Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH ISOMER, STRUKTUR, DAN TATA NAMA

SENYAWA ORGANIK (ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA)

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah


Kimia Organik Dasar

Dosen Pengampu : Ir. Rosdiana Muin,M.T.

Oleh: Kelompok 4 & 5

Daffa Hanifah Hanaka P. (03031281924046)


Hendryal Irdiansyah (03031281924028)
Muhammad Fahri Abdan S. K. (03031281924040)
Muhammad Ihsan Fikri (03031281924066)
Noveria Maharani (03031281924130)
Nurul Eka Fadhila (03031181924124)
Rizky Risno Santoso (03031281924036)
Royan Duta (03031281924050)
Setiawan (03031281924128)
Tiara Kasih (03031181924016)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2019
Kata pengantar

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata pelajaran Kimia Organik.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi dapat teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Tata Nama
Senyawa Kimia, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi, referensi, dan berita. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah
ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan
datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Indralaya, 28 Agustus 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul 1

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang 4
2. Rumusan Masalah 4
3. Tujuan Penulisan 4

BAB 2 ISI

1. Struktur Senyawa Hidrokarbon 5


2. Macam-macam Isomer 8
3. Tata Nama Senyawa Organik 12

BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan 41

Daftar Pustaka 42

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia tidak
terlepas dari berbagai bentuk masalah dalam kehidupan, olehnya para ilmuan selalu
mengkaji persoalan yang terjadi baik dalam lingkungan maupun alam secara
keseluruhan. Dengan hal tersebut sejarah perkembangan yang diangkat lewat latar
belakang ini adalah sejarah perkembangan tata nama senyawa kimia dan
pengolongannya.Setiap senyawa perlu mempunyai nama spesifik. Seperti halnya
penamaa unsur, pada mulanya penamaan senyawa didasarkan pada berbagai hal, seperti
nama tempat, nama orang, atau sifat tertentu dari senyawa yang bersangkutan.
Dewasa ini, jutaan senyawa telah dikenal dan tiap tahun ditemukan ribuan
senyawa baru, sehingga diperlukan cara untuk pemberian nama. Oleh karena itu
mustahil bagi kita untuk menghapalkan jutaan nama dan setiap nama berdiri sendiri,
tanpa kaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam sistem penamaan yang
digunakan sekarang, nama senyawa didasarkan pada rumus kimianya. Kita akan
membahas cara penamaan senyawa-senyawa organik yang terdiri dari dua dan tiga jenis
unsur.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa hal yang
menjadi masalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengelompokan isomer,struktur,dan tata nama senyawa kimia
2. Bagaimana melakukan penamaan pada unsur dan senyawa kimia?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk memperoleh gambaran tentang isomer,struktur,dansenyawa-senyawa organik


2. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu kimia terutama
yang berkaitan dengan isomer,struktur,dan tata nama senyawa kimia.
3. Agar mampu menjelaskan dan memahami tentang isomer,struktur,danpenamaan tata
senyawa kimia organic

4
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Struktur Senyawa Hidrokarbon


Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang mengandung unsur hidrogen
dan karbon. Atom-atom karbon selain dapat membentuk rantai karbon, juga dapat
membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga. Sehingga
senyawa hidrokarbon dapat dibagi menjadi 2 yaitu senyawa hidrokarbon
jenuh dan senyawa hidrokarbon tak jenuh. Senyawa hidrokarbon jenuh adalah
senyawa hidrokarbon yang ikatan rantai karbonnya jenuh (tunggal). Contoh
senyawa-senyawa alkana. Sedangkan senyawa hidrokarbon tak jenuh adalah
senyawa hidrokarbon yang mengandung ikatan kovalen rangkap 2 atau 3 pada
rantai karbonnya. Contoh: alkena dan alkuna.
1.1. ALKANA
Alkana adalah suatu hudrokarbon yang ikatan rantai karbonnya tunggal.
Alkana biasa disebut dengan hidrokarbon jenuh atau senyawa alifatik jenuh,
karena tidak mempunyai ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Rumus umum
dari senyawa alkana adalah CnH2n+2

a. Sifat-Sifat Senyawa Alkana

1. Pada suhu kamar C1–C4 berwujud gas, C5–C17 berwujud cair, dan di atas
17 berwujud padat.
2. Semakin bertambah jumlah atom C maka Mr ikut bertambah akibatnya titik
didih dan titik leleh semakin tinggi. Alkana rantai lurus mempunyai titik
didih lebih tinggi dibanding alkana rantai bercabang dengan jumlah atom C
sama. Semakin banyak cabang, titik didih makin rendah.
3. Alkana mudah larut dalam pelarut organik tetapi sukar larut dalam air.

5
4. Pembakaran/oksidasi alkana bersifat eksotermik (menghasilkan kalor).
Pembakaran alkana berlangsung sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran
sempurna menghasilkan gas CO2 sedang pembakaran tidak sempurna
menghasilkan gas CO. Reaksi pembakaran sempurna:

CH4(g) + 2 O2(g)èCO2(g) + 2 H2O(g) + E

Reaksi pembakaran tak sempurna:

2 CH4(g) + 3 O2(g)==> CO(g) + 4 H2O(g) + E

5. Alkana dapat bereaksi substitusi dengan halogen. Reaksi substitusi adalah


reaksi penggantian atom/ gugus atom dengan atom/gugus atom yang lain.
misalnya: CH4(g) + Cl2(g)èCH3Cl(g) + HCl(g)
6. Senyawa alkana rantai panjang dapat mengalami reaksi eliminasi. Reaksi
eliminasi adalah reaksi penghilangan atom/gugus atom untuk memperoleh
senyawa karbon lebih sederhana. Contoh pada reaksi eliminasi termal
minyak bumi dan gas alam.

b. Kegunaan Alkana

Secara umum, alkana berguna sebagai bahan bakar dan bahan baku dalam
industri petrokimia.

1. Metana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak, dan bahan baku
pembuatan zat kimia seperti H2 dan NH3.
2. Etana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak dan sebagai refrigerant
dalam sistem pendinginan dua tahap untuk suhu rendah
3. Propana; merupakan komponen utama gas elpiji untuk memasak dan bahan
baku senyawa organik.
4. Butana; berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet
sintesis.
5. Oktana; merupakan komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu
bensin

6
1.2 ALKENA

Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap


dua pada atom karbonnya. Rumus umum senyawa alkena adalah CnH2n

a. Sifat-Sifat Senyawa Alkena

1. Titik didih alkena mirip dengan alkana, makin bertambah jumlah atom C,
harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.
2. Alkena mudah larut dalam pelarut organik tetapi sukar larut dalam air.
3. Alkena dapat bereaksi adisi dengan H2 dan halogen (X2 = F2, Cl2, Br2, I2).

 Adisi alkena dengan H2. Contoh: CH2=CH2 + H2èCH3–CH3


 Adisi alkena dengan halogen..
Reaksi umum: –CH=CH– + X2è –CHX–CHX–
Contoh: CH2 = CH2 + Cl2èCH2Cl-CH2Cl
b. Kegunaan Alkena
1. Etena; digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik polietena (PE).
2. Propena, digunakan untuk membuat plastik polipropilena (PP), yaitu polimer
untuk membuat serat sintesis dan peralatan memasak.

7
1.3 ALKUNA
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga pada
rantai karbonnya. Rumus umum alkuna adalah CnH2n-2

a. Sifat-Sifat Senyawa Alkuna


1. Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah
jumlah atom C harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.
2. Alkuna dapat bereaksi adisi dengan H2, halogen (X2 = F2, Cl2, Br2, I2)
dan asam halida (HX = HF, HCl, HBr, HI).

2. MACAM-MACAM ISOMER
Isomer adalah molekul yang memiliki formula molekul yang sama tetapi memiliki
pengaturan yang berbeda pada bentuk 3D. Tidak termasuk pengaturan berbeda yang
diakibatkan rotasi molekul secara keseluruhan ataupun rotasi pada ikatan tertentu
(ikatantunggal).Isomer adalah senyawa kimia yang mempunyai rumus molekul sama tetapi
rumus strukturnya berbeda sehingga sifat sifatnya pun berbeda

2.1 Isomer Struktur

Seperti namanya, isomer struktur, terjadi karena perbedaan susunan


ikatan struktur antaratom maupun gugus fungsi di dalam suatu molekul.

8
Isomer struktur ini dibagi menjadi 3 jenis: isomer rangka, isomer posisi,
isomer gugus fungsi.

2.2 Isomer Kerangka


Senyawa-senyawa yang merupakan isomer kerangka mempunyai rumus
molekul dan gugus fungsi yang sama, namun kerangka (rantai karbon utama)
berbeda

Contoh:

Isobutana (2-metilpropana) n-butana


Dapat dilihat dari strukturnya, terlihat berbeda Senyawa sebelah kanan
adalah n-butana, bentuk kerangkanya lurus-lurus aja.Sementara sebelah kiri
ada cabangnya, yaitu 2-metilpropana. Meskipun begitu, mereka berasal dari
rumus kimia yang sama, yaitu C4H10. Jumlah C-nya sama-sama 4, dan H-
nya sama-sama 10.

2.3 Isomer Posisi


Isomer posisi adalah isomer yang terjadi apabila terdapat perbedaan
posisi gugus fungsi.Isomer posisi terjadi pada senyawa alkena dan senyawa
alkuna.

2.4 Isomer Gugus Fungsi

Isomer gugus fungsi adalah isomer yang memiliki rumus molekul yang
sama, namun atom-atomnya terhubung dengan cara lain sehingga
membentuk gugus fungsi yang berbeda. Berikut beberapa pasangan deret
homolog yang berisomer gugus fungsi.

9
 Alkanol (10ea rah) dengan alkoksialkana (eter) – rumus umum: CnH2n+2O

Contohnya, etanol dengan metoksimetana (dimetil eter).


 Alkanal (aldehida) dengan alkanon (keton) – rumus umum: CnH2No

Contohnya, propanal dengan propanon.


 Asam alkanoat (asam karboksilat) dengan alkil alkanoat (ester) – rumus umum:
CnH2No2

Contohnya, asam propanoat dengan 10ea r etanoat.

2.5 Isomer Ruang

Keisomeran ruang terjadi akibat perbedaan konfigurasi atau susunan atom-atom


dalam ruang. Keisomeran ruang dapat dibedakan menjadi:

2.6 Isomer Geometri

Isomer geometri adalah isomer yang terjadi karena perbedaan posisi gugus-
gugus sejenis disekitar ikatan rangkap.Isomer geometri hanya terjadi pada senyawa
alkena. Perhatikan contoh isomer geometri berikut ini:

Berdasarkan contoh tersebut dapat kita lihat perbedaannya yaitu terletak pada posisi
CH3, untuk cis-2-butena posisi kedua CH3 berada pada satu sisi.Sedangkan pada
trans-2-butena posisi kedua CH3 berada pada posisi yang bersebrangan.

10
Jadi, bisa kita simpulkan bahwa jika senyawa tersebut termasuk kedalam cis, maka
posisi gugus fungsi berada pada posisi yang sama. Sedangkan untuk trans, posisi gugus
fungsi berada pada posisi yang berbeda.

2.7 Isomer Optis

Isomer optis adalah isomer yang dicirikan dari perbedaan arah pemutaran bidang
polarisasi cahaya.Senyawa yang dapat memutar bidang polarisasi cahaya dikatakan
sebagai senyawa optis aktif. Isomer yang dapat memutar bidang polarisasi cahaya 11ea
rah kanan (searah jarum jam) disebut dextro (d atau +). Sebaliknya isomer dari senyawa
yang sama dan memutar bidang polarisasi 11ea rah kiri (berlawanan arah jarum jam)
disebut levo (l atau -)

Keisomeran optis terjadi jika senyawa memiliki suatu atom asimetris.Pada


senyawa karbon, keisomeran optis terjadi pada senyawa yang mempunyai atom karbon
asimetris, yaitu atom karbon yang terikat pada 4 atom atau gugus atom yang berbeda.
Jika dua gugus pada atom asimetris tersebut ditukarkan posisinya, maka akan terbentuk
dua molekul berbeda yang merupakan bayangan cermin dari satu sama lainnya. Kedua
molekul ini tidak dapat saling ditindihkan satu sama lain (non-superimposable). Sifat
tidak saling tumpang tindih seperti tangan kiri di atas tangan kanan dan sebaliknya
disebut sebagai kiral.

Sebagai contoh, 2-butanol memiliki satu atom karbon kiral yaitu atom karbon nomor 2
seperti terlihat pada gambar berikut. Atom karbon tersebut berikatan dengan empat
gugus berbeda, antara lain –C2H5, –H, –OH, dan –CH3.

11
3. TATA NAMA SENYAWA ORGANIK

Ada dua sistem dalam penamaan senyawa karboksilat yaitu sistem IUPAC dan
sistem trivial (nama dagang). Kedua sistem cukup berbeda satu sama lain.

1. IUPAC

Penamaan asam karboksilat menurut IUPAC cukup mudah. Mereka dinamai


dengan menggantikan akhiran -a pada nama rantai alkana dengan akhiran -oat.
Kemidian tinggal ditambah kata asam di depannya.

Contoh:

Nama Alkana Nama Asam Karboksilat

Rumus Nama Rumus


Molekul Molekul Nama

Asam
CH4 Metana metanoat

Asam
CH3 – CH3 Etana etanoat
A. Tentukan dulu rantai utama. Rantai utama adalah rantai yang memiliki jumlah atom
C yang paling panjang termasuk atom C dari gugus karboksil.

B. Identifikasi gugus alkil atau gugus lain (substitutuen) yang terikat pada rantai utama.

12
C. Penomoran substituen dimulai dari letak gugus karboksil.

D. Jika terdapat lebih dari satu kosntituen maka penamaannya dimulai dari urutan abjad
konstituen. Jadi bukan lagi menurut urutan rantai paling dekat dengan gugus
karboksilat.

contoh:

Asam 2-propil-3-metil pentanoat –> salah karena seharusnya jika menurut abjad metil
lebih dulu baru propil.

Rumus Struktur Nama Trivial

HCOOH Asam format

CH3COOH Asam asetat

CH3CH2COOH Asam propionat

CH3(CH2)2COOH Asam butirat

CH3(CH2)3COOH Asam velerat

CH3(CH2)4COOH Asam kaproat

CH3(CH2)6COOH Asam kaprilat

CH3(CH2)8COOH Asam kaprat

CH3(CH2)10COOH Asam laurat

CH3(CH2)12COOH Asam miristat

CH3(CH2)14COOH Asam palmiat

CH3(CH2)16COOH Asam stearat

13
CH3(CH2)18COOH Asam arakhidat
Asam 3-metil-2-propil pentanoat –> benar

E. Dalam pengurutan abjad kosntituen tidak perlu diperhatikan awalan di-,tri-,sek- yang
perlu diurutkan hanyalah nama konstituen menurut urutan abjad.

F. Langkah terkhir adalah penambahan kata asam di depan.

Nama : Asam 3,4-dimetil pentaoat

2. Trivial

– Tata nama trivial untuk asam karboksilat bercabang

Untuk tata nama asam karboksilat rantai bercabang sistem trivial menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:

A. Tentukan rantai utama (jumlah atom C paling banyak dan termasuk atom C dalam
gugus karboksill)

B. Identifikasi gugus lain (substituen) yang ada di rantai utama.


Contoh:

14
C. Untuk penomoran substituen dimulai dari atom carbon letak gugus karboksil dengan
urutan α, β, γ, dan seterusnya. Agak berbeda dengan sistem IUPAC yang menggunakan
angka.

Contoh

asam β, γ-dimetilvalerat

D. tambahkan kata asam di depan.

3.2.1 Tata Nama Senyawa Hidrokarbon

Dalam tata nama senyawa maupun unsur kimia, dikenal dua sistem yaitu
sistem tata nama IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry)
dan sistem tata nama trivial. Sistem tata nama IUPAC merupakan sistem tata
nama yang dilakukan secara sistematis dan beraturan serta mempertimbangkan
prioritas-prioritas berdasarkan pertimbangan tertentu.

A. Tata Nama Senyawa Hidrokarbon Alkana

1. Tata Nama IUPAC

a. Alkana rantai lurus (tidak bercabang)

Alkana rantai lurus diberi nama sesuai dengan jumlah atom karbonnya
sebagaimana tercantum dalam tabel di atas. Terkadang ditambahkan
normal (n) di depan nama alkana.
Contoh:
CH3 – CH2 – CH2 – CH3 n–butana/butana
CH3 – CH2 – CH3 n–propana/propana

15
b. Alkana siklis (rantai tertutup)
Alkana rantai siklis (tertutup) diberi nama menurut banyaknya atom
karbon dalam cincin, dengan penambahan awalan siklo-.
Contoh:
H2C – CH2
| | siklobutana
H2C – CH2

Pemberian nama untuk alkana yang memiliki struktur bercabang mengikuti


aturan berikut:
 Tentukan rantai utama/ induk, yaitu rantai dengan jumlah atom C paling banyak,
seperti gambar rantai atom karbon berikut.

 Tentukan penomoran rantai induk, yaitu ujung yang dekat dengan cabang

 Tentukan posisi gugus alkil/ cabang (jika ada)

 Tentukan jumlah gugus alkil/ cabang yang sama, jika terdapat dua cabang yang
sama tambahkan di, tiga= tri, empat= tetra

 Tentukan nama gugus alkil/ cabang

Berikut rumus tata nama senyawa hidrokarbon alkana

Contoh tata nama senyawa hidrokarbon alkana

 Jika pada struktur alkana tidak ditemukan gugus alkil, maka cukup tambahkan n
(normal), seperti contoh tata nama hidrokarbon berikut.

16
 Penomoran dimulai dari ujung rantai induk yang dekat dengan gugus alkil/
cabang, seperti contoh tata nama senyawa hidrokarbon berikut.

 Jika ditemukan dua gugus alkil/ cabang yang sama, maka tambahkan sesuai
awalan di, tri, tetra, sebelum nama gugus alkil, seperti tata nama senyawa
hidrokarbon berikut.

 Jika terdapat gugus alkil/ cabang yang sama di atom karbon yang sama, ulangi
posisi gugus alkil tersebut, seperti tata nama senyawa hidrokarbon berikut.

 Jika gugus alkil berada di posisi yang sama di masing-masing ujung rantai
induk, cari ujung yang gugus alkilnya paling banyak, seperti tata nama senyawa
hidrokarbon berikut.

 Tata nama senyawa hidrokarbon yang salah untuk struktur di atas, seperti
berikut ini.

17
 Jika terdapat gugus alkil yang berbeda, prioritaskan gugus alkil yang huruf awal
lebih dahulu dalam abjad, seperti tata nama senyawa hidrokarbon berikut.

 Jika posisi gugus alkil yang berbeda, jaraknya sama dari ujung-ujung rantai
induk, prioritaskan gugus alkil dengan atom karbon lebih banyak, seperti tata
nama senyawa hidrokarbon berikut.

 Contoh lain tata nama senyawa hidrokarbon dapat dilihat pada struktur berikut.

18
2. Tata Nama Trivial (Nama Umum)
Dalam sistem tatanama umum, nama alkana ditentukan oleh jumlah atom karbon
tanpa memperhatikan susunan atom-atom karbon tersebut.

3.2 Tata Nama Senyawa Hidrokarbon Alkena Dan Alkuna

Tata nama senyawa hidrokarbon alkena dan alkuna hampir sama dengan tata
nama senyawa hidrokarbon alkana, cuma yang harus diprioritaskan terlebih dahulu
adalah ikatan rangkap antar atom karbon, bukan lagi cabang. Kecuali posisi dua ikatan
rangkap sama dari dua ujung rantai induk, maka barulah mempertimbangkan posisi
gugus alkil.

19
Berikut rumus tata nama senyawa hidrokarbon alkena dan alkuna

A. Alkena

Alkena memiliki rumus umum CnH2n. Adapun contoh tata nama senyawa
hidrokarbon alkena adalah sebagai berikut.

1. Tata Nama IUPAC

 Jika tidak ditemukan gugus alkil pada rantai induk, maka langsung ke posisi
rangkap, seperti strutur senyawa hidrokarbon alkena berikut ini.

 Jika posisi rangkap dan gugus alkil jaraknya sama antar dua ujung rantai induk,
maka prioritas utama adalah rangkap, seperti struktur senyawa hidrokarbon
berikut ini.

Alternatif jawaban
lain (salah)

 Jika terdapat dua ikatan rangkap pada rantai induk, tambahkan di, jika tiga=tri,
empat=tetra, seperti struktur hidrokaron alkena berikut ini.

20
 Jika terdapat gugus alkil antara dua ikatan rangkap yang berjarak sama dari dua
ujung rantai induk, maka prioritas berikutnya adalah posisi gugus alkil, seperti
struktur hidrokarbon alkena berikut ini.

Alternatif jawaban lain (salah)

 Jika terdapat gugus alkil yang berbeda, prioritaskan gugus alkil yang huruf awal
lebih dahulu dalam abjad, seperti tata nama senyawa hidrokarbon berikut
berikut.

2. Tata Nama Trivial (Nama Umum)


Alkena-alkena suku rendah nama umum lebih sering digunakan dibanding nama
sistematik. Misalnya :

B. Alkuna
Alkuna memiliki rumus umum CnH2n-2. Adapun contoh tata nama senyawa
hidrokarbon alkuna adalah sebagai berikut

21
1. Tata Nama IUPAC

 Jika tidak ditemukan gugus alkil pada rantai induk alkuna, maka langsung ke
posisi rangkap, seperti strutur senyawa hidrokarbon alkuna berikut ini.

 Jika terdapat gugus alkil pada rantai induk alkuna, maka prioritaskan posisi
rangkap, seperti struktur hidrokarbon alkuna berikut.

 Jika
terdapat dua
ikatan rangkap pada rantai induk alkuna dengan jarak yang sama dari ujung-
ujungnya, maka prioritas berikutnya adalah posisi alkil, seperti struktur
hidrokarbon alkuna berikut.

Alternatif jawaban lain (salah)

2. Tata Nama Trivial (Nama Umum)


Nama umum biasanya digunakan untuk alkuna-alkuna sederhana. Dalam
pemberian nama umum, alkuna dianggap sebagai turunan asetilena (C2H2) yang satu
atau dua atom hidrogennya diganti oleh gugus alkil.

22
Contoh:
H - C C – C2H5 CH3 – C C – CH3 CH3 – C C – CH(CH3)2
(etilasetilena) (dimetilasetilena) (metilisopropilasetilena)

3.3 Tata Nama Alkohol

1 . Tata Nama Alkohol IUPAC

Menurut sistem IUPAC dalam tata nama alkohol menggunakan kaidah atau aturan
sebagai berikut.

1. Tentukan dulu rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus hidroksil (OH).
Rantai tersebut kemudian menjadi rantai utama yang diberi nama sesuai dengan
nama senyawa alkana dengan mengganti akhiran a dengan ol. Contoh.Pada
gambar di bawah ini rantai terpanjang berjumlah 5 maka dinamakan pentanol.

2. Semua atom karbon selain rantai utama dinamakan cabang dan diberi nama sesuai
nama alkil berdasarkan kepada jumlah atom c.

3. Rantai utama harus diberi nomor dari ujung yang paling dekat dengan gugus -OH.

4.Urutanpemberian nama

nomor cabang – nama alkil – nomor gugus OH – nama rantai utama.

Jika cabang lebih dari satu jenis maka diurutkan sesuai abjad dari nama alkil.

23
Contohnya

Diberi nama 3,4-dimetil-2-pentanol


5. Jika kemudian ada lebih dari satu gugus OH pada satu molekul yang sama
(polihidroksil alkohol) maka sobat gunakan akhiran diol (2 gugus OH), triol (tiga
gugus OH), dan seterusnya. Tetapi perlu sobat ingat
akhiran a pada senyawa alkananya masih dipakai.Misal 4
atom c –>.butana –> butanadiol

Perhatikan contoh di atas.Dalam senyawa tersebut


terdapat dua buah cabang berupa etil di nomor 4 dan metil
di nomor 3.Rantai terpanjang berjumlah 6 atom C dan
gugus hidroksil ada dua di nomor 2 dan 4.

Namanya 4-etil-3metil-2,4-heksanadiol

2 . Tata Nama Tivial

Tatanama trivial atau tata nama dagang yang lazim merupakan sistem penamaan yang
tidak resmi dan digunakan sebelum kemunculan sistem IUPAC. Pada umumnya tata
nama trivial alkohol dilakukan dengan menyebutkan nama alkil diakhiri dengan
alkohol. Berikut ini sobat, beberapa nama trivian dan sistem IUPAC untuk alkohol

Nama Nama
Struktur Molekul
IUPAC Trivial

Etial
Etanol
Alkohol

2- Isopropil
Propanol alkohol

24
Sec-butil
2-Butanol
alkohol

1,2- etilen
etanadiol glokol

3.4 Tata Nama Eter

1.Tata Nama Eter IUPAC

1) Nama sistematik eter adalah alkoksi alkana. Alkil terkecil dianggap sebagai alkoksi,
dan yang terbesar dianggap alkana.

Contoh :

2 )Tentukan nomor terikatnya gugus alkoksi.

3) Gugus alkoksi merupakan salah satu substituen , sehingga penulisan namanya harus
berdasarkan urutan abjad huruf pertama nomor substituen.

Contoh :

4) Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad
sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan
neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.

Contoh;

25
2. Tata Nama Eter Trivial

1) Tentukan gugus-gugus alkil (substituen) yang mengikat gugus eter (-O-).

Contoh :

2) Tambahkan akhiran “eter” setelah nama-nama subtituen.

Contoh :

3) Penulisan substituen alkil tidak harus menurut urutan abjad.

3.5 Tata Nama Ester

Ester (R-CO-O-R') adalah nama turunan alkil dari asam karboksilat Ester
memiliki gugus –RCOORI yang mana R adalah gugus alkil dan gugus alkanoat. Karena
itu, ester sering disebut alkil alkanoat.Gugus alkil (R') disebut pertama kali. Bagian R-
CO-O kemudian dinamai dengan kata terpisah sesuai dengan nama asam
karboksilatnya, dengan nama terakhirnya berakhiran dengan-oat.Contohnya
(CH3)2CHCH2CH2COOCH2CH3 disebut etil 4-metil pentanoat. Untuk ester semacam
etil asetat (CH3COOCH2CH3), etil format (HCOOCH2CH3) atau dimetil fitalat yang
berasal dari asam, maka IUPAC tetap menyarankan tetap memakai nama ini. Beberapa
contoh sederhana ditunjukkan dalam gambar.

26
Jika gugus alkil tidak terhubung di akhir rantai, maka letak posisi yang terhubung
dengan gugus ester diberi imbuhan "-il" contoh : CH3CH2CH(CH3)OOCCH2CH3
disebut 2-butil propanoat atau 2-butil propionat. Gugus alkanoat adalah gugus yang
memiliki satu atom karbon dan dua atom oksigen yang mana salah satu atom oksigen
berikatan rangkap dengan atom karbon.Bentuk struktur di bawah adalah bentuk gugus
alkanoat, Asam karboksilat paling sederhana, seperti metanoat, etanoat, propanoat dan
seterusnya.Jika terdapat bentuk struktur seperti gambar di bawah ini, maka senyawa
tersebut termasuk ester.

Ester dapat berasal dari asam karboksilat paling sederhana karena memiliki
gugus alkanoat. Nama lain dari asam karboksilat adalah asam alkanoat. Ester dapat
dibentuk melalui reaksi asam dan alkohol dengan eliminasi air.
Contoh : Reaksi asam asetat dan alkohol yang menghasilkan ester asetat.

Jika terdapat bentuk struktur seperti gambar di atas, maka senyawa tersebut termasuk
ester. Perhatikan beberapa rumus struktur senyawa ester pada tabel berikut:

27
metil propanoat
Alkilnya adalah metil, karboksilatnya adalah propanoat sehingga namanya adalah metil
propanoat.
Contoh berikutnya adalah etil propanoat yang strukturnya sebagai berikut.

etil propanoat

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa senyawa ester terdiri dari senyawa C,H,dan O
dengan perbandingan C : H : O adalah 1 : 2 : 2, sehingga rumus umum senyawa ester
adalah: CnH2nO2 .

1. Tata Nama IUPAC


Ester mempunyai nama IUPAC alkil alkanoat. Penamaan ester menurut IUPAC
dilakukan dengan menyebutkan terlebih dahulu alkil yang melekat pada gugus karbonil
kemudian nama karboksilatnya. Nama asam diganti dengan nama alkil dari R' karena
atom H dari gugus -OH diganti dengan gugus alkil.Berikut Tata nama IUPAC :
1. Gugus —COOR dalam ester terpisah dalam penamaannya, yaitu dibagi atas —
COO dan —R
2. Gugus —COO adalah gugus alkanoat, sedangkan gugus —R adalah gugus alkil
3. Gugus —R selalu berada dekat oksigen (O) pada —COO
4. Gugus sebelah —COO (tidak —OR ; alkil) adalah rantai cabang, dan, atom C-
nya bergabung dengan atom C pada —COO (lihat gambar!)

5. Penamaannya adalah alkil + alkanoat. Jadi, gugus alkil dulu baru disebutkan
gugus alkanoat
6. Semua gugus —COOR masuk ke dalam rantai utama

28
7. Dalam penamaan IUPAC ester,jika ada cabang, —COO selalu mendapatkan
nomor 1 dan masuk dalam rantai utama
2. Tata Nama Trivial
1. Nama lazimnya adalah alkil alkil ester, sama seperti eter
2. Alkil alkil pada nomor 1 tidak diurutkan berdasarkan abjad
3. Dalam nama lazim, pasti ada atom O di tengah-tengah
perhatikan contoh dari nama lazim ester berikut ini.

Reaksi pembentukan ester dinamakan esterifikasi.Ester dapat dihasilkan dari


reaksi antara asam alkanoat dengan alkohol.

Esterifikasi:
asam karboksilat + alkohol → ester + air

3.6 TATA NAMA AMINA


Karbon, hidrogen, dan oksigen merupakan toga unsur yang paling lazim terdapat dalam
sistem kehidupan.Nitrogen merupakan unsur ke empat. Amina adalah senyawa organik

29
yang mengandung atom-atom nitrogen trivalent, yang terikat pada satu atom karbon
atau lebih : RNH2, R2NH atau R3N.

Klasifikasi dan Tata Nama Amina


Amina dapat dikelompokkan sebagai primer, sekunder atau tersier, menurut
banyaknya substituent alkil atau aril yang terikat pada nitrogen.
Suatu nitrogen amina dapat memiliki empat gugus atau atom yang terikat padanya
dalam hal nitrogen itu merupakan bagian dari suatu ion positif. Senyawa-senyawa ion
ini terbagi dalam dua kategori. Jika satu atau lebih yang terikat ialah H, maka senyawa
ini disebut garam amina.Jika keempat gugus itu alkil atau aril, maka senyawa itu
disebut garam ammonium kuartener.
Garam amina :

Garam ammonium kuartener

Amina sederhana biasanya diberi nama berdasarkan sistem gugus-fungsional. Gugus


alkil atau aril disebut terlebih dahulu, kemudian ditambahkan akhiran –amina.

Diamian diberi nama alkane induknya (dengan angka awalan yang sesuia) yang diikuti
dengan akhiran –diamina.

Jika lebih dari satu tipe gugus alkil terikat pada nitrogen gugus alkil terbesar dianggap
sebagai induk.Gugus alkil tambahan dinyatakan dengan awalan N-alkil-.

30
Jika terdapat kefungsionalan yang dimiliki prioritas tata nama yang lebih tinggi, maka
digunakan awalan amino.

Amina terbagi menjadi tiga golongan, yaitu :

a. Amina Primer
Amina primer memiliki gugus –RNH2.Amina primer dapat dibentuk dari reaksi asam
basa reversible (dapat balik) antara garam etilamonium bromida dengan amonia
berlebih. Amonia akan mengambil satu atom hidrogen dari ion etilamonium, sehingga
terbentuk amina primer, yaitu etilamina.
Selain itu, amina primer juga dapat dibentuk dari gugus nitro yang direduksi.

b. Amina Sekunder
Amina sekunder memiliki gugus –R2NH. Amina sekunder dapat dibentuk dari reaksi
asam basa reversible antara dietilamonium bromida dengan amonia berlebih. Amonia
akan mengambil satu atom hidrogen dari ion dietilamonium, sehingga terbentuk amina
sekunder, yaitu dietilamina.

c. Amina Tersier
Amina tersier memiliki gugus –R3N. Amina tersier dapat dibentuk dari reaksi
asam basa reversible antara trietilamonium bromida dengan amonia berlebih.

31
Amonia akan mengambil satu atom hidrogen dari ion trietilamonium, sehingga
terbentuk amina tersier, yaitu trietilamina.

Tata Nama Amina

- Untuk gugus NH2 mendapat nama amino. Jika gugus NH2 lebih dari satu, maka diberi
imbuhan di-, tri- dan seterusnya.
- Penamaannya dengan menulis angka untuk posisi gugus NH2 terlebih dahulu, lalu
diikuti nama amino ditulis dan diakhiri dengan nama gugus lain.

Contoh :

Keterangan Gambar :
Gambar 1 : 1,3-diaminopropana
Gambar 2 : 1,5-diaminopentana
Gambar 3 : 2,4,6-triaminofenol

- Jika terdapat gugus –OH, maka nama gugus alkana diganti dengan akhiran –ol dan
gugus -NH2 disebut amino. Nama gugus –OH disebut lebih dulu dan diikuti kata amino.

Contoh :
Metanolamino
Etanolamino

Keterangan Gambar :
Gambar 1 : Metanamina
Gambar 2 : 2-propanamina
Gambar 3 : 1-propanamina
Gambar 4 : 3-butanamina

32
- Nama amina primer jenuh
diturunkan dari nama alkana yang
mana akhiran -a diganti dengan
akhiran -amina. Di depan nama
amina primer terdapat angka yang
menentukan posisi gugus -NH2.

Contoh :
* Nama alkana sesuai dengan jumlah atom karbon (gugus -NH2 tidak dihitung).

* Angka di depan nama amina primer jenuh menunjukkan posisi gugus –NH2.

- Nama amina primer tak jenuh adalah dengan mengganti akhiran -a pada nama
alkena menjadi akhiran -il dan diikuti dengan nama amina.

Contoh :

Keterangan Gambar :
Gambar 1 : 5-heksenilamina
Gambar 2 : 2-propenilamina

Angka di depan nama amina primer tak jenuh menunjukkan posisi ikatan rangkap.

- Jika terdapat substituen pada amina primer jenuh maupun tak jenuh, nama substituen
berserta posisinya diletakkan di depan nama amina primer.

Jika substituen lebih dari satu dan tidak sejenis, maka disusun berdasarkan urutan abjad.

Jika substituen lebih dari satu dan sejenis, maka mendapat imbuhan di-, tri- dan
seterusnya.
Contoh :

Keterangan Gambar :

33
Gambar 1 : 2-etil-3-metil butanamina
Gambar 2 : 2,2-dimetil-5-heksenilamina

- Jika terdapat gugus -NH, maka termasuk amina sekunder. Untuk penamaannya
mendapat awalan N diikuti nama gugus alkil yang terikat pada gugus -NH dan diakhiri
dengan nama alkana+amina.

Contoh :

Keterangan Gambar :
Gambar 1 : N-metilpropanamina
Gambar 2 : N-propilbutanamina
Gambar 3 : N-propil-2-butanamina
Gambar 4 : N-metil-2-butanamina

Angka dua di depan nama alkana+amina merupakan posisi gugus –NH.


- Jika terdapat substituen yang tidak terikat pada gugus –NH, maka nama substituen
ditulis lebih dulu.

Tetapi, jika substituen terikat pada gugus –NH dan substituen tersebut sejenis dengan
gugus alkil yang terikat pada gugus –NH, maka penulisnya diawali dengan N,posisi
substituen.
Contoh :

34
Keterangan Gambar :
Gambar 1 : 3-metil-N-propil butanamina
Gambar 2 : N,4-dimetil-2-pentanamina
Gambar 3 : N-3-dietil-2-pentanamina
Gambar 4 : N-5-dimetil-2-heksanamina

- Jika hanya terdapat gugus –N, maka termasuk amina tersier. Penamaannya diawali
dengan N,N diikuti nama kedua gugus alkil yang terikat pada gugus –N.
-Jika kedua gugus alkil berbeda jenis, maka penamaannya berdasarkan urutan abjad.
- Jika kedua gugus alkil sejenis, maka nama gugus alkil mendapat imbuhan di-, tri- dan
seterusnya.
- Jika terdapat substituen, maka substituen ditulis lebih dulu.

Contoh : 3-kloro-N,N-dimetil-propanamina
3.7 Tata Nama Aldehid dam Keton

Aldehid dan keton adalah senyawa turunan alkana yang memiliki rumus molekul
yang sama. Yang membedakannya adalah gugus fungsinya yaitu gugus fungsi aldehid -
CHO dan fungsi gugus keton -CO-.

35
I. Aldehida/Alkanal

Aldehida/alkanal dianggap sebagai turunan alkana di mana suuatu atom H dari


alkana diganti dengangugus fungsional -C=O-H sehingga aldehida ditulis dengan rumus
umum R - C = O - H. Tata nama aldehid menggunakan aturan IUPAC dan trvial.

1. Tata Nama IUPAC Aldehid

Nama IUPAC aldehid adalah alkanal. Tata nama aldehid diturunkan dari nama
alkana induuknya dengan aturan berikut :

1. Mengubah akhiran -a menjadi -al.

2. Penomoran dimulai dari gugus fungsi.

3. Pemberian nama dimulai dengan nama cabang-cabang yang disusun


abjad, kemudian nama rantai pokok.

Contoh tata nama IUPAC aldehid berikut ini :

Jika bercabang, maka penamaannya adalah sebagai berikut :

O
||
CH3 - CH2 - CH2 - CH - C - H
|
CH2

36
|
CH3

1. Menentukan rantai induk yaitu rantai yang mengandung gugus fungsi. C


pada gugus fungsi -CHO akan selalu berada diujung rantai induk.

Yang merupakan rantai induk adalah yang diberi kotak merah bukan yang
biru.Walapun yang biru rantai karbonnya lebih panjang, tetapi tidak
mengikutkan gugus fungsi/atom C pada gugus fungsi sehingga bukanlah rantai
induk. Ingat atom C pada gugus fungsi dihitung sebagai rantai induk sehingga
akan selalu mendapatkan posisi 1.

2. Memberi nomor yang dimulai dari C gugus fungsi.

3. Beri nama sesuai urutan berikut :

Nomor cabang - nama cabang - nama rantai induk - al.

Nama senyawa diatas : 2-etil-pentanal.

2. Tata Nama Tivial Aldehid

37
Aldehid diberi nama menurut nama trivial asam karboksilat induknya dengan
mengubah imbuhan asam -oat atau asam -at menjadi akhiran -aldehida. Contoh
tata nama trivial aldehida berikut ini :

II. Alkanon (Keton)

Alkanon adlah senyawa yang dianggap turunan hidrokarbon dengan gugus


fungsional (gugus karbonil) yang dinyatakan dengan rumus umum : R - C = O - R'. Tata
nama keton menggunakan aturan IUPAC dan Trivial.

1. Tata nama IUPAC Keton

Nama IUPAC keton diturunkan dari alkana induknya, dengan aturan sebagai
berikut :

1. Mengubah akhiran -a menjadi -on.

2. Rantai pokok adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus


fungsi -CO.

3. Penomoran dimulai dari C ujung yang terdekat dengan gugus fungsi.

4. Pemberian nama dimulai dengan nama cabang-cabang yang disusun


menurut abjad, kemudian nama rantai pokok.

Contoh tata nama IUPAC keton berikut ini :

38
||
CH3 - CH - C - CH - CH3
| |
C2H5 CH3

Nama senyawa diatas : 2,3-dimetil-3-heksanon.


2. Tata Nama Trivial Keton
Tata nama trivial keton dilakukan dengan cara memberikan nama pada gugus
alkil yang terikat pada rantai karbonil diikuti dengan kata keton. Berikut contoh
nama trivial keton :

39
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa kimia organik yang paling sederhana.


Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari
atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui
senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain.
Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon. Untuk
mempermudah mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli
mengolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom karbon dalam molekulnya.
Hidrokarbon pada kehidupan sehari-hari sangatlah penting dan memiliki kegunaan yang
tidak dapat digantkan oleh senyawa lain dalam penggunaan sehari-hari dalam bidang
sandang, pangan serta papan. Dalam penggunaannya pun memiliki peran tersendiri
dalam kegunaannya sehari-hari.

Saran

Dari pembelajaran materi ini, diharapkan kita bisa mengerti tentang isomer,
struktur, tata nama dari senyawa organik (alkana, alkena, alkuna). Jadi, belajar itu tidak
hanya dari satu buku tetapi dari buku lain kita juga bisa, karena buku adalah ilmu
pengetahuan untuk kita. Keraguan bukanlah lawan keyakinan, keraguan adalah sebuah
elemen dari kegagalan. Kita juga tidak harus takut pada kegagalan. tetapi pada
keberhasilan melakukan sesuatu yang tidak berarti.

40
DAFTAR PUSTAKA

Harmoko,Jati.2018.Pengertian Isomer dan Macam-Macam Isomer.

https://materikimia.com/pengertian-isomer-dan-macam-macam-isomer (Diakses Pada


27 Agustus 2019)

https://materikimia.com/pengertian-isomer-dan-macam-macam-isomer/ (akses 27
Agustus 2019)

https://www.studiobelajar.com/isomer/ (akses 27 Agustus 2019)

https://www.ilmukimia.org/2014/11/isomer-kerangka-posisi-dan-gugus-fungsi.html
(akses 27 Agustus 2019)

https://rinosafrizal.com/tata-nama-senyawa-hidrokarbon-alkana-alkena-alkuna/ (akses
27 Agustus 2019)

https://www.academia.edu/8174302/Kimia_Organik_Alkana_Alkena_Alkuna_ (akses
27 Agustus 2019)

https://wanibesak.wordpress.com/2010/10/23/tatanama-alkana-alkena-dan-alkuna/
(akses 26 Agustus 2019)

https://rumushitung.com/2015/12/30/asam-karboksilat-tata-nama-reaksi-
manfaatnya/#IUPAC (27 Agustus 2019)

https://www.studiobelajar.com/isomer/ (27 Agustus 2019)

https://guide-prof.blogspot.com/2015/10/jenis-jenis-isomer.html (27 Agustus 2019)

Tata nama senyawa alkohol.https://rumushitung.com/2016/01/20/alkohol-tata-nama-


sifat-dan-manfaatnya/ (27 Agustus 2019)

Tata nama senyawa eter. https://rolifhartika.wordpress.com/kimia-kelas-xii/senyawa-


karbon/b-eter/tata-nama-eter/ (27 Agustus 2019)

41

Anda mungkin juga menyukai