Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KIMIA DASAR I (ANNORGANIK)

“TABEL PERIODIK UNSUR”

Disusun Oleh : Aulia Putri Andari (17031093)

FAKULTAS AGROINDUSTI
PRODI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan tugas Kimia
Dasar I dengan judul SISTEM PERIODIK UNSUR. Karya tulis ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas dalam mata kuliah Kimia.
            Atas bimbingan bapak Ir Agung Wazyka saya dapat menyelesaikan Tugas Kimia
Dasar I ini dengan baik. Semoga makalah ini dapat memenuhi syarat penilaian pada mata
kuliah Kimia Dasar I.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini,
oleh karenanya saya mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
            Demikianlah pengantar karya tulis ini dan penulis berharap semoga tugas ini dapat
memenuhi syarat penilaian dalam mata kuliah Kimia Dasar I. Amin.

Yogyakarta, 16 Januari 2018

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem periodik unsur adalah susunan unsur-unsur berdasarkan urutan nomor atom
dan kemiripan sifat unsur tersebut. Dinamakan periodik, sebagaimana terdapat pola
kemiripan sifat unsur dalam susunan tersebut. Sistem periodic unsure (tabel periodik) modern
yang sekarang digunakan didasarkan pada tabel yang dipublikasikan oleh Dmitri Mendeleev
pada tahun 1869.
Sangat banyak macam unsur ditemukan dalam alam. Sampai saat ini telah dikenal 112
buah unsur. Unsur-unsur dapat memiliki sifat-sifat yang mirip atau pun berbeda. Agar lebih
mudah mempelajari unsur-unsur yang sangat banyak, dilakukan upaya-upaya pengelompokan
unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya.
Dalam makalah ini dibahas pengelompokan unsur-unsur dalam Sistem Periodik,
perkembangan pengelompokan unsur-unsur, serta keperiodikan sifat unsur-unsur dalam
sistem periodik. Keperiodikan sifat unsur-unsur meliputi perubahan secara jari-jari atom,
energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektromagnetifan unsur-unsur.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut diatas ditemukan masalah pokok yang akan kami
bahas diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah pengelompokan unsur?
2.Apa sistem periodik modern?
3. Bagaimana sifat-sifat periodik unsur?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah tabel periodik dan
pengelompokan unsur, sifat-sifat periodik unsur, dan untuk memenuhi tugas Kimia Dasar I
(annorganik).

BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah Dalam Pengelompokan Unsur
Tabel periodik pada mulanya diciptakan tanpa mengetahui struktur dalam atom: jika
unsur-unsur diurutkan berdasarkan massa atom lalu dibuat grafik yang
menggambarkan hubungan antara beberapa sifat tertentu dan massa atom unsur-unsur
tersebut, akan terlihat suatu perulangan atau periodisitas sifat-sifat tadi sebagai fungsi
dari massa atom. Orang pertama yang mengenali keteraturan tersebut adalah ahli
kimia Jerman, yaitu Johann Wolfgang Döbereiner, yang pada tahun 1829
memperhatikan adanya beberapa triade unsur-unsur yang hampir sama.
Temuan ini kemudian diikuti oleh ahli kimia Inggris, yaitu John Alexander Reina
Newlands, yang pada tahun 1865 memperhatikan bahwa unsur-unsur yang bersifat
mirip ini berulang dalam interval delapan, yang ia persamakan dengan oktaf musik,
meskipun hukum oktaf-nya diejek oleh rekan sejawatnya. Akhirnya, pada tahun 1869,
ahli kimia Jerman Lothar Meyer dan ahli kimia Rusia Dmitry Ivanovich Mendeleyev
hampir secara bersamaan mengembangkan tabel periodik pertama, mengurutkan
unsur-unsur berdasarkan massanya. Akan tetapi, Mendeleyev meletakkan beberapa
unsur menyimpang dari aturan urutan massa agar unsur-unsur tersebut cocok dengan
sifat-sifat tetangganya dalam tabel, membetulkan kesalahan beberapa nilai massa
atom, dan meramalkan keberadaan dan sifat-sifat beberapa unsur baru dalam sel-sel
kosong di tabelnya. Keputusan Mendeleyev itu belakangan terbukti benar dengan
ditemukannya struktur elektronik unsur-unsur pada akhir abad ke-19 dan awal abad
ke-20.
a. Pengelompokan logam dan non logam
Pada 1789, Antoine Lavoiser mengelompokan 33 unsur kimia.
Pengelompokan unsur tersebut berdasarkan sifat kimianya. Unsur-unsur kimia
di bagi menjadi empat kelompok yaitu gas, tanah, logam dan non logam.
Pengelompokan ini masih terlalu umum karena ternyata dalam kelompok
unsur logam masih terdapat berbagai unsur yang memiliki sifat berbeda.

b. Traide dobereiner
Dobereiner menemukan adanya beberapa kelompok tiga unsur yang memiliki
kemiripan sifat, yang ada hubungannya dengan massa atom. Contoh
kelompok-kelompok triade: Cl, Br dan I, Ca, Sr dan Ba, S, Se dan Te.
c. Hukum oktaf newland
Apabila unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom, maka unsur
kesembilan mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan unsur pertama,
unsur kesepuluh mirip dengan unsur kedua dan seterusnya. Karena
setelah unsur kedelapan sifat-sifatnya selalu terulang, maka dinamakan
hukum Oktaf.
Contoh: Li (nomor atom 3) akan mirip sifatnya dengan Na 11(nomor
atom 11).
d. Sistem periodik mendeleev
1) Dua ahli kimia Lother Meyer (Jerman) dan Dmitri Ivanovich
Mendeleev (Rusia) berdasarkan pada perinsip dari Newlands,
melakukan penggolongan unsur.
2) Lothar Meyer lebih mengutamakan sifat-sifat kimia unsur sedangkan
Mendeleev lebih mengutamakan kenaikan massa atom.
3) Menurut Mendeleev sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari
massa atom relatifnya. Artinya jika unsur-unsur disusun menurut
kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat tertentu akan berulang
secara periodic.
4) Unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat serupa ditempatkan pada satu
jalur tegak, disebut golongan.
5) Sedangkan lajur horizontal unsur berdasarkan pada kenaikan massa
atom relatifnya disebut periode.
e. Sistem periodik modern Moseley
Pada awal abad 20, pengetahuan kita terhadap atom mengalami
perkembangan yang sangat mendasar. Para ahli menemukan bahwa
atom bukanlah suatu partikel yang tak terbagi melainkan terdiri dari
partikel yang lebih kecil yang disebut partikel dasar atau partikel sub
atom. Kini atom di yakini terdiri atas tiga jenis partikel dasar yaitu
proton, elektron, dan neuron. Jumlah proton merupakan sifat khas dari
unsur, artinya setiap unsur mempunyai jumlah proton tertentu yang
berbeda dari unsur lainya. Jumlah proton dalam satu atom ini disebut
nomor atom. Pada tahun 1913, seorang kimiawan inggris bernama
Henry Moseley melakukan eksperimen pengukuran panjang gelombang
unsur menggunakan sinar-X.
Berdasarkan hasil eksperimenya tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa
sifat dasar atom bukan didasari oleh massa atom relative, melainkan
kenaikan jumlah proton. Hal tersebut diakibatkan adanya unsur-unsur
yang memiliki massa atom berbeda, tetapi memiliki jumlah proton sama
atau disebut isotop.
Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan kenaikan nomor atom unsur
tersebut. Pengelompokan unsur-unsur sistem periodik modern
merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleev, yang disebut
juga sistem periodik bentuk panjang.
Sistem periodik modern terdriri atas 7 periode dan 8 golongan. Setiap
golongan dibagi lagi menjadi 8 golongan A( IA-VIIIA ) dan 8 golongan
B (IB – VIIIB).
Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan
B disebut golongan transisi. Golongan-golongan juga dapat ditandai
dengan bilangan 1 sampai 18 secara berurutan dari kiri ke kanan.
Dengan cara ini maka unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai
golongan 12. Pada periode 6 dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur
yang disebut unsur transisi dalam, yaitu unsur antanida dan aktinida.
Semua unsur transisi dalam termasuk golongan IIIB. Unsur lantanida
pada periode 6 golongan IIIB, dan unsur-unsur aktinida pada periode 7
golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur tersebut di bagian bawah tabel
periodik adalah untuk alasan teknis, sehingga daftar tidak terlalu
panjang.

2. Sistem Periodik Modern


Sistem ini merupakan penyempurnaan dari gagasan penemu terdahulu seperti yang
dijelaskan dalam sejarah penemuan sistem periodik. Dalam sistem periodik modern,
kolom menunjukkan golongan (konfigurasi elektron yang mirip) dan baris
menunjukkan periode (kenaikan nomer atom).

a. Periode
Periode terletak pada lajur horizontal dalam sistem periodik modern. Periode
suatu unsur menunjukan suatu nomor kulit yang sudah terisi elektron (n
terbesar) berdasarkan konfigurasi elektron. Konfigurasi elektron adalah
persebaran elektron dalam kulit-kulit atomnya.
Dalam sistem periodik modern terdapat 7 periode, yaitu :
periode ke-1: terdiri atas 2 unsur
periode ke-2: terdiri atas 8 unsur
periode ke-3: terdiri atas 8 unsur
periode ke-4: terdiri atas 18 unsur
periode ke-5: terdiri atas 18 unsur
periode ke-6: terdiri atas 32 unsur yaitu, 18 unsur seperti pada periode 4 atau
ke-5, dan 14 unsur lagi merupakan deret lantanida, dan periode ke-7
merupakan periode unsur yang belum lengkap. Pada periode ini terdapat deret
aktinida.
b. Golongan
Kolom dalam tabel periodik disebut golongan. Ada 18 golongan dalam tabel
periodik baku. Unsur-unsur segolongan mempunyai konfigurasi elektron
valensi yang mirip, sehingga mempunyai sifat yang mirip pula. Ada tiga
sistem pemberian nomor golongan. Sistem pertama memakai angka Arab dan
dua sistem lainnya memakai angka Romawi. Nama dengan angka Romawi
adalah nama golongan yang asli tradisional. Nama dengan angka Arab adalah
sistem tata nama baru yang disarankan oleh International Union of Pure and
Applied Chemistry (IUPAC). Sistem penamaan tersebut dikembangkan untuk
menggantikan kedua sistem lama yang menggunakan angka Romawi.

3. Sifat-sifat Periodik Unsur

a. Jari-jari atom
Jari-jari atom merupakan jarak elaktron terluar ke inti atom dan menunjukan
ukuran suatu atom. Jari-jari atom sulit diukur sehingga pengukuran jari-jari
atom dilakukan dengan cara mengukur jarak inti antar dua atom yang
berikatan sesamanya.
Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin
kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke atas kulit elektron semakin kecil.
Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin
kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah
elektron semakin banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elektron
tetap sama sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat.

b. Jari-jari ion
 Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata(signifikan) jika
dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.
Ion bermuatan positif (kation) mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan
ion bermuatan negatif (anion) mempunyai jari-jari yang lebih besar jika
dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.

c. Energi ionisasi
Jika dalam suatu atom terdapat satu elektron di luar subkulit, elektron ini
cenderung mudah lepas supaya mempunyai konfigurasi seperti gas mulia.
Namun, untuk melepaskan elektron dari suatu atom diperlukan energi. Energi
yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu atom di namakan energi
ionisasi. Dalam suatu periode semakin banyak elektron dan proton gaya tarik
menarik elektron terluar dengan inti semakin besar (jari-jari kecil) Akibatnya,
elektron sukar lepas sehingga energi untuk melepas elektron semakin besar.
Hal ini berarti energi ionisasi besar.
Jika jumlah elektronnya sedikit, gaya tarik menarik elektron dengan inti lebih
kecil (jari-jarinya semakain besar). Akibatnya, energi untuk melepaskan
elektron terluar relatif lebih kecil berarti energi ionisasi kecil.

d. Afinitas elektron
Afinitas elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila suatu
atom menerima elektron.
Jika ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan
elektron itu disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan
dengan tanda negative. Akan tetapi jika ion negative yang terbentuk tidak
stabil, maka proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan
afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang
mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan
lebih besar menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya
bertanda positif. Makin negative nilai afinitas elektron berarti makin besar
kecenderungan menyerap elktron.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semakin kecil dan gaya tarik
inti terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik
elektron dari luar sehingga afinitas elektron semakin besar.
Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga
gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit
menarik elektron dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil.

e. Keelektonegatifan
Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari
atom lain. Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik
dari inti terhadap elektron dan jari-jari atom.
Harga keelektronegatifan bersifat relatif (berupa perbandingan suatu atom yag
lain). Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi
(biloks) unsur dalam sutu senyawa. Jika harga kelektronegatifan besar, berarti
unsur yang bersangkutan cenderung menerim elektron dan membentuk
bilangan oksidasi negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung
melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom
yang diikat bergantung pada elektron valensinya.

f. Sifat logam dan non logam


Sifat-sifat unsur logam yang spesifik antara lain, mengkilap, menghantarkan
panas dan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat
ditentangkan menjadi kawat / kabel panjang. Sifat-sifat logam tersebut diatas
yang membedakan dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam, dalam
sistem periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan makin
berkurang.
Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-
unsur bukan logam di sebelah kanan pada sistem periodik sering digambarkan
dengan tangga diagonal bergaris tebal.
Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam
menunjukkan sifat ganda. Contoh :
1. Berilium dan Aluminium adalah logam yang memiliki beberapa sifat bukan
logam. Hal ini disebut unsur-unsur amfoter.
2. Baron dan Silikon adalah unsur bukan logam yang memiliki beberapa sifat
logam. Hal ini disebut unsur-unsur metalloid.
g. Kereaktifan
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik,
makin ke bawah makin reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron.
Unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin
kurang reakatif, karena makin sukar menangkap elektron.
Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau
menarik elektron. Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA
(halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan
menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIA tidak
rekatif

BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Upaya-upaya pengelompokan unsur-unsur melatar belakangi penemuan sistem periodik
modern. Sistem periodik modern yang terdiri atas golongan dan periode menggambarkan
klasifikasi unsur yang berhubungan langsung dengan konfigurasi elektron.
Sifat unsur yang dapat menjelaskan kereaktifan suatu unsur diantaranya adalah jari-jari atom,
energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelktromagnetifan. Sifat-sifat unsur tersebut erat
hubungannya dengan konfigurasi elektron unsur sehingga berhubungan langsung dengan
periode dan golongan unsur dalam sistem periodik.

Anda mungkin juga menyukai