Anda di halaman 1dari 9

Penegakan Hukum di Indonesia

Penegak hukum di indonesia terlebih dahulu kita perlu mengetahui apakah penegak hukum itu.
Penegak hukum merupakan golongan panutan dalam masyarakat, yang hendaknya mempunyai
kemampuan-kemampuan tertentu sesuai dengan aspirasi masyarakat. Mereka harus dapat
berkomunikasi dan mendapat pengertian dari golongan sasaran, disamping mampu menjalankan
atau membawakan peranan yang dapat diterima oleh mereka.Penegakan hukum merupakan pusat
dari seluruh “aktivitas kehidupan” hukum yang dimulai dari perencanaan hukum, pembentukan
hukum, penegakan hukum dan evaluasi hukum. Penegakan hukum pada hakekatnya merupakan
interaksi antara berbagai pelaku manusia yang mewakili kepentingan-kepentingan yang berbeda
dalam bingkai aturan yang telah disepakati bersama.

Pokok penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-faktor yang mungkin


mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut mempunyai arti yang netral, sehingga dampak positif
atau negatifnya terletak pada isi faktor-faktor tersebut.

Faktor-faktor tersebut adalah, sebagai berikut:


1. Faktor hukumnya sendiri, dalam hal ini dibatasi pada undang-undang saja.
2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum.
3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.
4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan.
5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa
manusia di dalam pergaulan hidup.

Penegakan hukum di indonesia dari masa terdahulu sampai sekarang masih belum sempurna
atau masih buruk dari kalangan aparat penegak huum di Indonesia.Sekarang aparat penegak
hukum yang seharusnya menjaga dan mengatur hukum –hukum di Indonesia sering kali terlibat
dalam kasus korupsi yang semestinya mej\njadi wakil rakyat tersebut yang telah merugikan
keuangan rakyat dengan puluhan miliar dan kasus nya hanya dituntut beberapa bulan saja yang
seharusnya di hukum lebih berat atas perbuatannya tersebut.
Hukum jaman sekarang cenderung hanya untuk kepentingan semata oleh para penguasa
negara yang tidak adil untuk rakyat miskin.Contohnya kasus pencurian sendal jepit oleh anak di
bawah umur yang berusia 15 tahun yang dihukum selama 5 tahun di dalam penjara yang
sebenarnya keputusan ini dinilai tidak adil dan bisa mengganggu psikologis AAL sebagai anak di
bawah umur.Dan contoh kasus pencurian sebuah semangka di kebun Darwati di Kelurahan
Ngampel, Kecamatan Mojoroto, Kediri, Jawa Timur, dituntut dengan hukuman penjara dua
bulan 10 hari yang langsung di vonis oleh hakim. tapi ini terbalik dengan para koruptor yang
mengambil uang rakyat bermiliar –miliar dengan tuntutan yang semestinya berat tapi kini
kasusnya tidak langsung segera di adili berbeda sekali dengan kasus pencurian sendal dan buah
semangka yang langsung di vonis penjara.
Seharusnya hukum di Indonesia berjalan dengan UU dan berjalan seiringan dengan
keadilan.penegak hukum semestinya mendapat kepercayaan dari masyarakat dalam menjaga dan
mengatur hukum dengan adil dan bermanfaat bagi rakyat.
Ada beberapa halangan yang mungkin dijumpai pada penerapan peranan yang seharusnya dari
golngan sasaran atau penegak hukum, Halangan-halangan tersebut, adalah:
1. Keterbatasan kemampuan untuk menempatkan diri dalam peranan pihak lain dengan siapa dia
berinteraksi.
2. Tingkat aspirasi yang relatif belum tinggi.
3. Kegairahan yang sangat terbatas untuk memikirkan masa depan, sehingga sulit sekali untuk
membuat proyeksi.
4. Belum ada kemampuan untuk menunda pemuasan suatu kebutuhan tertentu, terutama
kebutuhan material.
5. Kurangnya daya inovatif yang sebenarnya merupakan pasangan konservatisme.

Halangan-halangan tersebut dapat diatasi dengan membiasakan diri dengan sikap-sikap, sebagai
berikut:
1. Sikap yang terbuka terhadap pengalaman maupun penemuan baru.
2. Senantiasa siap untuk menerima perubahan setelah menilai kekurangan yang ada pada saat itu.
3. Peka terhadap masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya.
4. Senantiasa mempunyai informasi yang selengkap mungkin mengenai pendiriannya.
5. Orientasi ke masa kini dan masa depan yang sebenarnya merupakan suatu urutan.
6. Menyadari akan potensi yang ada dalam dirinya.
7. Berpegang pada suatu perencanaan dan tidak pasrah pada nasib.
8. Percaya pada kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam meningkatkan
kesejahteraan umat manusia.
9. Menyadari dan menghormati hak, kewajiban, maupun kehormatan diri sendiri dan ihak lain.
10. Berpegang teguh pada keputusan-keputusan yang diambil atas dasar penalaran dan
perhitingan yang mantap.

Kasus-kasus penyelewengan penegaka hukum di Indonesia ini terjadi karena beberapa hal
:

1. Tingkat kekayaan seseorang

Tingkata kekayaan seseorang itu mempengaruhi berapa lama hukuman yang iya terima. Banyak
orang-orang penting dan kaya yang melakukan kejahatan yang kejahatannya itu benar-benar
merugika n negara puluhan milyar rupiah, tetapi status terpidana hanya dijatuhi hukuman
tahanan rumah. Proses pengadilan pun berjalan dengan cepat. Itu semua karena mereka
mempunyai kemampuan menyewa pengacara yang tangguh dengan tarif mahal yang dapat
meluluhkan dakwaan kejaksaan. Kita bandingkan dengan perkara yang dilakukan oleh rakyat
kecil. tersangka malah ada yang diberi hukuman sampai bertahun-tahun.

2. Tingkat jabatan seseorang

Orang yang mempunyai jabatan tinggi apabila mempunyai masalah selalu penyelesaian
masalahnya dilakukan dengan segera, agar dapat mencegah tindakan hukum yang mungkin bisa
dilakukan. Tetapi berbeda dengan pegawai rendahan. Pihak kejaksaan pun terkesan mngulur-
ngulur janji untuk menyelesaikan kasus tersebut. Rasa ketidakadilan mayarakat sangat terusik
dengan kajadian yang saya jelaskan barusan.

3. Nepotisme

Seseorang yang telah melakukan tindakan kejahatan dan orang tersebut dari keluarga yang
berperan penting dalam negara ini. Dia dapat berkeliaran bebas tanpa harus menanggung
hukuman yang ia terima dari tindakan kejahatan dia. Berbeda dengan kasus seperti narkoba yang
dilakukan seseorang dari keluarga biasa-biasa saja. Orang tersebut langsung di vonis dan di
jatuhi hukuman.

4. Tekanan Internasional

Dalam pandangan masyarakat, derajat tekanan internasional menentukan kecepatan aparat


melakukan penegakan hukum dalam mengatasi kasus kekerasan.

Beberapa Akibat Penyelewengan Penegakan Hukum di Indonesia

1. Ketidakkepercayaan masyarakat pada hukum

Ketidakpercayaan masyarakat terhadap hukum muncul karena hukum itu lebih banyak
merugikannya. Dilihat dari yang diberitakan ditelvisi pasti masalah itu selalu berhubungan
dengan uang uang dan uang. Masalah diselesaiakn karena ada uang. Jadi meurut saya hukum =
uang.

2. Penyelesaian Konflik dengan Kekerasan

Penyelesaian ini lebih dititik beratkan dari suatu kelompok terhadap bagaimana kelompok
tersebut mnyelesaikkannya. Kebanyakan kelompok tersebut lebih dalam bentuk kekerasan dalam
penyelesaian. Mereka tidak menganut kebenaran menurt hukum, mereka menerapkan sanksi
tersebut menurut pertimbangan rasioanal, berapa banyak kerugian yang dialaminya. Tidak
didengarkannya alasan mengapa tesangka melakukan hal tersebut. Tetapi dibalik itu semua
masyarakat mempunyai tujuan untuk memberi pelajaran kepada si pelaku dan juga memberi
peringatan ke pada masyarakat yang lain agar tidak melakukan hal yang sama.

3. Pemanfaatan Penyelewengan Penegakan Hukum untuk Kepentingan Pribadi

Dengan adanya pengacara yang lebih membela kliennya yang menawarkan dia dengan sejumlah
uang yang banyak. Dan adanya hakim yang seharusnya memutuskan keadilan malah lebih
condong ke orang yang memberikan dia materi yang banayk. Dan karena menyangkut uang,
hanya orang kaya lah yang dapat menikmati keadaan penyelewengan penegakan hukum ini.
Sementara orang miskin (atau yang relatif lebih miskin) akan putusan pengadilan yang lebih
tinggi.

4. Penggunaan Tekanan Asing dalam Proses Peradilan


Banyak negara luar yang membuka usaha di indonesia. Dan itu juga menguntungkan bagi
pendapatan negara indonesia. Apabila negara tersebut melakukan tindakan kejahatan di
indonesia, dan indonesia akan menghukumnya, tetapi negara tersebut malah mengancam kalau
dia akan mencabut usahanya di inonesia. Mau gak mau indonesia harus mengalah. Tekanan
seperti itulah yang mengakibatkan penyelewengan penegakan hukum.

Kesimpulan yang pasti dan harus disimak, untuk reformasi dalam menegakan hukum di
Indonesia, tidak bisa diserahkan oknum penegak hukum yang ada ( jaksa, polisi maupun kpk dan
sejenisnya ), karena ini semua warisan masa lalu yang sudah membudaya. Reformasi hokum
harus dimulai dari mereformasi oknum. Oleh sebab itu kesimpulannya adalah :

Dibentuk lembaga hukum yang menjalankan hukum dengan baik, tanpa melibatkan pejabat yang
ada saat ini. Benar-benar independent tidak ada kaitan dengan lembaga-lembaga saat ini.

Bagi mereka yang terpanggil, dan berani membongkar kasus yang bersangkutan dengan koneksi
dan uang, harus dilindungi penuh.

Khususnya bagi mereka yang membongkar komunitas nya sendiri, harus dilindungi penuh,
karena ia dianggap pengkhianat oleh komunitas, maka harus disingkirkan, karena ia
membongkar teman-teman nya sendiri. Jika memang si pembongkar terlibat dalam kasus juga, ia
akan dituntut sesuai hukum setelah seluruhnya terbongkar habis.

Untuk masa reformasi hukum, janganlah bicara yang tidak ada solusinya, karena solusi yang
dikemukan saat ini di media hanya perlindungan diri demi kepentingan diri atau golongan.
Karena ada kemungkinan yang berbicara itu, bisa terlibat dalam koneksi dan uang. Hanya saja
masih memiliki kekuasan yang lebih leluasa untuk berbicara, dari pada yang sudah dibungkam
dalam tahanan, lebih leluasa mempermainkan hukum demi menegakan hukum.

Jika penguasa saat ini ada niat kuat untuk memberantas korupsi dan markus, mereka harus berani
mereformasi tanpa ragu-ragu, jangan lagi berdalih “ taat hukum “ , karena pelaksana hukum
sudah tidak dipercaya lagi. Jika ini dilakukan penulis sangat yakin dukungan akan datang dari
semua penjuru anak bangsa yang cinta kebenaran.

Semoga ada pejabat tinggi yang berwenang bisa membaca dan merenungkan dengan baik, mau
melakukan sesuai hati nurani. Karena rakyat sudah sangat mendambakan kebenaran. Penderitaan
rakyat yang sudah mencapai titik terendah, satu hari akan bangkit melawan, karena sudah tidak
ada jalan lain lagi.

Pendahuluan

Hukum di Indonesia hingga saat ini masih menjadi


persoalan yang cukup pelik. Setiap hari dapat kita saksikan
sejumlah kasus hukum yang diberitakan melalui media massa.
Sepertinya persoalan hukum di Indonesia telah merasuk hingga
ke sendi-sendi dan mungkin telah menjadi kebiasaan yang
dianggap wajar di negeri ini. Ada beberapa contoh kasus hukum
di Indonesia yang melibatkan para pejabat negara dan ada
pula contoh kasus hukum di Indonesia yang melibatkan aparat
penegak hukum itu sendiri. Tak sedikit pula yang hukum yang
melibatkan rakyat-rakyat “kecil”. Memang hukum tidak
berpandang bulu. Siapa saja, dihadapan hukum berkedudukan
sama. Itulah dasar penegakan hukum yang adil di Indonesia.
Telah terdapat sejumlah contoh kasus hukum di Indonesia
termasuk cara penyelesaiannya yang mungkin belum pernah kita
jumpai terjadi di negara lain. Selain itu terdapat pula contoh
kasus hukum di Indonesia yang hingga saat ini belum
dituntaskan, seperti kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia.

Contoh Kasus Hukum di Indonesia

Kita dapat menemukan sejumlah contoh kasus hukum di


Indonesia yang terbilang cukup unik. Diantaranya adalah kasus
hukum nenek Minah yang harus menjalani hukuman selama satu
bulan lima belas hari plus tiga bulan masa percobaan. Hukuman
itu harus dijalani setelah nenek Minah dinyatakan telah bersalah
karena memetik buah kakao di area perkebunan PT. Rumpun
Sari Antan.
Kita juga pernah mendengar adanya kasus pemulung yang
dikriminalisasi telah memiliki ganja oleh sejumlah oknum polisi.
Meskipun kemudian sejumlah oknum polisi tersebut dihukum
setelah melalui persidangan, namun citra aparat penegak hukum
di Indonesia sangat tercoreng karena tindakan seejumlah oknum
tersebut.
Contoh kasus hukum di Indonesia yang paling heboh dan
menyita perhatian media dan masyarakat luas adalah kasus
hukum prita mulyasari. Prita mulyasari telah didakwa
melakukan peencemaran nama baik terhadap Rumah Sakit Omni
Alam Sutera di Tangerang. Pengadilan Negeri Tangerang
sempat memutus bebas Prita Mulyasari, namun oleh Mahkamah
Agung Prita Mulyasari divonis hukuman selama enam bulan
dengan masa percobaan selama satu tahun.
Selain itu di Indonesia juga telah pernah terjadi citizen
lawsuit, dimana warga negara melakukan gugatan melawan
pemerintah. Ini sesungguhnya adalah contoh kasus yang sangat
baik dan dapat dijadikan contoh bagi warga negara lainnya saat
ingin memperjuangkan hak yang seharusnya diberikan oleh
negara terhadap warganya. Kasus hukum ini pernah
dimenangkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan
menghukum para tergugat, yakni Presiden dan Wakil Presiden,
Ketua DPR RI dan beberapa menteri untuk membuat Undang-
undang yang mengatur mengenai Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial.
Analisis Contoh Kasus Menurut Lawrence Friedman

Dari contoh-contoh kasus yang diatas, beberapa akan


dianalisis menurut komponen hukum Lawrance Friedman.
Komponen-komponen hukum Lawrence Friedman sebagai
berikut:
 1. Struktur Hukum, dalam pengertian bahwa struktur hukum

merupakan pranata hukum yang menopang sistem hukum itu


sendiri, yang terdiri atas bentuk hukum, lembaga-lembaga
hukum, perangkat hukum, dan proses serta kinerja mereka.

2. Substansi Hukum, dimana merupakan isi dari hukum itu


sendiri, artinya isi hukum tersebut harus merupakan sesuatu
yang bertujuan untuk menciptakan keadilan dan dapat
diterapkan dalam masyarakat.

 1. Struktur Hukum, dalam pengertian bahwa struktur


hukum merupakan pranata hukum yang menopang sistem
hukum itu sendiri, yang terdiri atas bentuk hukum,
lembaga-lembaga hukum, perangkat hukum, dan proses
serta kinerja mereka.
 2. Substansi Hukum, dimana merupakan isi dari hukum
itu sendiri, artinya isi hukum tersebut harus merupakan
sesuatu yang bertujuan untuk menciptakan keadilan dan
dapat diterapkan dalam masyarakat.
 3. Budaya Hukum, hal ini terkait dengan profesionalisme
para penegak hukum dalam menjalankan tugasnya, dan
 tentunya kesadaran masyarakat dalam menaati hukum itu
sendiri.
Kiranya dalam rangka melakukan reformasi hukum tersebut ada
beberapa hal yang harus dilakukan antara lain:
 1. Penataan kembali struktur dan lembaga-lembaga
hukum yang ada termasuk sumber daya manusianya yang
berkualitas;
 2. Perumusan kembali hukum yang berkeadilan;
 3. Peningkatan penegakkan hukum dengan
menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran hukum;
 4. Pengikutsertaan rakyat dalam penegakkan hukum;
 5. Pendidikan publik untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap hukum; dan
 6. Penerapan konsep Good Governance.
Dari contoh kasus yang sebelumnya dijelaskan, struktur-
struktur hukum ada dalam kasus-kasus tersebut. Terlihat dari
bentuk kasus tersebut adalah kasus hukum pidana, dengan
memiliki lembaga hukum yaitu pengadilan tinggi negeri.
Adapula substansi hukum, hukum yang diberikan merupakan
tujuan hukum yang ada yaitu penegakan keadilan. Siapapun
yang tidak melanggar hukum atau tidak menaati hukum, pastlah
akan diberikan hukuman. Tak memandang siapapun itu. Disini
budaya hukum itupun ada. Hal ini terdapat pada tingkat
profesionalisme para penegak hukum. Para penegak hukum
menjalankan tugas tanpa memandang bulu. Jadi, semua tugas
yang telah diberikan, sesuai dengan apa yang terjadi secara
fakta, dan hukum itu berlaku sesuai

Anda mungkin juga menyukai