Anda di halaman 1dari 14

BAHAN AJAR IKATAN KIMIA

“IKATAN KOVALEN DAN IKATAN KOVALEN


KOORDINASI”

Disusun oleh:
1. BARA LAURENTZA (06101381621039)
2. NANI MARILIATY (06101381823038)
3. WINDI NING TIAS (06101381823043)
4. DELA MIA ANGGRAINI (06101381823052)
5. RIANDA MARTA DERICI (06101381823060)

Dosen Pengampuh: Drs. M. Hadeli L, M.Si.

PENDIDIKAN KIMIA PALEMBANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaiakan bahan ajar dengan judul “IKATAN KOVALEN DAN IKATAN
KOVALEN KOORDINASI”. Bahan ajar ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas kelompok dalam mata kuliahan Ikatan Kimia.
Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka
disusunlah bahan ajar ini. Semoga dengan tersusunnya bahan ajar ini diharapkan
dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di
perkuliahan. Bahan ajar ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam
proses perkuliahan.
Dalam menyusun bahan ajar ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
terkait. Dalam menyusun karya tulis ini penulis telah berusaha dengan segenap
kemampuan untuk membuat bahan ajar yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
bahan ajar ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar bahan
ajar ini bisa menjadi lebih baik.Demikianlah kata pengantar karya tulis ini dan
penulis berharap semoga bahan ajar ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Amin.

Palembang, 18 Oktober 2019

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang...................................................................................................1
2. Rumusan Masalah..............................................................................................2
3. Tujuan ...............................................................................................................2

PEMBAHASAN

1. Ikatan Kovalen.....................................................................................................3
2. Pembentukan Ikatan Kovalen..............................................................................5
3. Ikatan Kovalen Polar dan Non Polar...................................................................6
4. Ikatan Kovalen Koordinasi..................................................................................7
5. Polaritas Ikatan Kovalen .....................................................................................8

Rangkuman...........................................................................................................10

Referensi................................................................................................................11
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pada umumnya unsur-unsur dijumpai tidak dalam keadaan bebas (kecuali


pada suhu tinggi), melainkan sebagai suatu kelompok-kelompok atom yang
disebut sebagai molekul. Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa secara energi,
kelompok-kelompok atom atau molekul merupakan keadaan yang lebih stabil
dibanding unsur-unsur dalam keadaan bebas.
Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur bebas
(sebagai atom tunggal), tetapi kebanyakan bergabung dengan atom unsur lain.
Tahun 1916 G.N. Lewis dan W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas
mulia dengan konfigurasi elektron. Kecuali He; mempunyai 2 elektron valensi;
unsur-unsur gas mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat
stabil. Atom-atom unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai
kestabilan.
Jika atom berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut mengikuti
aturan oktet. Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha
mempunyai elektron valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet. Cara
yang diambil unsur supaya dapat mengikuti gas mulia, yaitu:
1. melepas atau menerima elektron;
2. pemakaian bersama pasangan elektron.
Pada bab struktur atom dan sistem periodik unsur, Anda sudah
mempelajari bahwa sampai saat ini jumlah unsur yang dikenal manusia, baik
unsur alam maupun unsur sintetis telah mencapai sebanyak 118 unsur. Tahukah
Anda bahwa di alam semesta ini sangat jarang sekali ditemukan atom berdiri
sendirian, tapi hampir semuanya berikatan dengan dengan atom lain dalam bentuk
senyawa, baik senyawa kovalen maupun senyawa ionik. Pernahkah Anda
membayangkan berapa banyak senyawa yang dapat terbentuk di alam semesta
ini? Mengapa atom-atom tersebut dapat saling berikatan satu dengan yang lain?
Apakah setiap atom pasti dapat berikatan dengan atom-atom lain? Apakah ikatan
antaratom dalam senyawa – senyawa di alam ini semuanya sama? Untuk
mengetahui jawaban dari pertanyaan – pertanyaan tersebut, Anda harus
mempelajari bab Ikatan kimia ini.
Pada bab ini Anda akan mempelajari apakah ikatan kimia itu, mengapa
atom-atom dapat saling berikatan, apa saja jenis-jenis ikatan kimia, dan lain-lain.
Gaya yang mengikat atom-atom dalam molekul atau gabungan ion dalam setiap
senyawa disebut ikatan kimia. Konsep ini pertama kali dikemukakan pada tahun
1916 oleh Gilbert Newton Lewis (1875-1946) dari Amerika dan Albrecht Kossel
(1853-1927) dari Jerman.Konsep tersebut adalah:
1. Kenyataan bahwa gas-gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar
membentuk senyawa merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memiliki
susunan elektron yang stabil.
2. Setiap atom mempunyai kecenderungan untuk memiliki susunan elektron
yang stabil seperti gas mulia. Caranya dengan melepaskan elektron atau
menangkap elektron.
3. Untuk memperoleh susunan elektron yang stabil hanya dapat dicapai
dengan cara berikatan dengan atom lain, yaitu dengan cara melepaskan
elektron, menangkap elektron, maupun pemakaian elektron secara
bersama-sama.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan ikatan kovalen?
2. Bagaimana pembentukan ikatan kovalen?
3. Apa yang dimaksud dengan ikatan kovalen polar dan non polar?
4. Apa yang dimaksud dengan ikatan kovalen koordinasi
5. Apa yang dimaksud dengan polaritas ikatan kovalen?

3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui ikata kovalen
2. Untuk mengetahui pembentukan ikatan kovalen
3. Untuk mengetahui ikatan kovalen polar dan non polar
4. Untuk mengetahui ikatan kovalen koordinasi
5. Untuk mengetahui polaritas ikatan kovalen
PEMBAHASAN

1 IKATAN KOVALEN

Ikatan kovalen merupakan interaksi yang terjadi karena adanya penggunaan


elektron bersama oleh dua atom. Pada ikatan kovalen, setiap elektron dalam
pasangan elektron ikatan yang digunakan bersama ditarik oleh inti dari kedua
atom yang berikatan.  Molekul hidrogen H2 merupakan contoh pembentukan
ikatan kovalen.

Molekul H2

Masing-masing  atom  hidrogen  mempunyai  1  elektron  dan untuk


mencapai konfigurasi yang stabil seperti unsur golongan  gas mulia maka masing-
masing atom hidrogen memerlukan tambahan 1 elektron. Tahapan 1 elektron
untuk masung-masing atom hidrogen tidak mungkin di dapat dengan proses serah
terima elektron karena memiliki keelekronegatifan yang sama. Sehingga
konfigurasi yang stabil dapat dicapai dengan pemakaian elektron secara bersama.
Proses pemakaian elektron  secara  bersama terjadi dengan menyumbangkan
masing-masing satu elektron atom hidrogen untuk menjadi pasangan elektron
milik bersama. Pasangan elektron bersama akan ditarik oleh kedua inti atom
hidrogen yang berikatan. Gaya tarikan elektron ke inti inilah yang mengikat ke
dua atom hidrogen dalam molekul H2 dan yang berperan dalam pembentukan
ikatan kovalen dalam molekul yang lainnya.

Ikatan kovalen dalam atom-atom berektron banyak, contohnya fluorin,


hanya akan melibatkan elektron valensi dalam ikatan kovalennya. Atom F yang
memiliki konfigurasi 1s2 2s2 2p5, tidak melibatkan elektron orbital 1s dalam
pembentukan ikatan karena tingkat energinya rendah yang disebabkan oleh
keberadaan elektron yang terlalu dekat dengan inti. Pembentukan molekul F2
hanya melibatkan dua elektron valensi dari tiap-tiap atom Fluor. Pasangan
elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut
pasangan elektron bebas (PEB), dimana masing-masing atom F dalm F 2 memiliki
tiga pasang elektron bebas.

Ikatan Kovalen Molekul F2

Molekul F2 telah mencapai konfigurasi elektron gas mulia yang stabil


dengan pemakaian elektron secara bersama. Pembentukan molekul tersebut
mengikuti kaedah oktet yang dirumuskan oleh Lewis, dimana sebuah atom,
kecuali hidrogen, cenderung membentuk ikatan sampai atom itu dikelilingi oleh
delapan elektron valensi. Dengan kata lain, ikatan kovalen terbentuk jika elektron
yang tersedia tidak cukup untuk masing-masing atom mencapai oktet yang
lengkap. Masing-masing atom dapat melengkapi oktetnya dengan menggunakan
elektron secara bersama dalam ikatan kovalen baik secara polar maupun nonpolar.
Contoh Soal :

Deret senyawa berikut ini HF, HCl, HI, BH3, BF3, CO2, H2O, NH3, CO2,
LiCl, CaCl2, MgBr2, IF3, CCl4, CIF3, tergolong senyawa kovalen kecuali . . . . .

Jawaban :
Ikatan  kovalen  merupakan interaksi yang terjadi karena  adanya  penggunaan
elektron bersama oleh dua atom. LiCl, CaCl2, MgBr2membentuk ikatan melalui
serah terima elektron sehingga bukan termasuk ke dalam senyawa kovalen.

Sifat-sifat senyawa kovalen sebagai berikut:


a. Pada suhu kamar umumnya berupa gas (misal H2, O2, N2, Cl2, CO2), cair
(misalnya: H2O dan HCl), ataupun berupa padata
b. Titik didih dan titik lelehnya rendah, karena gaya tarik-menarik
antarmolekulnya lemah meskipun ikatan antaratomnya kuat.
c. Larut dalam pelarut nonpolar dan beberapa di antaranya dapat berinteraksi
dengan pelarut polar.
d. Larutannya dalam air ada yang menghantar arus listrik (misal HCl) tetapi
sebagian besar tidak dapat menghantarkan arus listrik, baik padatan,
leburan, atau larutannya

2. PEMBENTUKAN IKATAN KOVALEN


Ikatan kovalen biasanya terjadi antar unsur nonlogam yakni antar unsur yang
mempunyai keelektronegatifan relatif besar. Ikatan kovalen juga terbentuk karena proses
serah terima elektron tidakmungkin terjadi. Hidrogen klorida merupakan contoh lazim
pembentukan ikatan kovalen dari atom hidrogen dan atom klorin. Hidrogen dan klorin
merupakan unsur nonlogam dengan harga keelektronegatifan masing-masing 2,1 dan 3,0.
Konfigurasi elektron atom hidrogen dan atom klorin adalah

H:1

Cl : 2 8 7

Berdasarkan aturan oktet yang telah diketahui maka atom hidrogen kekurangan 1
elektron dan atom klorin memerlukan 1 elektron untuk membentuk konfigurasi stabil
golongan gas mulia. Apabila dilihat dari segi keelektronegatifan, klorin mempunyai harga
keelektronega-tifan yang lebih besar dari hidrogen tetapi hal ini tidak serta merta
membuat klorin mampu menarik elektron hidrogen karena hidrogen juga mempunyai
harga keelektronegatifan yang tidak kecil. Konfigurasi stabil dapat tercapai dengan
pemakaian elektron bersama. Atom hidrogen dan atom klorin masing-masing
menyumbangkan satu elektron untuk membentuk pasangan elektron milik bersama.

Gambar 4.7 Pembentukan HCl

3. IKATAN KOVALEN POLAR DAN NON POLAR

Senyawa kovalen dikatakan polar jika senyawa tersebut memiliki perbedaan


keelektronegatifan. Dengan kata lain, pada senyawa yang berikatan kovalen
terjadi proses pengutuban muatan sehingga dinamakan ikatan kovalen polar.

Ikatan kovalen polar adalah suatu ikatan dimana elektron yang membentuk
ikatan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berputar dan berkeliling
disekitar salah satu atom. Pada pembentukan molekul HCl elektron dalam ikatan
kovalen digunakan tidak seimbang oleh atom H dan atom Cl sehingga terjadi
polarisasi, dimana elektron ikatan akan lebih dekat kepada atom klor daripada
Hidrogen.

Ikatan kovalen polar pada molekul HCl

Polaritas ikatan ini dapat digambarkan dalam bentuk panah atau symbol
parsial positif (δ+) dan parsial negatif (δ-). Parsial positif adalah tanda bahwa
atom lebih bersifat elektropositif di banding dengan atom yang menjadi
pasangannya, sedangkan parsial negatif merupakan atom yang lebih bersifat
elektronegatif daripada atom yang menjadi pasangan ikatannya.

Ikatan kovalen nonpolar merupakan ikatan yang terbentuk dari atom-atom


yang memiliki keelektronegatifan yang sama atau tidak memiliki perbedaan
keelektronegatifan. Ikatan ini biasanya terbentuk dari atom nonlogam diatomik
seperti H2, F2, N2 dan Br2. Pada pembentukan molekul diatomik, kedua elektron
dalam ikatan kovalen digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom. Karena
itu, pada molekul diatomik tidak akan terjadi polarisasi muatan.

4. IKATAN KOVALEN KOORDINASI

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dari pemakaian


pasangan elektron bersama yang berasal dari salah satu atom yang memiliki
pasangan elektron bebas. Beberapa senyaawa yang memiliki ikatan kovalen
koordinasi adalah NH4Cl, H2SO4 dan HNO3. Ciri-ciri ikatan kovalen koordinasi
adalah adanya pasangan elektron bebas dari salah satu atom yang dipakai secara
bersama-sama seperti pada contoh berikut :

Ikatan Kovalen

Ikatan Kovalen Koordinasi

Tanda panah menunjukkan pemakaian elektron dari atom N yang


digunakan secara bersama oleh atom N dan O. Jadi, senyawa HNO 3 memiliki satu
ikatan kovalen koordinasi dan dua ikatan kovalen.

Contoh soal: berikut adalah rumus struktur dari HNO2


Ikatan kovalen koordinasi ditunjukkan oleh panah nomor?

Jawab :

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang tebentuk dari pemakaian bersama
pasangan elektron bebas dari atom nitrogen. Sehingga ikatan kovalen koordinasi
ditunjukkan pada panah nomor 3.

5. POLIRITAS IKATAN KOVALEN

Perbedaan keelektronegatifan dua atom menimbulkan kepolaran senyawa.


Adanya perbedaan keelektronegatifan tersebut menyebabkan pasangan elektron
ikatan lebih tertarik ke salah satu unsur sehingga membentuk dipol. Adanya dipol
inilah yang menyebabkan senyawa menjadi polar.
Pada senyawa HCl, pasangan elektron milik bersama akan lebih dekat pada
Cl karena daya tarik terhadap elektronnya lebih besar dibandingkan H. Hal itu
menyebabkan terjadinya polarisasi pada ikatan H – Cl. Atom Cl lebih negatif
daripada atom H, hal tersebut menyebabkan terjadinya ikatan kovalen polar.
Contoh:
1) Senyawa kovalen polar: HCl, HBr, HI, HF, H2O, NH3.
2) Senyawa kovalen nonpolar: H2, O2, Cl2, N2, CH4, C6H6, BF3.
Pada ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran senyawanya
ditentukan oleh hal-hal berikut.
1) Jumlah momen dipol, jika jumlah momen dipol = 0, senyawanya bersifat
nonpolar. Jika momen dipol tidak sama dengan 0 maka senyawanya
bersifat polar.
2) Bentuk molekul, jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya
bersifat nonpolar, sedangkan jika bentuk molekulnya tidak simetris maka
senyawanya bersifat polar.
Kedudukan pasangan elektron ikatan tidak selalu simetris terhadap kedua
atom yang berikatan. Hal ini disebabkan karena setiap unsur mempunyai daya
tarik elektron (keelektronegatifan) yang berbeda-beda. Salah satu akibat dari
keelektronegatifan adalah terjadinya polarisasi pada ikatan kovalen.
Kepolaran dinyatakan dengan momen dipol (μ), yaitu hasil kali antara muatan
(Q) dengan satuan Coloumb dengan jarak (r) satuan meter.
μ=Q×r
Satuan momen dipol adalah debye (D), di mana 1 D = 3,33 × 10–30 Cm.
Berikut adalah sajian beberapa momen dipol dari senyawa kovalen.

Senyawa Keelektronegatifan Momen Dipol (D)


HF 1,8 1,91
HCl 1,0 1,03
HBr 0,8 0,79
HI 0,5 0,38
RANGKUMAN

1. Ikatan kovalen merupakan interaksi yang terjadi karena adanya penggunaan


elektron bersama oleh dua atom.
2. Ikatan kovalen biasanya terjadi antar unsur nonlogam yakni antar unsur yang
mempunyai keelektronegatifan relatif besar. Ikatan kovalen juga terbentuk
karena proses serah terima elektron tidakmungkin terjadi.
3. Senyawa kovalen dikatakan polar jika senyawa tersebut memiliki perbedaan
keelektronegatifan. Dengan kata lain, pada senyawa yang berikatan kovalen
terjadi proses pengutuban muatan sehingga dinamakan ikatan kovalen polar.
4. Ikatan kovalen nonpolar merupakan ikatan yang terbentuk dari atom-atom
yang memiliki keelektronegatifan yang sama atau tidak memiliki perbedaan
keelektronegatifan. Ikatan ini biasanya terbentuk dari atom nonlogam
diatomik seperti H2, F2, N2 dan Br2.
5. Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dari pemakaian
pasangan elektron bersama yang berasal dari salah satu atom yang memiliki
pasangan elektron bebas.
6. Ciri-ciri ikatan kovalen koordinasi adalah adanya pasangan elektron bebas
dari salah satu atom yang dipakai secara bersama-sama.
7. Sifat-sifat senyawa kovalen sebagai berikut:
e. Pada suhu kamar umumnya berupa gas (misal H2, O2, N2, Cl2, CO2), cair
(misalnya: H2O dan HCl), ataupun berupa padata
f. Titik didih dan titik lelehnya rendah, karena gaya tarik-menarik
antarmolekulnya lemah meskipun ikatan antaratomnya kuat.
g. Larut dalam pelarut nonpolar dan beberapa di antaranya dapat berinteraksi
dengan pelarut polar.
h. Larutannya dalam air ada yang menghantar arus listrik (misal HCl) tetapi
sebagian besar tidak dapat menghantarkan arus listrik, baik padatan,
leburan, atau larutannya
REFERENSI

https://www.academia.edu/10170779/Bahan_Ajar_IKATAN_KIMIA_DAN_STR
UKTUR_MOLEKUL
https://id.scribd.com/document/390955673/BAHAN-AJAR-Ikatan-Kovalen

Anda mungkin juga menyukai