• Mesomeri didefinisikan sebagai polaritas yang dihasilkan dalam molekul oleh
interaksi dua ikatan 𝜋 atau antara ikatan 𝜋 dan pasangan elektron bebas yang ada pada atom yang berdekatan. • Mesomeri terjadi karena adanya perpindahan electron atau yang berhubungan dengan konyugasi/resonansi dari substituen yang terikat senyawa aromatis. • Mesomeri dapat terjadi pada senyawa yang tak jenuh (yang memiliki ikatan rangkap) dan terjadi di sepanjang molekul yang masih menyediakan sistem terkonjugasi. • Mesomeri terdiri dari +M (electron diberikan kepada system aromatis) dan –M (electron diambil/ditarik dari system aromatis). • Efek mesomeri negatif (–M) ketika substituennya adalah gugus penarik elektron dan efeknya positif (+ M) ketika substituennya adalah gugus pelepas elektron. Mesomeri positif (+M) • +M merupakan mesomeri dimana electron diberikan kepada system aromatis atau adanya substituen yang terikat pada sistem aromatis yang bersifat sebagai pendorong electron • Contoh : Efek +M pada gugus metoksi dalam eter Mesomeri negatif (-M) • -M merupakan mesomeri dimana electron diambil/ditarik dari system aromatis atau adanya substituen yang terikat pada sistem aromatis yang bersifat sebagai penarik electron • Contoh : Efek –M pada gugus karbonil dalam aldehid Contoh : • Efek +M pada gugus metoksi dalam eter
• Efek –M pada gugus karbonil dalam acrolein
• Dengan adanya factor mesomeri akan mempengaruhi kereaktifan
molekular senyawa organic • +M EFFECT ORDERS : • –O− > –NH2 > –NHR > –OR > –NHCOR > –OCOR > –Ph > –F > –Cl > –Br > –I • -M EFFECT ORDER : • –NO2 > –CN > --S(=O)2−OH > –CHO > –C=O > –COOCOR > –COOR > –COOH > –CONH2 > – COO− • Mesomeri dapat terjadi pada senyawa yang tak jenuh (yang memiliki ikatan rangkap) namun efek induktif dapat terjadi pada senyawa jenuh (tidak memiliki ikatan rangkap) maupun tak jenuh (memiliki ikatan rangkap). Efek induktif hanya terbatas pada jarak yang terbatas namun efek mesomeri terjadi di sepanjang molekul yang masih menyediakan sistem terkonjugasi. • Urutan reaktivitas mesomeri +M substituen yang terikat pada system aromatis adalah sebagai berikut: -NH2> -NHR> -NR2> -OH> -OR> -NHCOR(amida)>-C6H5> -R> X • • Adanya stabilisasi resonansi dari senyawa fenol menyebabkan keasaman senyawa fenol > alcohol sedangkan alcohol elektron terpusat pada O sehingga tidak stabil karena tidak ada stabilisasi resonansi. • Dengan adanya factor mesomeri akan mempengaruhi kereaktifan molekular senyawa organic, mis. kereaktifan antara fenol dengan alcohol seperti yang dijelaskan di atas. • M+ : mis. senyawa fenol dimana gugus hidroksi yang terikat pada aromatis merupakan +M dimana dalam bentuk struktur resonansi ion fenolat muatan negative terstabilkan sehingga menambah kerapatan electron pada posisi orto dan para. • M- : mis. senyawa nitrobenzene dimana gugus nitro yang terikat pada benzene merupakan factor -M dimana dalam bentuk struktur resonansi nitrobenzene muatan parsial + pada posisi orto dan para, oleh karena itu nitrobenzene merupakan pengarah meta jika direaksikan dengan substitusi elektrofilik.Jadi adanya –M pada system aromatic akan mengurangi kerapatan electron.