Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan karya tulis
ilmiah dengan judul IKATAN KIMIA. Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliahan Kimia.
Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah
karya tulis ilmiah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna
bagi kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Karya tulis
ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai
pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam
menyusun karya tulis ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk
membuat karya tulis yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh
karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar karya tulis ini dan penulis berharap semoga karya
ilmiah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Amin.
Palembang, 29 September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................... 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2
BAB I................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN................................................................................................ 3
A. Latar Belakang............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan........................................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan......................................................................................... 4
BAB II.................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN.................................................................................................. 5
1. Terbentuknya Ikatan Kimia............................................................................... 5
2. Jenis-Jenis Ikatan Kimia................................................................................... 6
BAB III............................................................................................................... 12
PENUTUP........................................................................................................ 12
A. Kesimpulan................................................................................................ 12
B. Saran........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya unsur-unsur dijumpai tidak dalam keadaan bebas (kecuali pada suhu
tinggi), melainkan sebagai suatu kelompok-kelompok atom yang disebut sebagai molekul.
Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa secara energi, kelompok-kelompok atom atau
molekul merupakan keadaan yang lebih stabil dibanding unsur-unsur dalam keadaan bebas.
Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur bebas (sebagai
atom tunggal), tetapi kebanyakan bergabung dengan atom unsur lain. Tahun 1916 G.N.
Lewis dan W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas mulia dengan konfigurasi
elektron. Kecuali He; mempunyai 2 elektron valensi; unsur-unsur gas mulia mempunyai 8
elektron valensi sehingga gas mulia bersifat stabil. Atom-atom unsur cenderung mengikuti
gas mulia untuk mencapai kestabilan.
Jika atom berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut mengikuti aturan oktet.
Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha mempunyai elektron
valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet. Cara yang diambil unsur supaya
dapat mengikuti gas mulia, yaitu:
1. melepas atau menerima elektron;
2. pemakaian bersama pasangan elektron.
Pada bab struktur atom dan sistem periodik unsur, Anda sudah mempelajari bahwa sampai
saat ini jumlah unsur yang dikenal manusia, baik unsur alam maupun unsur sintetis telah
mencapai sebanyak 118 unsur. Tahukah Anda bahwa di alam semesta ini sangat jarang
sekali ditemukan atom berdiri sendirian, tapi hampir semuanya berikatan dengan dengan
atom lain dalam bentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun senyawa ionik.
Pernahkah Anda membayangkan berapa banyak senyawa yang dapat terbentuk di alam
semesta ini? Mengapa atom-atom tersebut dapat saling berikatan satu dengan yang lain?
Apakah setiap atom pasti dapat berikatan dengan atom-atom lain? Apakah ikatan
antaratom dalam senyawa senyawa di alam ini semuanya sama? Untuk mengetahui
jawaban dari pertanyaan pertanyaan tersebut, Anda harus mempelajari bab Ikatan kimia
ini.
Pada bab ini Anda akan mempelajari apakah ikatan kimia itu, mengapa atom-atom dapat
saling berikatan, apa saja jenis-jenis ikatan kimia, dan lain-lain. Gaya yang mengikat atomatom dalam molekul atau gabungan ion dalam setiap senyawa disebut ikatan kimia.
Konsep ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1916 oleh Gilbert Newton Lewis (18751946) dari Amerika dan Albrecht Kossel (1853-1927) dari Jerman.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, kita bisa menentukan rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1.
2.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1.
2.
3.
Mengetahui lebih mendalam tentang ikatan kimia yang kita temukan dalam
kehidupan.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1.
Sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan dalam membuat suatu karya ilmiah.
2.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Terbentuknya Ikatan Kimia
Pada umumnya atom tidak berada dalam keadaan bebas, tetapi bergabung dengan atom
lain membentuk senyawa. Dari 90 buah unsur alami ditambah dengan belasan unsur
buatan, dapat dibentuk senyawa dalam jumlah tak hingga.
Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi ini
selalu disertai dengan pelepasan energi, sedangkan gaya-gaya yang menahan atom-atom
dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia
terbentuk karena unsur-unsur ingin memiliki struktur elektron stabil. Struktur elektron
stabil yang dimaksud yaitu struktur elektron gas mulia (Golongan VIII A).
Sebuah atom cenderung melepaskan elektron apabila memiliki elektron terluar 1, 2, atau 3
elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat.
Contoh:
Na : 2 8 1 ; Gas mulia terdekat ialah 10Ne : 2 8
11
Jika dibandingkan dengan atom Ne, maka atom Na kelebihan satu elektron. Untuk
memperoleh kestabilan, dapat dicapai dengan cara melepaskan satu elektron.
Na (2 8 1) Na+ (2 8) + e
Sebuah atom cenderung menerima elektron apabila memiliki elektron terluar 4, 5, 6, atau 7
elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat.
Contoh:
F : 2 7 ; Gas mulia yang terdekat ialah 10Ne : 2 8.
elektron dari atom lain. Jadi, susunan elektron yang stabil dapat dicapai dengan berikatan
dengan atom lain.
Kecenderungan atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron seperti gas
mulia atau 8 elektron pada kulit terluar disebut kaidah oktet.
Sementara itu atom-atom yang mempunyai kecenderungan untuk memiliki konfigurasi
elektron seperti gas helium disebut kaidah duplet.
Agar dapat mencapai struktur elektron seperti gas mulia, antarunsur mengadakan hal-hal
berikut.
1.
Perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (serah terima elektron).
Atom yang melepaskan elektron akan membentuk ion positif, sedangkan atom yang
menerima elektron akan berubah menjadi ion negatif, sehingga terjadilah gaya elektrostatik
atau tarik-menarik antara kedua ion yang berbeda muatan. Ikatan ini disebut ikatan ion.
2.
Pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom sehingga terbentuk ikatan
kovalen.
3.
a.
Ikatan logam,
b.
Ikatan hidrogen,
c.
Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion
berupa zat padat kristal dengan struktur tertentu. NaCl mempunyai struktur yang berbentuk
kubus, di mana tiap ion Na+ dikelilingi
oleh 6 ion Cl dan tiap ion Cl dikelilingi oleh 6 ion Na+.
Atom-atom membentuk ikatan ion karena masing-masing atom ingin mencapai
keseimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas mulia. Ikatan ion terbentuk antara:
a.
b.
atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan atom-atom berafinitas elektron
besar (Atom-atom unsur golongan IA, IIA dengan atom-atom unsur golongan VIA, VIIA),
c.
atom-atom dengan keelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang mempunyai
keelektronegatifan besar.
Sifat-sifat senyawa ion sebagai berikut.
a.
Dalam bentuk padatan tidak menghantar listrik karena partikel-partikel ionnya
terikat kuat pada kisi, sehingga tidak ada elektron yang bebas bergerak.
b.
c.
Umumnya berupa zat padat kristal yang permukaannya keras dan sukar digores.
d.
e.
Larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar.
Lambang titik elektron Lewis terdiri atas lambang unsur dan titik-titik yang setiap titiknya
menggambarkan satu elektron valensi dari atom-atom unsur. Titik-titik elektron adalah
elektron terluarnya.
Untuk membedakan asal elektron valensi penggunaan tanda (O) boleh diganti dengan
tanda (x), tetapi pada dasarnya elektron mempunyai lambang titik Lewis yang mirip.
Lambang titik Lewis untuk logam transisi, lantanida, dan aktinida tidak dapat dituliskan
secara sederhana, karena mempunyai kulit dalam yang tidak terisi penuh. Lambang Lewis
juga membantu untuk menentukan bentuk suatu ikatan atom. Berikut bentuk-bentuk
molekul .
Anda dapat memprediksi ikatan kimia apabila mengetahui konfigurasi elektron dari atom
unsur tersebut (elektron valensinya). Dari situ akan diketahui jumlah kekurangan elektron
masing-masing unsur untuk mencapai kaidah oktet dan dupet (kestabilan struktur seperti
struktur elektron gas mulia). Jarak antara dua inti atom yang berikatan disebut panjang
ikatan. Sedangkan energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan disebut energi ikatan.
Pada pasangan unsur yang sama, ikatan tunggal merupakan ikatan yang paling lemah dan
paling panjang. Semakin banyak pasangan elektron milik bersama, semakin kuat ikatan
dan panjang ikatannya semakin kecil/pendek.
Adapun macam-macam ikatan kovalen berdasarkan jumlah PEI-nya yaitu ikatan kovalen
tunggal yaitu ikatan kovalen yang memiliki 1 pasang PEI. Contoh: H 2, H2O (konfigurasi
elektron H = 1; O = 2, 6) atau H H , H-O-H , ikatan kovalen rangkap 2 yaitu ikatan
kovalen yang memiliki 2 pasang PEI. Contoh: O2, CO2 (konfigurasi elektron O = 2, 6; C =
2, 4) atau O = O , O = C = O, dan ikatan kovalen rangkap 3 yaitu ikatan kovalen yang
memiliki 3 pasang PEI. Contoh: N2 (Konfigurasi elektron N = 2, 5) atau N N.
Ikatan kovalen yang hanya melibatkan sepasang elektron disebut ikatan tunggal
(dilambangkan dengan satu garis), sedangkan ikatan kovalen yang melibatkan lebih dari
sepasang elektron disebut ikatan rangkap. Ikatan yang melibatkan dua pasang elektron
disebut ikatan rangkap dua (dilambangkan dengan dua garis), sedangkan ikatan yang
melibatkan tiga pasang elektron disebut ikatan rangkap tiga (dilambangkan dengan tiga
garis).
a. Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terjadi karena pasangan elektron
yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan. Ikatan kovalen
koordinasi adalah ikatan kovalen yang PEI-nya berasal dari salah satu atom yang
berikatan. Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen di mana pasangan elektron
yang dipakai bersama hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang satu lagi
tidak menyumbangkan elektron.
Ikatan kovalen koordinat dapat terjadi antara suatu atom yang mempunyai pasangan
elektron bebas dan sudah mencapai konfigurasi oktet dengan atom lain yang membutuhkan
dua elektron dan belum mencapai konfigurasi oktet.
Ketika membuat rumus Lewis dari asam-asam oksi (misalnya asam sulfat/H 2SO4) lebih
dahulu dituliskan bayangan strukturnya kemudian membuat rumus Lewisnya yang dimulai
dari atom hidrogen. Hal ini untuk mengetahui jenis-jenis ikatan yang ada, antara ikatan
kovalen atau ikatan kovalen koordinat.
Pada ikatan kovalen biasa, pasangan elektron yang digunakan bersama dengan atom lain
berasal dari masing-masing atom unsur yang berikatan. Namun apabila pasangan elektron
tersebut hanya berasal dari salah satu atom yang berikatan, maka disebut ikatan kovalen
koordinasi.
Keelektronegatifan
HF
1,8
1,91
HCl
1,0
1,03
HBr
0,8
0,79
HI
0,5
0,38
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari bab pembahasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa atomatom saling mengikatkan diri satu sama lain karena ingin menyetarakan kestabilan mereka,
sesuai dengan kaidah oktet atau seperti halnya golongan gas mulia yang telah memiliki
kestabilan yang tidak dapat terelakkan lagi (hukum alam). Adapun jenis-jenis ikatan
kimia terdiri atas 3 macam, yang pertama adalah ikatan ion yang merupakan ikatan antara
unsur-unsur logam dan non-logam, kedua adalah ikatan kovalen yaitu pemakaian elektron
secara bersama-sama oleh unsur non-logam dan unsur non-logam, serta ikatan logam yang
merupakan pemakaian elektron secara bersama-sama oleh atom-atom logam.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu :
1.
Sebaiknya pihak universitas membatasi mahasiswa dalam pengambilan materi
penulisan karya ilmiah melalui internet agar mahasiswa lebih termotivasi dalam
menemukan bahan atau materi lewat beberapa buku di perpustakaan dan agar mahasiswa
lebih termotivasi untuk membaca buku.
2.
Sebaiknya mahasiswa lebih mendalami pemahaman materi ikatan kimia karena
materi ini merupakan materi dari salah satu mata kuliah umum yang perlu diluluskan untuk
pengambilan SKS berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Permana, Irvan. 2009. Memahami Kimia 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rahardjo, Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 2 untuk kelas XI SMA dan MA.
Jawa Tengah: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Setyawati, Arifatun Arifah. 2009. Mengkaji Fenomena Alam untuk Kelas X SMA/MA.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Utami, Budi, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah dan Bakti
Mulyani. 2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Utami, Budi, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah dan Bakti
Mulyani. 2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu Alam. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.