“IKATAN KIMIA”
Dosen pengampu :
Dr. Emma J. Pongoh, M.Si
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Kimia Organik tentang "IKATAN KIMIA"
Tugas ini diberikan kepada mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetauan Alam Universitas Negeri Manado dengan maksud dan tujuan agar mahasiswa mempunyai
pengetahuan tentang definisi ikatan kimia, jenis-jenis ikatan kimia, bagaimana ikatan kimia terbentuk.
Dalam penyusunan tugas ini penulis banyak menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat
kesungguhan serta dukungan dari pihak-pihak akhirnya tugas ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan tugas ini. Dengan terselesaikannya tugas ini diharapkan pembaca dapat
menambah pengetahuan yang efektif dan efisien tentang Ikatan Kimia.
Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan, maka dalam penyusunan tugas ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan sehingga jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharap kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................................................................................2
Daftar Isi.............................................................................................................................................................................3
BAB 1.................................................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN................................................................................................................................................................ 4
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH...................................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................................................................................4
1.3 TUJUAN......................................................................................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN.................................................................................................................................................................. 5
2.1 IKATAN KIMIA...........................................................................................................................................................5
A. Melepaskan elektron terluarnya sehingga terjadi ion positif (kation)......................................................6
B. Menerima tambahan elektron dari atom lain sehingga terjadi ion negatif (anion).................................6
C. Menggunakan pasangan elektron secara bersama-sama oleh atom-atom yang berikatan.....................6
2.2 JENIS IKATAN KIMIA................................................................................................................................................7
A. Ikatan Kovalen Berdasarkan Jumlah Pasangan Elektron.......................................................................11
B. Ikatan Kovalen Berdasarkan Kepolarannya............................................................................................13
C. Ikatan Kovalen Koordinasi........................................................................................................................14
D. Ikatan Logam..............................................................................................................................................15
E. Ikatan Sekunder..........................................................................................................................................16
F. Ikatan Hidrogen..........................................................................................................................................16
G. Ikatan Van Der Waals.................................................................................................................................16
2.3 STRUKTUR DAN BENTUK MOLEKUL......................................................................................................................21
BAB III.............................................................................................................................................................................. 23
PENUTUP............................................................................................................................................................................23
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................................................................. 23
3.2 SARAN.........................................................................................................................................................................23
Daftar Pustaka................................................................................................................................................................. 24
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dibuatnya makalah ini ialah untuk mempelajari apa yang
dimaksud ikatan kimia, jenis-jenis ikatan kimia, dan bagaimana bentuk ikatan kimia
BAB II
PEMBAHASAN
Atom-atom lain agar stabil berusaha memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia.
Kecenderungan ini bisa terjadi dengan membentuk ikatan kimia antar atom yang satu dengan atom
lainnya. Cara untuk me ncapai hal itu adalah:
A. Melepaskan elektron terluarnya sehingga terjadi ion positif (kation).
Misalnya, atom Na yang tidak stabil melepaskan lektron valensinya menjadi ion Na+ dengan konfigurasi
lektron seperti Neon
B. Menerima tambahan elektron dari atom lain sehingga terjadi ion negatif (anion).
Misalnya, atom Cl yang tidak stabil menerima tambahan satu elektron, sehingga menjadi ion Cl - dengan
konfigurasi elektron seperti argon. Serah terima elektron yang terjadi dari penggabungan kedua cara di
atas disebut ikatan ion.
1. Ikatan Primer
Ikatan primer adalah ikatan kimia dimana ikatan gata antar atomnya relatif besar. Ikatan primer ini
terdiri atas ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.
2. Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (James E.
Brady, 1990). Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan electron (logam) dengan atom yang
menangkap elektron (bukan logam). Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah menjadi ion
positif. Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron berubah menjadi ion negatif. Antara
ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik- menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion
(ikatan elektrovalen). Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik
biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam dan nonlogam.
Garam dapur yang disebut natrium klorida, NaCl merupakan contoh yang mudah untuk memahami
terjadinya ikatan ion. Disini terjadi serah terima elektron, yaitu atom natrium melepaskan sebuah
elektron valensinya sehingga terjadi ion natrium, Na+ dan elektron ini diterima oleh atom klor sehingga
terjadi ion klorida, Cl- .
Natrium (Na) dengan konfigurasi elektron (2,8,1) akan lebih stabil jika melepaskan 1 elektron sehingga
konfigurasi elektron berubah menjadi (2,8). Sedangkan Klorin (Cl), yang mempunyai konfigurasi
(2,8,7), akan lebih stabil jika mendapatkan 1 elektron sehingga konfigurasinya menjadi (2,8,8). Jadi agar
keduanya menjadi lebih stabil, maka natrium menyumbang satu elektron dan klorin akan kedapatan satu
elektron dari natrium. Ketika natrium kehilangan satu elektron, maka natrium menjadi lebih kecil.
Sedangkan klorin akan menjadi lebih besar karena ketambahan satu elektron. Oleh karena itu ukuran ion
positif selalu lebih kecil daripada ukuran sebelumnya, namun ion negatif akan cenderung lebih besar
daripada ukuran sebelumnya. Ketika pertukaran elektron terjadi, maka Na akan menjadi bermuatan
positif (Na+) dan Cl akan menjadi bermuatan negatif (Cl–). Selanjutnya ion klorida dan ion natrium
saling tarik menarik dengan gaya elektrostatis sehingga terjadi ikatan ion. Terbentuklah natrium klorida,
NaCl.
Secara sederhana kristal NaCl digambarkan sebagai berikut. Ada beberapa karakteristik ikatan ion,
yaitu sebagai berikut:
1. Ikatan ion biasa terbentuk antara logam dan non-logam
2. Pada suhu kamar berbentuk padatan
3. Dalam bentuk larutan dan lelehan dapat mengkantarkan listrik (konduktor)
4. Titik didih dan titik leleh tinggi
5. Larut dalam pelarut polar
6. Umumnya berupa zat padat kristal
3. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara bersama-sama
oleh dua atom (James E. Brady, 1990). Ikatan kovalen biasanya terjadi antar unsur non-logam. Dua
atom non-logam saling menyumbangkan elektron sehingga tersedia satu atau lebih pasangan elektron
yang dijadikan milik bersama.
Atom hidrogen memiliki sebuah elektron pada kulit pertamanya, agar konfigurasi elektronnya penuh
seperti gas mulia helium maka hidrogen memerlukan satu elektron lagi.
Gas hidrogen yang merupakan molekul H2 terdiri dari dua atom hidrogen yang saling
menyumbangkan elektronnya sehingga masing-masing atom hidrogen memiliki konfigurasi elektron
yang stabil.
Jika diperhatikan gambar diatas, elektron pada atom pertama diberi tanda titik kecil dan atom
lainnya dengan titik besar. Pasangan elektron yang membentuk ikatan kovalen ditandai oleh garis
penghubung ( - ).
Air mengandung molekul H2O. Atom oksigen yang mempunyai 6 elektron valensi membutuhkan 2
elektron lagi agar seperti gas mulia. Kedua elektron itu diperoleh dari dua atom hidrogen. Jadi atom
oksigen dapat membentuk dua ikatan kovalen dalam molekul H2O
Beberapa atom dapat membentuk ikatan rangkap. Pada ikatan kovalen tunggal mengandung dua
elektron, ikatan kovalen rangkap dua mengandung empat elektron, sedang dalam ikatan rangkap tiga
terdapat enam elektron. Ikatan kovalen memiliki beberapa macam, antara lain:
A. Ikatan Kovalen Berdasarkan Jumlah Pasangan Elektron
Berdasarkan jumlah pasangan elektron yang digunakan bersama-sama dalam satu ikatan, ikatan
kovalen dibedakan menjadi 3, yaitu:
- Ikatan kovalen tunggal
Merupakan ikatan kovalen dengan jumlah pasangan elektron yang digunakan bersama berjumlah
satu pasang. Contoh: ikatan pada molekul H2. Gas hidrogen yang merupakan molekul H2 terdiri dari
dua atom hidrogen yang saling menyumbangkan elektronnya sehingga masing-masing atom hidrogen
memiliki konfigurasi elektron yang stabil.
Gambar diatas mengilustrasikan suatu model logam dengan elektron- elektron membentuk suatu
“lautan” muatan negatif. Model lautan elektron ini sesuai dengan sifat-sifat logam, seperti: dapat
ditempa menjadi lempengan tipis, ulet karena dapat direntang menjadi kawat, memiliki titik leleh dan
kerapatan yang tinggi. Logam dapat dirapatkan dan direntangkan tanpa patah, karena atom-atom dalam
struktur kristal harus berkedudukan sedemikian rupa sehingga atom-atom yang bergeser akan tetap pada
kedudukan yang sama.
Perbandingan sifat fisis senyawa logam dengan senyawa non-logam:
E. Ikatan Sekunder
Ikatan sekunder adalah ikatan antar molekul. Gaya ikatan sekunder timbul dari dipol atom atau molekul.
Pada dasarnya dipol listrik timbul jika ada jarak pisah antara bagian positif dan negatif dari sebuah atom
dan molekul. Perlu diingat bahwa gaya tarik antarmolekul berikatan dengan sifat-sifat fisis zat, seperti
titik leleh dan titik didih. Semakin kuat gaya tarik antarmolekul, semakin sulit untuk memutuskannya,
sehingga mengakibatkan semakin tinggi titik leleh maupun titik didih suatu senyawa.
F. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah gaya tarik-menarik antara atom hidrogen yang terikat pada suatu atom
berkeelektronegatifan besar dari molekul lain di sekitarnya. Ikatan hidrogen terbentuk pada senyawa-
senyawa polar yang mengandung atom H dan atom yang memiliki keelektronegatifan tinggi seperti F,
O, N, dan Cl. Senyawa yang mengandung hidrogen dan unsur yang memiliki keelektronegatifan tinggi
dapat membentuk senyawa polar. Hal ini disebabkan pasangan elektron ikatan yang digunakan bersama
lebih tertarik ke arah atom yang memiliki keelektronegatifan tinggi. Dalam ikatan tersebut, hidrogen
dapat membentuk ikatan tambahan dengan atom elektronegatif lain yang berada disekitarnya.
Contohnya adalah ikatan pada HF, H2O dan NH3. Pada contoh tersebut, ikatan hidrogen memiliki dua
ikatan, yaitu ikatan kovalen yaeng terbentuk melalui pemakaian sepasang elektron dan ikatan hidrogen
yang terjadi karena daya tarik listrik antara hidrogen dengan atom lain.
Pada gambar dapat dilihat bahwa pada HF dan molekul air, hidrogen membentuk dua ikatan yang
dilambangkan dengan garis warna hitam dan garis putus warna merah.
Dengan massa molekul relatif yang sama besar molekul yang bentuknya panjang lebih mudah
mengalami polarisasi dibandingkan dengan molekul yang kecil, kompak dan simetris. Semakin mudah
mudah molekul mengalami polarisasi semakin tinggi titik didih dan titik lelehnya. Oleh karena itu jika
masa molekul relatif zat semakin besar maka titik didih dan titik lelehnya semakin tinggi. Namun gaya
London relatif lemah sehingga apabila suatu zat yang molekulnya hanya mengalami tarik menarik
berdasarkan gaya London saja maka titik didih dan titik lelehnya lebih rendah dibandingkan zat lain
yang mengalami tarik-menarik tidak hanya berdasarkan gaya London saja (Mr hampir sama).
Dipol sesaat pada suatu atom dapat mengimbas atom yang berada di sekitarnya sehingga terjadilah
dipol terimbas yang menyebabkan gaya tarik- menarik antara dipol sesaat dengan dipol terimbas.
Pergerakan elektron yang mengakibatkan dipol sesaat dalam suatu molekul akan bertambah besar
apabila molekul tersebut memiliki jumlah elektron yang semakin besar pula. Pergerakan elektron yang
mengakibatkan dipol sesaat dalam suatu molekul disebut polarisabilitas. Jumlah elektron yang besar
berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) molekul tersebut, sehingga semakin besar Mr suatu
molekul, maka semakin besar polarisabilitasnya dan semakin besar pula Gaya Londonnya.
Gaya Tarik Dipol adalah suatu molekul-molekul polar yang cenderung menyusun diri
dengan cara saling mendekati kutub positif dari suatu molekul dengan kutub negatif molekul yang lain.
Semakin besar momen dipol yang dimiliki oleh suatu senyawa, semakin besar gaya tarik menarik dipol
yang dihasilkan. Gaya ini lebih kuat dibandingkan dengan gaya London. Oleh karena itu, molekul yang
mengalami gaya tarik dipol memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih tinggi daripada molekul yang
mengalami gaya London (Mr hampir sama).
A. Interaksi dipol-dipol
Interaksi dipol - dipol merupakan interaksi antara sesama molekul polar (dipol). Interaksi ini
terjadi antara ekor dan kepala dimana jika berlawanan kutub maka akan tarik-menarik dan sebaliknya.
Molekul seperti HCl memiliki dipol permanen karena klor lebih elektronegatif dibandingkan hidrogen.
Kondisi permanen ini, pada saat pembentukan dipol akan menyebabkan molekul saling tarik menarik
satu sama lain.
Molekul yang memiliki dipol permanen akan memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan
molekul yang hanya memiliki dipol yang berubah-ubah secara sementara.
B. Interaksi ion-dipol
Gaya antarmolekul ini terjadi antara ion dan senyawa kovalen polar. Ketika dilarutkan dalam
senyawa kovalen polar, senyawa ion akan terionisasi menjadi ion positif dan ion negatif. Ion positif akan
tarik menarik dengan dipol negatif, dan sebaliknya. Selain gaya ion-dipol, juga dikenal gaya ion-dipol
sesaat, dimana terjadi dari interaksi antar gaya dipol-dipol terinduksi dengan gaya ion-dipol. Jika ion
dari senyawa ion berdekatan dengan molekul nonpolar, ion tersebut dapat menginduksi dipol molekul
nonpolar. Dipol terinduksi molekul nonpolar yang dihasilkan akan berikatan dengan ion. Interaksi ion -
dipol merupakan interaksi (berikatan)
/ tarik menarik antara ion dengan molekul polar (dipol). Interaksi ini termasuk jenis interaksi yang relatif
cukup kuat. Contoh:
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ikatan Kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul. Dari bab pembahasan
di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa atom-atom saling mengikatkan diri satu sama lain
karena ingin menyetarakan kestabilan mereka, sesuai dengan kaidah oktet atau seperti halnya
golongan gas mulia yang telah memiliki kestabilan yang tidak dapat terelakkan lagi (hukum alam).
Adapun jenis-jenis ikatan kimia terdiri atas 3 macam, yang pertama adalah ikatan ion yang
merupakan ikatan antara unsur-unsur logam dan non-logam, kedua adalah ikatan kovalen yaitu
pemakaian elektron secara bersama-sama oleh unsur non-logam dan unsur non-logam, serta ikatan
logam yang merupakan pemakaian elektron secara bersama-sama oleh atom-atom logam.
3.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini masih sangat membutuhkan banyak penyempurnaan namun
juga sangat bermanfaat dalam mendalami pengetahuan tentang "Ikatan Kimia". Oleh sebab itu
penulis harapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Daftar Pustaka
Saidah, Aas, dan Purba, Michael. 2013. Kimia Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Syarifudin. 2008. Inti Sari Kimia untuk SMA. Tangerang: Scientific Press.
https://www.myrightspot.com/2017/04/3-jenis-ikatan-kimia-dan-sifat-sifatnya.html
https://blogmipa-kimia.blogspot.com/2017/05/ikatan-ion.html
https://www.gurupendidikan.co.id/ikatan-ion-pengertian-ciri-dan-syarat-terjadinya-beserta-
contohnya-lengkap/
https://rumushitung.com/2013/09/04/ikatan-kovalen-sifat-senyawa-kovalen/
https://www.gurupendidikan.co.id/ikatan-logam-pengertian-ciri-sifat-dan-proses-
pembentukan- beserta-contohnya-lengkap/
https://ardra.biz/sain-teknologi/ilmu-kimia/ikatan-hidrogen/
https://www.scribd.com/doc/24722003/Ikatan-Van-Der-Waals