“IKATAN IKIMIA”
Puji dan terima kasih selalu,kami panjatkan untuk kehadirat Allah SWT atas segalanya
nikmat,kekuatan,taufik serta hidayah-NYA.Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada
baginda nabi kita “Muhammad SAW” beserta keluarga,sahabat dan pengikutnya hingga akhir
zaman. Atas kehendak Allah SWT saya bias menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyertakan terima kasih kepada bpk Samsul Ir. Legiso, M.Si sebagai dosen mata
kuliah kimia organic dan semua yang telah membantu dalam penulisan makalah ini, sehingga dapat
diselesaikan meskipun dalam bentuk sederhana. Penulis berharap semoga makalah ini bias
menambah penghetauan para pembacanya.
Penulis menyadari banyak kekurangan dan kelemahan dalam isi maupun sistematis penulisan
makalah oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menanggapi makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya dan juga bermanfaat bagi penulis.
BAB II.............................................................................................................................2
Kajian Pustaka ................................................................................................................2
2.1 Pengertian Ikatan Kimia ...........................................................................................2
2.2 Jenis-jenis Ikatan Kimia, dan reaksi-reaksi yang terdapat di ikatan kimia ...............2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari ikatan kimia
2. Untuk mengetahui seluruh jenis-jenis ikatan kimia
3. Untuk mengetahui dan memahami proses terbentuknya ikatan kimia
Gambar 1 Contoh model titik Lewis yang menggambarkan ikatan kimia anatara karbon C, hidrogen
H, dan oksigen O. Penggambaran titik lewis adalah salah satu dari usaha awal kimiawan dalam
menjelaskan ikatan kimia dan masih digunakan secara luas sampai sekarang
tata cara mempunyai tujuan hidup yang diinginkan
Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron berubah menjadi ion negatif. Antara
ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion
(ikatan elektrovalen). Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik
biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam dan nonlogam.
roses terbentuknya ikatan ionik dicontohkan dengan pembentukan NaCl. Natirum (Na) dengan
konfigurasi elektron (2,8,1) akan lebih stabil jika melepaskan 1 elektron sehingga konfugurasi elektron
berubah menjadi (2,8). Sedangkan Klorin (Cl), yang mempunyai konfigurasi (2,8,7), akan lebih stabil
jika mendapatkan 1 elektron sehingga konfigurasinya menjadi (2,8,8). Jadi agar keduanya menjadi
lebih stabil, maka natrium menyumbang satu elektron dan klorin akan kedapatan satu elektron dari
natrium.
Ketika natrium kehilangan satu elektron, maka natrium menjadi lebih kecil. Sedangkan klorin akan
menjadi lebih besar karena ketambahan satu elektron. Oleh karena itu ukuran ion positif selalu lebih
kecil daripada ukuran sebelumnya, namun ion negatif akan cenderung lebih besar daripada ukuran
sebelumnya. Ketika pertukaran elektron terjadi, maka Na akan menjadi bermuatan positif (Na+) dan
Cl akan menjadi bermuatan negatif (Cl–). Kemudian terjadi gaya elektrostatik antara Na+ dan
Cl– sehingga membentuk ikatan ionik.
Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik-menarik antar ion yang bermuatan positif dan ion yang
bermuatan negative.
Menurut Wibowo (2013) ada beberapa yang perlu di perhatikan, biasanya terjadi kesalahan konsep
dalam materi ikatan kimia. Contoh sebagai berikut:
1. Ikatan ionic hanya dapat terjadi antara kation dan aanion sederhana,
2. Senyawa ionic hanya dapat terbentuk secara langsung dari ion-ion, DLL
Pada formula atau rumus ionik. Senyawa ion itu tidak ada sebagai molekul, sehinga kita tidak dapat
mengetahui tentang rumus molekul dari senyawa ion. Sebagai gantinya, rumus ionik suatu senyawa
ialah rumus empiris senyawa tersebut. Seperti contoh, natrium klorida rumusnya NaCl.
Menurut Saunders (2007) ada beberapa jumlah yang sama dengan ion tersebut dalam kisi ioniknya,
seperti contoh :
1. Magnesium Oksida berisi Mg2+ dan O2- ion, dan rumusnya itu MgO
2. Kalsium Klorida berisi Ca2+ dan cl2- ion, dan rumusnya itu CaCl2
3. Alumunium Oksida berisi Al3+ dan O2- ion, dan rumusnya itu Al2O3
Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan electron ikatan (PEI) dan pasangan elektron
valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut pasangan elektron bebas (PEB).
Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom-atom unsur nonlogam, bisa sejenis (contoh: H2, N2, O2,
Cl2, F2, Br2, I2) dan berbeda jenis (contoh: H2O, CO2, dan lain-lain). Senyawa yang hanya
mengandung ikatan kovalen disebut senyawa kovalen.
Contohnya adalah ikatan antara H dan O dalam H2O. Konfigurasi elektron H dan O adalah H
memerlukan 1 elektron dan O memerlukan 2 elektron. Agar atom O dan H mengikuti kaidah oktet,
jumlah atom H yang diberikan harus menjadi dua, sedangkan atom O satu, sehingga rumus molekul
senyawa adalah H2O.
Dalam senyawa HF ini, F mempunyai keelektronegatifan yang tinggi jika dibandingkan H.. sehingga
pasangan elektron lebih tertarik kearah F, akibatnya akan terbentuk dipol-dipol atau terjadi
pengkutuban (terbentuknya kutub antara H dan F).
Titik didih
3. Kelarutan
Pada Umumnya senyawa kovalen tidak dapat larut dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik.
Pelarut organik merupakan senyawa karbon, misalnya bensin, minyak tanah, alkohol, dan aseton.
Namun ada beberapa senyawa kovalen yang dapat larut dalam air karena terjadi reaksi dengan air
(hidrasi) dan membentuk ion-ion. Misalnya, asam sulfat bila dilarutkan ke dalam air akan membentuk
ion hidrogen dan ion sulfat. Senyawa kovalen yang dapat larut dalam air selanjutnya disebut dengan
senyawa kovalen polar, sedangkan senyawa kovalen yang tidak larut dalam air selanjutnya disebut
dengan senyawa kovalen non polar.
Kelarutan
Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama electron elektron valensi
antaratomatom logam. Contoh: logam besi, seng, dan perak. Ikatan logam bukanlah ikatan ion atau
ikatan kovalen. Salah satu teori yang dikemukakan untuk menjelaskan ikatan logam adalah teori lautan
elektron. Contoh terjadinya ikatan logam. Tempat kedudukan elektron valensi dari suatu atom besi
(Fe) dapat saling tumpang tindih dengan tempat kedudukan elektron valensi dari atom-atom Fe yang
lain.
Tumpang tindih antarelektron valensi ini memungkinkan elektron valensi dari setiap atom Fe bergerak
bebas dalam ruang di antara ion-ion Fe+ membentuk lautan elektron. Karena muatannya berlawanan
(Fe2+ dan 2 e–), maka terjadi gaya tarik-menarik antara ion-ion Fe+ dan elektron-elektron bebas ini.
Akibatnya terbentuk ikatan yang disebut ikatan logam.
Bersamaan dengan semakin bertambahnya nomor atom maka tingkat kelunakannya juga semakin
bertambah. Tingkat kelunakan logam-logam alkali makin bertambah sesuai dengan bertambahnya
nomor atom logam-logam tersebut. Sifat-sifat kimia logam alkali tanah dapat diamati antara lain dari
reaksinya terhadap air. Reaksinya dengan air menghasilkan gas hidrogen dan hidroksida serta cukup
panas. Reaktivitas terhadap air dingin semakin bertambah besar dengan bertambahnya nomor logam.
Logam-logam alkali tanah, kecuali berilium semuanya berwarna putih, mudah dipotong dan nampak
semakin mengkilat jika dipotong, serta cepat menjadi kusam di udara. Reaktivitasnya terhadap air
berbeda-beda. Berilium dapat bereaksi dengan air dalam keadaan pijar dan airnya dalam bentuk uap.
Magnesium bereaksi dengan air dingin secara lambat dan semakin cepat bila makin panas, logam-
logam alkali tanah yang lain sangat cepat bereaksi dengan air dingin menghasilkan gas hidrogen dan
hidroksida serta menghasilkan banyak panas.
Senyawa klorida dari logam-logam alkali maupun alkali tanah larut dalam air membentuk ion hidrat
sederhana. banyak klorida kovalen atau agak kovalen mengalami hidrolisis dan menghasilkan klorida
dan oksida atau hidroksinya. Misalnya larutan aluminium klorida bereaksi dengan air membentuk
aluminium hidroksida.
Hal itu menyebabkan terjadinya polarisasi pada ikatan H – Cl. Atom Cl lebih negatif daripada atom
H, hal tersebut menyebabkan terjadinya ikatan kovalen polar.
Contoh:
1) Senyawa kovalen polar: HCl, HBr, HI, HF, H2O, NH3.
2) Senyawa kovalen nonpolar: H2, O2, Cl2, N2, CH4, C6H6, BF3.
Pada ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran senyawanya ditentukan oleh hal-hal
berikut.
2) Bentuk molekul, jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya bersifat nonpolar, sedangkan
jika bentuk molekulnya tidak simetris maka senyawanya bersifat polar.
Aturan Oktet
Aturan oktet, yaitu unsur akan mendapatkan atau kehilangan elektron untuk mencapai keadaan penuh
delapan elektron valensi (oktet). Contohnya yaitu Natrium memiliki satu elektron valensi. Menurut
hukum oktet, unsur ini akan bersifat stabil ketika memiliki 8 elektron valensi. Dengan demikian,
natrium akan kehilangan elektron 3s-nya. Dengan demikian, atom natrium akan berubah menjadi ion
natrium dengan muatan positif satu (Na+).
Ion tersebut isoelektronik dengan neon (gas mulia) sehingga ion Na+ bersifat stabil. Sementara, untuk
memenuhi aturan oktet, unsur klorin membutuhkan satu elektron untuk melengkapi pengisian elektron
pada 3p. Setelah menerima satu elektron tambahan, unsur ini berubah menjadi ion dengan muatan
negatif satu (Cl–). Ion Cl–isoelektronik dengan argon (gas mulia) sehingga bersifat stabil.
Jika natrium dicampurkan dengan klorin, jumlah elektron natrium yang hilang akan sama dengan
jumlah elektron yang diperoleh klorin. Satu elektron 3s pada natrium akan dipindahkan ke orbital 3p
pada klorin.
Semakin kuat gaya tarik antarmolekul, semakin sulit untuk memutuskannya, sehingga mengakibatkan
semakin tinggi titik leleh maupun titik didih suatu senyawa.
Dipol yang terbentuk dengan cara ini disebut dipol sesaat karena dipol ini dapat berubah secara banyak
dalam satu detik. Dipol sesaat pada suatu molekul dapat mengimbas molekul di sekitarnya sehingga
membentuk suatu dipol terimbas.
Gaya London merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yng molekulnya bertarikan hanya berdasarkan
gaya London mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah dibandingkan dengan zat lain yang
massa molekulnya relatif kira-kira sama. Jika molekul-molekulnya kecil, zat-zat itu biasanya
berbentuk gas pada suhu kamar. Contohnya adalah hidrogen (H2), nitrogen (N2), metana (CH4), gas-
gas mulia seperti helium (He), dan sebagainya.
Kekuatan gaya London bergantung pada beberapa faktor, antara lain kerumitan molekul dan ukuran
molekul.
Kerumitan Molekul
Lebih banyak terdapat interaksipada molekul kompleks dari molekul sederhana, sehingga Gaya
London lebih besar dibandingkan molekul sederhana.
Makin besar Mr makin kuat Gaya London.
Ukuran Molekul
Molekul yang lebih besar mempunyai tarikan lebih besar dari pada molekul berukuran kecil. Sehingga
mudah terjadi kutub listrik sesaat yang menimbulkan Gaya London besar.
Dalam satu golongan dari atas ke bawah, ukurannya bertambah besar, sehingga gaya londonnya juga
semakin besar.
2. Ikatan Hidrogen
Suatu gaya antarmolekul yang relatif kuat terdapat dalam senyawa hidrogen yang mempunyai
keelektronegatifan besar, yaitu fluorin (F), oksigen (O), dan nitrogen (N). Misalnya dalam HF, H20,
dan NH3. Hal ini tercermin dari titik didih yang menyolok tinggi dari senyawa-senyawa tersebut
dibandingkan dengan senyawa lain yang sejenis.
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam
molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk.
Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin
tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya.
Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya
memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga
titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.
Gambar Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul air, dimana muatan parsial positif berasal dari atom H yang
berasal dari salah satu molekul air. Ikatan hidrogen dapat terjadi inter molekul dan intra molekul. Jika
ikatan terjadi antara atom-atom dalam molekul yang sama maka disebut ikatan hidrogen intramolekul
atau didalam molekul, seperti molekul H2O dengan molekul H2O. Ikatan hidrogen, juga terbentuk
pada pada antar molekul seperti molekul NH3, CH3CH2OH dengan molekul H2O, ikatan yang
semacam ini disebut dengan ikatan hidrogen intermolekul.
• Istilah gaya London atau gaya dispersi digunakan, jika gaya antarmolekul itulah satu-satunya,
yaitu untuk zat-zat yang nonpolar. Misalnya untuk gas mulia, hidrogen, dan nitrogen.
• Istilah gaya van der Waals digunakan untuk zat yang mempunyai dipol-dipol selain gaya
dipersi, misalnya hidrogen klorida dan aseton.
Geometri Molekul
Geometri molekul berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Molekul diatomik
memiliki geometri linear; Molekul triatomik dapat bergeometri linear atau bengkok; Molekul
tetraatomik bergeometri planar (datar sebidang) atau piramida. Semakin banyak atom penyusun
molekul, semakin banyak pula geometrinya.
Geometri molekul dapat ditentukan melalui percobaan. Namun demikian, molekul-molekul sederhana
dapat diramalkan geometrinya berdasarkan pemahaman tentang struktur elektron dalam molekul.
1. Satu pasangan elektron ikatan (PEI), baik ikatan tunggal, rangkap, atau rangkap tiga,
merupakan satu domain.
2. Satu pasangan elektron bebas (PEB) merupakan satu domain.
No. Senyawa Rumus Lewis Atom Pusat Atom Pusat Jumlah
(PEI) (PEB) Domain
Elektron
1. H20 HOH 2 2 4
2. CO2 OCO 2 0 2
3. SO2 OSO 2 1 3
Tabel 1.4
CH4= Metana (gas alam/ biogas) , C2H2= Etuna (gas karbit) , C2H5OH= Etanol (alkohol) ,
C6H12O6= Glukosa , CH3COOH= Asam asetat (cuka) , C8H18= Oktana (bensin) , C2H6= Etana ,
C3H8= Propana , C3H6O= Propana (aseton) .
Dari pengertian yang ada kimia organic memiliki ruang lingkup yag meluas, tidak hanya meliputi
senyawa-senyawa dari alam melainkan jua termasuk senyawa sintesis yakni senyawa yang dibuat di
laboratorium. Senyawa-senyawa karbon, memiliki peranan penting dalam seluruh organism hidup
dalam kehidupan sehari-hari.Kini telah dikenal lebih dari dua juta senyawa karbon atau senyawa
organic dibandingkan dengan ± 100.000 senyawa organik. Sifat khas dari senyawa organik adalah
memiliki kemampuan berikatan dengan atom-atom umum lainnya.
Atom karbon dalam senyawa karbon dapat membentuk rantai panjang, cincin, dan susunan lain yang
lebih rumit. Senyawa karbon dapat terbentuk dari molekul-molekul besar seperti polistirena.Berawal
dari penjelasan pada pendahuluan terutama latar belakang telah digambarkan mengenai senyawa
organik dan senyawa an-organik maka di sini dapat ditunjukkan perbedaan-perbedaannya.
Orbital adalah electron-elektron terpusat pada daerah tertentu yang dikelilingi inti. Pada dasarnya
bahwa sebelum mengetahui tentang ikatan asam unsur-unsur yang bergabung untuk membentuk ikatan
kimia maka yang perlu diketahui adalah mengenai unsur-unsur kulit elektron.
Unsur- unsur : Hidrogen,Herlium, Litium, Berilium, Boron, Karbon, Nitrogen, Oksigen, Fluor, Neon,
Natrium, Magnesium, Aluminium, Silikon, Fosfor, Belerang, Klor, dan Argon.
Reaksinya:
H +H → H: + Klor
Atom Molekul
Hidrogen Hidrogen
Misalnya:
Metana yakni karbon bergabung denga empat atom hidogen (masing-masing memperjuangkan satu
empat electron valensi)
Karbon tetraklorida
Kendatipun mereka tidak memiliki satu melainkan dua atom kabon, senyawa-senyawa ini mempunyai
sifat kimia yang serupa dengan (brturut-turut) metana dan karbonnetraklorida. Ikatan karbon-karbon
(molekulnya: karbon dengan karbon) Pada etana, seperti halnya dengan ikatan hitrogen pada molekul
hitrogen adalah ikatan kovalen murni yang electron-elektron digunakan bersama dianatara dua atom
karbon yang identik.
Sebagaimana halnya dengan molekul hidrogen, kalor digunakan untuk memecah-mecahkan ikatan
karbon menjadi dua bagian CH3 (dinamakan radikal metal). Radikal aialah bagian dengan elektron
bebas yang jumlahnya ganjil.
Jumlah atom karbon yang dapat berikatan hamper tak terbatas dan beberapa molekul dapat
mengandung sederet 100 atau lebih ikatan karbon-karbon. Kemampuan unsur untuk membentuk rantai
sebagai hasil ikatan atom sejenis dinamakan katensi (catention). Atom karbon tidak hanya berikatan
dalam rantai yang lurus melainkan juga membentuk cabang dan melingkar sebagaimana kita lihat
sangat seragam.
• Valensi
Valensi berarti kekuatan atau kapasitas dan sangat berkaitan dengan gabungan kekuatan dari satu
unsur. Valensi unsur-unsur adalah jumlah ikatan yang dapat dibuat oleh unsur-unsur yang
bersangkutan.
• Isometri
Rumus molekul adalah suatu zat yang hanya menyatakan jumlah dan macam tom yang ada sedangkan
rumus struktur menjelaskan bagaimana atom – atom tersusun. misalnya : H2O adalah rumus molekul
untuk air. setiap molekul air tersusun dari dua atom hidogen dan satu atom oksigen.
Rumus sturkturnya H – O – H
Istilah isomer berasal dari bahasa latin yaitu “Isos” artinya sama dan “metos” artinya bagian. jadi
isomer sturktur adalah senyawa – senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi berbeda
rumus strukturnya.
Pada rumus pertama, kedua karbon dihubungkan melalui ikatan kovalen tunggal, sedangkan pada
rumus kedua karbon dihubungkan dengan oksigen. Untuk mengetahui susunan mana yang merupakan
cairan dan mana yang merupakan gas, yaitu dengan melakukan pengujian kimia sederhana.
cairan C2H6O (etil alcohol atau etanol) bereaksi denagn logam natrium menghasilkan gas hydrogen
dan senyawa baru C2H5O na. sedangkan gas C2H6O (dimetil eter) tidak bereaksi dengan logam
natrium. keduannya merupakan isomer – isomer struktur dimana mempunyai rumus struktur yang
sesame tetapi berbeda strukturnya.
• Rantai bercabang
Misalkan untuk mengurangi trpanjang dari empat karbon dan dihubungkan. karbon kelima pada salah
satu karbon dibagin tengah seperti: C-C-C-C-
C
Jika ditambahkan ikatan-ikatan lain pada setiap karbon agar memenuhi valensi empat akan terlihat
ada tiga karbon yang mempunyai tiga hidrogen sedangkan adapula yang mempunyai satu atau dua
hidrogen.
Berasal dari sekian banyak senyawa dan gugus–gugus karbon yang ada memiliki peranan
penting dalam kehidupan sehari–hari tertutama dalam bidang trasportasi, kesehatan juga dalam
bidang–bidang lain yang bersangkutan dengan kebutuhan hidup manusia.
Saran
Dalam penulisan makalah ini masih sangat membutuhkan banyak penyempurnaan namun juga
sangat bermanfaat dalam mendalami pengetahuan tentang Ikatan Kimia Dan Senyawa Organik.
Dengan demikian penulis dapat member saran saran sebagai berikut :
Bagi pembaca yang menemukan kekurangan – kekurangn dalam tulisan ini, perlu pembenahan
denagn mengoleksi banyak sumber demi penyempurnaan
Tidak hanya sekedar pembaca tulisan terapai bila perlu sangat diharapkan untuk bisa
mempelajari dan mendalaminya sebagai pengetahuan yang penting.
3.2 Saran
Makalah ini adalah Upaya dalam memahami dasar-dasar agama islam . Semoga adanyaa kajian
ini, dapat memperjelas isi dasar-dasar agama islam . Makalah ini tentunya bukanlah makalah yang
sempurna dan tanpa kekurangan. Cukup kiranya penulis terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidikan.co.id/ikatan-kimia/
Mukti Agus. 2013. Peningkatan Pemahaman Konsep Ikatan Kimia Melalui Perbaikan Bahan Ajar.
Aceh: Chimica Didactica Acta.
Nigel, Saunders. 2007. Chemistry eBook for AQA. New York: Oxford University Press.
Rufaida, Anis Dyah., Wulandari, Erna Tri, dan Waldjinah. 2013. Detik-detik Ujian Nasional Kimia
Tahun Pelajaran 2013/2014. Klaten: Intan Pariwara.
Saidah, Aas, dan Purba, Michael. 2013. Kimia Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Syarifudin. 2008. Inti Sari Kimia untuk SMA. Tangerang: Scientific Press.
Hark Suminar, 1983. Kimia Organik, Edisi Ke Enam. Penerbit: Erlangga, Jakarta
Kolo, Sefrinus,. 2009. Bahan Ajar Kimia Organik. Universitas Timor. Kefamenanu.
Lianawati Lucia, 1999. Bimbingan Pemantapan Kimia. Penerbit: CV Yrama Widya, Bandung