Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SISTEM PERIODIK UNSUR

Nama : Syakhira Al-munawwarah

NIM : G70121062

Prodi : Farmasi

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO
A. PENGERTIAN

Sistem periodik unsur adalah susunan unsur-unsur berdasarkan urutan nomor atom dan
kemiripan sifat unsur-unsur tersebut. Disebut “periodik”, sebagaimana terdapat pola
kemiripan sifat unsur dalam susunan tersebut. Sistem periodik unsur kimia disebut tabel
periodik, dan fungsinya adalah untuk mengetahui nomor atom, konfigurasi elektron, dan sifat
setiap unsur. Unsur-unsur dalam sistem periodik unsur kimia terdiri dari dua kelompok, yakni
golongan (lajur vertikal), dan periode (lajur horizontal). Berikut adalah hal-hal yang perlu
diketahui tentang sistem periodik unsur kimia.

- Masing-masing unsur terdapat dalam satu kotak yang berisi nomor atom, lambang unsur,
dan nomor massa. Kotak-kotak tersebut berurut dari kiri ke kanan berdasarkan kenaikan
nomor atom.
- Kotak-kotak tersebut tersusun membentuk barisan horizontal (periode) dan barisan
vertikal (golongan). Setiap periode diberi nomor dari 1 hingga 7. Setiap golongan diberi
nomor dari 1 hingga 8 dengan huruf A atau B. Pada sistem IUPAC baru, setiap golongan
diberi nomor dari 1 hingga 18 tanpa huruf A atau B. Unsur-unsur dalam satu golongan
yang sama pada tabel periodik akan memiliki kemiripan sifat.
- Unsur-unsur golongan 1A − 8A (golongan 1−2, 13−18) merupakan unsur golongan
utama. Unsur-unsur golongan 1B−8B (golongan 3−12) merupakan unsur logam transisi.
Dua deret unsur di bagian bawah, yakni lanthanida dan aktinida, disebut unsur logam
transisi dalam.

B. PERKEMBANGAN PENGELOMPOKKAN SISTEM PERIODIK UNSUR

a. Pengelompokkan unsur menurut teori Dobereiner

Dikemukakan oleh Johann Wolfgang Dobereiner, seorang ilmuwan Jerman pada tahun
1829. Dia mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat dan kenaikan massa
atom relativenya. Ketika ada 3 unsur disusun berdasarkan urutan kenaikan massa atomnya,
maka massa rata-rata atom unsur kedua merupakan massa rata-rata dari unsur pertama dan
ketiga. Ketiga unsur yang demikian oleh Dobereiner disebut sebagai “triade”.

Berikut beberapa contoh triade :


Kelemahan Triade Dobereiner :

Tidak semua unsur-unsur dapat menunjukkan triade tertentu, contohnya F, Cl, Br.
Apabila massa atom F ditambah massa atom Br kemudian dibagi 2 maka tidak sama dengan
massa atom Cl

Kelebihan Triade Dobereiner :

Unsur-unsur yang berada dalam satu triade sudah menunjukkan kemiripan sifat.

b. Pengelompokkan unsur menurut John Newlands

Menurut Newlands, jika unsur-unsur diurutkan letaknya sesuai dengan kenaikan massa
atom relatifnya, maka sifat unsur akan terulang pada tiap unsur kedelapan. Keteraturan ini
sesuai dengan pengulangan not lagu (oktaf) sehingga disebut hokum Oktaf (law of octaves).
Berikut pengelompokkan unsur berdasarkan hokum Oktaf Newlands :

Kelemahan :

Dalam kenyataanya masih di ketemukan beberapa oktaf yang isinya lebih dari delapan unsur.
Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur yang massa atomnya sangat besar.

c. Pengelompokkan unsur menurut MAndeleev

Dmitri Ivanovich Mendeleev pada tahun 1869 melakukan pengamatan 63 unsur yang
sudah dikenal dan mendapatkan hasil bahwa sifat unsur merupakan fungsi periodik dari massa
atom relatifnya. Sifat tertentu akan berulang secara periodik apabila unsur-unsur disusun
berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Mendeleev selanjutnya menempatkan unsur-
unsur dengan kemiripan sifat pada satu lajur vertikal yang disebut golongan. Unsur-unsur juga
disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu lajur yang
disebut periode. Berikut Tabel pengelompokan menurut Mendeleev
Kelebihan :

- Sistem Periodik Mendeleev menyediakan beberapa tempat kosong untuk unsur-


unsur yang belum ditemukan.
- meramalkan sifat-sifat unsur yang belum diketahui.
Pada perkembangan selanjutnya, beberapa unsur yang ditemukan ternyata cocok dengan
prediksi Mendeleev.

Kelemahan :

- Masih terdapat unsur – unsur yang massanya lebih besar letaknya di depan unsur yang
massanya lebih kecil.
- Adanya unsur-unsur yang tidak mempunyai kesamaan sifat dimasukkan dalam satu
golongan, misalnya Cu dan Ag ditempatkan dengan unsur Li, Na, K, Rb dan Cs.
- Adanya penempatan unsur-unsur yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom.

d. Pengelompokkan unsur menurut Henry Moseley

Tabel periodik Mendeleev dikemukakan sebelum penemuan struktur atom, yaitu partikel-
partikel penyusun atom. Partikel penyusun inti atom yaitu proton dan neutron, sedangkan
elektron mengitari inti atom. Setelah partikel-partikel penyusun atom ditemukan, ternyata ada
beberapa unsur yang mempunyai jumlah partikel proton atau elektron sama, tetapi jumlah
neutron berbeda. Unsur tersebut dikenal sebagai isotop. Jadi, terdapat atom yang mempunyai
jumlah proton dan sifat kimia sama, tetapi massanya berbeda karena massa proton dan
neutron menentukan massa atom. Dengan demikian, sifat kimia tidak ditentukan oleh massa
atom, tetapi ditentukan oleh jumlah proton dalam atom tersebut. Jumlah proton menyatakan
nomor atom. Dengan demikian sifat-sifat unsur ditentukan oleh nomor atom. Keperiodikan
sifat fisika dan kimia unsur disusun berdasarkan nomor atomnya. Pernyataan tersebut
disimpulkan berdasarkan hasil percobaan Henry Moseley pada tahun 1913. Menurut Moseley,
sifat-sifat kimia unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya. Artinya, jika unsur-
unsur diurutkan berdasarkan kenaikan nomor atomnya, maka sifat-sifat unsur akan berulang
secara periodik.

Susunan periodik yang disusun oleh Moseley akhirnya berkembang lebih baik sampai
didapatkan bentuk yang sekarang ini dengan mengikuti hukum periodik bahwabila unsur
disusun berdasarkan kenaikan nomor atom, maka sifat unsur akan berulang secara periodik.
Sistem periodik modern dikenal juga sebagai sistem periodik bentuk panjang, terdapat lajur
mendatar yang disebut periode dan lajur tegak yang disebut golongan.

Dalam sistem periodik modern terdapat 7 pediode, yaitu:

 Periode 1 : terdiri atas 2 unsur


 Periode 2 : terdiri atas 8 unsur
 Periode 3 : terdiri atas 8 unsur
 Periode 4 : terdiri atas 18 unsur
 Periode 5 : terdiri atas 18 unsur
 Periode 6 : terdiri atas 32 unsur, yaitu 18 unsur seperti periode 4 atau 5, dan 14 unsur lagi
merupakan deret lantanida
 Periode 7 : merupakan periode unsur yang belum lengkap. Pada periode ini terdapat deret
aktinida

C. HUBUNGAN SISTEM PERIODIK UNSUR DENGAN KONFIGURASI

Konfigurasi elektron sangat erat hubungannya dengan system periodik unsur. Seperti
telah kalian ketahui bahwa sifat-sifat unsure sangat tergantung pada jumlah elektron
valensinya. Jika jumlah elektron luar yang mengisi orbital dalam subkulit sama dengan
bilangan kuantum utama (n), maka atom unsur tersebut pasti terletak pada golongan yang
sama (selain yang berbentuk ion). Sedangkan nilai n (bilangan kuantum utama) yang terbesar
menunjuk nomor periode unsur tersebut dalam sistem periodic unsur. Misal konfigurasi
elektron unsur K sebagai berikut:
19K : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1.

Nilai n terbesar adalah 4, maka K menempati periode 4.

Untuk menentukan golongan unsur dalam sistem periodic berdasarkan konfigurasi elektron,
perlu dilihat pada jenis dan jumlah elektron terluar yang menempati kulit yang sama.

- Golongan utama (Golongan A), pada golongan ini electron valensi menempati subkulit s
atau subkulit s dan p.
- Golongan transisi (Golongan B), pada golongan ini electron valensi menempati subkulit s
dan d.
- Untuk lantanida dan aktinida, elektron valensi menempati subkulit s dan f. Tapi
jumlahnya tidak menentukan golongan, karena lantanida dan aktinida tidak mempunyai
golongan.

 D. SIFAT-SIFAT PADA SISTEM PERIODIK UNSUR

a. Sifat logam

Berdasarkan sifat, unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi logam, nonlogam, dan


metalloid. Unsur-unsur logam memiliki sifat-sifat: konduktor panas dan listrik yang baik,
dapat ditempa dan ductile, titik leleh relatif tinggi, cenderung melepaskan elektron kepada
unsur nonlogam. Unsur-unsur nonlogam memiliki sifat-sifat: nonkonduktor panas dan listrik,
tidak dapat ditempa dan rapuh/getas, kebanyakan berwujud gas pada temperatur kamar,
cenderung menerima elektron dari unsur logam. Unsur-unsur metalloid memiliki sifat-sifat
seperti logam dan juga nonlogam. Sifat logam semakin berkurang dari kiri ke kanan dan dari
bawah ke atas sistem periodik unsur, kecuali hidrogen. Unsur-unsur metalloid berada pada
“tangga” yang membatasi unsur-unsur logam dan nonlogam.

b. Jari-jari atom

Jari-jari atom adalah setengah dari jarak antara dua inti dari dua atom logam yang sejajar
atau dalam sebuah molekul diatomik. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari atom
cenderung semakin besar, sebagaimana pertambahan kulit elektron. Dalam satu periode, dari
kiri ke kanan, jari-jari atom cenderung semakin kecil, sebagaimana pertambahan muatan inti
efektif.

c. Energi ionisasi

Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan oleh sebuah atom atau ion dalam fase gas
untuk melepaskan sebuah elektronnya. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi
ionisasi pertama cenderung semakin kecil, sebagaimana jarak dari inti ke elektron terluar
bertambah sehingga tarikan elektron terluar oleh inti berkurang. Dalam satu periode, dari kiri
ke kanan, energi ionisasi pertama cenderung semakin besar, sebagaimana pertambahan
muatan inti efektif sehingga tarikan oleh inti bertambah.

d. Jari-jari ion

Jari-jari ion adalah jari-jari dari kation atau anion yang dihitung berdasarkan jarak antara
dua inti kation dan anion dalam kristal ionik. Kation (ion bermuatan positif) terbentuk dari
pelepasan elektron dari kulit terluar atom netral sehingga tolakan antar elektron berkurang,
tarikan elektron oleh inti lebih kuat, dan jari-jari dari kation lebih kecil dari atom netralnya.
Anion (ion bermuatan negatif) terbentuk dari penangkapan elektron pada atom netral sehingga
tolakan antar elektron bertambah dan jari-jari dari anion lebih besar dari atom netralnya.
Dalam satu golongan pada sistem periodik unsur, dari atas ke bawah, jari-jari ion bermuatan
sama cenderung semakin besar, sebagaimana pertambahan kulit elektron. Dalam periode,
pada deretan ion isoelektronik (spesi-spesi dengan jumlah elektron sama dan konfigurasi
elektron sama, seperti O2-, F–, Na+, Mg2+, dan Al3+ dengan 10 elektron), semakin besar
muatan kation maka semakin kecil jari-jari ion, namun semakin besar muatan anion maka
semakin besar jari-jari ion.

e. Afinitas elektron

Afinitas elektron adalah kuantitas perubahan energi ketika sebuah atom atau ion dalam
fase gas menerima sebuah elektron. Jika kuantitas perubahan energi bertanda positif, terjadi
penyerapan energi, sedangkan jika bertanda negatif, terjadi pelepasan energi. Semakin negatif
nilai afinitas elektron, semakin besar kecenderungan atom atau ion menerima elektron
(afinitas terhadap elektron semakin besar). Dalam satu golongan pada tabel periodik unsur,
dari atas ke bawah, afinitas elektron cenderung semakin kecil, dengan banyak pengecualian.
Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, sampai golongan 7A, afinitas elektron cenderung
semakin besar, dengan banyak pengecualian.

f. Elektronegativitas

Elektronegativitas adalah ukuran kemampuan suatu atom dalam sebuah molekul


(keadaan berikatan) untuk menarik elektron kepadanya. Semakin besar elektronegativitas,
semakin mudah atom tersebut menarik elektron kepadanya sendiri. Dalam satu golongan, dari
atas ke bawah, elektronegativitas cenderung semakin kecil. Dalam satu periode, dari kiri ke
kanan, elektronegativitas cenderung semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/sistem-periodik-unsur-klasifikasi-dan-sifat-unsur-
dalam-tabel-periodik
https://www.studiobelajar.com/sistem-periodik-unsur/
https://www.kimia-science7.com/perkembangan-sistem-periodik-unsur/
https://bisakimia.com/2014/03/04/sejarah-perkembangan-sistem-periodik-unsur-spu/

Anda mungkin juga menyukai