Anda di halaman 1dari 15

Tugas makalah : Kimia Organik

Dosen pengampuh : Dr. Ismail Marzuki, M.SI

SENYAWA ALKUNA DAN REAKSINYA

DISUSUN OLEH :

FEBYANTI BACHRUN (2220424040)

SYAMSUL ALAM (2220424041)

RAHMADHANY FITRI (2220424042)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS FAJAR

MAKASSAR

2023
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita ucapkan kehadirat tuhan yang maha esa. Karena dengan
rahmatnya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan bisa dipelajari dengan baik, makalah ini
berjudul “ senyawa alkuna dan reaksinya”.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada bidang mata kuliah kimia
organik I. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada bapak Dr.
Ismail Marzuki,M.Si sebagai dosen mata kuliah kimia organic I

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan
sangat jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk
kemajuan Universitas Fajar khususnya program studi Teknik Kimia.

Makassar, 27 Januari 2023

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I ....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG .............................................................................................. 1
1.2. RUMUSAN MASALAH .......................................................................................... 1
1.3. TUJUAN .................................................................................................................. 1
1.4. MANFAAT ............................................................................................................... 1
BAB II ...................................................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................................... 2
2.1. PENGERTIAN ALKUNA........................................................................................ 2
2.2. SIFAT ALKUNA...................................................................................................... 2
2.3. TATA NAMA ALKUNA .......................................................................................... 4
2.4. KEISOMERAN ALKUNA ....................................................................................... 6
2.5. REAKSI REAKSI ALKUNA ................................................................................... 7
2.6. KEGUNAAN ALKUNA......................................................................................... 10
BAB III................................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................................. 11
3.1. KESIMPULAN....................................................................................................... 11
3.2. SARAN .................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 12
1

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pengetahuan tentang kimia organik tidak dapat diabaikan. Karena sistem
kehidupan terutama terdiri dari air dan senyawa organik, hampir setiap studi yang
berhubungan dengan tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme bergantung pada
prinsip kimia organik. Bidang studi ini meliputi kedokteran, biokimia, mikrobiologi
dan banyak ilmu lainnya. Senyawa organik memiliki berbagai struktur dengan
sifat fisik dan kimia yang berbeda. Sehingga dari sifat-sifatnya yang khas kita
dapat melakukan analisis terhadap senyawa-senyawa tersebut jika. Analisis
yang dilakukan meliputi analisis kualitatif dan kuantitatif.

Kajian tentang senyawa alifatik khususnya alkana, alkena, alkohol dan


eter perlu dipelajari dan dipahami, karena jika senyawa-senyawa tersebut ada
bersama-sama sulit untuk diidentifikasi secara langsung, namun identifikasi
harus dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dari awal. umum ke
khusus. Makalah ini akan membahas alkuna dan reaksi yang terjadi.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang didapat dari latar belakang,yaitu :

1.2.1. Apa yang dimaksud dengan alkuna?


1.2.2. Bagaimana sifat fisik dari alkuna?
1.2.3. Bagaimana sifat kimia alkuna?
1.2.4. Bagaimana penamaan senyawa alkuna ?
1.2.5. Bagaimana reaksi alkuna dengan senyawa lain?
1.2.6. Apa manfaat alkuna dalam kehidupan?

1.3. TUJUAN
Adapun tujuan yang diperoleh dari rumusan masalah, yaitu :

1.3.1. Untuk mengetahui pengertian alkuna


1.3.2. Untuk mengetahui sifat fisik dari alkuna
1.3.3. Mengetahui sifat kimia alkuna
1.3.4. Mengetahui tatacara penamaan senyawa alkuna
1.3.5. Mengetahui reaksi alkuna dengan senyawa lain
1.3.6. Mengetahui manfaat alkuna dalam kehidupan

1.4. MANFAAT
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini, yaitu:
1.4.1. Memberikan informasi tentang senyawa alkuna
1.4.2. Memberikan informasi mengenai reaksi reaksi yang ada pada senyawa
alkuna
2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN ALKUNA

Alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga.
Senyawa alkuna adalah senyawa alifatik tak jenuh. Senyawa alifatik tak jenuh
adalah senyawa alifatik yang rantainya mengandung ikatan rangkap atau
rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua disebut alkena dan memiliki rangkap tiga
disebut alkuna. Alkuna juga memiliki ikatan tak jenuh. Salah satu contohnya
adalah ethyne yang juga dikenal sebagai asetilena dalam perdagangan atau
pengelasan.
Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yaitu hidrokarbon dengan
satu ikatan rangkap tiga (–C≡C–). Senyawa yang mempunyai 2 ikatan rangkap
3 disebut alkadiuna. Senyawa yang mempunyai 1 ikatan rangkap 2 dan 1 ikatan
rangkap 3 disebut alkenuna. Rumus umum untuk alkuna adalah CnH2n-2.
Alkuna dapat ditemukan dalam gas rawa,batubara & minyak bumi, tetapi dalam
jumlah sedikit. Sintesis senyawa alkuna yg penting adalah etuna.

Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan ikatan


rangkap tiga (-C≡C-). Memiliki sifat yang sama dengan alkena namun lebih
reaktif. Dan memiliki rumus CnH2n-2. Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon
tak jenuh dengan ikatan rangkap tiga (-C≡C-). Memiliki sifat yang sama dengan
alkena namun lebih reaktif. Dan memiliki rumus CnH2n-2.

2.2. SIFAT ALKUNA


2.2.1. sifat fisis
Titik didih mirip dengan alkana dan alkena. Semakin tinggi suhu alkena,
titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, 3 suku pertama berwujud gas, suku
berikutnya berwujud cair dan suku tinggi padat.

a. alkuna adalah karbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga di lokasi
karbon

b. Semua alkuna tidak berbau dan tidak berwarna dengan pengecualian etilen
yang memiliki bau sedikit berbeda.
c. Tiga akuna pertama adalah gas, dan delapan alkuna lainnya adalah cairan.
Semua alkuna lebih tinggi dari sebelas ini adalah bewujud padatan

d. alkuna sedikit polar secara alami

e. Titik didih dan titik lebur alkin meningkat ketika struktur molekulnya tumbuh
lebih besar. Titik didih meningkat dengan meningkatnya massa molekulnya
f. Juga, titik didih alkuna sedikit lebih tinggi dari alkena yang sesuai, karena
satu ikatan ekstra di lokasi karbon
3

2.2.2. sifat kimia


Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan
terjadinya reaksi adisi, polimerisasi, subsitusi dan pembakaran. sifatnya yang
sedikit asam. Sekarang alkuna sedikit elektronegatif. Atom karbon ikatan
rangkap dalam alkuna adalah sp3 hibridisasi, sedangkan seperti dalam alkana,
atom ikatan tunggal sp3 hibridisasi, menyebabkan perbedaan elektronegativitas.
Ini membuatnya lebih mudah bagi mereka untuk menarik pasangan elektron
bersama dari ikatan C-H.

Mengalami reaksi pembakaran menghasilkan CO2 dan H2O. Namun


energi yang dihasilkan reaksi pembakarannya lebih besar karena memutus
ikatan rangkal tiga.

Contoh :
2C2H2 + 5O2 ==> 4CO2 + 2H2O

Mengalami reaksj adisi sama dengan alkena, tetapi reaksi adisi alkuna
berlangsung dua tahap

Tahap 1

CH C - CH3 + HCl ==> CH = C - CH3


| |
H. Cl
Alkuna. Alkena

Tahap 2
H. Cl
| |
CH = C - CH3 + HCl ==> CH - C - CH3
| | | |
H. Cl. H. Cl
Alkena. Alkana

Jadi ketika kita reaksikan basa kuat seperti NaNH2 dengan asetilena, kita
akan mendapatkan natrium asetilida dan gas hidrogen (H2) yang dibebaskan.
Tetapi reaksi seperti itu tidak akan terjadi pada alkana dan alkena.
Kesimpulannya adalah bahwa atom-atom hidrogen yang terikat pada ikatan
rangkap tiga karbon-karbon dalam alkuna sedikit bersifat asam. Perlu dicatat
bahwa atom hidrogen lain yang menunjukkan bahwa atom-atom ini tidak bersifat
asam.
4

2.3. TATA NAMA ALKUNA


Semua anggota alkuna berakhiran –una dan menurut IUPAC. Aturan
pemberian nama alkuna hampir sama dengan ketentuan tata nama alkena
dengan sedikit perubahan. Perbedaan antara senyawa alkuna dan alkena
terletak pada akhiran – ena diganti dengan akhiran – una. Berikut ini tiga aturan
penamaan senyawa alkuna

2.3.1. rantai karbon lurus

Atom karbon yang berikatan rangkap tiga ( – C ≡ C ) diberi nomor yang


menunjukkan ikatan rangkap tersebut. Penomoran dimulai dari ujung rantai yang
paling dekat dengan ikatan rangkap tiga.Untuk alkuna rantai lurus,dinamakan
sesuai dengan alkana dengan jumlah atom karbon yang sama, namun di akhiri
dengan –una. Langkah-langkah penamaan senyawa alkuna rantai lurus :

a. Hitung jumlah atom C nya, kemudian tuliskan nama awal berdasarkan jumlah
atom C dan akhiran –una
b. Jika jumlah atom C senyawa alkuna lebih dari 3,beri nomor setiap atom C
sehingga nomor terkecil terletak pd atom C yang terikat pada ikatan rangkap
3
c. Berikut adalah alkuna dgn jumlah atom karbon 2-10 disebut :

2.3.2. rantai karbon bercabang

Untuk memberikan nama alkuna dengan rantai bercabang sama mirip


dengan alkana rantai bercabang. Namun ‘Rantai Utama’ pada proses penamaan
haruslah melalui ikatan rangkap 3, dan prioritas penomoran dimulai dari ujung
yang terdekat ke ikatan rangkap 3.

Langkah Langkah penamaan rantai cabang :

a. Tentukan rantai induk dan rantai cabang nya


b. Hitung jumlah atom C pd rantai induk dan rantai cabang
c. Beri nomor pada rantai induk
d. Tuliskan nama rantai induk berdasarkan jmlh atom C dan posisi ikatan
e. Tuliskan nama rantai cabang (kelompok alkil) berdasarkan jumlah atom C
dan strukturnya
f. Tuliskan nmr cabang, diikuti tanda (-) gabungkan nama rantai cabang dan
induk
5

Aturan penamaan:

1. Tentukan rantai utamanya. Rantai utama ini merupakan rantai karbon


terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga. Contoh:

2. Beri nomor pada setiap atom C yang berada pada rantai


utama. Ingat! Penomoran dimulai dari ujung rantai yang paling dekat dengan
ikatan rangkap tiga. Contoh:

3. Jika terdapat lebih dari satu cabang yang sama, maka dalam
penulisannya diawali dengan di- (untuk 2 cabang yang sama), tri- (untuk 3
cabang yang sama), tetra- (untuk 4 cabang yang sama), dan seterusnya.
Contoh:

Terdapat dua cabang sejenis pada atom C bernomor 4, sehingga


nama alkuna tersebut adalah 4,4 - dimetil - 2 - nonuna.
4. Jika terdapat lebih dari satu cabang yang berbeda, maka dalam
penulisannya harus disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama dari
nama cabang tersebut. Note! Awalan di-, tri-, tetra-, dan sebagainya tidak
diperhatikan dalam penentuan urutan abjad. Contoh:
6

2.4. KEISOMERAN ALKUNA


Pada senyawa alkuna, keisomeran dimulai dari senyawa butuna dengan
rumus kimia (C4H6) memiliki jenis isomer yaitu isomer struktur. Pada
pembahasan berikut akan dijelaskan mengenai isomer struktur senyawa alkuna.
Perhatikan dua isomer yang dimiliki butuna (C4H6)

a. isomer posisi

Karena memilki gugus fungsi, maka alkuna juga memiliki isomer posisi.

CH C - CH2 - CH2 - CH3


1-pentuna

CH3 - C C - CH2 - CH3


2-pentuna

b. isomer kerangka

Contoh :
CH C - CH2 - CH2 - CH3
1-pentuna

CH C - CH - CH3
|
CH3
1-pentuna

c. isomer fungsi
d. isomer dengan alkadiena

Contoh :
CH C - CH3
Propuna

CH2 = C = CH2
1,2 - propadiena
7

2.5. REAKSI REAKSI ALKUNA


2.5.1.reaksi adisi

a. adisi hydrogen (hidrogenasi)

Jika alkuna direaksikan dengan hidrogen (H2 ) dalam pengaruh katalis


logam transisi (Pt, Pd, dan Ni) akan menghasilkan alkana.

Hidrogenasi alkuna berlangsung dua tahap, yaitu dengan melalui


pembentukan zat antara berupa alkena. Reaksi hidrogenasi dapat dihentikan
pada tahapan terbentuknya alkena, jika digunakan katalis Lindlar atau logam Na
dalam NH3 cair. Reaksi hidrogenasi dapat dihentikan pada tahapan
terbentuknya alkena, jika digunakan katalis Lindlar atau logam Na dalam NH3
cair.

b. adisi halogen (halogenasi)

Bromin (Br2 ) dan klorin (Cl2 ) dapat mengadisi alkuna, sehingga


menghasilkan haloalkana.
8

c. adisi hydrogen halide (hidrohalogenasi)

Jika hidrogen halida (HX) mengadisi pada alkuna terminal, akan


dihasilkan produk yang mengikuti kaidah Markovnikov. Jika hidrogen halida (HX)
mengadisi pada alkuna a internal, akan dihasilkan produk campuran.

d. adisi air (hidrasi)

Hidrasi alkuna biasanya dilakukan dengan menggunakan katalis HgSO4


dalam larutan H2SO4 , dan menghasilkan keton.

2.5.2. reaksi oksidasi

a. oksidasi dengan KMnO4

Oksidasi alkuna dengan larutan KMnO4 (kondisi agak netral) akan


menghasilkan senyawa α-diketon.

Oksidasi alkuna dengan larutan KMnO4 (kondisi agak basa) akan


menyebabkan pemaksapisahan senyawa diketon dan dihasilkan garam-garam
karboksilat.
9

b. Oksidasi dengan Ozon (Ozonolisis)

Ozonolisis pada alkuna yang disertai dengan hidrolisis akan


menyebabkan pemaksapisahan ikatan ganda tiga dan dihasilkan asam
karboksilat.
c. Reaksi pembentukan asetilida

Alkuna terminal dapat bereaksi dengan basa kuat (NaNH2 , pereaksi


Grignard, atau pereaksi organolitium) menghasilkan asetilida.

 Reaksi Dehidrohalogenasi Alkil Dihalida

Dehidrohalogenasi senyawa dihalida visinal atau dihalida geminal


oleh pengaruh basa kuat akan menghasilkan alkuna.

 Reaksi asetilida logam dengan alkil halide primer

Dehidrohalogenasi senyawa dihalida visinal atau dihalida geminal oleh


pengaruh basa kuat akan menghasilkan alkuna
10

2.6. KEGUNAAN ALKUNA


Kebanyakan alkuna dibuat dalam bentuk asetilena. Pada gilirannya,
sebagian besar asetilena digunakan sebagai bahan bakar dalam pengelasan gas
karena suhu tinggi yang dicapai. Dalam industri kimia alkuna merupakan produk
awal yang penting, misalnya dalam sintesis PVC (penambahan HCl) dari karet
buatan dll. Gugus alkuna terdapat pada beberapa obat sitostatik. Polimer yang
dihasilkan dari alkuna, polialkin, adalah semikonduktor organik dan dapat
diberkahi mirip dengan silikon meskipun bahannya fleksibel dan panjang.

Kegunaan Alkuna sebagai berikut :

a. etuna (asetilena = C2H2) digunakan untuk mengelas besi dan baja.


b. untuk penerangan
c. Sintesis senyawa lain

d. Gas asetilena (etuna) digunakan untuk bahan bakar las. Ketika asetilena
dibakar dengan oksigen maka dapat mencapai suhu 3000º C. Suhu tinggi
tersebut mampu digunakan untuk melelehkan logam dan menyatukan
pecahan-pecahan logam.
e. Asetilena terklorinasi digunakan sebagai pelarut. Asetilena klorida juga
digunakan untuk bahan awal pembuatan polivinil klorida (PVC) dan
poliakrilonitril.
f. Karbanion alkuna merupakan nukleofil yang sangat bagus dan bisa
digunakan untuk menyerang senyawa karbonil dan alkil halida untuk
melangsungkan reaksi adisi. Dengan demikian sangat penting untuk
menambah panjang rantai senyawa organik.
11

BAB III

PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa:

1. Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan ikatan rangkap


tiga (-C≡C-). Memiliki sifat yang sama dengan alkena namun lebih reaktif.
Dan memiliki rumus CnH2n-2. Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak
jenuh dengan ikatan rangkap tiga (-C≡C-). Memiliki sifat yang sama dengan
alkena namun lebih reaktif. Dan memiliki rumus CnH2n-2.
2. Sifat fisik alkuna, yaitu Titik didih mirip dengan alkana dan alkena. Semakin
tinggi suhu alkena, titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, 3 suku
pertama berwujud gas, suku berikutnya berwujud cair dan suku tinggi padat.
3. Sifat kimia alkuna yaitu, Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna
memungkinkan terjadinya reaksi adisi, polimerisasi, subsitusi dan
pembakaran.
4. Terdapat beberapa reaksi pada alkuna yaitu, reaksi adisi dan oksidasi.

3.2. SARAN
Pada pembuatan tugas makalah ini tentu masih banyak kekurangan, dan
mungkin dapat disempurnakan oleh penulis penulis yang lain atau berikutnya.
12

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.upi.edu/29554/4/D_IPA_1103429_Chapter1.pdf

https://www.academia.edu/41115392/MAKALAH_KIMIA_ORGANIK_DASAR

http://digilib.unimed.ac.id/20735/9/10.%20NIM%204123131040%20BAB%20I.pdf

https://www.coursehero.com/file/39044196/Alkuna-Kelompok-7docx/

https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/IPA/Kimia/Pembelajaran/IPA-KIMIA%20-
%20PB3.pdf

file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/Microsoft%20Word%20-
%20tesis%20SAINS%20(1).pdf

https://www.academia.edu/36291499/ALKUNA_1_1_

https://www.studocu.com/id/document/universitas-andalas/kimia-organik-
ii/resume-materi-alkuna/43373460

https://ocw.ui.ac.id/pluginfile.php/9783/mod_resource/content/0/ALKUNA_MOOC
s_Rev.pdf

https://roboguru.ruangguru.com/question/reaksi-apa-saja-yang-dialami-c-
alkuna_QU-G03W4NR9

https://www.ruangguru.com/blog/kimia-kelas-11-pengertian-sifat-dan-manfaat-
alkuna

Anda mungkin juga menyukai