Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH IKATAN KOVALEN DAN STRUKTUR MOLEKUL

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP) SEKOLAH TINGGI ILMI


KESEHATAN (STIKES) PAPUA PROGRAM STUDI FARMASI SORONG 2022

Disusun Oleh : Kelompok 4

 MARCELL GILBERT GAVRILA TUWO (202248201031) 2.


 HESTY GENOVEVA TORIMTUBUN (202248201023)
 ELISABETH LADY QUINDA MAREWA (202248201016)
 THERESIA DEVITA PUTRI NAHAK (202248201053)
 NANDA NURFAUZIAH (202248201039)
 ANA DAMARIS MANGGARA (202248201004)
 FILOMINA Y. KOMBER (202148201021)
 YULITA YOGI ( 202248201052)

DOSEN PENGAMPU :
Apt. Mayland Yee Sewa M.Sc
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada kami
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makala berjudul IKATAN KOVALEN DAN STRUKTUR MOLEKUL tepat waktu.
Makalah disusun guna memenuhi tugas dosen pada bidang studi Farmasi mata kuliah Kimia Dasar
di sekolah tinggi ilmu kesehatan papua.Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang IKATAN KOVALEN DAN STRUKTUR MOLEKUL.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Apt.Mayland Yee Sewa M.Sc.
Selaku dosen mata kuliah Kimia Dasar. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni kami. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Sorong, 12 Desember 2022


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 Polaritas Molekul dan Struktur Molekul.........................................................................
2.3 Orbital Hibrida dan Struktur Molekul...........................................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................
3.2 Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu atom bergabung dengan atom lainnya melalui ikatan kimia sehingga dapat membentuk
senyawa, baik senyawa kovalen maupun senyawa ion. Senyawa ion terbentuk melalui ikatan ion,
yaitu ikatan yang terjadi antara ion positif (atom yang melepaskan elektron) dan ion negatif
(atom yang menangkap elektron). Akibatnya, senyawa ion yang terbentuk bersifat polar. Dalam
setiap senyawa, atom-atom terjalin secara terpadu oleh suatu bentuk ikatan antaratom yang
deicbut ikatan kimia.

Seorang ahli kimia dari Amerika serikat, yaitu Gilbert Newton Lewis (1875-1946) dan
Albrecht Kosel dari Jerman (1853-1972) menerangkan tentang konsep ikatan kimia, Pada
umumnya atom tidak berada dalam keadaan bebas tetapi menyatu dengan atom lain membentuk
senyawa. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa atom yang bergabung lebih stabil daripada yang
menyendiri.

Penggabungan itu disebut ikatan kimia dan terjadi bila ada daya tarik satu sama lain
sehingga mengeluarkan energi paling kurang 42 kJ per mol atom Berdasarkan teori atom modern,
para ahli menyelidiki cara terbentuknya ikatan kimia. Daya tarik kedua atom terjadi karena
adanya elektron pada kulit terluar, Elektron pada kulit ini mempunyai kecenderungan menyamai
konfigurasi elektron gas mulia, dengan cara menerima atau memberikan elektron pada atom lain.

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara
bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom
yang akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam). Ikatan
kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi serta beda
keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion.

Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom non
logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara mempersekutukan
elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron yang dipakai secara bersama.Pembentukan
ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan
konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud polaritas molekul dan struktur molekul?
2. Bagaimana cara menentukan Polaritas Molekul?
3. Apa itu Orbital hibrida dan struktur molekul?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui tentang Polaritas Molekul dan Struktur Molekul-Nya
2. Untuk mengetahui cara menentukan Polaritas Molekul
3. Untuk mengetahui tentang Orbital Hibrida dan Struktur Molekul-Nya

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Polaritas molekul dan struktur molekul.

A. Pengertian
Polaritas (kepolaran) adalah pemisahan muatan listrik yang mengarah pada molekul atau gugus
kimia yang memiliki momen listrik dipol atau multipol. Molekul polar harus mengandung ikatan
kimia polar karena perbedaan elektronegativitas antara atom yang berikatan. Molekul polar dengan
dua atau lebih ikatan kutub harus memiliki geometri asimetris sehingga momen ikatan tidak saling
meniadakan. Molekul polar berinteraksi melalui gaya antarmolekul dipol-dipol dan ikatan hidrogen.
Polaritas mendasari sejumlah sifat fisik termasuk tegangan permukaan, kelarutan, serta titik leleh
dan titik didih. Senyawa Polar adalah senyawa ion dan senyawa kovalen polar. Senyawa ion dalam
molekulmolekulnya terjadi dari bagian yang bermuatan positif dan bagian yang bermuatannegatif.
Senyawa kovalen polar terjadi jika dalam bentuk molekul tidak dijumpai garis atau bidang
simetris,Contoh HCl. Sifatsenyawa tersebut dapat menghantarkan arus listrik biladilarutkan dalam air
karena membentuk ion-ion. Besar polaritas ikatan menentukan sifatsenyawa seperti titik leleh dan titik
didih.
Senyawa Polar adalah senyawa ion dan senyawa kovalen polar. Senyawa ion dalam
molekulmolekulnya terjadi dari bagian yang bermuatan positif dan bagian yang bermuatannegatif.
Senyawa kovalen polar terjadi jika dalam bentuk molekul tidak dijumpai garis atau bidang
simetris,Contoh HCl. Sifatsenyawa tersebut dapat menghantarkan arus listrik biladilarutkan dalam air
karena membentuk ion-ion. Besar polaritas ikatan menentukan sifatsenyawa seperti titik leleh dan titik
didih.Senyawa non polar adalah senyawa yang mempunyai resultan semua momendipol sama dengan
nol. Contoh: "CH4,CC14 dan golongan senyawa alkana.
Molekul dapat digambarkan sebagai "kovalen polar", "non pollar kovalen" atau "ion" ini sering
merupakan istilah relatif,dengan satu molekul sederhana menjadi lebih polar atau lebih nonpolar dari
pada yang lain. Namun sifat berikut ini khas molekul tersebut. Sebuah molekul terdiri dari satu atau
lebih ikatan kimia antara orbital molekul dari atom yang berbeda. Molekul A mungkin kutub baik
sebagai akibat dari ikatan polar karena perbedaan elektronegativitas sebagai akibat dari pengaturan
asimetris ikatan kovalen non polar dan non-ikatan pasangan elektron dikenal sebagai penuh orbital
molekul.

Molekul Polar Contoh molekul polar rumah tangga biasa termasuk gula,misalnya sukrosa
berbagai gula. Gula memiliki hidrogen oksigen banyak kutub (-OH) kelompok dan secara keseluruhan
sangat polar. karena sifat polar dari molekul air (H - O) Itu sendiri,molekul polar umumnya dapat
larut dalam air.
Gambar 2.1 Struktur Sukrosa Gula

Dimana sukrosa,gula itu sendiri, memiliki banyak kutub -OH kelompok.


Air sebagai salah satu pelarut pada polar, dimana air dapat ditarik ke muatan listrik positif atau
negatif pada zat terlarut. Muatan negatif kecil di dekat atom oksigen menarik atom hidrogen di
dekatnya dari air atau daerah bermuatan positif dari molekul lain .

Gambar 2.2 Struktur Molekul air

Hidrogen fluorida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H F. Dimana Senyawa ini
merupakan sebuah gas atau cairan tidak berwarna dan merupakan sumber utama dari industri fluor,
biasanya senyawa Hidrogen fluoride di kenal sebagai larutan encer yang disebut asam fluorida. Maka
senyawa ini adalah prekursor banyak senyawa penting seperti obat-obatan dan polimer (misalnya
Teflon).

Gambar 2.3 Struktur Hidrogen Fluorida

Dimana pada Hidrogen Fluorida ini bagian yang berwarna merah menunjukan elektronegatif
atom fluoride dan bagian yang berwarna merah merupakan daerah sebagian bermuatan negatif.
Gambar 2.4 Struktur Hidrogen Fluorida
Amonia adalah salah satu jenis senyawa kimia yang secara alami ada di alam dan tubuh kita.
Senyawa amonia terdiri dari satu atom nitrogen dan tiga atom hidrogen yang masing-masing berikatan
kovalen dengan aton N. Senyawa amonia mempunyai rumus NH3. Amonia dapat dijumpai dalam
bentuk cair maupun gas.
Pada ammonia sendiri memiliki 2 elektron tunggal dimana pada pada bagian elektron yang di
tandai dengan warna kuning dan Atom hidrogen yang di tandai dengan warna putih , Serta bagian
yang di tandai dengan berwarna merah merupakan daerah yang bermuatan negatif

Gambar 2.4 Struktur Ammonia

Ozon (O3) adalah molekul anorganik radikal yang terdiri dari tiga atom oksigen. Ozon bersifat
oksidator kuat yang berbau tajam. Secara alamiah, ozon dihasilkan dari molekul dioksigen (O 2) pada
atmosfer bumi yang berinteraksi dengan sinar ultraviolet atau aktivitas elektrik pada atmosfer. Ozon
adalah bentuk ketidakstabilan dari oksigen yang terdiri dari tiga atom o.
Gambar 2.5 Struktur Ozon ( O3 )

Gambar 2.6 Struktur boron trifluorida (BF3)

Dalam molekul boron trifluorida, penataan trigonal planar dari tiga ikatan polar menghasilkan tidak
adanya dipol keseluruhan.
Suatu molekul mungkin nonpolar baik bila terdapat pembagian elektron yang sama antara dua
atom dari molekul diatomik atau akibat susunan ikatan kutub simetris dalam molekul yang lebih
kompleks. Sebagai contoh, boron trifluorida (BF3) memiliki susunan trigonal planar dari tiga ikatan
polar pada 120°. Hal ini menghasilkan keseluruhan dipol dalam molekul.
Contoh senyawa nonpolar rumah tangga meliputi lemak, minyak, dan bensin. Oleh karena itu,
kebanyakan molekul nonpolar tidak larut dalam air (hidrofobik) pada suhu kamar. Banyak pelarut
organik nonpolar, seperti terpentin, yang mampu melarutkan zat polar.
Dalam molekul metana (CH4) empat ikatan C−H disusun secara tetrahedral di sekitar atom
karbon. Setiap ikatan memiliki polaritas (meski tidak terlalu kuat). Namun, ikatannya disusun secara
simetris sehingga tidak ada keseluruhan dipol dalam molekul. Molekul diatomik oksigen (O2) tidak
memiliki polaritas dalam ikatan kovalen karena elektronegativitas yang sama, maka tidak ada
polaritas dalam molekul.

Gambar 2.7 Struktur polar dan nonpolar

Senyawa Polar sendiri memiliki beberapa ciri – ciri , dimana ciri – ciri polar antara lain

 Dapat larut dalam air dan pelarut polar lain.


 Memiliki kutub + dan kutub –akibat tidak meratanya distribusi elektron.
 Memiliki pasangan elektron bebas apabila bentuk molekul diketahui”atau memiliki perbedaan
keelektronegatifan.

B. . Contoh dari senyawa polar :

 Air ( H2O )
 Amonia ( NH3 )
 Sulfur Dioksida ( SO2 )
 Hidrogen Sulfida ( H2S )
 Karbon Monoksida ( CO )
 Ozon ( O3 )
 Asam Hidrofolik ( HF )
 Etanol ( C2H6O )
 Sukrosa ( C12H22O11 )

2.2 Cara Menentukan Polaritas molekul

Gambar 2.8 Tabel Polaritas molekul

1)Tentukan atom pusat dan atom luar (bukan atom pusat) pada molekul. Atom pusat biasa jumlahnya
hanya 1. H dan F tidak pernah sebagai atom pusat. 2) Tentukan jumlah elektron valensi atom pusat
dengan membuka jari sebanyak elektron valensi atom pusat itu. 3.) Bila suatu ion bermuatan negatif
tambahkan elektron sebanyak muatan ke dalam elektron valensi atom pusat; bila bermuatan positif
kurangkan elektron valensi atom pusat sebanyak muatan positif. Ini digunakan bukan untuk
menentukan kepolaran, tapi bermanfaat untuk penentuan hibridisasi, bentuk molekul ion saja. Setiap
ion sudah dipastikan bersifat polar jadi tidak perlu ditentukan dengan cara ini. 4.)Tutup jari sebanyak
jumlah atom luar. °Bila atom luar adalah H, F, Cl, Br, I setiap ada 1 atom tersebut jari harus ditutup 1.
°Bila atom luar adalah O setiap ada 1 atom O itu mengharuskan jari ditutup sebanyak 2. °Bila atom
luar adalah N setiap ada 1 atom N itu mengharuskan dari ditutup sebanyak 3. 5.) Sisa jari yang masih
terbuka setelah dikurangi elektron atom luar menunjukan jumlah elektron bebas yang tidak
digunakan. Bagi 2 untuk mendapat jumlah PEB. 6.) Bila terdapat PEB berarti molekul tersebut
bersifat polar. Biasanya begitu meskipun untuk kasus tertentu tidak dapat digeneralisir. Demikian pula
bila tanpa PEB belum tentu itu nonpolar, masih harus ditinjau apakah atom-atom luar itu punya nilai
keelektronegatifan sama, bila tidak sama maka kemungkinan besar sifatnya polar.
Kecuali bila untuk molekul (AX2E3) dengan ciri punya 2 atom luar dan 3 PEB atau molekul
(AX4E2) dengan ciri punya 4 atom luar dan 2 PEB, maka keduanya bersifat nonpolar walau punya
PEB.
Contoh penerapan:

 H2O Atom pusat O, dan 2 atom luar H Elektron valensi O = 6, buka 6 jari Tak ada muatan
Ada 2 atom luar H, tutup 2 jari Masih ada 4 jari terbuka, 4/2 = 2 PEB H2O → Molekul polar
Hibridisasi → sppp atau sp3 Rumus bentuk umum molekul → AX2E2 Bentuk molekul
bengkok (tetrahedral terpancung 2 sudut)
 NH3 Atom pusat N, dan 3 atom luar H Elektron valensi N = 5, buka 5 jari Tak ada muatan
Ada 3 atom luar H, tutup 3 jari Masih ada 2 jari terbuka, 2/2 = 1 PEB NH3 → Molekul polar
Hibridisasi → sppp atau sp3 Rumus bentuk umum molekul → AX3E1 Bentuk molekul
piramida segitiga (tetrahedral terpancung 1 sudut)

2.3 Orbital hibrida dan struktur molekul.

Orbital hibrida terdiri dari orbital hibrida sp yang berbentuk linear, sp2 yang berbentuk segitiga
datar, sp3 yang berbentuk tetrahedral, sp3d yang berbentuk segitiga bipiramida, dan sp3d2 yang
berbentuk oktahedral.
Teori hibridisasi adalah teori yang mengacu pada proses hibridisasi yaitu proses penggabungan
orbital-orbital asli dengan tingkat energi berbeda menjadi orbital-orbital baru dengan tingkat energi
sama.Dalam teori hibridisasi ada 5 bentuk molekul yang bisa diketahui melalui keberadaan orbital
hibrida yaitu orbital yang bentuknya linear, trigonal planar, tetrahedral, segitiga bipiramida, dan
oktahedral. Berikut bentuk-bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi :

Gambar 2.9 Tabel teori Hibridasi

Proses Terbentuknya Hibridisasi Orbital Pada teori ikatan valensi disebutkan bahwa yang
namanya ikatan kovalen itu terjadi karena diawali dengan adanya overlap antar orbital-orbital atom
yang menghasilkan orbital molekul. Ketika terjadi overlap akan terjadi dua ikatan yaitu ikatan sigma
dan ikatan phi.

 Pada molekul diatomik, jika hidrogen (H2) terjadi overlap antara orbital s dari H yang
pertama dengan H yang lainya maka terjadi ikatan sigma (ujung dengan ujung)
 Pada molekul polyatomic prosesnya adalah sebelum terjadi overlap pada orbital atom-atom
pusat dan atom terminal, maka atom pusat perlu menata diri terlebih dahulu supaya siap untuk
beroverlap. Atom pusat meleburkan beberapa orbital supaya menjadi satu orbital, yang mana
satu orbital ini disebut orbital hibridasi .Akibat dari proses peleburan ini akan terjadi
penyetaraan tingkat energi. Proses peleburan beberapa orbital menjadi beberapa orbital
hibrida disebut hibridisasi.

Hibridisasi dan bentuk molekul bergantung pada jumlah pasangan dari elektron (PE) di
sekitar atom pusat. Pasangan elektron terdiri atas pasangan elektron ikatan dan pasangan
elektron bebas.
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menentukan hibridisasi, diantaranya:

 Gambarkan diagram elektron valensi atom pusat pada keadaan dasar.


 Gambarkan kembali diagram orbital namun dalam keadaan tereksitasi sehingga bisa
berpasangan dengan elektron dari atom lainnya.
 Menentukan orbital baru (orbital hibrida) dengan cara melihat orbital-orbital yang terlibat.

Contoh Soal dan Cara Menentukan Hibridisasi :


Gambarkanlah proses hibridisasi dari molekul PCl5 dan tentukan bentuk molekul pada pola
hibridisasi tersebut!
Penyelesaian:
Langkah-langkah dalam menentukan hibridisasi PCl5 :
1. Tulislah konfigurasi elektron atom pusat P. 15P : 1s² 2s² 2p ⁶ 3s² 3p³
2. Kemudian gambarlah diagram elektron valensi atom pusat pada keadaan dasarnya.

Gambar 2.9 Keadaan dasar diagram electron valensi


3. Gambarkan kembali diagram orbital, tetapi dalam keadaan tereksitasi sehingga bisa
berpasangan dengan elektron dari atom lainnya.

Gambar 2.10 Keadaan tereksitasi

4. Tentukan orbital hibrida dengan melihat orbital-orbital yang terlibat.


Gambar 2.11 Bipiramida trigonal

Lima elektron yang tidak berpasangan pada orbital sp³d akan berpasangan dengan elektron
dari atom Cl. Molekul PCl5 adalah bentuk bipiramida trigonal

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ikatan Kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama
oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan
berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam). Molekul dapat
digambarkan sebagai "kovalen polar", "non pollar kovalen" atau "ion" ini sering merupakan istilah
relatif, dengan satu molekul sederhana menjadi lebih polar atau lebih nonpolar dari pada yang lain.
Molekul dibagi menjadi dua yaitu molekul polar dan molekul non-polar. Hibridisasi adalah teori
yang mengacu pada proses hibridisasi yaitu proses penggabungan orbital-orbital asli dengan tingkat
energi berbeda menjadi orbital-orbital baru dengan tingkat energi sama. Dalam teori hibridisasi ada 5
bentuk molekul yang bisa diketahui melalui keberadaan orbital hibrida yaitu orbital yang bentuknya
linear, trigonal planar, tetrahedral, segitiga bipiramida, dan oktahedral.
Pada teori ikatan valensi disebutkan bahwa yang namanya ikatan kovalen itu terjadi karena
diawali dengan adanya overlap antar orbital-orbital atom yang menghasilkan orbital molekul. Ketika
terjadi overlap akan terjadi dua ikatan yaitu ikatan sigma dan ikatan phi.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan maka dari itu kritik dan saran
yang baik dari para pembaca sangat di butuhkan untuk menyempurnakan makalah ini. Penulis
berharap kiranya makalah ini tidak hanya dibaca melainkan dapat di pelajari agar bisa menambah
wawasan dari para pembaca mengenai ikatan kovalen dan struktur molekul yang sudah di jelaskan
pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. ARDIANSAH, Ardiansah. Identifikasi Konsep Alternatif pada Guru Kimia: sebuah Kajian
Literatur. In: Prosiding SNPS (Seminar Nasional Pendidikan Sains). 2016. 49-54.
2. Marzuki, I. (2021). Pengantar Kimia Organik Fisis. TOHAR MEDIA.
3. Sitompul, Fritz T., et al. "Pengaruh Berbagai Media Tumbuh dan Penambahan Gula (Sukrosa)
terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)." Jurnal Online Mahasiswa
Fakultas Pertanian Universitas Riau, 4, (2 ) Oct. 2017. 1-15.
4. Sa'adah, H., & Nurhasnawati, H. (2017). Perbandingan pelarut etanol dan air pada pembuatan
ekstrak umbi bawang tiwai (Eleutherine americana Merr) menggunakan metode maserasi.
Jurnal ilmiah manuntung, 1(2), 149-153.
5. RIFKI, M. R., THOHIROZARA, D. F., & Komariah, L. N. (2019). PRA RENCANA
PABRIK PEMBUATAN HIDROGEN FLUORIDA KAPASITAS PRODUKSI 10.000
TON/TAHUN (Doctoral dissertation, Sriwijaya University)
6. Nurisman, Enggal, et al. "Studi eksperimental uji potensi isolat bakteri petrofilik dalam
menurunkan kadar amoniak pada air limbah." Applicable Innovation of Engineering and
Science Research (AVoER) (2020): 511-519.
7. Azizah, Mia, and Mira Humairoh. "Analisis Kadar Amonia (Nh3) Dalam Air Di Sungai
Cileungsi." Jurnal Nusa Sylva 15.1 (2015): 47-54.
8. Harjanti, Wahyu Sekar, Yusniar Hanani Darundiati, and Nikie Astorina Yunita Dewanti.
"Analisis risiko kesehatan lingkungan pajanan gas amonia (NH3) pada pemulung di TPA
Jatibarang, Semarang." Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) 4.3 (2016): 921-930.
9. Nazarullail, Fikri, and Dwi Bagus Rendy. "Pengenalan Permainan Warna Melalui Konsep
Senyawa Polar dan Non Polar." WISDOM: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 2.1 (2021): 18-
32.
10. ANISA, FITRIA. Karakterisasi Dan Uji Aktivitas Antioksidan Terhadap Ekstrak Non Polar,
Semi Polar, Dan Polar Dari Daun Sungkai. Diss. Universitas perintis Indonesia, 2021.
11. Frank, Elliot, et al. "Examining why patients with attention-deficit/hyperactivity disorder lack
adherence to medication over the long term: a review and analysis." The Journal of clinical
psychiatry 76.11 (2015): 6873.
12. Khattab, Ahmed, et al. "Clinical, genetic, and structural basis of congenital adrenal
hyperplasia due to 11β-hydroxylase deficiency." Proceedings of the National Academy of
Sciences 114.10 (2017): E1933-E1940.
13. Materi, Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik Pada, et al. "EDUKATIF: JURNAL ILMU
PENDIDIKAN." (2021).
14. Tetti, Mukhriani. "Ekstraksi, pemisahan senyawa, dan identifikasi senyawa aktif." Jurnal
Kesehatan 7.2 (2014).

Anda mungkin juga menyukai