Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam
mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru
sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut
adalah modul untuk Program Guru Pembelajar (GP) tatap muka dan GP online
untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini

iii
diharapkan program GP memberikan sumbangan yang sangat besar dalam
peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan program GP ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena
Karya.

Jakarta, Februari 2016


Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan

Sumarna Surapranata, Ph.D


Nip. 195908111985032001

iv
KATA PENGANTAR
Peraturan Menteri Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor
16 Tahun 2009 pada ayat 7 menyatakan bahwa Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan
profesionalitasnya.

Sejalan dengan tugas Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan


Tenaga Kependidikan Pertanian dalam mengembangkan dan memberdayakan
pendidik dan tenaga kependidikan maka pada tahun anggaran 2015 ini PPPPTK
Pertanian telah menyusun modul-modul untuk pelatihan guru khususnya dalam
lingkup bidang kejuruan agribisnis dan agroteknologi dimana modul disusun
berdasarkan pengelompokan grade mulai grade 1 sampai dengan grade 10.
Modul yang disusun akan digunakan untuk bahan pelatihan guru dimana guru
akan diberikan pelatihan berdasarkan nilai hasil uji kompetensi yang dapat
dipetakan posisinya pada grade berapa.

Adapun modul ini adalah modul kelompok kompetensi-3 yang merupakan bagian
dari modul Paket Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura ini terdiri
dari 4 (empat) bagian yaitu bagian I Pendahuluan, bagian II Kegiatan
Pembelajaran, bagian III Evaluasi, dan bagian IV Penutup.

Modul yang telah disusun selalu dilakukan pembaruan secara periodik setiap
kurun waktu tertentu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dan perubahan kebijakan-kebijakan terkait.Semoga Modul Kejuruan Agribisnis
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kelompok Kompetensi-3 ini dapat bermanfaat
bagi yang memerlukannya.

Cianjur, Februari 2016


Kepala PPPPTK Pertanian

Ir. Siswoyo, Msi

v
vi
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(PPPPTK) Pertanian, merupakan lembaga pendidikan dan pelatihan teknis di
bawah Direktor Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI, yang salah satu fungsi utamanya adalah
peningkatan kompetensi guru SMK khususnya bidang keahlian Agribisnis dan
Agroteknologi, Perikanan dan Pelayaran serta Teknik Kimia Pertanian.Tahun
2015 ini telah tersusun standar kompetensi guru, dilanjutkan dengan penulisan
modul bahan ajar diklat.

Modul bahan ajar diklat tersebut diatas Mengacu kepada Keputusan Menteri
Negara Pandayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2009 Tengtang Jabatan Fungsional dan angka kreditnya, bahwa setiap
guru diwajibkan untuk melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan dan
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik yaitu
memiliki Standar kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional, juga mengacu kepada Permendiknas Nomor
35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya. Setiap guru memiliki jabatan fungsional yang dibedakan
dalam 4 jenjang, yaitu : pertama, muda, madya, dan utama. dirancang
berdasarkan jenjang guru yang telah ditetapkan

Berdasarkan perkalan nomor 3 tahun 2010 Diklat teknis adalah diklat yang
dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan
untuk pelaksanaan tugas aparatur sipil negara (ASN). Diklat teknis dibedakan
dengan diklat fungsional. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga

1|A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
kependidikan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara
berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya. Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan
kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan sesuai
kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Atas dasar pemikiran tersebut, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan


Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Pertanian Direktor Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI,
dipandang perlu menyusun modul Teknik Agribisnis tanaman Pangan dan
Palawija.

B. Tujuan
Tujuan disusunnya modul diklat PKB Teknik Agribisnis tanaman Pangan dan
Palawija ini adalah diharapkan Anda mempunyai kemampuan untuk ;
1. Mengajarkan agribisnis tanaman padi sesuai prosedur budidaya tanaman
padi
2. Mengajarkan agribisnis tanaman jagung sesuai prosedur budidaya
tanaman jagung
3. Mengajarkan agribisnis tanaman kacang-kacangan sesuai prosedu
budiday tanaman kacang-kacang
4. Mengajarkan agribisnis tanaman ubi-ubian sesuai prosedur budidaya
tanaman ubi-ubian

2|A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
C. Peta Kompetensi

Great 1

Great 2

Teknik Budidaya Tanaman


Pangan dan Palawija Grade 3
Kedudukan modul ini ada disisi

Great4

Great 5
Agribisnis tanaman

Pangan dan Great 6


Hortikultura
Great 7

Great 8

Great 9

Great 10

D. Ruang Lingkup
Buku teks terdiri atas kompetensi-kompetensi :
1. Menerapkan dan melaksanakan teknik penyiapan lahan dalam produksi
2. Menganalisis persyaratan bahan tanam dan melaksanakan penyiapan
benih/bibit (benih dan bibit) sesuai criteria
3. Menerapkan dan melaksanankan teknik perlakuan khusus untuk benih
secara kimia, fisik dan mekanis
4. Menerapkan dan melaksanakan teknik penanaman bibit sesuai prosedur

3|A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
5. Menerapkan dan melaksanakan teknik penyiraman/ pengairan sesuai
prosedur
6. Menganalisis jenis pupuk dan karakteristik pupuk (kandungan unsur hara,
sifat pH, sifat kelarutannya) dan melaksanakan pemupukan sesuai
prosedur
7. Menganalisis tanda-tanda kerusakan tanaman akibat faktor biotik dan
abiotik dan melaksanakan pengamatan gejala serangan kerusakan
tanaman akibat faktor biotik dan abiotik
8. Menerapkan teknik pengendalian hama dan penyakit dan melaksanakan
pengendalian hama dan penyakit secara fisik, kimiawi dan terpadu
sesuai prosedur
9. Menerapkan dan melaksanakan teknik pemanenan sesuai prosedur
10. Menganalisis dan Melaksanakan penanganan hasil panen sesuai
prosedur
11. Menerapkan strategi pemasaran dan melaksanakan pemasaran hasil
tanaman pangan dan palawija sesuai prosedur
12. Menerapkan Menyajikan dan pembukuan usaha sesuai prosedur

E. Saran Dan Cara Penggunanan Modul


Dalam menggunakan buku ini Anda disarankan berperan aktif dan mengikuti
perintah–perintah yang ada dalam buku ini, seperti perintah untuk mengamati
objek/gambar tertentu. Anda perlu menanyakan kepada guru sebagai fasilitator
tentang hal-hal yang belum Anda pahami, menanyakan tentang
fasilitas/alat/bahan yang diperlukan atau tentang pengembangan lebih lanjut dari
materi yang dibahas, untuk itu Anda dapat menggunakan sumber belajar yang
lain.

Penentuan komoditas tanaman pangan dan palawija (Padi Gogo, Jagung dan
Sorgum) diharapkan dapat dilakukan di semua Sekolah Menengah Kejuruan
khususnya yang memilih Paket Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura kecuali persyaratan tumbuh tanaman padi gogo, jagung dan sorgum
tidak sesuai dengan lingkungan sekolah dan atau lahannya diatas 900 m dpl,.

4|A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Selanjutnya Anda diharapkan dapat mencoba semua keterampilan yang sudah di
susun pada semua materi pembelajaran yaitu:
1. Menyajikan laporan tentang ruang lingkup dan karakteristik tanaman
pangan dan palawija
2. Menerapkan dan melaksanakan teknik penyiapan lahan dalam produksi
3. Menganalisis persyaratan bahan tanam dan melaksanakan penyiapan
benih/bibit (benih dan bibit) sesuai criteria
4. Menerapkan dan melaksanankan teknik perlakuan khusus untuk benih
secara kimia, fisik dan mekanis
5. Menerapkan dan melaksanakan teknik penanaman bibit sesuai prosedur
6. Menerapkan dan melaksanakan teknik penyiraman/ pengairan sesuai
prosedur
7. Menganalisis jenis pupuk dan karakteristik pupuk (kandungan unsur hara,
sifat pH, sifat kelarutannya) dan melaksanakan pemupukan sesuai
prosedur
8. Menganalisis tanda-tanda kerusakan tanaman akibat faktor biotik dan
abiotik dan melaksanakan pengamatan gejala serangan kerusakan
tanaman akibat faktor biotik dan abiotik
9. Menerapkan teknik pengendalian hama dan penyakit dan melaksanakan
pengendalian hama dan penyakit secara fisik, kimiawi dan terpadu
sesuai prosedur
10. Menerapkan dan melaksanakan teknik pemanenan sesuai prosedur
11. Menganalisis dan melaksanakan penanganan hasil panen sesuai
prosedur
12. Menerapkan strategi pemasaran dan melaksanakan pemasaran hasil
tanaman pangan dan palawija sesuai prsedur
13. Menyajikan dan pembukuan usaha sesuai prosedur

5|A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Kegiatan Pembelajaran 1. Agribisnis Tanaman Padi

Tanaman Pangan/padi bisa ditanam ditanah kering (gogo) dan basah (sawah).
Ada tiga jenis untuk budidaya tanaman padi diantaranya 1. Padi Sawah biasa
ditanam di sawah-sawah (sawah irigasi, sawah tadah hujan, rawa); 2. Padi Gogo
Rancah (ditanam langsung/seperti gogo pada kondisi kering dan selanjutnya
tumbuh pada kondisi bawah karena telah banyak hujan seperti kondisi sawah;
dan 3. Padi Gogo bisa ditanam dilahan kering. Untuk aktivitas pembelajarannya
tidak jauh berbeda hanya biasanya padi sawah harus disemai dulu sedangkan
untuk padi gogo ditanam langsung biji dengan cara ditugal. Lahan sawah irigasi
dan sawah tadah hujan memiliki galeng untuk mengatur tinggi permukaan air dan
gogo tidak memiliki galeng, sehingga tidak ada periode air menggenang.

Gambar 1. Tanaman padi sawah


Sumber : http://1001budidaya.com/budidaya-padi-sawah

A. Tujuan Pembelajaran
Guru dapat melakukan pembelajaran Budidaya Tanaman Padi kepada siswa
dengan Cara saintifik dan model BBL Projeck Bases learning, problem bases
Learning, Discovery Bases Learning dan Inquiri Bases Leaning. Yang perlu
diterapkan dalam pembelajaran Kurikulum Nasional.

6|A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan persiapan benih
/bibit yang baik
2. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan persiapan lahan
yang benar dan sesuai prosedur
3. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan pengolahan
perbaikan pematang dan drainasenya yang sesuai dengan keperluan
pertumbuhan tanaman padi
4. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan pemberian pupuk
dasar organik dan nonorganik sesuai kebutuhan
5. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan penanaman padi
sesuai prosedur
6. Dengan disiapkan alat bahan anda dapt mengajarkan pengairan
tanaman padi dengan baik
7. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan penyiangan
sesuai
Prosedur penanaman
8. Dengangan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan pemupukan
susulan tanaman padi
9. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan pengendalian
hama dam penyakit tanaman padi
10. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan panen dan pasca
padi panen

C. Uraian Materi

Syarat Tumbuh Tanaman padi


Agar tumbuh dengan baik, tanaman padi memerlukan curah hujan yang tinggi
kurang lebih 1500-2000 milimeter per tahun dengan ketinggian antara 0-1500
meter di atas permukaan laut dengan suhu optimal 23 derajat Celcius. Padi akan
tumbuh optimal dengan paparan sinar matahari langsung tanpa terhalang oleh
apa pun termasuk pohon rindang. Ketersediaan air dalam bercocok tanam padi
sawah sangat mutlak meskipun padi sebenarnya bisa ditanam di segala musim.

7|A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Tanah yang cocok untuk menanam padi adalah tanah yang mengandung
lempung, pasir, dan debu

1. Persiapan Lahan Produksi Tanaman Pangan (Padi)


Peralatan pengolahan tanah
Salah satu kegiatan dalam mempersiapkan lahan untuk tanaman pangan dan
palawija adalah dengan melakukan pengolahan tanah. Pengolahan tanah
merupakan salah satu kegiatan dalam persiapan lahan yang sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup tanaman yang dibudidayakan, sehingga hasil
produksi tanaman dapat ditingkatkan melalui perbaikan struktur tanah sebagai
media tanamnya. Peralatan pengolahan tanah sangat penting untuk
mempersiapkan lahan sesuai dengan kebutuhan hidup tanaman. Dalam
pengolahan lahan memerlukan alat bantu, agar pengolahan lahan hasil
maksimal. Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan bantuan tenaga hewan
ternak, seperti kerbau, sapi, atau pun dengan mesin traktor, baik traktor tangan
(Hand tractor) maupun dengan traktor besar (Farm tractor).

Gambar 1. Farm Traktor Gambar 2. Traktor tangan

Pembersihan lahan
Pembersihan lahan dari sisa-sisa tanaman atau gulma (tanaman pengganggu)
merupakan rangkaian kegiatan dari pengolahan tanah. Adapun tujuan
pembersihan lahan tersebut adalah : Membuang sisa-sisa tanaman, baik yang
berupa daun, batang ataupun akar, Membuat kondisi lahan bersih sehingga tidak
mengganggu pekerjaan dalam mengolah tanah dan Menghambat atau
mengendalikan pertumbuhan gulma serta Membuang jenis-jenis tumbuhan yang
kemungkinan menjadi tanaman inang bagi hama tertentu

8|A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Cara dan alat yang digunakan dalam membersihkan lahan, salah satunya
dipengaruhi oleh jenis tanaman yang ditanam sebelumnya. Apabila yang ditanam
sebelumnya merupakan jenis tanaman yang saat pemanenan meninggalkan
bonggol (misal: tebu), maka cara membersihkannya dengan membongkar
bonggol tersebut dengan cangkul. Sedangkan apabila yang ditanam sebelumnya
merupakan jenis tanaman yang saat pemanenan meninggalkan begian tanaman
yang masih utuh dan sulit membusuk (missal: terong, cabe atau tomat) maka
cara membersihkannya yaitu mencabut dengan tangan.

Pola pengolahan tanah


Untuk mendapatkan hasil pengolahan tanah pertama yang efektif dan efisien,
dalam mengolah tanah diperlukan pola pengolahan tertentu. Ada beberapa
macam pola pengolahan tanah pertama (pembajakan) yang disesuaikan dengan
bentuk lahan dan jenis alat yang digunakan.

Teknik pengolahan tanah


Pengolahan tanah dalam usaha budidaya pertanian bertujuan untuk menciptakan
keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara fisis, kemis, maupun biologis,
sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik. Pengolahan
tanah terutama akan memperbaiki secara fisis, perbaikan kemis dan biologis
terjadi secara tidak langsung
Tanah-tanah yang telah diolah dan dibiarkan beberapa saat agar terkena sinar
matahari dan udara, sehingga akan dapat memperbaiki fisik, khemis dan biologi
tanah. Pada saat dilakukan pengolahan tanah secara otomatis bekas sisa-sisa
tanaman dan gulma serta benih-benih gulma akan tertutup tanah, sehingga akan
dapat menghambat perkembangannya. Berdasarkan alasan tersebut di atas,
maka pengolahan tanah dalam budidaya tanaman sebaiknya tetap dilakukan,
karena pengolahan tanah tetap sangat penting artinya bagi pertumbuhan
tanaman.

Beberapa pola pengolahan tanah pertama (pembajakan), antara lain :

1) Pola Tengah Pembajakan dilakukan dari tengah membujur lahan,


kemudian pembajakan kedua dilakukan pada sebalah hasil
pembajakan pertama. Traktor diputar ke kanan dan membajak rapat

9|A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
dengan hasil pembajakan pertama. Pembajakan berikutnya dengan
cara berputar ke kanan sampai ke tepi lahan.

A. Traktor masuk
awal pembajakan
B. Traktor keluar
akhir pembajakan
C. Head land

Gambar 3. Pola Tengah

2) Pola Tepi

Pembajakan dilakukan dari tepi membujur lahan, lemparan hasil


pembajakan ke arah luar lahan. Pembajakan kedua pada sisi
seberang pembajakan pertama. Traktor diputar ke kiri dan membajak
dari tepi lahan dengan arah sebaliknya. Pembajakan berikutnya
dengan cara berputar ke kiri sampai ke tengah lahan.

A. Traktor masuk awal


pembajakan
B. Traktor keluar akhir
pembajakan

Gambar 4. Pola Tepi

Pola ini cocok untuk lahan yang memanjang dan sempit. Diperlukan
lahan untuk berbelok (head land) pada kedua ujung lahan. Ujung
lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak 2 atau 3 pembajakan
terakhir. Ujung lahan yang tidak terbajak diolah dengan cara manual
(di cangkul).

10 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Dengan pola ini akan menghasilkan alur mati (dead furrow), yaitu
alur bajakan yang saling berdampingan satu sama lain, sehingga
akan terjadi alur yang tidak tertutup oleh lemparan tanah hasil
pembajakan dan memanjang di tengah lahan. Pada tepi lahan
lemparan hasil pembajakan tidak jatuh pada alur hasil pembajakan.

3) Pola Keliling Tengah

Pengolahan tanah dilakukan dari titik tengah lahan, berputar sejajar


sisi lahan sampai ke tepi lahan. Lemparan pembajakan ke arah
dalam lahan.

Pada awal pengolahan operator akan mengalami kesulitan dalam


membelokkan traktor.

A. Traktor masuk awal


pembajakan
B. Traktor keluar akhir
pembajakan

Gambar 5. Pola keliling tengah

4) Pola Bolak Balik Rapat

Pengolahan dilakukan dari tepi salah satu sisi lahan dengan arah
membujur. Arah lemparan hasil pembajakan ke luar. Setelah sampai
ujung lahan, pembajakan kedua dilakukan berimpit dengan
pembajakan pertama. Arah lemparan hasil pembajakan kedua

11 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
dibalik, sehingga akan mengisi alur hasil pembajakan pertama.
Pembajakan dilakukan secara bolak balik sampai sisi lahan.

Pola ini juga cocok untuk lahan yang memanjang dan sempit,
diperlukan lahan untuk berbelok (head land) pada kedua ujung lahan.
Ujung lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau 3
pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak (pada ujung
lahan), diolah dengan cara manual dengan cangkul.

Pola ini hanya cocok dilakukan untuk bajak yang dapat diubah arah
lemparan pembajakan. Pola ini dapat juga dilakukan untuk
pengolahan tanah kedua dengan mesin rotari, karena hasil dari
pengolahannya tidak terlempar ke samping.

Catatan :

Pola 1 sampai 4 digunakan untuk jenis bajak yang hasil lemparan


tanahnya ke kanan. Apabila jenis bajak yang digunakan hasil
lemparan tanahnya ke kiri, maka arah putaran pembajakan dibalik.

Pengapuran
Pengapuran akan menambah unsur hara kalsium yang diperlukan untuk dinding
sel tanaman. Pengapuran dapat menggunakan dolomit/calmag (CaCO3 MgCO3)
kalsit/kaptan (CaCO3). Setelah diperoleh pH rata-rata, penentuan kebutuhan
dapat dilakukan dengan menggunakan data berikut ini :
a) < 4,0 (paling asam): jumlah kapur >10,24 ton/ha
b) 4,2 (sangat asam): jumlah kapur 9,28 ton/ha
c) 4,6 (asam): jumlah kapur 7,39 ton/ha
d) 5,4 (asam): jumlah kapur 3,60 ton/ha
e) 5,6 (agak asam): jumlah kapur 2,65 ton/ha
f) 6,1 – 6,4 (agak asam): jumlah kapur <0,75 ton/ha

12 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
2. Pesemaian Tanaman Padi
Penyiapan lokasi bahan tanam

Penentuan lokasi pembibitan


Lokasi pembibitan dapat mempengaruhi keberhasilan dalam usaha. Maka dari itu
penentuan lokasi harus disesuaikan dengan persyaratan tumbuh tanaman (bibit)
yang akan diusahakan.
Persyaratan tersebut antara lain :
 Tinggi tempat
Setiap jenis tanaman memiliki persyaratan tumbuh yang berbeda-beda.
Tanaman yang tumbuh di dataran tinggi maka lokasi pembibitan harus
dipilih di dataran tinggi. Begitu pula pada tanaman yang tumbuh di
dataran rendah.
 Sinar matahari
Sinar matahari diperlukan tanaman dalam proses fotosintesis. Sinar
matahari yang efektif dalam membantu proses fotosintesis adalah sinar
matahari pagi. Selain itu sinar matahari juga berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman (bibit). Bibit yang cukup mendapatkan sinar
matahari akan tumbuh lebih baik dan sehat. Bagi bibit tanaman yang
kekurangan sinar maka pertumbuhan bibit akan mengalami etiolasi dan
lemah.
Kecepatan tumbuh tanaman dipengaruhi oleh konsentrasi auksin. Auksin
ini berfungsi untuk mengembangkan sel-sel tanaman. Pada konsentrasi
auksin tinggi sel-sel menjadi panjang dan banyak mengandung air. Hal
inilah yang menyebabkan terjadinya etiolasi pada tanaman.
Konsentrasi auksin dipengaruhi oleh sinar dimana pada daerah kurang
sinar konsentrasi lebih tinggi dibandingkan dengan daerah yang cukup
sinar. Dengan demikian di daerah yang kurang sinar pemanjangan selnya
akan lebih cepat.
 Sumber Air
Air merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam budidaya
tanaman termasuk dalam pembibitan. Air dalam kehidupan tanaman
berfungsi sebagai: mengangkut zat hara dari dalam tanah, transpirasi
dan sebagai zat hara untuk pertumbuhan tanaman.

13 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Kekurangan air dapat mengakibatkan kerugian yang fatal. Kekurangan air
pada tanaman akan menjadi layu, daun menjadi rontok dan lama
kelamaan akan mati.

Luas lahan
Contoh Kebutuhan lahan dalam usaha pembibitan padi pada umumnya
1/20 luas lahan yang dibudidayakan. Untuk 1 ha memerlukan luas lahan
pesemaian adalah 1/20 x 10.000 m 2 = 500 m2.

Pembersihan lahan pembibitan


Pembersihan lahan ini dilakukan untuk menghilangkan/ membuang benda-benda
yang dapat mengganggu kegiatan, maupun benda-benda yang merupakan
sumber penyakit misalnya batu, tunggul/sisa tanaman, gulma atau tumpukan
sampah, tanaman inang. Pembersihan lahan dapat dilakukan secara mekanis
dan secara kimiawi. Cara mekanis yaitu dengan cara pembabatan atau
pembuangan sisa-sisa tanaman. Hasil dari pembabadan tersebut dapat
dikumpulkan di tempat yang aman dan dapat digunakan sebagai bahan kompos.
Sedang secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan menggunakan
herbisida.

Bedengan
Bedengan merupakan areal untuk menempatkan bibit. Ukuran bedegan tidak
ada standar yang pasti. Pembuatan bedengan ini harus disesuaikan dengan
jumlah bibit dan kemudahan dalam pengamatan dan pemeliharaan bibit. Hal
yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bedengan adalah: bibit yang ada pada
bedengan dapat memperoleh sinar matahari yang merata, dan memiliki sistim
drainase yang baik.

Media tanam
Istilah media tanam tentu tidak asing bagi orang yang berkecimpung di dunia
pertanian/bercocok tanam, karena media tanam merupakan salah satu syarat
berlangsungnya kegiatan tersebut. Kondisi media tanam yang meliputi sifat fisik,
kimia dan biologi sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu
pengetahuan dan pemahaman tentang media tanam perlu diketahui.

14 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Media tanam dapat diartikan sebagai tempat tinggal bagi tanaman. Tempat
tinggal yang baik adalah yang dapat mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Media tersebut harus memenuhi berbagai persyaratan.

Gambar 6. Benih padi dan pesemaian padi

a. Penyiapan sarana dan prasarana


Sarana dan prasaran bahan tanam tanaman pangan dan palawija
sangat bervariasi macam dan jenisnya. Ketelitian dalam penyiapan
sarana dan prasaran bahan tanam akan mempermudahkan kegiatan
pembibitan/penyiapan bahan tanam. Contoh sarana bahan tanam
adalah alat dalam pesemaian. Prasarana bahan tanamn adalah media
tanam, benih, pestida dan pupuk.

b. Selanjutnya tanah digaru


Teknik pembibitan tanaman
Pembibitan tanaman pada prinsipnya adalah mengelola sumber
pembibitan, lokasi pembibitan dan pengelolaan pembibitan. Contoh
teknik pembibitan pada tanaman padi adalah sebagai berikut:
pesemaian kering, pesemaian basah dan pesemaian dapok.

Pesemaian kering
Persemaian kering biasanya dilakukan pada tanah-tanah remah, banyak
terdapat didaerah sawah tadah hujan. Persemaian tanah kering harus
dilakukan dengan baik yaitu :
o Tanah dibersihkan dari rumput dan sisa -sisa jerami yang
masih tertinggal, agar tidak mengganggu pertumbuhan bibit.

15 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
o Tanah dibajak atau dicangkul lebih dalam dari pada apa yang
dilakukan pada persemaian basah, agar akar bibit bisa dapat
memasuki tanah lebih dalam, sehingga dapat menyerap hara
lebih banyak.

Areal persemaian yang tanahnya sempit dapat dikerjakan dengan


cangkul, yang pada dasarnya pengolahan tanah ini bertujuan untuk
memperbaiki struktur tanah, agar tanah menjadi gembur. Ukuran
bedengan persemaian : Panjang bedengan : 500 - 600 cm atau
menurut kebutuhan, akan tetapi perlu diupayakan agar bedengan
tersebut tidak terlalu panjang, Lebar bedengan 100 -150 cm dan
Tinggi bedengan 20 -30 cm.

Diantara kedua bedengan yang berdekatan dibuat selokan, dengan


ukuran lebar 30-40 cm. Pembuatan selokan ini dimaksud untuk
mempermudah: Penaburan benih dan pencabutan bibit,
Pemeliharaan bibit dipersemaian meliputi : Penyiangan, Pengairan
dan Pemupukan, serta Pemberantasan hama dan penyakit

Gambar 7. Pesemaian kering

Pesemaian basah
Perbedaan antara persemaian kering dan basah terletak pada
penggunaan air. Persemaian basah, sejak awal pengolahan tanah
telah membutuhkan genangan air. Fungsi genangan air : Air akan
melunakan tanah, Air dapat mematikan tanaman pengganggu
(rumput) dan Air dapat dipergunakan untuk memberantas serangga
perusak bibit

16 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Gambar 8 . Pesemaian basah

Tanah yang telah cukup memperoleh genangan air akan menjadi


lunak, tanah yang sudah lunak ini diolah dengan bajak dan garu
masing-masing 2 kali. Namun sebelum pengolahan tanah harus
dilakukan perbaikan pematang terlebih dahulu, kemudian petak
sawah dibagi menurut keperluan. Luas persemaian yang digunakan
1/20 dari areal pertanaman yang akan ditanami.

Sistem Dapog
Di Filipina telah dikenal cara penyemaian dengan sistem dapog,
sistem tersebut di Kabupaten Bantul telah dipraktekan di Desa
Pendowoharjo, Sewon.
Cara penyemaian dengan sistem dapog :
- Persiapan persemaian seperti pada persemaian basah
- Petak yang akan ditebari benih ditutup dengan daun pisang
- Kemudian benih ditebarkan diatas daun pisang, sehingga
pertumbuhan benih dapat menyerap makanan dari putik
lembaga
- Setiap hari daun pisang ditekan sedikit demi sedikit kebawah
- Air dimasukan sedikit demi sedikit hingga cukup sampai hari
ke 4
- Pada umur 10 hari daun pisang digulung dan dipindahkan
kepersemaian yang baru atau tempat penanaman disawah
-

17 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Gambar 9. Pesemaian dapok

Pemeliharaan bibit tanaman


Bibit yang disemaikan, tumbuh layaknya seperti tanaman lain, yaitu
memerlukan makanan yang berupa air, udara, cahaya dan unsur hara.
Kegiatan pemeliharaan merupakan kegiatan memberikan air,
mengatur cahaya, memberikan unsur hara, mengendalikan hama
penyakit agar bibit tumbuh dengan baik. Kegiatan pemeliharaan
pesemaian yang dilakuan antara lain: menyiram, memupuk,
mengendalikan hama penyakit apabila terjadi serangan terhadap bibit.

1. Penanaman Padi

Gambar 10. Bibit padi siap tanam

18 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Kriteria bibit siap tanam
Kriteria bibit siap tanam adalah pertumbuhan bibit seragam, tidak terserang
hama dan penyakit, umur dan tinggi optimal dan tanaman siap tanam,
pertumbuhan daun tidak ada yang rusak, batang tanaman kekar. Contoh kriteria
bibit siap tanam pada tanaman padi adalah :

Bibit dipesemaian yang telah berumum 10-25 hari (tergantung jenis padinya,
genjah atau dalam) dapat segera dipindahkan kelahan yang telah disiapkan.
Beberapa petani melaksanakan tanam bibit muda (10 hari) dan tanam 1 bibit per
titik tanam, misalnya pada penanaman mengikuti metode SRI (System of Rice
Intensification). Pada sistem PTT (pengelolaan tanaman terpadu) tanam bibit
umur muda (15 hari) dianjurkan di daerah-daerah non endemik keong. Pada
kondisi pesemaian yang subur, bibit telah relatif tinggi pada umur 10 – 15 hari.
Di daerah rawa, pesemaian dilakukan bertahap. Tahap 1 umur sekitar 25 hari,
dipindah ke lahan dengan genangan air dangkal/sesuai ketinggian bibit, dan
dipindah tanam lagi ke areal dengan genangan air lebih dalam. Syarat-syarat
bibit yang siap dipindahkan ke sawah: bibit telah berumur 10-25 hari, bibit
berdaun 3 - 7 helai, batang bagian bawah besar, dan kuat, pertumbuhan bibit
seragam (pada jenis padi yang sama), bibit tidak terserang hama dan penyakit
dan bibit yang berumur lebih dari 25 hari kurang baik, bahkan mungkin telah ada
yang mempunyai anakan.

Teknik penanaman bibit


Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
Memindahkan bibit. Bibit yang dipindahkan sesuai dengan kriteria bibit siap
tanam. Yang perlu diperhatikan adalah pertumbuhan bibit, umur bibit, dan bibit
tidak terserang hama dan penyakit. Menanam. Dalam menanam bibit padi, hal-
hal yang harus diperhatikan adalah : a. Sistim larikan (cara tanam), b. Jarak
tanam, c. Hubungan tanaman, d. Jumlah tanaman tiap lobang, e. Kedalam
menanam bibit dan f. Cara menanam.

19 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
2. Mengairi tanaman padi
Macam-macam sumber air
Macam-macam sumber air yang dapat digunakan untuk mengairi atau menyiram
tanaman seperti : air sungai, air waduk, mata air dan air hujan. Sumber air dalam
irigasi dapat digolongkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu : Mata Air, yaitu air yang
terdapat di dalam tanah, seperti sumur, air artesis, dan air tanah. Air tersebut
banyak mengandung zat terlarut sehingga mineral bahan makan tanaman sangat
kurang dan pada umumnya konstan.

Gambar 11. Mata air

Air Sungai, yaitu air yang terdapat di atas permukaan tanah. Air tersebut banyak
mengandung lumpur yang mengandung mineral sebagai bahan makan
makanan, sehingga sangat baik untuk pemupukan dan juga suhunya lebih
rendah daripada suhu atmosfer. Air sungai ini berasal dari dua macam sungai,
yaitu sungai kecil yang debit airnya berubah-ubah dan sungai besar.

Gambar 12. Sungai

20 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Air Waduk, yaitu air yang terdapat di permukaan tanah, seperti pada sungai.
Tetapi air waduk sedikit mengandung lumpur, sedangkan zat terlarutnya sama
banyaknya dengan air sungai. Air waduk di sisni dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu waduk alami dan waduk buatan manusia. Air waduk juga
dibedakan menjadi dua macam menurut keuntungan yang diperoleh, yaitu waduk
multi purpose atau waduk dengan keuntungan yang diperoleh lebih dari satu.
Misalnya air waduk selain untuk pertanian juga untuk perikanan,
penanggulangan banjir, pembangkit listrik dan pariwisata. Tetapi ada juga waduk
yang hanya digunakan untuk pertanian saja.

Gambar 13. Air waduk atau bendungan

Tujuan penyiraman
Pengairan mengandung arti memanfaatkan dan menambah sumber air dalam
tingkat tersedia bagi kehidupan tanaman. Apabila air terdapat berlebihan dalam
tanah maka perlu dilakukan pembuangan (drainase), agar tidak mengganggu
kehidupan tanaman.

Macam-macam teknik penyiraman


Salah satu faktor keberhasilan produksi pada tanaman pangan dan palawija
adalah teknik penyiraman. Teknik penyiraman yang dilakukan tergantung
keadaan tempat budidaya dan jenis tanaman pangan dan palawija yang
dibudidayakan. Secara garis besar, ada tiga cara pemberian air dalam sistem
pengairan/penyiramanyaitu : pemberian air melalui permukaan, pemberian air
melalui bawah permukaan atau resapan dan pemberian air dengan penyiraman.

21 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
a. Pemberian Air Melalui Permukaan

Perluapan penggenangan bebas, jika debit air besar sehingga tinggi muka
air melampaui tanah di kiri kanannya (air akan bebas meluap ke kiri dan ke
kanan).

Perluapan penggenangan terkendali, cara pemberian air dengan cara ini


yaitu air dialirkan dari parit pada satu sisi suatu petak sawah, air dialirkan ke
petak sawah yang telah ditentukan letaknya maupun ukurannya.

Sistem kalenan, cara pemberian air dengan cara ini yaitu penggenangan
diberikan pada kalenan-kalenan yang dibuat sejajar lajur-lajur tanaman, air
diberikan pada parit pemberi dengan menggunakan pipa atau hevel.

Dengan petak penggenangan atau check sungai, yaitu sistem pemberian


air yang umumnya dipakai untuk tanaman buah-buahan dengan membuat
cekungan di bawah tanaman yang akan diairi. Proses pemberian air ke
cekungan tersebut dengan sistem pengairan terbuka.
Pemberian Air Melalui Bawah Permukaan atau Resapan
Peresapan dengan sistem terbuka. Pada sistem ini, air dialirkan pada
saluran-saluran yang telah mengelilingi suatu petak sawah, sehingga air
dapat meresap ke kiri dan ke kanan. Umumnya diberikan di bawah zone
perakaran dan di atas muka air tanah. Dengan adanya daya kapiler, maka
air dapat naik ke atas sehingga air dapat diserap dan dimanfaatkan oleh
tanaman.

Peresapan dengan saluran tertutup. Pada sistem ini, air dialirkan pada
pipa porous yang dimasukkan ke dalam tanah sehingga air dapat diserap
dan dapat meresap ke tanah disekitarnya. Cara ini jarang digunakan karena
pipa porous yang digunakan harus di tahan terhadap air (tidak cepat lapuk)
dan juga pemasangannya mahal.

Pemberian Air dengan Penyiraman

Pemberian air dengan cara pancaran. Cara ini dipancarkan ke udara


dengan menggunakan pipa berporasi atau alat pancar yang bisa berputar

22 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
untuk memperoleh pemerataan, sehingga air jatuh di atas tanaman yang
menyerupai hujan. Cara ini sering disebut sprinkler irrigation.

Pemberian air dengan cara tetesan. Pemberian air dengan cara ini yaitu
air dialirkan dengan menggunakan pipa-pipa yang pada tempat tertentu
diberi perlengkapan jalur keluarnya air (lubang-lubang). Lubang tersebut
diletakkan sedikit di atas tanah tetapi tidak terlalu tinggi, sehingga air dapat
menetes terus-menerus, cara ini biasa disebut trickle irrigation

b. Cara pengairan / penyiraman


Salah satu faktor keberhasilan dalam teknik penyiraman adalah cara
penyiraman / pengairan yang dilakukan. Cara pengairan/penyiraman yang
dilakukan tergantung keadaan tempat budidaya dan jenis tanaman pangan
dan palawija yang dibudidayakan.

Pengairan pada tanaman dapat dilakukan dengan cara: (1) Pengairan di


atas tanah; (2) Pengairan di dalam tanah (sub irrigation); (3) Pengairan
denagn penyemprotan (sprinkler irrigation); dan (4) Pengairan tetes (drip
irrigation).

Pengairan permukaan menggunakan selokan dengan aliran lambat agar


tidak terjadi erosi berat. Penggenangan kontur dilakukan bila tanah cukup
kemiringannya, sehingga terjadi genangan yang bertingkat tingginya karena
dibatasi dengan galengan yang bertahap dan teratur. Laju pemberian air
hendaknya berkesinambungan dengan bagian tanah yang dapat
menyerapnya, oleh karenanya frekuensi pengairan akan efektif bila diberikan
sebelum kelembaban tanah menjadi penghambat pertumbuhan tanaman.
Dalam keadaan tanah kering maka pemberian air dapat berjumlah lebih
banyak dibanding pada tanah basah. Tanah yang memperoleh air
pengairan, maka air dapat masuk ke dalam tanah (inflitrasi) dan air dapat
lalu lewat tanah itu (perkolasi).

Dalam air pengairan dikenal istilah air bebas yaitu air yang tidak diikat dan
lalu dengan bebas kebawah karena gaya gravitasi. Bila sebagian air tetap

23 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
didalam pori-pori tanah maka disebut air kapiler yang terikat dalam pori
tersebut oleh tekanan permukaan dan daya adesinya. Air kapiler dan air
bebas ini keduanya dapat dipergunakan oleh tanaman. Penggunaan air
tersebut juga tergantung dari banyaknya akar, dan laju pengambilan air
meningkat dengan makin meningkatnya kekeringan. Mengingat makin
terbatasnya sumber air, maka langkah-langkah penghematan (peningkatan
keefisienan) penggunaan air dalam budidaya tanaman, perlu dilakukan
secara simultan dan terus menerus.

Langkah-langkah tersebut antara lain melalui pergiliran tanaman (padi dan


palawija/sayuran di lahan sawah), pemanfaatan mulsa (diutamakan mulsa
organik) di lahan kering pada musim kemarau, sistem tanpa olah tanah
(TOT) di akhir musim hujan, pemanfaatan air tanah, penerapan pengairan
tetes, dll. Dengan langkah-langkah tersebut kelestarian sunber daya alam air
akan lebih terjamin.

Tujuan pengairan/penyiram memiliki fungsi sebagai berikut:

 Daya pelarut unsur-unsur yang diambil oleh tanaman.


 Mempertinggi reaktivitas persenyawaan yang
sederhana/kompleks.
 Berperan dalam proses fotosintesis.
 Penyangga tekanan di dalam sel yang penting dalam aktivitas sel
tersebut.
 Mengabsorbsi temperatur dengan baik/mengatur temperatur di
dalam tanaman.
 Menciptakan situasi temperatur yang konstan.

Teknik penyiraman yang dilakukan tergantung keadaan tempat budidaya


dan jenis tanaman pangan dan palawija yang dibudidayakan. Secara garis
besar, ada tiga cara pemberian air dalam sistem pengairan/penyiraman
yaitu : pemberian air melalui permukaan, pemberian air melalui bawah
permukaan atau resapan dan pemberian air dengan penyiraman. Macam-

24 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
macam cara pengairan / penyiraman adalah Disiram; Sistem leb; Drip;
Disemprot; Sprinkler.

3. Memupuk tanaman padi


a. Pupuk organik
Disebut pupuk organik karena pupuk ini berasal dari pelapukan sisa-sisa
makluk hidup, seperti tanaman, hewan, dan kotoran manusia. Pupuk ini
umumnya merupakan pupuk lengkap, artinya mengandung unsur makro dan
mikro meskipun dalam jumlah prosentasenya sedikit.

Walaupun demikian, pupuk organik lebih unggul dibanding pupuk anorganik


karena beberapa hal : Memperbaiki struktur tanah, Bahan organik dapat
mengikat butir-butir tanah menjadi butiran yang lebih besar dan remah,
sehingga tanah menjadi lebih gembur, menaikan daya serap tanah terhadap
air. Bahan organik dapat mengikat air lebih banyak dan lebih lama,
menaikkan kondisi kehidupan didalam tanah. Jasad renik dalam tanah amat
berperan dalam perubahan bahan organik. Dengan adanya pupuk organik,
jasad renik tersebut aktif menguraikan bahan organik menjadi pupuk dan
dapat diserap tanaman dan sumber unsur hara bagi tanaman. Walaupun
dalam jumlah sedikit, pupuk organik mengandung unsur yang lengkap.

Gambar 14 . Pupuk organik

25 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
b. Pupuk Anorganik
Pupuk buatan merupakan pupuk yang dibuat di pabrik. Bahan dasarnya dari
bahan anorganik dan dibentuk melalui proses kimia sehingga pupuk ini lebih
dikenal dengan nama pupuk anorganik. Pupuk anorganik umumnya
mempunyai kandungan unsur hara tinggi. Pupuk ini tidak diperoleh di alam,
tetapi merupakan hasil ramuan di pabrik. Oleh karena pupuk anorganik
dibuat manusia maka kandungan haranya dapat beragam dan disesuaikan
dengan kebutuhan tanaman. Pupuk buatan kandungan haranya lebih tinggi,
mudah larut dan cepat diserap oleh akar tanaman. Alasan inilah yang
membuat pupuk ini banyak digunakan. Akan tetapi pupuk ini mempunyai
kelemahan jika penggunaannya berlebihan akan mengakibatkan kerusakan
lingkungan dan tanaman.

c. Pupuk Majemuk
Pupuk majemuk merupakan pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur
hara. Umumnya, unsur hara yang kandunganya hanya unsur hara makro
atau mikro saja. Pupuk majemuk ini dapat hanya mengandung dua unsur
hara atau lebih. Contohnya : Pupuk NPK Mengandung unsur N,P dan K.

Gambar 15.Pupuk NPK dan Pupuk Kandang

d. Pupuk Tunggal
Pupuk anorganik dikatakan pupuk tunggal jika dalam pupuk tersebut hanya
mengandung satu unsur hara terpakai. Contohnya : Urea dan ZA yang

26 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
hanya mengandung hara nitrogen, pupuk KCL dan ZK yang hanya
mengandung kalium.

Gambar 16. Pupuk anorganik tunggal

e. Sifat kelarutan dan pH


Macam-macam pupuk mempunyai sifat kelarutan dan ph yang berbeda.
Pupuk ada yang mudah larut dan tidak mudah larut. Mudah larut dalam air
dingin dan air panas.

f. Teknik pemupukan
Keberhasilan pemupukan tanaman pangan dan palawija ditentukan oleh cara
pemberiannya. Selain itu, pemupukan yang benar juga ditentukan oleh jenis
pupuk yang harus sesuai dengan jenis tanaman dan waktu pemberiannya.

g. Pupuk Akar dan Pupuk Daun

Berdasarkan pada cara pemberiannya, pemupukan pada tanaman dibagi


menjadi pemberian melalui akar dan melalui daun. Setiap cara pemberian
memiliki kegunaan dan keuntungan tersendiri. Aplikasi tersebut harus benar-
benar efektif dan efisien agar total biaya yang dikeluarkan sesuai dengan nilai
produksi yang dihasilkan. Dengan demikian, keuntungan yang diharapkan
dapat tercapai.

27 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
1) Pupuk Akar

Sumber makanan bagi tanaman sebagiab besar diambil melalui akar


dalam bentuk larutan nutrient atau senyawa- senyawa khusus. Oleh
karena itu, pupuk yang diberikan melalui akar harus cukup jumlahnya
agar akar benar-benar dapat menyerap unsur hara tersebut
sebanyak-banyaknya sehingga pertumbuhan tanaman menjadi
maksimal.

Meskipun demikian aplikasi pupuk melalui akar ini memiliki


kelemahan. Pupuk yang diberikan melalui akar dapat hilang akibat
menguap, tercuci oleh air hujan, terbawa oleh makluk lain, atau
diserap tanaman lain yang tidak diinginkan.

Berdasarkan teknik aplikasinya, pupuk untuk akar dapat diberikan


dengan cara :

Ditabur

Pemberian pupuk dengan cara ditabur dimaksudkan untuk


mempermudah kerja, menghemat tenaga kerja karena sekaligus
dilakukan dengan pengolahan tanah, dan juga berfungsi untuk
mengefektifkan daya kerja pupuk. Efektifitas tersebut terutama
untuk pupuk yang bekerjanya lambat atau tidak langsung tersedia,
seperti kandang serta pupuk fosfat alam dan kapur.

Cara pemberian pupuk akar dengan ditabur ini ada 3 (tiga) macam
yaitu :

a. Pupuk diberikan pada saat pengolahan tanah atau sebagai


pupuk dasar. Sebelum tanah dicangkul atau dibajak, pupuk
ditaburkan diatas tanah untuk selanjutnya ditimbun atau
diaduk bersamaan dengan pengolahan tanah.
b. Penaburan pupuk akar sebagai pupuk dasar sering juga
diberikan segera setelah bedeng tanaman dibentuk.
Selanjutnya bedeng tersebut disiram air untuk memudahkan
pengolahan dan penggemburan tanah. Pada saat itulah

28 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
pupuk tercampur dengan tanah bersamaan dengan proses
penggemburan.
c. Kadang-kadang ada juga orang yang menaburkan pupuk
diantara tanaman yang sudah tumbuh,. Penaburan ini
biasanya dilakukan pada saat tanaman masih berumur
muda, dengan tujuan agar tanaman muda tersebut
mendapat tambahan energi selama dalam pertumbuhan.

Gambar 17. Pemupukan dengan cara ditabur

Dibenamkan.

Pupuk yang diaplikasikan dengan cara dibenamkan dimaksudkan


agar pupuk tersebut dapat dimanfaatkan tanaman secara efektif.
Tujuan lain adalah mencegah kehilangan pupuk akibat pencucian air
hujan, air siraman dan mengurangi penguapan, terutama pupuk yang
higroskopisnya tinggi, seperti urea. Aplikasi pupuk yang dibenamkan
umumnya dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh selama
beberapa hari/minggu atau kadang-kadang juga beberapa hari
sebelum tanam. cara pemberian pupuk dengan dibenamkan ini ada 3
(tiga) cara, yaitu dalam larikan/lajur di antara tanaman, melingkar
sekeliling batang tanaman dan ditugal dalam lubang tanam sekitar
tanaman.

29 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Diantara lajur

Cara pemupukannya dengan cara lajur atau pemberian pupuk di


sela- sela tanaman antar barisan. Pemberian pupuk biasanya
dilakukan segera setelah dilakukan penyiangan. Pemberian pupuk
dengan cara ditaburkan di antara lajur memiliki keuntungan, yakni
menghemat waktu dan biaya. Penghematan terjadi karena
pemupukan dilakukan bersamaan dengan proses penyiangan dan
dapat dilakukan dengan cara yang cepat. Disamping ada
keuntungan, cara ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pupuk yang
diberikan tidak langsung mengenai akar tanaman dan banyak yang
tercuci bila hujan.

Cara ditugal atau dilubangi

Caranya adalah dengan membuat beberapa buah lubang disekitar


tanaman (biasanya sesuai dengan empat arah mata angin) lalu ke
dalam lubang tersebut dimasukkan pupuk. Kelemahan pemupukan
secara tugal ini adalah pupuk yang diberikan tidak dapat secara
langsung diserap oleh akar tanaman. Beberapa waktu kemudian
setelah pertumbuhan akar mengarah ke tempat pupuk tersebut, efek
pemupukan baru terlihat. Sedangkan keuntungan pemupukan
dengan cara ini adalah pupuk yang diberikan tidak mudah tercuci
karena terpusat pada satu lubang. Selain itu tidak banyak akar yang
rusak selama pembuatan lubang pupuk, sehingga kemungkinan
masuknya penyakit semakin kecil.

2) Pupuk Daun

Pemupukan melalui daun ini umumnya dilakukan dengan cara


melarutkan pupuk tersebut ke dalam air lalu larutan pupuk
disemprotkan ke permukaan daun. Pemupukan melalui daun ini bisa
dilakukan pada semua jenis tanaman.

30 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Gambar 18. Disemprotkan

Gambar 19. Pengendalian Gulma

4. Mengendalikan gulma
Bayangkan apa yang dapat terjadi bila tanaman padi sawah, padi ladang, atau
ladang jagung tidak disiangi. Dalam waktu singkat, berbagai jenis rumput dan
tumbuhan berdaun lebar akan tumbuh lebih tinggi dan kemudian menutupi tajuk
tanaman. Jika penyiangan dilakukan terlambat maka pada saat panen dapat
dipastikan hasil yang diperoleh tidak akan sebanyak hasil yang diperoleh bila
dilakukan penyiangan tepat waktu. Selain mengurangi kuantitas dan kualitas
hasil, gulma juga dapat bertindak sebagai inang bagi hama dan penyakit.
Kehilangan hasil dikarenakan persaingan gulma sebesar 10-20%.

Gulma umumnya disiangi oleh petani secara manual, yaitu dengan


menggunakan tangan maupun kaki, dengan atau tanpa alat bantu. Cara ini tentu

31 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
saja banyak membutuhkan waktu, biaya, dan tenaga, terutama bagi petani di luar
Pulau Jawa yang lahannya relatif lebih luas. Lain halnya di pulau Jawa yang
tenaga penyiang sukar didapat akibat tersedotnya tenaga kerja ke kota dan
semakin kompleks karena waktu tanam yang serempak membutuhkan waktu
penyiangan yang relatif serempak pula.

Penyebab inilah yang akhirnya mendorong petani mengendalikan gulma secara


kimiawi dengan menggunakan herbisida. Setiap tanaman mempunyai periode
kritis dalam persaingannya dengan gulma. Hal ini dapat ditentukan berdasarkan
fase pertumbuhan tanaman tersebut yang umumnya periode kritis tersebut sejak
tanaman tumbuh hingga sepertiga pertama dari siklus hidup tanaman.

Pada padi, periode kritis persaingan dengan gulma hinga tanaman berumur 40
hari pertama dari siklusnya. Penggunaan herbisida sebaiknya lebih banyak
dilakukan di periode kritis tersebut. Terdapat dua tipe herbisida menurut
aplikasinya: herbisida pratumbuh (preemergence herbicide) dengan cara
disebarkan pada lahan setelah diolah namun sebelum benih ditebar (atau segera
setelah benih ditebar).

Biasanya herbisida jenis ini bersifat nonselektif yang berarti membunuh semua
tumbuhan yang ada. Jenis herbisida lainnya adalah herbisida pascatumbuh
(postemergence herbicide) yang diberikan setelah benih memunculkan daun
pertamanya. Herbisida jenis ini harus selektif, dalam arti tidak mengganggu
tumbuhan pokoknya. Jenis gulma rumput adalah spesies yang sulit dikendalikan
dikarenakan mempunyai sifat yang hampir sama dengan tanaman padi.

Herbisida dengan bahan aktif butaklor, oksadiason, klometoksinil, pretilaktor dan


kuinklorak diyakakini mampu mengendalikan gulma rumput. Herbisida fenoksi
efektif mengendalikan gulma berdaun lebar dan teki. Selain itu, ada metode
pengendalian gulma secara langsung yang cukup efektif dengan menggunakan
mesin penyiang gulma bermotor (power weeder). Keunggulan mesin penyiang ini
tiga kali lebih besar dibandingkan alat penyiang manual/gasrok, sehingga dapat
menekan biaya penyiangan. Kemampuan kerja 15 jam/ha untuk satu arah atau
27 jam/ha untuk 2 arah. Alat penyiang ini sangat prospektif untuk dikembangkan

32 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
oleh kalangan industri alsin pertanian dalam rangka pencapaian swasembada
beras. (Ume Humaedah)

7. Mengendalikan hama Tanaman padi

Hama tanaman padi merupakan salah satu kendala bagi petani untuk bisa
meningkatkan produksi usaha taninya. Bahkan serangan hama tertentu seperti
tikus dan wereng bisa mengakibatkan puso atau gagal panen. Oleh karena itu
kita sebagai petani harus selalu waspada dengan adanya serangan hama.

Gambar 20. Hama Burung Pipit

Berikut tips mengendalikan beberapa hama penting tanaman padi pada berbagai
fase pertumbuhan :

Hama pada fase persemaian

1) Wereng Coklat (Nilaparvata lugens). Hama ini dapat menyebabkan


tanaman padi mati kering dan tampak seperti terbakar atau hopper burn,
serta dapat menularkan beberapa jenis penyakit. Tanaman padi yang
rentan terserang wereng coklat adalah tanaman padi yang dipupuk
dengan unsur N terlalu tinggi dan jarak tanam yang rapat merupakan
kondisi yang disenangi wereng coklat. Beberapa varietas tertentu
terutama ketan juga sangat rentan terhadap wereng. Pengendalian bisa

33 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
dilakukan dengan penggunaan varietas tahan, pengurangan penggunaan
pupuk N dan aplikasi insektisida aplaud, mipcin, winder, konfidor, OBR,
plenum dll.

2) Wereng Hijau (Nephotettix virescens). Hama wereng hijau merupakan


hama penyebar (vector) virus tungro yang menyebabkan penyakit tungro.
Fase pertumbuhan padi yang rentan serangan wereng hijau adalah saat
fase persemaian sampai pembentukan anakan maksimum, yaitu umur ±
30 hari setelah tanam. Sama seperti wereng coklat pengendalian wereng
hijau bisa dilakukan dengan penggunaan varietas tahan, pengurangan
penggunaan pupuk N dan aplikasi insektisida aplaud, mipcin, winder,
konfidor, OBR, plenum dll

3) Hama Putih Palsu (Chanaphalocrosis medinalis). Hama putih palsu


menyerang bagian daun tanaman padi, larva akan memakan jaringan
hijau daun dari dalam lipatan daun meninggalkan permukaan bawah daun
yang berwarna putih. Tanda pertama adanya infestasi adalah kehadiran
ngengat di sawah. Ngengat berwarna kuning coklat, pada bagian sayap
depan ada tanda pita hitam sebanyak tiga buah yang garisnya lengkap
atau terputus. Pada saat beristirahat, ngengat berbentuk segitiga.
Pengendalian yang bisa dilakukan dengan pengeringan sawah selama 3
hari, atau penggunaan insektisida regent, buldok, decis, virtako dll

4) Tikus Sawah (Rattus argentiventer). Tikus merusak tanaman pada


semua fase pertumbuhan dan dapat menyebabkan kerusakan besar
apabila tikus menyerang pada saat primodia. Tikus akan memotong titik
tumbuh atau memotong pangkal batang untuk memakan bulir gabah.
Tikus menyerang pada malam hari dan pada siang hari tikus bersembunyi
di lubang pada tanggul irigasi, pematang sawah, pekarangan, semak atau
gulma. Pengendalian dilakukan dengan cara menggunakan musuh alami
(tyto alba, ular, garangan dll), umpan racun, jebakan, gropyokan,
pengemposan, pemasangan pagar plastik dan bubu perangkat (trap and
barrier system), dll

34 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
5) Keong Mas (Pomacea canaliculata). Keong mas merusak tanaman
dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya,
menyebabkan adanya bibit yang hilang per tanaman. Waktu kritis untuk
mengendalikan serangan keong mas adalah pada saat 10 hst atau 21
hari setelah sebar benih (benih basah). Pengendalian dengan cara
membuat parit disekeliling petak sawah lalu diberikan umpan daun-
daunan dan menggunakan molusida baylucide, fatal, dll

Hama pada fase vegetatif

1) Penggerek Batang (Tryporiza sp.). Adalah hama yang


menimbulkan kerusakan dan menurunkan hasil panen secara nyata.
Serangan yang terjadi pada fase vegetatif, daun tengah atau pucuk
tanaman mati karena titik tumbuh dimakan larva penggerek batang.
Pucuk tanaman padi yang mati akan berwarna coklat dan mudah
dicabut (gejala ini biasa disebut Sundep). Apabila serangan terjadi
pada fase generatif, larva penggerek batang akan memakan pangkal
batang tanaman padi tempat malai berada. Malai akan mati,
berwarna abu-abu dan bulirnya kosong/hampa. Malai mudah dicabut
dan pada pangkal batang terdapat bekas gerekan larva penggerek
batang (gejala ini biasa disebut Beluk). Pengendalian bisa dilakukan
sejak dipesemaian dan dipertanaman umur 15 hst, 30 hst dan 40 hst
dengan menggunakan regent, virtako, spontan, manuver dll.

2) Wereng Hijau (Nephotettix virescens). Hama wereng hijau


merupakan hama penyebar (vector) virus tungro yang menyebabkan
penyakit tungro. Fase pertumbuhan padi yang rentan serangan
wereng hijau adalah saat fase persemaian sampai pembentukan
anakan maksimum, yaitu umur ± 30 hari setelah tanam.

3) Hama Ganjur (Pachydiplosis oryzae). Stadia tanaman padi yang


rentan terhadap serangan hama ganjur adalah mulai dipersemaian
sampai pada pembentukan malai. Gejala serangan ganjur adalah
daun padi akan menggulung seperti daun bawang, sehingga

35 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
tanaman yang terserang tidak dapat menghasilkan malai.
Pengendalian bisa dilakukan dengan menggunakan regent, winder,
konfidor, virtako, spontan, manuver dll.

4) Keong Mas (Pomacea canaliculata). Keong mas merusak tanaman


dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya,
menyebabkan adanya bibit yang hilang per tanaman. Waktu kritis
untuk mengendalikan serangan keong mas adalah pada saat 10 hst
atau 21 hari setelah sebar benih (benih basah).

Hama pada fase generatif


1) Wereng Coklat (Nilaparvata lugens). Hama ini dapat menyebabkan
tanaman padi mati kering dan tampak seperti terbakar atau puso,
serta dapat menularkan beberapa jenis penyakit. Tanaman padi yang
rentan terserang wereng coklat adalah tanaman padi yang dipupuk
dengan unsur N terlalu tinggi dan jarak tanam yang merupakan
kondisi yang disenangi wereng coklat. Hama wereng coklat
menyerang tanaman pada mulai dari pembibitan hingga fase masak
susu. Gejala serangan adalah terdapatnya imago wereng coklat pada
tanaman dan menghisap cairan tanaman pada pangkal batang,
kemudian tanaman menjadi menguning dan mengering.
2) Wereng Hijau (Nephotettix virescens). Hama wereng hijau
merupakan hama penyebar (vector) virus tungro yang menyebabkan
penyakit tungro. Fase pertumbuhan padi yang rentan serangan
wereng hijau adalah saat fase persemaian sampai pembentukan
anakan maksimum, yaitu umur ± 30 hari setelah tanam. Gejala
kerusakan yang ditimbulkan adalah tanaman kerdil, anakan
berkurang, daun berubah menjadi kuning sampai kuning oranye.

3) Penggerek Batang (Tryporiza sp.) adalah hama yang menimbulkan


kerusakan dan menurunkan hasil panen secara nyata. Serangan
yang terjadi pada fase vegetatif, daun tengah atau pucuk tanaman
mati karena titik tumbuh dimakan larva penggerek batang. Pucuk
tanaman padi yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut

36 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
(gejala ini biasa disebut Sundep).Apabila serangan terjadi pada fase
generatif, larva penggerek batang akan memakan pangkal batang
tanaman padi tempat malai berada. Malai akan mati, berwarna abu-
abu dan bulirnya kosong/hampa. Malai mudah dicabutdan pada
pangkal batang terdapat bekas gerekan larva penggerek batang
(gejala ini biasa disebut Beluk).

4) Hama Ganjur (Pachydiplosis oryzae). Stadia tanaman padi yang


rentan terhadap serangan hama ganjur adalah mulai dipersemaian
sampai pada pembentukan malai. Gejala serangan ganjur adalah
daun padi akan menggulung seperti daun bawang, sehingga
tanaman yang terserang tidak dapat menghasilkan malai.

5) Ulat Grayak (Armyworm). Hama ulat grayak menyerang tanaman


dengan memakan daun dan hanya meninggalkan tulang daun dan
batang. Larva ulat grayak menyerang tanaman padi sejak di
persemaian sampai fase pengisian. Serangan akan parah saat
musim kemarau dan tanaman kekurangan air. Pengendalian
dilakukan saat malam hari dengan menggunakan larvin, virtako,
dipel, turex dll
6) Hama Putih Palsu (Chanaphalocrosis medinalis). Hama putih
palsu menyerang bagian daun tanaman padi, larva akan memakan
jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun meninggalkan permukaan
bawah daun yang berwarna putih. Tanda pertama adanya infestasi
adalah kehadiran ngengat di sawah. Ngengat berwarna kuning
coklat, pada bagian sayap depan ada tanda pita hitam sebanyak tiga
buah yang garisnya lengkap atau terputus. Pada saat beristirahat,
ngengat berbentuk segitiga.

7) Tikus Sawah (Rattus argentiventer). Tikus merusak tanaman pada


semua fase pertumbuhan dan dapat menyebabkan kerusakan besar
apabila tikus menyerang pada saat primodia. Tikus akan memotong
titik tumbuh atau memotong pangkal batang untuk memakan bulir

37 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
gabah. Tikus menyerang pada malam hari dan pada siang hari tikus
bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi, pematang sawah,
pekarangan, semak atau gulma.

Hama pada fase pemasakan

1) Walang Sangit (Leptocorixa acuta). Walang sangit merupakan


hama yang menghisap cairan bulir pada fase masak susu. Kerusakan
yang ditimbulkan walang sangit menyebabkan beras berubah warna,
mengapur serta hampa. Hal ini dikarenakan walang sangit
menghisap cairan dalam bulir padi. Fase tanaman padi yang rentan
terserang hama walang sangit adalah saat tanaman padi mulai keluar
malai sampai fase masak susu. Pengendalian bisa dilakukan dengan
menggunakan regent, manuver, virtako dll.

2) Tikus Sawah (Rattus argentiventer). Tikus merusak tanaman pada


semua fase pertumbuhan dan dapat menyebabkan kerusakan besar
apabila tikus menyerang pada saat primodia. Tikus akan memotong
titik tumbuh atau memotong pangkal batang untuk memakan bulir
gabah.
Tikus menyerang pada malam hari dan pada siang hari tikus
bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi, pematang sawah,
pekarangan, semak atau gulma.

3) Ulat Grayak (Armyworm). Sebenarnya larva ulat grayak bisa


menyerang tanaman padi sejak di persemaian sampai fase
pengisian. Serangan akan parah saat musim kemarau dan tanaman
kekurangan air. Pada fase ini biasanya ulat grayak menyerang
tanaman padi dengan cara memotong malai padi sehingga akan
membuat kerugian yang sangat besar.

4) Burung (Lonchura spp.). Burung menyerang tanaman pada fase


masak susu sampai padi dipanen. Burung akan memakan langsung

38 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
bulir padi yang sedang menguning sehingga menyebabkan
kehilangan hasil secara langsung. Selain itu burung juga
mengakibatkan patahnya malai padi. Pengendalian hama burung
bisa dilakukan dengan cara pengusiran dengan membuat ajir
berwarna merah disekitar sawah atau dengan menggunakan tali-tali
yang dikasih kaleng/ plastik atau dengan menggunakan jaring.

Mengendalikan penyakit tanaman padi

Penyakit tungro
1) Usahakan tanam serentak minimal 20 ha
2) Gunakan varietas tahan virus tungro atau tahan serangga penular
wereng hijau
3) Buat persemaian setelah lahan dibersihkan. Buang tanaman padi yang
terinfeksi agar tidak menjadi sumber virus.
4) Tanam Jajar Legowo
5) Kendalikan serangga wereng hijau penular virus dengan insektisida
kimiawi yang direkomendasikan bila saat tanaman umur kurang dari
sebulan setelah tanam ditemukan 1 tanaman terserang dari 1.000
rumpun tanaman.
6) Sawah jangan dikeringkan.

Penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB)

1) Gunakan pupuk N tidak berlebih tetapi sesuai kebutuhan


tanaman
2) Gunakan varietas tahan
3) Lakukan rotasi tanam.

39 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
8. Memanen tanaman pangan

Gambar 21. Panen Tanaman Padi

Menangani pasca panen hasil tanaman pangan

Inilah saat yang paling ditunggu oleh para petani yaitu masa panen tanaman
padi. Tanda tanaman padi telah siap untuk dipanen adalah warna butiran bijinya
sudah mulai menguning, ranting buahnya sudah mulai menunduk karena terisi
dengan beras. Proses pemanenan padi bisa dilakukan dengan cara tradisonal
yaitu menggunakan sabit atau dengan cara modern yang menggunakan mesin
otomatis.

Untuk mengurangi kerugian pada saat panen usahakan untuk segera memanen
padi karena bila usia padi terlalu tua biji padi akan rontok. Itulah proses budidaya
tanaman padi yang cukup panjang, oleh karena itu kita harus menghargai
makanan ini jangan membuangnya atau berlebih-lebihan dalam memasak
sehingga terbuang. Selain itu jika banyak yang menanam tanaman ini sudah
pasti Indonesia akan bisa surplus stok beras.

Penanganan pasca panen yang kurang tepat dapat menyebabkan kerugian-


kerugian berupa:Penurunan mutu gabah, yang disebabkan karena tingginya
prosentase.
1. Kadar air
2. Kadar hampa/kotoran
3. Butir hijau/butir mengapur

40 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
4. Butir kuning/butir rusak
5. Butir merah

Kehilangan basil dapat mencapai angka 12 - 21 %, yang terjadi pada tahap-


tahap:
1. Panen.
2. Perontokan
3. Pembersihan
4. Pengeringan
5. Pengepakan dan pengangkutan
6. Penyimpanan

Misalkan hasil akhir yang kita peroleh adalah 9 ton GKG (gabah kering giling) per
hektar. Dengan anggapan kehilangan hasil selama penanganan pasca panen
(dan panen sampai penyimpanan) adalah 10%, maka hasil yang seharusnya kita
peroleh. adalah 10 ton GKG. Tetapi karena kesalahan dalam penanganan pasca
panen maka kita hanya memperoleh hasil sebesar 9 ton GKG.

Langkah-langkah dalam penanganan pasca panen


Untuk mengatasi kerugian sebagai akibat dari penanganan pasca panen yang
kurang tepat, dapat diikuti beberapa petunjuk dibawah ini :
1. Usahakan 7- 10 hari sebelum panen sawah dikeringkan sehingga
mempercepat kematangan yang merata. Batang padi yang rebah
kearah pematang sawah ditegakkan agar padi tidak dimakan ayam/itik
dan tidak terinjak orang.
2. Panenlah pada saat yang tepat dengan melihat tanda-tanda berikut:
Cabang malai teratas masak maksimal, bagian tengah telah
menguning dan bagian bawah agak hijau. - Daun bendera mulai
menguning dan sebagian telah kering/mati. Usahakan panen pada
udara cerah. Panen terlambat akan menimbulkan tingkat kerontokan
yang tinggi.
3. Gunakan sabit yang tajam waktu panen, hasilnya diletakkan di atas
alas tikar agar gabah tidak berceceran ditanah dan tidak tercampur
dengan tanah/pasir.

41 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
4. Setiap tahap pengangkutan gunakan wadah/karung yang tidak bocor.
5. Lakukan perontokan segera setelah panen (pada hari panen).
6. Pada waktu perontokan, gunakan alas untuk menampung gabah
(mengurangi kehilangan hasil). Macam-macam cara perontokan
sepertidi dibawah ini:
 Perontokan dengan cara diirik/diinjak-injak
 Perontokan dapat pula dilakukan dengan menggunakan pedal
thresher (Contoh alat ini dapat dilihat pada setiap Diperta
Kabupaten). Alat ini dapat dibuat sendiri oleh petani.
7. Pembersihan dilakukan segera setelah perontokan, dengan cara
diayak atau ditampi, dapat juga dengan menggunakan gumbaan
(Winower). Dan jangan lupa diberi alas.
8. Pembersihan dilakukan lagi setelah pengeringan, sehingga gabah
benar-benar bersih.
9. Pengeringan dilakukan segera setelah perontokan. Pengeringan
bertujuan untuk menurunkan kadar air gabah menjadi rnaksimum 14%
agar gabah tidak mudah rusak sewaktu disimpan.
10. Dalam keadaan cuaca baik, pengeringan dilakukan ditempat terbuka
dengan menggunakan cahaya matahari. Ditempat yang beralas
baik,gabah dihamparkan dengan ketebalan 5-7 cm. Setiap 2 jam di
balik-balik. Pengeringan dapat dilakukan beberapa hari, tergantung
keadaan cahaya matahari.
11. Apabila hujan turun terus menerus maka pengeringan dilakukan di
dalam ruangan dengan menggunakan lampu petromak.
12. Pengepakan dengan menggunakan karung goni/plastik yang tidak
bocor untuk menghindari tercecernya gabah.
13. Pada waktu pengangkutan diusahakan gabah dalam keadaan tertutup
untuk rnenghindari air hujan dan tercecer.
14. Penyimpanan gabah dilaksanakan dalam keadaan kering (kadar air
14%) dan bersih (kadar kotor/hampa 3% ). Karung tempat penyimpan
harus bersih dan bebas hama.
15. Gabah yang disimpan untuk jangka larna sewaktu-waktu perlu dijemur
ulang. Untuk gudang/lumbung berlantai semen harus menggunakan
alas penyimpanan dan kayu lebih kurang 15 cm di atas lantai semen.

42 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
16. Lumbung/gudang tidak bocor, bersih dan bebas hama.
17. Sekeliling gudang harus bersih dan semak-semak dan tanaman agar
gudang tidak lembab. Gudang beratap lebar dan cukup mendapat
sinar matahari

D. Aktifitas Pembelajaran
1) Penguasaan konsep
 Anda akan melakukan kegiatan agribisnis tanaman padi.
 Apa yang anda lakukan dalam kegiatan agribisnis tanaman padi
 Setelah memahami kegiatan agribisnis tanaman padi.
 Prosedur apa yang harus diikuti dalam kegiatan agribisnis tanaman padi
 Penggunaan alat dan bahan untuk mendokumentasikan untuk kegiatan
agribisnis tanaman padi, jelaskan.

2). Mengenal Fakta

 Melakukan observasi, peserta melakukan observasi, dalam kegiatan


agribisnis tanaman padi, kegiatan dikoordinir oleh widyaiswara.
 Observasi dilakukan secara berkelompok pada tempat yang berbeda
 Observasi dilakukan untuk agribisnis tanaman padi
 Dari hasil observasi ini selanjutnya merumuskan agribisnis tanaman padi
 Kegiatan mengenal fakta ini dapat dilakukan sekaligus untuk kompetensi
dasar agribisnis tanaman padi.

3). Merefleksikan.

Setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep dan mengenal fakta,


selanjutnya peserta diklat melakukan refleksi bagaimana anda akan melakukan
kegiatan agribisnis tanaman padi berdasarkan konsep dan hasil observasi.

4). Melakukan analisis dan sintesis

 Analisis daya dukung, peserta diklat melakukan kegiatan analisis


terhadap daya dukung yang tersedia di tempat praktek untuk mengetahui

43 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
tingkat kesesuaiannya dalam agribisnis tanaman padi secara
berkelompok.
 Sintesis, peserta diklat melakukan kegiatan sintesis terhadap hasil
refleksi agribisnis tanaman padi dan hasil analisis terhadap tingkat
kesesuaian daya dukung, peserta diklat melakukan rekontruksi/modifikasi
terhadap hasil refleksi dalam kegiatan agribisnis tanaman padi.

5). Menyusun dan Melaksanakan Rencana Kerja

 Peserta diklat secara berkelompok menyusun/membuat alternatif-


alternatif rencana agribisnis tanaman padi, rencana kerja/proposal
memuat metode persiapan yang akan dilaksanakan, kriteria keberhasilan,
waktu pencapaian dan jadwal kegiatan, serta pembagian tugas kelompok.
 Pengambilan keputusan/menetapkan rencana kerja
Secara berkelompok peserta diklat mengambil keputusan/menetapkan
alternatif rencana agribisnis tanaman padi yang akan dilaksanakan
dengan memperhatikan daya dukung dalam agribisnis tanaman padi.
Apabila ada kesulitan peserta dapat mendiskusikan dengan fasilitator.

 Penetapan peran masing-masing individu dalam kelompok. Kelompok


menyusun pembagian tugas dan menentukan peran setiap anggota
masyarakat.
 Proses pengamatan dan pencatatan, peserta diklat melakukan
pengamatan dan pencacatan data kegiatan agribisnis tanaman padi yang
dilaksanakan. Lembar pengamatan disiapkan peserta diklat setelah
mendapat persetujuan fasilitator.
 Evaluasi dan diskusi terhadap hasil kegiatan. Peserta diklat
melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan pencapaian
standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan
 Peserta diklat melakukan diskusi terhadap hasil kegiatan dan hasilnya
dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah
dirumuskan sebelumnya.
 Proses penyusunan kesimpulan dan memberikan umpan balik. Peserta
secara berkelompok menyusun umpan balik / rekomendasi terhadap

44 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
agribisnis tanaman padi. Perumusan umpan balik ini juga harus
mempertimbangkan dasar teori, fakta dan kondisi hasil kerja.

E. Rangkuman
Agribisnis /budidaya tanaman yang baik dan berproduksi tinggi perlu
diterapakan kepada siswa langkah-langkah pembelajaran seperti : Persiapan
Lahan, Pesemaian, pemberian pupuk dasar, pemerataan, pencaplakan
penanaman, pengairan, penyiangan, Penjarangan/ penyulaman, pengendalian
hama & penyaki dan pemanenan dan pasca panen. Dengan menggunakan
pembelajaran saintifik dan model pembelajaran

F. Umpan Balik
Peserta pelatihan setelah mempelajari modul pelatihan ini diminta untuk
memberikan tanggapan terhadap materi didalam modul ini dan juga diminta
menganalisis materi-materi yang dapat diimplementasikan di sekolah. Adapun
kegiatan umpan balik yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

 Apa saja yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi kegiatan belajar
ini?
 Bagaimana pikiran/perasaan saya tentang materi kegiatan belajar ini?
 Apa saja yang telah saya lakukan yang ada hubungannya dengan materi
kegiatan ini tetapi belum ditulis di materi ini?
 Materi apa yang ingin saya tambahkan?
 Bagaimana kelebihan dan kekurangan materi materi kegiatan ini?
 Manfaat apa saja yang saya dapatkan dari materi kegiatan ini?
 Berapa persen kira-kira materi kegiatan ini dapat saya kuasai?
 Apa yang akan saya lakukan?

45 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Kegiatan Pembelajaran 2. Agribisnis Tanaman
Jagung

Gambar 22. Jagung

A. Tujuan Pembelajaran
Guru dapat melakukan pembelajaran Budidaya Tanaman Jagung dengan Cara
saintifik dan model pembelajarannya.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan persiapan
benih yang baik
2. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan persiapan
lahan yang benar dan sesuai prosedur
3. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan pengolahan
pembuatan bedengan dan drainasenya yang sesuai dengan
keperluan pertumbuhan tanaman jagung
4. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan pemberian
pupuk dasar organik dan nonorganik sesuai kebutuhan
5. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan teknik
pemasangan mulsa sesuai prosedur
6. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan pembuatan
lubang tanam sesuai prosedur

46 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
7. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan penanaman
jagung sesuai prosedur
8. Dengan disiapkan alat bahan anda dapt mengajarkan penyiraman
tanaman jagung dengan baik
9. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan penyiangan
sesuai prosedur
10. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan penjarangan
dan penyulaman
11. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan
pembumbunan dengan bear
12. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan hama &
penyakit tanaman jagung dan pengendaliannya
13. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan panen dan
pasca panen tanaman jagung

C. Uraian Materi
Tanaman jagung (Zea mays L.) berasal dari benua Amerika. Menurut Linnaeus
dalam Warisno (1998), klasifikasi tanaman jagung adalah sebagai berikut:
Divisio : Spermathophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonenae
Ordo : Graminae
Famili : Graminaceae
Subfamilia : Ponicoidae
Genus : Zea
Species : Zea mays L.

Menurut Warisno (1998), tanaman jagung memiliki perakaran serabut yang terdiri
dari akar primer, sekunder dan adventif. Akar primer sifatnya sementara
sedangkan akar yang hidup terus adalah akar adventif atau akar serabut. Fungsi
akar primer dan sekunder digantikan akan tetap, sedangkan akar adventif
merupakan bentuk akar lain yang tumbuh dari pangkal batang di atas permukaan
tanah, kemudian menembus dan masuk ke dalam tanah. Fungsi akar adventif itu
untuk memperkuat berdirinya batang tanaman jagung dan menambah organ

47 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
penghisap air dan garam-garam tanah. Bunga pada tanaman jagung terdiri dari
bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah, sedangkan bunga betina
terdapat pada tongkol jagung. Biji jagung tersusun dalam janggel adalah tongkol
yang dibentuk pada bunga betina setelah terjadi pembuahan terjadi
perkembangan biji 7 hari sampai 10 hari, yang pertama perkembangannya
lambat.

Syarat Tumbuh
Suhu yang dikehendaki tanaman jagung berkisar antara 21ºC - 30ºC. Akan tetapi
untuk pertumbuhan yang baik tanaman jagung khususnya jagung hibrida suhu
yang optimal adalah 23ºC - 27ºC. Suhu sekitar 25ºC akan mengakibatkan
perkecambahan biji jagung lebih cepat dan suhu tinggi lebih dari 40ºC akan
mengakibatkan kerusakan embrio sehingga tanaman tidak jadi berkecambah.

Kondisi pH yang baik untuk pertumbuhan jagung hibrida berkisar antara 5,5 - 7,0
dan pH optimal 6,8 terutama pada saat berbunga dan pengisian biji. Curah hujan
yang normal untuk pertumbuhan tanaman jagung yang ideal adalah sekitar 250
mm/tahun sampai 2000 mm/tahun. Jagung hibrida akan tumbuh dengan baik di
daerah yang ketinggiannya lebih dari 5000 m di atas permukaan
laut.(Supapto,1999). Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia ataupun hewan, jagung merupakan makanan pokok kedua setelah padi,
produksi jagung kini dapat dikonsumsi oleh manusia dalam bentuk penyajian,
jagung merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung hidrat arang,
yang dapat digunakan untuk menggantikan (mensubtitusi) beras.

Jagung termasuk tanaman akar serabut yang terdiri dari tipe akar yaitu akar dan
seminal, akar adventif dan akar udara, seminal tumbuh dari radikma dan embiro.
Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini dari buku paling bawah. Sekitar
4 cm di bawah permukaan tanah. Akar udara adalah akar yang keluar dari dua
atau lebih dari buku terbawah dekat permukaan tanah. Batang jagun g tidak
bercabang, berbentuk silinder. Pada buku ruas akan muncul tunas yang
berkembang menjadi tongkol. Tinggi jagung tergantung variates, umumnya
berkisar 100 - 300 cm. Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku
batang. Jumlah daun terdiri dari 8-48 helaian tergantung varietasnya. Antara

48 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
kelopak dan helaian terdapat lidah daun yang disebut Ligula, fungsi Ligula
adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang.

Terdapat banyak jenis jagung, seperti:


a. Jagung gigi kuda ( Zea Mays Indentata )
b. Jagung mutiara ( Zea Mays Indurata )
c. Jagung manis ( Zea Mays Saccharata )
d. Jagung berondong ( Zea Mays Everta)
e. Jagung tepung ( Zea Mays Amylaceae )
f. Jagung polong ( Zea Mays Tunicata )
g. Jagung ketan ( Zea Mays ceratina )

Tanaman jagung adalah tanaman yang memiliki tingkat fotosintesis tinggi, jadi
sangat memerlukan cahaya matahari. Maka lokasi yang baik untuk budidaya
tanaman jagung adalah areal yang terbuka berupa sawah atu ladang yang tidak
terlindung dari cahaya matahari.

Lokasi untuk budidaya tanaman jagung sebaiknya tidak tergenang air, namun
memiliki kadar air yang cukup. Selain itu, dalam pemilihan lokasi untuk tanaman
jagung, sebaiknya harus sesuai dengan syarat tumbuh tanaman jagung, atau
yang dibutuhkan oleh tanaman jagung.

1. Persiapan Benih.
Benih jagung merupakan biji tanaman jagung yang tumbuh menjadi tanaman
muda. Tanaman muda tersebut menjadi tanaman dewasa yang dapat
menghasilkan bunga dan berbuah. Mutu benih memegang peranan penting dan
peningkatan produksi, mutu benih meliputi mutu fisik, genetik fisiologis benih

2. Menyiapkan Lahan

Pengolahan lahan tanaman jagung bertujuan untuk mendapatkan kondisi


lingkungan yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil produksi jagung.
Tujuan pengolahan lahan adalah untuk:

49 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
1) Menyediakan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakkan jagung.
2) Memperbaiki sifat fisik tanah.
3) Mencegah pertumbuhan gulma dan tanaman pengganggu.

Lahan untuk bertanam jagung dapat diolah dengan menggunakan cangkul, bajak
ataupun dengan traktor. Pengolahan lahan untuk bertanam jagung terdiri dari
beberapa langkah, yaitu:

1) Memecah
Yang dimaksud memecah pada pengolahan tanah untuk bertanam jagung
adalah mengubah kondisi tanah yang tadinya keras dan padat menjadi tanah
yang gembur dan lunak, agar dapat diproses selanjutnya. Alat untuk memecah
kondisi tanah ini adalah traktor.
.
2) Membalik
Membalik tanah pada pengolahan tanaman jagung adalah penggantian atau
pemindahan posisi dari bagian tanah sebelas atas menjadi sebelah bawah atau
sebaliknya. Hal ini dilakukan karena tiap komposisi tanah yang memiliki sifat
yang berbeda-beda, baik kandungan unsure maupun tingkat kesuburan
tanahnya. Alat yang dipergunakan untuk membalik tanah adalah cangkul.

3) Meratakan tanah
Proses yang selanjutnya setelah tanah dipecah dan dibalik adalah dengan
diratakan, agar proses perawatan yang lain dapat berlangsung dengan mudah.
Alat yang digunakan untuk meratakan adalah garu, dengan tenaga sapi atau
kerbau atau tenaga manusia. Di bawah ini perlu kita ketahui susunan dari lapisan
tanah secara horizontal yang terdiri dari 3 lapisan yang utama yaitu:
a. Lapisan tanah atas/top soil
Lapisan tanah atas memiliki ciri-ciri antara lain:

 Terletak pada bagian paling atas dari tanah


 Sebagai tempat tumbuhnya berbagai tanaman
 Berwarna gelap

50 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
 Tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman dengan mencari
makan pada bagian top soil ini
 Tempat hidup berbagai mikroorganisme
 Tempat terjadinya humifikasi
 Tanahnya gembur
 Banyak mengandung unsure hara bagi tanaman
 Porositas dan drainasenya sangat baik.
 Ketebalannya dipengaruhi oleh kemiringan, ketinggian dan jumlah
tumbuhan yang ada di atasnya

b. Lapisan tanah bawah/subsoil


Ciri-ciri lapisan tanah bawah/subsoil adalah sebagai berikut:

 Berwarna lebih muda dan lebih terang


 Porositas dan drainase rendah
 Ikatan butiran tanah lebih stabil
 Banyak mengalami pelapukan
 Banyak mengandung tanah liat

c. Lapisan bahan atau batuan induk/bed rock


Lapisan batuan induk memiliki ciri-ciri antara lain:

 Lapisan masih berupa batu yang belum mengalami pelapukan.


 Tempat terdapatnya kantung-kantung air.
 Tempat terjadinya proses pelapukan secara fisik, kimia dan bilogis dalam
waktu yang lama.

Keadaan tanah yang diolah sebaiknya dalam keadaan tidak basah sebab akan
lengket dan sukar digemburkan. Selain itu juga tidak terlalu kering, sebab akan
terasa keras, sehingga perlu tenaga yang besar. Jadi sebaiknya dalam keadaan
lembab agar mudah pengolahannya.

51 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Cara pengolahan tanah untuk bertanam jagung, yaitu:

 Setelah tanah diolah, maka tanah dibuat bedengan dengan ukuran yang
sesuai dengan luas lahan.Selain itu di antara bedengan dibuat parit untuk
pengaturan pengairan, yang dalamnya 20 cm dan lebarnya 40 cm.Segera
dilakukan pembuatan lubang tanam dengan menggunakan tugal/batang
kayu
 Pembuatan jarak antara lubang tanam bergantung pada kesuburan tanah
dan daya tumbuh benih.

3. Pemupukan Organik dan Non Organik


Pemberian pupuk kandang diberikan sebelum pemasangan mulsa dan diratakan
di atas tanah bedengan. Pemberian pupuk Organik SP 36, ZA, Kcl dengan
perbandingan 1:1:½ berfungsi untuk penyanter tanaman vegetatif, cara
pemupukan dengan meratakan di atas bedengan dengan jarak per 1 m dan
diberikan 100 g.

4. Pemasangan Mulsa

Mulsa adalah plastik untuk bedengan, ada 2 warna yang berwarna perak berada
di atas, sedangkan warna hitam di bawah. Fungsi mulsa:

1) Untuk menekan tumbuhnya gulma

2) Menahan/menjaga kelembaban

3) Mencegah/mengurangi penguapan air

4) Menghemat biaya tenaga kerja dalam penyiangan

5) Memblokir pantulan untuk mengusir hama

6) Fotosintesis lewat pantulan sinar matahari

5. Pembuatan Lubang Tanaman

Pembuatan lubang Komoditas untuk tanaman jagung, jarak tanaman 40 - 30 cm.,


dengan bedengan yang sudah ditutupi dengan mulsa, yang sudah dilubangi.
Setelah itu dilakukan penunggalan sedalam 2 - 3 cm.

52 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
6. Penanaman

Penanaman di lapangan dilakukan dengan menggunakan benih bukan biji.


Sebelum penanaman benih kita semai terlebih dahulu, dengan cara:

- Biji disimpan ke pot dengan media: pupuk kandang, arang sekam,


selama 7 hari;
- Beri pupuk organik;
- Setelah tumbuh 3 - 5 daun, siap ke lahan.

Penanaman dilakukan pada lubang yang sudah diberi pupuk dengan kedalaman
lubang 3 cm dengan jumlah bibit per lubang tanam sebanyak 2 bibit kemudian
ditutup dengan tanah. Jarak tanam yang digunakan adalah 75 cm x 25 cm.
Secara tradisional, penanaman jagung dapat juga dilakukan dari biji, sebanyak 2
– 3 biji per lubang tanam yang dibuat menggunakan tugal, dengan jarak tanam
tertentu.

7. Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari yang bertujuan mencegah
tanaman layu. Apabila musim kemarau penyiraman dilakukan setiap hari.

8. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma di sekitar tanaman yang
dilakukan sebanyak 3 kali. Penyiangan pertama dilakukan pada umur 21 hst
dengan cara mencabut gulma. Penyiangan ke 2 dilakukan umur 42 hst dengan
menggunakan kored. Yang dimaksud penyiangan adalah membrantas atau
membuang gulma bagi tanaman yang dibudidayakan. Akibatnya daun menjadi
berimbang, cara pengendalian yaitu dengan mencabut rumput-rumput yang
tumbuh di sekitar tanaman guna mengatasi persaingan unsur hara pada
tanaman.

53 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
9. Penjarangan dan Penyulaman

Penjarangan dilakukan 7 hst dengan cara meninggalkan satu tanaman yang


pertumbuhannya baik. Sedangkan penyulaman dilakukan apabila tanaman pada
lubang tanam tidak ada yang tumbuh atau mati.

10. Pembumbunan

Pembumbunan dimaksudkan untuk memperkokoh berdirinya tanaman dan


mendekatkan unsur hara. Pembumbunan dilakukan secara bersamaan dengan
penyiangan ke-2 yaitu pada umur 42 HST.

11. Pengendalian Hama dan Penyakit

Untuk mencegah serangan hama pada awalnya pertumbuhan dan tanaman


diberikan insektisida Furadan 3G pada saat tanam sebanyak 20 kg/ha (9
gr/petak) yang di berikan pada lubang tanam. Pengendalian hama selanjutnya
dengan menyemprotkan insektisida decis 2,5 EC dengan konsentrasi 2 ml/liter,
larutan yang diberikan pada umur 20 hst, 27 hst dan 33 hst.

Adapun penyakit yang menyerang yaitu:

● Bulai.

Penyakit ini terkenal bagi tanaman jagung disebabkan oleh cendawan yang
merajalela, tanaman yang terserang cenderung mengalami kematian. Penyakit
ini di takuti para petani. Cara pengendaliannya; seed treatment dengan Ridomil,
tanaman di cabut jika terserang lalu dimusnahkan atau disemprot dengan
fungisida.

● Bercak Daun.

Penyakit ini ditemukan di daerah lembab, yang disebabkan oleh Cendawan


Cara pengendaliannya; mengatur kelembaban lahan agar tidak lembab, atau
dengan cara menyemprotkan Pestisida.

54 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
● Karat.

Tanaman ini tumbuh di tanaman yang sudah tua, Penyakit ini disebabkan oleh
cendawan Pucunia songin. Akibatnya: bijinya tidak sempurna. Proses
pembuahan tidak terbentuk. Cara pengendalian: melakukan sanitasi pada areal
penanaman jagung, mencabut tanaman jika terserang, menyemprotkan fungisida
pestisida.

12. Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 70 hst untuk jagung manis
yang ditandai dengan kelobot sudah bewarna kuning, bijinya sudah cukup keras
dan mengkilap, apabila ditusuk dengan kedua ibu jari biji tersebut tidak berbekas,
kadar sedangkan Jagung Hibrid Dipanan sudah berumur 100 hari air biji sekitar
25% - 30% .

D. Aktifitas Pembelajaran
1) Penguasaan konsep
 Anda akan melakukan kegiatan agribisnis tanaman jagung.
 Apa yang anda lakukan dalam kegiatan agribisnis tanaman jagung
 Setelah memahami kegiatan agribisnis tanaman jagung.
 Prosedur apa yang harus diikuti dalam kegiatan agribisnis tanaman
jagung
 Penggunaan alat dan bahan untuk mendokumentasikan untuk kegiatan
agribisnis tanaman jagung, jelaskan.

2). Mengenal Fakta

 Melakukan observasi, peserta melakukan observasi, dalam kegiatan


agribisnis tanaman jagung, kegiatan dikoordinir oleh widyaiswara.
 Observasi dilakukan secara berkelompok pada tempat yang berbeda
 Observasi dilakukan untuk agribisnis tanaman jagung

55 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
 Dari hasil observasi ini selanjutnya merumuskan agribisnis tanaman
jagung
 Kegiatan mengenal fakta ini dapat dilakukan sekaligus untuk kompetensi
dasar agribisnis tanaman jagung

3). Merefleksikan.

Setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep dan mengenal fakta,


selanjutnya peserta diklat melakukan refleksi bagaimana anda akan melakukan
kegiatan agribisnis tanaman jagung berdasarkan konsep dan hasil observasi.

4). Melakukan analisis dan sintesis

 Analisis daya dukung, peserta diklat melakukan kegiatan analisis


terhadap daya dukung yang tersedia di tempat praktek untuk mengetahui
tingkat kesesuaiannya dalam agribisnis tanaman jagung secara
berkelompok.
 Sintesis, peserta diklat melakukan kegiatan sintesis terhadap hasil
refleksi agribisnis tanaman jagung dan hasil analisis terhadap tingkat
kesesuaian daya dukung, peserta diklat melakukan rekontruksi/modifikasi
terhadap hasil refleksi dalam kegiatan agribisnis tanaman jagung.

5). Menyusun dan Melaksanakan Rencana Kerja

 Peserta diklat secara berkelompok menyusun/membuat alternatif-


alternatif rencana agribisnis tanaman jagung, rencana kerja/proposal
memuat metode persiapan yang akan dilaksanakan, kriteria keberhasilan,
waktu pencapaian dan jadwal kegiatan, serta pembagian tugas kelompok.
 Pengambilan keputusan/menetapkan rencana kerja
Secara berkelompok peserta diklat mengambil keputusan/menetapkan
alternatif rencana agribisnis tanaman jagung yang akan dilaksanakan
dengan memperhatikan daya dukung dalam agribisnis tanaman jagung.
Apabila ada kesulitan peserta dapat mendiskusikan dengan fasilitator.

56 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
 Penetapan peran masing-masing individu dalam kelompok. Kelompok
menyusun pembagian tugas dan menentukan peran setiap anggota
masyarakat.
 Proses pengamatan dan pencatatan, peserta diklat melakukan
pengamatan dan pencacatan data kegiatan agribisnis tanaman jagung
yang dilaksanakan. Lembar pengamatan disiapkan peserta diklat setelah
mendapat persetujuan fasilitator.
 Evaluasi dan diskusi terhadap hasil kegiatan. Peserta diklat
melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan pencapaian
standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan
 Peserta diklat melakukan diskusi terhadap hasil kegiatan dan hasilnya
dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah
dirumuskan sebelumnya.
 Proses penyusunan kesimpulan dan memberikan umpan balik. Peserta
secara berkelompok menyusun umpan balik / rekomendasi terhadap
agribisnis tanaman jagung. Perumusan umpan balik ini juga harus
mempertimbangkan dasar teori, fakta dan kondisi hasil kerja.

E. Latihan/Kasus/Tugas

Seorang petani tanaman jagung melakukan pemupukan pada tanaman jagung


yang berumur satu minggu dengan pupuk organik dari kotoran ayam yang
sudah matang/siap matang dan pupuk anorganik Urea, TSP dan KCl serta
pupuk daun sebagai tambahan unsur mikronya, tetapi selah satu bulan
tanamannya tidak mau subur dia amati secara visual, dilihat geja serangan
hama maupun penyakit tidak terserang, bagaimana solusinya kasus seperti ini
? silahkan ada temukan solusinya

57 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
F. Rangkuman

Agribisnis /budidaya tanaman jagung yang baik dan berproduksi tinggi perlu
diterapakan kepada siswa langkah-langkah pembelajaran seperti : Persiapan
benih, penyiapan lahan, pengolahan lahan, pemberian pupuk dasar, pemasanga
mulsa, pembuatan lubang tanam, penanaman, penyiraman, penyiangan,
Penjarangan/penyulaman, pembumbunan, pengendalian hama & penyaki dan
pemanenan dan pasca panen. Dengan menggunakan pembelajaran saintifik dan
model pembelajaran.

G. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut

Peserta pelatihan setelah mempelajari modul pelatihan ini diminta untuk


memberikan tanggapan terhadap materi didalam modul ini dan juga diminta
menganalisis materi-materi yang dapat diimplementasikan di sekolah. Adapun
kegiatan umpan balik yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

 Apa saja yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi kegiatan belajar
ini?
 Bagaimana pikiran/perasaan saya tentang materi kegiatan belajar ini?
 Apa saja yang telah saya lakukan yang ada hubungannya dengan materi
kegiatan ini tetapi belum ditulis di materi ini?
 Materi apa yang ingin saya tambahkan?
 Bagaimana kelebihan dan kekurangan materi materi kegiatan ini?
 Manfaat apa saja yang saya dapatkan dari materi kegiatan ini?
 Berapa persen kira-kira materi kegiatan ini dapat saya kuasai?
 Apa yang akan saya lakukan?

58 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Kegiatan Pembelajaran 3. Agribisnis Budidaya
Kacang-Kacangan
Tanaman kacang kacang tidak semua tanaman kacang termasuk tanaman
pangan dan palawija, tanaman kacang yang temasuk Pangan palawija
diantaranya adalah Kacang Tanah, kacang kedelai dan kacang ijo sedangkan
kacang buncis, kacang panjang, kacang kapri dan kacang merah termasuk
kedalam tanaman sayur-sayuran. Yang dipelajari disini adalah tanaman
kacang-kacangan yang termasuk tanaman pangan dan palawija :

Gambar 23. Kacang Ijo Gambar 24. Kacang Kedelai

Gambar 25. Tanaman Kacang Tanah

Sumberhttp://teknis-budidaya.blogspot.co.id/2007/10/
budidaya-kedelai.html

59 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Agribisnis Tanaman Kacang Kedelai/Kacang Ijo

Gambar 26. Kacang Kedelai

A. Tujuan pembelajaran

Guru dapat melakukan pembelajaran Budidaya Tanaman kacang-kacangan


dengan Cara saintifik dan model pembelajarannya.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan persiapan lahan yang
benar dan sesuai prosedur
1. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan pengolahan tanah
pembuatan bedengan serta drainasenya yang sesuai dengan keperluan
pertumbuhan tanaman jagung
2. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan pemberian pupuk
dasar organik dan nonorganik sesuai kebutuhan
3. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan teknik
pemasangan mulsa sesuai prosedur
4. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan pembuatan
lubang tanam sesuai prosedur
5. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan penanaman
jagung sesuai prosedur

60 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
6. Dengan disiapkan alat bahan anda dapt mengajarkan penyiraman
tanaman jagung dengan baik
7. Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan penyiangan
sesuai prosedur

C. Uraian Materi

Pendahuluan

Ketergantungan terhadap kedelai impor sangat memprihatinkan, karena


seharusnya kita mampu mencukupinya sendiri. Ini karena produktivitas rendah
dan semakin meningkatnya kebutuhan kedelai. Kita haruslah bias membantu
berusaha membantu dalam peningkatan produksi secara kuantitas , kualitas dan
kelestarian lingkungan sehingga kita bisa bersaing di era pasar bebas.

Klasifikasi Tanaman Kedelai


Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja
dan Soja max . Namun pada tahun 1948 telah disepakatibahwa nama botani yang
dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill. Menurut
Adisarwanto (2005) klasifikasi tanaman kedelai yaitu sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr.
Morfologi Tanaman Kedelai
Akar
Akar kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar misofil.
Calon akar tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan

61 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
kotiledon yang terdiri dari dua keping akan terangkat ke permukaan tanah akibat
pertumbuhan yang cepat dari hipokotil. Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua
macam, yaitu akar tunggang (Suprapto, 1998).

Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik. Pertumbuhan akar tunggang
lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar –
akar cabang banyak terdapat bintil – bintil akar berisi bakteri Rhizobium
japonicum, yang mempunyai kemampuan mengikat zat lemas bebas (N2) dari
udara yang kemudian dipergunakan untuk menyuburkan tanah (Andrianto,
2004).

Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang


yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika
kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat
menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40
cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat
bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar
tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar (Sumarno,
1997).

Batang
Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe determinate
dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini didasarkan atas
keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe determinate
ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai
berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila
pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai
berbunga. Disamping itu, ada varietas hasil persilangan yang mempunyai tipe
batang mirip keduanya sehingga dikategorikan sebagai semi-determinate atau
semi-indeterminate (Kanisus, 1989).

Jumlah buku pada batang tanaman dipengaruhi oleh tipe tumbuh batang dan
periode panjang penyinaran pada siang hari. Pada kondisi normal, jumlah buku

62 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
berkisar 15-30 buah. Jumlah buku batang indeterminate umumnya lebih banyak
dibandingkan batang determinate (Hidayat, 1985).

Waktu tanaman kedelai masih sangat muda, atau setelah fase menjadi
kecambah dan saat keping biji belum jatuh, batang dapat dibedakan menjadi
dua. Bagian batang di bawah keping biji yang belum lepas disebut hipokotil,
sedangkan bagian di atas keping biji disebut epikotil. Batang kedelai tersebut
berwarna ungu atau hijau (Bertham, 2002).

Daun
Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip
(lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk
daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi produksi
biji. Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat
cocok untuk varietas kedelai yang mempunyai bentuk daun lebar. Daun
mempunyai stomata, berjumlah antara 190-320 buah/m2 (Danarti dkk, 1995).

Pada buku pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun
tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk
selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun
bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval,
tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus pada kedua sisi. Tunas
atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun
menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang
(Andrianto, 2004).

Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip
(lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk
daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi biji.
Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat cocok
untuk varietas kedelaiyang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai
stomata antara 190-320 buah/m² (Irwan, 2006).

63 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Syarat Tumbuh
Tanaman dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase (tata air) dan
aerasi (tata udara) tanah cukup baik, curah hujan 100-400 mm/bulan, suhu udara
230C - 300C, kelembaban 60% - 70%, pH tanah 5,8 - 7 dan ketinggian kurang
dari 600 m dpl.

1. Pengolahan Lahan
Pengolahan tanah
Tanaman kedelai sangat peka terhadap kandungan air sehingga harus
memperhatikan daerah tanam dan macam lahan yang di tanam. Pengolahan
tanah sebelum tanam kedelai dapat dilakukan, tergantung dari tipe lahan,
kandungan air tanah, untuk lahan kering dengan keadaan areal tanpa pengairan
di musim kemarau yang terik harus diadakan pengolahan tanah.

Tanah tegalan yang bertekstur berat pada awal musim penghujan seperti
grumosol pengolahan tanah harus dilakukan. Untuk lahan kering dengan tanah
podsolik pengolahan tanah tidak boleh sering dilakukan. Lahan tanah bekas
tanaman padi tidak perlu melakukan pengolahan tanah.

Kemasaman tanah dapat ditanggulangi dengan pemberian kapur sehingga


kejenuhan alluminium dapat diturunkan, pH tanah dapat dinaikkkan dan ini erat
kaitannya dengan tingkat efisiensi serapan hara oleh tanaman. Cara pengapuran
yang efektif dan efisien dapat dilakukan, yaitu dengan memperhatikan beberapa
faktor:
1. Macam dan kualitas bahan kapur
2. Kehalusan bahan kapur
3. Waktu dan cara pemberian kapur.

Tinggi rendahnya tempat suatu tanaman yang di usahakan sangat erat


hubungannya dengan proses metabolisme. Kedelai dapat tumbuh baik sampai
ketinggian 1500 m (dpl) tetapi yang paling baik sampai 650 m dpl, karena
berpengaruh terhadap umur tanaman. Untuk dataran tinggi umur tanaman
kedelai menjadi semakin panjang.

64 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Tersedianya air tanah selama pertumbuhan tanaman sangat menentukan daya
hasil kedelai. Tanaman kedelai tidak akan berbunga bila lama penyinaran
melampaui batas kritis karena kedelai merupakan tanaman hari pendek

2. Penanaman
 Rendam benih dalam insektisida dosis cc/liter selama 0,5 jam dan
dicampur Legin (Rhizobium ) untuk tanah yang belum pernah ditanami
kedelai.
 Buat jarak tanam antar tugalan berukuran 30 x 20 cm, 25 x 25 cm atau 20
x 20 cm.
 Buat lubang tugal sedalam 5 cm dan masukkan biji 2-3 per lubang
 Tutup benih dengan tanah gembur dan tanpa dipadatkan.
 Waktu tanam yang baik akhir musim hujan.

3. Penjarangan & Penyulaman


Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari, benih yang tidak tumbuh diganti
atau disulam dengan benih baru yang akan lebih baik jika dicampur Legin.
Penyulaman sebaiknya sore hari.

4. Penyiangan
Penyiangan pertama umur 2-3 minggu, ke-2 pada saat tanaman selesai
berbunga (sekitar 6 minggu setelah tanam). Penyiangan ke-2 ini dilakukan
bersamaan dengan pemupukan ke-2.

5. Pembumbunan
Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak
merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit
yang berbahaya.

65 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
6. Pemupukan
Tabel -1 Pemupukan Kacang Kedelai Contoh jenis dan dosis pupuk sebagai
berikut :

Waktu Dosis Pupuk Makro (per ha)

Urea (kg) SP-36 (kg) KCl (kg)

2 Minggu Setelah 50 40 20
Tanam

6 Minggu Setelah 30 20 40
Tanam

Total 80 kg 60 kg 60 kg

7. Pengairan dan Penyiraman


Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi
seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat
menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering.

8. Pengendalian Hama dan Penyakit


1) Kutu Daun (Aphis glycine)
Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus).
Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong.
Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian: (1) Jangan tanam
tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacang-kacangan;
(2) buang bagian tanaman terserang dan bakar, (3) gunakan musuh alami
(predator maupun parasit); (4) semprot Natural BVR atau PESTONA dilakukan
pada permukaan daun bagian bawah.

2) Kumbang daun tembukur (Phaedonia inclusa)


Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun. Gejala:
larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda, bahkan seluruh
tanaman. Pengendalian: penyemprotan PESTONA

66 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
3) Ulat polong (Ettiela zinchenella)
Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian
luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya.
Pengendalian : (1) tanam tepat waktu.

4) Kepik polong (Riptortis lincearis)


Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.

5) Lalat kacang (Ophiomyia phaseoli)


Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh. Pengendalian : Saat benih
ditanam, tanah diberi POC NASA, kemudian setelah benih ditanam, tanah
ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukan
penyemprotan dengan PESTONA. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai
berumur 1 bulan.

6) Kepik hijau (Nezara viridula)


Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan
polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6
bulan. Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau
kulit polong berbintik coklat.

7) Ulat grayak (Spodoptera litura)


Gejala : kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan
berpencar mencari rumpun lain. Pengendalian : (1) dengan cara sanitasi; (2)
disemprotkan pada sore/malam hari (saat ulat menyerang tanaman) beberapa
Natural VITURA.

8) Penyakit Layu Bakteri (Pseudomonas sp.)


Gejala : layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat.
Pengendalian : Varietas tahan layu, sanitasi kebun, dan pergiliran tanaman.
Pengendalian : Pemberian Natural GLIO

67 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
9) Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii)
Penyakit ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan
tanaman berjarak tanam pendek. Gejala : daun sedikit demi sedikit layu,
menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian; tanam varietas
tahan dan tebarkan Natural GLIO di awal

10) Anthracnose (Colletotrichum glycine )


Gejala: daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang paling
rendah rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi polong
tua menjadi kerdil. Pengendalian : (1) perhatikan pola pergiliran tanam yang
tepat; (2) Pencegahan di awal dengan Natural GLIO

11) Penyakit karat (Cendawan Phakospora phachyrizi)


Gejala: daun tampak bercak dan bintik coklat. Pengendalian: (1) cara menanam
kedelai yang tahan terhadap penyakit; (2) semprotkan Natural GLIO + gula pasir

12) Busuk batang (Cendawan Phytium Sp)


Gejala : batang menguning kecoklat-coklatan dan basah, kemudian membusuk
dan mati. Pengendalian : (1) memperbaiki drainase lahan; (2) Tebarkan Natural
GLIO di awa

9. Panen dan Pasca Panen


 Lakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan
karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah
warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak- Perlu diperhatikan,
kedelai sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75 - 100 hari,
sedangkan untuk benih umur 100 - 110 hari, agar kemasakan biji betul-
betul sempurna dan merata.
 Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera
dijemur.
 Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan
atau disimpan.
 Polong retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna agak
kuning agak coklat dan guldul

68 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
D. Aktifitas Pembelajaran
1) Penguasaan konsep
 Anda akan melakukan kegiatan agribisnis tanaman kedelai.
 Apa yang anda lakukan dalam kegiatan agribisnis tanaman kedelai.
 Setelah memahami kegiatan agribisnis tanaman kedelai.
 Prosedur apa yang harus diikuti dalam kegiatan agribisnis tanaman
kedelai.
 Penggunaan alat dan bahan untuk mendokumentasikan untuk kegiatan
agribisnis tanaman kedelai, jelaskan.

2). Mengenal Fakta

 Melakukan observasi, peserta melakukan observasi, dalam kegiatan


agribisnis tanaman kedelai, kegiatan dikoordinir oleh widyaiswara.
 Observasi dilakukan secara berkelompok pada tempat yang berbeda
 Observasi dilakukan untuk agribisnis tanaman kedelai
 Dari hasil observasi ini selanjutnya merumuskan agribisnis tanaman
kedelai
 Kegiatan mengenal fakta ini dapat dilakukan sekaligus untuk kompetensi
dasar agribisnis tanaman kedelai

3). Merefleksikan.

Setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep dan mengenal fakta,


selanjutnya peserta diklat melakukan refleksi bagaimana anda akan melakukan
kegiatan agribisnis tanaman kedelai berdasarkan konsep dan hasil observasi.

4). Melakukan analisis dan sintesis

 Analisis daya dukung, peserta diklat melakukan kegiatan analisis


terhadap daya dukung yang tersedia di tempat praktek untuk mengetahui
tingkat kesesuaiannya dalam agribisnis tanaman kedelai secara
berkelompok.
 Sintesis, peserta diklat melakukan kegiatan sintesis terhadap hasil
refleksi agribisnis tanaman kedelai dan hasil analisis terhadap tingkat

69 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
kesesuaian daya dukung, peserta diklat melakukan rekontruksi/modifikasi
terhadap hasil refleksi dalam kegiatan agribisnis tanaman kedelai.

5). Menyusun dan Melaksanakan Rencana Kerja

 Peserta diklat secara berkelompok menyusun/membuat alternatif-


alternatif rencana agribisnis tanaman kedelai, rencana kerja/proposal
memuat metode persiapan yang akan dilaksanakan, kriteria keberhasilan,
waktu pencapaian dan jadwal kegiatan, serta pembagian tugas kelompok.
 Pengambilan keputusan/menetapkan rencana kerja
Secara berkelompok peserta diklat mengambil keputusan/menetapkan
alternatif rencana agribisnis tanaman kedelai yang akan dilaksanakan
dengan memperhatikan daya dukung dalam agribisnis tanaman kedelai.
Apabila ada kesulitan peserta dapat mendiskusikan dengan fasilitator.

 Penetapan peran masing-masing individu dalam kelompok. Kelompok


menyusun pembagian tugas dan menentukan peran setiap anggota
masyarakat.
 Proses pengamatan dan pencatatan, peserta diklat melakukan
pengamatan dan pencacatan data kegiatan agribisnis tanaman kedelai
yang dilaksanakan. Lembar pengamatan disiapkan peserta diklat setelah
mendapat persetujuan fasilitator.
 Evaluasi dan diskusi terhadap hasil kegiatan. Peserta diklat
melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan pencapaian
standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan
 Peserta diklat melakukan diskusi terhadap hasil kegiatan dan hasilnya
dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah
dirumuskan sebelumnya.
 Proses penyusunan kesimpulan dan memberikan umpan balik. Peserta
secara berkelompok menyusun umpan balik / rekomendasi terhadap
agribisnis tanaman kedelai. Perumusan umpan balik ini juga juga harus
mempertimbangkan dasar teori, fakta dan kondisi hasil kerja.

70 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
E. Latihan/Kasus/Tugas
Coba anda tugaskan siswa anda untuk melakukan survey pada tanaman
Kedelai kepunyaan petani disekitarnya, suruh mengamati, bertanya dengan
menggunakan quesioner dan dicatat. Hasil pengamatan tersebut suruh
didiskusikan dalam kelompok yang dibimbing oleh anda sehingga timbul
pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab oleh anda, setelah itu ditugaskan
untuk dipersentasikan lau disimpulka untuk dibuat Laporan.

F. Rangkuman
Agribisnis /budidaya Kedelai tanaman yang baik dan berproduksi tinggi perlu
diterapakan kepada siswa langkah-langkah pembelajaran seperti : Persiapan
bibit, penyiapan lahan, pengolahan lahan, pemberian pupuk dasar, pemasanga
mulsa, pembuatan lobang tanam, penanaman, penyiraman,
penyiangan,Penjarangan/penyulaman, pembumbunan, pengendalian hama &
penyaki dan pemanenan dan pasca panen. Dengan menggunakan pembelajaran
saintifik dan model pembelajaran.

G. Umpan Balik
Peserta pelatihan setelah mempelajari modul pelatihan ini diminta untuk
memberikan tanggapan terhadap materi didalam modul ini dan juga diminta
menganalisis materi-materi yang dapat diimplementasikan di sekolah. Adapun
kegiatan umpan balik yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

 Apa saja yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi kegiatan belajar
ini?
 Bagaimana pikiran/perasaan saya tentang materi kegiatan belajar ini?
 Apa saja yang telah saya lakukan yang ada hubungannya dengan materi
kegiatan ini tetapi belum ditulis di materi ini?
 Materi apa yang ingin saya tambahkan?
 Bagaimana kelebihan dan kekurangan materi materi kegiatan ini?
 Manfaat apa saja yang saya dapatkan dari materi kegiatan ini?
 Berapa persen kira-kira materi kegiatan ini dapat saya kuasai?
 Apa yang akan saya lakukan?

71 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Kegiatan Pembelajaran 4. Agribisnis /Budidaya
Kacang Tanah

Gambar 27. Kacang Tanah

A. Tujuan Pembelajaran

Guru dapat melakukan pembelajaran Budidaya Tanaman Kacang Tanah kepada


siswa dengan Cara saintifik dan model pembelajarannya

B. Indikator Pencapaian Materi


1) Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan menyiapkan bibit
2) Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan melakukan
persiapan lahan
3) Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan melakukan
penenanaman
4) Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan melakukan
pemupukan
5) Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan melakukian
pemeliharaan
6) Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan melakukan
penyiraman
7) Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan melakukan
pengendalian hama dan penyakit

72 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
8) Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan melakukan panen
9) Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan melakukan Pasca
Panan

C. Uraian Materi

Di Indonesia, kacang tanah merupakan tanaman yang paling banyak ditanam


setelah padi, jagung dan kacang kedelai. Budidaya kacang tanah (Arachis
hypogaea) biasanya diaplikasikan sebagai tanaman sela ataupun tumpang sari.

Budidaya kacang tanah cocok di daerah dengan curah hujan sedang. Curah
hujan yang terlalu tinggi menyebabkan bunga sulit diserbuki dan zona perakaran
terlalu lembab sehingga menyuburkan pertumbuhan jamur dan penyakit yang
menyerang buah. Penyinaran matahari penuh dibutuhkan saat perkembangan
daun dan pembesaran buah. Budidaya kacang tanah idealnya berada di
ketinggian 50-500 meter dari permukaan laut. Namun, tanaman ini bisa
beradaptasi hingga ketinggian 1500 meter.

Budidaya kacang tanah efektif dilakukan pada tanah gembur dengan kandungan
unsur hara kalsium (Ca), nitrogen (N), kalium (K) dan pospat (P) yang cukup.
Derajat kesaman (pH) ideal bagi tumbuhan ini sekitar 5-6,3. Tanah gembur
dengan struktur yang ringan sangat baik untuk perkembangan ginofor, bakal
buah yang tumbuh memanjang ke dalam tanah.

Unsur Ca sangat dibutuhkan tanaman kacang tanah pada fase generatif.


Ketersediaan unsur ini sangat berpengaruh pada produktivitas tanaman dalam
menghasilkan kacang. Dalam metode pertanian organik, unsur Ca bisa dipenuhi
dari penambahan kapur pertanian atau dolomit saat pengolahan lahan. Pada
lahan yang mempunyai keasaman tinggi atau lahan basah, keperluan untuk
menambahkan kapur lebih tinggi dibanding lahan kering ber-pH netral.

Perlu dicatat juga, meskipun tanaman kacang tanah mempunyai bintil akar
tempat bakteri Rhizobium berkembang, tanaman ini tetap membutuhkan unsur N

73 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
terutama di awal tanam. Selanjutnya, bakteri Rhizobium bisa menyediakan unsur
N hingga 75-85% dari kebutuhan.

Syarat Tumbuh
Di Indonesia, tanaman Kacang Tanah cocok ditanam didataran rendah yang
berketinggian dibawah 500 m diatas permukaan laut. lklim yang dibutuhkan
tanaman Kacang Tanah adalah bersuhu tinggi antara 25°C - 32°C, sedikit
lembab ( rH 65 % - 75 % ), curah hujan 800 mm -1300 mm per tahun, b. Media
Tanam / Tanah.

Tanaman Kacang Tanah membutuhkan tanah yang berstruktur ringan, seperti


tanah regosol, andosol, latosol dan alluvial. Kacang tanah dapat dibudidayakan
di lahan sawah berpengairan, sawah tadah hujan, lahan kering tadah hujan. Hal
yang paling penting diperhatikan dalam pemilihan lahan adalah:
- Tanah cukup subur, gembur serta bertekstur ringan.
- Tanah berdrainase dan beraerasi baik.
- PH antara 6,0 -6,5.

1. Pemilihan benih kacang tanah

Benih kacang tanah didapatkan dari kacang yang dibiarkan sampai tua, kira-kira
100 hari. Buah yang siap dijadikan benih warnanya kehitaman dan apabila
dibuka tidak memiliki selaput pada bagian dalam cangkang. Setelah benih
dipanen, sortasi terlebih dahulu kemudian jemur selama 4-5 hari. Untuk menjaga
kualitasnya, benih kacang tanah sebaiknya disimpan selama 3-6 bulan saja.
Cangkang kacang sebaiknya tidak dikupas selama masa penyimpanan. Buka
cangkang hanya apabila benih akan digunakan. Benih yang paling baik untuk
ditanam adalah benih yang baru.

2. Pengolahan tanah dalam budidaya kacang tanah

Untuk mendapat hasil maksimal, tanah tempat budidaya kacang tanah harus
digemburkan terlebih dahulu dengan dibajak hingga menjadi butiran halus.
Kemudian tambahkan kapur sebanyak 2 ton per hektar. Campurkan secara
merata dengan tanah yang telah dibajak, diamkan selama 2 hari.

74 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Gunakan pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos sebagai pupuk
dasar. Apabila tersedia, gunakan campuran pupuk kandang dari kotoran ayam
dengan kotoran kambing atau sapi. Campurkan dengan tanah secara merata.
Budidaya kacang tanah bisa dilakukan dengan bedengan atau tanpa bedengan.
Bedengan diperlukan apabila lahan yang digunakan rawan tergenang air.
Drainase yang baik diperlukan untuk menjaga kesehatan tanaman.

3. Penanaman

Penanaman kacang tanah dilakukan dengan cara ditugal dengan jarak tanam
25×25 cm. Isi setiap lubang dengan satu butir benih. Diperlukan sekitar 50 kg
benih untuk satu hektar luasan tanam. Setelah benih ditanam, siram setiap pagi
dan sore. Kacang tanah akan berkecambah setelah 4-7 hari.

4. Pemupukan

Kacang tanah sudah tumbuh serempak setelah satu minggu dan mulai berbunga
pada umur 20 hari dan berlanjut hingga umur 75 hari. Hanya bunga yang keluar
diatas umur 30 hari yang akan menjadi polong. Setelah terjadi penyerbukan dan
pembuahan, akan tumbuh ginofor atau bakan buah pada hari ke-3 sampai ke-4.
Kemudian ginofor tersebut akan menuju dan menembus tanah untuk membentuk
polong. Perawatan yang diperlukan pada saat tanaman berbunga antara lain,
pemberian pupuk tambahan. Sebaiknya tambahkan pupuk yang banyak
mengandung posfor, supaya buahnya bagus dan banyak.

5. Penyiangan

Selain itu, lakukan penyiangan dan pembubunan tanah sehingga menutupi akar,
batang dan daun bagian bawahnya. Hal ini bertujuan untuk memperbanyak biji.

75 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
6. Pengendalian Hama dan Penyakit

1) Penyakit Layu.

Penyakit Layu disebabkan oleh bakteri Xanthomonas Solanacearum. Pada siang


hari waktu sinar matahari terik tanaman sekonyong-konyong terkulai seperti
disimm air panas, tanaman langsung mati. Cara pengendalian dengan pergiliran
tanaman.
2) Penyakit Bercak Daun.

Penyakit Bercak daun disebabkan oleh cendawan Cercospora personata. Bercak


yang ditimbulkan pada daun sebelah atas coklat sedangkan sebelah bawah daun
hitam. Ditengah bercak daun kadang-kadang terdapat bintik hitam dari
Conidiospora. Cendawan ini timbul pada tanaman umur 40 -50 hari hingga 70
hari. Cendawan ini dapat dikendalikan dengan Anthmcol atau Daconil.
3) Penyakit Selerotium.

Penyakit ini disebabkan oleh Selerotium rolfsii, merusak tanaman pada waktu
cuaca lembab. Cendawan menyerang pada pangkal batang, bagian dari
tanaman yang lunak, menimbulkan bercak-bercak hitam. Tanaman yang
terserang akan layu dan mati.

Pengendalian : dengan memperbaiki pengairan, agar air pengairan dapat


mengalir.
4) Penyakit Karat.

Penyakit ini disebabkan oleh Uromyces arachidae, menyerang tanaman yang


masih muda menyebabkan daun berbintik-bintik coklat daun menjadi mongering.
Pengendaliannya dengan menanam varitas yang tahan.

5) Hama Empoasca.
Hama yang penting bagi tanaman kacang tanah adalah hama Empoasca. Hama
ini tidak terlalu merugikan bagi tanaman kacang tanah. Cara pengendaliannya
dengan penyemprotan Azodrin, Karphos atau lnsektisida yang tersedia.

76 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
7. Panen budidaya kacang tanah

Kacang tanah dipanen pada umur 90 hari setelah tanam. Ciri-ciri fisik kacang
tanah siap panen antara lain batangnya mengeras, daun mulai menguning dan
berguguran. Selain itu kita juga bisa mengambil sampling dan memeriksa secara
langsung apakah bijinya sudah terisi penuh atau tidak.

8. Panca Panen

Kegiatan pokok pasca panen Kacang Tanah adalah sebagai berikut:

a. Setelah dipanen brangkasan Kacang Tanah dipotong lebih kurang 10 cm


kemudian dibersihkan.

b. Pemipilan
Pipil polong Kacang Tanah dari batangnya dengan tangan.
c. Pengeringan
Tebarkan polong Kacang Tanah di atas anyaman bambu atau tabir sambil
dijemur dibawah terik matahari sampai kering (Kadar air 9% - 12%).

d. Penyimpanan.

1) Penyimpanan dalam bentuk polong kering. simpan Masukkan


polong kering kedalam karung goni atau kaleng tertutup rapat, lalu
digudang penyimpanan yang tempatnya kering.

2) Penyimpanan dalam bentuk biji kering. Kupas polong kacang tanah


kering dengan tangan atau alat pengupas kacang tanah. Jemur biji
kacang tanah hingga berkadar air 9% lalu masukkan ke dalam
wadah tertutup untuk disimpan

D. Aktifitas Pembelajaran
1) Penguasaan konsep
 Anda akan melakukan kegiatan agribisnis tanaman Kacang Tanah.
 Apa yang anda lakukan dalam kegiatan agribisnis tanaman Kacang
Tanah
 Setelah memahami kegiatan agribisnis tanaman Kacang Tanah.

77 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
 Prosedur apa yang harus diikuti dalam kegiatan agribisnis tanaman
Kacang Tanah
 Penggunaan alat dan bahan untuk mendokumentasikan untuk kegiatan
agribisnis tanaman Kacang Tanah, jelaskan.

2). Mengenal Fakta

 Melakukan observasi, peserta melakukan observasi, dalam kegiatan


agribisnis tanaman Kacang Tanah, kegiatan dikoordinir oleh
widyaiswara.
 Observasi dilakukan secara berkelompok pada tempat yang berbeda
 Observasi dilakukan untuk agribisnis tanaman Kacang Tanah
 Dari hasil observasi ini selanjutnya merumuskan agribisnis tanaman
Kacang Tanah
 Kegiatan mengenal fakta ini dapat dilakukan sekaligus untuk kompetensi
dasar agribisnis tanaman Kacang Tanah

3). Merefleksikan.

Setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep dan mengenal fakta,


selanjutnya peserta diklat melakukan refleksi bagaimana anda akan melakukan
kegiatan agribisnis tanaman Kacang Tanah berdasarkan konsep dan hasil
observasi.

4). Melakukan analisis dan sintesis

 Analisis daya dukung, peserta diklat melakukan kegiatan analisis


terhadap daya dukung yang tersedia di tempat praktek untuk mengetahui
tingkat kesesuaiannya dalam agribisnis tanaman Kacang Tanah secara
berkelompok.
 Sintesis, peserta diklat melakukan kegiatan sintesis terhadap hasil
refleksi agribisnis tanaman Kacang Tanah dan hasil analisis terhadap
tingkat kesesuaian daya dukung, peserta diklat melakukan
rekontruksi/modifikasi terhadap hasil refleksi dalam kegiatan agribisnis
tanaman Kacang Tanah.

78 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
5). Menyusun dan Melaksanakan Rencana Kerja

 Peserta diklat secara berkelompok menyusun/membuat alternatif-


alternatif rencana agribisnis tanaman jagung, rencana kerja/proposal
memuat metode persiapan yang akan dilaksanakan, kriteria keberhasilan,
waktu pencapaian dan jadwal kegiatan, serta pembagian tugas kelompok.
 Pengambilan keputusan/menetapkan rencana kerja
Secara berkelompok peserta diklat mengambil keputusan/menetapkan
alternatif rencana agribisnis tanaman Kacang Tanah yang akan
dilaksanakan dengan memperhatikan daya dukung dalam agribisnis
tanaman Kacang Tanah. Apabila ada kesulitan peserta dapat
mendiskusikan dengan fasilitator.

 Penetapan peran masing-masing individu dalam kelompok. Kelompok


menyusun pembagian tugas dan menentukan peran setiap anggota
masyarakat.
 Proses pengamatan dan pencatatan, peserta diklat melakukan
pengamatan dan pencacatan data kegiatan agribisnis tanaman Kacang
Tanah yang dilaksanakan. Lembar pengamatan disiapkan peserta diklat
setelah mendapat persetujuan fasilitator.
 Evaluasi dan diskusi terhadap hasil kegiatan. Peserta diklat
melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan pencapaian
standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan
 Peserta diklat melakukan diskusi terhadap hasil kegiatan dan hasilnya
dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah
dirumuskan sebelumnya.
 Proses penyusunan kesimpulan dan memberikan umpan balik. Peserta
secara berkelompok menyusun umpan balik / rekomendasi terhadap
agribisnis tanaman Kacang Tanah. Perumusan umpan balik ini juga

79 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
E. Latihan/Kasus/Tugas

Coba anda tugaskan siswa anda untuk melakukan survey pada tanaman
kacang tanah kepunyaan petani disekitarnya, suruh mengamati, bertanya
dengan menggunakan quesioner dan dicatat.
Hasil pengamatan tersebut suruh didiskusikan dalam kelompok yang
dibimbing oleh anda sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan yang perlu
dijawab oleh anda, setelah itu ditugaskan untuk dipersentasikan lau
disimpulka untuk dibuat Laporan.

F. Rangkuman

Agribisnis /budidaya tanaman kacang tanah yang baik dan berproduksi tinggi
perlu diterapakan kepada siswa langkah-langkah/Teknik pembelajaran seperti :
Persiapan benih, penyiapan lahan, pengolahan lahan, pemberian pupuk dasar,
pemasanga mulsa, pembuatan lobang tanam, penanaman, penyiraman,
penyiangan, Penjarangan/penyulaman, pembumbunan, pengendalian hama &
penyaki dan pemanenan dan pasca panen. Dengan menggunakan pembelajaran
saintifik dan model pembelajaran.

G. Umpan Balik

Peserta pelatihan setelah mempelajari modul pelatihan ini diminta untuk


memberikan tanggapan terhadap materi didalam modul ini dan juga diminta
menganalisis materi-materi yang dapat diimplementasikan di sekolah. Adapun
kegiatan umpan balik yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

 Apa saja yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi kegiatan belajar
ini?
 Bagaimana pikiran/perasaan saya tentang materi kegiatan belajar ini?
 Apa saja yang telah saya lakukan yang ada hubungannya dengan materi
kegiatan ini tetapi belum ditulis di materi ini?

80 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
 Materi apa yang ingin saya tambahkan?
 Bagaimana kelebihan dan kekurangan materi materi kegiatan ini?
 Manfaat apa saja yang saya dapatkan dari materi kegiatan ini?
 Berapa persen kira-kira materi kegiatan ini dapat saya kuasai?
 Apa yang akan saya lakukan?

81 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Kegiatan Pembelajaran 5 Agribisnis/Budidaya Ubi-
Ubian ( Agribisnis tanaman ubi jalar)

Gambar 28. Tanaman Ubi Jalar Gambar 29. Ubi Jalar

A. Tujuan Pembelajaran
Guru dapat melakukan pembelajaran Budidaya Tanaman Ubi Jalar dengan
Cara saintifik dan model pembelajarannya

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1) Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan menyiapkan
bibit
2) Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan melakukan
persiapan lahan
3) Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan melakukan
penenanaman
4) Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan melakukan
pemupukan
5) Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan melakukian
pemeliharaan
6) Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan melakukan
penyiraman
7) Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan melakukan
pengendalian hama dan penyakit

82 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
8) Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan melakukan
panen
9) Dengan disiapkan alat bahan anda dapat mengajarkan melakukan
Pasca Panan

C. Uraian Materi
Tanaman Ubi-Ubian tidak semua tanaman tanaman pangan dan palawija,
tanaman Ubi yang temasuk Pangan palawija diantaranya adalah Ubi akar
(Ketela Pohon), ubi jalar (ketela rambat) dan Talas (ubi kayu) sedangkan
Wortel, labak, kentang, termasuk kedalam tanaman sayur-sayuran. Yang
dipelajari disini adalah tanaman kacang-kacangan yang termasuk tanaman
pangan dan palawija :

Gambar 30. Ubi-ubian

Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin


terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa terpenuhi, maka upaya yang
dapat dilakukan adalah meningkatkan produktivitas budidaya pangan dengan
pemanfaatan teknologi dan upaya diversifikasi pangan, salah satunya adalah
dengan tanaman pangan umbi-umbian. Tanaman umbi-umbian merupakan
satu organ dari tumbuhan yang merupakan modifikasi dari organ lain dan
berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu (umumnya karbohidrat). Organ yang
dimodifikasi dapat berupa daun, batang, atau akar. Bentuk modifikasi ini

83 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
biasanya adalah pembesaran ukuran dengan perubahan anatomi yang sangat
jelas terlihat. Umbi biasanya terbentuk tepat di bawah permukaan tanah.

Umbi terbagi menjadi beberapa kelompok menurut asal terjadinya yaitu umbi
akar, umbi batang, dan umbi lapis. Umbi akar contohnya adalah tanaman ketela
pohon atau singkong, wortel, uwi, ubi jalar. Umbi batang contohnya adalah
tanaman talas, suweg, kentang. Sedangakan contoh umbi lapis adalah bawang
merah dan bawang bombay.

Berdasarkan asal terbentuknya tanaman umbi-umbian terbagi menjadi tiga


kelompok yaitu :
1). Umbi batang. Umbi batang adalah umbi-umbian yang terbentuk pada bagian
pangkal batang tanaman umbi-umbian, yang berfungsi untuk menyimpan
cadangan makanan bagi tanaman tersebut. Umbi batang letaknya ada yang
dibawah permukaan tanah semua dan ada yang berada sebagian didalam tanah
dan sebagian lagi berada diatas permukaan tanah. Contoh umbi batang yang
umbinya berada seluruhnya didalam tanah adalah tanaman kentang. Tanaman
kentang disebut umbi batang karena tanaman kentang berakar tunggang, akar
sampingnya banyak. Diantara akar samping, terdapat stolon yang merupakan
cabang samping dari batang. Bagian ujung stolon dapat membesar dan
membentuk umbi yang besar. Sedangkan contoh umbi batang yang sebagian
umbinya di dalam tanah dan sebagian lagi berada di atas tanah adalah tanaman
talas. Umbi pada tanaman ini terjadi pada batang bagian pangkal, awalnya umbi
hanya berada di bawah tanah, tetapi semakin lama umbi tersebut semakin
bertambah naik ke atas, hal ini terjadi karena daun yang telah mengering jatuh
dan pada bagian upihnya membesar menjadi umbi. Contoh lain selain talas
adalah tanaman sente.

2). Umbi akar. Umbi akar adalah umbi-umbian yang terbentuk karena
perkembangan akar yang membesar karena penumpukan nutrisi dalam waktu
tertentu untuk cadangan makanan pada tanaman tersebut. Umbi ini seluruhnya
berada di bawah tanah. Umbi akar dalam satu tanaman ada yang berjumlah satu
buah dan dalam satu tanaman ada yang berjumlah lebih dari satu. Contoh
tanaman yang mempunyai satu umbi akar dalam satu tanaman adalah tanaman

84 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
wortel. Sedangkan contoh tanaman yang dalam satu tanaman terdapat lebih dari
satu umbi adalah tanaman singkong atau sering disebut dengan ketela pohon.

Gambar 31 : Singkong
Gambar 32 : Wortel

3). Umbi lapis. Umbi lapis adalah salah satu umbi yang bentuknya berlapis-lapis.
Umbi ini biasanya ujungnya bersatu dengan daun dan pangkalnya dengan akar.
Contoh tanaman umbi lapis adalah tanaman bawang merah dan bawang
bombay.

Gambar 33. Umbi Bawang


Merah

Umbi-umbian yang banyak tumbuh di lahan kering ternyata mempunyai berbagi


keunggulan, yaitu: 1) mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi sebagai
sumber tenaga, 2) daun ubi kayu dan ubi jalar kaya akan vitamin A dan sumber
protein penting, 3) menghasilkan energi yang lebih banyak per hektar
dibandingkan dengan beras dan gandum, 4) dapat tumbuh di daerah marjinal di
mana tanaman lain tidak bisas tumbuh, 5) sebagai sumber pendapatan petani
karena bisa dijual sewaktu-waktu, dan 6) dapat disimpan dalam bentuk tepung
dan pati. Umbi-umbian merupakan sumber karbohidrat yang murah, sehingga

85 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
mempunyai peran cukup penting dalam ketahanan pangan pada kondisi defisit
pasokan beras yang terus meningkat. Sebagai pangan alternatif sumber
karbohidrat pengganti beras, bahan pangan umbi-umbian dapat disajikan dalam
menu sehari-hari, asalkan diperkaya dengan pangan sumber protein yang tinggi.

Ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lamb.) Merupakan sumber karbohidrat yang
dapat dipanen pada umur 3 – 8 bulan. Selain karbohidrat, ubijalar juga
mengandung vitamin A,C dan mineral serta antosianin yang sangat bermanfaat
bagi kesehatan. Disamping itu, ubi jalar tidak hanya digunakan sebagai bahan
pangan tetapi juga sebagai bahan baku industri dan pakan ternak.

Di Indonesia, ubi jalar umumnya sebagai bahan pangan sampingan. Sedangkan


di Irian Jaya, ubi jalar digunakan sebagai makanan pokok. Komoditas ini ditanam
baik pada lahan sawah maupun lahan tegalan. Luas panen ubu jalar diindonesia
sekitar 230.000 ha dengan produktivitas sekitar 10 ton/ha. Padahal dengan
teknologi maju beberapa varietas unggul ubi jalar dapat menghasilkan lebih dari
30 ton umbi basah/ha.

Terdapat 8 varietas unggul yang dilepas sejak tahun 1990 hingga 2001. Varietas-
varietas ini selain mempunyai produktivitas tinggi, juga mempunya sifat tahan
terhadap hama boleng Cylas formicarius dan penyakit kudis shaceloma batatas.
Untuk menjaga potensi hasil, bibit yang ditanam harus berkualitas. Bibit dapat
diperoleh dari umbi sehat yang disemai dan kemudian diambil tunasnya.

Ubi jalar ditanam setelah padi yaitu awal hingga pertengahan musim kemarau.
Penyertaan ubi jalar dalam pergiliran tanaman dengan padi sawah sangat bagus
dipandang dari segi aspek keberlanjutan, khususnya aplikasi bahan organik pada
ubi jalar saat musim kemarau.

Populasi tanaman sekitar 35.000 sampai 50.000 tanaman /ha. Dengan jarak
antar baris/gulud 80-100 cm, dan dalam baris 20-30 cm. Bibit dari stek pucuk,
tunas semai umbi. Ubi jalar dapat pula ditanam pada system tumpang sari
dengan tingkat naungan tidak lebih 30 %.

86 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Syarat Tumbuh
Ubi yang tumbuh merambat dalam tanah ini bisa tumbuh optimal di dataran
rendah hingga 500 meter dari permukaan laut (dpl). Kalau pun ditumbuhkan di
dataran tinggi yakni diatas 1000 meter, si ubi jalar tetap bisa berkembang, namun
dengan masa panen yang lebih panjang. Untuk idealnya, si Ubi Jalar dibudidaya
di tanah lempung berpasir, gembur, banyak mengandung hara dan memiliki
drainase yang baik. Derajat keasaman tanah yang ideal adalah sedang yakni
sekitar 5,5-7,5 pH.

1. Persiapan Lahan
Pada tahap awal untuk pengolahan kita harus mengolah tanah yang akan
dipakai untuk lahan tanam, karena paktor tanah sangat berperan penting dalam
setiap pertumbuhantanaman. Pengolahan tanah untuk budidaya ubi jalar sama
halnya seperti pengolahan tanah untuk tanaman lain, tujuannya yaitu agar tanah
gembur, bebas dari hama dan penyakit serta subur.

Langkah pertama, pecah dan gemburkan tanah supaya sirkulasi air dan udara
menjadi baik dan lancar. Air dan udara dibutuhkan oleh tanaman termasuk umbi
jalar. Pada tanah yang gembur, bibit mudah tumbuh bertunas, akar mudah
berkembang dan menembus tanah, dan umbi-umbi pun akan tumbuh tanpa
kesulitan.

Langkah kedua, mematikan rumput dan gulma serta mengusir hama yang
bercokol di dalam tanah. Dalam mengolah tanah, rumput-rumputan dan gulma
hendaknya dibersihkan dan dipendam didalam tanah.

Hama-hama hendaknya dapat ditangkap dan basmi. Rumput dan gulma serta
hama yang mati terpendam dan membusuk dalam tanah justru akan menjadi
humus.

Langkah ketiga, pada saat mengolah tanah sebaiknya sekaligus dengan


pemberian pupuk awal yaitu dengan mencampurkan pupuk kandang atau
kompos dengan pasir. Tanah yang cocok untuk tanaman ubi jalar adalah tanah
yang bercampur pasir. Pasir dicampur dengan kompos dan pupuk kandang

87 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
dengan perbandingan 1 : 2 : 2. Penanaman ubi jalar dapat dilakukan pada
tanah jenis tegalan maupun sawah. Karena kedua jenis tanah tersebut berbeda
maka cara pengolahannya pun berbeda juga.

Cara pengolahan lahan tegalan


Cara pengolahan lahan tegalan, tanah dicangkul dan dicampur dengan pupuk
dan pasir, kemudian buatkan larikan-larikan dalam bentuk bedengan-bedengan,
dengan ukuran lebar 50 cm dengan panjang sesuaikan dengan lahan yang ada,
dan tinggi dari dasar selokan 40 cm.

Kemudian antara bedengan dibuatkan selokan dengan lebar 30 cm, panjang


sesuai dengan panjang bedengan, dan tinggi 40 cm. Setelah jadi bedengan,
biarkan bedengan-bedengan tersebut antara 1 ssampai 3 hari agar tanah
terkena sinar matahari dan angin dan embun, sehingga tanah lebih kesat dan
pecah menjadi agak lembut. Setelah itu barulah tanah ditanami.

Cara pengolahan lahan sawah


Pada lahan sawah tanah dibiarkan supaya agak kesat dan tidak terlalu basah,
kemudian tanah dibajak terlebih dahulu supaya jerami bekas padi tertimbun dan
dibiarkan tanah mengalami proses penguapan, biarkan prose situ selama
seminggu.

Setelah tanah tersebut kesat dan kadar air sudah mengurang lakukan
pencangkulan, hal ini untuk menghancurkan tanah yang menggumpal karena
dibajak sekaligus membersihkan sisa jerami. Setelah tanah gembur dan longgar,
maka lakukan pencangkulan kedua dengan tujuan mencampurkan antara pupuk
dan pasir pada lahan, dan sekaligus membuat bedengan-bedengan dengan
ukuran yang sama seperti di lahan tegalan.

2. Persiapan Bibit
Bibit ubi jalar bisa berupa potongan-potongan umbi dan dapat berupa batangnya.
Jika bibit dari umbi dibutuhkan umbi yang besarnya seukuran bola tenis.
Namunjika bibit yang akan ditanam berupa batang, hendaknya sudah dibuat

88 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
potongan-potongan sepanjang 25-35 cm, dengan ruas sekitar 5-6 ruas.
Sisakan 2 atau 3 helai daun pada bagian pucuk. Umbi maupun batang yang
akan dijadikan bibit harus bebas dari jamur, hama, dan penyakit.

Cara Menyemai Bibit


Pilih lahan yang subur dan gembur, kemudian buat bedengan-bedengan seperti
biasa. Pilih umbi yang sehat, dengan bentuk bulat yang normal dan berkualitas
halus, kemudia potong umbi-umbi tersebut menjadi dua.
Sebelum potongan umbi tersebut ditanam, bedengan dibasahi dulu supaya
lembab. setelah itu umbi-umbi dibenamkan. Setelah 20 hari sampai 30 hari akan
tumbuh tunas tetapi hanya bagian yang atas ssaja. Pada umur 70 hari dapat
diambil stek batangnya untuk ditanam.

Tunggak bekas potongan batang (batang dari umbi) dari persemaian tersebut
harus di jaga jangan sampai rusak apalagi terkena penyakit, karena nantinya
akan tumbuh tunas lagi, dan tunas-tunas tersebut bisa kita tanam kembali.
Kualiatas yang baik hanya 1-3 kali tunas awal dan tunas-tunas selanjutnya
jangan digunakan kaerena kualitasnya kurang baik.

3. Penanaman
Waktu Penanaman
Waktu penanaman ubi jalar bisa kapan saja, namun akan lebih baik lagi apabila
waktu penanaman disesuaikan dengan kondisi iklim. Untuk penanaman di tanah
tegalan waktu yang baik adalah bulan Februari dan akan di panen pada bulan
Juni. Penanaman kedua dilakukan pada bulan Juli dengan masa panen bulan
Oktober, Sedangkan untuk penanaman dilahan sawah waktu yang tepat adalah
bulan Maret atau april dengan masa panen sekitar bulan Juli atau agustus.

Cara Penanaman
Sebelum penanaman bibit, sebaiknya pada tanah kering, selokan diisi air terlebih
dahulu. Hal ini dilakukan agar tanah pada bedengan mendapat resapan air dan
menjadi lembab. Setelah lebab bedengan-bedengan dibuat alur atau lajur

89 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
dengan membuka beberapa cm cekungan dengan jarak antara lajur sesuai
dengan aturan tanam. Setelah lajur jadi, bibit dimasukan sebagian bagian
pangkalnya dan ditimbuni dengan tanah yang mawur (campuran kompos, pupuk
kandang, dan pasir). Jarak antara bibit 30 cm. setelah penanam selesai, maka
sebaiknya air dalam selokan dibuang untuk menghindari lahan terlalu lembab
dan basah, yang dapat mengakibatkan kebusukan pada bibit.

4. Pemeliharaan
Penjarangan dan Penyulaman
Selama 3 (tiga) minggu setelah ditanam, penanaman ubi jalar harus harus
diamati kontinu, terutama bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal. Bibit
yang mati harus segera disulam. Cara menyulam adalah dengan mencabut bibit
yang mati, kemudian diganti dengan bibit yang baru, dengan menanam sepertiga
bagian pangkal setek ditimbun tanah.
Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada saat sinar
matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas. Bibit (setek) untuk
penyulaman sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh.

Penyiangan
Pada sistem tanam tanpa mulsa jerami, lahan penanaman ubi jalar biasanya
mudah ditumbuhi rumput liar (gulma). Gulma merupakan pesaing tanaman ubi
jalar, terutama dalam pemenuhan kebutuhan akan air, unsur hara, dan sinar
matahaari. Oleh karena itu, gulma harus segera disiangi. Bersama-sama
kegiatan penyiangan dilakukan pembumbunan, yaitu menggemburkan tanah
guludan, kemudian ditimbunkan pada guludan tersebut.

Pembubunan
Penyiangan dan pembubunan tanah biasanya dilakukan pada umur 1 bulan
setelah tanam, kemudian diulang saat tanaman berumur 2 bulan. Tata cara
penyiangan dan pembumbunan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1) Bersihkan rumput liar (gulma) dengan kored atau cangkul secara hati-hati agar
tidak merusak akar tanaman ubi jalar.
2) Gemburkan tanah disekitar guludan dengan cara memotong lereng guludan,
kemudian tanahnya diturunkan ke dalam saluran antar guludan.

90 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
3) Timbunkan kembali tanah ke guludan semula, kemudian lakukan pengairan
hingga tanah cukup basah.

Pemupukan
Zat hara yang terbawa atau terangkut pada saat panen ubi jalar cukup tinggi,
yaitu terdiri dari 70 kg N (± 156 kg urea), 20 kg P2O5 (±42 kg TSP), dan 110 kg
K2O (± 220 kg KCl) per hektar pada tingkat hasil 15 ton ubi basah. Pemupukan
bertujuan menggantikan unsur hara yang terangkut saat panen, menambah
kesuburan tanah, dan menyediakan unsur hara bagi tanaman.
Dosis pupuk yang tepat harus berdasarkan hasil analisis tanah atau tanaman di
daerah setempat. Dosis pupuk yang dianjurkan secara umum adalah 45-90kg
N/ha (100-200 kg urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (±50 kg TSP/ha) ditambah
50 kg K2O/ha (±100 kg KCl/ha).
Pemupukan dapat dilakukan dengan sistem larikan (alur) dan sistem tugal.
Pemupukan dengan sistem larikan mula-mula buat larikan (alur) kecil di
sepanjang guludan sejauh 7-10 cm dari batang tanaman, sedalam 5-7 cm,
kemudian sebarkan pupuk secara merata ke dalam larikan sambil ditimbun
dengan tanah.

Pengairan dan Penyiraman


Meskipun tanaman ubi jalar tahan terhadap kekeringan, fase awal pertumbuhan
memerlukan ketersediaan air tanah yang memadai. Seusai tanam, tanah atau
guludan tempat pertanaman ubi jalar harus diairi, selama 15-30 menit hingga
tanah cukup basah, kemudian airnya dialirkan keseluruh pembuangan.
Pengairan berikutnya masih diperlukan secara kontinu hingga tanaman ubi jalar
berumur 1-2 bulan. Pada periode pembentukan dan perkembangan ubi, yaitu
umur 2-3 minggu sebelum panen, pengairan dikurangi atau dihentikan. Waktu
pengairan yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari. Di daerah yang
sumber airnya memadai, pengairan dapat dilakukan kontinu seminggu sekali. Hal
Yang penting diperhatikan dalam kegiatan pengairan adalah menghindari agar
tanah tidak terlalu becek (air menggenang).

91 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Pengendalian Hama dan Penyait
Penggerek Batang Ubi Jalar
Stadium hama yang merusak tanaman ubi jalar adalah larva (ulat). Cirinya
adalah membuat lubang kecil memanjang (korek) pada batang hingga ke bagian
ubi. Di dalam lubang tersebut dapat ditemukan larva (ulat).
Gejala: terjadi pembengkakan batang, beberapa bagian batang mudah patah,
daun-daun menjadi layu, dan akhirnya cabang-cabang tanaman akan mati.

Pengendalian: (1) rotasi tanaman untuk memutus daur atau siklus hama;
(2)pengamatan tanaman pada stadium umur muda terhadap gejala serangan
hama: bila serangan hama >5 %, perlu dilakukan pengendalian secara kimiawi;
(3) pemotongan dan pemusnahan bagian tanaman yang terserang berat; (4)
penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Curacron 500 EC
atau Matador 25 dengan konsentrasi yang dianjurkan.

Hama Boleng atau Lanas


Serangga dewasa hama ini (Cylas formicarius Fabr.) berupa kumbang kecil yang
bagian sayap dan moncongnya berwarna biru, namun toraknya berwarna merah.
Kumbang betina dewasa hidup pada permukaan daun sambil meletakkan telur di
tempat yang terlindung (ternaungi). Telur menetas menjadi larva (ulat),
selanjutnya ulat akan membuat gerekan (lubang kecil) pada batang atau ubi yang
terdapat di permukaan tanah terbuka.

Gejala: terdapat lubang-lubang kecil bekas gerekan yang tertutup oleh kotoran
berwarna hijau dan berbau menyengat. Hama ini biasanya menyerang tanaman
ubi jalar yang sudah berubi. Bila hama terbawa oleh ubi ke gudang
penyimpanan, sering merusak ubi hingga menurunkan kuantitas dan kualitas
produksi secara nyata.

Pengendalian:(1) pergiliran atau rotasi tanaman dengan jenis tanaman yang tidak
sefamili dengan ubi jalar, misalnya padi-ubi jalar-padi; (2) pembumbunan atau
penimbunan guludan untuk menutup ubi yang terbuka; (3) pengambilan dan
pemusnahan ubi yang terserang hama cukup berat; (4) pengamatan/monitoring
hama di pertanaman ubi jalar secara periodik: bila ditemukan tingkat serangan >

92 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
5 %, segera dilakukan tindakan pengendalian hama secara kimiawi; (5)
penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Decis 2,5 EC atau
Monitor 200 LC dengan konsentrasi yang dianjurkan; (6) penanaman jenis ubi
jalar yang berkulit tebal dan bergetah banyak; (7) pemanenan tidak terlambat
untuk mengurangi tingkat kerusakan yang lebih berat.

Tikus (Rattus rattus sp)


Hama tikus biasanya menyerang tanaman ubi jalar yang berumur cukup tua atau
sudah pada stadium membentuk ubi. Hama Ini menyerang ubi dengan cara
mengerat dan memakan daging ubi hingga menjadi rusak secara tidak beraturan.
Bekas gigitan tikus menyebabkan infeksi pada ubi dan kadang-kadang diikuti
dengan gejala pembusukan ubi.

Pengendalian: (1) sistem gerepyokan untuk menangkap tikus dan langsung


dibunuh; (2) penyiangan dilakukan sebaik mungkin agar tidak banyak sarang
tikus disekitar ubi jalar; (3) pemasangan umpan beracun, seperti Ramortal atau
Klerat.

Penyaki Ubi Jalar


Kudis atau Scab
Penyebab:cendawan Elsinoe batatas
Gejala:adanya benjolan pada tangkai sereta urat daun, dan daun-daun berkerut
seperti kerupuk. Tingkat serangan yang berat menyebabkan daun tidak produktif
dalam melakukan fotosintesis sehingga hasil ubi menurun bahkan tidak
menghasilkan sama sekali.
Pengendalian:(1) pergiliran/rotasi tanaman untuk memutus siklus hidup penyakit;
(2) penanaman ubi jalar bervarietas tahan penyakit kudis, seperti daya dan
gedang; (3) kultur teknik budi daya secara intensif; (4) penggunaan bahan
tanaman (bibit) yang sehat.

93 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Layu Fusarium
Penyebab: jamur Fusarium oxysporum f. Batatas
Gejala: tanaman tampak lemas, urat daun menguning, layu, dan akhirnya mati.
Cendawan fusarium dapat bertahan selama beberapa tahun dalam tanah.
Penularan penyakit dapat terjadi melalui tanah, udara, air, dan terbawa oleh bibit
.
Pengendalian: (1) penggunaan bibit yang sehat (bebas penyakit); (2) pergiliran
/rotasi tanaman yang serasi di suatu daerah dengan tanaman yang bukan famili;
(3) penanaman jenis atau varietas ubi jalar yang tahan terhadap penyakit
Fusarium.

Virus
Beberapa jenis virus yang ditemukan menyerang tanaman ubi jalar adalah
Internal Cork, Chlorotic Leaf Spot, Yellow Dwarf.

Gejala: pertumbuhan batang dan daun tidak normal, ukuran tanaman kecil
dengan tata letak daun bergerombol di bagian puncak, dan warna daun klorosis
atau hijau kekuning-kuningan. Pada tingkat serangan yang berat, tanaman ubi
jalar tidak menghasilkan

Pengendalian:(1) penggunaan bibit yang sehat dan bebas virus; (2)


pergiliran/rotasi tanaman selama beberapa tahun, terutama di daerah basis
(endemis) virus; (3) pembongkaran/eradikasi tanaman untuk dimusnahkan.

5. Panen dan Pasca Panen


Pengumpulan
Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah
dijangkau oleh angkutan.

Penyortiran dan Penggolongan


Pemilihan atau penyortiran ubi jalar sebenarnya dapat dilakukan pada saat
pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran ubi jalar dapat dilakukan
setelah semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran
dilakukan untuk memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulit umbi yang

94 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak
hitam/garisgaris pada daging umbi.

Penyimpanan
Penanganan pascapanen ubi jalar biasanya ditujukan untuk mempertahankan
daya simpan. Penyimpanan ubi yang paling baik dilakukan dalam pasir atau abu.
Tata cara penyimpanan ubi jalar dalam pasir atau abu adalah sebagai berikut:
1) Angin-anginkan ubi yang baru dipanen di tempat yang berlantai kering
selama 2-3 hari.
2) Siapkan tempat penyimpanan berupa ruangan khusus atau gudang
yang kering, sejuk, dan peredaran udaranya baik.
3) Tumpukkan ubi di lantai gudang, kemudian timbun dengan pasir kering
atau abu setebal 20-30 cm hingga semua permukaan ubi tertutup.

Cara penyimpanan ini dapat mempertahankan daya simpan ubi sampai 5 bulan.
Penyimpanan
Hal yang penting dilakukan dalam penyimpanan ubi jalar adalah melakukan
pemilihan ubi yang baik, tidak ada yang rusak atau terluka, dan tempat (ruang)
penyimpanan bersuhu rendah antara 27-30 derajat C (suhu kamar) dengan
kelembapan udara antara 85-90 %.

D. Aktifitas Pembelajaran
1) Penguasaan konsep
 Anda akan melakukan kegiatan agribisnis tanaman ubi jalar.
 Apa yang anda lakukan dalam kegiatan agribisnis tanaman ubi jalar
 Setelah memahami kegiatan agribisnis tanaman ubi jalar.
 Prosedur apa yang harus diikuti dalam kegiatan agribisnis tanaman ubi
jalar
 Penggunaan alat dan bahan untuk mendokumentasikan untuk kegiatan
agribisnis tanaman ubi jalar, jelaskan.

95 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
2). Mengenal Fakta

 Melakukan observasi, peserta melakukan observasi, dalam kegiatan


agribisnis tanaman ubi jalar, kegiatan dikoordinir oleh widyaiswara.
 Observasi dilakukan secara berkelompok pada tempat yang berbeda
 Observasi dilakukan untuk agribisnis tanaman ubi jalar
 Dari hasil observasi ini selanjutnya merumuskan agribisnis tanaman ubi
jalar
 Kegiatan mengenal fakta ini dapat dilakukan sekaligus untuk kompetensi
dasar agribisnis tanaman ubi jalar

3). Merefleksikan.

Setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep dan mengenal fakta,


selanjutnya peserta diklat melakukan refleksi bagaimana anda akan melakukan
kegiatan agribisnis tanaman ubi jalar berdasarkan konsep dan hasil observasi.

4). Melakukan analisis dan sintesis

 Analisis daya dukung, peserta diklat melakukan kegiatan analisis


terhadap daya dukung yang tersedia di tempat praktek untuk mengetahui
tingkat kesesuaiannya dalam agribisnis tanaman ubi jalar secara
berkelompok.
 Sintesis, peserta diklat melakukan kegiatan sintesis terhadap hasil
refleksi agribisnis tanaman ubi jalar dan hasil analisis terhadap tingkat
kesesuaian daya dukung, peserta diklat melakukan rekontruksi/modifikasi
terhadap hasil refleksi dalam kegiatan agribisnis tanaman ubi jalar.

5). Menyusun dan Melaksanakan Rencana Kerja

 Peserta diklat secara berkelompok menyusun/membuat alternatif-


alternatif rencana agribisnis tanaman ubi jalar, rencana kerja/proposal
memuat metode persiapan yang akan dilaksanakan, kriteria keberhasilan,
waktu pencapaian dan jadwal kegiatan, serta pembagian tugas kelompok.
 Pengambilan keputusan/menetapkan rencana kerja

96 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Secara berkelompok peserta diklat mengambil keputusan/menetapkan
alternatif rencana agribisnis tanaman ubi jalar yang akan dilaksanakan
dengan memperhatikan daya dukung dalam agribisnis tanaman ubi jalar.
Apabila ada kesulitan peserta dapat mendiskusikan dengan fasilitator.

 Penetapan peran masing-masing individu dalam kelompok. Kelompok


menyusun pembagian tugas dan menentukan peran setiap anggota
masyarakat.
 Proses pengamatan dan pencatatan, peserta diklat melakukan
pengamatan dan pencacatan data kegiatan agribisnis tanaman ubi jalar
yang dilaksanakan. Lembar pengamatan disiapkan peserta diklat setelah
mendapat persetujuan fasilitator.
 Evaluasi dan diskusi terhadap hasil kegiatan. Peserta diklat
melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan pencapaian
standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan
 Peserta diklat melakukan diskusi terhadap hasil kegiatan dan hasilnya
dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah
dirumuskan sebelumnya.
 Proses penyusunan kesimpulan dan memberikan umpan balik.
Peserta secara berkelompok menyusun umpan balik / rekomendasi
terhadap agribisnis tanaman ubi jalar. Perumusan umpan balik ini
juga

E. Latihan/Kasus/Tugas
Coba anda tugaskan siswa anda untuk melakukan survey pada tanaman ubi
Jalar kepunyaan petani disekitarnya, suruh mengamati, bertanya dengan
menggunakan quesioner dan dicatat. Hasil pengamatan tersebut suruh
didiskusikan dalam kelompok yang dibimbing oleh anda sehingga timbul
pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab oleh anda, setelah itu ditugaskan
untuk dipersentasikan lau disimpulka untuk dibuat Laporan.

97 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
F. Rangkuman
Agribisnis /budidaya tanaman ubi jalar yang baik dan berproduksi tinggi perlu
diterapakan kepada siswa langkah-langkah pembelajaran seperti : Persiapan
bibit, penyiapan lahan, pengolahan lahan, pemberian pupuk dasar, pemasanga
mulsa, pembuatan lobang tanam, penanaman, penyiraman, penyiangan,
Penjarangan/penyulaman, pembumbunan, pengendalian hama & penyaki dan
pemanenan dan pasca panen. Dengan menggunakan pembelajaran saintifik dan
model pembelajaran.

G. Umpan Balik

Peserta pelatihan setelah mempelajari modul pelatihan ini diminta untuk


memberikan tanggapan terhadap materi didalam modul ini dan juga diminta
menganalisis materi-materi yang dapat diimplementasikan di sekolah. Adapun
kegiatan umpan balik yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

 Apa saja yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi kegiatan belajar
ini?
 Bagaimana pikiran/perasaan saya tentang materi kegiatan belajar ini?
 Apa saja yang telah saya lakukan yang ada hubungannya dengan materi
kegiatan ini tetapi belum ditulis di materi ini?
 Materi apa yang ingin saya tambahkan?
 Bagaimana kelebihan dan kekurangan materi materi kegiatan ini?
 Manfaat apa saja yang saya dapatkan dari materi kegiatan ini?
 Berapa persen kira-kira materi kegiatan ini dapat saya kuasai?
 Apa yang akan saya lakukan?

98 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
EVALUASI

Essay
1. Pengolahan sawah yang baik seharusnya agar airnya menggenang dan
bisa menjadi lumpur, maka perlu dilakukan terlebih pengolahan pertama
yaitu ?
2. Secara berurutan pengolahan sawah agar lebih baik dan sifat tanah baik
diantara pengolahan dengan langkah-langkah secara berurutan adalah?
3. Bagaimana pemanfaatan lahan yang sering tergenang oleh air didaerah
tertentu. Coba anda jelaskan !
4. Untuk lahan kering sebaiknya pengolahan dilakukan dengan cara ?
5. Pemupukan untuk tanaman padi sebaiknya dilakukan seca periode coba
anda sebutkan ?
6. Pengendaliahama penyakit dengan cara arternatif selain menggunakan
bahan pestisida sintetis Adalah : ? Coba anda ceritrakan
7. Waktu pengendalian penyakit yang baik tepat adalah pada musim hujan :
yaitu dengan cara, coba jelaskan menurut anda ?
8. Coba jelaskan langkah-langkah penanaman jagung yang baik sesuai
prosedur ?
9. Sebaiknya dalam penanaman kacang-kacangan, setelah proses panen
limbah tanamannya dimanfaatkan agar tanah dapat dipertahankan
kesuburannya. Bagaimana caranya ?
10. Dalam penanaman ubi-ubian langkah apa saja agar ubinya besar-besar
dan sehat, Jelaskan langkah yang paling penting saja !

99 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
PENUTUP

Bahan ajar materi dasar-dasar budidaya tanaman pangan dan hortikultura pada
paket keahlian Agribisnis tanaman pangan dan hortikultura pada Diklat Uji
Kompetensi bagi Guru SMK, diharapkan dapat membantu peserta dalam
meningkatkan kompetensi bidang Agribisnis tanaman pangan dan hortikultura.

Semoga bahan ajar ini dapat bermanfaat, khususnya bagi peserta diklat pra uji
kompentensi dan umumnya bagi para pembaca. Bahan ajar ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu mohon kritik dan saran untuk kesempurnaan modul ini.

100 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, R. 2005. Meningkatkan Hasil Panen Kedelai di Lahan Sawah


Kering Pasang Surut. Penerbit Swadaya.
Aksi Agraris Kanisus. 1989. Kedelai. Kanisus . Yogyakarta .
Andrianto, I. 2004. Teknologi Budidaya Intensif Tanaman Kedelai di Lahan
Sawah. Jurnal Proyek Penelitian dan Pengembangan Pertanian Rawa
Terpadu 17(1): 1−8
Arsyad, D.M. dan M. Syam. 1998. Kedelai. Sumber Pertumbuhan produksi dan
Teknik Budidaya. Edisi Revisi. Puslitbangtan. 30 hlm.
Bagikan Artikel : on Twitter on Facebook on Google+
http://tabloidsahabatpetani.com/mengendalikan-gulma
Bertham, Y.H. 2002. Respon Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) merill)
Terhadap Pemupukan Fosfor dan Kompos Jerami Pada Tanah Ultisol”.
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia Vol.4 No.2 Hal: 78-83.
Braja M. Das.1985. Mekanika Tanah. PT Gelora Aksara Pratama. Erlangga.
Danarti dan Najati, 1995. Palawija, Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penebar
Swadaya Jakarta.
Hakim, N, dkk. 1986.. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung.
Haverkort. 1992. Pertanian Masa Depan. Kanisius. Jakarta.
Hidayat, O., 1985. Morfologi Tanaman Kedelai pada Lahan Kering. Badan
Penelitian dan Perkembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan
Perkembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Hilman, Y. A. 2004. Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian Kontribusi Terhadap
Ketahanan Pangan dan Perkembangan Teknologinya. Dalam Makarim,
et al. (penyunting). Inovasi Pertanian Tanaman Pangan. Puslitbangtan
Bogor; 95-132 hlm.
Irwan, W.A. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill).
Universitas Padjajaran: Jatinangor.
Mayadewi, Ari. 20007. Pengaruh Jenis Pupuk pada Jarak Tanam
terhadaPertumbuhan Kedelai. Denpasar Bali.
Poerwidodo. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Penerbit Angkasa. Bandung.
Sumarno, 1987. Kedelai dan Cara Budidaya. Yasaguna Bogor.

101 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Suprapto, 1997. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya.
http://alamtani.com/budidaya-kacang-tanah-organik.html
http://teknikcarabudidaya.blogspot.co.id/2011/08/budidaya-kacang-tanah.html
http://ananugroho.blogspot.co.id/2012/06/tanaman-umbi-umbian.html
http://www.asgar.or.id/wp-content/uploads/2014/05/Cara-Pembibitan-Menanam-
Mengolah-dan-Memanen-Talas.jpg
https://bengkeltip.wordpress.com/2013/01/15/teknologi-budidaya-talas/
Bagikan Artikel : on Twitter on Facebook on Google+
http://cybex.pertanian.go.id/teknologi/detail/2018/pembibitan-padi-sistem-dapog
http://www.pertanian.go.id/pajale2015/g1.1.1.SESI%20.%20PANEN%20DAN%2
0PENGELOLAAN%20PASCAPANEN%20Padi.pdf
http://kalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/images/data/buku-jagung-2014.pdf

102 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
GLOSARIUM
Asam : Senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion H+ (ion hidrogen).

Adaptasi : Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri


dari lingkungannya.

Air tanah : Air yang meresap dalam pori-pori tanah dan menjadi
bagian dari sistem pori-pori itu.

Antocyanin : Pigmen merah pada daun.

Analisa hara : Menyatakan berapa jumlah relatif dari N,P2O5,dan


pupuk K2O dalam pupuk tersebut

Aerasi : Tata udara tanah

Auksin : Zat tumbuh yang pertama ditemukan yang bekerja


pada proses perpanjangan atau pembesaran sel.

Basa : Senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan


menghasilkan ion OH- (ion hidroksida)

Bekerjanya pupuk : Adalah waktu yang diperlukan sejak saat pemberian


pupuk hingga pupuk tersebut dapat diserap tanaman.

Celcius : satuan suhu, dalam sistem skala suhu menurut Celcius


ini, es mencair mempunyai suhu 0° dan uap air
mendidih pada tekanan 1 atmosfer mempunyai suhu
100°

Dekomposer : Organisme yang menguraikan zat organik pada


makhluk hidup yang sudah mati menjadi zat yang lebih
sederhana.

Fungi : Kingdom untuk kelompok organisme yang tidak


berklorofil dan hidupnya saprofil atau parasit.

Fotosintesis : Pengubahan bentuk energi matahari menjadi bentuk


lain (energi kimia)

Giberelin : Hormon yang bekerja hanya merangsang pembelahan


sel. Terutama untuk merangsang pertumbuhan primer.

Gravity irrigation : Sistem ini menggunakan cara di mana pemberian/


penyaluran air pengairan ini sepenuhnya dengan
memperhatikan gaya berat.

Humus : Daun-daun, ranting-ranting, sisa tumbuhan atau hewan


yang telah busuk dan menjadi tanah yang penting
untuk penahan air.

103 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Hewan : Kelompok organisme yang masuk dalam kingdom
Animalia, yang tidak mampu membuat makanannya
sendiri sehingga disebut organisme heterotrof.

Habitat : Tempat tinggal makluk hidup.

Higroskopisitas : Adalah sifat mudah tidaknya pupuk bereaksi dengan


pupuk uap air.

Hormon (zat : Suatu senyawa organik yang dibuat pada suatu bagian
tumbuh) tanaman dan kemudian diangkut ke bagian lain, yang
konsentrasinya rendah dan menyebabkan suatu
dampak fisiologis.

Hand traktor : Traktor roda 2 yang dikendalikan dengan tangan.

Kelarutan pupuk : Menyatakan mudah tidaknya suatu pupuk larut dalam


air, dan diserap akar tanaman.

Keterampilan : Seperangkat keterampilan yang dilakukan untuk suatu


Proses
penyelidikan ilmiah.

Kilogram : Satuan SI untuk massa.

Kingdom : Kelompok (kerajaan) makhluk hidup.

Kekeringan : Adalah kekeringan yang berasosiasi dengan efek


hidrologi periode singkat dari curah hujan kekeringan.

Kadar unsur : Banyaknya unsur hara yang dikandung oleh suatu


pupuk pupuk.

Kemasaman : Reaksi fisiologis masam dari pupuk yang diberikan ke


pupuk tanah.

Nutrisi : Mineral yang dibutuhkan tanaman.

Oksigen : Gas yang dibutuhkan hewan saat bernapas.

pH meter : Alat untuk mengetahui nilai pH (derajat keasaman)


suatu larutan.

Pestisida : Suatu bahan yang digunakan membunuh hewan atau


tumbuhan pengganggu.

Pestisida sintetis : pestisida yang menggunakan bahan kimia


anorganik
Pertumbuhan : Didefinisikan sebagai peristiwa perubahan biologis
yang terjadi pada makhluk hidup berupa perubahan
ukuran yang bersifat irreversible (tidak berubah kembali
ke asal atau tidak dapat balik)

Pertumbuhan : Adalah pertumbuhan ukuran panjang pada bagian


batang tumbuhan karena adanya aktivitas jaringan

104 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
primer meristem primer.

Pertumbuhan : Adalah pertambahan besar dari organ tumbuhan


sekunder karena adanya aktivitas jaringan meristem sekunder
yaitu kambium pada kulit batang, kambium batang, dan
dan akar.

Perkembangan : Proses menuju pencapaian kedewasaan atau tingkat


yang lebih sempurna pada makhluk hidup.

Perkecambahan : Merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan


embrio.

Potensi air : Energi potensial air yang terkandung dalam tubuh


tanaman.

Pupuk buatan : Pupuk buatan merupakan pupuk yang dibuat oleh


pabrik dengan kandungan unsur hara tertentu.

Pupuk tunggal : Pupuk yang hanya mengandung satu unsur.

Pupuk majemuk : Pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur.

Respirasi : Merupakan proses perombakan senyawa organik


menjadi senyawa anorganik dan menghasilkan energi.

Siklus air : Proses perputaran air, mengalami penguapan,


kondensasi dan menjadi hujan secara berulang-ulang.

Sifat Kimia : Ciri-ciri suatu zat yang menyatakan apakah zat itu
dapat mengalami perubahan kimia tertentu.

Suhu : Ukuran tingkat atau derajat panas atau dingin-nya


suatu benda.

Suhu : Suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajad


panas atau dinginnya suatu benda.

Sel : Satuan (unit) kehidupan terkecil dari makhluk hidup.

Stomata : Mulut daun.

Suhu minimum : Suhu paling rendah dimana organisme masih dapat


melaksanakan metabolismenya.

Suhu maksimum : Suhu paling tinggi dimana organisme masing dapat


melaksanakan metabolism.

Suhu optimum : Suhu paling baik untuk kelangsungan metabolisme


pada makhluk hidup.

Traktor : Alat mesin pertanian yang digerakan oleh mesin untuk


memudahkan kegiatan pertanian.

105 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a
Traktor farm : Traktor roda 4 yang mempunyai kekuatan besar.

Tumbuh : Dicirikan oleh dua proses yaitu bertambahnya ukuran


dan jumlah sel.

Tumbuhan : Kelompok organisme yang masuk dalam kingdom


Plantae yang mampu untuk membuat makanannya
sendiri melalui proses fotosintesis sehingga disebut
organisme autotrof.

Tekanan turgor : Tekanan hidrostatik dalam sel disebut Top dressing


Pembeian pupuk melalui disebar di atas permukaan
tanah.

Tanaman pangan : Tanaman yang menghasilkan karbohidrat.

Tanaman palawija : Tanaman pangan yang dibudidayakan di lahan


perkarangan/tegalan.

Transpirasi : Adalah proses penguapan air melalui stomata.

Unsur : Zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi dengan


reaksi kimia biasa.

Waktu : Selang antara dua kejadian atau peristiwa.

Volume : Besarnya ruangan yang dapat diisi oleh materi.

106 | A l i h F u n g s i - T a n a m a n P a n g a n d a n P a l a w i j a

Anda mungkin juga menyukai