Anda di halaman 1dari 33

HIDROKARBON

Dosen Pembimbing:
Nazar Muhammad, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Tasya Amelia Putri
NPM. 1906103010005

Kelompok : A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan modul ini yang
berjudul “HIDROKARBON”. Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw yang telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghanturkan rasa hormat dan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan modul
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan modul ini masih jauh dari
kategori sempurna, oleh karena itu penulis dengan hati dan tangan terbuka
menerima masukan, saran dan usul guna menyempurnakan modul ini. Penulis
berharap semoga modul ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca

Banda Aceh, Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………… 2
Daftar isi........................................................................................................... 3
Indikator Pembelajaran…………………………………………………….. 4
Pembahasan
1. Pengertian Hidrokarbon………………………………………….. 5
2. Kedudukan Atom Karbon………………………………………... 5
3. Kekhasan Atom Karbon………………………………………….. 5
4. Macam – macam Hidrokarbon…………………………………… 6
4.1 Hidrokarbon Alifatik…………………………………………. 6
4.2 Hidrokarbon Alifatik Jenuh…………………………………... 6
4.3 Hidrokarbon Alifatik Tak Jenuh……………………………… 10
4.4 Hidrokarbon Siklik…………………………………………… 11
4.5 Hidrokarbon Alisiklik……………………………………….... 11
4.6 Hidrokarbon Aromatik………………………………………... 14
5. Sifat-sifat Hidrokarbon…………………………………………….16
6. Reaksi-reaksi Hidrokarbon………………………………………...20
7. Kegunaan Hidrokarbon…………………………………………….26

Penutup
Rangkuman……………………………………………………………29
Soal……………………………………………………………………30
Daftar Pustaka…………………………………………………………32

3
HIDROKARBON
Indikator Pembelajaran

1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian senyawa hidrokarbon.


2. Peserta didik mampu menyimpulkan senyawa apa saja yang termasuk
senyawa hidrokarbon.
3. Peserta didik mampu menganalisis sifat-sifat senyawa hidrokarbon.
4. Peserta didik mampu menuliskan reaksi pada seyawa hidrokarbon.
5. Peserta didik mampu menjelaskan kegunaan senyawa hidrokarbon.

4
PEMBAHASAN

1. Pengertian Hidrokarbon

Hidrokarbon adalah suatu senyawa yang mengandung hanya atom C dan


H. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.
Dalam kehidupan sehari-hari kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak
tanah, bensin, gas alam, plastic dan lain-lain.

2. Kedudukan Atom Karbon

Dalam senyawa hidrokarbon, kedudukan atom karbon dapat dibedakan


sebagai berikut:
• Atom C primer : atom C yang mengikat lansung 1 atom C yang lain.
• Atom C sekunder : atom C yang mengikat lansung 2 atom C yang lain.
• Atom C tersier : atom C yang mengikat lansung 3 atom C yang lain.
• Atom C kuanterner : atom C yang mengikat lansung 4 atom C yang lain.

3. Kekhasan Atom Karbon

• Sesuai dengan nomor golongannya (IVA), atom karbon mempunyai 4 elektron


valensi. Oleh karena itu, untuk mencapai konfigurasi octet maka atom karbon
mempunyai kemampuan membentuk 4 ikatan kovalen yang relative kuat.


• C •

• Atom karbon dapat membentuk ikatan antar karbon, berupa ikatan tunggal,
rangkap dua atau rangkap tiga.
• Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).
• Rantai karbon yang benbentuk dapat bervariasi yaitu :
rantai lurus, bercabang dan melingkar (siklik).

5
4. Macam-macam Hidrokarbon

HIDROKARBON

Senyawa Hidrokarbon
Hidrokarbon Siklik
Alifatik

Hidrokarbon Hidrokarbon Hidrokarbon Hidrokarbon


Jenuh Tak Jenuh Alisiklik Aromatik

1.Alkana 1.Alkena 1.Sikloalkana Benzena


2.Alkuna
2.sikloalkena
4.1 Hidrokarbon Alifatik.
Hidrokarbon alifatik yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dengan
ikatan tunggal (jenuh) ataupun ikatan rangkap (tak jenuh).
4.2 Hidrokarbon Alifatik Jenuh
Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya
berisi ikatan-ikatan tunggal saja.
Golongan ini dinamakan Alkana.

a. Alkana.
Alkana adalah hidrokarbon alifatik jenuh yaitu atom-atom
hidrokarbon alkana dihubungkan satu sama lain hanya dengan ikatan
tunggal saja.
Rumus umum alkana yaitu: CₙH₂ₙ₊₂
Alkana yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi rumus

6
struktur berbeda.
CH₄, C₂H₆, C₃H₈ tidak mempunyai isomer.
Berikut adalah tabel dari isomer alkana :
Alkana Jumlah isomer
C₄H₁₀ 2
C₅H₁₂ 3
C₆H₁₄ 5
C₇H₁₆ 9
C₈H₁₈ 28
C₉H₂₀ 35
C₁₀H₂₂ 75

Alkana yang paling sederhana ( yaitu dengan n = 1 ) adalah metana CH₄,


yang merupakan hasil alami dari penguraian bakteri anaerob dari tanaman-
tanaman dalam air. Karena senyawa ini pertama kali dikumpilkan dari rawa,
metana dikenal juga sebagai “gas rawa”. Sumber metana yang agak mustahil
tetapi telah terbukti yaitu rayap alkana. Rayap alkane adalah hidrokarbon jenuh
yang memiliki struktur paling paling sederhana, hidrokarbon ini seluruhnya terdiri
dari ikatan tunggal dan terikat dengan hidrogen. Hidrokarbon jenuh merupakan
komposisi utama pada bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus
maupun bercabang. Hidrokarbon dengan rumus molekul sama tetapi rumus
strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur.
Alkana yang mempunyai isomer struktur seperti butana digambarkan
mempunyai struktur rantai lurus atau rantai bercabang. n-Butana adalah alkana
rantai lurus sebab atom karbon dihibungkan sepanjang satu garis. Pada alkana
rantai bercabang seperti isobutana, satu atau lebih atom karbon terikat pada
sedikitnya tiga atom karbon yang lain.
Dalam deret alkana, dengan meningkatnya jumlah atom karbon, jumlah
isomer struktunya meningkat dengan cepat. Sebagai contoh, butan, C₄H₁₀
mempunyai dua isomer, dekana C₁₀H₂₂ mempunyai 75 isomer, dan alkana C₃₀H₆₂
mempunyai lebih dari 400 juta, atau 4 × 10⁸ isomer yang mungkin sebagian
besarnya tidak terjadi secara alami dan juga tidak pernah disintesis. Meskipu

7
begitu angka-angka tersebut dapat membantu menjelaskan mengapa karbon
ditemukan dalam begitu banyak senyawa dibanding unsur lain.
b. Tata Nama Alkana
Berdasarkan aturan dari IUPAC (nama sistematik) untuk penamaan alkana
adalah sebagai berikut :
1) Rantai C yang terpanjang di tetapkan sebagai rantai utama. Bila
terdapat dua atau lebih rantai terpanjang yang sama panjangnya, maka
dipilih rantai dengan cabang terbanyak sebagai rantai utama.
₁ ₂ ₃ ₄ ₅ ₄ ₃ ₂
CH₃ ‒ CH₂ ‒ CH ‒ CH₂ ‒ CH₃ CH₃ ‒ CH₂ ‒ CH‒ CH₂ ‒ CH₃
| |
CH₃ CH₃
3 metilpentana 2 etilbutana

2) Cabang dari rantai utama dengan substituent hidrokarbon (gugus alkil)


diberi nama dengan mengganti akhiran ana pada alkane menjadi il.
Berikut gambar table struktur dan nama dari beberapa gugus alkil.

3) Atom-atom C pada rantai utama diberi nomor secara berurut dimulai


dari salah satu ujung rantai yang posisi cabangnya mendapat nomor
terkecil.
4) Untuk subdtituen cabang yang sejenis dinyatakan dengan awalan di,
tri, tetra, pentad an seterusnya.
5) Substituent-substituen cabang ditulis berdasarkan urutan alfabetik.
Awalan substituent seperti di, tri, n- (normal), sek- (sekunder), ters-

8
(tersier) diabaikan dalam pengurutan alfabetik, kecuali awalan iso
tidak diabaikan.
c. Cara-cara Dalam Pemberian Nama Senyawa Alkana
Didalam pemberian nama senyawa alkana, terdapat beberapa cara,
yaitu:
a. Tentukan rantai karbon terpanjang.
b. Tentukan cabang-cabang alkil.
c. Penomoran dimulai dari atom C yang paling dekat ke atom C yang
mengikat gugus cabang.
d. Jika terdapat gugus cabang yang sama maka, diberi awalan di, tri,
tentra, penta, dan seterusnya.
e. Penulisan gugus cabang berdasarkan abjad butyl, etil, metil dan
seterusnya.
Contoh:
CH₃ - ³CH - ⁴CH - sss⁵CH - CH₃
ǀ ǀ ǀ
²CH₂ CH₂ ⁶CH₂
ǀ ǀ ǀ
ˡCH₃ CH₃ ⁷CH₃
4 etil 3,5 dimetil heptana

d. Deret Homolog Alkana


Deret homolog adalah suatau golongan senyawa karbon dengan
rumus umum yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku
berturutannya mempunyai CH₂. Berikut adalah gambar table deret
homolog alkane :

9
4.3 Hidrokarbon Alifatik Tak Jenuh
Hidrokarbon alifatik tak jenuh adalah sebuah hidrokarbon yang
mengandung satu ikatan rangkap, baik rangkap dua atau rangkap tiga.
a. Alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang
mengandung ikatan rangkap dua (‒ C = C ‒).
Rumus umum alkena : CₙH₂ₙ
• Tata Nama Alkena
Aturan IUPAC dalam penamaan alkena hampir sama dengan
alkana, namun dengan beberapa modifikasi aturan berikut :
1) Rantai utama yang dipilih adalah rantai terpanjang yang mengandung
ikatan rangkap. Nama rantai utama diturunkan dari nama alkane
dengan jumlah C sama dengan mengganti akhiran ana menjadi ena.
CH₂ = CH₂ CH₂ = CH ‒ CH₃ CH₂ = CH ‒ CH₂ ‒ CH₃
Etana propana 1 butana

CH₃ ‒ CH₂ ‒ CH ‒ CH₂ ‒ CH₂ ‒ CH₃ CH₃ ‒ CH₂ ‒ C ‒ CH₂ ‒ CH₂ ‒ CH₃
∥ ∥
CH₂ CH₂
2 etil 1 pentana 3 metildenaheksana

2) Urutan penomoran pada rantai utama dimulai dari salah satu ujung
rantai yang posisi atom C berikatan rangkapnya mendapat nomor
terkecil. Nomor posisi ikatan rangkap didasarkan pada nomor atom C
berikatan rangkap yang nomornya lebih kecil.
b. Alkuna
Alkuna adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang memiliki
ikatan rangkap tiga.
Rumus umum alkuna: CₙH₂ₙ₋₂
• Tata Nama Alkuna
Aturan IUPAC dalam penamaan alkuna hampir seluruhnya sama

10
dengan alkena. Dalam penamaan alkuna, nama rantai utama yang
diturunkan dari alkena dengan jumlah C sama yang memiliki akhiran ena
diubah menjadi una.
Contoh :
CH ≡ CH CH ≡ C ‒ CH₃ CH ≡ C ‒ CH₂ ‒ CH₃
Etuna Propuna 1 butuna

CH₃ ‒ C ≡ C ‒ CH ‒ CH₃
|
CH₃
4 metil 2 pentuna

4.4 Hidrokarbon Siklik


Hidrokarbon siklik adalah senyawa hidrokarbon dengan ujung rantai
karbon tertutup, baik berupa lingkaran maupun cincin.
4.5 Hidrokarbon Alisiklik
Hidrokarbon alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang
membentuk rantai tertutup, dengan struktur cincin berikatan tunggal.
Contoh :
CH₂ ― CH₂
| |
CH₂ ― CH₂
Senyawa alisiklik setidaknya memiliki cincin beranggotakan tiga atau
lebih atom karbon. Senyawa alisiklik terdiri atas dua jenis, yaitu
sikloalkana ( tipe alkana ) dan sikloalkena ( tipe alkena ).
a. Sikloalkana
Sikloalkana adalah senyawa alkana dengan rantai karbon yang
membentuk satu cincin.Rumus sikloalkana adalah CₙH₂ₙ (rumus ini sama
dengan rumus alkena), sikloalkana di sebut juga naftena.
Penamaan sikloalkana mirip dengan penamaan senyawa alkana
alifatik, hanya saja mendapat awalan siklo-. Keempat anggota yang
pertama tanpa gugus alkil terlekat ke padanya adalah :

11
H H H H
∖ ∕ | |
H C H H‒C‒C‒H
C C | |
H H H‒C‒C‒H
| |
siklopropana H H
C₃H₆ siklobutana
C₄H₈
H H H H
H C H H C H
H‒C C‒H H‒C C‒H
| |
H‒C‒C‒H H‒C C‒H
H H H C H

siklopentana H H
C₅H₁₀ sikloheksana
C₆H₁₂

Siklopropana adalah salah satu zat anesthesia hirup yang paling


ampuh yang dikenal, mengasilkan ketidaksadaran dalam beberapa detik
setelah dihirup. Cincin siklopentana dab sikloheksana terdapat dalam
banyak hasil alam sebagai cincin terpadu. Misalnnya, senyawaan penting
yang terkenal dengan steroid mempunyai satu cincin siklopentana dan tiga
cincin sikloheksana yang terpadu bersama-sama.
Sikloalkana dengan jumlah atom karbon lebih dari 20 disebut
sikloparafin. Berikut ini gambar table 8 nama sikloalkana beserta bentuk
cincinnya :

12
b. Sikloalkena
Sikloalkena adalah senyawa alkena dengan rantai karbon berbentuk
satu cincin. Yang membedakan sikloalkana dan sikloalkena adalah ikatan
rangkap dua di dalam cincin yang dimiliki oleh sikloalkena. Rumus
sikloalkena sama dengan rumus alkena, yaitu : CₙH₂ₙ₋₂.
Penamaan sikloalkena mirip dengan senyawa alkena alifatik, hanya
saja mendapat awalan siklo-.
Bentuk cincin sikloalkena sama dengan bentuk cincin pada
Sikloalkana, hanya saja jika digambarkan sikloalkena terdapat garis lirus
di dalam cincinnya yang mana letaknya bias saja berpindah-pindah sesuai
nama senyawanya. Berikut ini adalah gambar table 8 nama sikloalkena
beserta bentuk cincinnya :

13
4.6 Hidrokarbon Aromatik
Senyawa aromatik adalah senyawa organik dengan cincin benzena
(C₆H₆), yaitu terdiri atas enam atom karbon. Senyawa ikatan aromatik
memiliki ikatan tunggal dan ikatan rangkap pada atom-atom karbonnya.
Umumnya senyawa aromatik memiliki cincin berbentuk segi enam, tetapi
terkadang juga dapat berbentuk segi lima.

Senyawa aromatik mencapai kestabilan dengan energy resonansi


yang mana ikatan rangkapnya dapat berpindah-pindah. Senyawa aromatik
memiliki orbital p yang planar/datar pada bidang cincinnya.
Untuk mengidentifikasi sifat kearomatikan suatu senyawa adalah
dengan menghitung electron pi-nya yang mana semua elektron pi harus
berpasangan dan terikat pada suatu orbital. Hal ini disebut dengan aturan
Huckel yaitu :

14
• jika suatu cincin memiliki elektron pi sebanyak 2,6,10 atau 14, maka
senyawa tersebut bersifat aromatik.
• jika suatu cincin memiliki elektron pi sebanyak 8 atau 12, maka senyawa
tersebut tidak bersifat aromatik.
a. Benzena
Benzena (C₆H₆) disebut juga benzol. Benzena disimbulkan dengan
PhH. Benzena merupakan senyawa aromatik yang mudah mengalami
substitusi elektrofilik, sehingga benzena memiliki banyak senyawa turunan
seperti : Fenol, Toluena, Asam Benzoat, Anilina, dan Asam Salisilat.
1) Tata Nama Benzena
• jika gugus alkil pada benzena memiliki jumlah atom C kurang dari 6,
maka benzena sebagai rantai induk. Penamaannya adalah nama gugus alkil
diikuti dengan kata benzena. Contoh : butilbenzena, etilbenzena, dan
isopropilbenzena.
• jika gugus alkil pda benzena memiliki jumlah atom C lebih dari 6, maka
gugus alkil sebagai rantai induk.
• jika benzena memiliki satu substituent berupa unsur golongan halogen,
maka nama unsur halogen disebut terlebih dahulu, lalu diikuti dengan kata
benzena.
• untuk benzena trisubstitusi dan tersubstitusi-lebih-banyak, haruslah
digunakan system penomoran.
• untuk benzena disubstitusi, ketiga isomer yang mugkin diberi nama
dengan menggunakan awalan orto, meta, dan para (disingkat : o, m, dan p)
untuk menandai hubungan -1,2, -1,3, dan -1,4 dari substituent dalam
cincin benzena.
2) Cincin Benzena

15
Resonasi pada benzena menyebabkan ikatan pada benzena menjadi lebih
stabil. Resonansi adalah delokalisasi electron pada molekul ion.
Delokalisasi adalah perpindahan electron valensi dari satu atom ke atom
lainnya. Delokalisasi tidak hanya terjadi pada cincin, melainkan meluas ke
atom nitrogen dan oksigen. Delokalisasi electron menyebabkan suatu
senyawa terkonjungsi.
5. Sifat-sifat Hidrokarbon
A. Sifat Umum
1) Sifat Fisis
a. Titik didih dan titik leleh
Titik didih dan titik leleh yang sebenarnya untuk molekul yang sama banyak
atom karbonnya, beraneka bergantung pada ada tidaknya ikatan rangkap dan
ganda tiga dan banyak serta macamnya percabangan. Makin besar massa molekul
relative makin panjang rantai karbon maka makin tinggi titik leleh, titik didih, dan
massa jenisnya.
b. Semua hidrokarbon sukar larut dalam air.
Hidrokarbon mudah larut dalam pelarut non polar, seperti CCl₄ (karbon
tetraklorida).
3) Sifat Kimia
Sifat kimia berkaitan dengan reaksi kimia. Semua hidrokarbon dapat
dibakar dalam oksigen maupun udarauntuk menghasilkan karbon dioksida
dan air. Contohnya :
C₈H₁₈ + 12⅟₂O₂ → 8CO₂ + 9H₂O
Pembakaran hidrokarbon dalam mesin bensin, mesin diesel, suatu kompor
minyak, atau kompor gas tidak berlangsung demikian sempurna seperti

16
tersirat oleh persamaan di atas. Karena reaksi yang tidak sempurna itu
sejumlah karbon monoksida, karbon, dan bahkan hidrokarbon bias
terdapat dalam hasil pembakaran dalam jumlah berarti, bergantung
bagaimana pembakaran dilaksanakan. Hidrokarbon dalam bensin
mempunyai titik didih yang cukup rendah sehingga dalam mesin bensin,
bensin itu berubah menjadi uap.
B. Sifat Alkana
1. Sifat Fisika Alkana.
a. Pada suhu kamar C₁ - C₄ berwujud gas, C₅ - C₁₇ berwujud cair, dan di
atas C₁₇ berwujud padat.
b. Semakin bertambah jumlah atom C maka M, ikut bertambah sehingga
titik didik dan titik leleh semakin tinggi. Alkana rantai lurus punya titik
didih lebih tinggi daripada alkane rantai bercabang dengan jumlah atom C
yang sama. Semakin banyak cabang, titik didih makin rendah.
c. Alkana mudah larut dalam pelarut organik dan sukar larut dalam air.
2. Sifat Kimia Alkana.
a. Pembakaran alkana bersifat eksotermis (menghasilkan kalor).
Pembakaran alkana ada dua yaitu sempurna dan tidak sempurna.
Pembakaran sempurna menghasilkan gas CO₂, sedangkan yang tidak
sempurna menghasilkan gas CO.
contoh reaksi pembakaran sempurna :
CH₄(g) + 2O₂(g) → CO₂(g) + 2H₂O(g)
Contoh reaksi pembakaran tidak sempurna :
2CH₄(g) + 3O₂(g) → 2CO(g) + 4H₂O(g)
b. Alkana dapat bereaksi substitusi dengan halogen. Reaksi substitusi
adalah reaksi penggantian atom/gugus atom dengan atom/gugus atom yang
lain.
Contoh :
CH₄(g) + Cl₂(g) → CH₃Cl(g) + HCl(g)
c. Senyawa alkana rantai panjang dapat mengalami reaksi eliminasi.
Reaksi eliminasi adalah reaksi penghilangan atom/gugus atom untuk
membentuk senyawa yang mempunyai ikatan rangkap.

17
Contoh :
CH₃ ― CH₂ ― CH₂ ― CH₃ → CH₃ ― CH ═ CH ― CH₃ + H₂
C. Sifat Alkena
1. Sifat fisika
a. tidak bewarna, nonpolar, mudah terbakar, dan hampir tak berbau.
b. alkena mempunyai tingkat keasaman yang jauh lebih tinggi
dibandingkan alkana.
c. wujud zat alkena tergantung dari massa molekulnya. Tiga alkena paling
sederhana : etena, propena, dan butena berbentuk gas. Alkena linear yang
memiliki 5 sampai 16 atom karbon berwujud cair, dan alkena yang
memiliki atom karbon lebih dari 15 berwujud padat.
2. Sifat Kimia
a. ikatan rangkap yang dimiliki alkena merupakan ciri khas dari alkena
yang disebut gugus fungsi.
b. reaksi terjadi pada alkena dapat terjadi pada ikatan rangkap dapat pula
terjadi diluar ikatan rangkap.
c. reaksi yang terjadi pada ikatan rangkap disebut reaksi adisi yang
ditandai dengan putusnya ikatan rangkap membentuk ikatan tunggal
dengan atom gugus tertentu.
d. alkena juga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk karbondioksida
dan uap air apabila jumlah oksigen melimpah, jika tidak mencukupi maka
terbentuk karbonmonooksida dan uap air.
C. Sifat Alkuna
1. Sifat Fisika
a. alkuna suku rendah pada suhu kamar berwujud gas, sedangkan yang
mengandung 5 atau lebih atom karbon berwujud gas.
b. memiliki massa jenis lebih kecil dari air.
c. tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut-pelarut organic yang non
polar seperti eter, benzena, dan karbon tetraklorida.
d. titik didik alkuna makin tinggi seiring bertambahnya jumlah atom
karbon, tetapi makin rendah apabila terdapat rantai samping atau makin
banyak percabangan. Titik didih alkuna sedikit lebih tinggi dari alkana.

18
2. Sifat Kimia
Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan
terjadinya reaksi adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran.
D. Sifat Sikloalkana
1. Sifat Fisika
Sifat fisika sikloalkana hampir sama dengan sifat fisika dari alkane. Tetapi
untuk jumlah atom C yang sama, sikloalkana memiliki titik didih lebih
tinggi dibandingkan alkana karena gaya londonnya lebih kuat
dibandingkan alkana.
2. Sifat Kimia
Sifat kimia dari sikloalkana hampir sama dengan alkana yaitu sulit
bereaksi. Kereaktifan sikloalkana menyimpang pada siklopropana. Hal ini
dikarenakan hanya mampu membentuk sudut ikat 60֯. Sedangkan
normalnya ikatan C dan H seharusnya membentuk sudut ikat 109,5֯. Selain
itu siklopropana dapat terjadi reaksi pembakaran dan tidak larut dalam air
(bersifat nonpolar).
E. Sifat Benzena
1. Sifat umum
• non polar maupun polar. Apabila bersifat polar, maka akan mudah larut
dalam air. Apabila bersifat non polar, maka sulit larut dalam air dan tidak
mempunyai pasangan electron bebas (PEB).
• tidak terlalu reaktif, tidak berwarna, mempunyai bau yang manis, dan
mudah menguap.
• memiliki bilangan oktan yang tinggi. Bilangan oktan adalah
angina/jumlah ketukan yang menunjukkan besar tekanan yang dapat
diberikan sebelum bensin dibakar secara spontan. Oleh karena benzena
memiliki bilangan oktan yang tinggi, sehingga benzena mudah terbakar.
• semakin sedikit jumlah ketukan yang ditimbulkan, semakin tinggi
bilangan oktan dan semakin tinggi kualitas bensin tersebut.
• tahan terhadap serangan oksidasi/pembakaran.
• lebih mudah mengalami reaksi substitusi daripada reaksi adisi.

19
6. Reaksi-reaksi Hidrokarbon
1. Reaksi-reaksi Hidrokarbon Secara Umum
a. Reaksi oksidasi
Suatu senyawa yang bereaksi dengan oksigen menghasilkan
karbon dioksida dan air disebut dengan reaksi pembakaran. Contoh
persamaan reaksi oksidasi pada senyawa hidrokarbon :
CH₄(g) + O₂(g) → CO₂(g) + H₂O(g)
Reaksi pembakaran tersebut merupakan reaksi oksidasi pada senyawa
metana (CH₄) dan karbon dioksida (CO₂) mengandung satu atom karbon.
Kedua senyawa harus memiliki bilangan oksidasi nol maka bilangan
oksidasi atom pada senyawa metana adalah -4, sedangkan pada atom
karbon senyawa karbon dioksida +4. Bilangan oksidasi atom C pada
senyawa karbon meningkat, sedangkan pada senyawa metana menurun.
b. Reaksi Substitusi
Reaksi substitusi merupakan reaksi penggantian gugus fungsi
(atom atau molekul) yang terikat pada atom C suatu senyawa hidrokarbon.
c. Reaksi Adisi
Jika senyawa karbon memiliki rangkap dua atau rangkap tiga dan
pada atom karbon tersebut berkurang ikatan rangkapnya, kemudian
digantikan dengan gugus fungsi. Reaksi tersebut dinamkan reaksi adisi.
Perhatikan reaksi antara 1-propena dengan asam bromide menghasilkan 2-
bromopropana :
H₃C H H H
∖ ∕ | |
C=C + HBr → CH₃ ― C ― C ― H
∕ ∖ | |
H H Br H
Hidrokarbon yang memiliki rangkap dua atau tiga merupakan senyawa
tak jenuh. Pada senyawa tak jenuh ini memungkinkan adanya penambahan
→atom hidrogen. Ketika suatu senyawa tak jenuh direajsikan dengan
hidrogen halide maka akan menghasilkan produk tunggal.
d. Reaksi Eliminasi
Reaksi eliminasi merupakan kebalikan dari reaksi adisi. Reaksi

20
eliminasi melibatkan pelepasan atom atau gugus atom dari sebuah molekul
membentuk molekul baru. Contoh reaksi eliminasi adalah eliminasi etil
klorida menghasilkan etena dan asam klorida.
C₂H₅Cl(aq) → C₂H₄(aq) + HCl(aq)
Reaksi eliminasi terjadi pada senyawa jenuh dan menghasilkan senyawa
tak jenuh.
2. Reaksi Alkana
Alkana tergolong zat yang sukar bereaksi sehingga disebut paraffin
yang artinya afinitas kecil. Reaksi terpenting dari alkana adalah reaksi
pembakaran, substitusi, dan perengkahan (cracking).
a. Pembakaran
Pembakaran sempurna alkana menghasilkan gas CO₂ dan uap air,
sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO dan uap air,
atau jelaga (partikel karbon).
b. Substitusi
Atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom lain, khususnya
golongan halogen. Penggantian atom H oleh atom atau gugus lain disebut
reaksi substitusi. Salah satu reaksi substitusi terpenting dari alkana adalah
halogenasi yaitu penggantian atom H alkana dengan atom halogen,
khususnya klorin (klorinasi). Klorinasi dapat terjadi jika alkana
direaksikan dengan klorin.
c. Perengkahan (cracking)
Perengkahan adalah pemutusan rantai karbon menjadi potongan
yang lebih pendek. Perengkahan dapat terjadi bila alkana dipanaskan pada
suhu dan tekanan tinggi tanpa oksigen. Reaksi ini juga dapat di pakai
untuk membuat alkena dari alkana. Selain itu juga dapat digunankan untuk
membuat gas hidrogen dari alkana.
d. Nitrasi
Nitrasi adalah reaksi antara alkane dengan asam nitrat yang
menghasilkan nitri alkana.
e. Sulfonasi
Sulfonasi adalah alkane yang dapat bereaksi dengan asam sulfat

21
akan menghasilkan asam alkana sulfonat.
3. Reaksi Alkena
Alkena lebih reaktif daripada alkana. Hal ini disebabkan karena
adanya ikatan rangkap C = C. Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan
rangkap tersebut. Reaksi penting alkena : reaksi pembakaran, adisi dan
polimerisasi.
a. Pembakaran
Seperti halnya alkana, alkena suku terendah mudah terbakar. Jika
dibakar di udara terbuka, alkena menghasilkan jelaga lebih banyak dari
alkana. Hal ini terjadi karena alkena mempunyai kadar C lebih tinggi
daripada alkana, sehingga pembakarannya memerlukan lebih banyak
oksigen.
b. Adisi
Reaksi terpenting dari alkena adalah reaksi adisi yaitu reaksi
penjenuhan ikatan rangkap.
• reaksi adisi oleh hidrogen disebut juga hidrogenasi. Reaksinya dapat
digambarkan sebagai berikut :
H H H H
∖ ∕ | |
C=C + H‒ H → H‒C ‒ C‒H
∕ ∖ | |
H H H H
Hidrogen mengadisi alkena dengan katalis yang sesuai. Katalis
biasanya berupa serbuk halus logam. Logam ini menyerap gas
hidrogen pada permukaannya dan mengaktifkan ikatan hidrogen.
Kedua atom hidrogen biasanya mengadisi dari permukaan kartalis
kemuka yang sama dari ikatan rangkap.
• Reaksi adisi oleh halogen disebut sebagai reaksi halogenasi. Jika
halogennya berupa klorin (Cl₂) di sebut klorinasi. Jika halogennya
bromin (Br) disebut brominasi. Gambar reaksinya :
CH₂ ═ CH₂ + Br₂ → CH ― CH
| |
Br Br 1,2-dibromoetana

22
Reaksi brominasi digunakan untuk membedakan golongan alkena dan
alkana. Gas etena jika dilewatkan ke dalam air brom (coklat
kemerahan), maka akan bereaksi membentuk larutan 1,2-dibromoetana
yang tidak bewarna.
• Reaksi adisi oleh asam halide disebut reaksi hidrohalogenasi. Gambar
reaksinya :

Berbagai asam mengadisi ikatan rangkap alkena. Ion hidrogen


mengadisi satu karbon pembawa ikatan rangkap, dan sisa asamnya
akan terhubung dengan atom karbon lainnya. Asam yang mengadisi
dengan cara ini ialah halide hydrogen(HF, HCl, HBr, Hl) dan asam
sulfat (H-OSO₃H).
• Reaksi adisi oleh air disebut juga reaksi hidrasi. Selain alkena dan air,
dalam reaksi ini juga diperlukan asam (H,S0,, atau H,P04) dan katalis.
Gambar reaksinya :

H H H OH
∖ ∕ | |
C ═ C + H ― OH → H― C― C ―H
∕ ∖ | |
H H H H
Etena etanol
Reaksi adisi alkena banyak digunakan dalam industry pembuatan
etanol dari fermentasi glukosa.
c. Polimerisasi
Adalah reaksi penggabungan molekul sederhana menjadi molekul
yang besar. Molekul sederhana yang mengalami polimerisasi disebut
monomer, sedangkan hasilnya disebut polimer. Polimerisasi terjadi
berdasarkan reaksi adisi. Prosesnya sebagai berikut : mula-mula ikatan

23
rangkap terbuka sehingga terbentuk gugus dengan 2 elektron tidak
berpasangan. Elektron-elektron tidak berpasangan itu kemudian
membentuk ikatan antar gugus sehingga membentuk rantai.
4. Reaksi Alkuna
Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan
terjadinya reaksi adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran.
a. Adisi
• Adisi Hidrogen Halida
Adisi hidrogen halida (HX) pada senyawa alkuna berlangsung sama
dengan yang terjadi pada senyawa alkena.

Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi


alkena dan alkuna ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan
antimarkonikov.
• Adisi Hidrogen

• Halogenisasi
Halogenisasi adalah reaksi alkana dengan halogen. Bromin and klorin
dapat mengadisi pada alkuna seperti yang terjadi pada alkena. Jika 1
mol halogen mengadisi pada 1 mol alkuna, maka akan dihasilkan
dihaloalkena.
• Adisi Halogen Halida
Hidrogen halida (HX) dapat mengadisi pada ikatan rankap 3 senyawa
alkuna seperti yang terjadi pada adisi pada ikatan rangkap 2 senyawa
alkena, dengan produk awal adalah vinyl halida.
Jika HX mengadisi pada alkuna ujung, maka akan dihasilkan produk
dengan orientasi mengikuti aturan Markovnikov.

24
b. Polimerisasi
Polimerisasi alkuna terjadi berdasarkan reaksi adisi. Prosesnya mula-
mula ikatan rangkap terbuka, sehingga terbentuk gugus dengan dua
elektron tak berpasangan. Elektron-elektron tak berpasangan tersebut
kemudian membentuk ikatan antargugsus, sehingga membentuk rantai.
c. Substitusi
Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan
dengan menggantikan satu atom H yang terikat pada C=C di ujung
rantai dengan atom lain.
d. Pembakaran
Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan
oksigen) akan menghasilkan CO2 dan H2O.
2CH=CH + 5 O2 → 4CO2 + 2H2O
5. Reaksi Sikloalkana
Reaksi sikloalkana dengan oksigen dapat menghasilkan CO₂ dan
H₂O, sedangkan dengan halogen terjadi reaksi substitusi atom H oleh atom
halogen. Khusus untuk siklopropana dan siklobutana, dengan kondisi
reaksi khusus dapat mengalami pemutusan cincin.
Untuk membuat sikloalkana dapat digunakan bahan dasar senyawa
alifatik atau aromatk. Contohnya siklopropana dibuat dengan reaksi Freud,
yaitu dengan mereaksikan 1,3-dibromopropana dengan logam seng. Untuk
membuat sikloheksana dapat ditempuh dengan cara hidrogenasi benzena
dengan katalis Ni, pada suhu tekanan tinggi.
6. Reaksi Benzena
a. Reaksi Substitusi
a. Reaksi halogenasi adalah reaksi benzena dengan bromin dan
katalis Ferri Bromida (FeBr₃). Pada reaksi halogenasi, atom H
digantikan dengan atom golongan halogen.
b. Reaksi Nitrasi adalah reaksi benzena dengan HNO₃ dengan katalis
H₂SO₄. Pada reaksi ini atom H digantikan dengan gugus nitro
(NO₂).

25
c. Reaksi Alkilasi (Friedel-Crafts) adalah reaksi benzena dengan alkil
halide dengan katalis aluminium klorida (AlCl₃). Pada reaksi ini
atom H digantikan oleh gugus alkil.
d. Reaksi Sulfunasi adalah reaksi benzena dengan asam sulfat,
sehingga menghasilkan asam benzena sulfonat. Pada reaksi ini
atom H digantikan oleh gugus sulfonat (SO₃H).
e. Reaksi Asilasi adalah reaksi benzena dengan halide asam dengan
katalis aliminium klorida (AlCl₃). Pada reaksi ini atom H
digantikan oleh gugus asil (CH₃C=O).
b. Reaksi Adisi
a. Reaksi hidrogenasi adalah reaksi benzena secara adisi dengan
hidrogen (H₂) membentuk sikloheksana. Reaksi berlangsung pada
suhu dan tekanan tinggi dengan bantuan katalis. Reaksi tidak
melibatkan ikatan rangkap benzena tetapi radikal bebas.
b. Reaksi Klorinasi adalah reaksi benzena dengan klorin (Cl₂) pada
suhu dan tekanan tinggi dengan bantuan cahaya kuat seperti UV.
c. Reaksi Oksidasi
Benzena teroksidasi oleh oksigen O₂ melalui reaksi pembakaran.
Reaksi ini menghasilkan karbon dengan kadar yang tinggi.
7. Kegunaan Hidrokarbon
Kegunaan hidrokarbon secara umum dikelompokkan berdasarkan banyak
atom C pada rantai hidrokarbon.
Fraksi Wujud zat Kegunaan Utama
hidrokarbon (pada 25֯c)
C₁ ‒ C₄ Gas Bahan bakar gas(LNG dan LPG)
C₅ ‒ C₇ Cair (t.d.rendah) Pelarut, bahan bakar(bensin)
C₅ ‒ C₁₈ Cair Bahan Bakar(bensin dan kerosin)
C₁₂ ‒ C₂₄ Cair Bahan bakar jet
C₁₈ ‒ C₅₀ Cair (t.d.tinggi) Bahan bakar diesel, pelumas
C₅₀₊ Padat Petroleum jelly, lilin paraffin

26
1. Kegunaan Alkana
Alkana adalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi.
Kegunaan alkana :
• Bahan bakar, misal metana yang merupakan komponen utama LNG ,
propana atau butane yang merupakan komponen utama LPG.
• Pelarut, seperti pelarut organic nonpolar, misal pentane, heksana, dan
heptana.
• Sumber hidrogen.
• Pelumas.
• Bahan baku untuk senyawa organik.
• Bahan baku industri.
2. Kegunaan Alkena
Alkena dibuat dari alkana melalui proses pemanasan atau dengan
bantuan katalisator (cracking). Alkena suku rendah digunakan sebagai
bahan baku industri plastik, karet, sintetik, dan alkohol.
3. Kegunaan Alkuna
• Senyawa alkuna yang penting adalah etuna (asetilena). Asetilena
digunakan sebagai bahan bakar dalam pemotongan logam dan
penyambungan logam dengan las karbit.
• Karbanion alkuna merupakan nukleofil yang sangat bagus dan bisa
digunakan untuk menyerang senyawa karbonil dan alkil halida untuk
melangsungkan reaksi adisi.
• Asetilena terklorinasi digunakan sebagai pelarut. Asetilena klorida
juga digunakan untuk bahan awal pembuatan polivinil klorida (PVC)
dan poliakrilonitril.
4. Kegunaan Sikloalkana dan Turunannya
Sikloalkana merupakan salah satu fraksi dari minyak mentah.
Sikloalkana biasanya terdapat dalam bahan bakar karena dapat
bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan energi. Siklopropana
bersifat anestetik ketika dihirup. Dalam praktik anestasi modern,
siklopropana telah diganti dengan senyawa lain karena reaktif dan
mudah meledak. Siklobutana sendiri tidak memiliki nilai komersial,

27
tetapi lebih digunakan sebagai bahan turunan kompleks pada biologi
dan bioteknologi. Sikloheksana digunakan sebagai pelarut nonpolar
pada indutri kimia, juga merupakan bahan mentah dalam pembuatan
asam adipat dan kaprolaktam.
5. Keguna Benzena dan Turunannya
• Benzena digunakan sebagai pelarut dan juga bahan dasar sintesis
berbagai senyawa turunan benzena.
• Fenol bersifat asam lemah dan dapat digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan obat-obatan. Juga dapat digunakan sebagai antiseptik dan
disinfektan.
• Toluena digunakan sebagai pelarut dan bahan baku pembuatan asam
benzoat, bahan peledak TNT, dan lain-lain.
• Asam Benzoat digunakan sebagai bahan pengawet makanan dan
minuman.
• Anilina digunakan untuk membuat zat pewarna diazo.
• Asam Sasiliat digunakan untuk membuat aspirin, perasa, minyak
wangi, bedak, salep anti jamur, dan sampo.

28
Rangkuman
1. Hidrokarbon adalah suatu senyawa yang mengandung hanya atom C dan
H. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.
2. Hidrokarbon alifatik yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dengan
ikatan tunggal (jenuh) ataupun ikatan rangkap (tak jenuh).
3. Alkana adalah hidrokarbon alifatik jenuh yaitu atom-atom
hidrokarbon alkana dihubungkan satu sama lain hanya dengan ikatan
tunggal saja.
4. Reaksi pada alkana terdiri dari reaksi pembakaran, substitusi, perengkahan,
nitrasi, dan sulfonasi.
5. Kegunaan alkana untuk bahan bakar, pelarut, sumber hidrogen, pelumas,
bahan baku senyawa organik, dan bahan baku industri.
6. Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang
mengandung ikatan rangkap dua (‒ C = C ‒).
7. Reaksi alkena terdiri dari reaksi oksidasi, adisi dan polimerisasi.
8. Alkena dibuat dari alkana melalui proses pemanasan atau dengan bantuan
katalisator (cracking). Alkena suku rendah digunakan sebagai bahan baku
industri plastik, karet, sintetik, dan alkohol.
9. Alkuna adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang memiliki
ikatan rangkap tiga.
10. Reaksi alkuna terdiri dari adisi, pembakaran, polimerisasi, dan substitusi.
11. Senyawa alkuna yang penting adalah etuna (asetilena). Asetilena digunakan
sebagai bahan bakar dalam pemotongan logam dan penyambungan logam
dengan las karbit.
12. Hidrokarbon siklik adalah senyawa hidrokarbon dengan ujung rantai
karbon tertutup, baik berupa lingkaran maupun cincin.
13. Hidrokarbon siklik terbagi menjadi dua yaitu hidrokarbon alisiklik yang terdiri
dari sikloalkana dan sokloalkena, juga hidrokarbon aromatic yang terdiri dari
benzena.
14. Tata nama hidrokarbon mengikuti aturan IUPAC.

29
SOAL
1. Reaksi pertukaran atom H dengan atom lain disebut reaksi ?
a. Eliminasi
b. Substitusi
c. Adisi
d. Oksidasi
Pembahasannya :
Reaksi substitusi merupakan reaksi penggantian gugus fungsi
(atom atau molekul) yang terikat pada atom C suatu senyawa hidrokarbon.
2. Pasangan zat di bawah ini yang merupakan golongan senyawa hidrokarbon
yaitu ?
a. C₂H₆ dan C₁₂H₂₂O₁₁
b. CO₂ dan H₂O
c. CH₄ dan C₂H₄
d. CH₄ dan CO₂
Pembahasannya :
Senyawa hidrokarbon adalah suatu senyawa yang mengandung hanya
atom C dan H saja.
3. Dari struktur
CH₃
|
CH₃ ― CH ― CH₂ ― CH₂ ― CH₂ ― CH₃

Nama senyawa tersebut adalah ?


a. 2-metilheksana
b. 3-etil – 6,6 – dimetil heksana
c. Metil Etil heksana
d. Etil Metil heksana.
Pembahasannya :
CH₃ → gugus alkil
|
CH₃ ― CH ― CH₂ ― CH₂ ― CH₂ ― CH₃ → rantai induk
₁ ₂ ₃ ₄ ₅ ₆
• jumlah atom C pada rantai induk : 6 (heksana)
• jumlah atom C pada rantai cabang : 1 (metil)

30
• gugus alkil : 2-metil
• rantai induk : heksana
Jadi, nama senyawa ini adalah 2-metilheksana
4. Perhatikan reaksi dibawah ini :
1. CH₂ ═ CH₂ + HCl → CH₂ClCH₂Cl
2. CH₃CH₂Cl → CH₃CH ═ CH₂
Kedua reaksi tersebut secara berurutan merupakan reaksi ?
a. Substitusi – adisi
b. Substitusi halogenasi
c. Eliminasi – substitusi
d. Adisi – eliminasi
Pembahasannya :
No 1 : reaksi adisi karena terjadi perubahan ikatan rangkap menjadi
tunggal.
No 2 : eliminasi karena terjadi perubahan ikatan tunggal menjadi rangkap.
5. Tentukanlah nama IUPAC yang sempurna untuk senyawa alkena di bawah
ini :
CH₃ ― CH ═ CH ― CH ― CH₃
|
CH₃
Nama senyawa alkena tersebut adalah ?
a. 4,5-dimetil-2-pentena
b. 3-metil-2-pentena
c. 4-metil-2-pentena
d. 2-metil-3-pentena
Pembahasannya :
₁ ₂ ₃ ₄ ₅
CH₃ ― CH ═ CH ― CH ― CH₃
|
CH₃
Metil
• rantai induk = 5 (pentena)
• posisi ikatan rangkap = 2
• rantai cabang = 1 CH₃ (metil) dan posisi cabang = 4
• nama = 4-metil-2-pentena

31
. DAFTAR PUSTAKA

Keenan,W Charles.dkk. (1992).Ilmu Kimia untuk Universitas Edisi Keenam.


Jakarta: Erlangga.

Suhedar Cucu. (2010).Buku Saku Kimia. Jakarta: Kaifa PT Mizan Putaka.

Horale dkk. (2010).Easy Learning Kimia. Jakarta: Media Pusindo.

Harold,Hart.dkk. (2003).Kimia Organik Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga.

R K Laura. (2018). Senyawa Siklik(Alisikli, Polisiklik, Aromatik Dan


Heterosiklik). Brangkas[Internet]. [diakses pada 2019 Oktober 7].Tersedia
pada https://ratukemalalaura.blogspot.com/senyawa-hidrokarbon-siklik/

Maria Sundus. (2010). Sifat-sifat Alkena. [diakses pada 2019 0otober 6]. Dari
https://kimia_asyik.blogspot.com/2010/04/sifat_sifat_alkena.html?m=1/

Chang Raymond. (2004). Kimia Dasar Edisi Ketiga Konsep-konsep Inti.


Jakarta: Erlangga.

Diandwuland. (2012). Reaksi-reaksi Senyawa Hidrokarbon.[diakses pada 2019


Oktober 6]. Tersedia pada http://smartchemistry.wordpress.com/reaksi-
reaksi-senyawa-hidrokarbon/

32
33

Anda mungkin juga menyukai