Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Analisis Bahan An-organik

Untuk memenuhi salah satu tugas


Mata pelajaran ABA ( Analisis Bahan anorganik)
Pada Materi Unsur Periodik Golongan VII A
Guru mata pelajaran : Ibu sugi

Disusun Oleh :
Kelompok 7
1. Besky Bintang A
2. Rucita
3. Sigit Prio S
4. Syara Amaliah

SMK NEGERI 13 KOTA BANDUNG


JURUSAN ANALISIS KIMIA

i
Daftar Isi

Daftar isi
Kata pengantar
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab 2 Pembahasan
2.1 Unsur yang terdapat pada golongan VIIA
2.2 Sifat Fisika dan Kimia golongan VIIA
2.3 Kelimpahan Unsur golongan VIIA
2.4 Kesenyawaan golongan VIIA
2.5 Pembuatan Unsur golongan VIIA
2.6 Reaksi-Reaksi yang terjadi pada golongan VIIA
2.7 Kegunaan Unsur golongan VIIA
Bab 3 Penutup
3.1 Daftar pustaka
3.2 Lampiran

i
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Pengelompokan atas Logam dan NonLogam

Penggolongan unsur yang pertama dilakukan oleh Lavoisier yang mengelompokkkan unsur
ke dalam logam dan nonlogam. Pada waktu itu baru sekitar 20 jenis unsur yang sudah
dikenal. Oleh karena pengetahuan tentang sifat-sifat unsur masih sederhana, unsur-unsur
tersebut kelihatannya berbeda antara yang satu dengan yang lain, artinya belum terlihat
adanya kemiripan antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya. Tentu saja
pengelompokan atas logam dan nonlogam masih sangat sederhana, sebab antara sesama
logam pun masih terdapat banyak perbedaan.

Triade Dobereiner

Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner  ,seorang profesor kimia di Jerman,


mengemukakan bahwa massa atom relatif stronsium sangat dekat dengan massa rata-rata dari
dua unsur lain yang mirip stronsium, yaitu kalsium dan barium. Dobereiner juga menemukan
beberapa kelompok unsur lain mempunyai gejala seperti itu. Oleh karena itu, Dobereiner
mengambilan kesimpulan bahwa unsur-unsur dapat dikelompokan ke dalam kelompok-
kelompok tiga unsur yang disbutnya triade. Namun sayang, Dobereiner tidak berhasil
menunjukkan cukup banyak triade sehingga aturan tersebut tidak bermanfaat.

i
Hukum Oktaf Newlands

J.W. Newlands merupakan orang yang mengelompokkan unsur berdasarkan kenaikan massa
atom relatif. Pada tahun 1863, ia menyatakan bahwa sifat sifat unsur berubah secara teratur.
Unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan

dan seterusnya.  

Sistem Periodik Mendeleev

Diantara para ahli yang dianggap paling berhasil dalam mengelompokkan unsur-unsur dan
berani menduga adanya unsur-unsur yang pada saat itu belum ditemukan adalah Dmitry
Mendeleev. Mendeleev mengelompokkan unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya.
Cara pengelompokkan dilakukan dengan menggunakan kartu. Dalam kartu tersebut ditulis
lambang atom, massa atom relatifnya dan sifat-sifatnya. Mendeleev selanjutnya
menempatkan unsur-unsur dengan kemiripan sifat pada satu lajur vertikal yang disebut
golongan. Unsur-unsur juga disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya dan
ditempatkan dalam satu lajur yang disebut periode. Sistem periodik yang disusun Mendeleev
dapat dilihat pada tabel berikut:

Mendeleev sengaja mengosongkan beberapa tempat untuk menetapkan kemiripan sifat dalam
golongan. Beberapa kotak juga sengaja dikosongkan karena Mendeleev yakin masih ada
unsur yang belum dikenal karena belum ditemukan. Salah satu unsur baru yang sesuai dengan
ramalan Mendeleev adalah germanium yang sebelumnya diberi nama ekasilikon oleh
Mendeleev.

Sistem Periodik Modern dari Hhenry G. Moseley

Pada awal abad 20, setelah penemuan nomor atom, Henry Moseley menunjukkan bahwa
urut-urutan unsur dalam sistem periodik Mendeleev sesuai dengan kenaikan nomor atomnya.
Penempatan telurium (Ar = 128) dan iodin (Ar = 127) yang tidak sesuai dengan keniakan
massa atom relatif, ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atomnya (nomor atom Te = 52; I
= 53).

i
Sistem Periodik Modern
Sistem periodik modern disusun berdasarkan hukum periodik modern yang menyatakan
bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomya. Artinya, jika unsur-
unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya, maka sifat-sifat tertentu akan berulang
secara periodik. Itu sebabnya tabel unsur-unsur tersebut dinamai Tabel Periodik.

Golongan
Kolom-kolom vertikal dalam sistem periodik disebut golongan. Penempatan unsur dalam
golongan berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik modern terdiri atas 18 kolom vertikal.
Ada dua cara penamaan golongan, yaitu:
 Sistem 8 golongan. Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 8
golongan yang masing-masing terdiri atas golongan utama (golongan A) dan
golongan tambahan (golongan B). Unsur-unsur golongan B disebut juga unsur
transisi. Nomor golongan ditulis dengan angka Romawi. Golongan-golongan B
terletak antara golongan IIA dan IIIA. Golongan VIIIB terdiri atas 3 kolom vertikal.
 Sistem 18 Golongan. Menurut cara ini, sistem periodik dibagi kedalam
18 golongan, yaitu golongan 1 sampai dengan 18, dimulai dari kolom paling kiri.
Unsur-unsur transisi terletak pada golongan 3-12
Beberapa golongan unsur dalam sistem periodik mempunyai nama khusus, diantaranya:
 Golongan IA            : logam alkali (kecuali hidrogen)
 Golongan IIA           : logam alkali tanah
 Golongan VIIA         : halogen
 Golongan VIIIA        : gas mulia
Unsur transisi dan transisi dalam
 Unsur Transisi
Unsur-unsur yang terletak pada golongan-golongan B disebut unsur transisi atau unsur
peralihan. Unsur-unsur tersebut merupakan peralihan dari golongan IIA ke golongan IIIA,
yaitu unsur-unsur yang dialihkan hingga ditemukan unsur yang mempunyai kemiripan sifat
dengan golongan IIIA
 Unsur transisi dalam
Dua baris unsur yang ditempatkan dibagian bawah Tabel Periodik disebut unsur transisi
dalam, yaitu terdiri dari:
 Lantanida, yang beranggotakan nomor atom 57-70 (14 unsur). Ke-14
unsur ini mempunyai sifat yang mirip dengan lantanium (La), sehingga disebut
lantanoid atau lantanida
 Aktinida, yang beranggotakan nomor atom 89-102 (14 unsur). Ke-14
unsur ini sangat mirip dengan aktinium, sehingga  disebut aktinoida atau aktinida
Semua unsur transisi dalam sebenarnya menempati golongan IIIB, yaitu lantanida pada
periode keenam dan aktinida pada periode ketujuh. Jadi, golongan IIIB periode keenam dan
periode ke tujuh, masing-masing berisi 15 unsur.

i
Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik
Hubungan antara letak unsur dalam sistem periodik dengan konfigurasi elektronnya dapat
disimpulkan sebagai berikut.
 Nomor periode sama dengan jumlah kulit
 Nomor golongan sama dengan elektron valensi
Berdasarkan hubungan tersebut, maka letak unsur dalam sistem periodik dapat ditentukan
berdasarkan konfigurasi elektron.

Sifat-sifat Periodik Unsur

Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor
atom, yaitu dari kiri ke kanan dalam satu periode, atau dari atas ke bawah dalam satu
golongan.
Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti hingga kulit elektron terluar. Besar kecilnya jari-jari atom
terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu jumlah kulit dan muatan inti.
 Untuk unsur-unsur segolongan, semakin banyak kulit atom, semakin besar
jari-jarinya.
 Untuk unsur-unsur seperiode, semakin besar muatan inti, maka semakin kuat
gaya tarik inti terhadap elektron, sehingga semakin kecil jari-jarinya

Energi Ionisasi
Energi Ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron yang terikat paling
lemah oleh suatu atom atau ion dalam wujud gas.
Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom.
 dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin kecil
 dalam satu periode, dari kiri ke kanan, energi ionisasi cenderung bertambah
 Besar  kecilnya energi ionisasi bergantung pada besar gaya tarik inti terhadap elektron
kulit terluar, yaitu elektron yang akan dilepaskan. Semakin kuat gaya tarik inti,
semakin besar energi ionisasi

i
 dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari atom bertambah besar, sehingga
gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah. Oleh karena itu, energi
ionisasi berkurang
 dalam satu periode, dari kiri ke kanan, jari-jari atom berkurang, sehingga gaya
tarik inti terhadap elektron semakin kuat. Oleh karena itu energi ionisasi
bertambah

Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dihasilkan atau dilepaskan apabila suatu atom
menarik sebuah elektron
 Dalam satu golongan dari atas ke bawah, afinitas elektron cenderung berkurang
 Dalam satu periode dari kiri ke kanan, afinitas elektron cenderung bertambah
 Kecuali unsur alkali tanah dan gas mulia, semua unsur golongan utama
mempunyai afinitas elektronn bertanda negatif. Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh
golongan halogen
Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom dalam menarik pasangan elektron yang
digunakan bersama dalam membentuk ikatan.
Unsur yang mempunyai energi ionisasi dan afinitas elektron yang besar tentu akan
mempunyai keelektronegatifan yang besar pula.
Sifat Logam dan Nonlogam
Sifat logam bergantung pada energi ionisasi. Semakin besar energi ionisasi, semakin sukar
bagi atom untuk melepas elektron, dan semakin berkurang sifat logamnya.
Kereaktifan
Kereaktifan suatu unsur begantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron.
Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah
hingga golongan VIIA.

i
Pengertian Halogen
Keluarga halogen terdiri atas kumpulan unsur-unsur non logam. Seri unsur jatuh di bawah
kelompok 17 dari tabel periodik unsur kimia. Unsur-unsur yang terdiri atas keluarga halogen
dari unsur kimia termasuk klorin, yodium, brom, fluorin,dan astatin. Ununseptium, yang
bukan merupakan unsur alami, juga diyakini banyak orang sebagai halogen.

Karakteristik unik dari halogen ialah bahwa ini satu-satunya kelompok unsur pada seluruh
tabel periodik yang terdiri atas unsur-unsur yang mempunyai ketiga keadaan klasik materi –
padat, cair dan gas – ketika disimpan dalam kondisi tekanan dan suhu standar.

Sifat Halogen
Sifat Fisik Halogen

 Halogen ada di semua tiga keadaan klasik materi baik itu padat, cair maupun  gas
 Tidak ada halogen yang benar-benar berwarna
 Halogen diatomik saat disimpan di bawah suhu kamar menjadi gas berwarna ungu-
biru
 Halogen seperti brom, flour dan klor beracun di alam dan masing-masing mempunyai
berbagai tingkat toksisitas
 Dalam bentuk padat, semua halogen mempunyai tekstur yang rapuh.

Sifat Kimiawi Halogen

 Semua halogen mempunyai elektronegatifitas.

i
 Halogen ialah konduktor panas dan listrik yang amat buruk, terlepas dari keadaan
fisik mereka.
 Mereka mendapatkan elektron sangat cepat yang membuat mereka paling reaktif dari
semua unsur kimia.
 Halogen sangat mudah terdisosiasi menjadi partikel atom dan bisa menggabungkan
dengan unsur sekitarnya untuk membentuk senyawa.
 Saat dikombinasikan dengan hidrogen, halogen menghasilkan halida yang merupakan
senyawa asam yang begitu kuat.
 Umumnya untuk non-logam, halogen mempunyai ti-tik leleh dan ti-tik didih yang
begitu rendah.

Karakteristik Keluarga Halogen


Daftar dari karakteristik halogen yang begitu unik untuk semua konstituen dari kelompok
unsur. Karakteristik halogen ini mengatur unsur-unsur yang termasuk dalam kelompok unsur
ini terlepas dari semua kelompok dan unsur dari tabel periodik lainnya.

 Kebanyakan ion halogen dan atom bisa ditemukan dan dikombinasikan dengan bahan
kimia lain yang hadir di laut ataupun air mineral. Hal ini dikarenakan, unsur-unsur
halogen itu cenderung untuk membuat garam saat bersentuhan dengan logam dan
bergabung dengan mereka untuk membentuk senyawa.
 Makhluk hidup biologis mungkin mengalami efek berbahaya andai terkena baik
dalam jumlah besar halogen atau jumlah hingga sedang untuk jangka waktu yang
lama.
 Halogen adalah satu-satunya kelompok unsur pada seluruh tabel periodik yang terdiri
atas unsur yang dimiliki ketiga keadaan klasik materi yaitu padat, cair dan gas. Hal ini
dibuktikan dengan fakta bahwa saat disimpan di bawah suhu kamar dan tekanan
normal, astatin dan yodium berupa padatan, bromin muncul sebagai cair dan klorin
dan fluor terjadi sebagai gas.
 Unsur halogen reaktif. Karena kecenderungan pada reaktivitas tinggi, halogen tak bisa
eksis dalam lingkungan sebagai unsur murni, biasanya ditemukan terjadi sebagai
senyawa atau ion.
 Halogen membentuk hidrogen halida, berupa asam yang sangat kuat, saat mereka
menggabungkan dengan hidrogen dan membentuk senyawa biner.
 Saat bereaksi di antara mereka sendiri dalam kelompok halogen, unsur halogen
membentuk senyawa diatomik antar halogen.

Fungsi Halogen
Berbagai halogen dipakai oleh manusia dalam berbagai macam, diantaranya
kegunaan halogen termasuk memanfaatkan mereka sebagai bahan utama untuk pembuatan :

 desinfektan
 pendingin

i
 bahan pemeriksaan api
 insektisida
 pewarna makanan
 pewarna
 produk minyak bumi,dll

Lampu halogen yang diproduksi dengan mengisi gas inert, yang mengandung sejumlah kecil,
baik itu yodium ataupun bromin, di dalam bohlam yang mempunyai filamen tungsten. Bisa
Halogen dan tungsten bereaksi hingga lampu dapat bekerja pada suhu yang lebih tinggi tanpa
bohlam semakin gelap.

1.2 Rumusan Masalah


Unsur apa saja yang terdapat pada golongan VIIA ?
Bagaimana sifat Fisika dan Kimia golongan VIIA ?
Berapa banyak Kelimpahan Unsur golongan VIIA ?
Kesenyawaan golongan VIIA ?
Bagaimana Pembuatan Unsur golongan VIIA?
Reaksi-Reaksi apa saja yang terjadi pada golongan VIIA?
Kegunaan Unsur golongan VIIA?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui :
 Unsur yang terdapat pada golongan VIIA
 Sifat Fisika dan Kimia golongan VIIA
 Kelimpahan Unsur golongan VIIA
 Kesenyawaan golongan VIIA
 Pembuatan Unsur golongan VIIA
 Reaksi-Reaksi yang terjadi pada golongan VIIA
 Kegunaan Unsur golongan VIIA

i
Bab 2 Pembahasan

2.2 Unsur yang terdapat pada golongan VIIA


Unsur Gol VIIA

1. FLUOR (F)

Fluor merupakan unsur paling elektronegative dan reaktif. Pertama kali diisolasi pada tahun
1886 oleh Maisson. Kristal transparan: yang tidak berwarna, akan berwarna kebiruan jika
terkena sinar, sifat ini juga disebut “fluoresen”. Fluospar digambarkan sebagai fluor ( yang
berat mengalir ), karena zat ini melebur dan bergerak pada suhu 1330°c. Dalam bentuk gas
merupakan molekul diatom ( F 2), berbau pedas, bersifat sangat korosif.

Nomor atom: 9

Massa atom: 18,998403 g/mol

Elektronegativitas menurut Pauling: 4

Kepadatan: 1,8*10-3 g/cm3 pada 20 °C

Titik lebur: -219,6 °C

2. KLOR (Cl) Titik didih: -188 °C

Klor ditemukan oleh Schecle pada tahun 1774 sebagai senyawa asam klorida dan dinamai
oleh Davi pada tahun 1810 sesuai dengan warnanya ( cloros: kuning hijau ), dapat larut dalam
air, mudah bereaksi dengan unsur lain. Klor dapat mengganggu pernapasan, merusak selaput
lendir, dan dalam wujud cahaya dapat membakar kulit.

i
Nomor atom: 17

Massa atom: 35,453 g/mol

Elektronegativitas menurut Pauling: 3,0

Titik lebur: -101 °C

Titik didih: -34,6 °C

3. BROM (Br)

Brom ditemukan oleh Ballard pada tahun 1826 ( bromos : berbau busuk ). Pada suhu kamar
berwujud cair berwarna coklat kemerahan, agak mudah menguap pada temperatur kamar,
berbau tidak enak, dan dapat menimbulkan efek iritasi pada mata dan kerongkongan.

Nomor atom: 35

Massa atom: 79,904 g/mol

Elektronegativitas menurut Pauling: 2,8

Kepadatan: 3,1 g/cm3 pada 20 °C

Titik lebur: -7,2 °C

4. Iodium (I)
Iodium diemukan oleh Courtois pada tahun 1812. Padatan mengkilap berwarna hitam
kebiruan. Dapat menguap pada temperatur biasa membentuk gas berwarna ungu-biru berbau
tidak enak (perih). Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3, CCl4, dan CS2 tetapi sedikit
sekali larut dalam air. Kristal iodin dapat melukai kulit, sedangkan uapnya dapat melukai
mata dan selaput lendir.

Nomor atom: 53
Berat atom: 126,904
Klasifikasi: Halogen
Fase pada Suhu Kamar: Padat
Berat jenis: 4,933 gram per cm3
Titik leleh: 113,7 ° C, 236,66 ° F
Titik Didih: 184,3 ° C, 363,7 ° F

5. Astatin (At)

i
Astatin Merupakan unsur radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil pemboman Bismuth
dengan partikel-partikel alfa (hasil sintesa tahun 1940) oleh DR. Corson,K.R. Mackenzie dan
E. Segre. Dikenal ada 20 isotop dari astatin, dan isotop At (210) mempunyai waktu paruh 8,3
jam (terpanjang). Astatin lebih logam dibanding iodium. Sifat kimianya mirip iodium, dapat
membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At
dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil
dideteksi adalah HAt dan CH3At6
Nomor atom: 85

Massa Atom: -210 g/mol

Titik Didih: 610 K

Radius Kovalensi: 1.47 Å

Elektronegativitas: 2.2

Titik Lebur: 575 K

2.2 Sifat Fisika dan Kimia golongan VIIA


SIFAT FISIKA
 Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin. Demikian juga
jari-jari ion negatifnya. Ion negatif terbentuk apabila atom netral mengikat elektron,
sehingga jari-jari ion negatif lebih besar daripada jari-jari atom netralnya
 Wujud fluorin dan klorin pada temperatur kamar adalah gas, Bromin berwujud cair
dan mudah menguap, sedangkan iodin berwujud padat dan mudah menyublim
 Titik didih dan titik leleh dari fluorin sampai iodin bertambah besar, karena ikatan
antarmolekulnya makin besar pula. Antara molekul-molekul halogen padat dan cair
terdapat ikatan Van Dar Waals yang lemah.
 Halogen diatomik saat disimpan di bawah suhu kamar menjadi gas berwarna ungu-
biru
 Warna gas fluorin adalah kuning muda, gas klorin berwarna kuning hijau. Cairan
Bromin berwarna merah cokelat, dan zat padat iodin berwarna hitam, sedangkan uap
iodin berwarna ungu.
 Kelarutan Fluorin, Klorin, dan Bromin dalam air besar atau mudah larut, sedangkan
kelarutan iodin larut dalam air kecil (sukar larut). Iodin mudah larut dalam KI dalam
pelarut organik, seperti alkohol, eter, kloroform (CHCl3) dan karbon tertraklorida
(CCl4).Warna larutan Bromin dalam pelarut kloroform (CHCl3) atau karbon
tetraklorida (CCI4) adalah kuning cokelat, sedangkan warna larutan iodin dalam
pelarut kloroform (CHCl3) atau CCl4 adalah ungu.
 Halogen seperti brom, flour dan klor beracun di alam dan masing-masing mempunyai
berbagai tingkat toksisitas 
 Dalam bentuk padat, semua halogen mempunyai tekstur yang rapuh. 
SIFAT KIMIA
o Halogen merupakan unsur non logam yang paling reaktif. Kereaktifan halogen
meningkat dari atas kebawah atau sangat rendah
o Daya oksidasi dari atas kebawah semakin lemah, sehingga halogen-halogen
dapat mengoksidasi ion halida di bawahnya

i
o Sifat reduktor ion halida makin ke bawah semakin kuat
o Halogen sangat mudah terdisosiasi menjadi partikel atom dan bisa
menggabungkan dengan unsur sekitarnya untuk membentuk senyawa
o Membentuk molekul diatomik
o Saat dikombinasikan dengan hidrogen, halogen menghasilkan halida yang
merupakan senyawa asam yang begitu kuat.

2.3 Kelimpahan Unsur golongan VIIA

i
2.4 Kesenyawaan golongan VIIA

 Fluor (F)
-Mineral fluorspar atau fluorit CaF2
-Klorit Na3AlF6
-Apatit Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)
 Klor (Cl)
-Batu garam NaCl
-Karnalit KCl.MgCl2.6H2O
-Kloroargirit AgCl
-Air laut
-CaCl2
 Brom (Br)
-Garam magnesium dan garam logam alkali dalam air laut
-Dalam kerak bumi, brom sebagai mineral bromoargirit AgBr
 Iodium (I)
-Air laut ( air asin )
-Ganggang laut, NaIO 3
-23 isotop dan hanya satu yang stabil yaitu 127I yang ditemukan dialam.
 Astatin (At)
hasil pemboman Bismuth dangan partikel-partikel alfa

i
2.5 Pembuatan Unsur golongan VIIA

 Flourin ( F 2 ¿
Dibuat dengan cara elektrolisis larutan KF dalam HF cair. Dari elektrolisis ini dihasilkan
gas hidrogen di katode(baja) dan fluorin di anode(karbon). Elektrolisis dilakukan pada tempat
yang terbuat dari baja.
Katode: 2 H +¿¿ + 2 e−¿¿ H2

Anode : 2F F 2 + 2 e−¿¿

 Klorin (Cl 2)
Dibuat dengan cara elektrolisis larutan atau lelehan NaCl. Gas klorin akan dihasilkan di
anode.
NaCl (l) Na+¿¿(l) + Cl−¿¿(l)
Katode : Na+¿¿ + e−¿¿ Na
Anode : 2 Cl−¿¿ Cl 2 + 2 e−¿¿

 Bromin ( Br2 )
Dibuat dengan cara mengalirkan gas klorin ke dalam air laut. Gas klorin akan
mengoksidasi ion Br−¿¿ menjadi Br2 yang berwarna coklat merah.

2 Br −¿ ¿ (aq) + Cl 2 (g) Br2 (l) + 2 Cl−¿¿(aq)

 Iodin ( I 2)

Dapat dibuat dengan mereaksikan natrium iodat dengan natrium bisulfit. Endapan I 2 yang
didapat,
disaring dan dimurnikan.
2NaIO 3 (aq) + 5NaHSO 3 (aq) I 2 (s) + 3NaHSO 4 (aq) + 2 Na2 SO 4 (aq) + H 2O (l)

i
 Astatin (At)
Astatin termasuk golongan halogen dan merupakan unsur radioaktif dan memiliki waktu
paropendek 8,1 jam yang terbentuk secara alami melalui peluruhan uranium-235 dan
uranium-238 atau
dihasilkan dari integrasi torium dan uranium dengan menghasilkan neutron alamiah.
Atau diperoleh dari penembakan Bi dengan partikel HI.

Anda mungkin juga menyukai