Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Makmur Sirait, M.Si
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Tuhan, karena dengan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Sistem Periodik Unsur” ini dapat
terselesaikan dengan baik sebagai salah satu tugas mata kuliah Pendahuluan
Fisika Zat Padat..
Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
khususnya pada mata kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat ini. Kami menyadari
akan banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu kami
sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
selama proses penyusunan makalah ini. Serta semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumuksan Masalah............................................................................... 4
C. Tujuan Penulilsan................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
B. Konfigurasi Elektron............................................................................ 7
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan system periodic unsur?
2. Bagaimana konfigurasi electron itu?
3. Bagaimana sifat unsur zat padat dalam system periode unsur?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan system periodic unsur.
2. Untuk mengetahui konfigurasi electron.
3. Untuk mengetahui sifat unsur zat padat dalam system periodic unsur.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Periodik Unsur
Sistem periodik unsur (tabel periodik) memiliki fungsi untuk mengetahui
nomor atom, konfigurasi elektron, dan sifat setiap unsur. Sistem periodik unsur
adalah susunan unsur-unsur berdasarkan nomor atom dan kemiripan sifat-sifatnya.
Unsur-unsur dalam sistem periodik unsur kimia terdiri dari dua kelompok, yakni
golongan (lajur vertical), dan periode (lajur horizontal).
1. Golongan
Golongan ditempatkan pada lajur vertikal dalam tabel periodik unsur modern.
Penentuan golongan berkaitan dengan sifat-sifat yang dimiliki unsur tersebut.
Unsur-unsur dalam satu golongan memiliki sifat-sifat yang mirip. Beberapa
golongan diberi nama khusus, yakni:
Golongan IA, disebut golongan alkali (kecuali H), terdiri dari H, Li,
Na, K, Rb, Cs, Fr
Golongan IIA, disebut golongan alkali tanah, terdiri dari Be, Mg, Ca,
Sr, Ba, Ra
Golongan VIIA, disebut golongan halogen, terdiri dari F, Cl, Br, I, At
Golongan VIIIA, disebut golongan gas mulia, terdiri dari He, Ne, Ar,
Kr, Xe, Rn
Golongan IIIA, disebut golongan boron-aluminium, terdiri dari B, Al,
Ga, In, Ti
Golongan IVA, disebut golongan karbon-silikon, terdiri dari C, Si, Ge,
Sn, Pb
Golongan VA, disebut golongan nitrogen-fosforus, terdiri dari N, P,
As, Sb, Bi
Golongan VIA, disebut golongan oksigen-belerang, terdiri dari O, S,
Se, Te, Po
Golongan IB sampai dengan VIIIB disebut golongan transisi
2. Periode
5
Periode ditempatkan pada lajur horizontal dalam tabel periodik unsur kimia.
Periode suatu unsur menunjukkan nomor kulit yang sudah terisi elektron (n
terbesar) berdasarkan konfigurasi elektron.
6
Energi yang diperlukan untuk melepaskan elekron.
e) Afinitas elektron
Energi yang diperlukan untuk menerima/masuknya elektron.
f) Keelektronegatifan
Kelektronegatifan merupakan kemampuan atau kecenderungan suatu atom
untuk menangkap ataupun menarik kembali elektron dari atom lainnya.
B. Konfigurasi Elektron
Merupakan susunan elektron-elektron pada sebuah atom, molekul, atau
struktur fisik lainnya. Sama seperti partikel elementer lainnya, elektron patuh pada
hukum mekanika kuantum dan menampilkan sifat-sifat bak-partikel maupun bak-
gelombang. Pada penulisan konfigurasi elektron perlu dipertimbangkan tiga
aturan (asas), yaitu prinsip Aufbau, asas larangan Pauli, dan kaidah Hund.
1. Prinsip Aufbau
Elektron-elektron dalam suatu atom berusaha untuk menempati subkulit-
subkulit yang berenergi rendah, kemudian baru ke tingkat energi yang lebih
tinggi. Dengan demikian, atom berada pada tingkat energi minimum. Inilah yang
disebut prinsip Aufbau.
Jadi, pengisian orbital dimulai dari orbital 1s, 2s, 2p, dan seterusnya.
7
Pada gambar dapat dilihat bahwa subkulit 3d mempunyai energi lebih
tinggi daripada subkulit 4s. Oleh karena itu, setelah 3p terisi penuh maka elektron
berikutnya akan mengisi subkulit 4s, baru kemudian akan mengisi subkulit 3d.
2. Kaidah Hund
Untuk menyatakan distribusi elektron-elektron pada orbital-orbital dalam
suatu subkulit, konfigurasi elektron dapat dituliskan dalam bentuk diagram
orbital. Suatu orbital dilambangkan dengan strip, sedangkan dua elektron yang
menghuni satu orbital dilambangkan dengan dua anak panah yang berlawanan
arah. Jika orbital hanya mengandung satu elektron, anak panah dituliskan
mengarah ke atas.
Dalam kaidah Hund, dikemukakan oleh Friedrich Hund (1894 – 1968)
pada tahun 1930, disebutkan bahwa elektron-elektron dalam orbital-orbital suatu
subkulit cenderung untuk tidak berpasangan. Elektron-elektron baru berpasangan
apabila pada subkulit itu sudah tidak ada lagi orbital kosong.
3. Larangan Pauli
Pada tahun 1928, Wolfgang Pauli (1900 – 1958) mengemukakan bahwa
tidak ada dua elektron dalam satu atom yang boleh mempunyai keempat bilangan
kuantum yang sama. Dua elektron yang mempunyai bilangan kuantum utama,
azimuth, dan magnetik yang sama dalam satu orbital, harus mempunyai spin yang
berbeda. Kedua elektron tersebut berpasangan.
Setiap orbital mampu menampung maksimum dua elektron. Untuk
mengimbangi gaya tolak-menolak di antara elektron-elektron tersebut, dua
elektron dalam satu orbital selalu berotasi dalam arah yang berlawanan.
a) Subkulit s (1 orbital) maksimum 2 elektron
b) Subkulit p (3 orbital) maksimum 6 elektron
c) Subkulit d (5 orbital) maksimum 10 elektron
8
d) Subkulit f (7 orbital) maksimum 14 elektron
4. Penyimpangan Konfigurasi Elektron
Berdasarkan eksperimen, terdapat penyimpangan konfigurasi elektron
dalam pengisian elektron. Penyimpangan pengisian elektron ditemui pada
elektron yang terdapat pada orbital subkulit d dan f.
Penyimpangan pada orbital subkulit d dikarenakan orbital yang setengah
penuh (d5) atau penuh (d10) bersifat lebih stabil dibandingkan dengan orbital yang
hampir setengah penuh (d4) atau hampir penuh (d8 atau d9). Dengan demikian, jika
elektron terluar berakhir pada d4, d8 atau d9 tersebut, maka satu atau semua
elektron pada orbital s (yang berada pada tingkat energi yang lebih rendah dari d)
pindah ke orbital subkulit d.
Unsur Teoritis Kenyataan Eksperimen
24Cr [Ar] 4s2 3d4 [Ar] 4s1 3d5
9
konfigurasi elektron. Ini berlaku untuk semua unsur yang membentuk ion,
termasuk unsur transisi.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem periodik unsur (tabel periodik) memiliki fungsi untuk mengetahui
nomor atom, konfigurasi elektron, dan sifat setiap unsur. Sistem periodik unsur
adalah susunan unsur-unsur berdasarkan nomor atom dan kemiripan sifat-sifatnya.
Unsur-unsur dalam sistem periodik unsur kimia terdiri dari dua kelompok, yakni
golongan (lajur vertical), dan periode (lajur horizontal).
Merupakan susunan elektron-elektron pada sebuah atom, molekul, atau
struktur fisik lainnya. Sama seperti partikel elementer lainnya, elektron patuh pada
hukum mekanika kuantum dan menampilkan sifat-sifat bak-partikel maupun bak-
gelombang. Pada penulisan konfigurasi elektron perlu dipertimbangkan tiga
aturan (asas), yaitu prinsip Aufbau, asas larangan Pauli, dan kaidah Hund.
Zat padat adalah sebuah objek yang cenderung mempertahankan
bentuknya ketika gaya luar mempengaruhinya. Jarak antar partikel sangat kuat,
bentuk dan volume tetap, gaya tarik antar partikel sangat kuat, massa jenis yang
besar, tidak dapat dimampatkan.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca untuk kebaikan makalah ini
kedepannya.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www.teachnlearnchem.com/Periodicity.htm diakses 10 september 2020
John e Mcmurry & Robert c Fay & Jordan Fantini. 2012. Chemistry. London:
Prentice Hall.
Setiyana. 2015. My Dream In Chemistry, Kelas XII MIPA semester 1. Bandung :
Tinta Emas Publishing
William L. Masterton, Cecile N. Hurley, Edward Neth. 2011. Chemistry:
Principles and Reactions. Cengage Learning Published
Widyastuti, R. (2017). Zat, Wujud, dan Perubahannya. Yogyakarta: Istana Media
12