Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SENYAWA ORGANIK, GUGUS FUNGSIONAL SERTA SIFAT-SIFATNYA


MEKANISME REAKSI INDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI
STRUKTUR KARBOHIDRAT, LEMAK, DAN PROTEIN

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah : Kimia Organik
Dosen pengampu : DR. Juliet Tangka, S.Pd, M.Kes

Disusun oleh :
NAMA : NI WAYAN WIDHIYANTI
NIM : 714840121006
JURUSAN : FARMASI
TAHUN AJARAN : 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan lagi Maha
Penyayang. Tak lupa juga Kami panjatkan puji syukur atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga makalah senyawa organik, gugus fungsional serta sifat-sifatnya mekanisme
reaksi indentifikasi gugus fungsi struktur karbohidrat, lemak, dan protein Kami berharap,
agar makalah ini nantinya dapat berguna bagi pembaca.
Makalah ini kami susun dengan detail, sehingga orang yang membaca dapat memahami
dengan mudah.
Kami juga menyadari bahwa kami masih memiliki banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Kamu memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan kata. Akhir
kata Kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan memberi inspirasi bagi
seluruh orang yang membaca Sekian dan terimakasi.

Manado, 19 Juni 2022

NI WAYAN WIDHIYANTI

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian senyawa siklik, alifatik, homosiklik, dan hetorosiklik ................................................ 5
2.2 Reaksi Dasar Senyawa Organik .................................................................................................... 7
2.3 Beberapa Gugus Fungsional dan Golongan Senyawa .................................................................. 8
2.4 Klasifikasi Karbohidrat ................................................................................................................ 9
2.5 Reaksi monosakarida .................................................................................................................. 11
2.6 Struktur Asam Amino ................................................................................................................. 13
2.7 Peptida dan Protein a. Peptida..................................................................................................... 16
2.8 Pengertian Lipida ........................................................................................................................ 17
2.9 Klasifikasi Asam Lemak dan Sifat-Sifat Asam Lemak .............................................................. 18
BAB III ................................................................................................................................................. 19
PENUTUP ............................................................................................................................................ 19
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 19
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Senyawa organik adalah golongan besar senyawa organik yang molekulnya mengandung
karbon, kecuali karbida, karbonat dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik
disebut Kimia Organik. Nama "organik" merujuk pada sejarahnya, pada abad ke-19, yang
dipercaya bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat/disintesis dalam tubuh organisme
melalui vis vitalis - life-force. Di antara beberapa golongan senyawaan organik adalah
senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya; hidrokorbon aromatik,
senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzena; senyawa heterosiklik yang
mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai
panjang gugus berulang.
Gugus fungsional (istilah dalam kimia organik) yaitu kumpulan gugus khusus pada atom
dalam molekul, yang memerankan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada molekul
tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama atau
mirip. Gugus fungsi adalah kelompok dari satu atau lebih atom-atom dari sifat-sifat kimia
yang khas, tidak peduli apa yang melekat pada mereka. Atom-atom gugus fungsi tersebut
saling terkait satu sama lain dan dengan molekul lainnya melalui ikatan kovalen. Untuk
satuan berulang polimer, gugus fungsi melekat pada inti atom karbon nonpolar mereka dan
dengan demikian menambah karakter kimia pada rantai karbon. Senyawa yang mempunyai
gugus fungsi sama akan mengalami reaksi kimia yang sama. Sebagai contoh : etana
merupakan senyawa alkana mempunyai rumus molekul CH3-CH3 pada senyawa ini hanya
mempunyai ikatan C-H. rumus umum untuk alkana dituliskan sebagai R-H, dimana R
menyatakan gugus alkil. Gugus alkil pada CH3CH3 adalah CH3CH2-. CH3OH dan
CH3CH2OH merupakan contoh senyawa alcohol yang mempunyai gugus fungsi –OH,
sehingga rumus umum untuk alkohol dituliskan sebagai R-OH, dimana pada CH3CH2OH
gugus R atau gugus alkilnya adalah CH3CH2-.
Karbohidrat banyak dijumpai di alam. Gula dan pati yang terdapat pada makanan,
selulosa yang terdapat dalam kayu atau kapas merupakan contoh karbohidrat yang banyak
dijumpai pada bahan alam. Protein merupakan kelompok senyawa yang dijumpai di alam
yang mempunyai berbagai fungsi penting. Sedangkan lipid termasuk dalam kelompok
senyawa organik yang tidak larut dalam air yang juga mempunyai berbagai fungsi penting
dan derivat senyawa yang termasuk dalam kelompok lipid juga mempunyai fungsi biologis
yang beragam.

3
1.2 Rumusan Masalah
a. Menjelaskan tentang senyawan siklik, senyawa alifatik, senyawa homosiklik, dan
senyawa heterosiklik?
b. Reaksi dasar senyawa organik?
c. Menjelaskan beberapa gugus fungsional dan golongan seyawa organik?
d. menjelaskan klasifikasi dari karbohidrat?
e. Menuliskan reaksi monosakarida?
f. Menjelaskan struktur asam amino sebagai pembentukan protein?
g. Menjelaskan tentang peptide dan protein?
h. Menjelaskan apa itu lipida?
i. Klasifikasi asam lemak dam sifat-sifat asam lemak?

1.3 Tujuan Penulisan


a) mahasiswa dapat mengetahui senyawa organik serta gugus fungsional dan
indintifikasi gugus fungsi.
b) Mahasiswa dapat mengetahui reaksi dari monosakarida, klasifikasi karbohidrat
struktur pembentukan asam amino dari protein, sarta klasifikasi asam lemak dan
sifat-sifat asam lemak.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian senyawa siklik, alifatik, homosiklik, dan hetorosiklik
a. Senyawa siklik
Senyawa siklik (Bahasa inggris: cyclic compound) adalah istilah dalam kimia yang digunakan
untuk senyawa yang atom-atomnya saling berikatan sehingga membentuk cincin. Unsur yang
membentuk cincin memiliki jumlah bervariasi dan lebih dari tiga. Unsur yang membentuk
siklik pun bervariasi mulai dari unsur karbon (karbosiklik), unsur selain karbon (senyawa
siklik anorganik), maupun keduanya (heterosiklik).

Benzena, senyawa sliklik sederhana Naftalen, senyawa polisiklik Porfirin, seyawan


makrosiklik

Senyawa siklik bisa disebut aromatik jika memenuhi beberapa syarat, yaitu:

1. Struktur yang datar


2. Memiliki ikatan π yang terkonjugasi atau berselang-seling;
3. Atom karbon yang membentuk siklik memiliki hibridisasi
4. Mengikuti aturan Huckel

Senyawa siklik kebanyakan besar adalah senyawa organik seperti benzena, meskipun ada
juga yang anorganik. Jika karbon pada benzena digantikan oleh unsur anorganik, sifat
aromatisnya tidak menghilang sehingga menghasilkan senyawa aromatik anorganik.

Karbosiklik merupakan senyawa siklik yang terbentuk dari karbon. Contoh yang paling
sederhana dari senyawa karbosiklik adalah benzena. Karbosiklik terbagi lagi menjadi
senyawa aromatik dan alisklik.
b. senyawa alifatik

Alifatik (Bahasa yunani: aleiphar, berarti minyak atau lemak) adalah senyawa organic yang tidak
mempunyai sifat aromatik (Bahasa Inggris: aromatic ring). Senyawa alifatik dapat berupa yaitu jenuh,
seperti heksana dan tak jenuh seperti heksana.

Kelompok terpenting dalam senyawa alifatik adalah:

 Alkana (Senyawa hidrokarbon jenuh)


 Alkena dan Alkuna (Senyawa hidrokarbon tak jenuh).

5
Etana Isobutana atau 2-metil-propana Asetile atau Etuna

c. Senyawa Homosiklik

Senyawa homosiklik adalah senyawa siklik yang memiliki atom dari unsur yang sama dengan
anggota cincin. Dalam kimia organik, senyawa homosiklik hanya terdiri dari atom karbon.
Senyawa ini juga dikenal sebagai senyawa karbosiklik atau karbonat. Mereka dapat berupa
senyawa organik maupun senyawa anorganik. Senyawa anorganik tidak mengandung atom
karbon dalam struktur cincin. Mereka mengandung unsur-unsur yang berbeda seperti
belerang, silikon, fosfor, boron, dll. Jumlah atom yang ada dalam senyawa homosiklik dapat
bervariasi dari 3 hingga lebih banyak.

Siklus karbon yang umum meliputi sikloalkana (alkana biasa dengan cincin atau loop) dan
sikloalkena (sejenis alkena hidrokarbon yang mengandung cincin atom karbon tertutup).
Gambar berikut menunjukkan empat sikloalkana pertama. Senyawa-senyawa ini mengandung
atom karbon yang terhubung satu sama lain melalui ikatan sigma (ikatan tunggal), dan semua
atom karbon adalah hibridisasi sp3 dan membentuk cincin. Dalam sikloalkena, atom karbon
adalah hibridisasi sp 2 dan terhubung satu sama lain yang memiliki satu ikatan tunggal dan
satu ikatan rangkap (bersama dengan satu ikatan tunggal antara C dan H). Salah satu
sikloalkena yang paling umum adalah benzena. Dalam kimia anorganik, unsur-unsur seperti
belerang, silikon dan fosfor membentuk beberapa senyawa siklik umum yang merupakan
senyawa homosiklik. Misalnya, dodecasulfur hanya terdiri dari atom belerang yang
membentuk struktur cincin.

d. senyawa heterosiklik

Senyawa heterosiklik adalah senyawa siklik yang memiliki atom dari berbagai unsur sebagai
anggota cincin termasuk atom karbon. Setidaknya harus ada dua elemen berbeda yang hadir
sebagai anggota, dan setidaknya harus ada 3 atom untuk membentuk cincin. Dalam senyawa
heterosiklik organik, unsur-unsur seperti oksigen, nitrogen atau belerang hadir sebagai
pengganti atom karbon dalam struktur cincin. Namun, halogen tidak pernah ditemukan di atas
ring. Ini karena, sebuah atom harus membentuk setidaknya dua ikatan untuk mengambil
bagian dalam struktur cincin, tetapi halogen hanya dapat membentuk satu ikatan.

Senyawa heterosiklik atau heterolingkar adalah sejenis senyawa kimia yang mempunyai
struktur cincin yang mengandung atom selain karbon, seperti belerang, oksigen, ataupun
nitrogen yang merupakan bagian dari cincin tersebut. Senyawa-senyawa heterosiklik dapat
berupa cincin aromatik sederhana ataupun cincin non-aromatik.

6
Contoh senyawa Heterosiklik

Beberapa contohnya adalah piridina (C5H5N), pirimidina (C4H4N2) dan dioksana (C4H8O2).
Perlu diperhatikan pula senyawa-senyawa seperti siklopropana dan sikloheksana bukanlah
senyawa heterosiklik. Senyawa tersebut hanyalah sikloalkana.

2.2 Reaksi Dasar Senyawa Organik

Senyawa organik dapat mengalami berbagai reaksi. Reaksi dasar yang dapat terjadi
adalah reaksi adisi, substitusi, eliminasi, dan penataan ulang.

a. Reaksi adisi
Reaksi adisi terjadi apabila dua molekul bergabung menjadi satu molekul baru tanpa
ada pengurangan atom. Contoh reaksi ini adalah reaksi yang terjadi pada senyawa
alkena.
b. Reaksi substitusi
Reaksi substitusi terjadi bila 2 molekul bereaksi menghasilkan dua produk baru yang
merupakan pergantian atau pertukaran suatu gugus atom oleh gugus atom yang lain.
c. Reaksi eliminasi
Reaksi eliminasi merupakan kebalikan dari reaksi adisi, bila reaksi adisi terjadi dari
molekul dengan ikatan rangkap yang akan menjadi ikatan tunggal. Pada reaksi
eliminasi terjadi reaksi dari ikatan tunggal yang akan berubah menjadi ikatan rangkap
karena adanya penghilangan beberapa atom/gugus atom.
d. Penataan ulang (rearrangement)
Reaksi penataan ulang terjadi apabila molekul mengalami penataan ikatan tanpa
adanya penambahan, penghilangan, atau penggantian gugus atom, hanya akan terjadi
perpindahan/perubahan posisi gugus atom. Pada reaksi penataan ulang akan
menghasilkan suatu isomer.

7
2.3 Beberapa Gugus Fungsional dan Golongan Senyawa

8
2.4 Klasifikasi Karbohidrat

Klasifikasi karbohidrat disusun berdasarkan ukuran molekul penyusunnya dan gugus yang
dikandungnya. Berdasarkan ukuran molekulnya karbohidrat dibagi menjadi dua yaitu gula
sederhana dan karbohidrat kompleks. Yang disebut dengan gula sederhana adalah kelompok
monosakarida. Karbohidrat kompleks tersusun dari dua atau lebih gula sederhana. Sehingga
klasifikasi karbohidrat berdasarkan ukuran molekulnya dibedakan menjadi tiga yaitu:

a. Monosakarida ; karbohidrat yang tersederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi


molekul karbohidrat yang lebih kecil. Contohnya glukosa, fruktosa, galaktosa.
Glukosa disebut juga gula darah (karena dijumpai dalam darah), gula anggur
(dijumpai dalam buah anggur), atau dekstrosa (karena memutar bidang polarisasi).
Glukosa yang merupakan monosakarida penyusun sukrosa, laktosa, maltosa dan pati
dapat diubah oleh mamalia menjadi glukosa yang menjadi sumber energi bagi
organisme atau disimpan sebagai sebagai glikogen yang meruapakan cadangan energi.
Karbohidrat. yang berlebih dapat diubah menjadi lemak, steroid (seperti kolesterol)
dan secara terbatas dapat diubah menjadi protein. Fruktosa disebut juga levulosa
karena dapat memutar bidang polarisasi ke kiri. Fruktosa terdapat dalam buah-buahan
dan madu. Galaktosa merupakan monosakarida penyusun laktosa, suatu gula susu,
yang terikat bersama dengan glukosa.
Berdasarkan jumlah atom C pada monosakarida dibedakan :

1. triosa : monosakarida terkecil dengan tiga atom C, yaitu gliseraldehida dan


dihidroksi aseton.
2. tetrosa : terdiri dari 4 atom C misalnya eritrosa
3. pentosa : terdiri dari 5 atom C misalnya ribosa
4. heksosa : terdiri dari 6 atom C misalnya glukosa
5. heptosa : terdiri dari 7 atom C, dan seterusnya.

9
b. Oligosakarida ; karbohidrat terdiri dua sampai delapan satuan monosakarida.
karbohidrat yang terdiri dari dua molekul monosakarida disebut dengan disakarida.
Contohnya sukrosa, laktosa, maltosa. Disakarida adalah monosakarida yang
dihubungkan dengan ikatan glikosidik dari karbon 1 satu monosakarida ke gugus OH
dari monosakarida lainnya. Ikatan ini merupakan ikatan α dan β, yaitu 1,4’-α atau
1,4’β.Sukrosa merupakan gula pasir yang merupakan disakarida yang tersusun dari
glukosa dan fruktosa. Laktosa disebut juga gula susu yang komposisi kimianya terdiri
dari dua monosakarida glukosa dan galaktosa. Maltosa banyak digunakan dalam
makanan bayi
dan susu bubuk. Maltosa merupakan disakarida yang terdiri dari glukosa yang
diperoleh dari hidrolisis dari pati. Enzim α-glukosidase merupakan enzim yang
bertindak sebagai katalis dalam reaksi hidrolisis maltosa menjadi glukosa.

c. Polisakarida ; karbohidrat yang tersusun lebih dari delapan satuan monosakarida.


Polisakarida adalah senyawa yang tersusun dari banyak molekul monosakarida yang
dihubungkan dengan ikatan glikosida. Selulosa dan kitin merupakan contoh
polisakarida yang berfungsi sebagai bahan bangunan. Selulosa menjadi komponen
dalam dahan dan kayu dari tanaman, sedangkan kitin menjadi komponen dalam
struktur kerangka luar serangga. Pati merupakan contoh polisakarida yang menjadi
sumber nutrisi. Heparin merupakan contoh polisakarida yang mempunyai fungsi
spesifik yaitu mencegah koagulasi darah.

10
Berdasarkan gugus yang dikandungnya dibedakan :

a. Aldosa : mengandung gugus aldehid, misalnya glukosa.


b. ketosa : mengandung gugus keton, misalnya fruktosa. Ketosa- ketosa sering diberi
akhiran –ulosa. Fruktosa merupakan suatu contoh heksulosa (ketosa enam karbon).

2.5 Reaksi monosakarida

a. Oksidasi Monosakarida

Gugus aldehida dapat dioksidasi menjadi gugus karboksil, Gula mempunyai gugus
aldehid. Salah satu zat pengoksidasi yang dapat mengoksidasi gula adalah regensia Tollens,
yaitu suatu larutan basa dari Ag(NH3)2+, gula yang mengalami oksidasi karena reagensia
Tollens ini disebut sebagai gula pereduksi, karena gula dapat menyebabkan reduksi dari zat
pengoksidasi tersebut. Reaksi ini ditandai dengan terbentuknya cincin perak yang merupakan
endapan dari Ag. Zat pengoksidasi yang lain yang dapat bereaksi dengan gula adalah
reagensia Benedicts (Cu+ dalam Natrium sitrat) dan reagensia Fehling (Cu+ dalam Natrium
tartrat). Fruktosa tidak memiliki gugus aldehid tetapi fruktosa juga merupakan gula pereduksi
karena dalam suasana basa fruktosa berada dalam keseimbangan dengan dua aldehid

diastereomerik.

11
Reagensi Tollens dapat mengoksidasi suatu aldosa menjadi asam aldonat, tetapi
kondisi basa dapat menyebabkan dekomposisi dari karbohidrat. Sehingga untuk
mendapatkan hasil asam aldonat yang lebih mudah dan murah dapat digunakan pereaksi
larutan brom (Br2). Reaksi oksidasi dengan larutan brom spesifik untuk aldosa, ketosa tidak
dapat bereaksi dengan Br2.

Bila oksidasi monosakarida menggunakan suatu zat pengoksidasi kuat seperti HNO3
maka gugus hidroksil ujung dan gugus aldehid pada monosakarida akan dioksidasi menjadi
karboksilat.

b. Reduksi monosakarida

Reduksi aldosa atau ketosa dapat dilakukan dengan zat pereduksi seperti hidrogen dan
katalis atau suatu hidrida logam. Hasil reduksi berupa polialkohol yang disebut alditol.
Produk reduksi D-glukosa disebut D-glusitol atau sorbitol.

12
2.6 Struktur Asam Amino

Asam-asam amino yang terdapat dalam protein adalah asam α-aminokarboksilat. Asam
amino mengandung gugus amino (-NH2) dan karboksilat (-COOH). Struktur asam amino
dapat digambarkan seperti di bawah ini dengan variasi dalam struktur monomer-monomer ini
terjadi dalam rantai samping (R).

struktur umum asam amino

Asam amino akan berikatan sehingga membentuk poliamida, ikatan yang terbentuk disebut
dengan ikatan peptida.

ikatan peptida

Asam amino mengandung suatu gugus amino yang berada dalam bentuk kation amonium dan
gugus karboksil yang berada dalam bentuk anion karboksilat. Sehingga asam amino
mengandung gugus yang bersifat basa dan gugus bersifat asam dalam molekul yang sama.
Suatu asam amino mengalami reaksi asam-basa internal yang menghasilkan suatu ion dipolar,
yang juga disebut zwitterion. Karena strukturnya ini maka asam amino tidak selalu bersifat
seperti senyawa-senyawa organik. Asam amino mempunyai titik leleh yang tinggi (di atas
200 0C), tidak larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam pelarut polar. Asam amino
berdasarkan fungsi biologisnya diklasifikasikan menjadi :

1. asam amino esensial, yaitu asam amino yang hanya diperoleh dari
makanan yang dikonsumsi karena asam amino jenis ini tidak dapat
disintesis dalam tubuh.
2. asam amino non esensial, yaitu asam amino yang diperoleh dari makanan
juga dapat disintesis dalam tubuh sendiri.

Dalam protein tumbuhan dan hewan, hanya terdapat duapuluh asam amino yang lazim
dijumpai, ke-20 asam amino tersebut seperti tercantum dalam tabel 6.1 di bawah. Dari ke-20
asam amino tersebut sepuluh diantaranya merupakan asam amino esensial yaitu asam amino
yang diperlukan untuk sintesis protein dan tidak disintesis sendiri oleh organisme itu tetapi

13
harus terdapat dalam makanannya. Sepuluh asam amino esensial tersebut adalah arginina,
histidina, isoleusina, leusina, lisina, metionina, fenilalanina, treonina, triptofan, dan valina.

Tabel 6.1. Dua puluh asam amino

14
Asam amino yang mengandung rantai samping karboksil dikelompokkan dalam asam amino
asam, sedangkan asam amino yang mengandung rantai samping amino dikelompokkan
sebagai asam amino basa, sisa dari kedua kelompok ini disebut sebagai asam amino netral.
Asam amino asam adalah asam glutamat dan asam aspartat, asam amino basa adalah lisina,
histidina, dan arginina, sedangkan sisanya adalah asam amino netral.

15
2.7 Peptida dan Protein
a. Peptida

Peptida dan protein adalah polimer yang terbentuk dari satuan asam amino melalui ikatan
peptida antara suatu gugus α-amino dari satu asam amino dan gugus karboksil dari asam
amino lain. Ikatan peptida ini akan membentuk gugus amida. Asam amino pembentuk
peptida disebut sebagai residu. Contoh peptida yang dibentuk dari glisina dan serina disebut
glisilserina. Untuk dipeptida ada dua kemungkinan penggabungan seperti dibawah ini.
Tripeptida dapat membentuk kombinasi gabungan asam amino dengan enam cara. Jadi
semakin banyak residu asam amino penyusun peptida maka semakin banyak kemungkinan
kombinasi gabungan asam amino tersebut. Penamaan peptida dimulai dari nama asam amino

dari kiri ke kanan.

Peptida yang tersusun dari dua residu asam amino disebut dipeptida, tiga residu asam amino
disebut tripeptida, dan polipeptida adalah peptida yang tersusun atas banyak residu asam
amino. Apa yang membedakan peptida (polipeptida) dengan pr protein adalah poliamida,
keduanya sama. Hanya saja untuk poliamida dengan residu asam amino kurang dari 50
dikenal sebagai peptida, sedangkan yang lebih dari 50 disebut sebagai protein. Beberapa
contoh peptida yang mempunyai akti oksitosin dan enkefalin. Oksitosin adalah suatu hormon
yang berasal dari kelenjar di bawah otak (pituitary hormone) yang membantu proses
persalinan yang bekerja dengan cara menyebabkan kontraksi uterin.

Struktur oksitosin

16
b. Protein

Protein adalah suatu polipeptida yang tersusun dari banyak asam merupakan molekul yg
sangat vital untuk organisme yang terdapt di semua sel. Rantai asam amino dihubungkan
dengan kovalen yg spesifik. Struktur dan fungsi protein ditentukan oleh kombinasi, jumlah,
dan urutan asam amino. Sifat fisika dan kim oleh asam-asam amino penyusunnya. Protein
dalam tubuh dikelompokkan berdasarkan tugas dan fungsi dari protein tersebut. Kelompok
protein tersebut adalah protein serat, protein globular, dan protein konjugasi.

Protein serat disebut juga protein struktural yang bertugas membentuk kulit, otot, pembuluh
darah, dan rambut. Protein globular adalah protein larut, yang termasuk dalam kelompok
protein ini adalah albumin yang terdapat telur dan serum, globulin terdapat dalam serum,
histon terdapat dalam jaringan kelenjar dan bersama dengan asam nukleat, rotamina yang
berhubungan dengan asam nukleat. Contoh dari protein globular adalah hemoglobin (bagian
dari eritrosit) yang bertanggung jawab atas pengangkutan oksigen dalam aliran darah. Satu
satuan hemoglobin mempunyai bobot molekul sekitar 65.000, mengandung empat molekul
protein yang disebut globin. Keracunan karbon monoksida terjadi bila molekul CO
menggantikan tempat molekul O2 dalam hemoglobin. Molekul CO terikat erat oleh besi dan
dilepaskan tidak semudah molekul oksigen. Protein konjugasi adalah protein yang
berhubungan dengan suatu bagian nonprotein misalnya gula yang mempunyai pelbagai fungsi
dalam seluruh tubuh. Contoh yang termasuk dalam kelompok ini adalah nukleoprotein yang
bersenyawa dengan asam nukleat, mukoprotein dan glikoprotein yang berhubungan dengan
karbohidrat, lipoprotein berhubungan dengan lipida, fosfogliserida atau kolesterol. Struktur
protein dibedakan menjadi struktur primer, sekunder, tersier, dan kuartener Struktur primer
adalah rentetan asam amino dalam suatu molekul protein.

2.8 Pengertian Lipida

Lipida adalah senyawa penyusun jaringan tumbuhan dan hewan yang mempunyai struktur
beragam. Contoh kelompok senyawa lipida adalah lemak, minya, lilin, beberapa vitamin dan
hormon, dan komponen penyusun membran sel nonprotein. lipida dikelompokkan
berdasarkan sifat fisisnya. Sifat fisis dari lipida tersebut adalah :

1. Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti dietil eter, benzena,
dan kloroform.
2. Bila dihidrolisis akan menghasilkan asam karboksilat yang dikenal dengan asam
lemak
3. Mempunyai fungsi dalam sistem metabolisme organisme
4. Lipida bukan merupakan polimer yang mempunyai satuan berulang.

Lipida digolongkan kedalam tiga kelompok yaitu :


a. Lipida sederhana adalah ester dari asam lemak dengan alkohol, contohnya
lemak dan lilin (waxes)
b. Lipida kompleks adalah ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan,
contohnya fosfolipida

17
c. Turunan lipida adalah senyawa yang dihasilkan dari hidrolisis lipida misalnya
asam lemak, gliserol, dan sterol. HO H H H kolesterol

2.9 Klasifikasi Asam Lemak dan Sifat-Sifat Asam Lemak

a. Klasifikasi Asam Lemak

Asam lemak penyusun trigliserida dapat dibedakan berdasarkan ikatan dalam rantai
hidorkarbonnya, yaitu :

1. asam lemak jenuh apabila ikatan dalam rantai karbonnya berupa ikatan
tunggal
2. asam lemak tidak jenuh apabila ikatannya dalam rantai karbon berupa
mengandung ikatan rangkap.

b. Sfat-sifat Asam Lemak

Sifat-sifat lemak dapat diketahui sebagai berikut :

1. Lemak hewani pada suhu ruangan berupa zat padat, sedang minyak nabati berupa cairan.
2. Lemak dengan asam lemak jenuh mempunyai titik lebur tinggi, sedangkan minyak yang
mengandung asam lemak tidak jenuh titik leburnya lebih rendah.
3. lemak dengan asam lemak rantai pendek dapat larut dalam air, sedangkan lemak dengan
asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air.
4. lemak dapat larut dalam pelarut organik seperti benzena, kloroform, dan alkohol panas.
5. Di udara lemak akan mengalami hidrolisis dengan melepaskan asam lemak bebas
sehingga timbul bau yang tidak enak.
6. Oksidasi lemak akan menghasilkan warna dan rasa tidak enak (tengik).

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Senyawa organik adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen beserta elemen
lainnya (misalnya nitrogen dan oksigen). Dengan demikian, CO, CO2, dan O2 bukan
senyawa organik karena tidak mengandung atom hydrogen. Gugus fungsi adalah sebuah atom
atau gugus atom-atom yang memiliki karakteristik kimia dan sifat fisika, dan merupakan
bagian molekul yang reaktif.
Karbohidrat adalah senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen,dan oksigen.
Karbohidrat terbagi menjadi 3 kelompok yaitumonosakarida, disakarida,
polisakarida,karbohidrat juga dibagi atas 2yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat
komplek.
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga
bberapa juta. Protein terdiri dari rantai-rantai Panjang asam amino yang terikat satu sama lain
dalam ikatan peptide.
Lipida dikelompokkan berdasarkan sifat fisisnya. Lipida dikelompokkan dalam lipida
sederhana, lipida komplek, dan turunan lipida. Asam lemak penyusun lemak atau minyak
dibedakan yaitu asam lemak jenuh apabila ikatan dalam rantai karbonnya berupa ikatan
tunggal dan asam lemak tidak jenuh apabila ikatannya dalam rantai karbon berupa
mengandung ikatan rangkap.

3.2 Saran

Mempelajari senyawa organic dan gugus fungsional serta indentifikasi gugus fungsional
memanglah sulit apalagi yang belum mempunyai dasar ilmu kimia, sehingga kita perlu
mempelajari materi dari dasar sebelum mendalami ilmu kimia karena dalam kimia terdapat
banyak simbol-simbol dan istilah-istilah yang banyak.
Karbohidarat Mengosumsi makanan haruslah memiliki zat gizi karbohidrat, karena
karbohidarat sangatlah penting untuk menambah asupan energi seseorang.
Sebaikanya dalam mengosumsi makan tidak hanya yg mengandung protein saja tetapi juga
unsur yang lain harus di penuhi agar dapat seimbang sehingga tidak menimbulkan kerugian
bagi tubuh.
Mengosumsi lemak merupakan makanan sumber energi yang paling besar dan setiap gram
lemak mengandung 9 kalori. Kalori yang dihasilkan lemak lebih besar daripada karbohidrat
dan protein.

19
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R.J., Fessenden, J.S, Alih Bahasa Pudjaatmaka, A.H, 1982, Kimia Organik Jilid 1, edisi
ke-3 Jakarta : Erlanggan
McMurry, J., 2007, Organic Chemistry,7th edition, California : Wadsworth Inc.
Morrison, R.T, Boyd,R.N, 1992, Organic Chemistry, 7th edition, New Jersey : Prentice Hall Inc.
Riawan, S, 1990, Kimia Organik, Jakarta : Binarupa Aksara

20

Anda mungkin juga menyukai