Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KIMIA ORGANIK 1

ALKANA

DOSEN PEMBIMBING

Dra. Nurhayati Bialangi, M.Si

OLEH:

KELOMPOK 1

Putriani Bua 442419041

Suci Zuleha Daud 441418012

Cindy 441418018

Nurinda Aisiyah Ntou 442419009

FAKULTAS MIPA
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk makalah ini. Semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan serta memberikan manfaat bagi kita semua.
Ucapan terimah kasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada Dosen Kimia
Organik Ibu Dra. Nurhayati Bialang, M.Si, selaku dosen pembimbing dalam mata
kuliah ini.

Gorontalo, 10 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 1
1.3 Tujuan...................................................................................................... 1
BAB II Pembahasan.................................................................................... 3
2.1 Pengertian Alkana.................................................................................. 3
2.2 Rumus Umum dan Deret Homolog......................................................... 3
2.3 Tata Nama dan Isomer............................................................................ 3
2.4 Sifat Fisika.............................................................................................. 5
2.5 Reaksi-Reaksi Kimia............................................................................... 6
2.6 Pembuatan Alkana.............................. .................................................... 8
2.7 Sumber dan Kegunaan Alkana................................................................ 8
BAB III PENUTUP....................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 10
Daftar Pustaka ..................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alkana adalah golongan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh. Alifatik
berasal dari bahasa yunani aleiphatos yang artinya lemak. Sejak dahulu lemak
sudah dikenal sebagai contoh senyawa organik yang mempunyai gugus ester dan
hidrokarbon. Alkana memiliki rumus umum CnH2n+2 atau CnH2n+1- H atau R-
H Jika satu atom H hilang, maka rumus molekulnya menjadi CnH2n+1 atau R-,
maka gugus baru itu disebut alkil. Pemberian nama untuk senyawa alkana
menggunakan akhiran–ana. Penulisan rumus molekul dari alkana dapat
menggunakan rumus termampatkan atau rumus ringkas dengan mengabaikan
semua ikatannya. Karbon dengan tiga ikatan C – H dapat digambarkan dengan
CH3. Apabila ada pengulangan gugus metilena (CH2) dapat disatukan dalam
tanda kurung dengan menggunakan subskrip. Misalnya, pentana dapat dituliskan
dengan CH3CH2CH2CH2CH3 atau rumus ringkas menjadi CH3(CH2)3CH3.
Suatu alkana yang kehilangan satu hidrogen disebut sebagai alkil. Gugus
alkil bukan merupakan gugus yangstabil sehingga alkil tidak bisa berdiri sendiri.
Alkil merupakan suatu substituen dari molekul lain yang lebih besar. Penamaan
gugus alkil berdasarkan nama alkananya dimana akhiran –ana pada alkana akan
berubah menjadi –il. Contohnya gugus alkil dari metana adalah metil, gugus alkil
dari heksana adalah heksil.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana pengertian alkana?
2) Bagaimana rumus alkana dan deret homolog?
3) Bagaimana tata nama dan isomer?
4) Bagaimana sifat fisika?
5) Bagaimana reaksi-reaksi kimia?
6) Bagaimana pembuatan alkana?
7) Bagaimana sumber dan penggunaan alkana?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian alkana
2) Untuk mengetahui rumus alkana dan deret homolog

1
3) Untuk mengetahui tata nama dan isomer
4) Untuk mengetahui sifat fisika
5) Untuk mengetahui reaksi-reaksi kimia
6) Untuk mengetahui pembuatan alkana
7) Untuk mengetahui sumber dan penggunaan alkana

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Alkana
Alkana adalah molekul organik paling sederhana, hanya terdiri dari karbon
dan hidrogen dan dengan hanya ikatan tunggal antara atom karbon. Alkana
digunakan sebagai dasar untuk penamaan mayoritas senyawa organik
(nomenklatur mereka). enyawa hidrokarbon jenuh adalah senyawa hidrokarbon
yang memiliki ikatan rantai karbon jenuh (tunggal), contohnya senyawa alkana.
2.2 Rumus Alkana dan Deret Homolog
a) Rumus Alkana (umum) : Rumus umum untuk alkana adalah CnH2n+2.
Alkana yang paling sederhana adalah metana dengan rumus CH4.
b) Deret Homolog :

2.3 Tata Nama dan Isomer


A. Tata Nama
a. Alkana rantai lurus (tidak bercabang)
Alkana rantai lurus diberi nama sesuai dengan jumlah atom karbonnya
sebagaimana tercantum dalam tabel di atas. Terkadang ditambahkan normal
(n) di depan nama alkana. Contoh:

CH3-CH2-CH2-CH3 n-butana
CH3-CH2-CH2-CH2-CH3 n-pentana

b. Alkana siklis (rantai tertutup)


Alkana rantai siklis (tertutup) diberi nama menurut banyaknya atom
karbon dalam cincin, dengan penambahan awalan siklo-.
c. Alkana bercabang (memiliki rantai samping)
Senyawa alkana kadang berikatan dengan unsur lain pada salah satu atau
sebagian atom karbonnya. Unsur lain dalam rantai alkana tersebut biasa
disebut substituen. Jenis substituen alkana yang sering dijumpai yaitu gugus
alkil. Gugus alkil adalah alkana yang kehilangan 1 atom H. Penamaannya

3
sama dengan alkana, hanya akhirannya diubah menjadi -il. Rumus umumnya
CnH2n+2. Jika alkana memiliki rantai bercabang maka penamaannya
mengikuti aturan sebagai berikut.
1) Rantai terpanjang merupakan rantai utama.
2) Rantai utama diberi nomor mulai dari ujung rantai yang memiliki
substituen.
3) Urutan penulisan nama : nomor cabang, nama cabang, nama alkana rantai
utama.
4) Jika terdapat gugus metil pada atom C nomor 2, nama alkana diberi
awalan iso.
5) Jika alkana memiliki cabang yang sama lebih dari satu, nama cabang
digabung menjadi satu dan diberi awalan di-(jumlah cabang ada dua), tri-
(jumlah cabang ada 3), tetra-(jumlah cabang ada empat).
6) Jika alkana memiliki cabang yang berbeda, penulisan nama diurutkan
berdasarkan urutan abjad.

B. Isomer
a) Isomer yang mungkin dari butana, C4H10

n-butana
H3C – CH2 – CH2 – CH3

2-metil-propana

b) Isomer yang mungkin dari heksana, C6H14.

n-heksana

H3C – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3

2-metil-pentana

3-metil-pentana

4
2,2-dimetil-butana

2,3-dimetil-butana

c) Isomer yang mungkin dari pentana, C5H12

n–pentana
H3C – CH2 – CH2 – CH2 – CH3

isopentana atau 2–metilbutana

neopentana atau 2,2–dimetilpropana

2.4 Sifat Fisika


1. Titik didih alkana bercabang lebih rendah dari titik didih rantai lurus.
2. Alkana merupakan senyawa nonpolar yang tidak larut dalam air. Ia bisa jadi
pelaru yang baik untuk senyawa organik seperti kloroform (CHCl3), karbon
tetraklorida (CCl4), dann Benzena C6H6.
3. Alkana punya densitas (rapatan) yang lebih rendah daripada air, ketika ia
dicampur dengan air ia tidak akan mau menyatu dan cenderung berada di
bagian atas.
4. Pada suhu kamar, alkana dengan atom C1-C4 berfase gas, C5-C17 berfase
cair dan > C18 berfase padat .
5. Untuk alkana yang berisomer , dengan atom C sama banyak, semakin
banyak jumlah cabang semakin rendah titik didihnya.

5
6. Bila rantai C semakin panjang viskositas ( kekentalan) semakin tinggi,titik
didih semakin tinggi.
2.5 Reaksi-reaksi Kimia
1. Reaksi Substitusi
Pada reaksi subsitusi terjadi pergantian atau pertukaran suatu atom/gugus
atom olehatom atau gugus lain.
CH4 + Cl2 à CH3Cl + HCl metil klorida (klorometana)
CH3Cl + Cl2 à CH2Cl2 + HCl metil diklorida (diklorometana)
CH2Cl2 + Cl2 à CHCl3 + HCl metil triklorida (triklorometana)
CHCl3 + Cl2 à CCl4 + HCl karbon tetraklorida (tetraklorometana)
CnH2n+2 + X2 → CnH2n+1X + HX
2. Reaksi Oksidasi
Alkana sukar dioksidasi oleh oksidator lemah atau agak kuat seperti
KMNO4, tetapi mudah dioksidasi oleh oksigen dari udara bila dibakar.
Oksidasi yang cepat dengan oksingen yang akan mengeluarkan panas dan
cahaya disebut pembakaran atau combustion
Hasil oksidasi sempurna dari alkana adalah gas karbon dioksida dan
sejumlah air. Sebelum terbentuknya produk akhir oksidasi berupa CO 2 dan
H2 O, terlebih dahulu terbentuk alkohol, aldehid dan karboksilat.
Alkana terbakar dalam keadaan oksigen berlebihan dan reaksi ini
menghasilkan sejumlah kalor (eksoterm)
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2 + 212,8 kkal/mol
C4H10 + 2O2 → CO2 + H2O + 688,0 kkal/mol
Reaksi pembakaran ini merupakan dasar penggunaan hidrokarbon sebagai
penghasil kalor (gas alam dan minyak pemanas) dan tenaga (bensin), jika
oksigen tidak mencukupi untuk berlangsungnya reaksi yang sempurna, maka
pembakaran tidak sempurna terjadi. Dalam hal ini, karbon pada hidrokarbon
teroksidasi hanya sampai pada tingkat karbon monoksida atau bahkan hanya
sampai karbon saja.
2CH4 + 3O2 → 2CO + 4H2O
CH4 + O2 → C + 2H2O
Penumpukan karbon monoksida pada knalpot dan karbon pada piston
mesin kendaraan bermotor adalah contoh dampak dari pembakaran yang tidak
sempurna. Reaksi pembakaran tak sempurna kadang-kadang dilakukan,
misalnya dalam pembuatan carbon black, misalnya jelaga untuk pewarna pada
tinta.
3. Reaksi halogenasi
Reaksi dari alkana dengan unsur-unsur halogen disebut reaksi halogenasi.
Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen

6
dari alkana akan disubstitusi oleh halogen sehingga reaksi ini bisa disebut
reaksi substitusi.
Halogenasi biasanya menggunakan klor dan brom sehingga disebut
juga klorinasi dan brominasi. Halongen lain, fluor bereaksi secara eksplosif
dengan senyawa organik sedangkan iodium tak cukup reaktif untuk dapat
bereaksi dengan alkana.
Laju pergantian atom H sebagai berikut H3 > H2 > H1. Kereaktifan halogen
dalam mensubtitusi H yakni fluorin > klorin > brom > iodin.
CH4+Cl2 à CH3Cl+HCl
4. Reaksi Sulfonasi
Sulfonasi merupakan reaksi antara suatu senyawa dengan asam sulfat.
Reaksi antara alkana dengan asam sulfat berasap (oleum) menghasilkan asam
alkana sulfonat. dalam reaksi terjadi pergantian satu atom H oleh gugus –
SO3H. Laju reaksi sulfonasi H3 > H2 > H1. Contoh

5. Reaksi Nitrasi
Reaksi nitrasi analog dengan sulfonasi, berjalan dengan mudah jika
terdapat karbon tertier, jika alkananya rantai lurus reaksinya sangat lambat.

6. Reaksi Pirolisis
Proses pirolisis atau cracking adalah proses pemecahan alkana dengan
jalan pemanasan pada temperatur tinggi, sekitar 10000 C tanpa oksigen, akan
dihasilkan alkana dengan rantai karbon lebih pendek

7
Proses pirolisis dari metana secara industri dipergunakan dalam
pembuatan karbon-black. Proses pirolisa juga dipergunakan untuk
memperbaiki struktur bahan bakar minyak, yaitu, berfungsi untuk menaikkan
bilangan oktannya dan mendapatkan senyawa alkena yang dipergunakan
sebagai pembuatan plastik. Cracking biasanya dilakukan pada tekanan tinggi
dengan penambahan suatu katalis (tanah liat aluminium silikat).
2.6 Pembuatan Alkana
Selain itu beberapa senyawa alkana juga dapat diperoleh dengan cara
cara berikut :
1. Di laboratorium, gas metana dibuat dengan mereaksikan aluminium
karbida dengan air. Reaksi yang terjadi :
Al4C3 + 12H2O ==> 3CH4 + 4Al(OH)3
2. Mereaksikan gas alkena dengan gas hudrogen. Ini merupaka reaksi adisi
alkena sehingga menghadulkan alkana. Contoh:
C2H4 + H2 ==> C2H6
3Alkena. Alkana
3. Sintesis Wurtz
Adolphe Wurtz adalah seoranf ahli kimia peracin yang memperoleh alkna
dengan cara mereaksikan alkil halida dengan logam natrium. Reaksi yang
terjadi:
2CH3I + 2Na ==> CH3 - CH3 + 2NaCl
Alkil halida. Alkana
4. Sintesis Grignard
Grignard mereaksikan reagen Grignard dengan air. Reagen Grignard
adalah senyawa R - MgX yang banyak dimanfaatkan untuk sintesis senyawa
organik. Alkana yanf dihasilkan oleh reaksi ini tergantung pada alkil (R) dari
reagen Grignard. Contoh reaksi :
CH3CH2MgBr + H2O ==> CH3CH3 + Mg(OH)2
5. Sintesis Dumas
Jean Andre Dumas melakukan sintesis alkana dengan mencampurkan
garam natrium karboksilat dengan NaOh. Contoh Reaksi :
CH3 - C = O + NaOH ==> CH4 + Na2CO3
2.7 Sumber dan Kegunaan
a. Sumber Alkana
Alkana dihasilkan dari penyulingan minyak bumi. Alkana digunakan
sebagai bahan bakar. Alkena dihasilkan dengan melakukan pemecahan
(cracking) senyawa alkana pada minyak bumi dengan katalis. Alkana
digunakan untuk bahan pembuatan plastik dan pematangan buah. Alkuna
dihasilkan dari gas alam namun juga bisa dihasilkan dari reaksi kalsium
karbida. Alkuna digunakan untuk pengelas dan pemotong logam serta
penerangan bawah tanah.

8
b. Secara umum, alkana digunakan sebagai bahan bakar dan bahan baku dalam
industri petrokimia.
a) Metana, digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak dan bahan baku
pembuatan zat kimia seperti H2 dan NH3.
b) Etana, digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak dan sebagai
refrigerant dalam sistem pendinginan dua tahap untuk suhu rendah.
c) Propana, digunakan sebagai komponen utama gas elpiji untuk memasak
dan bahan baku senyawa organik.
d) Butana, digunakan sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet
sintetis
e) Oktana, digunakan sebagai komponen utama bahan kendaraan
bermotor, yakni bensin.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alkana (juga di sebut dengan parafin) adalah senyawa kimia hidrokarbon
jenuh asiklis. Alkana termasuk senyawa alifatik. Dengan kata lain, alkana adalah
sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan- ikatan tunggal. Rumus umum untuk
alkana adalah CnH2n+2. Alkana yang paling sederhana adalah metana dengan
rumus CH4. Tidak ada batasan berapa karbon yang dapat terikat bersama. Beberapa
jenis minyak dan wax adalah contoh alkana dengan atom jumlah atom karbon yang
besar,bisa lebih dari 10 atom karbon.

10
Daftar Pustaka
Anonim. 2012. http://fdameria7.blogspot.com/2012/10/reaksi-pada-senyawa-
alkana.html#:~:text=Reaksi%20dari%20alkana%20dengan%20unsur,ini%
20bisa%20disebut%20reaksi%20substitusi. Diakses pada 09 Oktober 2020
Anonim. 2015. https://brainly.co.id/tugas/3168824. Diakses pada 09 Oktober 2020
Anonim. 2019. https://brainly.co.id/tugas/25806752. Diakses pada 09 Oktober 2020
Anonim. 2020. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/04/alkana.html. Diakses
pada 09 Oktober 2020
Fessenden, R.J., Fessenden, J.S, Alih Bahasa Pudjaatmaka, A.H, 1982, Kimia Organik
Jilid 1, edisi ke-3 Jakarta : Erlanggan
McMurry, J., 2007, Organic Chemistry,7th edition, California : Wadsworth Inc.
Morrison, R.T, Boyd,R.N, 1992, Organic Chemistry, 7th edition, New Jersey : Prentice
Hall Inc.
Riawan, S, 1990, Kimia Organik, Jakarta : Binarupa Aksara
Setyawati, A. A. Kimia : Mengkaji Fenomena Alam Untuk Kelas X SMA/MA. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 186.
Utami, B. A. N. Catur Saputro, L. Mahardiani, dan S. Yamtinah, Bakti Mulyani.2009.
Kimia : Untuk SMA/MA Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 250.

Anda mungkin juga menyukai