Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH KIMIA DASAR 2

KIMIA UNSUR

DOSEN PEMBIMBING

Drs. Mangara Sihaloho, M.Pd

OLEH:

Nama : Putriani bua

Nim : 442419041

Kelas : Kimia A

FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk makalah ini. Semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan serta memberikan manfaat bagi kita semua.
Ucapan terimah kasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada Dosen Kimia
Dasar 2 Bapak Drs. Mangara Sihaloho, M.Pd, selaku dosen pembimbing dalam
mata kuliah ini.

Gorontalo, 02 Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 6
1.3 Tujuan...................................................................................................... 6
BAB II Hidrogen........................................................................................... 8
2.1 Sumber Hidrogen di Alam...................................................................... 8
2.2 Sifat Fisik Hidrogen................................................................................ 8
2.3 Sifat Kimia Hidrogen.............................................................................. 9
2.4 Pembuatan dan Penggunaan Hidrogen................................................... 9
BAB III Alkali...............................................................................................12
3.1 Sumber Alkali di Alam............................................................................12
3.2 Sifat Fisik Alkali............................. ........................................................13
3.3 Sifat Kimia Alkali ....................................................................................13
3.4 Pembuatan dan Penggunaan Alkali......................................................... 15
BAB IV Alkali Tanah.................................................................................... 18
4.1 Sumber Alkali Tanah di Alam................................................................. 18
4.2 Sifat Fisik Alkali Tanah........................................................................... 19
4.3 Sifat Kimia Alkali Tanah......................................................................... 21
4.4 Pembuatan dan Penggunaan Alkali Tanah.............................................. 22
BAB V Aluminium........................................................................................ 26
4.1 Sumber Aluminium di Alam................................................................... 26
4.2 Sifat Fisik Aluminium............................................................................. 26
4.3 Sifat Kimia Aluminium........................................................................... 26
4.4 Pembuatan dan Penggunaan Aluminium................................................ 27
BAB VI PENUTUP....................................................................................... 29
6.1 Kesimpulan.............................................................................................. 29
6.2 Saran........................................................................................................ 29
Daftar Pustaka ............................................................................................... 30

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Susunan berkala atau yang saat ini lebih dikenal dengan tabel sistem periodik
unsur (SPU) merupakan suatu alat yang penting yang dapat mempermudah untuk
mengenal sifat-sifat kimia ataupun sifat-sifat fisika suatu unsur. Sebagaimana yang
telah diketahui, sifat-sifat unsur sangat beragam. Pada temperatur kamar, sebagian
bersifat gas, sebagian bersifat cair, dan lainnya bersifat padat. Sebagian lagi bersifat
logam, sebagian bukan logam dan adapula yang bersifat diantara keduanya, serta
masih banyak lagi sifat yang lainnya.
Dalam buku Kimia Universitas (James E. Brady, 1998 :124) disebutkan jika
unsur disusun dalam susunan berkala menurut nomor atom, semua hal yang masih
diragukan dijumpai dalam tabel Mendeleev menjadi hilang. Jumlah proton dalam
inti atom menentukan dimana unsur tersebut ditempatkan dalam tabel dan setiap
unsur dengan sifat yang sama dijumpai dalam kelompok yang sama, dan nomor
atom tersebut pasti menentukan macam-macam sifat kimia dan fisika.
A. Perbedaan Sistem Periodik Unsur
a. Sistem Periodik Unsur Menurut J.W Dobereiner
J.W. Dobereiner merupakan seorang profesor kimia pada tahun 1829 dari
Jerman yang mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya.
Dobereiner mengemukakan bahwa massa atom relatif strontium sangat dekat
dengan masa rata-rata dari dua unsur lain yang mirip dengan strontium. Dua unsur
lain itu adalah kalsium dan barium. Dobereiner juga mengemukakan beberapa
kelompok unsur lain. Dobereiner mengambil kesimpulan bahwa unsur-unsur dapat
dikelompokan k dalam kelompok-kelompok tiga unsur yang disebut dengan triade.
Massa Massa
Unsur Kepadatan Unsur Kepadatan
Atom Atom
Klorin 35,5 0,00156 g/cm3 Kalsium 40,1 1,55 g/cm3
Brom 79,9 0,00312 g/cm3 Stronsium 87,6 2,6 g/cm3
Iodin 126,9 0,00495 g/cm3 Barium 137 3,5 g/cm3
Penyusunan sistem periodik unsur oleh Dobereiner memiliki kelebihan
yaitu adanya keteraturan setiap unsur yang sifatnya mirip massa Atom (Ar) unsure
yang kedua (tengah) merupakan massa atom rata-rata di massa atom unsure pertama
dan ketiga. Selain memiliki kelebihan sistem periodik unsur ini juga memiliki
kekurangan yaitu pengelompokan unsur yang kurang efisien dengan adanya
beberapa unsur lain dan tidak termasuk dalam kelompok triad padahal sifatnya
sama dengan unsur dalam kelompok triad tersebut. Berikut tabel oleh Dobereiner.
b. Sistem Periodik Unsur Menurut J. Newlands
Seorang ilmuwan dari Inggris yaitu J. Newlands merupakan orang pertama
yang mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom
relatif. Menurut Newlands, jika unsur-unsur diurutkan letaknya sesuai dengan
kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat unsur akan terulang pada tiap unsur

1
kedelapan. Keteraturan ini sesuai dengan pengulangan not lagu (oktaf) sehingga
disebut Hukum Oktaf (law of octaves). Ia menyatakan bahwa sifat-sifat unsur
berubah secara teratur. Unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua
mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Hukum oktaf newlands berlaku
untuk unsur-unsur ringan. Adapun Kelemahan dari teori ini yaitu dalam
kenyataanya masih ditemukan beberapa oktaf yang isinya lebih dari delapan unsur
dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur yang massa atomnya sangat besar.
Tabel Daftar Oktaf Newlands (List of Newlands Octave):

1. H 2. Li 3. Be 4. B 5. C 6. N 7. O
8. F 9. Na 10. Mg 11. Al 12. Si 13. P 14. S
15. Cl 16. K 17. Ca 18. Ti 19. Cr 20. Mn 21. Fe
22. Co,Ni 23. Cu 24. Zn 25. Y 26. In 27. As 28. Se
29. Br 30. Rb 31. Sr 32. Ce, 33. Zr 34. Di, Mo 35.
La Ro,Ru
36. Pd 37. Ag 38. Cd 39. U 40. Sn 41. Sb 42. Te
43. I 44. Cs 45. Ba, V 46. Ta 47. W 48. Nb 49. Au
50. Pt, Ir 51. Os 52. Hg 53. Tl 54. Pb 55. Bi 56. Th
c. Sistem Periodik Unsur Menurut Dmitri Ivanovich Mendeleev
Perkembangan sistem periodik unsur oleh Mendeleyev disusun berdasarkan
tabel yang ditata dalam baris horizontal dengan panjang baris yang dipilih
sedemikian sehingga unsur-unsur yang serupa akan membentuk kolom
vertikal. Unsur yang ditata menyusun ke arah kanan (yang disebut dengan
periode) berdasarkan kenaikan massa atom relatif sedangkan unsur yang ditata
menyusun ke bawah (yang disebut dengan golongan) berdasarkan kemiripan
sifat. Tabel system periodik unsur yang disusun oleh Mendeleyev memiliki
kelebihan yaitu mampu menuliskan rumus klorida, hidrida, oksida, dan
menghubungkan rumus tersebut dengan nomor golongan (contohnya : NaCl, Na2O)
dan bisa meramalkan sifat-sifat unsur yang belum ditemukan. Tabel berdasarkan
Mendeleyev juga memiliki kelemahan yaitu beberapa urutan unsur terbalik apabila
ditinjau dari urutan bertambahnya massa atom relatifnya (contohnya : Ar [39,9]
ditempatkan sebelum K [39,1]) dan isotop dari unsur yang sama harus ditempatkan
pada golongan yang berbeda begitu juga isobar (seperti 40Ar, 40K, 40Ca) yang harus
ditempatkan dalam satu golongan.
Tabel Periodik Mendeleev (Mendeleev’s Periodic Table)
Periode Gol.I Gol.II Gol.III Gol.IV Gol.V Gol.VI Gol.VII Gol.VIII
1 H=1
Be =
2 Li = 7 B = 11 C = 12 N = 14 O = 16 F = 19
9,4
Mg = Al C=
3 Na= 23 Si = 28 P = 31 S = 32
24 =27,3 35,5

2
Mn = Fe= 56, Co =
4 K = 39 Ca = 40 ? (44) Ti = 48 V = 51 Cr = 52
55 59
Ni = 59, Cu =
63
Cu =
5 Zn = 65 ? (68) ? (72) As = 75 Se = 78 Br = 80
63
Rb = ?Yt = Nb = Ru = 104, Rh
6 Sr = 87 Zr = 90 Mo 96 ? (100)
86 88 94 104
Pd = 106, Ag
108
Ag = Cd = In = Sb = Te =
7 Sn =118 I = 127 ?
108 112 115 122 125
Cs = Ba = ?Di ?Ce =
8 - - -
133 137 =138 140
9 - - - - - - -
?La = Ta = W= Os = 195, Ir =
10 - - ?Er 178 -
180 182 184 197
Au = Hg = Bi = Pt = 198, Au
11 Tl =204 Pb = 207 - -
199 200 208 = 199
12 - - - Th = 231 ? U = 240 =
d. Sistem Periodik Modern
Perkembangan SPU Mendeleyev selanjutnya dikembangkan oleh Henry
Moseley yang sekarang dikenal sebagai sistem periodik unsur modern. Henry
Moseley melakukan percobaan dengan menggunakan berbagai logam sebagai
anoda pada tabung sinar X. Pada percobaan tersebut ada perubahan yang teratur
dari energi sinar X sesuai dengan perubahan nomor atom bukan massa atom
relatifnya. Daftar system periodik modern disusun berdasarkan konfigurasi
elektron. Pada 1913, seorang kimiawan Inggris bernama Henry Moseley melakukan
eksperimen pengukuran panjang gelombang unsur menggunakan sinar-X. Ia
menyimpulkan bahwa sifat dasar atom bukan didasarkan oleh massa atom relatif,
melainkan berdasarkan kenaikan jumlah proton. Hal tersebut karena adanya unsur-
unsur yang memiliki massa atom berbeda, tetapi memiliki jumlah proton sama atau
disebut isotop. Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan kenaikan nomor atom
unsur tersebut. Pengelompokan unsur-unsur sisitem periodik modern merupakan
penyempurnaan hukum periodik Mendeleev yang disebut juga sistem periodik
bentuk panjang.
Sistem periodik modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan
kemiripan sifat. Lajur-lajur horizontal yang disebut periode disusun berdasarkan
kenaikan nomor atom, sedangkan lajur-lajur vertikal yang disebut golongan disusun
berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik modern terdiri dari tujuh periode dan
delapan golongan. Setiap golongan dibagi lagi menjadi delapan golongan yaitu
golongan A( IA-VIIIA ) dan delapan golongan B (IB – VIIIB). Unsur-unsur
golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B disebut golongan

3
transisi. Golongan-golongan dapat ditandai dengan bilangan 1 sampai dengan 18
secara berurutan dari kiri ke kanan. Dengan cara ini maka unsur transisi terletak
pada golongan 3 sampai golongan 12. Pada periode 6 dan 7 terdapat masing-masing
14 unsur yang disebut unsur-unsur transisi dalam, yaitu unsur-unsur antanida dan
aktinida. Unsur-unsur transisi dalam semuanya termasuk golongan IIIB. Unsur-
unsur lantanida pada periode 6 golongan IIIB dan unsur-unsur aktinida pada
periode 7 golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur tersebut dibagian bawah tabel
periodik adalah untuk alasan teknis sehingga daftar tidak terlalu panjang.

B. Sifat-Sifat Sistem Periodik


Sifat-sifat kimia suatu unsur itu harus bergantung terhadap struktur elektron dari
atom. Adapun sifat-sifat fisik dari SPU adalah sebagai berikut.
a. Afinitas elektron.
Afinitas electron adalah besarnya energi yang dibebaskan oleh suatu atom untuk
menerima sebuah electron. Suatu atom di samping melepas electron, juga dapat
menerima electron ,dan bermuatan negatif. Proses pengambilan elektron oleh atom
yang disertai pembebasan energy . Jadi besaran afinitas electron merupakan besaran
yang dapat digunakan untuk mudah tidaknya atom untuk menarik electron.
Semakin besar afinitas electron yang dimiliki oleh atom menunjukan bahwa, atom
itu mudah menarik electron dari luar dan membentuk ion negatif (anion). Dalam
satu periode dari kanan ke kiri jari-jari atom semakin kecil,maka tarikan inti
terhadap electron di kulit terluar semakin besar serta electron bertambah mudah
masuk ke dalam atom sehingga afinitas elektronnya akan semakin besar . kemudian
dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar, atom semakin
sukar untuk mengambil electron, sehingga afinitas elektronnya akan semakin kecil.
Struktur dari atom ini menentukan bagaimana unsur tersebut dapat mengikat unsur
yang lain dan bagaimana unsur tersebut dapat mengikat antar sesama unsur.
b. Elektronegativitas
Ada dua hal yang telah dibahas sebelumnya dalam mengungkapkan
kecenderungan logam dan bukan logam yaitu energi ionisasi dan afinitas elektron.
Kedua hal ini cukup, tetapi akan lebih mudah jika hanya ada satu kriteria terutama

4
dalam memberikan jenis ikatan yang terjadi jika atom – atomnya bergabung hal
sederhana itu adalah elektronegativitas. Elektronegativitas yang memeberikan
kemampuan suatu atom dalam bersaing mendapatkan elektron, dengan atom lain
yang berikatan energi ionisasi (I) dan afinitas elektron (AE) kedua hal ini berkaitan
dengan elektronegativitas karena keduanya menggambarkan kamapuan atom dalam
melepaskan atom memperoleh sebuah elektron. Linus pauling mengemukakan
bahwa skala elekronegativitas yang digunakan secara luas yang didasarkan pada
penilaian energi ikatan. Elektronegativitas yang dijelaskan tidak mempunyai
satuan, yang berkisar dari satu untuk logam sangat aktif, sampai 3,98 umtuk
flour.berarti fluor bukanlah logam yang paling aktif. Sebagai patokan kasar nya,
logam mempunyai elektronitas yang kurang dari 2 ; metaloid kira – kira sama
dengan 2 ; dan bukan logam lebih besar dari 2.
c. Energi ionisasi
Titik-titik maksimum energi ionisasi terjadi pada gas-gas mulia. Konfigurasi
elektron gas mulia sangat mantap sehingga hanya dapat diganggu dengan
menggunakan energi yang sangat besar. Jika kita mengukur derajat unsur logam
berdasarkan mudahnya melepas elektron dari atom, maka semakin rendah energi
ionisasi , unsur akan semakin bersifat logam. Berdasarkan ukuran ini, atom-atom
dibagian bawah golongan (atom yang lebih besar) pada tabel berkala lebih bersifat
logam dibandingkan atom-atom di bagian atas (atom yang lebih kecil).
Terdapat kecenderungan peningkatan energi ionisasi dari golongan IA ke
golongan 0. Muatan inti efektif meningkat dan atom semakin kecil dan kurang
bersifat logam pada unsur-unsur disebelah kanan tabel berkala. Misalnya pada
magnesium, sekalipun sulit melepas elektron dibandingkan yang pertama, jika dua
elektron dilepaskan dari atom Mg maka ia akan mempunyai konfigurasi gas mulia
Ne. Lepasnya elektron ketiga menyebabkan terlanggarnya kaidah elektron oktet
yang menjadi ciri kulit terluar atom gas mulia (ns2np6). Hal semacam ini tidak lazim
terjadi dalam proses kimiawi. Alasan yang sama juga menyebabkan Na sulit
menjadi ion dengan muatan lebih besar dari +1, de3mikian juga terhadap Al dengan
muatan yang lebih besar dari +3.
Ada beberapa pengecualian pada keteraturan peningkatan energi ionisasi dari
arah kiri ke kanan tabel berkala. Misalnya, walaupun atom Al kenyataannya lebih
kecil dari Mg, energi ionisasi pertama Al lebih kecil (577,6 Kj/mol) dibandingka
pada Mg (737,7 Kj/mol). Hal ini disebabkan karena elektron yang mengion pada
Al berada pada orbital dengan energi yang lebih tinggi (3p) dibanding elektron (3s)
yang mengion pada Mg.
d. Logam
Unsur-unsur sebagian besar adalah logam.logam mempunyai sifat fisika ,yang
sifatnya tersebut adapun demikian; yang utama adalah daya pantul yang tinggi,
daya hantar elektrik besar, yang kemudian berkurang beriring dengan kenaikan
suhu, daya hantar termal besar, dan sifat-sifat mekanik seperti kekuatan dan
keliatan. Kemudian adapula struktur dasar dari logam: susunan terkemas kubus dan

5
heksagonal, dari kubus bepusat gambar( struktur bcc). Pada pengepakan bcc atom-
atom hanya memiliki 8 dari 12 tetangga terdekat, walaupun adapulah sekitar sejauh
15 6 tetangga lainnya. Susunan pada kerapatan ini hanyalah 92 serapat susunan
hcp dan ccp. Pada logam sebagian besar strukturnya sedikit menyimpang dari
struktur idealnya, terutama logam dengan struktur hcp.harga ideal menurut struktur
hcp bagi c/a – c dan a merupakan sisi-sisi sel satuan heksagonal – yaitu 1,633.
Sekalian logam yang mempunyai struktur demikian memiliki perbandingan c/a
yang lebih kecil ( biasanya antara 1,57-1,62) kecuali seng dan admium.
Besarnya bilangan koordinasi seta sifat-sifat khas dari logam 9 (baik 12 atau 8
tetangga terdekat ditambah dengan 6 lagi yang tidak terjamah) menganjurkan agar
ikatan dalam logam berbeda dengan ikatan dalam zat lain. Pada ikatan ini tidak
terdapt kontribusi dari ikatan ionik, begitu pula tidak mungkin terdapat ikatan
kovalen 2-elektron di antara pasangan elektron yang berdekatan, dikarenakan baik
elektron maupun orbitalnya tidak cukup. Teori pita yang sangat bersifat matematis
namun dasar-dasarnya dapt digambarkan digunakan untuk memperoleh keterangan
mengenai sifat-sifat khas yang dimiliki logam. Apabila pada posisi tatanan atom
yang berjauhan akan mengakibatkan pula orbital atomnya tidak saling
mempengaruhi. Sekarang dimisalkan tatanan atom tersebut mengkerut. Mak orb
ital-orbital pada atom-atom tetangga mulai tumpang-tindih dan saling
mempengaruhi. Akan begitu banyak atom terlihat yang mengakibatkan pada jarak
sebenarnya pada logam, interaksi tersebut membentuk pita energi yang terus-
menerus, yang tersebar diseluruh logam.elektron-elektron yang terdapat pada pita
tersebut terdelokalisasi sempurna.
Energi kohesi pada logam, kuat ikatan di antara atom-atom dalam logam dapat
diukur oleh entalpi atomisasi. Energi kohesi maksimum pada unsur unsur yang
memiliki kulit d yang terisi sebagian, yaitu pada unsur transisi. Namun, pada unsur
yang terletak mulai mendekati pertengahan deret transisi kedua dan ketiga yaitu
Nb- Ru dan Hf – Ir memiliki energi yang paling besar, sampai seharga 837 kJ mol-
1
bagi W. Struktur logam yang di mana terdapt bilangan koordinasi yang besar ini
yang mengakibatkan adanya energi kohesi yang besar. Bagi struktur hcp dan ccp
terdapat 6 ikatan per atom logam (karena masing-masing dari 12 tetangga terdekat
menggunakan bersama separuh dari setiap ikatan yang berjumlah 12). Ikatan-
ikatan, bahkan bilaenergi kohesi adalah 800 kJ mol-1 , mempunyai energi ikatan
hanya sebesar 133 kj mol-1 ,secara garis besar seperti energi ikatan C-C pada intan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana komponen-komponen hidrogen?
2. Bagaimana komponen-komponen Alkali?
3. Bagaimana komponen-komponen Alkali Tanah?
4. Bagaimana komponen-komponen Aluminium?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui komponen-komponen hidrogen
2. Untuk mengetahui komponen-komponen Alkali

6
3. Untuk mengetahui komponen-komponen Alkali Tanah
4. Untuk mengetahui komponen-komponen Aluminium

7
BAB II
HIDROGEN
2.1 Keberadaan Hidrogen di Alam
Dalam keadaan yang normal, gas hidrogen merupakan campuran antara dua
molekul, yang dinamakan ortho- dan para- hidrogen, yang dibedakan berdasarkan
spin elektronelektron dan nukleus.Hidrogen normal pada suhu ruangan terdiri dari
25% parahidrogen dan 75% ortho-hidrogen.Bentuk ortho tidak dapat dipersiapkan
dalam bentuk murni.Karena kedua bentuk tersebut berbeda dalam energi, sifat-sifat
kebendaannya pun juga berbeda.Titik-titik lebur dan didih parahidrogen sekitar 0.1
derajat Celcius lebih rendah dari hidrogen normal.
Hidrogen adalah unsur tersederhana terdiri atas satu proton dan satu elektron,
dan paling melimpah di alam semesta. Di bumi kelimpahannya ketiga setelah
oksigen dan silikon, sekitar 1% massa semua unsur di bumi. Tak perlu dikatakan
sebagian besar hidrogen di bumi ada sebagai air. Karena kepolarannya dapat
berubah dengan mudah antara hidrida (H-), atom (H), dan proton (H+), hidrogen
juga membentuk berbagai senyawa dengan banyak unsur termasuk oksigen dan
karbon. Oleh karena itu, hidrogen sangat penting dalam kimia.
Hidrogen adalah unsur yang paling melimpah di alam semesta ini dengan
persentase 75% dari barion berdasarkan massa dan lebih dari 90% berdasarkan
jumlah atom. Unsur ini ditemukan dalam kelimpahan yang besar di bintang-bintang
dan planet-planet gas raksasa. Awan molekul dari H2 diasosiasikan dengan
pembentukan bintang. Hidrogen memainkan peran penting dalam pemberian energi
bintang melalui reaksi proton-proton dan fusi nuklirdaur CNO.
Di seluruh alam semesta ini, hidrogen kebanyakan ditemukan dalam keadaan
atomik dan plasma yang sifatnya berbeda dengan molekul hidrogen. Sebagai
plasma, elektron hidrogen dan proton terikat bersama, dan menghasilkan
konduktivitas elektrik yang sangat tinggi dan daya pancar yang tinggi
(menghasilkan cahaya dari matahari dan bintang lain).
Dalam keadaan normal di bumi, unsur hidrogen berada dalam keadaan gas
diatomic.Namun, gas hidrogen sangatlah langka di atmosfer bumi (1 ppm
berdasarkan volume) oleh karena beratnya yang ringan yang menyebabkan gas
hidrogen lepas dari gravitasi bumi.Walaupun demikian, hidrogen masih merupakan
unsur paling melimpah di permukaan bumi ini. Kebanyakan hidrogen bumi berada
dalam keadaan bersenyawa dengan unsur lain seperti hidrokarbon dan air.Gas
hidrogen dihasilkan oleh beberapa jenis bakteri dan ganggang dan merupakan
komponen alami dari kentut. Penggunaan metanasebagai sumber hidrogen akhir-
akhir ini juga menjadi semakin penting.
2.2 Sifat Fisik Hidrogen
1. Sifat Fisik
Nomor Atom 1
Massa Atom 1.008
o
Titik Didih ( C) -252.6oC

8
Titik Lebur (oC) -259.2oC
Energi Ionisasi (KJ/Mol) 1310
Susunan Atom 1 proton + 1 elektron
Jari-jari Atom (nm) 0,037
Isotop 11H , 12H , 13H
Potensial Elektroda 0
Potensial Iobisasi (kJ/mol) 56.9kJ/mol
2.3 Sifat Kimia Hidrogen
Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat
non logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang sangat mudah
terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah unsur teringan di
dunia.
Kelarutan dan karakteristik hidrogen dengan berbagai macam logam
merupakan subyek yang sangat penting dalam bidang metalurgi (karena perapuhan
hidrogen dapat terjadi pada kebanyakan logam dan dalam riset pengembangan cara
yang aman untuk meyimpan hidrogen sebagai bahan bakar. Hidrogen sangatlah
larut dalam berbagai senyawa yang terdiri dari logam tanah nadir dan logam transisi
dan dapat dilarutkan dalam logam kristal maupun logam amorf. Kelarutan hidrogen
dalam logam disebabkan oleh distorsi setempat ataupun ketidakmurnian dalam
kekisi hablur logam.Sifatnya yang khas = memiliki satu elektron terluar. Atom H
memiliki 1e-, dan tidak memiliki selding/perisai efek.
2.4 Pembuatan dan Penggunaan Hidrogen
a. Pembuatan Hidrogen
1. Di Laboratorium
a. Reaksi logam dengan asam encer
Zn + HCl → ZnCl2 + H2 tidak larut dalam air
H2SO2 (aq) + Zn (s) → ZnSO4 (aq) + H2 (g)
Logam yang terletak dibawah hidrogen merupakan reduktor yang lebih
baik daripada hydrogen , menyebabkan H+ direduksi namun reaksi berjalan
lambat. Logam logam yang terletak jauh lebih bawah dari hydrogen
merupakan reduktor kuat , bereaksi kuat dengan air dengan dahsyat hampir
meledak bila dengan asam. Logam-logam dengan potensial reduksi
menengah bereaksi lembut bereaksi lembut dengan asam dan berfungsi
sebagai sumber hydrogen cukup praktis, logam yang dimaksud adalah Seng
(Zn).
b. Reaksi logam dengan ai panas atau air dingin + logam reaktif. Na + H2O
→ NaOH + H2
c. Hidrolisis dengan senyawa-senyawa hibrida
2. Senyawa dan Pembuatannya
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2O2 ditemukan oleh Louis
Jacques Thenard di tahun 1818.Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik
yang memiliki sifat oksidator kuat. Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida

9
adalah gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Teknologi yang banyak
digunakan di dalam industri hidrogen peroksida adalah auto oksidasi
Anthraquinone.
H2O2 tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik
dalam air.Dalam kondisi normal (kondisi ambient), hidrogen peroksida sangat
stabil dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun.
Mayoritas pengunaan hidrogen peroksida adalah dengan memanfaatkan dan
merekayasa reaksi dekomposisinya, yang intinya menghasilkan oksigen.Pada
tahap produksi hidrogen peroksida, bahan stabilizer kimia biasanya
ditambahkan dengan maksud untuk menghambat laju
dekomposisinya.Termasuk dekomposisi yang terjadi selama produk hidrogen
peroksida dalam penyimpanan.Selain menghasilkan oksigen, reaksi
dekomposisi hidrogen peroksida juga menghasilkan air (H2O) dan panas.
Reaksi dekomposisi eksotermis yang terjadi adalah sebagai berikut:

H2O2 -> H2O + 1/2O2 + 23.45 kcal/mol


Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi dekomposisi hidrogen peroksida
adalah: (a) Bahan organik tertentu, seperti alkohol dan bensin, (b) Katalis,
seperti Pd, Fe, Cu, Ni, Cr, Pb, Mn, (c) Temperatur, laju reaksi dekomposisi
hidrogen peroksida naik sebesar 2.2 x setiap kenaikan 10oC (dalam range
temperatur 20-100oC), (d) Permukaan container yang tidak rata (active surface),
(e) Padatan yang tersuspensi, seperti partikel debu atau pengotor lainnya, (f)
Makin tinggi pH (makin basa) laju dekomposisi semakin tinggi Radiasi,
terutama radiasi dari sinar dengan panjang gelombang yang pendek.
Hidrogen peroksida bisa digunakan sebagai zat pengelantang atau bleaching
agent pada industri pulp, kertas, dan tekstil. Senyawa ini juga biasa dipakai pada
proses pengolahan limbah cair, industri kimia, pembuatan deterjen, makanan dan
minuman, medis, serta industri elektronika (pembuatan PCB).
Salah satu keunggulan hidrogen peroksida dibandingkan dengan oksidator
yang lain adalah sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan
residu yang berbahaya. Kekuatan oksidatornya pun dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan. Sebagai contoh dalam industri pulp dan kertas, penggunaan hidrogen
peroksida biasanya dikombinasikan dengan NaOH atau soda api. Semakin basa,
maka laju dekomposisi hidrogen peroksida pun semakin tinggi.
b. Penggunaan Hidrogen
1. Pembakaran langsung (digunakan dalam pembakaran internal mesin)
Dalam pembakaran internal mesin (internal combustion engine (ICE)),
hidrogen dimanfaatkan dengan cara mentransformasikan dari energi kimia
menjadi energi mekanik melaluli pembakaran dalam sebuah piston atau
mesin rotator (Gou, dkk. 2010).
2. Sebagai fuel cells. Fuel cells adalah suatu alat kimia yang memiliki cara
kerja seperti baterai dengan mengkonversi reaktan kimia menjadi energi
listrik, tetapi berbeda dari dalam baterai bahwa selama bahan bakar (seperti

10
hidrogen) dan oksidan (seperti oksigen) diberikan, maka akan menghasilkan
listrik DC (ditambah air dan panas) terus menerus. Di tahun 1960, fuel cells
praktis pertama dikembangkan dan digunakan di AS. Fuel cells juga telah
digunakan untuk aplikasi terestria. Beberapa kendala mendasar sedang
diatasi, fuel cells menjadi lebih veasible untuk beberapa aplikasi dan secara
bertahap dikembangkan dan dikomersialisasikan (Gou, dkk. 2010).

11
BAB III
ALKALI
3.1 Sumber Alkali di Alam
Logam alkali yang paling banyak terdapat di alam adalah Natrium dan Kalium.
Oleh sebab itu, tidak mengherankan bahwa unsur ini sangat penting dalam biologi.
Misalnya pada hewan, ion natrium dan kalium sangat dibutuhkan dan
kesetimbanagn ion tersebut harus dijaga agar fungsi organ berjalan dengan baik.
Pada tumbuhan, kalium merupakan unsur yang sangat penting dibandingkan
dengan natrium.
Litum, Rubidium, dan Cesium ditemukan dalam kerak bumi dalam jumlah yang
relative sedikit dibandingkan natrium dan kalium. Unsur-unsur ini beserta
senyawanya jarang ditemukan dan akibatnya unsur-unsur ini lebih mahal. Oleh
karena itu,pemakaian logam ini sangat terbatas.
Fransium merupakan logam radioaktif, meskipun isotopnya yang hidupnya
terpanjang, Fr(323) waktu paruhnya hanya 21 menit. Oleh karena fransium
mempunyai waktu paruh yang pendek, maka diperkirakan setiap waktu tertentu
hanya ada 30 gr logam ini di kerak bumi.
Logam alkali tidak pernah ada dalam bentuk logam murni di alam. Logam ini
selalu dalam bentuk senyawa yang ditemukan baik dalam kerak bumi maupun
dalam lautan. Misalnya deposit garam yang sangat besar yang dijumpai di banyak
tempat dibawah permukaan bumidi Louisiana,New York, Michigan, Oklahoma,
Calofornia, dan Texas serta dibeberapa daerah lainnya. Di daerah-daerah yang
cuacanya kering, deposit garam dapat terjadi dipermukaan . Kebanyakan senyawa
logam alkali larut dalam air, dan dimana daerah yang turun hujan , maka garam-
garam tersebut tersapu oleh air dan masuk ke dalam laut dan danau atau larut masuk
berkumpul dalam air tanah.
Unsur alkali yaitu litium (Li), Natrium (Na), rubidium (Rb), cesium (Cs), dan
fransium (Fr).Unsur alkali tidak terdapat dalam keadaan bebas di alam yang
disebabkan unsur-unsur alkali yang sangat reaktif tetapi sebagian ion positif (L+)
dalam senyawa ion. Kita dapat melihat kandungan logam alkali dalam air laut dan
kerak bumi.
3.2 Sifat Fisika Alkali
Logam alkali memperlihatkan banyak sifat-sifat logam seperti yang kita
harapkan : kilauannya yang indah dan mempunyai daya konduktivitas listrik dan
kalor yang baik. Meskipun demikian, penggunaan logam murni dengan sifat-sifat
seperti ini jarang digunakan karena logam-logam alkali sangat reaktif. Suatu
pengecualian adalah penggunaan natrium untuk mendinginkan reactor nuklir
karena sifatnya yang memiliki titik leleh rendah dan titik didihnya relative tinggi,
dan konduktivitas kalornya bagus. Sifat-sifat ini memungkinkan logam mudah
mencair dan dapat dipompakan melalui pipa yang melewati bagian tengah reactor
dimana natrium dapat dengan cepat mengabsorbsi kalor. Natrium kemudian
dipompa melalui pipa penukar kalor diluar reactor, dimana kalor dipindahkan

12
kedalam air menjadi uap air dan digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. logam
alkali, memiliki titik leleh rendah, densitas rendah, sangat lunak. Kecenderungan
golongan alkali dengan meningkatnya nomor atom adalah: Titik leleh dan titik didih
menurun, Unsur lebih reaktif, Ukuran Atom membesar (jari-jari makin besar),
Densitas meningkat proportional dengan meningkatnya massa atom, Kekerasan
menurun, Jika dipanaskan diatas nyala api memberikan warna yang spesifik. Litium
– merah, natrium – kuning, Kalium – lila/ungu, Cesium – biru.
Berikut adalah tabel sifat-sifat fisika logam alkali:
Titik Titik Energi Jari- Konfigurasi Keelektronegatifan Kerapatan
leleh didih ionisasi jari elektron (g/cm3)
(Co) (Co) (kj/mol) atom
Li 180 134 520.5 0.6 2.1 1.0 0.534
Na 97.7 883 495.8 0.95 2.8.1 0.9 0.971
K 63.3 759 418.8 1.33 2.8.8.1 0.8 0.862
Rb 39.33 688 403 1.48 2.8.18.8.1 0.8 1.532
C 28.4 671 375.7 1.6 2.8.18.18 0.7 1.873
S 9 8.1
Salah satu ciri khas dari logam alkali adalah memiliki sprektum emisi. Sprektum
ini dihasilkan bila larutan garamnya dipanaskan dalam nyala Bunsen, atau dengan
mengalirkan muatan listrik pada uapnya. Warna spektrum ini dapat dipakai dalam
analisa kualitatif yang disebut tes nyala.
Tabel warna nyala Alkali
(/nm) Warna nyala
670.8 Merah tua
589.2 Kuning
766.5 Violet
780.0 Merah violet
455.5 Biru

3.3 Sifat Kimia Alkali


Sifat kimia sangat mirip misalnya dalam pembentukan senyawa ionik tetapi
berbeda dalam rumus dan reaktivitas lebih rendah karena energi ionisasi (IE)
pertama lebih tinggi dan terdapatnya energi ionisasi kedua membentuk ion M2+
yang stabil. Bilangan oksidasi senyawa selalu +2 di dalam senyawa. Kelarutan,
sebagian besar senyawa-senyawa logam alkali larut dalam air walaupun
kelarutannya berbeda-beda. Sebagai contoh, larutan jenuh litium klorida
mempunyai konsentrasi 14 mol/L tetapi larutan jenuh litium karbonat mempunyai
konsentrasi hanya 0,18 mol/L.
Dua elektron s terluar lepas. Sedangkan energi ionisasi ketiga sangat tinggi
untuk membentu ion +3. Golongan 2 yang stabil membentuk konfigurasi elektron
gas mulia. Contoh : ion kalsium, Ca2+, is 2,8,8 or 1s22s22p63s23p6 atau[Ar]. Pada

13
umumnya makin ke bawah dalam satu golongan nomor atom cenderung makin
meningkat.
Logam alkali merupakan logam yang sangat reaktif. Logam ini merupakan
reduktor yang sangat kuat dan mampu mereduksi air untuk membentuk gas
hydrogen. Reaksinya adalah :
2M (s) + 2H2O → 2M+ (aq) + 2OH ‫( ־‬aq) + H2 (g)
Kemampuan logam alkali sebagai reduktor dapat dilihat pada potensial reduksi
negative yang sangat kuat dari ion-ionnya. Setengah reaksinya adalah :
M+ (aq) + e ‫ → ־‬M (s)
Yang sangat sukar terjadi. Oleh karena itu, setengah reaksi oksidanya :
M (s) → M+ (aq) + e ‫־‬
Sangat mudah terjadi.
Unsur-unsur pada golongan I A atau logam-logam alkali bersifat sangat reaktif.
Selain disebabkan oleh jumlah elektron valensi yang hanya satu dan ukuran jari-
jari atom yang besar, sifat ini juga disebabkan oleh harga energi ionisasinya yang
lebih kecil dibandingkan logam golongan lain. Dari atas ke bawah pada sistem
periodik, harga energi ionisai semakin kecil sehingga logamnya semakin reaktif. Di
udara pun unsur-unsur ini akan bereaksi dengan oksigen atau air. Oleh karena itu
biasanya disimpan dalam wadah tertutup berisi minyak tanah atau hidrokarbon
inert. Unsur-unsur logam alkali merupakan reduktor yang kuat. Litium merupakan
reduktor terkuat (potensial elektrodanya -3.05 v), sedangkan Natrium paling lemah
(-2.7 v).
Kereaktifan Ciri khas yang paling menyolok dari logam alkali adalh
keaktifannya yang luar biasa besar, logam logam ini begitu aktif sehingga mereka
tak terdapat sebagai unsur bila bersentuhan dengan udara atau air. Semua unsur
alkali terdapat delam senyawa alam sebagai ion unipositif ( positif satu) Logam
alkali sangat reaktif dibandingkan logam golongan lain. Selain disebabkan oleh
jumlah elektron valensi yang hanya satu dan ukuran jari-jari atom yang besar, sifat
ini juga disebabkan oleh harga energi ionisasinya yang lebih kecil dibandingkan
logam golongan lain. Dari Li sampai Cs harga energi ionisai semakin kecil sehingga
logamnya semakin reaktif. Kereaktifan logam alkali dibuktikan dengan
kemudahannya bereaksi dengan air, oksigen, unsur-unsur halogen, dan hydrogen.
Sifat Metalik Secara kimia sifat metalik suatu unsur berkaitan dengan
kecendrungannya untuk kehilangan elektron. Sifat metalik dalam keluarga
keluarga A, cendrung makin bertambah dari atas ke bawah pada tabel berkala.
Dalam sebagian besar reaksi kimia, unsur dari natrium sampai sesium, berkelakuan
secara sama, litium agak berbeda, mungkin karna ionnya begitu kecil sehingga
rapatan muatannya sangat tinggi untuk suatu ion bernuatan satu. Litium sudah pasti
adalahlogam, tetapi yang paling kurang metalik dari unsur unsur keluarga 1a,
berdasarkan sifat sifatnya sebagai penyumbang (donor) elektron. Sesium yang
paling metalik.

14
Pengaruh panas terhadap senyawa-senyawa Alkali Pemanasan nitrat Jika
dipanaskan, kebanyakan nitrat cenderung mengalami dekomposisi membentuk
oksida logam, nitrogen dioksida berupa asap coklat, dan oksigen. Pada alkali,
ithium nitrat mengalami proses dekomposisi yang sama menghasilkan lithium
oksida, nitrogen dioksida dan oksigen. Akan tetapi, nitrat dari unsur selain lithium
dalam Golongan 1 tidak terdekomposisi sempurna (minimal tidak terdekomposisi
pada suhu Bunsen) menghasilkan logam nitrit dan oksigen, tapi tidak menghasilkan
nitrogen oksida.
Semua nitrat dari natrium sampai cesium terdekomposisi menurut reaksi di atas,
satu-satunya yang membedakan adalah panas yang harus dialami agar reaksi bisa
terjadi. Semakin ke bawah golongan, dekomposisi akan semakin sulit, dan
dibutuhkan suhu yang lebih tinggi. Pemanasan karbonat Jika dipanaskan,
kebanyakan karbonat cenderung mengalami dekomposisi membentuk oksida
logam dan karbon dioksida. Pada Alkali, lithium karbonat mengalami proses
dekomposisi yang sama menghasilkan lithium oksida dan karbon dioksida.
Karbonat dari unsur-unsur selain lithium pada Golongan 1 tidak terdekomposisi
pada suhu Bunsen, walaupun pada suhu yang lebih tinggi mereka akan
terdekomposisi. Suhu dekomposisi lagi-lagi meningkat semakin ke bawah
Golongan.
3.4 Pembuatan dan Penggunaan Alkali
a. Pembuatan Alkali
Pemisahan logam alkali dari senyawanya dapat dilaksanakan dengan cara
reduksi selektrolitik senyawa cair. Biasanya yang dipilih adalah halide karena
kebanyakan senyawa ini mempunyai titk didih lebih rendah (misalnya,
dibandingkan dengan oksidanya). Sebagai contoh adalah elektrolisis leburan
natrium klorida menggunakan sel down. Sel down tidak begitu berfungsi pada
elektolisis leburan KCl, RbCl, dan CsCl sebab suhu yang dibutuhkan untuk
mencairkan garam ini menyebabkan logamnya menguap. Untuk mengatasi
kekurangan ini garam klorida diberi uap natrium. Kesetimbangan menjadi
berpindah.
Na(g) + MCl(l) ↔ NaCl (l) + M(g)
Ke kanan karena Kalium, Rubidium dan Cesium lebih mudah menguap
daripada Natrium. Natrium berkondensasi dan logam-ligam lainnya menguap.
Hal ini yang menyebabkan reaksi ini menarik adalah kesetimbangan berpindah
kekanan meskipun daya reduksi natrium tidak sekuat reduktor kalium, rubidium
dan cesium apabila mereka dalam kondisi yang sama.
1. Metode Elektrolisis
Logam Li dan Na adalah reduktor kuat sehingga tidak mungkin diperoleh
dengan mereduksi oksidanya. Oleh karena itu logam-logam ini diperoleh
dengan cara elektrolisis Elektrolisis Li. Sumber logam Li adalah spodumene
[LiAl(SO)3]. Spodumene dipanaskan pada suhu 100oC, lalu dicampur dengan
H2SO4 panas, dan dilarutkan ke air untuk memperoleh larutan Li2SO4,

15
kemudian Li2SO4 direaksikan dengan Na2CO3 membentuk Li2CO3 yang sukar
larut.
Li2SO4 + Na2CO3 → Li2CO3 + Na2SO4
Setelah itu, Li2CO3 direaksikan dengan HCl untuk membentuk
LiCl. Li2CO3 + 2HCl → 2LiCl + H2O + CO2
Li dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan LiCl.
Katoda : Li+ + e- --» Li x2
Anoda : 2Cl- --» Cl2 + 2e-
2 Li+ + 2Cl- --» 2 Li + Cl2
Karena titik leleh LiCl tinggi (>600oC), biaya elektrolisis menjadi mahal.
Namun, biaya dapat ditekan dengan cara menambahkan KCl (55% LiCl dan
45% KCl) yang dapat menurunkan titik leleh menjadi 430oC.
2. Metode reduksi
Untuk mendapatkan logam K, Rb, dan Cs dilakukan metode reduksi sebab
jika dengan metode elektrolisis logam ini cenderung larut dalam larutan
garamnya.
Reduksi K:
Sumber utama logam K adalah silvit (KCl). Logam ini didapatkan dengan
mereduksi lelehan KCl. Na+ + KCl --» K+ + NaCl Reaksi ini berada
dalam kesetimbangan karena K mudah menguap maka K dapat dikeluarkan
dari sistem. Dan kesetimbangan akan tergeser ke kanan untuk memproduksi K.
Untuk reduksi Rb dan Cs prosesnya sama dengan proses reduksi K.
b. Penggunaan Alkali
Logam alkali tanah adalah unsur-unsur yang terdapat pada golongan 2 (juga
disebut golongan IIA) pada tabel periodik unsur. Unsur-unsur dalam kelompok
termasuk Berilium (Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Stronsium (Sr),
Barium (Ba), dan Radium (Ra).

(penyusun utama batu emeraid adalah unsure Berilium (Be)


Penggunaan logam alkali cukup luas baik dalam bentuk logam bebasnya,
ataupun senyawaan logam alkali.Logam-logam alkali mempunyai titik leleh
yang rendah sehingga dapat digunakan sebagai medium pemindah panas pada
suatu reaktor nuklir. Logam alkali mudah dilelehkan, laludialirkan melalui
pipa-pipa ke pusat reaktor, dimana logam alkali menyerap panas. Selanjutnya

16
panas tersebut ditransfer oleh alkali cair kepada bagian diluar reaktor
untukmenguapkan air. Uap yang timbul kemudian dipakai untuk menjalankan
generator listrik.
Kegunaan Senyawa-senyawa Alkali adalah sebagai berikut: Senyawa
Natrium NaCl, Garam dapur (garam meja); bahan baku pembuatan NaOH,
Na2CO3, logam Na, dan gas klorin. NaOH, Soda kaustik; bahan utama dalam
industri sabun,kertas dan tekstil; pemurnian bauksit; ekstrasi senyawa-senyawa
aromatic dari batubara. Na2CO3, Soda cuci; pelunak kesadahan air; zat
pembersih (cleanser) peralatan rumah tangga; industri gelas. NaHCO3, Soda
(soda kue); campuran pada minuman dalam botol (beverage) agar
menghasilkan CO2; bahan pemadam api; obat-obatan; bahan pembuat kue.
NaNO3, Pupuk; bahan pembuatan senyawa nitrat yang lain NaNO2, Pembuatan
zat warna (proses diazotasi); pencegahan korosi. Na2SO4, garam Glauber;obat
pencahar (cuci perut); zat pengering untuk senyawa organik. NaOCl, Zat
pengelantang(bleaching) untuk kain.

17
BAB IV
ALKALI TANAH
4.1 Sumber Alkali Tanah di Alam
Logam alkali tanah memiliki sifat yang reaktif sehingga di alam hanya
ditemukan dalam bentuk senyawanya. Berikut sumber dan kelimpahan slogam
alkali tanah:
a. Berilium (4Be)
Sumber berilium dialam adalah batu permata beril [Be3Al2(SiO6)3], yang
memiliki berbagai warna tergantung pada jumlah kelumit pengotornya. Warna biru-
hijau muda beril disebut akuamarin, hijau tua beril disebut emeral. Warna hijau ini
disebabkan oleh adanya ̴ 2% ion Cr(III) dalam struktur kristalnya. Tentu saja
emerald tidak digunakan untuk memproduksi logam berilium, namun sebagai
gantinya digunakan kristal-kristal beril yang tak sempurna dan tak berwarna atau
beril coklat. Kelimpahannya yaitu sekitar 0,0006 %. Berilium tidak begitu banyak
terdapat di kerak bumi, bahkan hampir bisa dikatakan tidak ada. Sedangkan di alam
berilium dapat bersenyawa menjadi Mineral beril [Be3Al2(SiO6)3], dan Krisoberil
[Al2BeO4]. Berilium ditemukan di dalam 30 jenis mineral, yang paling penting
diantaranya adalah beril (Be3Al2(SiO3)6), bertrandit (Be4Si2O7(OH)2) dan fenakit
(Be2SiO4) yang dapat memiliki beberapa warna, karena mengandung impurities,
yaitu sedikit logam tertentu. Beril dan bernandit merupakan sumber komersil yang
penting untuk unsure berilium dan senyawa-senyawanya.
b. Magnesium(12Mg)
Magnesium adalah unsure yang cukup melimpah di kerak bumi (urutan keenam
±2,5% massa). Dialam, magnesium didapatkan sebagai salah satu komponen dari
sejumlah campuran garam seperti karnalit, (MgCl2.KCl.6H2O) dan dolomite
(MgCO3.CaCO3), magnesit (MgCO3), epsomit (MgSO4.7H2O), kieserite (MgSO4.
H2O), dan brucit Mg(OH)2. Senyawa-senyawa ini sesungguhnya bukan sekedar
campuran garam rangkap, melainkan Kristal-kristal ionik murni. Dalam kristal ini
kation-kation yang berbeda ukurannya secara berselang seling menyokong
kestabilan yang lebih besar pada kisi kristalnya dibandingkan dengan jika hanya
disokong oleh salah satu kationnya saja. Oleh karena itu, karnalit tersusun oleh
kation magnesium, kalium, dan molekul air dengan rasio 3:1:1:6 dalam formula
KMgCl3.6H2O.
Didalam laut, magnesium adalah ion paling umum ketiga yang dijumpai setelah
natrium dan klorida banyaknya sekitar (±13% massa), sehingga air laut merupakan
sumber paling besar untuk industry logam ini. Dari 1 km3 air laut terdapat kira-kira
satu juta ton magnesium ( ̴ 0,001 ppm). Dengan 10-8 km3 air laut planet bumi kita,
kebutuhan logam magnesium lebih dari cukup.
c. Kalsium (20Ca) dan Barium (56Ba)
Didalam kerak bumi terdapat ±3,4% massa unsur kalsium, kelimpahan kalsium
terletak pada urutan kelima pada kulit bumi. Kalsium dapat ditemukan dalam
berbagai senyawa di alam, seperti anortit (CaAl2Si2O8), tremolit/asbes

18
(Ca2Mg2(Si4O11)2(OH)2), wolastonit (CaSiO3), batu gamping (CaCO3), gypsum
(CaSO4.2H2O), fluorit (CaF2), dolomite (CaCO3.MgCO3), marmer
(CaCO3.MgCO3), gips (CaSO4.2H2O), kalsit (CaCO3), Fosforit (Ca(PO4)2). Unsur
ini merupakan bahan baku utama dedaunan, tulang belulang, gigi dan kerang dan
kulit telur. Kalsium tidak pernah ditemukan di alam tanpa terkombinasi dengan
unsur lainnya atau dapat dikatakan kalsium tidak pernah ditemukan dialam dalam
bentuk monoatomik. Kalsium banyak terdapat sebagai batu kapur, gipsum,
dan fluorite. Apatite merupakan flurofosfat atau klorofosfat kalsium. Kemudian
barium merupakan unsur metalik, lunak, dan barium murni bewarna perak keputih-
putihan seperti timbal. Barium dialam sangat sedikit hanya sekitar 10 ppb dan
terdapat sebagai barit (BaSO4) dan witerit (BaCO3). Barium masuk dalam
golongan grup alkali tanah dan mirip kalsium secara kimia. Logam ini teroksida
dengan mudah dan harus disimpan dalam bensin atau bahan cair lainnya yang tidak
mengandung oksigen. Barium terdekomposisi oleh air atau alkohol. Ion Ba2+ sangat
beracun dan larut dalam air, oleh karena itu air yang mengandung ion ini harus
ditangani dengan sangat berhati-hati. Kedua logam ini yaitu kalsium dan barium
berwarna keabu-abuan, bereaksi lambat dengan oksigen udara pada temperature
kamar tetapi terbakar hebat pada pemanasan.
d. Stronsium (38Sr)
Stronsium ditemukan sebagian besar dalam bentuk celestite (SrSO4) dan
strontianite (SrCO3). Stronsium sangat jarang sekitar 0,05% dalam kerak bumi,
yaitu sebagai mineral stronsianit SrCO3. Secara alami stronsium ditemukan dalam
bentuk senyawa, contohnya salestin (SrSO4) dan strontianit (SrCO3).
e. Radium (88Ra)
Radium merupakan hasil luruhan Th 230 dengan emisi sinar alfa. Kandungan
radium dalam bijih uranium sangat kecil, ±10-6 kali kandungan uranium. Radium
bersifat radioaktif dan terdapat di alam bercampur dengan bijih Uranium yang
disebut pitchblende yang ditemukan di Joachimsthal, Bohemia. Pasir carnotite di
Colorado juga menghasilkan radium, tetapi bijih yang kaya akan unsur ini
ditemukan di Congo (dulunya Republik Zaire) dan Danau Besar (Great Lake) di
Kanada. Radium terkandung di dalam Fr (bijih uranium) dan bisa diambil dari sisa
hasil pemrosesan uranium.
4.2 Sifat Fisik Alkali Tanah
Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golonga IIA. Yang
termasuk dalam golongan IIA yaitu : Berilium (Be), Magnesium (Mg),
Calcium(Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Dalam golongan
alkali tanah nomor atomnya bertambah dari atas kebawah, factor yang
mempengaruhi ukuran atom adalah jumlah orbital atom yang terisi elektron. Jelas
sekali, semakin banyak orbital atom semakin banyak ruang yang dibutuhkan atom
mengikat elektron saling tolak-menolak. Ini berarti semakin kebawah (nomor atom
makin besar) ukuran atom harus semakin besar.

19
Konfigurasi elektron adalah gambaran penyebaran electron yang paling
mungkin kedalam orbital-orbital elektron. Atau juga, Konfigurasi electron adalah
susunan elektron-elektron pada sebuah atom, molekul, atau struktur fisik lainnya.
Konfigurasi elektron logam alkali tanah adalah Berilium : [He] 2s2, Magnesium :
[Ne] 3s2, Kalsium : [Ar] 4s2, Stronsium : [Kr] 5s2, dan barium : [Xe] 6s2.
Titik leleh dan titik didih. Titik leleh adalah suhu yang mengubah zat padat
murni menjadi cairan. Titik didih adalah suhu minimum berubahnya fase cair suatu
zat menjadi fase uap yang bertekanan 1 atm, pada suhu ini tekanan uap cairannya
sama dengan tekanan diatas permukaan. Titik leleh dan titik didih logam alkali
tanah semakin menurun dari atas kebawah, kecuali Mg, disebabkan oleh
peningkatan jari-jari ion dan struktur kristal yang berbeda.
Be, Mg : Heksagonal terjejal
Ca : Heksagonal terjejal, kubus berpusat muka
Sr : Kubus berpusat muka
Ba : Kubus berpusat badan
Jari-jari atom suatu logam adalah setengah jarak antara dua inti pada atom-atom
yang berdekatan. Dari atas kebawah dalam satu golongan, logam alkali tanah dapat
di amati bahwa jari-jari atom bertambah dengan bertambahnya nomor atom. Untuk
logam alkali tanah electron terluar menempati orbital ns. Karena ukuran orbital
bertambah dengan meningkatnya bilangan kuantum utama n, ukuran atom logam
bertambah dari Be ke Ra. Jari-jari atom logam alkali tanah relatif besar, namun
lebih kecil dibandingkan dengan jari-jari atom logam alkali yang seperiode.
Jari-jari ion pada logam alkali tanah dalam satu golongan dari atas ke bawah
semakin besar. Jari-jari ion adalah jari-jari kation atau anion yang diukur dalam
senyawa ionik. Jika atom membentuk anion, ukurannya (jari-jari) bertambah, oleh
karena itu muatan inti tetap sama tetapi tolak menolak yang dihasilkan dari elektron
yang ditambahkan akan memperbesar daerah awan electron. Kation lebih kecil dari
atom netral karena pelepasan satu elektron atau lebih akan mengurangi elektron
untuk saling tolak menolak tetapi muatan inti tetap sama sehingga awan elektron
mengerut.
Energi ionisasi logam alkali tanah dalam satu golongan dari aras kebawah
semakin kecil. Dimana energi ionisasi adalah energy minimum yang diperlukan
untuj melepaskan satu elektron dari atom yang berwujud gas pada keadaan
dasarnya. Untuk golongan tertentu, energi ionisasi menurun dengan bertambahnya
nomor atom (yaitu dari atas kebawah dalam satu golongan). Unsur-unsur dalam
golongan yang sama memiliki konfigurasi elektron terluar yang mirip. Tetapi
dengan meningkatnya bilangan kuantum utama n, bertambah pula jarak rata-rata
elektron valensi dari inti. Makin jauh jarak antara elektron dan inti berarti
tarikannya lemah, sehingga elektron menjadi lebih mudah untuk melepaskan dari
atas kebawah dalam satu golongan. Jari-jari atom pada golongan alkali tanah dari
Be ke Ba, jari-jarinya semakin besar, sesuai dengan pertambahan jumlah kulitnya.
Semakin banyak jumlah kulitnya, maka semakin besar jari-jari atomnya.Semakin

20
besar jari-jari atom, maka daya tarik antara proton dan elektron terluarnya semakin
kecil. Sehingga energi ionisasinya pun semakin kecil. Pada logam alkali tanah yang
memiliki dua elektron valensi, energi ionisasinya lebih besar dari logam alkali
dalam unsur seperiode. Karena logam alkali tanah membutuhkan energi yang lebih
banyak untuk melepaskan elektron terluarnya. Agar stabil logam alkali tanah
melepas dua elektron. Be menjadi Be2+, Mg menjadi Mg2+, Ca menjadi Ca2+ dan
yang lainnya.
Keelektronegatifan adalah suatu konsep relatif, yang berarti bahwa
keelektronegatifan suatu unsur dapat diukur hanya dalam kaitannya dengan
keelektronegativan unsur-unsur yang lain. Keelektronegatifan logam alkali tanah
pada umumnya rendah dari atas ke bawah, namun lebih besar jika dibandingkan
dengan keelektronegatifan logam alkali seperiode, logam alkali tanah cenderung
membentuk kation2+.
Kekerasan logam alkali tahan berkurang dari atas kebawah akibat kekuatan
ikatan antar atom menurun. Hal ini disebabkan jarak antar atom pada logam alkali
tanah bertambah panjang. Karena dari atas kebawah nomor atom logam alkali
meningkat sehingga ukuran atomnya juga meningkat sehingga akan lebih banyak
tolakan dari electron non-ikatan yang mengakibatkan turunnya energy kohesi
(bersatu/berpadu) dan menaikan kelembutan. Kohesi adalah gaya tarik menarik
antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu
dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekuknya saling tolak menolak.
Warna nyala. Apabila suatu unsur menyerap energi yang cukup maka unsur
tersebut mengalami radiasi. Radiasi yang dipancarkan (warna nyala) akan beraneka
ragam sesuai dengan jenis unsur tersebut. Perbedaan warna nyala ini disebabkan
oleh perbedaan panjang gelombang setiap unsur alkali tanah. Radiasi yang
dipancarkan itu dibagi-bagi kedalam panjang gelombang komponennya, hal ini
akan menghasilkan suatu spectrum. Jika radiasi yang terbagi-bagi (terdispersikan)
itu berasal dari atom tereksitasi, maka spectrum itu disebut spectrum atom.
Logam alkali tanah memberikan warna yang khas. Pada pembakaran senyawa
logam alkali akan memberikan warna yangkhas yang dapat digunakan sebagai
identifikasi awal adanya logam alkali dalam suatu bahan. Be dan Mg memberikan
warma spectrum pada daerah gelombang elektromagnet, sehingga pada
pembakaran magnesium hanya akan menimbulkan warna nyala yang sangat terang.
Ca memberikan warna merah jingga, Sr memberikan warna merah ungu, dan Ba
memberikan warna kuning kehijauan.
4.3 Sifat Kimia Alkali Tanah
Kereaktifan logam alkali tanah meningkat dari berilium ke barium. Fakta ini
sesuai dengan yang diharapkan . Oleh karena, dari berilium ke barium jari-jari atom
bertambah besar sehingga energi ionisasi serta keelektronegatifan berkurang.
Akibatnya, kecendrungan untuk melepas elektron membentuk senyawa ion makin
besar. Semua senyawa dari kalsium, strontium, dan barium, yaitu logam alkali tanah

21
yang bagian bawah, berbentuk senyawa ion, tetapi magnesium membentuk
beberapa senyawa kovalen sedangkan senyawa-senyawa berilium bersifat kovalen.
Sifat kimia logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali, tetapi logam
alkali tanah kurang reaktif dari logam alkali seperiode. Jadi, berilium kurang reaktif
dibandingkan litium, magnesium kurang reaktif dibandingkan terhadap natrium,
dan seterusnya. Hal itu disebabkan jari-jari atom logam alkali tanah lebih kecil
sehingga energi pengionan lebih besar. Lagi pula logam alkali tanah hanya
satu.Kereaktifan kalsium, stronsium,dan barium dan tidak terlalu berbeda dari
logam alkali, tetapi berilium dan magnesium jauh kurang aktif.
Unsur golongan ini bersifat basa, sama seperti unsur golongan alkali, namun
tingkat kebasaannya lebih lemah. Senyawa Be(OH)2 bersifat amfoter. Artinya bisa
bersifat asam atau pun basa. Sedangkan unsur Ra bersifat Radioaktif. Semua logam
alkali tanah merupakan logam yang tergolong reaktif, meskipun kurang reaktif
dibandingkan dengan unsur alkali. Alkali tanah juga memiliki sifat relatif lunak dan
dapat menghantarkan panas dan listrik dengan baik, kecuali Berilium. Logam ini
juga memiliki kilapan logam.
Logam alkali tanah memiliki jari-jari atom yang besar dan harga ionisasi yang
kecil. Dari Berilium ke Barium, nomor atom dan jari-jari atom semakin besar.
Selain itu semua logam alkali tanah juga mempunyai kecenderungan teratur
mengenai keelektronegatifan yang semakin kecil dan daya reduksi yang semakin
kuat dari Berilium ke Barium.
4.4 Pembuatan dan Penggunaan Alkali Tanah
a. Pembuatan Alkali Tanah
Logam-logam alkali tanah diproduksi melalui proses elektrolisis lelehan garam
halida (biasanya klorida) atau melalui reduksi halida atau oksida. Magnesium
diproduksi melalui elektrolisis lelehan MgCl2. Air laut mengandung sumber ion
Mg2+ yang tidak pernah habis.Rumah tiram yang banyak terdapat di laut
mengandung kalsium karbonat sebagai sumber kalsium. Pembuatan logam
magnesium dari air laut telah dikembangkan oleh berbagai industri kimia seperti
ditunjukkan pada gambar berikut.

22
Jika rumah tiram dipanaskan, CaCO3 terurai membentuk oksida:
CaCO3(s)⎯→CaO(s) + CO2(g)
Penambahan CaO ke dalam air laut dapat mengendapkan magnesium menjadi
hidroksidanya:
Mg2+(aq) + CaO(s) + H2O⎯⎯→ Mg(OH)2(s) + Ca2+(aq)
Selanjutnya, Mg(OH)2 disaring dan diolah dengan asam klorida menjadi
magnesium klorida.
Mg(OH)2(s) + 2HCl(aq)⎯⎯→ MgCl2(aq) + 2H2O(l)
Setelah kering, garam MgCl2 dilelehkan dan dielektrolisis:
MgCl2(aq) ⎯E⎯lek⎯troli⎯sis 1⎯.700⎯ → Mg(s) + Cl2(g)
Magnesium dapat juga diperoleh dari penguraian magnesit dan dolomit
membentuk MgO.Kemudian, direduksi dengan ferosilikon (paduan besi dan
silikon).Logam magnesium banyak digunakan sebagai paduan dengan aluminium,
bertujuan untuk meningkatkan kekerasan dan daya tahan terhadap korosi. Oleh
karena massa jenis paduan Mg–Al ringan maka paduan tersebut sering digunakan
untuk membuat kerangka pesawat terbang atau beberapa bagian kendaraan.
Sejumlah kecil magnesium digunakan sebagai reduktor untuk membuat logam lain,
seperti berilium dan uranium. Lampu blitz pada kamera analog menggunakan kawat
magnesium berisi gas oksigen menghasilkan kilat cahaya putih ketika logam
tersebut terbakar.
2Mg(s) + O2(g) ⎯⎯→ 2MgO(s) + Cahaya
Kalsium dibuat melalui elektrolisis lelehan CaCl2, juga dapat dibuat melalui
reduksi CaO oleh aluminium dalam udara vakum.Kalsium yang dihasilkan dalam
bentuk uap sehingga dapat dipisahkan.
3CaO(s) + 2Al(s) ⎯1⎯.200⎯ ⎯→3Ca(g) + Al2O3(s)
Jika logam kalsium dipadukan dengan timbel akan menghasilkan paduan yang
cukup keras, digunakan sebagai elektrode pada accu. Elektrode ini tahan terhadap
elektrolisis air selama proses isi-ulang, sehingga accu dapat diperbarui. Kalsium
juga digunakan sebagai zat pereduksi dalam pembuatan beberapa logam yang
kurang umum, seperti thorium.
ThO2(s) + 2Ca(s)⎯1⎯.000⎯ ⎯→Th(s) + 2CaO(s)
Berilium diperoleh dari elektrolisis berilium klorida, BeCl2.Natrium klorida
ditambahkan untuk meningkatkan daya hantar listrik lelehan BeCl2.Selain itu,
berilium juga dapat dibuat melalui reduksi garam fluoridanya oleh logam
magnesium.
BeF2(s) + Mg(s)⎯9⎯50⎯C→MgF2(s) + Be(s)
Berilium merupakan logam mahal.Ini disebabkan manfaatnya tinggi. Jika
sejumlah kecil tembaga ditambahkan ke dalam berilium, akan menghasilkan
paduan yang kerasnya sama dengan baja. Adapun, barium dihasilkan melalui

23
reduksi oksidanya oleh aluminium. Walaupun stronsium sangat sedikit digunakan
secara komersial, stronsium dapat diproduksi melalui proses yang serupa.
b. Penggunaan Alkali Tanah
a) Berilium (Be)
1. Berilium digunakan untuk memadukan logam agar lebih kuat, akan tetapi
bermasa lebih ringan. Biasanya paduan ini digunakan pada kemudi pesawat
Zet.
2. Berilium digunakan pada kaca dari sinar X.
3. Berilium digunakan untuk mengontrol reaksi fisi pada reaktor nuklir.
4. Campuran berilium dan tembaga banyak dipakai pada alat listrik,
maka Berilium sangat penting sebagai komponen televisi.
5. Berilium digunakan sebagai agen aloy di dalam pembuatan tembaga berilium.
(Be dapat menyerap panas yang banyak). Aloy tembaga-berilium digunakan
dalam berbagai kegunaan karena konduktivitas listrik dan konduktivitas
panas, kekuatan tinggi dan kekerasan, sifat yang nonmagnetik, dan juga tahan
karat serta tahan fatig (logam). Kegunaan-kegunaan ini termasuk pembuatan:
mold, elektroda pengelasan bintik, pegas, peralatan elektronik tanpa bunga
api dan penyambung listrik.
b) Magnesium
1. Digunakan untuk memberi warna putih terang pada kembang api dan pada
lampu Blitz.
2. Senyawa MgO dapat digunakan untuk melapisi tungku, karena senyawa MgO
memiliki titik leleh yang tinggi.
3. Senyawa Mg(OH)2 digunakan dalam pasta gigi untuk mengurangi asam yang
terdapat di mulut dan mencagah terjadinnya kerusakan gigi, sekaligus sebagai
pencegah maag
4. Mirip dengan Berilium yang membuat campuran logam semakin kuat dan
ringan sehingga biasa digunakan pada alat alat rumah tangga.
c) Kalsium
1. Digunakan pada obat obatan, bubuk pengembang kue dan plastic.
2. Senyawa CaSO4 digunakan untuk membuat Gips yang berfungsi untuk
membalut tulang yang patah.
3. Senyawa CaCO3 biasa digunakan untuk bahan bangunan seperti komponen
semen dan cat tembok.Selain itu digunakan untuk membuat kapur tulis dan
gelas.
4. Kalsium Oksida (CaO) dapat mengikat air pada Etanol karena bersifat
dehidrator,dapat juga mengeringkan gas dan mengikat Karbondioksida pada
cerobong asap.
5. Ca(OH)2 digunakan sebagai pengatur pH air limbah dan juga sebagai sumber
basa yang harganya relatif murah.

24
d) Stronsium (Sr)
Stronsium dalam senyawa Sr(no3)2 memberikan warna merah apabila
digunakan untuk bahan kembang api. Stronsium sebagai senyawa karbonat biasa
digunakan dalam pembuatan kaca televisi berwarna dan komputer. Selain itu,
Untuk pengoperasian mercusuar yang mengubah energi panas menjadi listrik
dalam baterai nuklir RTG (Radiisotop Thermoelectric Generator).
e) Barium (Ba)
BaSO4 digunakan untuk memeriksa saluran pencernaan karena mampu
menyerap sinar X meskipun beracun. BaSO4 digunakan sebagai pewarna pada
plastic karena memiliki kerapatan yang tinggi dan warna terang. Ba(NO3)2
digunakan untuk memberikan warna hijau pada kembang api.
f) Radium
Radium pernah digunakan dalam kandungan cat kuku. Ketika kebiasaan
orang-orang yang menggunakan cat kuku umumnya adalah wanita yang
terkadang menggigit jarinya berisiko terkena penyakit anemia. Setelah tahun
1960-an, cat radium pertama kali diganti dengan cat prometium, dan kemudian
oleh tritium botol yang terus digunakan hari ini. Meskipun radiasi beta daritrium
yang secara potensial berbahaya jika ditelan, itu telah menggantikan radium
dalam aplikasi ini.

25
BAB V
ALUMINIUM
5.1 Sumber Aluminium di Alam
Aluminium adalah logam yang paling banyak terdapat di kerak bumi, dan unsur
ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon. Aluminium terdapat di kerak bumi
sebanyak kira-kira 8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa padat dari kerak bumi,
dengan produksi tahunan dunia sekitar 30 juta ton pertahun dalam bentuk bauksit
dan bebatuan lain seperti corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore, dan lain-lain.
Sulit menemukan aluminium murni di alam karena aluminium merupakan logam
yang cukup reaktif. Aluminium telah menjadi logam yang luas penggunaannya
setelah baja. Perkembangan ini didasarkan pada sifat-sifatnya yang ringan, tahan
korosi, kekuatan dan ductility yang cukup baik (aluminium paduan), mudah
diproduksi dan cukup ekonomis (aluminium daur ulang). Yang paling terkenal
adalah penggunaan aluminium sebagai bahan pembuat pesawat terbang, yang
memanfaatkan sifat ringan dan kuatnya.
5.2 Sifat Fisik Aluminium
1. Logam berwarna putih perak
2. Dapat ditempa dan dibentuk
3. Kerapatan rendah
4. Pengantar panas dan arus yang baik, daya hantar listrik dua kali lebih
besar dari Cu maka Al digunakan sebagai kabel tiang listrik.
5. Ringan, tahan korosi dan tidak beracun maka banyak digunakan untuk a
lat rumah tangga seperti panci, wajan dan lain-lain.
6. Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembung
kus makanan, obat, dan rokok.
7. Paduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat sep
erti Duralium (campuran Al, Cu, mg) untuk pembuatan badan peswat.
5.3 Sifat Kimia Aluminium
1. Al bereaksi dengan Oksigen membentuk Al2O3 (oksida), tetapi lapisan tipis
oksida ini yang sangat melindungi permukaan aluminium terhadap serangan
oksigen lebih lanjut, sehingga Al merupakan logam tahan korosi.
2. Bereaksi dengan Nitrogen, sulfur, dan Halogen. Bila dipanaskan pada suhu
yang cukup, membentuk sulfida. Nitrida dan Halida yang pada disosiasinya
dan selebihnya adalah kovalen.
2Al + N2 2AlN
4Al + 6S 2Al2O3
3. Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus
makanan, obat, dan rokok.
4. Paduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat seperti
Duralium (campuran Al, Cu, mg) untuk pembuatan badan peswat.
5. Al sebagai zat reduktor untuk oksida MnO2 dan Cr2O3.

26
5.4 Pembuatan dan Penggunaan Aluminium
a. Pembuatan Aluminium
Aluminium merupakan unsur yang tergolong melimpah di kulit bumi. Mulamula
orang membuat Al dengan metode Wohler (1827) yaitu dari reaksi AlCl3 dengan
K.
AlCl3 + K Al + 3KCl
Sekarang Alumunium diproduksi secara industri dengan metode HallHerdult.
Mineral yang menjadi sumber komersial aluminium adalah bauksit Bauksit
mengandung aluminium dalam bentuk aluminium oksida (Al2O3). Pengolahan
aluminium menjadi aluminium murni .Pada proses ini dapat dilakukan melalui dua
tahap yaitu:
1. Tahap pemurnian bauksit sehingga diperoleh aluminium oksida murni
(alumina)
2. Tahap peleburan alumina dengan elektrolisis
a) Tahap pertama adalah pemurnian bijih bauksit (pemekatan)
Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama
dalam bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan
TiO2. Caranya dengan melarutkan bauksit dalam larurtan Natrium Hidroksida
(NaOH).
b) Elektrolisis
Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui
proses elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Sel elektrolisis terbuat dari Baja.
Sebagai anode digunakan batang grafit, sedangkan katodenya adalah wadah sel yag
terbuat dari Baja yag berlapis grafit. Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida
dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6).
Secara sintesis kriyolit dibuat dengan reaksi :
Al(OH)3 + 3NaOH +6F Na3[AlF6] + 6H2O
Sel elektrolisis berjalan terus menerus dan berjalan pada interval-interval.
Alumunium cair (6600c) dihasilkan pada dasar sel dan kemudian Bauksit ditambah
lagi. Fungsi kriyolit di sini adalah untuk menambah konduktifitas elektrolit dan
menurunkan titik lebur Al2O3.
Secara sederhana reaksinya adalah
3+ 2-
Al2O3(l) 2Al (l)+ 3O (l)
Anoda = 2Al3+ + 6e 2Al
Katoda = 3O 2- + 3/2O2 + 6e
Al2O3 2Al + 3/2O2
Oksigen yang terbentuk dapat mengoksidasi anoda, sehingga reasinya:
2Al2O3 + 3C 4Al + 3CO2
0 0
Kriyolit dapat menurunkan titik leleh Al2O3 dari 2000 C menjadi 950 C.
Suhu diturunkan karena titik leleh bauksit (Al2O3) terlalu tinggi, sehingga
elektrolisis langsung tidak praktis dilakukan. Cara penurunan suhu yaitu dengan
cara melarutkan oksida ke dalam kriyolit cair (Na3AlFe), titik didih tersebut turun
menjadi 8000C – 1000oC dengan bantuan arus listrik.

27
b. Penggunaan Aluminium
Aluminium banyak sekali kegunaannnya, sesuai sifat-sifatnya seperti:
1. Ringan, tahan korosi, dan tidak beracun, maka digunakan untuk alat-alat
rumah tangga, seperti panci, wajan, dan lain-lain.
2. Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus
makanan, obat-obatan, rokok, dan lain-lain.
3. Daya hantar listrik 2 kali lebih besar dari tembaga, maka aluminium
digunakan sebagai kabel pada tiang listrik.
4. Paduan aluminium dengan logam lain menghasilkan logam yang kuat
dan tegar, seperti duralim (campuran Al, Cu, dan Mg) digunakan untuk
rangka bangunan.
5. Tawas digunakan untuk proses penjernihan air dan pengolahan tahu.
6. Al(OH)3 sebagai zat penyerap dalam deodorant.
7. Serbuk alumunium digunakan sebagai serbuk untuk pengelas atau
penghasil energi untuk endorong pesawat ulang-alik (reaksi ternit).
8. Digunakan untuk aliasi untuk bahan bangunan kendaraan mobil dan
bangunan, magnalium (campuran Al dan Mg), duramium, almico.
9. Senyawa Aluminat (mineral) sebagai bahan baku pembuatan semen.
10. Bersenyawa dengan senyawa organik membentuk katalis Friedel-Craft.
11. LiAlH4 merupakan katalis pada senyawa organic.
12. Asam klorida dalam lambung dapat dietralkan Al(OH)3 yang terdapat
dalam antasit.
13. Bila ular yang mengandung enzim yang dikenal sebagai fosfoliposis
dapat mersak membran sel. Polipeptida lain juga dalam bisa ular yang
beracun. Ion alumunium dapat mengkoagulasi protein jika disuntik pada
luka akibat gigitan ular.
14. Alumunium Sulfat digunakan pada pembuatan kertas.
15. Asam klorida yang berlebih dalam lambung dapat dinetralkan dengan
aluminium hidroksida yang terdapat dalam antasid.
16. Senyawa aluminium sering digunakan sebagai anti keringat.

28
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Susunan berkala atau yang saat ini lebih dikenal dengan tabel sistem periodik
unsur (SPU) merupakan suatu alat yang penting yang dapat mempermudah untuk
mengenal sifat-sifat kimia ataupun sifat-sifat fisika suatu unsur. Sebagaimana yang
telah diketahui, sifat-sifat unsur sangat beragam. Pada temperatur kamar, sebagian
bersifat gas, sebagian bersifat cair, dan lainnya bersifat padat. Sebagian lagi bersifat
logam, sebagian bukan logam dan adapula yang bersifat diantara keduanya, serta
masih banyak lagi sifat yang lainnya.
Sistem periodik unsur terdiri dari tujuh periode dan delapan golongan. Setiap
golongan dibagi lagi menjadi delapan golongan yaitu golongan A( IA-VIIIA ) dan
delapan golongan B (IB – VIIIB). Unsur-unsur golongan A disebut golongan
utama, sedangkan golongan B disebut golongan transisi. Golongan-golongan dapat
ditandai dengan bilangan 1 sampai dengan 18 secara berurutan dari kiri ke kanan.
Dengan cara ini maka unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai golongan 12.
Pada periode 6 dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsur-unsur
transisi dalam, yaitu unsur-unsur antanida dan aktinida. Unsur-unsur transisi dalam
semuanya termasuk golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida pada periode 6 golongan
IIIB dan unsur-unsur aktinida pada periode 7 golongan IIIB. Selain itu, unsur-unsur
golongan 1A dikategorikan ke dalam logam alkali, golongan IIA dikategorikan ke
dalam alkali tanah. Penempatan unsur-unsur tersebut dibagian bawah tabel periodik
adalah untuk alasan teknis sehingga daftar tidak terlalu panjang.
6.2 Saran
Mahasiswa kimia diharapkan untuk mempelajari dan mengkaji lebih jauh
tentang unsur-unsur yang terdapat di bumi, salah satunya unsur hidrogen,
aluminium ataupun unsur-unsur dari golongan alkali dan alkali tanah, sehingga
dapat memanfaatkannya dengan baik dan terhindar dari dampak negatif yang
diakibatkan oleh unsur atau senyawa tersebut.

29
Daftar Pustaka
Aceng Haetami. “Pembelajaran Iniivatif Kimia Unsur” dalam Unhalu. Bogor:
http://jurnal.unhalu.ac.id/download/aceng/PEMBELAJARAN%20IN
OVATIF%20KIMIA% 20UNSUR.pdf. Kamis, 29 September 2011,
20.05.
Achmad, Hiskia.2001. Kimia Unsur dan Radio Kimia. Bandung : PT. Citra
Achmad, Hiskia dan M.S Tupamahu. 2001. Struktur Atom, Struktur Molekul, &
Sistem Periodik. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Aditya Bakti Cotton dan Wilkinson.1989. Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta :
Universitas Indonesia.
Cotton,F.A dan G Wilkinson.1976.Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Ismail, E. Krisnandi dan Wardan Sumarwata. 2009. Flamefotometri. Bogor:
Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor.
Nuryanti, Leila dan Tin Kartini. 2008. Kimia Dasar. Bogor: Sekolah Menengah
Analis Kimia Bogor.
Oxtoby, dkk.1998. Kimia Modern. Jakarta : Erlangga
Petrucci, Ralph H.1987.Kimia Dasar.Jakarta:Erlangga.
Ratna, dkk. “Logam Alkali dan Alkali Tanah”. Bogor: http://www.chem-
istry.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/logam-alkali-dan-alkali-
tanah/.
Sugiyarto, Kristian. H. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta.
Suratno, Drs. Joko. 2009. Kimia. Klaten: Penerbit Sekawan Klaten.
Sutersna, Drs. Nana. 1994. Penuntun Belajar Kimia 1. Bandung:Penerbit Ganexa
Exact Bandung.
Svehla, G.1990. Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta : Kalman Media Pustaka.
Syukri, S.1999. Kimia Dasar II. Bandung : ITB
Vogel. 1985. Kimia-Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Kalman Media
Pustaka.
Yudhistira Sugiyarto, Kristian H. 2003. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Logam.
Yogyakarta: UNY

30

Anda mungkin juga menyukai