Anda di halaman 1dari 13

TERMODINAMIKA DALAM SEL ELEKTROKIMIA

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Fisika Umum II yang dibina oleh
Bapak Alkahfi Maas Siregar, S.Si, M.Si.
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
NAMA

: IKA NANDARI

NIM

: 4132210005

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

1. KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahuwataala. Salawat dan salam kita


kirimkan kirimkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad S.A.W., karena atas
hidayahnya paper ini dapat terselesaikan. Paper ini penulis sampaikan kepada
dosen pembina mata kuliah fisika umum II, Bapak Alkahfi Maas Siregar, Ssi,
M.Si. Sebagai salah satu tugas F 4 dari mata kuliah tersebut sesuai dengan
kontrak perkuliahan tersebut. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada
Bapak yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada penulis dan teman-teman
kami, selama mengajar fisika umum II.
Penulis memohon kepada Bapak dosen khususnya, umumnya para
pembaca apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis ini, baik
dari segi bahasanya maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran, agar
karya tulis ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Medan, April 2014
Penulis

2. DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR
2. DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

2
3
4
4
5
5
5

LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENULISAN
MANFAAT PENULISAN

BAB II PEMBAHASAN

A. Sel elektrokimia

B.
C.
D.
E.

7
8
10
11

Emf dan cara pengukurannya


Asal mula adanya potensial elektrode
Potensial kimia dalam sel galvanic
Senyawa asam asetat, asam sulfat, dan air

BAB III PENUTUP

12

A. KESIMPULAN

12

B. SARAN

13
14

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Reaksi sel kimia adalah reaksi kimia yang terjadi karena perubahan
kimia menjadi energi listrik ataupun energi listrik menjadi kimia sering disebut
dengan sel elektrokimia. Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek
elektronik dari reaksi kimia. Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia
dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang dimiliki. Elektrokimia secara
umum terbagi dalam dua kelompok, yaitu sel galvanik dan sel elektrolisa.
(http://www.scribd.com/doc/89940408/Elektrokimia-isi)

Karena pada sel elektrokimia ini adanya perubahan kimia menjadi


energi listrik. Energi listrik yang dimaksudkan disini dapat berasal dari baterai
ataupun dari reaksi kimia itu sendiri yakni dapat menghasilkan panas atau kerja.

Panas atau kerja yang berasal dari reaksi kimia tersebut dalam fisika
disebut dengan termodinamika. Dimana, termodinamika adalah ilmu fisika yang
mempelajari efek pada tubuh material, dan pada radiasi di daerah ruang, dari
transfer panas dan kerja yang dilakukan oleh badan atau radiasi.
Badan atau radiasi yang dimaksudkan disini adalah sistem yang berada
dalam reaksi tersebut. Karena munculnya panas atu kerja dalam reaksi sel
elektrokimia ini sehingga menimbulkan gejala kelistrikan, oleh karena itu
muncul terjadinya perbedaan potensial dalam reaksi ini. Karena sel elektrokimia
memiliki kemampuan untuk menghasilkan energi listrik, dalam hal ini kerja. Ini
merupakan kajian dalam termodinamika.
Reaksi kimia yang terjadi dalam sel elektrokimia yang dimaksudkan
merupakan sel volta dan sel elektrolisis. Yang menggunakan jembatan garam
dalam berlangsungnya reaksi tersebut. Sehingga, terdapatnya perbedaan
potensial diantara kedua elektrode yang dapat diukur menggunakan voltmeter.
Selain itu juga digunakan larutan elektrolit agar reaksi dapat berlangsung. Oleh
karena itu, disini saya berusaha untuk mengkaitkan hubungan antara
termodinamika dalam sel elektrokimia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah

keterkaitan

antara

termodinamika

dengan

sel

elektrokimia.
2. Mengapa terjadi perbedaan potensial diantara kedua elektrode.
3. Apakah gunanya jembatan garam yang digunakan untuk
menghubungkan antara kedua elektrode.
4. Mengapa digunakan larutan elektrolit

didalam lempeng kedua

elektrode tersebut.
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui fenomena yang terjadi didalam suatu sel
elektrokimia.
2. Mengetahui kajian termodinamika di dalam suatu sel elektrokimia.

3. Menjelaskan tentang cara pengukuran beda potensial didalam suatu


sel elektrokimia.
D. MANFAAT PENULISAN
1. Menambah wawasan bagi pembaca khususnya penulis bahwa di
dalam suatu sel elektrokimia terjadinya perbedaan potensial diantara
kedua elektrode.
2. Menjelaskan kepada pembaca tentang termodinamika dalam sel
elektrokimia.

BAB II PEMBAHASAN
A. Sel elktrokimia
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi
kimia. Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan
dengan banyaknya elektron yang dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi
dalam dua kelompok, yaitu sel galvanik dan sel elektrolisa.
Sel elektrokimia, juga disebut sel volta atau sel galvani, adalah suatu
alat dimana reaksi kimia terjadi dengan produksi suatu perbedaan potensial listrik
antara dua elektroda. Jika kedua elektroda dihubungkan terhadap suatu sirkuit
luar dihasilkan aliran arus, yang dapat mengakibatkan terjadinya kerja mekanik
sehingga sel elektrokimia mengubah energi kimia ke dalam kerja.
(http://www.scribd.com/doc/89940408/Elektrokimia-isi)

Suatu sel elektrokima selalu terdiri atas elektroda dan elektrolit. Pada sel
elektrokimia terjadi reaksi transfer elektron yang berlangsung pada permukaan
logam yang dicelupkan dalam suatu larutan, berlangsung pada permukaan logam
tersebut. Sehingga tidak mungkin terjadinya pergerakan elektron yang melalui
larutan elektroda.
Interaksi antara senyawa-senyawa elektrolit dapat ditinjau dari sel
elektrokimia. Untuk itu dapat disusun oleh suatu sistem dengan menggunakan 2
sistem logam-larutan yang dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan
jembatan garam (disebut sel galvanik).

Reaksi yang berlangsung diatas adalah:


Zn Zn2+ + 2eCu2+ + 2 e- Cu
Reaksi keseluruhan:
Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu

Dalam bentuk notasi sel: ZnZn2+Cu2+Cu


Dari gambar tersebut, lempeng-lempeng logam yang berada dalam suatu
larutan elektrolit dapat menghasilkan elektron-elektron yang mengalir antara
lempeng logam satu dengan lempeng logam lainnya melalui jembatan garam.
Yang bila diukur dengan menggunakan voltmeter akan mengasilkan beda
potensial.
Jembatan garam yang mengandung ion-ion positif dan ion-ion negatif
berfungsi untuk menetralkan muatan positif dan negatif dalam larutan elektrolit.
(http://xa.yimg.com/kq/groups/21704042/1367846736/name/KI5245-2010Elektrokimia-Lec01.pdf )
Dalam ilmu fisika, bila telah terjadinya suatu beda potensial menimbulkan
timbulnya arus listrik diantara kedua elektrode. Yang berarti akan timbulnya
listrik didalam suatu sel elektrokimia tersebut. Arus listrik yang timbul dalam
suatu sel elktrokimia dapat dicontohkan pada baterai (sel kering) yang bila
dihubungkan dengan suatu penghantar ( kabel) akan menimbulkan kerja.
Dari gambar diatas terdapat voltmeter untuk mengukur beda potensial.
Dalam sel elektrokimia pengukuran daya elektromotif (Electromotic Force =
EMF) merupakan cara mengukur beda potensial pada sel elektrokimia.
B. EMF dan pengukurannya
Sel seperti sel daniell, dapat dibuat reversibel dengan cara mengimbangi
potensialnya dengan suatu potensial eksternal sehingga tidak ada aliran arus. Saat
potensial listrik benar-benar berimbang, sel tersebut bereaksi reversibel dan
potensialnya dirujuk sebagai elektrokimia force (EMF). Hal ini bisa dilakukan
dengan menggunakan suatu potensiometer.
Pengukuran emf
Emf dari suatu sel dapat diukur dengan menggunakan potensimeter. Emf sel
galvani dapat diukur secara akurat dengan menggunakan potensiometer.
Rangkaian potensiometer dapat dilihat pada gambar dibawah.

Rangkaian potensimeter
Karena emf merupakan beda potensial saat sel tersebut bereaksi reversibel dan
reaksi reversibel dapat dicapai saat arus yang lewat sama dengan nol, maka arus
listrik yang keluar dari sel harus diimbangi oleh arus dari sel kerja yang
mempunyai emf yang lebih besar dari emf sel yang akan diukur. Jadi kutub harus
dipasang berlawanan dengan kutub-kutub lstrik dari luar seperti yang terlihat
pada gambar.
Sel kerja dihubungkan dengan kawat yang homogen (BC) yang
mempunyai tahanan tinggi, sel yang akan diukur, S x dihubungkan dengan B dan
galvanometer menunjukkan tak ada arus yang mengalir, misal di titik D. Pada
titik ini, potensial dari sel kerja sepanjang BD diimbangi dengan tepat oleh emf
dari sel X, Ex . dengan mengetahui kuat arus yang mengalir ( diukur dengan
ammeter di titik A).
(http://www.scribd.com/doc/111301693/makalah-elektrokimia )
Pada keadaan ini ada tiga jenis interaksi yang dapat terjadi antara atom
logam elektrode dan ion logam larutan:
1. Ion logam M dapat menabrak elektrode tanpa suatu perubahan.
2. Ion logam menabrak elektrode, mendapatkan elektron sebanyak n dan diubah
menjadi atom logam M, maka ion direduksi.
3. Atom logam M elektrode dapat kehilangan elektron sebanyak n dan memasuki
larutan sebagai ion M. Maka, atom logam tersebut dioksidasi.

C. Asal mula adanya potensial elektroda


Bila sebuah logam dicelupkan kedalam larutan elektrolit, maka akan
terbentuk beda potensial antara permukaan metal dengan logam tersebut(lihat
gambar diatas). Beda potensial akan terbentuk bila dua logam yang berbeda saling
dihubungkan. Hal ini diakibatkan karena akan terjadi perbedaan tingkat energi
fermi

dari

masing-masing

logam.

Selain

itu,

juga

menimbulkan

ketidakseimbangan elektron pada permukaan logam ini yang mengakibatkan


timbulnya beda potensial antara logam dengan larutan.
Dalam elektrolisis setengah sel terdiri dari elektrode logam M yang
terendam dalam larutan ionnya. Jumlah keseluruhan elektron pada elektrode
sebelum dan sesudah kesetimbangan tercapai akan sedikit berbeda. Akibatnya
elektrode akan mendapatkan sedikit muatan listrik sedangkan larutannya
mempunyai muatan yang berlawanan. Besarnya muatan pada elektrode, bila
berada dalam kesetimbangan ionnya dalam larutan, ternyata berhubungan
langsung dengan kecenderungan atom logam untuk teroksidasi atau ion logam
untuk tereduksi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin kuat kecendrungan
oksidasi maka semakin negatif muatan pada elektrode atau semakin kuat
kecenderungan reduksi maka, semakin positif muatan pada elektrode.
(http://xa.yimg.com/kq/groups/21704042/1367846736/name/KI5245-2010Elektrokimia-Lec01.pdf )
Dalam hal ini juga terkait dengan potensial listrik. Dimana potensial
listrik merupakan kuantitas kerja yang berkaitan dengan satu unit dasar muatan
listrik. Dalam proses ini, umumnya muatan yang digunakan misalnya elektron.
Dari suatu jarak tak terbatas ke suatu titik tertentu. Jadi, kuantitas kerja yang

dibutuhkan untuk mendorong elektron ( suatu partikel bermuatan negatif) di atas


permukaan elektrode yang bermuatan negatif akan semakin besar, bila rapatan
muatan negatif dipermukaan elektrode tersebut makin besar.
Dalam beberapa hal potensial listrik didefinisikan sebagai kuantitas
kerja yang berkaitan untuk membawa satu unit dasar muatan listrik.(dalam hal ini
yang dimaksudkan elektron pada sel elektrokimia) dari suatu jarak tak terbatas ke
suatu titik tertentu. Jadi, kuantitas kerja yang dibutuhkan untuk mendorong
elektron (suatu partikel bermuatan negatif) diatas permukaan elektrode yang
bermuatan negatif akan semakin besar, bila rapatan muatan negatif dipermukaan
elektrode tersebut makin besar.
Untuk menentukan interaksi antara elektroda dapat menggunakan metode
percobaan langsung yang memberikan hasil yang sangat cermat, yaitu
berdasarkan penentuan percobaan potensial antara dua elektrode. Bila dibuat suatu
hubungan listrik antara dua daerah yang mempunyai rapatan muatan yang lebih
tinggi atau potensial listrik yang lebih tinggi menuju daerah dengan muatan
rapatan potensial listrik lebih rendah. Aliran muatan ini disebut aliran listrik, bila
antara dua titik perbedaan potensialnya makin besar, maka makin besar pula
alirannya. Perbedaan potensial listrik kecil cukup untuk menghasilkan aliran
listrik.
Karena perbedaan potensial ini merupakan daya dorong elektron, maka
sering kali disebut daya elektromotif (electromotive force = emf) sel atau
potensial sel (cell potential). Satuan yang digunakan untuk mengukur potensial
listrik adalah volt, jadi potensial disebut juga voltase cell (cell voltage). Aliran
satu coulomb muatan listrik yang disebabkan perbedaan sebesar 1 volt akan
menghasilkan kuantitas kerja sebesar 1 Joule.
Harga Electromotive Force (EMF) atau daya elektromotif suatu sel
elektrokimia dapat diukur dengan kecepatan yang tinggi apabila penentuannya
dilakukan dengan cara tertentu. Perbedaan potensial yang diukur antara anode dan
katode tergantung pada kuantitas muatan listrik yang mengalir di antara keduanya,
dengan demikian tergantung arus listrik yang berasal dari sel. Sejumlah emf sel
digunakan untuk mengatasi tahanan listrik intern sel, dan karena arus berasal dari
sel maka terjadilah perubahan konsentrasi spesies dalam bagian setengah sel.
10

Perubahan konsentrasi ini menyebabkan potensial elektroda berubah, yang


berkaitan dengan menurunnya perbedaan potensial.
Peralatan yang paling sederhana untuk mengukur perbedaan potensial
listrik adalah voltmeter biasa, tetapi harus ada arus listrik yang cukup agar
voltmeter dapat mencatat suatu harga. Voltmeter tidak akan memberikan harga
emf sel dengan ketepatan tinggi. Pada alat yang dikenal sebagai potensiometer
maka aliran arus listrik dari sel elektrokimia yang diamati akan melawan arus
yang sama besar yang mengalir dengan arah yang berlawanan dan berasal dari
sel elektrokimia lainnya dengan emf yang diketahui.
D. Potensial Kimia dalam Sel Galvanic
Pengukuran emf dalam sel galvanic adalah perbedaan potensial listrik antara
dua elektrode, yang dilambangkan dengan persamaan
(V = V2 V1). Persaman ini menunjukkan hubungan antara perbedaan sifat-sifat
dari komponen yang ada dalam sel. Hai ini menunjukkan kecenderungan
menangkap elektron yang diukur berdasarkan , energi bebas molal parsial atau
potensial kimia. Ketika aliran listrik dibuat diantara dua batang logam yang
berbeda dan elektron akan mengalir secara spontan sampai kecenderungan
elektron bergerak diantara kedua batang tersebut sama. Sebagai contoh ketika
elektroda Zn dicelupkan dalam larutan elektrolit, ion Zn akan dihasilkan atau
mengendap pada elektroda sampai kecenderungan ion Zn akan sama dalam
larutan maupun dalam elektroda sampai kecenderungan bagian kecenderungan ion
Zn akan sama dalam larutan maupun dalam elektroda, yang dapat dituliskan
dalam persamaan

dimana adalah tetap pada tekanan dan temperatur tertentu.

Kemudian dalam larutan (dalam larutan) = (dalam logam) = [ Zn - (dalam


larutan)]
(Lewis dan Randall,1961)
Pada bagian lain Lewis dan Randall (1961) dalam reaksi:
H2 (g) + AgCl(s) Ag(s) + H+(ag) + Cl-(ag)
Pengukuran emf dari sel menunjukkan perbedaan potensial listrik diantara dua
elektroda yang dapat ditulis sebagai = V2 V1
E. Senyawa asam asetat, asam sulfat, dan air

11

Asam asetat (CH3COOH) merupakan asam karboksilat dan termasuk


dalam asam lemah dalam larutan air karena asam asetat dalam air terurai
sebagian menjadi ion-ionnya. Dalam hal ini perilaku asam asetat dalam air juga
berlangsung dalam metanol, karena kedua senyawa ini memiliki beberapa
persamaan. Asam sulfat (H2SO4) termasuk asam kuat yang didalam air terurai
sempurna menjadi ion-ionnya.
Untuk senyawa air (H-O-H), atom O yang memiliki enam elektron
terluar menggunakan dua elektronnya masing-masing berkaitan dengan atom
karbon dan atom hidrogen sedangkan sisanya sebanyak dua pasang sebagai
pasangan elektron bebas. Karena ada perbedaan keelektronegatifan yang cukup
besar antara atom O dengan H maka awan elektron tertarik ke arah atom O.
Dengan demikian atom O relatif lebih bermuatan negatif dibanding atom H atau
biasa ditulis: HO-H+. Karena sifatnya ini maka molekul air bisa mengalami
antaraksi baik dengan molekul sejenis maupun dengan beberapa jenis molekul
lainnya dengan ikatan hidrogen.
(AW Nugraha, 2000)

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN
1. Keterkaitan antara termodinamika dengan sel elektrokimia, dapat dilihat
ketika suatu larutan yang dicelupkan dengan dua buah elektrode yang
dihubungkan dengan jembatan garam, dan kedua elektrode itu diukur
besar beda potensial diantara kedua elektrode tersebut dengan
menggunakan voltmeter ataupun daya elektromotif (emf). Karena,
potensial

listrik

membawa

muatan-muatan

listrik

sehingga

menimbulkan kerja yakni berupa beda potensial diantara kedua


elektrode
2. Perbedaan potensial diantara kedua elektrode terbentuk bila dua logam
yang berbeda saling dihubungkan. Hal ini diakibatkan karena akan
terjadi perbedaan tingkat energi fermi dari masing-masing logam
tersebut. Sehingga ketidakseimbangan elektron pada permukaan logam
tersebut, menimbulkan perbedaan potensial antara logam terhadap
larutan.

12

(http://xa.yimg.com/kq/groups/21704042/1367846736/name/KI52452010-Elektrokimia-Lec01.pdf )
3. Pengaruh jembatan garam yang digunakan untuk menghubungkan
kedua elektrode, berfungsi untuk menetralkan muatan positif dan
negatif dalam larutan elektrolit.
4. Larutan elektrolit digunakan untuk mengukur beda potensial diantara
kedua elektrode

karena larutan elektrolit terionisasi sempurna,

sehingga elektrode yang dicelupkan dalam larutan elektrolit tersebut


dapat bereaksi sempurna.
B. SARAN
Dengan adanya paper sederhana ini, penulis mengharapkan agar pembaca
dapat memahami pembaca. Penulis menerima saran dan kritik dari
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Lewis, G.N. dan Randall.M.,1961, Thermodynamics, second edition, Mc Graw
Hill Book Company, Inc
Nugraha, AW, 2000, Kajian Termodinamika pembentukan kompleks molekuler
asetonitril-methanol melalui pengukuran tekanan uap, Seminar Nasional Kimia
Fisika 26 Pebruari 2000, UGM Yogyakarta
http://www.scribd.com/doc/111301693/makalah-elektrokimia

diakses 13 april

2014
http://www.scribd.com/doc/89940408/Elektrokimia-isi diakses 13 april 2014
http://xa.yimg.com/kq/groups/21704042/1367846736/name/KI5245-2010Elektrokimia-Lec01.pdf Diakses 14 april 2014

13

Anda mungkin juga menyukai