Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KIMIA ORGANIK LANJUT

“IKATAN KIMIA”

Dosen pengampu :
Dr. Emma J. Pongoh, M.Si

Disusun Oleh kelompok 4 :


Devita Sonia Puasa (19 506 014) Pendidikan kimia/ kelas B
Dewi Manangkoda (19 506 024) Pendidikan kimia / kelas A

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
TAHUN 2021
1
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Kimia Organik tentang "IKATAN KIMIA"
Tugas ini diberikan kepada mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetauan Alam Universitas Negeri Manado dengan maksud dan tujuan agar mahasiswa mempunyai
pengetahuan tentang definisi ikatan kimia, jenis-jenis ikatan kimia, bagaimana ikatan kimia terbentuk.
Dalam penyusunan tugas ini penulis banyak menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat
kesungguhan serta dukungan dari pihak-pihak akhirnya tugas ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan tugas ini. Dengan terselesaikannya tugas ini diharapkan pembaca dapat
menambah pengetahuan yang efektif dan efisien tentang Ikatan Kimia.
Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan, maka dalam penyusunan tugas ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan sehingga jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharap kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini.

Manado 03 Desember 2021

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar..................................................................................................................................................................2
Daftar Isi.............................................................................................................................................................................3
BAB 1.................................................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN................................................................................................................................................................ 4
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH...................................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................................................................................4
1.3 TUJUAN......................................................................................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN.................................................................................................................................................................. 5
2.1 IKATAN KIMIA...........................................................................................................................................................5
A. Melepaskan elektron terluarnya sehingga terjadi ion positif (kation)......................................................6
B. Menerima tambahan elektron dari atom lain sehingga terjadi ion negatif (anion).................................6
C. Menggunakan pasangan elektron secara bersama-sama oleh atom-atom yang berikatan.....................6
2.2 JENIS IKATAN KIMIA................................................................................................................................................7
A. Ikatan Kovalen Berdasarkan Jumlah Pasangan Elektron.......................................................................11
B. Ikatan Kovalen Berdasarkan Kepolarannya............................................................................................13
C. Ikatan Kovalen Koordinasi........................................................................................................................14
D. Ikatan Logam..............................................................................................................................................15
E. Ikatan Sekunder..........................................................................................................................................16
F. Ikatan Hidrogen..........................................................................................................................................16
G. Ikatan Van Der Waals.................................................................................................................................16
2.3 STRUKTUR DAN BENTUK MOLEKUL......................................................................................................................21
BAB III.............................................................................................................................................................................. 23
PENUTUP............................................................................................................................................................................23
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................................................................. 23
3.2 SARAN.........................................................................................................................................................................23
Daftar Pustaka................................................................................................................................................................. 24
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Ilmu kimia dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang materi,
seperti hakekat, susunan, sifat-sifat, perubahan serta energi yang menyertai perubahannya.
Di alam sendiri banyak ditemukan zat, baik berupa unsur maupun senyawa. Keberadaan zat tersebut
sangat ditentukan oleh kestabilan zat itu sendiri. Jika zat itu stabil maka kita akan menemukannya
dalam bentuk unsur bebas, namun jika zat itu tidak stabil maka kita akan menemukannya dalam
bentuk senyawa. Suatu atom bergabung dengan atom lainnya melalui ikatan kimia sehingga dapat
membentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun senyawa ion.
Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur bebas (sebagai atom tunggal),
tetapi kebanyakan bergabung dengan atom unsur lain. Tahun 1916 G.N. Lewis dan
W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas mulia dengan konfigurasi elektron. Kecuali He,
mempunyai 2 elektron valensi, unsur-unsur gas mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas
mulia bersifat stabil. Atom-atom unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan.
Jika atom berusaha berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut mengikuti aturan oktet. Unsur-
unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha mempunyai elektron valensi 2 seperti He
disebut mengikuti aturan duplet. Cara yang diambil unsur supaya dapat mengikuti gas mulia, yaitu:
1. Melepas atau menerima elektron
2. Pemakaian bersama pasangan elektron
Ternyata unsur dan senyawa tersebut dapat bersatu karena gaya tarik-menarik antara atom dan dapat
disebut ikatan Kimia. Dari kekuatan gaya tarik-menarik inilah menentukan sifat- sifat kimia dari suatu
zat. Cara ikatan kimia berubah jika suatu zat bereaksi digunakan untuk mengetahui jumlah energi yang
diserap selama terjadinya reaksi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud ikatan kimia?
2. Jenis-jenis ikatan kimia?
3. Bagaimana bentuk ikatan kimia?

1.3 TUJUAN
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dibuatnya makalah ini ialah untuk mempelajari apa yang
dimaksud ikatan kimia, jenis-jenis ikatan kimia, dan bagaimana bentuk ikatan kimia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 IKATAN KIMIA


Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai
berikut:
1. Atom yang satu melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron
2. Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom
Suatu partikel baik berupa ion bermuatan inti, inti atom dan elektron diantara mereka, akan
membentuk ikatan kimia karena akan menurunkan energi potensial antara partikel positif dan
negatif. Dalam tataran atomik, kita membedakan adanya logam dan non logam berdasakan
beberapa sifat yang berhubungan dalam tabel periodik. Hampir semua atom membentuk ikatan
dengan atom lain. Tetapi ada enam unsur lain yang tidak bersifat demikian, yaitu unsur-unsur gas
mulia. Unsur-unsur gas mulia hampir tidak membentuk ikatan dengan atom lain dan karena tidak
reaktifnya maka sering disebut gas inert. Hal inilah yang menyebabkan mengapa gas mulia sangat
stabil.

Atom-atom lain agar stabil berusaha memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia.

Kecenderungan ini bisa terjadi dengan membentuk ikatan kimia antar atom yang satu dengan atom
lainnya. Cara untuk me ncapai hal itu adalah:
A. Melepaskan elektron terluarnya sehingga terjadi ion positif (kation).
Misalnya, atom Na yang tidak stabil melepaskan lektron valensinya menjadi ion Na+ dengan konfigurasi
lektron seperti Neon
B. Menerima tambahan elektron dari atom lain sehingga terjadi ion negatif (anion).
Misalnya, atom Cl yang tidak stabil menerima tambahan satu elektron, sehingga menjadi ion Cl - dengan
konfigurasi elektron seperti argon. Serah terima elektron yang terjadi dari penggabungan kedua cara di
atas disebut ikatan ion.

C. Menggunakan pasangan elektron secara bersama-sama oleh atom-atom yang berikatan


Atom 17Cl yang tidak stabil bisa menjadi stabil dengan cara menggunakan bersama satu pasang
elektron dengan atom klor yang lain sehingga terbentuk molekul flor (F 2). Dengan demikian masing-
masing atom akan memiliki konfigurasi elektron yang stabil seperti gas mulia argon. Pembentukan
molekul dengan cara ketiga ini disebut ikatan kovalen.

2.2 JENIS IKATAN KIMIA


Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungjawab dalam gaya interaksi tarik menarik
antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi
stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu ikatan primer dan ikatan
sekunder.

1. Ikatan Primer
Ikatan primer adalah ikatan kimia dimana ikatan gata antar atomnya relatif besar. Ikatan primer ini
terdiri atas ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.
2. Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (James E.
Brady, 1990). Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan electron (logam) dengan atom yang
menangkap elektron (bukan logam). Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah menjadi ion
positif. Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron berubah menjadi ion negatif. Antara
ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik- menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion
(ikatan elektrovalen). Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik
biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam dan nonlogam.
Garam dapur yang disebut natrium klorida, NaCl merupakan contoh yang mudah untuk memahami
terjadinya ikatan ion. Disini terjadi serah terima elektron, yaitu atom natrium melepaskan sebuah
elektron valensinya sehingga terjadi ion natrium, Na+ dan elektron ini diterima oleh atom klor sehingga
terjadi ion klorida, Cl- .

Natrium (Na) dengan konfigurasi elektron (2,8,1) akan lebih stabil jika melepaskan 1 elektron sehingga
konfigurasi elektron berubah menjadi (2,8). Sedangkan Klorin (Cl), yang mempunyai konfigurasi
(2,8,7), akan lebih stabil jika mendapatkan 1 elektron sehingga konfigurasinya menjadi (2,8,8). Jadi agar
keduanya menjadi lebih stabil, maka natrium menyumbang satu elektron dan klorin akan kedapatan satu
elektron dari natrium. Ketika natrium kehilangan satu elektron, maka natrium menjadi lebih kecil.
Sedangkan klorin akan menjadi lebih besar karena ketambahan satu elektron. Oleh karena itu ukuran ion
positif selalu lebih kecil daripada ukuran sebelumnya, namun ion negatif akan cenderung lebih besar
daripada ukuran sebelumnya. Ketika pertukaran elektron terjadi, maka Na akan menjadi bermuatan
positif (Na+) dan Cl akan menjadi bermuatan negatif (Cl–). Selanjutnya ion klorida dan ion natrium
saling tarik menarik dengan gaya elektrostatis sehingga terjadi ikatan ion. Terbentuklah natrium klorida,
NaCl.
Secara sederhana kristal NaCl digambarkan sebagai berikut. Ada beberapa karakteristik ikatan ion,
yaitu sebagai berikut:
1. Ikatan ion biasa terbentuk antara logam dan non-logam
2. Pada suhu kamar berbentuk padatan
3. Dalam bentuk larutan dan lelehan dapat mengkantarkan listrik (konduktor)
4. Titik didih dan titik leleh tinggi
5. Larut dalam pelarut polar
6. Umumnya berupa zat padat kristal

3. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara bersama-sama
oleh dua atom (James E. Brady, 1990). Ikatan kovalen biasanya terjadi antar unsur non-logam. Dua
atom non-logam saling menyumbangkan elektron sehingga tersedia satu atau lebih pasangan elektron
yang dijadikan milik bersama.
Atom hidrogen memiliki sebuah elektron pada kulit pertamanya, agar konfigurasi elektronnya penuh
seperti gas mulia helium maka hidrogen memerlukan satu elektron lagi.
Gas hidrogen yang merupakan molekul H2 terdiri dari dua atom hidrogen yang saling
menyumbangkan elektronnya sehingga masing-masing atom hidrogen memiliki konfigurasi elektron
yang stabil.

Jika diperhatikan gambar diatas, elektron pada atom pertama diberi tanda titik kecil dan atom
lainnya dengan titik besar. Pasangan elektron yang membentuk ikatan kovalen ditandai oleh garis
penghubung ( - ).
Air mengandung molekul H2O. Atom oksigen yang mempunyai 6 elektron valensi membutuhkan 2
elektron lagi agar seperti gas mulia. Kedua elektron itu diperoleh dari dua atom hidrogen. Jadi atom
oksigen dapat membentuk dua ikatan kovalen dalam molekul H2O
Beberapa atom dapat membentuk ikatan rangkap. Pada ikatan kovalen tunggal mengandung dua
elektron, ikatan kovalen rangkap dua mengandung empat elektron, sedang dalam ikatan rangkap tiga
terdapat enam elektron. Ikatan kovalen memiliki beberapa macam, antara lain:
A. Ikatan Kovalen Berdasarkan Jumlah Pasangan Elektron
Berdasarkan jumlah pasangan elektron yang digunakan bersama-sama dalam satu ikatan, ikatan
kovalen dibedakan menjadi 3, yaitu:
- Ikatan kovalen tunggal
Merupakan ikatan kovalen dengan jumlah pasangan elektron yang digunakan bersama berjumlah
satu pasang. Contoh: ikatan pada molekul H2. Gas hidrogen yang merupakan molekul H2 terdiri dari
dua atom hidrogen yang saling menyumbangkan elektronnya sehingga masing-masing atom hidrogen
memiliki konfigurasi elektron yang stabil.

- Ikatan Kovalen Rangkap Dua


Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama dua
pasang elektron. Pada molekul karbon dioksida (CO2) terdapat dua buah ikatan rangkap dua. Pada
molekul CO2, atom C sebagai atom pusat yang mengikat 2 atom O. Atom O memerlukan 2 elektron
mencapai kaidah oktet sedangkan atom C memiliki 4 elektron valensi, untuk memenuhi kaidah oktet
maka atom C memerlukan 4 elektron. Untuk mengatasi kekurangan electron tersebut maka setiap atom
perlu menyumbangkan elektronnya untuk membentuk ikatan. Atom C sebagai atom pusat menumbang
semua elektron valensinya sedangkan atom O masing-masing menyumbang 2 elektron. Ketiga atomnya
sekarang masing-masing memiliki 8 elektron terluar.
- Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
Ikatan kovalen rangkap tiga adalah salah satu jenis dari ikatan kovalen yang terjadi jika masing-masing
atom unsur non-logam menyumbangkan tiga buah elektron yang tidak berpasangan untuk berikatan.
Contohnya molekul nitrogen. pada molekul nitrogen, N2 setiap atomnya menyumbangkan 3 elektron
untuk digunakan bersama-sama sehingga setiap atom N memiliki elektron valensi 8.
B. Ikatan Kovalen Berdasarkan Kepolarannya

- Ikatan Kovalen Polar


Ikatan kovalen polar terjadi apabila pasangan elektron yang digunakan bersama mengutub pada
salah satu atom atau gugus atom. Hal ini karena terjadi perbedaan elektronegativitas (kecenderungan
suatu atom menarik elektron) yang cukup besar antara atom-atom yang berikatan. Karena elektron
mengutub maka terbentuklah momen dipol ada sisi yang positif dan ada bagian lain yang negatif.
Pada ikatan kovalen polar, pasangan elektron akan cenderung mendekati atom yang memiliki
keelektronegatifan yang lebih tinggi. Coba sobat ingat lagi bahwa sifat keelektronegatifan suatu unsur
akan semakin besar dalam satu periode dari kiri ke kanan dan semakin kecil dalam satu golongan dari
atas ke bawah. Contoh ikatan kovalen polar asam klorida (HCl). Atom H memiliki kelektronegatifan H
= 2,1 sedangkan Klorin memiliki keelektronegatifan Cl = 3,0. Ini akan menyebabkan pasangan elektron
lebih dekat ke arah atom Cl sehingga Cl cenderung negatif dan H cenderung positif (terbentuk momen
dipol yang tidak saling meniadakan). Adanya sifat polar ini menyebabkan senyawa kovalen polar ketika
larut dalam air akan mengandung (bukan terurai) ion-ion membentuk larutan elektrolit lemah yang dapat
menghantarkan listrik.

- Ikatan Kovalen Non-Polar


Ikatan kovalen non polar dapat terjadi pada senyawa diatomik, senyawa yang bentuk molekulnya
simetris seperti senyawa metan (CH4) dimana satu atom diikat oleh beberapa atom sejenis sehingga
terjadi keseimbangan keelektronegatifan dan pasangan elektron tidak mengutub ke satu atom. Perbedaan
ikatan kovalen polar dari senyawa diatomik dan senyawa dengan struktur simetris adalah keberadaan
momen dipol. Pada molekul unsur diatomik seperti O2, tidak pernah terjadi momen dipol karena
keelektronegatifannya sama. Pada CH4, sebenarnya terjadi momen dipol (meskipun kecil) antara C-H
akan tetapi momen dipol tersebut saling meniadakan sehingga resultannya = 0.
C. Ikatan Kovalen Koordinasi
Jenis ikatan kovalen ini adalah ikatan kovalen yang terbentuk apabila elektron yang digunakan bersama
tidak berasal dari masing-masing atom yang berikatan melainkan dari hanya salah satu atom. Atom lain
hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama. Perhatikan cara pembentukan suatu
kompleks BCl3. NH3 yang stabil, yang terbentuk dari amonia dan boron triklorida. Atom nitrogen
dalam amonia mengandung dua elektron yang tidak terikat (sepasang elektron bebas) sedangkan atom
boron dalam boron triklorida kekurangan dua elektron untuk mencapai oktet yang stabil. Untuk
mencapai okted yang stabil.
Ikatan kovalen memiliki sifat sebagai berikut:
1. Memiliki titik leleh dan titik didih rendah
2. Umumnya berupa gas,cairan atau padatan lunak pada suhu ruang
3. Mudah menguap
4. Tidak dapat larut pada pelarut polar
D. Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama elektron elektron
valensi antar atom-atom logam. ikatan yang terjadi karena gaya tarik-menarik yang kuat antara ion
positif logam dengan elektron- elektron valensi yang bergerak bebas. Contoh: logam besi, seng, dan
perak. Ikatan logam bukanlah ikatan ion atau ikatan kovalen. Salah satu teori yang dikemukakan untuk
menjelaskan ikatan logam adalah teori lautan elektron. Tempat kedudukan elektron valensi dari suatu
atom besi (Fe) dapat saling tumpang tindih dengan tempat kedudukan elektron valensi dari atom-atom
Fe yang lain. Tumpang tindih antar elektron valensi ini memungkinkan elektron valensi dari setiap atom
Fe bergerak bebas dalam ruang di antara ion-ion Fe+ membentuk lautan elektron. Elektron-elektron
valensi logam tidak terikat erat (karena energi ionisasinya rendah), sehingga relatif bebas bergerak. Hal
ini dapat dimengerti mengapa logam bersifat sebagai penghantar panas dan listrik yang baik, dan juga
mengkilat.

Gambar diatas mengilustrasikan suatu model logam dengan elektron- elektron membentuk suatu
“lautan” muatan negatif. Model lautan elektron ini sesuai dengan sifat-sifat logam, seperti: dapat
ditempa menjadi lempengan tipis, ulet karena dapat direntang menjadi kawat, memiliki titik leleh dan
kerapatan yang tinggi. Logam dapat dirapatkan dan direntangkan tanpa patah, karena atom-atom dalam
struktur kristal harus berkedudukan sedemikian rupa sehingga atom-atom yang bergeser akan tetap pada
kedudukan yang sama.
Perbandingan sifat fisis senyawa logam dengan senyawa non-logam:
E. Ikatan Sekunder
Ikatan sekunder adalah ikatan antar molekul. Gaya ikatan sekunder timbul dari dipol atom atau molekul.
Pada dasarnya dipol listrik timbul jika ada jarak pisah antara bagian positif dan negatif dari sebuah atom
dan molekul. Perlu diingat bahwa gaya tarik antarmolekul berikatan dengan sifat-sifat fisis zat, seperti
titik leleh dan titik didih. Semakin kuat gaya tarik antarmolekul, semakin sulit untuk memutuskannya,
sehingga mengakibatkan semakin tinggi titik leleh maupun titik didih suatu senyawa.

F. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah gaya tarik-menarik antara atom hidrogen yang terikat pada suatu atom
berkeelektronegatifan besar dari molekul lain di sekitarnya. Ikatan hidrogen terbentuk pada senyawa-
senyawa polar yang mengandung atom H dan atom yang memiliki keelektronegatifan tinggi seperti F,
O, N, dan Cl. Senyawa yang mengandung hidrogen dan unsur yang memiliki keelektronegatifan tinggi
dapat membentuk senyawa polar. Hal ini disebabkan pasangan elektron ikatan yang digunakan bersama
lebih tertarik ke arah atom yang memiliki keelektronegatifan tinggi. Dalam ikatan tersebut, hidrogen
dapat membentuk ikatan tambahan dengan atom elektronegatif lain yang berada disekitarnya.
Contohnya adalah ikatan pada HF, H2O dan NH3. Pada contoh tersebut, ikatan hidrogen memiliki dua
ikatan, yaitu ikatan kovalen yaeng terbentuk melalui pemakaian sepasang elektron dan ikatan hidrogen
yang terjadi karena daya tarik listrik antara hidrogen dengan atom lain.

Pada gambar dapat dilihat bahwa pada HF dan molekul air, hidrogen membentuk dua ikatan yang
dilambangkan dengan garis warna hitam dan garis putus warna merah.

G. Ikatan Van Der Waals


Ikatan Van der Waals adalah gaya tarik menarik antarmolekul (antar kutub) dalam senyawa yang
berikatan kovalen. Gaya ini merupakan gaya antarmolekul yang sangat lemah Mencakup interaksi dipol-
dipol (pada senyawa polar) dan interaksi dipol terimbas/terinduksi (pada senyawa polar dan non polar).
Gaya Van der Waals terjadi pada senyawa polar yang tidak membentuk ikatan hidrogen, seperti HCl,
HBr, atau senyawa nonpolar yang memilki sedikit perbedaan keelektronegatifan. Kekuatan gaya Van
der Waals lebih lemah dibandingkan dengan ikatan hidrogen, ion, dan kovalen. Ikatan Van der Waals
dibagi menjadi dua yaitu gaya London dan daya tarik dipol.
Gaya London ditemukan oleh Fisikawan Jerman yang bernama Fritz London. Gaya London (gaya
dispersi) merupakan gaya tarik menarik antar molekul nonpolar akibat adanya dipol terimbas yang
ditimbulkan oleh perpindahan elektron dari satu orbital ke orbital lain membentuk dipol sesaat. Gaya
London mengakibatkan molekul nonpolar bersifat agak polar.
Kemudahan suatu molekul menghasilkan dipol sesaat yang dapat mengimbas ke molekul sekitarnya
disebut polarisabilitas. Polariabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul.
Jika massa molekul relatif semakin besar maka molekul semakin mudah mengalami polarisasi sehingga
gaya London semakin kuat.

Dengan massa molekul relatif yang sama besar molekul yang bentuknya panjang lebih mudah
mengalami polarisasi dibandingkan dengan molekul yang kecil, kompak dan simetris. Semakin mudah
mudah molekul mengalami polarisasi semakin tinggi titik didih dan titik lelehnya. Oleh karena itu jika
masa molekul relatif zat semakin besar maka titik didih dan titik lelehnya semakin tinggi. Namun gaya
London relatif lemah sehingga apabila suatu zat yang molekulnya hanya mengalami tarik menarik
berdasarkan gaya London saja maka titik didih dan titik lelehnya lebih rendah dibandingkan zat lain
yang mengalami tarik-menarik tidak hanya berdasarkan gaya London saja (Mr hampir sama).
Dipol sesaat pada suatu atom dapat mengimbas atom yang berada di sekitarnya sehingga terjadilah
dipol terimbas yang menyebabkan gaya tarik- menarik antara dipol sesaat dengan dipol terimbas.
Pergerakan elektron yang mengakibatkan dipol sesaat dalam suatu molekul akan bertambah besar
apabila molekul tersebut memiliki jumlah elektron yang semakin besar pula. Pergerakan elektron yang
mengakibatkan dipol sesaat dalam suatu molekul disebut polarisabilitas. Jumlah elektron yang besar
berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) molekul tersebut, sehingga semakin besar Mr suatu
molekul, maka semakin besar polarisabilitasnya dan semakin besar pula Gaya Londonnya.
Gaya Tarik Dipol adalah suatu molekul-molekul polar yang cenderung menyusun diri
dengan cara saling mendekati kutub positif dari suatu molekul dengan kutub negatif molekul yang lain.
Semakin besar momen dipol yang dimiliki oleh suatu senyawa, semakin besar gaya tarik menarik dipol
yang dihasilkan. Gaya ini lebih kuat dibandingkan dengan gaya London. Oleh karena itu, molekul yang
mengalami gaya tarik dipol memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih tinggi daripada molekul yang
mengalami gaya London (Mr hampir sama).
A. Interaksi dipol-dipol
Interaksi dipol - dipol merupakan interaksi antara sesama molekul polar (dipol). Interaksi ini
terjadi antara ekor dan kepala dimana jika berlawanan kutub maka akan tarik-menarik dan sebaliknya.
Molekul seperti HCl memiliki dipol permanen karena klor lebih elektronegatif dibandingkan hidrogen.
Kondisi permanen ini, pada saat pembentukan dipol akan menyebabkan molekul saling tarik menarik
satu sama lain.
Molekul yang memiliki dipol permanen akan memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan
molekul yang hanya memiliki dipol yang berubah-ubah secara sementara.
B. Interaksi ion-dipol
Gaya antarmolekul ini terjadi antara ion dan senyawa kovalen polar. Ketika dilarutkan dalam
senyawa kovalen polar, senyawa ion akan terionisasi menjadi ion positif dan ion negatif. Ion positif akan
tarik menarik dengan dipol negatif, dan sebaliknya. Selain gaya ion-dipol, juga dikenal gaya ion-dipol
sesaat, dimana terjadi dari interaksi antar gaya dipol-dipol terinduksi dengan gaya ion-dipol. Jika ion
dari senyawa ion berdekatan dengan molekul nonpolar, ion tersebut dapat menginduksi dipol molekul
nonpolar. Dipol terinduksi molekul nonpolar yang dihasilkan akan berikatan dengan ion. Interaksi ion -
dipol merupakan interaksi (berikatan)
/ tarik menarik antara ion dengan molekul polar (dipol). Interaksi ini termasuk jenis interaksi yang relatif
cukup kuat. Contoh:

- Interaksi ion-dipol terinduksi


Interaksi ion - dipol terinduksi merupakan interaksi antara aksi ion dengan dipol terinduksi.
Dipol terinduksi merupakan molekul netral yang menjadi dipol akibat induksi partikel bermuatan yang
berada didekatnya. Partikel penginduksi tersebut dapat berupa ion atau dipol lain dimana kemampuan
menginduksi ion lebih besar daripada kemampuan menginduksi dipol karena muatan ion yang juga jauh
lebih besar.
Interaksi ini relatif lemah karena kepolaran molekul terinduksi relatif kecil daripada dipol permanen.
Contoh:

- Interaksi dipol-dipol terinduksi


Suatu molekul polar yang berdekatan dengan molekul nonpolar, akan dapat menginduksi
molekul nonpolar. Akibatnya. Molekul nonpolar memiliki dipol terinduksi. Dipol dari molekul polar
akan saling tarik- menarik dengan dipol terinduksi dari molekul nonpolar. Contohnya terjadi pada
interaksi antara HCl (molekul polar) dengan Cl2 (molekul nonpolar).
- Interaksi dipol terinduksi-dipol terinduksi
Mekanisme terjadinya interaksi dipol terinduksi - dipol terinduksi yaitu pasangan elektron suatu
molekul, baik yang bebas maupun yang terikat selalu bergerak mengelilingi inti elektron yang bergerak
dapat mengimbas atau menginduksi sesaat pada tetangga sehingga molekul tetangga menjadi polar
terinduksi sesaat molekul ini pula dapat menginduksi molekul tetangga lainnya sehingga terbentuk
molekul- molekul dipol sesaat.
2.3 STRUKTUR DAN BENTUK MOLEKUL
Pasangan elektron tersebut dapat berupa pasangan elektron yang membentuk ikatan (PEI) dan
pasangan elektron yang tidak membentuk ikatan atau pasangan elektron bebas (PEB). Hubungan
banyaknya pasangan elektron dengan struktur ruang disajikan pada tabel dibawah.
Sering ditemui bentuk suatu molekul tidak sesuai dengan struktur ruangnya. Hal ini disebabkan adanya
beberapa molekul yang mempunyai pasangan-pasangan elektron yang tidak digunakan untuk berikatan
(pasangan elektron bebas). Pada Tabel dibawah juga dicontohkan beberapa molekul dengan atom pusat
dilambangkan A, atom-atom yang terikat pada atom pusat diberi lambang X, dan pasangan elektron
bebas diberi lambang E. Berikut tabel bentuk geometri molekul berdasarkan jumlah pasangan elektron
ikatan (PEI) dan pasangan elektron bebasnya (PEB).
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Ikatan Kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul. Dari bab pembahasan
di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa atom-atom saling mengikatkan diri satu sama lain
karena ingin menyetarakan kestabilan mereka, sesuai dengan kaidah oktet atau seperti halnya
golongan gas mulia yang telah memiliki kestabilan yang tidak dapat terelakkan lagi (hukum alam).
Adapun jenis-jenis ikatan kimia terdiri atas 3 macam, yang pertama adalah ikatan ion yang
merupakan ikatan antara unsur-unsur logam dan non-logam, kedua adalah ikatan kovalen yaitu
pemakaian elektron secara bersama-sama oleh unsur non-logam dan unsur non-logam, serta ikatan
logam yang merupakan pemakaian elektron secara bersama-sama oleh atom-atom logam.

3.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini masih sangat membutuhkan banyak penyempurnaan namun
juga sangat bermanfaat dalam mendalami pengetahuan tentang "Ikatan Kimia". Oleh sebab itu
penulis harapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Daftar Pustaka

Saidah, Aas, dan Purba, Michael. 2013. Kimia Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

Syarifudin. 2008. Inti Sari Kimia untuk SMA. Tangerang: Scientific Press.
https://www.myrightspot.com/2017/04/3-jenis-ikatan-kimia-dan-sifat-sifatnya.html

https://blogmipa-kimia.blogspot.com/2017/05/ikatan-ion.html

https://www.gurupendidikan.co.id/ikatan-ion-pengertian-ciri-dan-syarat-terjadinya-beserta-
contohnya-lengkap/

https://rumushitung.com/2013/09/04/ikatan-kovalen-sifat-senyawa-kovalen/

https://www.gurupendidikan.co.id/ikatan-logam-pengertian-ciri-sifat-dan-proses-
pembentukan- beserta-contohnya-lengkap/

https://ardra.biz/sain-teknologi/ilmu-kimia/ikatan-hidrogen/

https://www.scribd.com/doc/24722003/Ikatan-Van-Der-Waals

Anda mungkin juga menyukai