Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KIMIA ORGANIK

Lauree Talya Devaluna Salainti


(714840122052)

DOSEN PENGAMPU
Dr. Juliet Tangka, S.Pd,M.Kes.

POLITEKNIK KESEHATAN MANADO


JURUSAN FARMASI
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya hantarkan kehadirat Tuhan Allah Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah
tentang "Senyawa Kimia Organik" ini.

Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada
dosen pengampu mata kuliah Kimia Organik, Dr. Juliet Tangka, S.Pd,M.Kes.
Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai
pihak.

Sebagai penyusun makalah, saya menyadari bahwa masih terdapat banyak


kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam
makalah ini. Oleh karena itu, saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik
dari pembaca agar saya dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Saya berharap karya ilmiah yang saya susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Manado, April 2022

Lauree Talya Devaluna Salainti

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………..……………………………………………………………………… i


Daftar isi ………………………..………………………………………………………………………………. ii

BAB I ⠀PENDAHULUAN …………………………..…………………………..…………………………… 1


⠀⠀⠀⠀⠀1.1 Rumusan masalah …………………………..…………………………..………………….. 1
⠀⠀⠀⠀⠀1.2 Tujuan penulisan …………………………..…………………………..……………………. 1
⠀⠀⠀⠀⠀1.3 Manfaat hasil penulisan …………………………..…………………………..…………. 1

BAB II PEMBAHASAN …………….…………………………..…………………………..……………….. 3


⠀⠀⠀⠀ 2.1 Senyawa hidrokarbon …………………………..…………………………..…………….. 3
⠀⠀⠀⠀⠀⠀ A. Alkana …………………………..…………………………..………………………………….. 3
⠀⠀⠀⠀⠀⠀ B. Alkena …………………………..…………………………..………………………………….. 5
⠀⠀⠀⠀⠀⠀ C. Alkuna …………………………..…………………………..…………………………………. 6
⠀⠀⠀⠀⠀2.2 Gugus Fungsi …………………………..…………………………..………………………… 7
⠀⠀⠀⠀ 2.3 Perbedaan senyawa organik dan anorganik ……………………………..…… 14
BAB III PENUTUP …………………………..…………………………..…………………………………….. 15
⠀⠀⠀⠀ kesimpulan …………………………..…………………………..………………………………….. 15

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

Kimia adalah ilmu yang mempelajari materi serta perubahannya. Unsur dan
senyawa adalah zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia. Sebagai bagian ilmu
pengetahuan, kimia berhubungan langsung dengan aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam hal ini, dibidang kefarmasian.

Kimia merupakan ilmu yang sangat penting dalam kefarmasian, mahasiswa harus
mengenal sifat-sifat dan mengetahui perubahan yang dapat terjadi pada zat obat
ketika direaksikan untuk menghasilkan obat-obat yang baik dan bermutu.

Setiap obat memiliki sifat masing-masing, dan dapat bereaksi satu dengan yang
lainnya. Untuk dapat menemukan obat dengan reaksi yang tepat, tentunya harus
mendapatkan ilmu mengenai hal tersebut terlebih dahulu, agar bisa menghindari
perubahan reaksi kimia pada obat yang dapat merusak atau mengurangi mutu obat
tersebut.

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut adalah rumusan
masalah yang akan dibahas pada makalah ini:

1. Apa saja senyawa-senyawa kimia yang ada?


2. Bagaimana struktur gugus senyawa-senyawa kimia?
3. Bagaimana sifat-sifat senyawa-senyawa kimia?
4. Apa saja kegunaan dari setiap senyawa-senyawa kimia?

1.2 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut adalah tujuan
penulisan makalah ini:
1. Mendiskripsikan apa saja senyawa-senyawa kimia yang ada.
2. Mendiskripsikan gugus fungsi dari setiap senyawa kimia yang ada.
3. Mendiskripsikan sifat-sifat dari setiap senyawa kimia yang ada.
4. Mendiskripsikan perbedaan setiap senyawa kimia yang ada.
5. Mendiskripsikan kegunaan dan fungsi dari senyawa-senyawa kimia yang ada.

1.3 Manfaat Hasil Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut adalah manfaat hasil
penulisan makalah ini:
1. Mahasiswa mengetahui apa saja senyawa-senyawa kimia yang ada.
1
2. Mahasiswa mengenal dan mengetahui gugus fungsi dari setiap senyawa kimia
yang ada.
3. Mahasiswa memahami sifat-sifat dari setiap senyawa kimia yang ada.
4. Mahasiswa mampu membedakan setiap senyawa kimia yang ada.
5. Mahasiswa mengetahui kegunaan dan fungsi dari senyawa-senyawa kimia
yang ada.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Senyawa Hidrokarbon


Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom karbon (C) dan atom
hidrogen (H). Hidrokarbon dapat dibagi menjadi dua kelompok utama: hidrokarbon
alifatik dan hidrokarbon aromatik. Termasuk di kelompok pertama adalah senyawa
yang berantai lurus, berantai cabang dan rantai melingkar. Kelompok kedua,
hidrokarbon aromatik, biasanya mengandung cincin atom karbon yang sangat
stabil. hidrokarbon alifatik masih dapat dibedakan lagi menjadi dua sub-kelompok,
yakni hidrokarbon jenuh yang mengandung ikatan tunggal, dan hidrokarbon tak
jenuh yang mengandung paling sedikit satu ikatan rangkap dua, atau satu ikatan
rangkap tiga.

Senyawa hidrokarbon terdiri dari:


A. Alkana (CnH2n+2)
B. Alkena (CnH2n)
C. Alkuna (CnH2n-2)

A. Alkana
Alkana merupakan hidrokarbon jenuh yang paling sederhana merupakan suatu
deret senyawa yang memenuhi rumus umum CnH2n+2 yang dinamakan alkana atau
parafin. Contoh senyawa alkana: Metana, etana, propana, dst. (source: Buku teks
kimia organik 1 kelas X semester 1, Kurikulum 2013)

Tata nama alkana secara resmi mengikuti aturan IUPAC sebagai berikut:
• Alkana rantai lurus
Di depan nama alkana diberi awalan huruf "n” artinya normal.
Contoh: H3C-CH2-CH2-CH. (n-butana)
• Alkana bercabang
1. Tentukan terlebih dahulu rantai utama, yaitu rantai atom karbon terpanjang
(nama rantai utama adalah nama alkana sesuai dengan jumlah atom
karbonnya).
2. Berikan nomor pada setiap atom karbon rantai utama secara urut. Atom
karbon nomor satu adalah wjung paling dekat dengan cabang.
3. Tandai dan namai cabang yang terikat pada rantai utama. Gugus cabang pada
alkana umumnya merupakan akil, yaitu gugus hidrokarbon yang kehilangan
sebuah atom hidrogen. Rumus akil adalah CnH2n+1. Nama gugus akil
disesuaikan dengan nama alkananya dengan menggantikan akhiran -ana
dengan akhiran -il. Contoh: CH3 = metil, C2H5 = etil, С3H7 = propil
3
4. Urutan penulisan nama adalah nomor letak cabang kemudian baru nama
cabang dan nama rantai utama.

5. Jika terdapat dua atau lebih cabang yang sama, nama cabang cukup disebut
sekali tetapi diberi awalan yang menunjukkan jumlah cabang yang sama
dengan menggunakan awalan di (dua), tri (tiga), tetra (empat), penta (lima),
dan seterusnya. Contoh:

6. Jika terdapat dua atau lebih cabang yang berbeda, maka urutan
penyebutannya nama cabang secara alfabetis dari huruf depan cabang.
Contoh:

Alkana juga mempunyai sifat-sifat kimia sebagai berikut:


• Alkana bersifat stabil, sehingga sulit bereaksi dengan zat lain. Alkana juga
sering dinamakan parafin (daya gabung rendah).
• Jika alkana dibakar sempurna akan menghasilkan gas CO2 dan H2O.
Reaksi ini disebut reaksi oksidasi. Contoh:
CH4(g) + 02(8) - » CO2(g) + H20(g)
• Alkana lebih mudah mengalami reaksi substitusi (reaksi pertukaran). Pada
reaksi ini atom H diganti dengan atom lain, misalnya atom dari unsur-unsur
halogen (F, CI, Br, dan I).

4
Contoh:
CH4(g) + Cl2(g) > CH3C(g) + HC1(g)

Kegunaan alkana:
• Bahan bakar, contohnya elpiji, bensin, solar, dan kerosin
• Pelumas, digunakan untuk rantai kendaraan bermotor
• Bahan baku industri, misalnya pabrik plastik, detergen, karet sintetis, obat
gosok, dan sebagainya.

B. Alkena
Alkena ialah suatu hidrokarbon yang mengandung suatu ikatan rangkap dua antara
dua atom C yang berurutan. Kadang-kadang (nama lain) alkena disebut olefin, dari
kata olefiant gas (gas yang membentuk minyak), suatu nama lain untuk etilena
(CH2=CH2). Alkena disebut juga hidrokarbon tidak jenuh karena tidak mempunyai
jumlah maksimum atom yang ditampung oleh setiap atom karbon.

Dalam sistem IUPAC, rantai lurus alkena diberi nama sesuai dengan alkana dengan
mengganti akhiran –ana menjadi –ena.
Contoh: CH2=CH2 (Etena) dan CH3CH=CH2 (propena).

Tata nama alkena


a. Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah
atom karbonnya sama) dengan menggantikan akhiran -ana menjadi
-ena.
b. Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan
rangkap.
c. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga
ikatan rangkap mendapat nomor terkecil.
d. Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka, yaitu nomor dari atom
karbon berikatan rangkap yang paling pinggir (nomor terkecil). Contoh:

e. Penulisan cabang-cabang sama seperti pada alkana.

Alkena juga mempunyai sifat-sifat kimia sebagai berikut:


1. Titik didih masing-masing alkena sedikit lebih rendah dibanding titik didih
alkana dengan jumlah atom karbon yang sama.
2. Alkena hampir tidak dapat larut dalam air, tapi larut dalam pelarut- pelarut
organik, seperti lemak dan minyak.

5
Kegunaan alkena:
Alkena banyak digunakan untuk pembuatan kart sintetis, plastik, dan alkohol.

C. Alkuna
Alkuna adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai kata tak jenuh, yang dalam
tap molekulnya mengandung ikatan rangkap 3 antar atom karbon.

Tatana nama Alkuna


Penamaan alkuna mirip alkena, hanya saja akhiran -ena diganti dengan -una.

Kegunaan alkuna
Alkuna dapat digunakan untuk pembuatan bahan-bahan sintetis seperti plastik.
Senyawa alkuna yang sering digunakan adalah tuna atau asetilena (C2H2) untuk
mengelas besi dan baja.

ISOMER
Suatu molekul kimia organik bisa jadi memiliki jenis dan jumlah atom yang sama
tetapi penyusunannya dalam strukturnya berbeda. Peristiwa dimana senyawa-
senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi rumus strukturnya tidak
sama disebut sebagai isomer.

Berdasarkan penyusunannya dalam bidang isomer dibedakan menjadi dua yaitu


isomer struktur dan isomer ruang atau stereoisomer. Isomer struktur dibedakan
menjadi isomer rantai, isomer gugus fungsi dan isomer tempat/posisi. Sedangkan
isomer ruang atau stereoisomer dibedakan menjadi isomer geometris (cis-trans)
dan isomer optis.

Jenis Atom C dalam Senyawa Hidrokarbon


Terdapat 4 jenis atom C (karbon) dalam senyawa hidrokarbon.

1. Atom C primer ialah atom C yang mengikat 1 atom C lain.

6
2. Atom C sekunderialah atom C yang mengikat 2 atom C lain.

3. Atom C tersier ialah atom C yang mengikat 3 atom C lain.

4. Atom C kuarterner ialah atom C yang mengikat 4 atom C lain.

2.2 Gugus Fungsi


Gugus fungsi adalah atom atau kelompok atom dengan susunan tertentu yang
menentukan struktur dan sifat suatu senyawa. Senyawa-senyawa yang. mempunyai
gugus fungsi yang sama dikelompokkan ke dalam golongan yang sama.

• Alkohol
Alkohol memiliki rumus umum CnH2n + OH atau R-OH, dimana R merupakan
lambang dari senyawa alkil. Bila gugus –OH terikat pada atom karbon alifatis disebut
alkohol, dan bila gugus –OH terikat pada cincin aromatis disebut fenol.

7
Tata nama Alkohol
Penamaan alkohol dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
▪ nama trivial diberi nama alkil alkohol (alkohol sebagai nama pokok dan rantai
karbonnya sebagai gugus (substituten).
▪ Cara penamaan kedua berdasarkan nama sistematik IUPAC. Tata nama sistematik
IUPAC diberi akhiran “ol” digunakan di mana gugus –OH terikat dan posisi gugus –
OH diberi nomor kecil dari ujung rantai induk. Rantai induk adalah rantai C
terpanjang yang memiliki gugus hidroksil.

Aturan tata nama atau pemberian nama menurut sistim IUPAC sebagai berikut.
1. Mengganti akhiran -ana dari alkana menjadi -anol.
2. Memberi nomor pada atom C rantai utama sedemikian rupa hingga gugus
OH dapat nomor terkecil. 3. Urutan pemberian nama:
a. sebutkan nomor dari atom C tempat terikatnya gugus cabang
b. sebutkan nama gugus cabang,
c. sebutkan nomor dari atom C yang mengikat gugus hidroksil,
d. disebut nama rantai utama.

8
Jika ada tambahan gugus fungsi atau substituen, gugus fungsi hidroksil tetap diberi
nomor terendah.

sifat fisik Alkohol:


• Alkohol berantai pendek (C1 sampai dengan C3) larut dalam air, makin panjang
rantai gugus alkil makin rendah kelarutannya dalam air, sebaliknya makin tinggi
kelarutannya dalam pelarut nonpolar.
• Kelarutan alkohol juga makin meningkat dengan makin banyaknya gugus
hidroksil. Titik didih alkohol makin meningkat dengan makin panjangnya rantai
karbon, dan makin banyaknya gugus hidroksil. Dibandingkan dengan hidrokarbon
lainnya yang mempunyai berat molekul setara, alkohol selalu mempunyai titik didih
lebih tinggi. Hal ini karena pada alkohol dapat terjadi ikatan hidrogen.

Kegunaan Alkohol:
• Metanol banyak digunakan sebagai bahan bakar (pembakar spirtus,
lampu penerang).
• Etanol digunakan sebagai bahan bakar, pelarut, cairan pensteril, dan
campuran minuman.
• Etilen glikol digunakan sebagai campuran zat antibeku,
• gliserol digunakan sebagai bahan kosmetik

• ALDEHIDE
Aldehida dan keton adalah senyawa organik yang mempunyai gugus fungsional
karbonil, –C=O. Aldehida memiliki sedikitnya satu atom H yang terikat pada gugus
karbonil, gugus sisanya dapat berupa atom hidrogen lain atau gugus alkil maupun
aril.

9
Rumus Umum Aldehide:

Tata nama aldehide


Penamaan untuk aldehida dalam sistem IUPAC akhiran -a pada alkana dirubah
menjadi-al. Berbeda dengan alkohol atau posisi gugus fungsionalnya, aldehida tidak
perlu ada penomoran karena gugus CHO selalu memiliki nomor 1 untuk karbonnya.

Nama IUPAC dan Trivial aldehide

Sifat-sifat aldehide:
• Senyawa aldehida dengan bobot molekul rendah dapat larut dalam air (walaupun
tidak membentuk ikatan hidrogen antar molekulnya, senyawa ini dapat membentuk
ikatan hidrogen dengan molekul air), akan tetapi kelarutannya dalam air makin
berkurang dengan makin bertambah panjangnyarantai karbon.
• Memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan senyawa lain dengan bobot
yang sama. Namun tidak lebih rendah dibanding senyawa alkohol karena tidak
membentuk ikatan hidrogen antar molekulnya seperti pada alkohol.

10
Manfaat aldehid
Formaldehida atau formalin atau metanal sering digunakan sebagai pengawet.
Formaldehid juga digunakan dalam industri kayu lapis atau triplek karena
formaldehid merupakan bahan baku pembuatan resin untuk lem permanen.

• KETON
keton adalah senyawa organik yang mempunyai gugus fungsional karbonil, –C=O.
Pada keton, atom karbon karbonil terhubung dengan dua atom karbon lainnya.
Rumus umum keton adalah:

Tata Nama Keton


Penamaan untuk keton dilakukan dengan cara mengubah -a dari alkana menjadi -
on. Gugus karbonil pada keton bila perlu diberikan nomor, kecuali pada propanon
(aseton) yang merupakan keton paling sederhana.

Nama IUPAC dan trivial beberapa Keton:

11
Sifat-sifat keton:
• keton dengan bobot molekul rendah dapat larut dalam air (walaupun tidak
membentuk ikatan hidrogen antar molekulnya, senyawa ini dapat membentuk
ikatan hidrogen dengan molekul air), akan tetapi kelarutannya dalam air makin
berkurang dengan makin bertambah panjangnyarantai karbon.
• keton memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan senyawa lain dengan
bobot yang sama. Namun tidak lebih rendah dibanding senyawa alkohol karena
tidak membentuk ikatan hidrogen antar molekulnya seperti pada alkohol.

Manfaat Keton:
aseton banyak digunakan sebagai pelarut (cat, resin, cat kuku, zat warna).

• ASAM KARBOKSILAT
Asam Karboksilat adalah golongan senyawa organik yang mengandung gugus
karbonil yang lainnya yaitu asam karboksilat. Senyawa organik yang mempunyai
gugus fungsional karboksil, -COOH, mengandung gugus karbonil dan gugus
hidroksil. Rumus umum asam karboksilat adalah

Tata nama Asam Karboksilat


Asam karboksilat diberi nama seperti tatanama alkana, dengan menambahkan kata
depan asam dan mengganti akhiran –a pada alkana dengan akhiran –oat (penamaan
IUPAC)

12
Jika terdapat gugus fungsi lain maka gugus fungsi karboksil menjadi prioritas utama
dan diberi nomor 1.

Sifat-Sifat Asam Karboksilat


• karboksilat sangat dipengaruhi oleh keberadaan gugus karbonil yang dimilikinya.
Sifat tersebut diantaranya adalah bersifat polar
• memiliki titik didih yang tinggi
• memiliki kelarutan yang besar di dalam air (untuk asam karboksilat dengan bobot
molekul yang rendah).
• Asam karboksilat memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan senyawa lain
dengan bobot molekul yang sama, bahkan lebih tinggi dibandingkan alkohol
padanannya (adanya ikatan hidrogen)

Manfaat Asam Karboksilat


• Asam cuka yang digunakan sebagai pemberi rasa masam pada makanan adalah
asam asetat atau asam etanoat
• Asam salisilat digunakan pada obat-obatan dan kosmetik.

Asam karboksilat juga dapat bereaksi dengan alkohol menghasilkan ester, dan
dengan amina membentuk amida. Oleh karena itu, ester dan amida disebut turunan
asam karboksilat. Pada turunan asam karboksilat gugus hidroksil pada asam
karboksilat diganti dengan gugus lain.

13
• ETER
Eter merupakan senyawa dengan dua gugus alkil berhubungan dengan satu atom
oksigen yang sama dan dapat berbentuk rantai terbuka maupun siklik. Rumus
umum kelompok senyawa ini adalah R-O-R’, dengan R dan R’ dapat merupakan
gugus yang sama atau berbeda, dan gugus itu berupa alkil maupun aril.

Tata nama eter


• Eter biasanya diberi nama dengan menyebut nama setiap gugus alkil atau arilnya
sesuai urutan abjad, diikuti dengan kata eter.
• Untuk eter yang lebih rumit, gugus –OR yang lebih sederhana dinamai sebagai
substituen alkoksi.

Sifat-sifat eter
• Kelompok eter biasanya mempunyai titik didih lebih rendah dari alkohol yang
mempunyai berat molekul sama.
• Eter (R – O – R) tidak mempunya atom hidrogen yang terikat pada oksigen
sehingga eter tidak dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekulnya. Tetapi
eter dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air, alkohol, atau fenol.
• Eter merupakan senyawa yang relatif lamban (tidak mudah bereaksi), sehingga
banyak digunakan sebagai pelarut.

Manfaat-manfaat eter
• Eter (dietil eter) digunakan sebagai anastesi (obat bius). Dietileter juga
merupakan bahan cairan starter untuk mesin mobil.

2.3 Perbedaan Senyawa Organik Dan Anorganik.

Definisi Senyawa Anorganik


Menurut versi sejarah: senyawa yang tidak berasal dari makhluk hidup
Menurut versi modern: senyawa yang tidak mengandung rantai karbon
14
Semua senyawa organik mengandung atom karbon, akan tetapi tidak semua
senyawa yang memiliki atom karbon merupakan senyawa organik.

Contoh senyawa anorganik yang mempunyai atom karbon: CO2, CO, CS2, Na2CO3,
NaHCO3, HCN, KCN, KSCN, NH4OCN, CaC2, Mg2C3.

Ciri–Ciri Senyawa Organik:


a. Memiliki titik leleh dan titik didih yang relatif rendah
b. Bersifat non–polar sehingga kelarutannya rendah di dalam air dan tinggi di
pelarut non–polar
c. Mudah terbakar
d. Tidak menghantarkan listrik karena tidak mengion
e. Reaksi kimianya berlangsung relatif lambat
f. Memiliki isomer (senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi strukturnya
berbeda)
g. Jenis ikatan kimianya sebagian besar ikatan kovalen.

Ciri–ciri Senyawa Anorganik:


a. Memiliki titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi
b. Bersifat polar sehingga kelarutannya tinggi di dalam air dan rendah di pelarut
non–polar
c. Tidak mudah terbakar
d. Menghantarkan listrik karena mengion
e. Reaksi kimianya berlangsung relatif cepat
f. Isomer terbatas karena beberapa pengecualian
g. Jenis ikatan kimianya sebagian besar ikatan ionik walaupun ada juga yang
membentuk ikatan kovalen.

(source: Buku kimia organik Kiagus Ahmad Roni Legiso)

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kimia organik adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang struktur, sifat-sifat,
perubahan, komposisi, reaksi dan sintesis senyawa yang mengandung atom
karbon tidak hanya senyawa hidrokarbon, tetapi juga senyawa yang mengandung
unsur lain, seperti hidrogen, nitrogen, oksigen, halogen fosfor, silikon dan
sulfur. Senyawa organik membentuk dasar dari semua kehidupan di bumi dan
merupakan mayoritas bahan kimia yang diketahui. Pola ikatan yang dibentuk oleh
karbon berupa ikatan tunggal, rangkap dua, rangkap tiga.

Senyawa-senyawa kimia yang ada memiliki sifat, sehingga masing-masing senyawa


juga memiliki kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

16

Anda mungkin juga menyukai