Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KIMIA ORGANIK

“IKATAN IKIMIA”

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1


AHMAD DZAKWAN ZAKY (NIM 122023006)
AURA QOLBU (NIM 122023005)

DOSEN PENGAJAR: Ir. LEGISO, M.Si

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan terima kasih selalu,kami panjatkan untuk kehadirat Allah SWT atas segalanya
nikmat,kekuatan,taufik serta hidayah-NYA.Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada
baginda nabi kita “Muhammad SAW” beserta keluarga,sahabat dan pengikutnya hingga akhir
zaman. Atas kehendak Allah SWT saya bias menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyertakan terima kasih kepada bpk Samsul Ir. Legiso, M.Si sebagai dosen mata
kuliah kimia organic dan semua yang telah membantu dalam penulisan makalah ini, sehingga dapat
diselesaikan meskipun dalam bentuk sederhana. Penulis berharap semoga makalah ini bias
menambah penghetauan para pembacanya.
Penulis menyadari banyak kekurangan dan kelemahan dalam isi maupun sistematis penulisan
makalah oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menanggapi makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya dan juga bermanfaat bagi penulis.

Palembang, September 2023


Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................................... ii
Daftar Isi ........................................................................................................................ iii
BAB 1 .............................................................................................................................1
Pendahuluan ....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................................................1
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................................1

BAB II.............................................................................................................................2
Kajian Pustaka ................................................................................................................2
2.1 Pengertian Ikatan Kimia ...........................................................................................2
2.2 Jenis-jenis Ikatan Kimia, dan reaksi-reaksi yang terdapat di ikatan kimia ...............2

BAB III ..........................................................................................................................26


Penutup ..........................................................................................................................26
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................26
3.2 Saran ........................................................................................................................26
Daftar Pustaka ................................................................................................................27
BAB 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Sistem periodik kimia adalah tampilan unsur-unsur kimia yang tertera dalam tabel. Jumlah unsur
yang terdapat pada tabel sistem periodik adalah sebanyak 118 unsur. Jumlah unsur yang terdapat
di alam lebih dari 118 unsur. Hal ini disebabkan karena atom-atom dapat bereaksi antara satu
atom dengan atom yang lain membentuk substansi baru yang disebut dengan senyawa. Bila dua
atau lebih atom-atom berikatan dan membentuk ikatan kimia menghasilkan senyawa yang unik
yaitu memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang berbeda dari sifat asalnya (sifat dari unsur-unsur
sebelum bereaksi.
Ada beberapa hal yang kita dapat perhatikan, yaitu terdapat banyak contoh penerapan unsur-
unsur kimia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya contohnya adalah air. Air merupakan
materi yang penting bagi kehidupan. Sebagian besar kebutuhan pokok kita menggunakan air.
Bahkan dalam tubuh, air penting untuk menjaga DNA dari kerusakan, mengantarkan nutrisi ke
seluruh bagian tunuh, dan menjaga keseimbangan suhu tubuh. Kita mengetahui air memiliki
rumus senyawa H2O.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka rumsan masalah dari makalah kali ini
adalah:
1.Apa yang di maksud dengan pengertian ikatan kimia dan senyawa organic ?
2.Apa sajakah jenis-jenis ikatan kimia ?
3.Bagaimana proses terbentuknya ikatan kimia ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari ikatan kimia
2. Untuk mengetahui seluruh jenis-jenis ikatan kimia
3. Untuk mengetahui dan memahami proses terbentuknya ikatan kimia

1.4 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui dan memahami tentang ikatan kimia

1.5 Manfaat Penelitian


Melatih dan dan memberi wawasan tentang ikatan kimia
BAB II
Kajian Pusaka

2.1 Pengertian Ikatan Kimia


Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya tarik
menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik
menjadi stabil. Penjelasan mengenai gaya tarik menarik ini sangatlah rumit dan dijelaskan oleh
elektrodinamika kuantum. Dalam prakteknya, para kimiawan biasanya bergantung pada teori kuantum
atau penjelasan kualitatif yang kurang kaku (namun lebih mudah untuk dijelaskan) dalam menjelaskan
ikatan kimia. Secara umum, ikatan kimia yang kuat diasosiasikan dengan transfer elektron antara dua
atom yang berpartisipasi. Ikatan kimia menjaga molekul-molekul, kristal, dan gas- gas diatomik untuk
tetap bersama. Selain itu ikatan kimia juga menentukan struktur suatu zat.
Kekuatan ikatan-ikatan kimia sangatlah bervariasi. Pada umumnya, ikatan kovalen dan ikatan ion
dianggap sebagai ikatan "kuat", sedangkan ikatan hidrogen dan ikatan van der Waals dianggap sebagai
ikatan "lemah". Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa ikatan "lemah" yang paling kuat dapat lebih
kuat daripada ikatan "kuat" yang paling lemah.
.

Gambar 1 Contoh model titik Lewis yang menggambarkan ikatan kimia anatara karbon C, hidrogen
H, dan oksigen O. Penggambaran titik lewis adalah salah satu dari usaha awal kimiawan dalam
menjelaskan ikatan kimia dan masih digunakan secara luas sampai sekarang
tata cara mempunyai tujuan hidup yang diinginkan

2.2 Jenis-jenis Ikatan Kimia


1. Ikatan Primer
Ikatan primer adalah ikatan kimia dimana ikatan gata antar atomnya relatif besar. Ikatan primer ini
terdiri atas ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.
Pengertian Ikatan Ionik Menurut Ahli (James E. Brady, 1990)
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (James
E. Brady, 1990). Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan electron (logam) dengan atom
yang menangkap elektron (bukan logam). Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah menjadi
ion positif.

Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron berubah menjadi ion negatif. Antara
ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion
(ikatan elektrovalen). Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik
biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam dan nonlogam.

roses terbentuknya ikatan ionik dicontohkan dengan pembentukan NaCl. Natirum (Na) dengan
konfigurasi elektron (2,8,1) akan lebih stabil jika melepaskan 1 elektron sehingga konfugurasi elektron
berubah menjadi (2,8). Sedangkan Klorin (Cl), yang mempunyai konfigurasi (2,8,7), akan lebih stabil
jika mendapatkan 1 elektron sehingga konfigurasinya menjadi (2,8,8). Jadi agar keduanya menjadi
lebih stabil, maka natrium menyumbang satu elektron dan klorin akan kedapatan satu elektron dari
natrium.
Ketika natrium kehilangan satu elektron, maka natrium menjadi lebih kecil. Sedangkan klorin akan
menjadi lebih besar karena ketambahan satu elektron. Oleh karena itu ukuran ion positif selalu lebih
kecil daripada ukuran sebelumnya, namun ion negatif akan cenderung lebih besar daripada ukuran
sebelumnya. Ketika pertukaran elektron terjadi, maka Na akan menjadi bermuatan positif (Na+) dan
Cl akan menjadi bermuatan negatif (Cl–). Kemudian terjadi gaya elektrostatik antara Na+ dan
Cl– sehingga membentuk ikatan ionik.

Ikatan Ion Terbentuk antara lain :


1. Ion positif dengan ion negative
2. Atom-atom berenergi potential ionisasi kecil dengan atom-atom berafinitas electron besar
(Atom-atom unsuk golongan IA, IIA dengan atom-atom unsur golongan VIA, VIIA),
3. Atom-atom dengan keelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang mempunyai
keelektronegatifan yang besar
Sifat-sifat senyawa ion sebagai berikut.
1. Dalam bentuk padatan tidak menghantar listrik karena partikel-partikel ionnya terikat kuat
pada kisi, sehingga tidak ada elektron yang bebas bergerak.
2. Leburan dan larutannya menghantarkan listrik.
3. Umum berupa zat padat kristal yang permukaannya keras dan sukar digores.
4. Titik leleh dan titik didihnya tinggi.
5. Larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar.

Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik-menarik antar ion yang bermuatan positif dan ion yang
bermuatan negative.

Menurut Wibowo (2013) ada beberapa yang perlu di perhatikan, biasanya terjadi kesalahan konsep
dalam materi ikatan kimia. Contoh sebagai berikut:
1. Ikatan ionic hanya dapat terjadi antara kation dan aanion sederhana,
2. Senyawa ionic hanya dapat terbentuk secara langsung dari ion-ion, DLL

Pada formula atau rumus ionik. Senyawa ion itu tidak ada sebagai molekul, sehinga kita tidak dapat
mengetahui tentang rumus molekul dari senyawa ion. Sebagai gantinya, rumus ionik suatu senyawa
ialah rumus empiris senyawa tersebut. Seperti contoh, natrium klorida rumusnya NaCl.

Menurut Saunders (2007) ada beberapa jumlah yang sama dengan ion tersebut dalam kisi ioniknya,
seperti contoh :

1. Magnesium Oksida berisi Mg2+ dan O2- ion, dan rumusnya itu MgO
2. Kalsium Klorida berisi Ca2+ dan cl2- ion, dan rumusnya itu CaCl2
3. Alumunium Oksida berisi Al3+ dan O2- ion, dan rumusnya itu Al2O3

Ikatan Kovalen (James E. Brady, 1990)


Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara bersama-sama
oleh dua atom (James E. Brady, 1990). Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama
ingin menangkap elektron (sesama atom bukan logam).

Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan electron ikatan (PEI) dan pasangan elektron
valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut pasangan elektron bebas (PEB).
Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom-atom unsur nonlogam, bisa sejenis (contoh: H2, N2, O2,
Cl2, F2, Br2, I2) dan berbeda jenis (contoh: H2O, CO2, dan lain-lain). Senyawa yang hanya
mengandung ikatan kovalen disebut senyawa kovalen.

Rumus Kimia Senyawa Kovalen


Dengan mengacu pada aturan oktet, kita dapat memprediksikan rumus molekul dari senyawa yang
berikatan kovalen. Dalam hal ini, jumlah elektron yang dipasangkan harus disamakan. Akan tetapi,
perlu diingat bahwa aturan oktet tidak selalui dipatuhi, terdapat beberapa senyawa kovalen yang
melanggar aturan oktet.

Contohnya adalah ikatan antara H dan O dalam H2O. Konfigurasi elektron H dan O adalah H
memerlukan 1 elektron dan O memerlukan 2 elektron. Agar atom O dan H mengikuti kaidah oktet,
jumlah atom H yang diberikan harus menjadi dua, sedangkan atom O satu, sehingga rumus molekul
senyawa adalah H2O.

Pasangan electron yang berikatan


Ikatan Kovalen terdiri dari:
Ikatan Kovalen Nonpolar
Ikatan kovalen nonpolar yaitu ikatan kovalen yang PEInya tertarik sama kuat ke arah atom-atom yang
berikatan. Senyawa kovalen nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur yang mempunyai beda
keelektronegatifan nol atau mempunyai momen dipol = 0 (nol) atau mempunyai bentuk molekul
simetri. Titik muatan negative electron persekutuan berhimpit, sehingga pada molekul pembentuknya
tidak terjadi momen dipol, dengan perkataan lain bahwa elektron persekutuan mendapat gaya tarik
yang sama.

Ikatan kovalen nonpolar terdiri dari:


Ikatan kovalen tunggal
Ikatan kovalen tunggal yaitu ikatan kovalen yang memiliki 1 pasang PEI.

Contoh: H2, H2O (konfigurasi elektron H = 1; O = 2, 6).

Contoh pembentukan ikatan pada molekul H2O di bawah ini:

Ikatan kovalen tunggal


Ikatan kovalen rangkap dua
Ikatan kovalen rangkap 2 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 2 pasang PEI.

Contoh: O2, CO2 (konfigurasi elektron O = 2, 6; C = 2, 4).


Berikut ini pembentukan ikatan angkap 2 pada molekul CO2.

Ikatan kovalen rangkap dua

Ikatan kovalen rangkap 3


yaitu ikatan kovalen yang memiliki 3 pasang PEI.

Contoh: N2 (Konfigurasi elektron N = 2, 5).

Berikut ini pembentukan ikatan rangkap 3 pada molekul N2

Ikatan kovalen rangkap tiga

Ikatan Kovalen Polar


Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang PEInya cenderung tertarik ke salah satu atom yang
berikatan. Kepolaran suatu ikatan kovalen ditentukan oleh keelektronegatifan suatu unsur. Senyawa
kovalen polar biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda keelektronegatifannya besar,
mempunyai bentuk molekul asimetris, mempunyai momen dipol. Ikatan kovalen yang terjadi antara
dua atom yang berbeda disebut ikatan kovalen polar. Ikatan kovalen polar dapat juga terjadi antara dua
atom yang sama tetapi memiliki keelektronegatifan yang berbeda.

Contoh ikatan kovalen polar: HF

Contoh ikatan kovalen polar HF

Dalam senyawa HF ini, F mempunyai keelektronegatifan yang tinggi jika dibandingkan H.. sehingga
pasangan elektron lebih tertarik kearah F, akibatnya akan terbentuk dipol-dipol atau terjadi
pengkutuban (terbentuknya kutub antara H dan F).

Ikatan Kovalen Koordinasi


Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen di mana pasangan electron yang dipakai bersama
hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang satu lagi tidak menyumbangkan
elektron.Jadi disini terdapat satu atom pemberi pasangan electron bebas, sedangkan atom lain sebagai
penerimanya. Ikatan kovalen koordinasi kadang-kadang dinyatakan dengan tanda panah (→) yg
menunjukan arah donasi pasangan elektron.

Contoh Ikatan Kovalen Koordinasi: BF3NH3

5B = 1s2 2s2 2p1


9F = 1s2 2s2 2p5
7N = 1s2 2s2 2p3
Contoh Ikatan Kovalen Koordinasi BF3NH3

Sifat-sifat Senyawa Kovalen :


1. Titik didih
Pada umumnya senyawa kovalen mempunyai titik didih yang rendah (rata-rata di bawah suhu 200 0C).
Sebagai contoh Air, H2O merupakan senyawa kovalen. Ikatan kovalen yang mengikat antara atom
hidrogen dan atom oksigen dalam molekul air cukup kuat, sedangkan gaya yang mengikat antar
molekul-molekul air cukup lemah. Keadaan inilah yang menyebabkan air dalam fasa (bentuk) cair
akan mudah berubah menjadi uap air bila dipanaskan sampai sekitar 100 0C, akan tetapi pada suhu ini
ikatan kovalen yang ada di dalam molekul H2O tidak putus.

Titik didih

2. Volatitilitas (kemampuan untuk menguap)


Sebagian besar senyawa kovalen berupa cairan yang mudah menguap dan berupa gas. Molekul-
molekul pada senyawa kovalen yang mempunyai sifat mudah menguap sering menghasilkan bau yang
khas. Parfum dan bahan pemberi aroma merupakan senyawa kovalen contoh dari senyawa kovalen
yang mudah menguap
Volatitilitas

3. Kelarutan
Pada Umumnya senyawa kovalen tidak dapat larut dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik.
Pelarut organik merupakan senyawa karbon, misalnya bensin, minyak tanah, alkohol, dan aseton.
Namun ada beberapa senyawa kovalen yang dapat larut dalam air karena terjadi reaksi dengan air
(hidrasi) dan membentuk ion-ion. Misalnya, asam sulfat bila dilarutkan ke dalam air akan membentuk
ion hidrogen dan ion sulfat. Senyawa kovalen yang dapat larut dalam air selanjutnya disebut dengan
senyawa kovalen polar, sedangkan senyawa kovalen yang tidak larut dalam air selanjutnya disebut
dengan senyawa kovalen non polar.

Kelarutan

4. Daya hantar Listrik


Pada umumnya senyawa kovalen pada berbagai wujud tidak dapat menghantar arus listrik atau bersifat
non elektrolit, kecuali senyawa kovalen polar. Hal ini disebabkan senyawa kovalen polar mengandung
ion-ion jika dilarutkan dalam air dan senyawa tersebut temasuk senyawa elektrolit lemah. Berikut ini
gambar perbedaan antara senyawa non elektrolit, elektrolit lemah dan elektrolit kuat.
Daya hantar Listrik

Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama electron elektron valensi
antaratomatom logam. Contoh: logam besi, seng, dan perak. Ikatan logam bukanlah ikatan ion atau
ikatan kovalen. Salah satu teori yang dikemukakan untuk menjelaskan ikatan logam adalah teori lautan
elektron. Contoh terjadinya ikatan logam. Tempat kedudukan elektron valensi dari suatu atom besi
(Fe) dapat saling tumpang tindih dengan tempat kedudukan elektron valensi dari atom-atom Fe yang
lain.

Tumpang tindih antarelektron valensi ini memungkinkan elektron valensi dari setiap atom Fe bergerak
bebas dalam ruang di antara ion-ion Fe+ membentuk lautan elektron. Karena muatannya berlawanan
(Fe2+ dan 2 e–), maka terjadi gaya tarik-menarik antara ion-ion Fe+ dan elektron-elektron bebas ini.
Akibatnya terbentuk ikatan yang disebut ikatan logam.

Adanya ikatan logam menyebabkan logam bersifat:


pada suhu kamar berwujud padat, kecuali Hg;
keras tapi lentur/dapat ditempa;
mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi;
penghantar listrik dan panas yang baik;
mengilap.

Contoh ikatan logam


Perbandingan Sifat Fisis Senyawa Logam dengan Senyawa Non Logam
Logam Non Logam
1 Padatan logam termasuk penghantar listrik Padatan non logam biasanya bukan
yang baik penghantar listrik
2 Mempunya kilap logam Tidak mengkilap
3 Kuat dan keras (apabila digunakan sebagai Kebanyakan non logam tidak kuat dan
logam paduan) lunak
4 Dapat di bengkokkan dan di ulur Biasanya rapuh dan patah apabila di
bengkokkan atau di ulur
5 Penghantar panas yang baik Sukar menghantarkan panas
6 Kebanyakan logam memiliki kerapatan yang Kebanyakan non logam memiliki kerapatan
besar rendah
7 Kebanyakan logam memiliki titik didih dan Kebanyakan non logam memiliki titik didih
titik leleh yang tinggi dan tiitik leleh yang rendah

REAKSI SENYAWA LOGAM :


Logam-logam alkali mempunyai beberapa sifat fisik antara lain semuanya lunak, putih mengkilat, dan
mudah dipotong. Jika logam-logam tersebut dibiarkan di udara terbuka maka permukaannya akan
menjadi kusam karena logam-logam tersebut mudah bereaksi dengan air atau oksigen, dan biasanya
disimpan dalam minyak tanah.

Bersamaan dengan semakin bertambahnya nomor atom maka tingkat kelunakannya juga semakin
bertambah. Tingkat kelunakan logam-logam alkali makin bertambah sesuai dengan bertambahnya
nomor atom logam-logam tersebut. Sifat-sifat kimia logam alkali tanah dapat diamati antara lain dari
reaksinya terhadap air. Reaksinya dengan air menghasilkan gas hidrogen dan hidroksida serta cukup
panas. Reaktivitas terhadap air dingin semakin bertambah besar dengan bertambahnya nomor logam.

Logam-logam alkali tanah, kecuali berilium semuanya berwarna putih, mudah dipotong dan nampak
semakin mengkilat jika dipotong, serta cepat menjadi kusam di udara. Reaktivitasnya terhadap air
berbeda-beda. Berilium dapat bereaksi dengan air dalam keadaan pijar dan airnya dalam bentuk uap.
Magnesium bereaksi dengan air dingin secara lambat dan semakin cepat bila makin panas, logam-
logam alkali tanah yang lain sangat cepat bereaksi dengan air dingin menghasilkan gas hidrogen dan
hidroksida serta menghasilkan banyak panas.

Senyawa klorida dari logam-logam alkali maupun alkali tanah larut dalam air membentuk ion hidrat
sederhana. banyak klorida kovalen atau agak kovalen mengalami hidrolisis dan menghasilkan klorida
dan oksida atau hidroksinya. Misalnya larutan aluminium klorida bereaksi dengan air membentuk
aluminium hidroksida.

Reaksi senyawa logam

Polarisasi Ikatan Kovalen


Perbedaan keelektronegatifan dua atom menimbulkankepolaran senyawa. Adanya perbedaan
keelektronegatifan tersebut menyebabkan pasangan elektron ikatan lebih tertarik ke salah satu unsur
sehingga membentuk dipol. Adanya dipol inilah yang menyebabkan senyawa menjadi polar. Pada
senyawa HCl, pasangan elektron milik bersama akan lebih dekat pada Cl karena daya tarik terhadap
elektronnya lebih besar dibandingkan H.

Hal itu menyebabkan terjadinya polarisasi pada ikatan H – Cl. Atom Cl lebih negatif daripada atom
H, hal tersebut menyebabkan terjadinya ikatan kovalen polar.

Contoh:
1) Senyawa kovalen polar: HCl, HBr, HI, HF, H2O, NH3.
2) Senyawa kovalen nonpolar: H2, O2, Cl2, N2, CH4, C6H6, BF3.
Pada ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran senyawanya ditentukan oleh hal-hal
berikut.

1) Jumlah momen dipol, jika jumlah momen dipol = 0, senyawanya


bersifat nonpolar. Jika momen dipol tidak sama dengan 0 maka
senyawanya bersifat polar.

2) Bentuk molekul, jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya bersifat nonpolar, sedangkan
jika bentuk molekulnya tidak simetris maka senyawanya bersifat polar.

Aturan Oktet
Aturan oktet, yaitu unsur akan mendapatkan atau kehilangan elektron untuk mencapai keadaan penuh
delapan elektron valensi (oktet). Contohnya yaitu Natrium memiliki satu elektron valensi. Menurut
hukum oktet, unsur ini akan bersifat stabil ketika memiliki 8 elektron valensi. Dengan demikian,
natrium akan kehilangan elektron 3s-nya. Dengan demikian, atom natrium akan berubah menjadi ion
natrium dengan muatan positif satu (Na+).

Ion tersebut isoelektronik dengan neon (gas mulia) sehingga ion Na+ bersifat stabil. Sementara, untuk
memenuhi aturan oktet, unsur klorin membutuhkan satu elektron untuk melengkapi pengisian elektron
pada 3p. Setelah menerima satu elektron tambahan, unsur ini berubah menjadi ion dengan muatan
negatif satu (Cl–). Ion Cl–isoelektronik dengan argon (gas mulia) sehingga bersifat stabil.

Jika natrium dicampurkan dengan klorin, jumlah elektron natrium yang hilang akan sama dengan
jumlah elektron yang diperoleh klorin. Satu elektron 3s pada natrium akan dipindahkan ke orbital 3p
pada klorin.

❖ Pengecualian dan Kegagalan Aturan Oktet


Walaupun aturan oktet banyak membantu dalam meramalkan rumus kimia senyawa biner sederhana,
akan tetapi aturan itu ternyata banyak dilanggar dan gagal dalam meramalkan rumus kimia senyawa
dari unsur-unsur transisi dan postransisi.

1. Pengecualian aturan oktet


Pengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut.

• Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.


Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4 termasuk dalam kelompok
ini. Hal ini menyebabkan setelah semua elektron valensinya dipasangkan tetap belum mencapai oktet.
Contohnya adalah BeCl2, BCl3, dan AlBr3.
• Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil. Contohnya adalah NO2, yang mempunyai
elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17.
• Senyawa yang melampaui aturan oktet. Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang
dapat menampung lebih dari 8 elektron pada kulit terluarnya (ingat, kulit M dapat menampung
hingga 18 elektron). Beberapa contoh adalah PCl5, SF6, ClF3, IF7, dan SbCl5.
Kegagalan aturan oktet
Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun postransisi. Unsur
postransisi adalah unsur logam setelah unsur transisi, misalnya Ga, Sn, dan Bi. Sn mempunyai 4
elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2. Begitu juga Bi yang
mempunyai 5 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1dan +3.
Pada umumnya, unsur transisi maupun unsur postransisi tidak memenuhi aturan oktet.

2. Ikatan Sekunder (Gaya Tarik Antarmolekul)


Ikatan sekunder adalah ikatan antar molekul. Gaya ikatan sekunder timbul dari dipol atom atau
molekul. Pada dasarnya dipol listrik timbul jika ada jarak pisah antara bagian positif dan negatif dari
sebuah atom dan molekul. Perlu diingat bahwa gaya tarik antarmolekul berikatan dengan sifat-sifat
fisis zat, seperti titik leleh dan titik didih.

Semakin kuat gaya tarik antarmolekul, semakin sulit untuk memutuskannya, sehingga mengakibatkan
semakin tinggi titik leleh maupun titik didih suatu senyawa.

1. Gaya London / Gaya Dispersi


Gaya London atau gayadispersi adalah gaya tarik menarik antara molekul-molekul dalam zat yang
nonpolar. Fritz London, seorang ilmuwan Jerman mengungkapkan teori tentang gaya ini, sehingga
gaya ini bisa disebut gaya London. Gaya London adalah gaya dimana elektron senantiasa bergerak
dalam orbital. Perpindahan elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan suatu molekul
yang secara normal bersifat nonpolar menjadi polar sesaat, membentuk dipol sesaat.

Dipol yang terbentuk dengan cara ini disebut dipol sesaat karena dipol ini dapat berubah secara banyak
dalam satu detik. Dipol sesaat pada suatu molekul dapat mengimbas molekul di sekitarnya sehingga
membentuk suatu dipol terimbas.
Gaya London merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yng molekulnya bertarikan hanya berdasarkan
gaya London mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah dibandingkan dengan zat lain yang
massa molekulnya relatif kira-kira sama. Jika molekul-molekulnya kecil, zat-zat itu biasanya
berbentuk gas pada suhu kamar. Contohnya adalah hidrogen (H2), nitrogen (N2), metana (CH4), gas-
gas mulia seperti helium (He), dan sebagainya.

Kekuatan gaya London bergantung pada beberapa faktor, antara lain kerumitan molekul dan ukuran
molekul.

Kerumitan Molekul
Lebih banyak terdapat interaksipada molekul kompleks dari molekul sederhana, sehingga Gaya
London lebih besar dibandingkan molekul sederhana.
Makin besar Mr makin kuat Gaya London.

Ukuran Molekul
Molekul yang lebih besar mempunyai tarikan lebih besar dari pada molekul berukuran kecil. Sehingga
mudah terjadi kutub listrik sesaat yang menimbulkan Gaya London besar.
Dalam satu golongan dari atas ke bawah, ukurannya bertambah besar, sehingga gaya londonnya juga
semakin besar.

2. Ikatan Hidrogen
Suatu gaya antarmolekul yang relatif kuat terdapat dalam senyawa hidrogen yang mempunyai
keelektronegatifan besar, yaitu fluorin (F), oksigen (O), dan nitrogen (N). Misalnya dalam HF, H20,
dan NH3. Hal ini tercermin dari titik didih yang menyolok tinggi dari senyawa-senyawa tersebut
dibandingkan dengan senyawa lain yang sejenis.

Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam
molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk.

Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin
tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya.
Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya
memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga
titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.
Gambar Ikatan Hidrogen

Ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul air, dimana muatan parsial positif berasal dari atom H yang
berasal dari salah satu molekul air. Ikatan hidrogen dapat terjadi inter molekul dan intra molekul. Jika
ikatan terjadi antara atom-atom dalam molekul yang sama maka disebut ikatan hidrogen intramolekul
atau didalam molekul, seperti molekul H2O dengan molekul H2O. Ikatan hidrogen, juga terbentuk
pada pada antar molekul seperti molekul NH3, CH3CH2OH dengan molekul H2O, ikatan yang
semacam ini disebut dengan ikatan hidrogen intermolekul.

3. Ikatan / Gaya Van Der Waals


Gaya-gaya antarmolekul secara kolektif disebut juga gaya van der Waals. Jadi, bisa dikatakan bahwa
gaya London, gaya dipol-dipol, dan gaya dipol-dipol terimbas, semuanya tergolong gaya van der
Waals. Namun demikian, ada kebiasaan untuk melakukan pembedaan yang bertujuan untuk
memperjelas gaya antarmolekul dalam suatu zat berikut.

• Istilah gaya London atau gaya dispersi digunakan, jika gaya antarmolekul itulah satu-satunya,
yaitu untuk zat-zat yang nonpolar. Misalnya untuk gas mulia, hidrogen, dan nitrogen.
• Istilah gaya van der Waals digunakan untuk zat yang mempunyai dipol-dipol selain gaya
dipersi, misalnya hidrogen klorida dan aseton.

Geometri Molekul
Geometri molekul berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Molekul diatomik
memiliki geometri linear; Molekul triatomik dapat bergeometri linear atau bengkok; Molekul
tetraatomik bergeometri planar (datar sebidang) atau piramida. Semakin banyak atom penyusun
molekul, semakin banyak pula geometrinya.
Geometri molekul dapat ditentukan melalui percobaan. Namun demikian, molekul-molekul sederhana
dapat diramalkan geometrinya berdasarkan pemahaman tentang struktur elektron dalam molekul.

Teori Domain Elektron


Teori domain elektron adalah suatu cara meramaikan geometri molekul berdasarkan tolak-menolak
elektron-elektron pada kulit luar atom pusat. Domain elektron berarti kedudukan elektron atau daerah
keberadaan elektron, dalam hal ini pada atom pusat. Jumlah domain elektron ditentukan sebagai
berikut.

1. Satu pasangan elektron ikatan (PEI), baik ikatan tunggal, rangkap, atau rangkap tiga,
merupakan satu domain.
2. Satu pasangan elektron bebas (PEB) merupakan satu domain.
No. Senyawa Rumus Lewis Atom Pusat Atom Pusat Jumlah
(PEI) (PEB) Domain
Elektron
1. H20 HOH 2 2 4
2. CO2 OCO 2 0 2
3. SO2 OSO 2 1 3

Tabel 1.4

Prinsip Dasar Teori Domain Elektron


1. Antara domain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak-menolak, sehingga domain
elektron akan mengatur diri (mengambil formasi) sedemikian rupa sehingga tolak-menolak di
antaranya menjadi minimum.
2. Pasangan elektron bebas mempunyai gaya tolak yang sedikit lebih kuat daripada pasangan
elektron ikatan. Hal itu terjadi karena pasangan elektron bebas hanya terikat pada satu atom
sehingga gerakannya lebih leluasa.
Pengertian Senyawa Organik
Sebelum membahas lebih rinci dan jelas mengenai kimia organik, maka yang sangat perlu diketahui
adalah pengertian kimia Senyawa organik. Senyawa organik adalah senyawa yang banyak
mengandung unsur karbon dan unsur lainnya seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, belerang, dan fosfor
dalam jumlah sedikit.
Berikut ini beberapa contoh senyawa organik yang banyak terdapat dalam kehidupan sehari-sehari,
yaitu :

CH4= Metana (gas alam/ biogas) , C2H2= Etuna (gas karbit) , C2H5OH= Etanol (alkohol) ,
C6H12O6= Glukosa , CH3COOH= Asam asetat (cuka) , C8H18= Oktana (bensin) , C2H6= Etana ,
C3H8= Propana , C3H6O= Propana (aseton) .

Dari pengertian yang ada kimia organic memiliki ruang lingkup yag meluas, tidak hanya meliputi
senyawa-senyawa dari alam melainkan jua termasuk senyawa sintesis yakni senyawa yang dibuat di
laboratorium. Senyawa-senyawa karbon, memiliki peranan penting dalam seluruh organism hidup
dalam kehidupan sehari-hari.Kini telah dikenal lebih dari dua juta senyawa karbon atau senyawa
organic dibandingkan dengan ± 100.000 senyawa organik. Sifat khas dari senyawa organik adalah
memiliki kemampuan berikatan dengan atom-atom umum lainnya.

Atom karbon dalam senyawa karbon dapat membentuk rantai panjang, cincin, dan susunan lain yang
lebih rumit. Senyawa karbon dapat terbentuk dari molekul-molekul besar seperti polistirena.Berawal
dari penjelasan pada pendahuluan terutama latar belakang telah digambarkan mengenai senyawa
organik dan senyawa an-organik maka di sini dapat ditunjukkan perbedaan-perbedaannya.

No. Senyawa Organik Senyawa An-organik


1. Tidak tahan panas Tidak panas (terurai pada suhu tinggi)
2. Semuanya berikatan Kovalen Dapat di berikan ion (kovalen)
3. Sebagai besar tidak dalam air Sebagian besar larut dalam air
4. Reaksi lambat Reaksinya relative cepat
5. Memiliki rantai yang Panjang Tidak memiliki rantai yang Panjang
6. Mempunya isomer Tidak memiliki isomer
7. Jika di bakar menghasilkan arang Jika dibakar tidak menghasilkan arang
Senyawa-senyawa organik sintesis biasanya terdiri dari penggabungan kepingan kecil dan sederhana
menjadi molekul besar yang kompleks. Ikatan kimia dipecahkan melalui reaksi-reaksi kimia.

Ikatan dan Isomer


Atom mengandung inti ( nucleus ) yang kecil dan padat dikelilingi oleh electron-elektron inti
bermuatan positif, dan terdiri dari proton (+) dan neutron ( -). Nomor atom suatu unsur: jumlah proton
dalam inti / jumlah neutron bobot atom ≤ jumlah proton dan neutron.

Orbital adalah electron-elektron terpusat pada daerah tertentu yang dikelilingi inti. Pada dasarnya
bahwa sebelum mengetahui tentang ikatan asam unsur-unsur yang bergabung untuk membentuk ikatan
kimia maka yang perlu diketahui adalah mengenai unsur-unsur kulit elektron.

Susunan Elektron Dalam Kulit Atom


Nomor Kulit Jumlah Jumlah Elektron Jika
Orbital Kulit Terisi Penuh
Setiap
Kulit
S P D
1 1 0 0 2
2 1 3 0 8
31 1 3 5 18

Susunan elektron dari 18 unsur pertama adalah:

Unsur- unsur : Hidrogen,Herlium, Litium, Berilium, Boron, Karbon, Nitrogen, Oksigen, Fluor, Neon,
Natrium, Magnesium, Aluminium, Silikon, Fosfor, Belerang, Klor, dan Argon.

Elektron valensi dari 18 unsur pertama :


Elektron valensi dari 18 unsur pertama

Ikatan Ionik dan Kovalen


Ikatan ionik terbentuk melalui pemindahan satu atau lebih electron valensi dari satu atom ke atom lain.
Atom yang menyerahkan electron menjadi bermuatan positif yaitu kation,sedangkan atom yang
menerima electron menjadi bermuatan negative adalah anion.Contoh : Reaksi antara atom natrium dan
klor membentuk natrium klorida (garam dapur). Dengan reaksinya :

Na + .C: → Na+ + :Cl:–

Atom Atom Kation Anion

Natrium Klor Natrium Klor

Atom-atom seperti natrium yang cenderung menyerakan elektronnya dinamakan elektropositif,


sedangkan atom-atom seperti klor yang cenderug menerima electron dinamakan elektronegatif.

Reaksinya:

H +H → H: + Klor

Atom Molekul

Hidrogen Hidrogen

• Karbon dan Ikatan Kovalen


Atom karbon tidak mempunyai kecenderungan kuat untuk melepaskan semua elektronnya atau
kecenderungan kuat untuk menerima 4 elektron. Karbon tidak bersifat elektropositif kuat dan
elektronegatif kuat melainkan membentuk ikata kovalen dengan atom lain melalui penggunaan
electron bersama.

Misalnya:
Metana yakni karbon bergabung denga empat atom hidogen (masing-masing memperjuangkan satu
empat electron valensi)

Karbon tetraklorida

• Ikatan tunggal Karbon-karbon


Sifat khas atom karbon yitu memiliki kemampuan yang terbatas untuk menggunakan bersama
elektronnya tidak saja dengan unsur lain tetapi juga dengan atom karbon lain. Misalnya etana dan
heksakloroetana: setiap karbon terikat dengan tiga atom hitrogen atau tiga atom klor.

Gambar Etana Dan Heksakloroetana

Kendatipun mereka tidak memiliki satu melainkan dua atom kabon, senyawa-senyawa ini mempunyai
sifat kimia yang serupa dengan (brturut-turut) metana dan karbonnetraklorida. Ikatan karbon-karbon
(molekulnya: karbon dengan karbon) Pada etana, seperti halnya dengan ikatan hitrogen pada molekul
hitrogen adalah ikatan kovalen murni yang electron-elektron digunakan bersama dianatara dua atom
karbon yang identik.
Sebagaimana halnya dengan molekul hidrogen, kalor digunakan untuk memecah-mecahkan ikatan
karbon menjadi dua bagian CH3 (dinamakan radikal metal). Radikal aialah bagian dengan elektron
bebas yang jumlahnya ganjil.

Gambar Etana Dan klor Dan Radikal Metil

Jumlah atom karbon yang dapat berikatan hamper tak terbatas dan beberapa molekul dapat
mengandung sederet 100 atau lebih ikatan karbon-karbon. Kemampuan unsur untuk membentuk rantai
sebagai hasil ikatan atom sejenis dinamakan katensi (catention). Atom karbon tidak hanya berikatan
dalam rantai yang lurus melainkan juga membentuk cabang dan melingkar sebagaimana kita lihat
sangat seragam.

• Valensi
Valensi berarti kekuatan atau kapasitas dan sangat berkaitan dengan gabungan kekuatan dari satu
unsur. Valensi unsur-unsur adalah jumlah ikatan yang dapat dibuat oleh unsur-unsur yang
bersangkutan.

• Isometri
Rumus molekul adalah suatu zat yang hanya menyatakan jumlah dan macam tom yang ada sedangkan
rumus struktur menjelaskan bagaimana atom – atom tersusun. misalnya : H2O adalah rumus molekul
untuk air. setiap molekul air tersusun dari dua atom hidogen dan satu atom oksigen.

Rumus sturkturnya H – O – H

Istilah isomer berasal dari bahasa latin yaitu “Isos” artinya sama dan “metos” artinya bagian. jadi
isomer sturktur adalah senyawa – senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi berbeda
rumus strukturnya.

contoh: untuk rumus C2H6O


rumus strukturnya :

untuk rumus C2H6O

Pada rumus pertama, kedua karbon dihubungkan melalui ikatan kovalen tunggal, sedangkan pada
rumus kedua karbon dihubungkan dengan oksigen. Untuk mengetahui susunan mana yang merupakan
cairan dan mana yang merupakan gas, yaitu dengan melakukan pengujian kimia sederhana.

cairan C2H6O (etil alcohol atau etanol) bereaksi denagn logam natrium menghasilkan gas hydrogen
dan senyawa baru C2H5O na. sedangkan gas C2H6O (dimetil eter) tidak bereaksi dengan logam
natrium. keduannya merupakan isomer – isomer struktur dimana mempunyai rumus struktur yang
sesame tetapi berbeda strukturnya.

Penulisan rumus struktur


Dalam penulisan rumus struktur , untuk mempelajari kimia organik maka dapat dilakukan dengan
beberapa cara misalnya untuk rumus molekul C5H12

• Rantai lurus (C-C-C-C-C)


Rantai tersebut menggunakan satu valensi bagi setiap karbon yang berada “diujung” ke karbon
nerikutnya ditengah rantai. karena itu setiap setiap karbon yang memiliki sisa tiga valensi untuk
mengikat hydrogen.

• Rantai bercabang
Misalkan untuk mengurangi trpanjang dari empat karbon dan dihubungkan. karbon kelima pada salah
satu karbon dibagin tengah seperti: C-C-C-C-

C
Jika ditambahkan ikatan-ikatan lain pada setiap karbon agar memenuhi valensi empat akan terlihat
ada tiga karbon yang mempunyai tiga hidrogen sedangkan adapula yang mempunyai satu atau dua
hidrogen.

isopentana atau 2-metil butana

• Singkatan rumus struktur


Untuk memudahkan penulisan rumus struktur maka dapat dilakukan dengan cara disingkat tampa
mengurangi arti dari rumus tersebut. misalnya rumus struktur etil alkohol.

Singkatan rumus struktur


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Penutup
3.1 Kesimpulan
Mengenai kembali dari latar belakang penulisan sampai pada pembahasan mengenai Ikatan
Kimia Dan Senyawa Organik dalam kehidupan sehari–hari telah ditunjukkan penulis tentang
berbagai kimia organik yang berasal dari senyawa–senyawa yang terdapat di dalam dan juga sintesi
dari penelitian laboratorium.

Berasal dari sekian banyak senyawa dan gugus–gugus karbon yang ada memiliki peranan
penting dalam kehidupan sehari–hari tertutama dalam bidang trasportasi, kesehatan juga dalam
bidang–bidang lain yang bersangkutan dengan kebutuhan hidup manusia.

Saran

Dalam penulisan makalah ini masih sangat membutuhkan banyak penyempurnaan namun juga
sangat bermanfaat dalam mendalami pengetahuan tentang Ikatan Kimia Dan Senyawa Organik.
Dengan demikian penulis dapat member saran saran sebagai berikut :

Bagi pembaca yang menemukan kekurangan – kekurangn dalam tulisan ini, perlu pembenahan
denagn mengoleksi banyak sumber demi penyempurnaan
Tidak hanya sekedar pembaca tulisan terapai bila perlu sangat diharapkan untuk bisa
mempelajari dan mendalaminya sebagai pengetahuan yang penting.

3.2 Saran
Makalah ini adalah Upaya dalam memahami dasar-dasar agama islam . Semoga adanyaa kajian
ini, dapat memperjelas isi dasar-dasar agama islam . Makalah ini tentunya bukanlah makalah yang
sempurna dan tanpa kekurangan. Cukup kiranya penulis terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/ikatan-kimia/

Elida Tety. 1996. Pengantar Kimia. Jakarta: Penerbit Gunadarma.

Mukti Agus. 2013. Peningkatan Pemahaman Konsep Ikatan Kimia Melalui Perbaikan Bahan Ajar.
Aceh: Chimica Didactica Acta.

Nigel, Saunders. 2007. Chemistry eBook for AQA. New York: Oxford University Press.

UPT MKU. 20113. Kimia Dasar I. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Rufaida, Anis Dyah., Wulandari, Erna Tri, dan Waldjinah. 2013. Detik-detik Ujian Nasional Kimia
Tahun Pelajaran 2013/2014. Klaten: Intan Pariwara.

Saidah, Aas, dan Purba, Michael. 2013. Kimia Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Syarifudin. 2008. Inti Sari Kimia untuk SMA. Tangerang: Scientific Press.

Hark Suminar, 1983. Kimia Organik, Edisi Ke Enam. Penerbit: Erlangga, Jakarta

Kolo, Sefrinus,. 2009. Bahan Ajar Kimia Organik. Universitas Timor. Kefamenanu.

Lianawati Lucia, 1999. Bimbingan Pemantapan Kimia. Penerbit: CV Yrama Widya, Bandung

Kiagus Ahmad Roni Legiso , Maret 2021. Kimia Organik

Anda mungkin juga menyukai