KIMIA ORGANIK
Dibuat untuk memenuhi tugas perbaikan nilai
DOSEN PENGAMPU :
ELDYA MOSSFIKA, S.Si, M.Si
DISUSUN OLEH :
SILVIA MAHARANI
211048201009
PRODI S1 FARMASI
UNIVERSITAS SUMATRA BARAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah KIMIA ORGANIK dengan tepat waktu. Makalah
disusun untuk memenuhi tugas perbaikan nilai kimia organik. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan bagi para membaca dan juga bagi penulis. Penulis
mengucapkan terima kasih semua pihak yang telah membantu menyelesaikannya makalah
ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................
A. LATAR BELAKANG MASALAH.......................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................
C. TUJUAN MASALAH ............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................
2.1 Teori-teori konsep dasar kimia organik,pembentukan dan klasifikasi ikatan kimia
2.2 Tata nama dan penggolongan senyawa organic.................................................
2.3 Bentuk-bentuk struktur kimia dalam ruang tiga dimensi (sterokimia) dan konformasi
senyawa organic.......................................................................................................
2.4 Sifat dan teori aromatisitas senyawa organic.....................................................
2.5 Jenis reaksi kimia organik...................................................................................
BAB III PENUTUP .............................................................................................................
A. KESIMPULAN ........................................................................................................
B. SARAN .....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kimia Organik adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang struktur, sifat-sifat,
perubahan, komposisi, reaksi dan sintesis senyawa yang mengandung atom
karbon tidak hanya senyawa hidrokarbon, tetapi juga senyawa yang mengandung
unsur lain, seperti hidrogen, nitrogen, oksigen, halogen fosfor, silikon dan sulfur.
Ikatan Kimia:
Gaya tarik yang menyebabkan atom-atom yang terikat satu sama lain dalam suatu
kombinasi untuk membentuk senyawa yang lebih kompleks.
Pembentukan ikatan kimia :
Ikatan kimia bisa terjadi dengan beberapa jenis ikatan. Cara terjadinya ikatan
kimia adalah dengan serah terima elektron atau penggunaan elektron bersama-
sama. Serah terima elektron adalah salah satu atom melepaskan elektron kepada
atom lain, dan atom yang lain tersebut menerima elektron.
Tujuan pembentukan ikatan kimia: agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur.
Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu
atom/unsur yang terlibat.
STEROKIMIA :
susunan ruang dari atom dan gugus fungsi dalam molekul umumnya molekul
organik dalam obyek tiga dimensi yang merupakan hasil hibridisasi dan ikatan secara
geometri dari atom dalam molekul. Artinya bagaimana atom-atom dalam sebuah
molekul diatur dalam ruang satu terhadap ruang yang lainnya.
KONFORMASI :
merupakan suatu keadaan dimana terjadi penataan berbeda-beda dalam ruang
yang diakibatkan oleh adanya rotasi gugus yang mengelilingi ikatan α. Atom-atom
dalam suatu molekul dalam membentuk suatu ruang dengan tatanan tertentu.
Penataan ruang inilah yang disebut dengan konformasi.
1.3 TUJUAN
1.Mengetahui teori-teori konsep dasar kimia organik,pembentukan dan klasifikasi ikatan
kimia
2.mengetahui tata nama dan penggolongan senyawa organik
3.mengetahui bentuk-bentuk struktur kimia dalam ruang tiga dimensi (sterokimia) dan
konformasi senyawa organic
4.mengetahui sifat dan teori aromatisitas senyawa organic
5.mengetahui jenis dan kinetika reaksi kimia senyawa organik,sifat dan jenis reaksi-
reaksi kimia organik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TEORI-TEORI KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK,PEMBENTUKAN
DAN KLASIFIKASI IKATAN KIMIA
A. DEFINISI
Kimia organik adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari senyawa organik. Pada
awalnya (yaitu pada sekitar tahun 1700-an) senyawa organik didefinisikan sebagai
senyawa-senyawa yang berasal dari organisme hidup, sehingga mempunyai “daya hidup”
atau “vital force”. Karena memiliki “vital force” itulah, maka senyawa organik pada
waktu itu dianggap tidak mungkin disintesis di laboratorium seperti halnya senyawa
anorganik.
Pada tahun 1816, Chevrut menunjukkan bahwa lemak binatang (suatu senyawa
organik) dapat dibuat menjadi sabun (suatu senyawa anorganik), dan sebaliknya sabun
(suatu senyawa anorganik) dapat diubah menjadi asam lemak (suatu senyawa organik).
Hal serupa ditunjukkan pula oleh Wohler (1828) yang menunjukkan senyawa anorganik
garam ammonium sianat dapat diubah menjadi senyawa organik urea. Hal tersebut
mematahkan pendapat bahwa senyawa organik harus memiliki “vital force” sehingga
tidak dapat disintesis di laboratorium. Jadi apakah senyawa organik itu?
Selanjutnya diketahui bahwa asam laktat yang terdapat pada susu mengandung
karbon, hidrogen, dan oksigen. Begitu pula dengan berbagai senyawa organik lain,
ternyata selalu mengandung karbon, seringkali bersama dengan hidrogen, dan
kadangkadang ditemukan bersama-sama dengan unsur lain, seperti oksigen, nitrogen,
sulfur, dan halogen. Oleh karena itu, pada pertengahan abad ke-19 senyawa organik
didefinisi ulang sebagai senyawa berbasis karbon, atau didefinisikan sebagai senyawa
hidrokarbon dan turunannya. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang tersusun dari
hidrogen dan karbon. Sejak saat itu senyawa organik sering pula disebut senyawa
karbon. Berbeda dengan senyawa anorganik yang umumnya stabil pada pemanasan suhu
tinggi, senyawa organik pada umumnya mudah terurai. Walaupun demikian, dari sekitar
8,5 juta senyawa yang telah diketahui, lebih dari 80% di antaranya adalah senyawa
organik, sedangkan senyawa anorganik terdapat kurang dari 20%. Senyawa organik
ditemukan di berbagai sendi kehidupan, pada tanaman, binatang, mikroba, material
geologis (minyak bumi, gas alam), dan produk pabrikan (obat, plastik, cat, kertas,
benang, desinfektan, pupuk, pestisida, narkotika, pewarna, perasa, dll). Penyebab begitu
beragamnya senyawa organik yang dapat terbentuk adalah karena senyawa organik
berbasis karbon, suatu atom yang memiliki sifat khas, yaitu dapat membentuk berbagai
jenis ikatan (tunggal, rangkap dua, rangkap tiga) dan berbagai bentuk rantai ikatan
(linier, bercabang, atau siklis), baik dengan karbon lain, maupun dengan atom-atom lain,
seperti H,O,N,S dan halogen.
B. Ikatan kimia
adalah ikatan yang terjadi antar atom dalam suatu senyawa. ikatan kimia terjadi
karena pencapaian kestabilan suatu unsur. Elektron yang berperan pada pembentukan
ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom.
Dalam pembentukan ikatan kimia, atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron
seperti pada unsur gas mulia.
Ikatan kimia ini dirumuskan dengan struktur Lewis. Ia merumuskan ikatan dengan
memberi tanda titik, silang, atau bulatan kecil untuk menggambarkan elektron valensi yang
berikatan.
Berdasarkan konfigurasi elektron yang terjadi pada pembentukan ikatan, maka ikatan
kimia dibedakan menjadi 4 macam:
1. Ikatan ion atau elektrovalen
Ikatan ini terjadi karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis antara ion positif dan
ion negatif dalam suatu senyawa kimia. Kedua ion tersebut berikatan dengan gaya
elektrostatis, sesuai dengan hukum Coulomb.
Umumnya, kedua atom adalah unsur nonlogam. Contoh ikatan ini adalah ion Na+
dengan Cl- berikatan menjadi ion NaCl.
2. Ikatan kovalen
Ikatan kovalen terjadi ketika pemakaian bersama pasangan elektron dari masing-masing
atom yang berikatan.
Contohnya pada ikatan ion H dengan H. Keduanya memerlukan 1 elektron tambahan
agar menjadi unsur yang stabil. Oleh karena itu, kedua atom H meminjamkan dan
menggunakan bersama-sama satu elektron.
3. Ikatan kovalen koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang memakai pasangan elektron bersama,
namun elektronnya hanya berasal dari salah satu atom.
Contohnya adalah pembentukan ozon atau O3. Agar semua atom dapat memenuhi
aturan oktet, maka salah satu atom yang berada di tengah harus menyumbangkan dua
elektronnya untuk digunakan bersama.
4. Ikatan logam
Ikatan ini terbentuk karena adanya gaya tarik-menarik dari inti atom logam dengan
lautan elektron. Elektron ini adalah elektron yang bebas bergerak. Mobilitas elektron ini
bergerak bebas sehingga elektron valensi tidak tetap pada posisinya pada 1 atom, namun terus
berpindah-pindah ke atom yang lain.
Semua ikatan kimia tersebut memiliki keunikan sendiri-sendiri demi menciptakan
kestabilan unsur yang ada.
Suatu rantai samping atau cabang ialah suatu gugus alkil sebagai cabang dari suatu
rantai induk. Sutau gugus alkil rantai lurus dinamaimenurut induk alkananya sendiri, dengan
mengubah akhiran – ana menjadi – il. (CH4 adalah metana, maka gugus – CH3 ialah gugus
metil).
Prosedur umum dalam menamai alkana bercabang, antara lain:
1.Carilah rantai lurus yang terpanjang (rantai induk), yangditunjukkan lurus maupun tidak,
dan namailah rantai ini;
2. Nomori rantai induk itu, dimulai dari ujung yang paling dekatdengan percabangan;
3.Kenali cabang itu dan posisinya;
4.Lekatkan nomor dan nama cabang pada nama induknya
D.Cabang ganda
Jika dua cabang atau lebih terikat pada suatu rantai induk,ditambahkan lebih banyak
awalan pad anama induk. Awalan-awalan itudiurutkan secara alphabet (untu mengurutkan
nama-nama harusdiingriskan dulu), masing-masing dnegan nomor yang menyatakan posisi
letakannya.
Jika dua substituen atau lebih pada suatu induk itu sama (misalnyadua gugur metil atau
3 gugus etil), maka gugus-gugus itu digabungdalam nama itu dengan awalan d-, tri-, dan
seterusnya.
E.Substituen awalan lain
Seperti cabang-cabang alkil, beberapa gugus fungsional diberinama sebagai awalan
pada nama induk. Aturan penggunaan awalan iniidentik dengan aturan untuk gugus alkil,
kecuali bahwa di sini indukialah rantai lurus terpanjang yang mengandung gugus fungsional
itu.
G. Alkohol
Dalam sistem IUPAC, nama sebuah alcohol (ROH) ialah namahidrokarbon induk
dengan huruf – a akhir diubah menjadi – ol. Nomor awalan digunakan bila diperlukan: gugus
hidroksil itu (-OH) memperoleh nomor serendah mungkin.
H.Amina
Amina sederhana (RNH2, R2NH atau R3N) biasanya dinamai dengan nama gugus alkil
itu yang diikuti dengan akhiran – amina.
I. Aldehida dan Keton
Karena sebuah aldehida (RCHO) mengandung suatu guguskarbonil yang terikat pada
sebuah atom hydrogen, maka gugus aldehidaharuslah menjadi ujung suatu rantai karbon.
Karbon aldehida itudianggap karbon 1; jadi tak diperlukan nomor untuk menyatakan
posisinya. Akhiran nama aldehida ialah – al.
Sebuah gugus keton menurut definisinya, tak dapat berada padaawal sebuah rantai
karbon. Karena itu diperlukan nomor awalan, kecualiuntuk propanon dan beberapa keton
sederhana lainnya. Rantai dinomorisedemikian rupa sehingga gugus karbonil itu memperoleh
nomorserendah mungkin. Akhiran untuk nama keton ialah – on.
J. Asam Karboksilat
Suatu gugus karboksil seperti suatu gugus aldehida, harus berada pada awal sebuah
rantai karbon, dan juga mengandung atom karbon pertama (karbon-1). Juga tidak diperlukan
nomor untuk gugus ini dalamnama senyawa. Imbuhan untuk nama asam karboksilat ialah
asam – oat.
K. Ester
Suatu ester serupa dengan asam karboksilat, hanya saja hidrogenasamnya telah
digantikan oleh sebuah gugus alkil. Nama sebuah esterterdiri atas dua kata: (1) nama gugus
alkil ester itu, dan (2) nama asamkarboksilat dengan imbuhan asam telah dihapuskan.
L. Senyawa Benzena
Cincin benzena dianggap sebagai induk sama seperti alkana rantailurus. Gugus alkil,
halogen dan gugus nitro dinamai dalam bentukawalan pada benzena itu.
Bila sebuah cincin benzena terikat pada suatu rantai alkana yangmemiliki suatu gugus
fungsional atau pada suatu rantai alkana yangterdiri dari 7 atom karbon atau lebih, maka
benzena itu dianggap sebagaisubstituen, bukan sebagai induk. Nama substituen benzena
adalah fenil.
gugus fenil
M. Pertentangan dalam penomoran
Suatu struktur yang mempunyai lebih dari satu substituen dinamaidengan menggunakan
suatu sistem prioritas untuk nomor awalan.Substituen berprioritas lebih tinggi memperoleh
nomor lebih rendah.
Prioritas tata nama gugus fungsional pilihan
• Obyek apa saja yang tak dapat diimpitkan pada bayangan cerminnya dikatakan kiral,
sebaliknya obyek yang dapat diimpitkan pada bayangan cerminnya disebut akiral.
• Sebuah molekul akiral dan molekul bayangan cerminnya yang dapat diimpitkan adalah
yang sama, tetapi sebuah molekul kiral tidak dapat diimpitkan pada bayangannya cerminnya,
merupakan dua senyawa berlainan yang disebut enantiomer.
• Atom karbon kiral atau atom karbon asimetrik : atom karbon yang mengikat empat gugus
yang berlainan.
Proyeksi Fischer : rumus proyeksi untuk menunjukkan penataan ruang dari gugus-gugus
disekitar atom kiral.
2.5 JENIS DAN KINETIKA REAKSI KIMIA SENYAWA ORGANIK,SIFAT DAN JENIS
REAKSI-REAKSI KIMIA ORGANIK
Suatu reaksi terjadi karena satu molekul atau lebih Memiliki energi yang cukup (energi
aktivasi) untuk memutuskan Ikatan.
Suatu ikatan kovalen bisa diputus dengan 2 cara :
• Pemutusan heterolitik : suatu pemutusan yang menghasilkan ion-ion. Contoh :
A:B A+ + : B- atau
A :B :A + B+
B. Reaksi adisi
1. Adisi nukleofil : reaksi penambahan suatu gugus ke suatu ikatan rangkap dan
hasilkan ikatan tunggal dimana gugus yang menyerang pertama kali berupa
pereaksi nukleofil.
Contoh : AB + C = C A–C–C–B
H H + CH2 = CH2 CH3– CH3
C.Reaksi eliminasi : reaksi penggantian ikatan, dari ikatan tunggal menjadi rangkap.
Pengertian : reaksi pengeluaran dua buah gugus dari ikatan tunggal membentuk
ikatan rangkap. Contoh : dehidrasi alkohol
Contoh : X – C – C – Y C=C+X–Y
D. Reaksi Oksidasi
E. Reaksi Reduksi
F. Reaksi Polimerasi : Perubahan monomer menjadi polimer oleh cahaya, radikal bebas,
kation atau anion.
Contoh : n CH2 = CH2– Cl (-CH2- CH - )n
Cl
G. Reaksi Esterifikasi
reaksi substitusi antara
gugus - OH dari asam karboksilat dengan
gugus - O – CH2– CH3 dari etanol.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai
struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintetis senyawa organik. Senyawa organik
dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur lain.
Kesimpulan dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa senyawa benzena yang
mempunyai enam atom karbon (C) dan mempunyai derajat ketidak jenuhan yang
tinggi. Senyawa benzena memiliki tiga buah ikatan tunggal dan rangkap dan
membentuk cincin yang ikatannya berselang-seling. Senyawa benzena dan
turunannya termasuk senyawa aromatik yang dulu dikarenakan aromanya dan
sekarang dapat ditentukan oleh struktur dan sifat fisika kimianya, Ikatan rangkap pada
benzena berbeda dengan ikatan rangkap pada alkena, karena ikaan rangkap pada
benzena tidak mengalami reaksi adisi. Menurut Friedrich August Kekule, keenam
atom karbon pada benzena tersusun secara siklik membentuk segienam beraturan
dengan sudut ikatan masing-masing 120 Ikatan karbon-karbon pada molekul benzena
berada di antara ikatan rangkap dua dan ikatan tunggal karena terkonjugasi, Di
samping benzena dan turunannya, ada beberapa jenis senyawa lain yang menunjukkan
sifat aromatik, yaitu mempunyai ketidakjenuhan tinggi dan tidak menunjukkan reaksi-
reaksi seperti alkena. Pada umumnya benzena digunakan sebagai pelarut dan namun
ada juga yang berfungsi sebagai obat, pengawet makanan dan sebagainya. Sedangkan
dampak senyawa benzena karena sangat beracun dapat menyebabkan kanker bahkan
kematian apabila terhirup dengan konsentrasi tinggi
3.2 SARAN
Semoga malakah ini menambah wawasan kita bersama dan menjadi pedoman
pelajaran ini.
Sekian terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, A., Ilyas, A., & Suriani, S. (2018). Modul Pembelajaran STILES: Kimia
Organik
Fisika untuk Semester III Program Studi SI Kimia.
Rachmatiah, T. Nilai dan RPS mata kuliah Kimia Organik 1/A semester ganjil 20-21.
CAHYONO, B., SUZERY, M., & NGADIWIYANA, N. (2004), ANALISIS
STRUKTUR CINCIN DALAM TRANSFORMASI SENYAWA ALKALOID
ALAMI
Afrissa, Z. R. (2019), Karakterisasi Natural Organic Matter (NOM) Pada Pdam
Kabupaten Sleman Unit Sleman, Yogyakarta.
Alam. K. O. B. (2018). Kimia Organik Bahan Alam.
Aslan, R. (2019). GELENEKTEN GÜNÜMÜZE TIBBİ VE AROMATİK
BİTKİLER. Ayrıntı Dergisi, 7(73).
Allinger, Norman L. et.al. 1976. Organic Chemistry. Second edition. New
York:Worth
Publishers Inc.
Fessenden, Fessenden. 1992. Kimia Organik. (Terjemahan Aloysius Hadyana
Pudjaatmaka). Edisi ketiga. Jakarta:Penerbit Erlangga
Pine, Stanley H. et. Al. 1980. Organic Chemistry. Fourth edition. McGraw-Hill