Anda di halaman 1dari 47

Senin, 08 Juni 2009

voltametri

Voltametri merupakan elektrolisis dalam ukuran mikroskala dengan menggunakan mikro


elektroda kerja, disebut juga teknik arus voltase. Potensial dari mikro elektroda kerja
divariasikan dan arus yang dihasilkan dicetak sebagai fungsi dari poetnsial. Hasil cetakan ini
disebut voltamograf (Christian, 1994).
Voltametri mempelajari hubungan voltase arus-waktu selama elektrolisis dilakukan dalam
suatu sel, di mana suatu elektroda mempunyai luas permukaan yang relative besar, dan
elektroda yang lain (elektroda kerja) mempunyai luas permukaan yang sangat kecil dan
seringkali dirujuk sebagai mikroelektroda: lazimnya teknik ini mencakup pengkajian
pengaruh perubahan voltase pada arus yang mengalir di dalam sel. Mikroelektroda ini
biasanya dibuat dari bahan tak reaktif yang menghantar listrik seperti emas, platinum atau
karbon, dan dalam beberapa keadaan dapat digunakan suatu elektroda merkurium tetes
(D.M.E); untuk kasus istimewa ini teknik itu dirujuk sebagai polarografi (Bassett, J.,1994).
Voltametri merupakan metoda elektrokimia yang mengamati perubahan arus dan potensial.
Potensial divariasikan secara sistematis sehingga zat kimia tersebut, mengalami oksidasi dan
reduksi dipermukaan elektroda. Dalam voltametri, salah satu elektroda pada sel elektrolitnya
terpolarisasi. Penelahan pada sistem tersebut diikuti dengan kurva arus tegangan. Metode ini
umum digunakan untuk menentukan komposisi dan analisis kuantitatif larutan.
Dalam sistem voltametri ada yang disebut dengan siklik voltametri. Voltametri ini merupakan
tehnik voltametri dimana arus diukur selama penyapuan potensial dari potensial awal ke
potensial akhir dan kembali lagi potensial awal atau disebut juga penyapuan (scanning) dapat
dibalik kembali setelah reduksi berlangsung. Dengan demikian arus katodik maupun anodik
dapat terukur. Arus katodik adalah arus yang digunakan pada saat penyapuan dari arus yang
paling besar menuju arus yang paling kecil dan arus anodik adalah sebaliknya (Khopkar,
1985).
Sel voltametri, terdiri dari 3 elektroda yaitu elektroda pembanding, elektroda kerja, dan
elektroda pembantu. Elektroda kerja pada voltametri tidak bereaksi, akan tetapi merespon
elektroda aktif apa saja yang ada dalam sampel. Pemilihan elektroda bergantung pada
besarnya range potensial yang diinginkan untuk menguji sampel (Ewing, 1975).
Voltametri sama halnya dengan potensiometer, yaitu mempunyai elektroda kerja dan
elektroda pembanding, bedanya pada voltametri ditambah dengan sebuah elektroda yaitu
elektroda pembantu (auxillary electrode) sehingga voltameter mempunyai 3 buah elektroda
pada amperometer elektroda pembanding yang mempunyai potensial yang sudah tetap
sehingga kelebihan arus ditangkap oleh elektroda pembantu.
Salah satu elektrodanya adalah elektroda merkuri/dropping mercury elektroda (DME) yang
bertindak sebagai elektroda kerja. Elektroda pasangannya adalah elektroda kalomel jenuh
(SCE) yang bertindak sebagai elektroda pembanding. SCE ini dapat juga digantikan oleh
reservoir merkuri (Pungor,1995).

TEKNIK VOLTAMETRI

a. Polarografi
Polarografi adalah suatu bentuk elektrolisis dalam mana elektroda kerja berupa suatu
elektroda yang istimewa, sutau elektroda merkuri tetes, dan dalam mana direkam suatu kurva
arus voltase (voltammogram). Seperti yang digunakan oleh kebanyakan pengarang, istilah
polarografi adalah suatu kasus istimewa daripada voltametri dalam mana mikroelektrodanya
adalah merkurium tetes. Karena sifat –sifat istimewa elektroda ini, polarografi jauh lebih
meluas penggunaanya dibandingkan voltametri yang menggunakan mikroelektroda lain
(Underwood, 1996).
Polarogarfi digunakan secara luas untuk analisis ion –ion logam dan anion –anion anorganik,
seperti IO dan NO . Gugus fungsi senyawa organik yang mudah teroksidasi atau tereduksi
juga dipelajari dalam polarogarfi. Gugus fungsi yang digunakan meliputi karbonil, asam
karboksilat, dan senyawa karbon yang memiliki ikatan rangkap (David, 2000).
b. Hydrodynamic Voltametri
Arus pada hydrodynamic voltametri diukur sebagai fungsi dari aplikasi potensial pada
elektroda kerja. Profil potensial yang sama digunakan untuk polarografi, seperti sebuah
pengamatan linear atau pulsa diferensial, digunakan dalam hydrodynamic voltametri. Hasil
voltamogram yang identik untuk polarografi, kecuali untuk kekurangan arus menghasilkan
osilasi dari penambahan tetes merkuri. Karena hydrodynamic voltametri tidak dibatasi untuk
elektroda Hg, hydrodynamic voltametri bermanfaat untuk analisis reduksi atau oksidasi pada
potensial yang lebih positif.
c. Stripping Voltametri
Salah satu dari teknik voltametri kuantitatif yang lebih penting adalah stripping voltametri,
yang mana terdiri atas tiga teknik yang terkait : anoda, katoda, dan adsorpsi stripping
voltametri. Sejak anodic stripping voltametri ditemukan aplikasi paling luas, kita
mempertimbangkannya secara detail. Anodic stripping voltametri terdiri dari dua tahap
(Gambar 2.4). Pertama pengontrolan potensial elektrolisis yang mana elektroda kerja,
biasanya tetes merkuri atau lapis tipis merkuri, pada potensial katoda yang cukup untuk
melapisi ion logam pada elektroda.
Tahap kedua, potensial anoda di scan kearah potensial yang lebih positif. Ketika potensial
pada elektroda kerja cukup positif analit dilepaskan dari elektroda, larutan dikembalikan
dalam bentuk oksidasi.
Cu(Hg) Cu (aq) + 2e
Arus selama tahap stripping dimonitor sebagai fungsi dari potensial, memberikan bentuk
kenaikan pada puncak voltammogram yang sama ditunjukkan pada Gambar 2.4. Puncak arus
yang proporsional pada konsentrasi analit dalam larutan. Anodic stripping voltametri sangat
sensitif pada percobaan, yang mana harus dikontrol dengan hati–hati jika hasilnya ingin
akurat dan tepat.

Gambar 2.4. Signal potensial eksitasi dan voltammogram untuk stripping voltametri pada
elektroda tetes merkuri.

d. Amperometri
Teknik voltametri terakhir yang dipertimbangkan adalah amperometri, yang mana potensial
konstan diaplikasikan pada elektroda kerja, dan arus diukur sebagai fungsi waktu Karena
potensial tidak discan, amperometri tidak mendorong kearah voltammogram.

Gambar 2.5. Sensor amperometri Clark untuk penentuan O2 yang terlarut.

Aplikasi yang penting dari amperometri adalah dalam kontruksi sensor kimia. Sensor
amperometri yang pertama dikembangkan untuk melarutkan O dalam darah, yang mana
dikembangkan pada 1956 oleh L.C. Clark. Bentuk dari sensor amperometri ditunjukkan pada
Gambar 2.5 dan sama dengan elektroda membran pada potensiometri. Contoh lain pada
sensor amperometri adalah sensor glukosa (David, 2000).

POLAROGRAFI

A. Pendahuluan
Polarografi merupakan metode analisis yang didasarkan pada peristiwa polarisasi dalam
elektrolisis. Sebagaimana diketahui bahwa polarisasi terjadi pengutupan pada elektroda yang
menyebabkan laju kuat arus (i) yang makin berkurang. Metode Gravimetri mulai dikenalkan
oleh Jaroslav Heyrovsky (1922). Polarografi merupakan suatu metode analisis yang
didasarkan pada prinsip elektrolisis pada elektroda mikro tetes air raksa. Selanjutnya teknik
polarografi ini dijadikan dasar bagi pengembangan metode Voltametri. Atau dapat dikatakan
metode Polarografi merupakan sub bagian Voltametri dengan menggunakan elektroda kerja
elektroda tetes merkuri (dropping mercury electrode, DME).
Polarografi dan Voltametri adalah suatu teknik elektroanalisis yang memperoleh informasi
dari analit berdasarkan kurva arus-potensial {i = f(E)}, dengan melakukan pengukuran arus
listrik (i) sebagai fungsi potensial (E) yang diberikan.

B. Prinsip Dasar Hubungan Arus dan Konsentrasi


Dasar dari polarografi adalah elektrolisis dari suatu larutan yang mengandung analit
eletroaktif, artinya zat-zat yang dapat dioksidasi secara listrik (electro oxidable) dan yang
dapat direduksi secara listrik (electro reductible) pada elektroda tetes air raksa. Misalnya
dalam larutan mengandung ion logam, Mnt, maka akan terjadi reaksi reduksi secara listrik :
Mnt + ne + Hg (s) = M (Hg)
Perpindahkan materi yang berlangsung di dalam larutan pada umumnya dapat terjadi dengan
3 cara :
1. Perpindahan secara migrasi
Materi yang bermuatan, karena adanya gaya tarik menarik elektrostatik, maka materi
bermuatan bergerak menuju kutub dengan muatan yang berlawanan, yakni kation-kation
menuju katoda dan anion-anion menuju anoda.

2. Perpindahan secara difusi


Partikel-partikel mengalir dari daerah yang lebih rapat (pekat) menuju daerah yang lebih
renggang (cucu).
3. Perpindahan secara konveksi
Pengaruh temperatur dan goyangan atau pengadukan menyebabkan partikel berpindah dari
tempat ke tempat lain.
Dari ketiga jenis perpindahan tersebut menyebabkan laju perpindahan massa yang
berimplikasi pada besarnya arus total (itot) yang terjadi
it = arus total
it = im + id + ik im = arus migrasi
id = arus difusi
ik = arus konveksi
Dalam polarografi, diusahakan agar arus yang terukur adalah semata-mata berasal dari arus
difusi saja, maka im dan ik harus dihilangkan atau diperkecil. Arus konveksi dapat dikurangi
dengan cara melakukan percobaan tanpa pengadukan dan arus migrasi dikurangi atau ditekan
dengan penggunakan elektrolit pendukung.
Selanjutnya dengan menganggap, hanya arus difusi saja yang ada, untuk luas elektroda
sebesar S, besarnya rapat arus (I) adalah :

I=
Menurut hukum Fick tentang difusi, kecepatan difusi adalah sebanding dengan gradien
konsentrasi, yang dinyatakan sebagai :

atau

I=nFD

i=nFSD
x = jarak dari permukaan elektroda
D = koefisien difusi
Secara skematis difusi partikel pada permukaan elektroda dapat digambarkan sebagai berikut
:
Co = konsentrasi analit pada tubuh larutan
Ce = konsentrasi analit pada permukaan elektroda
S = tebal lapisan difusi

Bila (Co-Ce) adalah penurunan konsentrasi analit pada lapisan difusi (s), dan elektroda

berada pada keadaan keseimbangan dinamik, maka harga dapat diganti dengan

, sehingga persamaan menjadi :

i=nFSD
Dengan penggunaan E pada elektroda yang divariasikan, maka harga i menjadi naik dan
menyebabkan konsentrasi analit pada permukaan elektroda (Ce) menjadi menurun, sehingga
Co dianggap jauh lebih besar dari Ce, maka
i=
Sebenarnya lapis difusi  bukan merupakan tebal yang konstan, tetapi berubah sesuai gradien

konsentrasi . Misalkan ada dua satuan jarak dari permukaan elektroda yaitu dan x (x +
dx). Flux materi pada permukaan elektroda per satuan luar (fo) dapat dirumuskan sebagai

Pada saat dt ada beda flux dari fx menjadi f(x + dx) di bagian lain dari bidang, maka

Persamaan diferensial orde kedua ini dapat diselesaikan menurut difusi linier semi infisit,

yang menghasilkan hubungan

Bila disubstitusikan pada persamaan i = n F S D , maka

Apabila dipelajari lebih lanjut pada elektroda tetes air raksa yang diskemakan berikut, ada
suatu keadaan dimana tetes air raksa tumbuh dan kemudian jatuh serta diperbaharui lagi
dengan bentuk yang baru.

Bila waktu hidup air raksa adalah  dan waktu tetesnya adalah t, maka volume tetesan adalah

V =  r3
dengan v = volume Hg yang mengalir (dalam satuan C3/detik)
r = jari-jari pada saat 
Dengan menganggap bahwa difusi terjadi adalah difusi planar pada elektroda S, maka

S = 4  r2 = 4 = k (m)2/3
m = masa tetes Hg (dalam  gr/detik)
 = kecepatan Hg
k = tetapan
sehingga besarnya arus i

i = k n F D1/2 . (m . )2/3 .
atau i = k’ n D1/2 m 2/3 1/6 Co
k, k’ = adalah tetapan
Keadaan ini adalah besarnya arus pada saat tepat tetesan akan jatuh. Dengan menggunakan
harga-harga yang ada pada elektroda merkuri dan adanya fluktuasi waktu hidup dari tetesan
dan adanya masalah Inersia, Ilkovie memberikan koreksi terhadap persamaan di atas menjadi

id = 607 . n D1/2 m 2/3 1/6 Co

Dari persamaan tersebut tampak bahwa besarnya arus difusi berbanding lurus dengan
konsentrasi analit dalam larutan (Co).

C. Prinsip Dasar Hubungan Arus Potensial


Untuk reaksi setengah sel
Oks(ag) + ne  Red (ag)
dengan Oks = bentuk teroksidasi dan Red = bentuk tereduksi
Untuk elektroda tetes air raksa (ETAR), berlaku hubungan

EETAR = E° – log
Bila anodanya adalah elektroda kalomel jenuh (EKJ), maka besarnya potensial terpasang :
Eapp = EETAR – EEKJ – IR
Jika IR dianggap kecil, maka :

Eapp= E° – log – EEKJ


Pada saat elektrolisis, arus difusi mengandung arti kecepatan mengangkut partikel dari tubuh
larutan ke permukaan elektroda, sehingga untuk mengangkut spesi Oks menuju katoda
berlaku persamaan
i = K’ . VOks I = arus yang timbul pada Eapp yang digunakan
Voks = laju migrasi partikel Oks
K’ = tetapan kesebandingan
Apabila laju partikel
VOks = K’ ([Oks]larutan – [Oks]elektroda)
maka : i = k . K’ [(Oks)larutan – (Oks)elektroda]
atau : i = k [(Oks)larutan – (Oks)elektroda]
Telah disinggung sebelumnya bila id = k [Oks]larutan
maka id – i = K [Oks]lar – {K(Oks)lar – K (Oks)elektroda
id – i = K . [Oks]elektroda

[Oks]e =
Untuk keadaan spesi Red : i = kRed (Red)e atau

[Red]e = , maka persamaan Eapp, menjadi

Eapp = E° – EEKJ – log . – log

Pada keadaan i = , didefinisikan sebagai Eapp = E1/2 yaitu potensial setengah gelombang,
sebagai potensial yang memberikan arus yang timbul adalah separuh dari arus difusi, maka
E1/2 = E° – EEKJ – log
Sehingga

Eapp = E1/2 – log

Dari hubungan antara E dan i, maka diperoleh bentuk voltamogram sebagai berikut :
Dari hubungan antara i dan E, pada polarografi diperoleh polarogram yang umum sebagai
berikut :

Untuk tujuan analisis kualitatif maupun kuantitatif kita dapat mengukur polarogram analit.
Sebagai contoh suatu sampel yang mengandung ion Cd2+ setelah diukur akan mempunyai
polarogram sebagai berikut :

Untuk menentukan kuantitatif analit dalam sampel maka perlu dibandingkan dengan zat
standar. Dengan membandingkan besarnya arus difusi, maka zat analit dapat dihitung melalui
perbandingan id dan konsentrasi secara grafik polarogram yang dihasilkan adalah sebagai
berikut :

D. Instrumentasi Polarografi
1. Mercury Elektroda (Elektroda Merkuri)
Elektroda merkuri merupakan elektroda kerja dalam sistem polarografi, disamping 2
elektroda yang lain yaitu elektroda pembanding (Ag/AgCe atau kolonel jenuh) dan elektroda
pembantu (Auxiallary elektroda) (Pt atau Au). Ketiga elektroda ditempatkan dalam satu
tabung yang mengandung analit. Adapun bentuk skema elektroda tersebut adalah sebagai
berikut :
2. Potensiostat
Potensiostat merupakan bagian instrument yang terdiri dari rangkaian listrik yang berguna
untuk menjaga potensial dan mengatur potensial tetap pada nilai tertentu.
Secara sederhana

3. Alat pembaca (Readout)


Pada prinsipnya polarografi adalah mengukur arus yang keluar akibat pemberian potensial
tertentu. Alat ukur yang paling sederhana adalah mikroampermeter. Pada perkembangannya
pembacaan arus secara digital bahkan komputerise.

E. Hal-hal Pendukung pada Polarografi


1. Pelarut dan elektrolit pendukung
Elektrolit pendukung berfungsi untuk menekan arus migrasi, mengontrol potensial agar
tahanan larutan dikurangi serta menjaga kekuatan ion total yang konstal. Polarografi dapat
dilakukan pada fase air dan fase organik. Pada fase air biasanya digunakan elektrolit
pendukung garam-garam seperti KCl, KNO3, NH4Cl dan NH4NO3.
Pada polarografi dengan fase organik (seperti : asetonitril, propilen karbonat, dimetil
formamid, dimetil sulfoksid dan alkohol) biasanya dipakai elektrolit pendukung garam tetra
alkil amonium. Sedangkan buffer (seperti asetat, fostat atapun sitrat) digunakan apabila pH
larutan sangat perlu untuk dikontrol.
2. Pengusir Oksigen
Oksigen dapat mengalami reduksi dalam dua tahap, yaitu
O2 + 2H+ + x = H2O2 E = -0,1 Volt
H2O2 + 2H+ + x = 2H2O E = -0,9 Volt
Apabila polarografi digunakan untuk analisis spesi zat yang mempunyai nilai potensial
reduksi sekitar –0,1 Volt dan –0,9 Volt, maka adanya oksigen akan mengganggu pengukuran.
Oleh sebab itu diperlukan zat pengusir gas oksigen. Umumnya untuk kasus ini digunakan gas
nitrogen untuk mengusir gas oksigen.

Soal-soal :
1. Hitunglah konsentrasi Ni (mg/l) dalam larutan sampel berdasarkan data polarografi berikut :
Larutan Arus pada Eapp
-1.1 Volt
1) 25 ml NaCl 0,2 M diencerkan tepat 50 ml 8,4 A
2) 25 ml NaCl 0,2 M + 10 ml larutan sampel dan 46,3 A
diencerkan tepat 50 ml
3) 25 ml NaCl 0,2 M + 10 ml larutan standar Ni2+ 2.3 68,4 A
10-4 M dan diencerkan tepat 50 ml

2. Elektroda tetes air raksa digunakan untuk menentukan ion Pb2+ secara polarografi. Bila
larutan Pb2+ dengan konsentrasi 1.10-3 M arus difusinya 8,76 A, berapa konsentrasi larutan
sampel yang mempunyai arus difusi 16.31 A yang diukur pada kondisi yang sama
* Sesuai hukum i  Co i = k . Co

k=
Pada standar

k=
Pada sampel i  C(Pb ) 2+

i = k Co

C(Pb2+) =

CPb2+ = = 16,31 x
= 1,86 10-3 M

Pengertian

Polarografi adalah suatu teknik elektroanalisis yang memperoleh informasi dari analit
berdasarkan kurva arus-potensial {i = f(E)}, dengan melakukan pengukuran arus listrik (i)
sebagai fungsi potensial (E) yang diberikan. Reaksi yang terjadi pada metode ini adalah reaksi
redoks terutama reaksi reduksi. Diguakan untuk analisis ion-ion logam dan senyawa organik.
Elektroda yang digunakan adalah elektroda mikro tetes air raksa (dropping mercury electrode,
DME).

b. Prinsip Kerja

Instrumen untuk polarografi terdiri dari bagian sel polarografi (sel elektrolisis) dan pencatat
polarogram. Sel polarografi terdiri dari elektroda kalomel (SCE) sebagai elektroda pembanding
dan elektroda tetes air raksa (DME) sebagai elektroda indikator dan pipa saluran gas nitrogen.
Gambar 3. Sel Polarografi Secara Umum

Semua elektroda dicelupkan ke dalam larutan yang dianalisis . Gas nitrogen berfungsi untuk
mengusir gas O2 yang terlarut karena gas tersebut dapat direduksi. Pereduksian O2 terjadi
dalam 2 tahap:

O2 + 2H+ + 2e  H2O2


H2O2 + 2H+ + 2e  2H2O

Reaksi reduksi terjadi pada permukaan air raksa. Jika larutan mengandung ion logam Mn+
maka semua ion logam akan bergerak menuju permukaan tetesan Hg untuk direduksi
membentuk amalgam dengan Hg:

Mn+ + ne + Hg --> M(Hg)

Selama reaksi reduksi berlangsung arus akan mengalir dan jumlahnya dapat teramati (µA).
Reaksi reduksi ini berlangsung pada harga potensial tertentu tergantung pada jenis zat atau
ion yang sedang direduksi. Hasil pengukuran polarografi menghasilkan kurva yang
menyatakan hubungan antara arus (µA) dan potensial (V) yang disebut Polarogram :

Gambar 4. Contoh Polarogram

c. Kelebihan & Kelemahan

Kelebihan analisis menggunakan metode ini antara lain:

 Memiliki sensitivitas dan selektivitas tinggi untuk logam yang mudah teroksidasi atau
tereduksi
 Memerlukan instrumentasi yang sederhana dan modal dan operasional biaya yang
murah.

Kelemahan analisis menggunakan metode ini antara lain:

 Berbahaya apabila tidak bekerja secara hati-hati karena menggunakan Hg (Mercury)


sebagai elektroda pembanding.

d. Contoh Aplikasi
Polarografi merupakan pengembangan dari metode potensiometri untuk mengatasi senyawa
yang tidak larut dalam air dengan menggunakan pelarut organik yang mempunyai daya antar
listrik rendah. Salah satu penerapannya ialah untuk analisis kuantitatif kadar timbal (Pb) pada
Kerang laut.
a. Pengertian

Voltametri merupakan elektrolisis dalam ukuran mikroskala dengan menggunakan mikro


elektroda kerja, disebut juga teknik arus voltase. Potensial dari mikro elektroda kerja
divariasikan dan arus yang dihasilkan dicetak sebagai fungsi dari poetnsial. Hasil cetakan ini
disebut voltamogram.

Gambar 1. Contoh Voltamogram

Adapun voltametri terbagi atas:

1. Hydrodynamic Voltametri
Arus pada hydrodynamic voltametri diukur sebagai fungsi dari aplikasi potensial pada
elektroda kerja. Profil potensial yang sama digunakan untuk polarografi, seperti sebuah
pengamatan linear atau pulsa diferensial, digunakan dalam hydrodynamic voltametri. Hasil
voltamogram yang identik untuk polarografi, kecuali untuk kekurangan arus menghasilkan
osilasi dari penambahan tetes merkuri. Karena hydrodynamic voltametri tidak dibatasi untuk
elektroda Hg, hydrodynamic voltametri bermanfaat untuk analisis reduksi atau oksidasi pada
potensial yang lebih positif.

2. Stripping Voltametri
Salah satu dari teknik voltametri kuantitatif yang lebih penting adalah stripping voltametri,
yang mana terdiri atas tiga teknik yang terkait : anoda, katoda, dan adsorpsi stripping
voltametri. Sejak anodic stripping voltametri ditemukan aplikasi paling luas, kita
mempertimbangkannya secara detail. Anodic stripping voltametri terdiri dari dua tahap
Pertama pengontrolan potensial elektrolisis yang mana elektroda kerja, biasanya tetes merkuri
atau lapis tipis merkuri, pada potensial katoda yang cukup untuk melapisi ion logam pada
elektroda. Tahap kedua, potensial anoda di scan kearah potensial yang lebih positif. Ketika
potensial pada elektroda kerja cukup positif analit dilepaskan dari elektroda, larutan
dikembalikan dalam bentuk oksidasi. Arus selama tahap stripping dimonitor sebagai fungsi
dari potensial, memberikan bentuk kenaikan pada puncak voltammogram yang sama. Puncak
arus yang proporsional pada konsentrasi analit dalam larutan. Anodic stripping voltametri
sangat sensitif pada percobaan, yang mana harus dikontrol dengan hati-hati jika hasilnya ingin
akurat dan tepat.

b. Prinsip Kerja

Gambar 2. Sel Voltametri Secara Umum

Analisis pada metoda voltametri didasarkan pada kurva arus-potensial yang diperoleh dengan
mengukur arus yang mengalir pada elektroda kerja selama potensial elektroda tersebut diubah
perlahan-lahan pada daerah potensial pengukuran tertentu. Karena elektrtoda kerja
dihubungkan dengan sumber potensial listrik tertentu maka permukaan elektroda akan
memiliki muatan listrik yang bewsarnya tergantung pada potensial yang diberikan. Jika
potensial cukup negatif maka permukaan elektroda akan bermuatan negatif, sebaliknya jika
potensial yang diberikan cukup positif maka elektroda tersebut akan bermuatan positif. Umtuk
mengimbangi muatan yang terdapat pada permukaan elektroda maka ion-ion dalam larutan
yang memiliki muatan berlawanan dengan muatan elektroda akan tertarik ke permukaan
elektroda membentuk permukaan Helmholtz (Helmholtz layer). Pasangan muatan pada
permukaan elektroda dan permukaan Helmholtz ini disebut lapisan rangkap listrik.

Bila potensial elektroda di scan ke nilai potensial yang lebih negatif sehingga mencapai
potensial dekomposisi dari ion analit maka ion-ion analit yang terdapat pada permukaan
Helmholtz akan tereduksi. Akibatnya, konsentrasi ion-ion analit pada permukaan Helmholtz
ini akan berkurang. Untuk menutupi kekurangannya ion-ion analit pada permukaan Helmholtz
ini maka ion-ion analit yang terdapat pada tubuh larutan akan berdifusi menuju elektroda.
Aliran ion-ion analit inilah yang akan menghasilkan arus difusi. Pada metoda voltametri arus
difusi inilah yang akan diukur, yang besarnya bergantung pada konsentrasi ion-ion analit yang
terdapat di dalam larutan.

c. Kelebihan & Kelemahan


Kelebihan analisis menggunakan metode ini antara lain:

 Sensitif dan Selektif


 Sederhana dan Mudah

Kelemahan analisis menggunakan metode ini antara lain:

 Hanya dapat diterapkan untuk analisis reduksi dan oksidasi pada potensial positif saja.

d. Contoh Aplikasi
Saat ini terdapat beberapa aplikasi voltametri yang terus menjadi topik menarik sebagai bahan
penelitian dan terus dilakukan pengembangan lebih lanjut. Salah satu aplikasi yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah absorpsi senyawa paraquat (suatu senyawa beracun)
terhadap kristal apatite. Dimana digunakan elektroda pasta karbon (CPE) untuk menganalisa
perilaku elektrokimia adsorpsi paraquat (PQ) terhadap hydroxyapatite phosphocalcique (HAP)
dalam larutan K2SO4. Digunakan metoda voltametri pulsa siklik dan gelombang persegi.
Diamati pengaruh konsentrasi paraquat yang teradsorpsi ke permukaan apatite dengan
menscaning potensial tertentu. Dilakukan pula karakterisasi apatite dengan menggunakan
difraksi sinar-X (XRD), FT-IR (Fourier Transformed Infrared Spectroscopy), dan ICP-AES
(Inductively Coupled Plasma-Atomic Emission Spectrometry).

VOLTAMETRI
Posted by kimia smansa Posted on 22.13 with No comments
Teknik voltametrik

Sejumlah percobaan voltametrik yang secara rutin digunakan dalam analisis kuntitatif danm
kualitatif.

Polarografi

Suatu bentuk voltametri menggunakan sebuah tetesan elektroda merkuri atau elektroda tetes
merkuri statis

Polarografi

Percobaan voltametri yang paling utama adalah polarografi normal pada elektroda tetes
merkuri /raksa. Dalam polarografi normal, daya secara linear akan dapat teramati, dan
menghasilkan voltamogram seperti pada gambar 11.35. Walaupun polarografi terjadi dalam
larutan yang tidak teraduk, batasan arus didapatkan, karena penurunan tetesan campuran
larutan raksa. Setiap tetesan raksa yang baru, terjadi peningkatan karutan yang komposisinya
sama/identik dengan solusi massal awal. Osilasi pada arus sesuai pada peningkatan daru
tetesan raksa, yang menyebabkan perubahan waktu bergantung dalam daerah kerja elektroda.

Arus batasan dimana juga disebut sebagai arus difusi dapat diukur dari arus maximal, imax,
atau dari arus rata-rata, iavg. Keterkaitan diantara konsentrasi dari analit, CA, dan arus
batasan dituangkan ke persamaan ilikovic.

(ilim)max = 706 nD1/2m2/3t1/6CA

(ilim)avg = 607 nD1/2m2/3t1/6CA

Dimana n adalah jumlah elektron yang ditransfer dalam reaksi redox, D adalah koefisien
difusi analit, m adalah laju alir dari raksa dan t adalah waktu tetesan(penetesan).

Potensial ½ gelombang, E1/2,memberikan informasi /data kualitatif mengenai reaksi redox


(lihat lampiran 3E untuk daftar polarografi potensial ½ gelombang).

Polarografi normal telah diganti dengan bermacam bentuk dari pulsa polarografi, beberapa
contoh diantaranya ditunjukan pada gambar 11.36. pulsa differensial polarografi(gbr 11.36
b), contoh, penggunaan serangkaian potensial pulsa dicirikan oleh siklus τ, waktu getaran
dari tp, potensial pulsa dari ΔEp, dan langkah potensial / putaran dari ΔEs. Keadaan
percobaan secara khas untuk getaran differensial polarografi adalah sbb :

τ = 1 s, tp = 50 ms, ΔEp = 50 mV , ΔEs= 2mV.

Untuk arusnya sendiri dihitung 2 kali, sekitar 17 ms sebelum pulsa kearah depan dan 17 ms
sebelum pulsa berbalik. Perbedaan dalam 2 arus tersebut memunculkan bentuk puncak pada
voltagram. Bentuk lainnya dari pulsa polarografi yaitu pulsa polarografi normal (gbr 11.36 a),
tangga polarografi (gbr 11.36 c), dan gelombang persegi polarografi(11.36 d).

Batasan dan puncak arus secara langsung sebanding dengan konsentrasi analit dan setengah
gelombang, serta puncak potensial dapat digunakan untuk tujuan kualitatif. Popularitas dari
pulsa polarografi sejalan dengan peningkatan besar dalam kepekaan dan penemuan batasan
tersebut dalam polarografi normal.

Polarografi digunakan secara luas dalam analisis terhadap ion logam dan anion inorganik,
seperti IO3- dan NO3-. Senyawa-senyawa campuran organik yang dengan mudah dapat
menurunkan/ meng-oksidasi kelompok2 fungsional juga dapat juga dipelajari secara
polarografi. Kelompok2 fungsional yang telah digunakan termasuk, karbonil, asam
karboksilik, dan karbon2/ senyawa karbon ion yang memiliki ikatan ganda.

Voltametri Hidrodinamik
Dalam polarografi arus batasan dapat diperolah karena setiap tetesan merkuri yang jatuh
mengembalikan larutan yang dekat elektroda kepada komposisi awalnya. Sebagai catatan,
sebuah arus batasan dapat juga didapatkan saat tahap pengadukan selama proses analisa
berlangsung. Mengaduk larutan itu pun dengan menggunakan batang pengaduk magnetik.
Lebih umumnya lagi proses pengadukan yang sesungguhnya akan dapat dicapai dengan
merotasikan(teratur dalam mengaduknya) elektroda didalam larutan tersebut dengan batang
pengaduk magnetik.

Dalam arus voltametri hidrodinamik dapat diukur sebagai suatu fungsi dari penerapan
potensial terhadap suatu kerja elekrtoda berbentuk padat. Profil potensial yg sama digunakan
untuk polarografi, seperti pengamatan linear atau suatu pulsa differensial juga digunakan
dalam voltametri hidrodinamik. Hasil yang diperoleh dari voltamogram adalah identik,
kecuali untuk kekurangan dari arus osilasi yg diperoleh dari hasilk peningkatan tetesan
merkuri tersebut.

Karena voltametri hidrodinamik tidak dibatasi terhadap elektroda merkuri, namun voltametri
hidrodinamik penting dalam analisis analit yang dioksidasi pada potensial positif berlebihan.

Voltametri terlucuti

Sebuah bentuk voltametri yang mana analitnya pada mulannya disetorkan kepada elektroda
dan kemudian dihilangkan atau “dilucuti”, secara elektrokimiawi ketika memonitoring arus
sebagai fungsi dari penerapan potensial teraplikasi.

Voltametri terlucuti

Salah satu teknik voltametrik yg terpenting adalah pelucutan voltametri, yang mana terbagi
menjadi 3 teknik yang saling berkaitan : anodik, kathodik, dan adsoptive voltametri. Dalam
pelucutan voltametri telah ditemukan penerapannya secara luas yang kita menganggapnya
sebagai sesuatu yang sangat baik.

Pelepasan voltametrik anodik terdiri dari 2 step (gbr 11.37). potensial teratur yang mana
bidang kerja elektrodanya biasanya mempertahankan tetesan merkuri atau lapisan merkuri,
yang bertahan pada kathodik yang cukup potensial, yang kemudian mensetorkan ion logam
kepada elektrodanya.

Contoh, dengan Cu2+, reaksi penyetoran yang terjadi adalah :

Cu2+(aq) + 2e- <-> Cu(Hg)

Dimana (Hg) mengindikasikan bahwa tembaga dicampur dengan raksa. Langkah ini pada
dasanya menjelaskan sebab terjadinya prekonsentrasi analit dari volume besar ke volume
kecil dari elektroda. Larutan diaduk selama proses elektrolisis untuk meningkatkan kecepatan
penyetoran. Jika sudah mendekati dari proses penyetoran, pengadukan harus dihentikan.
Pengeliminasian konveksi sebagai sebuah mode dari transportasi massa. Waktu
penyetoran(deposisi) yang berkisar antara 1-30 menit itu biasa, jika deposisinya terjadi lebih
lama, berarti analitnya berada pada konsentrasi yang lebih rendah.
Dalam step yang kedua, potensial diamati secara anodik terhadap potensial positif berlebihan.
Ketika potensial bidang kerjanya cukup positf, analit dilepaskan dari elektrode, yang
kemudian mengembalikan larutan kebentuk larutan ter-oksidasi.

Cu(Hg) <-> Cu2+(aq) + 2e-

Arus selama proses pelucutan diamati sebagai suatu fungsi potensial, menyebabkan
terjadinya bentuk puncak pada voltamogram yang sama sperti gbr 11.37. puncak arusnya
sebanding dengan konsentrasi analit pada larutan.

Pelucutan voltametri anodik sangatlah sensitif terhadap kondisi experimental, yang mana
harus secara hati2 terkontrol agar hasilnya akurat dan tepat.

Variable intinya termasuk area dari lapisan elektroda merkuri atau ukuran dari tetesan
merkuri ketika mempertahankan elektroda tetesan merkuri, waktu deposisi, waktu sisa,
kecepatan pengadukan, dan pengamatan selama proses pelucutan.

Pelucutan voltametri anodik sangat baik digunakan untuk logam yang wujudnya bercampur
dengan merkuri, contoh2nya dapat dilihat pada daftar tabel II.II.

Design experimental untuk pelucutan voltametri kathodik sama dengan pelucutan voltametri
anodik dengan 2 pengecualian, yang pertama, langkah deposisi meliputi oksidasi dari
elektroda Hg dengan Hg22+, yang mana kemudian bereaksi dengan analit untuk membentuk
lapisan yang kuat(tak terpecahkan) pada lapisan dari elektroda. Contoh, ketika Cl- sebagai
suatu analit, proses deposisi(penyetoran)nya yaitu :

2Hg(l) + 2Cl-(aq) <-> Hg2Cl2 (s) + 2e-

Yang kedua, proses pelucutan diselesaikan dengan mengamati secara kathodik terhadap
potensial negative berlebihan, mereduksi Hg22+ kembali ke Hg dan merubah analit menjadi
larutan.

Hg2Cl2(s) + 2e- <-> 2Hg(l) + 2Cl-(Aq)

Tabel II.II adalah daftar2 beberapa analit yang telah berhasil dianalisa oleh voltametri
pelucutan kathodik.

Dalam pelucutan voltametri adsorptif, proses deposisi terjadi tanpa elektrolisis. Malahan,
analit menyerap ke lapisan elektroda. Selama proses penyetoran, elektrode dipertahankan
pada suatu potensial yang mempertinggi adsorpsi.

Contoh :

Adsorpsi molekul netral pada tetesan Hg dapat dipertinggi/perbesar jika elektrodanya b’kisar
antara -0.4V vs SCE, suatu potensial yang mana lapisan pengisian dari merkuri berkisar 0.
Ketika deposisi(penyetoran) selesai, potensi dipindai dalam suatu arah anodik/kathodik
namun tergantung apakah kita ingin mengoksidasi/mereduksi analitnya.

Contoh dari senyawa2 yang telah dianalisa oleh voltametri pelucutan adsorptif juga dapat
dilihat dalam daftar tabel II.II
Amperometry

bentuk voltametri di mana kita mengukur arus sebagai fungsi waktu dengan tetap menjaga
potensi konstan.

amperometry

teknik voltametri terakhir yang harus dipertimbangkan adalah amperometry, di mana potensi
konstan diterapkan untuk bekerja dengan

elektroda, dan arus diukur sebagai fungsi waktu. karena potensi tidak dipindai, amperometry
tidak nampak pada voltamogram. salah satu aplikasi penting dari amperometry adalah dalam
pembangunan sensor kimia. salah satu sensor amperometri pertama yang

dikembangkan adalah untuk O2 terlarut dalam darah, yang dikembangkan pada tahun 1965
oleh LC Clark. desain sensor amperometri ditunjukkan

pada gambar 11.38 dan mirip dengan potensiometri elektroda membran. membran gas-
permeable yang diperlebar di akhir sensor

dan dipisahkan dari kerja dan kontra elektroda oleh larutan tipis KCI. elektroda kerja adalah
piringan katoda Pt, sedangkan cincin anoda Ag

adalah elektroda lawan[kontra]. Meskipun beberapa gas dapat berdifusi melintasi membran,
termasuk O 2, N 2, dan CO 2, hanya oksigen

berkurang pada katoda.

O 2 (aq) + 4H3O + (aq) + 4e - <-> 6H 2 O (l)

Contoh lain dari sebuah sensor amperometri adalah sensor glukosa. Dalam hal ini membran
tunggal pada gambar 11,38 diganti dengan tiga membran. Membran terluar adalah
polikarbonat, yang permeabel terhadap glukosa dan O 2. Membran kedua berisi persiapan
amobil glukosa yang mengkatalisis oksidasi glukosa untuk Gluconolactone sebuah hidrogen
peroksida.

glucose (aq) + O 2 (g) + H 2 O (l) <-> gluconolactone (aq) + H 2 O (aq)

Hidrogen peroksida kemudian berdifusi melalui membran terdalam asetat selulosa, di mana ia
teroksidasi pada anoda Pt.

H 2 O 2 (aq) + 2OH - (aq) <-> O 2 (g) + 2H 2 O (l) + 2e -

Gambar 11.39 merangkum reaksi yang terjadi di sensor amperometri ini. FAD adalah bentuk
teroksidasi flavin adenin nuclotide (situs aktif dari enzim glukosa oksidase), dan
FADH 2 adalah mengurangi bentuk situs aktif itu. Perhatikan bahwa O 2 berfungsi sebagai
mediator, membawa elektron ke elektroda. Mediator lain, seperti Fe (CN) 6 3 -, dapat
digunakan di tempat O 2.

Dengan mengubah enzim dan mediator, sensor amperometri pada gambar 11.39 mudah
diperluas untuk analisis substrat lain. Bahan bioselective lain dapat dimasukkan ke dalam
sensor amperometri. Sebagai contoh, 2 sensor CO telah dikembangkan menggunakan
amperometri O 2 sensor dengan membran dua lapisan, salah satu yang berisi persiapan
amobil bakteri autotrophic. Sebagai CO 2 berdifusi melalui membran, itu dikonversi ke
O 2 oleh bakteri, meningkatkan konsentrasi O 2 pada katoda Pt.

IID.6 Aplikasi Kuantitatif

Voltametri kuantitatif telah diterapkan pada berbagai jenis sampel, termasuk sampel
lingkungan, sampel klinis, formulasi farmasi, baja, bensin, dan minyak.

Memilih teknik voltametri

Pilihan yang teknik voltametri untuk digunakan tergantung pada karakteristik sampel,
termasuk analit yang diharapkan concetration dan lokasi sampel.Amperometry paling cocok
untuk digunakan sebagai detektor dalam sistem aliran atau sebagai sensor selektif untuk
analisis cepat dari analit tunggal. Portabilitas sensor amperometri, yang mirip dengan sensor
potensiometri, membuat mereka ideal untuk studi lapangan.

Pulse polarografi dan voltametri stripping dapat sering digunakan secara bergantian,
meskipun masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pulse polarografi lebih baik
untuk menganalisis lebih luas analit anorganik dan organik karena kebutuhan untuk
preconcentrate analit pada permukaan elektroda membatasi penerapan anoda dan katoda
voltametri stripping.

Ketika baik polarografi pulsa atau voltametri lucutan anodik dapat digunakan, seleksi sering
didasarkan pada diharapkan konsentrasi analit dan akurasi yang diinginkan dan
presisi. Deteksi batas untuk polarografi nadi normal pada umumnya berada di urutan 10 -6 -
10 -7 M, sedangkan yang untuk pulsa diferensial polarografi, tangga, dan polarografi
gelombang persegi adalah antara 10 -7 - 10 -8 M. Preconcetrating analit dalam voltametri
stripping menurunkan batas deteksi untuk banyak analit untuk sesedikit 10 -10 M. Di sisi
lain, arus dalam voltametri stripping jauh lebih sensitif dibandingkan pulsa polarografi
dengan perubahan kondisi eksperimental, yang dapat menyebabkan presisi miskin dan
akurasi.

Voltametri lucutan anodik juga menderita gangguan sesekali ketika dua logam, seperti Cu
dan Zn, bergabung untuk membentuk senyawa intermetalik dalam amalgam
merkuri. Pengendapan potensial untuk Zn 2 + cukup negatif bahwa setiap Cu 2 + hadir dalam
sampel juga disimpan. Setelah pengendapan, senyawa intermetalik seperti CuZn dan
CuZn 2 bentuk dalam amalgam merkuri. Selama langkah pengupasan, seng dalam senyawa
strip intermetalik pada potensial dekat dengan tembaga, penurunan saat ini untuk seng dan
meningkatkan arus untuk tembaga. Masalah ini sering dapat diatasi dengan menambahkan
elemen ketiga yang membentuk senyawa intermetalik kuat dengan logam campur. Jadi,
menambahkan Ga 3 + meminimalkan masalah ini dengan membentuk senyawa intermetalik
Cu dan Ga

Mengoreksi sisa arus

Dalam setiap analisis kuantitatif sinyal karena analit harus dikoreksi untuk sinyal yang timbul
dari sumber lain. Total diukur saat dalam percobaan voltametri, i tot,terdiri dari dua bagian:
bahwa karena oksidasi analit atau pengurangan, i, dan latar belakang, atau sisa, saat ini, ir,

itot = a + i i r

arus sisa, pada gilirannya, memiliki dua sumber. Salah satu sumber adalah arus faradaic
karena oksidasi atau pengurangan jejak kotoran dalam sampel, i i. Sumber lain adalah arus
pengisian, i ch, yang hadir setiap kali perubahan potensial elektroda kerja itu.

i r = i i + i ch

Arus Faradaic karena kotoran biasanya dapat diminimalkan dengan hati-hati mempersiapkan
sampel. Sebagai contoh, salah satu pengotor penting dibubarkan o 2, yang dikurangi pertama
H 2 O 2 dan kemudian ke H 2 O. Terlarut O 2 dihilangkan dengan penggelembungan gas
inert seperti N 2 melalui sampel sebelum analisis.

Dua metode yang umumnya digunakan untuk mengoreksi arus sisa. Salah satu metode adalah
untuk memperkirakan total diukur saat ketika arus faradaic analit adalah nol. Ini adalah
metode yang ditampilkan dalam voltammograms dimasukkan dalam bab ini.Keuntungan dari
metode ini adalah bahwa ia tidak memerlukan data tambahan. Pada han lain, ekstrapolasi
mengasumsikan bahwa perubahan arus sisa dengan potensi dapat diprediksi, yang sering is'nt
kasus ini. A kedua, dan lebih ketat, pendekatan adalah untuk mendapatkan voltamogram
untuk kosong yang sesuai. Arus sisa Blank ini kemudian dikurangi dari total arus diperoleh
dengan sampel.

Analisis untuk komponen tunggal

Analisis sampel yang mengandung hanya analit elektroaktif tunggal mudah. Setiap metode
standardisasi dibahas dalam bab 5 dapat digunakan untuk membangun hubungan antara arus
dan concetration analit.

Contoh II.IO

Konsentrasi As (III) dalam air dapat ditentukan dengan diferensial polarografi pulsa dalam 1
M HCl. Potensi awal diatur ke -0.1 V vs SCE, dan dipindai terhadap potensi lebih negatif
pada tingkat 5 mV / s. Pengurangan As (III) menjadi As (0) terjadi pada potensial sekitar -
0.44 V vs SCE. Arus puncak, dikoreksi untuk arus sisa, untuk satu set larutan standar
ditunjukkan dalam tabel berikut.
[As (III)] ip

(M) (ϻA)

---------------------------------

1.00x10 -6 0,298

3.00x10 -6 0,947

6.00x10 -6 1.83

9.00x10 -6 2,72

Berapa konsentrasi As (III) dalam sampel air jika puncak arus bawah kondisi yang sama 1.37

JAWABAN:

Regresi linier memberikan persamaan untuk kurva kalibrasi

ip (ϻ A) = 0,0176 + 3,01 x 10 5 [As (III)]

Mengganti puncak sampel saat ini ke dalam persamaan regresi memberikan concetration As
(iii) sebagai 4,49 x 10 -6 M.

Contoh II.II

Konsentrasi tembaga dalam sampel air laut ditentukan oleh voltametri lucutan anodik
menggunakan metode penambahan standar. Ketika sampel 50,0 ml dianalisis, arus puncak
adalah 0.866 ϻA. A 500 - ϻ L lonjakan 10,0 ppm-Cu 2 + yang ditambahkan, memberikan
puncak arus 2,52 ϻA Hitung bagian permilion tembaga dalam sampel air.

JAWABAN :

Puncak arus dalam voltametri lucutan anodik adalah fungsi linier dari konsentrasi

i p = k (ppm Cu 2 +)

Dimana k adalah konstanta. Jadi, untuk sampel kita menulis

0.886 = k (ppm Cu 2 +)

Dan untuk penambahan standar

2,52 = k [0,0500 / (0,0500 L + 5,00 x 10 -6 L) (ppm Cu 2 +) + 5,00 x 10 -6 L / (0,05 L + 5,00


x 10 -6 L) (10,0 ppm)]
Memecahkan persamaan pertama untuk k, mengganti ke persamaan kedua, dan
menyederhanakan memberikan

2,52 = 0,8859 + (8,8859 x 10 -5) (10,0 ppm) / (ppm Cu 2 +)

Pemecahan memberikan konsentrasi Cu 2 + sebagai 5,42 x 10 -4 ppm, atau 0.542 ppb.

Multikomponen Analisis

Salah satu keuntungan voltametri sebagai metode kuantitatif analisis adalah kemampuan
untuk menganalisis dua atau lebih analit dalam sampel tunggal.Selama komponen berperilaku
secara independen, yang dihasilkan voltamogram untuk campuran multikomponen adalah
penjumlahan dari masing-masing individu voltammograms. Jika pemisahan antara potensi
setengah gelombang atau puncak potensi cukup, masing-masing komponen dapat ditentukan
secara independen seolah-olah itu adalah satu-satunya komponen dalam sampel (gambar
11.40). Pemisahan minimum antara potensi setengah gelombang atau potensi puncak untuk
analisis independen dari dua komponen tergantung pada beberapa faktor, termasuk jenis
elektroda dan sinyal eksitasi potensial. Untuk polarografi yang normal pemisahan harus
setidaknya ± 0,2-0,3 V, dan diferensial voltametri pulsa jarak minimum ± 0,04-0,05 V
diperlukan.

Ketika tumpang tindih antara voltammograms untuk dua komponen mencegah analisis
independen mereka, analisis simultan mirip dengan yang digunakan dalam spektrofotometri
dimungkinkan.

Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di Facebook, Twitter, Instagram, dan Telegram

Polarografi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Polarografi adalah bagian dari voltametri yang mana elektrode kerjanya adalah elektrode
raksa tetes (bahasa Inggris: Dropping Mercury Electrode, DME) atau elektrode raksa tetes
statis (bahasa Inggris: Static Mercury Drop Electrode, SMDE). Elektrode ini sangat
bermanfaat karena rentang katodiknya yang lebar dan permukaannya terbarukan. Metode ini
diciptakan oleh Jaroslav Heyrovský, yang mengantarkannya memperoleh anugerah Nobel
pada tahun 1959.[1][2][3][4][5][6]

Daftar isi
 1 Teori pengoperasian
 2 Keterbatasan
 3 Peningkatan/perbaikan
 4 Informasi kualitatif
 5 Informasi kuantitatif
 6 Lihat juga
 7 Referensi

Teori pengoperasian

Polarograf Heyrovský's

Polarografi adalah pengukuran voltametri yang responsnya ditentukan oleh kombinasi


transport massa difusi/konveksi. Prinsip sederhana polarografi adalah studi tentang larutan
atau proses elektroda dengan cara elektrolisis menggunakan dua elektroda, satu dapat
terpolarisasi dan satu tidak dapat terpolarisasi. Elektroda yang dapat terpolarisasi dibentuk
oleh raksa yang diteteskan secara teratur dari pipa kapiler. Polarografi adalah jenis
pengukuran spesifik yang masuk dalam kategori umum voltametri sapuan linear yang mana
potensial elektroda diubah secara linear dari potensial awal ke potensial akhir. Sebagai
metode sapuan linear yang dikendalikan oleh transportasi massa konveksi/difusi, respon arus
vs potensial pada percobaan polarografi memiliki bentuk sigmoidal tertentu. Polarografi
menjadi unik dan berbeda dari pengukuran voltametri sapuan linier lainnya karena
polarografi memanfaatkan elektroda merkuri tetes (DME) atau elektrode merkuri tetes statis.

Grafik alur potensial vs arus dalam percobaan polarografi menunjukkan osilasi arus yang
sesuai dengan tetesan Hg dari kapiler. Jika sesuatu terhubung arus maksimum masing-masing
tetesan, akan dihasilkan bentuk sigmoidal. Arus pembatas (bagian atas pada kurva sigmoid),
disebut arus difusi karena difusi merupakan kontribusi utama fluks bahan elektroaktif pada
titik ini.

Keterbatasan
Polarograf Heyrovský's dan DME

Ada berbagai keterbatasan khususnya untuk percobaan pengukuran analisis kuantitatif


menggunakan polarografi klasik. Oleh karena pengukuran arus dilakukan secara kontinu
selama pertumbuhan tetesan Hg, terdapat kontribusi substansial dari arus kapasitif. Selama
Hg mengalir dari ujung kapiler, awalnya terdapat peningkatan besar luas permukaan.
Akibatnya, arus awal didominasi oleh efek kapasitif karena terjadi pengisian antarmuka yang
meningkat pesat. Menjelang akhir pertumbuhan tetesan, terdapat sedikit perubahan pada luas
permukaan yang mengurangi kontribusi perubahan kapasitansi terhadap arus total. Pada saat
yang sama, proses redoks yang terjadi akan menghasilkan arus Faraday yang meluruh sekitar
akar kuadrat dari waktu (karena dimensi peningkatan lapisan difusi Nernst). Peluruhan
eksponensial arus kapasitif jauh lebih cepat daripada peluruhan arus Faraday; oleh karenanya,
arus Faradaylebih besar secara proporsional pada akhir kehidupan tetesan. Sayangnya, proses
ini diperumit oleh perubahan potensial berkelanjutan yang diterapkan pada elektrode kerja
(Hg tetes) selama percobaan. Karena potensial berubah selama masa hidup tetesan (dengan
asumsi parameter eksperimental tipikal adalah: laju pindaian 2 mV/s dan waktu tetesan
4 detik, potensial dapat berubah sebesar 8 mV dari awal sampai akhir tetesan), pengisian
antarmuka (arus kapasitif) memiliki kontribusi yang berkelanjutan terhadap arus total, bahkan
pada akhir tetesan ketika luas permukaan tidak cepat berubah. Dengan demikian, sinyal khas
kebisingan pada percobaan polarografi memungkinkan batas deteksi hanya sekitar 10-5 atau
106M.

Peningkatan/perbaikan
Pemisahan terhadap arus kapasitif dapat ditingkatkan secara dramatis menggunakan teknik
polarografi tast (disebut juga polarografi DC arus tercuplik atau polarografi Strobe) dan
polarografi denyut (pulse polarography). Teknik ini telah dikembangkan dengan
memasukkan pontensiostat elektronik baik analog maupun digital. Perbaikan besar pertama
diperoleh, jika arus adalah satu-satunya yang ingin diukur pada akhir setiap umur tetesan
(polarografi tast). Peningkatan yang lebih besar telah dicapai dengan hadirnya polarografi
denyut diferensial. Dalam teknik ini, arus diukur sebelum awal dan sebelum berakhirnya
denyut potensial pendek. Hal yang terakhir ditumpangkan pada fungsi potensial-waktu linear
pindaian voltametri. Amplitudo tipikal denyut-denyut ini berada pada rentang 10 dan 50 mV,
sementara durasi denyut adalah 20 dan 50 ms. Perbedaan di antara kedua nilai arus tersebut
diambil sebagai sinyal analitik. Teknik ini menghasilkan perbaikan 100 hingga 1000-kali
lipat dalam hal batas deteksi, karena komponen kapasitif dapat ditekan dengan efektif.

Informasi kualitatif
Informasi kualitatif dapat juga ditentukan dari potensial setengah gelombang polarogram
(plot arus vs potensial dalam percobaan polarografi). Nilai potensial setengah gelombang
berhubungan dengan potensials standar reaksi redoks yang dipelajari.

Teknik ini dan terutama metode voltametri pelucutan anodik denyut diferensial (Differential
Pulse Anodic Stripping Voltammetry, DPASV) dapat digunakan untuk analisis lingkungan,
dan terutama studi kelautan untuk karakterisasi bahan organik dan interaksi logam.[7]

Informasi kuantitatif
Persamaan Ilkovic adalah hubungan yang digunakan dalam polarografi terkait dengan arus
difusi (Id) dan konsentrasi depolarisator (c), yaitu zat-zat yang tereduksi atau teroksidasi pada
elektrode raksa tetes. Persamaan Ilkovic ditulis sebagai:

dengan k adalah konstanta yang mencakup π dan massa jenis raksa, dan dengan tetapan
Faraday (F) yang telah dievaluasi pada 708 untuk arus maksimum dan 607 untuk arus rata-
rata, D adalah koefisien difusi depolarisator dalam media (cm2 per detik), n adalah jumlah
pertukaran elektron dalam reaksi elektrode, m adalah laju aliran massa Hg melalui kapiler
(mg per detik) dan t adalah umur tetesan dalam detik, serta c adalah konsentrasi depolarisator
dalam mol per cm3.

Persamaan ini dinamakan menurut nama ilmuwan yang menurunkannya, seorang kimiawan
Slowakia, Dionýz Ilkovič (1907-1980).

Lihat juga
Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:

Polarografi

 Metode elektroanalisis
 Elektrode raksa tetes menggantung

Referensi
1. ^ Reinmuth, W. H. (1961-11-01). "Theory of Stationary Electrode Polarography". Analytical
Chemistry 33 (12): 1793–1794. doi:10.1021/ac60180a004.
2. ^ Nicholson, R. S.; Irving. Shain (1964-04-01). "Theory of Stationary Electrode Polarography.
Single Scan and Cyclic Methods Applied to Reversible, Irreversible, and Kinetic Systems.".
Analytical Chemistry 36 (4): 706–723. doi:10.1021/ac60210a007.
3. ^ Skoog, Douglas A.; Donald M. West; F. James Holler (1995-08-25). Fundamentals of
Analytical Chemistry (7th ed.). Harcourt Brace College Publishers. ISBN 0-03-005938-0.
4. ^ Kissinger, Peter; William R. Heineman (1996-01-23). Laboratory Techniques in
Electroanalytical Chemistry, Second Edition, Revised and Expanded (2 ed.). CRC. ISBN 0-8247-
9445-1.
5. ^ Bard, Allen J.; Larry R. Faulkner (2000-12-18). Electrochemical Methods: Fundamentals and
Applications (2 ed.). Wiley. ISBN 0-471-04372-9.
6. ^ Zoski, Cynthia G. (2007-02-07). Handbook of Electrochemistry. Elsevier Science. ISBN 0-444-
51958-0.
7. ^ Louis, Yoann; Cédric Garnier; Véronique Lenoble; Dario Omanović; Stéphane Mounier;
Ivanka Pižeta (2009). "Characterisation and modelling of marine dissolved organic matter
interactions with major and trace cations". Marine Environmental Research 67 (2): 100–107.
PMID 19135243. doi:10.1016/j.marenvres.2008.12.002.

[sembunyikan]

 l
 b
 s

Metode elektroanalisis

 Voltametri pelucutan adsoprtif


 Titrasi amperometri
 Voltametri pelucutan anode
 Elektrolisis curah
 Voltametri pelucutan katode
 Kronoamperometri
 Koulometri
 Voltametri siklik
 Voltametri pulsa berbeda
Teknik  Elektrogravimetri
 Teknik hidrodinamik
 Voltametri sapuan linear
 Voltametri denyut normal
 Polarografi
 Potensiometri
 Voltametri elektrode putar
 Squarewave voltammetry
 Staircase voltammetry
 Voltametri

Instrumentasi  Amperostat
 Auxiliary electrode
 Elektrode raksa tetes
 Elektrode
 Sel elektrolitik
 Sel Galvani
 Elektrode raksa tetes tergantung
 Elektrode ion selektif
 Koulometer raksa
 pH meter
 Potensiostat
 Elektrode pembanding
 Elektrode cakram putar
 Elektrode cincin cakram putar
 Jembatan garam
 Elektrode kalomel jenuh
 Elektrode perak klorida
 Elektrode standar hidrogen
 Ultramikroelektrode
 Voltameter
 Elektrode kerja

 Koefisien aktivitas
 Persamaan Butler–Volmer
 Notasi sel
 Persamaan Cottrell
 Persamaan Debye–Hückel
Teori  Lapisan ganda
 Hukum Faraday pada elektrolisis
 Setengah-reaksi
 Kekuatan ion
 Persamaan Nernst

Kimia Analitik

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan sains dan teknologi mempengaruhi perkembangan kimia analisis. Seiring
dengan perkembangan tersebut, sekarang ini telah tersedia bermacam-macam peralatan
mutakhir untuk memperoleh data kualitatif maupun kuantitatif tentang komposisi suatu zat.
Dengan alat analisis yang canggih pekerjaan-pekerjaan analisis kimia dapat dilakukan dengan
cepat, tepat, akurat dan memerlukan cuplikan yang sedikit.
Beberapa metode analisis kimia yang biasa digunakan, baik yang konvensional maupun
yang menggunakan instrumen adalah sebagai berikut:
 Analisis gravimetri yang digunakan dalam pengukuran berat suatu unsur atau senyawa
tertentu.
 Analisis volumetri meliputi titrasi asam basa, pengendapan, pembentukan komplek,
oksidasi reduksi.
 Ekstraksi, digunakan untuk memisahkan suatu komponen dari campurannya dengan
menggunakn pelarut.
 Kromatografi, digunakan untuk memisahkan suatu komponen zat berdasarkan perbedaan
migrasi komponen-komponen dalam suatu zat tersebut.
 Spektroskopi, menganalisis spesies kimia dan menelaah interaksinya dengan radiasi
elektromagnetik.
 Elektoanalisis, meliputi polarografi, potensiometri, konduktometri.
Metode polarografi merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk
menentukan kandungan ion-ion tertentu di dalam suatu larutan berdasarkan prinsip
elektrolisis. Untuk lebih memahami tentang metode polarografi ini, maka penulis akan
membahas lebih mendalam tentang metode ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode polarografi?
2. Apa saja komponen-komponen sel polarografi?
3. Bagaimana prinsip kerja polarografi?
4. Bagaimana analisis kualitatif dan kuantitatif dengan metode polarogarfi?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami metode polarografi
2. Untuk mengetahui dan memahami komponen-komponen sel dalam metode polorografi
3. Untuk mengetahui dan memahami prinsip kerja polarografi
4. Untuk mengetahui dan memahami analisis kualitatif dan kuantitatif dengan metode
polarogarfi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Polarografi
Polarografi merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada kurva arus tegangan yang
diperoleh secara elektrolisis. Jadi peristiwa redoks digunakan di dalam metode ini, terutama
reduksi. Ion-ion logam dan senyawa organik yang dapat direduksi bisa ditentukan jenis maupun
konsentrasinya dengan metode ini. Selanjutnya teknik polarografi ini dijadikan dasar bagi
pengembangan metode voltametri. Atau dapat dikatakan metode polarografi merupakan sub
bagian voltametri dengan menggunakan elektroda tetes merkuri (dropping mercury electrode,
DME). Polarografi adalah suatu teknik elektroanalisis yang memperoleh informasi dari analit
berdasarkan kurva arus-potensial {i = f(E)}, dengan melakukan pengukuran arus listrik (i)
sebagai fungsi potensial (E) yang diberikan. Di dalam polarografi dapat dipelajari hubungan
antara konsentrasi dengan potensial dan arus.
2.2 Komponen Polarografi
Susunan alat polarografi terdiri atas:
1. Sel polarografi
Dalam sel polarografi terdapat komponen-komponen sebagai berikut:
a) Elektroda pembanding
Dalam sel polarografi elektroda pembanding yang digunakan adalah elektroda kalomel jenuh
(SCE).
b) Elektroda indikator
Dalam hal ini elektroda yang digunakan adalah elektroda tetes air raksa (DME). Digunakannya
DME karena elektroda ini mempunyai daerah elektroaktivitas yang luas dan merupakan
elektroda yang selalu segar permukaannya sehingga reaksi reduksi dapat berlangsung dengan
cepat. Elektroda merkuri merupakan elektroda kerja dalam sistem polarografi, disamping 2
elektroda yang lain yaitu elektroda pembanding (Ag/AgCe atau kolonel jenuh) dan elektroda
pembantu atau Auxiallary elektroda (Pt atau Au). Ketiga elektroda ditempatkan dalam satu
tabung yang mengandung analit. Adapun bentuk skema elektroda tersebut adalah sebagai
berikut :

c) Pipa saluran gas N2


Pipa ini dimaksudkan untuk mengusir gas O2 yang kemungkinan terlarut dalam larutan yang
sedang dianalisis.
2. Potensiostat
Potensiostat merupakan bagian instrument yang terdiri dari rangkaian listrik yang berguna
untuk menjaga potensial dan mengatur potensial tetap pada nilai tertentu.

Secara sederhana

3. Alat pembaca (Read out)


Read out merupakan sebuah alat yang digunakan untuk membaca arus secara digital atau
melalui computer.

Secara keseluruhan, alat polarografi dapat digambarkan sebagai berikut :


2.3 Prinsip Kerja Polarografi
 Sel elektrolisis merupakan bagian yang paling penting dari polarograf. Sel ini dapat ditulis
sebagai:
SCE // Mn+ (x M) Hg
Sel terdiri dari 2 elektroda yaitu elektroda kalomel sebagai elektroda pembanding dan
elektroda tetes raksa (DME / dropping mercury electrode) sebagai elektroda indikator dan pipa
saluran gas N2, semuanya dicelupkan ke dalam larutan yang sedang dianalisis. Gas N2
dimasukkan untuk mengusir gas O2 yang terlarut karena O2 dapat direduksi.
Pereduksian O2 terjadi dalam 2 tahap pada proses ini:
O2 + 2H++ x  H2O2
H2O2 + 2H++ x  2H2O
Oleh karena elektroda Hg bekerja pada pengukuran ini maka elektroda Hg disebut
working elektrode. Reaksi reduksi terjadi pada permukaan air raksa. Bila larutan mengandung
ion logam Mn+, maka semua ion logam akan bergerak menuju permukaan tetesan Hg untuk
direduksi. Ion logam berubah menjadi amalgam dengan Hg.
Mn+ + ne + Hg (s) M (Hg)
Selama reaksi reduksi berlangsung arus akan mengalir dan jumlahnya dapat teramati,
biasanya dinyatakan dalam mikroampere. Reaksi reduksi ini berlangsung pada harga potensial
tertentu, bergantung pada jenis zat/ion yang sedang direduksi.
Selama pengukuran berlangsung, air raksa diteteskan secara teratur dengan besar tetesan
tertentu. Umumnya elektroda Hg dipakai dalam metode polarografi karena dengan penetesan
yang teratur diperoleh permukaan elektroda yang selalu segar dan bersih sehingga reaksi
reduksi berlangsung cepat. Elektrode-elektrode platina (Pt) dan emas (Au) juga dapat
diapakai dalam metode polarografi.
 Polarogram
Polarogram adalah kurva yang diperoleh dari pengukuran secara polarografi yang
menyatakan hubungan antara arus (µA) dengan potensial (volt). Contoh bentuk polarogram bisa dilihat
pada gambar berikut:

id 1/2

Pengukuran polarografi menghasilkan grafik (kurva) yang menyatakan hubungan antara


arus (mA) dan potensial (Volt). Sumbu horisontal diberi nama potensial (volt) sedangkan sumbu
vertikal diberi nama arus (µA). Arus konstan yang diperoleh setelah peningkatan arus secara
tajam disebut limiting current, sedangkan arus konstan yang diperoleh sebelum peningkatan
arus secara tajam disebut residual current. Limiting current (i1) dihasilkan pada pengukuran
analit, sedangkan residual current dihasilkan pada pengukuran larutan blangko sebelum analit
ditambahakan.
Perbedaan antara limiting current dengan residual curent disebut
arus difusi, id . Harga potensial ketika arus mulai meningkat disebut potensial penguraian
(decomposisting potensial).
Analisa kualitatif dalam polarografi didasarkan pada potensial setengah gelombang (E1/2).
Sedangkan analisa kuantitatif menggunakan besarnya arus difusi. Dari kurva tersebut di atas ada
beberapa istilah yang perlu diketahui, yaitu:
1. Potensial penguraian (potensial dekomposisi) adalah potensial dimana terjadi peningkatan
arus yang tajam
2. Arus limit (il) adalah arus konstan yang diperoleh setelah terjadi peningkatan arus secara
tajam. Arus ini diperoleh pada saat pengukuran analit.
3. Arus residu (ir ) adalah arus konstan yang diperoleh sebelum terjadipeningkatan arus yang
tajam. Arus ini diperoleh pada saat pengukuran blanko.
4. Arus difusi (id) diperoleh dari selisih antara arus limit dengan arus residu, jadi id = i1- ir . Arus difusi
bergantung pada konsentrasi zat yang direduksi, oleh karena itu penting untuk analisa
secara kuantitatif (persamaan Ilkovic).
5. Potensial setengah gelombang (E1/2) adalah harga potensial pada setengah arus difusi (id1/2 ).
Potensial setengah gelombang tergantung pada jenis zat yang direduksi, oleh karena itu penting
untuk analisis kualitatif.
Pada polarogram jumlah gelombang arus sesuai dengan jumlah zat yang dapat direduksi.
Jadi dalam satu polarogram dapat ditentukan konsentrasi beberapa zat dalam waktu bersamaan.
Telah disinggung sebelumnya bahwa nilai E1/2 adalah penting untuk analisis kualitatif. Hal
ini karena nilai E1/2 adalah khas untuk untuk suatu ion pada kondisi tertentu. Nilai E1/2 tidak
tergantung pada konsentrasi ion yang diteliti, asal kondisi larutan tetap. Nilai E1/2 berbagai ion
dapat ditemui pada literatur, yaitu nilai E1/2 terhadap elektroda kalomel jenuh. Karena nilai E1/2
merupakan besaran yang spesifik, dengan jalan menetapkan nilai E1/2 pada polarogram dan
membandingkannya dengan niai yang terdapat pada literature, maka pada prinsipnya akan
dapat diketahui jenis ion dalam larutan yang diperiksa (analisis kualitatif).
Ada beberapa peristiwa yang menyebabkan timbulnya arus, diantaranya adalah peristiwa
mekanik, difusi dan elektrostatik. Pada polarografi, arus yang diinginkan adalah arus yang
berasal dari peristiwa difusi. Oleh karena itu, arus lain yang timbul harus dihilangkan. Caranya
dengan menghindari terjadinya goncangan untuk arus yang timbul karena peristiwa mekanik
dan menambah suatu elektrolit tertentu untuk menghindari timbulnya arus karena peristiwa
elektrostatik.
 Prinsip Dasar Hubungan Arus dan Konsentrasi
Dasar dari polarografi adalah elektrolisis dari suatu larutan yang mengandung analit
eletroaktif, artinya zat-zat yang dapat dioksidasi secara listrik (electrooxidable) dan yang dapat
direduksi secara listrik (electroreductible) pada elektroda tetes air raksa. Misalnya dalam
larutan mengandung ion logam, Mn+, maka akan terjadi reaksi reduksi secara listrik : Mn+
+ ne + Hg (s) M (Hg)
Apabila elektroda elektroda pada sel polarografi tersebut bekerja , maka reaksi reduksi
akan terjadi pada permukaan air raksa. Oleh Karena itu untuk larutan yang mengandung ion logam
Mn+ akan direduksi pada permukaan tetes air raksa (Hg) sesuai reaksi. Dengan notasi sel adalah:
SCE // Mn+(x M) / Hg
Selama reaksi berlangsung dengan potensial tertentu, yang dapat diamati adalah arus yang
mengalir (µA) dan air raksa yang akan menetes dengan besaran tetes tertentu. Seorang ahli
kimia yang bernama Ilkovic telah mempelajari perilaku tetes air raksa yang dikenal dengan
persamaan Ilkovic , yaitu:
Id = 607 . n . D1/2. m2/3. t1/6. C
Dimana: Id= arus difusi (µA)
607 = koefisien persamaan Ilkovic
n = jumlaah electron yang terlibat
D = koefisien difusi
m = kecepatan mengalir Hg( mg/dt)
t = waktu yang diperlukan untuk setiap tetesan (dt)
C = konsentrasi (mol/l)
Dari persamaan diatas dapat dilihat adanya hubungan yang linier antara arus difusi dengan
konsentrasi, oleh karena itu polarografi berguna adalam analisis kualitatif.
Perpindahan materi yang berlangsung di dalam larutan pada umumnya dapat terjadi
dengan 3 cara:

1. Perpindahan secara migrasi.


Materi yang bermuatan karena adanya gaya tarik menarik elektrostatik, maka materi bermuatan
bergerak menuju kutub dengan muatan yakni kation-kation menuju katoda dan anion-anion
menuju anoda.
2. Perpindahan secara difusi.
Partikel-partikel mengalir dari daerah yang lebih rapat (pekat) menuju daerah yang lebih
renggang.
3. Perpindahan secara konveksi
Pengaruh temperatur dan goyangan atau pengadukan menyebabkan partikel berpindah dari
tempat satu ke tempat lain.
Dari ketiga jenis perpindahan tersebut menyebabkan laju perpindahan massa yang
berimplikasi pada besarnya arus total (itot) yang terjadi :
it = im+ id+ ik dimana : it = arus total
im = arus migrasi
id = arus difusi
ik = arus konveksi
Dalam polarografi, diusahakan agar arus yang terukur adalah semata-mata berasal dari
arus difusi saja, maka im dan ik harus dihilangkan atau diperkecil. Arus konveksi dapat
dikurangi dengan cara melakukan percobaan tanpa pengadukan dan arus migrasi dikurangi atau
ditekan dengan penggunakan elektrolit pendukung.
 Prinsip Dasar Hubungan Arus-Potensial
Bila polarografi bekerja, maka reaksi yang terjadi pada pemukaan elektroda adalah
Mn++ ne + Hg (s) M (Hg)
Bila reaksi reversible maka pada suhu 250C, besarnya potensial tetes air raksa adalah

Dengan : Ed.e = potensial elektroda tetes air raksa


E1/2 = potensial setengah gelombang
i = arus yang sesuai dengan kecepatan difusi
id = arus difusi
2.4 Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif ini dapat dilakukan dengan banyak cara, antara lain:
 Kurva Kalibrasi
Pada cara kurva kalibrasi, dibuat kurva kalibrasi dengan jalan melakukan pengukuran
secara polarografi terhadap sejumlah larutan yang diketahui konsentrasinya kemudian dibuat
kurva antara id vs C. Pada kondisi yang sama diukur larutan cuplikan sehingga konsentrasi
cuplikan dapat diketahui dari id yang diperoleh yang kemudian di plotkan pada kurva kalibrasi.
 Penambahan Standar
Pada cara penambahan standar, larutan cuplikan dengan volume V1 diukur arus difusinya
dan diperoleh arus sebesar id1 . Larutan standar dengan konsentrasi Cs ditambahkan ke dalam
cuplikan dengan volume V2 dan memberikan arus sebesar id2 . Bila konsentrasi cuplikan sama
dengan Cx maka:

 Titrasi Voltametri atau Titrasi Amperometer


Pada titrasi amperemeter diperoleh kurva antara id (µA) dengan volume titran (ml). Dari
kurva tersebut dapat digunakan untuk menentukan titik ekivalen bila salah satu

id( )
atau kedua pereaksi dapat direduksi pada permukaan elektroda dengan potensial tertentu.
Contoh kurva amperemeter:

2.5 Hal-Hal Pendukung pada Polarografi


1. Pelarut dan elektrolit pendukung
Elektrolit pendukung berfungsi untuk menekan arus migrasi, mengontrol potensial agar tahanan
larutan dikurangi serta menjaga kekuatan ion total yang konstan.
Polarografi dapat dilakukan pada fase air dan fase organik. Pada fase air biasanya digunakan
elektrolit pendukung garam-garam seperti KCl, KNO3, NH4Cl dan NH4NO3. Pada polarografi
dengan fase organik (seperti : asetonitril, propilen karbonat, dimetil formamid, dimetil
sulfoksid dan alkohol) biasanya dipakai elektrolit pendukung garam tetra alkil amonium.
Sedangkan buffer (seperti asetat, fostat ataupun sitrat) digunakan apabila pH larutan
sangat perlu untuk dikontrol.
2. Pengusir Oksigen
Oksigen dapat mengalami reduksi dalam dua tahap, yaitu
O2+ 2H++ x  H2O2 E = -0,1 Volt
H2O2+ 2H++ x 2H2O E = -0,9 Volt
Apabila polarografi digunakan untuk analisis spesi zat yang mempunyai nilai potensial reduksi sekitar
± 0,1 Volt dan ± 0,9 Volt, maka adanya oksigen akan mengganggu pengukuran. Oleh sebab itu
diperlukan zat pengusir gas oksigen. Umumnya untuk kasus ini digunakan gas nitrogen untuk mengusir gas
oksigen.

POLAROGRAFI

POLAROGRAFI

A. Pendahuluan
Polarografi merupakan metode analisis yang didasarkan pada peristiwa polarisasi dalam elektrolisis.
Sebagaimana diketahui bahwa polarisasi terjadi pengutupan pada elektroda yang menyebabkan laju
kuat arus (i) yang makin berkurang. Metode Gravimetri mulai dikenalkan oleh Jaroslav Heyrovsky
(1922). Polarografi merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada prinsip elektrolisis pada
elektroda mikro tetes air raksa. Selanjutnya teknik polarografi ini dijadikan dasar bagi
pengembangan metode Voltametri. Atau dapat dikatakan metode Polarografi merupakan sub bagian
Voltametri dengan menggunakan elektroda kerja elektroda tetes merkuri (dropping mercury
electrode, DME).
Polarografi dan Voltametri adalah suatu teknik elektroanalisis yang memperoleh informasi dari analit
berdasarkan kurva arus-potensial {i = f(E)}, dengan melakukan pengukuran arus listrik (i) sebagai
fungsi potensial (E) yang diberikan.

B. Prinsip Dasar Hubungan Arus dan Konsentrasi


Dasar dari polarografi adalah elektrolisis dari suatu larutan yang mengandung analit eletroaktif,
artinya zat-zat yang dapat dioksidasi secara listrik (electro oxidable) dan yang dapat direduksi secara
listrik (electro reductible) pada elektroda tetes air raksa. Misalnya dalam larutan mengandung ion
logam, Mnt, maka akan terjadi reaksi reduksi secara listrik :
Mnt + ne + Hg (s) = M (Hg)
Perpindahkan materi yang berlangsung di dalam larutan pada umumnya dapat terjadi dengan 3 cara
:
1. Perpindahan secara migrasi
Materi yang bermuatan, karena adanya gaya tarik menarik elektrostatik, maka materi bermuatan
bergerak menuju kutub dengan muatan yang berlawanan, yakni kation-kation menuju katoda dan
anion-anion menuju anoda.
2. Perpindahan secara difusi
Partikel-partikel mengalir dari daerah yang lebih rapat (pekat) menuju daerah yang lebih renggang
(cucu).
3. Perpindahan secara konveksi
Pengaruh temperatur dan goyangan atau pengadukan menyebabkan partikel berpindah dari tempat
ke tempat lain.
Dari ketiga jenis perpindahan tersebut menyebabkan laju perpindahan massa yang berimplikasi pada
besarnya arus total (itot) yang terjadi
it = arus total
it = im + id + ik im = arus migrasi
id = arus difusi
ik = arus konveksi
Dalam polarografi, diusahakan agar arus yang terukur adalah semata-mata berasal dari arus difusi
saja, maka im dan ik harus dihilangkan atau diperkecil. Arus konveksi dapat dikurangi dengan cara
melakukan percobaan tanpa pengadukan dan arus migrasi dikurangi atau ditekan dengan
penggunakan elektrolit pendukung.
Selanjutnya dengan menganggap, hanya arus difusi saja yang ada, untuk luas elektroda sebesar S,
besarnya rapat arus (I) adalah :
I=
Menurut hukum Fick tentang difusi, kecepatan difusi adalah sebanding dengan gradien konsentrasi,
yang dinyatakan sebagai :

atau
I=nFD
i=nFSD
x = jarak dari permukaan elektroda
D = koefisien difusi
Secara skematis difusi partikel pada permukaan elektroda dapat digambarkan sebagai berikut :
Co = konsentrasi analit pada tubuh larutan
Ce = konsentrasi analit pada permukaan elektroda
S = tebal lapisan difusi

Bila (Co-Ce) adalah penurunan konsentrasi analit pada lapisan difusi (s), dan elektroda berada pada
keadaan keseimbangan dinamik, maka harga dapat diganti dengan , sehingga persamaan menjadi :
i=nFSD
Dengan penggunaan E pada elektroda yang divariasikan, maka harga i menjadi naik dan
menyebabkan konsentrasi analit pada permukaan elektroda (Ce) menjadi menurun, sehingga Co
dianggap jauh lebih besar dari Ce, maka
i=
Sebenarnya lapis difusi  bukan merupakan tebal yang konstan, tetapi berubah sesuai gradien
konsentrasi . Misalkan ada dua satuan jarak dari permukaan elektroda yaitu dan x (x + dx). Flux
materi pada permukaan elektroda per satuan luar (fo) dapat dirumuskan sebagai

Pada saat dt ada beda flux dari fx menjadi f(x + dx) di bagian lain dari bidang, maka

Persamaan diferensial orde kedua ini dapat diselesaikan menurut difusi linier semi infisit, yang
menghasilkan hubungan
Bila disubstitusikan pada persamaan i = n F S D , maka

Apabila dipelajari lebih lanjut pada elektroda tetes air raksa yang diskemakan berikut, ada suatu
keadaan dimana tetes air raksa tumbuh dan kemudian jatuh serta diperbaharui lagi dengan bentuk
yang baru.

Bila waktu hidup air raksa adalah  dan waktu tetesnya adalah t, maka volume tetesan adalah
V =  r3
dengan v = volume Hg yang mengalir (dalam satuan C3/detik)
r = jari-jari pada saat 
Dengan menganggap bahwa difusi terjadi adalah difusi planar pada elektroda S, maka
S = 4  r2 = 4 = k (m)2/3
m = masa tetes Hg (dalam  gr/detik)
 = kecepatan Hg
k = tetapan
sehingga besarnya arus i
i = k n F D1/2 . (m . )2/3 .
atau i = k’ n D1/2 m 2/3 1/6 Co
k, k’ = adalah tetapan
Keadaan ini adalah besarnya arus pada saat tepat tetesan akan jatuh. Dengan menggunakan harga-
harga yang ada pada elektroda merkuri dan adanya fluktuasi waktu hidup dari tetesan dan adanya
masalah Inersia, Ilkovie memberikan koreksi terhadap persamaan di atas menjadi

id = 607 . n D1/2 m 2/3 1/6 Co

Dari persamaan tersebut tampak bahwa besarnya arus difusi berbanding lurus dengan konsentrasi
analit dalam larutan (Co).

C. Prinsip Dasar Hubungan Arus Potensial


Untuk reaksi setengah sel
Oks(ag) + ne  Red (ag)
dengan Oks = bentuk teroksidasi dan Red = bentuk tereduksi
Untuk elektroda tetes air raksa (ETAR), berlaku hubungan
EETAR = E° – log
Bila anodanya adalah elektroda kalomel jenuh (EKJ), maka besarnya potensial terpasang :
Eapp = EETAR – EEKJ – IR
Jika IR dianggap kecil, maka :
Eapp= E° – log – EEKJ
Pada saat elektrolisis, arus difusi mengandung arti kecepatan mengangkut partikel dari tubuh
larutan ke permukaan elektroda, sehingga untuk mengangkut spesi Oks menuju katoda berlaku
persamaan
i = K’ . VOks I = arus yang timbul pada Eapp yang digunakan
Voks = laju migrasi partikel Oks
K’ = tetapan kesebandingan
Apabila laju partikel
VOks = K’ ([Oks]larutan – [Oks]elektroda)
maka : i = k . K’ [(Oks)larutan – (Oks)elektroda]
atau : i = k [(Oks)larutan – (Oks)elektroda]
Telah disinggung sebelumnya bila id = k [Oks]larutan
maka id – i = K [Oks]lar – {K(Oks)lar – K (Oks)elektroda
id – i = K . [Oks]elektroda
[Oks]e =
Untuk keadaan spesi Red : i = kRed (Red)e atau
[Red]e = , maka persamaan Eapp, menjadi
Eapp = E° – EEKJ – log . – log
Pada keadaan i = , didefinisikan sebagai Eapp = E1/2 yaitu potensial setengah gelombang, sebagai
potensial yang memberikan arus yang timbul adalah separuh dari arus difusi, maka
E1/2 = E° – EEKJ – log
Sehingga
Eapp = E1/2 – log

Dari hubungan antara E dan i, maka diperoleh bentuk voltamogram sebagai berikut :
Dari hubungan antara i dan E, pada polarografi diperoleh polarogram yang umum sebagai berikut :

Untuk tujuan analisis kualitatif maupun kuantitatif kita dapat mengukur polarogram analit. Sebagai
contoh suatu sampel yang mengandung ion Cd2+ setelah diukur akan mempunyai polarogram
sebagai berikut :
Untuk menentukan kuantitatif analit dalam sampel maka perlu dibandingkan dengan zat standar.
Dengan membandingkan besarnya arus difusi, maka zat analit dapat dihitung melalui perbandingan
id dan konsentrasi secara grafik polarogram yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

D. Instrumentasi Polarografi
1. Mercury Elektroda (Elektroda Merkuri)
Elektroda merkuri merupakan elektroda kerja dalam sistem polarografi, disamping 2 elektroda yang
lain yaitu elektroda pembanding (Ag/AgCe atau kolonel jenuh) dan elektroda pembantu (Auxiallary
elektroda) (Pt atau Au). Ketiga elektroda ditempatkan dalam satu tabung yang mengandung analit.
Adapun bentuk skema elektroda tersebut adalah sebagai berikut :
2. Potensiostat
Potensiostat merupakan bagian instrument yang terdiri dari rangkaian listrik yang berguna untuk
menjaga potensial dan mengatur potensial tetap pada nilai tertentu.
Secara sederhana

3. Alat pembaca (Readout)


Pada prinsipnya polarografi adalah mengukur arus yang keluar akibat pemberian potensial tertentu.
Alat ukur yang paling sederhana adalah mikroampermeter. Pada perkembangannya pembacaan arus
secara digital bahkan komputerise.

E. Hal-hal Pendukung pada Polarografi


1. Pelarut dan elektrolit pendukung
Elektrolit pendukung berfungsi untuk menekan arus migrasi, mengontrol potensial agar tahanan
larutan dikurangi serta menjaga kekuatan ion total yang konstal. Polarografi dapat dilakukan pada
fase air dan fase organik. Pada fase air biasanya digunakan elektrolit pendukung garam-garam
seperti KCl, KNO3, NH4Cl dan NH4NO3.
Pada polarografi dengan fase organik (seperti : asetonitril, propilen karbonat, dimetil formamid,
dimetil sulfoksid dan alkohol) biasanya dipakai elektrolit pendukung garam tetra alkil amonium.
Sedangkan buffer (seperti asetat, fostat atapun sitrat) digunakan apabila pH larutan sangat perlu
untuk dikontrol.
2. Pengusir Oksigen
Oksigen dapat mengalami reduksi dalam dua tahap, yaitu
O2 + 2H+ + x = H2O2 E = -0,1 Volt
H2O2 + 2H+ + x = 2H2O E = -0,9 Volt
Apabila polarografi digunakan untuk analisis spesi zat yang mempunyai nilai potensial reduksi sekitar
–0,1 Volt dan –0,9 Volt, maka adanya oksigen akan mengganggu pengukuran. Oleh sebab itu
diperlukan zat pengusir gas oksigen. Umumnya untuk kasus ini digunakan gas nitrogen untuk
mengusir gas oksigen.

Soal-soal :
1. Hitunglah konsentrasi Ni (mg/l) dalam larutan sampel berdasarkan data polarografi berikut :
Larutan Arus pada Eapp
-1.1 Volt
1)
2)

3) 25 ml NaCl 0,2 M diencerkan tepat 50 ml


25 ml NaCl 0,2 M + 10 ml larutan sampel dan diencerkan tepat 50 ml
25 ml NaCl 0,2 M + 10 ml larutan standar Ni2+ 2.3 10-4 M dan diencerkan tepat 50 ml 8,4 A
46,3 A

68,4 A

2. Elektroda tetes air raksa digunakan untuk menentukan ion Pb2+ secara polarografi. Bila larutan
Pb2+ dengan konsentrasi 1.10-3 M arus difusinya 8,76 A, berapa konsentrasi larutan sampel yang
mempunyai arus difusi 16.31 A yang diukur pada kondisi yang sama
* Sesuai hukum i  Co i = k . Co
k=
Pada standar
k=
Pada sampel i  C(Pb2+)
i = k Co
C(Pb2+) =
CPb2+ = = 16,31 x
= 1,86 10-3 M

I. Pengertian Stripping Voltametri


Stripping Voltammetry adalah suatu metoda voltametri yang menggunakan elektroda
kerja suatu elektroda bentuk khusus stationer, serta proses analisisnya terdiri dari dua tahap,
yaitu tahap praelektrolisis atau pengendapan dan tahap stripping atau pelarutan kembali. Pada
tahap praelektrolisis ion-ion logam dalam contoh, pada potensial negatif akan direduksi,
kemudian dikonsentrasikan pada elektroda kerja, sehingga metode stripping ini akan lebih
sensitif, karena konsentrasi logam dalam elektroda 100 sampai 1000 kali lebih banyak dari
pada konsentrasi ion logam dalam larutan. Pada tahap stripping (pelarutan kembali), harga
potensial elektroda dinaikkan linier ke arah positif, sehingga terjadi oksidasi dan ion-ion logam
yang semula mengendap pada elektroda ak'an melarut kembali.
Pada potensial oksidasi dari masing-masing ion yang dianalisis, dihasilkan arus
stripping sebagai fungsi dari potensial oksidasi elektroda, sehingga dapat digunakan untuk
menentukan ion-ion logam pada daerah konsentrasi ppb. Setelah metode ini mengalami
bermacam-macam pengemba-ngan dan dengan adanya kemajuan-kemajuan dibidang elektro-
nika, maka cara stripping ini mengalami kemajuan yang sangat pesat.

II. Voltametri Pelucutan (Stripping Voltammetry)

Analisis voltametri pelucutan merupakan teknik yang sensitif dalam penentuan logam
karena adanya proses prekonsentrasi yang dapat menurunkan limit deteksi. Sekitar 4-5 logam
dapat ditentukan secara simultan pada beberapa matrik pada konsentrasi hingga 10-10 M
dengan menggunakan alat yang relative murah. Limit deteksi dapat diturunkan karena
keberadaan kontaminan dapat diminimalkan. Stripping analysis terdiri dari dua tahap, yaitu
deposisi analit pada permukaan elektroda (prekonsentrasi) dan stripping, yaitu pelepasan
deposit. Beberapa jenis stripping analysis yaitu:
II.1. Voltametri Pelucutan Anoda (Anodic Stripping Voltammetry)

Voltametri pelucutan anoda merupakan metode voltametri pelucutan dengan pemberian


potensial awal yang lebih negatif dibanding potensial reduksi setengah sel larutan analitnya
(reduksi analit) kemudian dilucutkan ke potensial yang lebih positif (oksidasi analit). Metode
ini efektif digunakan untuk logam yang dapat larut dalam merkuri membentuk amalgam.
Elektroda yang digunakan adalah elektroda tetes air raksa menggantung (HMDE) dan elektroda
film-tipis air raksa. Elektroda padat seperti glassy carbon digunakan untuk menganalisa ion-
ion logam yang sangat elektropositif seperti Hg(II), Au(III), Ag(I), dan Pt. Sebagai contoh
penentuan logam dengan menggunakan elektroda merkuri. Tahap pertama yaitu deposisi analit
dengan pemberian potensial deposisi dimana dipilih potensial yang lebih negatif dari potensial
setengah gelombang dari ion atau ion-ion yang akan dianalisis. Selama tahap deposisi
umumnya dilakukan pengadukan untuk memaksimalkan kontak antara analit dan elektroda.

Mn+ + ne- + Hg M(Hg)


Mekanisme kedua tahap anodic stripping voltammetry ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 2. Scan Potensial untuk Voltametri Pelucutan Anoda

II.2. Voltametri Pelucutan Katoda (Chatodic Stripping Voltammetry)

Voltametri pelucutan katoda digunakan untuk menganalisis senyawa organik dan


anorganik yang tidak dapat membentuk garam dengan merkuri. Prosedur dari metode ini secara
garis besar sama dengan langkah-langkah dalam voltametri pelucutan anoda. Tahap pertama
yaitu deposisi analit secara oksidasi dengan pemberian potensial deposisi dimana dipilih
potensial yang lebih positif dari potensial setengah gelombang dari ion atau ion-ion yang akan
dianalisis.
An- + Hg HgA + ne-
Tahap kedua yaitu pelucutan (stripping). Pada tahap ini potensial discan ke arah negatif
sehingga HgA direduksi dan arus yang mengalir diukur.

HgA + ne- An- + Hg


Beberapa anion yang telah dapat ditentukan dengan menggunakan metode ini
diantaranya adalah arsenat, klorida, bromida, iodin, kromat, ungstat, molibdat, vanadat, sulfat,
oksalat, suksinat, selenat, sulfida, merkaptan, tiosianat dan senyawa-senyawa tio.

II.3. Voltametri Pelucutan Adsorpsi (Adsorptive Stripping Voltammetry)

Metode ini adalah bagian dari voltametri pelucutan yang merupakan teknik baru dan
terdiri dari 4 langkah yaitu pembentukan kompleks antara logam dengan ligan, adsorpsi
kompleks pada permukaan elektroda, reduksi logam atau kompleks, dan pengukuran arus
dengan scan potensial secara anoda atau katoda. Tujuan dari teknik ini adalah untuk membuat
analisis lebih selektif dan menurunkan limit deteksi. Selektivitas dapat ditingkatkan dengan
memilih ligan maupun larutan elektrolit, semakin selektif ligan yang digunakan selektivitas
akan semakin baik. Limit deteksi diturunkan dengan meningkatnya konsentrasi analit yang
teradsorp pada permukaan elektroda.

Voltametri pelucutan adsorpsi terutama digunakan untuk analisis logam runut.


Beberapa logam telah ditentukan dengan metode ini mempunyai limit deteksi yang sangat
rendah (10-10–10-11 M). Seluruh prosedur difokuskan pada pemilihan ligan. Selain itu metode
ini sangat cocok digunakan untuk penentuan senyawa organik (seperti obat anti kanker, vitamin
dan pestisida) yang menunjukan sifat aktif permukaan. Skema scan potensial ditunjukkan pada
Gambar 2.

II.3. Voltametri Terlucuti


Sebuah bentuk voltametri yang mana analitnya pada mulannya disetorkan kepada
elektroda dan kemudian dihilangkan atau “dilucuti”, secara elektrokimiawi ketika
memonitoring arus sebagai fungsi dari penerapan potensial teraplikasi.

Salah satu teknik voltametrik yg terpenting adalah pelucutan voltametri, yang mana
terbagi menjadi 3 teknik yang saling berkaitan : anodik, kathodik, dan adsoptive voltametri.
Dalam pelucutan voltametri telah ditemukan penerapannya secara luas yang kita
menganggapnya sebagai sesuatu yang sangat baik.

Pelepasan voltametrik anodik terdiri dari 2 step. Potensial teratur yang mana bidang
kerja elektrodanya biasanya mempertahankan tetesan merkuri atau lapisan merkuri, yang
bertahan pada kathodik yang cukup potensial, yang kemudian mensetorkan ion logam kepada
elektrodanya.

Contoh, dengan Cu2+, reaksi penyetoran yang terjadi adalah :

Cu2+ (aq) + 2e- Cu(Hg)

Dimana (Hg) mengindikasikan bahwa tembaga dicampur dengan raksa. Langkah ini
pada dasanya menjelaskan sebab terjadinya prekonsentrasi analit dari volume besar ke volume
kecil dari elektroda. Larutan diaduk selama proses elektrolisis untuk meningkatkan kecepatan
penyetoran. Jika sudah mendekati dari proses penyetoran, pengadukan harus dihentikan.
Pengeliminasian konveksi sebagai sebuah mode dari transportasi massa. Waktu
penyetoran(deposisi) yang berkisar antara 1-30 menit itu biasa, jika deposisinya terjadi lebih
lama, berarti analitnya berada pada konsentrasi yang lebih rendah.

Dalam step yang kedua, potensial diamati secara anodik terhadap potensial positif
berlebihan. Ketika potensial bidang kerjanya cukup positf, analit dilepaskan dari elektrode,
yang kemudian mengembalikan larutan kebentuk larutan ter-oksidasi.

Cu(Hg) Cu2+ (aq) + 2e-

Arus selama proses pelucutan diamati sebagai suatu fungsi potensial, menyebabkan
terjadinya bentuk puncak pada voltamogram. Puncak arusnya sebanding dengan konsentrasi
analit pada larutan.Pelucutan voltametri anodik sangatlah sensitif terhadap kondisi
experimental, yang mana harus secara hati2 terkontrol agar hasilnya akurat dan tepat. Variable
intinya termasuk area dari lapisan elektroda merkuri atau ukuran dari tetesan merkuri ketika
mempertahankan elektroda tetesan merkuri, waktu deposisi, waktu sisa, kecepatan
pengadukan, dan pengamatan selama proses pelucutan. Pelucutan voltametri anodik sangat
baik digunakan untuk logam yang wujudnya bercampur dengan merkuri. Design experimental
untuk pelucutan voltametri kathodik sama dengan pelucutan voltametri anodik dengan 2
pengecualian, yang pertama, langkah deposisi meliputi oksidasi dari elektroda Hg dengan
Hg22+, yang mana kemudian bereaksi dengan analit untuk membentuk lapisan yang kuat(tak
terpecahkan) pada lapisan dari elektroda. Contoh, ketika Cl- sebagai suatu analit, proses
deposisi(penyetoran)nya yaitu :

2Hg (l) + 2Cl- (aq) Hg2Cl2 (s) + 2e-

Yang kedua, proses pelucutan diselesaikan dengan mengamati secara kathodik terhadap
potensial negative berlebihan, mereduksi Hg22+ kembali ke Hg dan merubah analit menjadi
larutan.

Hg2Cl2 (s) + 2e- 2Hg (l) + 2Cl- (aq)

Dalam pelucutan voltametri adsorptif, proses deposisi terjadi tanpa elektrolisis.


Malahan, analit menyerap ke lapisan elektroda. Selama proses penyetoran, elektrode
dipertahankan pada suatu potensial yang mempertinggi adsorpsi.

Contoh :

Adsorpsi molekul netral pada tetesan Hg dapat dipertinggi/perbesar jika elektrodanya


berkisar antara -0.4V vs SCE, suatu potensial yang mana lapisan pengisian dari merkuri
berkisar 0. Ketika deposisi(penyetoran) selesai, potensi dipindai dalam suatu arah
anodik/kathodik namun tergantung apakah kita ingin mengoksidasi/mereduksi analitnya.

Bagan Voltametrik dengan tetesan mengantung /stripping

Anda mungkin juga menyukai