Anda di halaman 1dari 17

TABEL PERIODEK UNSUR

DAN PERSAMAAN KIMIA

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok

pada mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Drs.Raihani M.AP

Disusun oleh: Kelompok 7


1. Lufti Noor Abdillah (212308280)
2. Mesy Agustina (212308285)
3. Muhmmad Hafiz (212308289)
4. Novi Hadi (2123082999)
5. Sari (212308311)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISRASI AMUNTAI
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya
makalah yang membahas tentang "Tabel Periodik Unsur dan Persamaan Kimia", dapat
terselesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun berdasarkan referensi yang kami ambil dari berbagai sumber,
diantaranya buku dan internet. Diharapkan makalah ini bisa memberikan wawasan dan
pengetahuan yang selama ini kita cari. Kami juga berharap bisa dimanfaatkan semaksimal
dan sebaik mungkin.

Kami menyadari kesempurnaan hanya milik Tuhan, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini
dan penulisan makalah ini di masa yang akan datang.

Amuntai, September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………..2
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………..3
BAB PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang…………………………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah …………………………………….…………………………………4
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan table periodik…………………………………………………….5
B. Sistem periodic Panjang………………………………………………………..…5-7
C. Sifatperiodicunsur…………………………………………………………………7-8
D. Cara menentukankoefisienreaksi…………………………………………..9-10
E.Macam reaksi……………………..…………………………………………………10-12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan………………………………………………………………………………13
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia tidak
terlepas dari berbagai bentuk masalah dalam kehidupan, oleh karena itu para ilmuan
selalu mengkaji persoalan yang terjadi baik dalam lingkungan maupun alam secara
keseluruhan. Dengan hal tersebut sejarah perkembangan yang diangkat lewat latar
belakang ini adalah sejarah perkembangan sistem periodik unsur mulai dari
pengelompokkan unsur – unsur sederhana hingga pengelompokkan yang secara
modern. Sistem periodik merupakan suatu cara untuk mengelompokkan unsur – unsur
berdasarkan sifatnya. Pengelompokkan unsur mengalami sejarah perkembangan, sifat
logam, non logam, hukum – hukum, golongan, periode, dan sifat – sifat unsur dalam
sistem periodik modern.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembahasan tersebut di atas maka penyusun dapat merumuskan
beberapa hal yang menjadi masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan tabel periodik?
2. Bagaimana sistem periodik panjang itu?
3. Apasaja sifat periodik unsur?
4. Bagaimana cara menentukan koefisien reaksi?
5. Apasaja macam – macam reaksi?

C. TUJUAN
Tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Memperoleh gambaran tentang perkembagan tabel periodik.
2. Mengetahui sistem periodik panjang.
3. Mengetahui sifat periodik unsur.
4. Memahami cara menentukan koefisien reaksi.
5. Mengetahui macam-macam reaksi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Tabel Periodik


BOYLE sebagai pelopor ilmu kimia modern adalah orang pertama yang memberikan
definisi bahwa unsur adalah suatu zat yang tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi dua
zat atau lebih dengan cara kimia. Sejak itu orang dapat menyimpulkan bahwa unsur-
unsur mempunyai sifat yang jelas dan ada kemiripan diantara sifat unsur-unsur itu.
Akhirnya ditemukan bahwa kemiripan ini muncul secara teratur dan secara periodik
jika unsur-unsur ini ditur menurut bobot atom. Keteraturan ini, pada tahun 1869,
dikenal sebagai kepriodikan yang dinyatakan dalam suatu daftar sebagai susunan
berkala atau sistem periodik.
1) Lavoiser (1769)
Setelah BOYLE memberikan penjelasan tentang konsep unsur, LAVOISER
pada tahun 1769 menerbitkan suatu daftar unsur-unsur. Lavoiser membagi
unsur-unsur dalam logam dan non logam. Pada waktu itu baru dikenal kurang
lebih 21unsur. Setelah ditemukan unsur-unsur lain lebih banyak tidak
mungkin bagi Lavoiser untuk mengelompokkan unsur-unsur itu lebih lanjut
2) Dalton
Dalton mengemukakan bahwa unsur dari atom yang berbeda mempunyai sifat
dan massa yang berbeda. Massa atom diperoleh dari perbandingan massa
atom unsur terhadap massa atom unsur hidrogen. Berangkat dari teorinya itu
Dalton mengelompokkan zat-zat yang berupa unsur-unsur (sebanyak 36
unsur) berdasarkan kenaikan massa atomnya.
3) Johann Dobereiner (1817)
Orang pertama yang menemukan adanya hubungan antara sifat unsur dan
bobot atomnya.Pada 1817 ia mengamati beberapa kelompok 3 unsur yang
mempunyai kemiripan sifat yang disebut dengan triade.Salah satu kelompok 3
unsur itu adalaj klor, brom, dan yod. Dobereiner menemukan bahwa bobot
atom brom 80, merupakan rata – rata dari bobot atom klor 35 dan bobot atom
yod 127.
B. SISTEM PERIODIK PANJANG
Sistem periodik yang dipakai sekarang adalah sistem periodik bentuk panjang yang
disusun berdasarkan kenaikan nomor atom unsur, serta mengikuti aturan Aufbau dan
aturan Hund. Unsur-unsur dalam sistem periodik dapat dikelompokan dalam perioda
dan golongan. Pengelompokan secara horisontal disebut dengan perioda yang terdiri
dari 7 perioda, sedangkan pengelompokan secara vertikal disebut golongan yang
terdiri atas 2 golongan yaitu A dan B. Unsur-unsur golongan A disebut unsur-unsur
representatif (unsur-unsur utama) yang terdiri dari 8 golongan yaitu golongan IA –
VIIIA. Unsur-unsur golongan B disebut unsur-unsur transisi yang terdiri dari 8
golongan yaitu golongan IB – VIIIB. Golongan A mempunyai konfigurasi terluar ns1-
2 np0-6, yang berarti:
 pangkat merupakan jumlah electron pada kulit terluar
 n menunjukkan periode
 jumlah elektron pada kulit terluar menunjukkan golongan.

Contoh Soal 1.

11Na=1s2 2s2 2p6 3s1 Termasuk golongan 1A, Periode3. Golongan B mempunyai
konfigurasi terluar (n-1)d1-10ns12 yang berarti :
- Pangkat merupakan jumlah elektron pada kulit terluar
– N menunjukkan periode

Catatan :

- Jika jumlah electron = 8-10, maka unsur termasuk golongan VIII (B) jika jumlah
electron = 11 ,maka unsur termasuk golongan IB
- jika jumlah elektron = 12, maka unsur termasuk golongan IIB untuk jumlah
electron lainnya sama dengan penentu angolongan A.

Contoh Soal 2.

25Mn = 1s2 2s2 sp6 3s2 3p6 4s2 3d5 termasuk golongan VII B, periode 429Cu = 1s2
2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 termasuk golongan I B, periode 4
Berdasarkan konfigurasi elektronnya, maka unsur-unsur dalam susunan berkala dapat
dikelompokkan atas unsur-unsur:
 Blok s : Yaitu unsur-unsur yang elektron terluarnya mengisi orbital s. Dalam susunan
berkala unsur-unsur yang terluarnya mengisi orbital s adalah unsur-
unsurgolongan1Adan11A.
 Blok p : Yaitu unsur-unsur yang elektron terluarnya mengisi orbital p, Dalam susunan
berkala unsur unsur yang electron terluarnya mengisi orbital adalah unsur unsur
golongan IIIA sampai dengan golonganVIIIA
 Blok d : Yaitu unsur unsur yang electron terluarnya mengisi orbital d. Dalam
susunan berkala unsur unsur yang electron terluarnya mengisi orbital adalah unsur-
unsur golongan transisi 1B sampai dengan VIIB ditambah golonganVIII
 .Blok f : Yaitu unsur-unsur yang elektron terluarnya mengisi orbital f. Unsur-unsur
blok f ini meliputi unsur-unsur lantanida dan aktinida.
C. SIFAT PERIODIK UNSUR
1. .Sifat logam
Unsur unsur dapat dibagi menjadi :
•Logam :zat yang meghantarkan listrik dan panas •Bukan logam: zat yang tidak
menghantaran panas •Semi logam (metaloid): zat yang bersifat logam sekaligus bukan
logam dalam satu golongan makin keatas letak suatu unsur sifat logam makin berkurang.
Dalam satu periode makin kekanan letak suatu unsur sifat logam berkurang.
2.Jari–jari atom dalam satu periode makin ke kanan letak suatu unsur, jari – jari atom
semakin kecil, hal ini disebabkan jumlah proton dalam arti dan jumlah elekton dalam orbital
bertambah, sehingga tarikan elektrostatik antara partikel yang berlawanan bermuatan
bertambah. Elektron yang berada dikulit terluar akan ditarik ke inti sehingga ukuran atom
bertambahkecil.dalam suatu golongan makin ke bawah letak suatu, jari – jari atom semakin
besar, ini disebabkan bertambahnya kulit elektron sesuai dengan bertambahnya bilangan
kuantum utama.
3.Jari–jariionsuatu atom yang melepaskan elektron jari – jari ionnya lebih kecil dbandingkan
dengan jari – jari atom netralnya. Ini disebabkan traikan inti yang lebih kuat dibandingkan
tarikan inti pada atom netralnya. Sebaliknya, apabila suatu atom menangkap elektron, maka
jari jari ionnya lebih besar dibandingkan dengan jari jari atom netralnya.
4.Energi ionisasi (potensialionisasi)
Energi onisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan satu electron dari suatu
atom yang berdiri sendiri.
5.Afinitas electron
Afinitas adalah energi yang dilepaskan jika atom dalam bentuk gas menerima elektron
dengan membentukionnegatif.Dalam suatu golongan makin ke bawah letak suatu unsur
afinitas elektronmakinberkurang.Dalam suatu periode makin ke kanan letak suatu unsur
afinitas elektron makin berkurang.
6.Keelektronegatifan
Kekelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik eletron.ini berkaitan
dengan energi ionisasi dana finitas elektron.Sifat ke elektronegatifan sama dengan energi
ionisasi dan afinitas elektron, yaitu makin kecil jari – jari atom maka harga
keelektronegatifan makin besar
7.Sifat–sifatmagnetikAtom dapat dikelompokkan dalam dua golongan berdasarkan sifat
magnetiknya. Suatu atom dikatakan memiliki gejala diamagnetisme jika interaksi elektron
yang berpasangan dengan medan magnetik akan tolak menolak. Sifat magnetik dapat
dikalahkan dengan sifat paramagnetik, yaitu gejla yang disebabkan apabla
suatuatommempunyaielektronyang tidak berpasangan

D.CARA MENENTUKAN KOEFISIEN REAKSI

Persamaan kimia adalah lambang – lambang yang menyatakan suatu reaksi kimia. sedangkan
yang dimaksud Reaksi Kimia adalah suatu proses dimana zat – zat baru yaitu hasil
reaksi,terbentuk dari beberapa zat aslinya yang di sebut pereaksi.
Biasanya suatu reaksi kimia disertai oleh kejadian kejadian fisika seperti perubahan warna,
pembentukan endapan,atau timbulnya gas.
suatu persamaan reaksi kimiaa
A + b B ——> cC+dD
a,b,c,d adalah koefisien reaksi atau perbandingan bilangan zat dalam reaksi. Bilangan
tersebut biasanya bulat dan menyatakan jumlah mol.
– jadi perbandingan mol-mol zat dalam persamaan reaksi berbanding lurus dengan
koefisiennya
– jika bilangan salah satu zat diketahui,maka bilangan zat zat lainnya dalam persamaan reaksi
dapat ditentukan.

Contoh menentukan koefisienreaksi (reaksisetimbang) Gas amoni mengalami di sosiasi


menurut persamaan reaksi: 2NH3(g) DN2(g) +3H2(g) Besarnya nilai derajat disosiasi
(α)adalah: α = mol zat yang terurai / mol zat mula-mula=mol NH3 yang terurai/mol NH3
mula-mula Harga derajat disosiasiter letakan tara 0 dan 1, jika :
• = 0 berarti tidak terjad ipenguraian
• α= 1berarti terjadi penguraian sempurna
• 0 < α < 1 berarti disosiasi pada reaksi setimbang (disosiasi sebagian).
Dalam reaksi disosiasi N2O4 berdasarkan persamaan reaksi : N2O4(g) D 2NO2(g)
banyaknya mol N2O4 dan NO2 pada keadaan setimbang adalah sama. Pada keadaan ini,
berapakah harga derajat disosiasinya? Jawaban :
• Misalkan pada keadaan setimbang mol N2O4 = mol NO2 = 2 mol• Pada produk NO2, mol
zat sisa = mol zat yang bereaksi = 2 mol• Perbandingan mol = perbandingan koefisien Mol
N2O4 yang bereaksi = (koefisien N2O4 / koefisien NO2) x mol NO2 = ½ x 2 = 1 mol Mol
N2O4(g) sisa = mol N2O4(g) mula-mula – mol N2O4(g) bereaksi Mol N2O4(g) mula-mula =
mol N2O4(g) sisa + mol N2O4(g) bereaksi = 2 + 1 = 3 mol

E. Macam Reaksi
Secara umum dikenal 5 macam reaksi yaitu :
1. Reaksi Kombinasi
2. Reaksi Penguraian
3. Reaksi Pertukaran
4. Reaksi Pertukaran Berganda
5. Reaksi Netralisasi

1. Reaksi Kombinasi Reaksi dua atau lebih zat(baik unsur atau senyawa) yang bereaksi
membentuk satu hasil reaksi. Beberapa jenis reaksi kombinasi adalah sebagai berikut :
a. Logam + bukan logam -> senyawa biner

contoh : 4 Al (p) + 3 O2 (g) -> 2 Al2O3 (p)

b. Bukan logam + Oksigen -> Oksida bukan logam

Contoh : 2 C (p) + O2 (g) sedikit -> 2 CO (g)

2 C (p) + O2 (g) banyak -> 2 CO (g)

c. Oksida logam + air -> hidroksida logam (basa)

Contoh : CaO (p) + H2O -> Ca(OH)2(lar)

d. Oksida bukan logam + air -> asam oksi

Contoh : CaO(p) + SO2(g) -> CaSO3(p)

Oksida logam adalah anhidrida basa

Oksida bukan logam adalah anhidrida asam

2. Reaksi Penguraian

Suatu bentuk 2 atau lebih zat baru, yang hasilnya bias unsur atau senyawa. Kadang – kadang
untuk penguraian diperlukan pemanasan.
Umumnya merupakan reaksi khusus.
a. HIDRAT

Dipanaskan terurai menghasilkan air dan garam anhidrat.


Contoh : BaCl2. 2H2O -> BaCl2(p) + 2H2(g)O

b. KLORAT

Dipanaskan terurai membentuk klorida dan gas oksigen

Contoh : 2 KClO3 -> 2 KCl (p) + 3O2 (p)

c. BEBERAPA OKSIDA LOGAM

terurai bila dipanaskan membentuk logam bebas dan gas oksigen


contoh : 2HgO(p) -> 2 Hg (c) + O2 (g)

d. BEBERAPA KARBONAT

Bila dipanaskan terurai membentuk oksida dan karbondioksida

Contoh : CaCO3 (p) -> CaO(p) + CO2(p)

e. BIKARBONAT

Kebanyakn bila dipanaskan membentuk suatu oksida, air dan karbondioksida

Contoh : CaCO3 -> CaO (p) + 2 CO2 (g)

Karbonat golongan IA dipanaskan menghasilkan karbonat, karbondioksida dan air


f. AIR

Akan terurai menjadi gas Hidrogen dan gas Oksigen bila langsung dialiri listrik

2 H2O (c) arus listrik/langsung -> 2 H2(g) + O2(g)


3. Reaksi Pertukaran
Kebanyakan dari jenis reaksi salah satu pereaksinya adalah logam yang akan mengantikan
ion
logam lain dari laitan.

Logam yang menggantikan harus lebih aktif dari logam yang digantikan.

Deret keaktifan logam disebut deret volta

Li K Ba Ca Na Mg Al Zn Fe Cd Ni Sn Pb (H) Au
Susunan ini makin kekanan reaksinya kurang aktif.

Logam yang terletak disebelah kiri H dapat bereaksi dengan asam kuat encer gas Hidrogen
Contoh :

1) Fe(p) + CuSO4(aq) -> FeSO4(aq) + Cu(p)

2) Cu(p) + FeSO4 (aq) –XX->

3) Zn (p) + 2 HCL(aq) -> ZnCl2(aq) + H2(g)


Reaksi pertukaran dapat terjadi pada deret bukan logam seperti F Cl Br I

Contoh :

1) Cl2 (g) + 2 Na Br (aq) -> 2 NaCl (aq) + Br2 (c0

2) I2 (p) + 2 NaBr(aq) –XX->


4. Reaksi Pertukaran Rangkap

Suatu reaksi dimana terjadi pertukaran antara dua pereaksi


Contoh :

AgNO3(aq) + NaCl(aq) –> AgCl(p) + NaNO3 (aq)


NO3- dan Cl- ditukar tempatnya sehingga NO3- bergabung dengan Ag+ membentuk AgCl
yang tidak larut.
5. Reaksi Netralisasi

terjadi pada suatu asam atau oksida asam beraksi dengan basa atau oksida basa membentuk
garam dan air

Bila tidak terbentuk air maka reaksinya antara oksida asam dan oksida basa (= reaksi
penggabungan)
Macam reaksi netralisasi :
a. ASAM + BASA -> GARAM +AIR

Contoh :

HCl(aq) + NaOH (aq) -> NaCl (aq) + H2O(aq)

b. OKSIDA LOGAM + ASAM -> GARAM + AIR

CaO(p) + 2 HCl(aq) -> H2O (c) + CaCl2

c. OKSIDA BUKAN LOGAM + BASA -> GARAM + AIR

Contoh :

SO2(g) + 2 NaOH(aq) -> Na2SO3 (aq) + H2O(g)

d. OKSIDA ASAM + OKSIDA BASA -> GARAM

Contoh :

MgO (p) + SO3 -> MgSO4(p)


BABIII
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Sistem periodik unsur adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan aturan tertentu.
Semua unsur yang sudah dikenal ada dalam daftar tersebut.

2. Sistem periodik modern disusun berdasarkan hukum periodik modern yang menyatakan
bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomya. Artinya, jika unsur-
unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya, maka sifat-sifat tertentu akan berulang
secara periodik. Itu sebabnya tabel unsur-unsur tersebut dinamai Tabel Periodik atau Sistem
Periodik.
3. Lajur-lajur horizontal dalam sistem periodik disebut periode Sedangkan, kolom-kolom
vertikal dalam sistem periodik disebut golongan
4. Hubungan antara letak unsur dalam sistem periodik dengan konfigurasi elektronnya dapat
disimpulkan sebagai berikut: Nomor periode sama dengan jumlah kulitdan Nomor golongan
sama dengan elektron valensi

5. Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor
atom, yaitu dari kiri ke kanan dalam satu periode, atau dari atas ke bawah dalam satu
golongan.

6. Asas Aufbau bergerak dari kiri ke kanan sepanjang periode, kemudian meningkat ke
periode berikutnya. Setiap periode dimulai dengan subkulit ns dan ditutup dengan subkulit np
(n = nomor periode).

B. Saran

Sebagai penulis, kami menyadari bahwa makalah ini banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah
diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Harmoni, Ati. Tanpa Tahun. PENGANTAR ILMU ALAMIAH DASAR (IAD). Tanpa Kota:
Penerbit Gunadarma.

https://quipperhome.wpcomstaging.com/mapel/kimia/sistem-periodik-unsur-kimia-g10/

https://putriwira.wordpress.com/2019/04/06/tabel-periodik-unsur-dan-persamaan-kimia/

Anda mungkin juga menyukai